Anda di halaman 1dari 87

LAPORAN TUGAS AKHIR

METODE STUDI LITERATUR

GAMBARAN PENERAPAN TEHNIK RELAKSASI GENGGAM JARI


TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST
OPERASI SECTIO CAESAREA

MITA ALVONITA
PO.71.20.3.17.045

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LUBUKLINGGAU
TAHUN 2020
LAPORAN TUGAS AKHIR
METODE STUDI LITERATUR

GAMBARAN PENERAPAN TEHNIK RELAKSASI GENGGAM JARI


TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST
OPERASI SECTIO CAESAREA

Disusun untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)


Pada Program Studi D-3 Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang

Disusun Oleh :

MITA ALVONITA
PO.71.20.3.17.045

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LUBUKLINGGAU
TAHUN 2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR PROGRAM
LAPORAN TUGAS AKHIR METODE STUDI LITERATUR

Judul Studi Literatur : Gambaran Penerapan Tehnik Relaksasi Genggam Jari


Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Operasi Section Caesarea
Nama Mahasiswa : Mita Alvonita
NIM : PO.71.20.3.17.045
Pembimbing : 1. Ns. Rumentali, S.Kep, M.Kep
2. Nadi Aprilyadi,S.Sos,M.kes

Studi Literatur ini telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan
diseminarkan dalam Ujian Akhir Program Laporan Tugas Akhir (LTA) Program
Studi D-3 Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang Tahun
Akademik 2019/2020.
Lubuklinggau, Mei 2020
Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Rumentalia, S.Kep, M.Kep Nadi Aprilyadi, S.sos, M.kes


NIP.19770714 200212 2004 NIP.197704211696031 001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang

H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes


NIP. 19760509 1995021001

ii
PANITIA SIDANG LTA METODE STUDI LITERATUR
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Lubuklinggau, 14 Mei 2020


Tim Penguji
Ketua

Ns.Rumentalia,S.Kep, M.Kep
NIP. 19770714 200212 2004

Penguji I

Zuraidah,SKM,MKM
NIP. 196612171989112 001

Penguji II

Hj.Susmini,SKM,M.Kes
NIP. 197210051994032 003

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :


Nama Mahasiswa : Mita Alvonita
NIM : PO.71.20.3.17.045
Jurusan : Prodi Keperawatan Lubuklinggau
Judul Proposal Karya Tulis Ilmiah :Gambaran Penerapan Tehnik Relaksasi
Genggam Jari Terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Section
Caesarea

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan (Amd.Kep) pada Program Studi Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang. Pada tanggal 14 Mei 2020, dan dinyatakan
Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Ns.Rumentalia,S.Kep,M.Kep ( )

Pembimbing II : Nadi Aprilyadi,S.Sos,M.Kes ( )

Penguji I : Zuraidah,SKM,MKM ( )

Penguji II : Hj.Susmini,SKM,M.Kes ( )

Ditetapkan : Lubuklinggau
Pada tanggal : Mei 2020

iv
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya Karya Tulis Ilmiah dengan Judul :

GAMBARAN PENERAPAN TEHNIK RELAKSASI GENGGAM JARI


TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST
OPERASI SECTIO CAESAREA

Dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Ahli Madya Keperawatan


pada Program Studi D-3 Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes
Palembang, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari
KTI yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar
Ahli Madya Keperawatan di lingkungan Prodi D-3 Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang maupun di Perguruan Tinggi atau Instansi
manapun. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan KTI ini merupakan hasil
plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggung jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan
aturan tata tertib di Prodi D-3 Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes
Palembang.

Lubuklinggau, Mei 2020


Yang menyatakan

Mita Alvonita
NIM. PO.71.20.3.17.045

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Poltekkes Kemenkes Palembang, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :

Nama : Mita Alvonita


NIM : PO.71.20.3.17.045
Program Studi : Keperawatan Lubuklinggau
Jurusan : D3 Keperawatan Lubuklinggau

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Poltekkes Kemenkes Palembang Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-
Exclusive Royalti Free Right) atas Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul :

GAMBARAN PENERAPAN TEHNIK RELAKSASI GENGGAM JARI


TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST
OPERASI SECTIO CAESAREA

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Poltekkes Kemenkes Palembang berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Lubuklinggau
Pada : Mei 2020
Yang menyatakan

(Mita Alvonita)
NIM.PO.71.20.3.17.045

vi
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

KARYA TULIS ILMIAH, MEI 2020


MITA ALVONITA
GAMBARAN PENERAPAN TEHNIK RELAKSASI GENGGAM JARI
TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST
OPERASI SECTIO CAESAREA

XVIII + 89 Halaman, 4 Tabel, 2 Bagan, 4 Lampiran

ABSTRAK

Sectio caesarea adalah suatu cara mengeluarkan janin dengan cara membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut hal ini dilakukan apabila
sang klien menginginkan persalinan dengan cara operasi (elektif) ataupun sebagai
tindakan darurat saat dokter merasa kehamilan sang klien terlalu berisiko untuk
dilahirkan secara normal. Setelah mengalami tindakan pembedahan sectio
caesarea maka akan menimbulkan nyeri yang di alami oleh ibu post operasi sectio
caesarea, secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu
manajemen farmakologi dan manajemen nonfarmakologi. Manajemen
farmakologi dilakukan dengan cara memberikan terapi obat analgetik kepada
penderita dan nonfarmakologi dilakukan dengan cara menerapkan tehnik relaksasi
genggam jari untuk menurunkan intensitas nyeri pada pasien post operasi sectio
caesarea. Metode penelitian ini menggunakan desain systematic review,
Pengumpulan data sumber literature pada penelitian ini adalah Google Scholar,
Researchget, Perpusnas dengan menggunakan kata kunci “Post Operasi Sectio
Caesarea” “Nyeri” “Tehnik Relaksasi Genggam Jari” dengan kriteria artikel tahun
2015-2019, artikel dengan teks yang lengkap sesuai dengan topik, merupakan
artikel intervensi untuk mengatasi nyeri pada pasien dengan post operasi sectio
caesarea, , dilanjutkan dengan analisis untuk melihat perbandingan antara enam
artikel dan selanjutnya memberikan rekomendasi untuk mengatasi nyeri pada
pasien post operasi sectio caesarea. Berdasarkan enam artikel yang terpilih tentang
tehnik relaksasi genggam jari dalam menurunkan intensitas nyeri terbukti bahwa
tehnik relaksasi genggam jari efektif dalam menurunkan intensitas nyeri.

Kata Kunci : Genggam jari, Nyeri, Post SC


Daftar Pustaka : 31 (2000-2019)

vii
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC INDONESIA
HEALTH POLYTECHNIC OF PALEMBANG
NURSING STUDY PROGRAM LUBUKLINGGAU

SCIENTIFIC PAPPER, MAY 2020

DESCRIPTION OF FINGER RELAXATION TECHNIQUE ON THE


DECREASE OF PAIN INTENSITY IN POST OPERATION SECTIO
CAESAREA PATIENTS

XVIII + 89 Page, 4 Table, 2 Bagan, 4 Attachment

ABSTRACTS

Sectio caesarea is a way to expel the fetus by making an incision in the uterine
wall through the front wall of the abdomen. This is done if the client wants labor
by surgery (elective) or as an emergency measure when the doctor feels the
client's pregnancy is too risky to be born normally. After undergoing cesarean
section surgery, it will cause pain experienced by postoperative cesarean mothers,
in general there are two management to deal with pain, namely pharmacological
management and nonpharmacological management. Pharmacological
management is done by providing analgesic drug therapy to patients and non-
pharmacology is done by applying hand-held relaxation techniques to reduce the
intensity of pain pain in post-sectional caesarean patients. This research method
uses systematic review design, collection of literature source data in this study is
Google Scholar, Researchget, National Library by using the keyword
"Postoperative Caesarean Sectio" "Pain" "Handheld Relaxation Technique" with
article criteria in 2015-2019, articles with a complete text in accordance with the
topic, is an intervention article to deal with pain in patients with postoperative
cesarean section, followed by analysis to see a comparison between the six
articles and then to provide recommendations for dealing with pain in patients
with postoperative cesarean section. Based on the six articles chosen about finger-
hand relaxation techniques in reducing pain intensity it is proven that finger-hand
relaxation techniques are effective in reducing pain intensity.

Keywords : Finger Hand, Pain, Post SC


Refference : 31 (2000-2019)

viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :
 “SEMUA KEBERHASILAN TERBAIK ANDA, DATANG SETELAH
KEKECEWAAN BESAR YANG ANDA HADAPI DENGAN SABAR”

𝐖
 “SEPERTI RUMUS FISIKA (𝐒 = ) S:PERPINDAHAN, W:USAHA,
𝐅
F:GAYA, JADI JIKA HIDUP INGIN ADA PERUBAHAN MAKA
JANGAN BANYAK GAYA TAPI PERBESAR USAHA”

 MAN JADDA WA JADDA

Persembahan :
KARYA TULIS ILMIAH INI KU PERSEMBAHKAN KEPADA :
Dengan hasil kerja kerasku dan tentunya tidak terlepas dari
orang-orang tersayang yang telah memberiku semangat yang tiada
hentinya. Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada :
1. ALLAH SWT yang senantiasa memberikan segala nikmat dan
rahmatnya, nikmat kesehatan, kesempatan sehingga saya bisa
menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan tepat
waktu
2. Kedua orangtuaku tercinta ayah ku (Jon Hendri) dan ibu ku (Dewi
Murni) yang sangat aku hormati dan sangat aku sayangi.
Terimahkasih karena telah memberikan dukungan moral, spiritual,
materi serta do’a yang tiada henti demi keberhasilan penulis,
semoga selalu diberikan kesehatan dan diberikan rezeki yang
berlimpah, your everything, I’m proud of you.
3. Pembimbing akademikku, Bapak Nadi Aprilyadi, S.Sos, M.Kes yang
telah bersedia meluangkan waktu dan memberiku saran dalam
proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah dan tak lupa ucapan terima
kasih atas bimbingan yang telah diberikan selama 3 tahun ini
4. Dosen pembimbingku dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini Ibu
Ns.Rumentalia,S.Kep,M.Kep dan bapak Nadi Aprilyadi, S.Sos, M.Kes
yang telah sabar dalam memberikan saran, bimbingan, masukan
serta pengarahan yang sangat bernilai untuk proses penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini
5. Dosen pengujiku Ibu Zuraidah, SKM,MKM dan Ibu Hj Susmini,
SKM.M.Kes terima kasih atas motivasinya dan masukannya sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya

ix
6. Segenap dewan dosen dan staf Prodi Keperawatan Lubuklinggau
yang telah sabar dalam mendidikku dan telah memberikan ilmunya
kepadaku terima kasih ku ucapkan atas bekal yang diberikan untuk
masa depan
7. Untuk Saudariku (Nova Novita,Amd.Kep) yang telah memberikan
banyak support, pengalaman, pengetahuan, do’a serta masukan bagi
penulis.
8. Untuk dia (Riki Saputra) yang selalu memberikan support, yang
selalu mendengarkan setiap keluhan penulis, yang selalu
mengingatkan penulis akan pencapaian yang harus penulis kejar demi
masa depan dan orang tua, yang tak hentinya berdo’a demi
kelancaran disetiap pendidikan penulis.
9. Untuk teman-teman seperjuangan (XVI) yang saling memberi
semangat demi perjuangan yang hebat ini, terimahkasih bantuannya,
kebersamaanya, suka dukanya, sukses terus angkatan XVI dan
almamater tercinta.

x
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

NAMA LENGKAP : MITA ALVONITA

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : SURO, 23 AGUSTUS 2000

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

AGAMA : ISLAM

ALAMAT : DESA SURO, KABUPATEN MUSI


RAWAS

KELUARGA :

AYAH : JON HENDRI

IBU : DEWI MURNI

SAUDARI : NOVA NOVITA,AMD.KEP

RIWAYAT PENDIDIKAN

TAHUN 2006-2012 : SD MUHAMMADIYAH DESA SURO

TAHUN 2012-2014 : SMP NEGERI MUARA BELITI

TAHUN 2014-2017 : SMA NEGERI 2 MUARA BELITI

TAHUN 2017-2020 : POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

xi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr, Wb

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis sehingga dapat
menyelesaikan LTA Studi Literatur yang berjudul “Gambaran Penerapan Tehnik
Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Operasi Sectio Caesarea”. LTA Studi Literatur ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep) di Politeknik
Kesehatan Palembang Program Studi Keperawatan Lubuklinggau.
Dalam LTA Studi Literatur ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa
banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dari penulisan maupun materi.
Untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Muhamad Taswin, S.Si, Apt, MM, Kes selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes Palembang
2. Ibu Devi Mediarti, S.Pd, S.Kep, M.Kes selaku ketua jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang
3. Bapak H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Ketua Prodi Keperawatan
Lubuklinggau
3. Ibu Ns. Rumentalia, S.Kep, M.Kep selaku dosen pembimbing I yang telah
dengan sabar membimbing dan memberikan saran yang amat berarti
4. Bapak Nadi Aprilyadi, S. Sos, M. Kes selaku Pembimbing II yang penuh
kesabaran dalam membimbing dan telah memberikan banyak masukan kepada
penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselasaikan
5. Ibu Zuraidah, SKM, MKM selaku Penguji I LTA Studi Literatur ini yang
dengan kesabarannya dalam membimbing dan memberikan masukan kepada
penulis sehingga LTA Studi Literatur ini dapat diselesaikan
6. Ibu Hj. Susmini, SKM, M.Kes selaku Penguji II LTA Studi Literatur ini yang
dengan kesabarannya dalam membimbing dan memberikan masukan kepada
penulis sehingga LTA Studi Literatur ini dapat diselesaikan
7. Staf Dosen Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi Keperawatan
Lubuklinggau yang telah memberikan bimbingan, selama penulis

xii
mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi
Keperawatan Lubuklinggau.
8. Kedua orang tuaku yang telah banyak membantu baik berupa doa, material

maupun spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir

ini.

Akhir kata, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam


penulisan ini oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diperlukan untuk
perbaikan dalam penulisan LTA Studi Literatur ini.
Dengan segala keterbatasan yang ada, mudah-mudahan LTA Studi
Literatur ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin
Wassalamu’alaikum, Wr, Wb

Lubuklinggau, Mei 2020

(Penulis)

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i


HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN ................................................................ iii
LEMBAR PANITIA SIDANG ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
HALAMAN KEASLIAN PENULISAN ......................................................... vi
HALAMAN PUBLIKASI ............................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACKS .................................................................................................. ix
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... x
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... xi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR BAGAN........................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 3
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 3
1.4.1 Secara praktis .............................................................................. 3
1.4.2 Secara keilmuan .......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS


2.1 Konsep Dasae Sectio Caesarea.............................................................. 5
2.1.1 Definisi ........................................................................................ 5
2.1.2 Etiologi ........................................................................................ 5
2.1.3 Manifestasi Klinis ....................................................................... 6
2.1.4 Patofisiologi ................................................................................ 6
2.1.5 Web Of Caution .......................................................................... 8
2.1.6 Komplikasi .................................................................................. 8
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang............................................................... 9
2.1.8 Penatalaksanaan........................................................................... 9
2.1.9 Tujuan Perawatan Post Sectio Caesarea ...................................... 12
2.2 Konsep Dasar Nyeri .............................................................................. 12

xiv
2.2.1 Definisi Nyeri .............................................................................. 12
2.2.2 Fisiologi Nyeri ............................................................................. 14
2.2.3 Klasifikasi Nyeri ......................................................................... 15
2.2.4 Stimulus Nyeri ............................................................................. 17
2.2.5 Faktor-faktort yang Mempengaruhi Nyeri .................................. 18
2.2.6 Skala Nyeri .................................................................................. 19
2.3 Konsep Relaksasi Genggam Jari ........................................................... 20
2.3.1 Definisi Relaksasi Genggam Jari ................................................ 20
2.3.2 Mekanisme Relaksasi Genggam Jari........................................... 21
2.3.3 Pelaksanaan Tehnik Relaksasi Genggam Jari ............................. 24

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 26
3.2 Variabel Penelitian ............................................................................... 26
3.3 Kriteria Literatur yang Digunakan ....................................................... 26
3.4 Sumber Artikel ..................................................................................... 27
3.5 Langkah Studi Literatur ....................................................................... 27
3.6 Analisa Data dan Penyajian Hasil Penelitian ....................................... 28
3.7 Etika Penelitian .................................................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian...................................................................................... 30
4.2 Pembahasan ........................................................................................... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 50
5.2 Saran ...................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Perbedaan Nyeri Akut Dan Kronis ............................................... 16


Tabel 2.2 Tabel Perbedaan Nyeri Somatis Dan Viseral ......................................... 17
Tabel 2.3 Tabel SOP Relaksasi Genggam Jari ........................................................ 24
Tabel 4.1 Tabel Riview Literature ........................................................................... 35

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skala Nyeri Angka ....................................................................... 19


Gambar 2.2 Skala Nyeri Face .......................................................................... 20
Gambar 2.3 Teknik Finger Hold Relaxation .................................................... 25

xvii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Web Of Coution .............................................................................. 8


Bagan 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 26

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan


Lampiran 2 Bukti Konsul Daring
Lampiran 3 Bukti Foto Sidang Daring
Lampiran 4 Lembar Konsul Bimbingan LTA dan Proposal
Lampiran 5 Lima Artikel Full Teks

xix
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sectio caesarea adalah suatu cara mengeluarkan janin dengan cara membuat

sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (Amin dan Hardhi,

2015).

sectio caesarea perlu dilakukan karena janin tidak dapat dilahirkan secara

normal atas indikasi yang berasal dari ibu maupun janin, dari ibu antara lain :

induksi persalinan gagal, proses persalinan tidak maju, disproporsi sefalopelvik,

diabetes, kanker serviks, riwayat section caesarea sebelumnya, riwayat ruptur

uterus, obstruksi jalan lahir, plasenta previa, sedangkan indikasi dari janin antara

lain : gawat janin, prolaps tali pusat, posisi melintang, mal presentasi janin,

kelainan janin dan indikasi yang paling umum untuk proses section caesarea.

Menurut Yuliatun (2008), penanganan nyeri persalinan dengan metode non

farmakologis pada pembedahan sectio caesarea yaitu rasa nyeri biasanya

dirasakan pasca melahirkan, karena pada waktu proses pembedahan sectio

caesarea dokter telah melakukan pembiusan. Pengaruh obat bius biasanya akan

menghilang sekitar 2 jam setelah proses persalinan selesai. Setelah efek bius

habis, rasa nyeri pada bagian perut mulai terasa karena luka yang terdapat di

bagian perut.

Keadaan nyeri post operasi sectio caesarea pada ibu akan menjadi terganggu

dan menyebabkan mobilisasi pasien post operasi sectio caesarea menjadi terbatas,

bonding attachment (ikatan kasih sayang) terganggu/ tidak terpenuhi, Activity of

Daily Living (ADL) terganggu, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) tidak dapat

1
2

terpenuhi secara optimal karena peningkatan intensitas nyeri pada luka post

operasi sectio caesarea apabila ibu bergerak, sehingga respon ibu terhadap bayi

kurang, dan pada akhirnya ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi dan

mempunyai banyak manfaat bagi bayi maupun ibunya tidak dapat diberikan

secara optimal (Afifah, 2009).

Intervensi keperawatan nonfarmakologis yang akan dilakukan pada pasien

post operasi sectio caesarea yaitu penerapan tehnik relaksasi genggam jari karena

perlakuan relaksasi genggam jari akan menghasilakan impuls yang dikirim

melalui serabut saraf aferen nosiseptor-non nesiseptor. Serabut saraf non

nesiseptor mengakibatkan “pintu gerbang” tertutup sehingga stimulus nyeri

terhambat dan berkurang. Teori two gate control menyatakan bahwa terdapat satu

pintu “pintu gerbang” lagi di thalamus yang mengatur impuls nyeri dari nervus

trigeminus akan dihambat dan mangakibatkan tertutupnya “pintu gerbang’ di

thalamus mangakibatkan stimulasi yang menuju korteks serebri terhambat

sehingga intensitas nyeri berkurang untuk kedua kalinya (Pinandita, 2012:41).

Pada latar belakang diatas mengenai masalah nyeri yang di alami oleh pasien

post sectio caesarea dapat teratasi dan berkurang setelah diberikannya intervensi

penerapan tehnik relaksasi genggam jari sehingga akan meminimalisir masalah

ketidaknyamanan pada penderita.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan “ Bagaimana Gambaran Penerapan Tehnik Relaksasi Genggam

Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio

Caesarea?“
3

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Memperoleh gambaran implementasi “Penerapan Tehnik Relaksasi

Genggam Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post

Operasi Sectio Caesarea”

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Diperoleh gambaran intensitas nyeri pada pasien post operasi section

caesarea.

b. Mengidentifikasi penelitian/ jurnal implementasi penerapan tehnik

relaksasi genggam jari terhadap penurunan intensitas nyeri pada

pasien post sectio caesarea.

c. Menganalisis hasil penelitian implementasi penerapan tehnik

relaksasi genggam jari terhadap penurunan intensitas nyeri pada

pasien post sectio caesarea.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat member


manfaat :
a. Bagi rumah sakit, hasil penelitian ini sebagai dasar pengembangan

standard/pedoman pengembangan kemampuan mengatasi nyeri

pada pasien post operasi sectio caesarea

b. Pedoman kerja bagi perawat dalam melaksanakan implementasi

penerapan tehnik relaksasi genggam jari

1.4.2 Secara keilmuan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi


manfaat
a. Evidence base nursing practice implementasi penerapan tehnik

relaksasi genggam jari terhadap penurunan intensitas nyeri.


4

b. Data dasar bagi pengembang studi atau penelitian yang

mengembangkan metode relaksasi genggam jari atau implementasi

keperawatan lainnya dalam meningkatkan kepatenan jalan nafas.


5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Sectio Caesarea

2.1.1 Definisi

Sectio caesarea adalah suatu cara mengeluarkan janin dengan cara

membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut.

(Amin dan Hardhi, 2015).

Persalinan sectio cesarea adalah persalinan buatan, janin dilahirkan

melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

atau rahim (histerektomi), dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta

berat janin lebih dari 500 gram. (Sarwono, 2009).

2.1.2 Etiologi

Penyebab terjadinya Sectio Caesarea:

a. Etiologi yang berasal dari Ibu

Adalah pada primagravida dengan kelainan letak primi para tua

dan dengan disertai kelainan letak pada disoroporsi separo pelvic

(disproporsi janin/panggul), ada sejarah kehamilan dan persalinan

yang buruk, terdapat kesempitan panggul, plasenta previa terutama

pada primagravida, solution plasenta tingkat I-II, komplikasi

kehamilan yaitu preeklamsia-ekslamsia, atas permintaaan, kehamilan

yang disertai penyakit (DM dan Jantung) gangguan perjalanan

persalinan (mioma, mioma uteri, kista ovarium, dan sebagainya).

5
6

b. Etiologi yang berasal dari janin

Fetal distress/gawat janin, mal presentasi dan mal posisi

kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil,

kegagalan persalinan vakum atau forceps ekstraksi. (Nurarif, 2015)

2.1.3 Manifestasi Klinis

1. Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior)

2. Panggul sempit

3. Disporsi sefalopelvik : yaitu ketidakseimbangan antara ukuran

kepala dan ukuran panggul

4. Rupture uteri mengancam

5. Partus lama (prolonged labor)

6. Partus tak maju (obstructed labor)

7. Distosia serviks

8. Pre-eklampsia dan hipertensi

9. Malpresentasi janin :

a. Letak lintang

b. Letak bokong

c. Presentasi dahi dan muka (letak defleksi)

d. Presentasi rangkap jika reposisi tidak berhasil

e. Gemeli

2.1.4 Patofisiologi
Sectio Caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi

dengan berat di atas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang

masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi kepala


7

panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll,

untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan

letak lintang setelah dilakukan SC ibu akan mengalami adaptasi post

partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat

kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang

tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka

dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu

perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril.

Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa

bersifat regional dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak

pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin sehingga

kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi

dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya

anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri

sehingga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas

yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan berlebihan karena

kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi

saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus. Seperti yang

telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses

penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk

metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas

yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di

lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun.

Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang


8

pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat

pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi. (Saifuddin, 2002).

2.1.5 Web Of Caution

Presentasi bokong
Multigravida

Kesulitan proses persalinan

Dilakukan tindakan SC
Trauma pembedahan/insisi kelahiran anak

Agen pencedera perubahan peran


Efek pembedahan
MK : Nyeri
MK : Defisit
Luka pengetahuan
MK : Gangguan
integritas kulit
Tempat masuk
kuman
Menekan ujung
saraf
MK : Resiko
Infeksi
penurunan kekuatan/ MK : Intoleransi
kelemahan fisik aktivitas

sumber : Nanda, 2011

Bagan 2.1 web of cautation sectio caesarea

2.1.6 Komplikasi

1. Infeksi Puerpuralis (nifas)

2. Pendarahan disebabkan karena atonia uteri, pendarahan pada placenta

bled dan banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka.


9

3. Luka pada kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih

bila reperitonalisasi terlalu tinggi.

4. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya

perut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa

terjadi ruptura uteri. Kemungkinan hal ini lebih banyak ditemukan

sesudah sectio caesarea klasik (Manuaba, 2009).

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang

1. Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) adalah untuk mengkaji

perubahan dari kadar pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan

darah pada pembedahan.

2. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi

3. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah

4. Urinalisis / kultur urine

5. Pemeriksaan elektrolit

2.1.8 Penatalaksanaan

Perawatan Post Operasi section caesarea Menurut Wayanpuja

(2011) yaitu :

1. Analgesia

a. Wanita dengan ukuran tubuh rata-rata dapat disuntik 75 mg

Meperidin (intra muskuler) setiap 3 jam sekali, bila

diperlukan untuk mengatasi rasa sakit atau dapat disuntikan

dengan cara serupa 10 mg morfin.

b. Wanita dengan ukuran tubuh kecil, dosis Meperidin yang

diberikan adalah 50 mg.


10

c. Wanita dengan ukuran besar, dosis yang lebih tepat adalah

100 mg Meperidin.

d. Obat-obatan antiemetik, misalnya protasin 25 mg biasanya

diberikan bersama-sama dengan pemberian preparat narkotik.

2. Tanda-tanda Vital

Tanda-tanda vital harus diperiksa 4 jam sekali, perhatikan

tekanan darah, nadi jumlah urine serta jumlah darah yang

hilang dan keadaan fundus harus diperiksa.

3. Terapi cairan dan Diet

Untuk pedoman umum, pemberian 3 liter larutan RL, terbukti

sudah cukup selama pembedahan dan dalam 24 jam pertama

berikutnya, meskipun demikian, jika output urine jauh di

bawah 30 ml / jam, pasien harus segera di evaluasi kembali

paling lambat pada hari kedua.

4. Vesika Urinarius dan Usus

Kateter dapat dilepaskan setelah 12 jam, post operasi atau

pada keesokan paginya setelah operasi. Biasanya bising usus

belum terdengar pada hari pertama setelah pembedahan, pada

hari kedua bising usus masih lemah, dan usus baru aktif

kembali pada hari ketiga.

5. Ambulasi

Pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan

bantuan perawatan dapat bangun dari tempat tidur sebentar,


11

sekurang- kurang 2 kali pada hari kedua pasien dapat berjalan

dengan pertolongan.

6. Perawatan Luka

Luka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka

yang alternatif ringan tanpa banyak plester sangat

menguntungkan, secara normal jahitan kulit dapat diangkat

setelah hari ke empat setelah pembedahan. Paling lambat hari

ke tiga post partum, pasien dapat mandi tanpa membahayakan

luka insisi.

7. Laboratorium

Secara rutin hematokrit diukur pada pagi setelah operasi

hematokrit tersebut harus segera di cek kembali bila terdapat

kehilangan darah yang tidak biasa atau keadaan lain yang

menunjukkan hipovolemia.

8. Perawatan Payudara

Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu

memutuskan tidak menyusui, pemasangan pembalut payudara

yang mengencangkan payudara tanpa banyak menimbulkan

kompesi, biasanya mengurangi rasa nyeri.

9. Memulangkan Pasien Dari Rumah Sakit

Seorang pasien yang baru melahirkan mungkin lebih aman

bila diperbolehkan pulang dari rumah sakit pada hari ke empat

dan ke lima post operasi.


12

2.1.9 Tujuan Perawatan Post Operasi


Tujuan perawatan pasca operasi adalah pemulihan kesehatan

fisiologi dan psikologi wanita kembali normal. Periode postoperatif

meliputi waktu dari akhir prosedur pada ruang operasi sampai pasien

melanjutkan rutinitas normal dan gaya hidupnya. Secara klasik,

kelanjutan ini dibagi dalam tiga fase.

Fase pertama, stabilisasi perioperatif, menggambarkan perhatian

para ahli bedah terhadap permulaan fungsi fisiologi normal,

utamanya sistem respirasi, kardiovaskuler, dan saraf. Pada pasien

yang berumur lanjut, akan memiliki komplikasi yang lebih banyak,

sehingga periode waktu pemulihan yang lebih panjang, pada fase ini

biasanya masalah pengobatan nyeri juga diperhatikan dari parenteral

ke oral, dan setelah 8 jam dapat dilakukan teknik relaksasi genggam

jari dalam untuk mengurangi nyeri dan tergantung dengan

kemampuan pasien. Fase kedua, pemulihan postoperatif, biasanya

berakhir 1-4 hari.

2.2 Konsep Dasar Nyeri

2.2.1 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan

bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap

orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah

yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya

(Hidayat & uliyah, 2014). International Society for the study of Pain

mendefinisikan nyeri sebagai” suatu pengalaman sensorik dan

emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan


13

jaringan aktual maupun potensial atau digambarkan sebagai kerusakan

itu sendiri (Patricia, 2011). Nyeri juga dapat didefinisikan sebagai

peristiwa yang tidak menyenangkan pada seseorang dan dapat

menimbulkan penderitaan/sakit (Sujono, 2013)

Nyeri merupakan salah satu keluhan tersering pada pasien

setelah mengalami suatu tindakan pembedahan. Pembedahan

merupakan suatu peristiwa yang bersifat bifasik terhadap tubuh

manusia yang berimplikasi pada pengelolaan nyeri (Potter & Perry

2005). Nyeri pada ibu post SC dapat dapat menimbulkan berbagai

masalah laktasi. Sekitar 68% ibu post SC mengalami kesulitan dengan

perawatan bayi, bergerak naik turun dari tempat tidur dan mengatur

posisi yang nyaman selama menyusui akibat adanya nyeri

(Anggorowati, dkk 2007).

Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan

dibidang kesehatan untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien.

Manajemen nyeri yang tepat haruslah mencakup penanganan secara

keseluruhan, tidak hanya terbatas pada pendekatan farmakologi saja,

karena nyeri juga dipengaruhi oleh emosi dan tanggapan individu

terhadap dirinya. Secara garis besar ada dua manajemen untuk

mengatasi nyeri yaitu manajemen farmakologi dan manajemen

nonfarmakologi. Tehnik farmakologi adalah cara yang paling efektif

untuk menghilangkan nyeri terutama untuk nyeri yang sangat hebat

yang berlangsung selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari

(Smeltzer and Bare, 2002).


14

2.2.2 Fisiologi Nyeri

Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya

rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor,

merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau

bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa,

khususnya pada visera, persendian,dinding arteri,hati,dan kantung

empedu.

Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya

stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat

kimiawi seperti histamin, bradikinin, prostaglandin, dan macam-

macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan

akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa

termal,listrik, atau mekanis. Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh

reseptor tersebut ditransmisikan berupa impuls nyeri ke sumsum

tulang belakang oleh dua jenis serabut yang bermielin rapatatau

serabut A (delta) dan serabut lamban (serabut C). Impuls-impuls yang

ditransmisikan oleh serabut delta A mempunyai sifar inhibitor yang

ditansmisikan ke serabut C. Serabut-serabut aferen masuk ke spinal

melalui akar dorsal (dorsl root) serta sinaps pada dorsal horn. Dorsal

horn terdiri atas beberapa lapisan atau lamina yang saling bertautan.

Diantara lapisan dua dan tiga terbentuk substantia gelatinosa

yang merupakan saluran utama implus. Kemudian, implus nyeri

menyebrangi sumsum tulang belakang pada interneuron dan

bersambung ke jalur spinal asendes yang paling utama, yaitu jalur


15

spinothalamictract (STT) atau jalur spinotalamus dan spinoreticular

tract (SRT) yang membawa informasi tentang sifat dan lokasi nyeri.

Dari proses transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya

nyeri, yaitu jalur opiate dan jalur nonopiate. Jalur opiate ditandai oleh

pertemuan reseptor pada otak yang terdiri atas jalur spinal desendens

dari talamus yang melalui otak tengah dan medula ketanduk dorsal

dari sumsum tulang belakang yang berkonduksi dengan nociceptor

impuls supersif. Serotonin merupakan neurotransmiter dalam impuls

supresif. Sistem supresif lebih mengaktifkan stimulasi nociceptor

yang ditransmisikan oleh serabut A jalur non opiate merupakan jalur

desenden yang tidak memberikan respon terhadap naloxone yang

kurang banyak diketahui mekanismenya (Hidayat & uliyah, 2014).

2.2.3 Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri

akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara

mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi enam bulan

dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis

merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya

berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari enam bulan.

Hal yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri

terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. Ditinjau dari

sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi ke dalam beberapa kategori,

diantaranya nyeri tertusuk dan nyeri terbakar.


16

TABEL 2.1
PERBEDAAN NYERI AKUT DAN KRONIS

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis


Pengalaman Satu kejadian Satu situasi, status eksitensi.
Sumber Sebab eksternal Tidak diketahui atau pengobatan
atau penyakit dari yang terlalu lama
dalam
Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkembang, dan
terselubung
Waktu Sampai enam Lebih dari enam bulan sampai
bulan bertahun-tahun
Pernyataan nyeri Daerah nyeri tidak Daerah nyeri sulit dibedakan
diketahui dengan intensitasnya, sehingga sulit
pasti dievaluasi (perubahan perasaan).
Gejala-gejala Pola respons yang pola respons yang bervariasi dengan
klinis khas dengan gejala sedikit gejala (adaptasi)
yang lebih jelas
Pola Terbatas Berlangsung terus, dapat berpariasi
Perjalanan Biasanya Penderitaan meningkat setelah
berkurang setelah beberapa saat.
beberapa saat

Selain klasifikasi nyeri diatas, terdapat jenis nyeri yang spesifik,

diantaranya nyeri somatis, nyeri viseral, nyeri menjalar (referent pain), nyeri

psikogenik, nyeri fantom dari ekstremitas, nyeri neurologis, dan lain-lain.

Nyeri somatis dan nyeri viseral ini umumnya bersumber dari kulit dan

jaringan di bawah kulit (superfisial) pada otot da tulang. Perbedaan antara kedua

jenis nyeri ini dapat dilihat sebagai berikut.


17

TABEL 2.2
PERBEDAAN NYERI SOMATIS DAN VISERAL

Karakteristik Nyeri somatic Nyeri somatis


Superfisial Dalam
Kualitas Tajam, menusuk,Tajam, Tajam Tumpul, nyeri
membakar tumpul, nyeri terus, kejang.
terus
Menjalar Tidak Tidak Ya
Stimulasi Torehan, abrasi Iskemia Distensi iskemia,
terlalu panas dan Torehan, spasmus, iritasi
dingin panas kimiawi
Reaksi otonom Tidak Ya Ya
Refleks Tidak Ya Ya
Kontraksi otot
Sumber : Hidayat & uliyah, 2014

Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain,

umumnya terjadi akibat kerusakan pada cedera organ viseral. Nyeri Psikogenetik

adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang timbul akibat psikologis. Nyeri

fantom adalah nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstremitas diamputasi.

Nyeri neurologis adalah bentuk nyeri yang tajam karena adanya spasme

disepanjang atau dibeberapa jalur saraf.

2.2.4 Stimulus Nyeri

Seseorang dapat menoleransi, menahan nyeri (pain tolerance), atau

dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain

threshold). Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri, diantaranya sebagai

berikut:

a. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat

terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada

reseptor
18

b. Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya karena edema akibat

terjadinya penekanan pada reseptor nyeri.

c. Tumor, dapat juga menekan pada reseptor nyeri

d. Iskemia pada jaringan, misalnya terajdi blokade pada arteri koronaria

yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat.

e. Spasme otot, dapat menstimulasi mekanik.

2.2.5 Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh

beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:

1. Arti nyeri : Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan

hampir sebagain arti nyeri yang negatif, seperti membahayakan,

merusak, dan lain-lain. keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai

faktor, seperti usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya,

lingkungan, dan pengalaman

2. Persepsi Nyeri : merupakan penilayan yang sangat subjektif

tepatnya pada korteks (pada fungsi evaluatif kognitif). Persepsi ini

dipengaruhi oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor

3. Toleransi Nyeri: Berhubungan erat dengan intensitas nyeri yang

dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri, faktor

yang mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain

alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan atau gerukan

4. Reaksi terhadap nyeri: Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk

respon seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas,

menangis, dan menjerit semua ini merupakan bentuk respon nyeri


19

yang dapat dipengaruhi oleh beberpa faktor, seperti arti nyeri

tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa lalu, budaya.

2.2.6 Skala Nyeri

1. Skala Nyeri Angka

Gunakan garis lurus dimana garis awalnya menunjukan “ tidak ada

rasa nyeri” garis tengah yang menunjukan “ nyeri sedang: dan garis

akhir yang memengidentifikasikan nyeri hebat. Jelaskan pada penderita

bahwa diujung garis ada angka 0 yang berarti tidak nyeri dan angka 10

yang menunjukan nyeri hebat. Mintalah kepada penderita untuk

memilih angka yang mewakili rasa nyeri mereka.

Gambar 2.1 Skala Nyeri Angka

Keterangan:

0-1: Tidak nyeri

2-3 : Nyeri ringan

4-6 : Nyeri sedang

7-8 : Nyeri berat

9-10 : Nyeri hebat

2. Skala Nyeri FACE

Skala nyeri ini terdiri dari enam kartun wajah dimulai dari wajah

tersenyum yang mengidentifikasikan bahwa wajah tersebut tidak

merasakan nyeri sampai dengan wajah menangis yang menunjukan

bahwa wajah tersebut merasakan nyeri hebat. Jelaskan kepada anak


20

bahwa masing-masing wajah tersebut menggambarkan makna

tersendiri. Skala FACE ini mempunyai tiga skala sehingga yang

ekspresi wajah, angka, dan kata-kata penggunaan intruksi singkat

sangatlah dianjurkan.

Gambar 2.2 Skala Nyeri FACE

3. Skala Nyeri Perilaku FLACC

Digunakan pada anak usia 4 tahun atau dibawahnya, pada pasien

usia lanjut, gangguan kognitif, pada pasien yang tidak bisa berbicara

dimana tidak bisa menggunakan jenis skala nyeri yang lain. Lakukan

pengkajian pada masing-masing kategoi dan jumlahkan skor pada lima

kategori untuk mendapatkan skor keseluruhan.

2.3 Konsep Relaksasi Genggam Jari

2.3.1 Definisi Relaksasi Genggam Jari

Relaksasi adalah kebebasan fisik dan mental dari stress dan juga

ketegangan individu, karena menjadikan persepsi kognitif serta

motivasi afektif seseorang berubah. Teknik relaksasi dapat membuat

pasien mampu mengontrol diri mereka saat merasa nyeri, stress fisik

dan ketidaknyamanan (Potter & Perry, 2005). Relaksasi juga dapat

menurunkan sumber-sumber depresi dan kecemasan, sehingga nyeri

dapat terkontrol dan fungsi tubuh semakin membaik (Tarigan, 2006)


21

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa relaksasi efektif

dalam menurunkan nyeri pasca operasi. Ini mungkin karena relatife

kecilnya peran otot-otot skeletal dalam nyeri pasca operasi atau

kebutuhan pasien untuk melakukan tehnik relaksasi tersebut agar

efektif. Periode relaksasi yang teratur dapat membantu untuk

melawan keletihan dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri

kronis dan yang meningkatkan nyeri (Smeltzer and Bare 2001).

Menurut Chanif, Petpichetchian & Chongchaeron, (2013) salah satu

jenis relaksasi yang digunakan dalam menurunkan intensitas nyeri

setelah operasi adalah dengan relaksasi genggam jari yang mudah

dilakukan oleh siapapun yang berhubungan dengan jari tangan dan

aliran energi di dalam tubuh kita.

Tehnik relaksasi genggam jari adalah sebuah teknik relaksasi

yang sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh siapapun yang

berhubungan dengan jari tangan serta aliran energi di dalam tubuh

kita. Teknik genggam jari disebut juga finger hold (Liana,2008).

Teknik menggenggam jari adalah salah satu teknik Jin Shin Jyutsu.

Jin Shin Jyutsu merupakan teknik akupresur Jepang. Teknik ini

adalah suatu seni dengan menggunakan pernafasan dan sentuhan

tangan yang sederhana untuk membuat energi yang ada didalam

tubuh menjadi seimbang.

2.3.2 Mekanisme Relaksasi Genggam Jari

Tangan merupakan alat sederhana dan ampuh untuk

menyelaraskan dan membawa tubuh menjadi seimbang. Setiap jari


22

tangan berhubungan dengan sikap sehari-hari. Ibu jari berhubungan

dengan perasaan khawatir, jari telunjuk berhubungan dengan

ketakutan, jari tengah berhubungan dengan kemarahan, jari manis

berhubungan dengan kesedihan, dan jari kelingking berhubungan

dengan rendah diri dan kecil hati. Menggenggam jari sambil menarik

nafas dalam – dalam dapat mengurangi bahkan menyembuhkan

ketegangan fisik atau emosi, teknik relaksasi genggam jari ini

nantinya akan dapat menghangatkan titik – titik keluar dan

masuknya energi pada meridian (jalan energi dalam tubuh) yang

terletak pada jari – jari tangan, sehingga nantinya mampu

memberikan sebuah efek rangsangan secara spontan pada saat

dilakukan genggaman, kemudian rangsangan tersebut nantinya akan

mengalir menuju ke otak, kemudian dilanjutkan ke saraf pada organ

tubuh yang mengalami gengguan, sehingga diharapkan sumbatan di

jalur energi menjadi lancar (Indrawati, 2017).

Pada fase inflamasi akibat luka bekas operasi, manifestasi yang

sering dirasakan adalah nyeri. Nyeri tersebut apabila dibiarkan akan

membuat pasien post operasi sectio caesarea menjadi tidak nyaman.

Tehnik relaksasi genggam jari terbukti dapat menurunkan intensitas

nyeri, tehnik tersebut merangsang meridian jari akan menghasilkan

implus yang dikirim melalui serabut saraf aferen nonnosiseptor.

Serabut saraf nonnosiseptor mengakibatkan “pintu gerbang” tertutup

sehingga stimulus nyeri terhambat dan berkurang. Apabila relaksasi


23

tersebut dilaksanakan secara rutin maka hasil yang diharapkan akan

lebih baik dengan turunya nyeri yang terjadi (Pinandita, 2012).

Menggenggam jari sambil menarik nafas dalam – dalam dapat

mengurangi bahkan menyembuhkan ketegangan fisik atau emosi,

teknik relaksasi genggam jari ini nantinya akan dapat menghangatkan

titik – titik keluar dan masuknya energi pada meridian (jalan energi

dalam tubuh) yang terletak pada jari – jari tangan, sehingga nantinya

mampu memberikan sebuah efek rangsangan secara spontan pada saat

dilakukan genggaman, kemudian rangsangan tersebut nantinya akan

mengalir menuju ke otak, kemudian dilanjutkan ke saraf pada organ

tubuh yang mengalami gengguan, sehingga diharapkan sumbatan di

di jalur energi menjadi lancar (Indrawati, 2017).

Hal ini pernah dibuktikan oleh Iin Pinandita dkk (2012) yang

menyatakan terdapat perbedaan penurunan skala nyeri rata-rata

sebesar 4,88% pada pasien yang dilakukan relaksasi genggam jari

selama 3-5 menit berturut-turut sebanyak 3 kali. Dikuatkan dalam

jurnal sari & maliya (2015), yang menyatakan menggenggaam jari

sambil menarik nafas dalam dapat mengurangi ketegangan fisik

karena dapat menghangatkan titik-titik masuk dan keluarnya energy

pada meridian yang berhubungan dengan organ-organ didalam tubuh

yang terletak pada jari tangan. Titiktitik refleksi pada tangan

memberikan rangsangan secara refleks pada saat genggaman.

Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam gelombang kejut

menuju otak kemudian diproses dengan cepat kemudian diteruskan


24

menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan sehingga

sumbatan dijalur energi jadi lancar.

2.3.3 Pelaksanaan Teknik Relaksasi Genggam Jari

Prosedur pelaksanaan teknik relaksasi genggam jari adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.3 SOP Relaksasi Genggam Jari

Tahapan Tindakan
Persiapan Jelaskan pada pasien tentang tindakan dan
tujuan dari tindakan yang dilakukan serta
menanyakan kesediaannya.
Tindakan Posisikan pasien pada posisi berbaring, serta
anjurkan pasien untuk mengatur nafas dan
merileksasikan semua otot.
Perawat duduk di samping pasien, relaksasi
dimulai dengan menggenggam ibu jari pasien
dengan tekanan lembut, genggam sampai
nadi pasien terasa berdenyut.
Anjurkan pasien untuk mengatur pola
nafas dengan hitungan teratur.
Genggam ibu jari kurang lebih selama 3-5
menit dengan tambahan nafas dalam,
kemudian lanjutkan ke jari – jari yang lain
satu persatu dengan durasi yang sama.
Setelah kurang lebih 15 menit, lakukan
relaksasi genggam jari ke jari tangan yang
lain.
Terminasi Setelah selesai, tanyakan bagaimana respon
pasien terhadap nyeri yang dirasakan
Rapikan pasien dan tempat tidur kembali.
25

Gambar 2.3 Teknik Finger Hold Relaxation (Henderson, 2007)


26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian naratif studi literatur yang

menggambarkan implementasi penerapan tehnik relaksasi genggam jari

terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea.

3.2 Variabel Penelitian


Penelitian ini akan mengeksplorasi variabel implementasi penerapan

tehnik relaksasi genggam jari terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

post operasi sectio caesarea serta hubungan atau pengaruh kedua variabel

melalui eksplorasi penelitian/artikel penelitian sebelumnya.

Jika digambarkan dalam skema variabel tersebut seperti berikut:

Penerapan Tehnik Relaksasi Penurunan Intensitas Nyeri


Genggam Jari

Kerangka konsep
Bagan 3.1

3.3 Kriteria Literatur yang Digunakan


Kriteria artikel/ hasil penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari 5 artikel/ hasil penelitian yang dipublikasikan secara online antara

tahun 2015-2019. Artikel atau hasil penelitian tersebut tersedia secara full

Teks untuk digunakan peneliti sebagai data untuk dianalis (sebagaimana

terlampir pada penelitian ini).

26
27

3.4 Sumber Artikel


Artikel/hasil penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh

peneliti melalui eksplorasi pada sumber Google Scholar berjumlah 5

artikel/hasil penelitian.

3.5 Langkah Studi Literatur


Penentuan enam (5) artikel yang digunakan peneliti dalam studi lietratur

ini dilakukan peneliti melalui langkah sebagai berikut:

1. Peneliti menetapkan topik/masalah penelitian yaitu implementasi

penerapan tehnik relaksasi genggam jari terhadap penurunan intensitas

nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea.

2. Menetapakan kata kunci Post Operasi Sectio Caesarea, Nyeri, Tehnik

Relaksasi Genggam Jari

3. Dengan kata kunci tersebut peneliti melakukan pencarian artikel

menggunakan data base dari Google Scholar.

4. Selanjutnya dari 20 artikel penelitian tersebut melakukan penelaan dan

terpilih 10 artikel prioritas yang memiliki relevansi yang baik dengan

topik/masalah sriset penelit.

5. Dari 10 artikel prioritas tersebut selanjutnya peneliti menetapkan 5 artikel

yang digunakan sebagai artikel yang dianalisis untuk menjawab tujuan

penelitian yang dikembangkan peneliti. 5 Artikel tersebut meliputi Artikel

dari Astutik, Kurlinawati (2017); Yayutrisnawati, Wulandari, Windyastuti

(2018); Lasati, Utami (2018) Haniyah, Setyawati, Sholikhah (2016);

Saputra, Asmawati, Septiyanti (2019); (Full teks artikel sebagaimana

terlampir).
28

3.6 Analisis Data dan Penyajian Hasi Penelitian


Analisa data penelitian ini dilakukan peneliti dengan menyajikan 5 artikel

penelitian yang memiliki relevansi dengan topik atau masalah penelitian, selanjutnya

peneliti menuangkan rangkuman hasil penelitian dari 5 artikel dalam tabel review seperti

berikut:

Peneliti Simpulan
Sumber Tujuan Hasil
dan Judul Design Sampling dan
Artikel Penelitian Penelitian
Penelitian Saran

Langkah selanjutnya peneliti melakukan analisis atas artikel dengan mengintegrasikan

hasil-hasil penelitian, menghubungkan topik-topik yang berhubungan mengidentifikasi

sentral issue / hasil yang relavan dengan kajian penelitian.


29

3.7 Etika Penelitian


Penelitian studi literatur ini mengimplementasi aspek etik berupa

penghargaan atas karya orang lain, atas hal ini peneliti melakukan

pencantuman sumber atas setiap kutipan baik langsung maupun tidak

langsung yang dilakukan peneliti. Penghindaran atas plagiarism peneliti akan

melakukan uji plagiarism setelah laporan penelitian dibuat dan sebelum

kegiatan ujian akhir penelitian dilaksanakan. Implementasi aspek kejujuran

dilakukan peneliti dengan menyampaikan hasi studi dari sejumlah artikel

secara objektif, jujur dan tanpa kebohongan serta peneliti akan melampirkan

artikel yang digunakan sebagai data hasil studi kasus.


30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Hasil penelitian studi literatur ini disajikan secara naratif untuk

menggambarkan hasil penelitian dari 5 artikel / hasil penelitian yang relevan

dengan topik / masalah implementasi penerapan tehnik relaksasi genggam jari

terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea.

Artikel 1 penelitian Astutik, Kurlinawati (2017) yang berjudul

“Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post

Section Caesarea Di Ruang Delima RSUD Kertosono” yang dilaksanakan pada

1 Januari sampai dengan 1 februari 2017 di ruang Delima RSUD Kertosono.

Pada artikel 1 Hasil penelitian yang didapat bahwa usia rata-rata responden 21-

30 tahun, diketahui terdapat 20 responden. Hasil dari penelitian ini menjelaskan

tehnik relaksasi genggam jari mampu menurunkan skala nyeri pada pasien post

operasi section caesarea. Di temukan hasil dari 20 responden post operasi

section caesarea sebagian besar dari responden mengalami nyeri sedang sebelum

diberikan relaksasi genggam jari yaitu sebanyak 13 responden (65%) nyeri berat

5 responden (25%) nyeri ringan 2 responden (10%), sedangkan setelah diberikan

relaksasi genggam jari berubah menjadi sebagian besar responden mengalami

nyeri ringan yaitu sebanyak 12 responden (60 %) nyeri sedang 3 responden

(15%) tidak nyeri 5 responden (25%), hasil uji statistik Wilcoxon didapatkan p

value = 0,000 ≤ α = 0,05 sehingga H1 diterima dan Ho ditolak, dapat

disimpulkan ada pengaruh relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri pada

pasien post sectio caesarea di ruang Delima RSUD Kertosonono.

30
31

Artikel 2 penelitian Yayutrisnawati, Wulandari, Windyastuti (2018)

yang berjudul “Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap Skala Nyeri Pada

Ibu Post Sectio Caesarea” yang dilaksanakan di Ruang Baitunnisa 2 RSI Sultan

Agung Semarang pada Bulan Januari sampai Maret 2018. Pada artikel 2

diketahui terdapat 49 responden. Penelitian ini menjelaskan bahwa ada pengaruh

relaksasi genggam jari untuk menurunkan nyeri pada post sectio caesarea, hasil

penelitian yang didapatkan yaitu sebelum dilakukan intervensi genggam jari

hasil dari 49 responden yaitu 35 responden mengalami nyeri sedang (71,4%) dan

14 responden mengalami nyeri berat (28,6%). Setelah dilakukan intervensi 31

responden mengalami nyeri ringan (63,3%) dan 18 responden mengalami nyeri

sedang (36,7%). dapat diperoleh hasil dari uji statistik wilcoxon bahwa analisa

dengan pengaruh pemberian terapi relaksasi genggam jari terhadap tingkat nyeri

dari 49 responden mengalami penurunan setelah di lakukan relaksasi genggam

jari, dengan Z hitung -6,235 dan nilai p-value = 0,000 (< α = 0,05). Dengan

demikian Ha diterima dan H0 ditolak yang artinya bahwa ada pengaruh tehnik

relaksasi genggam jari terhadap skala nyeri pada ibu post sectio caesarea di

Ruang Baitunnisa 2 RSI Sultan Agung Semarang.

Artikel 3 penelitian Lasati, Utami (2018) yang berjudul “Teknik

Relaksasi Genggam Jari Untuk Menurunkan Nyeri Pada Ibu Post Op Sectio

Caesarea Hari 1-7” Berdasarkan penelitian ditemukan hasil dari 38 orang di bagi

menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. hasil

penelitian didapatkan nyeri pada ibu post op sectio caesarea kelompok kontrol

sebanyak 7 (36,84%) ibu mengalami nyeri ringan pada pretest, dan 12 ibu

(63,16%) ibu mengalami nyeri sedang. Setelah dilakukan posttest, sebanyak 6


32

ibu (31,58%) mengalami nyeri ringan dan, 13 ibu (68,42%) mengalami nyeri

sedang. Sedangkan hasil penelitian yang didapatkan nyeri pada ibu post op

sectio caesarea kelompok perlakuan sebanyak 3 (15,79 %) ibu mengalami nyeri

ringan pada pretest, dan 16 ibu (84,21%) ibu mengalami nyeri sedang. Setelah

diberi perlakuan kemudian dilakukan posttest, sebanyak 15 ibu (78,95%)

nyerinya menjadi tidak ada dan, 4 ibu (21,05%) mengalami nyeri ringan. Hasil

penelitian tersebut diuji dengan menggunakan Uji statistik Mann Whitney, yang

menghasilkan ρ=0,000 dengan α<0,005, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Yaitu

ada pengaruh teknik genggam jari dengan nyeri ibu post op sectio caesarea hari

1-7.

Artikel 4 penelitian haniyah, Setyawati, Sholikhah (2016), yang

berjudul “Efektifitas Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri Post Sectio

Caesarea Di Rsud Ajibarang” hasil penelitian ini di dapatkan pada kelompok

perlakuan diketahui bahwa nilai rata-rata nyeri pada ibu Post Operasi Sectio

Caesarea sebelum dilakukan Teknik Relaksasi Genggam Jari adalah 7,09

dengan nilai Nyeri terendah adalah 7 dan tertinggi adalah 8. Sedangkan nilai

rata-rata nyeri pada Post Operasi Sectio Caesarea setelah dilakukan Teknik

Relaksasi Genggam Jari adalah 5,63, dengan nilai nyeri terendah adalah 5 dan

tertinggi adalah 6. Sedangkan pada kelompok kontrol nilai rata-rata nyeri pada

ibu Post Operasi Sectio Caesarea sebelum dilakukan Teknik aroma terapi

lavender adalah 6,81 dengan nilai nyeri terendah adalah 6 dan tertinggi adalah 8.

Setelah dilakukan Teknik aroma terapi lavender nilai rata-rata nyeri pada post

sectio caesarea adalah 5,72 dengan nilai nyeri terendah 5 dan tertinggi adalah 6.

Dapat diketahui bahwa Pengaruh antara teknik Aroma Terapi Lavender dan
33

Teknik Relaksasi Genggam Jari terhadap penurunan nyeri Post SC dengan nilai

ρ-value adalah 0,000

Artikel 5 penelitian Saputra, Asmawati, Septiyanti (2019) yang berjudul

“Teknik Relaksasi Genggam Jari Oleh Suami Berpengaruh Terhadap Nyeri Post

Operasi Sectio Caesarea di Rumah Sakit Bhyangkara Bengkulu” Pada kelompok

kontrol rata-rata skala nyeri adalah 5 skala nyeri. Intensitas nyeri setelah

dilakukan intervensi I pada kelompok kontrol rata-rata 4,5 skala nyeri dan

intensitas nyeri setelah dilakukan intervensi II pada kelompok kontrol 4,1 skala

nyeri. Pada kelompok kontrol diberikan intervensi berupa teknik relaksasi nafas

dalam oleh peneliti. Perubahan rata-rata skala nyeri setelah diberikan intervensi I

pada kelompok kontrol yaitu 0,5 skala nyeri perubahan rata-rata skala nyeri

setelah diberikan intervensi II pada kelompok kontrol 0,9. Rentang perubahan

rata-rata skala nyeri pada kelompok kontrol dengan teknik relaksasi nafas dalam

menunjukkan penurunan sebesar 0,5 sampai dengan 0,9 skala nyeri

Hasil penelitian pada kelompok intervensi menunjukkan pemberian

teknik relaksasi genggam jari yang dilakukan oleh suami menunjukkan rata-rata

skala nyeri pada sebelum dilakukan intervensi 5,6 skala nyeri. Skala nyeri

setelah dilakukan intervensi I yaitu 4 skala nyeri dan skala nyeri setelah

dilakukan intervensi II yaitu 3,4 skala nyeri. Penurunan rata-rata skala nyeri

sesudah dilakukan intervensi I pada kelompok intervensi perubahan skala nyeri

adalah 1,6 skala nyeri. Perubahan rata-rata skala nyeri setelah dilakukan

intervensi II adalah 2,2 skala nyeri. Penurunan skala nyeri pada kelompok

intervensi menunjukkan penurunan sebesar 1,6 sampai dengan 2,2 skala nyeri.
34

Hasil uji statistik independen t-test menunjukkan nilai p value sebesar 0,000 (p <

α) α=0,05.
35

Tabel 4.1
Riview Literature
Sumber Peneliti dan Judul Simpulan dan
Tujuan Penelitian Design Sampling Hasil Penelitian
Artikel Penelitian Saran
Google - Puji astutik, Eka untuk one group 20 responden Univariat -Terdapat pengaruh
Scholar Kurlinawati(2017) mengidentifikasi pre-post test - sebelum diberikan relaksasi genggam
(2015- 2020) pengaruh relaksasi design intervensi jari terhadap
Nyeri ringan 2 pasien post sectio
- Pengaruh Relaksasi genggam jari
responden (10%) caesarea.
Genggam Jari terhadap penurunan Nyeri sedang 13 -responden
Terhadap Penurunan nyeri pada pasien responden (65%) menggunakan
Nyeri Pada Pasien post section Nyeri berat 5 relaksasi genggam
Post Section caesarea responden (25%) jari dalam
Caesarea Di Ruang mengendalikan dan
Delima Rsud - Setelah diberikan mengurangi rasa
Kertosono intervensi nyeri yang
Tidak Nyeri 5 dirasakan karena
responden (25%) teknik ini mudah
Nyeri ringan 12 dan aman
responden (60%) dilakukan.
Nyeri sedang 3
responden (15%)

Bivariat
- Hasil uji statistik
Wilcoxon didapatkan
p value = 0,000 ≤ α =
0,05 sehingga H1
diterima dan Ho
ditolak.
36

Google - Yayutrisnawati, untuk mengetahui quasy 49 responden Univariat - Ada pengaruh


Scholar Priharyanti pengaruh relaksasi exsperiment relaksasi
(2015- 2020) Wulandari, genggam jari (pre and post - Sebelum dilakukan genggam jari
Windyastuti (2018) intervensi genggam terhadap skala
terhadap tingkat test without
jari nyeri pada ibu
- Pengaruh Relaksasi nyeri pada ibu post control) Nyeri sedang 35 post sectio
Genggam Jari sectio caesarea. responden (71,4) caesarea di
Terhadap Skala Nyeri Berat 14 Ruang Baitunnisa
Nyeri Pada Ibu Post responden (28,6). 2 RSI Sultan
Sectio Caesarea - Setelah dilakukan Agung Semarang.
intervensi
Nyeri ringan 31
responden (63,3)
Nyeri Sedang 18
responden (36,7).
Bivariat
- Hasil dari uji statistik
wilcoxon, dengan Z
hitung -6,235dan
nilai p-value = 0,000
(< α = 0,05).
37

Google - Ika Lasati, Utami untuk mengetahui Quasi 38 responden Univariat - Ada pengaruh
Scholar (2018) adanya pengaruh Experimental -19 perlakuan - pada kelompok kontrol teknik genggam
(2015- 2020) teknik relaksasi -19 kontrol - sebelum jari dengan nyeri
- Teknik Relaksasi genggam jari untuk Nyeri ringan 7 ibu post op sectio
Genggam Jari menurunkan nyeri (36,84%) caesarea hari 1-
Untuk Menurunkan pada ibu Post Op Nyeri sedang 12 7.
Nyeri Pada Ibu Post sectio secarea hari (63,16%)
Op Sectio Caesarea 1-7. - setelah
Hari 1-7 Nyeri ringan 6
(31,58%)
Nyeri sedang 13
(68,42%)

- pada kelompok
perlakuan
- sebelum
Nyeri ringan 3
(15,79%)
Nyeri sedang 16
(84,21%)
- setelah
Tidak nyeri 15
(78,95%)
Nyeri ringan 4
(21,05%)

Bivariat
- hasil penelitian uji
statistic Mann
Whitney yang
menghasilkan
38

ρ=0,000 dengan
α<0,005, maka H0
ditolak dan H1
diterima
Google - Siti Haniyah, untuk Mengetahui Quasi 22 Responden Univariat - Tehnik relaksasi
Scholar Martyarini Budi Efektifitas Experiment - 11 Responden - Kelompok kontrol genggam jari
(2015- 2020) Setyawati, Siti Pemberian Pre Post Test menjadi - Sebelum efektif untuk
Mar’atus Sholikhah kelompok Nyeri berat 8 (72,7%) mengatasi nyeri
TeknikRelaksasi Design
(2016) perlakuan dengan Nyeri sedang 3 pada pasien post
Genggam Jari With Control operasi section
intervensi Tehnik (27,3%)
- Efektifitas Teknik Terhadap Group. Relaksasi - Setelah caesarea.
Relaksasi Genggam Penurunan Nyeri Genggam Jari Nyeri sedang 11
Jari Terhadap Nyeri Post Sectio - 11 Responden (100%)
Post Sectio Caesarea Caesarea Di Rsud Menjadi
Di Rsud Ajibarang Ajibarang. Kelompok - Kelompok perlakuan
Kontrol dengan - Sebelum
intervensi tehnik Nyeri berat 10 (90,9%)
aroma terapi Nyeri sedang 1 (9,1%)
lavender. - Setelah
Nyeri sedang 11
(100%)
Bivariat
Dari hasil uji paired T
test di dapatkan nilai ρ-
value adalah 0,000

Google - Denny Saputra, untuk mengetahui quasi 58 responden Univariat - Ada pengaruh
Scholar Asmawati, pengaruh teknik eksperimen - 29orang 1. Pada kelompok teknik relaksasi
39

(2015- 2020) Septiyanti (2019) relaksasi genggam dengan kelompok kontrol genggam jari yang
jari yang dilakukan pretest- kontrol - Sebelum dilakukan dilakukan oleh
- Teknik Relaksasi oleh suami posttest with - 29orang intervensi : suami terhadap
Genggam Jari Oleh kelompok Rata-rata skala nyeri nyeri pada pasien
terhadap nyeri post control group
Suami Berpengaruh perlakuan 5 post op SC.
Terhadap Nyeri Post operasi Sectio dengan relaksasi - Setelah dilakukan
Operasi Sectio Caesarea (SC) di genggam jari intervensi :
Caesarea di Rumah Rumah Sakit Intervensi I rata-rata
Sakit Bhyangkara Bhyangkara skala nyeri 4,5
Bengkulu Bengkulu. Intervensi II rata-rata
skala nyeri 4,1

Rentang perubahan rata-


rata skala nyeri dalam
menunjukkan penurunan
sebesar 0,5 sampai
dengan 0,9.

2. Pada kelompok
perlakuan
- Sebelum dilakukan
intervensi :
Rata-rata skala nyeri
5,6
- Setelah dilakukan
intervensi :
Intervensi I rata-rata
skala nyeri 4
Intervensi II rata-rata
skala nyeri 3,4

Rentang perubahan rata-


40

rata skala nyeri dalam


menunjukkan penurunan
sebesar 1,6 sampai
dengan 2,2.

Bivariat
Hasil uji statistik
independen t-test
menunjukkan nilai p
value sebesar 0,000 (p <
α) α=0,05.
41

4.2 Pembahasan
Proses persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks,

dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Prawirohardjo,

2009). Pada proses persalinan terkadang janin tidak bisa lahir secara normal,

dikarenakan oleh faktor malposisi janin, plasenta previa, diabetes pada ibu, dan

disproporsi sefalo pelvis janin-ibu. Sectio Caesarea adalah pembedahan untuk

melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus dari dalam

rahim (Prawirohardjo, 2009). Menurut Whalley (2008), tindakan operasi Sectio

Caesarea dapat menyebabkan nyeri dan mengakibatkan terjadinya perubahan

kontinuitas jaringan karena adanya pembedahan.

Pembedahan SC menimbulkan rasa nyeri yang berasal dari luka insisi

(Kasdu, 2003 dalam Fitri, Trasyani & Maryati, 2012). Menurut Lindamen &

Athie dalam Hartanti (2005), nyeri dimulai ketika bagian tubuh terluka oleh

tekanan, potongan, sayatan, dingin atau kekurangan oksigen pada sel yang akan

mengeluarkan berbagai macam substansi intraseluler ke ruang ekstraseluler dan

mengiritasi nosiseptor. Saraf ini akan merangsang dan bergerak sepanjang serabut

saraf yang akan menghasilkan substansi yang disebut dengan neurotransmitter

seperti prostaglandin dan epineprin, yang membawa pesan nyeri dari medula

spinalis ditransmisikan ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri (Judha, 2012).

Menurut Solehati & Rustina (2013), 75% dari pasien bedah mengalami

nyeri sedang sampai berat setelah operasi. Durasi nyeri dapat bertahan selama 24

sampai 48 jam, tapi bisa bertahan lebih lama tergantung pada bagaimana klien

dapat menahan dan menanggapi rasa sakit. Pemulihan post operasi membutuhkan

waktu rata-rata 72,45 menit (1-1,5 jam). Pasca pembedahan (pasca operasi) pasien
42

merasakan nyeri hebat dan 75% penderita mempunyai pengalaman yang kurang

menyenangkan akibat pengelolaan nyeri yang tidak adekuat (Novarizki, 2009).

Keadaan nyeri post operasi sectio caesarea pada ibu akan menjadi

gangguan yang menyebabkan terjadi terbatasnya mobilisasi, bonding attachment

(ikatan kasih sayang) terganggu/ tidak terpenuhi, Activity of Daily Living (ADL)

terganggu, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) tidak dapat terpenuhi secara optimal

karena peningkatan intensitas nyeri pada luka post operasi sectio caesarea apabila

ibu bergerak, sehingga respon ibu terhadap bayi kurang, dan pada akhirnya ASI

sebagai makanan terbaik bagi bayi dan mempunyai banyak manfaat bagi bayi

maupun ibunya tidak dapat diberikan secara optimal (Afifah, 2009).

Manajemen nyeri dibedakan secara farmakologis dan non farmakologis.

Prosedur secara farmakologis dilakukan dengan pemberian analgetik (Prasetyo,

2010) dan non farmakologis dapat dilakukan dengan cara relaksasi, teknik

pernafasan, perubahan posisi, massage, akupressur, terapi panas/dingin,

hypnobreathing, musik, dan TENS (transcutaneus electrical nerve stimulation)

(Yusrizal, 2012). Salah satu pengobatan non-farmakologis yang dapat dilakukan

adalah teknik relaksasi genggam jari.

Teknik relaksasi genggam jari merupakan cara yang mudah untuk

mengelola emosi dan mengembangkan kecerdasan emosional. Di sepanjang jari-

jari tangan kita terdapat saluran atau meridian energi yang terhubung dengan

berbagai organ dan emosi (Puwahang, 2011). Titik-titik refleksi pada tangan

memberikan rangsangan secara reflex (spontan) pada saat genggaman.

Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam gelombang kejut atau listrik

menuju otak. Gelombang tersebut diterima otak dan diproses dengan cepat
43

diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan, sehingga

sumbatan di jalur energi menjadi lancar (Pinandita, 2012). Teknik relaksasi

genggam jari membantu tubuh, pikiran dan jiwa untuk mencapai relaksasi (Liana,

2008). Dalam keadaan relaksasi secara alamiah akan memicu pengeluaran hormon

endorfin, hormon ini merupakan analgesik alami dari tubuh sehingga nyeri akan

berkurang (Prasetyo, 2010).

Banyak penelitian yang telah membuktikan keberhasilan intervensi

genggam jari untuk mengatasi dan menurunkan skala nyeri yaitu penelitian

menurut Astutik, Kurlinawati (2017) yang berjudul Pengaruh Relaksasi Genggam

Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Section Caesarea Di Ruang

Delima RSUD Kertosono, menyebutkan bahwa terdapat pengaruh relaksasi

genggam jari terhadap pasien post sectio caesarea, hasil penelitian ini juga

terdapat persamaan pada penelitian Windyastuti (2018) yang menyebutkan

faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri antara lain usia, jenis kelamin,

kebudayaan, makna nyeri, perhatian, ansietas, keletihan, pengalaman sebelumnya,

gaya koping.

Nyeri yang terjadi pada pasien pasca operasi sectio caesarea diketahui

dalam kategori sedang dikarenakan luka akibat dari bekas operasi yang

menimbulkan trauma pada jaringan. Trauma tersebut mengirimkan impuls syaraf

yang kemudian direspon otak sehingga nyeri yang terjadi dapat dirasakan.

Pengalaman menghadapi nyeri akibat operasi yang kurang menjadikan seseorang

kurang adaptif terhadap nyeri, sehingga respon yang ditunjukkan akan tidak

adaptif. Perasaan takut terhadap luka yang diderita akan membuat nyeri

diinterpretasikan lebih hebat sehingga kecenderungan hasil pengkajian nyeri


44

setelah operasi memiliki skor yang tinggi. Teknik relaksasi genggam jari

membantu tubuh, pikiran dan jiwa untuk mencapai relaksasi, dalam keadaan

relaksasi secara alamiah akan memicu pengeluaran hormon endorfin, hormon ini

merupakan analgesik alami dari tubuh sehingga nyeri akan berkurang. Pada saat

fase inflamasi akibat luka bekas operasi, manifestasi yang sering dirasakan adalah

nyeri. Nyeri tersebut apabila dibiarkan akan membuat pasien post sectio caesarea

menjadi tidak nyaman.

Teknik relaksasi genggam terbukti dapat menurunkan intensitas nyeri.

Apabila relaksasi tersebut dilaksanakan secara rutin maka hasil yang diharapkan

akan lebih baik dengan turunnya nyeri yang terjadi. Berdasarkan penelitian

Astutik, Kurlinawati (2017) dan Windyastuti (2018) diatas dapat disimpulkan

bahwa Ada pengaruh relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri pada

pasien post sectio caesarea sebelum dan setelah pemberian tehnik relaksasi

genggam jari, hal tersebut berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan p value = 0,000 ≤

α = 0,05.

Penelitian serupa lainnya yang membuktikan keberhasilan intervensi

relaksasi genggam jari yaitu penelitian Lasati, Utami (2018) yang berjudul

Teknik Relaksasi Genggam Jari Untuk Menurunkan Nyeri Pada Ibu Post Op

Sectio Caesarea Hari 1-7, didapatkan hasil Hasil penelitian artikel di atas diuji

dengan uji statistik Mann Whitney, yang menghasilkan H0 ditolak dan H1 diterima

yaitu ada teknik relaksasi berpengaruh pada nyeri ibu post op sectio secarea.

Penelitian lain yang membuktikan keberhasilan intervensi relaksasi

genggam jari yaitu penelitian Shaniyah, Setyawati, Sholikhah (2016), yang

berjudul Efektifitas Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri Post Sectio
45

Caesarea Di Rsud Ajibarang, dalam penelitian ini menggunakan metode pre-post

test with control grup. Dan dalam kelompok kontrol di berikan intervensi

penerapan aroma terapi lavender dan pada kelompok perlakuan diberikan

intervensi penerapan genggam jari untuk menurunkan nyeri pada pasien post

sectio caesarea, hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa intervensi relaksasi

genggam jari lebih efektif dalam menurunkan skala nyeri pada pasien post section

caesarea.

Menurut (Cane, 2013) Teknik relaksasi genggam jari adalah cara yang

mudah untuk mengelola emosi dan mengembangkan kecerdasan emosional.

Emosi adalah seperti gelombang energi yang mengalir di dalam tubuh, pikiran,

dan jiwa. Saat kita merasakan perasaan yang berlebihan, aliran energi di dalam

tubuh kita menjadi tersumbat atau tertahan, sehingga akan menghasilkan rasa

nyeri atau kemampatan. Di sepanjang jari-jari tangan kita terdapat saluran atau

meridian energi yang terhubung dengan berbagai organ dan emosi.

Penelitian serupa lainnya yang membuktikan keberhasilan intervensi

relaksasi genggam jari adalah penelitian Saputra, Asmawati, Septiyanti (2019)

yang berjudul “Teknik Relaksasi Genggam Jari Oleh Suami Berpengaruh

Terhadap Nyeri Post Operasi Sectio Caesarea di Rumah Sakit Bhyangkara

Bengkulu, dalam penelitian ini sama hal nya dengan penelitian haniyah,

Setyawati, Sholikhah (2016) yang juga menggunakan metode pre-post test with

control grup. Pada artikel ini dijelaskan responden dibagi menjadi 2 kelompok

yaitu kelompok kontrol dengan intervensi tehnik tarik nafas dalam dan kelompok

perlakuan dengan intervensi tehnik relaksasi genggam jari. Dalam penelitian ini

mendapatkan hasil bahwa skala nyeri sesudah diberikan teknik relaksasi genggam
46

jari lebih rendah dibandingkan yang tidak diberikan teknik relaksasi genggam jari

oleh suami hal ini terjadi karena teknik relaksasi genggam jari yang dilakukan

oleh suami akan membantu menurunkan skala nyeri yang dirasakan ibu.

Berdasarkan penelitian (Aprianto, 2012) yang menjelaskan bahwa dalam keadaan

relaksasi secara alamiah akan memicu pengeluaran hormon endorfin, hormon ini

merupakan analgetik alami dari tubuh sehingga nyeri akan berkurang. Penelitian

ini juga menunjukkan bahwa dengan pemodelan tersebut, dapat disimpulkan

bahwa : kelompok yang diberikan relaksasi genggam jari sebanyak 2 kali dapat

menurunkan nyeri sebesar 1 skala nyeri setelah dikontrol variabel nyeri sebelum

intervensi. Pemberian teknik relaksasi genggam jari yang dilakukan oleh suami

pada pasien post op SC sebanyak 2 kali akan lebih efektif menurunkan nyeri post

op.

Dari keseluruhan hasil penjabaran jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa,

terdapat persamaan hasil penelitian pada kelima jurnal yang berisikan fakta dan

teori dari hasil penelitian kelima artikel tersebut, bahwa dari kelima artikel

tersebut sama-sama mempunyai hasil yang efektif dalam mengatasi masalah nyeri

pada pasien post sectio caesarea. Pada artikel keempat dan kelima di atas

menjelaskan penelitian tentang kombinasi tehnik relaksasi genggam jari dengan

tehnik relaksasi aroma terapi dan tehnik tarik nafas dalam untuk menurunkan

skala nyeri. Namun dari ketiga tehnik tersebut tehnik relaksasi genggam jari lebih

efektif dan berpengaruh karena secara fisiologis teknik relaksasi genggam jari

dapat mengurangi rasa nyeri, teknik relaksasi genggam jari akan menghasilkan

impuls yang dikirim melalui serat saraf aferen non-nosiseptor yang mengarah ke
47

"gerbang nyeri" sehingga dikontrol untuk mengeluarkan inhibitor neurotransmitter

yang menghambat dan mengurangi stimulus nyeri (Liana, 2008).

Penelitian ini memiliki kesamaan pembahasan pada masalah yang dialami

oleh pasien post sectio caesarea yaitu nyeri, dari keseluruhan penelitian tersebut

didapatkan persamaan hasil penelitian yaitu pada hasil akhir atau evaluasi

didapatkan rata-rata skala nyeri teratasi. Selain itu kelima artikel ini menggunakan

metode yang sama yaitu pre-post test, alat ukur yang digunakan dalam kelima

artikel di atas yaitu Numeric Rating Scale, dalam kelima artikel di atas juga

menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri menurut (Potter dan Perry,

2010) Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri antara lain usia, jenis kelamin,

kebudayaan, makna nyeri, perhatian, ansietas, keletihan, pengalaman sebelumnya,

gaya koping. Usia merupakan variabel yang penting yang mempengaruhi nyeri.

Perbedaan perkembangan yang ditemukan di antara kedua kelompok usia

dapat mempengaruhi cara bereaksi terhadap nyeri (misalnya, anak-anak dan

lansia). Jenis kelamin juga turut mempengaruhi nyeri, secara umum, pria dan

wanita tidak berbeda dalam berespons terhadap nyeri. Beberapa kebudayaan

menganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis,

sedangkan seorang anak perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama.

Toleransi terhadap nyeri dipengaruhi oleh faktor-faktor biokimia dan merupakan

hal unik yang terjadi pada setiap individu, tanpa memperhatikan jenis kelamin.

Rata-rata usia pada setiap responden dalam artikel diatas yaitu Usia sebagian

besar responden dalam rentang 21 – 30 tahun sehingga usia yang masih muda dan

pengalaman menghadapi nyeri akibat operasi yang kurang menjadikan seseorang


48

kurang adaptif terhadap nyeri, sehingga respon yang ditunjukkan akan tidak

adaptif.

Menurut Wong (2011:126) prosedur penatalaksanaan teknik relaksasi

waktu yang di terapkan pada saat melakukan intervensi yaitu 3 kali sehari selama

15-20 menit. Untuk mendapatkan hasil dan perbedaan penelitian ini menggunakan

analisa univariat dan bivariat.. pada artikel 1 dan 2 menggunakan uji statistic

wilcoxon, artikel 3 menggunakan uji statistic uji Mann Whitney, artikel 4

menggunakan uji Paired T test dan artikel 5 menggunakan uji T-independent.

Namun dengan metode yang berbeda hasil yang didapatkan artikel tersebut sama

yaitu ada pengaruh tehnik relaksasi genggam jari terhadap penurunan intensitas

nyeri pada pasien post sectio caesarea.

Berdasarkan penjelasan tersebut, implikasi keperawatan yang diperoleh dari

kelima penelitian tersebut dapat dijadikan alternatif pengobatan mandiri pada

pasien post sectio caesarea dengan menerapkan intervensi tehnik relaksasi

genggam jari karena sudah terbukti secara empiris (evidence based) bisa

mengatasi nyeri pada pasien post sectio caesarea. Tehnik relaksasi genggam jari

ini mudah dilakukan oleh seseorang secara mandi selain itu Teknik relaksasi

genggam jari merupakan cara yang mudah untuk mengelola emosi dan

mengembangkan kecerdasan emosional. Di sepanjang jari – jari tangan kita

terdapat saluran energi yang terhubung dengan berbagai organ dan emosi

(Puwahang, 2011). Titik-titik refleksi pada tangan memberikan rangsangan secara

reflex (spontan) pada saat genggaman. Rangsangan tersebut akan mengalirkan

semacam gelombang kejut atau listrikmenuju otak. Gelombang tersebut diterima

otak dan diproses dengan cepat diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang
49

mengalami gangguan, sehingga sumbatan di jalur energi menjadi lancar

(Kurlinawati, 2017).
50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Terdapat 5 (lima) artikel yang memiliki relevansi dengan implementasi

penerapan tehnik relaksasi genggam jari terhadap penurunan intensitas

nyeri pada pasien post operasi section caesarea.

5.1.2 Dari 5 artikel penelitian dengan dilakukannya penerapan tehnik

relaksasi genggam jari mampu untuk mengurangi tingkat nyeri pada

pasien post operasi sectio caesarea.

5.1.3 Dari 5 artikel penelitian yang telah diimplementasikan metode yang

digunakan dalam penelitian menerapkan pre tes dan post tes untuk

mengukur intensitas nyeri responden

5.1.4 Dari 5 artikel yang yang membandingkan efektifitas antara penerapan

tehnik relaksasi genggam jari dengan aromaterapi terapi lavender dan

tehnik tarik napas dalam untuk mengurangi intensitas nyeri dan

didapatkan hasil penelitian yaitu t ada perbandingan yang lebih

signifikan antara tehnik aromaterapi terapi lavender dan tehnik tarik

napas dalam dengan relaksasi genggam jari. Tehnik relaksasi

genggam jari lebih efektif dalam menurunkan intensitas nyeri

dibandingkan dengan tehnik aroma terapi lavender dan tehnik tarik

napas dalam.

5.1.5 Dari 5 artikel penelitian sama-sama membahas gambaran responden,

dimana responden dengan rentang usia 21-35 tahun (usia muda)

paling dominan menjalani persalinan sectio caesarea. Usia yang masih

50
51

muda dan pengalaman menghadapi nyeri akibat operasi yang kurang,

menjadikan seseorang kurang adaptif terhadap nyeri, sehingga respon

yang ditunjukkan akan tidak adaptif. Perasaan takut terhadap luka

yang diderita akan membuat nyeri diinterpretasikan lebih hebat

sehingga kecenderungan hasil pengkajian nyeri setelah operasi

memiliki skor yang tinggi.

5.2 Saran

Hasil penelitian menyarankan

1.2.1 Bagi fasilitas kesehatan

Peneliti berharap bahwa bagi perawat disarankan agar perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan terhadap nyeri tidak hanya

memberikan managemen farmakologis (obat) tetapi juga dapat

memberikan managemen non farmakologis seperti teknik relaksasi

genggam jari kepada pasien post operasi sectio caesarea karena

peneliti sudah banyak membuktikan bahwa penerapan ini efektif untuk

menurunkan intensitas nyeri.

1.2.2 Bagi pengembangan keilmuan

Penelitian ini dapat disosialisasikan menjadi masukan dalam proses

pembelajaran mahasiswa keperawatan agar diperoleh gambaran

intervensi tehnik relaksasi genggam jari untuk mengatasi intensitas

nyeri sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan.

1.2.3 Bagi penelitian lanjutan

Bagi peneliti selanjutnya pengkajian nyeri tidak hanya terfokus kepada

pasien dengan operasi SC saja tetapi pada pasien post operasi secara
52

umum. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel independen

selain teknik relaksasi genggam jari atau memodifikasi tentang

intervensi tehnik relaksasi genggam jari dan dapat memberikan variasi

baru dari penelitian sebelumnya.


DAFTAR PUSTAKA
Amin dan Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogya: MediAction

Aprianto. 2012. Perbedaan Imajinasi Terpimpin Dengan Mendengarkan Musik


Keroncong Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Hernia
Di RSUD Wilayah Kabupaten Pekalongan

Asni Hasaini.(2019). Efektifitas Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan


Nyeri Pada pasienpost Op Appendiktomidi Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD
Ratu Zalecha Martapura Tahun 2019.

Astutik Puji,Eka Kurlinawati.(2017).Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap


Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Sectio Caesarea Di Ruang Delima Rsud
Kertosono. Diakses pada Tanggal 15 Febuari 2020

Dani, Gravika. 2013. Gambaran karakteristik persalinan dengan tindakan


sectio caesarea di rumah sakit immanul

Haniyah siti,et all. (2016).Efektifitas Teknik Relaksasi Genggam Jari


Terhadapnyeri Post Sectio Caesarea Di Rsud Ajibarang. Diakses pada
Tanggal 15 Febuari 2020

Haryanto. 2012. Konsep Dasar Keperawatan Dengan Pemetaan Konsep,


Jakarta: Salemba Medika

Indrawati, U. 2017. Pengaruh Kombinasi Teknik Relaksasi Genggam Jari Dan


Kompres Dingin Terhadap Perubahan Persepsi Nyeri Pada Pasien Pasca
Operasi Fraktur Di RSUD Jombang, Yogyakarta, h.3-4

Ika Lasati, Utami (2018), Teknik Relaksasi Genggam Jari Untuk Menurunkan
Nyeri Pada Ibu Post Op Sectio Caesarea Hari 1-7. Diakses pada Tanggal 16
Febuari 2020

Karundeng, dkk. (2014). Faktor – faktor Yang Berperan Meningkatnya


Angka Kejadian Sectio Caesarea

Kementrian Kesehatan RI, 2013. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan
Penyakit Tidak Menular, Pusat Data dan Informasi Kesehatan
Kemenkes RI, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Kesehatan Dalam Kerangka Sistainable


DevelopmentGoals (SDG’S). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Liana, E. (2008) Teknik Relaksasi : Genggam Jari Untuk Keseimbangan Emosi.

Manuaba, IBG, 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan bidan. EGC. Jakarta

53
54

Misnawati,(2019). Perbandingan Efektifitas Teknik Relaksasi Dan Genggaman


Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesare Di
Rumah Sakit Undata Provinsi Sulawesi Tengah.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta

Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu


Keperawatan: Skripsi, Tesis dan Instrument Penelitian Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Nurarif, dkk, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis


dan NANDA NIC-NOC Panduan penyusunan Askep Profesional.
Yogyakarta: MediAction.

Pinandita, I., Purwanti, E., Utoyo, B. (2012) Pengaruh Teknik Relaksasi


Genggam Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Operasi Laparatomi

Potter & Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
dan Praktik. Volume 2, Edisi 4, EGC, Jakarta. (Andarmoyo, 2013)

Prawirohardjo. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Pratiwi Anggi,et all.(2020).Penerapan teknik relaksasi genggam jari terhadap


skala nyeri pada sdr. D dengan paska open reduction internal fixation (orif).

Rasdiana, Muhammad. 2014. Karakteristik ibu yang mengalami persalinan


dengan sectio caesarea di rumah sakit umum daerah moewardi.

Rukiah, dkk. 2013. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Jakarta : CV.Trans
Info Media;

Sartika, Evita. 2014. karakteristik ibu bersalin dengan seksio sesarea di RS


santa elisabeth medan Tahun 2014

Saputra Denny, Asmawati, Septiyanti.(2019). Teknik relaksasi genggam jari


oleh suami berpengaruh terhadap nyeri post operasi sectio caesarea Diakses
pada Tanggal 15 Febuari 2020.

SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia. Jakarta:


Dewan Pengurus Pusat PPNI.

SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:


Dewan Pengurus Pusat PPNI

SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta:


Dewan Pengurus Pusat PPNI.
55

Yayutrisnawati,(2018). Pengaruh Relaksasi genggam jari terhadap skala


nyeri pada ibu post section caesarea. Diakses pada Tanggal 16 Febuari
2020

Yuliatun, Laily. (2008). Penanganan Nyeri Persalinan Dengan Metode Non


farmakologi. JawaTimur:

.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BUKTI KONSUL DARING
BUKTI FOTO SIDANG DARING

Anda mungkin juga menyukai