Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah patofisiologi kasus kebidanan
Program Studi Profesi Jurusan Kebidanan Tasikmalaya
Dosen Pembimbing:
Qanita Wulandara, SST, M.Keb
Disusun Oleh:
Angelica F
Dewi
Nadia Rosiana Firdausi
Puspa Fikrotunnisa
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas
kita Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
bacaan dan referensi baik bagi mahasiswa atau bagi pihak terkait dalam memberikan
Penulisan makalah ini tak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak, maka
dari itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat, Hj. Ani Radianti R., S.Pd, M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya, DR. Meti Widya Lestari, SST, M.Keb selaku Dekan Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, serta Nunung Mulyani, APP., M.Kes selaku Ketua
Wulandara, SST, M.Keb selaku dosen mata kuliah Patofisiologi kasus kebidanan.
kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap makalah ini dapat
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................Ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................3
C. Tujuan .......................................................................................................3
Tujuan Umum..............................................................................................3
Tujuan Khusus............................................................................................3
D. Manfaat .......................................................................................................3
A. Definisi Rhesus..........................................................................................4
C. Sistem Rhesus..........................................................................................14
D. Sistem A-B-O...........................................................................................35
A. KESIMPULAN....................................................................................58
B. SARAN.................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
pada jenis antigen yang dimilikinya. Antigen tersebut dapat berupa karbohidrat
Landsteiner pada tahun 1900 dengan mencampur eritrosit dan serum darah para
darah dalam sistem ABO, yaitu A, B, O. Golongan darah yang keempat, yaitu AB
dalam hal kepentingan transfusi, donor yang tepat serta identifikasi pada kasus
(Azmielvita, 2009).
golongan darah pada manusia. Penetuan golongan darah ABO pada umumnya
dengan menggunakan metode slide. Metode slide merupakan salah satu metode
yag sederhana, cepat dan mudah untuk pemeriksaan golongan darah (Chandra,
2008).
Pemeriksaan golongan darah untuk mendeteksi keberadaan antigen di
permukaan membran sel darah merah dengan cara mereaksikan darah manusia
antigen yang direaksikan dengan antibodi yang sama maka akan terbentuk
Golongan darah ABO pada manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan
antibodi yang terkandung dalam darahnya, yaitu golongan darah A memiliki sel
A dalam serum darahnya, golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan
O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen
wadah jika dibiarkan selama 15 menit akan mengalami proses pembekuan akibat
artinya zat yang merangsang pembentukan zat antibodi) yang masuk dalam tubuh
(Pearce, 2008).
Anti-sera juga dapat menggunakan serum yang nantinya akan dibedakan hasil
terdapat pada permukaan eritrosit dengan reagen anti-sera anti A dan anti B, maka
menggunakan anti-sera A dan anti-sera B yang diperoleh dari darah manusia yang
B. Rumusan masalah
yaitu
1. Tujuan Umum
3. Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Rhesus
Rhesus adalah sistem penggolongan darah yang hasilnya positif atau negatif
B. Sistem Rhesus
Untuk sistem golongan darah kedua, sistem rhesus atau Rh, sedikit lebih
mudah dipahami. Apabila seseorang memiliki antigen protein Rh, mereka adalah
'Rh positif' jika tidak, mereka 'Rh negatif'. Sebenarnya ada 50 jenis antigen darah
yang termasuk dalam sistem Rh, tetapi ketika menyebut golongan darah sebagai
positif atau negatif, mereka merujuk secara khusus pada yang dikenal sebagai
golongan darah untuk transfusi. Sebab, dalam plasma darah kita, juga memiliki zat
yang disebut antibodi. Antibodi ini merupakan protein yang membentuk bagian
dari sistem pertahanan alami tubuh kita. Antibodi cocok dengan antigen spesifik
dan dapat mengikat dan menghancurkannya. Oleh karena itu, orang yang tidak
memiliki antigen A pada sel darah merahnya memiliki antibodi A dalam plasma
Hal ini menjadi suatu permasalahan untuk transfusi yang melibatkan sel darah
sel darah merah dari donor golongan darah A, antibodi ini akan menyerang antigen
A. Akibatnya, timbul reaksi yang merugikan karena respons imun, yang bisa
berakibat fatal.
Antibodi Rh tidak ada dalam plasma kelompok darah Rh negatif tetapi dapat
berkembang jika seseorang dengan salah satu kelompok darah ini menerima darah
Selain itu, orang dengan golongan darah tertentu hanya dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah tertentu lainnya. Golongan darah O dapat diberikan
kepada golongan darah lain, karena tidak mengandung antigen A,B, atau Rh.
Demikian pula, karena golongan darah AB + memiliki semua jenis antigen (A, B,
darah dari golongan darah lain. Penyebaran golongan darah di seluruh dunia, darah
AB- adalah yang paling langka, meskipun ada variasi di berbagai belahan dunia
dan untuk etnis yang berbeda. Namun, perlu diingat juga, sistem ABO dan Rh
langka dalam darahnya, sulit untuk menemukan donor yang kompatibel. Informasi
terkait golongan darah menjadi sangat penting diketahui bagi sejumlah orang
untuk mendonorkan darah. Donor darah akan aman dilakukan bagi orang yang
sehat dan bugar untuk melakukannya, dan ada panduan lebih lanjut yang
disediakan di situs web NHS (untuk donor di Inggris) dan Palang Merah Amerika
(AS).
C. Sistem ABO
Dalam sistem ABO, antigen ini adalah molekul karbohidrat (gula). Apabila
sel darah merah seseorang hanya memiliki antigen A, dalam hal ini mereka akan
memiliki golongan darah A. Jika mereka hanya memiliki antigen B, mereka akan
mereka akan memiliki golongan darah AB. Kemudian, ada seseorang yang
dimungkinkan untuk tidak memiliki antigen ini, dalam hal ini mereka akan
Ada dua teknik yang umumnya digunakan untuk mengelompokkan darah, yaitu
1. Golongan darah A
2. Golongan darah B
Pemilik golongan darah B memiliki antigen A pada sel darah merahnya. Orang
dengan golongan darah ini menghasilkan antibodi A untuk melawan sel darah
3. Golongan darah AB
Jika memiliki golongan darah AB, ini berarti pemiliknya memiliki antigen A
dan B pada sel darah merah. Hal ini juga menandakan Anda tidak memiliki
4. Golongan darah O
Orang yang memiliki golongan darah O tidak memiliki antigen A dan B pada
sel darah merah. Namun, orang yang memiliki golongan darah O memproduksi
dimiliki. Faktor rhesus adalah antigen atau protein yang ada di permukaan sel
darah merah. Dalam sistem ini, golongan darah terbagi menjadi rhesus positif
dan rhesus negatif.
Jika sel darah merah memiliki faktor Rh, golongan darah Anda adalah Rh
orang dengan golongan darah A, B, AB, dan O, tetapi kini kondisi tersebut tidak
situasi darurat atau saat persediaan golongan darah dengan tipe yang sesuai tidak
mencukupi.
Ini artinya orang dengan golongan darah AB bisa mendapatkan donor darah dari
golongan darah A, B, AB, atau O. Hal ini dikarenakan pemilik golongan darah AB
reaksi kekebalan tubuh ketika mendapatkan darah. Disisi lain, orang yang
memiliki Rh negatif bisa mendonorkan darah kepada orang yang memiliki status
mendonorkan darah kepada orang dengan status Rh positif. Untuk penjelasan lebih
lanjut, kita bisa memerhatikan tabel berisi kecocokan antara sel darah merah
Penerima Pendonor
O− O+ A− A+ B− B+ AB− AB+
A
Tidak Tidak Tidak Tidak
B Cocok Cocok Cocok Cocok
cocok cocok cocok cocok
−
+
Donor dan Transfusi Plasma Darah
Transfusi darah bisa dilakukan untuk memberikan sel darah merah, sel darah putih,
Berikut ini adalah tabel kecocokan plasma darah antara penerima dan pendonor:
Pendonor
Penerima Pendonor
O A B AB
Tidak Tidak
A Cocok Cocok
cocok cocok
Tidak Tidak
B Cocok Cocok
cocok cocok
penting untuk mencegah terjadinya komplikasi. Selain itu, penting bagi ibu hamil
terjadinya inkompabilitas rhesus.
Inkompabilitas rhesus adalah kondisi ketika rhesus ibu dan janin berbeda,
Sebelumnya telah disebutkan bahwa golongan darah anak diwarisi dari gen kedua
orang tua. Namun, perlu diingat bahwa golongan darah anak tidak selalu sama
dengan ayah atau ibunya. Ada beberapa perpaduan golongan darah yang bisa
menghasilkan jenis golongan darah berbeda. Berikut ini adalah golongan darah
yang kemungkinan dimiliki oleh anak sesuai perpaduan jenis golongan darah:
Bila orang tua memiliki golongan darah O dan O, anak bisa memiliki
golongan darah O.
Bila orang tua memiliki golongan darah O dan A, anak bisa memiliki
Bila orang tua memiliki golongan darah O dan B, anak bisa memiliki
Bila orang tua memiliki golongan darah A dan A, anak bisa memiliki
Bila orang tua memiliki golongan darah B dan B, anak bisa memiliki
Bila orang tua memiliki golongan darah AB dan O, anak bisa memiliki
Bila orang tua memiliki golongan darah AB dan A, anak bisa memiliki
Bila orang tua memiliki golongan darah AB dan B, anak bisa memiliki
Bila orang tua memiliki golongan darah AB dan AB, anak bisa memiliki
orang lain yang membutuhkan transfusi darah, serta bagi ibu hamil untuk
Negatif)
Rh+.
Orang-orang dengan darah rhesus negatif memiliki beberapa ciri yang berbeda dari
kebanyakan. Berikut beberapa ciri yang terlihat dari orang-orang yang bergolongan
Prancis Selatan, terutama pada orang-orang Basque. Yang lain terdapat pada
Namun, tak perlu khawatir. Di Indonesia saat ini sudah ada komunitas
terbentuk karena anggotanya memiliki rhesus darah yang sama dan memiliki
ketergantungan yang tinggi antar sesamanya. RNI adalah komunitas non profit
dengan cepat.
aktif dan siap menjadi donor setiap kali dibutuhkan. Mengingat jumlah ini
sangat sedikit, mereka yang memiliki Rh negatif tidak bisa sering melakukan
donor, seperti yang memiliki rhesus positif. Seseorang dengan rhesus negatif
disarankan untuk tetap menjaga kesehatan agar kondisinya selalu siap saat
darahnya dibutuhkan.
Seperti yang dijelaskan di atas, pembagian golongan darah yang dikenal saat
ini ada dua, yaitu sistem ABO dan Rhesus. Penggolongan yang didasarkan pada
ketersediaan zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah
berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, seperti
membran sel dalam sel darah merahnya dan dalam serum darahnya
membran sel dalam sel darah merahnya dan dalam serum darahnya
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang
termasuk dalam golongan rhesus positif atau negatif. Meski sebagian besar
keturunan ASIA, termasuk Indonesia sebagian besar ber-rhesus positif, namun
sel-sel darah merah, ia merupakan protein yang Anda dapat atau tidak
dapatkan dari orang tua Anda. Rh Anda positif saat Anda memiliki protein
tersebut. Sebaliknya, jika protein tersebut tidak ada, maka anda termasuk
dalam Rh negatif.
Cari tahu lewat Rh yang dimiliki orang tua. Jika kedua orang tua memiliki
rhesus positif, maka Anda pun jelas ber-rhesus positif. Sebaliknya, jika
negatif. Jika salah satu dari dari orang tua memiliki rhesus negatif, maka
menghindari akibat fatal yang mungkin saja terjadi. Selain akan terjadi
Jika sang ibu dan janin memiliki golongan darah dengan rhesus yang berbeda,
maka kemungkinan sang calon bayi akan mengalami eritroblastosis fetalis, yaitu
penyakit yang diakibatkan karena perbedaan rhesus pada ibu dan janin yang
dikandung.
Apabila sang ibu tidak memiliki antigen Rh (golongan rhesus negatif) dan
yang terjadi karena antibodi yang dibentuk oleh sistem imun ibu menyerang sel
darah merah.
Untuk melindungi darinya dari Rh yang dimiliki oleh bayi, sang Ibu dibekali
dengan imun yang membentuk antibodi, karena dianggap sebagai benda asing.
Bayi dengan Rhesus negatif akan diserang oleh antibodi hasil bentukan sistem
terjadinya eritroblastosis fetalis
pembengkakan hati dan limfa, hingga masuknya cairan dari janin ke jaringan.
Pastikan untuk memeriksakan diri sebelum menikah sehingga perbedaan rhesus
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada umumnya, darah dikelompokkan dalam sistem ABO. Yaitu
golongannya tak bisa dilihat dengan kasat mata, melainkan dengan melakukan
darah. Diketahui, seseorang hanya bisa menerima transfusi darah dari orang
negatif.
B. Saran
makalah ini tentu masih belum sesuai apa yang di harapkan, untuk itu penulis
Singer,
C.R.J., Baglin, T., Lilleyman, J. 2004 Haemolytic diseaseOf the
newborn. Oxford
York: Oxford
University Press.
OperatingProcedures
Brothers Medical
Publishers
&Applied
United
TransfusionMedicine.
andImmunohaematology
AABB.Bethesda. P.31
46.