Anda di halaman 1dari 141

LAPORAN TUGAS AKHIR

STUDI LITERATUR

GAMBARAN PENERAPAN AROMATERAPI INHALASI


LAVENDER UNTUK MENGURANGI TINGKAT ANSIETAS
PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG
MENJALANI HEMODIALISIS

ANISA FEBRIANI
NIM : PO.71.20.3.17.006

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LUBUKLINGGAU
TAHUN 2020
LAPORAN TUGAS AKHIR
STUDI LITERATUR

GAMBARAN PENERAPAN AROMATERAPI INHALASI


LAVENDER UNTUK MENGURANGI TINGKAT ANSIETAS
PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG
MENJALANI HEMODIALISIS

Disusun untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)


Pada Program Studi D-3 Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang

Disusun Oleh :

ANISA FEBRIANI
NIM : PO.71.20.3.17.006

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LUBUKLINGGAU
TAHUN 2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR PROGRAM
LAPORAN TUGAS AKHIR STUDI LITERATUR

Judul Studi Literatur : Gambaran Penerapan Aromaterapi Inhalasi


Lavender Untuk Mengurangi Tingkat Ansietas
Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis
Nama Mahasiswa : Anisa Febriani
NIM : PO.71.20.3.17.006
Pembimbing : 1. H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes
2. Bambang Soewito, SKM, M.Kes

Studi Literatur ini telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan
diseminarkan dalam Ujian Akhir Program Laporan Tugas Akhir (LTA) Program
Studi D-3 Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang Tahun
Akademik 2019/2020.

Lubuklinggau, Mei 2020


Pembimbing I Pembimbing II

H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes Bambang Soewito, SKM, M.Kes


NIP. 19760509 199502 1 001 NIP. 19740831 199403 1 001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang

H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes


NIP. 19760509 199502 1 001
PANITIA SIDANG LTA STUDI LITERATUR
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Lubuklinggau, Mei 2020


Tim Penguji
Ketua

H.Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes


NIP. 19760509 1995021 001

Penguji I

Nadi Aprilyadi, S.Sos, M.Kes


NIP. 19770422 1995031 001

Penguji II

Indah Dewi Ridawati, M.Kep


NIP. 19880127 2018012 001
HALAMAN PENGESAHAN

LTA Studi Literatur ini diajukan oleh :


Nama Mahasiswa : Anisa Febriani
NIM : PO.71.20.3.17.006
Jurusan : Prodi Keperawatan Lubuklinggau
Judul : Gambaran Penerapan Aromaterapi Inhalasi
Lavender Untuk Mengurangi Tingkat
Ansietas Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
Yang Menjalani Hemodialisis

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan (Amd.Kep) pada Program Studi Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang. Pada tanggal 11 Mei 2020, dan dinyatakan
Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : H.Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes ( )

Pembimbing II : Bambang Soewito, SKM, M.Kes ( )

Penguji I : Nadi Aprilyadi, S.Sos, M.Kes ( )

Penguji II : Indah Dewi Ridawati, M.Kep ( )

Ditetapkan : Lubuklinggau
Pada tanggal : Mei 2020
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya Laporan Tugas Akhir dengan Judul :

GAMBARAN PENERAPAN AROMATERAPI INHALASI


LAVENDER UNTUK MENGURANGI TINGKAT ANSIETAS
PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG
MENJALANI HEMODIALISIS

Dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Ahli Madya Keperawatan


pada Program Studi D-3 Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes
Palembang, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari
LTA yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar
Ahli Madya Keperawatan di lingkungan Prodi D-3 Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang maupun di Perguruan Tinggi atau Instansi
manapun. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan LTA ini merupakan hasil
plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggung jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan
aturan tata tertib di Prodi D-3 Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes
Palembang.

Lubuklinggau, Mei 2020


Yang menyatakan

Anisa Febriani
NIM. PO.71.20.3.17.006
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
LAPORAN TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Poltekkes Kemenkes Palembang, saya yang bertanda


tangan dibawah ini :

Nama : Anisa Febriani


NIM : PO.71.20.3.17.006
Program Studi : Keperawatan Lubuklinggau
Jurusan : D3 Keperawatan Lubuklinggau

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Poltekkes Kemenkes Palembang Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-
Exclusive Royalti Free Right) atas Laporan Tugas Akhir saya yang berjudul :

GAMBARAN PENERAPAN AROMATERAPI INHALASI


LAVENDER UNTUK MENGURANGI TINGKAT ANSIETAS PADA
PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI
HEMODIALISIS

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Poltekkes Kemenkes Palembang berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Lubuklinggau
Pada : Mei 2020
Yang menyatakan

(Anisa Febriani)
NIM.PO.71.20.3.17.006
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

STUDI LITERATUR, MEI 2020


ANISA FEBRIANI
GAMBARAN PENERAPAN AROMATERAPI INHALASI LAVENDER
UNTUK MENGURANGI TINGKAT ANSIETAS PADA PASIEN GAGAL
GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

X + 76 Halaman, 2 Tabel, 1 Skema, 5 Lampiran

ABSTRAK

Gagal ginjal kronis adalah suatu kondisi ketidakmampuan ginjal untuk


mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit karena kerusakan progresif
pada struktur ginjal dan akhirnya akan terjadi penumpukan sisa metabolisme
dalam darah. Intervensi medis yang akan dilakukan pada penderita Gagal Ginjal
Kronik adalah dengan menjalani terapi hemodialisis sehingga pasien dengan
Gagal Ginjal Kronik akan mengalami ansietas. Untuk mengatasi ansietas
diperlukan terapi non farmakologi dalam mengatasinya berupa aromaterapi inhlasi
lavender. Metode penelitian ini menggunakan desain systematic review,
Pengumpulan data sumber literature pada penelitian ini adalah Google Scholar,
Researchget, Perpusnas dengan menggunakan kata kunci “Gagal Ginjal Kronik”,
“Hemodialisisi”, “Ansietas” dan “Aromaterapi Inhalasi Lavender” dengan kriteria
artikel tahun 2015-2019, artikel dengan teks yang lengkap sesuai dengan topik,
merupakan artikel intervensi untuk mengatasi ansietas pada pasien dengan
hemodialisis, dilanjutkan dengan analisis untuk melihat perbandingan antara lima
artikel dan selanjutnya memberikan rekomendasi untuk mengatasi ansietas pada
pasien dengan hemodialisis. Berdasarkan lima artikel yang terpilih tentang
aromaterapi inhalasi lavender dalam mengatasi ansietas terbukti bahwa 100%
aromaterapi inhalasi lavender efektif dalam mengurangi tingkat ansietas.

Kata Kunci : Gagal Ginjal Kronik, Hemodialisis, Ansietas, Aromaterapi


Inhaladi Lavender
Daftar Pustaka : 41 (2000-2019)
MINISTRY OF HEALTH REPUBLIC INDONESIA
HEALTH POLYTECHNIC OF PALEMBANG
NURSING STUDY PROGRAM LUBUKLINGGAU

LITERATUR REVIEW, MAY 2020

OVERVIEW OF THE APLICATION OF LAVENDER INHALATION


AROMATHERAPY TO REDUCE ANXIETY LEVELS IN CHRONIC KIDNEY
FAILURE PATIENTS UNDERGOING HEMODIALYSIS

X + 76 Page, 2 Table, 1 Scheme, 5 Attachment

ABSTRACTS

Chronic kidney failure is a condition of the kidney's inability to maintain


fluid and electrolyte balance due to progressive damage to kidney structure and
finally there will be a buildup of metabolic waste in the blood. Medical
intervention that will be performed on patients with chronic kidney failure is by
undergoing hemodialysis therapy so that patients with chronic kidney failure will
experience anxiety. To overcome anxiety, non-pharmacological therapy is needed
in overcoming it in the form of lavender inhalation aromatherapy. This research
method uses a systematic review design, collection of data sources on literature in
this study are Google Scholar, Researchget, National Library using the keywords
"Chronic Kidney Failure", "Hemodialysis", "Anxiety" and "Aromatherapy
Lavender Inhalation" with the criteria of the article in 2015 -2019, Fulltext
Articles that fit the topic are intervening articles to treat anxiety in patients with
hemodialysis, followed by analysis to see a comparison between the five articles
and then provide recommendations for overcoming anxiety in patients with
hemodialysis. Based on five articles chosen about lavender inhalation
aromatherapy in treating anxiety, it is proven that 100% of lavender inhalation
aromatherapy is effective in reducing the level of anxiety.

Keywords : Chronic Kidney Failure, Hemodialysis, Anxiety, Lavender


Inhalation Aromatherapy
Refference : 41 (2000-2019)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

 “Sesulit Apapun Masalah Yang Kau Hadapi Jangan Pernah Menyerah


Ingatlah Orang-Orang Hebat Lahir Kesulitan Yang Luar Biasa”
 “Hidup Adalah Sebuah Proses, Setiap Orang Ada Waktunya Dan
Setiap Waktu Ada Orangnya”

Persembahan :

Laporan Tugas Akhir Ini Ku Persembahkan Kepada :

Dengan hasil kerja kerasku dan tentunya tidak terlepas dari


orang-orang tersayang yang telah memberiku semangat yang tiada
hentinya. Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada :
1. ALLAH SWT yang senantiasa memberikan segala nikmat dan
rahmatnya, nikmat kesehatan, kesempatan sehingga saya bisa
menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan tepat
waktu
2. Pembimbing akademikku, Bapak H. Ns, Jhon Feri, S.Kep, M.Kes
yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberiku saran dalam
proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah dan tak lupa ucapan terima
kasih atas bimbingan yang telah diberikan selama 3 tahun ini
3. Dosen pembimbingku dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini bapak
H. Ns, Jhon Feri, S.Kep, M.Kes dan bapak Bambang Soewito, SKM,
M.Kes yang telah sabar dalam memberikan saran, bimbingan,
masukan serta pengarahan yang sangat bernilai untuk proses
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
4. Dosen pengujiku Bapak Nadi Aprilyadi, S.Sos, M.Kes dan Ibu Indah
Dewi Ridawati, M.Kep terima kasih atas motivasinya dan masukannya
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya
5. Segenap dewan dosen dan staf Prodi Keperawatan Lubuklinggau
yang telah sabar dalam mendidikku dan telah memberikan ilmunya
kepadaku terima kasih ku ucapkan atas bekal yang diberikan untuk
masa depan
6. Kedua orangtuaku tercinta ayah (M. Rustam) dan amak (Helmi
Itasari) yang selalu menyebutku didalam seiap doanya, yang selalu
menyayangi tiada henti, mendidikku selama ini, yang berkerja keras
demi mencari nafkah tanpa kenal rasa lelah dan selalu memberiku
moivasi dikala malas melanda member dukungan dan nasihatnya
disetiap iringan langkahku dimanapun aku berada
7. Untuk kakakku M. Dicky Rusmita dan Desfika Rusmalita Utami serta
adikku Heni Siti Khodija terima kasih bantuannya untuk proses
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini
8. Untuk sahabaku Sari Susanti, Shinta Oktaviani, Ertika Agustina,
Windi Gusmayeni Yusmi Nava Paradhita, Rina Wulandari, Pramudya
Nelsa Erza, Fenti Arliani, Fitriani terima kasih atas dukungannya
selama menjalani perkuliahan selama 3 tahun
9. Untuk teman sepembimbinganku Jesica Meidina dan Apriyani terima
kasih atas kerja samanya
10. Untuk adik bimbinganku Feby Atika Putri Amira dan Melda terima
kasih atas supportnya

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


IDENTITAS DIRI
NAMA LENGKAP : ANISA FEBRIANI
TEMPAT/TANGGAL LAHIR : PALEMBANG, 16 FEBRUARI 2000
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
AGAMA : ISLAM
ALAMAT : JL. GARUDA KEL. KAYU ARA KEC.
LUBUKLINGGAU BARAT I

KELUARGA :
AYAH : M. RUSTAM
IBU : HELMI ITASARI
SAUDARA : 1. M. DICKY RUSMITA
2. DESFIKA RUSMALITA UTAMI
3. HENI SITI KHODIJA

RIWAYAT PENDIDIKAN
TAHUN 2005-2006 : TK KARTIKA JAYA KODIM
LUBUKLINGGAU
TAHUN 2006-2012 : SD NEGERI 3 LUBUKLINGGAU
TAHUN 2012-2014 : SMP NEGERI 4 LUBUKLINGGAU
TAHUN 2014-2017 : SMA NEGERI 1 LUBUKLINGGAU
TAHUN 2017-2020 : POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr, Wb

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis sehingga dapat

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Gambaran Penerapan

Aromaterapi Inhalasi Lavender Untuk Mengurangi Tingkat Ansietas Pada Pasien

Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis”. Laporan Tugas Akhir ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Ahli Madya
Keperawatan (Amd.Kep) di Politeknik Kesehatan Palembang Program Studi

Keperawatan Lubuklinggau.

Dalam Laporan Tugas Akhir ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa

banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dari penulisan maupun materi.

Untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya

membangun guna penyempurnaan dimasa yang akan datang.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Muhamad Taswin, S.Si, Apt, MM, Kes selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Palembang

2. Ibu Devi Mediarti, S.Pd, S.Kep, M.Kes selaku ketua jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang

3. Bapak H. Jhon feri, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Ketua Prodi Keperawatan

Lubuklinggau

4. Bapak H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Pembimbing Akedemik dan

selaku pembimbing I dalam Karya Tulis Ilmiah ini yang telah memberikan

banyak masukan dan bimbingan kepada penulis sehingga Laporan Tugas

Akhir ini dapat terselesaikan

5. Bapak Bambang Soewito, SKM, M.Kes selaku Pembimbing II Laporan Tugas

Akhir ini yang penuh kesabaran dalam membimbing dan telah memberikan

banyak masukan kepada penulis sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat

diselasaikan
6. Bapak Nadi Aprilyadi, S. Sos, M. Kes selaku Penguji I Laporan Tugas Akhir

ini yang dengan kesabarannya dalam membimbing dan memberikan masukan

kepada penulis sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan

7. Ibu Indah Dewi Ridawati, M. Kep selaku Penguji II Laporan Tugas Akhir ini

yang dengan kesabarannya dalam membimbing dan memberikan masukan

kepada penulis sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan

8. Kedua orang tuaku yang telah banyak membantu baik berupa doa, material

maupun spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir

ini.

Akhir kata, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

penulisan ini oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diperlukan untuk

perbaikan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini

Dengan segala keterbatasan yang ada, mudah-mudahan Laporan Tugas

Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin

Wassalamu’alaikum, Wr, Wb

Lubuklinggau, Mei 2020

(Penulis)
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................


HALAMAN JUDUL .......................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN ................................................................
LEMBAR PANITIA SIDANG ........................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
HALAMAN KEASLIAN PENULISAN .........................................................
HALAMAN PUBLIKASI ...............................................................................
ABSTRAK .......................................................................................................
ABSTRACTS ..................................................................................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
DAFTAR BAGAN ..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 3
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................. 3
1.3.1. Tujuan Umum ........................................................................ 3
1.3.2. Tujuan Khusus ....................................................................... 3
1.4. Manfaat Penulisan ........................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Konsep Gagal Ginjal Kronik .......................................................... 5
2.1.1. Definisi .................................................................................. 5
2.1.2. Etiologi .................................................................................. 5
2.1.3. Manifestasi Klinis ................................................................. 6
2.1.4. Stadium Gagal Ginjal Kronik ............................................... 8
2.1.5. Patofisiologi .......................................................................... 9
2.1.6. Pathway Gagal Ginjal Kronik ............................................... 11
2.1.7. Pemeriksaan Diagnostik ........................................................ 12
2.1.8. Penatalaksanaan .................................................................... 13
2.1.9. Komplikasi ............................................................................ 13
2.1.10. Kerangka Konsep ................................................................ 14
2.2. Konsep Hemodialisa ....................................................................... 15
2.2.1. Definisi .................................................................................. 15
2.2.2. Prinsip ................................................................................... 15
2.2.3. Tujuan ................................................................................... 16
2.2.4. Indikasi .................................................................................. 16
2.2.5. Kontraindikasi ....................................................................... 17
2.2.6. Peralatan ................................................................................ 17
2.2.7. Penatalaksanaan Pasien Yang Menjalani Hemodialisis Jangka
Panjang .................................................................................. 22
2.2.8. Komplikasi ............................................................................ 23
2.2.9. Efek Samping ........................................................................ 25
2.3. Konsep Ansietas .............................................................................. 28
2.3.1. Definisi .................................................................................. 28
2.3.2. Manifestasi Klinis Ansietas ................................................... 28
2.3.3. Teori Ansietas ....................................................................... 29
2.3.4. Rentang Ansietas ................................................................... 30
2.3.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ansietas........................ 33
2.3.6. Alat Ukur Ansietas ................................................................ 34
2.4. Konsep Aromaterapi ....................................................................... 41
2.4.1. Definisi .................................................................................. 41
2.4.2. Bentuk-Bentuk Aromaterapi ................................................. 41
2.4.3. Cara Menggunakan Aromaterapi .......................................... 42
2.4.4. Aromaterapi Lavender .......................................................... 43
2.4.5. Mekanisme Aromaterapi Lavender Terhadap Tingkat Ansietas
.......................................................................................................... 44

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Rancangan Penelitian ...................................................................... 45
3.2. Variabel Penelitian .......................................................................... 45
3.3. Kriteria Literatur Yang Digunakan ................................................. 45
3.4. Sumber Artikel ................................................................................ 46
3.5. Langkah Studi Literatur ................................................................. 46
3.6. Analisa Data dan Penyajian Hasil Penelitian .................................. 48
3.7. Etika Penelitian .............................................................................. 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Penelitian .............................................................................. 54
4.2. Pembahasan .................................................................................... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 75
5.2. Saran ................................................................................................ 76
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 78
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Analisa Data dan Penyajian Hasil Penelitian ............................... 48


Tabel 2 Review Literatur ........................................................................... 56
Tabel 3 Persamaan Artikel .........................................................................
DAFTAR BAGAN

Gambar 1 Pathway Gagal Ginjal Kronik .................................................. 11


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan


Lampiran 2 Artikel Full Teks
Lampiran 3 Lembar Konsul Bimbingan LTA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan data WHO (2008) menyebutkan bahwa penderita penyakit

ginjal kronik yang membutuhkan Renal Replacement Therapy (RRT)

diperkirakan lebih dari 1,4 juta pasien dengan insiden sebesar 8% dan terus

bertambah setiap tahunnya.


WHO merilis data pada tahun 2013 penderita gagal ginjal kronik

meningkat sebesar 50% dari tahun sebelumnya dan di Amerika pada tahun 2014

terjadi peningkatan sebesar 50% serta setiap tahun ada 200.000 orang Amerika

menjalani hemodialisis[ CITATION Wid14 \l 1033 ]

Berdasarkan data yang ada dari National Kidney Foundation (2010)

penyakit gagal ginjal kronik menduduki peringkat ke 27 dalam daftar penyakit

yang menyebabkan kematian dan naik menjadi peringkat ke 18 penyebab

kematian

Data yang ada dari Program Indonesian Renal Registry (IRR) pada tahun

2014 sebanyak 28.882 pasien yang menjalani hemodialisa diantaranya pasien

yang aktif menjalani hemodialisa sebanyak 11.689 orang dan pasien baru yang

menjalani hemodialisa sebanyak 17.193 dari data yang ada didapatkan bahwa

terjadinya peningkatan pasien yang menjalani hemodialisa (IRR, 2014)

Gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan dari ketidakmampuan ginjal

dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat kerusakan

struktur ginjal secara progresif dan akhirnya akan terjadi penumpukan sisa

metabolik didalam darah [ CITATION AMu11 \l 1033 ]

Intervensi medis yang akan dilakukan pada penderita gagal ginjal kronis

adalah dengan menjalani terapi hemodialisis seumur hidupnya kecuali pasien

menjalani transplantasi ginjal [ CITATION Rah06 \l 1033 ]

Saat ginjal tidak mampu lagii untuk melakukan fungsinya maka

diperlukannya terapi hemodialisa untuk mengeluarkan limbah atau cairan dalam

tubuh. Tindakan hemodialisa ini hanya mengembalikkan fungsi ginjal bukan

untuk memperpanjang usia [ CITATION Les17 \l 1033 ]


Pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisis merupakan suatu

bentuk terapi pengganti ginjal (Renal Replacement Therapy) yang perlu dilakukan

dialisis sebanyak 2-3 kali dalam seminggu akan menimbulkan masalah pada aspek

emosional dari gangguan kecemasan. Pasien dengan gangguan kecemasan akan

mengalami suatu kesulitan untuk berkonsentrasi dan merasakan adanya perasaan

terganggu sehingga akan menimbulkan dampak negatif terhadap hubungan antara

orang lain dan menghambat perkerjaan.

Berdasarkan studi pendahuluan terdahulu yang telah dilakukan oleh Dewi

dalam jurnal yang berjudul Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Terhadap Penurunan

Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis di

RSUD Wangaya Denpasar didapatkan bahwa pasien yang mendapat terapi

hemodialisa mengalami kecemasan saat menjalani hemodialisa dimana pasien

tersebut mengalami tanda-tanda merasa tegang, jantung berdebar-debar, serta

merasa khawatir terhadap efek samping setelah proses hemodialisa misalnya mual

dan kepala terasa pusing. Dari masalah yang ada maka perlunya dilakukan

intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah kecemasan pada pasien yang

menjalani terapi hemodialisa agar pasien tidak mengalami masalah akibat efek

dari kecemasan[ CITATION Dew12 \l 1033 ]

Intervensi keperawatan yang akan dilakukan pada pasien gagal ginjal

kronik dengan terapi hemodialisa yang mengalami kecemasan yaitu penerapan

aromaterapi lavender karena senyawa aromaterapi melalui inhalasi akan

memberikan efek pada sistem saraf pusat dan akan merangsang sistem saraf

olfactory yang akan meningkatkan konsentrasi monoamine di system saraf pusat

sehingga saraf pusat akan mengurangi kecemasan[ CITATION Moe15 \l 1033 ]


Dengan adanya studi pendahuluan terdahulu mengenai masalah kecemasan

pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa, maka diharapkan

intervensi keperawatan aromaterapi lavender dapat mengurangi tingkat kecemasan

pada pasien yang mendapat terapi hemodialisa sehingga akan memiminimalisir

masalah ketidaknyaman pada penderita yang menjalani hemodialisa.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran hasil implementasi aromaterapi inhalasi lavender untuk

mengurangi tingkat ansietas pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisis ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.1.1 Tujuan Umum

Memperoleh gambaran implementasi aromaterapi inhalasi lavender untuk

mengurangi tingkat ansietas pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisis

1.1.1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi penelitian dari implementasi aromaterapi inhalasi

lavender untuk mengurangi tingkat ansietas pada pasien gagal ginjal

kronik yang menjalani hemodialisis

b. Menganalisis hasil penelitian terdahulu dari penerapan aromaterapi

inhalasi lavender untuk mengurangi tingkat ansietas pada pasien gagal

ginjal kronik yang menjalani hemodialisis


c. Merumuskan rekomendasi hasil penelitian terdahulu tentang penerapan

aromaterapi inhalasi lavender untuk mengurangi tingkat ansietas pada

pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.

1.4 Manfaat Penulisan

a. Bagi Rumah Sakit, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar

pengembangan standar atau pedoman yang digunakan untuk mengurangi

tingkat ansietas pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

melalui penerapan aromaterapi inhalasi lavender

b. Dapat digunakan sebagai pedoman kerja bagi perawat khususnya di ruang

hemodialisa dalam melaksanakan implementasi aromaterapi inhalasi lavender

c. Sebagai evidence base nursing dari implementasi aromaterapi inhalasi

lavender untuk mengurangi tingkat ansietas pada pasien gagal ginjal kronik

yang menjalani hemodialisis

d. Sebagai data dasar bagi pengembangan studi atau penelitian yang

mengembangkan metode komplementer aromaterapi inhalasi lavender atau

implementasi keperawatan lainnya untuk mengurangi tingkat ansietas pada

pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

.1 Konsep Gagal Ginjal Kronik

.1.1 Definisi

Gagal ginjal kronis (chronic renal failure) adalah kerusakan ginjal

progresif yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan

limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah serta komplikasinya

jika tidak dilakukan dialysis atau transplantasi ginjal) [ CITATION DrN11 \l

1033 ]

Gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan dari ketidakmampuan

ginjal dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat

kerusakan struktur ginjal secara progresif dan akhirnya akan terjadi

penumpukan sisa metabolik didalam darah [ CITATION Mut11 \l 1033 ]

.1.2 Etiologi

Begitu banyak kondisi klinis yang bisa menyebabkan terjadinya

gagal ginjal kronis. Akan tetapi, apa pun sebabnya respon yang terjadi

adalah penurunan fungsi ginjal secara progresif. Kondisi klinis yang


memungkinkan dapat mengakibatkan Gagal Ginjal Kronis bisa disebabkan

dari ginjal sendiri dan di luar ginjal.

a. Penyakit dari ginjal

1. Penyakit pada saringan (glomerulus) : glomerulonefritis

2. Infeksi kuman : pyelonefritis, ureteritis

3. Batu ginjal : nefrolitiasis

4. Kista di ginjal : polcystis kidney

5. Trauma langsung pada ginjal

6. Keganasan pada ginjal

7. Sumbatan : batu, tumor, penyempitan/striktur

b. Penyakit umum di luar ginjal

1. Penyakit sistemik : diabetes mellitus, hipertensi, kolestrol tinggi

2. Dyslipidemia

3. SLE

4. Infeksi di badan : TBC paru, sifilis, malaria, hepatitis

5. Preeklampsi

6. Obat-obatan
.1.3 Manifestasi Klinis

a. Gastrointestinal

Ulserasi saluran pencernaan dan perdarahan

b. Kardiovaskuler

1. Hipertensi

2. Perubahan Elektro kardiografi (EKG)

3. Perikarditis

4. Efusi pericardium

5. Tamponade pericardium

c. Respirasi

1. Edema paru

2. Efusi pleura

3. Pleuritis

d. Neuromuskular

1. Lemah

2. Gangguan pola tidur

3. Sakit kepala

4. Letargi

5. Gangguan muscular

6. Neuropati perifer

e. Metabolik / endokrin

1. Inti glukosa

2. Hiperlipidemia
3. Gangguan hormone seks menyebabkan penurunan libido

4. Impoten

5. Ammenorhoe

f. Cairan-elektrolit

1. Gangguan asam basa menyebabkan kehilangan sodium sehingga

terjadi dehidrasi

2. Asidosis hiperkalemia

3. Hipermagnesemia

4. Hipokalsemia

g. Dermatologi

1. Pucat

2. Hiperpigmentasi

3. Pluritis

4. Eksimosis

5. Uremia frost

h. Abnormal skeletal

Osteodistrofi ginjal menyebabkan osteomalasia

i. Hematologi

1. Anemia

2. Defek kualitas flatelat

3. Perdarahan meningkat

j. Fungsi psikososial

Perubahan kepribadian dan perilaku serta gangguan proses

kognitif[ CITATION DrN11 \l 1033 ]


.1.4 Stadium Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik selalu berkaitan dengan penurunan progresif

GFR. Stadium-stadium gagal ginjal kronik didadasarkan pada tingkat GFR

yang tersisa dan meliputi hal-hal berikut.

a. Penurunan cadangan ginjal yang terjadi apabila GFR turun 50% dari

normal

b. Insufisensi ginjal yang terjadi apabila GFR turun menjadi 20-35% dari

normal. Nefron-nefron yang tersisa sangat rentan mengalami

kerusakan sendiri karena beratnya beban yang diterima

c. Gagal ginjal yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal.

Semakin banyak nefron yang mati

d. Gagal ginjal terminal yang terjadi apabila GFR menjadi kurang dari

5% dari normal. Hanya sedikit nefron fungsional yang tersisa. Pada

seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi tubulus

.1.5 Patofisiologi

Secara ringkas patofisiologi gagal ginjal kronis dimulai pada fase

awal gangguan keseimbangan cairan, penanganan garam serta penimbunan

zat-zat sisa masih bervariasi dan bergantung pada bagian ginjal yang sakit.

Sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25% normal, manifestasi klinis

gagal ginjal kronik mungkin minimal karena nefron-nefron sisa yang sehat
mengambil alih fungsi nefron yang rusak. Nefron yang tersisa

meningkatkan kecepatan filtrasi, reabsorbsi dan sekresinya serta

mengalami hipertrofi.

Seiring dengan makin banyaknya nefron yang mati maka nefron

yang tersisa menghadapi tugas yang semakin berat sehingga nefron-nefron

tersebut ikut rusak dan akhirnya mati. Sebagian dari siklus kematian ini

tampaknya berkaitan dengan tuntutan pada nefron-nefron yang ada untuk

meningkatkan reabsorbsi protein. Pada penyusutan progresif nefron-

nefron, terjadi pembentukan jaringan parut dan aliran darah ginjal akan

berkurang. Pelepasan renin akan meningkat bersama dengan kelebihan

beban cairan sehingga dapat menyebabkan hipertensi. Hipertensi akan

memperburuk kondisi gagal ginjal dengan tujuan agar terjadi peningkatan

filtrasi protein-protein plasma. Kondisi akan bertambah buruk dengan

semakin banyak terbentuk jaringan parut sebagai respon dari kerusakan

nefron dan secara progresif fungsi ginjal menurun drastis dengan

manifestasi penumpukan metabolit-metabolit yang seharusnya dikeluarkan

dari sirkulasi sehingga akan terjadi sindrom uremia berat yang

memberikan banyak manifestasi pada setiap organ tubuh[ CITATION

Mut11 \l 1033 ]
.1.6 Pathway Gagal Ginjal Kronik

Penyakit dari ginjal seperti glomerulonefritis, Penyakit diluar ginjal seperti penyakit
pyelonefritis, ureteritis, obstruksi saluran kemih vaskuler, penyakit metabolik

Penurunan fungsi nefron

Mekanisme kompensasi dan adaptasi dari nefron menyebabkan kematian nefron


meningkat dan membentuk jaringan parut dan aliran darah ginjal menurun

Destruksi struktur ginjal secara progresif

GFR menurun menyebabkan kegagalan mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit

Penumpukan toksik uremik dalam darah ketidakseimbangan cairan elektrolit

Gagal Ginjal Kronik


Volume cairan meningkat, Sindrom uremik
hipernatremia, hiperkalemia,
pH menurun, hipokalsemia

Respon asidosis Respon psikologis prognosis Respon integument


metabolik dan sindrom penyakit, tindakan dialisa, ureum pada jaringan
uremia pada system koping maladaptif kulit
MK : Hipervolemia syaraf dan pernafasan

MK : Ansietas Pucat, hiperpigmentasi,


MK : Pola Nafas Tidak Efektif perubahan rambut,
prurius, kristal uremik,
kulit kering dan pecah,
memar

Respon muskuloskeletal, Respon gastrointestinal


ureum pada jaringan otot - Ureum pada saluran
cerna
- Peradangan mukosa
saluran cerna
MK : Gangguan Integritas
Kulit

Restless leg sindrom,


burning feet sindrom,
miopatri, kram otot,
kelemahan fisik

Nafas bau ammonia,


stomatitis, ulkus
lambung

Nyeri otot
Mual, muntah,
anoreksia
MK : Nausea
MK : Nyeri MK : Intoleransi
Akut Aktifitas

BAGAN 2.1

PATHWAY GAGAL GINJAL KRONIK


.1.7 Pemeriksaan Diagnostik

a. Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal (adanya

batu atau adanya suatu obstruksi). Dehidrasi akan memperburuk

keadaan ginjal oleh sebab itu penderita diharapkan tidak puasa

b. Intravena pielografi (IVP) untuk menilai system pelviokalises dan

ureter. Pemeriksaan ini mempunyai resiko penurunan faal ginjal pada

keadaan tertentu misalnya usia lanjut, diabetes mellitus dan nefropati

asam urat

c. USG untuk melihat besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal,

kepadatan parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter

proksimal, kandung kemih dan prostat


d. Renogram untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari

gangguan (vascular, parenkim, ekskresi) serta sisa fungsi ginjal

e. EKG untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-

tanda perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit (hiperkalemia)

f. Urine

1. Volume : biasanya kurang dari 400 ml/24 jam atau tak ada (anuria)

2. Warna : secara abnormal urine keruh kemungkinan disebabkan

oleh pus, bakteri, lemak, fosfat atau urat sedimen kotor,

kecokelatan menunjukkan adanya darah, Hb, mioglobin, porifrin

g. Darah

1. BUN / kreatinin : meningkat, kadar kreatinin 10mg/dl di duga

tahap akhir

2. Ht : menurun pada adanya anemia, Hb biasanya kurnag dari 7-8

gr/dl

3. Natrium serum : rendah

4. Kalsium : menurun

5. Protein (albumin) : menurun

h. Endoskopi ginjal, nefroskopi : untuk menentukan pelvis ginjal, keluar

batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif

.1.8 Penatalaksanaan

a. Dialisis
b. Obat-obatan : anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat,

suplemen kalsium, furosemid

c. Diet rendah uremi

.1.9 Komplikasi

a. Hiperkalemia

b. Perikarditis, efusi pericardial dan tamponade jantung

c. Hipertensi

d. Anemia

.1.10 Kerangka Konsep

Penyebab Gagal Ginjal


Kronik
Gagal Ginjal Kronik
1. Penyakit dari ginjal
2. Penyakit umum di Hemodialisis
luar ginjal
Ansietas
Terapi Farmakologi Terapi Non Farmakologi

Aromaterapi Lavender

Linalyl asetat dan


linalol
Penurunan Tingkat Ansietas Pada
Memecah penyumbatan
Pasien Yang Menjalani
serotonin
Hemodialisis
.2 Konsep Hemodialisa

.2.1 Definisi

Hemodialisis adalah suatu metode terapi dialysis yang digunakan

untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika

secara akut ataupun secara progresif ginjal tidak mampu melaksanakan

proses tersebeut. Terapi ini dilakukan dengan menggunakan sebuah mesin

yang dilengkapi dengan membrane penyaring semi permeabel (ginjal

buatan). Hemodialisis dapat dilakukan pada saat toksin atau zat racun

harus segera dikeluarkan untuk mencegah kerusakan permanen atau

menyebabkan kematian. Tujuan dari hemodialisis adalah untuk

memindahkan produk-produk limbah yang terakumulasi dalam sirkulasi

klien dan dikeluarkan ke dalam mesin dialysis[ CITATION Mut11 \l 1033 ]


.2.2 Prinsip

Seperti pada ginjal ada tiga prinsip yang mendasari kerja

hemodialisis yaitu : difusi, osmosis dan ultrafiltrasi

a. Proses difusi adalah proses berpindahnya zat karena adanya perbedaan

kadar di dalam darah makin banyak yang berpindah ke dialisat

b. Proses osmosis adalah proses berpindahnya air karena tenaga kimiawi

yaitu perbedaan osmolitas dan dialisat

c. Proses ultrafiltrasi adalah proses berpindahnya zat dan air karena

perbedaan hidrostatik didalam darah dan dialisat

Luas permukaan membrane dan daya saring membrane

mempengaruhi jumlah zat dan air yang bepindah. Pada saat dialysis

pasien, dialiser dan rendaman dialisat memerlukan pemantauan yang

konstan untuk mendeteksi berbagai komplikasi yang dapat terjadi

(misalnya : emboli udara, ultrafiltrasi yang tidak adekuat atau berlebihan,

hipotensi, kram, muntah, perembesan darah, kontaminasi dan komplikasi

terbentuknya pirau atau fistula)


.2.3 Tujuan

a. Membuang sisa produk metabolisme protein seperti : urea, kreatinin

dan asam urat

b. Membuang kelebihan air dengan mempengaruhi tekanan banding

antara darah dan bagian cairan

c. Mempertahankan atau mengembalikan system buffer tubuh

d. Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh

.2.4 Indikasi

a. Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan GGA

untuk sementara sampai fungsi ginjalnya pulih (Laju Filtrasi

Glomerulus < 5 ml)

b. Pasien-pasien tersebut dinyatakan memerlukan hemodialisa apabila

terdapat indikasi :

1. Hiperkalemia (K+ darah > 6 meq/l

2. Asidosis

3. Kegagalan terapi konservatif

4. Kadar ureum / kreatinin tinggi dalam darah (ureum > 200 mg%,

kreatinin serum > 6 meq/l)

5. Kelebihan cairan

6. Mual dan muntah hebat

c. Intoksikasi obat dan zat kimia

d. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berat


e. Sindrom hepatorenal dengan kriteria :

1. K+ pH darah < 7,10 (asidosis)

2. Oliguria / anuria > 5hari

3. GFR < 5 ml/l pada GGK

.2.5 Kontra Indikasi

a. Hipertensi berat (TD > 200/100 mmHg)

b. Hipotensi (TD < 100 mmHg)

c. Adanya perdarahan hebat

d. Demam tinggi

.2.6 Peralatan

a. Dialyzer

1. Fungsi dan komponen

Dialyzer, dialisat dan system delivery menggantikan sebagian dari

fungsi ginjal yang sudah rusak. Tindakan dialysis dapat

mengeluarkan sampah tubuh, kelebihan cairan dan membantu

menjaga keseimbangan elektrolit dan pH (keseimbangan asam dan

basa) pada kadar yang dapat ditoleransi tubuh.

Setiap dialyzer terdiri dari kompartemen darah dan kompartemen

dialisat. Membran semi permeabel memisahkan kedua

kompartemen tersebut. Membran ini ditempatkan pada suatu

tabung plastic yang menyatukan kedua kompartemen tersebut dan


terdapat tempat agar darah dan dialisat dapat mengalir masuk dan

keluar.

Selama tindakan hemodialisis darah pasien, dengan kadar

elektrolit, air dan sampah tubuh yang tinggi melewati

kompartemen darah. Dialisat cairan yang secara kimiawi

disesuaikan dengan komposisi darah manusia melewati

kompartemen dialisat pada sisi lain membran

2. Karakteristik dialyzer

Banyak aspek dari dialyzer dapat mempengaruhi efektifitas

tindakan hemodialisis, kenyamanan dan keamanan pasien. Hal ini

termasuk biokampatibiliti (seberapa cocok membrane dengan

tubuhh manusia), luas permukaan membran, batas berat molekul

(ukuran solute yang dapat melewati membran), koefisien

ultrafiltrasi dan clearenace (kecepatan keluarnya solut)

a) Biokompatibiliti

Biokampatibel berarti tidak berbahaya terhadap fungsi biologis.

Ketika darah bersentuhan dengan substansi asing, sel-sel imun

di dalam darah bereaksi sebagai bentuk pertahanan tubuh.

Pertahanan ini meliputi aktivasi komplemen dan mekanisme

yang lain dapat bervariasi mulai dari clotting (darah membeku)

sampai reaksi alergi yang berat. Semua material yang

digunakan untuk membuat membrane dialysis bereaksi dengan

sel-sel imun dalam darah dengan tingkat yang berbeda.

Efeknya mungkin sangat tidak kentara sehingga pasien tidak


merasakannya. Efek ini dapat menyebabkan gejala minor

selama tindakan atau dapat pula terjadi reaksi alergi yang

mengancam jiwa (anafilaksi). Maka sangat penting untuk

menggunakan membrane yang dapat ditoleransi pasien.

Biokompatibiliti dari membrane dapat diuji dengan memeriksa

darah pasien terhadap adaanya protein dan kimia tertentu.

Tubuh akan mengeluarkan protein dan bahan kimia tersebut

bila bersinggungan dengan benda asing. Kadarnya dapat

digunakan untuk melihat seberapa kompatibel membrane

dengan darah pasien. Kemampuan membrane untuk adsorbs

(menarik dan menahan) protein pada dinding fiber adalah kunci

untuk biokompatibiliti. Protein yang teradsorbsi menutupi

permukaan membrane sehingga darah tidak akan bersentuhan

dengan membrane yang asing.

b) Luas permukaan

Luas permukaan adalah kunci seberapa baik dialyzer yang

dapat mengeluarkan solute. Bila aspek yang lain sama dialyzer

dengan area permukaan yang lebih luas akan lebih banyak

menekspos darah dengan dialisat. Hal ini berarti lebih banyak

solut yang dapat dikeluarkan dari dalam darah. Total luas

permukaan dialyzer dapat bervariasi antara 0,5 – 2,4 m2

c) Mass transfer coefficient (KoA)

Adalah kemampuan solute untuk dapat melewati porus/lubang

pada dialyzer. Secara teori KoA adalah kemungkinan tertinggi


clearance yang mampu dilakukan dialyzer pada kecepatan

aliran darah dan dialisat yang tidak terbatas. Semakin tinggi

KoA dialiser semakin permeabel

d) Berat batas molekul

Setiap membrane memiliki batas berat molekul yang

menentukan molekul terbesar yang dapat melewati membran.

Berat molekul diukur dalam Dalton (Da). Molekul besar

memiliki berat molekul lebih ringan. Dialyzer dapat dipilih

dengan batas berat molekul yang bervariasi mulai 3000 Da

sampai lebih dari 15000 Da

e) Koefisien ultrafiltrasi

Aspek penting lain dialyzer adalah seberapa banyak ultrafiltrasi

(UF) dari air dapat terjadi melewati membrane. UF adalah cara

untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh pasien selama

hemodialisis dengan memberikan tekanan. Tekanan hidraulik

yang diberikan pada kompartemen darah atau pada

kompartemen dialisat akan mendorong air melewati membrane.

Mesin dialysis dapat mengatur tekanan hidraulik untuk

mengontrol kecepatan ultrafiltrasi (UFR) dan jumlah dari air

yang akan dikeluarkan.

f) Cleareance

Dializer bervariasi dalam kemampuannya mengeluarkan solute

dari dalam darah. Jumlah darah yang dapat dibersihkan dari

suatu solute dalam suatu periode waktu disebut clearance (K)


b. Dialisat

1. Tujuan dialisat

Dialisat adalah cairan yang membantu mengeluarkan sampah

uremik seperti ureum dan creatinin, kelebihan elektrolit seperti

sodium dan kalium dari dalam darah pasien. Dialisat juga dapat

menggantikan substansi yang dibutuhkan tubuh seperti calcium

dan bikarbonat yang membantu menjaga keseimbangan pH tubuh.

2. Komposisi dialisat

Ada dua konsentrat dialisat acid dan bikarbonat

a) Konsentrat acid mempunyai jumlah yang diinginkan dari

sodium chloride, potassium chloride, magnesium chloride,

calcium chloride, glukosa dan asam asetat. Asam asetat ini

ditambahkan untuk menurunkan pH dialisat

b) Konsentrasi bikarbonat mempunyai kandungan sodium

bikarbonat

Kedua konsentrat dicampur dalam jumlah yang diinginkan

dengan air yang telah diolah (water treatment) untuk

mendapatkan komposisi dialisat seperti yang diinginkan

Subtansi Konsentrasi Dalam Dialisat


Natrium 135 - 145 mEq/L
Kalium 0 - 4 mEq/L
Calcium 2,5 – 3,5 mEq/L
Magnesium 0,5 – 1,0 mEq/L
Chloride 100 – 124 mEq/L
Bicarbonate 32 – 24 mEq/L
Glucose 0 – 250 mEq/L

.2.7 Penatalaksanaan Pasien Yang Menjalani Hemodialisis Jangka

Panjang

a. Diet dan masalah cairan

Diet merupakan faktor penting bagi pasien yang menjalani hemodialisa

mengingat adanya efek uremia. Gejala yang terjadi akibat penumpukan

tersebut secara kolektif dikenal sebagai gejala uremik. Diet rendah

protein akan mengurangi penumpukan limbah nitrogen dan akan

meminimalkan gejala uremik. Protein diberikan 0,6-0,8 gr/kgbb/hari

yang 0,35-0,50 gr diantaranya protein nilai biologi tinggi. Jumlah

kalori yang diberikan sebesar 30-35 kkal/kgbb/hari. Jumlah asupan

protein dan kalori dapat ditingkatkan pada pasien yang mengalami mal

nutrisi

Penumpukan cairan juga dapat terjadi dan dapat mengakibatkan gagal

jantung kongestif serta edema paru. Jika pembatasan protein dan cairan

diabaikan komplikasi dapat membawa kematian.

b. Pertimbangan medikasi

Banyak obat yang dieksresikan seluruh atau sebagian melalui ginjal.

Pasien yang memerlukan obat-obatan harus dipantau dengan ketat

untuk memastikan agar kadar obat-obatan dalam darah dan jaringan

dapat dipertahankan tanpa menimbulkan akumulasi toksik. Beberapa

obat akan dikeluarkan dari darah pada saat hemodialisis tergantung


pada berat dan ukuran molekulnya. Obat yang terikat protein tidak

akan dikeluarkan. Semua jenis obat dan dosisnya harus dievaluasi

dengan cermat. Terapi hipertensi jika diminum pada hari yang sama

dengan hemodialisis efek hipotensi saat hemodialisis dapat terjadi dan

berbahaya bagi pasien

.2.8 Komplikasi

Pada saat dialysis pasien, dialiser dan rendaman dialisat memerlukan

pemantauan yang konstan untuk mendeteksi berbagain komplikasi.

a. Hipotensi

Hipotensi selama hemodialisis disebabkan banyak faktor yaitu : ukuran

sirkulasi ekstrakorporeal, derajat ultrafiltrasi, perubahan osmolalitas

serum, adanya neuropati autonom, penggunaan bersamaan

antihipertensi, penyingkiran katekolamin atau asetat sebagai buffer

dialisat yang merupakan depresan jantung dan vasodilator. Perkiraan

yang seksama terhadap cairan ekstraselullar yang akan dibuang dan

penggunaan ultrafiltrasi terpisah serta dialisat natrium yang lebih

tinggi membantu dalam mencegah hipotensi

b. Emboli udara

Masalah pada sirkuit dialysis dapat menyebabkan emboli udara.

Emboli udara merupakan komplikasi yang jarang, tetapi dapat saja

terjadi jika udara memasuki system vascular pasien

c. Nyeri dada
Nyeri dada selam dialysis dapat disebabkan oleh efek vasodilator

asetat atau karena penurunan pCO2 bersamaan dengan terjadinya

sirkulasi darah di luar tubuh

d. Pruritus

Pruritus dapat terjadi selama terapi dialysis ketika produk akhir

metabolisme meninggalkan kulit atau karena dieksaserbasi oleh

pelepasan histamine akibat alergi ringan terhadap membrane dialysis.

Kadang kala pajanan darah ke membrane dialysis dapat menyebabkan

respon alergi yang lebih luas

e. Gangguan keseimbangan dialysis

Fluks cepat pada osmolalitas dapat menyebabkan sindrom

ketidakseimbangan dialysis karena perpindahan cairan serebral yang

teridir atas kebingungan, kesadaran berkabut dan kejang. Komplikasi

ini kemungkinan terjadinya lebih besar jika terdapat gejala uremia

yang berat

f. Kram otot dan nyeri

Kram otot dan nyeri terjadi ketika cairan dan elektrolit dengan cepat

meninggalkan ruang ekstrasel dan juga mencerminkan pergerakan

elektrolit melewati membrane otot

g. Hipoksemia

Hipoksemia selama dialysis dapat mencerminkan hipoventilasi yang

disebabkan oleh pengeluaran bikarbonat atau pembentukan pirau


dalam paru akibat perubahan vasomotor yang diinduksi oleh zat yang

diaktivasi oleh membrane dialysis

h. Hipokalemia

Kadar kalium yang dikurangi secara berlebihan menyebabkan

hipokalemia dan disritmia

.2.9 Efek Samping

a. Penyakit kardiovaskuler

Hipertensi merupakan salah satu factor penting dalam menimbulkan

aterosklerosis dan keadaan ini meneyebabkan insiden penyakit

kardiovakuler dan serebrovaskuler pada pasien yang menjalani

hemodialisa. Hipertensi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung

setelah melewati beberapa mekanisme :

1. Hipertensi menyebabkan terjadinya percepatan aterosklerosis dari

arteri koronaria sehingga terjadi iskemia miokard yang

selanjutnya terjadi gagal jantung

2. Hipertensi akan menaikkan after load yang selanjutnya terjadi

penurunan stroke volume dengan akibat retensi natrium dan air,

sehingga berakhir dengan gagal jantung

3. Hipertensi menyebabkan otot jantung mengalami hipertropi

ventrikel kiri dan fungsi jantung akan menurun

b. Kelainan fungsi seksual


Penderita gagal ginjal kronik yang mendapat terapi hemodialisa

mengalami penurunan seksual, baik pencapaian orgasme, frekuensi

dan lamanya ereksi. Hal ini disebabkan karena toksin uremia dan

factor psikologis

c. Kelainan tulang dan paratiroid

Penyakit tulang disebabkan karena aluminium yang ada dalam dialisat

dan karena gangguan metabolisme vitamin D. Gangguan vitamin D

menyebabkan meningkatnya hormone paratiroid yang merupakan

toksin uremia. Tanda kelainan tulang antara lain sakit pada tulang dan

fraktur patologis

d. Kelainan neurologis

Banyak hal yang menyebabkan gangguan system saraf pusat pasien

dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa yaitu

ensefalitis metabolic, dimensia dialysis karena intoksikasi aluminium,

disekuilibrium dialysis, penurunan intelektual progresif, enselopati

hipertensi, aterosklerosis yang menyebabkan cerebrovaskular accident

dan perdarahan otak

e. Anemia

Anemia pada penyakit gagal ginjal kronik disebabkan oleh produksi

eritropeitin yang tidak adekuat oleh ginjal

f. Kelainan gastrointestinal
Banyak kelainan gastrointestinal ditemukan pada penderita gagal

ginjal kronik yang menjalani hemodialisa yaitu gastritis, ulkus,

perdarahan, obstruksi saluran bagian bawah dan lain-lain

g. Gangguan metabolis kalsium akan menyebabkan osteodistrofi renal

yang menyebabkan nyeri tulang dan fraktur

h. Infeksi, tromboisi fistula dan pembentukan aneurisma juga terjadi

pada fistula aeteriovenosa


.3 Konsep Ansietas

.3.1 Definisi

Ansietas adalah kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu

terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang

memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman[

CITATION TIM16 \l 1033 ]

Ansietas adalah suatu sinyal yang menyadarkan, memperingatkan

adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang

mengambil tindakan mengatasi ancaman [ CITATION Tok15 \l 1033 ]


.3.2 Manifestasi Klinis Ansietas

Menurut [ CITATION Les15 \l 1033 ] keluhan-keluhan yang sering

dikemukakan oleh orang yang mengalami ansietas antara lain :

a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah

tersinggung

b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut

c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang

d. Gangguan pada pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan

e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat

f. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,

pendengaran berdenging jantung berdebar-debar, sesak nafas,

gangguan pencernaan, gangguan perkemihan dan sakit kepala

.3.3 Teori Ansietas

a. Teori psikoanatik

Sigmund freud (1962) menyatakan ansietas adalah suatu sinyal kepada

ego bahwa suatu dorongan yang tidak dapat diterima menekan untuk

mendapatkan perwakilan dan pelepasan sadar sebagai suatu sinyal,

kecemasan menyadarkan ego untuk mengambill tindakan defensive

terhadap tekanan dari dalam. Jika kecemasan naik diatas tingkatan

rendah intensitas karakter fungsinya sebagai suatu sinyal ia akan

timbul sebagai serangan panik


b. Teori perilaku

Ansietas dianggap timbul sebagai respon dari stimulus lingkungan

yang spesifik. Contohnya seorang anak laki-laki yang dibesarkan oleh

ibunya yang memperlakukannya semena-mena akan segera merasa

ansietas bila ia bertemu ibunya. Melalui proses generalisasi ia akan

menjadi tidak percaya dengan wanita. Seorang anak dapat meniru sifat

orang tuanya yang ansietas

c. Teori eksistensi

Pada gangguan ansietas menyeluruh tidak didapatkan stimulus rasa

ansietas yang bersifat kronis. Inti dari teori eksistensi yaitu seseorang

yang merasa hidup dalam dunia yang tidak bertujuan

d. Sistem saraf otonom

Gejala-gejala yang ditimbulkan akibat stimulus terhadap system saraf

otonom adalah :

1. Sistem kardiovaskuler (palpitasi)

2. Musculoskeletal (nyeri kepala)

3. Gastrointestinal (diare)

4. Respirasi (takipnea)

.3.4 Rentang Ansietas

Tingkat ansietas sebagaimana menurut [ CITATION Les15 \l 1033 ] dibagi

menjadi 4 antara lain :


a. Ansietas ringan

Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan

sehari-hari ansietas ini menyebabkan individu menjadi waspada dan

meningkatkan lapang persepsinya. Ansietas ringan mempunyai

karakteristik sebagai berikut :

1. Berhubungan dengan ketegangan dalam peristiwa sehari-hari

2. Kewaspadaan meningkat

3. Persepsi terhadap lingkungan meningkat

4. Respon fisiologis : sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah

meningkat sedikit, muka berkerut serta bibir bergetar

5. Respon kognitif : mampu menerima rangsangan yang kompleks,

konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif

dan terserang untuk melakukan tindakan

6. Respon perilaku : tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada

tangan

b. Ansietas sedang

Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada

masalah yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga

seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan

sesuatu yang terarah. Ansietas sedang mempunyai karakteristik :


1. Respon biologis : sering sesak nafas pendek, mulut kering,

anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, sering berkemih dan

letih

2. Respon kognitif : memusatkan perhatian pada hal penting dan

mengesampingkan yang lain, lapang persepsi menyempit dan

rangsangan dari luar tidak mampu diterima

c. Ansietas berat

Ansietas berat sangat mengurangi lapang persepsi individu. Seseorang

dengan ansietas berat cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang

terperinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain.

Orang ini memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan

pada suatu area yang lain. Ansietas berat mempunyai karakterisitik

sebagai berikut :

1. Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan

mengabaikan HAM yang lain

2. Respon fisiologis : nafas pendek, nadi dan tekanan darah

meningkat, berkeringat, sakit kepala, penglihatan kabur dan

tampak tegang

3. Respon kognitif : tidak mampu berpikir berat lagi dan

membutuhkan banyak pengarahan/tuntunan serta lapang persepsi

menyempit

4. Respon perilaku : perasaan terancam meningkat dan komunikasi

menjadi terganggu

d. Panik
Gejala klinis gangguan panik ini yaitu kecemasan yang datangnya

mendadak disertai oleh perasaan takut mati, disebut juga sebagai

serangan panic (panic attack). Secara klinis gangguan panic ditegakkan

(kriteria diagnostik) oleh paling sedikit 4 dari 12 gejala-gejala dibawah

ini yang muncul pada setiap serangan :

1. Sesak nafas

2. Jantung berdebar-debar

3. Nyeri atau rasa tak enak didada

4. Rasa tercekik atau sesak

5. Pusing, vertigo (penglihatan berputar-putar), perasaan melayang

6. Perasaan seakan-akan diri atau lingkungan tidak realistic

7. Kesemutan

8. Rasa aliran panas atau dingin

9. Berkeringat banyak

10. Rasa akan pingsan

11. Menggigil atau gemetar

12. Merasa takut mati, takut menjadi gila atau khawatir akan

melakukan suatu tindakan secara tidak terkendali selama

berlangsungnya serangan panic

.3.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ansietas

a. Keadaan fisik
Penyakit adalah salah satu faktor yang menyebabkan ansietas.

Seseorang yang sedang menderita penyakit akan lebih mudah

mengalami ansietas dibandingkan dengan orang yang sedang tidak

sakit.

b. Sosial budaya

Cara hidup dimasyarakat juga sangat memungkinkan timbulnya stress.

Individu yang mempunyai gaya hidup teratur akan mempunyai filsafat

hidup yang jelas sehingga umumnya lebih sukar mengalami stress,

demikian juga dengan seseorang yang keyakinan agamanya rendah

c. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon

terhadap sesuatu yang dating baik dari dalam maupun luar. Orang yang

mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih

rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah atau

mereka yang tidak berpendidikan

d. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang rendah mengakibatkan seseorang mudah mengalami

stress. Ketidaktahuan terhadap sesuatu hal dianggap sebagai tekanan

yang dapat mengakibatkan krisis dan dapat menimbulkan ansietas


.3.6 Alat Ukur Ansietas

Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah

ringan, sedang, berat atau berat sekali orang menggunakan alat ukur

(instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale For

Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang

masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih

spesifik. Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka (score)

antara 0-4 yang artinya adalah :

Nilai 0 = tidak ada gejala (keluhan)

1 = 1 dari gejala yang ada

2 = separuh dari gejala yang ada

3 = lebih dari separuh gejala yang ada

4 = semua gejala ada

Total nilai (score) :

Kurang dari 14 = tidak ada kecemasan

14-20 = kecemasan ringan


21-27 = kecemasan sedang

28-41 = kecemasan berat

42-56 = kecemasan berat sekali

Adapun hal-hal yang dinilai dalam alat ukur HRS-A ini adalah sebagai

berikut :

Gejala Kecemasan Nilai Angka (Score)


01. Perasaan Cemas (ansietas) 0 1 2 3 4

- Cemas

- Firasat buruk

- Takut akan pikiran sendiri

- Mudah tersinggung
02. Ketegangam 0 1 2 3 4

- Merasa tegang

- Lesu

- Tidak bisa istirahat tenang

- Mudah terkejut

- Mudah menangis

- Gemetar

- Gelisah
03. Ketakutan 0 1 2 3 4

- Pada gelap

- Pada orang asing

- Ditinggal sendiri
- Pada binatang besar

- Pada keramaian lalu lintas

- Pada kerumunan orang banyak

04. Gangguan Tidur 0 1 2 3 4

- Sukar masuk tidur

- Terbangun malam hari

- Tidur tidak nyenyak

- Bangun dengan lesu

- Banyak mimpi-mimpi

- Mimpi buruk

- Mimpi menakutkan
05. Gangguan Kecerdasan 0 1 2 3 4

- Sukar konsentrasi

- Daya ingat menurun

- Daya ingat buruk


06. Perasaan Depresi (murung) 0 1 2 3 4

- Hilangnya minat

- Berkurangnya kesenangan pada

hobi

- Sedih

- Bangun dini hari

- Perasaan berubah-ubah sepanjang

hari
07. Gejala Somatic / Fisik (Otot) 0 1 2 3 4

- Sakit dan nyeri diotot


- Kaku

- Kedutan otot

- Gigi gemerutuk

- Suara tidak stabil


08. Gejala Somatik / Fisik (Sensorik) 0 1 2 3 4

- Tinitus (telinga berdenging)

- Penglihatan kabur

- Muka merah atau pucat

- Merasa lemas

- Perasaan ditusuk-tusuk
09. Gejala Kardiovaskuler (Jantung dan 0 1 2 3 4

Pembuluh Darah)

- Takikardia (denyut jantung cepat)

- Berdebar-debar

- Nyeri di dada

- Denyut nadi mengeras

- Rasa lesu / lemas seperti mau

pingsan

- Detak jantung menghilang

(berhenti sekejap)
10. Gejala Respiratori (Pernafasan) 0 1 2 3 4

- Rasa tertekan atau sempit di dada

- Rasa tercekik

- Sering menarik nafas

- Nafas pendek / sesak


11. Gejala Gastrointestinal 0 1 2 3 4
- Sulit menelan

- Perut melilit

- Gangguan pencernaan

- Nyeri sebelum dan sesudah makan

- Perasaan terbakar di perut

- Rasa penuh atau kembung

- Mual

- Muntah

- Buang air besar lembek

- Sukar buang air besar (konstipasi)

- Kehilangan berat badan


12. Gejala Urogenital (Perkemihan dan 0 1 2 3 4

Kelamin)

- Sering buang air kecil

- Tidak dapat menahan air seni

- Tidak datang bulan (tidak ada

haid)

- Darah haid berlebihan

- Darah haid amat sedikit

- Masa haid berkepanjangan

- Masa haid amat pendek

- Haid beberapa kali dalam sebulan

- Menjadi dingin (frigid)

- Ejakulasi dini

- Ereksi melemah
- Ereksi hilang

- Impoten
13. Gejala Autonom 0 1 2 3 4

- Mulut kering

- Muka merah

- Mudah berkeringat

- Kepala pusing

- Kepala terasa berat

- Kepala terasa sakit

- Bulu-bulu berdiri
14. Tingkah Laku (Sikap) Pada 0 1 2 3 4

Wawancara

- Gelisah

- Tidak tenang

- Jari gemetar

- Kerut kening

- Muka tegang

- Otot tegang atau mengeras

- Nafas pendek dan cepat

- Muka merah

Jumlah Nilai Angka (Total Score) =

Perlu diketahui bahwa alat ukur HRS-A ini bukan dimaksudkan untuk

menegakkan diagnose gangguan cemas. Diagnosa gangguan cemas

ditegakkan dari pemeriksaan klinis oleh dokter (psikiater) sedangkan


untuk mengukur derajat berat ringannya gangguan cemas itu digunakan

alat ukur HRS-A[ CITATION Pro01 \l 1033 ]


.4 Konsep Aromaterapi

.4.1 Definisi

Aromaterapi adalah salah satu metode terapi keperawatan yang

menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap atau dikenal

sebagai minyak essensial dan senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan

yang bertujuan untuk mempengaruhi suasana hati atau kesehatan

seseorang[ CITATION Pur131 \l 1033 ]

Aromaterapi merupakan metode untuk menyembuhkan penyakit

dengan menggunakan wewangian yang berasal dari tumbuhan yang berbau

harum. Minyak lavender memiliki kandungan kimia yaitu linalyl acetate

dan linalool[ CITATION Agu00 \l 1033 ]

.4.2 Bentuk-Bentuk Aromaterapi

Menurut[ CITATION Syu16 \l 1033 ] bentuk-bentuk aromaterapi

terbagi menjadi 4 yaitu :

a. Minyak essensial aromaterapi


Berbentuk cairan atau minyak penggunaannya bermacam-macam pada

umumnya digunakan dengan cara dipanaskan pada tungku namun bisa

juga jika dioleskan pada kain atau pada saluran udara

b. Lilin aromaterapi

Bentuknya padat dan berasap jika dibakar, biasanya digunakan untuk

ruangan berukuran besar atau pada ruangan terbuka. Jenis dupa

aromaterapi ini terdiri dari 3 jenis yaitu dupa aromaterapi panjang,

dupa aromaterapi pendek dan dupa aromaterapi berbentuk kerucut

c. Lilin aromaterapi

Lilin aromaterapi mengeluarkan wangi aromaterapinya jika dibakar

d. Minyak pijat aromaterapi

Bentuk ini memiliki wangi yang sama dengan bentuk aromaterapi lain,

cara penggunaannya yang berbeda karena ini digunakan dengan cara

dipijat

.4.3 Cara Menggunakan Aromaterapi

Menurut Poerwadi (2006) manfaat minyak essensial untuk

keseimbangan fisik dan mental sangatlah luar biasa. Aroma dan

kelembutan minyak essensial dapat mengatasi keluhan fisik dan psikis.

Berikut ini beberapa cara untuk menggunakan aromaterapi :

a. Inhalasi

Inhalasi merupakan cara dalam menggunakan metode aromaterapi

yang paling sederhana dan mudah untuk dilakukan. Aromaterapi


masuk ke tubuh melalui paru-paru yang kemudian dialirkan ke

pembuluh darah melalui alveoli. Metode inhlasi ini sama dengan

metode penciuman bau dimana akan merangsang olfactory pada setiap

kali bernafas dan tidak mengganggu pernafasan normal. Aromaterapi

yang diberikan akan memberikan efek terhadap psikologis dan fisik

penggunanya.

b. Pijat

Pijat merupakan teknik yang paling umum, melalui pemijatan zat yang

terkandung dalam minyak essensial bisa menembus kulit dan dibawa

kedalam tubuh. Minyak lavender merupakan minyak yang terkenal

dalam memberikan ketenangan

c. Berendam

Cara ini menggunakan aromaterapi dengan cara meneteskan

aromaterapi kedalam air. Efek dari minyak essensial akan membuat

perasaan menjadi rileks serta dapat menghilangkan nyeri, pegal dan

memberikan efek kesehatan

.4.4 Aromaterapi Lavender

Aromaterapi lavender ini memberikan manfaat untuk relaksasi,

kecemasan, perbaikan mood dan peningkatan kekuatan gelombang alpha

sangat bermanfaat dalam kondisi relaks mendorong aliran energy

kreativitas dan perasaan segar dan sehat. Kondisi gelombang alpha ideal

untuk perenungan, memecahkan masalah dan visualisasi, bertindak


sebagai gerbang kreativitas seseorang. Minyak Lavender salah satu

aromaterapi yang terkenal memilki efek menenangkan [ CITATION Arg131 \l

1033 ]

Aromaterapi Lavender memilki banyak potensi karena terdiri atas

beberapa kandungan. Menurut penelitian, dalam 100 gr bunga lavender

tersusun atas beberapa kandungan, seperti: minyak essensial (1-3%),

alpha-phine (0,22%), limonene (1,06%),linalool (26,12%), borneol

(1,21%), linalyl asetate (26,32%), geranyl asetate (2,14%). Berdasarkan

data di atas, dapat disimpulkan bahwa kandungan utama dari bunga

lavender adalah linalyl asetate dan linalool[ CITATION Muc151 \l 1033 ]

.4.5 Mekanisme Aromaterapi Lavender Terhadap Tingkat Ansietas

Kandungan linalool asetat sebagai komposisi utama dalam minyak

esensial lavender dinilai mampu mengendurkan dan melemaskan sistem

kerja saraf dan otot-otot yang tegang dengan cara menurunkan kerja dari

saraf simpatis saat seseorang mengalami kecemasan (Rahayu dkk., 2007).

Menghirup aromaterapi inhalasi dari bunga Lavender maka

molekul serta partikel yang ada Lavender akan masuk melalui saluran

nafas (hidung) selanjutnya akan diteruskan oleh reseptor saraf diterima

sebagai signal yang baik dan kemudian dipresentasikan sebagai aroma

yang menyenangkan dan ditahap akhir rangsangan bau tersebut akan


masuk dan mempengaruhi sistem limbik sebagai pusat emosi seseorang

sehingga perasaan menjadi lebih rileks.


BAB III

METODE PENELITIAN

.1 Rancangan Penelitian

Studi literatur ini merupakan design penelitian dengan menggunakan

sumber literatur yang berbentuk jurnal dan artikel ilmiah khususnya yang

terpublikasi yang merupakan hasil penelitian atau karya ilmiah sebelumnya.

Penelitian ini merupakan penelitian naratif studi literatur yang

menggambarkan implementasi aromaterapi inhalasi lavender untuk mengurangi

tingkat ansietas pada pasien gagal ginjal kronik

.2 Variabel Penelitian

Penelitian ini akan mengeksplorasi varibel implementasi aromaterapi

inhalasi lavender dan varibel tingkat ansietas pada pasien gagal ginjal kronik serta

hubungan atau pengaruh kedua variabel melalui eksplorasi penelitian

Mengurangi Tingkat Ansietas


Penerapan Aromaterapi Inhalasi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
Lavender Yang Menjalani Hemodialisis
.3 Kriteria Literatur Yang Digunakan

Kriteria artikel atau hasil penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari 5 hasil penelitian yang dipublikasikan secara online antara tahun 2015-

2019. Artikel atau hasil penelitian tersebut telah tersedia secara full teks untuk

digunakan peneliti sebagai acuan untuk dianalisis (artikel atau hasil penelitian

terlampir pada penelitian ini)

.4 Sumber Artikel

Artikel atau hasil penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh

peneliti melalui eksplorasi pada sumber google scholar berjumlah 3 artikel,

Perpusnas 1 artikel dan Researchget 1 artikel.

.5 Langkah Studi Literatur

Penentuan lima artikel yang digunakan peneliti dalam studi literature ini

dilakukan peneliti melalui langkah sebagai berikut :

a. Peneliti menetapkan topik atau masalah penelitian yaitu implementasi

aromaterapi inhalasi lavender untuk mengurangi tingkat ansietas pada pasien

gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

b. Menetapkan kata kunci yaitu aromaterapi inhalasi lavender, ansietas, gagal

ginjal kronik, hemodialisis


c. Dengan kata kunci tersebut peneliti melakukan pencarian artikel

menggunakan data base dari Google Scholar, Researchget, Perpusnas,

Pubmed, NCBI, ProQuest, Ebsco Host dan diperoleh 8 artikel penelitian

d. Selanjutnya dari 8 artikel penelitian tersebut dilakukan penelaahan dan terpilih

5 artikel prioritas yang memiliki relevansi yang baik dengan topik atau

masalah riset penelitian

e. Dari 5 artikel yang digunakan sebagai artikel penelitian selanjutnya dianalisis

untuk menjawab tujuan penelitian yang dikembangkan peneliti. 5 artikel

penelitian tersebut meliputi artikel publikasi dari Tahan Adrianus Manalu

(2019), Sarah Anastasia1, Bayhakki2, Fathra Annis Nauli3 (2015), Wildan

Alfarisi1, Mugi Hartoyo2, Wulandari3 (2017), Dewi NKAS1, Ns. I Putu

Pasuana, S.Kep, M.M2, Ns. I Made Surata Witarsa, S.Kep 3 (2015), Warjiman1,

Ivana. T2, Triantoni, Y3 (2017)


.6 Analisa Data dan Penyajian Hasil Penelitian

No Sumber Peneliti dan Judul Tujuan Design Sampling Hasil penelitian Simpulan dan
. Artikel Penelitian Penelitian Saran
1. Researchge Tahan Adrianus Mengidentifikasi Pra 13 responden Hasil analisa p = Aromaterapi
t Manalu dengan pengaruh Eksperimen pada pasien 0,001 p < a = inhalasi lavender
judul “Pengaruh aromaterapi gagal ginjal 0,05 dapat menurunkan
aromaterapi inhalasi lavender kronik yang nilai kecemasan
inhalasi lavender terhadap menjalani Ditemukan ada
terhadap penurunan nilai hemodialisa pengaruh
penurunan nilai kecemasan aromaterapi
kecemasan pasien pasien gagal inhalasi terhadap
gagal ginjal ginjal kronik penurunan nilai
kronik yang yang menjalani kecemasan pada
menjalani hemodialisa pasien gagal
hemodialisa” ginjal kronik
yang menjalani
hemodialisa”[ CIT
ATION Tah19 \l
1033 ]
2. Google Sarah Anastasia1, Mengidentifikasi Quasi 30 responden Hasil analisa p Ditemukan bahwa
Scholar Bayhakki2, Fathra adanya pengaruh Eksperimen dengan value<a (0,005) aromaterapi
Annis Nauli3 aromaterapi hemodialisis inhalasi lavender
dengan judul inhalasi lavender Ditemukan efektif untuk
“Pengaruh terhadap bahwa pemberian menurunkan
aromaterapi penurunan aromaterapi tingkat kecemasan
inhalasi lavender tingkat inhalasi lavender pada pasien gagal
terhadap kecemasan efektif untuk ginjal kronik yang
kecemasan pasien pasien gagal menurunkan menjalani
gagal ginjal ginjal kronik kecemasan hemodialisis
kronik yang yang menjalani pasien gagal
menjalani hemodialisis ginjal kronik
hemodialisis” dengan
hemodialisis
[ CITATION
Sar15 \l 1033 ]
3. Google Wildan Alfarisi1, Mengidentifikasi Quasi 34 responden “Tidak terdapat Tidak ada
Scholar Mugi Hartoyo2, perbedaan Eksperimen pasien yang baru perbedaan perbedaan yang
Wulandari3 efektifitas menjalani bermakna antara bermakna antara
dengan judul aromaterapi hemodialisa sesudah penerapan
“Efektifitas lavender dan diberikan aromaterapi
Pemberian musik aromaterapi inhalasi lavender
Aromaterapi instrumental lavender dan dan music
Lavender Dan musik instrumental
Music instrumental dalam
Instrumental pada pasien menurunkan
Relaksasi gagal ginjal tingkat kecemasan
Terhadap kronik yang
Kecemasan menjalani
Pasien hemodialisa”[ CIT
Hemodialisa Di ATION Wil17 \l
Rumah Sakit 1033 ]
Umum Daerah
Tugurejo
Semarang”
4. Perpusnas Dewi NKAS1, Ns. Mengidentifikasi Pra 30 responden “Diperoleh nilai Terdapat
I Putu Pasuana, adanya pengaruh Eksperimen pada pasien asymp sig (2- pengaruh
2
S.Kep, M.M , Ns. aromaterapi gagal ginjal tailed) 0,000 pemberian
I Made Surata inhalasi terhadap kronik yang (asymp sig (2- aromaterapi
Witarsa, S.Kep3 penurunan menjalani tailed) < α) inhalasi terhadap
dengan judul tingkat hemodialisa penurunan tingkat
“Pengaruh kecemasan rutin Terdapat kecemasan pasien
Aromaterapi pasien gagal pengaruh dalam gagal ginjal
Inhalasi Terhadap ginjal kronik penurunan kronik yang
Penurunan yang menjalani tingkat menjalani
Tingkat hemodialisis kecemasan hemodialisis
Kecemasan dengan
Pasien Gagal menggunakan
Ginjal Kronik aromaterapi
Yang Menjalani lavender
Hemodialisis Di pada pasien
RSUD Wangaya gagal ginjal
Denpasar” kronik yang
menjalani
hemodialisis”[ CI
TATION Dew12 \l
1033 ]
5. Google Warjiman1, Ivana. Mengidentifikasi Pre 10 responden “Tingkat Aromaterapi
Scholar T2, Triantoni, Y3 efektifitas Eksperimental yang sedang kecemasan pre inhalasi lavender
dengan judul aromaterapi menjalani pasien yang efektif dalam
“Efektifitas inhalasi lavender hemodialisa sedang menjalani menurunkan
Aromaterapi terhadap tingkat hemodialisa tingkat kecemasan
Inhalasi Lavender kecemasan secara umum dan hasil
Dalam pasien didapatkan 5 penelitian ini
Mengurangi hemodialisa responden dapat menjadi
Tingkat mengalami informasi
Kecemasan kecemasan tambahan yang
Pasien ringan, 3 bermanfaat untuk
Hemodialisa Di responden mengembangkan
BLUD RSUD Dr. mengalami terapi CAM
Doris Sylvanus kecemasan (Complementary
Palangka Raya” sedang dan 2 Alternative
responden Medicine) untuk
mengalami pasien dengan
kecemasan hemodialisa
secara umum,
sedangkan saat
post pasien yang
sedang
mengalami
hemodialisa
secara umum
didapatkan 8
responden
mengalami
kecemasan
ringan dan 2
responden
mengalami
kecemasan
sedang
Dari sebelum dan
sesudah
penerapan
ditemukan ada
pengaruh yang
signifikan
dengan nilai Z
sebesar 2,236b
dan signifikasi
025”[ CITATION
War17 \l 1033 ]
.7 Etika Penelitian

Penelitian studi literatur ini mengimplementasi aspek etik berupa

penghargaan atas karya orang lain, atas hal ini peneliti melakukan pencantuman

sumber atas setiap kuitipan baik langsung maupun tidak langsung yang dilakukan

peneliti. Penghindaran atas plagiarism peneliti akan melakukan uji plagiarism

setelah laporan penelitian dibuat dan sebelum kegiatan ujian akhir penelitian

dilaksanakan. Implementasi aspek kejujuran dilakukan peneliti dengan

menyampaikan hasil studi dari sejumlah artikel secara objektif, jujur dan tanpa

kebohongan serta peneliti akan melampirkan artikel yang digunakan sebagai data

hasil studi kasus


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian studi literatur ini disajikan secara naratif untuk

menggambarkan hasil penelitian dari 5 artikel atau hasil penelitian yang relevan

dengan topik atau masalah implementasi aromaterapi inhalasi lavender untuk

mengurangi tingkat ansietas pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisis

Artikel 1 penelitian Tahan Adrianus Manalu (2019) yang berjudul

“Pengaruh aromaterapi inhalasi lavender terhadap penurunan nilai kecemasan

pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa” yang dilaksanakan pada

tahun 2018 di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam.

Artikel 2 penelitian Sarah Anastasia1, Bayhakki2, Fathra Annis Nauli3

(2015) yang berjudul “Pengaruh aromaterapi inhalasi lavender terhadap

kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis” yang


dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2014 di Unit Hemodialisa Rumah Sakit

Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru.

Artikel 3 penelitian Wildan Alfarisi 1, Mugi Hartoyo2, Wulandari3 (2017)

yang berjudul “Efektifitas Pemberian Aromaterapi Lavender Dan Music

Instrumental Relaksasi Terhadap Kecemasan Pasien Hemodialisa Di Rumah Sakit

Umum Daerah Tugurejo Semarang” yang dilaksanakan pada tanggal 25 Maret

hingga 25 April 2015 di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo.

Artikel 4 penelitian Dewi NKAS1, Ns. I Putu Pasuana, S.Kep, M.M 2, Ns. I

Made Surata Witarsa, S.Kep3 (2015) yang berjudul “Pengaruh Aromaterapi

Inhalasi Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik

Yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Wangaya Denpasar” yang dilaksanakan

pada awal bulan Februari tahun 2012 di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Umum

Daerah Wangaya Denpasar

Artikel 5 penelitian Warjiman1, Ivana. T2, Triantoni, Y3 (2017) yang

berjudul “Efektifitas Aromaterapi Inhalasi Lavender Dalam Mengurangi Tingkat

Kecemasan Pasien Hemodialisa Di BLUD RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka

Raya” yang dilaksanakan pada tanggal 18-20 Januari 2017 di Ruang Hemodialisa

BLUD Rumah Sakit Umum Daerah dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Tabel 4.1

Review Literatur Implementasi Aromaterapi Inhalasi Lavender Untuk Mengurangi Tingkat Ansietas Pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik Yang Menjalani Hemodialisis

No Sumber Peneliti dan Judul Tujuan Design Sampling Hasil penelitian Simpulan dan
. Artikel Penelitian Penelitian Saran
1. Researchge Tahan Adrianus Mengidentifikas Pra 13 responden Hasil analisa p = Aromaterapi
t Manalu dengan i pengaruh Eksperimen pada pasien 0,001 p < a = inhalasi lavender
judul “Pengaruh aromaterapi gagal ginjal 0,05 dapat menurunkan
aromaterapi inhalasi lavender kronik yang nilai kecemasan
inhalasi lavender terhadap menjalani Ditemukan ada
terhadap penurunan nilai hemodialisa pengaruh
penurunan nilai kecemasan aromaterapi
kecemasan pasien pasien gagal inhalasi terhadap
gagal ginjal ginjal kronik penurunan nilai
kronik yang yang menjalani kecemasan pada
menjalani hemodialisa pasien gagal
hemodialisa” ginjal kronik
yang menjalani
hemodialisa”[ CIT
ATION Tah19 \l
1033 ]
2. Google Sarah Anastasia1, Mengidentifikas Quasi 30 responden Hasil analisa p Ditemukan bahwa
Scholar Bayhakki2, Fathra i adanya Eksperimen dengan value<a (0,005 aromaterapi
Annis Nauli3 pengaruh hemodialisis inhalasi lavender
dengan judul aromaterapi Ditemukan efektif untuk
“Pengaruh inhalasi lavender bahwa pemberian menurunkan
aromaterapi terhadap aromaterapi tingkat kecemasan
inhalasi lavender penurunan inhalasi lavender pada pasien gagal
terhadap tingkat efektif untuk ginjal kronik yang
kecemasan pasien kecemasan menurunkan menjalani
gagal ginjal pasien gagal kecemasan hemodialisis
kronik yang ginjal kronik pasien gagal
menjalani yang menjalani ginjal kronik
hemodialisis” hemodialisis dengan
hemodialisis
[ CITATION
Sar15 \l 1033 ]
3. Google Wildan Alfarisi1, Mengidentifikas Quasi 34 responden “Tidak terdapat Tidak ada
Scholar Mugi Hartoyo2, i perbedaan Eksperimen pasien yang baru perbedaan perbedaan yang
Wulandari3 efektifitas menjalani bermakna antara bermakna antara
dengan judul aromaterapi hemodialisa sesudah penerapan
“Efektifitas lavender dan diberikan aromaterapi
Pemberian musik aromaterapi inhalasi lavender
Aromaterapi instrumental lavender dan dan music
Lavender Dan musik instrumental
Music instrumental dalam
Instrumental pada pasien menurunkan
Relaksasi gagal ginjal tingkat kecemasan
Terhadap kronik yang
Kecemasan menjalani
Pasien hemodialisa”[ CIT
Hemodialisa Di ATION Wil17 \l
Rumah Sakit 1033 ]
Umum Daerah
Tugurejo
Semarang”
4. Perpusnas Dewi NKAS1, Ns. Mengidentifikas Pra 30 responden “Diperoleh nilai Terdapat
I Putu Pasuana, i adanya Eksperimen pada pasien asymp sig (2- pengaruh
S.Kep, M.M2, Ns. pengaruh gagal ginjal tailed) 0,000 pemberian
I Made Surata aromaterapi kronik yang (asymp sig (2- aromaterapi
Witarsa, S.Kep3 inhalasi terhadap menjalani tailed) < α) inhalasi terhadap
dengan judul penurunan hemodialisa penurunan tingkat
“Pengaruh tingkat rutin Terdapat kecemasan pasien
Aromaterapi kecemasan pengaruh dalam gagal ginjal
Inhalasi Terhadap pasien gagal penurunan kronik yang
Penurunan ginjal kronik tingkat menjalani
Tingkat yang menjalani kecemasan hemodialisis
Kecemasan hemodialisis dengan
Pasien Gagal menggunakan
Ginjal Kronik aromaterapi
Yang Menjalani lavender
Hemodialisis Di pada pasien
RSUD Wangaya gagal ginjal
Denpasar” kronik yang
menjalani
hemodialisis”[ CI
TATION Dew12 \l
1033 ]
5. Google Warjiman1, Ivana. Mengidentifikas Pre 10 responden “Tingkat Aromaterapi
Scholar T2, Triantoni, Y3 i efektifitas Eksperimental yang sedang kecemasan pre inhalasi lavender
dengan judul aromaterapi menjalani pasien yang efektif dalam
“Efektifitas inhalasi lavender hemodialisa sedang menjalani menurunkan
Aromaterapi terhadap tingkat hemodialisa tingkat kecemasan
Inhalasi Lavender kecemasan secara umum dan hasil
Dalam pasien didapatkan 5 penelitian ini
Mengurangi hemodialisa responden dapat menjadi
Tingkat mengalami informasi
Kecemasan kecemasan tambahan yang
Pasien ringan, 3 bermanfaat untuk
Hemodialisa Di responden mengembangkan
BLUD RSUD Dr. mengalami terapi CAM
Doris Sylvanus kecemasan (Complementary
Palangka Raya” sedang dan 2 Alternative
responden Medicine) untuk
mengalami pasien dengan
kecemasan hemodialisa
secara umum,
sedangkan saat
post pasien yang
sedang
mengalami
hemodialisa
secara umum
didapatkan 8
responden
mengalami
kecemasan
ringan dan 2
responden
mengalami
kecemasan
sedang

Dari sebelum dan


sesudah
penerapan
ditemukan ada
pengaruh yang
signifikan
dengan nilai Z
sebesar 2,236b
dan signifikasi
025”[ CITATION
War17 \l 1033 ]
Berdasarkan hasil penelitian pada ke lima artikel penelitian tersebut ditemukan bahwa :

Artikel 1 penelitian Tahan Adrianus Manalu (2019) “menemukan bahwa aromaterapi inhalasi lavender dapat menurunkan nilai

kecemasan pada pasien yang menjalani hemodialisis. Ditemukan pada hasil survey pendahuluan dari 24 pasien yang menjalani

hemodialisis terdapat 18 pasien yang mengalami kecemasan diantaranya 12 pasien yang baru menjalani hemodialisa dan 6 pasien yang

sudah berbulan-bulan menjalani hemodialisis” [ CITATION Tah19 \l 1033 ]

Artikel 2 penelitian Sarah Anastasia1, Bayhakki2, Fathra Annis Nauli3 (2015) “menemukan bahwa aromaterapi inhalasi lavender

dapat menurunkan nilai kecemasan pada pasien yang menjalani hemodialisis. Ditemukan pada hasli studi pendahuluan yang telah

dilakukan didapatkan dari 5 pasien yang diwawancarai terdapat 4 pasien yang mengalami kecemasan yang ditandai dengan detak jantung

berdetak cepat, nafas pendek, berkeringat dan tidak dapat fokus”[ CITATION Sar15 \l 1033 ]

Artikel 3 penelitian Wildan Alfarisi1, Mugi Hartoyo2, Wulandari3 (2017) “menemukan bahwa aromaterapi inhalasi lavender dan

musik instrumental relaksasi berpengaruh dalam menurunkan tingkat kecemasan, penerapan aromaterapi inhalasi lavender dan musik

instrumental sama-sama efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan. Berdasarkan hasil peneltian ditemukan bahwa antara penerapan
musik instrumental dan aromaterapi inhalasi lavender tidak ada perbedaan yang bermakna untuk mengurangi tingkat ansietas” [ CITATION

Wil17 \l 1033 ]

Artikel 4 penelitian Dewi NKAS1, Ns. I Putu Pasuana, S.Kep, M.M2, Ns. I Made Surata Witarsa, S.Kep3 (2015) “menemukan

bahwa adanya pengaruh aromaterapi inhalasi lavender dalam menurunkan tingkat kecemasan. Ditemukan pada hasil studi pendahuluan dari

8 pasien yang menjalani hemodialisis didapatkan sebanyak 5 orang yang mengatakan mengalami kecemasan saat menjalani hemodialisis

dimana pasien mengalami jantung berdebar-debar dan khawatir terhadap efek samping setelah hemodialisa”[ CITATION Dew12 \l 1033 ]

Artikel 5 penelitan Warjiman1, Ivana. T2, Triantoni, Y3 (2017) “menemukan bahwa aromaterapi inhalasi lavender efektif dalam

mengurangi tingkat kecemasan. Ditemukan pada hasil studi pendahuluan dari 10 orang pasien yang menjalani hemodialisa didapatkan 7

orang mengatakan mengalami kecemasan saat menjalani hemodialisis dan 3 orang mengatakan tidak terlalu cemas Karen sudah terbiasa

menjalani hemodialisis”[ CITATION War17 \l 1033 ]


.2 Pembahasan

Pada artikel 1 penelitian oleh Tahan Adrianus Manalu (2019) responden yang ada dalam penelitian ini sebanyak 13 responden yang

telah ditentukan sesuai kriteria inklusi penelitian dan sebelum dilakukan penerapan aromaterapi inhalasi lavender responden akan

dilakukan pre tes berupa pengumpulan data secara observasi dan wawancara, setelah selesai dilakukan pre test responden akan diberikan

penerapan aromaterapi inhalasi lavender selama 30 menit. Setelah pemberian aromaterapi inhalasi lavender selesai responden kembali

diobservasi dan wawancara untuk menilai kecemasan dengan menggunakan kuesioner Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A) dengan

score (0-56). Data hasil observasi dan wawancara kemudian akan ditabulasi dengan program komputerisasi.

Salah satu essensial oil yang mempunyai efek menenangkan yaitu aromaterapi lavender dimana aromaterapi ini dapat memberikan

manfaaat seperti menurunkan kecemasan, perbaikan mood dan untuk relaksasi [ CITATION Arg131 \l 1033 ]

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh [ CITATION Tah19 \l 1033 ] didapatkan nilai p = 0,001 dimana nilai p lebih kecil dari nilai

a = 0,05 maka dismpulkan bahwa hipotesis pada penelitian ini diterima yaitu ada pengaruh aromaterapi inhalasi terhadap penurunan nilai

kecemasan, hal ini karena saat menghirup aromaterapi bau essensial ini akan mempengarhi pusat emosi pada sistem limbik dan akan
membuat perasaan lebih tenang dan rileks yang kemudian dapat mengatasi stressor sehingga kecemasan akan berkurang [ CITATION Tah19 \l

1033 ]

Pada artikel 2 penelitian oleh Sarah Anastasia1, Bayhakki2, Fathra Annis Nauli3 (2015) responden yang ada dalam penelitian ini

sebanyak 30 responden yang terbagi kedalam 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen yang menjalani hemodialisis pada hari senin dan

kelompok kontrol yang menjalani hemodialisis pada hari selasa. Responden akan mengisi kuesioner untuk menilai kecemasan

menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Scale selanjutnya responden kelompok eksperimen akan diberikan aromaterapi inhalasi lavender

selama 5 menit sebanyak satu kali dan kelompok kontrol tidak diberikan aromaterapi inhalasi lavender. Setelah 5 menit pemberian

aromaterapi inhalasi lavender kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan diukur kembali kecemasannya.

Gambaran responden pada penelitian ini didapatkan sebagian besar adalah rentang usia 41-60 tahun sebanyak 16 orang karena

menurut [ CITATION Zum14 \l 1033 ] kesibukan dapat membuat individu dengan rentang usia 41-60 tahun (dewasa menegah) lebih rentan

mengalami stress hal ini akan berkaitan dengan terjadinya penyakit yang kompleks seperti ginjal, jantung dan autoimun, pada karakteristik

jenis kelamin sebagian besar perempuan sebanyak 17 orang karena menurut konsep teori [ CITATION Lev07 \l 1033 ] menyatakan bahwa laki-
laki lebih sering mengalami penyakit sistemik yang diturunkan secara herediter dan pada penelitian ini didapatkan bahwa perempuan lebih

banyak yang menderita gagal ginjal kronik dibandingkan laki-laki, pada karakteristik pendidikan terakhir sebagian besar berpendidikan

SMP sebanyak 8 orang hal ini dikarenakan tingkat kemampuan pengetahuan seseorang akan mempengaruhi seseorang itu dalam menerima

informasi dan kemudian mengolahnya sebelum menjadi perilaku yang baik maupun buruk sehingga akan berdampak pada status

kesehatannya[ CITATION Not10 \l 1033 ] dan karakteristik dari lamanya menjalani hemodialisa yaitu 5-8 bulan sebanyak 13 orang

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh[ CITATION Rom12 \l 1033 ] mengatakan bahwa pasien yang terdiagnosa gagal ginjal kronik

kurang dari waktu 6 bulan maka akan cenderung mengalami kecemasan sedang dan berat.

Sebelum dilakukan intervensi penerapan aromaterapi inhalasi lavender beberapa responden mengeluhkan jantung berdetak cepat,

berkeringat, nafas pendek dan tidak dapat untuk fokus tetapi setelah diberikan aromaterapi inhalasi lavender selama selama 5 menit

beberapa responden mengatakan merasa nyaman dan rileks. Menurut [ CITATION Jae09 \l 1033 ] senyawa essensial oil yanng terkandung

dalam lavender akan merespon dan merangsang aktifitas neurotransmitter dimana ini berkaitan dengan psikologis sesorang yaitu keinginan,

pikiran, emosi dan perasaan kandungan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh [ CITATION Sar15 \l 1033 ] pada kelompok eksperimen terjadi penurunan kecemasan

setelah diberikan aromaterapi inhalasi lavender dan pada kelompok kontrol tidak terjadi penurunan kecemasan dari hasil yang ada peneliti
kemudian melakukan pembandingan antara kedua kelompok tersebut dan didapatkan hasil p value = 0,000 (p<a = 0,05). Hasil ini

membuktikan bahwa pemberian aromaterapi inhalasi lavender efektif untuk menurunkan kecemasan pasien gagal ginjal kronik dengan

hemodialisis dengan p value<a (0,005) [ CITATION Sar15 \l 1033 ]

Pada artikel 3 penelitian oleh Wildan Alfarisi1, Mugi Hartoyo2, Wulandari3 (2017) responden yang ada dalam penelitian ini

sebanyak 34 responden didapatkan gambaran responden yaitu karakteristik usia yang paling banyak dalam rentang usia 20-40 tahun

berjumlah 14 orang, karakteristik jenis kelamin yang paling banyak laki-laki berjumlah 20 orang, karakteristik perkerjaan dimana

responden yang berkerja berjumlah 29 orang dan karakteristik pendidikan didapatkan pendidikan terakhir SD berjumlah 15 orang.

Untuk membandingkan efektifitas antara aromaterapi inhalasi lavender dan musik instrumental untuk menurunkan nilai kecemasan

maka responden terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok dengan penerapan aromaterapi inhalasi lavender berjumlah 17 responden dan

kelompok dengan penerapan musik instrumental berjumlah 17 responden. Penelitian ini menerapkan pre tes dan post tes jadi sebelum dan

sesudah dilakukan intervensi aromaterapi inhalasi lavender dan musik instrumental responden akan diukur nilai kecemasannya

menggunakan kuesioner State-Trait Anxiety Inventory (STAI).


Cara kerja aromaterapi adalah dengan menstimulus otak sehingga akan menimbulkan efek emosi tertentu biasanya efek yang

ditimbulkan adalah menenangkan, merilekskan dan menyemangati

Cara kerja musik klasik yaitu harmonisasi yang indah akan masuk telinga dalam bentuk suara yang menggetarkan gendang telinga

dan sel-sel rambut yang terdapat di koklea dan kemudian menuju otak yang meciptakan imajinasi yang indah di otak yang kemudian

berdampak pada perasaan nyaman

Hasil penelitian dari intervensi aromaterapi inhalasi lavender didapatkan bahwa sebelum dilakukan intervensi aromaterapi inhalasi

lavender sebanyak 8 responden mengalami kecemasan sedang, 6 responden mengalami kecemasan berat dan 3 responden mengalami

kecemasan ringan. Sesudah dilakukan intervensi aromaterapi inhalasi lavender sebanyak 9 responden mengalami kecemasan ringan, 5

responden mengalami kecemasan sedang dan 3 responden tidak mengalami kecemasan.

Hasil penelitian dari intervensi musik instrumental didapatkan bahwa sebelum dilakukan intervensi musik instrumental sebanyak 11

responden mengalami kecemasan sedang, 5 responden mengalami kecemasan berat dan 1 responden mengalami kecemasan ringan.

Sesudah dilakukan intervensi musik instrumental sebanyak 15 responden mengalami kecemasan ringan, 1 responden mengalami

kecemasan sedang dan 1 responden tidak mengalami kecemasan.


Dari hasil penelitian dua perbandingan antara aromaterapi inhalasi lavender dan music instrumental didapatkan nilai (p = value

0,978) maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna antara sesudah diberikan aromaterapi inhalasi

lavender dan musik instrumental

Pada artikel 4 penelitian oleh Dewi NKAS1, Ns. I Putu Pasuana, S.Kep, M.M2, Ns. I Made Surata Witarsa, S.Kep3 responden yang

ada dalam penelitian ini berjumlah 30 responden. Sebelum dilakukan intervensi keperawatan responden akan mengikuti pre tes untuk

mengukur tingkat kecemasan dengan menggunkan kuesioner Beck Anxiety Inventory (BAI) tepat 10 menit sebelum dilakukannya

hemodialisis untuk mengukur tingkat kecemasan setelah menjalani pre tes responden akan memberikan aromaterapi inhalasi lavender

kepada responden selama 30 menit dan dilakukan sebanyak 4 kali perlakuan. Setelah responden diberikan aromaterapi inhalasi lavender

sebanyak 4 kali perlakuan kemudian responden dilakukan post tes dengan cara diwawancarai menggunakan kuesioner Beck Anxiety

Inventory (BAI).

Gambaran responden setelah mengikuti pre tes didapatkan 22 responden mengalami kecemasan ringan dan 8 responden mengalami

kecemasan sedang. Sedangkan setelah responden sudah diberikan aromaterapi inhalasi lavender sebanyak 4 kali perlakuan didapatkan

hasil post tes yaitu sebanyak 16 responden tidak mengalami kecemasan, 10 responden mengalami kecemasan ringann dan 4 responden

mengalami kecemasan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan tingkat kecemasan yang signifikan, kemudian dari data
yang didapat saat wawancara akan ditabulasi dalam bentuk matriks pengumpulan data dan akan dianalisa menggunakan program

komputerisasi.

Dari 30 responden didapatakan data bahwa gejala kecemasan yang dialami responden bervariasi mulai dari sulit atau sesak nafas,

jantung berdebar, berkeringat dingin, ketakutan terhadap kematian, kepala pusing, khawatir dengan situasi yang dialami. Adapun masalah

psikologis yang terjadi pada responden yaitu karena pasien harus menjalani hemodialisa dalam waktu yang lama [ CITATION Ita02 \l 1033 ].

Ketergantungan pada mesin dialisis dan terapi pengobatan yang tidak diinginkan oleh penderita juga dapat memicu terjadinya kecemasan

pada pasien dengan hemodialisis

Untuk mengatasi masalah psikologis yang berdampak pada pasien yaitu menurut [ CITATION But08 \l 1033 ] menyebutkan bahwa

inhalasi terhadap minyak essensial dapat meningkatkan kesadaran dan menurunkan kecemasan. Minyak essensial mengandung molekul-

molekul bau yang terkandung sehingga akan menghambat pengeluaran dari Adreno Corticotrophic Hormone (ACTH) hormon yang dapat

menyebabkan terjadinya kecemasan dengan memberikan efek positif pada system saraf

Komposisi utama lavender yaitu linalool asetat yang berkerja dengan menurunkan kerja saraf simpatis kemudian saraf simpatis

akan melemaskan sistem saraf dan otot-otot yang tegang saat orang mengalami kecemasan (Rahayu dkk, 2007)
Hasil penelitian yang ada pada artikel ini yaitu asymp sig (2-tailed) 0,000 (asymp sig (2-tailed) < a) hal ini artinya ada pengaruh

pemberian aromaterapi inhalasi terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.

Pada artikel 5 penelitian oleh Warjiman1, Ivana. T2, Triantoni, Y3 responden yang ada dalam penelitian ini berjumlah 10 resonden

dengan data responden yang dikaji mencakup jenis kelamin dan umur. Berdasarkan karakteristik jenis kelamin menunjukkan bahwa

sebagian besar responden yaitu laki-laki berjumlah 6 orang, karakteristik usia menunjukkan sebagian besar responden berusia < 50 tahun

berjumlah 8 orang

Metode yang digunakan penelitian ini yaitu pre tes dan post tes dimana responden akan diwawancarai menggunakan kuesioner

Anxiety Analog Scale (AAS). Sebelum dilakukan penerapan aromaterapi inhalasi lavender didapatkan data yaitu 5 responden mengalami

kecemasan ringan, 3 responden mengalami kecemasan sedang dan 2 responden mengalami kecemasan berat. selanjutnya responden akan

diberikan penerapan aromaterapi inhalasi lavender kemudian responden akan diwawancarai kembali dan data yang didapat yaitu 8

responden mengalami kecemasan ringan dan 2 responden mengalami kecemasan sedang. Berdasarkan data yang telah ada disini dapat

dibuktikan bahwa setelah diberikan aromaterapi inhalasi lavender pasien mengalami penurunan tingkat kecemasan yang signifikan, sebab

aromaterapi inhalasi lavender efektif sebagai sedatif yang fungsinya menenangkan system saraf pusat dan membantu mengatasi kecemasan.
Masalah yang ada pada pasien dengan hemodialisa yaitu masalah psikologis dimana pasien akan mengalami kecemasan ketika baru

memluai hemodialisa maupun beberapa bulan setelah menjalaninya. Hal ini disebabkan karena ketidaknyamanan yang berhubungan

dengan prosedur invasif seperti penusukan jarum hemodialisa, ketidakpastian tentang berapa lama dialisis yang diperlukan sepanjang

hidupnya dan adanya kesadaran dari penderita bahwa penyakitnya tidak dapat disembuhkan

Secara teoritis aromaterapi inhalasi lavender berkerja dengan mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi juga tingkat emosi dan

perasaan (Balkam, 2012)

Hasil penelitian pada artikel ini didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan

nilai Z sebesar 2,236b dan signifikansi 025[ CITATION War17 \l 1033 ]

Berdasarkan pembahasan pada 5 artikel penelitian tersebut didapatkan semua artikel menerapkan metode penelitian pre test dan

post test. Berikut ini hasil analisis yang didapatkan penulis :

Artikel 1 penelitian Tahan Adrianus Manalu (2019) hasil analisa yang penulis dapatkan bahwa penelitian yang telah dilakukan oleh

Tahan Adrianus Manalu yaitu tidak ada gambaran responden yang menjalani hemodialisa, tidak ada data responden yang mengalami

kecemasan saat pre-post test, artikel penelitian ini menjelaskan secara mendetail bagaimana cara kerja peneliti dalam melakukan penelitian,
peneliti juga menjelaskan kandungan aromaterapi lavender secara lebih rinci, isi dari artikel ini lebih mudah untuk dipahami, artikel

penelitian sudah teregistrasi oleh DOI dan artikel penelitan ini juga diterbitkan pada tahun 2019 jadi untuk isi dan materinya sudah

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang terbaru[ CITATION Tah19 \l 1033 ]

Artikel 2 penelitian Sarah Anastasia1, Bayhakki2, Fathra Annis Nauli3 (2015) hasil analisa yang penulis dapatkan bahwa penelitian

yang telah dilakukan oleh Sarah Anastasia1, Bayhakki2, Fathra Annis Nauli3 yaitu gambaran responden dijelaskan secara mendetail disertai

dengan penjelasan tentang gambaran responden yang paling banyak mengalami gagal ginjal kronik dengan berdasar teori yang ada,

menjelaskan secara lebih jelas mengapa kecemasan dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman pada penderita dengan hemodialisa,

peneliti membagi menjadi 2 kelompok dari kedua kelompok tersebut ada kelompok yang dilakukan implementasi aromaterapi inhalasi

lavender dan ada kelompok yang tidak dilakukan implementasi aromaterapi inhalasi lavender hal ini dapat memperkuat bukti bahwa ada

atau tidaknya pengaruh dari aromaterapi inhalasi lavender[ CITATION Sar15 \l 1033 ]

Artikel 3 penelitian Wildan Alfarisi1, Mugi Hartoyo2, Wulandari3 (2017) hasil analisa yang penulis dapatkan bahwa penelitian yang

telah dilakukan oleh Wildan Alfarisi1, Mugi Hartoyo2, Wulandari3 yaitu adanya gambaran responden tetapi tidak ada gambaran dari

lamanya responden menjalani hemodialisa, aromaterapi inhalasi lavender dan musik instrumental sama-sama efektif dalam menurunkan
kecemasan, dengan adanya metode penelitian pre-post test peneliti menggambarkan jumlah responden yang mengalami kecemasan baik

saat pre test maupun post tes hal ini akan mempermudah pembaca dalam menganalisis keefektifitasan antara aromaterapi inhalasi lavender

dan musik instrumental dalam menurunkan kecemasan[ CITATION Wil17 \l 1033 ]

Artikel 4 penelitian Dewi NKAS1, Ns. I Putu Pasuana, S.Kep, M.M2, Ns. I Made Surata Witarsa, S.Kep3 (2015) hasil analisa yang

penulis dapatkan bahwa penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi NKAS 1, Ns. I Putu Pasuana, S.Kep, M.M 2, Ns. I Made Surata Witarsa,

S.Kep3 yaitu tidak ada gambaran responden, cara kerja penelitian dijelaskan secara mendetail, ada gambaran data responden yang

mengalami kecemasan pada saat pre test dan post test[ CITATION Dew12 \l 1033 ]

Artikel 5 penelitan Warjiman1, Ivana. T2, Triantoni, Y3 (2017) hasil analisa yang penulis dapatkan bahwa penelitian yang telah

dilakukan oleh Warjiman1, Ivana. T2, Triantoni, Y3 yaitu adanya gambaran responden dan ada data responden yang mengalami kecemasan

pada saat pre test dan post tes[ CITATION War17 \l 1033 ]

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan oleh penulis maka semua artikel penelitian mempunyai pengaruh dalam mengurangi

tingkat ansietas, tetapi penulis lebih merekomendasikan untuk memilih artikel penelitian 1 oleh Tahan Adrianus Manalu (2019) karena
isinya lebih mudah untuk dimengerti, artikel penelitian ini juga menjelaskan secara mendetail bagaimana cara kerja peneliti dalam

melakukan penelitian, peneliti juga menjelaskan kandungan aromaterapi lavender secara lebih rinci, artikel penelitian ini sudah teregistrasi

oleh DOI dan artikel penelitan ini juga diterbitkan pada tahun 2019 jadi untuk isi dan materinya sudah mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan yang terbaru


Tabel 4.2
Persamaan Atikel

No Persamaan Artikel
1 2 3 4 5
1. Metode Penelitian   
2. Rancangan metode     
penelitian dengan
Pre Test – Post Test
3. Jumlah Responden  
4. Teknik Pemilihan    
Sampel
5. Alat Ukur Kecemasan - - - - -
6. Lama Pemberian  
Aromaterapi Inhalasi
Lavender
7. Hasil Penelitian     
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

.1 Kesimpulan
.1.1 Terdapat 5 artikel penelitian yang memiliki relevansi dengan implementasi aromaterapi inhalasi lavender untuk mengurangi tingkat

ansietas

.1.2 Dari 5 artikel penelitian dengan dilakukannya penerapan aromaterapi inhalasi lavender mampu untuk mengurangi tingkat ansietas

pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis

.1.3 Dari 5 artikel penelitian yang telah diimplementasikan metode yang digunakan dalam penelitian menerapkan pre tes dan post tes

untuk mengukur kecemasan responden

.1.4 Dari 5 artikel penelitian memiliki variasi dalam menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat kecemasannya

.1.4 Dari 5 artikel penelitian didapatkan bahwa artikel yang paling banyak menurunkan kecemasan pada artikel 4 dengan data responden

saat pre tes ditemukan bahwa 22 responden mengalami kecemasan ringan, 8 responden mengalami kecemasan sedang setelah post

tes ditemukan bahwa 16 responden tidak mengalami kecemasan, 10 responden mengalami kecemasan ringan dan 4 responden

mengalami kecemasan sedang

.1.5 Dari 5 artikel yang ada terdapat 1 artikel yang membandingkan efektifitas antara penerapan aromaterapi inhalasi lavender dan musik

instrumental untuk mengurangi tingkat kecemasan dan didapatkan hasil penelitian yaitu tidak ada perbandingan yang bermakna

antara musik instrumental dan aromaterapi inhalasi lavender keduanya sama-sama efektif untuk mengurangi tingkat ansietas
.1.6 Dari 5 artikel penelitian yang ada masing-masing memiliki data yang bervariasi mengenai hal yang menimbulkan perasaan cemas

saat responden menjalani hemdialisis

.1.7 Dari 5 artikel penelitian yang ada terdapat 3 artikel penelitian yang membahas gambaran responden. Dimana responden dengan

rentang usia 41-60 tahun (dewasa tengah) paling dominan menderita gagal ginjal kronik dengan hemodialisis, berdasarkan

karakteristik jenis kelamin didapatkan bahwa laki-laki dominan menderita gagal ginjal kronik dengan hemodialisis dan berdasarkan

karakteristik pendidikan dimana pendidikan terakhir SD paling dominan menderita gagal ginjal kronik dengan hemodialisis.

.2 Saran

.2.1 Bagi fasilitas pelayanan kesehatan

Rumah sakit dapat mempertimbangkan untuk memberikan intervensi keperawatan berupa terapi non farmakologis untuk

menurunkan kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis agar profesi keperawatan bisa lebih maju dengan

mengembangkan pemanfaatan hasil penelitian

.2.2 Bagi pengembangan keilmuan


Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi tambahan yang bermanfaat dalam pengembangan terapi non farmakologis berupa terapi

CAM (Complementary Alternative Medicine) untuk pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisa

.2.3 Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai referensi kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan terapi komplementer yang kaitannya untuk mengurangi stress

pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisa

.2.4 Bagi institusi pendidikan

Institusi pendidikan dapat mempertimbangkan untuk menggunakan hasil penelitian ini sebagai informasi yang melengkapi informasi

pengetahuan tentang intervensi untuk mengurangi tingkat ansietas pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisa.
DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A. (2000). Aromaterapi Cara Sehat Dengan Wewangian Alami. Jakarta: Penebar Swadaya.

Alifiannur, F. (2015, October). Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani Hemodialisa. JOM .

Argi. (2013). Aroma Terapi Herbal. Jakarta: Salemba Medika.

Arif, Muttaqin & Kumala, Sari. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Astuti, A. (2017). Effect Of Progressive Muscular Relaxation On Anxiety Levels In Patients With Chronic Kidney Disease Undergoing
Hemodialysis In The General Hospital Of Tugurejo Semarang. Indonesia Belitung Nursing Journal , 3 (4).

Butje, A.B & Shattell, M. (2008). Healing Scents : An Overview of Clinical Aromatherapy for Emotional Distress. Journal of
Psyychosocial Nursing and Mental Health Service , 46-52.

Dewi, NKAS, I Putu Pasuana Putra, I Made Surata Witarsa. (2015). Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Wangaya Denpasar. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar . https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/download/6124/4615/&ved=2ahUKEwjAzNfPt4Dp
AhWIfH0KHfFVCPgQFjABegQIARAB&usg=AOvVaw1pNd6cDhJmc_Q7QnHJLDH3. Diakses tanggal 7 April 2020 Jam 14.53
WIB

Dr. Nursallam, M.Nurs & Fransisca B. Baticca, S.Pd, S.Kep, Ns. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Perkemihan . Jakarta: Salemba Medika.
Indiriawati, S. W., Maslihah, S. & Wulandari, A. (2015). Studi Tentang Religiusitas Derajat Stres dan Strategi Penanggulangan Stres
(coping stres) Pada Pasangan Hidup Pasien Gagal Ginjal Yang Menjalani Terapi Hemodialisa.

Itai, et.al. (2002). Psychological Effects of Aromatherapy on Chronic Hemodialysis Pateients. Psychiatry and Clinical Neurosciences
Journal , 393-397.

Jaelani. (2009). Aromaterapi. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Keliat, Wijoyono & Susanti. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa . Jakarta: EGC.

Kesehatan, K. (2015). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Lestari, A. (2017). Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronis Dengan Tindakan Hemodialisa Berdasarkan Kuesioner Zung
Anxiety Self Assesment Scale For Anxiety di RSUD Wates.

Lestari, T. (2015). Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan . Yogyakarta : Nuha Medika.

Levey, d. (2007). Gagal Ginjal Kronik Diagnosis dan Terapi Kedokteran Penyakit Dalam Buku I. Jakarta: Salemba Medika.

Moelyono, D. Aromaterapi Tinjauan Aspek Kimia Medisinal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Muchtaridi, D. (2015). Aspek Kimia Aroma Terapi Tinjauan Aspek Kimia Medisinal. Bandung: Pustaka Hidayah.

Muttaqin, A & Sari, K. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2010). Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat . Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis. Jakarta: Salemba Medika.
Price, A.S & Wilson, M.L. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta : EGC.

Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, P. (2001). Manajemen Stres dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Purwanto, B. (2013). Herbal dan Keperawatan Komplementer (teori,praktik,hukum dalam asuhan keperawatan). Yogyakarta: Nuha
Medika.

Purwanto, B. (2013). Herbal dan Keperawatan Komplementer (teori,praktik,hukum dalam asuhan keperawatan). Yogyakarta: Nuha
Medika.

Rahardjo, Pudji, Suhardjono, Susalit & Endang. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

RI, K. K. (2015). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Romani, N.K, Hendarsih, S & Asmarani, F.L. (2012). Hubungan Mekanisme Koping Individu Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien
Gagal Ginjal Kronis Di Unit Hemodialisa RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

Sarah. A, Bayhakki, Fathra. A.N. (2015). Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Lavender Terhadap Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani Hemodialisis. Jurnal Online Mahasiswa , 2, 1510-1519.
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/8333.Diakses tanggal 7 April 2020 Jam 12.30 WIB

Syukrini, R. D. (2016). Pengaruh Aromaterapi Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala I Di Kamar Bersalin. Jurnal Tahunan
UIN Syarif Hidayatullah , 14, 120-128.

Tahan, A. (2019). Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Terhadap Penurunan Nilai Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisa. Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF) , 1 (2), 13-18.
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF/article/view/149.Diakses tanggal 6 April 2020, Jam 10.23 WIB
Tokala, e. a. (2015). Hubungan Antara Lamanya Menjalani Hemodialisis Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Dengan Penyakit Ginjal
Kronik. Journal e-clinic , 3.

Warjiman, Ivana. T, Triantoni. Y. (2017). Efektifitas Aromaterapi Inhalasi Lavender Dalam Mengurangi Tingkat Kecemasan Pasien
Hemodialisa Di BLUD RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
http://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/jksi/article/view/7.Diakses tanggal 7 April 2020, Jam 11.00 WIB

Wibowo, Y. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis Untuk Hasil Yang Diharapkan . Salemba Medika.

Widyastuti, R. (2014). Korelasi Lama Menjalani Hemodialisis Dengan Indeks Massa Tubuh Pasien Gagal Ginjal Kronik di RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau. Jurnal Gizi .

Widyono. (2015). Aromaterapi Inhalasi Sebagai Evidence Based Nursing Pada Pasien GGK Yang Menjalani Hemodialisa Untuk
Mengurangi Kecemasan. Indonesian Resource Journal .

Wildan. A, Mugi. H, Wulandari. (2017). Efektifitas Pemberian Aromaterapi Lavender Dan Musik Instrumental Relaksasi Terhadap
Kecemasan Pasien Hemodialisa Di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
(JIKK) , 1-9. http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/view/463. Diakses tanggal 6 April 2020, Jam
09.11 WIB.

Zumeli. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisis
di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.Skripsi Tidak Dipublikasikan.
LAMPIRAN
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PROGAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

JADWAL KEGIATAN

Nama Mahasiswa : Anisa Febriani


NIM : PO.71.20.3.17.006
Pembimbing KTI : 1. H. Jhon Feri, S. Kep, Ns, M. Kes
2. Bambang Soewito, SKM, M. Kes
No Hari/Tanggal Kegiatan Mahasiswa Paraf
. Pembimbing Mahasiswa
I & II
1. Selasa, 7 Mendapat informasi
April 2020 perubahan KTI menjadi
Literatur Review
2. Kamis, 9 Mencari jurnal-jurnal terkait
April 2020 dengan judul LTA
3. Jum’at, 10 Memahami panduan LTA
April 2020 berdasarkan Literatur Review
4. Sabtu, 11 Menyusun LTA berdasarkan
April 2020 Literatur Review
5. Rabu, 15 Mengikuti bimbingan dari
April 2020 pembimbing I terkait
perubahan LTA
6. Jum’at, 17 Konsul BAB I-III dengan
April 2020 pembimbing I
7. Rabu, 22 Konsul BAB I-V dengan
April 2020 pembimbing I
8. Jum’at, 24 Konsul BAB I-V dengan
April 2020 pembimbing I
9. Senin, 27 Konsul BAB I-V dengan
April 2020 pembimbing I, acc lanjut
konsul pembimbing II
10. Jum’at, 1 Mei Konsul BAB I-V dengan
2020 pembimbing II
11. Senin, 4 Mei Konsul BAB I-V dengan
2020 pembimbing II
12. Rabu, 6 Mei Konsul BAB I-V dengan
2020 pembimbing II
13. Jum’at, 8 Mei Konsul BAB I-V dengan
2020 pembimbing II
14. Sabtu, 9 Mei Konsul BAB I-V dengan
2020 pembimbing II, acc maju
kompre
15. Minggu, 10 Membuat materi power point
Mei 2020 untuk presentasi kompre dan
memahami materi presentasi
16. Senin, 11 Mei Kompre
2020
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PROGAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

LEMBAR KONSULTASI
STUDI LITERATUR

Nama Mahasiswa : Anisa Febriani


NIM : PO.71.20.3.17.006
Judul : Gambaran Penerapan Aromaterapi Inhalasi Lavender
Studi Literatur Untuk Mengurangi Tingkat Ansietas Pada Pasien
Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis

Kegiatan Saran paraf


No Hari/TGL Bimbingan Perbaikan Pembimbing MHS
I & II
Mengetahui, Lubuklinggau, April 2020
Pembimbing I Pembimbing II

H. Jhon Feri, S. Kep, Ns, M.Kes Bambang Soewito, SKM,M.Kes


NIP.197605091995021001 NIP.197408311994031002
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PROGAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

LEMBAR KONSULTASI

STUDI LITERATUR

Nama Mahasiswa : Anisa Febriani


NIM : PO.71.20.3.17.006
Judul : Gambaran Penerapan Aromaterapi Inhalasi Lavender
Studi Literatur Untuk Mengurangi Tingkat Ansietas Pada Pasien
Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis
Kegiatan Saran paraf
No Hari/TGL Bimbingan Perbaikan Penguji MHS
I & II

Mengetahui, Lubuklinggau, Juni 2020


Pembimbing I Pembimbing II

H. Jhon Feri, S. Kep, Ns, M.Kes Bambang Soewito, SKM,M.Kes


NIP.197605091995021001 NIP.197408311994031002

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PROGAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

Nama Mahasiswa : Anisa Febriani


NIM : PO.71.20.3.17.006
Judul : Penerapan Aromaterapi Inhalasi Lavender Untuk
Studi Literatur Mengurangi Tingkat Ansietas Pada Pasien Gagal
Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis
Mengetahui, Lubuklinggau, Januari 2020
Pembimbing I Pembimbing II

H. Jhon Feri, S. Kep, Ns, M.Kes Bambang Soewito, SKM,M.Kes


NIP.197605091995021001 NIP.197408311994031002

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PROGAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL


KARYA TULIS ILMIAH

Nama Mahasiswa : Anisa Febriani


NIM : PO.71.20.3.17.006
Judul : Penerapan Aromaterapi Inhalasi Lavender Untuk
Studi Literatur Mengurangi Tingkat Ansietas Pada Pasien Gagal
Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis

Kegiatan Saran paraf


No Hari/TGL Bimbingan Perbaikan Penguji MHS
I & II
Mengetahui, Lubuklinggau, Februari 2020
Pembimbing I Pembimbing II

H. Jhon Feri, S. Kep, Ns, M.Kes Bambang Soewito, SKM,M.Kes


NIP.197605091995021001 NIP.197408311994031002

Anda mungkin juga menyukai