Anda di halaman 1dari 58

SKRIPSI

DUKUNGAN SUAMI DAN DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP


PENCEGAHAN INFEKSI LUKA PERINEUM DI RSUD KEFAMENANU

Oleh :
JULITHA SRIMIYATI LAKE
NIM : 2281A0809

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
KEDIRI 2024
HALAMAN PERSETUJUAN

DUKUNGAN SUAMI DAN DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN


TERHADAP PENCEGAHAN INFEKSI LUKA PERINEUM DI RSUD
KEFAMENANU
Diajukan Oleh :

JULITHA SRIMIYATI LAKE


NIM : 2281A0809

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI


Pada tanggal, 2024
Pembimbing

Bd,. Anggrawati Wulandari, SST, M.Kes


NIDN. 1019028702

Mengetahui
Dekan Fakultas Keperawatan & Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Dr. Agusta Dian Ellina..S.Kep,.Ns,.M.Kep


NIDN. 0720088503
HALAMAN PENGESAHAN

DUKUNGAN SUAMI DAN DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP


PENCEGAHAN INFEKSI LUKA PERINEUM DI RSUD KEFAMENANU
Oleh :
JULITHA SRIMIYATI LAKE
NIM : 2281A0809

Skripsi ini telah disetujui dan dinilai


Oleh Panitia Penguji
Pada Program Studi S1 Kebidanan
Pada hari, Tanggal 2024
PANITIA PENGUJI

Ketua : Bd. Riza Tsalatsatul Mufida, SST, M.Keb (.....……….….)


Anggota : 1. Asruria Sani Fajriah, SST, MKM (.……….……….)
2. Bd. Anggrawati Wulandari, SST, M.Kes (.....……….…....)
Mengetahui
Dekan Fakultas Keperawatan & Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Dr. Agusta Dian Ellina..S.Kep,.Ns,.M.Kep


NIDN. 0720088503
UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji syukur kepada TYME yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “DUKUNGAN SUAMI DAN
DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PENCEGAHAN
INFEKSI LUKA PERINEUM DI RSUD KEFAMENANU“ dapat
diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk meneruskan jenjang
penelitian pada Program Studi S1 Kebidanan di IIK STRADA Indonesia
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr Sentot Imam Suprapto.,MM,. selaku Rektor IIK STRADA Indonesia yang
telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan di Program Studi Kebidanan.
2. Dr. Agusta Dian Ellina..S.Kep,.Ns,.M.Kep Selaku Dekan Fakultas Kebidanan
Dan Keperawatan IIK STRADA Indonesia
3. Riza Tsalatsatul Mufida, SST, Bd.,M.Keb Selaku KaprodiS1 Kebidanan
Fakultas Kebidanan Dan Keperawatan IIK STRADA Indonesia
4. Anggrawati Wulandari, SST.Bd, M.Kes selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan pada penyusunan Skripsi ini.
5. Direktur RSUD Kefamenanu yang selalu memberikan Doa dan dukungan
dalam penyelesaian Skripsi ini.
6. Responden yang bersedia
7. Semua pihak yg membantu dalam penyelesaian skripsi ini .
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran dari semua pihak sangatlah kami
butuhkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan penulis khususnya. Amin.

Kediri, Januari 2024

Peneliti
DAFTAR ISI

PROPOSAL PENELITIAN................................................Error! Bookmark not defined.


USULAN PENELITIAN.................................................Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Road Map Penelitian.........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................9
2.1. Pencegahan Infeksi Luka Perineum.................................................................9
2.2. Pemberian KIE Tenaga Kesehatan....................Error! Bookmark not defined.
2.3. Dukungan Suami..............................................................................................16
2.4. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep.........................................................18
2.5 Kerangka Konsep.................................................Error! Bookmark not defined.
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT.......................Error! Bookmark not defined.
3.1. Tujuan Penelitian.............................................Error! Bookmark not defined.
3.2. Manfaat Penelitian...........................................Error! Bookmark not defined.
BAB IV METODE PENELITIAN...........................................................................20
4.1.Jenis Penelitian.......................................................................................................20
4.2. Prosedur Penelitian dan Tahapan Penelitian................................................22
4.3. Definisi Operasional.........................................Error! Bookmark not defined.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.....................Error! Bookmark not defined.
5.1. .Hasil Penelitian.....................................................Error! Bookmark not defined.
5.2. Pembahasan...........................................................Error! Bookmark not defined.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................Error! Bookmark not defined.
6.1.Kesimpulan.............................................................Error! Bookmark not defined.
6.2.Saran........................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................30
Tambahkan daftar table, daftar gambar, abstrak b.indo, b.ing,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencegahan infeksi pada luka perineum dapat dilakukan dengan

perilaku hidup bersih dan sehat termasuk kebersihan diri dengan

melakukan perawatan pada luka perineum, melakukan vulva hygiene yang

benar. Infeksi nifas juga sering terjadi karena pengetahuan ibu nifas

tentang perawatan luka perineum yang kurang baik seperti tidak mencuci

luka perineum dengan air sabun, tidak mengeringkan genitalia setelah

BAK dan BAB dan tidak melakukan cebok dari depan ke belakang akan

menyebabkan infeksi perineum. Perawatan perineum yang tidak benar

dapat mengakibatkan kondisi perineum yang terkena lokhea dan lembab

akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat

menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum. Menurut Leavel dan

Clark yang disebut pencegahan adalah merupakan segala kegiatan yang


dilakukan baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah suatu

masalah kesehatan atau penyakit.

Penyebab timbulnya infeksi pada vulva dapat merambah ke saluran

uretra atau pada vagina bisa memicu terjadinya komplikasi infeksi uretra

maupun infeksi pada vagina. Komplikasi yang terlambat ditangani akan

berdampak pada kematian ibu nifas karena kondisi ibu postpartum yang

masih lemah. Sepsis peurperalis dapat memicu masalah–masalah

kesehatan menahun seperti penyakit radang panggul kronis CPD (Pelvic

Inflammatory Disease) dan infertilitas.

Dampak jika ibu tidak melakukan pencegahan infeksi pada luka

perineum ibu maka akan timbul beragam masalah seperti pengeluaran

cairan vagina/flour albous, iritasi di daerah vulva, timbulnya masalah

infeksi pada saluran kemih, bau yang tidak menyenangkan dan infeksi

pada daerah vagina (vaginitis), Serta berbagai macam infeksi lainnya.

Menurut World Health Organitation (WHO), bahwa setiap menit

seorang perempuan meninggal karena komplikasi terkait dengan

komplikasi dengan kehamilan dan post partum. Dengan kata lain 1.400

perempuan meniggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan

meninggal setiap tahun karena kehamilan, persalinan dan nifas. AKI di

Indonesia tergolong masih tinggi dibandingkan denngan negara ASEAN

yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut 3-6 kali

dari AKI negara ASEAN dan 50 kali negara maju dan salah satunya
disebabkan karena infeksi dengan proporsi 20-30%. Kasus infeksi ini (25-

55%) disebabkan karena infeksi jalan lahir atau episiotomi.

Laporan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2016 mengatakan bahwa angka kematian ibu di Indonesia mencapai 235

per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes). Angka tersebut di Negara-

negara maju salah satunya disebabkan karena infeksi dengan proporsi 20-

30%, dan kasus ini 25-55% disebabkan oleh infeksi jalan lahir, yang

disebabkan beberapa faktor diantaranya kurangnya mobilisasi dini, vulva

hygiene yang tidak benar, vaskulerisasi, stressor, dan juga nutrisi yang

tidak seimbang. Lima pencetus kematian ibu tertinggi yaitu perdarahan

(30,1%), hypertensi (27,1%), infeksi (7,3 %),dan partus lama atau macet

(1,8%), dan abortus (1,6%).

Studi pendahuluan pada tanggal 10 September 2023 berdasarkan

wawancara yang dilakukan diwilayah kerja dengan kepala ruangan Poli

KIA di RSUD Kefamenanu mengatakan bahwa data kunjungan ibu nifas

pada bulan Januari sampai September 2023 terdapat 175 ibu nifas. Dan

yang mengalami luka perineum ada 102 ibu nifas berdasarkan data

kunjungan di RSUD Kefamenanu.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk

meneliti dukungan suami dan dukungan tenaga kesehatan terhadap

pencegahan infeksi luka perineum di RSUD Kefamenanu. Pengetahuan

rendah atau kurang memungkinkan terjadi infeksi lebih besar karena

kesalahan dalam perawatan luka perineum.


Upaya kesehatan masyarakat didefinisikan sebagai semua kegiatan

baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit (preventif),

meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial)

atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental,

sosial). Usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan

agar tidak sakit dan upaya penyembuhan bilamana sakit.

Penyebab seseorang melakukan pencegahan infeksi luka perineum

antara lain seperti perlu adanya pemberian KIE tenaga kesehatan. Hal ini

didukung dengan pernyataan bahwa sumber informasi juga sangat

berperan penting karena merupakan media/alat untuk mendapatkan

informasi atau pengetahuan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan

atau informasi kesehatan kepada ibu nifas mengenai pencegahan infeksi

selama masa nifas.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Dukungan Suami Dan Dukungan Tenaga Kesehatan

Terhadap Pencegahan Infeksi Luka Perineum Di RSUD Kefamenanu”

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan Dukungan Suami Dan Dukungan Tenaga

Kesehatan Terhadap Pencegahan Infeksi Luka Perineum Di RSUD

Kefamenanu

2. Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi dukungan suami pada pencegahan infeksi luka

perineum

2) Mengidentifikasi dukungan tenaga kesehatan pada pencegahan

infeksi luka perineum

3) Mengidentifikasi pencegahan infeksi luka perineum

4) Mengetahui hubungan antara dukungan suami dan dukungan

tenaga kesehatan terhadap pencegahan infeksi luka perineum di

ruang KIA RSUD Kefamenanu

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai dukungan tenaga kesehatan dan dukungan suami dengan

pencegahan infeksi luka perineum pada ibu serta mengembangkan

ilmu yang diterima selama bangku perkuliahan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat diterapkan oleh seluruh bidan di Indonesia dalam

melakukan dan membantu menurunkan infeksi luka perineum pada ibu

3. Manfaat Metodologi

Penelitian ini dapat menjadi masukan untuk penelitian selanjutnya

dengan menggunakan ilmu yang terbaru sehingga dapat memberi

manfaat bagi peneliti selanjutnya.


D. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai Dukungan Suami Dan Dukungan Tenaga

Kesehatan Terhadap Pencegahan Infeksi Luka Perineum pernah dilakukan

oleh peneliti sebelumnya, yaitu :

Tabel 1. Road Map Penelitian

No Nama Judul Metode Cara Hasil Penelitian Perbeda

/Tahun Pengukuran an

1. Sriani Hubungan vulva Penelitian Pengukuran Hasil Penelitian Pengam

Timba hygiene dengan desain /observasi dengan bilan

wa pencegahan deskriptif data menggunakan Uji sampel

Rina infeksi luka analitik Chi-square dan cara

Kundre perineum pada pendekatan diperoleh nilai penguku

Yoland ibu postpostum cross sectional. vulva hygiene yang ran

a di rumah sakit Sampel: Total bermakna yaitu

Bataha pancaran kasih Sampling p=0,001 yang lebih

tahun gmim manado antara populasi kecil dari α = 0,05.


2016 sesuai dengan

yang

dikehendaki

peneliti

2. Mayasa Penerapan Desain kuesioner Analisis data Desain

ri, Edukasi Family penelitian menggunakan cros

Sendity Centered menggunakan Wilcoxon sectional

a Indah Maternity Care true menunjukkan dengan

Jayanti, (FCMC) experimental berbeda signifikan sampel

Nicky terhadap pendekatan jika nilai Z lebih total

Danur Keluhan Ibu Pretest- kecil dari -1.960 populasi

Tahun Postpartum Posttest atau dengan nilai

2019 Melalui Asuhan Teknik sampel signifikansi kurang

Home Care random dari 0.05.

sistematik.

3. Yosali, Beberapa faktor Penelitian Metode Hasil pengujian Pengam

Magdal yang pendekatan analisis hipotesis yaitu bilan

ena berpengaruh kuantitatif Structural variabel sampel

Agu terhadap desain cross- Equation pencegahan dan cara

Sugesti, pencegahan setional Model puerperium penguku

Retno puerperium (potong (SEM). infections ran

Tahun infections lintang). dipengaruhi oleh

2018 Sampel 60 sumber informasi


responden. (7,31%), peran

tenaga kesehatan

(23,02%), peran

kader (19,26%),

peran keluarga

(18,77%), personal

hygiene Perception

(13,08%). Peran

tenaga kesehatan

secara langsung

pencegahan

puerperium

infections 81,44%,

pengaruh tidak

langsung 1,89%

dan pengaruh total

langsung dan tidak

langsung sebesar

83,34%.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pencegahan Infeksi Luka Perineum

1. Pengertian

Pencegahan dan pengendalian infeksi yang selanjutnya

disingkat PPI adalah upaya untuk mencegah dan meminimalkan

terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan

masyarakat sekitar. Pencegahan infeksi yaitu upaya yang dilakukan

individu untuk mencegah penularan infeksi dari lingkungan klien.

Pencegahan infeksi merupakan upaya untuk mencegah terjadinya

risiko penularan infeksi mikroorganisme yang berasal dari tenaga

kesehatan. Pencegahan infeksi merupakan tindakan melindungi ibu,

bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan


lainnya dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur.

Pencegahan infeksi juga adalah bagian yang esensial dari semua

asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus

dilaksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan

kelahiran bayi, paska persalinan ibu dan bayi baru lahir.

Prinsip pencegahan infeksi ini adalah bahwa: (1) Setiap

orang, baik ibu, bayi baru lahir maupun penolong persalinan harus

dianggap dapat menularkan penyakit, karena infeksi dapat timbul

tanpa gejala atau asimtomatik; (2) Setiap orang dianggap berisiko

terkena infeksi; (3) Semua benda dan peralatan yang telah tersentuh

dengan permukaan kulit yang tak utuh, lecet, selaput mukosa atau

darah dianggap telah terkontaminasi sehingga harus diproses

dengan benar setelah alat tersebut digunakan; (4) Jika tidak

diketahui apakah alat tersebut terkontaminasi atau tidak maka

semua alat harus dianggap masih terkontaminasi; (5) Risiko infeksi

tidak dapat dihilangkan secara total, tetapi dapat diminimalkan

sekecil mungkin untuk mengurangi risiko dengan menerapkan

tindakan pencegahan infeksi dengan benar dan konsisten.

2. Tujuan Pencegahan infeksi

Pencegahan infeksi dilakukan dengan tujuan untuk

mencegah dan meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh

mikroorganisme, meminimalkan resiko penyebaran penyakit yang

berbahaya yaitu Hepatitis B dan HIV/ AIDS kepada pasien, petugas


kesehatan, termasuk petugas kebersihan, melindungi ibu, Bayi Baru

Lahir, keluarga, penolong persalinan, dan tenaga kesehatan lain

sehingga mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur.

a. Cara Mencegah Infeksi

Cara atau tindakan yang dilakukan untuk mencegah

infeksi antara lain seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah

melakukan perawatan perineum, membersihkan vulva dari

depan ke belakang sampai daerah sekitar anus, mengganti

pembalut minimal 2 kali sehari, mengeringkan perineum

dengan menggunakan tissue atau handuk kecil, memasang

pembalut dari depan ke belakang.

b. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pencegahan Infeksi

1) Dukungan Suami

Dukungan suami adalah dukungan, dorongan, perhatian

dan bantuan yang diberikan oleh pasangan hidup dalam

hal ini suami dalam setiap upaya untuk kebaikan keluarga.

c. Infeksi Luka Perineum

Luka perineum didefinisikan sebagai adanya robekan pada

jalan lahir maupun karena episiotomi pada saat melahirkan

janin. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan

pertama dan tidak jarang juga terjadi pada persalinan

berikutnya. Infeksi merupakan suatu keadaan yang disebabkan

oleh mikroorganisme patogen, dengan/tanpa disertai gejala


klinik. Infeksi terkait pelayanan kesehatan (Health Care

Associated Infections) yang selanjutnya disingkat HAIs

merupakan infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan

di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa

inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul

setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada

petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait proses

pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Infeksi masa postpartum (puerpuralis) adalah infeksi pada

genitalia setelah persalinan, ditandai dengan kenaikan suhu

hingga mencapai 38ºC atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari

pertama pasca persalinan dengan mengecualikan 24 jam

pertama. Infeksi postpartum dapat disebabkan oleh adanya alat

yang tidak steril, luka robekan jalan lahir, perdarahan,

preeklamsia, dan kebersihan daerah perineum yang kurang

terjaga. Infeksi masa postpartum dapat terjadi karena beberapa

faktor pemungkin antara lain pengetahuan yang kurang, gizi,

pendidikan, dan usia.

B. Dukungan Tenaga Kesehatan

1) Teman terdekat, sekaligus pendamping ibu nifas dalam menghadapi

situasi kritis saat masa nifas


Pada awal masa nifas, ibu mengalami masa-masa sulit. Saat itulah

ibu sangat membutuhkan teman dekat yang bisa diandalkan oleh ibu

untuk mengatasi kesulitan yang dialami. Bagaimana pola hubungan

yang terbentuk antara ibu dan bidan akan sangat ditentukan oleh

keterampilan bidan dalam memberikan asuhan, serta sebagai teman

dekat pendamping ibu. Jika pada tahap ini hubungan yang terburuk

sudah baik maka tujuan dari asuhan akan lebih mudah tercapai.

2) Pendidik dalam usaha pemberian pendidikan kesehatan terhadap ibu

dan keluarga

Masa nifas merupakan masa yang paling efektif bagi bidan dalam

menjalankan perannya sebagai pendidik. Dalam hal ini, tidak hanya

ibu yang mendapatkan materi kesehatan, tetapi juga keluarga. Hal ini

merupakan salah satu teknik yang tepat dalam pemberian pendidikan

kesehatan, selain itu setiap pengambilan keputusan yang berhubungan

dengan kesehatan ibu dan bayi bidan harus melibatkan keluarga dalam

pelaksanaan pemberian asuhan.

3) Pelaksana asuhan kepada pasien dalam hal tindakan perawatan,

pemantauan, penanganan masalah, rujukan, dan deteksi dini

komplikasi masa nifas

Dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya, bidan sangat di

tuntut kemampuannya dalam menerapkan teori yang sesuai Asuhan


kebidanan III (Nifas) 5 kepada pasien. Perkembangan ilmu dan

pengetahuan yang paling terbaru yang harus diikuti agar bidan dapat

memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pasien. Penguasaan

bidan dalam pengambilan keputusan yang tepat mengenai kondisi

pasien sangatlah penting, terutama menyangkut penentuan kasus

rujukan, bidan harus menguasai pengetahuan sehingga dapat

mendeteksi dini adanya kelainan dan komplikasi, agar dapat dicegah

atau dapat ditangani secara cepat sehingga tidak terjadi suatu

keterlambatan. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini

karena marupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan

bahwa 60% kematian ibu termasuk kehamilan terjadi setelah

persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam. Oleh

karena itu, peran dan tanggung jawab bidan untuk memberikan asuhan

kebidanan ibu nifas dengan pemantauan mencegah beberapa kematian

ini. Peran bidan antara lain sebagai berikut:

a. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa

nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan

fisik dan psikologis selama masa nifas

b. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi, serta keluarga

c. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan

rasa nyaman

d. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan

ibu dan anak, serta mampu melakukan kegiatan administrasi


e. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan

f. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara

mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga

gizi yang baik, serta mempraktikkan kebersihan yang aman

Asuhan kebidanan III (Nifas)

g. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,

menetapkan diagnosis dan rencana tindakan juga

melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, serta

mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi

selama periode nifas

4) Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) adalah proses interaksi dua

arah dalam rangka penyampaian informasi antara komunikator

(pemberi informasi, dalam hal ini adalah bidan) dan komunikasi (yang

menerima informasi, yaitu pasien) dengan materi informasi yang

berkaitan dengan ibu nifas dan bertujuan untuk peningkatan

pengetahuan melalui metode pendidikan kesehatan. Penyuluhan

individual, metode ini merupakan metode untuk mengubah perilaku

individu yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan

individu tersebut. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat

dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya

pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun

rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,

dan/atau masyarakat.
Sumber informasi tentang pencegahan dan dampak

puerperium infections bagi ibu nifas sangat penting. Sumber informasi

juga sangat berperan penting karena merupakan media/alat untuk

mendapatkan informasi atau pengetahuan untuk mempermudah

penerimaan pesan-pesan atau informasi kesehatan kepada ibu nifas

mengenai pencegahan infeksi selama masa nifas.

Pencegahan infeksi dapat dilakukan pada ibu postpartum

dengan memberikan edukasi mengenai cara melakukan perawatan

vulva hygiene benar dan meningkatkan pengetahuan ibu serta

mengajarkan ibu cara cebok yang benar, sehingga ibu dapat

melakukan dengan baik dan benar.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesakan bahwa

proses interaksi antara tenaga kesehatan dengan ibu postpartum dalam

memberikan materi informasi berkaitan dengan pencegahan infeksi

luka sehingga menambah pengetahuan dan juga dapat merubah

perilaku ibu setelah melahirkan terutama pada perawatan luka

perineum.

C. Dukungan Suami

Dukungan suami adalah dukungan, dorongan, perhatian dan

bantuan yang diberikan oleh pasangan hidup dalam hal ini suami dalam

setiap upaya untuk kebaikan keluarga. Keberadaan dukungan suami sangat

penting bagi seorang istri dalam setiap pengambilan keputusan dan

perilaku kesehatan, seorang suami merupakan kepala rumah tangga dan


memiliki peran dalam menentukan keputusan penting dalam kehidupan

rumah tangga. Dukungan suami dapat memiliki dampak yang sangat besar

bagi istri ketika istri harus menentukan tindakan yang terbaik yang harus

dipilih.

Sehingga peneliti mensintesakan bahwa suatu bentuk dorongan,

perhatian dan respon dari suami kepada ibu yang mengalami luka

perineum sehingga ibu merasa nyaman dengan keadaan yang dialaminya.

D. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Pencegahan Infeksi

Asuhan kebidanan Masa Nifas dan Konseling KB Kunjungan

masa nifas dilakukan sebanyak 4 kali, jadwal kunjungan tersebut adalah

dalam 6-8 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu (Marmi, 2017). Kebersihan

diri membantu mengurangi sumber infeksi dan akan membuat rasa

nyaman. Perawatan perineum melalui personal hygiene bertujuan untuk

mencegah resiko terjadinya infeksi (Tulas et al, 2017). Selama melakukan

kunjungan edukasi pola pemenuhan nutrisi, istirahat, cara menyusui yang

baik dan benar, perawatan payudara, perawatan bayi baru lahir, tanda-

tanda bahaya pada masa nifas dan memberikan konseling tentang alat-alat

kontrasepsi sesuai kebutuhan ibu. Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh (Marmi, 2017). Pada saat kunjungan nifas ke lima, Ny

J.P dianjurkkan melakukan senam nifas, dimana senam nifas adalah

latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu setelah melahirkan setelah

keadaan tubuhnya pulih kembali. Fungsinya adalah untuk mengembalikan

kondisi kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan, mencegah


timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki regangan pada otot-

otot setelah kehamilan, terutama pada otot-otot bagian punggung, dasar

panggul, dan perut (Ineke et al, 2016). Asuhan kebidanan komprehensif

yang dilakukan menyebabkan ibu dapat menjalani masa kehamilan,

persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana secara normal,

tanpa ada masalah, penyulit dan komplikasi. Dukungan keluarga terutama

support suami menjadi factor penentu keberhasilan asuhan. Untuk itu,

dalam setiap asuhan, bidan sebaiknya menjalin kerjasama dengan keluarga

dan masyarakat agar kesehatan ibu dalam menjalami masa obstetrik,

menjadi prioritas bersama.

E. Teori Hubungan Dukungan Suami Dengan Pencegahan Infeksi

Dukungan suami merupakan bentuk respon suami untuk

mengurangi beban istrinya agar ia tidak mengalami stres dan tertekan

pasca persalinan dan dapat merawat sang buah hatinya dengan baik.

Dukungan suami dapat ditunjukkan baik secara fisik maupun emosional

melalui keterlibatannya dalam membantu istri untuk beradaptasi pasca

persalinan. Dari hasil penelitian Lestari (2016) yang berjudul “Jahitan

Perineum, Dukungan Suami, dan Ansietas Seksual Ibu Post Partum”. Hasil

penelitian kategori anastesi seksual berat 14 responden (40%), jahitan

perineum grade 2 sebanyak 21 responden (60%) dan yang tidak mendapat

dukungan dari saumi sebanyak 20 responden (57%). Menurut asumsi

peneliti mayoritas suami yang mendukung ibu pada masa nifas yaitu

positif dikarenakan tingkat pendidikan dan memiliki pengalaman


sebelumnya. Dukungan keluarga adalah proses yang terjadi sepanjang

hidup, dalam bentuk informasi, saran dan bantuan nyata, remaja yang

memperoleh dukungan secara emosional merasa lega karena diperhatikan,

mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya sehingga

akan menghasilkan stimulus yang positif. Menenurut asumsi peneliti

dengan kurangnya dukungan suami atau keluarga yang minim tidak

menjamin penyembuhan luka perenium tidak berjalan dengan baik.

Banyak faktor yang mempengaruhi proses pentembuhan luka, seperti

faktor gizi, personal hygiene dan konsumsi tambahan seperti vitamin.

F. Kerangka Teori

1. Kerangka Teori

Sumber : 1. Penerapan Edukasi Family Centered Maternity Care

(FCMC) terhadap Keluhan Ibu Postpartum Melalui Asuhan Home

Care (Mayasari, Senditya Indah Jayanti, Nicky Danur tahun 2019)

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pencegahan puerperium

infections (Yosali, Magdalena Agu Sugesti, Retno Tahun 2018)

Sumber : 2. Hubungan vulva hygiene dengan pencegahan infeksi luka

perineum pada ibu post partum di rumah sakit pancaran kasih gmim

manado (Sriani Timbawa Rina Kundre Yolanda Bataha tahun 2015)

Sumber : 3. Sikap, keterampilan individu, dan dukungan suami

terhadap perilaku pencegahan infeksi luka perineum ibu postpartum

(Yulianisa, Ella Mardiyah, Maryam Syarah, 2019)


Gambar 1. Kerangka teori

Dukungan Tenaga
Faktor yang mempengaruhi Kesehatan
Ibu Pencegahan Infeksi Luka
pencegahan infeksi
Nifas Perineum
_
Dukungan Suami
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu urutan langkah dalam melakukan

penelitian. Pada bagian ini akan diuraikan tentang metode yang digunakan dalam

penelitian, meliputi desain penelitian, kerangka kerja, populasi, sampel dan

sampling, identifikasi variabel, definisi operasional, lokasi dan waktu penelitian,

prosedur pengambilan dan pengumpulan data, cara analisis data, masalah etika,

serta keterbatasan penelitian (Hidayat, 2011).

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan strategi dalam mengidentifikasi

permasalahan sebelum perancangan akhir pengumpulan data (Nursalam,

2011). Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Dimana

variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini dikumpulkan

secara bersamaan. dimana variabel independen dalam penelitian ini adalah

Dukungan tenaga Kesehatan dan dukungan suami serta variabel

dependennya pencegahan infeksi luka perineum pada ibu. Instrument atau

alat ukur dalam penelitian dengan alat bantu kuesioner.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah ibu yang mengalami

ruptur perineum dan bersedia menjadi responden sedangkan kriteria

eksklusinya adalah ibu yang tidak mengalami ruptur perineum.

Informasi yang digunakan adalah informasi penting yang berasal

dari sumber-sumber dasar dan terdiri dari bukti-bukti peristiwa yang

sedang dipelajari dan efek sekunder yang terjadi di lapangan. Informasi


penting didapat langsung dari sumbernya dan didapat dari jawaban atas

pertanyaan yang dikumpulkan dengan mengisi survey ibu nifas di Bangsal

KIA RSUD Kefamenanu dan masyarakat yang melakukan kunjungan

ulang, selain informasi penting dilakukan penambahan informasi, yaitu

informasi khusus yang diperoleh dari file KIA wilayah di RSUD

Kefamenanu.

B. Kerangka Kerja

Kerangka kerja adalah bagian kerja terhadap rancangan kegiatan

yang akan dilakukan (Hidayat,2010).


Populasi
Seluruh ibu yang mengalami ruptur perineum di ruang KIA
RSUD Kefamenanu pada bulan November 2023 sampai dengan
bulan Januari tahun 2024 yang berjumlah30responden

Sampel

Seluruh ibu yang mengalami ruptur perineum di ruang KIA RSUD


Kefamenanu pada bulan November 2023 sampai dengan bulan Januari
tahun 2024 yang berjumlah 30 responden. Teknik sampling yang
digunakan yaitu purposive sampling diganti accidental sampling (table)
sendiri)

Pengumpulan Data

Variabel Independent Variabel Independent Variabel Independent


Dukungan Tenaga Dukungan Suami Pencegahan Infeksi
Kesehatan (Kuesioner) (Kuesioner) (Observasi)

Pengolahan Data

Analisa Data

Hasil

Kesimpulan
Gambar 3.1 Kerangka Kerja
C. Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti. Populasi atau yang sering dikenal dengan universe adalah

keseluruhan atau totalitas dari objek yang diteliti atau populasi itu

adalah kumpulan objek penelitian dimana data akan dijaring serta

dikumpulkan. Populasi penelitian ini yaitu seluruh ibu yang

mengalami ruptur perineum di ruang KIA RSUD Kefamenanu pada

bulan November 2023 sampai dengan bulan Januari tahun 2024 yang

berjumlah 30 responden.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi dimana cara

pengambilannya menggunakan cara tertentu, dimana pengukuran itu

dilakukan. Sampel pada penelitian ini adalah total populasi yaitu 30

responden adalah teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh

anggota populasi sebagai responden atau sampel yang mengalami

rupture perineum. Ada dua kriteria sampel yaitu inklusi dan kreteria

eksklusi. Penentuan kreteria sampel diperlukan untuk mengurangi

hasil penelitiaan yang bias. Kreteria inklusi adalah karakteristik umum


subyek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang

akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Sedangkan yang dimaksud dengan

kreteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subyek yang

memenuhi kreteria inklusi dari peneliti kerena sebab-sebab tertentu

(Notoatmodjo, 2010).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah ibu yang

mengalami ruptur perineum dan bersedia menjadi responden

sedangkan kriteria eksklusinya adalah ibu yang tidak mengalami

ruptur perineum.

Dihapus saja, jelaskan sampelnya siapa san jml nya brp??

3. Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi posisi dari populasi untuk

dapat mewakili populasi (Nursalam, 2011).

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling (diganti

accidental sampling, sesuaikan pengertiannya) yaitu suatu teknik

pengambilan sampel yang bertujuan untuk mendapatkan sampel

penelitian yang memiliki karakteristik tertentu, sehingga data yang

diperoleh dapat dianalisis dengan baik (Notoatmodjo, 2008).

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu

konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010).


1. Variabel Independent

Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan

variabel lain (Nursalam, 2011). Variabel Independen pada penelitian

ini adalah dukungan tenaga kesehatan dan dukungan suami.

2. Variabel Dependent

Variabel Dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh

variabel lain (Nursalam, 2011). Variabel Dependen dalam penelitian

ini adalah pencegahan infeksi luka perineum pada ibu.

E. Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang dapat diamati dari suatu yang

didefinisikan tersebut yang memungkinkan peneliti untuk melakukan

secara cermat terhadap obyek atau fenomena (Nursalam, 2011).

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

Alat Skala
No Variabel Definisi Konsep Indikator Kriteria
Ukur Ukur
1 Pencegahan Suatu tindakan Suatu tindakan Kuesi Ordinal 1. Dilakukan bila
Infeksi yang dilakukan yang dilakukan oner skor jawaban > 50%
Luka oleh ibu itu oleh ibu itu (apabila jawaban >6)
Perineum sendiri setelah sendiri setelah 2. Tidak dilakukan
melahirkan untuk melahirkan bila skor jawaban ≤
meminimalkan untuk 50% (jawaban ≤6).
masuknya kuman- meminimalkan (Syafrida, 2021)
kuman ke dalam masuknya
jalan lahir yang kuman-kuman
mengalami ke dalam jalan
robekan. lahir yang
mengalami
robekan seperti
mencuci tangan
sebelum dan
sesudah
merawat luka
perineum.
2 Dukungan Proses interaksi Memberikan Kuesi Ordinal 1.Tahu bila skor
tenaga antara tenaga edukasi oner jawaban > 50%
kesehatan kesehatan dengan berkaitan (apabil jawaban>6)
ibu postpartum dengan 2.Tidak tahu ≤ 50%
dalam pencegahan (apabila jawaban ≤
memberikan infeksi luka 6)
materi informasi perineum (Syafrida, 2021)
berkaitan dengan
pencegahan Cek lagi kriterianya,
infeksi luka harusnya kriteria
sehingga dukungan positif dan
menambah negative.
pengetahuan dan
juga dapat
merubah perilaku
ibu setelah
melahirkan
terutama pada
perawatan luka
perineum.

4 Dukungan Suatu bentuk Memberikan Kuesi Ordinal 1.Mendukung bila


suami dorongan, dorongan, oner skor jawaban > 50%
perhatian dan perhatian dan (jawaban > 6).
respon dari suami respon dari 2.Tidak mendukung
kepada ibu yang suami kepada bila skor jawaban ≤
mengalami luka ibu yang 50% (jawaban ≤ 6)
perineum mengalami (Syafrida, 2021)
sehingga ibu luka perineum
merasa nyaman sehingga ibu Cek lagi kriterianya,
dengan keadaan merasa nyaman harusnya kriteria
yang dialaminya. dengan dukungan positif dan
keadaan yang negative.
dialaminya
seperti
membantu dan
menemani ibu
dalam
melakukan
perawatan luka
perineum

F. Lokasi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUD Kefamenanu

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan November 2023 sampai

Januari 2024

G. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan peneliti pada

waktu penelitian menggunakan suatu metode (Arikunto, 2010). Pada

penelitian ini data yang digunakan adalah data primer, yaitu sumber –

sumber dasar yang terdiri dari bukti – bukti atau saksi utama dari kejadian

objek yang diteliti dan gejala yang terjadi di lapangan. Data primer

diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas

pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh ibu nifas

yang ada di ruang KIA RSUD Kefamenanu maupun yang melakukan

kunjungan ulang, selain data primer juga terdapat data sekunder yaitu data

diperoleh dari catatan dokumen yang dimiliki oleh ruang KIA RSUD

Kefamenanu.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:


1. Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan tahap awal dalam penelitian. Langkah yang

akan dilakukan tahap ini yaitu penyusunan proposal yang berisi

rancangan penelitian, pada langkah ini peneliti dibimbing oleh dosen

pembimbing yang disetujui oleh pembimbing kemudian selanjutnya

dapat di kembangkan oleh peneliti baik sesuai dengan teori ataupun

metode penelitian. Langkah pengumpulan data penelitian ini

dilakukan dengan cara, Membuat surat permohonan izin pengambilan

data dan izin penelitian pada ruang KIA RSUD Kefamenanu yang

dikeluarkan oleh IIK STRADA Indonesia, Mengajukan izin penelitian

kepada ruang KIA RSUD Kefamenanu untuk mengadakan penelitian,

Mengadakan pengkajian data yang relevan yang dapat mendukung

penelitian di ruang KIA RSUD Kefamenanu.

Pada tahap ini peneliti menyiapkan lembar kuesioner serta

mempersiapkan surat ijin penelitian dari instansi terkait demi

kelancaran penelitian selanjutnya.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap penggalian informasi data secara

mendalam dari pihak pihak terkait. Dengan berpegang pada kuesioner

yang dibuat pada tahap persiapan peneliti mengenal objek secara lebih

dalam dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan

tujuan penelitian yang telah disetujui oleh dosen pembimbing. Setelah

data yang diperlukan terkumpul maka dilaksanakanlah analisa data.


3. Tahap Pelaporan

Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan dan pemeriksaan

data untuk mendapatkan keabsahan data. Hal ini dilakukan untuk

mengecek kebenaran informasi yang di dapat dari infroman kepada

orang lain atau pihak-pihak yang ada kaitannya dengan informan

dengan tujuan untuk membandingkan informasi yang di dapat agar ada

jaminan kebenarannya. Pada tahap ini juga dilakukan perbandingan

antara hasil kuesioner serta membandingkan dengan informasi yang

didapat dari orang lain yang dekat dengan responden.

Peneliti menyusun laporan hasil pengumpulan data yaitu hasil dari

kuesioner. Setelah penyusunan laporan ini maka didapatkan hasil

penelitian dalam menyusun laporan mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan maksud dan tujuan penelitian yang kemudian

disusun secara sistematis berdasarkan prosedur pelaporan.

H. Analisis Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk

mencapai tujuan pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian yang mengungkap fenomena (Nursalam, 2011).

Untuk mengetahui hubungan antara ablele, dilakukan uji ablele

Chi-Square menggunakan Statistical Product and Solution Service (SPSS)

untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua ablele yaitu ablele

bebas dan ablele tergantung yang berskala nominal (Sugiyono, 2009).


Dengan derajat kemaknaan ditentukan α = 0,05 artinya jika hasil uji ablele

menunjukkan p ≤ α maka ada hubungan signifikan antar ablele.

I. Etika Penelitian

1. Informed Consent

Lembar persetujuan ini diberikan kepada subyek yang akan diteliti.

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan yang akan dilakukan serta

dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data.

Jika calon responden bersedia untuk diteliti, maka ,mereka harus

menandatangani lembar tersebut. Jika calon responden menolak untuk

diteliti maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap menghormati hak-

haknya (Hidayat, 2011).

2. Anomnity

Untuk menjaga kerahasiaan responden maka peneliti tidak

akan menentukan nama responden pada lembar pengumpulan data.

Cukup dengan memberi kode pada masing-masing lembar tersebut

(Hidayat, 2011).

3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi responden terjamin oleh peneliti karena

hanya kelompok data tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan

sebagai hasil riset (Hidayat, 2011)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian akan diuraikan pada bab ini yaitu Dukungan

Suami dan Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap Pencegahan Infeksi

Luka Perineum Di RSUD Kefamenanu dengan jumlah responden

sebanyak 30 responden. Hasil penelitian disajikan dalam 3 bagian yaitu

karakteristik lokasi penelitian, data umum yang meliputi: Jenis Kelamin,

Umur, Pekerjaan, pendidikan, terhadap infeksi Luka Perineum ibu pasca

nifas di RSUD Kefamenanu.

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Lokasi

Nama : Rumah Sakit Umum Kefamenanu

Alamat : Jalan Letjen Suprapto, Kefamenanu Tengah, Kota

Kefamenanu, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur

(NTT).

Telepon : 0388-31149, WA: 081239115603

Email : kefarsud.blud@gmail.com

Akreditasi : Paripurna
2. Visi, Misi dan Motto

a. VISI

“Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Kefamenanu dengan kualitas

pelayanan prima”

b. MISI

1. Meningkatkan kualitas pelayanan yang berorientasi pada peningkatan

mutu dan keselamatan pasien serta terjangkau kepada masyarakat;

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang kompeten, kreatif

dan inovatif;

3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana rumah sakit;

4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

c. MOTTO

“Senyum, Ramah, Tanggap"

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

a. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur yang dilakukan

di RSUD Kefamenanu dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur


Responden di RSUD Kefamenanu

Silahkan diketik sendiri, jangan ada garis2 di dalam tabel


Umur Frekuensi Persentase
21-25 10 33.33%
26-30 15 50.00%
31-35 3 10.00
36-40 2 %
6.67%
Jumlah 30 100%
Sumber : Kuesioner penelitian Julitha Srimiyati Lake, bulan Nov 2023-Januari 2024

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 30

responden didapatkan lebih dari setengah responden berusia 26

tahun sampai 30 tahun yaitu sebanyak masing-masing 15

responden (50 %).

b. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan yang dilakukan di

RSUD Kefamenanu dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan


Responden di RSUD Kefamenanu.

Silahkan diketik sendiri, jangan ada garis2 di dalam tabel


Pendidikan Frekuensi Persentase
SD 3 10.00%
SMP 6 20.00%
SMA 12 40.00%
D3 5 16.67%
S1 4 13.33%
Jumlah 30 100%
Sumber : Kuesioner penelitian Julitha Srimiyati Lake, bulan Nov 2023-Januari 2024

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa sebagian

besar 12 (40.00%) responden dalam penelitian ini dengan pendidikan

terakhir SMA. Sementara sebagian kecil responden dengan

pendidikan terakhir SD 3 (10.00%), SMP 6 (20.00%), Diploma 5


(16.67%), dan Sarjana 4 (13.33%). Dijelaskan yang data terbesar

saja.

c. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan yang

dilakukan di RSUD Kefamenanu dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


Responden di RSUD Kefamenanu.

Silahkan diketik sendiri, jangan ada garis2 di dalam tabel


Pekerjaan Frekuensi Persentase
IRT 19 63.33%
PNS 2 6.67%
Swasta 4 13.33%
Guru 5 16.67%
Jumlah 30 100%
Sumber : Kuesioner penelitian Julitha Srimiyati Lake, bulan Nov 2023-Januari 2024

beri kesimpulan data yang terbesar saja


2. Karakteristik Variabel

a. Distribusi Frekuensi Karakteristik Variabel Berdasarkan

Pencegahan Infeksi luka perineum, Dukungan Suami dan

Dukungan Tenaga Medis

Karakteristik variabel berdasarkan Pencegahan Infeksi luka

perineum, Dukungan Suami dan Dukungan Tenaga Medis yang

dilakukan di RSUD Kefamenanu dapat dilihat pada tabel berikut ini:


Tabel 4.4 Karakteristik Variabel Berdasarkan Pencegahan Infeksi
luka perineum, Dukungan Suami dan Dukungan Tenaga Medis di
RSUD Kefamenanu
Silahkan diketik sendiri, jangan ada garis2 di dalam tabel
No Variabel Frekuensi Persentase
1 Pencegahan Infeksi luka
perineum
Melakukan 25 88.33%
Tidak melakukan 5 16.67%
2 Dukungan Tenaga
Medis
Mendukung 27 90.00%
Tidak Mendukung 3 10.00%
3 Dukungan Suami
Mendukung 25 83.33%
Tidak Mendukung 5 16.67%
Sumber : Kuesioner penelitian Julitha Srimiyati Lake, bulan Nov 2023-Januari 2024

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa ibu

postpartumdi ruang KIA RSUD Kefamenanu dari 30

responden, sebanyak 5 responden (16.67 %) tidak melakukan

pencegahan infeksi luka perineum dan sebanyak 25

responden (83.33%) yang melakukan pencegahan infkesi luka

perineum, sebanyak 27 responden (90.00 %) dengan adanya

dukungan dari tenaga medis dan 3 responden (10.00%) tidak

adanya dukungan dari tenaga medis, yang mempunyai suami

yang tidak mendukung yaitu sebanyak 5 responden (16.67%),

dan sebanyak 25 responden (88.33%) mempunyai suami yang

mendukung.

Silahkan dijelaskan data yang terbanyak saja,

3. Analisa Hasil Uji Statistik


Hasil Analisis Uji Chi Square Hubungan antara dukungan suami

dan dukungan tenaga Kesehatan terhadap pencegahan infeksi luka

perineum di ruang KIA RSUD Kefamenanu.

Dukungan_Suami * Dukungan_Tenaga_Kesehatan Crosstabulation


Count
Dukungan_Tenaga_Kesehat Total
an
mendukung Tidak
mendukung
mendukung 25 0 25
Dukungan_Suam
i tidak
2 3 5
mendukung
Total 27 3 30

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 16.667a 1 .000
Continuity Correctionb 10.667 1 .001
Likelihood Ratio 12.775 1 .000
Fisher's Exact Test .002 .002
Linear-by-Linear
16.111 1 .000
Association
N of Valid Cases 30
a. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .50.
d. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures
Value Asymp. Std. Approx. Approx.
Errora Tb Sig.
Interval by
Pearson's R .745 .152 5.916 .000c
Interval
Ordinal by Spearman
.745 .152 5.916 .000c
Ordinal Correlation
N of Valid Cases 30
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Hasil uji statistik, hubungan dukungan suami dan dukungan tenaga

Kesehatan terhadap pencegahan infeksi luka perineum pada ibu postpartum

diperoleh nilai p-value= 0,000 ( < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa

hipotesa nol (H0) ditolak sehingga ada hubungan antara dukungan suami

dan dukungan tenaga Kesehatan terhadap pencegahan infeksi luka perineum

pada ibu postpartum. Dengan nilai correlation coefficient 0,745 yang artinya

tingkat hubungannya masuk kategori hubungan kuat, dimana rentang nilai

korelasi antara 0,60-0,799 termasuk dalam kategori hubungan kuat

(Sugiyono, 2010).

BAB V

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Dukungan Suami pada Pencegahan Infeksi Luka

Perineum

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel dukungan suami

menunjukkan bahwa dari 30 responden terdapat 25 ibu postpartum

(83.33%) yang mendapat dukungan suami sedangkan terdapat 5

ibu postpartum (16.67%) tidak mendapat dukungan suami.

Dukungan suami merupakan suatu bentuk dorongan, perhatian dan

respon dari suami kepada ibu yang mengalami luka perineum


sehingga ibu merasa nyaman dengan keadaan yang dialaminya

(Yuliasti E, 2019). Dukungan dari orang terdekat seperti suami dan

kerabat keluarga akan memberikan dampak pada proses pemulihan

pada masa nifas seperti merasa diperhatikan, dikontrol,

menganjurkan makan bergizi, istrahat yang cukup, serta menjaga

personal hygiene sehingga bisa mengurangi beban istri, agar tidak

mengalami stres dan tertekan pada pasca persalinan serta dapat

menghindari timbulnya infeksi (Srikaryati,2016).

Peneliti berpendapat bahwa ibu postpartum di ruang KIA

RSUD Kefamenanu sebagian besar mendapat dukungan suami

terhadap pencegahan infeksi luka perineum.

Jelaskan fakta (hasil penelitian), teori (dari penelitan

sebelumnya), opinidari peneliti

B. Identifikasi dukungan tenaga Kesehatan dengan pemberian

Pemberian KIE dalam??? Pencegahan Infeksi Luka Perineum

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel pemberian KIE

tenaga kesehatan menunjukkan bahwa dari 30 responden terdapat

27 ibu postpartum (90.00%) yang mendapat pemberian KIE tenaga

kesehatan sebagai pwerwujudan untuk mendukung pencegahan luka

perineum, dan terdapat 3 ibu postpartum (10.00%) yang tidak


mendukung untuk mendapatkan mendapat pemberian KIE tenaga

kesehatan. Komunikasi edukasi dan informasi dapat dilakukan

dengan beberapa cara antara lain melalui media penyuluhan seperti

menggunakan buku KIA dengan cara penyampaiannya berulang

dan berjenjang baik secara individual maupun kelompok (Mayasari

SI, Jayanti ND, 2019).

Seiring berkembangnya zaman, edukasi dapat dilakukan

melalusi media social, juga dapat dilakukan dengan menggunakan

fasilitas seperti leaflet dan video melalui whatsapp dan berbagai

platform lainnya. Kurangnya pemberian informasi tentang

kebersihan diri akan berdampak buruk bagi kesehatan ibu

postpartum karena kuman dapat masuk melalui vagina sehingga

akan terjadi infeksi pada luka perineum (Mayasari SI, Jayanti ND,

2019).

Tenaga kesehatan juga bertugas membantu, melayani dan

memberikan edukasi kepada ibu postpartum dalam meningkatkan

pelayanan kesehatan dan tindakan yang diberikan sehingga

diharapkan ada perubahan perilaku dalam melakukan perawatan

luka perineum untuk bisa mencegah infeksi pada luka perineum

(Yosali MA, Sugesti R., 2018).

Peneliti berpendapat bahwa ibu postpartum di ruang KIA

RSUD Kefamenanu sebagian besar mendapat dukungan dari tenaga


Kesehatan dengan pemberian KIE tenaga kesehatan terhadap

pencegahan infeksi luka perineum.

Jelaskan fakta (hasil penelitian), teori (dari penelitan

sebelumnya), opinidari peneliti

C. Identifikasi pencegahan infeksi luka perineum berdasarkan

personal hygiene.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel personal hygiene

menunjukkan bahwa dari 30 responden terdapat 5 ibu postpartum

(16.67%) yang tidak melakukan personal hygiene dan terdapat 25

ibu postpartum (83.33%) yang melakukan personal hygiene.

Personal hygiene merupakan suatu upaya kesehatan

perorangan untuk memelihara kesehatan diri sendiri agar mencegah

timbulnya infeksi (Tulas V,.dkk, 2017). Manfaat dari personal

hygiene untuk menjaga vagina dan daerah sekitarnya tetap bersih

dan nyaman adalah mencegah munculnya keputihan, bau tidak

sedap dan gatal-gatal serta menjaga PH vagina tetap normal

(Timbawa S., dkk, 2015). Menganjurkan pada ibu postpartum

menjaga kebersihan diri dengan cara mandi minimal 2 kali dalam

sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur ibu, merawat

perineum dengan menggunkana larutan antiseptic, dan selalu

mengingatkan pada ibu untuk cara mencebok dari arah depan ke

arah belakang (Fatihatul Hayati, 2020).


Peneliti berpendapat bahwa ibu postpartumdi ruang KIA RSUD

kefamenanu sebagian besar dapat melakukan personal hygiene.

Jelaskan fakta (hasil penelitian), teori (dari penelitan

sebelumnya), opinidari peneliti

D. Hubungan antara dukungan suami dan dukungan tenaga

Kesehatan terhadap pencegahan infeksi luka perineum di

ruang KIA RSUD kefamenanu.

Hasil uji statistik, hubungan dukungan suami dan dukungan

tenaga Kesehatan terhadap pencegahan infeksi luka perineum pada

ibu postpartumdiperoleh nilai p-value = 0,000 (< 0,05) sehingga

dapat disimpulkan bahwa hipotesa nol (H0) ditolak sehingga ada

hubungan antara dukungan suami dan dukungan tenaga Kesehatan

terhadap pencegahan infeksi luka perineum pada ibu postpartum.

Dengan nilai correlation coefficient 0,745 yang artinya tingkat

hubungannya masuk kategori hubungan kuat, dimana rentang nilai

korelasi antara 0,60-0,799 termasuk dalam kategori hubungan kuat

(Sugiyono, 2010).

Dukungan dari suami maupun tenaga Kesehatan sangat

berpengaruh terhadap pencegahan infeksi luka perineum

dibandingkan dengan ibu postpartumyang tidak mendapatkan


dukungan. Dukungan dari orang-orang terdekat seperti suami dan

keluarga akan berdampak pada proses pemulihan sehingga bisa

mengurangi beban istrinya agar tidak mengalami stres dan tertekan

pada masa nifas. Dukungan suami pada ibu postpartum yang

mengalami luka perineum akan merasa nyaman dan mendapatkan

perlindungan dan dukungan serta nasehat-nasehat dalam merawat

kebersihan diri selama masa nifas. Tenaga Kesehatan (Bidan) yang

tidak menjalankan tugasnya sebagai pendidik ibu nifas,

menfasilitasi ibu dalam mendapatkan pelayanan Kesehatan serta

memotivasi ibu nifas untuk datang berkunjung periksa Kesehatan

mempengaruhi rendahnya kualitas kunjungan nifas sehingga

apabila ada tanda bahaya nifas tidak dapat diketahui dengan cepat

(Widya Lestari, 2019).

Jelaskan fakta (hasil penelitian), teori (dari penelitan

sebelumnya), opinidari peneliti


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di ruang KIA

RSUD Kefamenanu pada 30 responden tentang Dukungan suami dan

Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap Pencegahan Infeksi Luka Perineum,

maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Dukungan suami terhadap pencegahan infeksi luka perineum mendapat

respon dari sebagian besar responden yaitu sebanyak 25 responden

(83.33%).

2. Dukungan tenaga Kesehatan terhadap pencegahan infeksi luka perineum

yaitu sebanyak 27 responden (90.00%).

3. Pencegahan infeksi luka perineum berdasarkan personal hygiene adalah

sebanyak 25 responden (83.33%).

4. Uji statistik menggunakan uji Chi-Square didapatkan hasil p = 0,000 <

0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada hubungan antara

dukungan suami dan dukungan tenaga Kesehatan terhadap pencegahan

infeksi luka perineum. Dengan nilai correlation coefficient 0,745 yang

artinya tingkat hubungannya masuk kategori hubungan kuat, dimana


rentang nilai korelasi antara 0,60-0,799 termasuk dalam kategori hubungan

kuat.

B. Saran

Saran yang peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Bagi ibu masa nifas

Bagi ibu masa nifas agar mengkonsumsi makanan tinggi serat untuk

mengurangi konstipasi, melakukan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi

rasa nyeri yang dirasakan, serta melakukan perawatan luka perineum sesuai

dengan arahan para tenaga Kesehatan (Bidan) dengan benar untuk

mencegah terjadinya infeksi pada perineum.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi Tenaga Kesehatan agar selalu mendukung dan melakukan KIE terkait

penanganan atau perawatan luka perineum bagi ibu nifas dengan kerabat

terdekatnya seperti keluarga dan suami, agar mencegah dampak terjadinya

infeksi luka perineum.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan melakukan penggalian informasi yang lebih mendalam dan

lebih luas tentang luka perineum dan pencegahannya pada ibu nifas melalui

buku-buku yang kompeten, serta bisa ditambah lagi jumlah responden

dengan menggunakan teknik sampling yang berbeda.


DAFTAR PUSTAKA

Dewi Susanti EP. Pemberian kie dengan pengetahuan ibu nifas mengenai infeksi
masa nifas di dusun kelapa dua. J Pengabmas Masy Sehat [Internet].
2020;2(3):235–7. Available from:
http://ejournal.poltekkes-denpahttp//ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id/
index.php/JPMS/article/view/jpms2406
Ermawaty Arisandi Siallagan FEM. Gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang pencegahan infeksi luka perineum di klinik krsitina sidikalang
tahun 2021. J Ilmu Keperawatan. 2021;1(2):127–40.
Lisa NIS. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang perawatan luka
perineum dengan penyembuhan luka perineum di wilayah kerja upt.
puskesmas gajah mada dan wilayah kerja upt. puskesmas tembilahan hulu.
J kebidanan. 2019;5(3):141.
Mayasari SI, Jayanti ND. Penerapan Edukasi Family Centered Maternity Care
(FCMC) terhadap Keluhan Ibu Postpartum Melalui Asuhan Home Care. J
Ners dan Kebidanan (Journal Ners Midwifery). 2019;6(2):134–40.
Martina Pakpahan, Deborah Siregar, Andi Susilawaty, Tasnim, Mustar, Radeny
Ramdany EIM, Efendi Sianturi, Marianna Rebecca Gadis Tompunu Yenni
Ferawati Sitanggang MM. Promosi Kesehatan & Perilaku Kesehatan
[Internet]. Watrianthos R, editor. Jakarta: EGC. Jakarta: Yayasan Kita
Menulis; 2021. 168 p. Available from:
http://fik.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/10/2.-PROMOSI-
KESEHATAN-DAN-ILMU-PERILAKU.pdf
Nurul Azizah, Rafhani Rosyidah. Buku Ajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Nifas dan Menyusui. 2019
PER-01/PJ/2017 N. Permenkes. Permenkes 2017 [Internet]. 2017;53(4):130.
Available from:
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._27_ttg_Pedo
man_Pencegahan_dan_Pengendalian_Infeksi_di_FASYANKES_.pdf
Ritna. Faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya pencegahan infeksi pada
ibu bersalin di rsud kota kendari tahun 2017. 2017;88. Available from:
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/105/
Sri Karyati. Jahitan perineum, dukungan suami, dan ansietas seksual ibu
postpartum. Jur Keperawatan, Stikes Muhammadiyah Kudus [Internet].
2016;3(2005). Available from:
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/6811/48. Sri
Karyati.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Suwardi S, Mouliza N. Hubungan pengetahuan ibu menyusui tentang cara
perawatan luka perineum dengan infeksi perineum. Wind Heal J Kesehat
[Internet]. 2019;2(4):338–44. Available from:
http://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/article/view/208
Triyani Y, Wittiarika ID, Hardianto G. Faktor yang mempengaruhi proses
penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di RSUD, Papua. Indones
Midwifery Heal Sci J. 2021;5(4):398.
Tulas V, Kundre R, Bataha Y. Hubungan perawatan luka perineum dengan
perilaku personal hygiene ibu post partum di rumah sakit pancaran kasih
Gmim Manado. J Keperawatan UNSRAT. 2017;5(1):104712.
Widya Lestari, D. F. S. (2019) ‘Peran Tenaga Kesehat An Dan Kualitas
Kunjungan Nifas Pada Ibu Yang Memiliki Bayi Usia 2 - 12 Bulan’, Jurnal
Kesehatan Mercusuar, 2(1)
Yati Nurhayati. Hubungan pengetahuan ibu nifas tentang vulva hygiene dengan
tingkat kesembuhan luka perineum pada ibu nifas. J Keperawatan dan
Kebidanan [Internet]. 2020;12(2):12–20. Available from: http://e-
journal.lppmdianhusada.ac.id/index.php/jkk/article/view/145/137
Yosali MA, Sugesti R. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pencegahan
puerperium infections. J Ilm Kebidanan Indones. 2018;8(01):8–21.
Yulianisa E, Mardiyah MS. Sikap, keterampilan individu, dan dukungan suami
terhadap perilaku pencegahan infeksi luka perineum ibu postpartum. J Ilm
Kebidanan Indones. 2019;9(04):154–62.
Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


Setelah mendapat penjelasan tentang kegiatan penelitian ini yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama :…………………….
Alamat : ……………………
No. Peneliti : ……………………
Dengan ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi menjadi responden
dalam penelitian “KIE Tenaga Kesehatan dan Dukungan Suami terhadap
Pencegahan Infeksi Luka Perineum Pada Ibu”.
Demikian persetujuan ini kami buat dengan kesadaran tanpa paksaan dari
siapapun.

Kefamenanu, ….2023
Responden,

(…………….)
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
Judul : Dukungan Suami Dan Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Pencegahan
Infeksi Luka Perineum Di Rsud Kefamenanu
Petunjuk Umum :
1. Tulislah tanggal pengisian sesuai tanggal waktu mengisi kuesioner
2. Tulislah identitas diri anda hanya dengan mengisi umur, pendidikan,
pekerjaan paritas (berapa kali melahirkan)
3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai menurut saudara dengan diberi tanda
(√).
4. Contoh pengisian :
No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah Ibu pernah mendapat
informasi terkait kesehatan dari
tenaga kesehatan (bidan) selama
masa persalinan?

5. Bila dalam pengisian ada yang kurang jelas anda dapat bertanya kepada
peneliti.
Tanggal pengisian : ………………
No. Responden : ………………
Umur : ………………
Pendidikan : ………………
Pekerjaan : ………………
Paritas (jumlah anak) : ……………….
A.
No Pernyataan Ya Tdk
1 Apakah ibu mencuci tangan dengan memakai
sabun dan membilas dengan air bersih sebelum
dan sesudah merawat luka jahitan perineum
2 Apakah ibu menggunakan kasa betadine pada
luka jahitan perineum
3 Ibu mengganti kasa di luka perineum tiap kali
setelah BAB/BAK
4 Ibu membersihkan luka jalan lahir menggunakan
sabun dan membilas dengan air yang bersih
5 Ibu membersihkan luka dari belakang(anus)
sampai depan (vagina) sehingga tidak terjadi
infeksi
6 Ibu membersihkan daerah anus terlebih dahulu
setelah itu membersihkan daerah vulva
7 Ibu menyentuh luka robekan jalan lahir lebih
sering agar cepat sembuh
8 Ibu merawat luka perineum saat bangun tidur saja
9 Ibu membersihkan daerah kewanitaan dengan
menggunakan sabun sirih
10 Ibu menjaga kebersihan diri, dari pakaian dan
tempat tidur untuk mencegah infkesi

B
No Pernyataan Ya Tdk
1 Saya mendapat informasi tentang perawatan luka
perineum dari tenaga kesehatan (bidan)
2 Tenaga kesehatan (bidan) bersedia membantu saya
dalam menjelaskan secara rinci tentang cara
merawat luka perineum
3 Tenaga kesehatan (bidan) memberikan edukasi
dengan menggunakan lembar balik seperti buku
KIA
4 Saat tenaga kesehatan ( bidan ) memberikan
edukasi itu menghadirkan suami atau keluarga
terdekat
5 Tenaga kesehatan (bidan) menganjurkan saya agar
membaca buku KIA yang berisi tentang perawatan
luka perineum
6 Saya memahami penjelasan dari tenaga kesehatan
tentang perawatan luka perineum yang benar
7 Saya merawat luka perineum saya sesuai anjuran
dari tenaga Kesehatan
8 Saya melakukan perawatan luka robek didaerah
kemaluan saat melahirkan dengan tujuan
mencegah terjadinya infeksi
9 Saya melakukan cara yang baik dalam perawatan
luka jahitan yaitu membersihkan daerah
kewanitaan dengan menggunakan sabun dan
membilas dengan air bersih
10 Saya rutin minum obat sesuai dengan anjuran dari
tenaga Kesehatan

C
No Pernyataan Ya Tdk
1 Suami mendorong saya untuk melakukan
perawatan luka jahitan saya secara rutin
2 Suami mengingatkan saya untuk melakukan
perawatan luka perineum yang benar sesuai
anjuran bidan
3 Suami dengan setia menemani saya dalam
melakukan perawatan luka perineum selama masa
nifas
4 Suami memberikan pujian kepada saya setelah
saya merawat luka perineum dengan baik
5 Suami memperhatikan kebersihan pakaian saya
setiap kali saya membutuhkannya.
6 Suami mengingatkan saya untuk kontrol ke bidan
sesuai jadwal yang ada
7 Suami memberikan support atau semangat dalam
menghadapi masa nifas
8 Suami memotivasi saya untuk makan dan minum
yang dibutuhkan selama masa nifas
9 Suami memotivasi saya untuk makan sayur dan
buah yang banyak
10 Suami mengingatkan saya untuk minum obat
sesuai anjuran tenaga kesehatan
Sumber : Pemberian Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Tenaga
Kesehatan, Personal Hygiene dan Dukungan Suami dengan Pencegahan
Infeksi Luka Perineum pada Ibu Postpartum (Efriana Gaimau, 2022)

Hasil rekap data tabulasi, hasil spss, dokumentasi penelitian dan lapiran
lainnya silahkan dilampirkan

Anda mungkin juga menyukai