Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER FRAGILITAS

oleh
Anggota kelompok :

1. I Ketut Gde Lanang Ari Setiawan (2109511082)


2. Muhammad Lutfi Azizi (2109511083)
3. Komang Ardha Priandana (2109511084)
4. Gede Gita Pratama (2109511085)
5. Muh Adnan Ghafur Hamzah (2109511086)

LABORATORIUM FISIOLOGI VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa atas kuasanya, sehingga
dapat diselesaikannya tulisan laporan praktiukum Fisiologi Veteriner I ini dengan baik.

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas atas selesainya dilakukannya praktikum di
laboratorium fisiologi veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Univ. Udayana.

Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dari tulisan ini, dan tak
lupa penulis ucapkan banyak terikasih.

Denpasar, 16 Oktober 2021

Hormat kami,

Penulis

DAFTAR ISI

i
JUDUL UTAMA ……………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. ii

Praktikum 2 Fragilitas Eritrosit ……………........................................................................... 1

A. Maksud dan Tujuan ………………....................................................................................1

B. Dasar Teori ……………………………………………………………………………….1

C. Materi dan Metode ……………………………………………………………………….1

D. Tata Kerja ………………………………………………………………………………...1

E. Hasil Percobaan …………………………………………………………………………. 2

F. Pembahasan ………………………………………………………………………………3

G. Kesimpulan ……………………………………………………………………………….3

ii
PRAKTIKUM 2
FRAGILITAS ERITROSIT

A. Maksud dan tujuan


- Mempelajari dan mengetahui ketahanan membran eritrosit terhadap penurunan tekanan
osmosis plasma (Erythrocyte Fragility Test = Tes Fragilitas Eritrosit)
B. Dasar teori
Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas kedalam
medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara
lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam darah, penurunan tekanan
permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh
karena ketuaan dalam sirkulasi darah dll. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi
hipotonis (mis. karena penambahan larutan NaCl hipotonis) maka lrt. NaCl akan masuk ke
dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel
eritrosit menggembung. Bila membran eritrosit tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada
di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan bebas ke
dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada medium yang
hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju medium luar eritrosit (yaitu plasma),
akibatnya eritrosit akan kekurangan cairan sehingga menjadi keriput (krenasi). Keriput ini
dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar
eritrosit (plasma).

C. Materi dan metode


Alat dan bahan :
• Darah sapi dan antikoagulans
• NaCl fisiologis
• Lrt. NaCl 5%; 3%.
• Spuit atau pipet
• Mikroskop
• Tabung reaksi dan raknya
Metode :
- fragilitas : tekanan osmosis tegangan muka dinding eritrosit

1
D. Tata kerja
Tekanan osmotik eritrosit (test fragilitas)
1. Membuat seri larutan NaCl dengan kadar (%) 0.8; 0,7; 0.6; 0.5; 0.4; dan 0.3. Caranya
adalah ambilah 6 buah tabung reaksi yang bersih dan berilah tanda nomor 1 sampai 6.
2. Ke dalam tabung tersebut berturut (dari no. 1-6) dimasukkan larutan NaCl 5% sebanyak
0.8; 0,7; 0.6; 0.5; 0.4; dan 0.3 ml menggunakan pipet hisap kap. 1 ml.
3. Kemudian pada tiap tabung tsb. (1-6) ditambahkan aquades 4.2; 4.3; 4.4; 4.5; 4.6; dan
4.7 ml menggunakan pipet hisap kap. 5 ml,.sehingga sekarang volume larutan dalam
tiap tabung masing-masing menjadi 5 ml. Aduklah (bolak-baliklah hingga campur
dengan baik. Taruh pada rak tabung.
4. Teteskan darah sapi sebanyak 5 tetes ke dalam setiap tabung (menggunakan pipet kap. 1
ml atau pipet dropping). Campur (bolak-balik) hingga homogen, taruh pada rak (jangan
sampai terjadi goncangan pada tabung).
5. Tunggu sampai 1 jam, amati pada lapis atas di setiap tabung. Dari tabung no. 1 lrt.
tampak 2 lapis, dimana lapis atas berwarna jernih (ini berarti darah tidak mengalami
pecah membran/tidak hemolisis). Selanjutnya amati pada tabung manakah yang lapis
atas mulai berwarna merah (disinilah mulai terjadinya pecah membran = titik fragilitas
eritrosit). Pada tabung no. 6 terjadi hemolisis total yang ditandai warna merah
transparan pada semua bagian.
6. Tentukan tabung mana (no. berapa = kadar berapa) terjadinya fragilitas eritrosit.

E. Hasil Percobaan

Tabung NaCl Aquades (mL) Darah Sapi (Tetes) Hasil

(mL)
1 0,8 4,2 5 Paling merah
2 0,7 4,3 5 Semakin merah
3 0,6 4,4 5 Lebih merah
4 0,5 4,5 5 Mulai merah
5 0,4 4,6 5 Belum merah
6 0,3 4,7 5 Belum merah

F. Pembahasan

2
Dalam uji fragilitas eritrosit di laboratorium dimulai dengan terjadinya hemolisis awal
yang di tentukan sebagai titik awal fragilitas eritrosit, sementara jika semua eritrosit
mengalami lisis total ditentukan sebagai fragillitas total. Fragilitas eritrosit dapat di ukur
dengan meningkatkan konsentrasi NaCl (uji fragilitas). Hasil yang didapatkan pada
percobaan yaitu hemolisi awal pada ( ) dan hemolisis total pada ( ). Faktor-faktor yang
memengaruhi fragilitas dapat meningkat ataupun menurun yaitu umur sel darah merah,
jenis hewan, tempat hewan hidup, nutrisi, dan faktor lainnya.

G.Kesimpulan
Simpulan dari hasil praktikum yaitu semakin banyak NaCl dimasukkan didalam Sel darah
merah (eritrosit) sapi, maka akan semakin banyak pula eritrosit yang mengalami hipotonik
dan jika darah menjadi hipertonik, air yang berada diluar sel akan masuk ke dalam sel
sehingga volume naik dan sel tersebut akan lisis/pecah. Jadi semakin banyak NaCl yang
masuk ke dalam sel darah merah semakin banyak darah yang pecah sehingga pada tabung
1 menjadi bewarna paling merah di bandingkan tabung lain

Anda mungkin juga menyukai