Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

GOLONGAN DARAH DAN RHESUS

PENALARAN ASPEK LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK IV


Dosen Pengampu : Aturut Yansen

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1

1. Alfira Nur Yanti Yakobus 061911004


2. Oktavia Marintan Manullang 061911010
3. Romika Valentina Pebriyanti 061911017
4. Vivi Maykasari 061911051
5. Ani Afri Laelawati 061911057

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

UNIVERSITAS BINAWAN
2021
KATA PENGANTAR

Terimakasih kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena atas perkenan beliau kami bi
sa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya guna memenuhi tugas kelo
mpok untuk mata kuliah Penalaran Aspek Laboratorium Patologi Klinik IV, dengan judul : “ Gol
ongan Darah dan Rhesus “.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak dan t
eman – teman sehingga memperlancar proses pembuatan makalah. Untuk itu kami menyampaika
n terimakasih kepada semua pihak yang sudah berkontribusi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan ter
batasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan s
egala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Serta ka
mi berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Jakarta, 26 September 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………. 3
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………... 3
1.4 Manfaat Penulisan Makalah …………………………………………………………. 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan fungsi pemeriksaan golongan darah…………………………………4
2.2 Jenis – jenis golongan darah……………………………………………………… … 5
2.3 Kecocokan Golongan darah…………………………………………………………. 8

BAB III METODE PEMERIKSAAN


3.1 Jenis Pemriksaan ………………………………………………………………….. 10
3.2 Hasil Pemeriksaan .………………………………………………………………… 11

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 12
4.2 Saran ……………………………………………………………………………… 12

0
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Golongan darah menjadi hal yang sangat mendasar dan penting dalam kehidupan manusia,
karena bersifat herediter (keturunan) dari pewarisan orang tua. Istilah golongan darah
mengacu pada seluruh sistem golongan darah yang terdiri dari antigen pada sel darah merah.
Golongan darah mengacu pada pola reaksi spesifik antiserum yang diberikan. Sejak
ditemukan oleh Karl Landsteiner pada tahun 1901, golongan darah berkontribusi pada
pemahaman tentang mekanisme keturunan. Secara umum darah memiliki 4 golongan yaitu:
golongan darah A dimana golongan darah A mempunyai antigen A dan anti - B, golongan
darah B yaitu golongan darah yang memiliki antigen B dan anti – A, golongan darah O
golongan darah yang memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan golongan darah
AB golongan darah yang memiliki antigen tetapi tidak memiliki antibodi Penelitian serologi
yang dilakukan mengarah pada identifikasi golongan darah utama dengan tipe ABO, uji
kompatibilitas, dan transfusi darah (Owen, 2000). Pemeriksaan golongan darah ABO
dilakukan untuk menentukan jenis golongan darah pada manusia. Penentuan golongan darah
ABO pada umumnya dengan menggunakan metode Slide. Metode ini didasarkan pada
prinsip reaksi antara aglutinogen (antigen) pada permukaan eritrosit dengan aglutinin yang
terdapat dalam serum/plasma yang membentuk aglutinasi atau gumpalan. Metode slide
merupakan salah satu metode yang sederhana, cepat dan mudah untuk pemeriksaan golongan
darah .
Pada perkembangan ilmu dan teknologi, golongan darah di dunia secara luas dikenal
sebanyak 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh (Andriyani, Triana, & Juliarti, 2015).
Selama periode waktu hingga saat ini, golongan darah telah berkembang, tidak hanya
berkaitan dengan transfusi tetapi juga hubungan penyakit spesifik dengan antigen permukaan
eritrosit. Antigen pada darah juga banyak dikaitkan terhadap beberapa penyakit seperti
kanker, diabetes, penyakit menular, dan penyakit jantung. Bahkan golongan darah tertentu
juga dapat berkaitan dengan resisten terhadap beberapa penyakit seperti malaria maupun
diabetes (Zhang, Li, & Wan, 2015).

1
Antigen – antigen golongan darah yang sangat penting adalah antigen A, dan B. Ciri
antigen itu berada pada ujung gula – gula yang melekat langsung pada dinding sel atau
melekat pada rangkaian protein yang menonjol dari hamparan bilipid . Reagen antisera
merupakan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan golongan darah ABO. Diperoleh dari
biakan supernatan secara in vitro yang berasal dari hibridisasi immunoglobulin sel tikus, dan
hasil pemeriksaanya akan terbentuk aglutinasi. Misalnya pada golongan darah A ketika
ditambahkan reagen antisera A, reagen antisera B, dan reagen antisera AB, maka terjadi
aglutinasi pada darah yang di tetesi reagen antisera B dan AB, sedangkan pada reagen
antisera AB tidak terbentuk aglutinasi. Dari segi reagen metode ini kurang ekonomis, maka
serum dapat dijadikan sebagai reagen pada pemeriksaan golongan darah ABO . Serum
merupakan cairan darah yang berwarna kuning. Didalam serum terdapat dua protein yaitu
albumin dan globullin. Antibodi berada di dalam serum dikarenakan Antibodi golongan
darah merupakan protein globulin, yang bertanggung jawab sebagai kekebalan tubuh alamiah
untuk melawan antigen asing . Komposisi serum sama dengan plasma yaitu 91% air, 8%
protein, dan 0,9% mineral. Akan tetapi didalam serum tidak ada faktor pembekuan
(fibrinogen). Dikarenakan serum tidak diberi anti koagulan, fibrinogen dapat diubah menjadi
benang – benang fibrin sehingga terjadi pembekuan darah. Dimana antikoagulan ini
mengikat kalsium sebagai faktor pembekuan sehingga fibrinogen tidak di ubah menjadi
benang – benang fibrin. Penentuan golongan darah ABO metode slide pada umumnya
dengan menggunakan reagen Anti-sera.
Ethylene Diamine Tetra Acetik Acid (EDTA) adalah antikoagulan yang paling sering
digunakan. EDTA dapat digunakan dalam dua bentuk yaitu berupa larutan atau cair dan
berupa zat padat (serbuk). Pemakaian antikoagulan EDTA yaitu 1 mg/1mL darah untuk
EDTA kering (serbuk ) 10µL/1mLdarah untuk EDTA cair [7]. Telah dilakukan uji
pendahuluan, ketika sampel golongan darah A ditambahkan serum golongan darah B dan O
diperoleh hasil aglutinasi, sedangkan ketika di tambahkan serum golongan darah A tidak
terjadi aglutinasi. Aglutinasi yang terjadi disebabkan karena adanya reaksi antigen antibodi
yang sama karena di dalam antibodi terdapat paratop yaitu bagian dari antibodi yang dapat
bereaksi dengan antigen sedangkan di dalam antigen terdapat epitop yang merupakan bagian
dari antibodi yang dapat bereaksi dengan antibodi [8]. Berdasarkan latar belakang di atas,

2
peneliti melakukan penelitian tentang Pemeriksaan Golongan Darah Abo Dengan Reagen
Serum Golongan Darah A, B, O Metode Slide.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari Golongan Darah ?


2. Apa saja jenis golongan darah ?
3. Bagaimana langkah – langkah pengerjaan golongan darah ?
4. Bagaimana cara membedakan golongan darah A, B, dan AB ?

1.3 Tujuan

1. Mendeskripsi pengertian dan fungsi dari pemeriksaan golongan darah


2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis golongan darah
3. Dapat mengetahui kecocokan golongan darah
4. Mahasiswa dapat mengetahui pentingnya golongan darah

1.4 Manfaat Penulisan Makalah


1. Menambah pengetahuan mengenai ilmu tentang golongan darah
2. Mahasiswa dapat menyelesaikan tugas dari dosen pengampu

3
BAB II
PEMAHASAN

2.1 Pengertian dan fungsi pemeriksaan golongan darah

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan darah manusia
ditentukan berdasarkan jenis antigendan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai
berikut:
a. Gol. darah O-negatif dapat menerima golongan darah A terdapatantigen A pada
membran selnya => antibodi antigen B di serumdarahnya. Sehingga, gol.darah
Anegatif dapat menerima golongan darah A-negatif atau O-negatif.
b. Golongan darah B terdapat antigen B pada permukaan sel darah merahnya =>
antibodi antigen A di serum darahnya. Sehingga,gol.darah B-negatif hanya dapat
menerima golongan darah B-negatif atau O-negatif
c. Golongan darah AB memiliki eritrosit antigen A dan B serta tidak menghasilkan
antibodi antigen A maupun B. Sehingga,gol darah AB-positif dapat menerima darah
d. Gol. darah ABO apapun disebut resipien universal. Namun,gol.darah AB-positif tidak
dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif golongan darah O
memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan
B. Sehingga,golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut donor universaldarah dari sesama O-
negatif.
e. Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia,
meskipun di beberapa negara seperti Swedia danNorwegia, golongan darah A lebih
dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan
darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah
jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaanNobel dalam bidang Fisiologi


dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
5 Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau

4
ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang
berbeda-beda.

2.2 Jenis – jenis golongan darah

Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan
Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen
ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak
kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis,
gagal ginjal, syok, dan kematian.
Jenis – jenis golongan darah :

A. Sistem ABO
Golongan darah ABO pada manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan
antibodi yang terkandung dalam darahnya, yaitu golongan darah A memiliki sel darah
merah dengan antigen A dipermukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap
antigen B dalam serum darahnya. Golongan darah B memiliki antigen B di permukaan
eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen.
Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4
golongan darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan
darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan
mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor. Hasilnya adalah dua macam
reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu
macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O).
Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut
golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.Dalam
sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 golongan:

5
Golongan Sel darah merah Plasma
A Antigen A Antibodi A
B Antigen B Antibodi B
AB Antigen A & B Tidak ada antibody
O Tidak ada antigen Antibodi A & B

Golongan darah penting untuk diketahui, untuk kepentingan transfusi, donor yang
tepat serta identifikasi pada kasus kedokteran forensik seperti identifikasi pada beberapa
kasus kriminal (Azmielvita, 2009). Pemeriksaan golongan darah ABOpada umumnya
dengan menggunakan metode slide, dilakukan untuk menentukan jenis golongan darah
pada manusia. Metode slide merupakan salah satu metode yang sederhana, cepat dan
mudah untuk pemeriksaan golongan darah (Chandra, 2008). Pemeriksaan golongan darah
untuk mendeteksi keberadaan antigen dipermukaan membran sel darah merah dengan
cara mereaksikan darah manusia dengan antisera A dan antisera B (Yuniar et al, 2014).

Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung


populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah
terhadap populasi yang berbeda-beda. Berikut pewaris golongan darah terhadap anak :

Ibu/Ayah O A B AB
O O O,A O,B A,B
A O,A O,A O,A,B,AB A,B,AB
B O,B O,A,B,AB O,B A,B,AB
AB A,B A,B,AB A,B,AB A,B,AB

B. Rhesus

6
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan
faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang
diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Dinamakan rhesus
karena dalam riset digunakan darah kera rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera
yang paling banyak dijumpai di India dan Cina. Pada sistem ABO, yang menentukan
golongan darah adalah antigen A dan B, sedangkan pada Rh faktor, golongan darah
ditentukan adalah antigen Rh (dikenal juga sebagai antigen D). Jika hasil tes darah di
laboratorium seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen Rh, maka ia memiliki darah
dengan Rh negatif (Rh-), sebaliknya bila ditemukan antigen Rh pada pemeriksaan, maka
ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+).
Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya
memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel
darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali
digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum
dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula
beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B. Kecocokan faktor
Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+
sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen
Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang
pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat
kehamilan. Rhesus positif (rh positif) adalah seseorang yang mempunyai rh-antigen pada
eritrositnya sedang Rhesus negatif (rh negatif) adalah seseorang yang tidak mempunyai
rh-antigen pada eritrositnya. Antigen pada manusia tersebut dinamakan antigen-D, dan
merupakan antigen yang berperan penting dalam transfusi. Tidak seperti pada ABO
sistem dimana seseorang yang tidak mempunyai antigen A/B akan mempunyai antibodi
yang berlawanan dalam plasmanya, maka pada sistem Rhesus pembentukan antibodi
hampir selalu oleh suatu eksposure apakah itu dari transfusi atau kehamilan. Sistem
golongan darah Rhesus merupakan antigen yang terkuat bila dibandingkan dengan sistem
golongan darah lainnya. Dengan pemberian darah Rhesus positif (D+) satu kali saja
sebanyak ± 0,1 ml secara parenteral pada individu yang mempunyai golongan darah
Rhesus negatif (D-), sudah dapat menimbulkan anti Rhesus positif (anti-D) walaupun

7
golongan darah ABO nya sama. Anti D merupakan antibodi imun tipe IgG dengan berat
molekul 160.000, daya endap (sedimentation coefficient) 7 detik, thermo stabil dan dapat
ditemukan selain dalam serum juga cairan tubuh, seperti air ketuban, air susu dan air liur.
Imun antibodi IgG anti-D dapat melewati plasenta dan masuk kedalam sirkulasi janin,
sehingga janin dapat menderita penyakit hemolisis.

2.3 Kecocokan Golongan darah

Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari
satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan
kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi,
syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah. Dalam transfusi darah,
kecocokan antara darah donor (penyumbang) dan resipien (penerima) adalah sangat
penting. Darah donor dan resipien harus sesuai golongannya berdasarkan sistem ABO
dan Rhesus faktor. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat
menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal,
syok, dan kematian. Hemolisis adalah penguraian sel darah merah dimana hemoglobin
akan terpisah dari eritrosit. Pemilik rhesus negatif tidak boleh ditransfusi dengan darah
rhesus positif. Jika dua jenis golongan darah ini saling bertemu, dipastikan akan terjadi
perang. Sistem pertahanan tubuh resipien (penerima donor) akan menganggap rhesus dari
donor itu sebagai benda asing yang perlu dilawan. Di dunia, pemilik darah rhesus negatif
termasuk minoritas.

8
Gol darah Resipen Golongan harus

AB + Golongan darah manapun


AB - O- A- B- AB -
A+ O- O+ A- A+
A- O- A+
B+ O- O+ B- B+
B- O- B-
O+ O- O+
O- O-

BAB III
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

3.1 Pemeriksaan Cell Typing

9
 Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah pendonor yang didasarkan pada antigen yang
terdapat di sel darah merah.
 Prinsip : Reaksi antigen-antibodi berupa penggumpalan (aglutinasi)
 Alat & Bahan :
 Object Glass
 Lancet
 Pengaduk
 Darah Kapiler
 Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau
 Serum anti-B biasanya berwarna kuning
 Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna
 Serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarna / bening

 Cara Kerja :
 Menyiapkan reagen disuhu kamar
 Pastikan semua perlengkapan sudah siap digunakan
 Siapkan Label Pasien untuk identitas pasienpada kartu golongan darah
 Meneteskan 1 tetes (±50 µ) anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti-D pada objek glass
 .Memijit-mijit ujung jari manis/tengah donor dan kemudian melakukan desinfeksi
dengan alkohol 70%
 Menusuk jari manis/tengah dengan posisi vertical mengggunakan blood lancet
 Mengusap darah yang pertama kali keluar dari jari donor dengan kapas kering
 Meneteskan 1 tetes darah yang keluar pada objek glass yang sudah diberi antisera
 Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing campuran darah donor dengan
antisera dan menggoyang-goyangkan
 Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis
 Pembacaan hasil dapat dilakukan oleh dua orang sebagai konfirmasi.

 Tindakan pencegahan dan peringatan


 Perhatikan ED reagen sebelum digunakan

10
 Perhatikan Aspek K3 , penanganan limbah untuk alat bekas pakai pemeriksaan
golongan darah..

3.2 Hasil Pemeriksaan Cell Typing

Dalam proses pengujian sampel darah ABO, sampel darah akan diteteskan suatu
reagen, kemudian pada sampel darah akan terjadi proses aglutinasi atau penggumpalan
darah..Penggumpalan darah disebabkan karena adanya interaksi antibodi dengan
antigen yang terikat pada eritrosit.

BAB 1V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

11
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Penyebaran
golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras, Dua jenis
penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).

4.2 Saran

Semoga dengan adanya makalah ini di harapkan Mahasiswa Universitas Binawan


dapat lebih memahami tentang darah, golongan darah dan rhesus , dan dapat di aplikasikan
pada laboratorium .

DAFTAR PUSTAKA

Nama, thm , judul

12

Anda mungkin juga menyukai