Anda di halaman 1dari 4

SYNDROME STEVEN

JOHNSON

Kelompok 3

PENGERTAN

Sindrom Steven Johnson (SSJ)


adalah sindrom yang mengenai
kulit, selaput lendir di orifisium
danmata dengan keadaan umum
bervariasi dan ringansampai berat,
kelainan pada kulit berupa
eritema, vesikel atau bula dapat
disertai purpura (Djuanda,2007).

PENYEBAB
Pada orang dewasa, sindrom Stevens-
Johnson dapat disebabkan oleh efek
samping obat-obatan berikut ini:
-Obat asam urat, seperti allopurinol.
-Obat pereda nyeri, misalnya
paracetamol, naproxen, atau piroxicam.
-Obat antibiotik, misalnya penisilin.
-Obat antivirus nevirapine.
-Obat antikejang, seperti
carbamazepine dan lamotrigine.

Pada anak-anak, sindrom ini lebih


sering dipicu oleh infeksi virus. Pada
kasus yang jarang terjadi, dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri.
Beberapa infeksi virus yang bisa
menyebabkan sindrom Stevens-
Johnson adalah:
-Pneumonia atau paru-paru basah
-Hepatitis A
-HIV
-Herpes
-Gondongan
-Flu
-Demam kelenjar

KLASIFIKASI

SSJ sering kali dibedakan dari


nekrolisis epidermal toksik (NET),
namun keduanya merupakan satu
entitas yang sama dan hanya
dibedakan berdasarkan luas area
tubuh/body surface area (BSA)
yang terlibat. [2-4]
Diagnosis SSJ ditegakkan dengan
penemuan klinis berupa trias SSJ,
yaitu lesi kulit, perubahan mukosa
oral, dan kelainan mata, disertai
dengan riwayat konsumsi obat,
dengan BSA yang terlibat <10%. [1-
3] Manifestasi kulit dapat berupa
deskuamasi kulit dan tanda
Nikolsky positif.
MANIFESTASI KLINIK

-Kelainan kulit berupa eritema,


vesikel, dan bula yang kemudian
memecah sehingga terjadi erosi
yang luas.
-kelainan selaput lendir orifisium,
yang tersering ialah
mukosamulut(100%),
orifisiumgenitalia eksterna(50%),
lubanghidung(8%), dan anus (4%).
-kelainan mata(80%) yang
tersering konjungtivitis kataralis.

PATOFISIOLOGI

Disebabkan oleh reaksi


hipersensitif tipe III danIV. Reaksi
tipe III terjadi akibat terbentuknya
komplekantigen antibodi yang
membentuk mikro-presitipasi
sehingga terjadi aktifitas sistem
komplemen. Akibatnya terjadi
akumulasi neutrofil yang
kemudianmelepaskan lisozim dan
menyebabkan kerusakan jaringan
pada organ sasaran (target organ).
Reaksihipersentifitas tipe IV
terjadi akibat limfosit T
yangtersintesisasi berkontak
kembali dengan antigen yangsama
kemudian limfokin dilepaskan
sehingga terjadireaksi radang
(Djuanda, 2000: 147).

PENATALAKSANAAN

-kortikosteroid
-Antibiotik
-Infus dan tranfusi darah
-Topikal

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan untuk mendukung


ditegakkannya diagnosis syndrome
steven johnson menurut (Kusuma
& Nurarif, 2015), yaitu :
-Labolatorium : biasanya dijumpai
leukositosis atau eosonofilia. Bila
disangka penyebab nya infeksi
dapat dilakukan kultur darah
-histopatologi: kelainan berupa
infiltrat sel mononuklear, oedema
dan ekstravasasi sel darah merah.
Degenerasi lapisan basalis.
Nekrosis sel epidermal dan
spongiosis dan edema intrasel di
epidermis
-imunologi: dijumpai deposis igM
dan C3 di pembuluh darah dermal
superficial serta terdapat komplek
imun yang mengandung igG, igM,
igA
FOKUS PENGKAJAN
KEPERAWATAN
-Anamnesa riwayat pengobatan
pasien
-Gambaran klinik
-Histopatologi
-Riwayat kesehatan
-Pemeriksaan infeksi kulit

DIAGNOSA KEPERAWATAN

-Nyeriakut berhubungan dengan


inflamasi pada kulit.
-Gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kesulitanmenelan.
-Gangguan integritas kulit yang
berhubungan denganinflamasi
dermal dan epidermal.
-Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan perub
ahan strukturkulit.

RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
-manajemen nyeri
-perawatan integrtas kulit
-promosi citra tubuh

PATHWAYS
EVALUASI

1. Inflamasi dermal dan epidermal


berkurang
2. Nyeri berkurang atau hilang
3. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
4. Tdak terjadi komplikasi
5. Peningkatan intoleransi
aktifitas

DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.scribd.com/presentat
ion/524548732/PPT-SJS-KEL-
2
2. https://id.scribd.com/presentat
ion/366477350/PPT-Sindrom-
Steven-Johnson

Anda mungkin juga menyukai