TANGGAL :
GELOMBANG 1 : 20 SEPTEMBER 2021 – 9 OKTOBER 2021
DISUSUN OLEH:
40902000005
A. Latar Belakang
Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam
dimensi fisik, spikospiritual, lingkungan dan sosial (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
Asuhan keperawatan masalah aktual terhadap nyeri merupakan gangguan rasa nyaman
nyeri dimana The International association for The Study of Pain (IASP) mendefinisikan
nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
adanya kerusakan atau ancam kerusakan jaringan. Berdasarkan definisi tersebut nyeri
merupakan suatu gabungan dari komponen subjektif (aspek emosional dan psikologis)
(Wiarto, 2017). Akibat yang ditimbulkan adalah mual, kebingungan, kelelahan, sulit tidur.
Apabila tidak segera diatasi maka akan menyebabkan terhambatnya jaringan sel otak.
(Maria, 2017).
Nyeri adalah pengalaman subjektif yang umum terjadi pada anak-anak, baik karena ada
kerusakan jaringan aktual maupun tidak. Nyeri pada anak-anak sulit untuk diidentifikasi
secara akurat. Hal ini tentu berakibat pemberian manajemen nyeri tidak efektif sehingga
menimbulkan dampak negatif berupa peningkatan intensitas, frekuensi, durasi nyeri atau
derajat terkait kerusakan pada tubuh anak-anak (Trube & Hoyle, 2014). Nyeri juga dapat
menstimulasi gejala aspek fisiologis berupa tanda-tanda vital, seperti tekanan darah,
frekuensi nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu (El-Gawad & elsayed,2015; Karakaya &
Gozen, 2015).
Nyeri yang dirasakan oleh setiap anak-anak akan berbeda-beda karena beberapa alasan.
Anak-anak yang usianya lebih muda biasanya akan merasakan nyeri yang lebih hebat dari
pada anak-anak yang usianya lebih tua. (Sikorova & Hrazdilova, 2011)
Salah satu yang menjadi sumber utama nyeri yang sering dilakukan pada anak-anak
adalah Prosedur medis invasif (El-Gawad & Elsayed, 2014; Silva, Pinto, Gomes, &
Barbosa, 2011). Sejalan dengan penelitian Harrison,et al (2014), yang menyatakan bahwa
anak-anak mengalami nyeri sedang sampai berat sekitar 82% saat menjalani perawatan
akibat prosedur invasif. Maka dari itu, anak-anak sangat khawatir dan merasa terganggu
dengan prosedur medis invasif. (Caprili, Vagnoli, Bastiani, & Messeri, 2012).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa tentang nyeri dengan perilaku
pengkajian nyeri pada an. D di Baitunnisa 2 RSISA Semarang.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa tentang nyeri di Baitunnisa
2 RSISA Semarang.
b. Mengetahui gambaran tindakan mahasiwa dalam melakukan pengkajian nyeri an.
D di RSISA Semarang.
c. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan keperawatan
dalam pengkajian nyeri an. D.
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan
tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
3. Psikospiritual (kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi harga diri,
seksualitas, dan makna kehidupan).
Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam
dimensi fisik, spikospritual, lingkungan dan sosial. Akibat yang ditimbulkan adalah mual,
kebingungan, kelelahan, sulit tidur. Apabila tidak segera diatasi maka akan menyebabkan
terhambatnya jaringan sel otak. (Maria,2017).
Nyeri adalah sebuah pengalaman sensori serta emosional yang rasanya sangat tidak
enak atau menyenangkan akibat terjadinya sebuah kerusakan jaringan di bagian tubuh
manusia.
B. Klasifikasi/jenis/macam
Nyeri dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Nyeri akut
Nyeri akut yaitu pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onsetmendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari tiga bulan.
b. Nyeri kronis
Nyeri kronis yaitu pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang berlangsung lebih dari tiga bulan
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
C. Fisiologi
Menurut Masjoer (2000) untuk memudahkan dalam memahami nyeri, maka perlu
mempelajari 3 komponen fisiologi nyeri, antara lain:
D. Gangguan/masalah
Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan nyaman.
1. Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh kecelakaan yang terjadi
di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami pasien lansia.
2. Oksigen Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigenakan
mempengaruhi keamanan pasien.
3. Pencahayaan Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata
pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan pasien rawat
inap.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
I. DATA UMUM
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat,
diagnosa medis, tanggal dan jam masuk.
b. Identitas Penanggungjawab
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, pendidikan terakhir, pekerjaan,
alamat, hubungan dengan pasien.
2. Status Kesehatan saat ini
Keluhan utama, alasan masuk rumah sakit, factor pencetus, lamanya keluhan,
timbulnya keluhan (bertahap, mendadak), upaya yang dilakukan untuk mengatasi,
factor yang memperberat
3. Riwayat kesehatan lalu
a. Penyakit yang pernah dialami (kaitkan dengan penyakit
sekarang).
b. Kecelakaan
c. Pernah dirawat : (penyakit, operasi, waktu)
d. Alergi (obat atau lainnya)
e. Imunisasi
4. Riwayat Kesehatan keluarga
a. Susunan kesehatan keluarga (genogram: 3 generasi)
b. Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga (Dx. Medis yang berhubungan
dengan penyakit pasien)
c. Penyakit yang sedang diderita keluarga (Dx. Medis yang berhubungan dengan
penyakit pasien)
5. Riwayat kesehatan lingkungan
a. Kebersihan rumah dan lingkungan
b. Kemungkinan terjadinya bahaya
5. Pola Nutrisi-Metabolik
Pola makan, pola minum, Diet khusus, nafsu makan, mual, muntah, stomatitis, BB naik
turun 6 bulan terakhir, kesulitan menelan.
6. Pola Kognitif-Perseptual sensori
a. Keluhan yang berkenaan dengan kemampuan sensasi (penglihatan, pendengaran)
b. Kemampuan kognitif (kemampuan mengingat, bicara dan memahami pesan yang
diterima, pengambilan keputusan yang bersifat sementara)
c. Kesulitan yang dialami (sering pusing, menurunnya sensitifitas terhadap nyeri dan
panas/dingin)
d. Persepsi terhadap nyeri dengan menggunakan pendekatan P, Q, R, S,T
Menjelaskan tentang pola koping, toleransi terhadap stress dan support sistem
B. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut (D.0077)
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lamat dan berintensitas
ringan hingga berat yang berlangsung kurang 3 bulan.
Penyebab :
a. Agen pencedera fisiologis (mis. infarmasi, lakemia, neoplasma)
b. Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan)
c. Agen pencedera fisik (mis.abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat,
prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Tekanan darah meningkat
2. pola napas berubah
3. nafsu makan berubah
4. proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
Kondisi Klinis Terkait
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom koroner akut
5. Glaukoma
b. Ansietas (D.0080)
Definisi : Kondisi emosi dan pengalaman subyektif terhadap objek yang tidak jelas dan
spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan
untuk menghadapi ancaman.
Penyabab :
1. Krisis situasional.
2. Kebutuhan tidak terpenuhi.
3. Krisis maturasional.
4. Ancaman terhadap konsep diri.
5. Ancaman terhadap kematian.
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan.
7. Disfungsi sistem keluarga.
8. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan.
9. Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir)
10. Penyalahgunaan zat.
11. Terpapar bahaya lingkungan (mis. toksin, polutan, dan lain-lain).
12. Kurang terpapar informasi.
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif.
1. Merasa bingung.
2. Merasa khawatir dengan akibat.
3. Sulit berkonsenstrasi.
Objektif.
1. Tampak gelisah.
2. Tampak tegang.
3. Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor.
Subjektif.
1. Mengeluh pusing.
2. Anoreksia.
3. Palpitasi.
4. Merasa tidak berdaya.
Objektif.
1. Frekuensi napas meningkat.
2. Frekuensi nadi meningkat.
3. Tekanan darah meningkat.
4. Diaforesis.
5. Tremos.
6. Muka tampak pucat.
7. Suara bergetar.
8. Kontak mata buruk.
9. Sering berkemih.
10. Berorientasi pada masa lalu.
Kondisi Klinis Terkait.
1. PenyakitKronis.
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana opersai
5. Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang
c. Resiko Infeksi (D.0142)
Definisi : Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik.
Faktor Risiko
1. Penyakit kronis (mis. diabetes. melitus)
2. Efek prosedur invasi
3. Malnutrisi
4. Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer :
Gangguan peristaltik
Kerusakan integritas kulit
Perubahan sekresi pH
Penurunan kerja siliaris
Ketuban pecah lama
Ketuban pecah sebelum waktunya
Merokok
statis cairan tubuh
Ekspektasi : Menurun
Kriteria hasil :
Keluhan nyeri menurun skala 5
Meringis menurun skala 5
Sikap protektif menurun skala 5
Kesulitan tidur menurun skala 5
Mual menurun skala 5
Muntah menurun skala 5
Ekspektasi : Menurun
Kriteria hasil :
E. Evaluasi Keperawatan
SOAP
▪ Subjective.
Data Subjektif: berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien
mengenai kehawatiran dan keluhannya
▪ Objective
Data objektif: Pendokumentasian dari hasil observasi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium. Catatan medis dapat dimasukkan dalan data objektif sebagai data
penunjang
▪ Analysis/ Assessment
Kesimpulan dari data subjektif dan data Objektif. Data ini diselaraskan dengan tujuan
dan kriteria hasil yang ditetapkan / luaran yang ditetapkan. Analisa data juga mencakup
diagnosis/ masalah keperawatan.
▪ Planning
Membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana disusun berdasarkan
analisis dan interpretasi dataa. Rencana bertujuan mengusahakan tercapainya kondisi
optimal dan kesejahteraan pasien, Rencana harus bias mencapai tujuan dan kriteria tujuan
uyang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
I. DATA UMUM
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Usia : 10 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLB
Nama : Ny. S
Usia : 41 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Ibu pasien mengatakan sejak lahir buah dzakar pasien berada di atas. Alasan masuk ke
rumah sakit yaitu pasien dan keluarga pasien ingin berupaya untuk membuat posisi
buah dzakar normal yaitu berada di bawah. Kemudian pasien di bawa ke RSI Sultan
Agung pada tanggal 30 September 2021, lalu pasien dibawa ke poli bedah untuk
pemeriksaan awal dengan hasil pasien akan menjalani program op orchidopexy testis
Dx. Selanjutnya pasien dipindahkan ke ruang Baitun Nisa 1 untuk mempersiapkan
pasien dalam program tersebut. Pasien mengalami masalah ini merupakan bawaan
sejak lahir.
Pasien memiliki penyakit bawaan sejak lahir berupa UDT Kanan, dari penuturan ibu
pasien setelah pasien dilahirkan kondisi usus keluar dari perut terbawa tali pusar,
sehingga pasien harus menjalani operasi untuk mengembalikan usus pada posisi
normal. Pada usia 3 tahun pasien sering sakit demam, batuk, dan filek lalu di periksa
ke RS Karyadi namun tidak ada diagnosa penyumbatan saluran kemih. Setelah
beberapa tahun gejala penyakit timbul seperti pasien sering demam dan terdapat
pembengkakan pada wajah. Setelah dilakukan pemeriksaan di RSI Sultan Agung pada
bulan Maret 2021 ternyata terjadi penyumbatan pada saluran kemih sehingga harus
menjalani operasi ureteroskopi.
Ibu pasien mengatakan tidak memiliki alergi dan riwayat imunisasi pasien tidak
lengkap, pasien hanya mendapatkan imunisasi Hep BI, DPT I, Boster I Polio I, HiB I,
dan Campak.
Ket :
Merah : pasien garis lurus : garis perkawinan
Abu-abu : meninggal garis ke bawah : garis keturunan
Biru : belum meninggal garis putus-putus : garis serumah
Kotak : laki-laki Lingkaran : perempuan
Anggota keluarga tidak memiliki riwayat penyakit apapun dan kondisi semua anggota
keluarga saat ini dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
5. Riwayat kesehatan lingkungan
Keadaan rumah dan lingkungan pasien bersih tidak ada debu dan ada ventilasi disetiap
ruangan. Rumah pasien terdapat dua pintu,di depan dan di belakang dan tidak ada tanda
bahaya disekitar rumah dan lingkungannya serta jauh dari limbah pabrik.
II. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL (DATA FOKUS)
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit:
Ibu pasien mengatakan tidak merasakan sakit dan ibu pasien mengetahui bahwa
anaknya memiliki kelainan di anggota tubuh pasien sejak lahir. Ibu pasien berupaya
untuk melakukan pengobatan ke Rumah Sakit ketika pasien sakit dan tidak
mengkonsumsi obat-obat warung, dan riwayat imunisasi pasien tidak lengkap, pasien
hanya mendapatkan imunisasi Hep BI, DPT I, Boster I Polio I, HiB I, dan Campak.
Pasien hanya berolahraga di sekolahnya.
Selama sakit
Pasien mengeluh sakit akibat luka post op orchidopexy testis dx dan ibu pasien
mengetahui kelainan yang diderita pasien sejak lahir, oleh karena itu ibu pasien
membawa pasien ke RSI Sultan Agung, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Saat ini pasien meminum obat sesuai anjuran dari dokter. Untuk masalah keuangan
rumah sakit dibiayai dengan menggunakan BPJS.
2. Pola eliminasi
a. Eliminasi Feses
Sebelum sakit :
Frekwensi berhajat 2 x sehari dipagi dan sore hari dengan konsistensi padat dan
tidak terdapat darah, serta pasien tidak meminum obat pencahar. Tidak memiliki
keluhan diare.
Selama sakit:
Frekuwensi berhajat dari tanggal 01 Okotber 2021 Pukul 14:00 pasca operasi pasien
belum BAB.
b. Eliminasi urin
Sebelum sakit :
Frekwensi minimal 7 x sehari ketika mandi dan sebelum berwudhu dengan warna
bening agak kekuningan kurang lebih 4.000 ml per hari sesuai intake ke dalam
tubuh.
Selama sakit :
Frekwensi minimal 5x sehari ketika rasa ingin BAK muncul dengan warna kuning
kurang lebih 3.500 ml perhari sesuai intake ke dalam tubuh. Pasien terpasang
kateter post op.
3. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit :
Pasien selalu menghabiskan harinya dirumah bermain bersama adiknya, dan pasien
jarang bermain bersama teman-temannya.
Aktivitas 0 1 2 3 4 Keterangan :
Selama sakit :
Pasien hanya berbaring di bed rawat inap Baitun Nisa 1 dan hanya beraktivitas sebatas
dari bed ke toilet.
Aktivitas 0 1 2 3 4 Keterangan :
13. Kulit
Pasien berkulit bersih kecoklatan, sedikit lembab, turgor cukup baik, dan tidak
terdapat edema.
14. Data Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
PPT
PT 10.3 9.3 – 11.4 detik
PT (Kontrol) 11.3 9.3 – 12.7 detik
APTT
APTT H 30.5 21.8 – 28.4 detik
APTT (Kontrol) 25.1 21.2 – 28.6 detik
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah Sewaktu H 109 60 – 100 mg/dL
Ureum 20 10 – 50 mg/dL
Creatinin 0.75 0.50 – 1.20 mg/dL
IMUNOLOGI
HbsAg (Kuantitatif) 0.02 Non Reaktif IU/mL Metode CLIA
<0.05 Metode CLIA
Reaktif >=0.05
2) Pemeriksaan Radiologi
Thorax besar (Non Kontras)
Cor tak membesar
Pulmo tak tampak kelainan saat ini
3) Diit yang diperoleh
Nasi 3 x sehari
4) Terapi
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas b.d Kekhawatiran mengalami kegagalan (Tindakan operasi) d.d pasien
tampak tegang, gelisah, sulit tidur, merasa cemas
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (prosedur operasi) d.d mengeluh nyeri dan tampak
meringis serta gelisah
3. Resiko infeksi d.d perubahan tubuh primer
D. Rencana Keperawatan
Tanggal Diagnose Tujuan dan kriteria Intervensi Paraf
dan waktu keperawatan hasil
1 oktober Ansietas Setelah diberikan Reduksi ansietas
2021, asuhan keperawatan Observasi :
pukul selama 3 x 24 jam maka 1. Monitor tanda – tanda
10.00 wib tingkat ansietas pada ansietas
pesien menurun dengan Terapeutik :
kriteria hasil : 1. Ciptakan suasana
1. Verbilisasi terapeutik untuk
khawatir akibat menumbuhkan
kondisi yang kepercayaan
dihadapi 2. Pahami situasi yang
menurun membuat ansietas
2. Perilaku gelisah 3. Dengarkan dengan
menurun penuh perhatian
3. Perilaku tegang Edukasi :
menurun 1. Jelaskan prosedur dan
4. Keluhan pusing konpensasi yang
menurun mungkin dialami
5. Anoreksia 2. Informasikan secara
menurun factual mengenai
6. Pola berkemih diagnosis, pengobatan,
membaik dan prognosis
3. Anjurkan keluarga
untuk tetap Bersama
pasien, jika perlu
4. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
5. Latih tekhik relaksasi
1 oktober Nyeri kronis Setelah diberikan Manajemen nyeri
2021, asuhan keperawatan Observasi
2. lokasi, karakteristik,
pukul selama 3 x 24 jam maka
durasi, frekuensi, kualitas,
10.00 wib tingkat nyeri pada intensitas nyeri
3. Identifikasi skala nyeri
pesien menurun dengan
4. Identifikasi respon nyeri
kriteria hasil : non verbal
5. Identifikasi faktor yang
1. Keluhan nyeri
memperberat dan
menurun dengan memperingan nyeri
6. Identifikasi pengaruh
skala numeric 0-2
nyeri pada kualitas hidup
2. Meringis menurun 7. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
3. Gelisah menurun
Terapeutik
4. Kemampuan Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
menuntaskan
mengurangi rasa nyeri
aktivitas meningkat (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan
tidur
Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Perawatan kenyamanan
Observasi
1. Identifikasi gejala yg tdk
menyenangkan
Terapeutik
1. Berikan posisi
nyaman
2. Berikan pemijatan
Edukasi
1. Ajarkan terapi
relaksasi dan Latihan
pernafasan
1 oktober Resiko infeksi Setelah diberikan Pencegahan infeksi
2021, asuhan keperawatan Observasi :
selama 3 x 24 jam maka
pukul tingkat infeksi pada 1. Monitor tanda dan gejala
10.00 wib pesien menurun dengan infeksi
kriteria hasil : Terapeutik :
1. Kemerahan 1. Batasi jumlah
pengunjung
menurun
2. Berikan perawatan
2. Nyeri menurun kulit pada area edema
3. Cuci tangan sebelum
menjadi skala 0-
dan sesudah kontak
2 dengan pasien dan
lingkungan pasien
3. Bengkak
4. Pertahankan teknik
menurun aseptik pada pasien
berisiko tinggi
4. Kultur area luka
Edukasi
membaik 1. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
5. Nafsu makan
2. Ajarkan cara mencuci
membaik tangan dengan benar
3. Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka
operasi
4. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
5. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
1. Kolaborasipemberian
imunisasi, jika perlu
E. Implementasi Keperawatan
Tgl/jam Diagnosa Implementasi Respon TTD
Keperawatan
F. Evaluasi Keperawatan
Tgl/jam Diagnosa Kep Catatan Perkembangan TTD
1 okt Nyeri akut S : Pasien mengeluh nyeri. P : nyeri post operasi
2021, berhubungan dengan , Q : tajam, R : testis dan penis, S : 4, T: hilang
puul agen pencedera fisik timbul
12.00 O : pasien tampak gelisah dan meringis
TD : 123/87 mmHg, N : 100 x/ menit, RR : 24 x/
menit, Suhu : 36˚C, SpO2 : 99%
A : Tujuan belum tercapai, masalah belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
-identifikasi lokasi,
karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas, intensitas
nyeri
- berikan tehnik non farmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri (distraksi,relaksasi)
1 okt Ansietas b.d S : Ibu pasien mengatakan pasien merasa cemas
2021, kekhawatiran dan gelisah
puul mengalami O : pasien tampak cemas dan gelisah
12.15 kegagalan (Tindakan TD : 123/87 mmHg, N : 100 x/ menit, RR : 24 x/
operasi menit, Suhu : 36˚C, SpO2 : 99%
A : Tujuan belum tercapai, masalh belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Menganjurkan keluarga untuk tetap Bersama
pasien
1 okt Risiko infeksi S : Terdapat luka post op orchidopexy testis dx
2021, dibuktikan dengan O : Luka tampak bersih, tidak ada tanda atau
puul Perubahan tubuh gejala infeksi, luka tidak ada nanah dan tidak ada
12.30 primer yang tidak bengkak. TD : 123/87 mmHg, N : 100 x/ menit,
adekuat. RR : 24 x/ menit, Suhu : 36˚C, SpO2 :
99%
Leukosit : 7.64 Ribu/ µl
A : Tujuan tercapai sebagian, masalah belum
teratasi
P : Pertahankan intervensi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada pasien UDT dengan post operasi Orchidopexy testis hari ke-1,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian adalah ansietas dan nyeri pada luka post
operasi orchidopexy testis dan bertambah saat pasien bergerak dan duduk. Pasien belum
mampu mengontrol dirinya dan merasa gelisah dan cemas.
c. Risiko infeksi dibuktikan dengan Perubahan tubuh primer yang tidak adekuat.
3. Tindakan yang dilakukann dan diaplikasikan secara mandiri dan kolaborasi sesuai
kebutuhan dan prioritas pasien.
4. Selama 3 hari dilakukan intervensi keperawatan, masalah pada pasien dapat teratasi
seperti masalah nyeri teratasi serta ansietas teratasi.
B. Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan kepada perawat untuk mengajarkan dan mendorong pasien untuk melakukan
teknik relaksasi distraksi pada pasien dengan post operasi orchidopexy testis, selain itu
pasien dan juga keluarga pasien diinformasikan untuk dapat meredakan kecemasan.
2. Bagi Mahasiswa
Teruntuk mahasiswa melakukan praktik di rumah sakit mampu dan bisa melakukan asuhan
keperawatan secara holistik dengan melakukan pengkajian secara tepat dan mendalam
terkait kasus yang ditemui. Kemudian mahasiswa mampu menentukan masalah
keperawatan sesuai prioritas dan mampu menyusun rencana keperawatan terkait masalah
yang ditemui. Lalu mampu meimplementasikan rencana keperawatan yang telah disusun
dan mampu melakukan evaluasi terhadap masalah yang ditemui
DAFTAR PUSTAKA
BAITUSSALAM 2
Disusun Oleh:
40902000005
2021
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR
A. Pengkajian Keperawatan
I. DATA UMUM
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama: Ny. L
Umur: 25 tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Agama: Islam
Suku: Jawa
Pendidikan terakhir: D3
Pekerjaan: Swasta
Alamat: Jl. Purwoyoso 2 Ngaliyan
Diagnosa medis: Anal Fissura
Tanggal & jam masuk: 20-09-2021; Jam: 14.00
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama: Ny. P
Umur: 51
Jenis Kelamin: Perempuan
Agama: Islam
Pendidikan terakhir: SMA
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
Alamat: Jl. Purwoyoso 2 Ngaliyan
Laki- laki
Perempuan
Pasien Nn.L
b. Penyakit yang pernah di derita anggota keluarga
Anggota keluarga tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan
dengan riwayat yang diderita oleh pasien
c. Penyakit yang sedang diderita keluarga
Anggota keluarga pasien saat ini tidak menderita penyakit lainnya
Kemampuan 1
0 2
perawatan diri 3 4
Makan dan minum √
0: Dibantu sebagian
1: Alat bantu
2: Dibantu sebagian
3: Tergantung/Tidakkmampu
4: Sendiri/ Mandiri
d. Keluhan sesak nafas
Sebelum sakit: Pasien mengatakan sesak nafas
Saat dirawat: Pasien mengatakan sudah tidak sesak nafas
B. ANALISA DATA
Tanggal/Jam Data Fokus Problem Etiologi TTD
Senin,21 Ds: Pasien mengatakan Nyeri Akut Agen pencedera Alifia
September nyeri saat mau BAB (D.0005) fisiologis
2021 P: Nyeri di Anus
14.00 Q:Nnyerinya tajam
R: Dibagian Anus
S: Skala nyerinya 5
T: Pasien mengatakan
nyerinya ada tapi tidak
sering bersifat
intermitten
Do: Pasien terlihat
kesakitan karena nyeri
Suhu: 36°C TD:130/70
mmHg RR: 20x/menit
N: 78x/menit
Senin, 21 Ds: Pasien mengatakan Defisit Nutrisi Ketidaknyamanan Alifia
September nafsu makan menurun (D.0019) menelan makanan
2021 Do: Berat badan pasien
16.00 menurun 3 kg
BB sebelum sakit: 64kg
BB saat sakit: 61kg
Senin, 21 Ds: Pasien mengatakan Kesiapan Mengikuti standar Alifia
September memepunyai keinginan Peningkatan asupan nutrisi
2021 untuk meningkatkan Nutrisi
nutrisi (D.0026)
Do: Pasien makan
3x1porsi
D. PLANNING / INTERVENSI
Tanggal/Jam Diagnosa Tujuan & Kriteria hasil Planning TTD
Keperawatan
Senin,21 Nyeri akut b.d. Setelah dilakukan Manajemen Nyeri Alifia
September agenda tindakan keperawatan Observasi:
2021 pencedera selama 3x24 jam di - Identifikasi
14.00 fisiologis harapkan tingkat nyeri lokasi,
dengan kriteria hasil: 1. karakteristik,
Keluhan Nyeri durasi,
Skala nyeri 5 frekuensi,
2. Gelisah internsitas
3. Nafsu makan menurun nyeri
- Identifikasi
skala nyeri
Tarapeutik::
- Pertimbangan
jenis dan
sumber nyeri
dalam
pemilihan
strategi
neredakan
nyeri
Edukasi:
- Menjelaskan
strategi
meredakan
nyeri
Kolaborasi:
- Kolaborasi
pemberian
analgetik
Senin, 21 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi Alifia
September b.d tindakan keperawatan Observasi:
2021 ketidaknyamanan selama 3x24 jam di - Identifikasi
16.00 menelan harapkan status nutrisi status nutrisi
makanan membaik dengan kriteria Tarapeutik:
hasil: - Berikan
1. Porsi makanan makanan
yang dihabiskan tinggi serat
meningkat hingga untuk
3x1 porsi mencegah
2. Nafsu makan konstipasi
membaik dengan Edukasi:
Target BB kembali - Ajarkan diet
64kg yang
diprogramkan
Kolaborsi:
- Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum
makan
Senin, 21 Kesiapan Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi Alifia
September Peningkatan tindakan keperawatan Observasi:
2021 Nutrisi d.d. selama 3x24 jam di - Monitor berat
20.00 mengikuti harapkan status nutrisi badan
standar asupan membaik dengan kriteria Tarapeutik:
nutrisi hasil: - Fasilitasi
1. Pengetahuan menentukan
tentang standar pedoman diet
asupan nutrisi Edukasi:
yang tepat - Ajarkan diet
2. Sikap terhadap berprogram
makanan/minuman Kolaborasi:
sesuai dengan - Kolaborasi
tujuan kesehatan dengan ahli
gizi untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrient yan
di butuhkan
E. IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam Diagnosa Implementasi Respon TTD
Keperawatan
Senin,21 Nyeri Akut - Mengidentifikasi S: Pasien Alifia
September frekuensi, mengatakan
2021 14.00 intensits nyeri nyeri
P: Nyeri saat
mau BAB
Q: Tajam
R: Nyerinya
ada tapi tidak
sering bersifat
intermitten
S: Skala nyeri 5
T:Nyerinya
muncul terus-
menerus
O: Suhu: 36°C
TD:130/70
mmHg
RR: 20x/menit
N: 78x/menit
- Mengidentifikasi S: Pasien
skala nyeri mengatakan
Nyeri saat
BAB
O: Pasien
tampak
gelisah
F. EVALUASI
Tanggal/Jam Diagnosa Catatan Perkembangan TTD
Keperawatan
Senin, 21 Nyeri Akut S; Pasien mengatakan Nyeri Alifia
September setelah operasi
2021 P: Nyeri saat mau BAB
14.00 Q: Tajam
R: Nyerinya ada tapi tidak sering
bersifat intermitten
S: Skala nyeri 5
T:Nyerinya muncul terus-menerus
O: Suhu: 36°C
TD:130/70 mmHg
RR: 20x/menit
N: 78x/menit
O: Kebutuhan umum cukup
A: Nyeri
P: Diharapkan nyeri berkurang
Senin, 21 Defisit nutrisi S: Pasien setelah operasi Alifia
September O: Kebutuan umum cukup, dengan
2021 makan 3x1/2 porsi
16.00 A: Asupan makan tidak berkaitan
dengan kondisi sekarangg
P: Diharapkan Nafsu makan
meningkat
Senin, 21 Kesiapan peningkatan S: Pasien status gizi baik Alifia
September nutrisi O: Kebutuhan umum cukup
2021 A: Perubahan konstitensi diet
20.00 P: Gizi seimbang
Tanggal/Jam Diagnosa Catatan Perkembangan TTD
Keperawatan
Selasa, 22 Nyeri Akut S; Pasien mengatakan Nyeri Alifia
September setelah operasi berkurang
2021 P: Nyeri saat mau BAB
08.00 Q: Tajam
R: Nyerinya tidak sering muncul
S: Skala nyeri 4
T: Nyerinya muncul terkadang
O: Suhu: 36°C
TD:120/80 mmHg
RR: 20x/menit
N: 82x/menit
O: Kebutuhan umum cukup
A: Nyeri saat mau BAB
P: Diharapkan bisa segara
membaik
Selasa, 22 Defisit nutrisi S: Pasien setelah operasi Alifia
September O: Kebutuan umum cukup, makan
2021 3x1/2 Porsi
10.00 A: Asupan makan tidak berkaitan
dengan kondisi sekarangg
P: Nafsu makan meningkat
Selasa, 22 Kesiapan peningkatan S: Pasien status gizi baik Alifia
September nutrisi O: Kebutuhan umum cukup
2021 A: Perubahan konstitensi diet
12.00 P: Gizi seimbang
DENGAN DIARE
RUANG BAITUNNISA 1
Disusun Oleh:
40902000005
2021
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR
A. Pengkajian Keperawatan
I. DATA UMUM
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama: An. A
Umur: 11 Bulan
Jenis Kelamin: Laki-laki
Agama: Islam
Suku: Jawa
Pendidikan terakhir: Belum sekolah
Pekerjaan: -
Alamat: Jl Condrorejo 05/10 Muhktiharjo Kidul Pedurungan SM
Diagnosa medis:
Tanggal & jam masuk: 27-09-2021; Jam: 14.00
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama: Ny. T
Umur: 23
Jenis Kelamin: Perempuan
Agama: Islam
Pendidikan terakhir: SMK
Pekerjaan: Swasta
Alamat: Jl Condrorejo 05/10 Muhktiharjo Kidul Pedurungan SM
c. Hubungan dengan Pasien: Ibu Kandung
2. Status Kesehatan Saat Ini
Saat ini pasien mengalami keluhan utama diare sudah 3 hari kental, sedikit tapi
sering berwarna kuning dan ada sedikit merah,muntah,diserati demam, upaya
yang dilakukan ibu pasien adalah meminumkan obat demam
3. Riwayat Kesehatan Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan ada riwayat penyakit TB kelenjar dengan pengobatan 2
bulan
b. Kecelakaan
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan
c. Pernah dirawat
Pasien mengatakan belum pernah dirawat
d. Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi
e. Imunisasi
Pasien mengatakan imunisasi kurang lengkap
L aki-laki
Perempuan
P asien A
Kemampuan 1
0 2
perawatan diri 3 4
Makan dan minum √
Mandi √
Berpakaian √
Berpindahan √
Keterangan :
0: Dibantu sebagian
1: Alat bantu
2: Dibantu sebagian
3: Dibantu orang lain
4: Tergantung/Tidakkmampu
Sebelum sakit: Ibu pasien mengatakan si pasien dalam beraktivitas
seperti makan itu dibantu sebagian, jika mandi itu dimandikan, dan jika
berpakaian itu dipakaikan oleh si ibu.
Saat dirawat: Ibu pasien mengatakan si pasien ketika dirawat kebutuhan
nutrisinya dibantu oleh infus.
4. Pola Istirahat Tidur
a. Kebiasaan tidur
Sebelum sakit: Ibu Pasien mengatakan tidur cukup
Saat sakit: Ibu pasien mengatakan pasien rewel
b. Kesulitan Tidur
Sebelum sakit: Ibu pasien mengatakan tidak ada kesulitan tidur
Saat sakit: Ibu pasien mengatakan sulit tidur dikarenakan rewel
5. Pola Nutrisi Metabolik
a. Pola makan
- Sebelum sakit: Ibu pasien mengatakan kalau pasien mengonsumsi susu
formula dan juga makan nasi tim 3 kali sehari
- Saat sakit: Ibu pasien mengatakan kalau pasien tetap mengonsumsi susu
formula dan juga makan nasi tim dengan porsi yang kurang dari
biasanya
b. Pola minum
- Sebelum sakit: Ibu pasien mengatakan normal
- Saat sakit: Ibu pasien mengatakan normal
c. Diet khusus
Ibu pasien mengatakan tidak ada diet khusus
d. Nafsu makan
- Sebelum sakit: Ibu pasien mengatakan nafsu makan pasien normal
- Saat sakit: Ibu pasien mengatakan nafsu makan pasien sedikit menurun
tetapi susu formula normal
e. Muntah
- Sebelum sakit: Ibu pasien mengatakan tidak ada muntah
- Saat sakit: Ibu pasien mengatakan muntah
f. BB naik turun
- Sebelum sakit: Ibu pasien mengatakan bb 10kg
- Saat sakit: Ibu pasien mengatakan bb turun sekitar 9,4kg selama dirawat
g. Kasulitan menelan
Ibu pasien mengatakan tidak ada kesulitan menelan
6. Pola Kognitif-Perseptual Sensori
- Sebelum sakit
Ibu pasien mengatakan pasien mampu berinterasksi dengan baik sesuai
umurnya, mampu melihat dan mendengar dengan baik,
- Saat dirawat
Ibu pasien mengatakan pasien ketika dirawat rewel
7. Pola Persepsi Diri dan Konsep Diri
-Persepsi diri
Ibu pasien mengatakan pasien ingin anaknya cepat sembuh dan bisa kembali
beraktivitas seperti biasanya
-Status emosi
Pasien saat dirawat terlihat rewel dan aktif
8. Pola Mekanisme Koping
Ibu pasien mengatakan pasien awalnya ketika dibawa ke RS masih belum tahu
karena masih dibawah umur
9. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien masih dibawah umur jadi tidak menunjukkan tanda-tanda seksual-
reproduksi yang spesifik
10. Pola Peran-Berhubungan dengan Orang lain
Pasien dapat bernteraksi dengan baik terhadap orang lain sesuai umurnya, pasien
terlihat sangat aktif
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pasien masih dibawah umur jadi masih belum mengerti pola nilai dan
kepercayaan
1. Kesadaran: Composmentins
2. Penampilan : Rapi dan Bersih
3. Vital sign
a. Suhu Tubuh:38
b. Tekanan Darah:-
c. Respirasi rate: 29x/menit
d. Nadi: 150
4. Kepala
Bentuk kepala normal, warna rambut hitam, rambut bersih
5. Mata
Kemampuan mata normal, tidak ada secret
6. Hidung
Tidak terpasang alat bantu pernafasan, tidak ada secret
7. Telinga
Telingabersih, pendengaran normal
8. Mulut dan tenggorokan
Cara berbicara pasien normal dan dapat diterima oleh pendengar, mukosa bibir
agak kering
9. Dada
a. Jantung
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Terdengar suara sonor
Auskultasi : suara jantung terdengar baik
b. Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Palpasi : Tidak ada benjolan
Perkusi : Terdengar suara sonor
Auskultasi : Bunyi nafas vasikuler
10. Abdomen
Inspeksi: Bentuk dada simetris
Palpasi : Tidak ada benjolan
Perkusi : terdengar bunyi timpani
Auskultasi : Bising usus normal 18x/menit
11. Genetalia
Daerah genetalia bersih dan tidak ada bekas luka
12. Ekstermitas atas dan bawah
a. Ekstermitas atas: Tangan kiri pasien jari-jarinya tidak dapat diluruskan, dan
tangan kanan pasien terdapat infus RL 10 Tpm
b. Ekstermitas bawah : Kaki normal, bersih
c. Capillary refill : Normal dan kembali ke kondisi semula dalam 1 detik
d. Kemampuan berfungsi untuk semua ektermitas : Organ ekstremitas
berfungsi dengan baik
13. Kulit
Kulit bersih berwarna putih, tidak pucat, tidak ada edema, turgor kulit kembali
di <2detik
14. Data Penunjang:
a. Hasil pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laborat
- Hemoglobin: 12.3 g/dL
- Hematokrit: 35,7.%
- Leukosit: 11.34
- Eritrosit: 4.5
- Trombosit: 224
2. Pemeriksaan Radiologi
Thorax Kecil ( Non Kontras)
- Cor : Bentuk dan letak normal
- Pulmo: Corakan bronchovasculer meningkat.
Tampak bercak di perihiler paracardial kanan kiri.
Hilus tak menebal
Diafragma dan sinus costofrenicus tak tampak kelainan
b. Diit:
Bubur tim
BB sebelum sakit: 10kg
BB saat sakit: 9,4kg
c. Therapy:
- RL 10 Tpm
- PCT 125 mg
- Putrolit 10 Tpm
- Injeksi glybotic contributed 2x25 mg
- LBO 2x1 sachet
- Zinc 1x1 tablet
- Dehidralit, semaunya
B. ANALISA DATA
Tanggal/Jam Data Fokus Problem Etiologi TTD
27/ 10.00 Ds: Ibu pasien Diare Malabsorpsi Alifia
mengatakan anaknya
BAB 3 kali dalam
sehari
Do: Pasien menangis
dan rewel
S: 38
N: 102x/menit
Skala nyeri: 3
RR: 26
27/ 14.00 Ds: Ibu pasien Hipertermia Dehidrasi Alifia
mengatakan kalau
pasien demam
Do: Pasien rewel
S: 38
SpO2: 99%
Skala Nyeri: 3
27/14.00 Ds: Ibu pasien Risiko Diare Alifia
mengatakan feses Ketidakseim-
keluar sering dalam bangan
jumlah yang sedikit Elektrolit
Do: Pasien menangis
Edukasi:
- Anjurkan
makanan porsi
kecil dan sering
secara bertahap
Kolaborasi:
- Kolaborasi
pemberian obat
antispasmodic/
spasmolitik
Senin, 27 Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen Alifi
september b.d tindakan Hipertermia a
2021 Dehidrasi keperawatan Observasi:
14.00 selama 3x24 jam - Identifikasi
di harapkan penyebab
demam menurun hipertermia
- Monitor suhu
tubuh
- Monitor kadar
elektrolit
Tarapeutik:
- Berikan cairan
oral
Edukasi:
- Anjurkan tirah
baring
Kolaborsi:
- Kolaborasi
pemberian
cairan dan
elektrolit
intravena
Senin, 27 Risiko Setelah dilakukan Pemantauan Elektrolit Alifi
september Ketidakseim tindakan Observasi: a
2021 -bangan keperawatan - Identifikasi
14.00 Elektrolit d.d selama 3x24 jam kemungkinan
Diare di harapkan buang penyebab
air besar disertai ketidaksseim-
dengan: bangan
3. Pola BAB elektrolit
Normal - Monitor mual,
4. Feses yan muntah, diare
dikeluarka Tarapeutik:
n normal - Atur interval
waktu
pemantauan
sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokumentasika
n hasil
pemantauan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
- Informasikan
hasil
pemantauan
E. IMPLEMETASI
Tanggal/Jam Diagnosa Implementasi Respon TTD
Keperawatan
Senin,27 Diare b.d - Identifikasi S:Ibu pasien Alifia
September Malabsropsi penyebab mengatakan
2021 diare pasien rewel
10.00 dan menangis
O: Pasien
terlihat rewel
tetapi masih
aktif
- Monitor S: Ibu pasien
warna, mengatakan
volume, pasien diare
frekuensi, yang
dan dikeluarkan
konsistensi sedikit tetapi
tinja kental
O: Pasien
masih terlihat
rewel
Senin, 27 Hipertermia - Identifikasi S: Ibu pasien Alifia
September b.d Dehidrasi penyebab mengatakan
2021 hipertermia pasien
14.00 demam
O: Pasien
- Monitor suhu terlihat aktif
tubuh S: Ibu pasien
mengatakan
badan pasien
terasa panas
O: Suhu
tubuh pasien
meningkat
S: 38 ℃
N:
102x/menit
Skala Nyeri:
3
RR:
26x/menit
Senin,27 Risiko - Identifikasi S: Ibu pasien Alifia
September Ketidakseim- kemungkinan mengatakan
2021 bangan penyebab pasien rewel
14.00 Elektrolit d.d ketidaksseim- dan menangis
Diare bangan O: Pasien
elektrolit terlihat rewel
- Monitor S: Ibu pasien
mual,muntah, mengatakan
diare pasien rewel
O: Pasien
terlihat rewel
F. EVALUASI
Tanggal/Jam Diagnosa Catatan Perkembangan TTD
Keperawatan
Senin,27 Diare b.d Malabsropsi S: Ibu pasien mengatakan diare Alifia
September O: Defekasi lebih dari tiga kali
2021 dalam 24 jam, dan feses kental
10.00 A: Tujuan belum tercapai, masalah
belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
Senin, 27 Hipertermia b.d S: Ibu pasien mengatakan demam Alifia
September Dehidrasi O: Suhu tubuh diatas nilai normal,
2021 kulit terasa hangat
14.00 S: 38.2℃
RR: 24 kali/menit
N: 100 kali/menit
A: Masalah belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
Senin, 27 Risiko ketidakseim- S: Ibu pasien mengatakan anaknya Alifia
September bangan Elektrolit d.d rewel
2021 Diare O: Diare dengan feses yang kental
14.00 A: Sering buang air besar sedikit
dan kental
P: Diharapkan BAB normal
Disusun Oleh:
40902000005
2021
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR
A. Pengkajian Keperawatan
I. DATA UMUM
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama: Tn.S
Umur: 47 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Agama: Islam
Suku: Jawa
Pendidikan terakhir: SMP
Pekerjaan: Swasta
Alamat: Timbulsloko Sayung Demak Rt.03 rw.07
Diagnosa medis: Diabetes Melitus
Tanggal & jam masuk: 4 Oktober 2021
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama: Ny. H
Umur: 44
Jenis Kelamin: Perempuan
Agama: Islam
Pendidikan terakhir: SMA
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
Alamat: Timbulsloko Sayung Demak Rt.03 rw.07
Hubungan dengan Pasien: Istri
Laki- Laki
Perempuan
Pasien yang dirawat
Kemampuan 1
0 2
perawatan diri 3 4
Makan dan minum √
c. Jantung
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada pulsasi
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Terdengar suara sonor
Auskultasi: suara jantung terdengar baik
d. Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, warna kulit sama
Palpasi : Tidak ada benjolan
Perkusi : Sonor
Auskultasi: bunyi nafas vasikuler
10. Abdomen
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Palpasi : Tidak ada benjolan
Perkusi : Terdengar bunyi timpani
Auskultasi : Bising usus normal 18x/menit
11. Genetalia
Daerah genetalia bersih, tidak ada kelainan, dan tidak ada bekas luka
12. Ekstermitas atas dan bawah
a. Ekstermitas atas :Tangan kanan pasien bergerak normal, dan tangan kiri
pasien terdapat infus RL 10 Tpm
b. Ekstermitas bawah : Kaki kanan dan kiri normal bersih
c. Capillary refill : Normal dan kembali ke kondisi semula dalam 1 detik
d. Kemampuan berfungsi untuk semua ektermitas : Organ ekstremitas berfungsi
dengan baik
13. Kulit
Kulit bersih berwarna sawo matang, tidak pucat, tidak ada edema, turgor kulit
kembali di <2 detik
Golongan O/Positif
Darah/Rh
KIMIA KLINIK
2. Pemeriksaan Radiologi
RADIOLOGI TORAKS
Dibandingkan dengan foto tanggal 20/9/2021
Konfigurasi jantung masih sama, tak tampak kordiomegali
Corakan vasculer tak meningkat
Tak tampak gambaran infiltrat
Fissura minor tebal
Efusi pleura kanan relatif masih sama
b. Diit:
Nasi tim
BB sebelum sakit: 90 kg
BB saat sakit: 70 kg
c. Therapy:
a. RL 10 Tpm
b. Levofloxacim 1x1 (iv)
c. Humalog 3x8 cc
d. Lantus 1x1
e. Azitromicin 1x500
f. Digoxin 2x1
g. Symbicort 3x2
h. Urinter 2x1
B. ANALISA DATA
Tanggal/Jam Data Fokus Problem Etiologi TTD
Senin,04- Ds: Pasien mengatakan Pola nafas Kecemasan Alifia
10-2021 sesak nafas tidak efektif
14.00 Do: Pasien terlihat (D.0005)
cemas
S: 36
TD: 140/73 mmhg
N: 95x/menit
Skala nyeri: 5
RR: 25x/menit
Senin,04- Ds: Pasien mengatakan Nyeri Akut Agen pencedera Alifia
10-2021 nyeri (D.0077) fisiologis
16.00 Do: Pasien terlihat
kesakitan karena nyeri
S: 36
SpO2: 96%
Skala Nyeri: 5
TD: 140/73
N: 96x/menit
Senin,04- Ds: Pasien mengatakan Gangguan Hambatan Alifia
10-2021 susah mengatur pola Pola Tidur lingkungan,
20.00 tidur (D.0055) Kurang privasi
Do: Pasien terlihat
kuurang nyaman
dengan lingkungan
S: 36
Skala Nyeri: 4
N: 95x/menit
D. PLANNING / INTERVENSI
Tanggal/Jam Diagnosa Tujuan & Planning TTD
Keperawatan Kriteria hasil
Senin,04- Pola Napas Setelah Manajemen Jalan Napas Alifi
10-2021 Tidak Efektif dilakukan Observasi: a
14.00 b.d tindakan - Monitor pola napas
Kecemasan keperawatan - Monitor bunyi napas
selama 3x24 jam Tarapeutik::
di harapkan pola - Pertahankan
nafas dengan kepatenan jalan
kriteria hasil: napas
1. Sudah Edukasi:
tidak - Anjurkan asupan
sesak cairan 2000ml/hari
nafas Kolaborasi:
2. Cemas - Kolaborasi
berkurang pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Senin,04- Nyeri Akut Setelah Manajemen Nyeri Alifi
10-2021 b.d Agen dilakukan Observasi: a
16.00 pencedera tindakan - Identifikasi skala
fisiologis keperawatan nyeri
selama 3x24 jam - Identifikasi factor
di harapkan nyeri yang memperberat
berkurang dan memperingan
nyeri
Tarapeutik:
- Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi:
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi:
- Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
E. IMPLEMETASI
Tanggal/Jam Diagnosa Implementasi Respon TTD
Keperawatan
Senin,04-10- Pola Napas -Monitor pola S: Pasien Alifia
2021 Tidak Efektif napas mengatakan
14.00 b.d Kecemasan sesak nafas
berkurang
O: Pasien
sudah mulai
tidak cemas
- Anjurkan S: Pasien Alifia
asupan cairan mengatakan
2000ml/hari minum air 1,5-
2 liter
O: Pasien
terlihat
meminum
asupan air
cukup
Senin,04-10- Nyeri Akut b.d - Identifikasi S: Pasien Alifia
2021 Agen pencedea skala nyeri mengatakan
16.00 fisiologis nyeri
P: Nyeri di
kaki
Q: Tertekan
R: Dibagian
kaki
S: Skalanya 5
T: Bertahap
O: Pasien
- Jelaskan tampak gelisah
strategi S: Pasien
meredakan memahami
nyeri tekhnik
relaksasi
O: Pasien
melakukan
tekhnik napas
dalam saat
nyeri
Senin,04-10- Gangguan Pola - Identifikasi S: Pasien Alifia
2021 Tidur b.d pola mengatakan
20.00 Hambatan aktivitas dan pola tidur
lingkungan tidur berubah
O: Pasien
tampak gelisah
- Jelaskan
strategi tampak gelisah
meredakan S: Pasien
nyeri memahami
tekhnik
relaksasi
O: Pasien
melakukan
tekhnik napas
dalam saat
nyeri
Selasa, 05-10- Gangguan Pola - Identifikasi S: Pasien Alifia
2021 Tidur b.d pola aktivitas mengatakan
19.00 Hambatan dan tidur pola tidur
lingkungan berubah
O: Pasien
tampak gelisah
- Anjurkan S: Pasien
asupan mengatakan
cairan minum air 1,5-
2000ml/hari 2 liter
O: Pasien
terlihat
meminum air
Rabu,06-10- Nyeri Akut b.d - Identifikasi S: Pasien Alifia
2021 Agen skala nyeri mengatakan
15.00 pencedera nyeri
fisiologis P: Nyeri di
kaki
Q: Tertekan
R: Dibagian
kaki
S: Skalanya 2
T: Bertahap
O: Pasien
sudah tak
- Jelaskan tampak gelisah
strategi S: Pasien
meredakan memahami
nyeri tekhnik
relaksasi
O: Pasien
melakukan
tekhnik napas
dalam saat
nyeri
Rabu,06-10- Gangguan pola - Identifikasi S: Pasien Alifia
2021 tidur b.d pola aktivitas mengatakan
17.00 hambatan dan tidur pola tidur
lingkungan berubah
O: Pasien
tampak gelisah
F. EVALUASI
Tanggal/Jam Diagnosa Catatan Perkembangan TTD
Keperawatan
Senin,04- Pola Napas Tidak S: Pasien mengatakan sesak nafas Alifia
10-2021 Efektif b.d O: Kebutuhan Umum cukup
14.00 Kecemasan - TD: 119/83 mmHg
- RR: 25x/menit
- N: 113x/menit
- S: 36°C
A: Pola Nafas Tidak Efektif
P: Lanjutkan intervensi
Senin,04- Nyeri Akut b.d Agen S: Pasien mengatakan nyeri Alifia
10-2021 pencedera fisiologis berkurang
16.00 O: Kebutuhan Umum cukup
- TD: 110/83 mmHg
- RR: 23x/menit
- N: 100x/menit
- S: 36°C
A: Nyeri Akut
P: Lanjutkan
A: Nyeri Akut
P: Diharapkan Nyeri hilang atau
berkurang
DISUSUN OLEH :
(40902000005)
2021
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR
A. Pengkajian Keperawatan
I. DATA UMUM
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama: Tn.S
Umur: 47 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Agama: Islam
Suku: Jawa
Pendidikan terakhir: SMP
Pekerjaan: Swasta
Alamat: Timbulsloko Sayung Demak Rt.03 rw.07
Diagnosa medis: Diabetes Melitus
Tanggal & jam masuk: 4 Oktober 2021
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama: Ny. H
Umur: 44
Jenis Kelamin: Perempuan
Agama: Islam
Pendidikan terakhir: SMA
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
Alamat: Timbulsloko Sayung Demak Rt.03 rw.07
Hubungan dengan Pasien: Istri
2. Status Kesehatan Saat Ini
Awal mula pasien mengalami sesak nafas dan kontrol dengan dr.Anna,
kemudian disuruh dr.Anna rawat inap
3. Riwayat Kesehatan Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan ada riwayat penyakit Diabetes melitus
b. Kecelakaan
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan
c. Pernah dirawat
Pasien mengatakan belum pernah dirawat
d. Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi makanan dan obat
e. Imunisasi
Pasien mengatakan imunisasi lengkap
Laki- Laki
Perempuan
Pasien yang dirawat
b. Penyakit yang pernah di derita anggota keluarga
Anggota keluarga tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan
dengan riwayat yang diderita oleh pasien
c. Penyakit yang sedang diderita keluarga
Anggota keluarga pasien saat ini tidak menderita penyakit lainnya
Kemampuan 1
0 2
perawatan diri 3 4
Makan dan minum √
a. Jantung
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada pulsasi
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Terdengar suara sonor
Auskultasi: suara jantung terdengar baik
b. Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, warna kulit sama
Palpasi : Tidak ada benjolan
Perkusi : Sonor
Auskultasi: bunyi nafas vasikuler
10. Abdomen
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Palpasi : Tidak ada benjolan
Perkusi : Terdengar bunyi timpani
Auskultasi : Bising usus normal 18x/menit
11. Genetalia
Daerah genetalia bersih, tidak ada kelainan, dan tidak ada bekas luka
12. Ekstermitas atas dan bawah
a. Ekstermitas atas :Tangan kanan pasien bergerak normal, dan tangan kiri
pasien terdapat infus RL 10 Tpm
b. Ekstermitas bawah : Kaki kanan dan kiri normal bersih
c. Capillary refill : Normal dan kembali ke kondisi semula dalam 1 detik
d. Kemampuan berfungsi untuk semua ektermitas : Organ ekstremitas berfungsi
dengan baik
13. Kulit
Kulit bersih berwarna sawo matang, tidak pucat, tidak ada edema, turgor kulit
kembali di <2 detik
Golongan O/Positif
Darah/Rh
KIMIA KLINIK
LED
2. Pemeriksaan Radiologi
RADIOLOGI TORAKS
Dibandingkan dengan foto tanggal 20/9/2021
Konfigurasi jantung masih sama, tak tampak kordiomegali
Corakan vasculer tak meningkat
Tak tampak gambaran infiltrat
Fissura minor tebal
Efusi pleura kanan relatif masih sama
b. Diit:
Nasi tim
BB sebelum sakit: 90 kg
BB saat sakit: 70 kg
c. Therapy:
a. RL 10 Tpm
b. Levofloxacim 1x1 (iv)
c. Humalog 3x8 cc
d. Lantus 1x1
e. Azitromicin 1x500
f. Digoxin 2x1
g. Symbicort 3x2
h. Urinter 2x1
B. ANALISA DATA
Tanggal/Jam Data Fokus Problem Etiologi TTD
Senin,04- Ds: Pasien mengatakan Pola nafas Kecemasan Alifia
10-2021 sesak nafas tidak efektif
14.00 Do: Pasien terlihat (D.0005)
cemas
S: 36
TD: 140/73 mmhg
N: 95x/menit
Skala nyeri: 5
RR: 25x/menit
Senin,04- Ds: Pasien mengatakan Nyeri Akut Agen pencedera Alifia
10-2021 nyeri (D.0077) fisiologis
16.00 Do: Pasien terlihat
kesakitan karena nyeri
S: 36
SpO2: 96%
Skala Nyeri: 5
TD: 140/73
N: 96x/menit
Senin,04- Ds: Pasien mengatakan Gangguan Hambatan Alifia
10-2021 susah mengatur pola Pola Tidur lingkungan,
20.00 tidur (D.0055) Kurang privasi
Do: Pasien terlihat
kuurang nyaman
dengan lingkungan
S: 36
Skala Nyeri: 4
N: 95x/menit
E. IMPLEMETASI
Tanggal/Jam Diagnosa Implementasi Respon TTD
Keperawatan
Senin,04-10- Pola Napas -Monitor pola S: Pasien Alifia
2021 Tidak Efektif napas mengatakan
14.00 b.d Kecemasan sesak nafas
berkurang
O: Pasien
sudah mulai
tidak cemas
- Anjurkan S: Pasien Alifia
asupan cairan mengatakan
2000ml/hari minum air 1,5-
2 liter
O: Pasien
terlihat
meminum
asupan air
cukup
Senin,04-10- Nyeri Akut b.d - Identifikasi S: Pasien Alifia
2021 Agen pencedea skala nyeri mengatakan
16.00 fisiologis nyeri
P: Nyeri di
kaki
Q: Tertekan
R: Dibagian
kaki
S: Skalanya 5
T: Bertahap
O: Pasien
tampak gelisah
- Jelaskan S: Pasien
strategi memahami
meredakan tekhnik
nyeri relaksasi
O: Pasien
melakukan
tekhnik napas
dalam saat
nyeri
Senin,04-10- Gangguan Pola - Identifikasi S: Pasien Alifia
2021 Tidur b.d pola mengatakan
20.00 Hambatan aktivitas dan pola tidur
lingkungan tidur berubah
O: Pasien
tampak gelisah
- Jelaskan
strategi tampak gelisah
meredakan S: Pasien
nyeri memahami
tekhnik
relaksasi
O: Pasien
melakukan
tekhnik napas
dalam saat
nyeri
Selasa, 05-10- Gangguan Pola - Identifikasi S: Pasien Alifia
2021 Tidur b.d pola aktivitas mengatakan
19.00 Hambatan dan tidur pola tidur
lingkungan berubah
O: Pasien
tampak gelisah
Tanggal/Jam Diagnosa Implementasi Respon TTD
Keperawatan
Rabu,06-10- Pola Napas -Monitor pola S: Pasien Alifia
2021 Tidak Efektif napas mengatakan
13.00 b.d Kecemasan sudah tidak
sesak nafas
O: Pasien
sudah tidak
cemas
- Anjurkan S: Pasien
asupan mengatakan
cairan minum air 1,5-
2000ml/hari 2 liter
O: Pasien
terlihat
meminum air
Rabu,06-10- Nyeri Akut b.d - Identifikasi S: Pasien Alifia
2021 Agen skala nyeri mengatakan
15.00 pencedera nyeri
fisiologis P: Nyeri di
kaki
Q: Tertekan
R: Dibagian
kaki
S: Skalanya 2
T: Bertahap
O: Pasien
sudah tak
tampak gelisah
- Jelaskan S: Pasien
strategi memahami
meredakan tekhnik
nyeri relaksasi
O: Pasien
melakukan
tekhnik napas
dalam saat
nyeri
Rabu,06-10- Gangguan pola - Identifikasi S: Pasien Alifia
2021 tidur b.d pola aktivitas mengatakan
17.00 hambatan dan tidur pola tidur
lingkungan berubah
O: Pasien
tampak gelisah
F. EVALUASI
Tanggal/Jam Diagnosa Catatan Perkembangan TTD
Keperawatan
Senin,04- Pola Napas Tidak S: Pasien mengatakan sesak nafas Alifia
10-2021 Efektif b.d O: Kebutuhan Umum cukup
14.00 Kecemasan - TD: 119/83 mmHg
- RR: 25x/menit
- N: 113x/menit
- S: 36°C
A: Pola Nafas Tidak Efektif
P: Lanjutkan intervensi
Senin,04- Nyeri Akut b.d Agen S: Pasien mengatakan nyeri Alifia
10-2021 pencedera fisiologis berkurang
16.00 O: Kebutuhan Umum cukup
- TD: 110/83 mmHg
- RR: 23x/menit
- N: 100x/menit
- S: 36°C
A: Nyeri Akut
P: Lanjutkan
A: Nyeri Akut
P: Diharapkan Nyeri hilang atau
berkurang
Disusun Oleh:
40902000005
2021
A
5M
pendidiW
2. Rwayst penyaklt seksrang
, ‹ue'•y".. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ’ ””””
w oro..:j...P.7.’.!’f"...
......’..*.!*....... ” ’
2. Piwayat penya kit seka M ng
oo: Bum'°°°""
Imp«m‹n‹*i :Membe Wpq
LAPORAN PENDAHULUAN
ELIMINASI
Disusun Oleh:
40902000005
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
OKSIGENASI
Disusun Oleh:
40902000005
2021
.*.°.*.9. !° .i. ..?°L* *..
Y,yogi r»o#An
wdok hobr,
' Co +dan T›Wrohot tide
Tnrer«enoF
„s•,,=•: ,*° ! ' ' °/3°mmw
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELITUS
Disusun Oleh:
40902000005
2021
PATHWAY PASIEN DENGAN DIABETES MELLITUS
Osmolaritas
meningkat
Membuang
Fatique
Massa tubuh
Poliuri Polidipsi Poliphagi
Berat badan
turun ↓
BB turun Peningkatan gula darah
kronik
Risiko kekurangan
nutrisi
nekrosis Kerusakan
Gangguan perfusi integritas kulit
jaringan
Pembedahan: amputasi
HIPERTENSI
Disusun Oleh:
40902000005
2021
Elastisitas , arteriosklerosis
vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
Pola nafas
tidak efektif Kurang
Kelebihan
pengetahuan
volume cairan
“ ’xepera+at.n, psi o natal j-raa ef**fir ° " ’” "
'°’ °° io
’’'!’ O V/
* , ip &o^n co,m» +*yr
" ‹T•OO
" §.°" w°
U. m ronA o o• ^&r
D i .oo
Tr.Mss
ADL BAITUL IZZAH 2