Anda di halaman 1dari 75

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT GIZI DENGAN

KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS)

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Oleh:

ARUM SEKAR TANJUNG

R 0105007

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2009
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

ARUM SEKAR TANJUNG, R 0105007, 2009. Hubungan Antara Asupan Zat


Gizi Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (PMS). Program Studi D IV
Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

PMS merupakan masalah kesehatan yang dilaporkan oleh wanita usia reproduktif
sebanyak 5%. Penyebab PMS belum dapat diketahui secara pasti, diduga
berhubungan dengan fungsi serotonin serta kekurangan zat-zat gizi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara asupan zat gizi dengan
kejadian Premenstrual Syndrome (PMS).

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross


sectional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswi UNS. Pengambilan sampel
dilakukan dengan sistem Cluster Random Sampling sejumlah 9 sampel dari
masing-masing Fakultas yang ada di UNS. Penilaian kejadian PMS dilakukan
dengan kuesioner dan pengukuran asupan zat gizi menggunakan formulir food
records. Uji hipotesis dilakukan dengan uji Regresi Logistik Berganda (α=0,05)
melalui program SPSS 16.0 for Windows.

Hasil uji Regresi Logistik menunjukkan adanya hubungan bermakna antara


asupan karbohidrat (p=0,006), lemak (p=0,008), vitamin B6 (p=0,006), vitamin E
(p=0,269), magnesium (p=0,490), dan kalsium (p=0,271) dengan kejadian PMS.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara asupan zat
gizi (karbohidrat, vitamin B6 dan lemak) dengan kejadian PMS.

Kata kunci: asupan zat gizi, PMS, wanita usia reproduktif


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Hubungan Antara Asupan Zat Gizi

Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (PMS)” dapat terselesaikan dengan

baik.

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST) pada Program Studi Diploma IV

Kebidanan Fakultas Kedokteran universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan beberapa

pihak, baik berupa bimbingan, dorongan dan pengarahan. Oleh karena itu

perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. dr. Much. Syamsulhadi, Sp.KJ., Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2. Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr., MS, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret Surakarta

3. H. Tri Budi Wiryanto, dr., Sp.OG(K), Ketua Program Studi Diploma IV

Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Mochammad Arief Taufiqurrochman, dr., PHK, MS, Ketua Tim Karya Tulis

Ilmiah Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta

5. Budiyanti Wiboworini, dr., M.Kes., dan Ika Sumiyarsi, S.SiT, pembimbing

yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Kusmadewi Eka Damayanti, dr., penguji yang telah memberikan bimbingan,

saran dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

7. Dekan masing-masing fakultas Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin untuk pelaksanaan penelitian

8. Mahasiswi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini

9. Seluruh dosen dan staf Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta

10. Papa, Mama, De’ Gilang, De’ Kukuh, Mas Daru, sahabat-sahabat, serta anak-
anak Taekwondo UNS atas kasih sayang, do’a, dan semangat yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesan sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun bagi kesempurnaan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada

umumnya.

Surakarta, Agustus 2009

Penulis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

HALAMAN VALIDASI ………........………………………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii

ABSTRAK........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR........................................................................................ v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR BAGAN …………………………………………………………... xi

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis ................................................................................... 5

1. Konsep Asupan zat gizi ……………………………………….. 5

2. Konsep Premenstrual Syndrome (PMS) ……………………… 8

3. Hubungan antara asupan zat gizi dengan PMS….................... 10

B. Kerangka Konsep ......................................................................... 13


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Hipotesis ....................................................................................... 14

BAB III METODOLOGI

A. Desain Penelitian ........................................................................... 15

B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 15

C. Populasi Penelitian ........................................................................ 15

D. Sampel dan Teknik Sampling ...................................................... 15

E. Estimasi Besar Sampel ................................................................. 16

F. Kriteria Restriksi .......................................................................... 17

G. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 17

H. Instrumentasi dan Intervensi.......................................................... 18

I. Analisis Data ................................................................................. 19

BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 23

BAB V PEMBAHASAN .................................................................................. 37

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN................................................................. 41

A. Simpulan ........................................................................................ 41

B. Saran............................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kecukupan Rata-rata yang dianjurkan............................................ 6

Tabel 2. Gejala-gejala PMS........................................................................... 10

Tabel 3. Kategori PMS / Tidak PMS ............................................................ 18

Tabel 4.1 Pertanyaan Kuesioner yang Tidak Valid ...................................... 20

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur..................... 23

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal.24

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Perkawinan . 24

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Anak.......... 25

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas ................ 25

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gizi

Dibandingkan Dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) ............... 26

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kejadian PMS.26

Tabel 11. Omnibus Tests of Model Coefficients pada karbohidrat…………… 27

Tabel 12. Variables in the Equation pada karbohidrat…………………..…… 28

Tabel 13. Omnibus Tests of Model Coefficients pada vitamin B6…….…….. 28

Tabel 14. Variables in the Equation pada vitamin B6..…………………..… 28

Tabel 15. Omnibus Tests of Model Coefficients pada vitamin E..…….……… 29

Tabel 16. Variables in the Equation pada vitamin E...…………………..… 29

Tabel 17. Omnibus Tests of Model Coefficients pada lemak..…….……….… 29

Tabel 18. Variables in the Equation pada lemak...…………………..……..… 30

Tabel 19. Omnibus Tests of Model Coefficients pada magnesium.…….……. 30


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 20. Variables in the Equation pada magnesium..…………………..… 30

Tabel 21. Omnibus Tests of Model Coefficients pada kalsium.…….………. 31

Tabel 22. Variables in the Equation pada kalsium..…………………..…….. 31

Tabel 23. Hasil seleksi bivariat antara variabel independen dengan variabel

Dependen...................................................................................... 31

Tabel 24. Variables in the Equation pada karbohidrat, vitamin B6, lemak,

magnesium, dan kalsium………………………………………… 32

Tabel 25. Variables in the Equation pada karbohidrat, vitamin B6, lemak,

dan kalsium……………………………………………………… 33

Tabel 26. Perubahan OR setelah magnesium dikeluarkan dari model......... 33

Tabel 27. Variables in the Equation pada karbohidrat, vitamin B6 dan lemak .34

Tabel 28. Perubahan OR setelah kalsium dikeluarkan dari model............... 34

Tabel 29. Omnibus Tests of Model Coefficients pada model terakhir.……. 35

Tabel 30. Model Summary pada model terakhir………………………… 35

Tabel 31. Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda Antara Asupan Karbohidrat,

Vitamin B6 dan lemak dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (PMS)

35
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR BAGAN

Bagan Kerangka Konsep Penelitian ………....…….....……………………….. 13


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Lampiran B. Lembar Permohonan Untuk Menjadi Responden

Lampiran C. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran D. Kuesioner

Lampiran E. Formulir Food Records

Lampiran F. Data Validitas Kuesioner

Lampiran G. Hasil Validitas Kuesioner

Lampiran H. Hasil Reliabilitas Kuesioner

Lampiran I. Data Penelitian

Lampiran J. Hasil Analisis Deskriptif dengan SPSS 16.0 for Windows

Lampiran K. Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda dengan SPSS 16.0 for

Windows

Lampiran L. Tabel Nilai-nilai r Product Moment

Lampiran M. Tabel Chi-Square

Lampiran N. Surat Permohonan Pengambilan Data

Lampiran O. Surat Ijin Penelitian

Lampiran P. Lembar Konsultasi Pembimbing


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Beberapa saat sebelum mulai menstruasi, sejumlah wanita biasanya

mengalami rasa tidak enak. Mereka biasanya merasakan satu atau beberapa

gejala yang disebut sebagai kumpulan gejala sebelum menstruasi atau istilah

populernya Premenstrual Syndrome (PMS) (Burns, 2000). PMS merupakan

masalah kesehatan umum yang paling banyak dilaporkan oleh wanita usia

reproduktif (Freeman, 2007).

Perkiraan untuk prevalensi PMS adalah sekitar 5% (Glasier, 2006).

Tingginya masalah PMS pada wanita akan berdampak pada produktivitas

kerja. Gejala-gejala tersebut ada yang bersifat cukup berat sehingga

mengganggu kehidupan sehari-hari (Mason, 2008). Gejala fisik dan psikologis

yang sering dilaporkan adalah rasa kembung, pembengkakan dan nyeri

payudara, ketegangan, depresi, mood yang berubah-ubah dan perasaan lepas

kendali (Glasier, 2006).

Penyebab PMS belum dapat diketahui secara pasti. Namun ada beberapa

teori yang menyebutkan bahwa PMS disebabkan antara lain karena faktor

hormonal yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron.

Penyebab lain yang kemungkinan terjadi yaitu berhubungan dengan faktor

kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita serta

kekurangan zat-zat gizi (Karyadi, 2008).


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dalam suatu penelitian pada tahun 2005 yang berjudul Calcium and

Vitamin D Intake and Risk of Incident Premenstrual Syndrome yang

melibatkan 1057 wanita, setelah dikelompokkan sesuai usia, paritas, status

merokok, dan faktor resiko lain, menunjukkan tingkat konsumsi tinggi

kalsium (p=0,02, OR=0,703) dan vitamin D yang relatif tinggi dapat

mengurangi terjadinya PMS (p=0,01, OR= 0,597) (Hankinson, 2005).

Menurut Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional / BKKBN

(2005), wanita usia subur (wanita usia reproduktif) adalah wanita yang

berumur 18-49 tahun yang berstatus belum kawin, kawin ataupun janda.

Terdapat fakta yang mengungkapkan bahwa sebagian remaja mengalami

gejala-gelaja yang sama dan kekuatan PMS yang sama sebagaimana yang

dialami oleh wanita yang lebih tua (Freeman, 2007).

Perempuan dengan pendidikan formal yang lebih tinggi, misalnya

mahasiswi, cenderung akan mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan orang yang mempunyai tingkat pendidikan formal yang

lebih rendah, sehingga akan lebih mampu serta mudah memahami arti dan

pentingnya kesehatan dan gangguan-gangguan kesehatan yang mungkin

terjadi (Anne, 1999).

Seorang mahasiswi kadang kala mengalami stres dalam menjalankan

kegiatan perkuliahan, yang dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya

(Mulyono, 2001). Faktor stres dapat memperberat gangguan PMS (Wikipedia,

2009). Di samping itu, kondisi sosial ekonomi yang berbeda antara masing-

masing individu dapat mencerminkan keteraturan dan jenis makanan yang


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dikonsumsi sehari-hari yang pada akhirnya akan menunjukkan asupan zat gizi

secara spesifik.

Karena latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan antara asupan zat gizi dengan PMS.

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan yang bermakna antara asupan zat gizi

meliputi asupan karbohidrat, vitamin B6, vitamin E, lemak, magnesium, dan

kalsium dengan PMS?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara asupan zat gizi dengan PMS.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi asupan zat gizi wanita usia subur pada mahasiswi

UNS.

b. Mengidentifikasi kejadian PMS wanita usia subur pada mahasiswi

UNS.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

a. Bagi peneliti sendiri, dapat memperdalam pengetahuan tentang asupan

zat gizi dan PMS.

b. Bagi institusi pendidikan, sebagai bahan masukan untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan tentang PMS terutama dalam

hubungannya dengan status gizi.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Bagi profesi kebidanan, sebagai bahan kajian / informasi dalam

mengkaji, menganalisa, mendiagnosa dan memberikan perawatan pada

wanita yang mengalami PMS.

2. Manfaat Aplikatif

Dapat memberikan masukan bagi wanita usia reproduktif untuk

mengatur kebutuhan gizi sehingga dapat meminimalkan gejala-gejala

PMS.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Konsep Asupan Zat Gizi

Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk

melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan

memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier,

2009).

Kebutuhan gizi (requirement) adalah jumlah zat gizi minimal yang

diperlukan seseorang untuk hidup sehat (Auliana, 2001). Banyaknya gizi

yang diperlukan berbeda antara satu orang dengan orang lain, disebabkan

berbagai faktor, tetapi fungsi gizi pada pokoknya sama untuk semua orang.

Berdasarkan keseimbangan asupan gizi tersebutlah seseorang akan

mempunyai status gizi (Budiyanto, 2002).

Menurut Waspadji (2003), status zat gizi terutama ditentukan oleh

ketersediaan zat-zat gizi pada tingkat sel, dalam jumlah yang cukup dan

dalam kombinasi yang tepat, yang diperlukan tubuh untuk tumbuh,

berkembang dan berfungsi normal. Oleh karena itu pada prinsipnya status

gizi ditentukan oleh dua hal, yaitu:

a. Asupan zat gizi yang berasal dari makanan yang diperlukan tubuh.

b. Besarnya kebutuhan, penyerapan dan penggunaan zat-zat gizi tersebut.

Kedua hal ini dipengaruhi oleh faktor pola konsumsi dan aktivitas.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sedangkan menurut Supariyasa (2005), faktor-faktor yang

mempengaruhi keadaan gizi adalah konsumsi makanan dan tingkat

kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pendapatan, makanan dan

tersedianya bahan makanan. Angka kecukupan gizi rata-rata yang

dianjurkan untuk wanita usia 16-45 tahun sebagai berikut:

Tabel 1. Kecukupan rata-rata yang dianjurkan

Zat Gizi Usia 16-19 tahun Usia 20-45 tahun


Energi (Kkal) 2000 2200
Protein (g) 51 48
Vitamin A (RE) 500 500
Vitamin D (ug) 10 5
Vitamin E (mg) 8 8
Vitamin K (mg) 60 65
Tiamin (mg) 1,0 1,0
Riboflavin (mg) 1,0 1,2
Niasin (mg) 10 9
Vitamin B12 (ug) 1,0 1,0
Asam folat (ug) 150 150
Piridoksin (mg) 1,6 1,6
Vitamin C (mg) 60 60
Kalsium (mg) 600 500
Fosfor (mg) 450 450
Besi (mg) 25 26
Seng (mg) 15 15
Yodium (ug) 150 150
Selenium (ug) 50 55

Sumber: Supariyasa, 2005.

Kekurangan sejumlah vitamin, mineral dan zat gizi lainnya dapat

menyebabkan PMS (Redei, 1995).

a. Karbohidrat

Karbohidrat berkaitan dengan PMS terutama dalam mengatasi

masalah perubahan mood (Christensen, 1993).


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Vitamin B6 (Piridoksin)

Vitamin B6 memberi efek rileks dan tenang menjelang

menstruasi (Jacobs, 2000).

c. Vitamin E

Vitamin E dapat berguna dalam mengurangi ketegangan pada

payudara yang merupakan salah satu gejala PMS (Jacobs, 2000).

d. Mineral

Mineral seperti seng dan magnesium dapat membantu

meringankan gejala PMS seperti sakit kepala, sakit pinggul, dan

ketegangan. (Jasons, 2008).

e. Kalsium

Kalsium terbukti dapat membantu tubuh melepaskan hormon

endorphin selama masa menstruasi (Hankinson, 2005).

f. Sodium dan kafeine

Makanan yang mengandung banyak garam dapat menyebabkan

retensi cairan dan memperburuk gejala PMS (Karyadi, 2008).

Sedangkan kafeine dapat menimbulkan kecemasan atau depresi

(Rasheed, 2003).

g. Lemak

Dengan mengkonsumsi rendah lemak dan tinggi karbohidrat

akan mengurangi pembengkakan payudara (Paath, 2006).


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Konsep PMS

a. Definisi PMS

PMS adalah kombinasi gejala yang terjadi sebelum menstruasi

dan menghilang dengan keluarnya darah menstruasi serta dialami oleh

banyak wanita sebelum awitan setiap siklus menstruasi (Brunner &

Suddarth, 2001). PMS kadang-kadang berlangsung terus sampai

menstruasi berhenti (Prawiroharjo, 2005).

Sedangkan menurut Hacker et. al. (2001), PMS adalah gejala

fisik, psikologis dan perilaku yang menyusahkan yang secara teratur

berulang selama fase siklus menstruasi. Sekitar 5-10% wanita

menderita PMS yang berat sehingga mengganggu kegiatan sehari-

harinya.

Riset menunjukan bahwa PMS menjadi lebih bermasalah di awal

dan akhir fase siklus reproduksi (yaitu pada pubertas dan menopause)

serta saat masa kehamilan dan kelahiran anak (Freeman, 2007).

b. Etiologi PMS

Pada setiap siklus menstruasi, Follicle Stimulating Hormone

(FSH) dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis yang menimbulkan

beberapa folikel primer kemudian berkembang menjadi folikel de

graaf ovarium yang memproduksi estrogen. Estrogen menekan

produksi FSH, sehingga lobus anterior hipofisis dapat mengeluarkan

hormon gonadotropin yang kedua, yakni Luteinizing Hormone (LH).

Pada pertengahan siklus menstruasi (sekitar hari ke-14 sampai hari ke-
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28), produksi LH meningkat dan menyebabkan ovulasi, sehingga

keseimbangan hormon estrogen dan progesteron tidak stabil, hal ini

yang menyebabkan munculnya gejala PMS (Henshaw, 2007).

Peningkatan kadar estrogen dalam darah akan mengganggu

produksi serotonin sehingga menyebabkan gejala depresi, khususnya

gangguan mental (Hacker et. al., 2001).

Menurut Prawiroharjo (2005), faktor kejiwaan, masalah dalam

keluarga, dan masalah sosial juga memegang peranan penting.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi PMS

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi PMS, antara lain:

1). Wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin berat setelah

melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami

kehamilan dengan komplikasi seperti toksemia).

2). Status perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak

mengalami PMS dibandingkan yang belum).

3). Usia (PMS menjadi lebih bermasalah di awal dan akhir fase siklus

reproduksi yaitu pada pubertas dan menopause).

4). Stres (faktor stres memperberat gangguan PMS).

5). Diet (faktor kebiasaan makan seperti banyak garam, kopi, teh,

coklat, minuman bersoda memperberat gejala PMS).

6). Kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6),

vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam

lemak linoleat.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7). Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat

gejala PMS.

8). Kegiatan fisik (kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebab

kan semakin beratnya PMS).

(ACOG Practice Committee, 2000).

d. Gejala PMS

Rayburn (2001), mengklasifikasikan gejala-gejala PMS

berdasarkan gangguan pada fungsi fisik dan emosional. Klasifikasinya

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Gejala-gejala PMS

Gejala fisik Gejala emosional


1). Perut kembung 1). Depresi
2). Nyeri payudara 2). Cemas
3). Sakit kepala 3). Suka menangis
4). Kejang atau bengkak pada 4). Sifat agresif atau pemberontakan
kaki 5). Pelupa
5). Nyeri panggul 6). Tidak bisa tidur
6). Hilang koordinasi 7). Merasa tegang
7). Nafsu makan bertambah 8). Irritabilitas
8). Hidung tersumbat 9). Rasa bermusuhan
9). Perubahan defekasi 10). Suka marah
10). Tumbuh jerawat 11). Paranoid
11). Sakit pinggul 12). Perubahan dorongan seksual
12). Suka makan manis atau asin 13). Konsentrasi berkurang
13). Palpitasi 14). Merasa tidak aman
14). Peka suara atau cahaya 15). Pikiran bunuh diri
15). Rasa gatal pada kulit 16). Keinginan menyendiri
16). Kepanasan 17). Perasaan bersalah
18). Kelemahan
Sumber : Rayburn, 2001.

3. Hubungan antara asupan zat gizi dengan PMS

Salah satu gejala PMS adalah suasana hati yang berubah-ubah

(Hacker et. al., 2001). Suasana hati dikendalikan oleh sistem kerja otak.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kemampuan kerja otak dipengaruhi oleh masukan zat gizi yang

diperlukan. Aneka zat gizi itu harus dipasok secara seimbang dari

makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Salah satu zat gizi

yang berperan memperbaiki suasana hati adalah triptofan (suatu asam

amino esensial) (Madison, 2004). Vitamin B6 berperan sebagai koenzim

dan metabolisme protein termasuk di dalamnya adalah asam amino

triptofan yang berkaitan dengan serotonin, karena serotonin disintesis dari

asam amino triptofan dengan bantuan vitamin B6 (Hankinson, 2005).

Meningkatnya kadar estrogen dalam darah menyebabkan munculnya

gejala-gejala depresi. Meningkatnya kadar estrogen akan mengganggu

proses kimia tubuh termasuk vitamin B6. Vitamin ini dikenal sebagai

vitamin antidepresan karena berfungsi mengontrol produksi serotonin

yang penting dalam mengendalikan perasaan seseorang. Menurunnya

kadar serotonin akibat terjadinya fluktuasi estrogen dapat dikatakan

sebagai penyebab timbulnya gejala PMS yang dikenal sebagai

carbohydrate cravings atau peningkatan untuk mengkonsumsi karbohidrat

(Karyadi, 2008). Carbohydrate cravings disebabkan karena kadar

serotonin yang rendah. Teorinya adalah saat kadar serotonin rendah, otak

mengirim sinyal ke tubuh untuk makan karbohidrat untuk merangsang

produksi serotonin (Madison, 2004).

Peran vitamin B6 ini jelas mendukung ketersediaan energi bagi otak

untuk aktivitas sehari-hari. Serotonin dalam otak kadarnya dipengaruhi

oleh makanan yang dikonsumsi seseorang khususnya karbohidrat dan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

protein (Hankinson, 2005). Karbohidrat berkaitan dengan PMS terutama

dalam mengatasi masalah perubahan mood, hal ini karena karbohidrat

secara konsisten mempertahankan kadar serotonin (suatu zat kimia otak)

sehingga dengan memakan makanan yang mengandung karbohidrat akan

lebih dapat mengendalikan perubahan mood (Christensen, 1993).

Vitamin E juga dapat berguna dalam mengurangi ketegangan pada

payudara yang merupakan salah satu gejala PMS (Jacobs, 2000).

Mineral seperti seng dan magnesium sangat penting dalam produksi

serotonin. Hormon tersebut dapat membantu meringankan gejala PMS

seperti sakit kepala, sakit pinggul, dan ketegangan (jasons, 2008).

Sementara, kalsium terbukti dapat membantu tubuh melepaskan hormon

endorphin (hormon yang membantu memberikan perasaan nyaman)

selama masa menstruasi (Hankinson, 2005).

Makanan yang mengandung banyak garam dapat menyebabkan

retensi cairan dan memperburuk gejala PMS (Karyadi, 2008). Sedangkan

wanita yang mengkonsumsi kafeine berlebih mempunyai sifat lekas marah

dibandingkan dengan wanita yang membatasi asupan cafeine (Bonnlander,

2001).

Diet mempengaruhi siklus menstruasi, hal ini berhubungan dengan

penurunan kadar hormon steroid yang merupakan faktor kunci dalam

proses pengaturan siklus tersebut. Dengan mengkonsumsi rendah lemak,

dan tinggi karbohidrat akan mengurangi pembengkakan payudara.

Sedangkan konsumsi tinggi karbohidrat dan tinggi protein dapat


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

memperbaiki gangguan perasaan yang tidak nyaman, hal ini berhubungan

dengan pembentukan serotonin di dalam otak (Paath, 2006).

B. Kerangka Konsep
Sistem saraf pusat
(Otak)

Hipotalamus (Gonadothropin
Releasing Hormone/GnRH)

Hipofisis Anterior
(FSH & LH)

Ovarium

§ Paritas Progesteron ↓ Estrogen ↑


§ Status
perkawinan
Carbohydrate
§ Usia PMS Serotonin ↓
§ Gaya hidup Cravings
§ Faktor kejiwaan
§ Masalah dalam
keluarga
§ Masalah sosial Asam Amino Triptofan

Kecukupan Tingkat
Gizi kesehatan

Asupan Zat
Gizi

Aktivitas
Pola makan

Pendapatan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keterangan:

: variabel yang diukur

: variabel yang tidak diukur

C. Hipotesis

Terdapat hubungan antara Asupan Zat Gizi dengan kejadian Premenstrual

Syndrome (PMS) wanita usia subur pada mahasiswi UNS.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian non eksperimental

dimana variabel independen (asupan zat gizi) dan variabel dependen (PMS)

diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Taufiqurrohman, 2008).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di UNS pada bulan Maret - Agustus 2009.

C. Populasi Penelitian

1. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia reproduktif.

2. Populasi aktual dalam penelitian ini adalah wanita usia reproduktif yang

tercatat sebagai mahasiswi UNS.

D. Sampel dan Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random

Sampling, yaitu suatu cara pengambilan sampel bila objek yang diteliti sangat

besar, dilakukan dengan membagi anggota populasi dalam beberapa

kelompok, lalu suatu sampel dipilih dari masing-masing area kelompok

(Hidayat,2007). Sehingga dalam penelitian ini, dari 80 orang dibagi menjadi 9

Cluster, yaitu:

1. Cluster 1 = 9 orang dari Fakultas Kedokteran

2. Cluster 2 = 9 orang dari Fakultas Teknik


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Cluster 3 = 9 orang dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

4. Cluster 4 = 9 orang dari Fakultas Pertanian

5. Cluster 5 = 9 orang dari Fakultas Ekonomi

6. Cluster 6 = 9 orang dari Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

7. Cluster 7 = 9 orang dari Fakultas Sastra Dan Seni Rupa

8. Cluster 8 = 9 orang dari Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

9. Cluster 9 = 8 orang dari Fakultas Hukum

E. Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus:

n=
Zα 2 . p . q
=
(1,96) . 0,05 . 0,95 = 0,182476 = 72
2

d2 (0,05)2 0,0025

Keterangan:

n : Besar sampel

p : perkiraan prevalensi penyakit yang diteliti atau paparan pada populasi

q : 1-p

Zα : nilai statistik Zα pada kurve normal standart pada tingkat kemaknaan

95%

d : presisi absolut yang dikehendaki pada kedua sisi proporsi populasi,

misalnya +/-5%

(Taufiqurrohman, 2008).

Kemudian ditambahkan dengan 10% dari jumlah sampel yang didapatkan dari

rumus diatas untuk antisipasi jika ada data sampel yang tidak bisa dianalisis.

Jadi, jumlah sampel yang diambil sebanyak 80 orang.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

F. Kriteria Retriksi

1. Kriteria Inklusi : seluruh wanita usia reproduktif yang tercatat sebagai

mahasiswi UNS, berusia antara 18-49 tahun, dan bersedia menjadi

responden.

2. Kriteria eksklusi : mahasiswi yang merupakan seorang atlet, sedang hamil,

memakai alat kontrasepsi pil, suntik, IUD dan implan.

G. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Independen : Asupan zat gizi

Asupan zat gizi adalah banyaknya karbohidrat, vitamin (B6, E),

lemak dan mineral (Mg, Ca) yang berasal dari makanan yang biasa

dikonsumsi, diukur dengan menggunakan Food Records dalam jangka

waktu 3 hari, dicatat dalam ukuran rumah tangga (URT) lalu

dikonversikan ke dalam ukuran berat (gram), kemudian dicari rata-rata

asupan zat gizi menggunakan program Nutrisurvey 2007 dan

dibandingkan menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk perorangan

atau individu. Skala pengukuran variabel ini adalah skala rasio.

2. Variabel Dependen : Kejadian PMS

PMS adalah sekumpulan tanda dan gejala yang terjadi sebelum dan

selama menstruasi, diukur dengan menggunakan kuesioner yang terdiri

dari 28 pertanyaan, dengan hasil pengukuran dalam bentuk skor,

selanjutnya kategori PMS / Tidak PMS ditentukan jika memenuhi salah

satu dari kriteria dibawah ini:


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 3. Kategori PMS / Tidak PMS

Fisik dan
Kategori Fisik Emosional
Emosional
Atau Atau
PMS ≥8 ≥9 ≥ 16
Tidak PMS <8 <9 < 16
Modifikasi : Jack, 2001.

Skala pengukuran variabel ini adalah skala nominal.

H. Instrumen dan Intervensi

Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini

berupa:

a. Formulir Food Records, untuk mencatat semua jenis makanan dan

minuman yang dikonsumsi dalam jangka waktu 3 hari.

b. Kuesioner Kejadian PMS

Kuesioner Kejadian PMS berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup

tentang gejala PMS pada wanita usia reproduktif dengan dichotomous

choice yang terdiri dari 28 pernyataan dimana terdapat dua kriteria

pertanyaan, yaitu gejala-gejala emosional pada nomor pertanyaan 1-

15, dan gejala-gejala fisik pada nomor pertanyaan 16-28. Dikatakan

PMS jika memiliki paling sedikit 8 kriteria dibagian gejala fisik atau

paling sedikit 9 kriteria di bagian gejala emosional fisik atau 16

kriteria dibagian semua gejala. Kriteria 8 dibagian gejala fisik atau 9

dibagian gejala emosional atau 16 dibagian semua gejala diperoleh

dari perbandingan antara jumlah pertanyaan awal, batas kriteria

pertanyaan awal dibandingkan dengan jumlah pertanyaan akhir.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Responden hanya memilih jawaban ”Ya” atau ”Tidak”. Jika jawaban

”Ya” skor 1, jawaban ”Tidak” skor 0.

I. Analisis Data

1. Uji validitas dan reabilitas untuk menguji kuesioner kejadian PMS.

a. Uji validitas

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut. Pengujian terhadap validitas menggunakan

rumus Pearson Product Moment (Hidayat, 2007) dan diolah dengan

menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Pernyataan bisa

dikatakan valid jika mempunyai nilai r hitung > r tabel dengan tingkat

signifikansi minimal 95%, didapatkan harga rtabel sebesar 0,444 untuk

sejumlah 20 responden (Santoso, 2004).

Berdasarkan hasil uji validitas, dari total 35 pertanyaan, jumlah

pertanyaan yang tidak valid sebanyak 7 item. Instrumen yang tidak

valid tidak dapat digunakan sehingga dihilangkan (Hidayat, 2007),

maka jumlah pertanyaan menjadi 28. Pertanyaan kuesioner yang tidak

valid bisa dilihat pada tabel berikut ini:


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4. Pertanyaan Kuesioner yang Tidak Valid

Jumlah Jumlah
No. Gejala PMS Butir Pertanyaan
Awal Akhir
(1), 2, 3, 4, 5, (6), 7, 8, 9,
1. Gejala Emosional (10), 11, 12, (13), 14, 15, 19 15
16, 17, 18, 19
20, (21), 22, 23, 24, 25,
2. Gejala Fisik 26, (27), 28, 29, 30, 31, 16 13
32, (33), 34, 35
Jumlah total soal 35 28
Keterangan: Nomor soal dengan tanda (…) = soal yang tidak valid.

b. Uji reliabilitas

Sedangkan suatu kuesioner dikatakan reliabel (handal) jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas menggunakan program SPSS 16.0

for Windows.

Pertanyaan dikatakan reliabel apabila nilai r11 > rtabel dengan

taraf signifikansi 0,05 yaitu 0,444. Berdasarkan hasil uji reliabilitas,

harga r11 adalah 0,838. Sehingga kuesioner tersebut dapat dikatakan

reliabel.

2. Pengolahan Data

a. Editing

Proses editing dilakukan untuk memeriksa data yang sudah

terkumpul dan jika ada kekurangan langsung dilengkapi atau

dikeluarkan dari penelitian.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Coding

Pada tahap ini dilakukan dengan memberi kode pada variabel

dependen yaitu kejadian PMS agar mempermudah dalam pengolahan

data.

Tidak PMS : kode 0

PMS : kode 1

c. Data entry

Jawaban dari kuesioner dan food records dimasukkan ke dalam

data base komputer. Jawaban food records diolah dengan program

Nutrisurvey 2007 dan digabungkan dengan data lainnya untuk

menjawab tujuan penelitian.

d. Tabulating

Tabulasi dilakukan untuk pengorganisasian data yang sudah

terkumpul agar mudah dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan

serta dianalisis.

3. Analisis data

a. Analisis Univariat

Menganalisa secara deskriptif dengan menghitung distribusi

frekuensi tiap variabel penelitian. Variabel yang dianalisa secara

univariat pada penelitian ini adalah karakteristik responden dan

kejadian PMS.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap variabel yang diteliti yaitu

asupan zat gizi dengan kejadian PMS.

c. Analisis multivariat

Variabel independen berskala rasio dengan sebuah variabel

dependen berskala kategori yang bersifat dikotom, maka analisa data

menggunakan uji Regresi Logistik Berganda (Sabri, 2006). Uji analisa

ini menggunakan program SPSS 16.0 for Windows.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2009 di UNS. Sampel yang

terkumpul sejumlah 80, dengan karakteristik sebagai berikut:

A. Karakteristik Responden

1. Umur

Distribusi frekuensi umur responden dapat dilihat pada tabel 4

berikut ini:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

No Umur Frekuensi Persentase


(f) (%)
1. Remaja (13-20 tahun) 27 33,8
2. Dewasa awal (21-35 tahun) 53 66,2

Total 80 100
Sumber: Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi terbesar

adalah kelompok dewasa muda (21-35 tahun) sebanyak 53 responden

(66,2%).

2. Status tempat tinggal

Distribusi status tempat tinggal responden dapat dilihat pada tabel 5

berikut ini:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Tempat


Tinggal

No Status Tempat Tinggal Frekuensi Persentase


(f) (%)
1. Kos 75 93,8
2. Rumah
Bersama orang tua 4 5,0
Bersama keluarga 1 1,2
Total 80 100
Sumber: Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi terbesar

adalah responden yang bertempat tinggal di kos yaitu sebanyak 75

responden (93,8%).

3. Status perkawinan

Distribusi status perkawinan responden dapat dilihat pada tabel 6

berikut ini:

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Perkawinan

No Status Kawin Frekuensi Persentase


(f) (%)
1. Kawin 2 2,5
2. Belum Kawin 78 97,5
Total 80 100
Sumber: Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi terbesar

adalah responden yang belum kawin yaitu sebanyak 78 responden

(97,5%).

4. Jumlah anak

Distribusi jumlah anak responden dapat dilihat pada tabel 7 berikut

ini:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

No Jumlah Anak Frekuensi Persentase


(f) (%)
1. Anak ≥ 1 2 2,5
2. Belum mempunyai anak 78 97,5
Total 80 100
Sumber: Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi terbesar

adalah responden yang belum mempunyai anak yaitu sebanyak 78

responden (97,5%).

5. Aktivitas

Aktivitas responden di bawah ini adalah aktivitas responden dalam

berolahraga. Distribusi aktivitas responden dapat dilihat pada tabel 8

berikut ini:

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas

No Rerata aktivitas Frekuensi Frekuensi Persentase


(menit) aktivitas (kali/ (f) (%)
minggu)
1. > 20 ≥3 16 20,0
2. > 20 <3 0 0
3. < 20 ≥3 0 0
4. < 20 <3 64 80,0
Total 80 100
Sumber: Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi terbesar

adalah responden yang aktivitasnya kurang dari 20 menit dan frekuensinya

kurang dari 3 kali/minggu yaitu sebanyak 64 responden (80,0%).

6. Asupan Zat Gizi

Distribusi asupan zat gizi responden dibandingkan dengan Angka

Kecukupan Gizi (AKG) dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini:


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gizi


Dibandingkan Dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Mean SD Min Max


(%AKG) (%AKG) (%AKG) (%AKG)
Karbohidrat 71,10 16,865 31 120
Vitamin B6 67,75 16,422 32 105
Vitamin E 37,86 18,195 12 93
Lemak 81,36 32,199 23 186
Magnesium 58,40 16,590 31 105
Kalsium 43,95 40,830 7 208
Sumber: Data Primer, 2009

Tabel diatas menunjukkan bahwa asupan zat gizi responden yang

terendah adalah asupan vitamin E. Rata-rata asupan vitamin E responden

adalah sebesar 37,86% AKG dengan standar deviasi 18,195%. Asupan

vitamin E terendah responden adalah sebesar 12% dan asupan tertinggi

adalah sebesar 93%. Untuk asupan zat gizi responden yang tertinggi

adalah asupan lemak. Rata-rata asupan lemak responden adalah sebesar

81,36% AKG dengan standar deviasi 32,199%. Asupan lemak terendah

responden adalah sebesar 23% AKG dan asupan tertinggi adalah sebesar

186%.

7. Kejadian PMS

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kejadian


PMS

No Premenstrual Syndrome(PMS) Frekuensi (f) Persentase


(%)
1. Ada 32 40,0
2. Tidak 48 60,0
Total 80 100
Sumber: Data Primer, 2009
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Hasil penelitian terhadap kejadian PMS didapatkan frekuensi

terbanyak adalah responden yang tidak memiliki gejala PMS yaitu

sebanyak 48 dari 80 responden (60,0%).

B. Hubungan Antara Asupan Zat Gizi Dengan Kejadian PMS

Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Regresi Logistik

Berganda menggunakan SPSS 16.0. Berikut menyajikan langkah-langkah

Analisis Regresi Logistik Berganda antara variabel asupan zat gizi dan

kejadian PMS.

1. Seleksi Bivariat

Masing-masing variabel independen dilakukan analisis bivariat

dengan variabel dependen. Bila hasil bivariat menghasilkan p value ≤ 0,25,

maka variabel tersebut langsung masuk tahap multivariat. Untuk variabel

independen yang hasil bivariatnya menghasilkan p value > 0,25 namun

secara substansi penting, maka variabel tersebut dapat dimasukkan dalam

model multivariat. Seleksi bivariat menggunakan uji regresi logistik

sederhana.

a. Analisis bivariat antara karbohidrat dengan kejadian PMS


Tabel 11. Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 11.530 1 .001

Block 11.530 1 .001

Model 11.530 1 .001


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 12. Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 KH -.053 .018 9.123 1 .003 .949 .917 .982

Constant 3.276 1.222 7.187 1 .007 26.464

a. Variable(s) entered on step 1:KH.


Dari tabel 11, didapatkan hasil omnibus test dengan p

value=0,001 berarti variabel p value-nya < 0,25 sehingga variabel

karbohidrat dapat dilanjutkan ke analisis multivariat. Dari tabel 12,

nilai OR dapat diketahui dari kolom Exp (B) yaitu sebesar 0,949 (95%

CI:0,917-0,982). Hal ini berarti semakin banyak asupan karbohidrat,

resiko terjadinya PMS 0,9 kali lebih rendah.

b. Analisis bivariat antara vitamin B6 dengan kejadian PMS


Tabel 13. Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 8.848 1 .003

Block 8.848 1 .003

Model 8.848 1 .003

Tabel 14. Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 Vit_B6 -.045 .016 7.556 1 .006 .956 .926 .987

Constant 2.606 1.107 5.543 1 .019 13.549

a. Variable(s) entered on step 1: Vit_B6.


Dari tabel 13, didapatkan hasil omnibus test dengan p

value=0,003 berarti variabel p value-nya < 0,25 sehingga variabel

vitamin B6 dapat dilanjutkan ke analisis multivariat. Dari tabel 14,

nilai OR dapat diketahui dari kolom Exp (B) yaitu sebesar 0,956 (95%
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

CI:0,926–0,987). Hal ini berarti semakin banyak asupan vitamin B6,

resiko terjadinya PMS 0,9 kali lebih rendah.

c. Analisis bivariat antara vitamin E dengan kejadian PMS


Tabel 15. Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 1.223 1 .269

Block 1.223 1 .269

Model 1.223 1 .269

Tabel 16. Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 Vit_E -.014 .013 1.174 1 .279 .986 .960 1.012

Constant .130 .538 .058 1 .809 1.139

a. Variable(s) entered on step 1:


Vit_E.
Dari tabel 15, didapatkan hasil omnibus test dengan p

value=0,269 berarti p value-nya > 0,25 sehingga variabel vitamin E

tidak dapat dilanjutkan ke analisis multivariat.

d. Analisis bivariat antara lemak dengan kejadian PMS

Tabel 17. Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 1.809 1 .179

Block 1.809 1 .179

Model 1.809 1 .179


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 18. Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 lemak .010 .007 1.755 1 .185 1.010 .995 1.024

Constant -1.201 .648 3.435 1 .064 .301

a. Variable(s) entered on step 1: lemak.


Dari tabel 17, didapatkan hasil omnibus test dengan p

value=0,179 berarti p value-nya < 0,25 sehingga variabel lemak dapat

dilanjutkan ke analisis multivariat. Dari tabel 18, nilai OR dapat

diketahui dari kolom Exp (B) yaitu sebesar 1,010 (95% CI:0,995-

1,024). Hal ini berarti semakin banyak asupan lemak, resiko terjadinya

PMS 1,01 kali lebih tinggi.

e. Analisis bivariat antara magnesium dengan kejadian PMS

Tabel 19. Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 7.309 1 .007

Block 7.309 1 .007

Model 7.309 1 .007

Tabel 20. Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 mg -.042 .017 6.157 1 .013 .959 .928 .991

Constant 1.971 .966 4.159 1 .041 7.174

a. Variable(s) entered on step 1:


mg.
Dari tabel 19, didapatkan hasil omnibus test dengan p

value=0,007 berarti p value-nya < 0,25 sehingga variabel magnesium

dapat dilanjutkan ke analisis multivariat. Dari tabel 20, nilai OR dapat

diketahui dari kolom Exp (B) yaitu sebesar 0,959 (95% CI: 0,928 –
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

0,991). Hal ini berarti semakin banyak asupan magnesium, resiko

terjadinya PMS 0,96 kali lebih rendah.

f. Analisis bivariat antara kalsium dengan kejadian PMS

Tabel 21. Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 6.514 1 .011

Block 6.514 1 .011

Model 6.514 1 .011

Tabel 22. Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 ca -.019 .009 4.305 1 .038 .981 .963 .999

Constant .347 .399 .754 1 .385 1.414

a. Variable(s) entered on step 1:


ca.
Dari tabel 21, didapatkan hasil omnibus test dengan p

value=0,011 berarti p value-nya < 0,25 sehingga variabel kalsium

dapat dilanjutkan ke analisis multivariat. Dari tabel 22, nilai OR dapat

diketahui dari kolom Exp (B) yaitu sebesar 0,981 (95% CI: 0,963 –

0,999). Hal ini berarti semakin banyak asupan kalsium, resiko

terjadinya PMS 0,98 kali lebih rendah.

Tabel 23. Hasil seleksi bivariat antara variabel independen

dengan variabel dependen sebagai berikut:

Variabel p value
Karbohidrat 0,001
Vitamin B6 0,003
Vitamin E 0,269
Lemak 0,179
Magnesium 0,007
Kalsium 0,011
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan tabel diatas, hanya variabel ‘vitamin E’ yang p

value-nya > 0,25, maka yang akan dilanjutkan ke analisis multivariate

hanya variabel karbohidrat, vitamin B6, lemak, magnesium, dan

kalsium.

2. Permodelan Multivariat

a. Selanjutnya dilakukan analisis multivariat kelima variabel independen

tersebut dengan kejadian PMS.

Tabel 24. Variables in the Equation


95,0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 KH -.059 .024 6.245 1 .012 .942 .900 .987
Vit_B6 -.058 .023 6.012 1 .014 .944 .902 .989
lemak .030 .011 7.431 1 .006 1.030 1.008 1.052
mg .018 .026 .476 1 .490 1.018 .968 1.071
ca -.012 .010 1.659 1 .198 .988 .969 1.006
Constant 4.670 1.664 7.880 1 .005 106.714
a. Variable(s) entered on step 1: KH, Vit_B6, lemak, mg,
ca.

Dari hasil analisis diatas, terlihat ada 2 variabel yang nilai p

value-nya>0,05 yaitu magnesium dan kalsium, sehingga pada

permodelan yang selanjutnya, variabel magnesium dikeluarkan dari

model.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Variabel magnesium dikeluarkan dari model


Tabel 25. Variables in the Equation
95,0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 KH -.052 .021 5.933 1 .015 .949 .910 .990
Vit_B6 -.051 .021 6.024 1 .014 .951 .913 .990
lemak .029 .011 7.333 1 .007 1.030 1.008 1.052
ca -.010 .010 1.210 1 .271 .990 .971 1.008
Constant 4.685 1.655 8.018 1 .005 108.356
a. Variable(s) entered on step 1: KH, Vit_B6, lemak, ca.

Setelah magnesium dikeluarkan dari model, maka perubahan

nilai OR untuk variabel karbohidrat, vitamin B6, lemak, dan kalsium

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 26. Perubahan OR setelah magnesium dikeluarkan dari model

OR Magnesium
Perubahan
Variabel variabel sudah Perhitungan
OR
lengkap dikeluarkan

Karbohidrat 0,942 0,949 (0,949-0,942)/0,942 X 100% 0,7%


Vitamin B6 0,944 0,951 (0,951-0,944)/0,944 X 100% 0,7%
Lemak 1,030 1,030 (1,030-1,030)/1,030 X 100% 0%
Magnesium 1,018 - - -
Kalsium 0,988 0,990 (0,990-0,988)/0,988 X 100% 0,2%

Dengan hasil perbandingan OR terlihat tidak ada perubahan OR

yang >10% dengan demikian variabel magnesium dikeluarkan dari

model. Selanjutnya variabel yang terbesar p value-nya adalah kalsium,

dengan demikian permodelan selanjutnya variabel kalsium

dikeluarkan dari model.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Variabel kalsium dikeluarkan dari model, diperoleh hasil sebagai

berkut:

Tabel 27. Variables in the Equation


95,0% C.I.for EXP(B)
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 KH -.058 .021 7.664 1 .006 .944 .905 .983
Vit_B6 -.053 .020 7.092 1 .008 .948 .912 .986
lemak .029 .011 7.494 1 .006 1.029 1.008 1.051
Constant 4.866 1.646 8.741 1 .003 129.828
a. Variable(s) entered on step 1: KH, Vit_B6,
lemak.

Setelah kalsium dikeluarkan dari model, maka perubahan nilai

OR untuk variabel karbohidrat, vitamin B6 dan lemak dapat dilihat

dari tabel di bawah ini:

Tabel 28. Perubahan OR setelah kalsium dikeluarkan dari model

OR Magnesium
Perubahan
Variabel variabel sudah Perhitungan
OR
lengkap dikeluarkan

Karbohidrat 0,942 0,944 (0,944-0,942)/0,942 X 100% 0,2%


Vitamin B6 0,944 0,948 (0,948-0,944)/0,944 X 100% 0,4%
Lemak 1,030 1,029 (1,029-1,030)/1,030 X 100% 0,09%
Magnesium 1,018 - - -
Kalsium 0,988 - - -

Setelah dilakukan perbandingan OR terlihat tidak ada perubahan

OR yang >10% dengan demikian variabel kalsium dikeluarkan dari

model. Akhirnya model yang dihasilkan adalah sebagai berikut:


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 29. Omnibus Tests of Model Coefficients


Chi-square df Sig.
Step 1 Step 25.559 3 .000
Block 25.559 3 .000
Model 25.559 3 .000

Tabel 30. Model Summary


Step -2 Log likelihood Nagelkerke R Square
a
1 82.123 .370
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter
estimates changed by less than ,001.

Tabel 31. Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 KH -.058 .021 7.664 1 .006 .944 .905 .983

Vit_B6 -.053 .020 7.092 1 .008 .948 .912 .986

lemak .029 .011 7.494 1 .006 1.029 1.008 1.051

Constant 4.866 1.646 8.741 1 .003 129.828

a. Variable(s) entered on step 1: KH, Vit_B6,


lemak.

Dari tabel 29, didapatkan nilai signifikan untuk model sebesar 0,000.

Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh variabel independen yaitu asupan

karbohidrat, vitamin B6, dan lemak dalam memprediksi kejadian PMS pada

mahasiswi UNS. Adanya hubungan antara variabel juga dapat diketahui

dengan melihat nilai Chi-Square sebesar 25,559 dimana nilai batas kritisnya

sebesar 7,82 yang diperoleh dari tabel Chi-Square dengan tingkat signifikan

sebesar 0,05 (5%) dan derajat bebas (df) sebesar 3, sehingga dapat

disimpulkan bahwa hipotesis diterima, artinya ada hubungan antara asupan

zat gizi dengan kejadian PMS.

Berdasarkan tabel 30, diperoleh nilai Nagelkerke R Square adalah 0,370

yang berarti variabilitas yang terjadi pada variabel dependen yaitu kejadian

PMS dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independennya yaitu variabel


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

asupan karbohidrat, vitamin B6, dan lemak sebesar 37%, sedangkan sisanya

63% dijelaskan oleh variasi variabel lainnya di luar model.

Berdasarkan tabel 31, didapatkan hasil analisis sebagai berikut:

1) OR dari variabel karbohidrat adalah 0,9 kali artinya semakin tinggi asupan

karbohidrat, maka resiko untuk mengalami PMS 0,9 kali lebih rendah.

2) OR dari variabel vitamin B6 adalah 0,9 kali artinya semakin tinggi asupan

vitamin B6, maka resiko untuk mengalami PMS 0,9 kali lebih rendah.

3) OR dari variabel lemak adalah 1,02 kali artinya semakin tinggi asupan

lemak, maka resiko untuk mengalami PMS 1,02 kali lebih tinggi. Dalam

penelitian ini ditemukan bahwa variabel lemak yang paling berpengaruh

terhadap kejadian PMS.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang terlihat pada tabel 4, maka distribusi umur

responden yang terbanyak adalah dewasa awal (21-35 tahun) sebanyak 53 orang

(66,2%). Menurut widayatun (1999), secara teoritis dikatakan bahwa usia dewasa

muda merupakan masa pengaturan, masa usia produktif, masa bermasalah, masa

ketegangan emosional, masa keterasingan sosial, masa ketergantungan, masa

perubahan nilai dan masa penyesuaian diri dengan cara hidup kreatif.

Selain umur, faktor lain yang mempengaruhi PMS adalah status perkawinan.

Status perkawinan dan status kesehatan juga mempunyai keterkaitan. Wanita yang

telah menikah pada umumnya mempunyai angka kesakitan dan kematian yang

lebih rendah dan biasanya mempunyai kesehatan fisik dan mental yang lebih baik

daripada wanita yang tidak menikah (Haijiang Wang, 2005). Dalam penelitian ini

diperoleh hasil, responden yang telah menikah sebanyak 2 orang (2,5%). Dalam

penelitian ini ditemukan sebanyak 2 responden (2,5%) yang telah memiliki anak.

Menurut Wikipedia (2009), PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak,

terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksemia.

Sementara hal ini tidak bias diteliti karena jumlah sampel yang sedikit.

Kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS

(Wikipedia, 2009). Dalam penelitian ini, sebagian besar responden tidak

melakukan aktivitas olahraga secara teratur (80,0%). Rasheed (2003),

membuktikan bahwa olahraga ringan mampu meningkatkan energi dan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menurunkan tingkat ketegangan. Ketika seseorang melakukan latihan fisik lebih

dari 20 menit, maka akan mengeluarkan suatu hormon yang bernama β-endorphin

yang ditangkap oleh reseptor dalam hipothalamus dan sistem limbik dan berfungsi

untuk mengatur emosi. Peningkatan β-endorphin terbukti berhubungan erat

dengan penurunan rasa nyeri, peningkatan daya ingat, memperbaiki nafsu makan,

kemampuan seksual, tekanan darah dan pernafasan. Selain itu, β-endorphin dapat

meningkatkan semangat dan perasaan energik.

Berikut ini akan diuraikan pengujian hipotesis untuk masing-masing

variabel independen sesuai dengan hasil regresi logistik berganda berdasarkan

tabel 31:

1. Asupan karbohidrat berpengaruh dalam memprediksi kejadian PMS (p=0,006,

OR=0,944). Hal itu berarti semakin tinggi asupan karbohidrat, maka resiko

untuk mengalami PMS 0,9 kali lebih rendah. Hal ini disebabkan karena

karbohidrat secara konsisten mempertahankan kadar serotonin (suatu zat kimia

otak) sehingga dengan memakan makanan yang mengandung karbohidrat akan

lebih dapat mengendalikan perubahan mood (Christensen, 1993).

2. Asupan vitamin B6 berpengaruh dalam memprediksi kejadian PMS (p=0,008,

OR=0,948). Hal itu berarti semakin tinggi asupan vitamin B6, maka resiko

untuk mengalami PMS 0,9 kali lebih rendah. Mood yang terjadi selama

periode PMS disebabkan oleh menurunnya produksi hormon serotonin.

Hormon serotonin dapat dicukupi dengan vitamin B6, sehingga bila kandungan

vitamin B6 tubuh tercukupi maka akan dapat mengontrol produksi hormon ini,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sehingga otak merasa lebih rileks dan tenang menjelang menstruasi (Jacobs,

2000).

3. Asupan lemak berpengaruh dalam memprediksi kejadian PMS (p=0,006,

OR=1,029). Hal itu berarti semakin tinggi asupan lemak, maka resiko untuk

mengalami PMS 1,02 kali lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena asupan

tinggi lemak berpengaruh terhadap kadar hormon steroid, dibuktikan diet

rendah lemak memperpanjang siklus, hari menstruasi serta memperpanjang

lamanya fase folikuler. Dengan mengkonsumsi rendah lemak dan tinggi

karbohidrat akan mengurangi pembengkakan payudara (Paath, 2006).

Sedangkan pengujian hipotesis untuk variabel independen yang lain sesuai

dengan hasil regresi logistik berganda sebagai berikut:

1. Berdasarkan tabel tabel 15, didapatkan hasil omnibus test dengan p

value=0,269 berarti p value-nya > 0,25 sehingga variabel vitamin E tidak dapat

dilanjutkan ke analisis multivariat. Hal ini berarti vitamin E tidak berhubungan

dengan kejadian PMS. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Jasons

(2008) bahwa wanita yang mengalami PMS tidak menunjukkan karena

kekurangan vitamin E.

2. Berdasarkan tabel 24, didapatkan hasil p value dari magnesium sebesar 0,490.

Nilai ini diatas 0,05, maka hipotesis ditolak, hal ini berarti tidak ada hubungan

antara asupan magnesium dengan kejadian PMS. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Jacobs (2000), bahwa pemberian

magnesium selama fase luteal dari siklus menstruasi tidak dapat mengurangi

depresi, kecemasan dan gejala PMS pada umumnya.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Berdasarkan tabel 25, didapatkan hasil p value dari kalsium sebesar 0,271.

Nilai ini diatas 0,05, maka hipotesis ditolak, hal ini berarti tidak ada hubungan

antara asupan kalsium dengan kejadian PMS. Hasil penelitian ini bertentangan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Hankinson (2005), bahwa kalsium

terbukti dapat membantu tubuh melepaskan hormon endorphin (hormon yang

membantu memberikan perasaan nyaman) selama masa menstruasi. Hal ini

dapat dimungkinkan karena kalsium akan bekerja secara efektif setelah kulit

terkena sengatan singkat radiasi ultraviolet-B. Paparan sinar matahari

merangsang produksi vitamin D. Vitamin D diketahui berfungsi sebagai

pembuka kalsium untuk masuk ke dalam aliran darah, sampai akhirnya

menyatu di dalam tulang. Sedangkan Indonesia merupakan wilayah tropis dan

banyak orang yang menghindari sinar matahari karena takut hitam (Rahman,

2009).

Beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu: Pertama,

penulis menggunakan food records dalam menentukan asupan gizi sehari-hari

tanpa adanya pemantauan, kurang rinci dan tidak menggunakan food models

sebagai acuan dalam menentukan ukuran makanan. Kedua, penulis menggunakan

ukuran rumah tangga dalam mengukur asupan zat gizi sehingga ada

ketidaktepatan dalam menentukan jumlah yang dikonsumsi dan mengakibatkan

pada hasil yang diperoleh kurang akurat.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa ada

hubungan antara asupan zat gizi dengan kejadian PMS wanita usia ubur pada

mahasiswi UNS, dimana variabel yang secara statistik signifikan dalam

penelitian ini adalah karbohidrat, vitamin B6, dan lemak.

B. Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya, apabila menggunakan formulir food records

sebaiknya dilakukan pemantauan agar diperoleh hasil yang rinci dan

menggunakan food models untuk mengurangi bias dalam menentukan

ukuran makanan.

2. Perlu dilakukan penyuluhan kepada wanita usia reproduktif untuk

mengatur kebutuhan gizi sehingga dapat meminimalkan gejala-gejala

PMS.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama. Hal : 3

Anne, C. 1999. “Effects Of An Educational Programme On Adolescents With


Premenstrual Syndrome”. Health Education Research. 14 : 817-830

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Untuk Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta. Hal : 134

Auliana, R. 2001. Gizi Dan Pengolahan Pangan. Yogyakarta: Adicita Karya


Nusa. Hal : 36

BKKBN. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi: Kebijakan,


Program dan Kegiatan Tahun 2005-2009. Jakarta: BKKBN

Bobak, M & Irene et., al. 2004. Keperawatan Maternitas, Edisi 4, Jakarta: EGC.
Hal : 79

Bonnlander. 2001. “Caffeine-Containing Beverages, Total Fluid Consumption,


and Premenstrual Syndrome”. Am J Public Health. 80 : 1106-1110

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC. Hal : 119

Budiyanto, M.A.K. 2002. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press. Hal : 2

Burns, A. et all. 2000. Pemberdayaan Wanita Dalam Bidang Kesehatan. Yayasan


Yogyakarta: Essentia Medica. hal : 77-78

Christensen, L. 1993. “Effects of Eating Behaviour on Mood: A Review of the


Literature”. International Journal of Eating Disorders. 14: 171-183

Deuster et., al. 1999. Biological, Social and Behavioral Factors Associated with
Premenstrual Syndrome, http://www.archfammed.com. diperoleh tanggal
20 Juni 2009.

Freeman, E.W. 2007. Epidemiology And Etiology Of Premenstrual Syndromes.


http://www.medscape.com. Diperoleh tanggal 10 April 2009

Glasier, Anna. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta:


EGC. hal : 381-386
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Hacker, N, et. al. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi, edisi 2. Jakarta:
Hipokrates. Hal : 366-388

Haijiang, W. 2005. Marital Status, http://paa 2005.princeton.edu/download.


Diperoleh tanggal 14 Juni 2009.

Hankinson, S.E. et all. 2005. “Calcium and Vitamin D Intake and Risk of Incident
Premenstrual Syndrome”. Arch Intern Med. 165 : 1246-1252

Henshaw, Carol. 2007. “PMS: diagnosis, aetiology, assessment and


management“. Advances in Psychiatric Treatment. 13 : 139–146

Hidayat, A. A. A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.


Jakarta: Salemba Medika. Hal : 82

Jacobs, M. D, Susan Thys. 2000. “Micronutrients and the Premenstrual


Syndrome: The Case for Calcium“.Journal Of The American College Of
Nutrition. 19 : 220–227

Karyadi, E. 2008. Menangkal Rasa Sakit Menjelang Haid.


http://www.indomedia.com/intisari/2008/januari/haid. Diperoleh tanggal
10 April 2009

Kendler, K.S. 1992. “Genetic and environmental factors in the aetiology of


Meanstrual, Prementrual and neurotic symptoms: a population Ð based
twin study”. Psychol Med. 22 : 85-100.

Madison, W. I. 2004. What You Should Know About PMS.


www.womenshealthconnection.com. Diperoleh tanggal 10 April 2009

Mason, P. 2008. “Diet and Premenstrual Syndrome”. Complete Nutrition. 7 : 16-


21

Mulyono, dkk. 2001. Stres Psikososial Pada Wanita Pekerja Status Kawin Di PT
Tulus Trituggal Gresik, http://www.jurnal.unair.ac.id/login.jurnal/.
Diperoleh tanggal 12 April 2009

Nurfahmi. 2008. Pernikahan Harmonis Tingkatkan Kesehatan. http://


http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/berita-utama-
sore/pernikahan-harmonis-tingkatkan-kesehatan/, diperoleh tanggal 18 Juli
2009.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka


Cipta. Hal : 129
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo. Hal : 232

Rasheed, P & Al-Sowielem, L.S. 2003. “Prevalence And Predictors Of


Premenstrual Syndrome Among Collegeðaged Women In Saudi Arabia”.
Ann Saudi Med. 23 : 381-387

Rayburn, W.F. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika. Hal : 286-
287

Redei , Freeman. 1995. “Daily plasma estradiol and progesterone levels over the
menstrual cycle and their relation to premenstrual symptoms”..
Psychoneuroendocrinology. 20 : 259-267

Roca, Schmidt, et al. 2000. “Implications of Endocrine Studies of Premenstrual


Syndrome”. Annals of Psychiatry. 26 : 576-580

Santoso, S. 2004. SPSS Statistika Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media


Komputindo. Hal : 36-42

Sabri, L. 2006. Statistik Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal 157-
160

Supariasa, I. D. N, Bakri B., Fajar I. 2005. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Hal : 13-14, 292

Taufiqqurohman, M. A. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu


Kesehatan. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Hal : 53-54, 71

Waspadji, S. 2003. Pengkajian Status Gizi Studi Epidemiologi. Jakarta: FKUI.


Hal : 9-10

Widayatun, T. R. 1999. Ilmu Perilaku. Jakarta: Sagung Seto. Hal : 23

Wikipedia. 2009. Sindrom Pramenstruasi. http://id.wikipedia.org.htm. Diperoleh


tanggal 7 April 2009
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN B. LEMBAR PERMOHONAN UNTUK MENJADI


RESPONDEN

Kepada
Saudari Responden
Mahasiswi UNS

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswi Program DIV Kebidanan


Universitas Sebelas Maret Surakarta, saya akan melakukan penelitian tentang
Hubungan Antara Asupan Zat Gizi dengan Kejadian Premenstrual Syndrome
(PMS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah asupan zat gizi
berpengaruh pada kejadian Premenstrual Syndrome (PMS).
Pengukuran asupan zat gizi dilakukan dengan menggunakan Estimated Food
Records. Yaitu dengan mencatat banyaknya Karbohidrat, Protein, Lemak, vitamin
dan mineral yang biasa dikonsumsi, yang telah dicatat dalam ukuran rumah
tangga (URT) lalu dikonversikan ke dalam ukuran berat, kemudian dicari rata-rata
asupan zat gizi dan dibandingkan dengan AKG (Angka Kecukupan Gizi) untuk
perorangan atau individu. Pengumpulan data kejadian Premenstrual Syndrome
(PMS) dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kepada saudari untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya saya mohon untuk mengisi
formulir dan kuesioner yang saya sediakan dengan kejujuran dan apa adanya.
Jawaban saudari dijamin kerahasiaan. Atas bantuan dan partisipasinya saya
ucapkan terimakasih.

Hormat saya
Peneliti

(Arum Sekar Tanjung)


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN C. LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini


Nama :
Kelas :
Tempat tanggal lahir :
Alamat :

Telah mendapatkan informasi tentang penelitian Hubungan antara Asupan


Zat Gizi dengan Kejadian Premenstrual Syndome (PMS), sehingga saya
menyatakan bersedia / tidak bersedia *) untuk menjadi responden.

Surakarta, Juni 2009


Peneliti Responden

( Arum Sekar Tanjung) ( )

*) Coret yang tidak perlu


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN D. No :
KUESIONER
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT GIZI DENGAN KEJADIAN
PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS)

Petunjuk pengisian
1. Bacalah semua pertanyaan dengan seksama.
2. Berikan jawaban untuk setiap pertanyaan (jangan dikosongkan).
3. Mohon semua pertanyaan dijawab dengan jujur sesuai apa adanya
4. Kerjakan sendiri, sesuai dengan yang anda rasakan.
5. Kerahasiaan jawaban responden akan kami jamin.
6. Selamat mengerjakan.

Identitas Responden
1. Tanggal pengisian :...................................................................................
2. Nama lengkap :.....................................................(boleh tidak diisi).
3. Alamat :..................................................................................
Kecamatan…………………….Kabupaten…………….......
4. Status tempat tinggal : kos / rumah (bersama keluarga / orang tua)
5. Tempat/Tanggal Lahir :...................................................................................
6. Umur :...................................................................................
7. BB / TB sekarang :...................................................................................
8. Status perkawinan : Kawin/ Tidak kawin/ Janda
9. Jumlah anak :...................................................................................
10. Fakultas :..................................................................................
11. Semester :..................................................................................

Aktivitas
1. Apakah anda melakukan olahraga secara rutin? ya / tidak
2. Jika ya, berapa kali dalam seminggu? ........................... kali.
3. Berapa lama anda melakukan olah raga setiap kalinya? ..............menit.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pertanyaan 1
Beri tanda (V) pada jawaban YA, jika pernyataan dibawah ini SESUAI dengan
yang anda rasakan/ alami.
Beri tanda (V) pada jawaban TIDAK, jika pernyataan dibawah ini TIDAK
SESUAI dengan yang anda rasakan/ alami.
No Gejala Emosional Jawaban
Ya Tidak
1. Sebelum menstruasi perasaan saya mudah
cemas.
2. Sebelum menstruasi saya sering bersikap acuh
terhadap orang lain di lingkungan saya
3. Sebelum menstruasi saya tidak bergairah/
tidak semangat untuk melakukan suatu
kegiatan.
4. Sebelum menstruasi ada keinginan berlebih
untuk makan satu jenis makanan tertentu
(terutama makan makanan yang manis dan
yang mengandung coklat).
5. Sebelum menstruasi ada perasaan bingung.
6. Sebelum menstruasi saya mudah lupa
7. Sebelum menstruasi saya menjadi mudah
sedih.
8. Sebelum menstruasi ada perasaan putus asa/
tidak ada harapan.
9. Sebelum menstruasi saya mudah tersinggung.
10. Sebelum menstruasi saya merasa rendah diri.
11. Sebelum menstruasi saya mudah menangis.
12. Sebelum menstruasi saya mengalami
perubahan dorongan seksual.
13. Sebelum menstruasi emosi saya tidak stabil
atau tidak terkontrol.
14. Sebelum menstruasi saya mudah merasa
sebal.
15. Sebelum menstruasi saya mudah curiga.
(modifikasi : Jack, 2001).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pertanyaan 2
Beri tanda (V) pada jawaban YA, jika pernyataan dibawah ini SESUAI dengan
yang anda rasakan/ alami.
Beri tanda (V) pada jawaban TIDAK, jika pernyataan dibawah ini TIDAK
SESUAI dengan yang anda rasakan/ alami.

No Gejala Fisik Jawaban


Ya Tidak
16. Sebelum menstruasi perut saya kembung.
17. Sebelum menstruasi saya mengalami nyeri/
sakit pada pinggang.
18. Sebelum menstruasi nafsu makan saya
bertambah.
19. Sebelum menstruasi saya mengalami
pembengkakan pada payudara.
20 Sebelum menstruasi saya mengalami nyeri
pada payudara.
21. Sebelum menstruasi saya mengalami
perubahan dalam buang air besar (konstipasi
atau diare)
22. Sebelum menstruasi perut saya sakit.
23. Sebelum menstruasi saya mudah kelelahan.
24. Sebelum menstruasi antara pikiran dan apa
yang saya lakukan tidak terkoordinasi dengan
baik.
25. Sebelum menstruasi kepala saya sakit.
26. Sebelum menstruasi saya mengalami
gangguan tidur/ sulit tidur.
27. Sebelum menstruasi saya merasakan gatal
pada kulit.
28. Sebelum menstruasi timbul jerawat.
(modifikasi : Jack, 2001).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN E. FORMULIR METODE FOOD RECORDS

A. Petunjuk pengisian
1. Tulislah semua makanan dan minuman yang anda konsumsi pada hari ini
(berikan merk dagangya jika tersedia).
2. Jika anda mengkonsumsi vitamin, tuliskan jumlah yang anda konsumsi
dalam satu hari beserta merk dagangnya.
3. Tulislah setiap waktu anda mengkonsumsi makanan dan minuman atau
bahkan vitamin.
4. Tulislah makanan dan minuman itu dalam satuan Ukuran Rumah Tangga.
5. Mohon semua makanan dan minuman yang dikonsumsi ditulis apa adanya.

Ukuran Rumah Tangga (URT)


bh = buah
bj = biji
btg = batang
bks = bungkus
pk = pak
kcl = kecil
btr = butir
bsr = besar
ptg = potong
sdm = sondok makan
gls = gelas
ckr = cangkir
sdg = sedang
sdt = sendok teh
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Identitas responden
Nama : Tanggal :
Hari ke : ...
Nama Makanan atau Banyaknya
Waktu Makan Minuman
(pukul) (berikan merk dagangnya
Ukuran Rumah Tangga g
jika tersedia)

Modifikasi : Gibson, 2005.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN I. DATA PENELITIAN

% Asupan berdasarkan AKG Status


Kejadian BB TB IMT Status Jumlah Akti
No. Umur Vit Vit Tempat
PMS (kg) (m) (kg/m2) Tinggal perkawinan anak vitas
KH B6 E Lemak Mg Ca
1 22 0 50 1.60 19.53 92 76 36 94 72 26 2 0 0 1
2 22 0 43 1.50 19.11 73 83 78 83 65 159 2 0 0 0
3 23 0 46 1.56 18.90 96 70 43 91 56 62 1 0 0 0
4 22 0 44 1.55 18.31 95 75 37 77 62 32 1 0 0 0
5 22 0 47 1.58 18.83 90 69 29 62 60 14 1 1 1 0
6 22 0 45 1.58 18.03 99 54 24 66 72 26 1 0 0 0
7 22 0 53 1.56 21.78 104 85 48 147 69 74 3 1 1 0
8 22 1 45 1.56 18.49 90 80 33 104 64 33 1 0 0 0
9 22 1 62 1.62 23.62 38 43 15 24 35 9 1 0 0 0
10 21 0 55 1.51 24.12 120 76 36 95 78 75 1 0 0 1
11 19 0 48 1.50 21.33 88 74 61 89 66 129 1 0 0 0
12 20 0 55 1.50 24.44 80 105 39 117 105 196 1 0 0 1
13 20 1 45 1.51 19.74 56 32 25 28 32 43 1 0 0 0
14 21 0 50 1.59 19.78 83 56 23 58 46 28 1 0 0 0
15 22 1 43 1.57 17.44 76 62 12 118 52 12 1 0 0 0
16 22 0 52 1.54 21.93 87 41 34 82 52 32 1 0 0 0
17 22 0 48 1.52 20.78 76 46 33 74 45 29 1 0 0 1
18 22 1 44 1.49 19.82 67 64 42 80 51 13 1 0 0 1
19 19 0 50 1.58 20.03 60 58 15 73 55 16 1 0 0 0
20 20 0 50 1.57 20.28 55 43 12 40 41 25 1 0 0 0
21 22 1 43 1.54 18.13 70 50 78 84 50 51 1 0 0 0
22 19 1 41 1.56 16.85 60 58 61 73 55 16 1 0 0 0
23 20 0 53 1.52 22.94 52 58 48 45 56 18 1 0 0 1
24 20 0 56 1.58 22.43 71 56 37 41 59 20 1 0 0 1
25 21 0 45 1.58 18.03 75 72 29 119 58 100 1 0 0 0
26 22 1 46 1.57 18.66 69 37 24 68 62 56 1 0 0 0
27 21 0 48 1.52 20.78 98 99 48 116 84 83 1 0 0 0
28 20 0 40 1.56 16.44 57 68 33 52 51 10 1 0 0 0
29 19 1 56 1.54 23.61 62 87 45 186 56 33 1 0 0 0
30 19 1 51 1.55 21.23 65 73 15 63 81 30 1 0 0 0
31 19 0 49 1.58 19.63 54 103 34 57 92 157 1 0 0 1
32 21 1 41 1.50 18.22 64 51 33 23 45 8 1 0 0 0
33 20 0 52 1.57 21.10 77 82 42 77 73 32 1 0 0 1
34 20 1 42 1.55 17.48 61 53 15 75 43 28 1 0 0 0
35 22 1 45 1.57 18.26 40 47 32 126 34 7 1 0 0 0
36 21 0 49 1.60 19.14 66 82 78 40 62 69 1 0 0 0
37 22 0 41 1.49 18.47 57 54 61 80 52 73 1 0 0 0
38 22 1 53 1.58 21.23 41 65 43 87 31 22 2 0 0 0
39 22 0 46 1.53 19.65 47 76 37 34 32 55 1 0 0 1
40 23 0 49 1.57 19.88 68 62 29 55 52 12 1 0 0 0
41 22 1 42 1.54 17.71 70 55 36 54 65 144 1 0 0 0
42 21 0 46 1.54 19.40 58 64 16 37 50 11 1 0 0 0
43 22 1 45 1.57 18.26 69 67 39 36 58 46 1 0 0 0
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44 20 1 48 1.59 18.99 49 34 13 80 33 13 1 0 0 0
45 20 0 55 1.59 21.76 67 54 23 76 49 32 1 0 0 0
46 21 1 42 1.52 18.18 31 63 34 86 36 26 1 0 0 0
47 21 1 57 1.62 21.72 64 51 42 85 46 47 1 0 0 1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LANJUTAN DATA PENELITIAN


% Asupan berdasarkan AKG Status
Kejadian BB TB IMT Status Jumlah Akti
No. Umur Vit Vit Tempat
PMS (kg) (m) (kg/m2) Tinggal perkawinan anak vitas
KH B6 E Lemak Mg Ca
48 20 0 45 1.54 18.97 61 80 43 71 49 50 1 0 0 0
49 22 1 45 1.54 18.97 86 78 42 123 68 53 1 0 0 0
50 22 1 50 1.57 20.28 69 33 45 133 58 33 1 0 0 0
51 21 0 49 1.56 20.13 78 64 62 97 54 51 1 0 0 0
52 20 1 42 1.50 18.67 92 67 78 66 71 52 1 0 0 0
53 21 0 49 1.53 20.93 110 91 44 113 89 58 1 0 0 0
54 20 1 44 1.54 18.55 75 72 18 76 63 36 1 0 0 0
55 20 1 44 1.57 17.85 63 73 33 83 54 11 1 0 0 0
56 22 0 48 1.54 20.24 75 78 15 93 31 29 1 0 0 0
57 22 1 42 1.56 17.26 52 59 42 65 43 12 1 0 0 0
58 22 0 50 1.58 20.03 75 82 34 75 31 22 1 0 0 0
59 22 1 55 1.59 21.76 79 59 33 59 70 26 1 0 0 1
60 22 0 49 1.59 19.38 69 79 42 96 51 15 1 0 0 0
61 21 0 43 1.57 17.44 57 66 15 73 48 29 1 0 0 0
62 20 1 62 1.57 25.15 65 79 12 170 60 16 1 0 0 1
63 21 0 43 1.53 18.37 94 62 78 133 78 73 1 0 0 1
64 19 0 40 1.50 17.78 70 70 61 48 55 50 1 0 0 0
65 19 1 42 1.57 17.04 51 66 43 125 47 12 1 0 0 0
66 20 0 60 1.50 26.67 51 96 37 87 80 24 2 0 0 0
67 22 0 45 1.59 17.80 79 70 29 27 75 19 1 0 0 0
68 22 1 47 1.53 20.08 83 89 72 119 67 36 1 0 0 0
69 20 0 42 1.50 18.67 67 53 15 93 50 52 1 0 0 0
70 20 1 39 1.48 17.80 49 59 12 85 42 10 1 0 0 0
71 19 0 47 1.52 20.34 77 94 58 121 103 18 1 0 0 0
72 21 0 47 1.59 18.59 71 71 31 84 101 208 1 0 0 1
73 22 1 42 1.50 18.67 70 72 43 118 59 32 1 0 0 0
74 22 0 41 1.49 18.47 73 56 37 43 62 50 1 0 0 0
75 22 0 42 1.50 18.67 77 67 29 96 63 52 1 0 0 0
76 22 0 40 1.49 18.02 70 103 42 79 56 32 1 0 0 0
77 22 0 46 1.57 18.66 98 87 34 69 78 54 1 0 0 1
78 21 0 51 1.60 19.92 86 72 93 50 76 22 1 0 0 0
79 21 0 42 1.53 17.94 68 77 42 92 47 15 1 0 0 0
80 22 1 46 1.55 19.15 61 83 15 90 50 32 1 0 0 0
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN J. HASIL ANALISIS DESKRIPTIF DENGAN SPSS 16.0 for


WINDOWS

umur_1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 27 33.8 33.8 33.8

2 53 66.2 66.2 100.0

Total 80 100.0 100.0

status_tempat_tinggal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 75 93.8 93.8 93.8
2 4 5.0 5.0 98.8
3 1 1.2 1.2 100.0
Total 80 100.0 100.0

status_perkawinan
Valid 0 78 97.5 97.5 97.5
1 2 2.5 2.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

jumlah_anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 78 97.5 97.5 97.5
1 2 2.5 2.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

aktivitas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 64 80.0 80.0 80.0
1 16 20.0 20.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PMS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 48 60.0 60.0 60.0

1 32 40.0 40.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KH 80 31 120 71.10 16.865

Valid N (listwise) 80

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Vit_B6 80 32 105 67.75 16.422

Valid N (listwise) 80

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Vit_E 80 12 93 37.86 18.195

Valid N (listwise) 80

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

lemak 80 23 186 81.36 32.199

Valid N (listwise) 80

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

mg 80 31 105 58.40 16.590

Valid N (listwise) 80
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ca 80 7 208 43.95 40.830

Valid N (listwise) 80
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN K. SELEKSI BIVARIAT DAN PERMODELAN

MULTIVARIAT

Karbohidrat
Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 11.530 1 .001

Block 11.530 1 .001

Model 11.530 1 .001

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 KH -.053 .018 9.123 1 .003 .949 .917 .982

Constant 3.276 1.222 7.187 1 .007 26.464

a. Variable(s) entered on step 1: KH.

Vitamin B6
Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 8.848 1 .003

Block 8.848 1 .003

Model 8.848 1 .003

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 Vit_B6 -.045 .016 7.556 1 .006 .956 .926 .987

Constant 2.606 1.107 5.543 1 .019 13.549

a. Variable(s) entered on step 1: Vit_B6.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Vitamin E
Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 1.223 1 .269

Block 1.223 1 .269

Model 1.223 1 .269

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 Vit_E -.014 .013 1.174 1 .279 .986 .960 1.012

Constant .130 .538 .058 1 .809 1.139

a. Variable(s) entered on step 1:


Vit_E.

Lemak
Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 1.809 1 .179

Block 1.809 1 .179

Model 1.809 1 .179

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 lemak .010 .007 1.755 1 .185 1.010 .995 1.024

Constant -1.201 .648 3.435 1 .064 .301

a. Variable(s) entered on step 1: lemak.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Magnesium
Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 7.309 1 .007

Block 7.309 1 .007

Model 7.309 1 .007

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 mg -.042 .017 6.157 1 .013 .959 .928 .991

Constant 1.971 .966 4.159 1 .041 7.174

a. Variable(s) entered on step 1: mg.

Kalsium
Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 6.514 1 .011

Block 6.514 1 .011

Model 6.514 1 .011

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 ca -.019 .009 4.305 1 .038 .981 .963 .999

Constant .347 .399 .754 1 .385 1.414

a. Variable(s) entered on step 1: ca.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda antara karbohidrat,

vitamin B6, lemak, magnesium, dan kalsium dengan kejadian

PMS

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 KH -.059 .024 6.245 1 .012 .942 .900 .987

Vit_B6 -.058 .023 6.012 1 .014 .944 .902 .989

lemak .030 .011 7.431 1 .006 1.030 1.008 1.052

mg .018 .026 .476 1 .490 1.018 .968 1.071

ca -.012 .010 1.659 1 .198 .988 .969 1.006

Constant 4.670 1.664 7.880 1 .005 106.714

a. Variable(s) entered on step 1: KH, Vit_B6, lemak,


mg, ca.

Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda antara karbohidrat,

vitamin B6, lemak, dan kalsium dengan kejadian PMS

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 KH -.052 .021 5.933 1 .015 .949 .910 .990

Vit_B6 -.051 .021 6.024 1 .014 .951 .913 .990

lemak .029 .011 7.333 1 .007 1.030 1.008 1.052

ca -.010 .010 1.210 1 .271 .990 .971 1.008

Constant 4.685 1.655 8.018 1 .005 108.356

a. Variable(s) entered on step 1: KH, Vit_B6, lemak, ca.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda antara karbohidrat,

vitamin B6 dan lemak dengan kejadian PMS

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 25.559 3 .000
Block 25.559 3 .000
Model 25.559 3 .000

Model Summary
Cox & Snell R Nagelkerke R
Step -2 Log likelihood Square Square
a
1 82.123 .273 .370
a. Estimation terminated at iteration number 5 because
parameter estimates changed by less than ,001.

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
a
Step 1 KH -.058 .021 7.664 1 .006 .944 .905 .983
Vit_B6 -.053 .020 7.092 1 .008 .948 .912 .986
lemak .029 .011 7.494 1 .006 1.029 1.008 1.051
Constant 4.866 1.646 8.741 1 .003 129.828
a. Variable(s) entered on step 1: KH, Vit_B6,
lemak.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN L. TABEL NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT

Taraf Signif Taraf Signif Taraf Signif


N N N
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330
5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317

6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306


7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296
8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286
9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270

11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263


12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210
15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194

16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181


17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148
18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105

21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097


22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091
23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,505 49 0,281 0,364
26 0,388 0,496 50 0,279 0,361
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN M. TABEL CHI-SQUARE

df P=0,05 P=0,01 P=0,001 df P=0,05 P=0,01 P=0,001 df P=0,05 P=0,01 P=0,001


1 3.84 6064 10.83 35 49.80 57.34 66.62 69 89.39 111.06 111.06
2 5.99 9.21 13.82 36 51.00 58.62 67.99 70 90.53 112.31 112.31
3 7.82 11.35 16.27 37 52.19 59.89 69.35 71 91.67 113.56 113.56
4 9.49 13.28 18.47 38 53.38 61.16 70.71 72 92.81 114.84 114.84
5 11.07 15.09 20.52 39 54.57 62.43 72.06 73 93.95 116.08 116.08
6 12.59 16.81 22.46 40 55.76 63.69 73.41 74 95.08 117.35 117.35
7 14.07 18.48 24.32 41 56.94 64.95 74.75 75 96.22 106.39 118.60
8 15.51 20.09 26.13 42 58.12 66.21 76.09 76 97.35 107.58 119.85
9 16.92 21.67 27.88 43 59.30 67.46 77.42 77 98.49 108.77 121.11
10 18.31 23.21 29.59 44 60.48 68.71 78.75 78 99.62 109.96 122.36
11 19.68 24.73 31.26 45 61.66 69.96 80.08 79 100.75 111.15 123.60
12 21.03 26.22 32.91 46 62.83 71.20 81.40 80 101.88 112.33 124.84
13 22.36 27.69 34.53 47 64.00 72.44 82.72 81 103.01 113.51 126.09
14 23.69 29.14 36.12 48 65.17 73.68 84.03 82 104.14 114.70 127.33
15 25.00 30.58 37.70 49 66.34 74.92 85.35 83 105.27 115.88 128.57
16 26.30 32.00 39.25 50 67.51 76.15 86.66 84 106.40 117.06 129.80
17 27.59 33.41 40.79 51 68.67 77.39 87.97 85 107.52 118.24 131.04
18 28.87 34.81 42.31 52 69.83 78.62 89.27 86 108.65 119.41 132.28
19 30.14 36.19 43.82 53 70.99 79.84 90.57 87 109.77 120.59 133.51
20 31.41 37.57 45.32 54 72.15 81.07 91.88 88 110.90 121.77 134.74
21 32.67 38.93 46.80 55 73.31 82.29 93.17 89 112.02 122.94 135.96
22 33.92 40.29 48.27 56 74.47 83.52 94.47 90 113.15 124.12 137.19
23 35.17 41.64 49.73 57 75.62 84.73 95.75 91 114.27 125.29 138.45
24 36.42 42.98 51.18 58 76.78 85.95 97.03 92 115.39 126.46 139.66
25 37.65 44.31 52.62 59 77.93 87.17 98.34 93 116.51 127.63 140.90
26 38.89 45.64 54.05 60 79.08 88.59 99.62 94 117.63 128.80 142.12
27 40.11 46.96 55.48 61 80.23 90.80 100.88 95 118.75 129.97 143.32
28 41.34 48.28 56.89 62 81.38 92.01 102.15 96 119.87 131.14 144.55
29 42.56 49.59 58.30 63 82.53 93.22 103.46 97 120.99 132.31 145.78
30 43.77 50.89 59.70 64 83.68 94.42 104.72 98 122.11 133.47 146.99
31 44.99 52.19 61.10 65 84.82 95.63 105.97 99 123.23 134.64 148.21
32 46.19 53.49 62.49 66 85.97 96.83 107.26 100 124.34 135.81 149.48
33 47.40 54.78 63.87 67 87.11 98.03 108.54
34 48.60 56.06 65.25 68 88.25 99.23 109.79

Anda mungkin juga menyukai