TRANFUSI DARAH
MATA KULIAH:
Keterampilan dasar klinik
Disusunoleh :
Isyfi Maradhani :(P07124123008)
POLITEKNIKKESEHATANKEMENTRIANKESEHATAN
ACEHPRODIDIII JURUSANKEBIDANAN BANDAACEH
2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“TRANFUSI DARAH”. Makalah ini diajukan guna tugas mata kuliah KETERAMPILAN
DASAR KLINIK.
Penulis Mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing penulis dalam
penyusunan makalah ini, makalah ini masi jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. LatarBelakang................................................................................................1
B. RumusanMasalah...........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2
A. PengertiamDokumentasiKardex....................................................................2
B. Komponen Model dokumensiKardex............................................................2
C. KeuntungandanKekurangan Model DokumentasiKardex............................3
D. ContohPendokumensianKardex.....................................................................4
BAB III PENUTUP....................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Transfusi darah adalah penginjeksian darah dari sese- orang (yang disebut donor) ke dalam
sistem peredaran darah seseorang yang lain (yang disebut resipien). Transfusi darah tidak pernah
terjadi kecuali setelah di- temukan adanya sirkulasi darah yang tidak pernah ber- henti dalam
tubuh. Karena itu, penting kiranya untuk diuraikan di sini bagaimana transfusi darah akhirnya
benar-benar menjadi kenyataan.
Pada tahun 1665, Dr. Richard Lower, ahli anatomi dari Inggris, berhasil mentransfusikan
darah seekor an- jing pada anjing yang lain. Dua tahun kemudian, Jean Baptiste Denis, seorang
dokter, filsuf, dan astronom dari Perancis, berusaha melakukan transfusi darah pertama kali pada
manusia. Ia mentransfusikan darah seekor anak kambing ke dalam tubuh pasiennya yang
berumur 15 tahun. Hasilnya adalah bencana, yaitu kematian anak tersebut dan ia sendiri dikenai
tuduhan pembunuhan.¹ Sejak saat itu, terjadi stagnasi panjang dalam bidang transfusi-darah
terapan. Sekitar 150 tahun kemudian, te- patnya tahun 1818, Dr. James Blundell dari Rumah
Sakit St. Thomas and Guy berhasil melakukan transfusi darahdari manusia ke manusia untuk
yang pertama kali. Ia berhasil melakukannya setelah ia menemukan alat trans- fusi darah secara
langsung, dan ia mengingatkan bahwa hanya darah manusia yang dapat ditransfusikan pada
manusia. Tetapi, alat yang diciptakan oleh Dr. Lower itu baru bisa digunakan secara umum
setelah tahun 1901. Pada tahun itu, Karl Landsteiner, ilmuwan dari Wina, berhasil menemukan
jenis-jenis darah. Menurut temuan ini, jika jenis-jenis darah yang dicampurkan ti- dak cocok,
maka akan terjadi penggumpalan sel darah merah, yang akan berlanjut pada kerusakan masing-
masing darah tersebut. Karena itu, sampai di sini, ada baiknya kita sekilas membahas beberapa
golongan da- rah yang berbeda-beda itu, faktor-faktor yang terdapat dalam masing-masing
golongan, dan golongan mana saja yang dapat dicampur tanpa terjadi penggumpalan.
Golongan Darah :
Ada empat golongan darah yang utama, yaitu A, B, AB, dan O. Perbedaan di antara
golongan-golongan ini ditentukan oleh ada tidaknya dua zat kimia utama (yai- tu A dan B) dalam
sel darah merah, serta oleh ada tidaknya dua unsur (yaitu unsur anti-A dan unsur anti- B) dalam
serum darah tersebut. Perlu dicatat bahwa walaupun serum dan plasma itu mirip, tetapi
1
perbedaan di antara keduanya adalah bahwa dalam serum, fibri- nogen dan kebanyakan faktor-
faktor penggumpal lain- nya tidak ada. Jadi, serum itu sendiri tidak dapat meng- gumpal karena
ia tidak memiliki faktor-faktor peng- gumpal tersebut, yang adanya adalah di dalam plasma.
Seseorang yang bergolongan darah O dikenal se- bagai donor universal, karena sel darah
merah orang ini tidak mengandung zat kimia A maupun B. Tetapi, orang ini tidak dapat
menerima darah orang lain ke- cuali yang bergolongan O, karena serum darahnya ber- isi unsur
anti-A dan anti-B sekaligus. Di sisi lain, se- seorang yang bergolongan darah AB dapat
menerima transfusi darah dari donor kelompok mana pun, se- hingga ia disebut sebagai resipien
universal, tetapi ia hanya dapat menyumbangkan darahnya pada orang lain yang segolongan
darah (AB).
B. RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud model dokumentasikardeks ?
2. ApasajaKomponen model dokumentasikardeks?
3. ApaKeuntungandankelemahan model dokumentasikardeks ?
4. BagaimanaContoh Format PendokumentasianKardeks?
C. Tujuan
1. UntukmengetahuiPengertian model dokumentasikardek.
2. UntukmengetahuiKomponen model dokumentasikardek.
3. UntukmengetahuiKeuntungandankelemahan model dokumentasikardek.
4. UntukmengetahuiContoh Format PendokumentasianKardeks
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Transfusi Darah
Transfusi darah adalah tindakan medik yang bertujuan mengganti komponen darah yang
berkurang atau proses pemindahan atau pemberian darah dari seseorang (donor) kepada
orang lain (resipien). Transfusi bertujuan untuk mengganti darah yang hilang akibat
perdarahan, luka bakar, mengatasi syok dan mempertahankan daya tahan tubuh terhadap
infeksi.
Proses transfusi darah harus memenuhi persyaratan yaitu aman bagi penyumbang darah
dan bersifat pengobatan bagi resipien. Transfusi darah bertujuan memelihara dan
mempertahankan kesehatan donor, memelihara keadaan biologis darah atau komponen-
komponennya agar tetap bermanfaat memelihara dan mempertahankan volume darah
yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah), mengganti kekurangan
komponen seluler atau kimia darah, meningkatkan oksigenasi jaringan, memperbaiki
fungsi hemostatis, tindakan terapi kasus tertentu.
Tidak semua orang dapat menjadi pendonor, supaya transfusi tidak membahayakan donor
dan juga melindungi resipien dengan menjamin bahwa darah yang didonorkan adalah
darah yang sehat, maka darah donor harus diseleksi terlebih dahulu seperti: tidak
menderita penyakit HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan orang yang tidak berisiko karena
seks bebas.
B. MANFAAT DONOR DARAH
1. Dapat Mencegah Kanker
Zat besi yang berlebihan dalam tubuh dapat menyebabkan tingginya kadar radikal bebas,
dimana tingginya kadar radikal bebas dapat memicu tumbuhnya penyakit kanker. Dan
dengan mendonorkan darah, maka zat besi dalam tubuh akan berkurang dan tidak
melebihi batas yang seharusnya.
2. Dapat mencegah penyakit Jantung Risiko penyakit jantung bisa berkurang karena
nutrisi dalam darah akan meningkat setelah mendonorkan darah. Selain itu, penyumbatan
darah di jantung juga akan berkurang dan aliran darah menjadi lebih lancar. Detak
jantung akan lebih stabil setelah mendonorkan darah
3
3. Dapat menurunkan berat dadan Saat donor darah berlangsung, 450 mililiter darah yang
disalurkan mampu membakar 650 kalori dalam tubuh. Hal ini tentu membuat tubuh
menjadi lebih sehat dan terasa lebih ringan
4. Dapat membantu mendeteksi penyakit Sebelum dibagikan kepada orang lain, otomatis
darah yang sudah didonorkan akan diperiksa terlebih dahulu. Darah yang sudah
didonorkan harus masuk ke laboratorium terlebih dahulu untuk memastikan apakah darah
tersebut mengandung penyakit tertentu atau tidak.
5. Dapat membantu meningkatkan produksi sel darah merah Setelah mendonorkan darah,
sumsum tulang belakang akan segera memproduksi sel darah merah baru untuk
menggantikan darah yang berkurang. Darahnya pun akan tergantikan dengan darah yang
lebih segar dan sehat.
4
4. Memberikan plasma dan trombosit sebagai tambahan faktor pembekuan, karena
komponen darah spesifik yang lain tidak ada
5. Transfusi tukar pada neonatus dengan ikterus berat.Komponen Model
DokumentasiKardex
5
c. Golongan darah dan rhesus
F. Golongan darah dan rhesus harus sama antara pendonor dan resipien. Manusia
mempunyai tipe-tipe antigenik tertentu dikategorikan sebagai golongan darah atau tipe.
Golongan darah terdiri dari A, B, AB dan O. Seseorang memiliki antibodi terhadap
plasma dari golongan darah yang lain. Seseorang dengan golongan darah A tidak dapat
menerima golongan darah B dan sebaliknya. Golongan darah O akan disertai antibodi
terhadap A dan B sedangkan golongan darah AB tidak akan menyebabkan timbulnya
antibodi terhadap golongan darah lain. Rhesus ada dua jenis yaitu rhesus positif dan
rhesus negatif. Orang Indonesia kebanyakan rhesusnya positif (+). Darah donor yang
tidak cocok dengan darah resipien dapat menyebabkan reaksi yang dapat membahayakan
pasien.
G. Jenis Transfusi Darah
1. Transfusi Darah Lengkap (Whole Blood)
a. Darah lengkap mengandung sel darah merah plasma protein hematokrit sekitar 40%.
Dalam 1 unit darah 250 sampai 450 cc dengan antikoagulan 15 per 100 ml darah. Jenis
transfusi darah ini adalah darah segar atau fresh Blood yaitu darah yang disimpan kurang
dari 6 jam dan darah yang disimpan atau store blood yaitu darah yang disimpan lebih dari
6 jam penyimpanan dalam lemari es bank darah dengan suhu 2°C dan 6°C. Transfusi
darah diberikan 30 menit setelah darah dikeluarkan dari lemari es
c. Kontraindikasi
1. Anemia kronis, gagal jantung insipien. resiko pemberian terkontaminasi oleh
mikroorganisme seperti virus hepatitis HIV sipilis malaria
6
2. Konsentrasi Sel Darah Merah (Packed Red Blood Cells/PRBCs) Sel darah merah
dengan sedikit plasma (hematokrit sekitar 75%)sehingga darah lebih pekat, trombosit dan
sel darah putih tetap volume 1 unit darah 140 sampai 200 ml. Penyimpanan danresiko
infeksi sama dengan transfusi darah lengkap. Cara pemberian dengan menambahkan
larutan saline normal 50 sampai 100 ml. Indikasi pada anemia kronik
3. Konsentrasi Trombosit
Tidak boleh disimpan dalam lemari es karena dapat menurunkan fungsi trombosit,
disimpan dalam suhu 20 sampai 24°C dapat bertahan sampai dengan 72 jam. Indikasi
pada leukemia akut, anemia plastik dan atau Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP)
7
j. Cek apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum infus /abocath
k. Tarik jarum infus dan hubungkan dengan slang transfusi
1. Buka tetesan
m. Lakukan desinfeksi dan tutup dengan kasa steril
n. Beri tanggal dan jam pelaksanaan infus pada plester
o. Setelah NaCl masuk sekitar 15 menit, ganti dengan darah yang sudah disiapkan
p. Darah sebelum dimasukan, terlebih dahulu cek warna darah, identitas pasien, jenis
golongan darah dan tanggal kedaluwarsa
q. Lakukan observasi tanda-tanda vital selama pemakaian transfusi
r. Catat respons yang terjadi
s. Cuci tangan
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
10