MUTIARA DEPITA
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN ANASTESIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022
SKRIPSI
OLEH :
Mutiara Depita
2114301117
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN ANASTESIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi penelitian dengan judul “Gambaran Mual Muntah Pasien Pasca Sectio Caesarea
dengan Spinal Anestesi di RSUD H.Hanafie Muara Bungo” telah mendapatkan persetujuan
pembimbing untuk diajukan dalam ujian proposal penelitian.
Pembimbing I Pembimbing II
Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat Ns. Ni Nyoman Ari Kundari D, S.Kep.M.Kep
NIDN: 0820127401 NIDN: 0810069501
iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji pada Program Studi Sarjana Keperawatan
Nomor: DL.02.02.2825.TU.IX.21
Anggota :
iv
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Gambaran Mual Muntah Pasien Pasca Sectio Caesarea Dengan
Spinal Anestesi Di Rsud H.Hanafie Muara Bungo” telah disajikan di depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 06 juni 2022 dan telah diterima serta disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi dan
Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan Bali.
Mengetahui
I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D dr. Gede Agus Shuarsedana, Sp.An
NIDN : 0823067802 NIR : 171131
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PELAKSANAAN PENELITIAN
Skripsi penelitian dengan judul “ Gambaran Mual Muntah Pasien Pasca Sectio Caesarea
dengan Spinal Anestesi di RSUD H.Hanafie Muara Bungo ” telah mendapat persetujuan
pembimbing dan Rektor ITEKES Bali untuk dilaksanakan sesuai dengan rencana penelitian yang
tertuang dalam proposal penelitian.
Pembimbing I Pembimbing II
Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat Ns.Ni Nyoman Ari Kundari D, S.Kep.M.Kep
NIDN: 0820127401 NIDN: 0810069501
Menyetujui
Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali
Rektor
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Gambaran Mual Muntah Pasien Pasca
Sectio Caesarea dengan Spinal Anestesi di RSUD H. Hanafie Muara Bungo”.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan dan
bantuan dari semua pihak sehingga proposal ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D. selaku rektor Institut Teknoogi
dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis
menyelesaikan proposal ini.
2. Ns. NLP Dina Susanti, S.Kep.,M.Kep selaku Wakil Rektor (Warek) yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis menyelesaikan penelitian ini.
3. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS selaku Wakil Rektor (Warek) II yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis menyelesaikan penelitian ini.
4. Bapak Ns. I Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS selaku Dekan Fakultas Kesehatan yang
memberikan dukungan kepada penulis
5. Bapak dr. Gede Agus Shuarsedana, Sp.An selaku Ketua Program Studi D IV Keperawatan
Anestesiologi yang memberikan dukungan moral kepada penulis
6. Ibu Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan dalam menyelesaikan proposal ini.
7. Ibu Ns. Ni Nyoman Ari Kundari Dewi,S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan proposal ini.
8. Direktur RSUD H.Hanafie Muara Bungo yang telah memberikan rekomendasi supaya
penulis bisa melanjutkan kuliah untuk peningkatan ilmu D4 Anestesiologi di ITEKES
BALI.
9. Terimakasih yang tidak terhingga kepada Suami, Orang tua dan keluarga Tercinta yang
banyak memberikan dukungan serta dorongan moral dan materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
penyusunan proposal ini.
vii
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal ini masih belum sempurna, untuk itu
dengan hati terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya konstruktif untuk
kesempurnaan proposal ini.
Penulis
Mutiara Depita
viii
GAMBARAN MUAL MUNTAH PASIEN PASCA SECTIO CAESAREA DENGAN
SPINAL ANESTESI DI RSUD H. HANAFIE MUARA BUNGO
Mutiara Depita
Fakultas Kesehatan
Program Studi D IV Keperawatan Anestesiologi
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
Email: mutiaradepita@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang: Mual dan muntah pasca operasi merupakan rasa mual dan muntah yang terjadi
dalam 24 jam setelah operasi. Pada kasus tertentu mual dan muntah pasca operasi bisa berdampak
pada kerugian pasien dan menimbulkan komplikasi.
Tujuan: Mengidentifikasi kejadian mual muntah pada pasien pasca sectio caesarea dengan spinal
anestesi
Metode: Desain penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan jenis pendekatan cross sectional.
Sampel penelitian berjumlah 64 responden melalui teknik consecutive sampling. Alat
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi.
Hasil: karakteristik umum responden berdasarkan umur, diketahui bahwa dari 64 responden yang
diteliti, responden terbanyak pada umur 31-35 tahun yaitu 28 responden dengan persentase 43.8%.
karakteristik umum responden berdasarkan diagnosa yaitu 14 responden dengan presentase 21.9
%. karakteristik umum responden berdasarkan pendidikan yaitu 32 responden dengan presentase
50.0%.
Kesimpulan: Gambaran mual dan muntah pasca operasi dengan spinal Anestesi di Ruang
Pemulihan Rumah Sakit RSUD H.Hanafie Muara Bungo didapatkan hasil skor 0 (tidak mual dan
muntah) sebanyak 52 responden (813%), skor 1 (mual saja) sebanyak 0 responden (0%), skor 2
(retching) sebanyak 0 responden (0%), dan skor 3 (mual >30 menit atau muntah ≥ 2 kali) sebanyak
12 responden (18.8%)sebanyak 14 responden (41.2%).
Kata Kunci: mual dan muntah, pasca operasi, spinal anestesi, secsio cessarea
ix
NAUSEA AND VOMITING IN POST SECTIO CAESAREA PATIENTS
Mutiara Depita
Faculty of Health
Diploma IV Nursing Anesthesiology
Institute of Technology and Health Bali
Email: mutiaradepita0519@gmail.com
ABSTRACT
Background: Postoperative nausea and vomiting is nausea and vomiting that occurs within 24
hours after surgery. In certain cases postoperative nausea and vomiting can have an impact on
patient losses and cause complications.
Purpose: To identify Nausea and Vomiting in Post Sectio Caesarea Patients with Spinal
Anesthesia at H. Hanafie Muara Bungo Hospital
Methode: This study employed descriptive qualitative design with cross sectional approach. There
were 64 respondents recruited as sample of the study which were selected by using consecutive
sampling technique. The data were collected by using observation sheet.
Result: The finding showed that the general characteristics of respondents based on age, there
were 64 respondents studied, the majority of respondents aged 31-35 years, namely 28 respondents
with a percentage of 43.8%. General characteristics of respondents based on the diagnosis were 14
respondents with a percentage of 21.9%. general characteristics of respondents based on education
were 32 respondents with a percentage of 50.0%.
Conclusion: The postoperative nausea and vomiting with spinal anesthesia in the Recovery Room
of the H.Hanafie Muara Bungo Hospital Hospital shows a score of 0 (no nausea and vomiting) as
many as 52 respondents (81.3%), a score of 1 (nausea only) as many as 0 respondents (0% ), a
score of 2 (retching) as many as 0 respondent (0%), and a score of 3 (nausea > 30 minutes or
vomiting 2 times) as many as 12 respondents (18.8%) as many as 14 respondents (41.2%).
x
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
xi
F. Etika Penelitian .............................................................................................. 27
BAB VI PEMBAHASAN
A. Pembahasan Gambaran Karakteristik Umum Responden ............................. 32
B. Mual Dan Muntah Pada Pasien Pasca Operasi Dengan Spinal Anestesi ...... 33
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menghilangkan rasa sakit pada pasien yang akan menjalani pembedahan dengan
salah satunya adalah Postoperative Nausea & Vomiting (PONV). PONV masih
menjadi salah suatu masalah dalam praktek anestesi modern, karena penyebab paling
dengan pasien, faktor risiko anestesi, dan faktor risiko pembedahan (Gwinutt, 2011).
Faktor risiko yang berhubungan dengan pasien meliputi umur, jenis kelamin, status
merokok, riwayat mual dan muntah sebelumnya, dan riwayat mabuk perjalanan
(Tinsley & Barone, 2013). Faktor risiko anestesi meliputi pemakaian anestesi
volatile, pemakaian Nitrous Oxide (N2O), dan pemakaian opioid pasca operasi
Pada penelitian lain yang dilakukan di RSUD Ulin Banjarmasin periode Mei-
Juli 2014 tentang gambaran kejadian mual dan muntah pasca operasi menemukan
bahwa dari 96 pasien terdapat 26 (27,08%) pasien mengalami mual dan muntah pasca
operasi (Sholihah, Marwan, & Husairi, 2014). Hasil studi pendahuluan yang
menyebutkan bahwa dari 400 pasien operasi, 30% pasien mengalami kejadian mual
dampak yang serius. Bila tidak mendapatkan penanganan yang baik dapat
pasca operasi namun demikian studi yang dilakuakan oleh Farida (2013)
memperkirakan bahwa sejumlah 0,18% pasien akan mengalami mual muntah yang
di sebuah negara adalah sekitar 5-15 % per 1000 kelahiran didunia. Riset Kesehatan
melewati batas maksimal standar. Hasil survey yang dilakukan oleh Tati (2012) di 33
dari 20.519 ibu yang melahirkan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Hal senada juga
dilaporkan oleh ruang VK bahwa dari Januari – Desember 2020 kasus persalinan SC
sejumlah 419 kasus Sectio Caesarea (Medical Record RSUD H. Hanafie Muara
Bungo. )
3
Teknik anestesi yang paling sering digunakan untuk pasien sectio caesarea
yaitu spinal anestesi. Spinal anestesi lebih aman digunakan karena pasien tetap sadar
(Indra, 2016). Hasil penelitian Harahap (2014) di Rumah Sakit Hasan Sadikin
demikian, disisi lain muncul komplikasi atau efek samping lainnya dari tindakan
spinal anestesi yaitu kejadian mual muntah. Hasil pengamatan dan wawancara yang
dilakukan peneliti pada lima ibu post SC, tiga diantaranya mengatakan mual dan
mengetahui gambaran mual muntah pada pasien pasca sectio caesarea engan spinal
anestesi. Hasil penelitian ini nantinya dapat mengidentifikasi kejadian mual muntah
pada pasien pasca sectio caesarea dengan spinal anestesi, dan temuan tersebut
pada pre maupun intra anestesi, sehingga dapat mencegah komplikasi yang serius
pada pasca anestesi. Penelitian tentang gambaran kejadian mual dan muntah pasca
operasi belum pernah dilakukan di Muara Bungo Jambi, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian “Gambaran mual muntah pasien pasca Sectio Caesarea dengan
B. Rumusan Masalah
penelitian sebagai berikut “Gambaran mual muntah pasien pasca Sectio Caesarea
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mual muntah
pasien pasca sectio caesarea dengan spinal anestesi di RSUD H. Hanafie Muara
Bungo
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi ilmiah pada
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
kejadian mual dan muntah pada pasien pasca operasi dengan spinal anestesi,
b. Bagi Institusi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar bagi peneliti lainnya untuk
melakukan penelitian yang berkaitan kejadian dengan mual dan muntah pasca
operasi.
d. Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sectio Caesarea
1. Pengertian
Menurut Amin & Hardi (2013) operasi Sectio Caesarea dilakukan atas
6
7
Fetal distress/ gawat janin, mal persentasi dan mal posisi kedudukan
janin seperti bayi yang terlalu besar (giant baby), kelainan letak bayi
kecil seperti prolapsus tali pusat, terlilit tali pusat, adapun faktor
3. Patofisology
yang parah, pre eklampsia dan eklampsia berat, kelainan letak bayi seperti
sungsang dan lintang, kemudian sebagian kasus mulut rahim tertutup plasenta
yang lebih dikenal dengan plasenta previa, bayi kembar, kehamilan pada ibu
ketuban pecah dan bayi belum keluar dalam 24 jam, kontraksi lemah dan
4. Klasifikasi
tidak banyak, bahaya peritonitis yang tidak besar, parut pada uterus
umumnya kuat sehingga bahaya rupture uteri dikemudian hari tidak besar
karena dalam masa nifas ibu pada segmen bagian bawah uterus tidak
bagian tengah dari korpus uteri sepanjang 10-12 cm dengan ujung bawah
di atas batas plika vesio uterine. Tujuan insisi ini dibuat hanya jika ada
profunda, misal karena uterus melekat dengan kuat pada dinding perut
Kerugian dari jenis pembedahan ini adalah lebih besarnya risiko peritonitis
dan 4 kali lebih bahaya rupture uteri pada kehamilan selanjutnya. Setelah
5. Indikasi
Persalinan dengan operasi sectio caesarea ditujukan untuk indikasi
medis tertentu, yang terbagi atas indikasi untuk ibu dan indikasi untuk bayi.
Meskipun 90% persalinan termasuk kategori normal atau tanpa kompliksai
persalinan, namun apabila terjadi komplikasi maka penanganan selalu
berpegang teguh pada prioritas keselamatan ibu dan bayi. Persalinan sectio
caesarea atau bedah sesar ini merupakan pilihan persalinan yang terakhir
setelah dipertimbangkan cara-cara persalinan pervaginam tidak layak untuk
dikerjakan( Kasdu 2015)
a. Indikasi ibu
1) Panggul sempit absolut
2) Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi
3) Stenosis serviks vagina
4) Plasenta previa
5) Riwayat Secsio cessarea
6) Disproporsi sefalopelvik
7) Ruptura uteri membakat.
b. Indikasi bayi
1) Kelainan letak
2) Gawat janin
10
B. Spinal Anestesi
ml/kgBB dalam 10 menit segera setelah spinal. Bila dengan cairan infus
tersebut masih terjadi hipotensi harus diobati dengan vesopressor seperti
epedrine. . bradikardi dapat terjadi karena aliran darah balik berkurang atau
karena blok simpatis, dapat di atasi dengan Sulfat Atropine .
b. Respirasi
1) Analisa gas darah cukup memuaskan pada blok spinal tinggi, bila fungsi
paru-paru normal
2) Kesulitan bicara, batuk kering yang persisten, sesak nafas, merupakan
tanda-tanda tidak adekuatnya pernafasan yang perlu segera ditangani
dengan pernafasan buatan.
3) Apnoe dapat disebabkan karena blok spinal yang terlalu tinggi atau karena
hipotensi berat dan iskemia medula.
c. Gastrointersinal
Nausea dan muntah karena hipotensi, hipoksia, tonus parasimpatis
berlebihan akibat pemakaian obat narkotik. Pusing kepala pasca pungsi
lumbal merupakan nyeri kepala dengan ciri khas terasa lebih berat pada
perubahan posisi dari tidur ke posisi tegak. Mulai terasa pada 24-48 jam pasca
pungsi lumbal, dengan kekerapan yang bervariasi. Pada orang tua lebih jarang
dan pada kehamilan meningkat.
d. Keuntungan spinal anestesi
Menurut Emilia (2008), mengemukakan bahwa beberapa keuntungan
dari anestesi spinal adalah onset blok yang cepat, waktu untuk dilakukan insisi
yang lebih cepat dibandingkan dengan anestesi epidural, ketinggian blok yang
memungkinkan untuk relaksasi otot selama prosedur, mengurangi resiko
kematian ibu dan toksisitas anestesi lokal karena komplikasi neuroaksial.
Dengan anestesi spinal dosis yang digunakan minimal dan relatif tidak ada
penyerapan sistemik yang cukup dari cairan cerebrospinal (CSF).
e. Mual muntah pasca anestesi
Mual muntah merupakan komplikasi yang sering terjadi akibat spinal
anestesi, dengan angka kejadian 20-40% (Keat, 2012). Hipotensi, hipoksia,
13
1. Definisi
PONV adalah mual dan atau muntah yang terjadi 24 jam pertama setelah
pembedahan. PONV terdiri dari 3 gejala utama yang dapat timbul segera atau
setealah operasi. Nausea atau mual adalah sensasi subyektif akan keinginan untuk
muntah tanpa gerakan ekspulsif otot, jika berat akan berhubungan dengan
Vomitting atau muntah adalah keluarnya isi lambung melalui mulut (Miller,
2010).
diakhiri dengan refleks muntah. CVC terletak dekat nukleus traktus solitarius dan
di sekitar formasio retikularis medula tepat di bawah CTZ (Fitrah, 2014).
Chemoreceptor trigger zone mengandung reseptor-reseptor untuk bermacam-
macam senyawa neuroaktif yang dapat menyebabkan refleks muntah. Rangsang
refleks muntah berasal dari gastrointestinal, vestibulo-okular, aferen kortikal yang
lebih tinggi yang menuju CVC, kemudian dimulai gejala nausea, retching, serta
ekspulsi isi lambung atau muntah (Fitrah, 2014)
3. Penyebab mual dan muntah
Secara umum muntah diakibatkan oleh pusat muntah medulla oblongata dan
berlangsung menurut beberapa mekanisme yaitu
secara langsung kesaluran cerna dan secara tidak langsung melalui CTZ (Fitrah,
2014 ).
a. Akibat rangsangan langsung dari saluran cerna (Makoreseptor)
Bila peristaltik dan perlintasan lambung terjadi masalah maka akan
terjadi mual, apabila gangguan tersebut makin lama makin hebat maka pusat
muntah akan dirangsang melalui saraf vagus sehingga dapat mengakibatkan
muntah, hal ini dapat terjadi karena adanya kerusakan mukosa usus dan
lambung, termasuk dalam hal ini distensi lambung
merupakan faktor yang berperan penting.
b. Secara tidak langsung melalui CTZ (kemoreseptor)
Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) memiliki banyak reseptor yang
berdekatan dengan pusat muntah, dengan bantuan neurotransmitter dopamine
CTZ menerima isyarat-isyarat mengenai kehadiran zat-zat kimia asing di
dalam sirkulasi kemudian rangsangan tersebut diteruskan kemedulla
oblongata sebagai pusat muntah
4. Faktor resiko mual muntah
Faktor resiko terkait PONV dibagi menjadi 4 faktor antara lain
faktor pasien, operasi, farmakologi dan faktor lain ( Shaikh dkk, 2016).
a. Faktor-faktor pasien
16
1) Umur : insidensi mual dan muntah pasca operasi 5% pada bayi, 25% pada
usia dibawah 5 tahun, 42-51% pada umur 6-16 tahun dan 14-40% pada
dewasa.
2) Jenis Kelamin : wanita dewasa akan mengalami mual dan muntah pasca
operasi 2-4 kali lebih mungkin dibandingkan laki-laki, kemungkinan
karena hormone perempuan.
3) Obesitas : BMI > 30 dilaporkan bahwa pada pasien tersebut lebih mudah
terjadi mual dan muntah pasca operasi baik karena adipos yang berlebihan
sehingga penyimpanan obat-obat anestesi atau produksi estrogen yang
berlebihan oleh jaringan adipos.
4) Motion sickness : pasien yang mengalami motion sicknes lebih mungkin
terkena mual dan muntah pasca operasi. Bukan perokok : pada perokok
resiko mengalami PONV jelas lebih rendah bila dibandingkan non-
perokok, hal ini disebabkan karena bahan kimia dalam asap rokok
meingkatkan metabolisme beberapa obat yang digunakan dalam anestesi
untuk mengurangi resiko PONV.
5) Lama operasi : Pembedahan lebih dari 1 jam akan meningkatkan resiko
terjadinya PONV karena masa kerja dari obat anestesi yang punya efek
menekan mual muntah sudah hampir habis, kemudian semakin banyak
komplikasi dan manipulasi pembedahan dilakukan
b. Faktor pembedahan
1) Kejadian mual dan muntah juga berhubungan dengan tingginya insiden
dan keparahan mual dan muntah pasca operasi. Seperti pada laparaskopi,
bedah payudara, laparatomi, bedah plastik, bedah optalmik, bedah THT,
bedah ginekologi.
2) Durasi operasi (setiap 30 menit penambahan waktu resiko mual dan
muntah pasca operasi meningkat sampai 60%).
c. Faktor anestesi
1) Kedalaman anestesi atau inflasi gaster pada saat ventilasi dengan masker
bisa menyebabkan muntah
17
Ada tiga studi terkait tentang kejadian kecemasan pre operatif mual muntah setelah
1. Gambaran faktor penyebab post operative vomiting (PONV) pada pasien post
puasa pre operasi sebanyak 25% mengalami kejadian PONV dengan skala 2.
penelitian ini adalah seluruh pasien yang dioperasi menggunakan teknik anestesi
SMA (78,6%), ASA I (88,7%), perokok pasif (64,3%), dengan lama operasi < 60
sedang yaitu sebanyak 35 orang responden (83,3%) dan pasien yang mengalami
berhubungan dengan kejadian PONV dengan nilai signifikansi (p) 0,021 atau
(0,021
Operative Nausea and Vomiting (PONV) pada Pasien yang Menjalani Anestesi
gambaran kejadian Post Operative Nausea and Vomiting (PONV) pada pasien
penelitian, pada penelitian ini akan meneliti tentang penilaian respon pasien
terhadap kejadian mual dan muntah pasca operasi dengan anestesi umum dengan
menggunakan instrument penelitian skor respon mual dan muntah pasca operasi
dan vomiting, tingkat keparahan PONV, jenis operasi, usia, jenis kelamin, riwayat
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan uraian tentang hubungan atau kaitan antara konsep-
konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang telah
dilakukan. Kerangka konsep ini terdiri dari variabel-variabel serta hubungan variabel
yang satu dengan yang lain. (Notoatmodjo, 2018). Berdasarkan tinjauan pustaka,
maka kerangka konsep yang peneliti gunakan sebagai berikut:
Sectio Caesarea
: Alur Pikir
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Gambaran Mual Muntah Pasien Pasca Sectio
Caesarea dengan Spinal Anestesi
20
21
mempengarughi kejadian mual muntah pasca operasi secsio cessarea. Mual muntah
B. Variabel penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki
atau didapatkan oleh satuan peneliti tentang suatu konsep pengertian tertentu
(Notoatmodjo, 2010). Maka variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut variabel kejadian mual muntah pasca secsio cessarea dengan spinal
anestesi.
C. Definisi Operasional Penelitian
Definisi operasional variabel penelitian adalah fenomena observasional yang
memungkinkan peneliti untuk mengujinya secara empiric, apakah outcome yang
diprediksi tersebut benar atau salah (Swarjana, 2015). Definisi penelitian yang dibuat
harus in line dengan conceptual definitions (Swarjana, 2015). Jadi definisi
operasional variabel adalah definisi variabel berdasarkan konsep teori tapi bersifat
operasional, agar variabel tersebut dapat diukur atau bahkan dapat diuji baik oleh
peneliti maupun peneliti lain. Definisi variable pada penelitian ini diuraikan pada
tabel 3.1 dibawah ini.
22
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Kejadian Mual Muntah Pasca Secstio
Cessarea dengann Spinal Anestesi
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode
penelitian yang digunakan dalam meneliti terhadap sampel dan populasi penelitian,
tehnik pengambilan sampel umumnya dilakukan dengan cara memanfaatkan
instrument penelitian yang dipakai, analisis data yang digunakan bersifat kuantitatif/
bisa diukur dengan tujuan untuk menuji hipotesis yang di tetapkan sebelumnya
(Notoatmodjo, 2018).
Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif dapat
diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat fakta-fakta yang
tampak atau apa adanya. Pendekatan dalam penelitian ini yaitu pendekatan cross
sectional dimana cara pengambilan data variabel dependen dan variabel independen
dilakukan sekali waktu pada saat yang bersamaan. Dengan demikian, penelitian
deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan sesuatu kondisi atau
fenomena yang terjadi di populasi tertentu. Pada penelitian ini, penulis
menggambarkan atau medeskripsikan sebuah fenomena atau kondisi yang terjadi
pada pasien sectio caesarea yang mengalami mual muntah dengan spinal anestesi
B. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di instalasi bedah sentral RSUD H Hanafie Muara
Bungo. Penelitian ini akan dilakukan selama dua bulan januari sampai Februari 2022
(POA Terlampir).
1. Populasi
operasi secsio cessarea dengan spinal anestesi di RSUD H Hanafie Muara Bungo,
berdasarkan rekam medik rata-rata operasi dalam satu tahun terakhir yaitu
sebanyak 519 pasien.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. (Notoatmodjo 2018).
Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel
yang benar-benar dapat mewakili (representatife) dan dapat menggambarkan
keadaan populasi yang sebenarnya, maka dalam penentuan sampel digunakan
rumus slovin dalam Notoatmodjo (2018) sebagai berikut :
1. Besar Sampel
n= N
(1+(N x e 2 ))
Keterangan :
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat ditolelir.
Dari jumlah sampel tersebut dengan tingkat kelonggaran ketidak telitian
sebesar 1% maka dengan menggunakan rumus diatas diperoleh sampel sebesar
:
n= N
(1+(N x e 2 ))
n= 720
(1+(519x 0,12 ))
n = 63,28= 5=64
Sehingga yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 64 orang
responden. Apabila dalam waktu penelitian yang ditentukan jumlah responden
tidak cukup maka peneliti akan menambahkan waktu penelitian sampai jumlah
responden mencukupi.
25
2. Kriteria Sampel
Kriteria responden dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Inklusi
a) Bersedia menjadi responden
b) Responden kooperatif dan mampu berkomunikasi dengan baik
c) Kesadaran penuh (compos mentis)
d) Menjalani operasi dengan spinal anestesi
e) Menjalani operasi secsio cessarea
2) Ekslusi
a) Gangguan mental
b) Tidak memahami bahasa indonesia
3. Sampling
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel dengan teknik
purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel non randon atau teknik
pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu oleh peneliti. Peneliti
akan mengambil sampel setiap hari dari jumlah populasi yang ada atau pasien
yang menjalani operasi selama bulan penelitian dengan memperhatikan kriteria
responden yang telah dibuat. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan
pengambilan sampel yang berjumlah 64, sampel yang peneliti gunakan harus
memenuhi kriteria inklusi dan eklusi yang telah ditentukan.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data
primer diperoleh dengan observasi kejadian mual dan muntah pasca operasi,
sedangkan data sekunder diperoleh dari rekam medis pasien. Metode yang telah
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan sesuai dengan
variabel penelitian adalah menggunakan metode wawancara dan metode
observasi. Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data pasien seperti
26
umur dan jenis kelamin. Metode observasi digunakan untuk mengamati varibel
kejadian mual dan muntah pasca operasi secsio cessarea dengan spinal anestesi.
2. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah status rekam
medis pasien dan lembar observasi yang selanjutnya dilakukan uji validasi data.
E. Teknik pengumpulan data
1. Persiapan
4. Keadilan Peneliti
Menekankan prinsip keadilan yaitu dengan memperlakukan responden
dengan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun sesudah
28
Penelitian ini melibatkan 68 responden pada pasien yang akan menjalani operasi
secsio cessarea dengan spinal anestesi di RSUD H.Hanafie Muara Bungo. Dalam
penelitian ini data responden didapat dengan cara pengisian kuesioner. Karakteristik
responden pada penelitian ini berdasarkan umur, diagnosa dan pendidikan .
Adapun karakteristik responden sebagaimana terlihat Tabel 5.1
PEB 8 12,5
Riwayat SC 14 21,9
Partus macet 3 4.7
Letak bokong 6 9,4
Gemeli 1 1.6
Ketuban Pecah Dini (KPD) 7 10,9
Cephalopelvic disproportion (CPD) 4 6,3
Bayi besar 6 9,4
Gagal induksi 2 3,1
Plasenta previa 1 1,6
Oligohidroniom 2 3,1
Gawat janin 5 7,8
Pendidikan
SD 1 1,6
SMP 13 20,3
SMA/Sederajat 32 50,0
Diploma 1 1,6
Sarjana 17 26,6
Lainnya 0 0
Berdasarkan tabel 5.1 pada tabel karakteristik umum responden berdasarkan umur,
diketahui bahwa dari 64 responden yang diteliti, responden terbanyak pada umur 31-35
tahun yaitu 28 responden dengan persentase 43,8%. Karakteristik umum responden
berdasarkan diagnosa ditemukan mayoritas 14 responden dengan persentase 21,9%
memiliki riwayat SC. Selain itu, karakteristik umum responden berdasarkan pendidikan
yaitu 32 responden dengan persentase 50,0% merupakan SMA/sederajat.
31
1. Variabel Penelitian
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi gambaran nilai respon mual dan muntah pasca operasi
pada pasien Pasien Pasca Sectio Caesarea dengan Spinal Anestesi di
RSUD H.Hanafie Muara Bungo
Dari penelitian yang dilakukan pada 64 responden mengenai nilai respon mual
dan muntah pasca operasi dengan spinal anestesi di Ruang Pemulihan Rumah Sakit
RSUD H.Hanafie Muara Bungo didapatkan mayoritas hasil skor 0 (tidak mual dan
muntah) sebanyak 52 responden (813%), dan skor 3 (mual >30 menit atau muntah ≥
2 kali) sebanyak 12 responden (18.8%)
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan tentang pembahasan hasil penelitian. Pembahasan pada
bab ini didasarkan pada bab pendahuluan, tinjauan pustaka, kerangka konsep, variabel,
metode dan bab hasil. Lebih lanjut, bab pembahasan ini mencakup hal-hal berikut ini
yaitu pembahasan gambaran karakteristik umum responden, gambaran nilai respon
mual dan muntah pasien pasca operasi dengan spinal anestesi dan keterbatasan
penelitian.
A. Pembahasan Gambaran Karakteristik Umum Responden
Karakteristik umum responden berdasarkan diagnosa ditemukan mayoritas 14
responden dengan persentase 21.9% memiliki riwayat SC. Persalinan sectio caesarea
atau bedah sesar ini merupakan pilihan persalinan yang terakhir setelah
dipertimbangkan cara-cara persalinan pervaginam tidak layak untuk dikerjakan
(Kasdu 2015). Karakteristik umum responden berdasarkan pendidikan yaitu 32
responden dengan persentase 50.0% merupakan SMA/sederajat. Berdasarkan
gambaran karakteristik responden berdasarkan umur, hasil penelitian ini menemukan
jumlah responden terbanyak pada umur 31-35 tahun yaitu 28 responden dengan
persentase 43.8%. Temuan pada penelitian ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Juliana dkk. (2014) di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
tentang Gambaran Kejadian Post Operative Nausea and Vomiting (PONV) pada
Pasien yang Menjalani Anestesi Umum dengan Menggunakan Laryngeal Mask
Airway (LMA) bahwa rentang umur mayoritas pasien pasca operasi dengan anestesi
umum adalah pada rentang umur 33-40 tahun (35,6%) dari keseluruhan responden.
Namun pada kedua penelitian ini menemukan jumlah sampel terbanyak berada dalam
rentang usia produktif. Badan Pusat Statistika mendefinisikan bahwa usia produktif
adalah mereka yang berada dalam rentang usia 15-64 tahun (BPS, 2013). Usia
produktif menurut Badan Pusat Statistik dapat dikategorikan menjadi dua yaitu usia
sangat produktif (15-49 tahun) dan usia produktif (50- 64 tahun). Pada usia tersebut
seseorang aktif bekerja dengan mobilitas relatif tinggi, sehingga akan berdampak
pada tingkat risiko atau hal-hal yang menyebabkan seseorang terkena penyakit yang
32
33
memerlukan proses operasi, misalnya dampak kecelakaan lalu lintas, akibat jatuh
maupun kecelakaan kerja serta penyakit lainnya.
B. Mual dan Muntah pada Pasien Pasca Operasi dengan Spinal Antestesi
Hasil penelitian ini menemukan bahwa mayoritas pasien tidak mengalami mual dan
muntah. Hal ini karena secsio cessarea merumakan operasi yang singkat dan mayoritas
pasien Riwayat secsio cessarea yang mana jadwal operasi elektif. Temuan pada
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Juliana dkk. (2014) tentang
Gambaran Kejadian Post Operative Nausea and Vomiting (PONV) pada Pasien yang
Menjalani Anestesi Umum dengan Menggunakan Laryngeal Mask Airway (LMA) di
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, bahwa mayoritas responden tidak mengalami
PONV sebanyak 35 responden (77,8%), yang mengalami PONV ringan sebanyak 5
responden (11,1%), yang mengalami PONV sedang sebanyak 2 responden (4,4%), dan
yang mengalami PONV berat sebanyak 3 responden (6,7%). Shaikh dkk. (2016)
menyebutkan bahwa etiologi mual dan muntah bersifat multifaktoral. Kejadian mual dan
muntah pasien pasca operasi pada bayi sebesar 5%, umur dibawah 5 tahun sebesar 25%,
umur 6-16 tahun sebesar 42-51%, dan pada umur dewasa sebesar 14-40%. Selain itu,
pada jenis kelamin perempuan, insidensi mual dan muntah pasca operasi dapat terjadi 2-
4 kali lebih besar daripada laki-laki, hal ini disebabkan karena kadar progesteron plasma
selama siklus menstruasi (Qudsi, 2015).
Tinsley & Barone pada penelitiannya yang berjudul “Preventing Postoperative
Nausea and Vomiting” menyebutkan bahwa pasien dengan prosedur operasi yang
membutuhkan waktu kurang dari 30 menit memiliki risiko mual dan muntah pasca
operasi sebesar 28% dan pada prosedur yang berlangsung selama 150-180 menit meiliki
risiko mual dan muntah pasca operasi sebesar 46,2%. Jenis operasi yang meningkatkan
insiden mual dan muntah menurut Chatterje, Rudra, & Sengupta (2011) adalah prosedur
intraabdominal, perbaikan strabismus, laparoskopi, ortopedi, ginekologi, telinga hidung
dan tenggorokan (THT), tiroid, payudara, dan operasi plastik serta bedah saraf.
34
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan merupakan kelemahan dan hambatan yang dialami oleh peneliti dalam
melakukan penelitian. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Penelitian ini menggunakan pendekataan cross sectional, sehingga hubungan
sebab akibat tidak dapat peneliti uraikan.
BAB VII
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari kesimpulan penelitian di atas, maka dapat diberikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya
Agar dapat mengembangkan penelitian menganai perbadingan mual muntah
pasca operasi dengan spinal anestesi, atau mencari faktor terkait kejadian mual
muntah.
2. Kepada pelayan kesehatan
Diharapkan pihak rumah sakit dapat bekerja sama dengan bagian anestesi untuk
memberikan suatu SOP yang lebih baik untuk mengurangi kejadian mual muntah
pasca operasi.
35
36
DAFTAR PUSTAKA
Catur, S. (2010). Hubungan Kecemasan Pra Induksi dengan Kejadian Post Operative Nausea
Vomiting (PONV). Diperoleh tanggal 8 November 2021
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/410/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Dahlan, M. S. (2014). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan
Multivariat. Jakarta: Epidemiologi Indonesia.
Firdaus, M.F. 2014. Uji Validitas Konstruksi dan Reliabilitas Instrumen The Amsterdam
Preoperative Anxiety And Information Scale (APAIS) Versi Indonesia (Thesis). FKUI.
Kaplan, H.I., Sadock, B.J. 2010. Retardasi Mental dalam Sinopsis Psikiatri. Tangerang :
Binarupa Aksara
Nurarif, Amin Huda, Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Jakarta:Medication.
Sari & Rimandini. (2014). Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care). Jakarta : Buku
Mahasiswa Kesehatan
Shaikh, S, I, dkk. (2016). Postoperative Nausea and Vomiting: A Simple Yet Complex
Problem. Anesthesia: Essays and Researches
Sholihah, A., Marwan, S.K., dan Husairi, A. (2014). Gambaran Angka Kejadian Post
Operative Nausea and Vomiting (PONV) di RSUD Ulin Banjarmasin Mei-Juli 2014.
Berkala Kedokteran, 11(1). Diperoleh tanggal 8 November 2020 dari
www.scholar.google.com
Smeltzer C, S., & Bare, B. G. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, Edisi 8, Vol. 1. Jakarta: EGC
Stuart G.W, & Sundeen J.S. (2016). Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Tewu, Havriray. (2017). Perbandingan Mual Muntah pada Premedikasi dengan Pemberian
Ondansetron dan dengan Deksametason Pasca Operasi Sectio Caesarea dengan
Anestesi Regional. Jurnal e- Clinic, volume 3. Diperoleh tanggal 8 November 2021
2021 http://ejournal.unsrat.ac.id/index. php/eclinic/article/view/9832
38
Wadood, F., Muhammad, R., Jamil, M., & Un, N. W. (2014). Efficacy of ondansetron alone
and ondansetron plus dexamethasone in preventing nausea and vomiting after middle
ear surgery. J Ayub Med Coll Abbottabad, 26(1). Diperoleh tanggal 11 November 2021
dari www.pubmed.ncbi.nlm.nih.gov
JADWAL PENELITIAN
39
40
10 Ujian Ulang
Skripsi
11 Perbaikan dan
Pengumpulan
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
40
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI
JUDUL : “Gambaran mual muntah pasien pasca sectio caesarea
dengan spinal anestesi di RSUD H. Hanafie Muara Bungo”
No Responden :
Umur :
Jenis kelamin :
Jenis Anestesi :
Jenis operasi :
Tanggal Operasi :
Jenis Operasi :
Jam Tiba di Ruang Recovery :
Respon pasien Skor Penilaian pasca operasi
15’ 30’ 45’ 60’ 75’ 90’ 105’ 120’
Pasien tidak 0
merasa mual
muntah
Pasien merasa 1
mual saja
Pasien mengalami 2
retching (usaha
untuk
memuntahkan dan
atau muntah)
Pasien mengalami 3
mual lebih dari 30
menit atau muntah
≥ 2 kali
41
Lampiran 3
Kepada:
Yth. Bapak/Ibu/Sdr/I Calon Responden
di IBS RSUD H.Hanafie Muara Bungo
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Mutiara Depita
NIM : 2114301117
Pekerjaan : Mahasiswa Program Studi DIV Keperawatan Anestesiologi Program B,
ITEKES Bali
Alamat : Jalan Tukad Balian No. 180 Renon, Denpasar-Bali
Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada Saudara untuk bersedia menjadi
responden dalam penelitian saya yang berjudul Gambaran Mual Muntah Pasien Pasca Sectio
Caesarea dengan Spinal Anestesi di RSUD H. Hanafie Muara Bungo yang pengumpulan
datanya akan dilaksanakan pada bulan Februari s/d Maret. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Prodi DIV
Keperawatan Anestesiologi. Saya akan tetap menjaga segala kerahasiaan data maupun
informasi yang diberikan.
Demikian surat permohonan ini disampaikan. Atas perhatian dan kesediaannya, saya
ucapkan terima kasih.
MUTIARA DEPITA
NIM. 2114301117
42
Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
…………………………………… ……………………………………
…… ……
Peneliti
Mutiara Depita