KONSEP DASAR
1. Definisi
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa-sisa metebolisme tubuh baik yang
melalui ginjal berupa urine maupun melalui gastrointestinal yang berupa fekal.
Eliminasi dibagi menjadi dua yaitu eliminasi urin dan eliminasi bowel.
Eliminasi bowel atau buang air besar adalah proses pengeluaran atau pembuangan
sisa pencernaan memalui anus.sedangkan eliminasi urin adalah proses
pembuangan sisa-sisa metabolisme berupa urin.
(Tarwoto dan Wartonah. 2015. Hlm, 126)
3. Patofisologi
Masuknya makanan atau minuman yang tidak sehat akan meneyebabkan infeksi
pada mukosa usus yang dapat menimbulkan mekanisme tubuh untuk
mengeluarkan toksin yang meningkatkan gerakan usus (hiperperistaltik) sehingga
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga meyebabkan
sesorang mengalami diare. Jika diare yang dialami secara terus menerus akan
mengakakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan sehingga
menyebabkan kekurangan volume cairan.
Pada pasien yang mengalami gangguan psikologi seperti cemas atau stres akan
menimbulkan kurang nafsu makan akibatnya kebutuhan akan nutrisi yang berserat
akan berkurang sehingga menyebabkan konstipasi.
Pada lansia akan mengalami punurunan sistem perkemihan sebab otot dasar
panggul melemah dan otot destrusor yang melemah akibatnya pengosongan
kandung kemih terganggu dan kekeuatan tonus otot menurun serta terjadi
disfungsi spincter uretra yang tidak mampu mengontrol sehingga menyebabkan
inkontinensia urin.
4. Pathway
hiperperistaltik
Penyerapan
makanan di konstipasi
usus menurun
Diare
Jumlah serat berkurang
Frekuensi
buang air besar
meningkat Kurang nafsu makan
Kehilangan cairan
dan elektrolit secara
berlebihan
Kekurangan volume
cairan
5. Manifestasi klinis
a. Konstipasi
1) Feses yang keras
2) Fesses sulit dikeluarkan
3) Defekasi kurang dari 3 kali seminggu
4) Nyeri saat mengejan dan defekasi
5) Menurunnya bising usus
6) Perasaan tidak tuntas saat buang air besar
b. Diare
1) Pengeluaran feses yang cair
2) Frekuensi lebih dari 3 kali sehari
3) Nyeri atau kram abdomen
4) Bising usus meningkat
c. Inkontinesnsia fekal
1) Tidak mampu mengontrol buang air besar dan udara dari anus
2) Buang air besar encer dan jumlahnya banyak
(A.Aziz. 2013. Hlm, 106)
6. Pemeriksaan diagnostik.
a. Anoskopi
b. Protoskopi
c. Rontgen dengan kontras
d. proktosigmoidoskopi
e. Pemeriksaan feses
1) Warna feses
2) Konsistensi
Lunak,cair, padat.
3) Frekuensi
4) Bentuk
( Mubarak. 2007. Hlm, 107)
7. Komplikasi
a. Hemoroid
b. Gagal ginjal
c. Infeksi saluran kemih
d. Batu saluran kemih
e. Impaksi
f. Anemia
(Mubarak. 2007. Hlm, 106)
3. Intervensi keperawatan
a. Konstipasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan dapat buang air besar dengan normal
Kriteria hasil :
- Defekasi dapat dilakukan satu kali sehari
- Terjadi perubahan pola hidup untuk menurunkan faktor penyebab
konstipasi
Nic : Manajeman konstipasi
NA :
1) Kaji faktor penyebab konstipasi
Rasional : untuk mengetahui faktor penyebab dari konstipasi
2) Instrusikan pasien/keluarga untuk mencatat jumalah,bau, frekuensi,
konsistensi dari feses
Rasional : untuk menegetahui apakah ada kelainan atau infeksi saluran
gastrointestinal
3) Berikan pendidikan pada pasien/keluarga pada diet tinggi serat dengan
cara yang tepat
Rasional : untuk memberikan informasi mengenai makanan yang tepat
agar tidak terjadi konstipasi kembali.
4) Kolaborasi dengan dokter pemeberian obat jika konstipasi masih tetap
terjadi
Rasional : untuk menegatasi konstipasi yang berkepanjangan.
b. Diare
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam
diharapkan dapat buang air besar dengan normal.
Kriteria hasil :
- Keadaan feses berbentuk dan lebih keras
- Meningkatnya nafsu makan
- Tidak terjadi dehidrasi
Nic : Manajemen diare
NA:
1) Monitor tanda dan gejala diare
Rasional: untuk mengetahui tanda-tanda dari diare
2) Identifikasi faktor penyebab diare
Rasional : untuk menegetahui peneyebab dari diare yang dialami oleh
pasien
3) Instrusikan diet rendah serat,tinggi kalori, tinggi protein sesuai kebutuhan
Rasional : untuk memberikan informasi agar diare dapat teratasi
4) Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala diare menetap
Rasional : untuk mengatasi agar diare cepat teratasi dan tidak
berkepanjangan
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba medika
Hidayat, A.Aziz,dkk. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal dan Chayati, Nurul. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia:
Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC
Tarwoto dan Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan ed 5.
Jakarta: Salemba Medika