Anda di halaman 1dari 28

RHESUS A-B-O

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah patofisiologi kasus kebidanan
Program Studi Profesi Jurusan Kebidanan Tasikmalaya

Dosen Pembimbing:
Qanita Wulandara, SST, M.Keb

Disusun Oleh:
Angelica F
Dewi
Nadia Rosiana Firdausi
Puspa Fikrotunnisa

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN PROFESI KEBIDANAN
2023

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas

karunia-Nya, sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan

kita Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Rhesus A-B-O”.

Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi syarat menyelesaikan tugas

mata kuliah Patofisiologi Kasus Kebidanan pada Pendidikan Profesi Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber

bacaan dan referensi baik bagi mahasiswa atau bagi pihak terkait dalam memberikan

intervensi permasalahan yang dihadapi terkait rhesus A-B-O.

Penulisan makalah ini tak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak, maka

dari itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang

terhormat, Hj. Ani Radianti R., S.Pd, M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Tasikmalaya, DR. Meti Widya Lestari, SST, M.Keb selaku Dekan Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, serta Nunung Mulyani, APP., M.Kes selaku Ketua

Program Studi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, dan Qanita

Wulandara, SST, M.Keb selaku dosen mata kuliah Patofisiologi kasus kebidanan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih


terdapat banyak kekurangan, maka dari itu penulis menerima dengan senang hati

kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap makalah ini dapat

bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Tasikmalaya, Juli 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................Ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................3

C. Tujuan .......................................................................................................3

Tujuan Umum..............................................................................................3

Tujuan Khusus............................................................................................3

D. Manfaat .......................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4

A. Definisi Rhesus..........................................................................................4

B. Perbedaan Rhesus dan Golongan Darah................................................5

C. Sistem Rhesus..........................................................................................14

D. Sistem A-B-O...........................................................................................35

E. Berbagai Jenis Dan Klasifikasi Golongan Darah................................40

F. Peran Golongan Darah Dalam Transfusi Darah.................................49


Tabel Kecocokan Sel Darah Merah Pendonor Dan Penerima..................49
Tabel Kecocokan Plasma Darah Penerima Dan Pendonor......................49

G. Pengaruh Golongan Darah Orang Tua Terhadap Anak....................53

H. Jenis Pembagian Berdasarkan Sistem Rhesus dan Ciri-Cirinya.......55


I. Cara Mengecek Rhesus..........................................................................55

J. Penyakit-Penyakit Yang Berhubungan Dengan Rhesus......................55

BAB III PENUTUP.............................................................................................58

A. KESIMPULAN....................................................................................58

B. SARAN.................................................................................................58

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Golongan darah merupakan sistem pengelompokkan darah yang didasarkan

pada jenis antigen yang dimilikinya. Antigen tersebut dapat berupa karbohidrat

dan protein (Nadia et al, 2010).

Sistem penggolongan darah ABO pertama kali ditemukan oleh Karl

Landsteiner pada tahun 1900 dengan mencampur eritrosit dan serum darah para

stafnya. Dari percobaan tersebut, Landsteiner menemukan 3 dari 4 jenis golongan

darah dalam sistem ABO, yaitu A, B, O. Golongan darah yang keempat, yaitu AB

ditemukan pada tahun 1901 (Farhud et al, 2013).

Pemeriksaan golongan darah mempunyai berbagai manfaat dan

mempersingkat waktu dalam identifikasi. Golongan darah penting untuk diketahui

dalam hal kepentingan transfusi, donor yang tepat serta identifikasi pada kasus

kedokteran forensik seperti identifikasi pada beberapa kasus kriminal

(Azmielvita, 2009).

Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan jenis

golongan darah pada manusia. Penetuan golongan darah ABO pada umumnya

dengan menggunakan metode slide. Metode slide merupakan salah satu metode

yag sederhana, cepat dan mudah untuk pemeriksaan golongan darah (Chandra,

2008).
Pemeriksaan golongan darah untuk mendeteksi keberadaan antigen di

permukaan membran sel darah merah dengan cara mereaksikan darah manusia

dengan anti-sera A dan antisera B (Yuniar et al, 2014).

Penggunaan serum untuk pemeriksaan golongan darah sebenarnya jarang

dilakukan, karena biasanya pemeriksaan golongan darah sistem ABO

menggunakan reagen antisera. Pada prinsipnya pemeriksaan golongan darah yaitu

antigen yang direaksikan dengan antibodi yang sama maka akan terbentuk

aglutinasi. Di dalam serum terdapat antibodi karena antibodi golongan darah

merupakan protein globulin yang bertanggung jawab sebagai komponen

kekebalan tubuh alamiah (Subrata, 2004).

Golongan darah ABO pada manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan

antibodi yang terkandung dalam darahnya, yaitu golongan darah A memiliki sel

darah merah dengan antigen A dipermukaan eritrositnya dan menghasilkan

antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya, golongan darah B memiliki

antigen B di permukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen

A dalam serum darahnya, golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan

antigen A dan B di permukaan eritrositnya serta tidak menghasilkan antibodi

terhadap antigen A dan antigen B di serum darahnya, sedangkan golongan darah

O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen

A dan B dalam serum darahnya. (Nadia et al, 2010).

Serum adalah darah tanpa antikoagulan yang tertampung di tabung atau

wadah jika dibiarkan selama 15 menit akan mengalami proses pembekuan akibat

terperasnya cairan dalam bekuan, kemudian disentrifuge dengan kecepatan 3000


rpm selama 10-15 menit sehingga akan terbentuk tiga bagian yaitu serum,

buffycoat dan eritrosit (Widman, 2000).

Dalam serum terdapat antibodi untuk menghancurkan protein asing (antigen,

artinya zat yang merangsang pembentukan zat antibodi) yang masuk dalam tubuh

(Pearce, 2008).

Penentuan golongan darah ABO metode slide pada umumnya dengan

menggunakan reagen Anti-sera, pada penelitian ini selain menggunakan reagen

Anti-sera juga dapat menggunakan serum yang nantinya akan dibedakan hasil

pemeriksaan golongan darahnya dengan menggunakan reagen Anti-sera.

Prinsip pemeriksaan golongan darah adalah reaksi antara antigen yang

terdapat pada permukaan eritrosit dengan reagen anti-sera anti A dan anti B, maka

penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan golongan darah

menggunakan anti-sera A dan anti-sera B yang diperoleh dari darah manusia yang

mempunyai golongan darah A, golongan darah B dan golongan darah O.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan

yaitu

apakah ada perbedaan hasil pemeriksaan golongan darah sistem ABO

menggunakan serum dan reagen dengan metode slide?

1. Tujuan Umum

Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan janin secara fisiologis dan

patologis pada masa kehamilan trimester II.


2. Tujuan Khusus

1.1 Mengetahui apa itu Rhesus A-B-O.

1.2 Mengetahui cara pengecekan Rhesus.

1.3 Mengetahui penyakit yang berhubungan dengan Rhesus.

3. Manfaat

Laporan ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan informasi yang

berhubungan dengan Rhesus A-B-O.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Rhesus

Rhesus adalah sistem penggolongan darah yang hasilnya positif atau negatif

setelah mengetahui penggolongan darah A, B, AB, O (Murniati, 2016)

B. Sistem Rhesus

Untuk sistem golongan darah kedua, sistem rhesus atau Rh, sedikit lebih

mudah dipahami. Apabila seseorang memiliki antigen protein Rh, mereka adalah

'Rh positif' jika tidak, mereka 'Rh negatif'. Sebenarnya ada 50 jenis antigen darah

yang termasuk dalam sistem Rh, tetapi ketika menyebut golongan darah sebagai

positif atau negatif, mereka merujuk secara khusus pada yang dikenal sebagai

antigen D. Antigen ini sangat penting ketika mempertimbangkan kompatibilitas

golongan darah untuk transfusi. Sebab, dalam plasma darah kita, juga memiliki zat

yang disebut antibodi. Antibodi ini merupakan protein yang membentuk bagian

dari sistem pertahanan alami tubuh kita. Antibodi cocok dengan antigen spesifik

dan dapat mengikat dan menghancurkannya. Oleh karena itu, orang yang tidak

memiliki antigen A pada sel darah merahnya memiliki antibodi A dalam plasma

darahnya, dan orang yang tidak memiliki antigen B memiliki antibodi B.

Hal ini menjadi suatu permasalahan untuk transfusi yang melibatkan sel darah

merah. Di saat seseorang dengan golongan darah B akan memiliki antibodi A


dalam plasma darahnya. Dan apabila mereka menerima darah yang mengandung

sel darah merah dari donor golongan darah A, antibodi ini akan menyerang antigen

A. Akibatnya, timbul reaksi yang merugikan karena respons imun, yang bisa

berakibat fatal.

Antibodi Rh tidak ada dalam plasma kelompok darah Rh negatif tetapi dapat

berkembang jika seseorang dengan salah satu kelompok darah ini menerima darah

dari donor positif Rh.

Selain itu, orang dengan golongan darah tertentu hanya dapat menerima darah dari

orang dengan golongan darah tertentu lainnya. Golongan darah O dapat diberikan

kepada golongan darah lain, karena tidak mengandung antigen A,B, atau Rh.

Demikian pula, karena golongan darah AB + memiliki semua jenis antigen (A, B,

dan Rh), ia tidak mengandung antibodi terhadapnya sehingga dapat menerima

darah dari golongan darah lain. Penyebaran golongan darah di seluruh dunia, darah

AB- adalah yang paling langka, meskipun ada variasi di berbagai belahan dunia

dan untuk etnis yang berbeda. Namun, perlu diingat juga, sistem ABO dan Rh

hanya menjelaskan beberapa kemungkinan antigen dalam darah sebenarnya ada

lebih dari 600 antigen yang dikenal.

Dalam kasus di mana seseorang memiliki kombinasi antigen yang sangat

langka dalam darahnya, sulit untuk menemukan donor yang kompatibel. Informasi

terkait golongan darah menjadi sangat penting diketahui bagi sejumlah orang

untuk mendonorkan darah. Donor darah akan aman dilakukan bagi orang yang

sehat dan bugar untuk melakukannya, dan ada panduan lebih lanjut yang
disediakan di situs web NHS (untuk donor di Inggris) dan Palang Merah Amerika

(AS).

C. Sistem ABO

Dalam sistem ABO, antigen ini adalah molekul karbohidrat (gula). Apabila

sel darah merah seseorang hanya memiliki antigen A, dalam hal ini mereka akan

memiliki golongan darah A. Jika mereka hanya memiliki antigen B, mereka akan

memiliki golongan darah B, sementara jika mereka memiliki antigen A dan B,

mereka akan memiliki golongan darah AB. Kemudian, ada seseorang yang

dimungkinkan untuk tidak memiliki antigen ini, dalam hal ini mereka akan

memiliki golongan darah O.

D. Berbagai Jenis dan Klasifikasi Golongan Darah

Ada dua teknik yang umumnya digunakan untuk mengelompokkan darah, yaitu

menggunakan sistem ABO dan rhesus. Berikut ini adalah pengelompokan

golongan darah menggunakan sistem ABO

1. Golongan darah A

Orang dengan golongan darah A memiliki antigen A pada sel darah merahnya.

Selain itu, orang dengan golongan darah A menghasilkan antibodi untuk

melawan sel darah merah dengan antigen B.

2. Golongan darah B
Pemilik golongan darah B memiliki antigen A pada sel darah merahnya. Orang

dengan golongan darah ini menghasilkan antibodi A untuk melawan sel darah

merah dengan antigen A.

3. Golongan darah AB

Jika memiliki golongan darah AB, ini berarti pemiliknya memiliki antigen A

dan B pada sel darah merah. Hal ini juga menandakan Anda tidak memiliki

antibodi A dan B pada darah.

4. Golongan darah O

Orang yang memiliki golongan darah O tidak memiliki antigen A dan B pada

sel darah merah. Namun, orang yang memiliki golongan darah O memproduksi

antibodi A dan B di dalam darahnya. Selain klasifikasi golongan darah ABO,

darah juga dapat diklasifikasikan kembali berdasarkan faktor rhesus yang

dimiliki. Faktor rhesus adalah antigen atau protein yang ada di permukaan sel

darah merah. Dalam sistem ini, golongan darah terbagi menjadi rhesus positif

dan rhesus negatif.

Jika sel darah merah memiliki faktor Rh, golongan darah Anda adalah Rh

positif. Sebaliknya, golongan darah Anda dinyatakan Rh negatif bila tidak

memiliki faktor Rh.

E. Peran Golongan Darah dalam Transfusi Darah

Pemilik golongan darah O sebelumnya dapat mendonorkan darah kepada

orang dengan golongan darah A, B, AB, dan O, tetapi kini kondisi tersebut tidak

dianjurkan. Hal ini karena golongan darah O tetap memiliki kemungkinan untuk

menghasilkan reaksi transfusi darah, meskipun risiko tersebut tergolong kecil.


Namun, tipe darah golongan O masih bisa digunakan sebagai transfusi darah untuk

situasi darurat atau saat persediaan golongan darah dengan tipe yang sesuai tidak

mencukupi.

Berbeda dengan pemilik golongan darah O yang merupakan pendonor

universal, orang dengan golongan darah AB merupakan penerima darah universal.

Ini artinya orang dengan golongan darah AB bisa mendapatkan donor darah dari

golongan darah A, B, AB, atau O. Hal ini dikarenakan pemilik golongan darah AB

tidak memiliki antibodi A maupun B, sehingga tubuhnya tidak akan menghasilkan

reaksi kekebalan tubuh ketika mendapatkan darah. Disisi lain, orang yang

memiliki Rh negatif bisa mendonorkan darah kepada orang yang memiliki status

Rh negatif dan Rh positif. Namun, pendonor dengan Rh positif hanya bisa

mendonorkan darah kepada orang dengan status Rh positif. Untuk penjelasan lebih

lanjut, kita bisa memerhatikan tabel berisi kecocokan antara sel darah merah

pendonor dan penerima donor darah di bawah ini:

Tabel Kecocokan Sel Darah Merah Pendonor dan Penerima

Penerima                                           Pendonor

O− O+ A− A+ B− B+ AB− AB+

O Cocok Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak  

− cocok cocok cocok cocok cocok cocok


Tidak
Cocok

O Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


Cocok Cocok
+ cocok cocok cocok cocok cocok cocok

A Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


Cocok Cocok
− cocok cocok cocok cocok cocok cocok

A Tidak Tidak Tidak Tidak


Cocok Cocok Cocok Cocok
+ cocok cocok cocok cocok

B Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


Cocok Cocok
− cocok cocok cocok cocok cocok cocok

B Tidak Tidak Tidak Tidak


Cocok Cocok Cocok Cocok
+ cocok cocok cocok cocok

A
Tidak Tidak Tidak Tidak
B Cocok Cocok Cocok Cocok
cocok cocok cocok cocok

B Cocok Cocok Cocok Cocok Cocok Cocok Cocok Cocok

+
Donor dan Transfusi Plasma Darah

Transfusi darah bisa dilakukan untuk memberikan sel darah merah, sel darah putih,

trombosit, atau plasma darah. Transfusi plasma darah bisa dilakukan sebagai

pengobatan penyakit tertentu, misalnya terapi plasma konvalesen untuk COVID-19.

Berikut ini adalah tabel kecocokan plasma darah antara penerima dan pendonor:

Tabel Kecocokan Plasma Darah Penerima dan

Pendonor

Penerima                    Pendonor

O A B AB

O Cocok Cocok Cocok Cocok

Tidak Tidak
A Cocok Cocok
cocok cocok

Tidak Tidak
B Cocok Cocok
cocok cocok

Tidak Tidak Tidak


AB Cocok
cocok cocok cocok
Mengetahui jenis darah, baik dari pendonor maupun penerima donor darah, sangat

penting untuk mencegah terjadinya komplikasi. Selain itu, penting bagi ibu hamil

untuk mengetahui rhesus darah bayi dalam kandungannya guna mencegah

terjadinya inkompabilitas rhesus.

Inkompabilitas rhesus adalah kondisi ketika rhesus ibu dan janin berbeda,

sehingga tubuh ibu menghasilkan antibodi untuk menghancurkan darah janinnya.

Apabila tidak segera ditangani, kondisi ini bisa membahayakan bayi.

F. Pengaruh Golongan Darah Orang Tua terhadap Anak

Sebelumnya telah disebutkan bahwa golongan darah anak diwarisi dari gen kedua

orang tua. Namun, perlu diingat bahwa golongan darah anak tidak selalu sama

dengan ayah atau ibunya. Ada beberapa perpaduan golongan darah yang bisa

menghasilkan jenis golongan darah berbeda. Berikut ini adalah golongan darah

yang kemungkinan dimiliki oleh anak sesuai perpaduan jenis golongan darah:

 Bila orang tua memiliki golongan darah O dan O, anak bisa memiliki

golongan darah O.

 Bila orang tua memiliki golongan darah O dan A, anak bisa memiliki

golongan darah O atau A.

 Bila orang tua memiliki golongan darah O dan B, anak bisa memiliki

golongan darah O atau B.

 Bila orang tua memiliki golongan darah A dan A, anak bisa memiliki

golongan darah O atau A.


 Bila orang tua memiliki golongan darah A dan B, anak bisa memiliki

golongan darah O, A, B, atau AB.

 Bila orang tua memiliki golongan darah B dan B, anak bisa memiliki

golongan darah O atau B.

 Bila orang tua memiliki golongan darah AB dan O, anak bisa memiliki

golongan darah A atau B.

 Bila orang tua memiliki golongan darah AB dan A, anak bisa memiliki

golongan darah A, B, atau AB.

 Bila orang tua memiliki golongan darah AB dan B, anak bisa memiliki

golongan darah A, B, atau AB.

 Bila orang tua memiliki golongan darah AB dan AB, anak bisa memiliki

golongan darah A, B, atau AB.

Mengetahui jenis golongan darah dapat bermanfaat bagi Anda maupun

orang lain yang membutuhkan transfusi darah, serta bagi ibu hamil untuk

mengantisipasi gangguan pada janin. Jika Anda ingin mengetahui jenis

golongan darah Anda, berkonsultasilah dengan dokter untuk melakukan

pemeriksaan golongan darah.

G. Jenis Pembagian Berdasar Sistem Rhesus dan Ciri-cirinya

Penggolongan darah dengan sistem rhesus dibagi dalam dua macam:


 Rhesus Negatif: Jika di permukaan sel darah  merahnya tidak ada faktor

Rh (antigen), maka seseorang tersebut dikatakan bergolongan (Rhesus

Negatif)

 Rhesus Positif: Jika di permukaan sel darah merahnya terdapat faktor Rh

(antigen) maka seseorang tersebut dikatakan memiliki golongan darah

Rh+.

Orang-orang dengan darah rhesus negatif memiliki beberapa ciri yang berbeda dari

kebanyakan. Berikut beberapa ciri yang terlihat dari orang-orang yang bergolongan

darah rhesus negatif:

 Tulang punggung tambahan

 Indera yang lebih sensitif

 Memiliki IQ yang lebih tinggi dari rata-rata

 Temperatur tubuh yang lebih rendah

 Memiliki bola mata berwarna hijau atau biru

 Memiliki rambut dengan warna kemerahan

 Memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari kebanyakan

 Memiliki sensitivitas tinggi pada panas dan cahaya matahari

Darah rhesus negatif paling banyak ditemukan di Spanyol Utara dan

Prancis Selatan, terutama pada orang-orang Basque. Yang lain terdapat pada

Orang Timur/Yahudi Asli. Sekitar 40 – 45% bangsa Eropa bergolongan RH-


negatif, sisanya hanya sekitar 3% terdapat pada keturunan Afrika dan sekitar

1% keturunan Asia atau Amerika yang memiliki rhesus negatif.

Namun, tak perlu khawatir. Di Indonesia saat ini sudah ada komunitas

Rhesus Negatif Indonesia (yang disebut juga RNI).  Komunitas tersebut

terbentuk karena anggotanya memiliki rhesus darah yang sama dan memiliki

ketergantungan yang tinggi antar sesamanya. RNI adalah komunitas non profit

atau bergerak dalam bidang sosial kemasyarakatan. Tujuannya adalah apabila

nanti salah satu di antara pemiliknya membutuhkan transfusi bisa ditangani

dengan cepat.

Beberapa orang Indonesia yang memiliki darah rhesus negatif diketahui

aktif dan siap menjadi donor setiap kali dibutuhkan. Mengingat jumlah ini

sangat sedikit, mereka yang memiliki Rh negatif tidak bisa sering melakukan

donor, seperti yang memiliki rhesus positif. Seseorang dengan rhesus negatif

disarankan untuk tetap menjaga kesehatan agar kondisinya selalu siap saat

darahnya dibutuhkan.

H. Perbedaan Rhesus dengan Golongan Darah

Seperti yang dijelaskan di atas, pembagian golongan darah yang dikenal saat

ini ada dua, yaitu sistem ABO dan Rhesus. Penggolongan yang didasarkan pada

ketersediaan zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah

disebut dengan sistem ABO.


Ada atau tidaknya antigen D di permukaan sel darah merah dijadikan dasar

penentuan rhesus yaitu sistem penggolongan darah, sebutan lainnya adalah

faktor rhesus atau faktor Rh. Penggolongan darah manusia dapat dibedakan

berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, seperti

yang dijelaskan di bawah ini:

 Individu dengan golongan darah A mempunyai antigen A di permukaan

membran sel dalam sel darah merahnya dan dalam serum darahnya

menghasilkan antibodi  terhadap antigen B.

 Individu dengan golongan darah B mempunyai antigen B di permukaan

membran sel dalam sel darah merahnya dan dalam serum darahnya

menghasilkan antibodi terhadap antigen A.

 Individu dengan golongan darah AB mempunyai antigen A dan B dalam sel

darah merahnya dan tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen B atau A.

 Individu dengan golongan darah O tidak mempunyai antigen di dalam sel

darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dan A.

I. Cara Mengecek Rhesus

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang

termasuk dalam golongan rhesus positif atau negatif. Meski sebagian besar
keturunan ASIA, termasuk Indonesia sebagian besar ber-rhesus positif, namun

tidak menutup kemungkinan bahwa anda memiliki golongan rhesus negatif.

Pengecekan golongan rhesus bisa diketahui melalui:

 Menggunakan informasi yang ada. Misalnya, Faktor Rh berlokasi di dalam

sel-sel darah merah, ia merupakan protein yang Anda dapat atau tidak

dapatkan dari orang tua Anda. Rh Anda positif saat Anda memiliki protein

tersebut. Sebaliknya, jika protein tersebut tidak ada, maka anda termasuk

dalam Rh negatif.

 Periksa kembali catatan medis yang dimiliki. Saat pemeriksaan kesehatan,

faktor rhesus anda mungkin juga telah diperiksa. Khususnya orang-orang

yang sering melakukan transfusi darah, maka kemungkinan besar data

tentang darah anda sudah lengkap.

 Cari tahu lewat Rh yang dimiliki orang tua. Jika kedua orang tua memiliki

rhesus positif, maka Anda pun jelas ber-rhesus positif. Sebaliknya, jika

keduanya memiliki rhesus negatif, maka anda juga bergolongan rhesus

negatif. Jika salah satu dari dari orang tua memiliki rhesus negatif, maka

anda bisa mempunyai golongan negatif atau positif.

 Melakukan pemeriksaan hematologi atau tes golongan darah di rumah sakit

agar mendapat hasil yang cepat dan akurat.

J. Penyakit-penyakit yang Berhubungan dengan Rhesus


Pentingnya mengetahui golongan rhesus yang dimiliki berguna untuk

menghindari akibat fatal yang mungkin saja terjadi. Selain akan terjadi

penolakan terhadap tubuh penerima, perbedaan golongan darah juga akan

mengakibatkan hal yang fatal pada ibu dan janin.

Jika sang ibu dan janin memiliki golongan darah dengan rhesus yang berbeda,

maka kemungkinan sang calon bayi akan mengalami eritroblastosis fetalis, yaitu

penyakit yang diakibatkan karena perbedaan rhesus pada ibu dan janin yang

dikandung.

Apabila sang ibu tidak memiliki antigen Rh (golongan rhesus negatif) dan

bayi yang dikandung memiliki antigen Rh (golongan rhesus positif). Perbedaan

rhesus tersebut yang mampu berakibat terjadinya penyakit eritroblastosis fetalis

yang terjadi karena antibodi yang dibentuk oleh sistem imun ibu menyerang sel

darah merah.

Untuk melindungi darinya dari Rh yang dimiliki oleh bayi, sang Ibu dibekali

dengan imun yang membentuk antibodi, karena dianggap sebagai benda asing.

Bayi dengan Rhesus negatif akan diserang oleh antibodi hasil bentukan sistem

imun dalam diri sang ibu. Hal tersebutlah yang menyebabkan

terjadinya eritroblastosis fetalis

Efek dari penyakit ini cukup mengkhawatirkan, diantaranya adalah anemia,

pembengkakan hati dan limfa, hingga masuknya cairan dari janin ke jaringan.
Pastikan untuk memeriksakan diri sebelum menikah sehingga perbedaan rhesus

pada ibu dan calon anak bisa diketahui lebih awal.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada umumnya, darah dikelompokkan dalam sistem ABO. Yaitu

golongan A, B, O, dan ABO. Sifat dan ciri-ciri darah berdasarkan

golongannya tak bisa dilihat dengan kasat mata, melainkan dengan melakukan

percobaan kimia sehingga didapatkan reaksi yang berbeda dalam setiap

golongan. Penggolongan darah ini perlu diketahui saat dibutuhkan transfusi

darah. Diketahui, seseorang hanya bisa menerima transfusi darah dari orang

lain yang bergolongan sama. Ternyata, golongan darah juga dikelompokkan

dalam sistem rhesus.

Dalam penggolongan sistem ABO, darah terbagi menjadi empat

golongan, yaitu A, B, O, dan ABO. Sedang dalam penggolongan sistem

rhesus, darah dibedakan menjadi rhesus negatif dan positif. Rhesus

adalah protein (yang juga disebut dengan antigen) yang terdapat pada

permukaan sel darah merah. Digolongkan sebagai rhesus positif bila

mempunyai faktor protein, sedangkan bila tidak ada digolongkan ke rhesus

negatif.

B. Saran

Demikianlah makalah yang penulis buat semoga apa yang penulis

paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi pembaca untuk lebih

mengenal Rhesus A-B-O. Penulis menyadari apa yang dipaparkan dalam

makalah ini tentu masih belum sesuai apa yang di harapkan, untuk itu penulis

berharap masukan yang lebih dari pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

Edition. New Delhi: jaypee Brothers Medical Publishers. P.18-24.Provan, D.,

Singer,
C.R.J., Baglin, T., Lilleyman, J. 2004 Haemolytic diseaseOf the

newborn. Oxford

Handbook of Clinical Haematology Secondedition. Oxford New

York: Oxford

University Press.

Saluju, G. P., Singal, G. L. 2014.Rhesus Blood Grouping. Standard

OperatingProcedures

and Regulatory Guidelines Blood Banking. New Delhi:Jaypee

Brothers Medical

Publishers

Blaney, K.D., Howard, P.R. 2013.Rhesus Blood Group System. Basic

&Applied

Conceppts of Blood Banking and Transfusitoin PracticesThird Edition.

United

States: Elsevier Mosby p. 107-121.

Kulkarni, S. 2015. Molecular Genotyping and its Applications to

TransfusionMedicine.

Transfusion Update. Indian Society of Blood Transfision

andImmunohaematology

(ISBTI). New Delhi: Jaypee Brothers MedicalPublisher. p.290-295.

Levitt, J. 2014. Standards for blood transfusion services. 29th ed.

AABB.Bethesda. P.31

46.

Anda mungkin juga menyukai