Anda di halaman 1dari 61

SKRIPSI

GAMBARAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST OPERASI DI


RUANG RAWAT INAP RSUD SUNGAI LILIN TAHUN 2022

MUHAMMAD ALHAM HUSADA

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022

i
SKRIPSI

GAMBARAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST OPERASI DI


RUANG RAWAT INAP RSUD SUNGAI LILIN TAHUN 2022

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Terapan Kesehatan (S.Tr.Kes)
Pada Institut Teknologi dan Kesehatan Bali

Diajukan Oleh

MUHAMMAD ALHAM HUSADA


NIM. 2114301112

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul ”Gambaran Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi Di Ruang
Rawat Inap RSUD Sungai Lilin Tahun 2022”, telah mendapatkan persetujuan
pembimbing.

Denpasar, 11 Juni , 2022


Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS Ns. I Nym Arya Maha Putra, S.Kep.,M.Kep.,Sp.KMB
NIR/NIDN : 01048 NIR/NIDN : 13112

iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi Ini Telah Diuji Dan Dinilai Oleh Panitia Penguji Pada Program Studi D IV

Keperawatan Anestesiologi Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali

Pada Tanggal 11 Juni 2022

Panitia Penguji Skripsi Berdasarkan SK Rektor ITEKES BALI

Nomor : DL.02.02.2825.TU.IX.21

Ketua : I Ketut Swarjana, S.KM.,M.PH.,Dr.PH


NIDN.0807087401

Anggota : 1. Ns. I Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS


NIDN. 01048

2. Ns. I Nym Arya Maha Putra, S.Kep.,M.Kep.,Sp.KMB


NIDN: 13112

iv
vv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya
kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan Penelitian dengan judul
“Gambaran tingkat nyeri pada pasien post operasi di ruang rawat inap RSUD Sungai
Lilin Tahun 2022”.

Dalam penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program D IV Keperawatan Anastasiologi ITEKES Bali. Dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan khususnya kepada:
1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D. selaku rektor Institut
Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada
penulis menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu NS. Ni Luh Putu Dina Susanti, S.Kep, M.Kep. selaku Wakil Rektor (Warek) I
yang memberikan dukungan kepada penulis.
3. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS selaku Wakil Rektor (Warek) II yang
memberikan dukungan kepada penulis.
4. Bapak Ns. Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS selaku Dekan Fakultas Kesehatan yang
memberikan dukungan kepada penulis.
5. Bapak dr. Gede Agus Shuarsedana, Sp.An selaku Ketua Program Studi D IV
Keperawatan Anestesiologi yang memberikan dukungan moral kepada penulis.
6. Bapak Ns. Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS Selaku pembimbing pertama yang selalu
memberikan masukan dan arahan yang bersifat membangun
7. Bapak Ns. I Nym Arya Maha Putra, S.Kep.,M.Kep.,Sp.KMB Selaku pembimbing
kedua yang selalu memberikan masukan dan arahan yang bersifat membangun
8. Seluruh keluarga terutama Istri, Orang tua dan Anak yang banyak memberikan
dukungan serta dorongan moral dan materiil hingga selesainya skripsi ini
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
penyusunan skripsi ini.

vi
vi
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu
dengan hati terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya konstruktif untuk
kesempurnaan skripsi ini.

Denpasar, 11 Juni 2022

Muhammad Alham Husada

vii
GAMBARAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST OPERASI DI RUANG
RAWAT INAP RSUD SUNGAI LILIN TAHUN 2022

MUHAMMAD ALHAM HUSADA


Fakultas Kesehatan
Program Studi D-IV Keperawatan Anestesiologi
Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali
Email: muhammadalhamh@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Nyeri post operasi sering terjadi dan menjadi tanda peringatan bagi
respon tubuh. Setelah operasi, perkembangan nyeri dapat diprediksi dan harus
dicegah dan diobati. Selain aspek tidak menyenangkan dan dampak fisiologis yang
timbul akibat nyeri pascaoperasi, hal tersebut dapat memperlambat ambulasi dan
kepulangan pasien.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran tingkat nyeri pada pasien post operasi
dengan anestesi umum dan anestesi spinal di RSUD Sungai Lilin.
Metode: Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif kuantitatif
dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian sebanyak 100 pasien
yang akan dilakukan operasi dengan anestesi umum dan anestesi spinal. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Analisa data
dalam penelitian ini menggunakan uji univariat. Alat pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah lembar VAS.
Hasil: Pada anestesi umum dapat dilihat pasien merasa tidak nyeri sebanyak 6
responden dengan persentase (6,0%), nyeri ringan sebanyak 26 responden dengan
persentase (26,0%), nyeri sedang sebanyak 11 responden dengan persentase (11,0%),
dan nyeri berat sebanyak 7 responden dengan persentase (7,0%). Pada anestesi spinal
dapat dilihat pasien merasa tidak nyeri sebanyak 4 responden dengan persentase
(4,0%), nyeri ringan sebanyak 9 responden dengan persentase (9,0%), nyeri sedang
sebanyak 32 responden dengan persentase (32,0%), dan nyeri berat sebanyak 5
responden dengan persentase (5,0%).

Kesimpulan: Tingkat nyeri pada pasien post operasi dengan anestesi umum
mayoritas nyeri ringan dan pada anestesi spinal mayoritas nyeri sedang.

Kata kunci: Nyeri post operasi, Anestesi umum, Anestesi spinal

vii
viii
THE PAIN LEVELS OF POSTOPERATIVE PATIENTS IN THE INPATIENT
ROOM OF SUNGAI LILIN HOSPITAL IN 2022

MUHAMMAD ALHAM HUSADA


Faculty of Health
Diploma IV Nursing Anesthesiology
Institute of Technology and Health Bali
Email: muhammadalhamh@gmail.com

ABSTRACT

Background. Postoperative pain is a warning sign for the body's response. After
surgery, the progression of pain is predictable and should be prevented and treated.
In addition to the unpleasant aspects and physiological effects of postoperative pain,
it can delay the ambulation and discharge of the patient. The purpose of this study
was to identify the level of pain in postoperative patients with general and spinal
anaesthesia at Sungai Lilin Hospital.
Method. This study employed a descriptive quantitative with a cross-sectional
approach. The sample in this study was 100 patients who would undergo surgery
under general and spinal anaesthesia recruited through the purposive sampling
technique. The data were collected through the VAS sheet and analyzed through the
Univariate test.
Results. Findings indicated that in general anaesthesia, it could be seen that the
patient experienced no pain in 6 respondents (6.0%), mild pain in 26 respondents
(26.0%), moderate pain in 11 respondents (11.0%), and severe pain in 7 respondents
(7.0%). In spinal anaesthesia, it could be seen that the patient experienced no pain in
4 respondents (4.0%), mild pain in 9 respondents (9.0%), moderate pain in 32
respondents (32.0%), and severe pain in 5 respondents (5.0%).
Conclusion. The pain level in postoperative patients with general anaesthesia is
mostly mild, and the majority of spinal anesthesia is moderate.

Keywords: Postoperative Pain, General Anesthesia, Spinal Anesthesia

ixviii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN ....................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM ..................................................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................iii
PERNYATAAN PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN ................................................................ v
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................................ vii
ABSTRACT.....................................................................................................................viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Nyeri ........................................................................................................................ 4
B. Anestesi ................................................................................................................. 10
C. Penelitian Terkait .................................................................................................. 13

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN VARIABEL PENELITIAN


A. Kerangka Konsep Penelitian ................................................................................ 14
B. Variabel Penelitian ................................................................................................ 15
C. Definisi Operasional ............................................................................................. 15

BAB IV METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian ................................................................................................... 16
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ............................................................................. 16
C. Populasi,Sampel, Dan Sampling Penelitian ........................................................ 16
D. Pengumpulan Data ................................................................................................ 18
E. Rencana Analisa Data ........................................................................................... 21
F. Etika Penelitian ................................................................................................... 23

BAB V HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum RSUD Sungai Lilin ................................................................ 25
B. Karakteristik Responden ....................................................................................... 25
C. Gambaran Tingkat Nyeri Anestesi Umum Dan Anestesi Spinal ....................... 27

viiiix
BAB VI PEMBAHASAN
A. Gambaran Karakteristik Pasien ............................................................................ 28
B. Nyeri Post Operasi ................................................................................................ 28
C. Keterbatasan Peneliti ............................................................................................ 30
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................................ 31
B. Saran ...................................................................................................................... 31

Daftar Pustaka ................................................................................................................xiii

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skala Pengukuran Nyeri VAS (Bagian Depan) .......................................... 9

Gambar 2.2 Skala Pengukuran Nyeri VAS (Bagian Belakang) ..................................... 9

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................................... 14

x
xi

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ......................................................................................... 15
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden ........................... 26
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Nyeri Anestesi Umum ................. 27
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Nyeri Anestesi Spinal .................. 27

xi
xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Tingkat Nyeri dengan Visual Analogue Scale


Lampiran 2 : Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Lembar Hasil Analisa Data
Lampiran 5 : Lembar Surat Izin Penelitian
Lampiran 6 : Lembar Keterangan Kelaiakan Etik
Lampiran 7 : Lembar Translasi Abstrak

xii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nyeri post operasi sering terjadi dan menjadi tanda peringatan bagi
respon tubuh. Setelah operasi, perkembangan nyeri dapat diprediksi dan harus
dicegah dan diobati. Selain aspek tidak menyenangkan dan dampak fisiologis
yang timbul akibat nyeri pascaoperasi, hal tersebut dapat memperlambat
ambulasi dan kepulangan pasien (Couceiro et al., 2009). Manejemen yang
buruk pada kasus nyeri akut pascaoperasi dapat menyebabkan komplikasi
seperti pneumonia, deep vein thrombosis, infeksi, dan nyeri kronik. Selain itu,
nyeri pascaoperasi yang tidak teratasi dapat menyebabkan pasien susah tidur
dan masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi (Meissner et al., 2015;
de Heer et al., 2014).
Pembedahan atau Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh
yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini umumnya dilakukan dengan
membuat sayatan. Setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan, dilakukan
tindakan perbaikan yang akan diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka.
(Sjamjuhidajat, 2010).
Dalam setiap operasi, diperlukan upaya untuk menghilangkan nyeri
(Sjamjuhidajat, 2010). Anestesi merupakan tindakan pemberian obat dengan
tujuan menghilangkan nyeri saat operasi. Kata anestesi diperkenalkan oleh
Oliver Wendell Holmes yang menggambarkan keadaan tidak sadar yang
bersifat sementara. Anestesi dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu anestesi
umum, anestesi lokal, dan anestesi regional (Latief et al., 2010).
Anestesi umum merupakan tindakan menghilangkan kesadaran yang
bersifat reversible sehingga meniadakan rasa nyeri akibat pemberian obat-obat
anestesi. Anestesi lokal ialah obat yang menghasilkan blokade konduksi atau
blokade lorong natrium pada dinding saraf, jika digunakan pada saraf sentral

1
2

atau perifer. Sementara anestesi regional digunakan untuk menghilangkan


nyeri pada suatu lokasi tanpa disertai hilangnya kesadaran pasien. Salah satu
teknik anestesi regional adalah anestesi spinal. Beberapa prosedur operasi
menggunakan teknik anestesi umum dan anestesi spinal (Latief et al., 2010;
Mangku & Senapathi, 2010).
Setelah pasien menjalani tindakan operasi, pasien menjalani fase masa
pulih dan perawatan pascaoperasi. Tindakan pembedahan atau operasi dapat
menimbulkan berbagai keluhan dan gejala. Keluhan dan gejala yang sering
timbul adalah nyeri (Sjamjuhidajat, 2010). Nyeri merupakan suatu pengalaman
sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan
jaringan (Butterworth et al., 2013).
Dalam salah satu penelitian mengatakan bahwa sebanyak 85 dari 187
pasien mengeluhkan nyeri pascaoperasi setelah 24 jam. Intensitas nyeri pasien
diukur menggunakan Numerical Rating Scale (NRS). Berdasarkan
intensitasnya didapatkan 29,4% merasakan nyeri ringan, 43,5% nyeri sedang,
dan 27,1% dengan nyeri berat (Couceiro et al., 2009). Pada penelitan lain
pengukuran intensitas nyeri dilakukan pada 147 pasien setelah menjalani
operasi. Sebanyak 58% pasien mengeluhkan nyeri pascaoperasi (Mwaka &
Thikra, 2013).
Berdasarkan permasalahan diatas sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “gambaran tingkat nyeri pada pasien post
operasi dengan anestesi umum dan anestesi spinal di ruang rawat inap RSUD
Sungai Lilin”.
B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran tingkat nyeri pada pasien post operasi dengan


anestesi umum dan anestesi spinal di ruang rawat inap RSUD Sungai Lilin
Tahun 2022 ?.
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat nyeri pada pasien post operasi dengan

2
3

anestesi umum dan anestesi spinal di RSUD Sungai Lilin.


2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi gambaran karakteristik pasien post operasi
dengan anestesi umum dan anestesi spinal di ruang rawat inap RSUD
Sungai Lilin
b. Untuk mengetahui gambaran Tingkat nyeri pada pasien post operasi
dengan anestesi umum di ruang rawat inap RSUD Sungai Lilin
c. Untuk mengetahui gambaran Tingkat nyeri pada pasien post operasi
dengan anestesi spinal di ruang rawat inap RSUD Sungai Lilin

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi bukti empiris tentang gambaran tingkat
nyeri pada pasien post operasi dengan anestesi umum dan anestesi spinal di
RSUD Sungai Lilin Tahun 2022.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai bahan
kajian pustaka bagi peneliti selanjutnya. Selain itu, penelitian ini dapat
menjadi acuan bagi klinisi dalam penanganan kasus nyeri pasien post
operasi.

3
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Nyeri
1. Konsep Nyeri
a. Definisi
Nyeri menurut International Association for the Study of Pain
(IASP) merupakan suatu pengalaman sensoris dan emosional yang tidak
menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan (Butterworth et al.,
2013). Persepsi nyeri bergantung pada neuron khusus yang berfungsi
sebagai reseptor, mendeteksi stimulus, dan kemudian mentransduksi dan
membawanya ke sistem saraf pusat. Sensasi sering digambarkan sebagai
sensasi yang membahayakan (noksius) atau tidak membahayakan (non-
noksius). Sensasi non-noksius berupa sentuhan ringan, tekanan,
propriosepsi, dan suhu memiliki karakteristik reseptor dengan ambang
batas rendah dan biasanya dikonduksi oleh serabut saraf bermielin besar.
Sebaliknya, sensai noksius terdeteksi oleh reseptor dengan ambang batas
yang lebih tinggi dan dikonduksi oleh serabut daraf bermielin tipis (Aδ),
dan serabut saraf tidak bermielin (C) (Butterworth et al., 2013)
Persepsi nyeri bergantung pada neuron khusus yang berfungsi
sebagai reseptor, mendeteksi stimulus, dan kemudian mentransduksi dan
membawanya ke sistem saraf pusat. Sensasi sering digambarkan sebagai
sensasi yang membahayakan (noksius) atau tidak membahayakan (non-
noksius). Sensasi non-noksius berupa sentuhan ringan, tekanan,
propriosepsi, dan suhu memiliki karakteristik reseptor dengan ambang
batas rendah dan biasanya dikonduksi oleh serabut saraf bermielin besar.
Sebaliknya, sensai noksius terdeteksi oleh reseptor dengan ambang batas
yang lebih tinggi dan dikonduksi oleh serabut daraf bermielin tipis (Aδ),
dan serabut saraf tidak bermielin (C) (Butterworth et al., 2013).

4
5

Berdasarkan durasi timbulnya neri, nyeri dibagi menjadi 2 tipe


yaitu:
1) Nyeri Akut
Nyeri akut disebabkan oleh stimulasi noksisus terkait dengan
cedera, proses suatu penyakit, atau keabnormalan dari
muskuloskeletal maupun organ visceral. Hal ini bertujuan sebagai
mekanisme pertahanan diri untuk mendeteksi, melokalisir, dan
membatasi jaringan yang rusak. Nyeri akut termasuk nyeri nosiseptif
yang memiliki empat proses fisiologi terkait, yaitu transduksi,
transmisi, modulasi dan persepsi. Bentuk nyeri akut diantaranya
adalah nyeri pasca trauma, pascaoperasi, setelah melahirkan, dan
perjalanan penyakit yang bersifat akut seperti infark miokard. Nyeri
akut akan menghilang dalam beberapa hari hingga beberapa pekan.
Jika nyeri tidak menghilang karena terapi yang tidak adekuat
maupun penyembuhan yang abnormal, nyeri akut bisa menjadi nyeri
kronik (Butterworth et al., 2013; Swieboda, et al., 2013)
2) Nyeri Kronik

Nyeri Kronik merupakan nyeri yang persisten melebihi batas


waktu kesembuhan atau di luar proses perjalanan penyakit akut.
Nyeri kronik bisa berbentuk nyeri nosiseptif maupun nyeri
neuropatik atau gabungan keduanya. Pasien dengan nyeri kronik tidak
memiliki respon stress neuroendokrin, memiliki gangguan tidur dan
gangguan mood yang menonjol. Nyeri kronik bisa berbentuk nyeri
nosiseptif maupun nyeri neuropatik atau gabungan keduanya. Pasien
dengan nyeri kronik tidak memiliki respon stress neuroendokrin,
memiliki gangguan tidur dan gangguan mood yang menonjol.
Bentuk umum nyeri kronik yang terkait meliputi gangguan
muskuloskeletal, gangguan kronik viseral, lesi saraf perifer, radiks
saraf, atau ganglion spinalis, lesi sistem saraf pusat, dan nyeri kanker
(Butterworth et al., 2013; Swieboda, et al., 2013).

5
6

2. Nyeri Post Operasi

Kerusakan jaringan yang disebabkan karena Operasi menyebabkan


pelepasan mediator-mediator kimia seperti serotonin, histamin, ion kalium,
bradikinin, prostaglandin, dan substansi P yang mengakibatkan terjadinya
sensitasi perifer sehingga menyebabkan nyeri (Kang & Brennan, 2016).

Mekanisme nyeri pascaoperasi terdiri dari empat tahap (Mcmahon


et al., 2013), yaitu:

a. Transduksi

Proses transduksi merupakan respon nosiseptor perifer terhadap


trauma atau stimulus kimia, termal, dan mekanis yang berpotensi
menimbulkan kerusakan. Pada kasus cedera dan inflamasi, substansi
pada jaringan disekitar nosiseptor dilepaskan dalam jumlah yang
banyak seperti ion H +, ion K+, serotonin, bradikinin, prostaglandin,
histamin. Substansi inilah yang menjadi mendiator inflamasi dan
mediator nyeri sehingga terjadi edema dan nyeri pada tempat yang
mengalami kerusakan (Lautenbacher & Fillingim, 2004; Tanra et al.,
2013).

Aktivasi nosiseptor memerlukan stimulus yang adekuat untuk


mendepolarisasi terminal perifer dengan durasi dan amplitudo yang
cukup (Dubin & Patapoutian, 2010). Setelah teraktivasi, kanal ion
terbuka kemudian natrium dan kalium masuk ke terminal perifer
nosiseptor dan membuat membran terdepolarisasi. Membran yang
terdepolarisasi menginisiasi potensial aksi dan menghasilkan impuls
nyeri dengan frekuensi dan durasi yang dipengaruhi oleh intensitas
dan durasi stimulus noksius (Woolf, 2004).....
b. Transmisi

Transmisi mengacu pada transfer impuls noksius dari nosiseptor


primer menuju sistem saraf pusat. Terdapat 2 jenis serabut saraf yang
terlibat dalam transmisi nyeri, yaitu serabut Aδ dan serabut C (Kaye et

6
7

al., 2012). Bagian proksimal saraf aferen primer (first-order neurons)


akan berakhir pada kornu dorsalis di medulla spinalis di masing-
masing level (servikal, thorakal, lumbar dan sakral) (Butterworth et
al., 2013).
Ujung proksimal serabut saraf aferen primer masuk ke dalam
kornu dorsalis medulla spnialis dan bersinap dengan sel second-order
neuron. second-order neuron terdiri dari dua jenis, yaitu:

1) Nociceptive-specific neuron (NS) yang bereaksi terhadap


rangsangan noksius.

2) Wide-dynamic range neuron (WDR) yang bereaksi terhadap


rangsang noksius maupun inoksius.
Stimulus dengan frekuensi rendah menghasilkan reaksi dari neuron
WDR berupa transmisi sensoris tidak nyeri, sedangkan stimulus
dengan frekuensi yang lebih tinggi akan menghasilkan transmisi
sensoris nyeri (Butterworth et al., 2013).
c. Modulasi

Proses modulasi dinyatakan sebagai mekanisme hambatan


(inhibisi) terhadap nyeri. Di medulla spinalis mekanisme inhibisi
terhadap transmisi nyeri terjadi pada sinaps pertama antara sel-sel saraf
WDR dan NS dari second-order neuron sehingga mengurangi
penghantaran spinotalamus. Modulasi di tingkat spinal dimediasi
senyawa endogen yang mempunyai efek analgetik. Analgesik endogen
tersebut adalah enkephalin (ENK), noerepinefrin (NE), dan gamma
aminobutryc aicd (GABA). Proses modulasi merupakan proses
interaksi antara mediator yang menyebabkan eksitasi dan efek inhibisi
dari analgesik endogen (Tanra et al., 2013).
d. Persepsi

Persepsi adalah hasil akhir dari aktivitas neuronal dari transmisi


nyeri. Akson dari sel saraf NS dan WDR kornu dorsalis bersinaps
dengan sel simpatis kornu anterolateral, neuron motorik kornu

7
8

anterior, batang otak, otak tengah, dan talamus. Sinaps yang dibentuk
dengan neuron motorik kornu anterior bertanggung jawab terhadap
respon berupa refleks menghindar muskuloskeletal akan adanya nyeri
fisiologis sehingga meminimalkan kerusakan jaringan (Tanra et al.,
2013).
Saraf yang berjalan melalui traktus spinotalamikus umunya yaitu
WDR, berjalan melalui pons, medulla, dan otak tengah ke daerah
spesifik di talamus. Impuls nyeri selanjutnya dibawa ke korteks
somatosensorik. Impuls juga dibawa menuju ke formasio retikularis.
Formasio retikularis berperan terhadap peningkatan aspek emosional
dan nyeri seperti refleks somatik dan otonomik (Tanra et al., 2013).
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Post Operasi

Nyeri dan kebutuhan analgesik setelah operasi dipengaruhi oleh


beberapa variabel (Tanra et al., 2013) seperti:
a. Jenis operasi
1) Luas luka dan banyaknya jaringan yang cedera
2) Otot yang terinsisi
3) Teknik, kehalusan irisan dan tarikan operasi
4) Jenis jahitan
b. Daerah operasi
1) Edema pada ruang-ruang tubuh
2) Gerakan jaringan yang cedera
c. Jenis anestesi yang diberikan
1) Anestesi umum
2) Anestesi spinal
d. Faktor-faktor pasien
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Kondisi medis
4) Derajat emosional
5) Alasan operasi

8
9

6) Sumber stress lain


7) Kondisi di rumah
4. Pengukuran Nyeri
Nyeri bersifat personal dan merupakan pengalaman subjektif yang
terdiri dari dimensi sensori, afektif, dan kognitif. Pengukuran nyeri yang
akurat, reliabel, dan valid diperlukan untuk mengetahui faktor yang
memengaruhi intensitas, kualitas, dan durasi nyeri. Selain itu, pengukuran
nyeri dilakukan untuk memperbaiki diagnosis dan terapi pasien serta
evaluasi terapi yang akurat dari berbagai terapi. Pendekatan penilaian
terhadap nyeri dilakukan secara verbal, numerical self-rating scales, visual
analog scales, behavioral observation scales, dan respon psikologis pasien
(McMahon et al., 2013).

5. Visual Analogue Scale

Visual Analogue Scale (VAS) adalah salah satu parameter untuk


mengkategorikan berat ringannya nyeri. VAS terdiri dari dua bagian, bagian
depan dan belakang. Bagian depan terdiri satu garis lurus dengan jarak 10
sentimeter dengan titik mula sebagai tidak nyeri sama sekali dan titik akhir
sebagai nyeri yang dirasa sangat berat. Pada bagian belakang, VAS terdiri
dari urutan angka 0 sampai dengan 10 yang mengikuti garis lurus di bagian
depan. Urutan angka ini menandakan tingkat nyeri dari tidak nyeri sama
sekali hingga nyeri yang dirasa sangat berat. Pasien diminta untuk menandai
tingkat rasa sakit atau nyeri diantara dua titik di lembar VAS bagian depan.
Jarak antara titik mula dengan tanda kemudian didefinisikan sebagai tingkat
nyeri pasien yang dinyatakan dengan angka yang terdapat di lembar VAS
bagian belakang (Haefeli & Elfering, 2006).
Gambar 2.1 Skala pengukuran nyeri VAS bagian depan

Gambar 2.2 Skala pengukuran nyeri VAS bagian belakang

9
10

B. Anestesi
1. Anestesi Umum
Anestesi umum merupakan hilangnya seluruh sensasi baik dengan
hilangnya kesadaran (anestesi umum) atau tanpa (anestesi lokal). Dalam
kasus anestesi umum, refleks protektif dan pemeliharaan jalan napas bebas
dapat hilang (Latief et al., 2010).
Sebelum anestesi diberikan, perlu adanya persiapan-persiapan yang
meliputi: anamnesis pasien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium
jika ada indikasi, kebugaran pasien, masukan oral terakhir, klasifikasi status
fisik dan premedikasi. Klasifikasi yang lazim digunakan untuk menilai
status fisik pasien berdasrkan American Society of Anesthesiology (ASA),
dibagi menjadi:
ASA I : Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia
ASA II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang
ASA III :Pasien dengan penyakit sistemik berat, aktivitas rutin terbatas

ASA IV : Pasien dengan penyakit sistemik berat tak dapat melakukan


aktivitas rutin dan secara langsung mengancam kehidupannya
ASA V : Pasien yang tidak diharapkan hidup setelah 24 jam baik
dioperasi maupun tidak
(Latief et al., 2010)

Langkah-langkah yang selalu dilakukan dalam pelayanan anestesi


pada pasien yang akan dilakukan proses operasi atau prosedur diagnostik
lain (Mangku & Senapathi, 2010), yaitu:
a. Evaluasi praanestesi
b. Persiapan praanestesi
c. Anestesi (induksi, pemeliharaan, pemulihan)
d. Pascaanestesi
Pada fase persiapan praanestesi terdapat fase premedikasi dimana
fase tersebut merupakan tindakan awal anestesi dengan memberikan
obat- obat pendahuluan yang terdiri dari obat-obat golongan
antikolinergik, sedatif, dan analgetik. Tujuan pemberian premedikasi

10
11

adalah untuk menimbulkan rasa nyaman, mengurangi sekresi kelenjar


dan menekan refleks vagus, memperlancar induksi, mengurangi dosis
obat anestesi, serta mengurangi rasa sakit dan kegelisahan pasca operasi
(Mangku & Senapathi, 2010).
Pada fase anestesi terdapat langkah induksi anestesi yang
bertujuan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar,
sehingga memungkinkan dimulainya anestesi dan operasi. Induksi
anestesi dapat dikerjakan secara intravena, inhalasi, intramuskular,
atau rektal. Setelah pasien tidak sadar akibat induksi anestesi langsung
dilanjutkan dengan pemeliharaan anestesi sampai tindakan operasi
selesai (Latief et al., 2010).

Terdapat risiko dan komplikasi dari penggunaan anestesi umum.


Komplikasi kardiovaskular dan respirasi merupakan hal yang sering
terjadi. Komplikasi serius lainnya yaitu gangguan ginjal akut dan efek
jangka panjang dari disfungsi kognitif pascaoperasi. Selain itu, terdapat
komplikasi minor dari anestesi umum termasuk mual dan muntah
pascaoperasi, sakit tenggorokan, dan kerusakan gigi (Harris & Chung,
2013).
2. Anestesi Spinal
Anestesi spinal (intratekal, subdural, subarakhnoid) ialah pemberian
obat anestesi lokal ke dalam ruang subarakhnoid. Anestesi spinal diperoleh
dengan cara menyuntikkan anestesi lokal ke dalam ruang subarakhnoid.
Teknik ini sederhana, cukup efektif dan mudah dikerjakan (Latief et al.,
2010).
a. Indikasi
1) Operasi ekstremitas bawah
2) Operasi panggul
3) Tindakan sekitar rektum-perineum
4) Operasi obstetri-ginekologi
5) Operasi urologi
6) Operasi adbomen bawah

11
12

7) Operasi abdomen atas dan perasi pediatri biasanya dikombinasikan


dengan anestesi umum ringan
b. Kontraindikasi absolut
1) Pasien menolak
2) Infeksi pada tempat suntikan
3) Syok
4) Koagulopati atau mendapat terapi koagulan
5) Tekanan intrakranial meninggi
6) Fasilitas resusitsi minim
c. Kontraindikasi relatif
1) Kelainan psikis
2) Operasi lama
3) Penyakit jantung
4) Nyeri punggung kronis
5) Hipovolemia ringan
6) Kelainan neurologis
Mekanisme anestesi spinal maupun anestesi epidural masih
spekulatif. Tempat utama blokade neuraksial diyakini berada pada radiks
saraf. Anestesi lokal diinjeksikan ke dalam ruang subarakhnoid atau ruang
epidural dan menyelimuti radiks saraf di masing-masing ruangan. Blokade
transmisi impuls pada radiks posterior menghambat sensori somatik dan
visceral, sedangkan bagian anterior menghambat gerakan motorik dan
autonomik (Butterworth et al., 2013).
Komplikasi bisa terjadi pada anestesi spinal, epidural, dan kaudal.
Komplikasi ini bisa disebabkan karena efek yang berlebihan dari obat yang
disuntikan, penempatan jarum atau kateter, dan toksisitas sistemik obat.
Komplikasi yang muncul bisa berupa retensi urin, hipotensi, insufisiensi
sistem pernafasan, postdural puncture headache, cedera sistem saraf,
perdarahan spinal atau epidural, hingga infeksi meningitis (Butterworth et
al., 2013).

12
13

C. Penelitian Terkait
1. Pada penelitian yang dilakukan oleh Mehanna & Ibrahim (2017) yang
berjudul “Studi perbandingan antara anestesi umum dan spinal pada
laparoskopi apendektomi” disebutkan bahwa anestesi spinal lebih memiliki
keuntungan dibandingkan dengan anestesi umum pada pasien yang
menjalani tindakan laparoskopi apendektomi. Pasien dengan anestesi spinal
memiliki nilai rata-rata VAS yang lebih rendah daripada pasien dengan
anestesi umum.
2. Dalam salah satu penelitian yang dilakukan oleh Couceiro et al (2009) yang
berjudul “Prevalensi dan pengaruh jenis kelamin, usia, dan jenis operasi
pada nyeri pasca operasi mengatakan bahwa sebanyak 85 dari 187 pasien
mengeluhkan nyeri pascaoperasi setelah 24 jam. Intensitas nyeri pasien
diukur menggunakan Numerical Rating Scale (NRS). Berdasarkan
intensitasnya didapatkan 29,4% merasakan nyeri ringan, 43,5% nyeri
sedang, dan 27,1% dengan nyeri berat.
3. Pada penelitan lain yang dilakukan Mwaka & Thikra (2013) yang berjudul
“Prevalensi nyeri pasca operasi dalam 48 jam pertama setelah operasi hari di
rumah sakit tersier di nairobi pengukuran intensitas nyeri dilakukan pada 147
pasien setelah menjalani operasi. Sebanyak 58% pasien mengeluhkan nyeri
pascaoperasi.

13
14

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN


VARIABEL PENELITIAN

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai kerangka konsep, variabel dan
definisi operasional yang digunakan dalam penelitian.

A. Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan
antara variabel, baik variabel yang diteliti maupun yang tidak menghubungkan
hasil penemuan dengan teori (Nursalam,2017). Secara sistematis kerangka
konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian

Operasi

Anestesi

Intra Op

Anestesi Umum Anestesi Spinal

Post Op
Faktor yang mempengruhi
nyeri post op :
Tingkat nyeri setelah 4 jam
post operasi 1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Jenis operasi
4. Faktor psikologis

14
15

Dari gambar kerangka konsep penelitian diatas, menjelaskan bahwa pada


saat tindakan operasi pasien akan diberikan tindakan anestesi baik berupa
anestesi umum maupun anestesi spinal kemudian tingkat nyeri akan dinilai 4
jam setelah tindakan operasi di ruang rawat inap.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Dalam
penelitian ini menggunakan satu variabel yaitu Tingkat nyeri post operasi.

C. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2017).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat ukur dan Cara Hasil Pengukuran Skala


operasional ukur Ukur
1 2 3 4 5 6

1.11. Tingkat Nyeri post Lembar pengukuran VAS 0 : Tidak Ordinal


operasi nyeri menggunakan nyeri
Nyeri post
merupakan Visual Analog Scale
operasi suatu (VAS). Pengukuran VAS 1-3 : Nyeri
pengalaman skor nyeri VAS ringan
sensoris dan dilakukan dengan
emosional menggunakan VAS 4-6 : Nyeri
yang tidak penggaris yang sedang
menyenangkan berukuran 10
terkait dengan sentimeter VAS 7-10 : Nyeri
kerusakan (berisikan angka berat
jaringan dinilai dari 0 sampai 10).
4 jam setelah Penggaris ini akan
post operasi. mengukur jarak
antara titik mula
(titik tidak nyeri)
dan titik tanda
pasien pada garis

15
16

BAB IV
METODE PENELITIAN

Pada bab ini memaparkan tentang desain penelitian, tempat dan waktu
penelitian, populasi, sampel, dan sampling, alat dan teknik pengumpulan data,
teknik analisa data, serta etika dalam penelitian.

A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Deskriptif
kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positif
yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik (Sugiyono 2017). Penelitian ini menggunakan pendekatan
cross sectional study yaitu suatu penelitian yang pengumpulan datanya
dilakukan pada satu titik waktu atau at one point in time pada populasi atau
penelitian pada sampel yang merupakan bagian dari populasi (Swarjana, 2015).

B. Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Ruang Rawat Inap RSUD Sungai Lilin. Untuk
waktu pelaksanaannya dimulai pada tanggal 01 Febuari sampai 30 April 2022
yang terdiri dari persiapan, pengambilan data, pengolahan data dan analisis
data sampai penulisan pelaporan.
C. Populasi, Sampel, Dan Sampling Penelitian

1. Populasi
Populasi adalah kumpulan individu atau objek atau fenomena yang
secara potensial dapat diukur sebagai bagian dari penelitian (Mazhindu dan
scott dalam Swarjana, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pasien yang menjalani operasi dengan anestesi umum dan anestesi spinal
yang dilihat dari data estimasi dari bulan Febuari sampai dengan April 2022
berjumlah 100 orang.

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari elemen populasi yang dihasilkan oleh

16
17

strategi sampling. Idealnya sampel yang diambil adalah sampel yang


mewakili populasi (Swarjana, 2015). Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Purposive sampling yaitu semua pasien yang akan
menjalani operasi dengan anestesi umum dan anestesi spinal di RSUD
Sungai Lilin pada bulan Februari sampai bulan Maret 2022.
a. Besar sampel
Besar sampel dalam penelitian ini diambil dari total populasi yaitu
sebanyak 100 pasien yang akan menjalani operasi.
b. Kriteria sampel
Penentuan kriteria sampel dapat membantu peneliti dalam
mengurangi bias hasil penelitian, khususnya jika variabel-variabel
kontrol berpengaruh terhadap variabel yang ingin diteliti (Nursalam,
2016). Pasien yang akan menjalani tindakan operasi dengan anestesi
umum dan anestesi spinal di RSUD Sungai Lilin dengan kriteria sebagai
berikut:
1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan dapat diteliti (Nursalam, 2016).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:


a) Berusia 18-60 tahun
b) Pasien dengan kategori ASA I-II
c) Pasien dengan anestesi umum dan anestesi spinal
d) Bersedia menjadi subjek penelitian
2) Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan
subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai
macam sebab (Nursalam, 2016). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini
adalah:

a) Pasien yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik

b) Pasien terapi intensif

17
18

3. Sampling
Penelitian ini mengambil sampel dengan teknik Purposive sampling.
Purposive sampling merupakan teknik dimana dalam pengumpulan
sampel diambil secara sengaja oleh peneliti berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi yang telah ditetapkan dan dimasukkan kedalam penelitian sampai
jumlah subyek terpenuhi (Notoadtmodjo, 2012).
D. Pengumpulan Data
1. Metode pengumpulan data
Menurut Nursalam (2015) bahwa metode pengumpulan data
merupakan suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses
pengumpulan karakteristik subyek yang dibutuhkan dalam penelitian. Agar
data yang dikumpulkan tersebut akurat, maka diperlukan metode
pengumpulan data (instrumen penelitian) yang sudah valid dan reliable
(Swarjana,2015). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini dengan self – completed questionnaire yaitu responden
mengisi sendiri kuesioner.

2. Alat pengumpulan data

a. Data demografi responden


Kuesioner ini berisi tentang identitas responden yaitu identitas
pasien meliputi inisial nama, jenis kelamin, umur, dan teknik anestesi.
b. Kuesioner
Menurut Swarjana (2015), kuesioner merupakan sebuah form yang
berisikan pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan informasi (data) sebagai bagian dari
sebuah survei. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner baku berupa lembar Visual Analogue Scale (VAS)

Visual Analogue Scale (VAS) adalah salah satu parameter untuk


mengkategorikan berat ringannya nyeri. VAS terdiri dari dua bagian,
bagian depan dan belakang. Bagian depan terdiri satu garis lurus dengan
jarak 10 sentimeter dengan titik mula sebagai tidak nyeri sama sekali dan

18
19

titik akhir sebagai nyeri yang dirasa sangat berat. Pada bagian belakang,
VAS terdiri dari urutan angka 0 sampai dengan 10 yang mengikuti garis
lurus di bagian depan. Urutan angka ini menandakan tingkat nyeri dari
tidak nyeri sama sekali hingga nyeri yang dirasa sangat berat. Pasien
diminta untuk menandai tingkat rasa sakit atau nyeri diantara dua titik di
lembar VAS bagian depan. Jarak antara titik mula dengan tanda kemudian
didefinisikan sebagai tingkat nyeri pasien yang dinyatakan dengan angka
yang terdapat di lembar VAS bagian belakang (Haefeli & Elfering,
2006).

c. Uji Validitas dan Reliabilitas

Peneliti menguji kuesioner sebelum digunakan penelitian. Uji


validitas dilakukan untuk mengetahui alat ukur yang digunakan peneliti
sudah valid atau tidak. Sebelum menyebar kuisioner kepada responden,
perlu adanya uji validitas. Uji validitas adalah derajat di mana instrument
mengukur apa yang seharusnya diukur, yang dapat dikatagorikan
menjadi logical (face validity), content validity, criterion dan construct
validity (Thomas et al., 2010 dalam Swarjana, 2015).

Kuesioner tingkat nyeri dalam penelitian ini menggunakan Skala


nyeri VAS. yang sudah teruji validitasnya sesuai yang dijelaskan pada
penelitian oleh Harsono (2014), didapatkan hasil uji validitas
penggunaan skala nyeri VAS menunjukkan reliabilitas lebih dari 0,95
dan juga pada uji validitasnya VAS r = 0,62 sehingga dapat disimpulkan
bahwa instrument penelitian ini valid dan reliabel.

3. Teknik Pengumpulan Data


Peneliti dalam penelitian ini melakukan langkah pengumpulan data
sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Sebelum penelitian dilakukan, peneliti mengajukan surat ijin
penelitian kepada Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan Bali untuk

19
20

memohon ijin dilakukannya penelitian.


Nomor : DL.02.02.1326.TU.III.2022
2) Peneliti mengurus legal etik penelitian di Komisi Etik Penelitian
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali.
Nomor : 03.0114/KEPITEKES-BALI/II
3) Kemudian peneliti mengajukan surat ijin penelitian ke Kepala Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
Sumatera Selatan.
4) Setelah surat ijin penelitian dikeluarkan, peneliti akan menyerahkan
surat tersebut ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
Musi Banyuasin.
5) Setelah mendapatkan tembusan dari Kesatuan Bangsa Dan Politik
Kabupaten Musi Banyuasin, peneliti akan menyerahkan surat izin
penelitian ke RSUD Sungai Lilin untuk memohon izin melakukan
penelitian.
Nomor : 445/077/RSUD/SL/III/2022
6) Peneliti berkordinasi dengan Direktur Rumah Sakit bahwa akan
melaksanakan penelitian.
7) Peneliti mempersiapkan lembar permohonan menjadi responden.
8) Peneliti mempersiapkan lembar persetujuan menjadi responden
(informed consent) yang akan diberikan kepada calon responden
sebelum melakukan pengumpulan data.

9) Peneliti mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian,


yaitu kuesioner yang sudah diuji validitas dan sudah dinyatakan valid.

b. Tahap pelaksanaan
1) Peneliti menentukan sampel penelitian sesuai kriteria inklusi dan
eksklusi.
2) Peneliti membagi subjek penelitian menjadi dua kelompok.

3) Kelompok pertama adalah pasien yang menjalani tindakan operasi


dengan anestesi umum.
4) Kelompok kedua adalah pasien yang menjalani tindakan operasi

20
21

dengan anestesi spinal.


5) Sebelum tingkat nyeri pasien diukur, peneliti memberikan lembar
penjelasan subjek penelitian, informed consent, dan lembar
persetujuan keikutsertaan dalam penelitian.
6) Tingkat nyeri pasien diukur menggunakan VAS diukur 4 jam setelah
operasi.
7) Peneliti menganalisis data yang didapatkan dan membuat hasil
kesimpulan penelitian.

E. Rencana Analisa Data


Analisa data penelitian adalah salah satu tahapan penelitian yang sangat
penting yang harus dikerjakan atau dilalui oleh seorang peneliti. akuratnya data
penelitian belum dapat menjamin keakuratan hasil penelitian. Data yang akurat
memerlukan analisis data yang tepat (Swarjana,2015).

1. Teknik pengolahan data


Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus
ditempuh, diantaranya:
a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk mengecek dan memperbaiki


isian formulir atau kuisioner, pengisian kuisioner dan pengamatan dari
lapangan. Disini, peneliti memeriksa kuisioner tentang tingkat nyeri post
operasi pasien dengan anestesi umum dan anestesi spinal untuk
memastikan bahwa setiap pertanyaan dalam kuisioner telah terisi secara
lengkap, jelas dan relevan serta konsisten.

b. Coding

Coding adalah kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap


data yang terdiri atas beberapa kategori. Dalam penelitian ini, peneliti
akan melakukan coding untuk memudahkan proses pengolahan data.
Pemberian kode yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Pada karakteristik responden

21
22

a) Berdasarkan nama akan ditulis dengan inisial.


b) Berdasarkan jenis kelamin, kode (1) untuk laki-laki dan kode (2)
untuk perempuan.
c) Berdasarkan umur, kode (1) untuk responden yang berusia 18-60
tahundan kode (2) untuk responden yang berusia >60 tahun.

d) Berdasarkan teknik anestesi, kode (1) untuk anestesi umum dan


kode (2) untuk anestesi spinal.

2) Pada variabel tingkat nyeri

Data yang diberikan kode pada penelitian ini yaitu jawaban


responden pada tingkat nyeri, kode (1) tidak nyeri atau keluhan
dengan (VAS 0), kode (2) nyeri ringan atau keluhan dengan (VAS 1-
3), kode (3) nyeri sedang atau keluhan dengan (VAS 4-6), kode (4)
nyeri berat atau keluhan dengan (VAS 7-10).

c. Entry data

Enty data merupakan tahap dimana jawaban dari pertanyaan


yang dibuat oleh peneliti dalam bentuk kode (angka) dimasukkan
ke dalam program software computer. Peneliti memasukkan data-
data yang telah lengkap ke dalam suatu tabledalam master table atau
database computer, sehingga data dapat dianalisis dengan bantuan
statistical program for sicial sciense (SPSS).

d. cleaning

Cleaning merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data


dimasukkan ke komputer. Peneliti akan melakukan pemeriksaan
dan memastikan data yang telah dimasukkan bebas dari kesalahan
pada pengodean ataupun pembacaan kode, sehingga data benar-
benar siap untuk dilakukan analisa dan tidak ada missing data.

2. Teknik analisa data

a. Analisa Univariat

22
23

Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji Univariat.


Analisa Univariat merupakan analisa data yang terkait dengan
pengukuran satu variabel pada waktu tertentu (swarjana, 2015). Analisa
data yang digunakan adalah Descriptive Statistic yang bertujuan untuk
mencari distribusi frekuensi dan proporsi (Notoadmojo, 2012). Dalam
penelitian ini, analisa univariat bertujuan untuk mengentahui frekuensi
data demografi dan variabel penelitian. Variabel pada penelitian ini
adalah Tingkat nyeri pada pasien post operasi dengan anestesi umum dan
anestesi spinal di ruang rawat inap RSUD Sungai Lilin Tahun 2022.
F. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah suatu system nilai moral yang harus di patuhi
oleh peneliti saat melakukan aktivitas penelitian yang melibatkan responden.
Sebagai pertimbangan etik, peneliti meyakinkan bahwa responden terlindung
hak-haknya dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
1. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian. Dalam hal ini peneliti menjelaskan secara
singkat mengenai tujuan penelitian, agar responden mengerti maksud dan
tujuan dari penelitian. Calon responden yang bersedia dan sudah
memahami betul tentang partisipasinya dalam penelitian akan diminta untuk
menandatangani lembar persetujuan tersebut.
2. Confidentiality ( kerahasiaan)
Confidentiality berarti menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian
baik informasi maupun masalah-masalah lainya. Data dan informasi yang
ditampilkan dalam laporan penelitian hanya berupa kode responden dan
jawaban dari responden. Peneliti menggunakan etika Anonymity (tanpa
nama) dengan meminta responden untuk tidak mencantumkan nama pada
lembar responden yang bertujuan untuk menjaga privasi responden.
Sebelumya peneliti sudah mempersiapkan kode pada lembar pengumpulan
data.

23
24

3. Justice (keadilan)
Peneliti memberikan perlakuan yang sama pada setiap responden
tanpa membeda-bedakan. Setiap responden diperlakukan sama dan tidak
diskriminatif dalam memperoleh hak nya.

24
25

BAB V

HASIL PENELITIAN
Pada bab ini memaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian
dan hasil dari penelitian tentang gambaran tingkat nyeri pada pasien post operasi
dengan anestesi umum dan anestesi spinal di ruang rawat inap RSUD Sungai
LilinTahun 2022.

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Sungai Lilin


Tahun 2007 merupakan tahun awal berdirinya RSUD Sungai Lilin di
Kabupaten Musi Banyuasin, Pembangunan di mulai pada pertengahan tahun
2007 dan selesai pada pertengahan tahun 2008. Pembangunan tersebut
dilaksanakan berdasarkanSurat Keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor :
481 Tahun 2007,Tertanggal 03 Mei 2007, tentang Persetujuan Penempatan
Lokasi Pengadaan Tanah Seluas + 20.000 M2 untuk keperluan pembangunan
Rumah Sakit Kecamatan Sungai Lilin. Pembangunan Rumah Sakit pun terus
dilanjutkan hingga pada tanggal 01 November 2017, RSUD Sungai Lilin
mendapatkan Surat Izin Operasional Rumah Sakit Kelas D dengan
diterbitkannya Surat Keputusan Bupati Musi Banyuasin dengan Nomor:
819/KPTS-DINKES/2020.
Rumah Sakit Umum Daerah Sungai Lilin memiliki ruangan kamar
operasi yang terdiri dari 2 ruang operasi yang siap beroperasi jika ada tindakan
dan memiliki ruangan RR (Resucitation Room) yang terdapat 2 bed pasien.
Adapun 4 kasus terbanyak di ruang OKA RSUD Sungai Lilin sebagai berikut:
1. Sectio Caesarea
2. Laparatomy
3. Hernia
4. Debridement
B. Karakteristik Responden
Penelitian tentang gambaran tingkat nyeri pada pasien post operasi
dengan anestesi umum dan anestesi spinal di ruang rawat inap RSUD Sungai
Lilin Tahun 2022 telah dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 100

25
26

orang responden, penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap RSUD


Sungai Lilin selama 2 bulan yaitu pada bulan Febuari-April 2022.
Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan lembar kuesioner kepada
responden yang memenuhi kriteria dan bersedia menjadi responden. Adapun
karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, dan
teknik anestesi

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Pasien


Pre Operasi di RSUD Sungai Lilin

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)


Umur
18 – 60 tahun 97 97,0
> 60 tahun 3 3,0

Jenis Kelamin
Laki-laki 22 22,0
Perempuan 78 78,0

Teknik Anestesi
Anestesi Umum 50 50,0
Anestesi Spinal 50 50,0

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam


rentang umur 18 - 60 tahun yaitu sebanyak 97 responden (97,0%), rentang
umur > 60 tahun yaitu sebanyak 3 responden (3,%). Dilihat dari jenis
kelamin responden yang paling banyak mendominasi yaitu perempuan
sebanyak 78 responden (78,0%), sedangkan laki-laki sebanyak 22 responden
(22,0%).
Berdasarkan Teknik anestesi sama antara anestesi umum berjumlah 50
responden (50,0%) dan anestesi spinal berjumlah 50 responden (50,0%).

26
27

C. Gambaran Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi Dengan Anestesi


Umum Dan Anestesi Spinal Di Ruang Rawat Inap RSUD Sungai Lilin
Hasil penelitian tingkat nyeri pada pasien post operasi dengan anestesi
umum dan anestesi spinal di ruang rawat inap RSUD Sungai Lilin yang telah
dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Dengan Anestesi Umum n=50

Anestesi Umum Frekuensi (n) Persentase (%)


Tidak Nyeri 6 6,0
Nyeri Ringan 26 26,0
Nyeri Sedang 11 11,0
Nyeri Berat 7 7,0

Pada anestesi umum dapat dilihat pasien merasa tidak nyeri sebanyak 6
responden dengan persentase (6,0%), nyeri ringan sebanyak 26 responden
dengan persentase (26,0%), nyeri sedang sebanyak 11 responden dengan
persentase (11,0%), dan nyeri berat sebanyak 7 responden dengan persentase
(7,0%).
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Dengan Anestesi Spinal n=50

Anestesi Spinal Frekuensi (n) Persentase (%)


Tidak Nyeri 4 4,0
Nyeri Ringan 9 9,0
Nyeri Sedang 32 32,0
Nyeri Berat 5 5,0
Pada anestesi spinal dapat dilihat pasien merasa tidak nyeri sebanyak 4
responden dengan persentase (4,0%), nyeri ringan sebanyak 9 responden
dengan persentase (9,0%), nyeri sedang sebanyak 32 responden dengan
persentase (32,0%), dan nyeri berat sebanyak 5 responden dengan persentase
(5,0%).
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri pada
anestesi umum mayoritas responden mengalami nyeri ringan dan pada anestesi
spinal mayoritas responden mengalami nyeri sedang.

27
28

BAB VI
PEMBAHASAN

Pada bab ini memaparkan tentang gambaran tingkat nyeri pada pasien post
operasi dengan anestesi umum dan anestesi spinal di ruang rawat inap RSUD
Sungai Lilin tahun 2022, dan membahas mengenai keterbatasan penelitian.
A. Gambaran Karakteristik Pasien
Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi nyeri post operasi.
Perempuan lebih sering mengeluhkan rasa nyeri dibandingkan laki-laki. Rasa
nyeri yang dikeluhkan perempuan berupa rasa nyeri yang lebih tinggi,
frekuensi nyeri yang lebih sering, dan durasi nyeri yang lebih lama dari pada
yang dirasakan laki-laki. Pasien yang berusia kurang dari 60 tahun
mengeluhkan nyeri dua kali lebih besar terhadap nyeri sedang sampai berat
dibandingkan pasien yang berusia tua (Admassu et al., 2016). Namun pasien
yang berusia lebih tua bisa mengalami rasa sakit yang lebih buruk karena
berkurangnya kemampuan penyembuhan fisik pascaoperasi (Dorow et al.,
2017).
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
dalam rentang umur 18 - 60 tahun yaitu sebanyak 97,0 %, rentang umur > 60
tahun yaitu sebanyak 3,0 %. Dilihat dari jenis kelamin responden yang
paling banyak mendominasi yaitu perempuan sebanyak 78,0%, sedangkan
laki-laki sebanyak 22,0%.
B. Nyeri Post Operasi
Dari hasil penelitian ini didapatkan pasien dengan anestesi umum merasa
tidak nyeri sebanyak 6,0%, nyeri ringan sebanyak 26,0%, nyeri sedang
sebanyak 11,0%, dan nyeri berat sebanyak 7,0%.
Setelah 4 jam nyeri post operasi biasanya akan tetap dirasakan sebagian
besar pasien yang menjalani operasi dikarenakan beberapa faktor salah
satunya luka bekas sayatan operasi dalam hal ini biasanya penata anestesi
akan berkolaborasi dengan dokter anestesi untuk pemberian analgetik post
operasi untuk mengurangi sensasi nyeri. Tindakan ini sangat bermanfaat

28
29

karena dapat membebaskan nyeri pasca bedah sekitar 10-16 jam setelah itu
nyeri yang timbul biasanya bersifat sedang atau ringan (Latief et al., 2010).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Couceiro
et al (2009) yang berjudul “Prevalensi dan pengaruh jenis kelamin, usia, dan
jenis operasi pada nyeri pasca operasi mengatakan bahwa sebanyak 85 dari
187 pasien mengeluhkan nyeri pascaoperasi setelah 24 jam. Intensitas nyeri
pasien diukur menggunakan Numerical Rating Scale (NRS). Berdasarkan
intensitasnya didapatkan 29,4% merasakan nyeri ringan, 43,5% nyeri sedang,
dan 27,1% dengan nyeri berat.
Dari hasi penelitian ini didapatkan pasien dengan anestesi spinal merasa
tidak nyeri sebanyak 4,0 %, nyeri ringan sebanyak 9,0%, nyeri sedang
sebanyak 32,0%, dan nyeri berat sebanyak 5,0%.
Nyeri pada anestesi spinal biasanya sangat sering dikeluhkan pasien
karena saat proses pembedahan berjalan pasien tetap sadar dan melihat proses
pembedahan terjadi yang terkadang membuat pasien merasa cemas yang
berpengaruh pada psikologis, stimulus-stimulus pada psikologis yang
ditimbulkan akan menimbulkan kekhawatiran mengenai hal-hal di masa yang
akan datang. Hal tersebut akan terus muncul dan berlangsung dalam jangka
waktu yang lebih panjang (Lagares D.T., et al 2014). Sehingga berpengaruh
pada nyeri yang dirasakan walau sudah diberikan analgetik post operasi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Apriansyah (2014) di Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang dengan jumlah 46 responden yang
mengalami nyeri sedang sebanyak 27 responden (58,7%), serta penelitian oleh
Dwi Anry (2021) mendapatkan mayoritas mengalami nyeri sedang 44
responden (62,4%) dengan jumlah responden 70 orang. Penelitian yang
dilakukan Octhavia (2018) Gambaran tingkat nyeri pada pasien benign
prostatic hyperplasia (BPH) post operasi prostatectomy di rumah sakit wijaya
kusuma purwokerto dengantindakan spinal anestesi menunjukkan hasil Hasil
penelitian menunjukkan terbanyak memiliki umur kategori dewasa lanjut
sebanyak 14 responden (56%), terbanyak memiliki tingkat pendidikan
kategori pendidikan menengah sebanyak 12 responden (48%), terbanyak

29
30

adalah bekerja sebanyak 15 responden (60%) dan terbanyak memiliki


tingkat nyeri kategori sedang sebanyak 13 responden (52%).

C. Keterbatasan Peneliti
Pada penelitian ini terdapat keterbatasan, dimana penelitian ini hanya
menggunakan 100 responden sebagai sampel dalam penelitian. Dalam suatu
penelitian, semakin banyak jumlah pasien, maka hasil penelitian akan semakin
akurat, dan dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Disamping itu,
responden dalam penelitian ini tidak dikategorikan berdasarkan diagnosa
penyakitnya, sehingga tingkat nyeri akan lebih spesifik tergantung diagnosa
pasien. ……………

30
31

BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini memaparkan tentang simpulan dan saran dari hasil penelitian
tentang gambaran tingkat nyeri pada pasien post operasi dengan anestesi umum
dan anestesi spinal di ruang rawat inap RSUD Sungai Lilin tahun 2022.

A. Simpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan 97,0% berusia 18-
60 tahun dan 3,0% berusia >60 tahun, dilihat dari jenis kelamin 78,0%
perempuan dan 22,0% laki-laki.
2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan pada anestesi
umum mayoritas responden mengalami nyeri ringan sebanyak 26,0% dan
pada anestesi spinal mayoritas responden mengalami nyeri sedang
sebanyak 32,0%.
B. Saran
1. Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan keterbatasan peneliti, diharapkan agar peneliti selanjutnya
dapat mengidentifikasi jumlah sampel atau responden dengan jumlah yang
lebih banyak. Serta diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar
mengelompokkan responden berdasarkan diagnosa, atau memilih pasien
dengan diagnosa tertentu sebagai responden dalam penelitian, sehingga
tingkat nyeri akan lebih spesifik tergantung diagnosa pasien.
2. Penata Anestesi
Bagi penata anestesi diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dalam hal
asuhan kepenataan anestesi khususnya pada tata laksana nyeri agar dapat
memberikan kenyamanan pada pasien saat post operasi.
3. Institusi Rumah Sakit……
Bagi institusi rumah sakit diharapkan agar penelitian ini dapat dijadikan
acuan dasar untuk menganalisa mutu pelayanan penata anestesi khususnya
pada pelaksanaan tindakan anestesi. Penelitian ini juga diharapkan dapat

31
32

menjadi acuan dalam menganalisa penatalaksanaan penata anestesi untuk


meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang optimal bagi rumah sakit.

32
DAFTAR PUSTAKA

Admassu WS, Hailekiros AG, Adbissa ZD. (2016). Severity and risk factors of
post-operative pain in university of gondar hospital, northeast ethiopa.
Journal of Anesthesia & Clinical Research, 7: 675.

Apriansyah, A., Romadoni, S., & Andrianovita, D. (2014). Hubungan antara tingkat
kecemasan pre oprasi dengan derajat nyeri pada pasien post sectio caesarea
di rumah sakit muhammadiyah palembang tahun 2014.
Butterworth JF, Mackey DC, & Wasnick JD. (2013). Morgan & Mikhail's Clinical
Anesthesiology 5th ed. Lange Medical Books/McGraw-Hill.

Couceiro TCM, Valencia MM, Lima LC, Menezes TC, & Raposo MCF. (2009).
Prevalence and influence of gender, age, and type of surgery on postoperative
pain. Revista Brasileira de Anestesiologia, 59(3): 314- 320.

de Heer EW, et al. (2014). The association of depression and anxiety with pain: A
study from NESDA. PLOS ONE, 9(10).

Dorow M, et al (2017). Risk factors for postoperative pain intensity in patients


undergoing lumbar disc surgery: A systematic review. PLoSONE, 12(1).

Dubin AE, Patapoutian A. (2010). Nociceptors: The sensors of the pain pathway. The
Journal of Clinical Investigation, 120(11): 3760-3772.

Dwi, A. (2021). Gambaran tingkat nyeri pada pasien post operasi section caesarea
dengan spinal anestesi di RSU negara 2021.
Haefeli M, Elfering A. (2006). Pain assessment. European Spine Journal, 15: 17-24.

Harris M, Chung F. (2013). Complications of general anesthesia. Clinics in Plastic


Surgery, 40(4): 503-513.

Kang S, Brennan TJ. (2016). Mechanism of postoperative pain. Anesth Pain Med,
11(3): 236-248.

Kaye AD, Urman RD, & Vadivelu N. (2012). Essentials of Regional Anestheisa.
New York: Springer Science.

Lagares, D.T. et al. (2014). Influence of State Anxiety and Trate Anxiety in
Postoperative in Oral surgery. Journal of Orthopaedic Nursing.

33
xiii
Latief SA, Suryadi KA, & Dachlan MR. (2010). Petunjuk Praktis Anestesiologi edisi
ke-2. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI.

Lautenbacher S, & Fillingim RB. (2004). Patophysiology of Pain Perception. New


York: Springer Science.

Mangku G, & Senapathi TGA. (2010). Ilmu Anestesi dan Reanimasi. Jakarta: PT.
Macanan Jaya Cemerlang.

McMahon SB, Koltzenburg M, Tracey I, & Turk D. (2013). Wall & Melzack's
Textbook of Pain 6th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders.

Mehanna AMAM, & Ibrahim AG. (2017). Comparative study between general and
spinal anaesthesia in laparoscopic appendectomy. Journal of Anesthesia &
Cliical Research.

Meissner W, et al (2015). Improving the management of post- operative acute pain:


Priorities for change. Current Medical Research & Opinion, 31(11): 2131-
2143.

Mwaka G, & Thikra S. (2013). The prevalence of postoperative pain in the first 48
hours following day surgery at a tertiary hospital in nairobi. Africa Health
Sciences, 13(3): 768-776.
Notoadtmodjo S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2015). Metodologi Ilmu Keperawatan, Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis


Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. (2017). Metodologi Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. (P.P. Lestari,


ED) (4th ed). Jakarta: Salemba Medika.

Octhaviana, Eka. (2018) Gambaran Tingkat Nyeri Pada Pasien Benign


Prostatic Hyperplasia (Bph) Post Operasi Prostatectomy Di Rumah Sakit
Wijaya Kusuma Purwokerto. S1 thesis, Universitas Harapan Bangsa.

Sjamjuhidajat R. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah edisi ke-3. Jakarta: EGC.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta, CV.

Swarjana, I K. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Yogyakarta:


Andi Offset.

34
Swieboda P, Filip R, Prystupa A, & Drozd M. (2013). Assessment of pain: types,
mechanism and treatment. Ann Afric Environ Med, Special Issue 1: 2- 7.

Tanra A H, Rehatta NM, & Musba MT. (2013). Penatalaksanaan Nyeri. Makassar:
Bagian Anestesi, Terapi Intensif, dan Manajemen Nyeri.

Woolf CJ. (2004). Pain: moving from symptom control toward mechanism- specific
pharmacologic management. American College of Physicians,140:441-451.

35
LEMBAR TINGKAT NYERI DENGAN
VISUAL ANALOGUE SCALE (VAS)

Inisial Nama :

Umur :

Jenis kelamin :P/L

Teknik anestesi : Anestesi umum

Petunjuk pengisian :

Berilah tanda ( X ) yang memotong rentang garis dengan skala 0-10cm dibawah ini

I I I I I I I I I I I
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat

36
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada:
Yth.................................
di......................

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Alham Husada


NIM : 2114301112
Pekerjaan : Mahasiswa semester II Program Studi D IV Keperawatan
Anestesiologi Program B, ITEKES Bali
Alamat : Jalan Tukad Balian No. 180 Renon, Denpasar-Bali

Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada Saudara untuk bersedia menjadi
responden dalam penelitian saya yang berjudul “ Gambaran Tingkat Nyeri Pada Pasien
Post Operasi Dengan Anestesi Umum Dan Anestesi Spinal Di Ruang Rawat Inap
RSUD Sungai Lilin Tahun 2022”yang pengumpulan datanya akan dilaksanakan pada
bulan Februari s/d Maret Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran tingkat nyeri yang dirasakan pasien pada 4 jam pertama pasca anestesi,
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tingkat nyeri VAS
(Visual Analogue Scale). Adapun hasil penelitian ini akan dipublikasikan untuk jurnal
nasional. Saya akan tetap menjaga segala kerahasiaan data maupun informasi yang
diberikan.
Kriteria pasien yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
a) Berusia 18-60 tahun
b) Pasien dengan kategori ASA I-II
c) Pasien dengan anestesi umum dan anestesi spinal
d) Bersedia menjadi subjek penelitian
2. Kriteria Eksklusi
a) Pasien yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik

37
b) Pasien terapi intensif

Demikian surat permohonan ini disampaikan, atas perhatian, kerjasama dari


kesediaannya saya mengucapkan terimakasih.

Sungai Lilin, .....................


Peneliti

Muhammad Alham Husada


NIM : 2114301112

38
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ...............................................................................................
Jenis Kelamin : .................................................................................
Pekerjaan : .........................................................................................
Alamat : .............................................................................................

Setelah membaca Lembar Permohonan Menjadi Responden yang diajukan


oleh Saudara :
Nama : Muhammad Alham Husada
Alamat : Dusun IV Petaling Kec. Lais Kab. Musi Banyuasin, SUMSEL
Alamat email : muhammadalhamh@gmail.com
Mahasiswa semester II Program Studi D IV Keperawatan Anestesiologi
Program B ITEKES Bali, yang penelitiannya berjudul “Gambaran Tingkat
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Dengan Anestesi Umum Dan Anestesi Spinal
Di Ruang Rawat Inap RSUD Sungai Lilin Tahun 2022”,
Kriteria pasien yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Kriteria Inklusi

a) Berusia 18-60 tahun

b) Pasien dengan kategori ASA I-II

c) Pasien dengan anestesi umum dan anestesi spinal

d) Bersedia menjadi subjek penelitian

2. Kriteria Eksklusi

a) Pasien yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik


b) Pasien terapi intensif

39
Dalam pengumpulan data ini tetap menjalankan protokol kesehatan baik
peneliti maupun responden dengan memakai masker dan mencuci tangan
sebelum kontak dengan responden, responden diberikan lembar tingkat nyeri
VAS sebanyak 1 lembar dan diberikan waktu selama 15 menit untuk mengisi
lembar tersebut, manfaat penelitian ini bagi responden adalah menambah
wawasan tentang nyeri pada 4 jam pertama post operasi
maka dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam
penelitian tersebut, secara sukarela dan tanpa ada unsur paksaan dari siapapun.
Demikian persetujuan ini saya berikan agar dapatdigunakan. Sebagaimana
mestinya.

…………, …………………………
Responden

…………………

40
LAMPIRAN HASIL OLAH DATA

Statistics

Jenis Kelamin Usia Teknik Anastesi Tingkat Nyeri

Valid 100 100 100 100


N
Missing 0 0 0 0
Mean 1.78 1.03 1.50 2.57
Median 2.00 1.00 1.50 3.00
Std. Deviation .416 .171 .503 .832

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Laki-laki 22 22.0 22.0 22.0

Valid Perempuan 78 78.0 78.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

18-60 97 97.0 97.0 97.0

Valid > 60 3 3.0 3.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Teknik Anastesi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Anastesi Umum 50 50.0 50.0 50.0

Valid Anastesi Spinal 50 50.0 50.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

41
Tingkat Nyeri

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Nyeri 10 10.0 10.0 10.0

Nyeri Ringan 35 35.0 35.0 45.0

Valid Nyeri Sedang 43 43.0 43.0 88.0

Nyeri Berat 12 12.0 12.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Teknik Anastesi * Tingkat Nyeri Crosstabulation


Count

Tingkat Nyeri Total

Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat

Anastesi Umum 6 26 11 7 50
Teknik Anastesi
Anastesi Spinal 4 9 32 5 50
Total 10 35 43 12 100

42
YAYASAN PENYELENGGARA PENDIDIKAN LATIHAN DAN PELAYANAN KESEHATAN BALI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI (ITEKES BALI)
Ijin No. 197/KPT/I/2019 Tanggal 14 Maret 2019
Kampus I: Jalan Tukad Pakerisan No. 90, Panjer, Denpasar, Bali. Telp. 0361-221795, Fax. 0361-256937
Kampus II: Jalan Tukad Balian No. 180, Renon, Denpasar, Bali. Telp. 0361-8956208, Fax. 0361-8956210
Website: http://www.-bali.ac.id

Nomor : DL.02.02.1326.TU.III.2022
Lampiran : 1 (satu) gabung
Hal : Permohonan Ijin Penelitian

Kepada
Yth dr. Tri Sinarum, MMRS
di-
RSUD Sungai Lilin

Dengan hormat,

Dalam rangka memenuhi salah satu tugas akhir mahasiswa alih jenjang tingkat I/Semester I
Program Studi D IV Keperawatan Anestesiologi ITEKES Bali, maka mahasiswa yang
bersangkutan diharuskan untuk melaksanakan penelitian. Adapun mahasiswa yang akan
melakukan penelitian tersebut atas nama:
Nama : Muhammad Alham Husada
NIM : 2114301112
Tempat/Tanggal lahir : Betung, 09 Februari 1993
Alamat : Dusun IV Petaling Kec. Lais Kab. Musi Banyuasin, SUMSEL
Judul Penelitian : Gambaran Tingkat Nyeri Pada Pasien Post Operasi Dengan Anestesi
Umum Dan Anestesi Spinal Di Ruang Rawat Inap Rsud Sungai Lilin
Tahun 2022
Tempat penelitian : RSUD Sungai Lilin
Waktu Penelitian : Februari – Maret 2021
Jumlah sampel : 100 Orang
No. Hp 082282443146

Demikian surat permohonan ini disampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik kami
mengucapkan terima kasih.
Denpasar, 8 Maret 2022
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
Rektor,

I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kep.,M.Ng.,Ph.D


NIDN.0823067802
Tembusan disampaikan kepada Yth:
1. RSUD Sungai Lilin
2. Arsip
43
44
45
46
LEMBAR PERNYATAAN ABSTRACT TRANSLATION

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : I Putu Agus Endra Susanta, S.Pd.,M.Pd
NIDN 0811059101
Menyatakan bahwa mahasiswa yang disebutkan sebagi berikut :
Nama : Muhammad Alham Husada
NIM 2114301112
Judul Skripsi : Gambaran Tingkat Nyeri Pada Pasien Post
Operasi Di Ruang Rawat Inap Rsud
Sungai Lilin Tahun 2022

Menyatakan bahwa dengan ini telah selesai melakukan penerjemahan abstract


dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris terhadap skripsi yang
bersangkutan.

Demikian surat ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 18 Agustus 2022


Abstract Translator

(I Putu Agus Endra Susanta, S.Pd.,M.Pd)


NIDN. 0811059101

47

Anda mungkin juga menyukai