ILEUS OBSTRUKSI
SYAMSURIANI
NIM 70700123005
Dosen Pembimbing :
dr. Saharuddin., M.Kes
dr. Asrul Abdul Azis., Sp.P
Supervisor :
dr. Zatriani., Sp. Rad., M.Kes
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna, sehingga dengan segala kerendahan hati penulis siap menerima kritik
dan saran serta koreksi yang membangun dari semua pihak.
Penulis
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Supervisor Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Profesi Dokter
UIN Alauddin Makassar
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 50 tahun
Status : Menikah
Agama : Kristen (Protestan)
B. Anamnesis
Keluhan utama: nyeri perut diseluruh lapang perut.
Pasien laki-laki usia 50 tahun dirawat di ruang perawatan Lily 3A RSUP Dr.
Tadjuddin Chalid Makassar pada Jum’at, 01 Desember 2023 mengeluh nyeri perut
yang dirasakan disemua lapang perut, selain keluhan nyeri perut pasien juga
mengeluhkan mual muntah, serta sulit buang air besar, BAK lancar. Palpasi teraba
keras, distended dan nyeri tekan. Riwayat laparatomi eksplorasi 7 hari yang lalu
pada Jum’at 24 November 2023 dengan abses hepar multiple.
Pasien di rawat inap dan dilakukan tindakan operasi dengan prosedur
laparotomi eksploratif pada Minggu, 03 Desember 2023. Pasien dipulangkan 7 hari
setelah tindakan operasi dengan kondisi yang baik, dan tidak ditemukan adanya
tanda infeksi.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a) GCS : Compos Mentis (E4M6V5)
b) Kesan sakit : Tampak Kesakitan
c) Kesan gizi : Tampak gizi baik
2. Tanda-Tanda Vital
a) Tekanan Darah (TD) : 130/60 mmHg
b) Nadi (HR) : 91x/menit
c) Pernapasan (RR) : 26x/menit
d) Suhu (T) : 36,30C
2
3. Status General
a) Kepala : normocephali
b) Mata : Anemia +/+, Ikterus -/-
c) THT : Kesan tenang
d) Thorax : Cor: S1, S2. Murmur –
Pulmo: Ves +/+, Whezing -/-, rhonki -/-
e) Abdomen : Distensi (+), bising usus (-)
f) Ekstremitas : hangat, edema (-)
4. Status lokal
Pemeriksaan Abdomen
Tampak dinding abdomen distended, benjolan (-), massa (-), darm
contour (-), darm steifung (-), bising usus hipoaktif hingga menghilang,
metallic sound (-), abdomen terasa keras, nyeri tekan di seluruh lapang
abdomen kuadran bawah, tidak ada massa, peritonitis, ataupun hernia.
D. Pemeriksaan Penunjang
Parameter Hasil Satuan Rujukan
Basophil 0,1 % 0-1
Eosinophil 3,6 % 0-4
Monosit 2,7 % 2-8
Limfosit 6,1 % 20 – 40
Neutrophil 87,5 % 50 - 70
PCT 0,26 % 0,17 – 0,35
MPV 9,1 fL 9,0 – 13,0
PDW 8,5 fL 10,0 – 18,0
RDW-CV 13,1 % 10,0 – 15,0
RDW-SD 41,9 fL 37 - 54
PLT 283 103/ul 150 - 400
MCHC 36,3 g/L 32,2 – 36,5
MCH 31,3 pg 25,6 – 32,2
MCV 86,3 fL 79,0 – 92,2
HCT 32,8 % 40,1 – 51,0
HB 11,9 g/dL 13,0 – 17,0
RBC 3,80 106/ul 4,50 – 6,20
WBC 29,0 103/ul 4,0 – 10,0
Tabel 1 Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin
3
Kesan: WBC ↑ tanda peritonitis.
E. Pemeriksaan Radiologi
4
Gambar 2 Hasil Foto Polos Abdomen Posisi LLD
5
Gambar 3 Hasil Foto Polos Abdomen Posisi Supine
6
BAB III
PEMBAHASAN
A. Anatomi Intestinal
Usus halus dibagi menjadi 3 bagian yakni, duodenum, jejenum, ileum.
Duodenum berbentuk melengkung seperti huruf C, letaknya dekat. Panjangnya
sekitar 20-25 cm dan memiliki lumen paling lebar dibanding bagian lainnya.
Duodenum dibagi menjadi 4 bagian yakni pars superior, pars descendens, pars
inferior, dan pars ascendens. Jejenum terletak 2/5 bagian proksimal,
diameternya lebih lebar dan memiliki dinding yang lebih tebal dibanding
ileum. Pada bagian dalam mukosanya terdapat banyak lipatan yang menonjol
mengelilingi lumen yang disebut plicae circulares, yang tampak sebagai
valvulae conniventes pada foto polos perut. Ileum terletak 3/5 bagian distal,
memiliki dinding yang lebih tipis, plicae circulares yang kurang menonjol dan
lebih sedikit.10,14
7
Usus besar dimulai dari sekum dan meliputi seluruh kolon dan rectum. Pada
titik di mana ileum bergabung dengan sekum, terdapat sfingter (katup
ileocecal) yang mencegah aliran balik isi ke usus kecil. Sekum adalah struktur
seperti kantong yang biasanya berisi gas. Usus besar tidak mengandung vili,
dan tidak terdapat lipatan mukosa utama (tidak termasuk rektum). Dinding usus
besar dilipat oleh lapisan ototnya, termasuk serosa, menjadi kantung kecil yang
disebut haustra. Penyempitan di antara haustra disebut incisura. Hal ini
membuat usus besar tampak tersegmentasi.10,14
8
C. Epidemiologi
Ileus obstruksi merupakan kegawatan di bidang bedah digestive yang sering
dilaporkan. Gangguan saluran cerna ini menduduki 20%-60% dari seluruh
kasus nyeri akut abdomen yang tidak tergolong appendicitis akut. Sekitar 60%
penyebab obstruksi ileus disebabkan oleh adhesi yang terjadi pasca operasi
region abdomen dan operasi di bidang obstetri ginekologik.6,7 Ileus pasca
operasi terjadi pada sekitar 50% pasien yang menjalani operasi perut besar. 8
D. Etiologi
Ileus obstruktif dapat terjadi dikarenakan kelainan di dalam lumen usus,
dinding usus, atau benda asing di luar usus yang menekan, serta kelainan
vaskularisasi pada suatu segmen usus yang dapat menyebabkan nekrosis
segmen usus tersebut.5 Etiologi intrinsik (intraluminal) yaitu penyebabnya
berada di dalam usus, seperti intususepsi, benda asing, batu empedu, cacing.
Penyebab mural yaitu di dalam dinding usus, dapat disebabkan oleh penyakit
radang usus, diverklitis akut, stenosis pasca anastomosis, striktur radiasi, colitis
iskemik, dan penyebab ekstrinsik (ekstraluminal) dapat disebabkan oleh adhesi
(postoperative), karsinomatosis peritoneal, endometriosis dan hernia. 9 Adhesi
merupakan penyebab paling umum, sebesar 60-70% dari seluruh kasus ileus
obstruksi.10
E. Patomekanisme
Pada ileus obstruksi, cairan dan udara terkumpul pada bagian proksimal sisi
yang bermasalah, hal ini menyebabkan distensi abdomen. Ileus obstruksi pada
usus halus lebih sering terjadi, hal ini karena usus halus lebih sempit dan secara
normal lebih aktif. Distensi abdomen menyebabkan peningkatan sementara
pada peristaltik guna untuk mendorong material pada area yang tersumbat.
Peningkatan tekanan dalam usus akan menghambat absorbsi usus terhadap air,
natrium dan kalium, sehingga hal ini dapat menyebabkan dehidrasi yang jika
tidak ditangani segera akan menyebabkan syok. Selain itu, obstruksi pada usus
akan menyebabkan aliran balik menuju ke saluran pencernaan bagian atas yang
dapat menyebabkan emesis. Emesis ini akan menyebabkan deficit cairan dan
9
elektrolit yang dapat memperparah dehidrasi. Jika ileus obstruksi tidak segera
ditangani maka dapat menyebabkan iskemik dan terjadi infark jaringan. Infark
jaringan berkembang menjadi nekrosis usus, perforasi, dan sepsis/syok
septic.11
10
F. Penegakan Diagnosis
Penegakan diagnosis ileus obstruksi harus dilakukan dengan segera karena
merupakan kasus emergensi. Diagnosis ileus obstruksi ditegakkan dengan
melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Berdasarkan letaknya, Ileus obstruksi terbagi menjadi dua yaitu obstruksi letak
tinggi dan obstruksi letak rendah. Pada anamnesis obstruksi letak tinggi dapat
disebabkan oleh adhesi post operasi, atau hernia. Gejala umum yang terjadi
dapat berupa meteorismus, hiperperistaltik yang disertai mual dan muntah,
gangguan elektrolit, kelebihan cairan di usus, dehidrasi, dan syok. Pada
pemeriksaan fisik inspeksi abdomen dapat ditemukan distended abdomen,
tampak gelisah dan menggeliat sewaktu kolik peristaltic. Pada obstruktif kolon
gejala dapat berupa perubahan kebiasaan buang air besar seperti obstipasi, dan
kembung yang kadang disertai kolik pada perut bagian bawah. Pada auskultasi
didapatkan bising usus yang terdengar sangat keras atau tidak terdengar sama
sekali. Pemeriksaan penunjang laboratorium tidak memiliki ciri-ciri khusus.
Pada urinalisis, berat jenis dapat meningkat dan ketonuria yang menunjukkan
adanya dehidrasi dan asidosis metabolic. Leukosit normal atau sedikit
meningkat, jika sudah tinggi menandakan sudah terjadi peritonitis, kimia darah
sering terdapat gangguan elektrolit.3,5,6,8
Pemeriksaan radiologi memiliki peran penting dalam mendiagnosis ileus
obstruktif secara awal. Pada ileus dilakukan dengan foto polos abdomen 3
posisi, yakni posisi anteroposterior AP supine, semi erect, dan Left Lateral
Decubitus (LLD).
1. Proyeksi Anterior Posterior (AP)
Foto abdomen AP supine dilakukan dengan posisi pasien tidur telentang
diatas meja pemeriksaan, kedua tangan disamping tubuh.
11
Gambar 7 Abdomen Proyeksi Anterior Posterior
(Bontranger, K.L. 2018)
12
Gambar 9 Abdomen Proyeksi Left Lateral Decubitus
(Whitley, A. S.2017)
13
Gambar 11 Abdomen Proyeksi Anterior Posterior Semi Erect
(Bontranger, K.L. 2018)
14
Ileus obstruksi letak tinggi ditandai dengan dilatasi usus pada sentral
abdomen atau pada proximal sumbatan disertai dengan herring bone
appearance, air fluid level pendek-pendek dan menempel satu sama lain,
gambaran lain yang dapat tampak adalah valvulae conniventes, sedangkan ileus
obstruksi letak rendah ditandai dengan dilatasi usus pada usus halus dan kolon
di proksimal sumbatan atau dilatasi usus tampak pada tepi abdomen, dan dapat
tampak haustra dan incisura atau seperti cetakan ibu jari (Thumb Printing) pada
kolon yang mengalami dilatasi.1,5,10,14.
15
Gambar 15 Large Bowel Obstruction
(Hugue O. 2015)
Selain itu, ileus obstruksi letak tinggi pada USG menunjukkan gambaran
valvula conniventes.
16
Gambar 17 Gambaran USG Valvula Conniventes
Obstruksi usus besar juga didefinisikan sebagai usus yang melebar dengan
potongan lebih dari atau sama dengan 50 mm yang terletak proksimal dari usus
besar yang normal atau kolaps. Usus diisi dengan titik gema yang padat dan
terletak di pinggiran perut. Gambaran USG ileus obstruktif letak rendah berikut
ini memberikan gambaran usus besar melebar dan mengandung gema padat di
lumen yang menandakan adanya obstruksi usus besar. Terdapat cairan bebas
disekitarnya.15
17
temuan radiologisnya tidak jelas. CT-Scan juga dapat membedakan penyebab
ileus obstruktif usus halus, yaitu penyebab ekstrinsik (seperti adhesi dan hernia),
malignansi dan penyakit chron. Obstruksi pada CT-Scan ditandai dengan
diameter usus halus > 2,5 cm, diameter usus besar > 6 cm, dan diameter sekum
lebih besar dari 9 cm. Pada bagian proksimal menjadi bagian yang kolaps dengan
diameter kurang dari 1 cm.16,17
Temuan lain pada CT-Scan ileus obstruksi yaitu zona transisi dengan
dilatasi usus proksimal, dekompresi usus bagian distal, kontras intralumen yang
tidak dapat melewati bagian obstruksi, dan pada bagian kolon terdapat gas
ataupun cairan. Strangulasi ditandai dengan menebalnya dinding usus. 16,17
Gambar 19 Zona transisi di bagian tengah perut dengan dilatasi usus proksimal
(biasanya karena adhesi post op)
18
Gambar 20 CT-Scan aksial Volvulus usus halus
Ileus obstruksi yang disebabkan oleh volvulus usus halus pada CT-Scan
memberikan gambaran tanda pusaran. Volvulus dapat terjadi jika lengkung usus
mampu berputar di sekitar mesenteriumnya. Jika loop berada pada bidang aksial,
maka akan muncul bentuk “C” atau “U”.16,17
19
G. Diagnosis Banding
Ileus Obstruktif Ileus Paralitik
Definisi Ileus mekanik/dinamik, Ileus fungsional/adinamik, tidak
adanya sumbatan mekanik adanya atau tidak adekuatnya
pada usus. peristaltik
Keluhan Perut kembung disertai Perut kembung tidak disertai
nyeri kolik abdominal, nyeri kolik abdominal, mual,
konstipasi, obstipasi, mual, muntah, obstipasi, dan konstipasi.
muntah, dan anoreksia
Hasil Abdominal distention Abdominal distention
Pemeriksaan
Fisik (darm countour, darm Silentabdomen: bising usus
steifung). senyap.
Hyperperistaltic: bising Nyeri tekan (-) dan nyeri
usus meningkat, lepas (-)
kemudian lama Tympanic percussion
kelamaan akan hilang. RT: ampullarecti intak
Metallic sound (+) Tanda dehidrasi
RT: ampullarecti
kolaps
Tanda dehidrasi
Gambaran Preperitoneal fat line Preperitoneal fat tidak tampak
Foto Polos
jelas jelas
abdomen
Distribusi udara usus Distribusi udara di seluruh
tidak merata bagian usus halus dan kolon
Tampak pelebaran usus Lambung biasanya ikut
dengan hering bone terdistensi
appearance Distensi di seluruh bagian
Pada foto erect tampak usus
gambaran multiple air Air fluid level sedikit dari
fluid level (> 3 loop) pada ileus obstruksi dan
20
membentuk step ladder biasanya memanjang pada
pattern (tangga) pada foto erect.
SBO
Tabel 2 Diagnosis Banding
H. Tatalaksana
Penatalaksanaan awal pada kasus ileus obstruksi dilakukan resusitasi cairan,
balance cairan, pemasangan NGT (dekompresi), antibiotik broad-spectrum,
dan memperbaiki peritonitis dan syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi.
Indikasi tindakan pembedahan pada pasien yang tidak membaik dalam 48 jam
setelah dilakukan perawatan konservatif, strangulasi, obstruksi lengkap, hernia
inkarserata. Jika umur penderita sangat muda ataupun tua maka toleransinya
terhadap penyakit maupun tindakan operatif yang dilakukan sangat rendah
sehingga meningkatkan mortalitas. Keterlambatan dalam melakukan
pembedahan atau jika terjadi strangulasi atau komplikasi lainnya akan
meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%. Prognosisnya baik bila
diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat.3
21
BAB IV
KESIMPULAN
Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi
usus akut yang segara memerlukan pertolongan atau tindakan. Etiologic ileus
obstruktif adalah adhesi, hernia inkerserata, neoplasma, volvulus, cacing askaris,
radang usus. Gejala yang sering ditemukan pada ileus adalah nyeri kolik, mual,
muntah, perut distensi, obstipasi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan hipotensi,
takikardi, distensi abdomen, hiperperistaltik, methalic sound. Pada pemeriksaan
foto polos abdomen ditemukan adanya dilatasi pada proksimal sumbatan, herring
bone appearance, air fluid level. Penanganan pada ileus adalah koreksi
keseimbangan cairan dan menghilangkan obstruksi dengan laparatomi. Komplikasi
adalah stangulasi, perforasi, shock septic. Prognosis ileus jika lebih dari 36 jam
tidak segera ditangani 25% menyebabkan kematian.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
12. Bontrager, Kennet L. 2018. Textbook of Radiographic Positioning and Related
Anatomy. Missouri: Mosby,Inc.
13. Whitley, A. S., Sloane, C., Jefferson, G., Holmes, K., & Anderson, G. (2017).
Clark’s Pocket Handbook For Radiographers Second Edition.
14. Hugue Ouellette., & Patrice Tetreault. Clinical Radiology Made Ridiculously
Simple. MedMaster Inc., 2015
15. Rosano, Nicola., Luigi G., Giuseppe M dkk. Ultrasound of Small Bowel
Obstruction: A Pictorial Review. Diagnostics. 2021; 11 (4).
16. Nelms, David & Brian R. Imaging Modalities for Evaluation of Intestinal
Obstruction. Clinics in Colon and Rectal Surgery. 2021. 34 (4)
17. Jaffe Tracy & William M. Large-Bowel Obstruction in the Adult: Classic
Radiographic and CT Findings, Etiology, and Mimics. Radiology. 275 (3)
24