Anda di halaman 1dari 30

BAGIAN RADIOLOGI LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN DES 2023


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

ILEUS OBSTRUKSI

SYAMSURIANI
NIM 70700123005

Dosen Pembimbing :
dr. Saharuddin., M.Kes
dr. Asrul Abdul Azis., Sp.P

Supervisor :
dr. Zatriani., Sp. Rad., M.Kes

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya kepada kita semua
bahwa dengan segala keterbatasan yang penulis miliki akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan laporan kasus dengan judul “Ileus Obstruksi” dalam
rangka tugas kepaniteraan klinik Radiologi Program Pendidikan Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.

Keberhasilan penyusunan laporan kasus ini adalah berkat bimbingan, kerja


sama, serta bantuan moril dan materil dari berbagai pihak yang telah diterima
penulis sehingga segala rintangan yang dihadapi selama penulisan dan penyusunan
laporan kasus ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya
secara tulus dan ikhlas kepada yang terhormat:

1. dr. Zatriani., Sp.Rad., M.Kes selaku supervisor pembimbing.


2. dr. Saharuddin., M.Kes, dan dr. Asrul Abdul Azis., Sp.P selaku dosen
pembimbing.
3. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan
seluruhnya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna, sehingga dengan segala kerendahan hati penulis siap menerima kritik
dan saran serta koreksi yang membangun dari semua pihak.

Makassar, 09 Desember 2023

Penulis

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus dengan judul


ILEUS OBSTRUKSI
Telah memenuhi persyaratan dan telah disetujui
Pada Desember 2023

Oleh:
Supervisor Pembimbing

dr. Zatriani., Sp. Rad., M.Kes

Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Profesi Dokter
UIN Alauddin Makassar

dr. Henny Fauziah., M.Kes., Sp.PK


NIP: 198304252015032002

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
BAB II LAPORAN KASUS ................................................................................. 2
A. Identitas Pasien............................................................................................. 2
B. Anamnesis .................................................................................................... 2
C. Pemeriksaan Fisik ........................................................................................ 2
D. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................... 3
E. Pemeriksaan Radiologi................................................................................. 4
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 7
A. Anatomi Intestinal ........................................................................................ 7
B. Definisi Ileus Obstruktif............................................................................... 8
C. Epidemiologi ................................................................................................ 9
D. Etiologi ......................................................................................................... 9
E. Patomekanisme ............................................................................................ 9
F. Penegakan Diagnosis ................................................................................. 11
G. Diagnosis Banding ..................................................................................... 20
H. Tatalaksana ................................................................................................. 21
BAB IV KESIMPULAN ..................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Hasil Foto Polos Abdomen Posisi Erect ............................................... 4


Gambar 2 Hasil Foto Polos Abdomen Posisi LLD ............................................... 5
Gambar 3 Hasil Foto Polos Abdomen Posisi Supine ............................................ 6
Gambar 4 Plica Circulares pada Jejenum dan Ileum ............................................. 7
Gambar 5 Haustra pada kolon ............................................................................... 8
Gambar 6 Patofisiologi Ileus Obstruktif .............................................................. 10
Gambar 7 Abdomen Proyeksi Anterior Posterior................................................ 12
Gambar 8 Hasil Radiograf Abdomen Proyeksi Anterior Posterior ..................... 12
Gambar 9 Abdomen Proyeksi Left Lateral Decubitus ........................................ 13
Gambar 10 Hasil Radigraf Abdomen Proyeksi Left Lateral Decubitus .............. 13
Gambar 11 Abdomen Proyeksi Anterior Posterior Semi Erect ........................... 14
Gambar 12 Hasil Radiograf Abdomen Proyeksi Anterior Posterior Semi Erect 14
Gambar 13 Gambaran valvula conniventes dan haustra pada ileus obstruktif .... 15
Gambar 14 Small Bowel Obstruction .................................................................. 15
Gambar 15 Large Bowel Obstruction .................................................................. 16
Gambar 16 Gambaran USG dilatasi usus pada SBO ........................................... 16
Gambar 17 Gambaran USG Valvula Conniventes .............................................. 17
Gambar 18 Gambaran USG Ileus Obstruksi letak rendah................................... 17
Gambar 19 Zona transisi di bagian tengah perut dengan dilatasi usus proksimal18
Gambar 20 CT-Scan aksial Volvulus usus halus................................................. 19

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin ................................................... 3


Tabel 2 Diagnosis Banding .................................................................................. 21

viii
BAB I

PENDAHULUAN

Radiologi merupakan ilmu kedokteran yang digunakan untuk melihat


bagian tubuh manusia dengan memanfaatkan Sinar-X.1 Radiologi dibagi menjadi
dua yaitu radiodiagnostik dan radioterapi. Pemeriksaan radiografi sangat
dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa yang terdapat kelainan pada tubuh
manusia. Sinar-X ialah salah satu media yang diperlukan untuk menggambarkan
keadaan organ yang mengalami kelainan fisiologis maupun patologis dengan
melewati berbagai jaringan dalam tubuh manusia. Pemeriksaan radiografi abdomen
merupakan pemeriksaan secara radiografi yang dilakukan tanpa persiapan dan
tanpa menggunakan media kontras dengan tujuan untuk melihat kelainan yang
terdapat pada abdomen.2
Abdomen merupakan bagian dari tubuh yang berbatasan dengan diafragma
dan panggul superior. Kelainan yang sering terjadi pada abdomen terdapat pada
saluran pencernaan seperti adanya Ileus obstruktif. Ileus obstruktif merupakan
suatu keadaan yang menyebabkan isi usus tidak bisa melewati lumen usus sebagai
akibat adanya sumbatan atau hambatan mekanik. 3
Pada pemeriksaan abdomen kasus Ileus obstruktif dilakukan dengan 3
posisi, yaitu Antero Posterior (AP), setengah duduk dan Left lateral decubitus
(LLD). Posisi LLD bertujuan untuk memperlihatkan udara bebas di rongga
intraperitoneal sehingga pasien harus tetap disisi lateral kiri minimal 5 menit
sebelum expose untuk memungkinkan udara naik atau 10 menit hingga 20 menit
jika memungkinkan. Tujuan dari posisi Left lateral decubitus (LLD) adalah untuk
memperlihatkan udara bebas yang terdapat di dalam rongga intraperitoneal di area
hati dengan terpisah dari udara yang terdapat lambung.2 Gejala pada pasien ileus
obstruksi yang didapatkan dari anamnesis biasanya berupa nyeri abdomen, muntah,
pasase usus. Ileus obstruksi merupakan kasus kegawatdaruratan yang memerlukan
tatalaksana segera, karena sumbatan dibagian usus dapat menyebabkan
penumpukan makanan, cairan, asam lambung serta gas. 1

1
BAB II

LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
 Nama : Tn. A
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Usia : 50 tahun
 Status : Menikah
 Agama : Kristen (Protestan)
B. Anamnesis
Keluhan utama: nyeri perut diseluruh lapang perut.
Pasien laki-laki usia 50 tahun dirawat di ruang perawatan Lily 3A RSUP Dr.
Tadjuddin Chalid Makassar pada Jum’at, 01 Desember 2023 mengeluh nyeri perut
yang dirasakan disemua lapang perut, selain keluhan nyeri perut pasien juga
mengeluhkan mual muntah, serta sulit buang air besar, BAK lancar. Palpasi teraba
keras, distended dan nyeri tekan. Riwayat laparatomi eksplorasi 7 hari yang lalu
pada Jum’at 24 November 2023 dengan abses hepar multiple.
Pasien di rawat inap dan dilakukan tindakan operasi dengan prosedur
laparotomi eksploratif pada Minggu, 03 Desember 2023. Pasien dipulangkan 7 hari
setelah tindakan operasi dengan kondisi yang baik, dan tidak ditemukan adanya
tanda infeksi.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a) GCS : Compos Mentis (E4M6V5)
b) Kesan sakit : Tampak Kesakitan
c) Kesan gizi : Tampak gizi baik
2. Tanda-Tanda Vital
a) Tekanan Darah (TD) : 130/60 mmHg
b) Nadi (HR) : 91x/menit
c) Pernapasan (RR) : 26x/menit
d) Suhu (T) : 36,30C

2
3. Status General
a) Kepala : normocephali
b) Mata : Anemia +/+, Ikterus -/-
c) THT : Kesan tenang
d) Thorax : Cor: S1, S2. Murmur –
Pulmo: Ves +/+, Whezing -/-, rhonki -/-
e) Abdomen : Distensi (+), bising usus (-)
f) Ekstremitas : hangat, edema (-)
4. Status lokal
Pemeriksaan Abdomen
Tampak dinding abdomen distended, benjolan (-), massa (-), darm
contour (-), darm steifung (-), bising usus hipoaktif hingga menghilang,
metallic sound (-), abdomen terasa keras, nyeri tekan di seluruh lapang
abdomen kuadran bawah, tidak ada massa, peritonitis, ataupun hernia.
D. Pemeriksaan Penunjang
Parameter Hasil Satuan Rujukan
Basophil 0,1 % 0-1
Eosinophil 3,6 % 0-4
Monosit 2,7 % 2-8
Limfosit 6,1 % 20 – 40
Neutrophil 87,5 % 50 - 70
PCT 0,26 % 0,17 – 0,35
MPV 9,1 fL 9,0 – 13,0
PDW 8,5 fL 10,0 – 18,0
RDW-CV 13,1 % 10,0 – 15,0
RDW-SD 41,9 fL 37 - 54
PLT 283 103/ul 150 - 400
MCHC 36,3 g/L 32,2 – 36,5
MCH 31,3 pg 25,6 – 32,2
MCV 86,3 fL 79,0 – 92,2
HCT 32,8 % 40,1 – 51,0
HB 11,9 g/dL 13,0 – 17,0
RBC 3,80 106/ul 4,50 – 6,20
WBC 29,0 103/ul 4,0 – 10,0
Tabel 1 Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin

Berdasarkan pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan kadar


leukosit sangat tinggi (leukositosis), hal ini menandakan terjadinya peritonitis.

3
Kesan: WBC ↑ tanda peritonitis.
E. Pemeriksaan Radiologi

Gambar 1 Hasil Foto Polos Abdomen Posisi Erect

Foto Polos Abdomen Erect:


- Udara usus terdistribusi minimal ke distal
- Tampak dilatasi loop-loop usus pada sentral abdomen
- Tampak gambaran air fluid level
- Tidak tampak udara bebas subdiafragma
- Kedua psoas line sulit dinilai, preperitoneal fat line kanan dan kiri kesan
normal
- Tulang-tulang tampak intak.

Kesan: Ileus obstruksi

4
Gambar 2 Hasil Foto Polos Abdomen Posisi LLD

Foto Polos Abdomen LLD:


- Tampak dilatasi loop-loop usus pada sentral abdomen
- Tampak gambaran multiple air fluid level
- Tidak tampak udara bebas subdiafragma
- Kedua psoas line sulit dinilai
- Preperitoneal fat line kanan dan kiri kesan normal
- Tulang-tulang tampak intak.

Kesan: Ileus obstruksi

5
Gambar 3 Hasil Foto Polos Abdomen Posisi Supine

Foto Polos Abdomen posisi Supine:


- Udara usus terdistribusi minimal ke distal
- Tampak dilatasi loop-loop usus pada sentral abdomen
- Tampak gambaran herring bone
- Tidak tampak udara bebas subdiafragma
- Kedua psoas line sulit dinilai
- Preperitoneal fat line kanan dan kiri kesan normal
- Tulang-tulang tampak intak.

Kesan: Ileus obstruksi letak tinggi

6
BAB III

PEMBAHASAN
A. Anatomi Intestinal
Usus halus dibagi menjadi 3 bagian yakni, duodenum, jejenum, ileum.
Duodenum berbentuk melengkung seperti huruf C, letaknya dekat. Panjangnya
sekitar 20-25 cm dan memiliki lumen paling lebar dibanding bagian lainnya.
Duodenum dibagi menjadi 4 bagian yakni pars superior, pars descendens, pars
inferior, dan pars ascendens. Jejenum terletak 2/5 bagian proksimal,
diameternya lebih lebar dan memiliki dinding yang lebih tebal dibanding
ileum. Pada bagian dalam mukosanya terdapat banyak lipatan yang menonjol
mengelilingi lumen yang disebut plicae circulares, yang tampak sebagai
valvulae conniventes pada foto polos perut. Ileum terletak 3/5 bagian distal,
memiliki dinding yang lebih tipis, plicae circulares yang kurang menonjol dan
lebih sedikit.10,14

Gambar 4 Plica Circulares pada Jejenum dan Ileum

7
Usus besar dimulai dari sekum dan meliputi seluruh kolon dan rectum. Pada
titik di mana ileum bergabung dengan sekum, terdapat sfingter (katup
ileocecal) yang mencegah aliran balik isi ke usus kecil. Sekum adalah struktur
seperti kantong yang biasanya berisi gas. Usus besar tidak mengandung vili,
dan tidak terdapat lipatan mukosa utama (tidak termasuk rektum). Dinding usus
besar dilipat oleh lapisan ototnya, termasuk serosa, menjadi kantung kecil yang
disebut haustra. Penyempitan di antara haustra disebut incisura. Hal ini
membuat usus besar tampak tersegmentasi.10,14

Gambar 5 Haustra pada kolon

B. Definisi Ileus Obstruktif


Ileus Obstruksi usus adalah penyumbatan atau gangguan yang terjadi pada
mukosa kolon dan disebabkan oleh adanya mekanis yang mempengaruhi
dinding sehingga terjadi penyumbatan yang mengganggu fungsional pada usus
kecil dan besar.4 Menurut Alfi Wahyudi (2020), menuliskan bahwa ileus
obstruksi atau disebut dengan ileus mekanik adalah suatu keadaan dimana isi
lumen saluran cerna tidak dapat disalurkan ke distal karena adanya sumbatan
atau hambatan mekanik.5

8
C. Epidemiologi
Ileus obstruksi merupakan kegawatan di bidang bedah digestive yang sering
dilaporkan. Gangguan saluran cerna ini menduduki 20%-60% dari seluruh
kasus nyeri akut abdomen yang tidak tergolong appendicitis akut. Sekitar 60%
penyebab obstruksi ileus disebabkan oleh adhesi yang terjadi pasca operasi
region abdomen dan operasi di bidang obstetri ginekologik.6,7 Ileus pasca
operasi terjadi pada sekitar 50% pasien yang menjalani operasi perut besar. 8

D. Etiologi
Ileus obstruktif dapat terjadi dikarenakan kelainan di dalam lumen usus,
dinding usus, atau benda asing di luar usus yang menekan, serta kelainan
vaskularisasi pada suatu segmen usus yang dapat menyebabkan nekrosis
segmen usus tersebut.5 Etiologi intrinsik (intraluminal) yaitu penyebabnya
berada di dalam usus, seperti intususepsi, benda asing, batu empedu, cacing.
Penyebab mural yaitu di dalam dinding usus, dapat disebabkan oleh penyakit
radang usus, diverklitis akut, stenosis pasca anastomosis, striktur radiasi, colitis
iskemik, dan penyebab ekstrinsik (ekstraluminal) dapat disebabkan oleh adhesi
(postoperative), karsinomatosis peritoneal, endometriosis dan hernia. 9 Adhesi
merupakan penyebab paling umum, sebesar 60-70% dari seluruh kasus ileus
obstruksi.10

E. Patomekanisme
Pada ileus obstruksi, cairan dan udara terkumpul pada bagian proksimal sisi
yang bermasalah, hal ini menyebabkan distensi abdomen. Ileus obstruksi pada
usus halus lebih sering terjadi, hal ini karena usus halus lebih sempit dan secara
normal lebih aktif. Distensi abdomen menyebabkan peningkatan sementara
pada peristaltik guna untuk mendorong material pada area yang tersumbat.
Peningkatan tekanan dalam usus akan menghambat absorbsi usus terhadap air,
natrium dan kalium, sehingga hal ini dapat menyebabkan dehidrasi yang jika
tidak ditangani segera akan menyebabkan syok. Selain itu, obstruksi pada usus
akan menyebabkan aliran balik menuju ke saluran pencernaan bagian atas yang
dapat menyebabkan emesis. Emesis ini akan menyebabkan deficit cairan dan

9
elektrolit yang dapat memperparah dehidrasi. Jika ileus obstruksi tidak segera
ditangani maka dapat menyebabkan iskemik dan terjadi infark jaringan. Infark
jaringan berkembang menjadi nekrosis usus, perforasi, dan sepsis/syok
septic.11

Gambar 6 Patofisiologi Ileus Obstruktif

10
F. Penegakan Diagnosis
Penegakan diagnosis ileus obstruksi harus dilakukan dengan segera karena
merupakan kasus emergensi. Diagnosis ileus obstruksi ditegakkan dengan
melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Berdasarkan letaknya, Ileus obstruksi terbagi menjadi dua yaitu obstruksi letak
tinggi dan obstruksi letak rendah. Pada anamnesis obstruksi letak tinggi dapat
disebabkan oleh adhesi post operasi, atau hernia. Gejala umum yang terjadi
dapat berupa meteorismus, hiperperistaltik yang disertai mual dan muntah,
gangguan elektrolit, kelebihan cairan di usus, dehidrasi, dan syok. Pada
pemeriksaan fisik inspeksi abdomen dapat ditemukan distended abdomen,
tampak gelisah dan menggeliat sewaktu kolik peristaltic. Pada obstruktif kolon
gejala dapat berupa perubahan kebiasaan buang air besar seperti obstipasi, dan
kembung yang kadang disertai kolik pada perut bagian bawah. Pada auskultasi
didapatkan bising usus yang terdengar sangat keras atau tidak terdengar sama
sekali. Pemeriksaan penunjang laboratorium tidak memiliki ciri-ciri khusus.
Pada urinalisis, berat jenis dapat meningkat dan ketonuria yang menunjukkan
adanya dehidrasi dan asidosis metabolic. Leukosit normal atau sedikit
meningkat, jika sudah tinggi menandakan sudah terjadi peritonitis, kimia darah
sering terdapat gangguan elektrolit.3,5,6,8
Pemeriksaan radiologi memiliki peran penting dalam mendiagnosis ileus
obstruktif secara awal. Pada ileus dilakukan dengan foto polos abdomen 3
posisi, yakni posisi anteroposterior AP supine, semi erect, dan Left Lateral
Decubitus (LLD).
1. Proyeksi Anterior Posterior (AP)
Foto abdomen AP supine dilakukan dengan posisi pasien tidur telentang
diatas meja pemeriksaan, kedua tangan disamping tubuh.

11
Gambar 7 Abdomen Proyeksi Anterior Posterior
(Bontranger, K.L. 2018)

Gambar 8 Hasil Radiograf Abdomen Proyeksi Anterior Posterior


(Bontranger, K.L. 2018)

2. Proyeksi Left Lateral Decubitus (LLD)


Foto abdomen LLD dilakukan dengan posisi pasien true lateral, sisi kiri
menempel pada film dan sisi kanan di atas, dengan kedua tangan diatas kepala
dan kedua lutut difleksikan.2,5

12
Gambar 9 Abdomen Proyeksi Left Lateral Decubitus
(Whitley, A. S.2017)

Gambar 10 Hasil Radigraf Abdomen Proyeksi Left Lateral Decubitus


(Whitley, A. S. 2017)

3. Proyeksi Antero Posterior Semi Erect (Setengah Duduk)


Foto semi erect dilakukan dengan posisi duduk atau setengah duduk,
kedua tangan disamping tubuh. Tujuan Proyeksi Antero Posterior Semi
Erect (setengah duduk) untuk memperlihatkan udara bebas naik dibawah
diafragma.2

13
Gambar 11 Abdomen Proyeksi Anterior Posterior Semi Erect
(Bontranger, K.L. 2018)

Gambar 12 Hasil Radiograf Abdomen Proyeksi Anterior Posterior Semi Erect


(Bontranger, K.L. 2018)

Gambaran yang dapat ditemukan pada pemeriksaan foto polos abdomen 3


posisi adalah berupa distensi usus dengan multiple air fluid level yang pendek-
pendek dan membentuk step ladder sign, tampak herring bone appearance,
string of pearls sign. Pada posisi Supine, valvula conniventes dapat ditemukan
dengan jelas, hal ini menandakan Small Bowel Obstruction (SBO). Posisi Erect
dapat ditemukan gambaran string of pearls sign yang menandakan udara dalam
usus sudah sangat sedikit, selain itu pada posisi Erect juga dapat dilihat air fluid
level, dan pada posisi left lateral decubitus juga dapat ditemukan air fluid
level.1,10,12,14.

14
Ileus obstruksi letak tinggi ditandai dengan dilatasi usus pada sentral
abdomen atau pada proximal sumbatan disertai dengan herring bone
appearance, air fluid level pendek-pendek dan menempel satu sama lain,
gambaran lain yang dapat tampak adalah valvulae conniventes, sedangkan ileus
obstruksi letak rendah ditandai dengan dilatasi usus pada usus halus dan kolon
di proksimal sumbatan atau dilatasi usus tampak pada tepi abdomen, dan dapat
tampak haustra dan incisura atau seperti cetakan ibu jari (Thumb Printing) pada
kolon yang mengalami dilatasi.1,5,10,14.

Gambar 13 Gambaran valvula conniventes dan haustra pada ileus obstruktif

Gambar 14 Small Bowel Obstruction


(Hugue O. 2015)

15
Gambar 15 Large Bowel Obstruction
(Hugue O. 2015)

USG memiliki sensitivitas 90% dan spesifisitas 96% dalam mendiagnosis


obstruksi usus halus. Pada USG ileus obstruktif dapat ditemukan dilatasi
lengkungan usus halus dengan diameter lebih dari 3 cm yang menunjukkan
adanya obstruksi usus halus.15

Gambar 16 Gambaran USG dilatasi usus pada SBO

Selain itu, ileus obstruksi letak tinggi pada USG menunjukkan gambaran
valvula conniventes.

16
Gambar 17 Gambaran USG Valvula Conniventes

Obstruksi usus besar juga didefinisikan sebagai usus yang melebar dengan
potongan lebih dari atau sama dengan 50 mm yang terletak proksimal dari usus
besar yang normal atau kolaps. Usus diisi dengan titik gema yang padat dan
terletak di pinggiran perut. Gambaran USG ileus obstruktif letak rendah berikut
ini memberikan gambaran usus besar melebar dan mengandung gema padat di
lumen yang menandakan adanya obstruksi usus besar. Terdapat cairan bebas
disekitarnya.15

Gambar 18 Gambaran USG Ileus Obstruksi letak rendah

CT-Scan berguna untuk menentukan diagnose dari obstruksi strangulasi dan


untuk menyingkirkan penyebab akut abdominal lain, terlebih jika klinis dan

17
temuan radiologisnya tidak jelas. CT-Scan juga dapat membedakan penyebab
ileus obstruktif usus halus, yaitu penyebab ekstrinsik (seperti adhesi dan hernia),
malignansi dan penyakit chron. Obstruksi pada CT-Scan ditandai dengan
diameter usus halus > 2,5 cm, diameter usus besar > 6 cm, dan diameter sekum
lebih besar dari 9 cm. Pada bagian proksimal menjadi bagian yang kolaps dengan
diameter kurang dari 1 cm.16,17

Temuan lain pada CT-Scan ileus obstruksi yaitu zona transisi dengan
dilatasi usus proksimal, dekompresi usus bagian distal, kontras intralumen yang
tidak dapat melewati bagian obstruksi, dan pada bagian kolon terdapat gas
ataupun cairan. Strangulasi ditandai dengan menebalnya dinding usus. 16,17

Gambar 19 Zona transisi di bagian tengah perut dengan dilatasi usus proksimal
(biasanya karena adhesi post op)

18
Gambar 20 CT-Scan aksial Volvulus usus halus

Ileus obstruksi yang disebabkan oleh volvulus usus halus pada CT-Scan
memberikan gambaran tanda pusaran. Volvulus dapat terjadi jika lengkung usus
mampu berputar di sekitar mesenteriumnya. Jika loop berada pada bidang aksial,
maka akan muncul bentuk “C” atau “U”.16,17

Ileus obstruksi yang disebabkan oleh hernia inguinalis kanan inkarserata.


CT-Scan menunjukkan hernia inguinalis kanan yang mengakibatkan obstruksi
usus kecil. Pada gambar ini menunjukkan lengkungan usus kecil yang melebar
(panah kanan dan kiri), dan mesenterium yang membesar (panah tengah). 16,17

19
G. Diagnosis Banding
Ileus Obstruktif Ileus Paralitik
Definisi Ileus mekanik/dinamik, Ileus fungsional/adinamik, tidak
adanya sumbatan mekanik adanya atau tidak adekuatnya
pada usus. peristaltik
Keluhan Perut kembung disertai Perut kembung tidak disertai
nyeri kolik abdominal, nyeri kolik abdominal, mual,
konstipasi, obstipasi, mual, muntah, obstipasi, dan konstipasi.
muntah, dan anoreksia
Hasil  Abdominal distention  Abdominal distention
Pemeriksaan
Fisik (darm countour, darm  Silentabdomen: bising usus
steifung). senyap.
 Hyperperistaltic: bising  Nyeri tekan (-) dan nyeri
usus meningkat, lepas (-)
kemudian lama  Tympanic percussion
kelamaan akan hilang.  RT: ampullarecti intak
 Metallic sound (+)  Tanda dehidrasi
 RT: ampullarecti
kolaps
 Tanda dehidrasi
Gambaran  Preperitoneal fat line  Preperitoneal fat tidak tampak
Foto Polos
jelas jelas
abdomen
 Distribusi udara usus  Distribusi udara di seluruh
tidak merata bagian usus halus dan kolon
 Tampak pelebaran usus  Lambung biasanya ikut
dengan hering bone terdistensi
appearance  Distensi di seluruh bagian
 Pada foto erect tampak usus
gambaran multiple air  Air fluid level sedikit dari
fluid level (> 3 loop) pada ileus obstruksi dan

20
membentuk step ladder biasanya memanjang pada
pattern (tangga) pada foto erect.
SBO
Tabel 2 Diagnosis Banding

H. Tatalaksana
Penatalaksanaan awal pada kasus ileus obstruksi dilakukan resusitasi cairan,
balance cairan, pemasangan NGT (dekompresi), antibiotik broad-spectrum,
dan memperbaiki peritonitis dan syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi.
Indikasi tindakan pembedahan pada pasien yang tidak membaik dalam 48 jam
setelah dilakukan perawatan konservatif, strangulasi, obstruksi lengkap, hernia
inkarserata. Jika umur penderita sangat muda ataupun tua maka toleransinya
terhadap penyakit maupun tindakan operatif yang dilakukan sangat rendah
sehingga meningkatkan mortalitas. Keterlambatan dalam melakukan
pembedahan atau jika terjadi strangulasi atau komplikasi lainnya akan
meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%. Prognosisnya baik bila
diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat.3

21
BAB IV

KESIMPULAN

Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi
usus akut yang segara memerlukan pertolongan atau tindakan. Etiologic ileus
obstruktif adalah adhesi, hernia inkerserata, neoplasma, volvulus, cacing askaris,
radang usus. Gejala yang sering ditemukan pada ileus adalah nyeri kolik, mual,
muntah, perut distensi, obstipasi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan hipotensi,
takikardi, distensi abdomen, hiperperistaltik, methalic sound. Pada pemeriksaan
foto polos abdomen ditemukan adanya dilatasi pada proksimal sumbatan, herring
bone appearance, air fluid level. Penanganan pada ileus adalah koreksi
keseimbangan cairan dan menghilangkan obstruksi dengan laparatomi. Komplikasi
adalah stangulasi, perforasi, shock septic. Prognosis ileus jika lebih dari 36 jam
tidak segera ditangani 25% menyebabkan kematian.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Taroh, Maulis & Arya D. Penatalaksanaan Pemeriksaan Radiologi Pada Kasus


Obstruksi Ileus. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia. 2023, 3(5).
2. Habiba, Ummu., Abbdul Z., Annisa. Radiographic Examination Procedure Of
LLD Projection Of Abdomen In Case Of Obstructive Ileus In Er Radiological
Installation Arifin Achmad Hospital Riau Province. Medical Imaging and
Radiation Protection Research Journal. 2021; 1(1).
3. Kastiaji, Hendra, & Al Rasyidi, Imam. Ileus Obstruksi. Jurnal Kesehatan
Amanah. 2023. 7 (1)
4. Leonanda, Alrin., Salsabila A., Dita R., Naufal F., Rizal A., Muhammad FA.
Teknik Pemeriksaan Colon In Loop Dengan Klinis Ileus Obstruksi Pada Pasien
Pediatrik. Antigen: Jurnal Kesehatan dan Ilmu Gizi. 2023; 1 (4).
5. Wahyudi, Alwi., Andi S., Ratna P., Bella CD. Angka kejadian ileus obstruktif
pada pemeriksaan BNO 3 Posisi di RSUD Abdul Moeloek. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada. 2020; 11 (1).
6. Arief, Muhammad., I Made W., Tri S. Ileus Obstruksi. Jurnal Medical
Profession (MedPro). 2020: 2(1).
7. Nisa, Syeila Ainun., Yohni W., Uning M., Syaiful R. Differences
Characteristics of Partial Bowel Obstruction and Total Bowel Obstruction in
Ileus Patients at Dr. Soegiri Lamongan Hospital. 2021; 8(1)
8. Cagir, Burt., Vinay K. Postoperative Ileus. Medscape. 2021.
9. Verheyden, Cecile., Celine O., Ingrid M., & Patrice T. Large-bowel
obstruction: CT findings, pitfalls, tips and tricks. European Journal of
Radiology. 2020; Volume 130
10. Zins, Marc., Ingrid M, & Patrice T. Adhesive Small Bowel Obstruction:
Predictive Radiology to Improve Patient Management. Radiology. 2020; 296
(3)
11. Smith, A David., Sarang K., & Sara M. Bowel Obstruction. National Library
of Medicine. StatPearls Publishing. 2023

23
12. Bontrager, Kennet L. 2018. Textbook of Radiographic Positioning and Related
Anatomy. Missouri: Mosby,Inc.
13. Whitley, A. S., Sloane, C., Jefferson, G., Holmes, K., & Anderson, G. (2017).
Clark’s Pocket Handbook For Radiographers Second Edition.
14. Hugue Ouellette., & Patrice Tetreault. Clinical Radiology Made Ridiculously
Simple. MedMaster Inc., 2015
15. Rosano, Nicola., Luigi G., Giuseppe M dkk. Ultrasound of Small Bowel
Obstruction: A Pictorial Review. Diagnostics. 2021; 11 (4).
16. Nelms, David & Brian R. Imaging Modalities for Evaluation of Intestinal
Obstruction. Clinics in Colon and Rectal Surgery. 2021. 34 (4)
17. Jaffe Tracy & William M. Large-Bowel Obstruction in the Adult: Classic
Radiographic and CT Findings, Etiology, and Mimics. Radiology. 275 (3)

24

Anda mungkin juga menyukai