Anda di halaman 1dari 15

PROSES KERJA HORMON TIROID

DAN GROWTH HORMON

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi yang
diampu oleh : Syamsul A.

Disusun oleh:

1. Alfiani Jauza H. P1337420617049


2. Aprilia Putri R. P1337420617074
3. Desy Salma Adibah P1335420617035
4. Elvira Kartika P1337420617055
5. Oktalia Suci A. P1337420617009
6. Pita Puspa Ulhusnah P1337420617011
7. Ripki Palahudin P1337420617006

PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

SEMARANG

2017/2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Makalah : Proses kerja hormon tiroid dan growth hormon


2. Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Aprilia Putri R.
b. Program Studi : S1 Terapan Keperawatan Semarang
c. NIM : P1337420617074
3. Pembimbing
a. Nama Lengkap : Syamsul
b. NIP :

Semarang, 20 November 2017

Pembimbing, Ketua Tim,

Syamsul Aprilia Putri R.


NIP. NIM. P1337420617074

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah dengan
judul “Proses Kerja Hormon Tiroid dan Growth Hormon”.
Tersusunnya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak sehingga
makalah ini dapat penulis selesaikan. Penulis memiliki keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Dengan adanya pembuatan makalah ini penulis beharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi tenaga keperawatan pada
khususnya.

Semarang, 20 November 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................. i
PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hormon Tiroid………………………………. .
2.2 Fungsi Hormon Tiroid……………………………………..
2.3 Proses Kerja Hormon Tiroid……………………………….
2.4 Pengertian Growth Hormon………………………………..
2.5 Fungsi Growth Hormon…………………………………. .
2.6 Mekanisme kerja hormon pertumbuhan…………………. .
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Hormon Tiroid……………… .
2.8 Kelebihan dan Kekurangan dari Growth Hormon……….. .
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................... 19
3.2 Saran .................................................................................. 19
3.3 DAFTAR PUSTAKA

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar


yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat
diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama.
Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat
perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan
oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.

Kelenjar tiroid sendiri ialah organ endokrin yang terletak di leher manusia.
Fungsinya ialah mengeluarkan hormon tiroid. Kelenjar tiroid mempertahankan tingkat
metabolisme di berbagai jaringan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal.
Hormon tiroid merangsang konsumsi oksigen pada sebagaian besar sel di tubuh,
membantu mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting untuk
pertumbuhan dan pematangan normal.

Kelenjar tiroid tidak essensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya


menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya
tahan terhadap dingin, serta pada anak-anak timbul retardasi mental dan
kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan
menjadi kurus, gelisah, takikardi, tremor, dan kelebihan pembentukan panas.
Fungsi tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (Thyroid stimulating hormon =
TSH) dari hipofisis anterior. Sebaliknya, sekresi hormon tropik ini sebagian diatur
oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar hormon tiroid yang tinggi pada
hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui mekanisme neural yang
bekerja melalui hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan-perubahan pada
lingkungan internal dan eksternal menyebabkan penyesuaian kecepatan sekresi
tiroid.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diperoleh rumusan masalah yaitu :

1. Apa yang dimaksud hormon tiroid dan growth hormon?


2. Apa fungsi hormon tiroid dan growth hormon?
3. Bagaimana proses kerja hormon tiroid dan growth hormon?
4. Apa kelebihan dan kekurangan hormone tiroid dan growth hormon?

vi
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas anatomi fisiologi hormon tiroid dan growth hormon.
2. Untuk mengetahui dan memahami serta menambah wawasan tentang hormon
tiroid dan growth hormon.
3. Untuk mengetahui dan mempelajari fungsi dari hormon tiroid dan growth
hormon.
4. Untuk mengetahui dan memahami proses kerja hormon tiroid dan growth
hormon.
5. Untuk mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan dari hormon
tiroid dan growth hormon.

1.4 Manfaat Penulisan

a. Bagi penulis :

Menambah wawasan pengetahuan dan ilmu tentang hormon tiroid dan


growth hormon.

b. Bagi pembaca

Memberikan wawasan tentang hormon tiroid dan growth hormon serta dapat
menambah dan meningkatkan wawasan pengetahuan khususnya di
bidang ilmu anatomi fisiologi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hormon Tiroid

Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah zat kimia
yang dibuat oleh kelenjar tiroid, yang terletak pada leher bagian depan. Kelenjar
ini menggunakan yodium sebagai bahan baku untuk membuat hormon tiroid.
Hormon ini memegang peranan penting untuk menunjang fungsi setiap sel di
dalam tubuh. Tiroid memiliki dua hormon yang paling penting adalah thyroxine
(T4) dan triiodothyronine (T3). Kelenjar tiroid juga membuat hormon kalsitonin
yang terlibat dalam metabolisme kalsium dan merangsang sel – sel tulang untuk
menambahkan kalsium ke dalam tulang.

Terdapat dua jenis hormon dari klasifikasi ini yaitu tetra-iodotironina


dan tri-iodotironina. Kedua jenis hormon ini mempunyai peran yang sangat vital
di dalam metabolisme tubuh.

Istilah hormon tiroid juga sering digunakan untuk merujuk pada asupan
senyawa organik pada terapi hormonal berupa levotikroksin, atau isoform
terkait; meskipun terhadap dua hormon tiroid yang lain yaitu CT, dan PTH.

Hormon tiroid merupakan pengendali utama metabolisme dan


pertumbuhan dengan, deiodinasi tetra-iodotironina yang memicu respirasi pada
kompleks I rantai pernapasan mitokondria,yang menjadi salah satu faktor laju
metabolisme basal dan modulasi transkripsi genetik melalui pencerap tri-
iodotironina yang terdapat pada inti sel.

Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2


cara :

1.Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein

2.Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.

Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium,


yaitu suatu eleman yang terdapat di dalam makanan dan air. Kelenjar tiroid
menangkap yodium dan mengolahnya menjadi hormon tiroid. Setelah hormon
tiroid digunakan, beberapa yodium di dalam hormon kembali ke kelenjar tiroid
dan didaur-ulang untuk kembali menghasilkan hormon tiroid. Tubuh memiliki
mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.

Hipotalamus (terletak tepat di atas kelenjar hipofisa di otak)


menghasilkan thyrotropin-releasing hormone, yang menyebabkan kelenjar
hipofisa mengeluarkan thyroid-stimulating hormone (TSH). Sesuai dengan
namanya, TSH ini merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon
tiroid. Jika jumlah hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka
kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit; jika kadar
hormon tiroid dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan
lebih banyak TSH. Hal ini disebut mekanisme umpan balik.

2.2 Fungsi Hormon Tiroid

1. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya


meningkatkan metabolisme karena peningkatan konsusmsi oksigen dan
produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan
testis. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda
dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat
reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih
sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat diubah menjadi T3 setelah
dilepaskan darifolikel kelenjar.

2. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya


pertumbuhan saraf dan tulang

3. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin

4. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah


kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung

5. Merangsang penbentukan sel dalam darah

6. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai komp[ensasi


tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme

7. Bereaksi terhadap antagonis insulin.

Tirokalsitonin mempuyai jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama


menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium I
tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar
kalsium serum. Kadar kalsium serum rendah akan menekan pengeluaran
tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang
pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tamabahan adalah diet kalsium dan sekresi
gastrin di lambung.

Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus
bekerjasama secara benar:

1. hipotalamus

2. kelenjar hipofisa

3. hormon tiroid (ikatannya dengan protein dalam darah dan perubahan T4


menjadi T3 di dalam hati serta organ lainnya).

Tiroid mengeluarkan tiga hormon penting, yaitu:


1. Triodotironin

2. Tiroksin

3. Kalsitonin

Triodotironin dan Tiroksin mengatur laju metabolisme dengan cara mengalir


bersama darah dan memicu sel untuk mengubah lebih banyak glukosa.

Jika Tiroid mengeluarkan terlalu sedikit Triodotironin dan Tiroksin, maka tubuh
akan merasa kedinginan, letih, kulit mengering dan berat badan bertambah.
Sebaliknya jika terlalu banyak, tubuh akan berkeringat, merasa gelisah, tidak bisa
diam dan berat badan akan berkurang.

2.3 Proses Kerja Hormon Tiroid

Pada awalnya Hypothalamus akan menghasilkan TRH (Thyrotropine Releasing


Hormone) yang akan memacu Kelenjar Pituitari (Hipofise) untuk menghasilkan
TSH (Thyrotropine stimulating hormone), kemudian TSH akan memacu kelenjar
thyroid untuk menghasilkan T3 dan T4. Jika hormon thyroid diproduksi dalam
jumlah sedikit maka TSH akan meningkat nilainya untuk memacu agar kelenjar
thyroid dapat menghasilkan T3 dan T4 dalam jumlah cukup. Sebaliknya jika terjadi
peningkatan produksi T3 dan T4 maka TSH akan menurun jumlahnya agar tidak
terbentuk T3 dan T4 lagi.

2.4 Pengertian Growth Hormon

Human Growth Hormon (HGH) atau Hormon Pertumbuhan Manusia adalah


hormon yang bertanggung jawab atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai
dia tumbuh besar. Setelah manusia sudah bertumbuh besar, bukan berarti hormon
ini tidak berguna, akan tetapi hormon ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh
tetap pada kondisi yang prima. HGH mempengaruhi hampir semua sel dalam tubuh
kita, meremajakan kulit dan tulang, regenerasi jantung, hati, paru-paru dan ginjal
serta membawa fungsi organ dan jaringan tubuh kembali ke tingkat muda. Kelenjar
yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH adalah kelenjar Pituitary.

Hormon pertumbuhan (GH) adalah berbasis poli-protein- hormon peptida . Ini


merangsang pertumbuhan, sel reproduksi dan regenerasi pada manusia dan hewan
lainnya. Ini adalah asam amino-191, satu rantai polipeptida hormon yang disintesis,
disimpan, dan dikeluarkan oleh somatotroph sel dalam sayap lateral hipofisis
anterior kelenjar. Somatotropin mengacu pada hormon pertumbuhan diproduksi
native dan alami pada hewan, sedangkan somatropin merujuk pada hormon
pertumbuhan yang diproduksi oleh teknologi DNA rekombinan , dan disingkat
“rhGH” pada manusia.
2.5 Fungsi Growth Hormon

Fungsi hormon pertumbuhan mempengaruhi insulin dan kadar gula darahdan


proses, fungsi selular, metabolisme, dan tentu saja, perkembangan tulang.

Ketika datang ke efek metabolik, memiliki pengaruh pada metabolisme lemakatau


lipid, protein, dan karbohidrat dalam tubuh.

Kadang-kadang hormon dapat meningkatkan pengaruh sendiri sedangkan untuk


yang lain, itu dimediasi oleh faktor pertumbuhan insulin-seperti atau IGF 1.

Ketika datang untuk metabolisme protein, GH fungsi merangsang anabolisme


protein, yang menyebabkan penyerapan asam amino, yang pada gilirannya
meningkatkan sintesis atau pembentukan protein dan membantu mencegah
kehancuran atau oksidasi protein.

Hormon pertumbuhan juga memiliki dampak pada metabolisme lemak dengan


merangsang kerusakan oksidasi trigliserida dan adipocyte (adipocytes adalah sel-
sel lemak).

Oksidasi mengacu pada reaksi kimia oksigen dalam molekul dan zat yang
membantu untuk memecah mereka menjadi potongan-potongan kecil.

Sejauh sebagai karbohidrat yang bersangkutan, Fungsi HGH juga memiliki


dampak besar pada metabolisme karbohidrat, kadar gula darah, pemeliharaan
glukosa darah dalam tubuh serta aktivitas anti-insulin, mendorong sintesis glukosa
dalam hati.

2.6 Mekanisme kerja hormon pertumbuhan

HGH yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary pertama-tama mengalir melalui


pembuluh darah menuju ke organ hati. Di dalam hati, HGH dirubah menjadi IGF 1
(insulinlike Growth Factor 1). Lalu melalui peredaran darah pula, IGF 1 dialirkan
keseluruh organ-organ yang ada di tubuh manusia. IGF 1 inilah yang bertanggung
jawab untuk memelihara seluruh organ-organ di dalam tubuh manusia. Oleh karena
terpeliharanya organ-organ di dalam tubuh manusia, maka system imunisasi di
dalam tubuh manusia juga ikut terpelihara. Tidak heran mengapa seseorang pada
usia muda yang dimana produksi HGH-nya masih banyak, mereka lebih tahan
terhadap serangan penyakit dan hampir tidak dijumpai adanya penyakit-penyakit
yang biasa ditemukan pada orang yang sudah berumur cukup tua.

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Hormon Tiroid

 Kelebihan Hormon Tiroid


1. Hipertiroidisme adalah suatu istilah yang digunakan pada kondisi di
mana kelenjar tiroid terlalu aktif sehingga membuat hormon tiroid
dalam jumlah yang berlebihan. Secara singkat disebut hipertiroid.
Ketika kelenjar tiroid terlalu aktif proses yang ada pada tubuh akan
menjadi dipercepat.
Gejala – gejala kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme) antara lain:
 Kelelahan atau kelemahan otot
 tremor Tangan
 Perubahan suasana hati
 Gugup atau kecemasan
 Denyut jantung yang cepat
 Jantung berdebar-debar atau denyut jantung tidak teratur
 kulit kering
 Sulit tidur
 Penurunan Berat badan
 Peningkatan frekuensi buang air besar

 Kekurangan Hormon Tiroid

Hipotiroidisme adalah suatu istilah yang digunakan pada kondisi di mana


kelenjar tiroid tidak membuat cukup hormon tiroid. Tanda-tanda dan gejala
hipotiroid dapat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dari kurangnya
hormon. Gejala – gejala kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme) antara lain:
kelelahan, peningkatan sensitivitas terhadap dingin ,sembelit, kulit kering,
kenaikan berat badan, suara serak, kelemahan otot peningkatan kadar kolesterol
darah, nyeri dan kekakuan otot nyeri, kekakuan atau bengkak pada sendi,
periode menstruasi yang lebih berat dari normal atau tidak teratur ,penipisan
rambut, denyut jantung yang lambat, Depresi ,Gangguan memori

2.8 Kelebihan dan Kekurangan dari Growth Hormon

Hormon pertumbuhan (growth hormone)

Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gagalnya pertumbuhan, yang


seringkali dikaitkan dengan kegagalan kematangan seksual.

Penanganan: Gangguan ini bisa diobati dengan pemberian hormon pertumbuhan


(dalam jumlah yang sangat sedikit).

Terlalu banyak. Terlalu banyak hormon pertumbuhan memicu pertumbuhan


berlebih. Pada anak, hal ini bisa menyebab anggota tubuh (seperti tangan) tumbuh
terlalu panjang. Pada orang dewasa, hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan
berlebih pada tulang tengkorak, tangan, kaki, pembesaran laring, penebalan kulit
dan suara yang kedengaran semakin dalam.

Penanganan: kondisi ini bisa diatasi dengan radioterapi atau pengangkatan sebagian
dari kelenjar.
Prolaktin

Terlalu banyak. Terlalu banyak prolaktin bisa menghentikan siklus menstruasi,


membuat payudara menghasilkan susu dan menjadi lembek, serta memicu
ketidaksuburan.

Penanganan: Kondisi ini biasanya diatasi dengan penggunaan tablet untuk


mengurangi produksi prolaktin.

Hormon antidiuretik (anti-diuretic hormone)

Terlalu sedikit. Terlalu sedikit jenis hormon ini akan membuat ginjal gagal
merespon hormon tersebut. Akibatnya produksi air seni yang tidak diencerkan
semakin banyak (diabetes insipidus).

Penanganan: Pasien biasanya diatasi dengan pemberian hormon sintetis dalam


bentuk nasal spray (semprot hidung). Hormon selanjutnya akan diserap ke dalam
darah.

Hormon tiroksin

Terlalu banyak. Terlalu banyak tiroksin ditandai dengan penurunan berat badan,
penambahan selera makan, panas tubuh berlebih, penghentian menstruasi pada
perempuan.

Penanganan: Gangguan ini bisa ditangani dengan obat-obat antitiroid, yodium


radioaktif melalui mulut untuk menghancurkan sel-sel yang memproduksi tiroksin
berlebih, serta operasi untuk mengangkat bagian kelenjar.

Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan penurunan selera tetapi diikuti
dengan berat badan berlebih dan pembengkakan tubuh, keletihan, serta konstipasi.
Pada bayi, gangguan ini bisa memicu kretinisme (kegagalan pertumbuhan fisik dan
perkembangan mental).

Penanganan: Penggantian hormon yang hilang dengan dosis yang dikontrol sesuai
keperluan. Bayi yang baru lahir perlu menjalani screening. Dengan begitu,
gangguan jni bisa dideteksi dan ditangani sejak dini.
Parathormone

Terlalu banyak. Gangguan ini ditandai dengan pengeluaran air seni dalam jumlah
besar, gangguan pencernaan, batu ginjal, perasaan tidak enak badan.

Penanganan: pengangkatan tumor.


Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan kejang otot, kejang, keletihan, dan
gangguan mental.

Penanganan: Pemberian tablet vitamin D yang meniru aksi hormon yang hilang.

Adrenalin

Terlalu banyak. Gangguan ini ditandai dengan serangkaian jantung berdebar,


perasaan takut, peningkatan tekanan darah, denyut nadi yang cepat. Hal ini akan
memicu peningkatan tekanan darah permanen dan wajah menjadi pucat.

Penanganan: pengangkatan tumor yang memicu produksi adrenalin berlebih.

Insulin

Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gula darah tinggi. Kondisi ini bisa
memicu penurunan berat badan, perasaan haus dan pengeluaran air seni dalam
jumlah besar.

Penanganan: Diet dengan cara mengurangi jumlah asupan gula merupakan langkah
dasar mengatasi gangguan ini. Selain itu bisa dibantu dengan suplemen tablet
antidiabetes atau suntikan insulin.

Hormon seks laki-laki

Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gangguan pertumbuhan dan


perkembangan seksual. Pada orang dewasa ditandai dengan impotensi atau
ketidaksuburan.

Penanganan. Penggantian hormon yang hilang dengan suntikan setiap bulan.

Hormon seks perempuan

Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gangguan pertumbuhan dan


perkembangan seksual serta tidak munculnya siklus menstruasi. Di usia
selanjutnya, gangguan ini bisa menyebabkan menopause (karena kurangnya kadar
hormon).
BAB V

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah klasifikasi


hormon yang mengacu pada turunan senyawa asam amino tirosina yang disintesis
oleh kelenjar tiroid dengan menggunakan yodium. Terdapat dua jenis hormon dari
klasifikasi ini yaitu tetra-iodotironina dan tri-iodotironina. Kedua jenis hormon ini
mempunyai peran yang sangat vital di dalam metabolisme tubuh.
Istilah hormon tiroid juga sering digunakan untuk merujuk pada asupan
senyawa organik pada terapi hormonal berupa levotikroksin, atau isoform terkait;
meskipun terhadap dua hormon tiroid yang lain yaitu CT, dan PTH.
1. Fungsi utama hormon tiroid adalah meningkatkan aktivitas metabolik
seluler, sebagai hormon pertumbuhan, dan mempengaruhi mekanisme tubuh
yang spesifik seperti sistem kardiovaskuler dan regulasi hormon lain.
2. Diagnosis hipertiroidisme mengacu pada hasil pemeriksaan TSH, FT4, FT3,
TSI, dan indeks Wayne dan indeks New Castle berdasarkan gejala klinis yang
timbul.
3. Penyebab terjadinya hipertiroidisme adalah TSI yang mengambil alih
regulasi yang seharusnya dilaksanakan oleh TSH.]
4. Efek samping pembedahan yang mungkin timbul bisa saja terjadi
akibat letak kedua kelenjar yang berdekatan dan fungsinya yang antagonis.
5. Penatalaksanaan hipertiroidisme meliputi tindakan bedah dan pemberian
bahan penghambat sintesis tiroid, seperti antitiroid, penghambat ion iodida, yodium
konsentrasi tinggi, dan yodium radioaktif.
Hormon pertumbuhan manusia atau yang biasa disebut dengan HGH (
HumanGrowth hormon ) adalah suatu hormon anabolik yang berperan sangat besar
dalam pertumbuhan dan pembentukan tubuh , terutama pada masa anak anak dan
puberitas. Growth hormone berperan meningkatkan ukuran dan volume dari otak,
rambut, otot dan organ-organ didalam tubuh. HG bertanggung jawab atas
pertumbuhan manusia sejak dari kecil samapi dia tumbuh besar. Setelah manusia
sudah tumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan tetapi hormon
ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi yang prima.
3.2 SARAN

Adapun saran-saran dalam penulisan makalah ini adalah :

Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat mengetahui dan memahami bioetika serta dapat memberikan kritik dan saran
nya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Demikian saran
yang dapat penulis sampaikan semoga dapat membawa manfaat bagi semua
pembaca.

3.3 DAFTAR PUSTAKA

Guyton AC, Hall JE, (2006). Textbook of Medical Physiology. 7th Edition. Elsevier
Saunders.

Olson, James M.D., Ph.D. 2003. Belajar mudah farmakologi. Jakarta: EGC

http://makalahtyroid.blogspot.co.id/2015/06/hormon-tyroid.html

http://medicastore.com/penyakit/131/Kelenjar_Tiroid.html

Anda mungkin juga menyukai