Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TRANSFUSI

Oleh :

1. Alifia Noor Aisyah Ranna (40902000005)

2. Erika Yuliana Putri (40902000027)

3. Erina Fatika Wati (40902000028)

4. Indah Nurhidayah (40902000037)

5. Leny Yuliana (40902000045)

6. Nur Azmi ( 40902000068)

7. Nur Lailah (40902000069)

8. Sepia Tresia Viona (40902000080)

PRODI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 2
Bab I .............................................................................................................................................................. 3
1.1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 3
1.1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 3
1.1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
1.1.3 Tujuan ................................................................................................................................... 4
Bab II ............................................................................................................................................................ 5
1.2 PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 5
1.2.1 Pengertian transfusi ............................................................................................................... 5
1.2.2 Manfaat Transfusi ................................................................................................................. 5
1.2.3 Perspektif transfusi dari segi ................................................................................................. 5
1.2.4 peran perawat dalam menyikapi persefektif mengenai transfusi .......................................... 9
Bab III ......................................................................................................................................................... 11
1.3 PENUTUP................................................................................................................................... 11
1.3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 11
1.3.2 Saran ................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 12

2
Bab I

1.1 PENDAHULUAN

1.1.1 Latar Belakang

`Transfusi darah adalah suatu kegiatan memindahkan darah donor kepada resipien.
Transfusi darah merupakan salah satu komponen terapi yang sangat penting dalam
penatalaksanaan resipien. Pemberian transfusi darah harus berpegang pada prinsip bahwa
manfaat yang akan di terima oleh resipien jauh lebih besar dibandingkan risiko yang akan di
tanggung, semboyan “memberikan darah yang tepat kepada pasien yang tepat pada waktunya
dan tempat yang tepat” harus benar-benar dilaksanakan dalam melakukan transfusi darah
(mulyantari & yasa 2016).

Darah memiliki banyak peranan penting bagi tubuh, seperti sebagai alat transpor, untuk
pertahanan tubuh terhadap partikel- partikel asing, serta sebagai pertahanan lingkungan dalam
tubuh agar terjaga konstan. Darah terdiri dari cairan kompleks plasma tempat elemen selular
diantaranya eritrosit, leukosit, dan trombosit. Eritrosit memiliki peranan penting bagi tubuh
karena sebagai transport o2 dan co2 terutama untuk paru-paru dan jaringan. Eritrosit pada
hakikatnya adalah kantung hemoglobin terbungkus membran plasma yang mengangkut o2 dalam
darah.

Akibat dari kekurangan jumlah darah dapat menyebabkan kerusakan jaringan serta terjadi
pada organ-organ vital yang tidak berjalan sesuai fungsinya, sehingga mengakibatkan kematian.
Berkaitan dengan kekurangan jumlah darah dalam tubuh, hal ini dapat diatasi dengan
menambahkan volume darah dari luar yang berasal dari darah pendonor . Kedua, darah dari
enam jam hingga enam hari setelah pengumpulan disebut sebagai darah baru. Yang terakhir,
darah yang disimpan pada suhu optimal selama lebih dari enam hari setelah pengumpulan. suhu
yang dibutuhkan untuk menyimpan komponen darah yaitu dari 2°c hingga 6°c, dan harus selalu
dipantau.

Untuk melakukan proses transfusi maka dibutuhkan darah yang berasal dari kegiatan
donor darah. Donor darah merupakan suatu kegiatan bagi seseorang yang bertujuan untuk

3
membantu orang lain yang sangat membutuhkan pertolongan karena memerlukan suplai darah
dari luar . Pada pemberian antikoagulan dan volume darah harus sesuai berdasarkan
perbandingan yang tepat karena dapat berpengaruh pada pemeriksaan jumlah eritrosit.

1.1.2 Rumusan Masalah

1) Apa pengertian dan tujuan dari transfusi darah?


2) Apa perspektif transfusi dari segi:
a. hukum
b. negara
c. agama
3) Apa peran perawat dalam menyikapi perspektif tentang transfusi?

1.1.3 Tujuan

1) untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang transfusi darah


2) untuk mengetahui perpektif transfusi dari segi hokum,negara,agama, serta
3) peran perawat dalam menyikapi persefektif mengenai transfusi.

4
Bab II

1.2 PEMBAHASAN

1.2.1 Pengertian transfusi

Transfusi darah adalah prosedur pemberian darah dari pendonor ke penerima yang mengalami
kekurangan sel darah dalam tubuh. Darah yang diberikan bisa dalam bentuk utuh yaitu sel darah
secara keseluruhan, atau hanya komponen darah spesifik saja, seperti trombosit atau plasma.
Proses transfusi biasanya akan berlangsung selama 1-4 jam, tergantung kebutuhan.

Seseorang perlu menerima transfusi darah apabila ia kehilangan banyak darah akibat kecelakaan,
benturan, maupun trauma fisik lainnya, serta jika tubuhnya tidak bisa memproduksi cukup
banyak sel darah akibat penyakit tertentu.

1.2.2 Manfaat Transfusi

• Meningkatkan kadar Hb (Hemoglobin) pada keadaan anemia,


• Mengganti darah yang hilang karena perdarahan misalnya perdarahan saat melahirkan,
• Mengganti kehilangan plasma darah misalnya pada luka bakar,
• Mencegah dan mengatasi perdarahan karena kekurangan/kelainan komponen darah
misalnya pada penderita thalasemia.

1.2.3 Perspektif transfusi dari segi

5
A. Hukum

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1980


Tentang Transfusi Darah

Bahwa usaha transfusi darah adalah merupakan bagian dari tugas Pemerintah di bidang
pelayanan kesehatan rakyat dan merupakan suatu bentuk pertolongan yang sangat berharga
kepada umat manusia

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

a. bahwa berdasarkan ilmu pengetahuan kedokteran, satu-satunya sumber darah yang


paling aman untuk keperluan transfusi darah adalah darah manusia;
b. bahwa pada waktu ini banyak diselenggarakan usaha transfusi darah dengan pola yang
bermacam-macam, yang dapat membahayakan kesehatan baik terhadap para
penyumbang maupun pemakai darah;
c. bahwa oleh karena itu perlu ditetapkan Peraturan Pemerintah tentang Transfusi Darah;

2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan (Lembaran Negara


Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2068);

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun
1963 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2576);

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1963 tentang Farmasi (Lembaran Negara Tahun 1963
Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2580)

B. Negara

Transfusi darah telah diselenggarakan oleh Palang Merah Indonesia sejak tahun 1950 dalam
rangka membantu rumah sakit-rumah sakit militer dan sipil setelah diserahkan oleh tentara
Belanda dan pemerintah Sipilnya. Sebelumnya usaha Transufi Darah diselenggarakan oleh
NERKAI (Nederlandse Rode Kruis Afdeling Indonesie = Palang Merah Belanda Bagian
Indonesia), yang dimulai pada tahun 1945. Sebagai usaha rutin pekerjaan tersebut diteruskan
oleh Palang Merah Indonesia dan pada permulaan tidak menemui hambatan.

6
Kemudian timbul persoalan tentang halal tidaknya darah itu untuk dipindahkan menurut
hukum Agama Islam. Persoalan tersebut telah terjawab oleh suatu fatwa dari Majelis
Pertimbangan Kesehatan dan Syara’ Departemen Kesehatan Republik Indonesia, yang
menyatakan bahwa pemindahan darah menurut Hukum Islam hukumnya boleh.

Setelah Reglement op den Dienst der Volksgezondheid yang berasal dari Pemerintah Kolonial
Belanda diganti dengan Undang-undang tentang Pokok-pokok Kesehatan dan Undang-undang
lainnya tentang kesehatan dikeluarkan, namun ketentuan khusus mengenai usaha transfusi
darah itu belum diadakan, maka perlu masalah transfusi darah tersebut diatur secara tersendiri
dengan suatu Peraturan Pemerintah.

Pada hakekatnya usaha transfusi darah merupakan bagian penting dari tugas Pemerintah di
bidang pelayanan kesehatan rakyat dan juga merupakan suatu bentuk pertolongan sesama umat
manusia. Disamping aspek pelayanan kesehatan rakyat, terkait pula aspek-aspek sosial,
organisasi, interdependesi Nasional dan Internasional yang luas baik dalam rangka kerjasama
antara Pemerintah maupun antar Perhimpunan-perhimpunan Palang Merah Nasional.

C. Agama

PERSPEKTIF TRANSFUSI DARAH MENURUT PANDANGAN ISLAM

Salah satu dalil yang sering digunakan untuk mengatur urusan donor darah ini adalah surat Al-
Baqarah ayat 173

‫غفُ ْور َّرحِ يْم‬


َ ‫ّللا‬ َ ‫عاد فَ َل اِثْ َم‬
َ ٰ ‫علَ ْي ِه ۗ ا َِّن‬ َ ‫غي َْر بَاغ َّو َل‬ ُ ‫ض‬
َ ‫ط َّر‬ ِ ٰ ‫علَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةَ َوالد ََّم َولَحْ َم ْالخِ ْن ِزي ِْر َو َما ا ُ ِه َّل ِبه ِلغَي ِْر‬
ْ ‫ّللا ۚ فَ َم ِن ا‬ َ ‫اِنَّ َما َح َّر َم‬

yang artinya : “sesungguhnya Allah mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang (yang ketika disembelih) menggunakan (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam

7
keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas,
maka tidak ada dosa baginya”.

Kandungan ayat diatas menjadi rujukan bagi para penerima donor darah. Penerima donor darah
adalah orang yang sakit dalam kondisi kritis atau terluka berat. Sehingga orang tersebut harus
dibantu untuk mendapatkan tambahan darah dari orang lain.

Dalam kondisi tersebut, keadaan pasien hanya bergantung kepada asupan darah saja. Pasien tidak
bisa menerima zat lain seperti makanan ataupun obat ke dalam tubuhnya. Maka pasien harus
mendapatkan darah dari orang lain untuk bisa bertahan hidup.

Kemudian, perkara donor darah ini juga tidak boleh menimbulkan bahaya. Artinya, kegiatan
donor darah yang dilakukan tidak menimbulkan hal-hal berbahaya bagi pendonornya. Misal, jika
seseorang melakukan donor darah kemudian membuat dia jatuh sakit, maka sebaiknya tidak
dilakukan donor darah. Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa “Tidak boleh melakukan sesuatu
yang membahayakan jiwa dan tidak boleh pula membahayakan orang lain”.

Sebagai salah satu lembaga dakwah tertinggi Majelis Ulama Indonesia juga turut mengeluarkan
fatwa untuk mengatur kegiatan donor darah. Fatwa pertama menyatakan bahwa, Boleh
hukumnya untuk donor darah. Akan tetapi, kegiatan donor darah ini tidak membahayakan
jiwanya dalam kondisi yang dibutuhkan untuk menolong muslimin yang membutuhkannya.

Fatwa yang kedua menyebutkan Boleh hukumnya untuk mendirikan Bank donor darah Islam.
Bank donor darah tersebut berfungsi untuk menerima orang-orang yang ingin mendonorkan
darahnya guna menolong orang-orang yang membutuuhkan. Kemudian Bank donor darah tidak
diperbolehkan untuk mendapatkan imbalan dari orang yang sakit beserta keluarga dan ahli
warisnya. Tidak boleh pula menjadikan kegiatan tersebut sebgai bisnis untuk mencari
keuntungan sendiri. Karena donor darah merupakan kegiatan yang bertujuan untuk kemaslahatan
manusia.

8
Darah termasuk kedalam hal-hal yang diharamkan untuk memakannya. Maka dari itu, darah
tidak boleh atau haram untuk diperjual belikan. Adapun orang-orang yang membeli darah karena
terpaksa dan dalam kondisi kritis, maka dosanya ditanggung oleh yang menjual darah itu sendiri.

1.2.4 peran perawat dalam menyikapi persefektif mengenai transfusi

Tindakan pemberian transfusi darah merupakan salah satu tindakan yakni mengelola pemberian
darah dan produk darah secara aman. Pemberian transfusi darah secara aman merupakan salah
satu peran perawat yang sangat penting. Pada situasi darurat, perawat perlu mendapatkan
spesimen darah secara cepat dan aman bagi klien. Klien yang mendapatkan transfusi darah harus
dimonitor secara ketat agar tidak terjadi efek samping yang merugikan.

Tenaga medis, perawat, dan analisis kesehatan/laboratorium merupakan tenaga kesehatan yang
berperan penting dalam pelaksanaan tindakan ini, lebih khususnya perawat yang bertanggung
jawab dapat proses perawatan pasien/klien selama 1×24 jam sehingga peran perawat amatlah
penting dalam proses pemberian transfusi darah.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2014


UNIT TRANSFUSI DARAH, BANK DARAH RUMAH SAKIT, DAN JEJARING
PELAYANAN TRANSFUSI DARAH

Pasal 17 Ketenagaan di UTD terdiri atas:

a. staf medis;

b. tenaga pelaksana teknis;

c. pelaksana administrasi/keuangan;

d. tenaga penunjang.

Tenaga pelaksana teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf b memiliki kualifikasi:

a. Teknisi transfusi darah dengan mempunyai latar belakang pendidikan minimal Diploma
Teknologi Transfusi Darah;

9
b. tenaga dengan latar belakang pendidikan Diploma Tiga Ahli Kesehatan yang mempunyai
sertifikat pengetahuan dan keterampilan tentang pengolahan, penyimpanan, disitribusi darah,
dengan lingkup pekerjaan pada laboratorium uji saring infeksi di UTD

c. tenaga dengan latar belakang pendidikan Diploma Tiga Keperawatan untuk lingkup pekerjaan
pada rekrutmen pendonor, seleksi pendonor, dan pengambilan darah.

10
Bab III

1.3 PENUTUP

1.3.1 Kesimpulan

Transfusi darah merupakan proses memindahkan atau memasukkan darah seseorang


(donor) kepada orang lain (resipien) yang memerlukan melalui vena. Transfusi darah bertujuan
untuk proses penyembuhan suatu penyakit atau pemenuhan kebutuhan komponen darah tertentu.
Darah yang diberikan bisa dalam bentuk utuh yaitu sel darah merah secara keseluruhan atau
hanya komponen darah spesifik saja, seperti trombosit atau plasma. Proses transfusi biasanya
akan berlangsung selama 1 sampai 4 jam tergantung kebutuhan. Transfusi darah diperbolehkan
baik dari segi hukum Negara maupun hukum agama khususnya islam, walaupun dalam islam
sendiri darah termasuk najis namun transfusi diperbolehkan karena dibutuhkan dalam keadaan
darurat.

1.3.2 Saran

Transfusi darah merupakan suatu tindakan medis yang dalam proses dan penanganannya
tidak dapat dilakukan secara sembarangan, baik saat pengambilan darah maupun saat
memberikan darah tersebut kepada orang yang membutuhkan. Oleh sebab karena itu, hendaknya
kita sebagai tenaga medis dalam melakukan suatu tindakan agar sesuai dengan prosedur yang
sudah ditetapkan untuk menghindari terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan yang berakibat
fatal dan dapat membahayakan atau merugikan orang lain, serta tidak melakukan suatu tindakan
perbuatan yang menyalahi aturan atau diluar wewenang yang kita punya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/amp/s/www.sehatq.com/tindakan-medis/transfusi-darah/amp

http://makassartoday.com/2017/02/13/kegiatan-donor-darah-menurut-pandangan-islam/

https://rs-soewandhi.surabaya.go.id/transfusi-darah-manfaat-dan-resikonya-untuk-pasien/

https://gustinerz.com/ini-yang-harus-diperhatikan-perawat-saat-pemberian-transfusi-darah/

http://satudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171005084115PERMENKEMENKESNomor83T
ahun2014kemenkesno83th2014.pdf

http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PP%20No.%2018%20Th%201980%20ttg%2
0Transfusi%20Darah.pdf

https://www.sehatq.com/tindakan-medis/transfusi-darah

https://new.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5cac1d702afd1/pengaturan-donor-darah-di-

indonesia/

https://www.umm.ac.id/id/muhammadiyah/13268.html

12

Anda mungkin juga menyukai