RESTI YANTI
NIM : 221FK09017
NIM : 221FK09017
Telah Disetujui Untuk Diajukan Pada Sidang Akhir Pada Program Pendidikan
Menyetujui:
Pembimbing
NIM : 221FK09017
KIAN ini telah dipertahankan dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Dewan
Pembimbing penguji
a. Karya Ilmiah Akhir saya dalma laporan ini, adalah asli dan belum
penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan tim
pembimbing.
c. Dalam Karya Ilmiah Akhir ini tidak terdapat karya atau pendapat
Tasikmalaya,…………………2023
Materi Rp 10.000
RESTI YANTI
NIM : 221FK09017
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
RESTI YANTI
221FK09017
ABSTRAK
Masalah yang sering timbul setelah operasi sectio caesarea adalah nyeri. Akibat
dari nyeri akan menimbulkan rasa tidak nyaman, mengganggu aktivitas sehari-
hari dan berbagai masalah terhadap ibu maupun bayi. Penanganan post sectio
non farmakologis salah satunya dengan terapi Teknik Relaksasi Genggam Jari.
teknik relaksasi genggam jari untuk menurunkan intensitas nyeri pada pasien post
sectio caesarea dengan metode studi kasus pendekatan asuhan keperawatan. Data
Scale (NRS) sebelum dan sesudah intervensi genggam jari. Implementasi yang
dilakukan kepada Ny. A relaksasi genggam jari untuk menurunkan nyeri post SC
yang dilakukan selama 3 hari 1x1 dalam 1 hari intervensi. Hasil didapatkan data
fokus ibu mengeluh nyeri pada luka post SC sehingga muncul masalah
pengukuran dengan NRS sebelum dan sesudah intervensi. Dan adanya penurunan
skala nyeri dari 5 (1-10) menjadi 1 (1- 10). Kesimpulan teknik relaksasi genggam
jari dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien post sectio caesarea. Saran
diharapkan perawat dapat melakukan teknik relaksasi genggam jari sebagai salah
Kata Kunci : Teknik Relaksasi Genggam Jari, Nyeri, Post sectio caesarea
ABSTRACT
The problem that often arises after sectio caesarea surgery is pain. As a result of
pain will cause discomfort, interfere with daily activities and various problems for
both mother and baby. Treatment of post sectio caesarea can use pharmacological
finger grip relaxation technique. The aim is to provide nursing care to Mrs. A by
providing finger grip relaxation techniques to reduce pain intensity in post sectio
caesarea patients with a case study method of nursing care approach. Data was
collected by measuring the pain scale using the Numerical Rating Scale (NRS)
before and after the finger grip intervention. Implementation done to Mrs. A
finger-held relaxation to reduce post SC pain which was carried out for 3 days 1x1
then nursing actions were carried out with finger-held relaxation technique
therapy. To determine the pain scale, measurements were made with the NRS
before and after the intervention. And there is a decrease in the pain scale from 5
(1-10) to 1 (1-10). In conclusion, finger grip relaxation techniques can reduce pain
intensity in post sectio caesarea patients. Suggestions are that nurses can perform
caesarea mothers.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sholawat serta salam semoga tetap disampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW, berkat karunia dan hidayah-Nya pula penulis dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini yang berjudul “ Relaksasi Gengga
Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Post Sectio Caesare Diruang Melati 2A
Karya Ilimiah Akhir Ners ini diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Ners)
1. H. Mulyana, SH., M.Pd., MH. Kes selaku Ketua Yayasan Adhi Guna
Kencana Bandung;
Kencana;
Bhakti Kencana;
4. Ns. Asep Mulyana, S.Kep., MM., M.Kep., Ph.D selaku Kepala Cabang
7. Kedua orang tua saya ibu Aan Anisyah,Bapak saya Uca Darusman,Kaka
dan adik Sayah tercinta yang senantiasa selalu memberikan do’a yang
terbaik, dorongan, baik moril maupun materil dengan begitu tulus dan
ikhlas, serta seluruh keluarga besarku tercinta terimakasih atas do’a dan
dukungannya;
Tasikmalaya, 2023
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUN
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
B. Konsep Nyeri
B. Diagnosa Keperawatan
C. Proses Keperawatan
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
rahim hingga proses keluarnya bayi, serta plasenta melalui jalan lahir (rahim)
(Arda dan Hartaty (2021) Persalinan dibagi dalam tiga jenis yaitu : persalinan
tenaga dari luar misalnya dengan forceps atau Sectio Caesarea (SC). Tindakan
bahaya atau akan terjadi komplikasi apabila ibu melahirkan secara pervaginam.
Sectio caesarea (SC) atau biasa disebut operasi sesar merupakan salah satu
partus lama (4,3%), lilitan tali pusat (2,9%), plasenta previa (0,7%), plasenta
sebesar 17,6 %, tertinggi di wilayah DKI Jakarta 31,3% dan terendah di Papua
3,57%, perdarahan 2,85%, kejang 0,17%, ketuban pecah dini 6,31%, partus
lama 4,08%, lilitan tali pusat 3,35%, plasenta previa 0,84%, plasenta tertinggal
0,96%, hipertensi 4,63%, dan lainnya 4,63% (Riset Kesehatan Dasar, 2018).
Berdasarkan buku medical record ruangan terdapat angka Post Sectio
Caesarea di Ruang Melati 2A RSUD dr. Soekardjo sejumlah 258 pada bulan
Juli -Desember pada tahun (Profil Rekam Medik RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya, 2022)
jaringan dengan adanya luka tersebut, akan merangsang nyeri yang disebabkan
susunan saraf pusat, serta adanya plasma darah yang akan mengeluarkan
Salah satu untuk menangani masalah yang timbul setelah Post Sectio
meditasi, pijat reflex, obat herbal, hipnotis, terapi sentuh, message dan teknik
relaksasi. Salah satu teknik relaksasi yaitu genggam jari yang dapat
memberikan efek untuk mengurangi rasa nyeri sambil menarik nafas dalam
dalam darah, serta memberikan pengontrolan diri pada individu ketika terjadi
sesudah tindakan yang tadinya intensitas nyeri sedang 4 (1-10) menjadi ringan
3 (1-10). Hal ini disebabkan karena pengaruh dalam teknik relaksasi genggam
rata rata nyeri berat dan setelah diberikan intervensi rata rata nyeri sedang.
sebelum diberi teknik relaksasi genggam jari rata rata 3,05 dan rata rata
sesudah diberi teknik relaksasi genggam jari 0,77. Hal ini disebabkan karena
teknik relaksasi genggam jari ada pengaruh untuk menurunkan intensitas nyeri
Sectio Caesarea .
1,50 diperoleh hasil (p value 0,000) 𝛼 <0,05 yaitu ada pengaruh teknik
relaksasi genggam jari terhadao intensitas nyeri pada pasien Sectio Caesarea .
teman untuk bercerita tentang keluahanya, sehingga nyeri yang dirasakan ibu
berkurang, ibu menjadi lebih semangat dan berusaha untuk lebih cepat
sembuh.
genggam jari dapat menurunkan intensitas nyeri pada ibu Sectio Caesarea
yang akan membuat tubuh menjadi rileks. Perlakuan relaksasi genggam jari
akan menghasilkan impuls yang dikirim melalui serabut saraf aferen nosiseptor
nyeri pada luka operasi, pasien jadi tidak berani bergerak karena takut dan
nyeri sehingga pasien tidak mau untuk beraktivias secara mandiri. Peran
salah satu pemenuhan bio psiko sosial spiritual terutama tindakan secara
mandiri yaitu manajemen nyeri non farmakologi dengan genggam jari. Hasil
penelitian pun telah banyak dilakukan dan terbukti efektif untuk menurunkan
intensitas nyeri, oleh karena itu peneliti tertarik untuk menerapkan teknik
relaksasi genggam jari untuk menurunkan intensitas nyeri pada ibu Sectio
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana Releksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Tasikmalaya?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
casarea.
D. Manfaat Praktis
1) Bagi Penulis
genggam jari sebagai salah satu untuk mengatasi nyeri Sectio Caesarea
dilakukan perawat.
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat yang ada diruang
BAB II
TINJUAN TEORITIS
1. Pengertian
dinding abdomen dan uterus (Oxorn dan Wiliam 2010) dalam Verycha 2014). SC
adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus
melalui dinding depan perut (Amin dan Hardhi, 2013). Sedangkan menurut
melalui insiasi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dengan keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram.SC adalah tindakan
pembedahan dengan melakukan sayatan pada dinding abdomen dan dinding
uterus bertujuan untuk mengeluarkan janin dengan berat diatas 500 gram.
2. Etiologi
Etiologi SC terbagi menjadi dua macam yaitu :
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai
(Jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan (Kista ovarium, mioma uteri dan
sebagainya).
vakum atau porseps ekstraksi. Menurut amin dan hardi (2013) dalam
(Verycha 2014).
a. Sayatan melintang
Sayatan melintan dimulai dari ujung atau pinggir selangkangan diatas batas
rambut kemaluan sepanjang sekitar 10-14 cm. keuntungannya adalah perut
pada rahim kuat sehingga cukup kecil resiko menderita tupture uteri (robek
rahim) dikemudian hari. Hari ini karena pada masa nifas, segemen bawah
b. Sayatan memanjang
memberikan suatu ruang yang lebih besar untuk mengeluarkan bayi namun
jenis ini kini jarang dilakukan karena jenis ini rentan terhadap komplikasi
a. Alergi
Biasanya ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat tertentu.
secara normal. Jenis obat yang diberikan beragam mulai dari obat
d. Demam
total (narkose). Akibatnya, kolestrum tidak bisa dinikmati bayi dan bayi
tidak dapat segera menyusui begitu iya dilahirkan namun apabila dilakukan
B. Konsep Nyeri
1. Pengertian
bersifat sangat subjektif, karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingkatnya, dan hanya orang tersebutlah yang
2. Proses Nyeri
yaitu :
a. Transduksi
tipe serabut saraf yang terlibat dalan proses ini yaitu serabut A-beta, A-
delta, dan C. serabut ini berespon secara maksimal terhadap stimulasi non
b. Modulasi
reseptor opioid seperti mu, kappa, dan delta dapat ditemukan berasal
dari korteks frontalis, hipotalamus dan area otak lainnya ke otak
spinalis. Hasil dari proses inhibisi desendens ini adalah penguatan atau
c. Transmisi
spinal.
d. Persepsi Nyeri
tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas
anatomis, reseptor nyeri (nociseptor) ada bermiyelin dan ada juga yang
2017).
a. Nyeri akut
detik hingga kurang dari 6 bulan biasanya dengan awitan tiba tiba dan
bahwa kerusaksn atau cidera telah terjadi. Jika kerusakan tidak lama
b. Nyeri kronis
dikatakan dengan penyebab atau cidera fisik. Nyeri kronik dapat tidak
memiliki awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit untuk
berubah untuk membedakan nyeri akut dan nyeri kronik (Strong, dkk
1. Nyeri perifer
Nyeri ini ada tiga macam yaitu :
c. Nyeri alih yaitu nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang
Dengan kata lain nyeri ini timbul akibat pikiran si penderita itu
Skala nyeri wajah terdiri atas enam wajah dengan profil kartun
Tanjung 2016).
Keterangan :
tindakan
manual.
alih
contoh anak – anak kecil yang belum dapat mengucapkan kata – kata
b. Jenis kelamin
Secara umum jenis kelamin pria dan wanita tidak berbeda secara
jenis kelamin misalnya ada yang menganggap bahwa seseorang anak laki
laki harus berani dan tidak boleh menangis sedangkan seorang anak
Andari, 2015).
c. Kebudayaan
mengatasi nyeri, individu mempelajari apa yang diajarkan dan apa yang
d. Perhatian
e. Ansietas
f. Kelemahan
g. Pengalaman sebelumnya
sembuh maka ansietas atau rasa takut dapat muncul. Sebaliknya jika
individu mengalami jenis nyeri yang sama berulang ulang tetapi nyeri
h. Gaya koping
Gaya koping mempengaruhi individu dalam mengatasi nyeri.
6. Manajemen Nyeri
a. Pendekatan farmakologi
teurtama untuk nyeri yang sangat hebat yang berlangsung selama berjam
– jam atau bahkan berhari – hari. Metode yang paling umum digunakan
pernafasan.
muntah.
secara mandiri tanpa tergantung pada petugas medis lain dimana dalam
1. Pengkajian
lainnya.
a. Identitas Klien
c.Keluhan Utama
penyakit saat ini keluhan yang dirasakan setelah operasi, keluhan yang
d. Riwayat Kesehatan
tanda persalinan.
1) Pola Nutrisi
a) Makan
b) Minum
2) Eliminasi
a) Eliminasi BAB
BAB
b) Eliminasi BAK
masuk rumah sakit dari mulai Tidur siang jam lama, Tidur malam
jam lama, ada pengantar tidurnya atau tidak dan ada gangguan
4) Personal Hygiene
a) Mandi
b) Gosok Gigi
c) Cuci Rambut
d) Gunting Kuku
1) Fase taking-in
dan tidur. Tingkah laku ibu adalah pasif saat menerima perawtaan
fisik dan perhatian dari orang lain. Ibu tergantung pada orang lain
Disebut fase taking- in karena selama waktu ini, ibu yang baru
melahirkan masih membutuhkan perlindungan dan perawatan pada
orang lain seperti perawat, fokus perhatian ibu terutama pada diri
sendiri. Pada fase ini ibu lebih mudah tersinggung dan cenderung
kelelahan
ini
3) Fase Letting go
1) Nutrisi
2) Ambulasi
sembuhnya luka-luka.
3) Eliminasi
a) Miksi
b) Defekasi
Dalam 24 jam pertama, pasien juga sudah harus buang air besar
b) Pakaian
tertekan dan kering, demikian pula pada pakaian dalam agar tidak
mengurangi kerontokan.
d) Kebersihan kulit
ibu untuk menjadi lebih sering agar kulit ibu tetap kering.
5) Istirahat
bayinya nanti.
6) Seksual
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua
j. Pemilihan pil KB
keadaan berikut :
pendamping
c) Bila ibu minum pil terhambat leboh dari 3 jam, minumlah pil
48 jam
d) Bila ibu lupa 1-2 pil, minum segera pil yang terlupa dan
gunakan metode pelindung sampai akhir bulan
terakhir habis.
3. Suntikan Progestin
Metode ini sangat efektif dan aman, dapat diapakai oleh semua
lambat (rata rata 4 bulan), serta cocok untuk masa laktasi karena
4. Kontrasepsi Implan
5. AKDR
a) Efektifitas tinggi
h) Reversible
i) Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
berikut:
1. Efek umum yang sering terjadi yaitu perubahan siklus haid, haid
6. Senam Nifas
7. Perawatan Payudara
agar tudak terjadi pembekakan dan bendungan ASI. Selain itu juga
Suatu proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus menerus
membutuhkan.
k. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum
8) Telinga : bersih atau kotor, ada benjolan kelenjar tiroid atau tidak
13) Ekstermitas: simetris atau tidak ada oedema atau tidak, tanda
2. Diagnosa Keperawatan
Subjektif : -
Objektif :
1) Tampak meringis
2) Bersikap protektif (mis waspada posisi menghindari nyeri)
3) Gelisah
5) Sulit tidur
Objektif :
5) Menarik diri
7) Diaforesis
Subjektif :
Objektif :
Subjektif :
Objektif :
histeria)
d/d
Subjektif :
1) Kelalahan maternal
2) Kecemasan maternal
Objektif :
Subjektif : -
Objektif :
menyusui
5) Menolak untuk menghisap
Subjektif :
Objektif :
benar
Subjektif
: Objektif
Perencanaan tindakan keperawatan berdasarakan diagnosa yang muncul menurut Tim Pokja DPP PPNI (2017), dan
Edukasi
1. Jelaska tujuan dan prosedur
tindakan
2. Jelaskan manfaat tindakan
4. Implementasi
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan baik yang
5. Evaluasi
jari jari tangan kita terdapat saluran atau energi yang terhubung
klien yang mengalami luka didaerah telapak tangan dan telapak kaki
4. Genggam ibu jari selama 2-3 menit dengan nafas secara teratur
lainnya.
BAB III
LAPORAN KASUS
A. PENGKAJIAN
A. Identitas klien
Nama : Ny. A
Usia : 03-09-1999 (23 Tahun)
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Pendidikan Terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku : Sunda
Alamat : Cilembang RT 03/04 Kel. Cilembang Kec. Cihideng Kota
Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
Tanggal Masuk : 28 – Januari – 2023, 10.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 30 – Januari – 2023, 09.00 WIB
Diagnosa Medis : Sectio Caesarea + CPD
No Rekam Medik : 17087492
B. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn U
Usia : 26 September 1997 (26 Tahun)
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
Alamat : Cilembang RT 03/04 Kel. Cilembang Kec. Cihideng
Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
Agama : Islam
Suku : Sunda
Hubungan dengan Klien : Suami
C. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada luka jahitan Sectio Caesarea
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 30 januari 2023 pukul 09.00
WIB. Klien mengatakan nyeri pada luka jahitan operasi, nyeri dirasakan
seperti disayat sayat. Nyeri bertambah bergerak dan berkurang bila tidur
nyeri tidak menyebar kebagian lain, dengan skala nyeri 5 (1-10), nyeri
H. Riwayat Psikososial
2. Pola interkasi
I. Riwayat Obsetri
Riwayat Menstruasi
J. Riwayat Perkawinan
1. Perkawinan ke : 1
K. Riwayat KB
Sebelumnya klien tidak memakai Kb
3. Respirasi : 20 x/menit
4 Suhu : 36.0 C
a. Kepala
Rambut berwarna hitam dengan distribusi baik, tidak rontok, lurus dan
berkeringat
b. Mata
Mata tampak simetris. Konjungitva merah muda, klien mampu membaca nama
c. Hidung
Hidung tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada sinusitis,
penciuman baik ditandai dengan klien mampu menyebutkan bau minyak telon
d. Telinga
Telinga simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan. Klien mampu mendengarkan
e. Leher
Tidak ada lesi, tidak ada nyeri menelan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
f. Dada
Bentuk dada simteris, tidak ada bunyi nafas tambahan, frekuensi nafas R : 20
g. Payudara
Payudara tampak simetris, sedikit bengkak, tidak ada lesi, putting menonjol
h. Abdomen
Redness : tidak ada kemerahan pada luka, Edema : tidak ada pembekakan pada
luka, Ekimosis : tidak ada kebiru biruan seperti memar, Disharge : luka masih
sedikit basah dan Aprokimasi : penyatuan jaringan bagus bising usus normal
18x/menit, nyeri tekan abdomen Sectio Caesarea dengan skala nyeri 5 (0-10)
TFU 1 jari diatas pusat. Blass kosong, kontraksi uterus baik, diastasis rectus
i. Ekstermitas Atas
Terpasang infus RL ditangan sebelah kiri, tidak ada edema dan CRT < 3 detik
j. Ekstermitas Bawah
k. Genetalia
Lochea serosa warna merah muda bercampur kecoklatan
mengatakan tidak tahu penanganan nyeri pada luka Sectio Caesarea dan
P. Pemeriksaan laboratorium
Nama : Ny A
No Rm : 17087492
Jenis Nilai
Hasil Satuan Hasil
Pemeriksaan Rujukan
Hematology
Nama : Ny A
No Rm : 17087492
Jenis Nilai
Hasil Metode
Pemeriksaan Rujukan
Serologi
Anti Treponema Palidum Non Reaktif Non Reaktif Immunochromatograph
Anti HIV : Non Reaktif Non Reaktif Immunochromatograph
Anti HIV I Non Reaktif Non Reaktif Immunochromatograph
Kesimpulan Non Reaktif Non Reaktif Immunochromatograph
Hbsag Rapid Non Reaktif Non Reaktif Immunochromatograph
Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
Data Subjektif : Op Sectio Caesarea
a. Klien mengeluh nyeri
perut (bekas operasi)
b. Nyeri di rasakan hilang Terputusnya kontinuitas
timbul jaringan
c. Nyeri seperti di sayat
sayat
Data Objektif : Merangsang area
a. Skala nyeri 5 (0-10) sensori Nyeri
b. Klien tampak meringis akut Nyeri Akut
1.
c. Luka post op sc (D.0077)
horizontal sepanjang ±
12 cm
d. Klien tampak protektif
e. Tanda – Tanda Vital
1) TD : 120/80
mmHg
2) N : 100 x/menit
3) R : 20
x/menit 4) S :
36.0 ℃
Data Subjektif Adaptasi post CS
a. Klien mengatakan Fisiologis
Asinya keluar (sedikit) Laktasi
b. Klien mengatakan Porlactin meningkat
terasa bengkak pada Menyusui
payudaranya. Ketidakadekuatan Tidak Efektif
2.
Data Objektif Suplai ASI (D.0029)
a. Asi tidak
menetes/memencar
Menyusui Tidak Efektif
b. Bayi menangis saat
disusui.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. D.0077) Nyeri Akut b/d Agen pencedera fisik (Luka Invansif) ditandai dengan
Data Subjektif :
Data Objektif :
b) Nadi : 80 x/menit
c) Respirasi : 20 x/menit
d) Suhu : 36.0 ℃
ditandai dengan :
Data Subjektif
1. Klien mengatakan Asinya keluar (sedikit)
Data Objektif
nyeri (teknik
S : 36.0 ℃
relaksasi genggam
jari)
2.Kontrol lingkingan
yang memperberat
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
Edukasi
1.Jelaskan penyebab,
nyeri
2. Jelaskan stategi
meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik
non farmakologis
(teknik relaksasi
genggam jari)
menurun (5 pendidikan
dan bayi
3.Berikan
kesempatan untuk
bertanya Edukasi
Ajarkan perawatan
payudara postpartum
(pijat oksitosin)
T.
U.
V. R. IMPLENTASI KEPERAWATAN
Jam 10.00 wib lokasi, Jam 10.15wib 1. Klien mngeluh masih nyeri
hilang Objektif :
sayat meringis
nyeri - N : 80 x/menit
Hasil : Nyeri berada di - R : 20 x/menit
skala 5 - S : 36.0 ℃
3. Mengidentifikasi Assesment :
nyeri
saat
saat
istirahat
4. Menjelaskan penyebab
periode
dijelaskan
5. Menjelaskan strategi
meredakan
nyeri
berdiskusi
dengan perawat
Hasil :
- TD : 120/80 mmHg
- N : 80 x/menit
- R : 20 x/menit
- S : 36.0 ℃
3. Menjadwalkan Teratasi
Hasil : pasien
oksitosin
4. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
PEMBAHASAN
A. Asuhan Keperawatan pada Ny. A P1A0 Post SC Hari Kedua
Asuhan keperawatan pada Ny. A 23 tahun P1A0 Post SC
(luka invansif) d/d klien mengeluh nyeri perut (bekas operasi, nyeri
tidak efektif b.d ketidakadukatan suplai ASI karena data data yang
tujuan dan kriteria hasil serta intervensi berdasarkan SLKI dan SIKI
oleh Tim DPP PPNI (2020). Tujuan dan Kriteria yang diharapkan
diri pada individu ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri.
(2020).
alihkan tindakan untuk tangan yang lain dan lakukan juga selama
merileksasikan otot
yang dirasakan sesudah dilakukan nya post sc. Pada hari pertama
klien sudah mulai rileks dan terakhir dilakukan di rumah klien pada
hari ke-3 klien mengatakan nyeri sudah mulai jarang timbul dan
1. Kesimpulan
2023.
2. Saran
penulis ini bisa dijadikan bagian dari dokumen SOP rumah sakit yang
terutama pada pasien post SC, ketika praktek di lapangan rumah sakit
kepada masyarakat
paien rileks
DAFTAR PUSTAKA
Kiftiyah, M., & Purnamasari, K. I. 2017. Perbedaan sekala nyeri pada ibu
Laila, A., Novita, Y., Sartika, Y., & Susanti, A. 2021. Pengaruh teknik
relaksasi genggam jari terhadap intensitas nyeri pada pasien post
Kedokteran EGC
Tim pokja SLKI, 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi III.
Tim pokja SIKI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi III
Gianyar
Wijayanti, e., ts, r. F., & supriyadi, b. 2022. Effektifitas teknik relaksasi
83-90.