Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

PENENTUAN GOLONGAN DARAH SISTEM ABO

Kelas B

Mata Kuliah Genetika

Oleh Anggota Kelompok 1 :

1. Agata Lemba Cut 2317051


2. Erlina Tamu Ina 2317041
3. Intan Sari Rambu Noti 2317011
4. Ronaldi Saputra Ngunju Mbani 2317071
5. Sriratna M. Awang 2317051
6. Susanti R. Anahau 2316021
7. Yunita Suhartini Milla 2316091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS KRISTEN WIRA WACANA

SUMBA

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab karena
kasih karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Tidak lupa pula penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam penyusunan laporan ini, khususnya dosen pengampuh mata kuliah
genetika.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak pula kekurangan baik dari segi penulisan maupun isinya. Oleh karena
itu penyusun sangat membutuhkan saran dan kritikan yang bersifat membangun.

Waingapu , November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Tujuan Praktikum .......................................................................................... 2
C. Manfaat Praktikum ........................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3

A. Darah ............................................................................................................. 3
B. Penggolongan Darah Sistem ABO ................................................................ 4

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ............................................................. 6

A. Waktu dan Tempat ........................................................................................ 6


B. Alat dan Bahan .............................................................................................. 6
C. Langkah Kerja ............................................................................................... 6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 8

A. Hasil Pengamatan .......................................................................................... 8


B. Pembahasan .................................................................................................. 10

iii
BAB V PENUTUP ................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ................................................................................................... 13
B. Saran .............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Darah merupakan komponen yang sangat penting dalam tubuh manusia,
mengapa demikian, dilihat dari segi fungsi dan urgennya dalam tubuh
manusia. Dalam dunia kesehatan khususnya dalam pelayanan di dalam rumah
sakit, ketersedian darah merupakan hal yang sagat penting untuk tetap dijaga,
mengapa demikian, apabila terjadi kecelakaan yang menyebabkan terjadinya
luka dan kehilngan darah, tentunya diperlukan ketersediaan darah dengan
jangka waktu penanganan sesegera mungkin. Mengapa demikian, karena
apabila seseorang kehilangan banyak darah dalam jangka waktu yang lama
dapat menyebabkan kematian bagi diri seseorang.
Secara umum hewan vertebrata memiliki darah dengan warna merah
gelap, dengan bentuk cair dan agak kental. darah juga memiliki jenis atau
golongan yang berbeda. Tidak serta-merta darah itu sama walaupun sama
warnanya, sama kekentalannya, sama baunya, namun darah memiliki
golongan teersendiri yaitu A, B, AB dan O. banyaknya jenis darah ini,
menjadikan harus adanya ketelitian pada setiap penggunaan darah. Mengapa
demikian karena terkait proses transfuse darah, tidak serta merta orang dapat
memberi dan menerima darah, mengapa karena setiap golongan darah
memiliki syarat dan ketentuan tersendiri dalam menerima, misalnya golongan
darah AB dapat menerima darah A dan B serta sifat-sifat yang lainnya.
Pada praktikum kali ini, akan dilakukan percobaan untuk mengetahui
jenis golongan darah pada sampel yang ada menggunakan system ABO.

1
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui golongan darah
dengan menggunakan sistem ABO.

C. Manfaat Praktikum
Manfaat diadakannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui golongandarah probandus. Selain itu, ilmu yang diperoleh dari
praktikum ini bisa menjadi bekal yang sangat berguna sebagai bekal bila nanti
menjadi seorang pendidik dan pengajar.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Darah
Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat di
dalam sistem peredaran darah tertutup dan sangat penting untuk kelangsungan
hidup manusia. Darah berfungsi memasukkan oksigen dan bahan makanan
keseluruh tubuh serta mengambil karbon dioksida dan metabolik dari
jaringan. Mengetahui golongan darah seseorang sangat penting di ketahui
untuk kepentingan medis yaitu salah satunya untuk transfusi (Oktari, 2016:
49).
Pada tahun 1901 Dr. Karl Landsteiner menemukan, bahwa sel-sel darah
merah (eritrosit) dari beberapa individu akan menggumpal (beraglutinasi)
dalam kelompok-kelompok yang dapat dilihat dengan mata telanjang, apabila
dicampur dengan serum dari beberapa orang, tetapi tidak dengan semua
orang. Kemudian diketahui bahwa dasar dari menggumpalnya eritrosit tadi
adalah adanya reaksi antigen antibodi. Apabila suatu substansi asing (disebut
antigen) disuntikkan ke dalam aliran darah dari seekor hewan akan akan
mengakibatkan terbentuknya antibodi tertentu yang akan bereaksi dengan
antigen (Suryo, 2001: 345-346).
Mengikuti penemuan Karl Landsteiner tentang penggumpalan sel-sel
darah merah dan pengertian tentang reaksi antigen-antibodi, maka
penyelidikan selanjutnya memberi penegasan mengenai adanya dua antibodi
alamiah di dalam serum darah dan dua antigen pada permukaan eritrosit.
Seseorang dapat membentuk salah satu atau kedua antibodi itu atau sama
sekali tidak membentuknya. Demikian pula dengan antigennya. Dua antigen
itu disebut antigen A dan antigen B, sedangkan dua antibodi itu disebut anti A
dan anti B. Melalui tes darah maka setiap orang dapat mengetahui golongan
darahnya. Berdasarkan sifat kimianya, antigen A dan B merupakan
mukopolisakarida, terdiri dari protein dan gula. Dalam dua antigen itu bagian

3
proteinnya sama, tetapi bagian gulanya merupakan dasar kekhasan antigen
antibodi (Suryo, 2001: 346-347).

B. Penggolongan Darah Sistem ABO


Golongan darah merupakan sistem pengelompokan darah yang
didasarkan pada jenis antigen yang dimilikinya. Sedikitnya ada 48 jenis
antigen yang menjadi dasar dalam penggolongan darah. Tetapi yang paling
umum digunakan adalah sistem penggolongan darah ABO. Pembagian
golongan darah sistem ABO didasarkan pada adanya perbedaan aglutinogen
(antigen) dan aglutinin (antibodi) yang terkandung dalam darah (Tenriawaru,
2016: 42).
Secara umum darah memiliki 4 golongan yaitu: golongan darah A
dimana golongan darah A mempunyai antigen A dan anti - B, golongan darah
B yaitu golongan darah yang memiliki antigen B dan anti – A, golongan darah
O golongan darah yang memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan
golongan darah AB golongan darah yang memiliki antigen tetapi tidak
memiliki antibodi (Oktari, 2016: 49).

Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan jenis


golongan darah pada manusia. Penentuan golongan darah ABO pada
umumnya dengan menggunakan metode Slide. Metode ini didasarkan pada
prinsip reaksi antara aglutinogen (antigen) pada permukaan eritrosit dengan
aglutinin yang terdapat dalam serum/plasma yang membentuk aglutinasi atau
gumpalan. Metode slide merupakan salah satu metode yang sederhana, cepat
dan mudah untuk pemeriksaan golongan darah (Oktari, 2016: 50).

4
Reagen antisera merupakan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan
golongan darah ABO. Diperoleh dari biakan supernatan secara in vitro yang
berasal dari hibridisasi immunoglobulin sel tikus, dan hasil pemeriksaanya
akan terbentukaglutinasi. Misalnya pada golongan darah A ketika
ditambahkan reagen antisera A, reagen antisera B, dan reagen antisera AB,
maka terjadi aglutinasi pada darah yang di tetesi reagen antisera B dan AB,
sedangkan pada reagen antisera AB tidak terbentuk aglutinasi. Dari segi
reagen metode ini kurang ekonomis, maka serum dapat dijadikan sebagai
reagen pada pemeriksaan golongan darah ABO (Oktari, 2016: 50).
Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh dari alel
berganda dari sebuah gen tunggal. Sehingga ada empat kemungkinan fenotip
yaitu A, B, AB atau O. Huruf-huruf ini menunjukkan dua karbohidrat,
substansi A dansubstansi B, yang mungkin ditemukan pada permukaan sel
darah merah. Sel darah seseorang mungkin mempunyai sebuah substansi (tipe
A atau B), kedua-duanya (tipe AB , atau tidak sama sekali (tipe O). Golongan
Rhesus negatif (Rh -) ditemukan hampir 15% pada ras kulit putih, sedangkan
pada ras Asia jarang dijumpai kecuali terjadi perkawinan campuran dengan
orang asing yang bergolongan rhesus negatif. Pada wanita Rhesus negatif
yang melahirkan bayi pertama Rhesus positif, risiko terbentuknya antibodi
sebesar 8%. Sedangkan pada kehamilan berikutnya sebagai akibat sensitisitas
pada kehamilan pertama sebesar 16%. Perbedaan rhesus dapat menimbulkan
kondisi antirhesus atau penghancuran sel darah merah, dalam kondisi tertentu
dapat mengakibatkan kematian janin dalam rahim atau gangguan kesehatan
setelah lahir seperti anemia, jaundice(penyakit kuning), pembengkakan hepar
dan gagal jantung (Swastini, 2016: 69).

5
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Selasa, 06 November 2019
Wakt : Pukul 15.00 s.d 17.00 WITA
Tempat : Ruang A.1.7 Kampus UNKRISWINA Sumba

B. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Jarum lanset steril
2. Kartu golongan darah
3. Gelas objek
4. Batang pengaduk
5. Pensil
b. Bahan
1. Serum A dan serum B
2. Darah segar manusia
3. Alkohol 70%
4. Kapas

B. Langkah Kerja
1. Tangan probandus dicuci hingga bersih lalu dikeringkan.
2. Kapas yang ada diambil sedikit lalu ditetesi dengan larutan alcohol 70%,
kemudian digosokan pada bagian jari telunjuk probandus.
3. Jarum steril yang telah disediakan lalu ditusukan pada jari probandus
hingga berdarah.
4. Darah yang keluar dari jari probandus lalu diteteskan pada gelas objek
atau kartu golongan yang telah diberi label A dan B dengan menggunakan
pensil.

6
5. Diteteskan dengan segera serum A pada tetesan darah di gelas obyek atau
kartu golongan darah berlabel A dan serum B pada tetesan darah di gelas
obyek atau kartu golongan darah berlabel B kemudian diaduknya sampai
merata dengan batang pengaduk.
6. Dilakukan perbandingan kedua bagian darah pada gelas obyek atau kartu
golongan darah.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Nama Sampel Darah Serum Golongan
Probandus Darah
A B
Deksi Menggumpal Tidak A
Menggumpal

Felitas Tdak Menggumpal B


Menggumpal

Ambu Tidak Tidak O


Menggumpal Menggumpal

Putri Tdak Menggumpal B


Menggumpal

Efer Menggumpal Menggumpal AB

Aply Tdak Menggumpal B


Menggumpal

Pinas Tidak Tidak O


Menggumpal Menggumpal

Ronadi Tidak Tidak O


Menggumpal Menggumpal

8
Susani Tdak Menggumpal B
Menggumpal

Leni Tdak Menggumpal B


Menggumpal

Tasya Tdak Menggumpal B


Menggumpal

Keni Tdak Menggumpal B


Menggumpal

Ahad Menggumpal Menggumpal AB

Mariska Tidak Tidak O


Menggumpal Menggumpal

Yamita Tdak Menggumpal B


Menggumpal

Yosina Menggumpal Menggumpal


AB

9
B. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini adalah tentang penggolongan darah pada
manusia. Dengan tujuan setelah praktikum kali ini kita dapat menjelaskan
penggolongan darah pada manusia. Dengan percobaan menggunakan darah
segar manusia yang diuji dengan serum A dan serum B.
Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma didalam
cairan yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai
jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-
unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Sel sel darah
merupakan sel sel hidup, terdapat dua lapisan dalam sel darah. Lapisan atas
berupa cairan darah atau plasma darah. Lapisan bawah merupakan sel-sel
darah yang terdiri dari eritrosit (sel-sel darah merah), leukosit (sel-sel darah
putih), trombosit (keping-keping darah atau sel pembeku darah). Setiap
bagian dari sel-sel darah ini memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda.
Fungsi darah secara umum adalah mengangkut zat makanan dan oksigen
keseluruh tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme ke organ yang
berfungsi untuk pembuangan, mempertahankan tubuh dari serangan bibit
penyakit, mengedarkan hormon-hormon untuk membantu proses fisiologis,
menjaga stabilitas suhu tubuh, menjaga keseimbangan asam basa jaringan
tubuh untuk menghindari kerusakan.
Ada empat macam golongan darah yaitu, A, B, AB, dan O. Dalam
sistem golongan darah terdapat dua macam zat sel darah A dan B, serta dua
macam plasma, yaitu anti A dan anti B. Golongan darah pada manusia diatur
secara genetic dan merupakan alel ganda. Saat ini, ditemukan system
golongan darah yaitu: golongan darah ABO, golongan darah rhesus, golongan
darah MN.
Secara umum penggolongan darah dapat dilakukan dengan
mengencerkan sel-sel darah dengan garam tertentu, lalu satu bagian ditetesi
dengan aglutinin (anti A) dan yang lain dicampur dengan aglutinin (anti B).
Setelah beberapa saat darah diamati apakah terjadi penggumpalan pada salah

10
satu bagiannya. Setelah itu darah probandus termasuk kedalam golongan
darah apa. Golongan darah A, jika memiliki aglutinogen A dan terjadi
penggumpalan jika ditetesi dengan serum A. B, jika memiliki aglutinogen B
dan terjadi penggumpalan jika ditetesi dengan serum B. AB, jika memiliki
aglutinogen A dan B terjadi penggumpalan jika ditetesi serum A dan B
ataupun serum B O, jika tidak memiliki aglutinogen A maupun B tidak terjadi
penggumpalan saat ditetesi serum A maupun serum B.
Penggolongan darah pada manusia selain dengan sistem ABO, juga
dapat digolongkan berdasarkan sistem MN. Sistem ini sama halnya dengan
sistem ABO, apabila di dalam eritrosit seseorang terdapat antigen M maka
golongan darah orang tersebut disebut golongan darah M, apabila di dalam
eritrosit seseorang yang lain terdapat antigen N maka golongan darah orang
tersebut disebut golongan darah N, dan apabila sesorang yang lain lagi
memiliki kedua antigen tersebut (MN) maka orang tersebut bergolongan darah
MN. Di dalam eritrosit, antigen M dan N dikendalikan oleh sebuah gen yang
memiliki alel ganda, yaitu alel LM yang mengendalikan antigen M dan alel
LN yang mengendalikan antigen N. Pada penggolongan darah MN ini tidak
terdapat dominansi antara alel LM dan alel LN, artinya apabila seseorang
memiliki kedua antigen tersebut (M dan N) maka orang itu bergolongan darah
MN.
Dalam praktikum kali ini kita mempelajari tentang golongan darah pada
manusia. Dengan sampel darah segar manusia yang diambil dari sukarelawan
kelas dan sampel yang telah diambil kemudian diuji dengan serum A dan
serum B. Dalam pengujian ini digunakan 16 sampel darah, sehingga
ditemukan sampel bergolongan darah A, B, AB dan O.
Sampel darah milik Deksi diketahui bergolongan darah A ketika diuji
menggunakan serum A dan B, hasilnya ternyata pada darah yang diberi serum
A mengalami penggumpalan sementara pada yang diberi serum B tidak(larut).
Hal ini diakibatkan karena golongan darah A di dalam sel darah merahnya

11
mengandung aglutinogen A dan pada plasmanya mengandung aglutinin anti
B.
Sampel darah milik Felitas, Putri, Aply, Susani, Leny, Tasya, Keni, dan
Yamita diketahui bergolongan darah B ketika diuji menggunakan serum A
dan B, hasilnya berkebalikan dari darah milik Wulan(golongan darah A). Pada
darah yang ditetesi dengan serum A tidak mengalami
penggumpalan,sementara pada darah yang diberi serum B menggumpal.
Sampel darah milik Ahad, Yosina, dan Efer diketahui bergolongan darah
AB ketika diuji dengan metode yang sama dengan sebelumnya. Hasilnya
menunjukan bahwa baik darah yang ditetesi dengan serum A maupun yang
ditetesi dengan serum B semuanya mengalami penggumpalan. Penggumpalan
itu terjadi karena darah mempunyai aglutinogen A dan aglutinogen B yang
bereaksi dengan antibodi (aglutinin) yang dikenal dengan anti A dan anti B
tersebut.
Sampel darah milik Ambu, Pinas, Ronaldi dan Mariska diketahui
memiliki golongan darah O juga diuji dengan metode yang sama. Dan hasil
yang diperoleh yaitu baik yang ditetesi serum A maupun serum B tidak
mengalami penggumpalan (larut).

12
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penggolongan darah dapat dilakukan dengan mengencerkan sel-sel
darah dengan garam tertentu, lalu satu bagian ditetesi dengan aglutinin (anti
A) dan yang lain dicampur dengan aglutinin (anti B). Setelah beberapa saat
darah diamati apakah terjadi penggumpalan pada salah satu bagiannya.
Setelah itu darah probandus termasuk kedalam golongan darah apa. Golongan
darah A, jika memiliki aglutinogen A dan terjadi penggumpalan jika ditetesi
dengan serum A. B, jika memiliki aglutinogen B dan terjadi penggumpalan
jika ditetesi dengan serum B. AB, jika memiliki aglutinogen A dan B terjadi
penggumpalan jika ditetesi serum A dan B ataupun serum B O, jika tidak
memiliki aglutinogen A maupun B tidak terjadi penggumpalan saat ditetesi
serum A maupun serum B.
Dari praktikum yang dilakukan dapat ditemukan bahwa berdasarkan
sampel darah sukarelawan yang digunakan, golongan darah terbanyak yang
ada adalah golongan darah B sebanyak 8 orang, diikuti golongan darah O
sebanyak 4 orang, kemudian golongan darah AB sebanyak 3 orang,
sedangkan golongan darah paling sedikit adalah gogolang darah A sebanyak 1
orang.

B. Saran
Dalam praktikum uji golongan darah pada manusia ini, jangan sekali-
sekali menggunakan jarum yang telah digunakan oleh probandus lain. Karena
ditakutkan adanya penularan sebuah penyakit dari probandus sebelumnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Oktari, Anita dkk. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide
Dengan Reagen Serum Golongan darah A, B, O. Jurnal Teknologi
Laboratorium. Vol. 5 No. 2: 49–50. Bandung: Sekolah Tinggi Analis Bakti
Asih

Suryo. 2001. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjag Mada University Press

Swastini, D.A dkk. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Rhesus Pelajar Kelas 5 Dan
6 Sekolah Dasar Di Desa Taro Kecamatan Tegallalang Gianyar. Jurnal
Udayana Mengabdi. Vol. 15 No. 1: 69. Bali: Universitas Udayana

Tenriawaru, E.P dkk. 2016. Analisis Korelasi Antara Golongan Darah Tipe ABO
Dengan Modalitas Dan Gaya Belajar Mahasiswa. Jurnal Dinamika. Vol. 7
No. 1: 42. Palopo: Universitas Cokroaminoto Palopo

14

Anda mungkin juga menyukai