Anda di halaman 1dari 94

USULAN PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT KECEMASAN


PASANGAN USIA SUBUR (PUS) YANG MENGALAMI INFERTILITAS
DI WILAYAH PUSKESMAS KAMONJI PALU SULAWESI TENGAH

Oleh :
YULIANTRI
NIM 2281A0544

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
STRADA INDONESIA KEDIRI 2023

14
USULAN PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT KECEMASAN


PASANGAN USIA SUBUR (PUS) YANG MENGALAMI INFERTILITAS
DI WILAYAH PUSKESMAS KAMONJI PALU SULAWESI TENGAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


dalam Program Studi S1 Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia

Oleh :
YULIANTRI
NIM 2281A0544

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
STRADA INDONESIA
2023
ii
iii
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT KECEMASAN

PASANGAN USIA SUBUR (PUS) YANG MENGALAMI INFERTILITAS

DI WILAYAH PUSKESMAS KAMONJI PALU SULAWESI TENGAH

Diajukan Oleh :

YULIANTRI
NIM 2281A0544

USULAN PENELITIAN TELAH DISETUJUI

Pada tanggal, 31 Oktober 2023

Pembimbing

Nining Istigosah,SST,M.Keb
NIDN. 0712048204

Mengetahui
Dekan Fakultas Keperawatan & Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Dr Agusta Dian Ellina.S.Kep,.Ns,.M.Kep


NIDN. 072008850

iv
v
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga usulan penelitian yang

berjudul “HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT KECEMASAN

PASANGAN USIA SUBUR (PUS) YANG MENGALAMI INFERTILITAS

DI WILAYAH PUSKESMAS KAMONJI PALU SULAWESI TENGAH “

dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk meneruskan

jenjang penelitian pada Program Studi S1 Kebidanan di IIK STRADA Indonesia.

Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr Sentot Imam Suprapto.,MM,. selaku Rektor IIK STRADA Indonesia yang

telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan di Program Studi Kebidanan.

2. Dr. Agusta Dian Ellina..S.Kep,.Ns,.M.Kep Selaku Dekan Fakultas Kebidanan

Dan Keperawatan IIK STRADA Indonesia

3. Riza Tsalatsatul Mufida, SST., M.Keb., selaku Kaprodi S1 Kebidanan

InstitutIlmu Kesehatan STRADA Indonesia.

4. Nining Istighosah, SST., M.Keb. selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan pada penyusunan proposal penelitian ini,

sehinggadapat terselesaikan.

5. Darmawati, S.Kep selaku Kepala Puskesmas Kamonji Palu Sulawesi Tengah

membantu memfasilitasi dalam memberikan data, informasi, serta

memberikan masukan dan motivasi dalam menyelesaikan proposal ini.

14
6. Responden penelitian yang bersedia membantu dan mengikuti proses

penelitian.

7. Orang tua, dan keluarga terimakasih atas dukungan dan doa selama ini.

8. Teman-teman seperjuangan S1 Kebidanan Kelas H yang telah memberikan

dorongan semangat.

9. Semua pihak yg membantu dalam penyelesaian usulan penelitian ini, yang

tidak dapat penulis sebut satu persatu namanya, semoga kebaikan selalu

menyertai.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Usulan Penelitian ini masih

jauh dari sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran dari semua pihak sangatlah

kami butuhkan demi kesempurnaan Usulan Penelitian ini. Semoga Usulan

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya. Aamiin.

Kediri, 31 Oktober 2023

Peneliti

vi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................................. i
Surat Pernyataan............................................................................................... ii
Halaman Persetujuan........................................................................................ iii
Halaman Penetapan Panitia Penguji................................................................. iv
Kata Pengantar ................................................................................................. v
Daftar Isi........................................................................................................... vii
Daftar Gambar.................................................................................................. ix
Daftar Tabel ..................................................................................................... x
Daftar Lampiran ............................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...........................................................................................
B. Rumusan Masalah .......................................................................................
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................
D. Manfaat Penelitian..............................................................................
E. Keaslian Penelitian ......................................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ............................................................................................
B. Kerangka Konsep ........................................................................................
C. Hipotesis ......................................................................................................
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian .....................................................................
B. Temapat dan Waktu Penelitian
C. Populasi dan Sampel .................................................................
D. Teknik Pengambilan Sampling ...........................................................
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ....................................
F. Pengumpulan Data .........................................................................................
G. Pengolahan Data .........................................................................
H. Analisis Data ...............................................................................................
I. Etika penelitian ............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

LAMPIRAN...................................................................................................

Lampiran 1 Lembar Konsultasi…………………………………………………..


Lampiran 2 Surat Izin Pengambilan Data Awal Dinkes Provinsi………………..
Lampiran 3 Surat Izin Pengambilan Data Awal Dinkes Kota……………………
Lampiran 4 Surat Pengambilan Data Awal Puskesmas Kamonji………………..
Lampiran 5 Surat Balasan Data Awal Dinkes Provinsi……………………………
Lampiran 6 Surat Balasan Data Awal Dinkes Kota………………………………
Lampiran 7 Surat Balasan Puskesmas Kamonji………………………………….
Lampiran 8 Lembar Kuisioner…………………………………………………….

vii
Lampiran 9 Lembar Inform Consent ……………………………………………
Lampiran 10 Lembar Persetujuan Menjadi Responden…………………………
Lampiran 11 Lembar Summary Executive………………………………………
Lampiran 12 Lembar Identitas Peneliti………………………………………….

viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep..................................................................
Gambar 3.1 Kerangka Kerja.....................................................................

ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Penelitian Terkait............................................................................

x
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infertilitas atau kemandulan adalah penyakit sistem reproduksi yang

ditandai dengan ketidakmampuan atau kegagalan dalam memperoleh

kehamilan, walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali

seminggu dalam kurun waktu 1 tahun atau lebih dan tanpa menggunakan

alat kontrasepsi. Diagnosis infertilitas ditegakkan berdasarkan hasil

anamnesa pasien disertai pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

oleh dokter spesialis yang berwenang (Niluputu Ernawati et al.2023)

Kecemasan adalah rasa takut yang tidak jelas disertai dengan

ketidakpastian, ketidakberdayaan, isolasi, dan ketidakamanan. 74,6%

wanita infertil dilaporkan mengalami perubahan suasana hati, merasa tidak

berdaya karena durasi infertilitas yang dialaminya. Wanita infertil merasa

berkurang feminitas yang dapat mengganggu harga diri dan citra dirinya

sedangkan perasaan cemas membuat mereka sulit untuk berbagi perasaan

dengan kerabat, sehingga muncullah perasaan kesepian dan tertekan, yang

lebih lanjut membuat mereka menarik diri atau mengisolasi (Novrika Bri

et al.2023).

Menurut World Health Organizatian (WHO) memperkirakan 50-

80 juta pasangan yang mengalami kesulitan mendapatkan keturunan.

Sekitar 10-15% dari pasangan usia subur mengalami masalah infertilitas.

Jumlah pasangan infertil sebanyak 36% diakibatkan adanya kelainan dari

1
2

si ayah, sedangakan 64% berada pada si ibu. Hal ini dialami 17%

pasangan yang sudah menikah lebih dari 2 tahun belum mengalami tanda-

tanda kehamilan bahkan sama sekali belum pernah hamil.

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa ketika

seorang wanita semakin berumur, maka semakin kecil pula kemungkinan

wanita tersebut untuk hamil. 3 Kejadian infertilitas berbanding lurus

dengan pertambahan usia wanita. Wanita yang sudah berumur akan

memiliki kualitas oosit yang tidak baik akibat adanya kelainan kromoson

pada oosit tersebut. Bertambahnya umur wanita pada PUS, tentu

bertambah pula lama pernikahan pada PUS tersebut. Selain itu, semakin

lama pasangan menikah tapi belum dikaruniai keturunan, maka semakin

penting upaya dan perhatian agar ibu dapat hamil. Selain itu, lama

infertilitas perlu dikaji dalam merancang atau melaporkan penelitian

ilmiah dan klinis tentang infertilitas. Lama infertilitas berbanding lurus

dengan lama pernikahan, sehingga dalam hal ini lama pernikahan juga

akan mempengaruhi kecemasan pada pasangan yang mengalami

infertilitas.

The World Health Organization (WHO) tahun 2020

memperkirakan kejadian infertilitas (8-10%) pasangan usia subur

mengalami masalah kesuburan. Infertilitas mempengaruhi jutaan orang

usia reproduksi di seluruh dunia dan berdampak pada keluarga dan

komunitas mereka. Perkiraan menunjukkan bahwa antara 48 juta pasangan

dari 186 juta orang hidup mengalami infertilitas secara global. WHO juga
3

memperkirakan sekitar 50-80 juta pasutri (1 dari 7 pasangan) memiliki

masalah infertilitas, dan setiap tahun muncul sekitar 2 juta pasangan

infertilitas.

Prevalensi infertilitas di Indonesia saat ini adalah 12-15% dari 40

juta pasangan usia subur yang mengalami masalah dalam kesuburan.

Banyaknya pasangan infertilitas di Indonesia dapat diperhitungkan dari

banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak mempunyai anak yang

masih hidup. Menurut sensus penduduk terdapat 12%, baik di desa

maupun di kota atau sekitar 3 juta pasangan infertil tersebar di seluruh

Indonesia (Muliyani Umi et al.2021).

Tidak sedikit kasus infertilitas yang ada di seluruh dunia, sekitar 80

juta pasangan usia subur mengalami infertilitas. Di Indonesia, sebanyak

21,3% pasangan suami istri mengalami masalah infertilitas dan meningkat

setiap tahun (Harzif et al., 2019).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

tahun 2022, jumlah Pasangan Usia Subur 509.904, jumlah ibu hamil

64.849 dan jumlah akseptor KB 322.692. Jika dilihat dari wilayah, kasus

Pasangan Usia Subur yang mengalami infertilitas tertinggi di Kabupaten

Sigi dengan persentase 66%, selanjutnya di Kota Palu dengan persentase

41% dan yang terendah di Kabupaten Morowali dengan persentase 6,7%.

(Dinkes Prov Sul-Teng, 2022)

Data dari Dinas Kesehatan Kota Palu tahun 2021, jumlah Pasangan

Usia Subur di Kota Palu 63.206, pencapaian akseptor KB 33.754 orang


4

(10%), ibu hamil 7.361 (11%), dan Pus yang mengalami Infertilitas 22.091

(35%).

Data dari Dinas Kesehatan Kota Palu tahun 2022, jumlah Pasangan

Usia Subur di Kota Palu 65.389 sedangkan pencapaian akseptor KB aktif

31.151 orang (48%), akseptor KB baru 3.193 orang (5%), akseptor KB

pasca salin 2.599 orang (35%) dan tidak ber KB 34.238 orang (52,4%).

Jika dilihat dari wilayah puskesmas, ada 3 puskesmas dengan kasus PUS

Infertil tertinggi yaitu Puskesmas Kamonji 62%, Puskesmas Nosarara 53%

dan Puskesmas Sangurara 51%. (Dinkes Kota Palu, 2022)

Hasil data dari Puskesmas Kamonji tahun 2021, jumlah PUS 4.536

orang (7%), akseptor KB 3.318 orang (10%) dan jumlah ibu hamil 669

orang (9%). Sedangkan jumlah PUS Infertilitas di 4 kelurahan yaitu 549

orang atau 2%.

Hasil data dari Puskesmas Kamonji tahun 2022, jumlah PUS 3.848

orang (5%), akseptor KB 2.452 orang (8%) dan jumlah ibu hamil 541

orang (7%). Sedangkan jumlah PUS Infertilitas di 4 kelurahan yaitu 815

orang atau 3%.

Berdasarkan data awal yang dilakukan terhadap 10 Pasangan Usia

Subur berupa wawancara, terdapat 4 pasang PUS yang mengalami

infertilitas sekunder, 3 pasang PUS mengalami infertilitas primer, dan 3

pasang PUS tidak mengalami infertilitas. Dari 7 PUS Infertil 4 PUS

memiliki pengetahuan yang kurang tentang infertilitas, jika dilihat secara

teoritis salah satu faktor yang mendukung kualitas pengetahuan adalah


5

pengetahuan. Sedangkan pengetahuan itu sendiri merupakan faktor yang

melatar belakangi tingkat kecemasan.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti

hubungan pengetahuan dan tingkat kecemasan pada pasangan usia subur

(PUS) yang mengalami infertilitas di wilayah Puskesmas Kmonji, Palu,

Sulawesi Tengah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat

dirumuskan masalahnya yaitu : Adakah Hubungan Pengetahuan dan

Tingkat Kecemasan Pasangan Usia Subur (PUS) yang mengalami

Infertilitas ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat

Kecemasan Pasangan Usia Subur (PUS) yang mengalami Infertilitas di

Wilayah Kerja Puskesmas Kamonji Kota Palu Provinsi Sulawesi

Tengah.

2. Tujuan Khusus

a) Mengidentifikasi Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS)

yang mengalami Infertilitas pada tanggal 12 Desember 2023 – 12

Januari 2024 di Wilayah Kerja Puskesmas Kamonji Kota Palu

Provinsi Sulawesi Tengah.

b) Mengidentifikasi Tingkat Kecemasan Pasangan Usia Subur (PUS)

yang Infertilitas pada tanggal 12 Desember 2023 – 12 Januari 2024


6

di Wilayah Kerja Puskesmas Kamonji Kota Palu Provinsi Sulawesi

Tengah.

c) Menganalisis Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Pasangan Usia

Subur (PUS) yang mengalami Infertilitas pada tanggal 12

Desember 2023 – 12 Januari 2024 di Wilayah Kerja Puskesmas

Kamonji Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat dipakai sebagai bahan rujukan informasi bagi

peneliti lain hingga memberikan metode pendekatan yang sesuai.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaatnya oleh

semua pihak, khususnya :

a. Manfaat Bagi Pasangan Usia Subur yang mengalami Infertilitas

Dapat menambah wawasan mengenai infertilitas

b. Manfaat Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian ilmiah

mengenai Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan

terhadap Pasangan Usia Subur (PUS).

c. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan dampak yang positif

bagi institusi pendidikan mengenai Hubungan Pengetahuan dan

Tingkat Kecemasan Terhadap Pasangan Usia Subur (PUS).


7

d. Manfaat Bagi Tempat Penelitian

Sebagai sumber informasi dalam pelayanan di Puskesmas Kamonji

Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah dan diharapkan menjadi

masukan dan dapat memberikan penyuluhan atau edukasi untuk

meningkat Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Pasangan Usia

Subur (PUS) terhadap Infertilitas.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan tingkat kecemasan

Pasangan Usia Subur (PUS) terhadap infertilitas


7

No Nama Judul Nama Variabel Metode Desain sampling Hasil


Peneliti, Jurnal Penelitian
Tahun Independen Dependen
(X) (Y)
1. Alis Nur Gambaran Jurnal Tingkat Wanita usia Deskriptif Sampel adalah Berdasarkan hasil penelitian
Diana, dan tingkat ilmiah ilmu kecemsan subur yang semua wanita usia didapatkan bahwa tingkat
Naulafar kecemasan pada kebidanan mengalami subur. kecemasan berat yaitu sebanyak 9
Firdaus wanita usia dan infertilitas wanita usia subur (75%).
subur yang kandungan Berdasarkan rekapitulasi hasil
mengalami Vol 15 No.2 wawancara 75% wanita usia subur
infertilitas (2023) mengalami kecemasan beart
P-ISSN : mempunyai resiko mudah marah
1979-3340 dan tersinggung.
e-ISSN :
2685-7987
2. Umi Faktor-faktor Nusantara : Survey Sampel adalah Dari hasil chi square pada tingkat
Muliyani, yang Jurnal Ilmu analitik semua pasangan kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai
Diah berhubungan Pengetahua usia subur yang p value =0,617 yang berarti tidak
Sukarni, dengan n Sosial infertile ada hubungan antara status
Erma Puspita infertilitas Volume 8, pekerjaan dan infertilitas primer.
Sari (2021) primer pada No 8, Hal:
pasangan usia 2698-2710
subur di wilayah e-ISSN:
kerja UPTD 2550-0813
Puskesm p-ISSN:
as Lembak 2541-657X
Kab.Muara Enim
8

Tahun 2021
3. Nani Pengaruh Sekolah Pengaruh Siklus Desain Semua wanita Dari hasil penelitian bahwa
yuniarni, pekerjaan, stress, tinggi ilmu pekerjaan, menstruasi penelitian pasangan usia pekerjaan,stres, obesitas, dan siklus
Nina obesitas, dan kesehatan stress,obesi dengan dengan subur yang menstruasi secara bersama-sama
suklus Indonesia tas kejadian metode berkunjung ke memiliki pengaruh signifikan
menstruasi maju, infertilitas kuantitatif klinik Bocah terhadap infertilitas
dengan kejadian indonrsia.Ju pada wanita Indonesia RS Awal
infertilitas pada mantik.Volu Bros Kota
wanita me7i1.1054 Tanggerang
1 sebanyak 104
responden
Nanur
3. 3 Persepsi JIK Presepsi Masalah Kualitatif 10 pasangan
4. Fransiska Pasangan (Jurnal pasangan infertilitas fenomeno infertil yang
Nova et al Infertil Ilmu infertilitas logi memenuhi kriteria
(2022) Terhadap Kesehata inklusi dengan
Masalah n) Online teknik pengambil
Infertilitas di ISSN: sampel secara
Kecamatan 2597- purposive
Langke 8594
Rembong Print
ISSN:
2580-
930X
Oktober,
2022
Volume 6
No. 2 doi
:
9

10.33757
/jik.v6i2.
558
Suzzana et Identifikasi Jurnal
all (2022) Pengalaman Istri Keperawat
5. Mendapatkan an Pengalaman Stigma studi Penelitian ini Sejalan hasil penelitian yang
Stigma Negatif Silampari istri negative kualitatif mencapai saturasi didapat didukung oleh penelitian
Dengan Kondisi Volume 6, dengan ini ketika jumlah terdahulu yang menjelaskan bahwa
Infertilitas Nomor 1, kondisi menggunak partisipan masalah psikologis pada
Desember infertilitas an mencapai 12 orang perempuan dengan keadaan
2022 e- wawancara infertilitas yang selimuti berbagai
ISSN: langsung stigma negative serta pengalaman
2581-1975 yang sangat kurang menyenangkan
p-ISSN: meskipun istri dan suami telah
2597-7482 berupaya menjalani berbagai
DOI: pengobatan untuk mendapatkan
https://doi. keturunan. Perasaan malu,
org/10.315 kesedihan yang mendalam,
39/jks.v6i penilaian buruk dari keluarga dan
1.4107 masyarakat juga dirasakan oleh
sebagian informan dalam
penelitian ini.
10

6. Niluputu Faktor-Faktor Jurnal Infertilitas Pasangan Analitik Semua Hasil uji statistik dengan
Ernawati et Yang Ventilator Primer Usia Subur Kuantitatif Pasangan menggunakan uji chi-square
al 2023 Mempengsruhi : Jurnal Usia Subur diperoleh p-value sebesar 0,000 <
Terjadinya Ilmu yang berada 0,05 artinya ada hubungan yang
Infertilitas Kesehatan di signifikan antara Hubungan Faktor
Primer Pada dan Puskesmas Pekerjaan Pasangan Usia Subur
Pasangan Usia Keperawat Pegajahan Terhadap Terjadinya Infertilitas
Subur Di an Primer Di Puskesmas Pegajahan
Puskesmas Vol.1,No. Kec.Pegajahan Kab Serdang
Pegajahan Kab 3 2023 Bedagai Tahun 2023
Pegajahan e-ISSN:
Serdang Bagadai 2986-
Tahun 2023) 7088; p-
ISSN:
2986-
786X,Hal
258-272
DOI: http:/
/ doi.org/
10.59680/
ventilator.
v1i3.650
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Infertilitas

a. Pengertian Infertilitas

Salah satu permasalahan yang banyak terjadi, cukup

memprihatikan dan sangat mengkhawatirkan pada kajian kesehatan

reproduksi perempuan yaitu masalah infertilitas. Infertilitas sebagai

suatu krisis dan kondisi kronis yang terjadi dalam kehidupan yang

dapat berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan individu,

biasanya disertai dengan gangguan psikologis dan emosional.

Secara normal dan sangat manusiawi bila pasangan infertilitas

mempunyai perasaan yang berpengaruh pada rasa percaya diri dan

citra diri. Salah satu faktor yang dimungkinkan dapat

mempengaruhi infertilitas adalah segi psikologis. Infertilitas

merupakan suatu keadaan yang menekan, terkadang seringkali hal

ini menyebabkan depresi, cemas dan lelah berkepanjangan pada

pasangan suami istri (Ardias & Gustia, 2021)

Pasangan infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan

hidup harmonis serta telah berhubungan seks selama satu tahun

tetapi belum terjadi kehamilan (Alis Nur Diana dan Nalufar

Firdaus 2023).

14
12

Infertilitas didefinisikan sebagai disease (penyakit) yang

ditandai dengan kegagalan mencapai kehamilan setelah 12 bulan

melakukan kegiatan seksual secara teratur tanpa alat kontrasepsi.

Infertilitas berarti ketidakmampuan seseorang untuk bereproduksi,

baik ia sendiri atau dengan partnernya. (Vander Borght & Wyns,

2018)

Meskipun infertilitas tidak menyebabkan kematian, kondisi

ini tetap menjadi krisis bagi pasangan suami istri. Tingginya stress

yang disebabkan infertilitas dipengaruhi oleh fakta bahwa memiliki

anak merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan

bermasyarakat. Pada perempuan, reaksi yang ditunjukkan adalah

mengisolasi diri dan menginternalisasi kemarahan dan kesedihan

(Daibes et al., 2018). Meskipun saat ini telah banyak yang setuju

bahwa peran dan status perempuan tidak bergantung pada fertilitas

mereka, di berbagai tempat, perempuan dianggap sesuai kodratnya

ketika ia menjadi seorang ibu, sehingga hal ini sering kali menjadi

alat bagi perempuan untuk menaikkan status mereka dalam

keluarga dan masyarakat (Hasanpoor-Azghady et al., 2019).

Persepsi ini membuat perempuan yang mengalami infertilitas

menunjukkan prevalensi yang tinggi pada distress psikologi,

dengan kecemasan sebagai diagnosis utama, diikuti dengan

depresi, gangguan distimik, dan ide bunuh diri (Yao et al., 2018)
13

b. Macam-macam Infertilitas

Infertilitas dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :

1) Infertilitas primer bila pasangan tersebut belum pernah

memiliki keturunan walaupun bersenggama secara teratur (2-3

kali seminggu) tanpa menggunakan alat kontrasepsi.

2) Infertilitas Sekunder bila pasangan tersebut sudah pernah

memiliki anak, dan tidak memiliki anak lagi walaupun

bersenggama secara teratur (2-3 kali seminggu) tanpa

menggunakan alat kontrasepsi (Alis Nur Diana dan Naulafar

Firdaus 2023).

c. Penyebab Infertilitas

Penyebab infertilitas dibagi menjadi 3 kelompok yaitu

33,3% masalah terkait pada wanita, 33,3% pada pria dan 33,3%

disebabkan oleh faktor kombinasi. Baik laki-laki maupun

perempuan sama sama dapat mengalami infertilitas (Alis Nur

Diana dan Nalufar Firdaus 2023)

1) Penyebab dari pihak wanita

a. Masalah vagina/vaginitis

Merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan

oleh berbagai parasite atau jamur. Infeksi ini sebagian besar

terjadi karena hubungan seksual. Tipe vaginitis yang sering

dijumpai adalah vaginitis kandidiasis dan trikomonalisis

vaginalis.
14

b. Masalah serviks

Vaginitis dapat menyebabkan infertilitas karena

berpotensi terjadi infeksi lanjut pada portio, serviks,

endometrium bahkan sampai ke tuba dapat ,menyebabkan

gangguan pergerakan dan penyumbatan pada tuba sebagai

organ reproduksi vital untuk terjadinya konsepsi disfungsi

seksual yang mencegah penetrasi penis, atau lingkungan

vagina yang sangat asam, yang secara nyata dapat

mengurangi daya hidup sperma.

c. Masalah Ovarium

Kista Ovarium yang dapat menyebabkan infertilitas

dikarenakan ovarium mengalami pembesaran dan

menciptakan lapisan luar tebal yang dapat mengahalangi

ovulasi. Selain itu infertilitas dapat terjadi akibat kista

ovarium yang pecah akibat ukuran yang terlalu besar dan

elastisitas indung telur tidak mampu lagi menahan

perkembangan kista sehingga dari pecahnya kista ovarium

terjadi perlengketan didalam tuba fallopi yang menutup

jalan pertemuan antara sperma dan sel telur.

1. Penyebab dari pria

a) Spermatogenesis abnormal

b) Kelainan anatomi

c) Ejakulasian retrograde
15

d) Stress

e) Infeksi menular seksual

f) Asupan alcohol dan tikotin berlebihan

g) Ketidakmampuan sperma melakukan pentrasi ke sel telur

2. Penyebab dari pihak kombinasi adalah penyebab yang

ditimbulkan apabila kedua suami istri sama-sama memiliki

faktor penyebab terjadinya infertilitas

d. Faktor-faktor Resiko terjadinya Infertilitas

Menurut Muliyani Umi et al.2021, faktor-faktor resiko terjadinya

infertilitas yaitu :

1) Konsumsi alkohol, merokok, IMT 29

2) Umur termasuk faktor risiko yang mempengaruhi infertilitas

pada pasangan usia subur. Fertilitas cukup stabil pada usia <

35 tahun. Sesudah itu, terjadi penurunan fertilitas secara

bertahap. Saat menginjak usia 40 tahun, fertilitas menurun

drastic.

3) Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk

tujuan tertentu yang dilakukan dengan cara yang baik dan

benar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

Lingkungan kerja yang tidak nyaman, beban kerja yang tidak

sesuai dapat menimbulkan stres kerja dan kelelahan kerja

karena setiap wanita yang bekerja dengan beban kerja yang


16

berat dan lingkungan kerja yang tidak nyaman akan di bawa

sampai kerumah.

f. Dampak Terjadinya Infertilitas

Kendati demikian, terlepas dari diskusi problem medis,

dalam konteks masyarakat tertentu infertilitas ini juga melahirkan

berbagai persoalan sosial. Di banyak tempat misalnya, perempuan

seringkali disudutkan, distigma secara sosial, pengucilan hingga

mengalami kerugian ekonomi. Di Kamerun, kemandulan menjadi

penyebab perceraian di antara suku Bangangte yang menyebabkan

seorang perempuan kehilangan akses atas tanah yang dibagikan

oleh suaminya (Ullah et al., 2021).

Kendati demikian, terlepas dari diskusi problem medis,

dalam konteks masyarakat tertentu infertilitas ini juga melahirkan

berbagai persoalan sosial. Di banyak tempat misalnya, perempuan

seringkali disudutkan, distigma secara sosial, pengucilan hingga

mengalami kerugian ekonomi. Di Kamerun, kemandulan menjadi

penyebab perceraian di antara suku Bangangte yang menyebabkan

seorang perempuan kehilangan akses atas tanah yang dibagikan

oleh suaminya (Ullah et al. 2021)

Dalam konteks kebudayaan Indonesia, keberadaan anak

menjadi sangat penting, apalagi dalam suatu rumah tangga. Dalam

konteks budaya patriarki yang demikian dominan, bila terjadi

kemandulan seringkali yang disalahkan adalah kaum perempuan


17

karena kodratnya yang mampu hamil. Padahal fungsi reproduksi

sebenarnya bukan hanya milik kaum perempuan semata. Kaum

lakilakipun memiliki kontribusi sama. Infertilitas membawa

implikasi psikologis, terutama pada perempuan. Sumber tekanan

sosio-psikologis pada perempuan berkaitan erat dengan kodrat

deterministiknya untuk mengandung dan melahirkan anak.

Sementara pada laki-laki adalah perasaan sedih, kecewa,

kecemasan dan kekhawatiran menghadapi masa tua. Pada

masyarakat yang patriarkis di Jawa, laki-laki diidentikan sebagai

mahkluk yang lebih kuat daripada perempuan. Anak merupakan

sumber kejantanan, kekuatan dan kapasitas seksual laki-laki.

Persepsi hasil konstruksi sosial atas identitas gendernya membuat

laki-laki merasa rendah ketika tidak mempunyai anak, sehingga

kesalahan dilimpahkan pada pihak perempuan. Kasus perceraian

akibat infertile juga banyak terjadi, dimana laki-laki banyak

menyalahkan perempuan atas persoalan ini (Chimbatata &

Malimba, 2020)

2. Konsep Kecemasan

a. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan rasa takut yang tidak jelas disertai

dengan perasaan ketidakpastian, ketidakberdayaan, isolasi dan

ketidakamanan. Kecemasan merupakan pengalaman subyektif dan

keadaan emosi tanpa obyek tertentu yang tidak dapat diamati


18

secara langsung, namun dapat dinilai berdasarkan perubahan

fisiologis, perilaku tertentu serta respon kognitif dan afektif. Salah

satu sumber kecemasan yaitu ketakutan akan paparan fisik atau

psikologis dari situasi yang mengancam. Berikut merupakan model

adaptasi stres Stuart yang terkait dengan respon kecemasan

(Tanaya Violeta Yuman et al.2023)

Kecemasan adalah perasaan subjektif tentang ketegangan

mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari

ketidakmampuan dalam mengatasi sebuah masalah atau rasa tidak

aman (Sari, 2020).

Kecemasan akan berkembang selama jangka waktu dan

tergantung pada pengalaman hidup seseorang. Kejadian dan situasi

dapat menyebabkan munculnya serangan kecemasan dengan cepat

(Tarigan, 2021).

Kecemasaan adalah perasaan khawatir yang menyebar dan

tidak jelas, dan berkaitan dengan perasaan yang berdaya dan tidak

pasti, keadaan ini tidak memiliki objek yang spesifik, kecemasan

yang dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara personal

(Gheralyn, Regina Suwandi dan Evelin, Malinti 2020).

Kecemasan (anxiety) merupakan gangguan perasaan

(affective) yang dapat ditandai dengan perasaan takut, cemas, dan

khawatir yang mendalam dan terus menerus, tidak mengalami

gangguan dalam menilai sebuah realitas, kepribadian masih tetap


19

genap atau lengkap, dan perilaku atau sikap dapat terganggu tetapi

masih dalam rentang yang normal. Takut adalah suatu respon

individu dari sebuah ancaman yang sumbernya diketahui, jelas dan

bukan bersifat konflik, serta eskternal. Beberapa peneliti

berpendapat bahwa rasa takut adalah salah satu emosi dasar

manusia, sedangkan kecemasan (anxiety) merupakan sebuah

respon emosi terhadap penilaian tersebut. Seringkali kecemasan

muncul pada seseorang ketika berhadapan dengan suasana kondisi

yang tidak menggembirakan. (Tanaya Violeta Yuman et al. 2023)

b. Tingkat Kecemasan

Tingkat kecemasan dapat dipengaruhi oleh tingkat

pengetahuan, dimana dengan tingkat pengetahuan yang rendah

pada individu akan menyebabkan individu tersebut mudah

mengalami stress dan cemas. Selain itu, penurunan fisik,

penurunan psikologis, dan aspek spiritual juga dapat menyebabkan

kecemasan (Widyastuti et al., 2022).

Tidak semua kecemasan menyadari bahwa faktor usia,

masalah reproduksi, faktor gaya hidup berubah pada faktor gaya

hidup juga dapat bedampak pada kemampuan setiap pasangan usia

subur untuk dapat menghamili atau hamil lagi. Wanita dengan

berat badan yang berlebihan sering mengalami gangguan ovulasi,

karena kelebihan berat badan dapat mempengaruhi estrogen dalam

tubuh dan mengurangi kemampuan untuk hamil. Pria yang berolah


20

raga secara berlebihan juga dapat meningkatkan suhu tubuh

mereka yang mempengaruhi perkembangan sperma dan

penggunaan celana dalam yang ketat juga mempengaruhi motilitas

sperma (Suwandi Gheralyn Regina dan Malinti Evelin 2020)

Kecemasan yang dirasakan oleh pasangan infertilitas

tersebut cukup beralasan karena berbagai dampak. Sebagai contoh,

dalam setiap pertemuan keluarga, kerabat, dan kenalan, sudah

dapat dipastikan pertanyaan akan berkisar sekitar keadaan keluarga

berapa lama menikah, dan sudah berapa jumlah anak. Bagi

masyarakat Indonesia, pertanyaan semacam ini merupakan hal

yang wajar karena dalam sistem masyarakat Indonesia pasangan

suami istri merupakan bagian dari keluarga besar, sehingga hal ini

seolah-olah menjadi masalah dalam hubungan suami-istri.

Pertanyaan itu selanjutnya akan manjadi hal yang 20otoric20e,

apabila kemudian seseorang wanita tak kunjung hamil Untuk itulah

diperlukan suatu wanita infertilitas yang menyeluruh dari tenaga

kesehatan kepada pasangan suami istri, keluarga dan lingkungan.

Tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan kepada

masyarakat terutama pada pasangan usia subur tentang konsumsi

nutrisi yang bergizi, melakukan hubungan seksual pada masa

subur, pola kehidupan sehat, dan melakuan pemeriksaan apabila

dibutuhkan. Sehingga infertilitas dapat dicegah atau diatasi,

sehingga tidak lagi menjadi suatu masalah yang dapat menggangu


21

kebahagiaan keluarga pasangan suami istri (Alis Nur Diana dan

Nalufar Fidaus 2023)

1) Menurut Widyaningsih Heriyanti et al. 2023. Macam-macam

Tingkat Kecemasan :

a) Kecemasan Ringan, Kecemasan ini terjadi saat ketegangan

hidup sehari hari. Pada tahap ini terjadi peningkatan

kewaspadaan dan lapang persepsi seperti kemampuan

melihat, mendengar dan menangkap. Jenis kecemasan

ringan dapat memotivasi seseorang untuk belajar dan

menghasilkan pertumbuhan, kreatifitas.

b) Kecemasan Sedang, Pada tingkat kecemasan sedang,

seseorang hanya berfokus pada hal penting saja dan terjadi

penyempitan lapang persepsi seperti kurang melihat,

kurang mendengar dan menangkap. Kecemasan sedang

terjadi pemblokiran pada area tertentu, namun seserang

masih bisa diarahkan untuk melakukan perintah.

c) Kecemasan Berat, Kecemasan berat ditandai dengan

penurunan signifikan pada lapang persepsi. Semua perilaku

ditujukan untuk mengurangi kecemasan dengan cenderung

menfokuskan pada ha yang detail dan tidak berfikir tentang

hal lain. Dibutuhkan banyak arahan supaya 21otor pada

area lainnya.
22

d) Panik, Panik dapat dikaitkan dengan rasa takut dan 22otori.

Orang yang mengalami kepanikan tidak dapat melakukan

hal lain bahkan dengan arahan tertentu. Pada tahap 22otor

terjadi gejala peningkatan aktifitas 22otoric, penurunan

kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,

penyempitan persepsi dan kehilangan pemikiran yang

rasional, sehingga tidak mampu berkomunikasi atau

berfungsi secara efektif.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Faktor yang mempengaruhi timbulnya kecemasan ada dua

yaitu : faktor presipitasi dan faktor predisposisi. Salah atu dia

antaranya adalah faktor jenis kelamin. Dilihat pada jenis kelamin,

wanita mengalami tingkat kecemasan yang lebih tinggi dari pada

pria. (Assyifa Firdha et al. 2023)

a. Hormon estrogen lebih banyak ditemukan pada wanita

dibandingkan pria. Hormone estrogen diketahuan

meningkatkan 5-HT yang terlibat dalam gangguan mood dan

menghambat reseptor GABA yang merupaka sistem inhibisi

utama di otak untuk stimulasi aversif.

b. Wanita memiliki tingkat aktifitas yang lebih tinggi di cingulate

gyrus, yaitu terlibah dalam respon emosional terhadap stimulus

pengalaman tidak menyenangkan serta kesan sedih lainnya.


23

c. Dalam kasus kejiwaan sindrom depresi lebih sering menyerang

wanita dari pada laki-laki. Wanita cenderung memendam

kesedihan. Hal ini bisa saja membuatnya stress atau sedih, otak

wanita lebih aktif dari pada pria. Bagian tertentu dari otak

wanita, sistem limbic, karena pada saat itu otak bekerja delapan

kali lebih banyak

d. Wanita cenderung menggunakan emosi untuk memecahkan

msalah. Mekanisme koping ini yang diduga juga menjadi

alasan mengapa wanita memiliki prevelensi lebih tinggi di

banding laki- laki.

3. Konsep Pengetahuan
Ilmu pengetahuan (science) terdiri dari seperangkat pengetahuan

yang digunakan untuk mencari, menemukan, dan meningkatkan

pemahaman atas suatu masalah yang menjadi kajian dengan

menggunakan seperangkat konsep dan teori, dan dengan menggunakan

seperangkat metode ilmiah yang objektif, metodologis, sistematik, dan

universal. Maka dari itu, sebuah ilmu pengetahuan secara hakiki harus

dapat dijelaskan tentang apa yang menjadi objek kajiannya (ontologi),

bagaimana ilmu pengetahuan itu terbentuk dan apa yang membentuk

batang tubuhnya (epistemologi), apa manfaatnya bagi umat manusia

(aksiologi), serta bagaimana prosedur untuk mempelajarinya (Ridwan

Muannif et al.2021).

Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang objek telaahnya

adalah dunia empiris dan proses mendapatkan pengetahuannya sangat


24

ketat, yaitu menggunakan metode ilmiah. Ilmu menggabungkan logika

deduktif dan induktif, dan penentu kebenaran ilmu tersebut adalah

dunia empiris yang merupakan sumber dari ilmu itu sendiri (Ridwan

Muannif et al.2021).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut (Adiputra et al., 2021) pengetahuan kongnitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (over behavior). Dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan,

pengetahuan yang cukup didalam domain kongnitif mempunyai 6

tingkatan, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai kemampuan untuk materi yang telah

dipelajari sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini

adlah mengingat kembali (reccal) sesuatu yang spesifik dan

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

Seseorang dapat dikatakan tahu bila dapat menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan menguraikan

dari materi yang dipelajari.

2) Memahami (comprenhensio)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,


25

seseorang dapat dikatakan paham bila dapat menjelaskan,

menyimpulkan,contoh ataupun menyimpulkan objek materi

atau objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan menjabarkan

suatu objek kedalam komponen-komponen yang masih ada.

Kaitannya misalnya dpat menggambarkan, membedakan,

memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.

4) Analisa (analysis)

Aplikasi dapat di artikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan

kondisi nyata. Contohnya dapat menggunakan prinsip-prinsip

siklus pencegahan masalah (problem solving cycle) didalam

memecahkan masalah kesalahan dari kasus yang diberikan.

5) Sintesis (synthesis)

Sint esis menunjukan suatu kemampuan untuk menyusun

atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Misalnya dapat menyusun,dapat

merencanakan, dapat meringkas dan sebagainya terhadap suatu

teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.


26

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu objek atau kegiatan berdasarkan suatu kriteria

yang ditentukan sendiri atau kriteria yang telah ada

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Ada beberapa factor yang mempengaruhi pengetahuan

menurut (Adiputra et al., 2021) yaitu :

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu

yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi

misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup.

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

termasuk juga perilaku seseorang. Pola hidup terutama

dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam

pembangunan, dan tingkat pendidikan turut menentukan

seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang

diperoleh. Pada umumnya makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah menerima informasi.


27

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupanya dan kehidupan

keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi

lebih bayak merupakan cara mencari nafkah, berulang dan

banyak tantangan. Sedangkan pekerjaan umumnya

merupakan kegiatan yang menyita waktu. Pekerjaan

seseorang dapat mencerminkan kualitas dan kualifikasi

pengetahuan serta tingkat pendidikanya.

c) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai ulang tahun, semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan

masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari

orang yang belum tinggi kedewasaanya. Hal ini sebagai dari

pengalaman dan kematangan jiwa. Akan tetapi proses

perkembangan tidak secepat ketika berumur muda.

2) Faktor Eksternal

a) Factor lingkungan

Lingkungan me rupakan suatu kondisi yang ada

disekitar manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun

social. Lingkungan yang dapat mempengaruhi


28

perkembangan dan proses masuknya pengetahuan kedalam

individu atau kelompok. Hal ini terjadi karena adanya

interaksi timbal balik ataupun respon dari pengetahuan

setiap individu.

b) Sosial Budaya

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang tanpa

melalui penalaran yang dilakukan baik atau buruk. Sistem

sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

d. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden (Rachmawati, 2019). Cara

pengukuran pengetahuan menurut Budiman dan Agus Riyanto,

2013 yaitu :

1) Kategori baik, jika skor jawaban responden 76 % - 100 %

2) Kategori kurang, jika skor jawaban responden ≤75 %.

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan

keterkaitan antar variabel, baik variabel yang diteliti maupun variabel yang

tidak diteliti. Variabel independen dalam penelitian ini adalah hubungan


29

pengetahuan dan tingkat kecemasan pasangan usia subur (PUS) yang

mengalami infertilitas sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini

adalah infertilitas.

TINGKAT PENGETAHUAN

1. BAIK 76-100%

2. KURANG BAIK ≤ 75%

PUS

TINGKAT KECEMASAN

1. CEMAS SKOR ≤ 34
2. TIDAK CEMAS < 34

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

C. Hipotesis

Hipotesis penelitian merupakan sebuah pernyataan atau jawaban

yang dibuat sementara dan akan diuji kebenarannya. Pengujian hipotesis

penelitian dilakukan melalui uji statistik. Hipotesis penelitian merupakan

jawaban sementara dari tujuan penelitian. Hipotesis dapat disimpulkan

berhubungan atau tidak, berpengaruh atau tidak diterima atau ditolak

(Adiputra et al., 2021). Rumusan hipotesis sebuah penelitian dapat dibagi

menjadi dua jenis di antaranya.


30

1. Ho : Ada Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Pasangan

Usia Subur (PUS) yang mengalami Infertilitas di Wilayah Puskesmas

Kamonji Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2023.

2. Ha: Tidak ada Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan

Pasangan Usia Subur (PUS) yang mengalami Infertilitas di Wilayah

Puskesmas Kamonji Palu Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2023.


BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Analitik. Desain penelitian

ini menggunakan pendekatan cross sectional untuk mengetahui

Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Pasangan Usia Subur

(PUS) yang mengalami Infertilitas di Puskesmas Kamonji Kota Palu,

Sulawesi Tengah.

B. Kerangka Kerja

Kerangka kerja adalah model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah penting (Sugiono, 2021).

34
35

Populasi

Seluruh Pasangan Usia Subur yang mengalami


Infertilitas (PUS) di Wilayah Puskesmas Kamonji
Kota Palu, Sulawesi Tengah pada Tahun 2023

Sampel

Pasangan Usia Subur yang mengalami Infertilitas

(PUS) di Wilayah Puskesmas Kamonji Kota Palu,

Sulawesi Tengah pada Tahun 2023.

Pengumpulan data

Variabel independent Variabel independen Variabel Dependent

Pengetahuan Tingkat kecemasan Infertilitas

(kuesioner) (kuesioner) (kuesioner)

Pengolahan data

Editing, Coding, Tabulating,


Entry, Clearning, Describing

Hasil

Kesimpulan

Gambar 3.1 Kerangka Kerja


36

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Wilayah Puskesmas Kamonji

Kota Palu, Sulawesi Tengah

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 12 Desember- 12

Januari di Wilayah Puskesmas Kamonji Kota Palu, Sulawesi Tengah.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono populasi merupakan wilayah generalisasi yang

terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,

tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan

hanya sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari,

tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh

subjek atau objek.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pasangan Usia

Subur yang mengalami Infertilitas (PUS) di Puskesmas Kamonji Kota

Palu, Sulawesi Tengah pada Tahun 2023.


37

2. Sampel

Sampel penelitian adalah objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah Seluruh

Pasangan Usia Subur yang mengalami Infertilitas (PUS) di Wilayah

Puskesmas Kamonji Kota Palu, Sulawesi Tengah.

a. Besar sampel

Untuk menetukan besar sampel dalam penelitian ini peneliti

menggunakan rumus slovin. Untuk menaksir proporsi populasi

sebagai berikut :

𝑁
n=
1 + Ne2

Keterangan :

n : Sampel

N : Populasi

e : Perkiraan Tingkat kesalahan (10%)

𝑁
n=
1 + Ne2

815
1 + 815 (0,1)²

815
1 + 815 (0,01)

815
9,15

= 89
38

Berdasarkan rumus di atas, maka besar sampel yang dibutuhkan yaitu :

89 orang.

E. Teknik Pengambilan Sampling

Teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling yaitu

tekhnik pengambilan sampel dengan cara mengambil kasus atau

responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan

konteks penelitian. Penelitian ini akan dilakukan sampai sampel yang

diinginkan terpenuhi.

1. Kriteria Inklusi

a. Pasangan Usia Subur (PUS) yang mengalami Infertilitas

b. Pasangan Usia Subur (PUS) yang berdomisili Palu

c. Bersedia menjadi responden

2. Kriteria Eskulsi

a. Pasangan Usia Subur (PUS) yang Sudah Mempunyai Anak

dalam waktu 1 tahun pernikahan

b. Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak berdomisili di Palu

F. Pasangan Usia Subur (PUS) yang mengalami infertilitas tetapi tidak

bersedia menjn= Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel menurut Notoatmodjo adalah suatu yang digunakan

sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh

suatu penelitian tentang suatu konsep tertentu. Variabel dalam


39

penelitian ini adalah variabel bebas (independent) hubungan

pengetahuan dan tingkat kecemasan tentang infertilitas . Variabel

terikat (dependent) yaitu lama infertilitas.

2. Definisi Operasional

No Variabel Defenisi Cara Alat Ukur Skala Hasil Ukur


Oprasional Ukur Ukur
1. Pengetahuan Pengetahuan yang Pengisian Kuisioner Nominal -Pengetahuan
dimaksud pada kuisioner baik bila skor 76 -
penelitian ini 100%
adalah -Pengetahuan
pengetahuan yang kurang bila skor ≤
dimiliki pasangan 75%
usia subur (PUS)
terhadap
infertilitas
menjawab
pertanyaan yang
terdapat dalam
kuisioner
2 Kecemasan Tingkat Pengisian Kuisioner Nominal 1. Skor < 6 :tidak
kecemasan yang kuisioner ada kecemasan
dimaksud pada 2. Skor 7-14 :
penelitian ini Kecemasan
adalah perasaan ringan
yang timbul 3. Skor ˃ 27
ketika khawatir Kecemasan berat
atau takut
terhadap
infertilitas

G. Pengumpulan Data

1. Data Primer
40

Data primer adalah data atau kumpulan fakta yang diperoleh

langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran

atau alat pengambilan data, langsung pada subyek sebagai sumber

informasi yang dicari. Data primer ini diperoleh dari responden dengan

menggunakan kuesioner. Sebelum pengisian kuesioner peneliti

memberikan petunjuk dalam pengisian kuesioner serta melakukan

pengawasan dan penjelasan kembali ketika responden mengalami

kesulitan dalam mengisi kuesioner.

a. Kuesioner Pengetahuan

Kuesioner pengetahuan menggunakan penelitian sebelumnya

yang dilakukan Daulay, (2022). Pertanyaan untuk pengetahuan

sebanyak 10 (sepuluh) dengan bentuk pertanyaan tertutup yang

terdiri dari soal multipel choice. Jika jawaban benar maka diberi

nilai satu (skor=1), dan jika jawaban salah maka diberi nilai nol

(skor=0) dengan kategori : kategori baik : 76–100% (jika

responden menjawab 8-10 pertanyaan dengan benar) dan kategori

kurang : ≤75% (jika responden menjawab 0-7 pertanyaan dengan

benar).

b. Kuesioner Kecemasan

Kuesioner ini bertujuan untuk mengidentifikasi rasa khawatir

atau takut Pasangan Usia Subur (PUS) yang mengalami infertilitas.

Yang terdiri dari 20 pertanyaan. Aspek pengukuran tingkat

kecemasan dilakukan berdasarkan jawaban responden dari semua


41

pertanyaan kecemasan yang diberikan yaitu 0 tidak cemas, 1 cemas

ringan, 2 cemas sedang, 3 cemas berat, 4 sangat berat. Dimana

diketahui skor maksimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban

tertinggi dikali jumlah pertanyaan (4x20) dan skor minimum

diperoleh dari jumlah pertanyaan (0x20). Pengisian kuesioner

adalah dengan memberikan tanda checklist (√) pada jawaban yang

dipilih. Hasil ukur positif jika nilai responden ≥70 median dan

negatif jika nilai responden <70 median.

2. Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas Kesehatan Kota Palu, Puskesmas

Kamonji dan Jurnal Penelitian lain yang tercantum di daftar pustaka.

H. Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini dibagi dalam 6 tahap, yaitu:

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan keseragaman data

2. Coding, yaitu memberi kode pada data atau memberi simbol tertentu

untuk setiap jawaban.

3. Tabulating, yaitu pengelompokan data kedalam suatu tabel tertentu

menurut sifat yang dimiliki sesuai tujuan penelitian.

4. Entry, yaitu memasukkan data ke dalam komputer dengan

menggunakan program komputer.

5. Clearning data, yaitu merupakan tahap akhir dari pengolahan data

yang yaitu membersihkan data yang telah masuk dalam computer.


42

6. Describing data, menggambarkan atau memperjelas data yang

dikumpulkan.

I. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis data univariat adalah dimana variabel-variabel yang ada

dianalisis untuk mengetahui gambaran tentang bagaimana pengetahuan

PUS gambaran tentang bagaiamana Pengetahuan PUS, dan gambaran

tetang Kecemasan PUS. Analisis univariat yang digunakan untuk

mengetahui distribusi dan presentase dari setiap variabel menggunakan

rumus Notoamotdjo, 2014.

a. Rumus Distribusi Frekuensi

Analisa univariat ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi

dari setiap variabel jumlah dan presentase masing-masing dengan

menggunakan rumus

𝑓
Rumus : p = n x 100 %

Keterangan :

P : Persentase

f : Jumlah subyek yang ada pada kategori tertentu

n : Jumlah atau keseluruhan responden

b. Median

Median merupakan nilai observasi yang terletak ditengah-tengah

setelah seri pengamatan diurutkan terlebih dahulu. Besar kecilnya


43

(Array data) untuk menentukkan nilai median harus terlebih dahulu

ditentukan posisi dengan cara :

1
𝑛−𝐹
Md = b + p (2 )
𝑓

Keterangan :

Md : Median

b : Batas bawah, dimana median akan terletak

n : Banyak data/jumlah sampel

p : Panjang kelas interval

F : Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median

f : Frekuensi kelas median

2. Analisis Bivariat

Analisis data bivariat adalah untuk mengetahui hubungan kedua

variabel, yaitu hubungan pengetahuan dan tingkat kecemasan pasangan

usia subur (PUS) terhadap infertilitas dengan uji chi-square. Analisis

data dilakukan dengan menggunakan perhitungan SPSS. Bila nilai p

˃0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya tidak ada hubungan

antara variabel independent dengan variabel dependent. Bila p <0,05

maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan antara variabel

independent dengan variabel dependent.

J. Penyajian Data

Untuk menyajikan hasil dari penelitian ini, data disajikan dalam

bentuk tabel dan narasi

K. Etika Penelitian
44

Menurut Handayani Luh Titi. 2018. Prinsip etik penelitian di bidang

kesehatan yang mempunyai secara etik dan hukum secara universal

mempunyai tiga prinsip yaitu :

1. Menghormati harkat martabat manusia (respect for persons). Bentuk

penghormatan terhadap harkat martabat manusia sebagai pribadi

(personal) yang memiliki kebebasan berkehendak atau memilih dan

sekaligus bertanggung jawab secara pribadi terhadap keputusannya

sendiri.

2. Prinsip ini bertujuan untuk menghormati otonomi, yang

mempersyaratkan bahwa manusia yang mampu memahami pilihan

pribadinya untuk mengambil keputusan mandiri (self-determination),

dan melindungi manusia yang otonominya terganggu atau kurang,

mempersyaratkan bahwa manusia yang berketergantungan

(dependent) atau rentan (vulnerable) perlu diberikan perlindungan

terhadap kerugian atau penyalahgunaan (harm and abuse).

3. Keadilan (justice) Prinsip etik keadilan mengacu pada kewajiban etik

untuk memperlakukan setiap orang (sebagai pribadi otonom) sama

dengan moral yang benar dan layak dalam memperoleh haknya.

Prinsip etik keadilan terutama menyangkut keadilan yang merata

(distributive justice) yang mempersyaratkan pembagian seimbang

(equitable), dalam hal beban dan manfaat yang diperoleh subjek dari

keikutsertaan dalam penelitian. Ini dilakukan dengan memperhatikan

distribusi usia dan gender, status ekonomi, budaya dan pertimbangan


45

etnik. Perbedaan dalam distribusi beban dan manfaat hanya dapat

dibenarkan jika didasarkan pada perbedaan yang relevan secara

moral antara orang-orang yang diikutsertakan. Salah satu perbedaan

perlakuan tersebut adalah kerentanan (vulnerability). Kerentanan

adalah ketidakmampuan untuk melindungi kepentingan diri sendiri

dan kesulitan memberi persetujuan, kurangnya kemampuan

menentukan pilihan untuk memperoleh pelayanan atau keperluan

lain yang mahal, atau karena tergolong yang muda atau

berkedudukan rendah pada hirarki kelompoknya. Untuk itu,

diperlukan ketentuan khusus untuk melindungi hak dan

kesejahteraan subjek yang rentan.


46

DAFTAR PUSTAKA

Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. 2022. Data Kesehatan

Keluarga Berencana. Palu. Provinsi Sulawesi Tengah

Profil Dinas Kesehatan Kota Palu. 2022. Data Keluarga Berencana. Kota Palu

Data Puskesmas Kamonji, 2022. PWS KIA Puskesmas Kamonji

Handayani, Luh Tuti. 2018. Kajian Etik Penelitian dalam Bidang Kesehatan

dengan Melibatkan Manusia Sebagai Subyek. The Indonesian Journal of Health

Science, 10(1), 49-50.

Assyifa, F. dkk. 2023. Hubungan Jenis Kelamin dengan Tingkat Kecemasan pada

Mahasiswa PSKPS FK ULM Tingkat Akhir dalam Pengerjaan Tugas Akhir.

Homeostasis, 6(2), 334.

Mulyani, Umi et al. 2021. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Infertilitas

Primer pada Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja UPTD Puskemas Lembak

Kab. Muara Enim Tahun 2021. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial,

8(8), 2699-2700.

Ridwan, Muannif et al. 2021. Studi Analisis tentang Makna Pengetahuan dan

Ilmu Pengetahuan serta Jenis dan Sumbernya. Jurnal Geuthèë: Penelitian

Multidisiplin, 4(1), 2.

Diana, Alis Nur., & Firdaus, Nalufar. 2023. Gambaran Tingkat Kecemasan pada

Wanita Usia Subur yang Mengalami Infertilitas. Jurnal Ilmiah Obsgin, 15(2),

454.

Yuliarfani, Nani., & Nina. 2022. Pengaruh Pekerjaan, Stres, Obesitas, dan Siklus

Menstruasi dengan Kejadian Infertilitas pada Wanita. Jumantik, 7(1), 21-22.


47

Tanaya, Violeta Yuman., & Yuniartika, Wachidah. 2023. Cognitive Behavior

Therapy (Cbt) sebagai Terapi Tingkat Kecemasan pada Lansia. Jurnal

Keperawatan Silampari, 6(2), 1420-1421.

Suwandi, Gheralyn Regina., & Malinti, Evelin. 2020. Hubungan Tingkat

Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Terhadap Covid19 pada Remaja di

SMA Advent Balikpapan. Manuju: Malahayati Nursing Journal, 2(4), 679.

Widyaningsih, Heriyanti et al. 2023. Pengendalian Kecemasan Menggunakan

Inhalasi Aromaterapi Jasmine pada Wanita Infertil dengan

Hysterosalpingography. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 14(1), 23-24.

Suzanna et al. 2022. Identifikasi Pengalaman Istri Mendapatkan Stigma Negatif

dengan Kondisi Infertilitas. Jurnal Keperawatan Silampari, 6(1), 184.

Ningsih, Neneng Fitria., & Nova, Desri. 2021. Faktor yang Berhubungan dengan

Kejadian Infertilitas pada Wanita Usia Subur (WUS). Jurnal Kesehatan

Tambusai, 2(1), 106.

Ayda, Mutimmatul., & Hendriani, Wiwin. 2022. Penerimaan Diri terhadap

Infertilitas: Studi pada Perempuan yang Gagal Menjalani Program Bayi Tabung.

Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan, 1(3), 172-174.

Agustina, Ely Eko., & Isnaeni, Siti. 2022. Hubungan Obesitas dan Stress dengan

Infertilitas pada Nullipara. Bidan Prada: Jurnal Publikasi Kebidanan, 13(1), 13-

14.

Lampiran 1
48

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Yuliantri
NIM : 2281A0544
Judul :HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT
KECEMASAN PASANGANGAN USIA SUBUT YANG
MENGALAMI INFERTILITAS DI WILAYAH PUSKESMAS
KAMONJI
Pembimbing : Nining Istighosah, SST.,M.Keb
No. Tanggal Uraian Tanda Tangan

1. 29/08/2023 Acc Judul Proposal lanjut


Penyusunan Bab 1-3

2. 25/09/2023 Konsul Bab 1-3


Revisi
1. Referensi 5 tahun
terakhir
2.Perbaiki kerangka konsep
3.Ubah penyusunan bab 2
4.Tambahkan keaslian
penelitian
5.Tambahkan kuisioner
49

3. 19/10/2023 Revisi Bab 1-3


1.Bab 1 jangan membahas
bayi tabung cukup
infertilitas dan kecemasan
Pasangan Usia Subur
2.Tambahkan studi
pendahuluan
3.Tambahkan kecemasan
4. 31/10/2023 yang ingin di teliti pada
Bab 1

Acc Daftar siding proposal

5. 07/10/2023 Ujian Proposal

6. 17/10/2023 Konsul Revisi Ujian


Proposal
1.Data Puskesmas Kamonji
perbaiki
2.Tujuan khusus
Cantumkan tanggal
3.Spasi table keaslian
Penelitian 1
4.Defenisi Oprasional buat
Tabel
5.Cantumkan sumber
kuisioner
6. Tambahkan di latar
belakang sampel PUS yang
memenuhi kriteria.

7. 08/01/2024 ACC
50

Lampiran 2
51

Lampiran 3
52

Lampiran 4
53

Lampiran 5
54

Lampiran 6
55

Lampiran 7
56

Lampiran 8

KUISIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGTAHUAN DAN KECEMASAN PADA PASANGAN USIA


SUBUR YANG MENGALAMI INFERTILITAS DI WILAYAH

PUSKESMAS KAMONJI

A. Identitas Responden
1. No Responden :
2. Nama
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan
6. Kategori Infertilitas :
7. Alamat :

B. Kuisioner Pengetahuan

Keterangan :

Beri tanda (√) jika benar/salah

No Pertanyaan Benar Salah

1. Penyebab infertilitas dibagi menjadi 3 kelompok


yaitu 33,3% masalah terkait pada wanita, 33,3%
pada pria dan 33,3% disebabkan oleh faktor
kombinasi. Baik laki-laki maupun perempuan sama
sama dapat mengalami infertilitas

2. Infertilitas pada wanita paling sering disebabkan


oleh gangguan ovoluasi

3. Salah satu penyebab Infertilitas adalah stres

4. Penyebab Infertilitas pada Pria salah satunya adalah


kebiasaan minum alkohol dan merokok

5. Stress berlebihan dapat mempengaruhi sistem


hormon didalam tubuh dan kinerja organ
reproduksi wanita sehingga berpengaruh terhadap
57

kesuburan wanita

6. Keterlambatan menikah umur > 35 tahun dapat


menyebabkan Infertilitas

7. Mengkonsumsi minuman herbal dapat mengurangi


tingkat kesuburan pada wanita, sehingga dapat
menyebabkan infertilitas

8. Infertilitas atau kemandulan adalah penyakit sistem


reproduksi yang ditandai dengan ketidakmampuan
atau kegagalan dalam memperoleh kehamilan,
walaupun telah melakukan hubungan seksual
sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1
tahun atau lebih dan tanpa menggunakan alat
kontrasepsi

9. Kenaikan berat badan secara berlebihan dapat


maenyebabkan Infertilitas

10. Menstruasi tidak teratur dapat menyebabkan


Infertilitas

Sumber : https://herminahospitals.com/id/articles
58

C. Kuisioner Kecemasan

Keterangan :

0 : Tidak

1 : Ringan

2 : Sedang

3 : Berat

4 : Sangat Berat

No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1. Perasaan cemas saat belum mempunyai anak

2. Firasat buruk saat belum bisa mempunyai


anak
3. Perasaan mudah tersinggung saat belum bisa
mempunyai anak

4. Merasa tegang saat belum bisa mempunyai


anak

5. Merasa lesu saat belum bisa mempunyai


anak
6. Gelisah saat belum bisa mempunyai anak
7. Mudah marah saat belum bisa mempunyai
anak
8.a. Takut pada kegelapan
9. Takut ditinggal sendiri
10.
a. Takut kerumunan orang banyak

11. Sulit berkosentrasi


12. Daya ingat kurang baik
59

13. Mimpi buruk saat tidur malam


14. Sering terbangun malam hari
15. Gejala sitomatik (otot) merasa sakit dan
nyeri otot sat belum bisa mempunyai anak
16. Gejala respiration ( pernafasan ) sering
menarik nafas
17. Gejala respiration ( pernafasan ) merasa
tercekik )
18. Gejala otonom mudah berkeringat
19. Gejala kardiovaskular yang dirasakan seperti
takikardi ( nadi cepat)
20. Gejala kardiovaskular perasaan lesu/lemas
Sumber: https://academia.edu/8962954/Contoh_Kuisioner
60

Lampiran 9
61
62

Lampiran 11

SUMMARY EXECUTVE

Judul : Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan


Pasangan Usia Subur (PUS) Yang Mengalami Infertilitas Di Wilayah
Puskesmas Kamonji Pali Sulawesi Tengah

Waktu Pengambilan Data : 30 November 2023

Instansi Yanf Terlibat : Puskesmas Kamonji Palu Sulawesi Tengah

Kontribusi Ke ilmuan : Pentingnya Pengetahuan Untuk Pasangan Usia Subur Yang


Mengalami Infertilitas
63

Lampiran 12
IDENTITAS PENELITI

1 Nama : Yuliantri
2 NIM : 2281A0544
3 Tanggal Lahir : 16- September- 1997
4 No HP : 085333299290
5 Alamat Email : yuliantriantri@gmail.com
6 Status Perkawinan : Belum menikah
7 Alamat Rumah : Towera Kec Siniu Kab
Parigi Mautong
8 Tempat Kerja : Rs Umum Sis Aldjifrie
Palu
9 Riwayat Pendidikan : 1. SD Impres
Towera
2. SMP Negeri 1
Ampibabo
3. SMA Negeri 1
Ampibabo
4. D3 Akademi
Kebidanan Graha
Ananda Palu
10 Riwayat Pekerjaan : Bidan Pelaksana
Puskesmas Siniu
11 Pelatihan Yang Pernah di Ikuti : - Asuhan Persalinan
Normal (APN)
- Pelatihan Pertolongan
Pertama Gawat
Darurat Obstetri dan
Neonatal
(PPGDON)
- Bantuan Hidup Dasar
(BHD)
12 MOTTO : Cintai Apa Yang Kau
Miliki dan Miliki Apa Yang Kau Cintai
64

INSTITUT
ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
KOMISI ETIK PENELITIAN
KESEHATAN
Jl. Manila No. 37 Sumberece, Kec. Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur
64133

PROTOKOL ETIK PENELITIAN KESEHATAN


YANG MENGIKUTSERTAKAN MANUSIA SEBAGAI SUBYEK

A. JUDUL PENELITIAN (p-protokol No. 1)


Isi disini : Perhatikan huruf besar kecil pada kata sambung
1. Lokasi Penelitian : PUSKESMAS KAMONJI PALU SULAWESI
TENGAH

2. Rencana Waktu Penelitian : Dari 12 Atau setelah EC terbit


DESEMBER
-12
JANUARI

3. Apakah Penelitian Multi- : Pilih : Jika Ya, lampirkan persetujuan etik dari instansi
Center yang lainnya

Identifikasi (p10) :

1. Nama Peneliti Utama : YULIANTRI

2. Asal Institusi : INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA


INDONESIA

Nama Anggota Peneliti : Instansi/ Lembaga Asal

Nama Sponsor (p9) : Instansi/ Lembaga/ Nama Asal Sponsor

B. RINGKASAN USULAN PENELITIAN (p-protokol No. 2)


1. Ringkasan (200-300 kata) yang mudah dipahami masyarakat :
Tulislah ringkasan penelitian Anda, yang berisi latar belakang singkat, tujuan,
metode penelitian, sampel, teknik pengambilan data dan tambahkan beberapa
penelitian terkait dengan penelitian Anda
LATAR BELAKANG
65

Infertilitas atau kemandulan adalah penyakit sistem reproduksi yang

ditandai dengan ketidakmampuan atau kegagalan dalam memperoleh

kehamilan, walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3

kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun atau lebih dan tanpa

menggunakan alat kontrasepsi. Diagnosis infertilitas ditegakkan

berdasarkan hasil anamnesa pasien disertai pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang oleh dokter spesialis yang berwenang (Niluputu

Ernawati et al.2023)

TUJUAN PENELITIAN

3. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat

Kecemasan Pasangan Usia Subur (PUS) yang mengalami Infertilitas di

Wilayah Kerja Puskesmas Kamonji Kota Palu Provinsi Sulawesi

Tengah.

4. Tujuan Khusus

d) Mengidentifikasi Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS)

yang mengalami Infertilitas pada tanggal 12 Desember 2023 – 12

Januari 2024 di Wilayah Kerja Puskesmas Kamonji Kota Palu

Provinsi Sulawesi Tengah.

e) Mengidentifikasi Tingkat Kecemasan Pasangan Usia Subur (PUS)

yang Infertilitas pada tanggal 12 Desember 2023 – 12 Januari 2024

di Wilayah Kerja Puskesmas Kamonji Kota Palu Provinsi Sulawesi

Tengah.
66

f) Menganalisis Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Pasangan Usia

Subur (PUS) yang mengalami Infertilitas pada tanggal 12

Desember 2023 – 12 Januari 2024 di Wilayah Kerja Puskesmas

Kamonji Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah Analitik. Desain penelitian

ini menggunakan pendekatan cross sectional untuk mengetahui

Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Pasangan Usia Subur

(PUS) yang mengalami Infertilitas di Puskesmas Kamonji Kota Palu,

Sulawesi Tengah.

SAMPEL

Sampel penelitian adalah objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah Seluruh

Pasangan Usia Subur yang mengalami Infertilitas (PUS) di Wilayah

Puskesmas Kamonji Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Teknik Pengambilan Sampling

Teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling yaitu

tekhnik pengambilan sampel dengan cara mengambil kasus atau

responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan

konteks penelitian. Penelitian ini akan dilakukan sampai sampel yang

diinginkan terpenuhi.

Pasangan infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan

hidup harmonis serta telah berhubungan seks selama satu tahun


67

tetapi belum terjadi kehamilan (Alis Nur Diana dan Nalufar

Firdaus 2023).

Infertilitas didefinisikan sebagai disease (penyakit) yang

ditandai dengan kegagalan mencapai kehamilan setelah 12 bulan

melakukan kegiatan seksual secara teratur tanpa alat kontrasepsi.

Infertilitas berarti ketidakmampuan seseorang untuk bereproduksi,

baik ia sendiri atau dengan partnernya. (Vander Borght & Wyns,

2018)

2. Mengapa penelitian ini dilakukan? Apa manfaatnya bagi masyarakat sekitar?


Jelaskan mengenai justifikasi pentingnya penelitian ini bagi sampel di lokasi
Anda akan melakukan penelitian serta manfaatnya secara general, tidak hanya
untuk sampel namun untuk yang manusia lain dengan kondisi sejenis dengan
sampel

C. ISU ETIK (lihat Self Assesstment)


Pelanggaran etik apa yang mungkin terjadi saat penelitian dilaksanakan
berdasarkan pengetahuan peneliti, dan bagaimana cara mencegah atau
menanganinya (Jika tidak ada, tuliskan alasannya!):
Peneliti menjelaskan mengenai isu etik yang digunakan dalam penelitian ini, dan
kemungkinan adanya pelanggaran etik jika ada (dapat dijelaskan 3 prinsip etik
yang diterapkan dalam penelitian ini, dan penerapan 7 standar). (Jelaskan juga 7
standar sesuai dengan isi protokol)
P entingnya pengetahuan mengenai infertilitas terutama bagi infertilitas primer.
Banyak pasanagan usia subur yang belum mempunyai anak merasa terganggu
dengan adanya tekanan dari keluarga maupun orang terdekat. Sehingga
menimbulkan kecemasan pada psangan usia subur, terutama Wanita yang banyak
mengalami tekanan sehingga menimbulkan stress yang dapat memicu infertilitas
itu sendiri. Maka dari itu pentingnya pengetahuan mengenai infertilitas agar
pasangan usia subur yang belum mempunyai anak dapat menangani permasalahan
mereka dengan cepat an tepat.
68

D. RINGKASAN DAFTAR PUSTAKA


Jelaskan hasil ringkasan studi sebelumnya, seperti arikel-artikel penelitian yang
terkait dengan penelitian yang akan saudara lakukan.
Judul Artikel Penulis Hasil/Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian


didapatkan bahwa tingkat
kecemasan berat yaitu
Gambaran tingkat sebanyak 9 wanita usia
kecemasan pada wanita Alis Nur Diana, dan subur (75%). Berdasarkan
usia subur yang Naulafar Firdaus rekapitulasi hasil wawancara
mengalami infertilitas 75% wanita usia subur
mengalami kecemasan beart
mempunyai resiko mudah
marah dan tersinggung.

E. KONDISI LAPANGAN
1. Gambaran singkat lokasi penelitian (hasil survei)

Puskesmas Kamonji terletak di jalan Imam Bonjol No. 20 Kelurahan

Siranindi Kecematan Palu Barat Kota Palu. Puskesmas Kamonji memiliki

4 wilayah kerja, yaitu Kelurahan Baru, Kelurahan Ujuna, Kelurahan

Kamonji dan Kelurahan Siranindi dengan luas wilayah ± 4.33 km², terdiri

dari 29 RW dan 70 RT.

2. Ketersediaan Fasilitas Penelitian


-

3. Informasi demografis / epidemiologis yang relevan


Jelaskan mengenai jumlah penduduk, epidemiologi kasus-kasus tertentu terkait
penelitian Anda secara demografis

F. DESAIN PENELITIAN
69

1. Tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut :


Untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat

Kecemasan Pasangan Usia Subur (PUS) yang mengalami Infertilitas di

Wilayah Kerja Puskesmas Kamonji Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.

2. Hipotesa & Asumsi


Hipotesis penelitian merupakan sebuah pernyataan atau jawaban

yang dibuat sementara dan akan diuji kebenarannya. Pengujian hipotesis

penelitian dilakukan melalui uji statistik. Hipotesis penelitian merupakan

jawaban sementara dari tujuan penelitian. Hipotesis dapat disimpulkan

berhubungan atau tidak, berpengaruh atau tidak diterima atau ditolak

(Adiputra et al., 2021). Rumusan hipotesis sebuah penelitian dapat dibagi

menjadi dua jenis di antaranya.

3. Pertanyaan & Variabel Penelitian


Independent dan dependent

4. Bila ujicoba klinis, deskripsi harus meliputi apakah kelompok treatmen


ditentukan secara random, (termasuk bagaimana metodenya), dan apakah
blinded atau terbuka. (Bila bukan ujicoba klinis cukup tulis: bukan uji coba
klinis)

5. Gambar Desain Penelitian (Lampirkan)


Jelaskan secara detail desain penelitian Anda, seperti korelasi, pra eksperimental,
quasi, true eksperimental dan bagaimana cara Anda memperlakukan sampel
nantinya sesuai desain yang dipilih.

G. SAMPLING
1. Jumlah dan cara penentuannya secara statistik
Jelaskan jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian, dan bagaimana
cara Saudara menentukan jumlah sampel tersebut
Teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling yaitu

tekhnik pengambilan sampel dengan cara mengambil kasus atau

responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan
70

konteks penelitian. Penelitian ini akan dilakukan sampai sampel yang

diinginkan terpenuhi.

2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Jelaskan ketentuan sampel Anda, termasuk jika ada kriteria inklusi dan eksklusi
(semua jenis teknik sampling, wajib menjelaskan kriteria dari responden yang
akan dilibatkan dalam penelitian)
Inklusi Eksklusi

a.Pasangan Usia Subur (PUS) yang a.Pasangan Usia Subur (PUS) yang Sudah

mengalami Infertilitas Mempunyai Anak dalam waktu 1 tahun

b.Pasangan Usia Subur (PUS) yang pernikahan

berdomisili Palu b.Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak

c. Bersedia menjadi responden berdomisili di Palu

3. Adakah kelompok rentan ( anak-anak atau dewasa yang tidak mampu)?


Bagaimana meminimalisir risiko pada kelompok rentan tersebut?
Jika ada jelaskan, jika tidak pilih “tidak ada”

Jelaskan apa yang menjadi alasan Anda untuk melibatkan kelompok rentan
tersebut dalam penelitian ini sebagai sampel, apa justifikasinya, dan bagaimana
langkah Anda untuk meminimalisir jika terjadi risiko
(Kelompok rentan: bayi, anak-anak, lansia, dewasa dengan penyakit kronis,
ODHA)
“tidak ada”

H. INTERVENSI
1. Deskripsikan dan jelaskan semua bentuk intervensi (metode administrasi
treatmen, termasuk rute administrasi, dosis, interval dosis, dan masa
treatmen produk yang digunakan untuk investigasi dan komparator) (Tulis
“bukan penelitian intervensi” jika data sekunder)
Jelaskan secara detail semua intervensi atau perlakuan yang akan Anda
lakukan pada subjek penelitian Anda, termasuk penelitian yang akan
memberikan kuisioner : Peneliti wajib menjelaskan bagaimana cara pemberian
kuesioner, apakah online atau langsung, siapa yang mengisi, dibantu atau
responden sendiri, berapa lama responden memerlukan waktu untuk pengisian
kuesioner, dimana pengisian dilakukan.
Apabila peneliti akan memberikan intervensi perlakuan (eksperimen), dosis
(jika memberikan produk yang dikonsumsi subjek, jelaskan masa atau waktu
71

penggunaan, berapa kali intervensi diberikan, berapa lama, termasuk jika Anda
melibatkan kelompok kontrol sebagai pembanding, peneliti wajib menjelaskan
dengan lengkap. Jelaskan perlakuan Anda kepada seluruh subjek penelitian.
Pada penelitian kualitatif, peneliti juga wajib menjelaskan secara rinci
bagaimana proses wawancara dilakukan, berapa lama, dimana, apa yang akan
dilakukan jika terjadi sesuatu selama wawancara, cara menjaga privacy
partisipan, dan peralatan yang akan digunakan. Jelaskan secara rinci.

2. Apakah peneliti merencanakan untuk meneruskan atau menghentikan


standar terapi selama penelitian? Jelaskan!
Jelaskan jastifikasi Anda, pada kondisi bagaimanakah penelitian Anda dapat
diteruskan atau dihentikan (standar terapi dari penelitian Anda), Misal : jika
terjadi penurunan kondisi terhadap subjek penelitian, maka penelitian ini akan
dihentikan. Atau jika subjek penelitian tampak tidak mengalami penurunan
kondisi dan terjadi pebaikan kondisi, maka penelitian akan tetap dilanjutkan
hingga akhir.
“TIDAK

3. Adakah treatmen/pengobatan lain yang mungkin diberikan atau


diperbolehkan, atau menjadi kontraindikasi, selama penelitian?
Jika ada jelaskan, jika tidak pilih “tidak ada”

Jelaskan jika pasien dapat mengonsumsi obat lain dalam penelitian Anda, misal :
sampel adalah lansia dengan hipertensi. Anda akan memberikan intervensi
berupa senam lansia, namun subjek juga tetap diijinkan untuk mengonsumsi obat
Antihipertensi selama penelitian berlangsung.

“ TIDAK “
4. Adakah test klinis atau lab atau test lain yang harus dilakukan?
Jika ada jelaskan, jika tidak pilih “tidak ada”

Jelaskan jika ada test lab yang harus dilakukan subjek, misalkan pemeriksaan
darah lengkap.

I. MONITOR HASIL
Sampel dari form laporan kasus yang sudah distandarisir, metode pencatatan
respon teraputik (deskripsi dan evaluasi metode dan frekuensi pengukuran),
prosedur follow-up, dan, bila mungkin, ukuran yang diusulkan untuk menentukan
tingkat kepatuhan subyek yang menerima treatmen, (Prosedur monitoring hasil,
metode, maupun pengukuran)
Jelaskan mengenai form laporan kasus seperti lembar observasi subjek penelitian
yang telah terstandarisir untuk mencatat respon pasien terhadap intervensi yang
diberikan, termasuk frekuensi pengukuran, termasuk prosedur follow up pasien.
Misalkan penelitian Anda berupa intervensi yang diberikan selama beberapa hari
sehingga Anda wajib melakukan pemantauan atau monitoring terhadap kondisi
responden. Maka peneliti wajib memiliki lembar observasi terhadap perkembangan
kondisi responden.
72

“ TIDAK ADA”

J. PENGHENTIAN PENELITIAN & ALASANNYA


Penyebab yang mungkin dapat menghentikan penelitian
Jelaskan jika ada hal yang membuat penelitian dihentikan atau jika penelitian
multicenter, kapan lembaga dinonaktifkan dalam kerjasama

“TIDAK ADA”

K. ADVERSE EVENT & KOMPLIKASI (KEJADIAN YANG TIDAK


DIHARAPKAN)
1. Bagaimana peneliti mencatat, melaporkan, dan menangani adverse event:
Jelaskan!
Jelaskan bahwa Anda mempersiapkan metode pencatatan jika terjadi kejadian
yang tidak diharapkan selama penelitian berlangsung, misalkan subjek
mengalami penurunan kondisi secara tiba-tiba, atau meninggal dunia. Jelaskan
juga cara Anda dalam menangani kejadian tersebut.

“ TIDAK ADA”

2. Resiko yang diketahui dari adverse events, termasuk resiko yang terkait
dengan masing-masing rencana intervensi, dan terkait dengan obat, vaksin,
atau terhadap prosudur yang akan diuji cobakan
Jelaskan jika ada risiko yang peneliti ketahui dari intervensi yang akan diberikan,
misalkan misalkan pemberian ekstrak daun X dapat menyebabkan terjadinya
gangguan saraf pada dosis tertentu, atau intervensi senam lansia dapat
menyebabkan kelelahan pada lansia.

L. PENANGANAN KOMPLIKASI (p-14)


Jelaskan mengenai rencana Anda terhadap responden jika terjadi komplikasi,
misalkan memfasilitasi asuransi kesehatan subjek sehingga subjek segera mendapat
penanganan atau subjek penelitian Anda telah memiliki asuransi kesehatan sebagai
salah satu kriteria responden Anda.
1. Perencanaan detail bila ada risiko minimal/ luka fisik
“TIDAK ADA”

2. Apakah ada asuransi ?


“TIDAK ADA”

3. Pertanggungjawaban peneliti terhadap pengobatan


“ TIDAK ADA”

4. Kompensasi jika terjadi disabilitas atau kematian


“ TIDAK ADA”

M. MANFAAT
73

Jelaskan mengenai manfaat dari penelitian yang Anda lakukan terhadap subjek
penelitian secara pribadi dan bagi subjek lainnya misal dengan kondisi yang sama.
Contoh:
Pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah lansia, dapat bermanfaat untuk mengontrol tekanan
darah lansia sehingga kondisi kesehatan lansia sebagai subjek dapat tetap terjaga. Hal ini juga
bermanfaat bagi lansia lainnya yang menerapkan senam lansia untuk menjaga kesehatannya.

1. Bagi Peneliti, bagi subyek, dan pihak lain


Manfaat Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian ilmiah

mengenai Hubungan Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan

terhadap Pasangan Usia Subur (PUS).

Manfaat Bagi Tempat Penelitian

Sebagai sumber informasi dalam pelayanan di Puskesmas Kamonji

Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah dan diharapkan menjadi

masukan dan dapat memberikan penyuluhan atau edukasi untuk

meningkat Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan Pasangan Usia

Subur (PUS) terhadap Infertilitas

2. Bagi masyarakat, atas temuan yang mungkin selama penelitian


Diharapkan dapat dipakai sebagai bahan rujukan informasi bagi peneliti

lain hingga memberikan metode pendekatan yang sesuai.

N. KEBERLANJUTAN MANFAAT
Jelaskan kemungkinan upaya Anda untuk mempertahankan keberlanjutan
intervensi yang Anda terapkan jika bermanfaat. Misalkan : Anda akan
mengedukasi subjek untuk meneruskan intervensi dan melakukan advokasi ke
pihak terkait untuk dapat melanjutkan intervensi tersebut kepada para responden
yang memiliki kondisi serupa.
“TIDAK ADA”
1. Apabila ada keberlanjutan atas hasil yang signifikan dari penelitian
74

“TIDAK ADA”

2. Ketersediaan modal bagi keberlanjutan manfaat


“TIDAK ADA”

3. Pihak mana saja yang mendapatkan keberlansungan pengobatan? Adakah


pihak yang akan menanggung biayanya? dan berapa lama?
“TIDAK ADA”

O. INFORMED CONSENT
1. Cara/prosedur untuk menjelaskan dan mendapatkan informed consent
Jelaskan mengenai langkah yang akan Anda lakukan untuk mendapatkan
informed consent dari subjek penelitian termasuk wali dari subjek. Jelaskan juga
bagaimana cara Anda untuk menyamarkan nama subjek penelitian.

“TIDAK ADA”

2. Khusus Ibu Hamil: adanya perencanaan untuk memonitor kesehatan ibu


dan kesehatan anak jangka pendek maupun jangka panjang
Jika subjek penelitian Anda adalah ibu hamil, maka Anda harus merencanakan
bahwa Anda akan melakukan pemantauan yang berkelanjutan terhadap kondisi
kesehatan ibu hamil tersebut hingga anaknya dilahirkan.

“TIDAK ADA”

P. WALI
Berikan Alasan mengapa IC diberikan kepada Wali
Jelaskan jika subjek penelitian Anda menggunakan wali untuk ttd Informed
consent, misal: anak-anak, lansia (yang tidak mampu menandatangani)

“TIDAK ADA”

Q. BUJUKAN
1. Insentif apa yang akan diberikan calon subyek (Jenis barang, harga)
Jelaskan insentif apa yang akan Anda berikan kepada subjek penelitian sebagai
bentuk kompensasi atas keikutsertaannya dalam penelitian Anda. Insentif
sebaiknya diberikan sewajarnya dan tidak berlebihan. Semua penelitian yang
melibatkan manusia sebagai responden dan menyita waktu dan pikiran responden
wajib diberikan kompensasi sewajarnya oleh peneliti.
Bentuk kompensasi bisa dalam bentuk, barang, uang, ataupun edukasi yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan pengorbanan pasien untuk terlibat
dalam penelitian saudara.

“ TIDAK ADA”

2. Adakah penjelasan mengenai rencana dan prosedur, dan orang yang


betanggung jawab untuk menginformasikan bahaya atau keuntungan
75

peserta, atau tentang riset lain tentang topik yang sama, yang bisa
mempengaruhi keberlansungan keterlibatan subyek dalam penelitian
Jika ada jelaskan, jika tidak pilih ”tidak ada” “ TIDAK ADA”

Jelaskan rencana Anda untuk memberitahukan informasi mengenai proses


penelitian, jika ada terjadi perubahan, keuntungan atau hal yang membahayakan
subjek nantinya, termasuk jelaskan jika Anda menggunakan enumerator dalam
penelitian nanti yang akan kontak dengan subjek penelitian dalam
menginformasikan subjek.

R. PENJAGAAN KERAHASIAAN
1. Bagaimana cara mendapatkan sampel/responden/subyek dan menjaga
rahasia selama proses tersebut?
DENGAN MENDATANGI RUMAH WARGA YANG SESUAI DENGAN
SAMPLE DAN MENTANDATANGANI INFORM KONSEN
Dengan mentandatangani inform konsen
2. Apa yang dilakukan peneliti demi menjaga kerahasiaan semua data pribadi
yang didapatkan selama proses rekruitmen dan penelitian?
MENTANDATANGANI INFORM KONSEN

3. Adakah sistem pengkodean bagi identitas subyek? Bagaimana peneliti


menyimpan data tersebut? Kapan dan oleh siapa saja boleh dibuka disaat
darurat?
Jika ada jelaskan, jika tidak jelaskan “ TIDAK ADA”

Jelaskan cara Anda menjaga identitas subjek, termasuk cara menyimpan data
subjek

4. Adakah kemungkinan penggunaan lebih jauh dari data personal atau


material biologis ?
Jika ada jelaskan “ TIDAK ADA”

Jelaskan jika Anda menggunakan material biologis atau data personal lainnya

S. RENCANA ANALISIS
Jelaskan rencana analisis data yang akan Anda lakukan terhadap sampel nantinya
1. Rencana analisa statistik

2. Rencana analisa interim (saat penelitian)

3. Kriteria penghentian prematur keseluruhan penelitian


76

T. MONITOR KEAMANAN
1. Rencana peneliti untuk memonitor keberlansungan keamanan obat atau
intervensi lain yang dilakukan dalam penelitian atau trial :
Jika Anda melakukan penelitian dengan menggunakan obat-obatan, jelaskan cara
Anda memonitor keamanan intevensi yang Anda akan terapkan termasuk
keterlibatan komite pengawas.
“TIDAK ADA”

2. Perlukah dibentuk komite/tim safety monitoring?


Pilih salah salah satu “safetymonitoring”

U. KONFLIK KEPENTINGAN
Bagaimana peneliti mengatur adanya konflik? (conflict of interest)
Jika ada jelaskan, jika tidak pilih ”tidak ada”

Jelaskan jika ada konflik kepentingan dalam penelitian Anda.


“ Tidak ada”

V. MANFAAT SOSIAL
1. Apa manfaat riset tersebut bagi pengetahuan masyarakat? Apakah sudah
sesuai dengan nilai dan harapan para partisipan dan komunitas yang
berada di lokasi penelitian?
Jika penelitian Anda melibatkan masyarakat dengan sumberdaya lemah (misal:
sosial ekonomi lemah, masyarakat etrtimpa bencana) dan melibatkan sponsor,
maka jelaskan mengenai kontribusi yang diberikan sponsor untuk membangun
kapasitas masyarakat setempat agar sesuai dengan harapan dan kebutuhan
masyarakat
“TIDAK ADA”

2. Protokol penelitian (dokumen) yang dikirim ke komite etik harus meliputi


deskripsi rencana pelibatan komunitas, dan menunjukkan sumber-sumber yang
dialokasikan untuk aktivitas aktivitas pelibatan tersebut. Dokumen ini
menjelaskan apa yang sudah dan yang akan dilakukan, kapan dan oleh siapa,
untuk memastikan bahwa masyarakat dengan jelas terpetakan untuk
memudahkan pelibatan mereka selama riset, untuk memastikan bahwa tujuan
riset sesuai kebutuhan masyarakat dan diterima oleh mereka. Bila perlu
masyarakat harus dilibatkan dalam penyusunan protokol atau dokumen
ini (Guideline 7) (p44)2
Pilih salah satu lalu jelaskan
77

Jelaskan bahwa protokol yang Anda kirimkan sudah menggambarkan keterlibatan


masyarakat sebagai subjek penelitian secara lengkap, termasuk cara pelibatan
subjek dan penerapan intervensi kepada subjek penelitian.

W. HAK ATAS DATA


Siapa yang berhak atas data penelitian? Adakah kontrak atas kepemilikan
data? Terutama jika menggunakan sponsor industri
Jelaskan bila peneliti tidak memiliki hak atas SUBJEK PENELITIAN DAN PEMBIMBING
data

Jelaskan mengenai siapa saja yang memiliki hak atas data-data dari riset Anda,
misal Anda, subjek penelitian, dan pembimbing

X. PUBLIKASI
Rencana publikasi hasil pada bidang tertentu (seperti epidemiology, generik,
sosiologi) yang bisa beresiko berlawanan dengan kemaslahatan komunitas,
masyarakat, keluarga, etnik tertentu, dan meminimalisir resiko kemudharatan
kelompok ini dengan selalu mempertahankan kerahasiaan data selama dan setelah
penelitian, dan mempublikasi hasil hasil penelitian sedemikian rupa dengan selalu
mempertimbangkan martabat dan kemulyaan merek
1. Apakah Hasil penelitian bertentangan dengan kemaslahatan komunitas,
masyarakat, keluarga, atau etnik tertentu?

2. Apa rencana peneliti untuk publikasi hasil penelitian (seperti epidemiology,


generik, sosiologi)? Sertakan alasan jika tidak publikasi!

3. Apa rencana tindakan peneliti apabila hasil penelitian negatif? Apakah


tetap di publikasi?
DI PUBLIKASIKAN

Y. PENDANAAN
Sumber dan jumlah dana riset; lembaga funding, dan deskripsi komitmen
finansial sponsor pada kelembagaan penelitian, pada para peneliti, para
subyek riset, dan, bila ada, pada komunitas
Jelaskan jika penelitian Anda mendapatkan dana hibah dan jelaskan bentuk
komitmen sponsor

Z. KOMITMEN ETIK
Mohon lampirkan lembar komitmen etik
78
79
80
81

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa, jika dikemudian hari
saya terbukti memalsukan data pada penelitian tersebut diatas maka, Ethical Clearance
yang saya ajukan di KEPK STRADA dianggap TIDAK SAH

Tanda tangan Peneliti Utama


Palu, tanggal 07 Februari 2024

(Yuliantri)
82

AA. Daftar Pustaka


(Daftar referensi yang dirujuk dalam protokol)
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. 2022. Data Kesehatan

Keluarga Berencana. Palu. Provinsi Sulawesi Tengah

Profil Dinas Kesehatan Kota Palu. 2022. Data Keluarga Berencana. Kota Palu

Data Puskesmas Kamonji, 2022. PWS KIA Puskesmas Kamonji

Handayani, Luh Tuti. 2018. Kajian Etik Penelitian dalam Bidang Kesehatan

dengan Melibatkan Manusia Sebagai Subyek. The Indonesian Journal of Health

Science, 10(1), 49-50.

Assyifa, F. dkk. 2023. Hubungan Jenis Kelamin dengan Tingkat Kecemasan pada

Mahasiswa PSKPS FK ULM Tingkat Akhir dalam Pengerjaan Tugas Akhir.

Homeostasis, 6(2), 334.

Mulyani, Umi et al. 2021. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Infertilitas

Primer pada Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja UPTD Puskemas Lembak

Kab. Muara Enim Tahun 2021. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial,

8(8), 2699-2700.

Ridwan, Muannif et al. 2021. Studi Analisis tentang Makna Pengetahuan dan

Ilmu Pengetahuan serta Jenis dan Sumbernya. Jurnal Geuthèë: Penelitian

Multidisiplin, 4(1), 2.
83

Diana, Alis Nur., & Firdaus, Nalufar. 2023. Gambaran Tingkat Kecemasan pada

Wanita Usia Subur yang Mengalami Infertilitas. Jurnal Ilmiah Obsgin, 15(2),

454.

Yuliarfani, Nani., & Nina. 2022. Pengaruh Pekerjaan, Stres, Obesitas, dan Siklus

Menstruasi dengan Kejadian Infertilitas pada Wanita. Jumantik, 7(1), 21-22.

Tanaya, Violeta Yuman., & Yuniartika, Wachidah. 2023. Cognitive Behavior

Therapy (Cbt) sebagai Terapi Tingkat Kecemasan pada Lansia. Jurnal

Keperawatan Silampari, 6(2), 1420-1421.

Suwandi, Gheralyn Regina., & Malinti, Evelin. 2020. Hubungan Tingkat

Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Terhadap Covid19 pada Remaja di

SMA Advent Balikpapan. Manuju: Malahayati Nursing Journal, 2(4), 679.

Widyaningsih, Heriyanti et al. 2023. Pengendalian Kecemasan Menggunakan

Inhalasi Aromaterapi Jasmine pada Wanita Infertil dengan

Hysterosalpingography. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 14(1), 23-24.

Suzanna et al. 2022. Identifikasi Pengalaman Istri Mendapatkan Stigma Negatif

dengan Kondisi Infertilitas. Jurnal Keperawatan Silampari, 6(1), 184.

Ningsih, Neneng Fitria., & Nova, Desri. 2021. Faktor yang Berhubungan dengan

Kejadian Infertilitas pada Wanita Usia Subur (WUS). Jurnal Kesehatan

Tambusai, 2(1), 106.

Ayda, Mutimmatul., & Hendriani, Wiwin. 2022. Penerimaan Diri terhadap

Infertilitas: Studi pada Perempuan yang Gagal Menjalani Program Bayi Tabung.

Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan, 1(3), 172-174.


84

Agustina, Ely Eko., & Isnaeni, Siti. 2022. Hubungan Obesitas dan Stress dengan

Infertilitas pada Nullipara. Bidan Prada: Jurnal Publikasi Kebidanan, 13(1), 13-

14.

AB. Lampiran
1. Sampel formulir laporan kasus
2. Kuesioner/pengukuran/instrument/pemeriksaan
3. Informed Consent
4. Komitmen Etik
85

Anda mungkin juga menyukai