Diajukan oleh :
I KETUT GUNARJA
NIM : 2014301185
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2021
ii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “ Perbedaan Lama Waktu Pencapaian Skala Bromage 2 Pasca
Spinal Anestesi Dengan Posisi Duduk Dan Posisi Miring Pada Pasien Sectio Caesaria
Di RS Tk. II Udayana Denpasar ”, telah mendapatkan persetujuan pembimbing
dan disetujui untuk diajukan ke hadapan Tim Penguji Skripsi pada Program Studi D
IV Keperawatan Anestesiologi Institut Teknologi dan Kesehatan Bali.
Pembimbing I Pembimbing II
iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
Skripsi ini telah Diuji dan Dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Studi D IV
Keperawatan Anestesiologi Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
pada Tanggal 12 Juli 2021
Nomor : DL.02.02.1925.TU.X.20
iv
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Perbedaan Lama Waktu Pencapaian Skala Bromage 2 Pasca
Spinal Anestesi Dengan Posisi Duduk Dan Posisi Miring Pada Pasien Sectio Caesaria
Di RS Tk. II Udayana Denpasar ”, telah disajikan di depan dewan penguji pada
tanggal 12 Juli 2021, telah diterima serta disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi dan
Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan Bali.
Denpasar, 12 Juli 2021
Disahkan oleh :
Dewan Penguji Skripsi
1. Ns. Made Rismawan, S.Kep., MNS
NIDN. 0820018101
Mengetahui
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali Program Studi
D4 Keperawatan Anestesiologi
Rektor Ketua
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan
Lama Waktu Pencapaian Skala Bromage 2 Pasca Spinal Anestesi Dengan Posisi
Duduk Dan Posisi Miring Pada Pasien Sectio Caesaria Di RS Tk.II Udayana
Denpasar ”
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, arahan dan
bantuan dari semua pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai rencana.
Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D. selaku rektor Institut
Teknologi dan Kesehatan Bali, yang telah memberikan ijin dan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Ns. NLP. Dina Susanti, S.Kep., M.Kep selaku Wakil Rektor (Warek) I
3. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS selaku Wakil Rektor (Warek) II.
4. Bapak Ns. I Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS selaku Dekan Fakultas Kesehatan
sekaligus pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dr. Gede Agus Shuarsedana, Sp.An selaku Ketua Program Studi D IV
Keperawatan Anestesiologi yang memberikan dukungan moral kepada penulis.
6. Bapak Ns. I Made Mertha harianto, S.Kep., MM., selaku Dosen sekaligus
pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Seluruh keluarga terutama orang tua, istri dan anak-anak saya yang telah
memberikan semangat dan dukungan moral sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
vi
8. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna dan
banyak kekurangan, untuk itu penulis menerima kritik dan saran terbuka, yang
sifatnya konstruktif untuk kesempurnaan skripsi ini.
Penulis
vii
PERBEDAAN LAMA WAKTU PENCAPAIAN SKALA BROMAGE 2 PASCA
SPINAL ANESTESI DENGAN POSISI DUDUK DAN POSISI MIRING PADA
PASIEN SECTIO CAESARIA DI RS TK. II UDAYANA DENPASAR
I Ketut Gunarja
Fakultas Kesehatan
Program Studi D IV Keperawatan Anestesiologi
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
Gmail : gunarjaketut@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang. Spinal anastesi adalah metode anestesi dengan cara menyuntikkan
obat analgetik lokal kedalam ruang subarachnoid di daerah lumbal. Tindakan
pembedahan yang banyak dilakukan dengan menggunakan spinal anestesi adalah
sectio caesaria. Tindakan spinal anestesi bisa dilakukan dengan posisi miring (lateral
decubitus) dan posisi duduk (sitting). Kriteria pasien dapat dipindahkan dari ruang
pemulihan bila pasien telah mencapai skala Bromage kurang dari atau sama dengan
skala Bromage 2. Tujuan. Untuk mengetahui perbedaan lama waktu pencapaian
skala Bromage 2 antara posisi duduk dengan posisi miring pasca spinal anestesi pada
pasien sectio caesaria.
Metode. Desain penelitian ini adalah non eksperimental (komparatif). Sampel
diambil secara consecutive sampling sebanyak 40 yang dibagi dalam 2 kelompok.
Satu kelompok diberikan tindakan posisi miring dan kelompok lainnya diberikan
posisi duduk. Alat pengumpulan data berupa lembar observasi. Data dianalisis
menggunakan uji statistik independen T-test
Hasil. Sebagian besar waktu pencapaian skala Bromage 2 pada posisi duduk adalah
menit ke 90-105 (75 %), sedangkan pencapaian skala Bromage 2 pada posisi miring
sebagian besar pada menit ke 122-137 (50 %). Berdasarkan uji independent T-test di
dapatkan p-value 0,000 ( < 0,05 ), yang berarti ada perbedaan waktu pencapaian skala
Bromage 2 antara pasien posisi duduk dengan posisi miring.
Kesimpulan. Ada perbedaan waktu pencapaian skala Bromage 2 antara pasien posisi
duduk dengan pasien posisi miring pasca spinal anestesi.
viii
THE DIFFERENCE LENGTH ACHIEVEMENT OF BROMAGE SCALE 2 IN
POST SPINAL ANESTHESIA WITH SITTING POSITION AND LATERAL
DECUBITUS AMONG SECTIO CAESAREA PATIENTS AT UDAYANA
TK.II HOSPITAL DENPASAR
I Ketut Gunarja
Faculty of Health
Diploma IV Nursing Anesthesiology Program
Institute of Technology and Health Bali
Email : gunarjaketut@gmail.com
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
ABSTRACT ………………………………………………………………….. ix
x
E. Konsep Posisi Duduk dan Posisi Miring …………………………….. 20
F. Konsep Skala Bromage ………………………………………………. 22
G. Kerangka Teori ………………………………………………………. 24
xi
A. Simpulan …………………………………………………………….. 53
B. Saran ………………………………………………………………… 53
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Posisi Pasien Duduk Saat Dilakukan Spinal Anestesi ……… 21
Gambar 2.2 Posisi Pasien Miring/Lateral Decubitus Saat Dilakukan
Spina Anestesi ……………………………………………… 21
Gambar 2.3 Kerangka Teori ……………………………………………... 24
Gambar 3.1 Kerangka Konsep …………………………………………... 25
Gambar 4.1 Desain Penelitian …………………………………………… 30
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anestesi adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit atau nyeri
ketika melakukan tindakan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang
menimbulkan sakit pada tubuh (Amarta, 2012). Ada 3 jenis anestesi yaitu
anestesi lokal, anestesi umum, dan Regional anestesi. Salah satu tehnik
anestesi yang sering digunakan adalah spinal anastesi. Spinal
anestesi/anastesi tulang belakang adalah injeksi obat anetesi lokal ke dalam
ruang subarachnoid di daerah antara vertebra lumbalis L2-L3 atau L3-L4 atau
L4-L5 (Majid, 2011). Spinal anestesi menyebabkan blok pada akar saraf
melalui ruang subarachnoid. Blok yang dihasilkan ruang subarachnoid
meluas dari foramen magnum ke Sacral 2 pada orang dewasa dan Sacral 3
pada anak-anak. Suntikan anestesi lokal di bawah L1 pada orang dewasa dan
L3 pada anak-anak membantu menghindari trauma langsung di jaringan saraf
dalam tulang punggung. Anestesi tulang belakang disebut suatu blok
subarachnoid atau suntikan intratekal. Spinal anestesi akan menghasilkan
blok simpatis, blok sensoris dan blok motoris (Morgan, 2013).
Spinal anestesi bisa memberikan kepuasan tersendiri bagi pasien, baik
dari segi teknik, kecepatan pemulihan dan efek samping yang minimal serta
pengaruh minimal pada sistem pernafasan selama blok anestesi tidak
mencapai blok yang tinggi. Keuntungan penggunaan spinal anestesi adalah
murah, sederhana, dan penggunaan alat minimal, non eksplosif karena tidak
menggunakan obat-obatan yang mudah terbakar, pasien sadar saat
pembedahan, setelah pembedahan pasien lebih segar atau tenang
dibandingkan pada pasien dengan anestesi umum. Disamping memiliki
1
2
pasien spinal anestesi dikeluarkan dari ruang anestesi care unit. Nilai Bromage
menentukan lamanya waktu yang dihabiskan pasien untuk dirawat dan di
observasi setelah tindakan pembedahan di ruang pemulihan. Kriteria pasien
dapat dipindahkan dari ruang pemulihan bila pasien telah mencapai bromage
kurang dari sama dengan skala Bromage 2. Pada pasien dengan pencapaian
Bromage score 2 ( skala Bromage 2 ) maka pasien dinyatakan pulih dari
anestesi (Fitria, 2018). Pencapaian skala Bromage yang baik tergantung pada
berbagai factor, diantaranya durasi dan jenis pembedahan, teknik anastesi
yang digunakan, dan timbulnya komplikasi saat pembedahan (Fitria et al.,
2019).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah perbedaan lama waktu
pencapaian skala Bromage 2 pasca spinal anestesi dengan posisi duduk dan
posisi miring pada pasien sectio caesaria di RS Tk..II Udayana Denpasar ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui lama waktu pencapaian skala Bromage 2 pasca spinal
anestesi dengan posisi duduk dan posisi miring pada pasien sectio
caesaria di RS Tk. II Udayana Denpasar.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi waktu pencapaian skala bromage 2 pasca
spinal anestesi dengan posisi duduk pada pasien sectio caesaria di RS
Tk. II Udayana Denpasar.
b. Untuk mengidentifikasi waktu pencapaian skala bromage 2 pasca
spinal anestesi dengan posisi miring pada pasien sectio caesaria di RS
Tk. II Udayana Denpasar.
c. Untuk mengetahui perbedaan lama waktu pencapaian skala Bromage 2
pasca spinal anestesi dengan posisi duduk dan posisi miring pada
pasien sectio caesaria di RS Tk. II Udayana Denpasar
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Ciri suatu kegiatan profesional antara lain, memiliki body of
knowledge yang kokoh, mempunyai kompetensi dengan landasan
keilmuan yang jelas serta memiliki keterampilan yang terstandarisasi.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi bagi
pelayanan kesehatan sehingga mampu dijadikan bahan referensi untuk
mengetahui berapa lama pencapaian waktu skala bromage 2 pasca spinal
anestesi dengan posisi duduk dan posisi miring pada pasien sectio
caesaria.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam
memberikan asuhan yang komperehensif dalam hal pemantauan waktu
pencapaian skala bromage 2 yang timbul akibat spinal anestesi yang
diberikan. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat
memotivasi peneliti lain untuk meneliti tentang apa saja yang
mempengaruhi perbedaan lama waktu pencapaian skala bromage 2 pasca
spinal anestesi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Anestesi
7
8
yang luas. Cara spinal anestesi ini akan menghasilkan anestesi pada
ekstermitas bawah, perinium dan abdomen pasien (Fitria et al., 2019) .
Jenis – jenis analgesia regional yaitu, anestesi spinal, anestesi epidural,
anestesi kaudal (Latief, 2015)
2. Kontraindiskasi.
Nama lain dari obat ini adalah novokain atau neokain. Nama
kimia dari obat prokain adalah paraaminobenzodiac acid ester dari
diethylamino. Prokain dianggap sebagai obat standar baik dalam
potensi maupun dalam toksisitas suatu obat anestesi lokal.
Ditetapkan potensi dan toksisitas serta indeks anestesinya 1
dibanding dengan kokain maka toksisitas prokain 1/4 toksisitas
kokain. Penggunaan dosis tergantung cara pemberiannya. Infiltrasi
lokal pada orang dewasa diberikan larutan 0,5% - 1,0% dengan
dosis maksimal 1 gram (200 ml). Untuk blok saraf diberikan
larutan 1%-2% sebanyak 75 ml, sedangkan untuk blok fleksus
dipakai larutan 1% sebanyak 30 ml, untuk blok epidural diberikan
larutan 1% sebanyak 15-50 ml, dan untuk subaraknoid blok
diberikan larutan 2% sebanyak 2 ml. Memiliki onset cepat 3 – 5
menit, durasi singkat 60-90 menit. Tidak ada data yang
bertentangan bahwa durasinya tersebut diperpanjang dengan
vasokonstriksi ataupun tidak.
13
4) Prilokain
Nama dagang dari prilokain adalah propitokain, xylonest,
citanest, dan distanest. Efek iritasi lokal pada tempat penyuntikan
jauh lebih kecil daripada prokain. Toksisitasnya kira-kira 60% dari
toksisitas lidokain potensinya sama dengan lidokain. Daripada
lidokain, prilokain lebih kuat, daya penetrasinya lebih baik, mulai
kerjanya dan lama kerjanya lebih lama dan efektif pada
konsentrasi 0,5%-5,0%.
Penggunaan dosis untuk infiltrasi lokal digunakan larutan 0,5%,
blok pleksus digunakan larutan 2%-3%, bloko epidural digunakan
larutan 2%-4% untuk blok subaraknoid digunakan larutan 5%.
Dosis maksimal tanpa adrenalin 400 mg sedangkan dengan
adrenalin bisa diberikan sampai dosis 600 mg. Prilokain memiliki
durasi sedang 120-240 menit.
c. Usia
4) Perdarahan Subarachnoid.
5) Hematom Subarachnoid.
6) Infeksi, Anestesi Spinal Total.
7) Gagal Napas.
8) Sindrom Kauda Equina.
9) Disfungsi Neurologis Lain.
b. Komplikasi Minor.
1) Hipotensi.
2) Post Operative Nausea And Vomiting (Ponv).
3) Nyeri Kepala Pasca Pungsi.
4) Penurunan Pendengaran.
5) Kecemasan.
6) Menggigil.
7) Nyeri Punggung.
8) Retens Urine.
1. Pengertian
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut .(Amru Sofian,2012).
Section caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina
(Siti,dkk 2013).
2. Etiologi
Menurut Amin dan Hardi (2013) etiologi sectio caesaria ada dua yaitu
sebagai berikut:
a. Etiologi yang berasal dari ibu
18
G. Kerangka Teori
A. Kerangka Konsep
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Variabel Pengganggu
25
26
Keterangan :
B. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara. karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik
(Sugiyono, 2017). Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah ada perbedaan lama
waktu pencapaian skala Bromage 2 antara pasien posisi duduk pasca spinal anestesi
dengan pasien posisi miring pasca spinal anestesi pada pasien operasi sectio caesaria
di Rumah Sakit Tk.II Udayana Denpasar.
27
C. Variabel
Variabel adalah ukuran atau ciri-ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Variabel
dalam penelitian ini hanya ada satu variabel yaitu
1. Variabel Independent:
Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain dan
dapat menentukan nilai variable lain. Untuk mengetahui adanya hubungan
atau pengaruh variabel bebas terhadap varibel lain maka variabel bebas
dapat dimanipulasi, diobservasi, bahkan diukur (Nursalam, 2016). Variabel
independent dalam penelitian ini adalah pasien posisi duduk dan pasien
posisi miring pasca spinal anestesi pada pasien sectio caesaria.
2. Variabel Dependent:
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variable lain,
termasuk nilainya ditentukan oleh variable lain. Variabel dependent
merupakan akibat dari manipulasi variabel – variabel lain (Nursalam,
2016). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Bromage Score 2
(skala Bromage 2)
D. Difinisi Operasional
Defenisi Operasional Variabel adalah defenisi berdasarkan karakteristik yang
diamati dari sesuatu yang didefinisikan (Nursalam, 2008).
Tabel 3.1 : Definisi Opersional
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain
penelitian non eksperimental (komparatif) dimana penelitian ini untuk
mengetahui perbedaan lama waktu pencapaian skala Bromage 2 pasca spinal
anestesi dengan posisi duduk dan posisi miring pada pasien sectio caesaria di
RS Tk. II Udayana Denpasar. Adapun pendekatan yang digunakan pada
penelitian ini yaitu pendekatan cross-sectional. Cross-sectional adalah jenis
penelitian yang menjelaskan status fenomena atau hubungan fenomena dimana
pengukuran data variabel dilakukan hanya satu kali pada satu saat dan tidak
ada tindak lanjut (Swarjana, 2015). Dalam penelitian ini mengukur 2 (dua)
variable yaitu variable tergantung (dependent) adalah lama waktu pencapaian
skala Bromage 2 dan variable bebas (independent) adalah posisi duduk dan
posisi miring pada saat dilakukan spinal anestesi.
Penelitian mengamati perbedaan lama waktu pencapaian skala Bromage 2
(perbedaan lama waktu gerak pergelangan kaki) antara pasien posisi duduk
dengan pasien posisi miring pasca spinal anestesi. Peneliti mengidentifikasi
kedua kelompok baik pasien posisi duduk dan posisi miring pasca spinal
anestesi dengan bupivakain 0,5 % dosis 12,5 mg, lokasi penyuntikan pada
Lumbal 3-Lumbal 4,dengan jarum spinal nomor 27G, kemudian waktu
dihitung mulai dari memasukkan obat spinal anestesi,diobservasi/diikiuti
sampai pasien mampu memfleksikan pergelangan kaki atau skala Bromage
2,kemudian dicatat berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh masing-masing
respondent.
29
30
X1 W1
X2 W2
Keterangan:
C. Populasi,Sampel,Sampling
1. Populasi
Populasi merupakan subyek atau obyek yang memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan untuk diteliti (Nursalam, 2011). Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh pasien bumil (ibu hamil) yang dilakukan operasi sectio
caesaria dengan tindakan spinal anestesi dengan posisi duduk dan posisi
miring di RS Tk.II Udayana Denpasar, periode bulan Maret sampai
dengan Mei 2021.
31
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan (Masturoh &
Anggita, 2018). Jumlah pengambilan sampel pada penelitian pasien yang
akan operasi tidak dapat diprediksi secara tepat, maka dilakukan dengan
tehnik consecutive sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan
dengan cara memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai
kurun waktu tertentu (Arifah & Trise, 2012)
a. Besar Sampel
Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
seluruh ibu hamil yang melaksanakan operasi section caesaria dengan
tindakan spinal anestesi dengan tehnik consecutive sampling yaitu 20
orang dengan posisi duduk (sitting) dan 20 orang dengan posisi miring
(lateral decubitus). Bila diambil rata – rata perbulan terdapat 40 orang
ibu hamil yang melaksanakan operasi sectio caecaria menggunakan
spinal anestesi, sehingga masing-masing group akan berjumlah 20
orang.
b. Kriteria Sampel
Sampel pada penelitian ini sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Adapun
kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu :
1) Kriteria inklusi :
a) Setuju menjadi responden dengan menandatangi informed
concent.
b) Pasien dapat berkomunikasi dengan baik
c) Pasien operasi sectio caesaria dengan spinal anestesi
d) Spinal lumbal 3-4
e) Jarum spinal nomor 27 G
f) Menggunakan obat anestesi hiperbarik (bupivacaine 0,5 % )
32
2) Kriteria eksklusi
a) Pasien dengan gangguan psikiatri
b) Pasien sectio caesaria dengan spinal anestesi yang kemudian
menjadi general anestesi
3. Sampling
Sampling adalah cara pengambilan sampel agar memperoleh sampel
yang benar- benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam,
2013). Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Non-
Probability Sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang
ibu hamil pre operasi sectio caesaria, dimana 20 responden unuk kelompok
dengan posisi dukduk dan 20 responden untuk kelompok dengan posisi
miring. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan non
probality sampling yaitu consecutive sampling. Menurut Arikunto (2010)
consecutive sampling yaitu pengambilan sampel dengan mengambil semua
objek yang datang dan memenuhi kriteria diambil sebagai sampel
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah jam
tangan, parameter skala Bromage, lembar observasi dan alat tulis.
F. Pelaksanaan Penelitian
1. Tahap persiapan
a. Diawali dengan peneliti mengajukan ijin studi pendahuluan berupa
surat pengantar yang di tanda tangani oleh Rektor ITIKES Bali yang
ditujukan kepada Kepala Rumah Sakit Tk.II Udayana denpasar
dengan nomer surat : DL.02.02.2110.TU.XI.2020
b. Peneliti mengajukan ijin berupa surat pengantar yang ditanda tangani
oleh Rektor Itekes Bali yang yang ditujukan kepada Kepala
Penanaman Modal dan Perijinan Provinsi Bali dengan nomor surat :
DL.02.02.1071.TU.III.2021 dan Kesbangpolinmas Kota Denpasar
dengan nomor surat : 070/1849/IZIN-C/DISPMPT.
c. Peneliti mengajukan ijin pengurusan etik ke komisi etik Itekes Bali
dengan nomor surat DL.02.02.0607.TU.II.21
d. Kemudian memberikan surat pengantar penelitian dari BPMP dengan
nomor surat : 070/1849/IZIN-C/DISPMPT, Kesbangpolinmas dengan
nomor surat : 070/459/BKBP dan Komisi Etik Itekes Bali dengan
nomor surat : 04.0186/KEPITEKES-BALI/III/2021 kepada Kepala
Rumah Sakit Tk. II Udayana Denpasar.
e. Setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Rumah Sakit Tk.II
Udayana denpasar dengan nomer surat : B/596/III/2021, peneliti
melakukan sosialisasi rencana penelitian kepada Kepala Ruangan dan
staf Bedah Sentral Rumah Sakit Tk.II Udayana Denpasar.
f. Surat permohonan untuk menjadi respondent.
g. Surat persetujuan untuk menjadi responden (informed consent).
34
h. Alat penelitian
a) Parameter skala Bromage
b) Arloji
c) Lembar observasi dan alat tulis
2. Tahap pelaksanaan
a. Setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Rumah Sakit Tk.II
Udayana Denpasar dan melakukan sosialisasi rencana penelitian
kepada Kepala instalasi bedah dan anestesi dan Kepala Ruangan bedah
sentral Rumah Sakit Tk.II Udayana Denpasar maka peneliti melakukan
pengumpulan data yang dimulai di Ruangan preoperasi sebagai
ruangan tempat persiapan operasi sectio caesaria di ruang bedah
sentral RS Tk.II Udayana Denpasar. Penelitian dilakukan mulai
tanggal 10 Maret 2021 sampai dengan tanggal 10 Mei 2021.
b. Peneliti menentukan populasi yaitu semua pasien pre operasi sectio
caecaria yang dilakukan operasi sectio caesaria di kamar operasi
Rumah Sakit Tk. II Udayana Denpasar. Kemudian peneliti
menentukan sampel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Selama kontak
dengan pasien, peneliti menggunakan protokol kesehatan yaitu Alat
Pelindung Diri (APD) level 2 diantaranya : penutup kepala, face
shield, masker KN 95, handschoen, apron/gown dan alas kaki.
Sebelum dan setelah kontak dengan pasien melaksanakan prosedur
cuci tangan dan selalu menjaga jarak minimal 1 meter. Sedangkan
pasien menggunakan masker.
c. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan manfaat
penelitian.
d. Peneliti menyerahkan surat permohonan untuk menjadi responden
kepada setiap calon responden. Peneliti menjelaskan pengertian dari
skala Bromage 2 kepada responden. Apabila bersedia, maka peneliti
35
3. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dengan melihat nilai p yaitu :
a. Nilai p < alpha (0,05) maka ada perbedaan.
b. Nilai p > alpha (0,05) maka tidak ada perbedaan.
(Aritonang, 2011).
H. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan pedoman etika yang berlaku pada subjek
kegiatan penelitian yang melibatkan baik pihak peneliti, subjek peneliti dan
masyarakat yang mendapatkan hasil dari penelitian tersebut. Etika terhadap
penelitian juga mencakup perlakuan peneliti terhadap subjek penelitian dan
sesuatau yang dihasilkan oleh penliti bagi masyarakat (Noto Atmodjo, 2012).
1. Lembar persetujuan (Informed Concent)
Lembar persetujuan (Informed Concent) adalah sebagi perwujudan
hak – hak responden dalam pesetujuan saat pengambilan data atau saat
wawancara (Noto Atmodjo, 2012). Peneliti memberikan lembar informed
concent kepada responden sebelum dilakukannya penelitian. Peneliti
menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur dalam penelitian ini, bahwa
tidak melibatkan tindakan khusus sehingga tidak menimbulkan kerugian
dan resiko. Peneliti menjelaskan bahwa responden berhak menolak dalam
mengikuti penelitian. Selain itu peneliti juga mnjelaskan bahwa hasil dari
penelitian hanya akan digunakan dalam keperluan pendidikan. Peneliti
meminta renponden untuk menadatangani lembar inform concent apabila
responden setuju untuk mengkuti penelitian.
2. Justice (keadilan)
Keadilan merupakan kewajiban etis untuk memperlakukan setiap
orang sesuai dengan apa yang benar. Dalam penelitian ini harus ada
pemerataan pembagian beban dan manfaat dari responden penelitian
untuk menjadikan lebih baik atau lebih buruk lagi (health professions
39
HASIL PENELITIAN
41
42
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik responden
Gambaran karakteristik responden dapat diperlihatkan pada tabel berikut :
Tabel 5.1 Distribusi Frekwensi Karakteristik Responden Pasien
Dengan Posisi Duduk Dan Pasien Posisi Miring Pasca Spinal
Anestesi Pada Pasien Sectio Caesaria Di RS Tk.II Udayana
Denpasar ( n = 20 )
2 Pendidikan
a. Tidak sekolah 0 0 0 0
b. SD 0 0 0 0
c. SMP 2 10 1 5
d. SMA 15 75 15 75
e. Diploma 1 5 4 20
f. Sarjana 2 10 0 0
3 Pekerjaan
a. Tidak bekerja 13 65 12 60
b. Pegawai swasta 7 35 7 35
c. PNS 0 0 1 5
d. TNI/POLRI 0 0 0 0
4 Tinggi badan
a. < 145 cm 0 0 1 5
b. 146-160 cm 16 80 14 70
c. 161-175 cm 4 20 5 25
d. > 176 cm 0 0 0 0
5 Berat badan
a. < 50 kg 0 0 0 0
b.51 – 60 kg 3 15 6 30
c.61 – 70 kg 6 30 8 40
d.71 – 80 kg 7 35 2 10
f.> 81 kg 4 20 4 20
Kolmogorov- Shapiro-Wilk
Smirnov
Variabel
statistik Sig statistik Sig
Lama Waktu Pencapaian Skala 0,151 0,200 0,925 0,125
Bromage 2 posisi duduk (menit)
Lama Waktu Pencapaian Skala 0,160 0,196 0,939 0,233
Bromage 2 posisi miring (menit)
46
PEMBAHASAN
A. Interpretasi Penelitian
1. Waktu pencapaian skala Bromage 2 pada pasien posisi duduk pasca spinal
anestesi
Posisi duduk (sitting) diartikan bahwa pasien duduk dengan siku
bertumpu di paha atau meja samping tempat tidur, atau dapat memeluk
bantal. Fleksi tulang belakang melengkungkan punggung memaksimalkan
area "target" antara proses spinosus yang berdekatan dan membawa tulang
belakang lebih dekat ke permukaan kulit (Morgan, 2015)
Anestesi spinal adalah pemberian anestesi melalui subarachnoid pada
lumbal (biasanya pada L3-L4, L4-L5) yang mana pemberian anestesi ini
tipe blok kondusif saraf yang meluas tipe blok kondusif saraf yang luas.
Cara spinal anestesi ini akan menghasilkan anestesi pada ekstermitas
bawah, perinium dan abdomen pasien (Fitria et al., 2019).
Sectio caesaria adalah suatu cara untuk melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Nurarif
& Kusuma, 2015. Salah satu posisi yang diberikan saat spinal anestesi pada
operasi sectio caesaria adalah posisi duduk.
Pengaturan posisi pasien selama atau setelah penyuntikan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap blokade saraf. Pemeliharaan posisi
duduk (sitting) setelah penyuntikan akan menimbulkan blokade lumbal
bagian bawah dan saraf-saraf di daerah sakral (Gwinnutt, 2011).
Pada penelitian ini jumlah sampel 20 dengan pasien posisi duduk
(sitting) sebagian besar lama waktu pencapaian skala bromage 2 pada
menit ke 90 – 105 ( 75 % ). Hal ini di dukung oleh hasil observasi
47
48
orang pasien lama waktu pencapaian skala bromage 2 pada menit ke 154-
169 (5%), dan satu orang pasien lama waktu pencapaian skala bromage 2
pada menit ke 170-185 (5%).
Hal ini sesuai dengan teori bahwa faktor faktor yang mempengaruhi
penyebaran larutan bupivakain hiperbarik pada Anestesi spinal adalah :
gravitasi, postur tubuh, tekanan intra abdomen, anatomi columna
vertebralis, tempat penusukan,barbotase, manuver valsava,kosentrasi
obat,dan posisi tubuh .(Butterworth,2004)
Barisitas anestesi lokal mempengaruhi penyebaran obat tergantung
dari posisi pasien. Larutan hiperbarik disebar oleh gravitasi, larutan
hipobarik menyebar berlawanan arah dengan gravitasi dan isobarik
menyebar lokal pada tempat injeksi. Setelah disuntikkan ke dalam ruang
intratekal, penyebaran zat anestesi lokal akan dipengaruhi oleh berbagai
faktor terutama yang berhubungan dengan hukum fisika dinamika dari zat
yang disuntikkan, antara lain barbotase (tindakan menyuntikkan sebagian
zat anestesi lokal ke dalam cairan serebrospinal, kemudian dilakukan
aspirasi bersama cairan serebrospinal dan penyuntikan kembali zat anestesi
lokal yang telah bercampur dengan cairan serebrospinal), volume, berat
jenis, dosis, tempat penyuntikan, posisi penderita saat atau sesudah
penyuntikan. (Butterworth, 2004)
Pada penelitian Farilsah Hakin (2020) tentang perbandingan
efektifitas bupivacaine hiperbarik dengan levobupivacaine isobarik untuk
anestesi spinal operasi abdomen dan ekstremitas bawah di RSUP Haji
Adam Malik Medan ,didapatkan hasil penelitian bahwa tindakan anestesi
spinal menggunakan levobupivacaine isobarik menghasilkan mula kerja
yang lebih lambat, durasi analgesia lebih lama dan efek samping lebih
sedikit dibandingkan dengan bupivacaine hiperbarik pada pembedahan
abdomen dan ekstremitas bawah.
51
B. Keterbatasan Penelitian
Barbotase pada saat spinal anestesi tidak bisa dikontrol seberapa besar
pengaruhnya terhadap ketinggian level blok, sehingga ada kemungkinan
lambatnya waktu pencapaian skala Bromage 2 akibat dari barbotase yang
berulang-ulang.
BAB VII
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Waktu pencapaian skala Bromage 2 pada pasien posisi duduk (sitting)
pasca spinal anestesi pada operasi sectio caesaria adalah sebagian besar
pada menit ke 90 - 105.
2. Waktu pencapaian skala Bromage 2 pada pasien posisi miring (lateral
decubitus) pasca spinal anestesi pada operasi sectio caesaria adalah
sebagian besar pada menit ke 122 - 137 .
3. Bahwa waktu pencapaian skala Bromage 2 pasca spinal anestesi pada
pasien posisi duduk lebih cepat rata-rata 30,25 menit dibandingkan dengan
pasien posisi miring (hasil uji t-test - 6.622 ; p = 0,000 < 0,05).
B. Saran
53
54
55
56
Mangku, Gde., & Senapathi, T. G. A. (2018). Buku Ajar Ilmu Anestesia dan
Reanimasi (Edisi 3). Jakarta: Indeks.
Mangku Gde, dkk, (2010), Ilmu Anestesi dan Reaminasi, Indeks Permata Puri Media,
Jakarta.
Morgan, (2007). Anestesi For patien With Neuromuskuler Disease, Clinical
Anesthesiology, USA, Churcill Livingstone.
Mochtar, R. (2012). Sinopsis Obstetri Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Jilid 1.
Jakarta: EGC
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (Edisi 4). Jakarta:
Selemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Siyoto, Sandu., & Sodik, Ali. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Swarjana, I. K. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Yogyakarta:
And
Triyono, dan Titik, Endarwati dan Ana, Ratnawati. (2017). Hubungan Status Fisik
(Asa) Dengan Waktu Pencapaian Bromage Score 2 Pada Pasien Spinal Anestesi
Di Ruang Pemulihan Rsud Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang. Skripsi
Thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Diakses pada 15 November 2020.
http://keperawatan.poltekkesjogja.ac.id/
Yonathan, N. M. (2014). Perbedaan Perubahan Hemodinamik Teknik Anestesi Spinal
Posisi Duduk Dan Posisi Miring Kiri Pada Pasien Seksio Sesarea Di Rsud
Merauke (Doctoral Dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
57
Lampiran 1.
JADWAL PENELITIAN
BULAN
N KEGIAT O Nopemb Desemb Janua Februa Ma Ap M J J
O AN kt er er ri ri ret ril ei u u
2020 2021 ni l
i
IV I I II I I I II I I I II I I I II I I I III I I I II I I I III IV I I III IV I I III IV
I I V I I V I I V I I V I V I I V I I I
1 Penyusunan
Proposal
2 ACC
Proposal
3 Penyebaran
Proposal
4 Ujian
Proposal
5 Ujian Ulang
Proposal
6 Pengumpula
n
Data
7 Penyusunan
Hasil
Penelitian
8 Penyebaran
Skripsi
9 Ujian
Skripsi
1 Ujian Ulang
0 Skripsi
1 Perbaikan
1 dan
Pengumpula
n
58
Lampiran 2
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : I Ketut Gunarja
NIM : 2014301185
Pekerjaan : Mahasiswa semester II Program Alih Jenjang
D 4 Keperawatan Anestesi, ITEKES Bali
Alamat : Jalan Tukad Balian No. 180 Renon, Denpasar-Bali
Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada Saudara untuk
bersedia menjadi responden dalam penelitian saya yang berjudul “Perbedaan
Lama Waktu Pencapaian Skala Bromage 2 Pasca Spinal Anestesi Dengan
Posisi Duduk Dan Posisi Miring Pada Pasien Sectio Caesaria Di RS TK.II
Udayana Denpasar ” yang pengumpulan datanya akan dilaksanakan pada
tanggal 10 Maret s.d 10 Mei 2021. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbedaan lama waktu pencapaian skala Bromage 2 pasca
spinal anestesi dengan posisi duduk dan posisi miring pada pasien sectio
caesaria di RS Tk. II Udayana Denpasar.Saya akan tetap menjaga segala
kerahasiaan data maupun informasi yang diberikan.
Demikian surat permohonan ini disampaikan, atas perhatian, kerjasama dari
kesediaannya saya mengucapkan terimakasih.
Denpasar, Juni 2021
Peneliti
I Ketut Gunarja
NIM 2014301185
59
Lampiran 3
Nama :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Denpasar , ……………2021
Responden
....................................
60
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
Jam
Lampiran 5.
STANDAR PROSEDUR
PENATALAKSANAAN REGIONAL ANESTESI
OPERASIONAL
/SPINAL ANESTES DENGAN POSISI DUDUK
(SITTING)
Lampiran 6
STANDAR PROSEDUR
PENATALAKSANAAN REGIONAL ANESTESI
OPERASIONAL
/SPINAL ANESTES DENGAN POSISI MIRING
(LATERAL DECUBITUS)
Lampiran 7
Lampiran 8
Surat Ijin Penelitian dari Badan Penanaman Modal dan Perijinan Provinsi Bali
67
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Data Primer
Lampiran 13
Descriptives
Descriptives
Std.
Statistic Error
Lama Waktu Pencapaian Mean 98.8000 1.57380
Skala Bromage 2 pada posisi 95% Confidence Interval for Lower Bound 95.5060
duduk (menit) Mean Upper Bound 102.0940
5% Trimmed Mean 98.3889
Median 97.0000
Variance 49.537
Std. Deviation 7.03824
Minimum 90.00
Maximum 115.00
Range 25.00
Interquartile Range 11.25
Skewness .820 .512
Kurtosis .073 .992
Lama Waktu Pencapaian Mean 129.0500 4.28859
Skala Bromage 2 pada 95% Confidence Interval for Lower Bound 120.0739
Posisi Miring (menit) Mean Upper Bound 138.0261
5% Trimmed Mean 128.3333
Median 129.0000
Variance 367.839
Std. Deviation 19.17914
Minimum 101.00
Maximum 170.00
Range 69.00
Interquartile Range 20.25
Skewness .469 .512
Kurtosis -.006 .992
79
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Lama Waktu Pencapaian .151 20 .200 .925 20 .125
Skala Bromage 2 posisi
duduk (menit)
Lama Waktu Pencapaian .160 20 .196 .939 20 .233
Skala Bromage 2 Posisi
Miring (menit)
T – Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Skala_Bromage 2 Posisi Duduk 20 98.8000 7.03824 1.57380
Posisi Miring 20 129.0500 19.17914 4.28859
F Sig. t df
Skala_Bromage 2 Equal variances assumed 7.365 .010 -6.622 38
Equal variances not -6.622 24.026
assumed
80
Lampiran 14
Biaya Penelitian
1 Menyusun proposal
Penelusuran literature Rp 300.000 Rp 300.000
Transportasi Rp 200.000 Rp 200.000
Pengadaan dan persiapan ujian Rp 200.000 Rp 200.000
proposal
2 Perbaikan proposal Rp 200.000 Rp 200.000
3 Pelaksanaan penelitian
Alat dan bahan Rp 500.000 Rp 500.000
Transportasi Rp 200.000 Rp 200.000
Analisa data Rp 300.000 Rp 300.000
4 Penggaandaan dan ujian skripsi Rp 400.000 Rp 400.000
5 Perbaikan skripsi dan Rp 600.000 Rp 600.000
penggandaan skripsi
6 Biaya tidak terduga Rp 300.000 Rp 200.000
jumlah Rp 3.200.000 Rp 3.100.000
Peneliti
82
Lampiran 15
NIDN : 0807068803
NIM : 2014301185
Menyatakan bahwa dengan ini bahwa telah selesai melakukan penerjemahan abstract
dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris terhadap skripsi yang bersangkutan.