Anda di halaman 1dari 56

1

PENGARUH TERAPI MUROTAL AL-QUR’AN TERHADAP

PENURUNAN SKALA NYERI PADA PASIEN POST OPERATIF BEDAH

MAYOR DI RSUD SUKADANA LAMPUNG TIMUR

TAHUN 2021

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:

TAUFIK SATRIO FANCA ARTAMANHU

NPM : 200101057P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

TAHUN 2021
PENGARUH TERAPI MUROTAL AL-QUR’AN TERHADAP

PENURUNAN SKALA NYERI PADA PASIEN POST OPERATIF BEDAH

MAYOR DI RSUD SUKADANA LAMPUNG TIMUR

TAHUN 2021

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan

Oleh:

TAUFIK SATRIO FANCA ARTAMANHU

NPM : 200101057P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

TAHUN 2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Proposal :

PENGARUH TERAPI MUROTAL AL-QUR’AN TERHADAP

PENURUNAN SKALA NYERI PADA PASIEN POST OPERATIF BEDAH

MAYOR DI RSUD SUKADANA LAMPUNG TIMUR TAHUN 2021

Nama : Taufik Satrio Fanca Artamanhu

NIM : 200101057P

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk seminar proposal.

Pringsewu, Agustus 2021

Pembimbing

Dian Arif W., S.Kep., Ners., MAN

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan

Karunia-Nya, sehingga penyusunan proposal penelitian yang berjudul Pengaruh

Terapi Murotal Al-Qur’an Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien

Post Operatif Bedah Mayor Di Rsud Sukadana Lampung Timur Tahun 2021

, dapat saya selesaikan. Penyelesaian proposal penelitian ini juga berkat dorongan

dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankan penulis

menghaturkan rasa terimakasih kepada bapak/ibu yang terhormat:

1. Ibu Sukarni, SST., M.Kes selaku Ketua Yayasan Aisyah Lampung

2. Bapak Hardono, S.Kep., Ners., M.Kep sebagai Rektor Universitas

Aisyah Pringsewu Lampung

3. Ibu Wiwi Febriani, S.Gz., M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Universitas Aisyah Pringsewu Lampung

4. Bapak Ikhwan Amirudin, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Kepala Program

Studi S1 Keperawatan Universitas Aisyah Pringsewu Lampung

5. Bapak Dian Arif W., S.Kep., Ners., MAN selaku pembimbing utama dan

pendamping yang telah banyak membantu penyelesaian penulisan

proposal penelitian ini.

6. Bapak Dr. Wayan Widyana selaku Direktur RSUD Sukadana Lampung

Timur

7. Bapak (Alm) Taat Suwahyo KR dan Ibu Suratmi serta keluarga yang

selalu mendukung penyusunan skripsi ini

8. Dan segenap pihak yang membantu jalannya penelitian

iii
Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah

di berikan dan semoga Proposal ini dapat dijadikan pedoman untuk melakukan

penelitian.

Penulis menyadari dalam penulisan proposal ini masih banyak kekurangan

untuk itu, penulis sangat mengharapkan masukan serta saran yang membangun

guna perbaikan selanjutnya. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita

semua. Amin.

Pringsewu, 15 Agustus 2021

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL DEPAN..................................................................... i

iv
HALAMAN JUDUL DALAM.................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... iii

KATA PENGANTAR.................................................................................. iv

DAFTAR ISI................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL........................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.............................................................................. 1

1.2. Identifikasi Masalah...................................................................... 3

1.3. Rumusan Masalah......................................................................... 3

1.4. Tujuan Penelitian........................................................................... 4

1.5. Manfaat Penelitian......................................................................... 4

1.6. Ruang Lingkup.............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Operasi............................................................................................ 6

2.2 Nyeri............................................................................................... 8

2.3 Teknik Relaksasi Murotal Al-Qur’an............................................. 17

2.4 Penelitian Terkait............................................................................ 21

2.5 Kerangka Teori............................................................................... 22

2.6 Kerangka Konsep............................................................................ 23

2.7 Hipotesis Penelitian........................................................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian........................................................................... 25

v
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian....................................................... 26

3.3 Subjek Penelitian .......................................................................... 26

3.4 Variabel Penelitian........................................................................ 28

3.5 Definisi Operasional...................................................................... 28

3.6 Etika Penelitian.............................................................................. 29

3.7 Pengumpulan Data, Instrumen dan Teknik................................... 29

3.8 Pengolahan Data ........................................................................... 31

3.9 Analisa Data.................................................................................. 32

\DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

vi
DAFTAR GAMBAR

vii
DAFTAR LAMPIRAN

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prosedur pembedahan atau prosedur operasi merupakan jenis tindakan

pengobatan menggunakan prosedur invasif dengan membuka atau

menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan pada umumnya dilakukan

dengan membuat sayatan serta diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka

(Brunner & Suddarth, 2015, dalam Permana, Nurhayati, Amelia, dan

Lindayani, 2021). Sayatan atau luka yang dihasilkan dari tindakan operasi

merupakan trauma bagi penderita yang dapat menimbulkan berbagai keluhan

dan gejala.

Data WHO (World Health Organitation) (2017) menunjukkan bahwa

selama lebih dari satu abad, perawatan bedah telah menjadi komponen penting

dari perawatan kesehatan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap tahun ada 230

juta tindakan bedah dilakukan di seluruh dunia. Data Tabulasi Nasional

Departemen Kesehatan Republik Indonesia menjabarkan bahwa tindakan

bedah menempati urutan ke-11 dari 50 pola penyakit di Indonesia dengan

persentase 12,8% (Rahmayati, 2017). Di Rumah Sakit Sukadana Lampung

Timur tindakan bedah (operasi) di rentang bulan januari hingga juni tahun

2021 sebanyak 155 tindakan pembedahan yang dilakukan (Rekam Medik

RSUD Sukadana, 2021). Akibat dari prosedur pembedahan pasien akan

mengalami nyeri pasca pembedahan.

1
Nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang

tidak menyenangkan berkaitan dengan adanya kerusakan jaringan yang aktual

maupun potensial yang dirasakan pada area terjadinya kerusakan (Perry &

Potter, 2012). Nyeri diakibatkan oleh adanya kerusakan jaringan yang

menyebabkan keluarnya mediator-mediator inflamasi yang akan merangsang

reseptor nyeri (nosiseptor), sehingga jenis pembedahan serta luas daerah

pembedahan akan mempengaruhi persepsi nyeri pasca operasi (Hartwig dan

Wilson (2003) dalam Zulaikha, A.W (2016).

Dampak nyeri yang tidak diatasi secara adekuat mempunyai efek yang

membahayakan diluar ketidaknyamanan yang disebabkannya. Selain

merasakan ketidaknyamanan dan menganggu, nyeri akut yang tidak reda dapat

mempengaruhi sistem pulmonary, kardiovaskular, gastrointestinal, endokrin,

dan immunologik [ CITATION Sme12 \l 1057 ]. Untuk menghindari dampak

nyeri, maka perlu dilakukan upaya penatalaksanaan nyeri. Penatalaksanaan

nyeri terdiri dari intervensi non-farmakologis antara lain meliputi relaksasi

dan imajinasi terpimpin, distraksi, terapi musik, stimulasi kutaneus, dan terapi

herbal. Selain itu terdapat pula intervensi farmakologis yang meliputi terapi

analgesik dan pemberian plasebo. Intervensi farmakologis merupakan metode

penanganan nyeri yang paling umum dan sangat efektif, namun

penggunaannya dapat memiliki efek samping (Potter & Perry, 2012).

Penatalaksanaan nyeri secara nonfarmakologis digunakan untuk

menghindari efek samping pengobatan farmakologis. Penatalaksanaan nyeri

secara nonfarmakologis yang sering digunakan kerena aman dan mudah cara

penerapannya dapat berupa teknik relaksasi dan distraksi. Teknik distraksi

2
bekerja memberi pengaruh paling baik untuk jangka waktu yang singkat, serta

untuk mengatasi nyeri intensif yang hanya berlangsung beberapa menit. Salah

satu teknik distraksi yang efektif adalah terapi murottal (mendengarkan bacaan

ayat-ayat suci Al-Qur’an). Murottal Al-Qur’an merupakan bacaan Al-Qur’an

yang dibacakan oleh Qori’ atau Qori’ah sesuai dengan tartil dan tajwid yang

mengalun indah yang dikemas dalam media audio seperti kaset, Compact Disk

(CD) atau data digital. Lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur

suara manusia, dimana hal ini merupakan instrumen penyembuhan yang

menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau (Syah, Budi, dan

Khodijah, 2018).

Hasil presurvey pada bulan Agustus tahun 2021 di RSUD Sukadana

Lampung Timur, diketahui jumlah operasi sebesar 34 orang. Selanjutnya

peneliti melakukan observasi skala nyeri terhadap 5 orang pasien post operasi,

dimana diperoleh gambaran skala nyeri yang bervariasi antara skala 7-10

(nyeri berat dan sangat berat). Hal tersebut dirasakan setelah 2-3 jam post

operasi dan mengganggu kenyamanannya. Metode yang digunakan dalam

mengurangi nyeri pada pasien post operasi masih terbatas pada pemberian

terapi farmakologi dengan menggunakan obat analgetik yang diberikan pada

pasien, namun terkadang penanganan dengan terapi non farmakologis saja

belum menurunkan skala nyeri secara maksimal, berdasarkan observasi

sebagian besar nyeri mereda setelah 1-3 hari pemberian terapi farmakologis.

Peneliti ingin menggabungkan antara penatalaksanaan farmakologis dengan

non farmakologis dengan harapan agar memaksimalkan penatalaksanaan

nyeri. Penggunaan intervensi nonfarmakologis sebagai penatalaksanaan nyeri

3
post operasi di Ruang Bedah masih jarang sekali terapkan. Sedangkan metode

yang paling mudah dalam penataaksanaan nyeri secara non farmakologis

adalah tekhnik Murotal Al-Quran, karena dalam penggunaan metode pasien

dapat melakukan secara mandiri setelah diberikan edukasi. Peneliti ingin

mengetahui tingkat keefektifitasan metode tersebut dalam menurunkan nyeri

post operasi.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang “Pengaruh Terapi Murotal Al-Qur’an Terhadap Penurunan

Skala Nyeri Pada Pasien Post Operatif Bedah Mayor Di Rsud Sukadana

Lampung Timur Tahun 2021”.

A. Identifikasi Masalah

a. Diperkirakan setiap tahun ada 230 juta tindakan bedah dilakukan di

seluruh dunia. Data Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik

Indonesia menjabarkan bahwa tindakan bedah menempati urutan ke-11

dari 50 pola penyakit di Indonesia dengan persentase 12,8%

b. Penatalaksanaan nyeri post operasi secara nonfarmakologis digunakan

untuk menghindari efek samping pengobatan farmakologis.

Penatalaksanaan nyeri secara nonfarmakologis yang sering digunakan

kerena aman dan mudah cara penerapannya dapat berupa teknik relaksasi

dan distraksi.

c. Hasil survey peneliti melalui observasi skala nyeri terhadap 5 orang

pasien post operasi, dimana diperoleh gambaran skala nyeri yang

4
bervariasi antara skala 7-10 (nyeri berat dan sangat berat). Hal tersebut

dirasakan setelah 2-3 jam post operasi dan mengganggu kenyamanannya..

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh murotal Al-Quran terhadap

penurunan skala nyeri pada pasien post operasi bedah mayor di RSUD

Sukadana Lampung Timur Tahun 2021?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

murotal Al-Quran terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post

operasi bedah mayor di RSUD Sukadana Lampung Timur Tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi skala nyeri pada pasien post operasi

sebelum dilakukan pemberian terapi mendengarkan murotal Al-

Quran terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post operasi

bedah mayor di RSUD Sukadana Lampung Timur Tahun 2021.

b. Untuk mengetahui distribusi skala nyeri pada pasien post operasi

sebelum dilakukan pemberian terapi mendengarkan murotal Al-

Quran terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post operasi

bedah mayor di RSUD Sukadana Lampung Timur Tahun 2021.

5
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukkan dan

sumber data tentang efektifitas distraksi terhadap nyeri post operasi.

b. Menambah pengalaman dalam menerapkan metodologi penelitian

dan memberikan asuhan keperawatan untuk mengurangi nyeri post

operasi.

c. Sebagai tambahan literatur tentang efektifitas murotal Al-Quran

dalam penurunan tingkat nyeri pada pasien post operasi.

2. Manfaat Aplikatif

a. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberi informasi kepada

perawat khususnya yang bertugas bahwa Murotal Al-Quran dapat

dijadikan sebagai salah satu intervensi untuk menurunkan skala nyeri

post operasi.

b. Menambah wawasan pasien post operasi dalam menanggulangi rasa

nyerinya melalui mendengarkan MUROTAL Al-Quran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian ini, maka penulis ingin

membatasi ruang lingkup penelitian yaitu pada jenis penelitian analitik.

Subjek penelitian adalah pasien post operasi di RSUD Sukadana Lampung

Timur. Objek penelitian ini adalah pengaruh murotal Al-Quran terhadap

penurunan skala nyeri pada pasien post operasi. Lokasi penelitian ini adalah

di RSUD Sukadana Lampung Timurdan waktu penelitian akan dilaksanakan

pada bulan September 2021.

6
BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Operasi

1. Definisi

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian

tubuh yang akan di tangani. Pembukaan bagian tubuh ini pada umumnya

dilakukan dengan membuat sayatan, setelah bagian yang di tangani

tampak, dilakukan tindakan perbaikan yang di akhiri dengan penutupan

penjahitan luka. Pembedahan secara umum di bagi menjadi dua yaitu

bedah mayor dan bedah minor. Bedah mayor adalah tindakan bedah besar

yang menggunakan anestesi umum/general anestesi, yang merupakan

salah satu bentuk dari pembedahan yang sering di lakukan (Sjamsuhidajat

& De Jong, 2010).

2. Intervensi Keperawatan Pasien Post Operasi

Secara umum intervensi keperawatan yang diberikan kepada pasien

post operasi meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Memastikan fungsi pernafasan yang optimal.

b. Meningkatkan ekspansi paru.

c. Menghilangkan ketidaknyamanan pasca operatif : nyeri

d. Menghilangkan kegelisahan.

e. Menghilangkan mual dan muntah

f. Menghilangakn distensi abdomen

7
g. Menghilangkan cegukan

h. Mempertahankan suhu tubuh normal

i. Menghindari cedera

j. Mempertahankan status nutrisi yang normal

k. Meningkantkan fungsi urinarious yang normal

l. Meningkatkan eliminasi usus

m. Pengaturan posisi

n. Ambulasi

o. Latihan di tempat tidur (Range of Motion/ ROM) [ CITATION Sme12 \l

1057 ]

B. Nyeri

1. Definisi Nyeri

Nyeri berdasarkan International Association for the Study of Pain

(IASP), didefinisikan sebagai pengalaman sensorik atau emosional yang

tidak menyenangkan. yang terkait dengan potensi atau adanya kerusakan

jaringan. Proses kerusakan jaringan yang diteruskan ke sistem saraf pusat

dan menimbulkan sensari nyeri disebut sebagai nosisepsi. Ada nyeri tanpa

nosisepsi (seperti; phantom limb pain) dan ada juga nosisepsi tanpa nyeri.

Penilaian nyeri tidak akan bisa lepas dari subyektivitas pasien. Namun,

skala kuantitas dapat dibuat untuk membantu manajemen nyeri agar lebih

obyektif [ CITATION Tan14 \l 1057 ].

Nyeri pasca pembedahan menimbulkan kerusakan jaringan. Nyeri

insisi umumnya terasa tajam dan terlokalisasi dengan jelas karena kulit dan

jaringan subkutis memiliki banyak nosiseptor. Apabila struktur yang

8
terletak lebih dalam dengan reseptor nyeri yang lebih sedikit mengalami

cedera, maka nyeri yang timbul cenderung tumpul dan kurang

terlokalisasi. Nyeri paskaoperasi akut biasanya menghilang seiring dengan

menyembuhnya luka (Hartwig dan Wilson (2003) dalam Zulaikha, A.W

(2016)).

2. Fisiologi Nyeri

Kerusakan sel dapat disebabkan oleh stimulus suhu, mekanik, atau

kimiawi yang menyebabkan pelepasan neurotransmiter eksitator seperti

prostaglandin, bradikinin, kalium, histamin, dan subtansi P. Substansi P

yang peka terhadap nyeri yang terdapat disekitar serabut cairan

ekstraselular, menyebarkan “pesan” adanya nyeri dan menyebabkan

inflamasi (peradangan). Serabut nyeri memasuki medulla spinalis melalui

tulang belakang dan melewati beberapa rute hingga berakhir di

graymatter (lapisan abu - abu) medulla spinalis. Substansi P dilepaskan

di tulang belakang yang menyebabkan terjadinya transmisi sinapsis dari

saraf perifer aferen (pancaindera) ke sistem spinotalamik, yang melewati

sisi yang berlawanan.

Impuls-impuls saraf dihasilkan dari stimulus nyeri yang berjalan

disepanjang serabut saraf perifer aferen (panca indera). Ada 2 macam

serabut saraf yang mengontrol stimulus nyeri; yang tercepat serabut A-

Delta yang diselubungi oleh myelin dan sangat kecil. Serabut C yang tidak

diselubungi oleh myelin. Serabut A mengirimkan sensasi yang tajam,

terlokalisasi, dan jelas atau nyata yang membatasi sumber nyeri dan

mendeteksi intensitas dari nyeri tersebut. Serabut C menghantarkan

9
impuls-impuls yang tidak terlokalisasi secara jelas, terbakar atau sangat

panas dan menetap.

Sepanjang sistem spinotalamik, impuls-impuls nyeri berjalan

melintasi medula spinalis. Setelah impuls nyeri naik ke medula spinalis,

talamus mentransmisikan informasi ke pusat yang lebih tinggi di otak,

termasuk pembentukan jaringan, sistem limbik, kortek somatosensori dan

gabungan korteks. Ketika stimulus nyeri sampai ke korteks serebral, maka

otak akan menginterpretasikan kualitas nyeri. Melzack dan Wall

mengungkapkan bahwa nyeri memiliki komponen emosional dan kognitif.

Mekanisme gerbang yang berlokasi sepanjang sistem saraf pusat.

Mekanisme pertahanan ditemukan di sel–sel gelatinosa didalam

kornudorsalis pada medulla spinalis, talamus, dan sistem limbik. Teori

tersebut mengatakan bahwa implus – implus nyeri akan melewati gerbang

dalam posisi terbuka dan akan dihentikan ketika gerbang ditutup.

Penutupan gerbang merupakan dasar terapi nonfarmakologis dalam

penanganan nyeri [CITATION Per12 \l 1057 ].

10
Gambar 2.1 Fisiologi Nyeri

Stimulasi nyeri

Pelepasan Mediator Nyeri

Merangsang Nosireseptor Dihantarkan ke serabut tipe A dan C

Medula Spinalis
Sistem Aktivasi Retikuler
Area Grisea Perikueduktus

Talamus Hipoalamus dan Talamus


Sistem Limbik

Otak (Kortek Somatosensorik) Persepsi Nyeri

Nyeri

(Sumber: Potter & Perry, 2012)

3. Klasifikasi nyeri

a. Klasifikasi Nyeri Berdasarkan durasi yaitu nyeri akut dan nyeri kronis.

Perbedaan nyeri akut dan nyeri kronis dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Perbedaan Nyeri Akut Dan Nyeri Kronis

Nyeri akut Nyeri kronis

 Penybab dari nyeri akut dapat mudah  Penyebab nyeri kronis dapat di

di identifikasi identifikasi tetapi tidak semua dapat di

identifikasi

 Nyeri akut berdurasi pendek kurang  Nyeri kronis berdurasi lama, dan

dari enam bulan merupakan kelanjutan dari nyeri akut

yang tidak di tangani

 Kerusakan yang terjadi pada jaringan  Kerusakan pada jaringan lebih luas dan

11
lebih sedikit kompleks

 Nyeri akut dapat di prediksi waktu  Tanda dan gejala nyeri kronis seperti:

penyembuhan kelelahan, gangguan tidur, penurunan

berat badan , apatis, perasaan putus asa

dan mudah marah

(Potter & Perry, 2010)

b. Nyeri Akibat Proses Patologis

Nyeri akibat proses patologis terbagi menjadi dua yaitu nyeri

nosiseptif dan nyeri nauropatik. Perbedaan nyeri nosiseptif (nyeri

simatik dan nyeri viseral) dan nyeri nauropatik dapat dilihat pada

tabel 2.2.

Tabel 2.2 perbedaan nyeri nonsiseptif dan neuropatik

Nyeri Nosiseptif Nyeri neuropatik

 Nyeri nosiseptif merupakan proses  Nyeri neuropatik merupan nyeri

normal dari jaringan-jaringan yang abnormal yang dihasilkan dari sistem

nyeri, namun apabila tidak di tangani syaraf pusat atau perifer

akan merusak jaringan lain

 Nyeri somatik berasal dari nyeri  Nyeri timbul secara terpusat seperti

muskuloskeletal seperti sendi, otot. nyeri yang terjadi akibat cidera

sistem syaraf pusat

 Nyeri viseral berasal dari oran dalam  Nyeri timbul pada perifer seperti

tubuh seerti terdapat tumor. nyeri polineuropati yaitu nyeri

dirasakan pada jalur syaraf-syaraf

perifer dan nyeri mononeuropati

12
yaitu nyeri hanya di rasakan di

sebagian jalur syaraf.

( Potter & Perry 2010)

c. Nyeri Berdasarkan Lokasinya

Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasinya terbagi menjadi empat yaitu :

1) Pheriperal Pain, yaitu nyeri terasa pada bagian permukaan tubuh

sepertu kulit.

2) Deep Pain, nyeri pada bagian tubuh yang lebh dalam.

3) Refered Pain yaitu nyeri yang di sebabkan oleh suatu organ

kemudian di teruskan pada organ lain.

4) Central Pain, yaitu nyeri akibat rangsangan sistem syaraf pusat,

batang otak, medula spinalis, dan talamus (Asmadi, 2008).

d. Nyeri Berdasarkan Penyebab

Menurut Fitriyana & Andriyani (2019) Nyeri berdasarkan

penyebab dapat dibagi menajadi lima yaitu :

1) Nyeri Somatis, yaitu nyeri yang disebabkan oleh rusaknya jaringan

kulit atau jaringan bawah kulit.

2) Nyeri viseral, yaitu nyeri yang disebabkan oleh rusaknya bagian

dalam tubuh bagian viseral.

3) Nyeri psikogenik, yaitu nyeri yang disebabkan oleh gangguan

psikologis.

4) Nyeri phantom , yaitu nyeri yang disebabkan oleh hilangnya

anggota ekstermitas, seperti Amputasi.

13
5) Nyeri neurologis, yaitu nyeri yang disebabkan oleh rusaknya

serabut syaraf

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri

Menurut Potter & Perry (2010) nyeri dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu :

a. Faktor fisiologis.

1) Usia merupakan faktor fisiologis penyebab nyeri, umunya anak-

anak kesulitan dalam memahami nyeri yang dirasakan, orng

dewasa lebih mudah dalam menafsirkan nyeri yang dirasakannya.

2) Kelemahan ( fatigue) merupakan faktor fisiologis penyebab nyeri,

umunya apabila kelemahan terjadi persepsi terhadap nyeri akan

semakin besar.

3) Fungsi neurologik dapat mempengaruhi nyeri karena pada

gangguan neurologis kemungkinan akan terjadi kesalahan pada

penerimaan persepsi nyeri.

b. Faktor sosial

1) Perhatian dapat mempengaruhi nyeri, apabila seseorang

terfokuskan pada nyeri yang di rasakan maka akan meningkatnya

persepsi terhadap nyeri.

2) Pengelaman terhadap nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri

dikarenakan seseorang telah merasakan nyeri yang sama dan

kemungkinan dapat ditangani dengan baik.

3) Keluarga dan dukungan sosial dapat mempengaruhi nyeri karena

dukungan keluarga dan sosial dapat mengurangi stress.

14
c. Faktor spiritual

Faktor spiritual dapat diperhatiakan dengan ungkapan seseorang

terhadap kemandirian dan perasaan bahwa seseorang tersebut adalah

beban dalam keluarganya (Potter & Perry 2010). Pengkajian spiritual

meliputi FICA (faith and belive/keyakinan dan kepercayaan,

importanceI/kepentingan, community/komunitas, action in

care/tindakan keperawatan.

Kopping individu yang baik dapat mempengaruhi nyeri karena

seseorang yang mempunyai koping yang baik daat mengontor

kejadian-kejadian dan dapan memanajamen dengan baik termasuk

dalam manajemen nyeri (Potter & Perry 2010).

d. Faktor budaya

Nilai kepercayaan dalam suatu budaya mempengaruhi persepsi

seseorang terhadap nyeri yang dirasakan.

5. Penilaian Nyeri

a. Scala Deskripsi Verbal (Verbal Description Scale/VDS)

Skala deskripsi verbal merupakan pengkuran nyeri menggunakan

garis dengan ketegori level tidak nyeri sampai nyeri yang tidak tidak

tertahankan.

Gambar 2.2 Scala Deskripsi Verbal

15
Sumber: Fitriyana & Andriyani (2019)

b. Skala Penilaian Numerik (Numerical Rating Scale / NRS)

Penilaian nyeri menggunakan NRS merupakan pengukuran dengan

scala angka 0-10. Nilai 1-3 untuk nyeri ringan, 4-6 scala untuk nyeri

sedang, 7-9 scala untuk nyeri berat, dan 10 untuk nyeri hebat

(Fitriyana & Andriyani 2019).

Gambar 2.3 Numerical Rating Scale

Sumber: Fitriyana & Andriyani (2019)

c. Skala Analog Visual (Visual Analog Scale/ VAS)

Pengukuran skala nyeri menggunakan VAS dengan menggunakan

garis lurus, pada bagian ujung kanan dan kiri diberi angka 0 (tidak

nyeri) dan 10 (nyeri sangat hebat), kemudian pasienlah yang

menentukan titik nyeri secara bebas.

Gambar 2.4 Visual Analog Scale

Sumber: Fitriyana & Andriyani (2019)

16
d. VAS Modifikasi atau Pain Measurement Scale

Penilaian VAS modifikasi yaitu penilaian nyeri menggunakan

ekspresi wajah.

Gambar 2.5. VAS modifikasi atau Pain Measurement Scale

Sumber: Fitriyana & Andriyani (2019)

6. Pengkajian Nyeri

Pengkajian nyeri dapat dilakukan dengan pengkajian PQRST

(Provoking Incident, Quality, Region, Scale,Time).

a. P (Provoking Incident) : pada pengkajian ini klien diberi pertanyaan

tentang penyebab terjadinya nyeri, hal yang memperingan intensitas

nyeri dan hal memperberat nyeri.

b. Q (Quality) : pengkajian Quality klien mengungkapkan rasa nyeri

yang dirasakan.

c. R (Region) : lokasi nyeri, rasa nyeri bisa menyebar pada anggota

tubuh yang lain, atau hanya terlokalisasi pada satu daerah

d. S (Scale) : pengkajian skala nyeri dapat dilakukan, nyeri ringan

hingga berat dapat dirasakan oleh klien.

17
e. T (Time) : berapa lama nyeri telah dirasakan, seberapa sering nyeri

muncul, apabila muncul berapa lama durasi nyeri tersebut (Mutaqqin,

2008).

7. Penatalaksanaan Nyeri

Menurut Tanto (2014), penatalaksanaan nyeri terdiri dari:

a. Penatalaksanaan Farmakologi

Berbagai macam klasifikasi digunakan untuk obatobat antinyeri

(analgesia), namun secara umum dapat dibagi menjadi:

1) Analgesik nonopioid

Asetaminofen dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS),

termasuk aspirin dan turunan asam salisilat.

2) Analgesik opioid

Analgesik adjuvan atau ko-analgesik: suatu kelompok obat dengan

lndikasi tertentu, namun memiliki efek anti nyeri, seperti obat

antiepilepsi dan antidepresan trisiklik.

b. Penatalaksanaan Nonfarmakologis

Tata laksana nonfarmakologi dilakukan untuk mendukung terapi

farmakologi. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah:

1) Pendekatan psikologis (terapi perilaku kognitif, relaksasi,

psikoterapi)

2) Rehabilitasi fisis (fisioterapi, kompres hangat, TENS)

3) Pendekatan bedah.

18
Menurut Potter & Perry (2012), penatalaksanaan nyeri terdiri dari:

a. Intervensi Non-farmakologis

1) Relaksasi

Relaksasi merupakan perasaan bebas secara mental dan fisik dari

ketegangan atau stres yang membuat individu memiliki rasa kontrol

terhadap dirinya. Perubahan fisiologis dan perilaku berhubungan

dengan relaksasi yang mencakup menurunnya denyut jantung,

tekanan darah, dan kecepatan pernapasan; meningkatnya kesadaran

secara global; menurunnya kebutuhan oksigen; perasaan damai:

serta menurunnya ketegangan otot dan ketepatan metabolisme.

Teknik relaksasi mencakup meditasi, yoga, Zen, imajinasi

terpimpin, dan latihan relaksasi otot progresif.

2) Distraksi

Seseorang yang bosan atau sedang terisolasi akan banyak

memikirkan tentang nyerinya sehingga merasakan sensasi nyeri

lebih besar lagi. Distraksi mengarahkan perhatian klien kepada

suatu hal yang lain dari nyeri, dengan demikian mengurangi

kesadaran akan adanya nyeri. Distraksi dapat dilakukan dengan

imajinasi. Imajinasi atau teknik visualisasi yang menggunakan

kessadaran fikiran untuk menciptakan gambaran mental agar

menstimulasi perubahan fisik dalam tubuh, memperbaiki

kesejahteraan, dan meningkatkan kesadaran diri.

19
3) Terapi Musik

Musik mengalihkan pcrhatlan seseorang dari nyeri dan membangun

respons relaksasi. Terapi musik menggunakan berbagai jenis

musik. Penting untuk membiarkan klien memilih jenis musik yang

disukainya. Musik menghasilkan suatu keadaan dimana klien sadar

penuh melalui suara, hening, jarak dan waktu, klien setidaknya

perlu mendengarkan selama 15 menit agar mendapatkan efek

terapeutik.

4) Stimulasi Kutaneus

Stimulasi pada kulit membantu untuk mengurangi nyeri melalui

pijatan, kompres air hangat, kantong es, dan stimulasi elektrik pada

saraf trankutaneus menstimulasi kulit untuk mengurangi persepsi

nyeri. Anjuran yang lain mengatakan bahwa hal tersebut

menyebabkan pelepasan endorfin, dengan demikian menghambat

transmisi stimulus nyeri.

5) Herbal

Meski herbal belum cukup dipelajari untuk direkomendasikan

sebagai salah satu cara untuk mcngurangi nyeri, tetapi banyak klien

yang mengobati diri mereka sendiri dengan menggunakan herbal,

seperti echinacea, ginseng, ginkobiloba, dan suplemen bawang

putih. Herbal dapat "berinteraksi" dengan analgesik yang telah

diresepkan oleh dokter; oleh karena itu minta klien untuk

melaporkan semua substansi-substansi yang dikonsumsi untuk

mengurangi nyeri.

20
b. Intervensi Farmakologis

1) Analgesik

Analgesik merupakan metode penanganan nyeri yang paling umum

dan sangat efektif. Ada tiga jenis analgesik secara umum, yaitu; (1)

non-opoid mencakup asetamtnefen dan obat antiinflamasi non-

steroid (nonsteroidal antiinflammatory drugs/ NSAIDs); (2) opioid

(secara tradisional dikenal dengan narkotik); dan (3)

tambahan/pelengkap, koanalgaik (adjuvants), variasi dari

pengobatan yang meningkatkan analgesik atau memiliki kandungan

analgesik yang semula tidak diketahui.

2) Plasebo

Plasebo adalah obat-obatan atau prosedur yang menghasilkan efek

positif atau negatif pada kllien. Efek-efek ini tidak berhubungan

dengan khasiat plasebo secara fisik atau kimiawi yang spesifik.

Banyak perwakilan pelayanan kesehatan mentiliki kebijakan-

kebijakan yang membatasi penggunaan plasebo hanya untuk

penelitian [CITATION Per12 \l 1057 ].

21
B. Terapi Murottal Alqur’an

1. Pengertian terapi murottal alqur’an

Pengertian murottal adalah : rekaman suara Al-Qur’an yang di lagukan

oleh seorang Qori atau pembaca Al-Qur’an. Lantunan Ayat suci tersebut

secara fisik mengandung unsur suara manusia, yang mana suara manusia

merupakan intrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang

paling mudah di jangkau oleh semua orang (Yana.R, et.al,2015).

2. Pengaruh terapi murotal terhadap nyeri

Terapi Murottal Alqur’an bisa mempercepat penyembuhan terutama

terhadap pada penderita nyeri, mendengarkan ayat suci Alquran memiliki

pengaruh Yaitu dapat mendatangkan ketenangan dan menurunkan

ketegangan urat saraf reflektif Yana.R, et.al,2015).

Mendengarkan murottal alqur’an memiliki banyak manfaat diantaranya

yaitu menurunkan rasa nyeri yang dirasakan pasca operasi, terjadinya

perubahan perubahan arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah,

perubahan detak jantung, dan kadar darah pada kulit (Turlina.L,

et.al,2017).

3. Cara melakukan terapi murottal alqur’an

Alat dan bahan : audio/rekaman suara (handphone), hendsfree.

Waktu :Setelah 8 jam pasca operasi dan dilakukan selama 20 menit

Surah : surah pendek juz 30 (surah an-naas sampai surah Al-alaq)

22
Table 2.2 SOP pemberian terapi murottal Alqur’an

NO PROSEDUR

Tahap pre interaksi

1. Cek catatan keperawatan/catatan medis klien (jika ada)

2. Siapkan alat alat

a.) handphone (sebagai audio/rekaman suara murottal )

b.) handsfree ( via bloetooth )

c.) surah pendek juz 30 (surah An-naas sampai surah Al-alaq )

3. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi

4. Mencuci tangan

Tahap orientasi

1. Beri salam terapeutik

2. Perkenalan diri serta menyapa klien

3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan

4. Kontrak waktu,tempat dan topic

5. Menanyakan kesiapan serta persetujuan ibu untuk diberi tindakan terapi

Tahap kerja

1. Berikan kesempatan bertanya klien sebelum tindakan dilakukan

2. Menanyakan perasaan serta keluhan klien

3. Jaga privasi klien

4. Mulai tindakan sesuai prosedur dengan benar

Tahap terminasi

1. Mengevaluasi respon klien

2. Berikan reinforcement positif

3. Dokumentasi.

C. Penelitian Terkait

23
Penelitian yang dilakukan Bahari Yan Syah, Dwi Budi P, Khodijah (2018)

tentang Pengaruh murotal Al Quran terhadap penurunan tingkat nyeri pada

pasien post orif ekstremitas di RSUD Soesilo Slawi yang menggunakan

metode eksperimen semu (quasy experimental) dengan pendekatan Pre and

Post Test WithoutControl. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu

non probability sampling dengan jenis accidental sampling dan besar sampel

yang diambil 10 orang. Instrument penelitian data menggunakan kuesioner

intensitas nyeri diperoleh bahwa Hasil analisis data menggunakan uji

Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan nilai p-value (0,000) < α (0,05)

yang menandakan Ho ditolak dan Ha diterima atau terdapat pengaruh

pemberian terapi murotal Al Quran terhadap penurunan tingkat nyeri pada

pasien post orif di RSUD Soesilo Slawi.

Penelitian yang dilakukan Muhamad Suhartono, Dwi Nur Aini, dan

Arifianto (2019) tentang pengaruh pemberian terapi murottal terhadap

tingkat nyeri pada pasien post operasi hernia inguinalis di ruang Kenanga

RSUD Dr. H Soewondo Kendal. Penelitian ini kuantitatif berjenis pre-

eksperimental dengan one- group pretest-posttest design. Jumlah populasi

sebanyak 46 responden, tehnik sampling yang digunakan purposive sampling

dengan Sempel sejumlah 30 responden. Uji yang digunakan pada penelitian

ini yaitu dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Berdasarkan uji Wilcoxon

Signed Rank Test didapatkan perubahan pre-post test dengan hasil nilai Sign.

0,00<0,05. Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat yaitu ada

pengaruh pemberian terapi murottal terhadap tingkat nyeri pada pasien post

operasi hernia inguinalis di ruang kenanga RSUD dr. H. Soewondo Kendal.

24
Penelitian yang dilakukan Khalidatul Khair Anwar, Veni Hadju, Muh.

Nasrum Massi (2019) tentang pengaruh murottal Al-Quran terhadap

peningkatan kadar β-Endorphin dan penurunan tingkat nyeri pasien post

Sectio Caesarea. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan

pendekatan desain pretest-posttest with control group. Sampel sebanyak 40

responden dari kelompok yang diberikan murottal Al-Quran dan kelompok

kontrol menggunakan teknik purposive sampling sesuai dengan kriteria

sampel. Data dianalisis menggunakan uji statistik wilcoxon, mann whitney U

dan korelasi spearman. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Sign Test, Nilai p

kadar β-Endorphin dan tingkat nyeri sebelum dengan sesudah intervensi pada

kelompok perlakuan adalah 0,005 dan 0,0001. Berdasarkan Mann Whitney U

Test, Nilai p kadar β- Endorphin dan tingkat nyeri setelah intervensi antara

kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol adalah 0,034 dan 0,001.

Berdasarkan Spearman Rho Test untuk hubungan perubahan kadar β-

Endorphin dengan perubahan tingkat nyeri didapatkan nilai p=0,026.

Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan signifikan kadar β-

Endorphin dan tingkat nyeri sebelum dengan sesudah intervensi pada

kelompok perlakuan. Terdapat perbedaan signifikan kadar β-Endorphin dan

tingkat nyeri setelah intervensi antara kelompokperlakuan dengan kelompok

kontrol. Terdapat hubungan yang bermakna antara perubahan kadar β-

Endorphin dengan perubahan tingkat nyeri pada kelompok perlakuan.

D. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan

untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti (diamati) yang

25
berkaitan dengan konteks ilmu pengetahuan yang digunakan untuk

mengembangkan kerangka konsep penelitian [ CITATION Not12 \l 1057 ].

Berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya maka kerangka teori

dalam penelitian ini adalah:

Gambar 2.5 Kerangka Teori


Faktor yang mempengaruhi
nyeri:
a. Usia
b. Jenis kelamin
Penatalaksanaan nyeri: c. Lingkungan
a. Intervensi Non- d. Keadaan umum
farmakologis e. Endorfin
1) Terapi Murotal Al- f. Situasional
Quran g. Status emosi
2) Progresive Musculus h. Pengalaman yang lalu
Relaxation (PMR)
3) Guided Imagery (GI)
4) Terapi Musik
Nyeri
5) Stimulasi Kutaneus
6) Herbal
b. Intervensi Farmakologis
1) Analgesik
2) Plasebo (Sumber: Potter & Perry (2012)

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah merupakan abstraksi yang terbentuk oleh

generalisasi dari hal-hal khusus (Notoatmodjo, 2014). Kerangka konsep

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.6

Kerangka Konsep

Pretest: Perlakuan: Posttest:


Terapi Murotal
Al-Quran
Skala nyeri Skala nyeri
+ Analgetik

26
Skala nyeri Analgetik
Skala nyeri

F. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara peneliti atau dalil

sementara yang kebenaranya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.

Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini dapat

benar dan salah, dapat diterima atau ditolak [ CITATION Not12 \l 1057 ].

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha: Ada pengaruh terapi murotal al-quran terhadap penurunan skala nyeri

pada pasien post operasi di RSUD Sukadana Tahun 2021.

H0: Tidak ada pengaruh terapi murotal al-quran terhadap penurunan skala

nyeri pada pasien post operasi di RSUD Sukadana Tahun 2021.

27
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-

hubungannya. Penelitian kuantitatif merupakan definisi, pengukuran data

kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari

sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah

pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase

tanggapan mereka [ CITATION Not12 \l 1057 ].

Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperiment design

dengan menggunakan Pre and Post Test WithoutControl. Dalam rancangan

ini memungkinkan untuk membandingkan hasil intervensi program kesehatan

dengan suatu kelompuk kontrol yang serupa, tetapi tidak perlu kelompok

yang benar-benar sama. Pada rancangan ini dilakukan pre test dan post test

pada responden untuk melihat pengaruh terapi. Desain dalam penelitian ini

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Pretest Perlakuan Posttest

Kelompok Eksperimen A O1 X1 O2

Keterangan:

X1 = Pemberian terapi Murotal Al-Quran

O1 = Post test [ CITATION Not12 \l 1057 ].

28
B. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan September tahun 2021.

2. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian adalah di RSUD Sukadana Lampung Timur

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti [ CITATION Not12 \l 1057 ]. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pasien post operasi di RSUD Sukadana Lampung Timur, rata-

rata pasien operasi pada bulan April-Juni tahun 2021 sebanyak 34 kasus

perbulan.

2. Sampel

Sampel adalah objek penelitian yang dianggap mewakili seluruh

populasi [ CITATION Not12 \l 1057 ]. Sampel dalam penelitian ini adalah

pasien post operasi di RSUD Sukadana Lampung Timur.

Menurut Roscoe dalam Sugiyono (2017), cara menentukan jumlah

sampel dalam penelitian yaitu:

a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai

500 orang.

b. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai

negeri-swasta, dan lain-lain), maka jumlah anggota sampel setiap

kategori minimal 30 orang.

29
c. Bila didalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate

(korelasi atau regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal

10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.

d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan

kelompok eksperimen, maka jumlah anggota sampel antara 10

sampai 20.

Berdasarkan poin ke empat yaitu jumlah anggota sampel minimal 10

sampai 20 pada penelitian eksperimental sederhana, maka sampel

minimal pada penelitian ini adalah 10 orang. Untuk menghindari sampel

drop out maka peneliti menambahkan 10% (f= 0,1) dari jumlah sampel,

sehingga sampel yang digunakan menjadi:

n 10
n'= = =11,1
1−f 1−0,1 dan dibulatkan menjadi 12 sampel.

Jumlah sampel yang digunakan pada kelompok perlakuan adalah 12

sampel dan kelompok kontrol adalah 12 sampel. Sehingga pada

penelitian ini jumlah total sampel yang digunakan adalah 24 orang.

Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:

a. Kriteria Inklusi:

1) Pasien post operasi pada hari pertama yang di rawat di RSUD

Sukadana Lampung Timur.

2) Karakteristik pasien berdasarkan umur: remaja (13-25 tahun),

dewasa (26-45 tahun), lansia (46-65 tahun).

3) Pasien belum pernah dilakukan terapi murotal al-quran.

4) Pasien sadar (composmentis/ GCS: 15), yang memungkinkan

untuk dilaksanakan terapi.

30
5) Orientasi baik.

6) Pasien tidak mengalami gangguan pendengaran.

7) Mendapatkan obat analgetik dengan jenis dan dosis yang sama.

8) Bersedia menjadi responden.

9) Pasien beragama islam

b. Kriteria Eklusi:

1. Pasien tidak kooperatif saat dilakukan penelitian.

2. Pasien menunjukan ketidak nyamanan saat dilakukan tindakan.

3. Pasien tidak beragama islam

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah accidental

sampling yang berarti responden didapat berdasarkan ketersediaan

responden saat penelitian diadakan, responden yang memenuhi kriteria

diambil sebagi subjek penelitian [ CITATION Not12 \l 1057 ].

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep

pengertian tertentu [ CITATION Not12 \l 1057 ]. Variabel independen dalam

penelitian ini yaitu pemberian terapi murotal al-quran. Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah skaa nyeri.

31
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Hasil Skala

Ukur Ukur Ukur


(Dependent)
1 Skala nyeri Selisih nilai yang Lembar Melakukan Rentang Rasio

diperoleh dari Observasi observasi Nilai 0 –

pengukuran yang kepada 10

dilakukan sebelum responden

dilakukan intervensi

dan setelah dilakukan

intervensi pada

responden dengan

skala nyeri 0-10.


(Independent)
1 Terapi murotal Suatu metode SOP Observasi Perlakuan -

al-quran penatalaksanaan nyeri

non farmakologi

dengan cara

mendengarkan

lantunan murotal al-

quran melalui mp3 atau

alat pemutar audio

lainnya

F. Etika Penelitian

1. Informed Consent (lembar persetujuan)

32
Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti menjelaskan

kepada calon resonden tentang tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian

yang dilaksanakan kemudian peneliti memberikan lembar persetujuan

(informed consent) untuk ditandatangani oleh calon responden sebagai

pernyataan bersedia menjadi responden.

2. Anonimity (tanpa nama)

Peneliti telah menjelaskan bahwa dalam penelitian ini tidak

mencantumkan nama responden pada lembar isian pengumpulan data

dan hanya menuliskan inisial serta kode nomor responden (berupa

angka) pada lembar observasi yang disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Peneliti telah menjelaskan bahwa dalam penelitian ini memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi rnaupun masalah-

masalah lainnya. Semua data hasil observasi yang telah dikumpulkan

setelah penelitian selesai juga dimusnahkan guna menjaga kerahasiaan

responden [ CITATION Hid14 \l 1057 ].

G. Pengumpulan Data, Instrumen dan Teknik

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

a. Peneliti mengajukan surat izin permohonan di Universitas Aisyah

Pringsewu, dilanjutkan dengan permohonan izin kepada pihak

RSUD Sukadana Lampung Timur.

b. Peneliti mulai mengumpulkan data yang melatarbelakangi masalah

33
c. Peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah serta

menetapkan hipotesis penelitian.

d. Peneliti menetapkan desain penelitian, yaitu dengan quasi

eksperimen.

e. Peneliti menetapkan jumlah sampel dari populasi dan memilih

sampel sesuai dengan kriteria yang penelitian yang telah disusun.

f. Peneliti memberikan penjelasan kepada calon responden tentang

penelitian, antara lain tujuan penelitian, teknik yang akan digunakan

dan waktu yang digunakan. Jika responden bersedia, responden

diminta menandatangani lembar persetujuan (inform consent).

g. Responden diberi perlakuan dengan waktu yang telah ditentukan

dengan menggunakan alat pemutar suara (MP3) yang didalamnya

terdapat rekaman murottal Al-Qur’an dengan Surat surah pendek juz

30 (surah an-naas sampai surah Al-alaq) dengan Headphone serta

dilakukan wawancara dan observasi untuk memperoleh data dari

responden.

h. Data yang diproleh kemudian diolah dan dianalisis

2. Instrumen

Alat pengumpulan pada penelitian data ini berupa lembar observasi

skala nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS), Multimedia

Player (Mp3) surah pendek juz 30 (surah an-naas sampai surah Al-

alaq) dengan Headphone.

3. Teknik

34
Pada penelitian ini, menggunakan data primer yaitu data yang

diambil dan dikumpulkan langsung dari responden dengan melakukan

pretest, perlakuan dan posttest. Sedangkan data skunder diambil dari

rekam medik RSUD Sukadana Lampung Timur sebagai data

pendukung.

a. Pretest

Sebelum dilakukan penelitian, peneliti melakukan pengukuran

skala nyeri pada responden

b. Perlakuan

Peneliti memberikan perlakuan pada respnden selama 3 kali pada

hari itu juga dengan jarak waktu ± 30 menit dan waktu tindakan

15-30 menit. Obat analgetik tetap diberikan dengan jenis dan dosis

yang sama pada seuruh responden.

c. Posttest

Setelah diberi perlakuan ke tiga, peneliti kembali melakukan

wawancara dan observasi untuk mengukur skala nyeri pada

responden sehingga diperloleh skala nyeri posttest pada masing-

masing responden. Metode tes ini digunakan untuk mengetahui dan

memperoleh data tentang pengaruh pemberian murotal al-quran pada

skala nyeri responden. Kemudian hasil perolehan pretest dan

posttest yang telah dicatat dan didokumentasikan selanjutnya

diproses untuk dilakukan pengolahan data.

H. Pengolahan Data

35
1. Editing

Peneliti melakukan pengecekan dan perbaikan isian data. Apabila ada

data yang belum lengkap, kalau memungkinkan perlu dilakukan

pengambilan data ulang, tetapi apabila tidak memungkinkan maka

pertanyaan yang jawabannya tidak lengkap tersebut tidak diolah atau

dimasukan dalam pengolahan “data missing”, dalam penelitian ini

seluruh data telah lengkap.

2. Coding

Penelitian ini tidak menggunakan coding karena menggunakan skala

ukur ratio. Coding yakni mengubah data dalam bentuk kalimat atau

hurufmenjadi data angka atau bilangan. Pada penelitian ini tidak

dilakukan coding karena menggunakan skala ukur ratio.

3. Processing

Data yang telah dikumpulkan kemudian dimasukan kedalam program

atau softwere komputer.

4. Cleaning

Peneliti mengecek kembali untuk memastikan tidakadanya kesalahan-

kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya [ CITATION Not12 \l

1057 ].

I. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya pada analisis ini

menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel, dan

36
untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median, dan

standar deviasi [ CITATION Not12 \l 1057 ].

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat menggunakan analisis uji T (dependent dan

independent sample t-test), dependent/ paired sample t-test digunakan

untuk mengetahui efektifitas masing-masing perlakuan sedangkan

independent sample t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan dari

kedua perlakuan. Tingkat kemaknaan (α) yang digunakan dalam

penelitian ini sebesar 0,05 (untuk penelitian kesehatan) [ CITATION Not12

\l 1057 ]. Uji t untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata

dengan perlakuan yang berbeda [ CITATION Sug17 \l 1057 ] . Uji prasyarat

untuk uji t adalah uji normalitas (data berdistribusi normal)

menggunakan uji Shapiro Wilk karena sampel < 50 orang. Uji

normalitas ini berguna untuk menentukan analisis data, jika data

berdistribusi normal maka dapat menggunakan analisis parametrik (uji-

t), sedangkan jika tidak berdistribusi normal menggunakan uji

nonparametrik (uji Wilcoxon Rank Sum Test/ Man Whiteney) [ CITATION

Hid14 \l 1057 ].

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan program komputer,

keputusan uji statistik menggunakan derajat kemaknaan 95% dan

tingkat kesalahan (α) = 5%, dengan criteria hasil:

a. Jika p value ≤ nilai α (0,05), maka Ho ditolak (ada perbedaan)

b. Jika p value > nilai α (0,05), Ho gagal ditolak (tidak ada

perbedaan.

37
DAFTAR PUSTAKA

Alyensi, F, & Arifin, H. (2018) Pengaruh terapi murottal qur’an terhadap

intensitas nyeri persalinan kala 1 fase aktif di bidan praktik mandiri

(bpm) ernita kota pekanbaru tahun 2017. Jurnal Kebidanan Vol.8 No.1

October 2018 p-ISSN. 2089-7669 e-ISSN. 2621-2870.

Handayani, R., Fajarsari, D., Asih, D. R. T., & Rohmah, D.N. (2014) Pengaruh

terapi murottal al-qur’an untuk penurunan nyeri persalinan dan

kecemasan pada ibu bersalin kala i fase aktif. 2 Bidan Prada : Jurnal

Ilmiah Kebidanan, Vol. 5 No. 2 Edisi Desember 2014, hlm. 1-15

Hidayat, A. A. (2014). Metode Penelitian Keperawatan Teknik Analisis Data.


Jakarta: Salemba Medika.

Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta.

Muttaqin, A. (2008). Asuhan keperawaan klien dengan sistem persyarafan. Jakarta


: Selemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. MediAction: Jogjakarta.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2012). Fundamental Keperawatan. Jakarta:


Elsevier.

Rahmayati, E. (n.d.). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Lama Perawatan


Pasien Pasca Operasi di Ruang Rawat Inap Bedah Rumah Sakit . Jurnal
Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
EGC: Jakarta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta, CV.

38
Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S., & Pradipta, E. A. (2014). Kapita Selekta
Kedokteran. Media Aesculapius: Jakarta.

Zulaikha, Almira Wynona (2016). Gambaran Intensitas Nyeri Paska Operasi


Ortopedi Ekstremitas Bawah di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan. Medan ; Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

39
LAMPIRAN

40
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Kepada Yth, Calon Responden


Di
Tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah adalah Mahasiswa Jurusan Keperawatan
Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu Lampung, yang sedang
melakukan penelitian tentang ” Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post
Operatif Dengan Tingkat Nyeri Menggunakan Terapi Murotal Al-Qur’an Di
Rsud Sukadana Lampung Timur Tahun 2021”.

Nama : Taufik Satrio Fanca Artamanhu


NPM : 200101057P

Data yang bapak/ibu berikan akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian serta bila sudah tidak digunakan akan dimusnahkan.
Atas kerja samanya saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Taufik Satrio Fanca Artamanhu


NPM: 200101057P

41
INFORMED CONSENT
(Lembar Persetujuan Responden )

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :

Setelah mendapat keterangan secukupnya serta mengetahui manfaat penelitian


yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Operatif Dengan
Tingkat Nyeri Menggunakan Terapi Murotal Al-Qur’an Di Rsud Sukadana
Lampung Timur Tahun 2021”

Saya menyatakan *) bersedia/ tidak bersedia diikut sertakan dalam penelitian


ini. Saya percaya apa yang saya sampaikan dijamin kebenaranya.

Sukadana, Oktober 2021

( )

NB: *) Coret yang tidak perlu

42
Lembar Observasi

Pretest

Numerical Rating Scale (NRS)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

No Moderate Worst
Pain Paint Possible

Skala nyeri:

Posttest

Numerical Rating Scale (NRS)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

No Moderate Worst
Pain Paint Possible

Skala nyeri:

Keterangan:

1. Angka 0 menunjukkan tidak ada nyeri,


2. Angka 1-3 menunjukan nyeri ringan (1= seperti gigitan nyamuk, 2=seperti
cubitan ringan pada kulit, 3= seperti disuntik).
3. Angka 4-6 menunjukan nyeri sedang (4= seperti sengatan lebah, 5= seperti
terkilir, 6= nyeri dalam dan menusuk).

43
4. Angka 7-10 menunjukkan nyeri berat (7=nyeri hingga sulit berkomunikasi,
8=nyeri hingga tidak dapat berfikir jernih, 9=nyeri kuat yang tidak bisa
ditolerir, 10= nyeri sangat berat hingga menyebabkan tidak sadarkan diri).

44
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Operatif Dengan Tingkat Nyeri Menggunakan Terapi Murotal Al-Qur’an Di
Rsud Sukadana Lampung Timur Tahun 2021

LEMBAR OBSERVASI

No. Inisial Umur Skala Nyeri Skala Nyeri


Responden Pretest Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kelompok I :
(Terapi
Murotal Al-
Qur’an dan
Terapi
Analgetik)

45
No. Inisial Umur Skala Nyeri Skala Nyeri
Responden Pretest Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kelompok II :
(Terapi
Analgetik)

46
47

Anda mungkin juga menyukai