STUDI LITERATUR
ANISA FEBRIANI
NIM : PO.71.20.3.17.006
Disusun Oleh :
ANISA FEBRIANI
NIM : PO.71.20.3.17.006
Studi Literatur ini telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan
diseminarkan dalam Ujian Akhir Program Laporan Tugas Akhir (LTA) Program
Studi D-3 Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang Tahun
Akademik 2019/2020.
Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang
Penguji I
Penguji II
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan : Lubuklinggau
Pada tanggal : Mei 2020
PERNYATAAN KEASLIAN
Anisa Febriani
NIM. PO.71.20.3.17.006
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
LAPORAN TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Poltekkes Kemenkes Palembang berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di Lubuklinggau
Pada : Mei 2020
Yang menyatakan
(Anisa Febriani)
NIM.PO.71.20.3.17.006
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
ABSTRAK
ABSTRACTS
MOTTO :
Persembahan :
KELUARGA :
AYAH : M. RUSTAM
IBU : HELMI ITASARI
SAUDARA : 1. M. DICKY RUSMITA
2. DESFIKA RUSMALITA UTAMI
3. HENI SITI KHODIJA
RIWAYAT PENDIDIKAN
TAHUN 2005-2006 : TK KARTIKA JAYA KODIM
LUBUKLINGGAU
TAHUN 2006-2012 : SD NEGERI 3 LUBUKLINGGAU
TAHUN 2012-2014 : SMP NEGERI 4 LUBUKLINGGAU
TAHUN 2014-2017 : SMA NEGERI 1 LUBUKLINGGAU
TAHUN 2017-2020 : POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
Assalamu’alaikum, Wr, Wb
Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis”. Laporan Tugas Akhir ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Ahli Madya
Keperawatan (Amd.Kep) di Politeknik Kesehatan Palembang Program Studi
Keperawatan Lubuklinggau.
banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dari penulisan maupun materi.
Untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
1. Bapak Muhamad Taswin, S.Si, Apt, MM, Kes selaku Direktur Politeknik
2. Ibu Devi Mediarti, S.Pd, S.Kep, M.Kes selaku ketua jurusan Keperawatan
3. Bapak H. Jhon feri, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Ketua Prodi Keperawatan
Lubuklinggau
4. Bapak H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Pembimbing Akedemik dan
selaku pembimbing I dalam Karya Tulis Ilmiah ini yang telah memberikan
Akhir ini yang penuh kesabaran dalam membimbing dan telah memberikan
banyak masukan kepada penulis sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat
diselasaikan
6. Bapak Nadi Aprilyadi, S. Sos, M. Kes selaku Penguji I Laporan Tugas Akhir
7. Ibu Indah Dewi Ridawati, M. Kep selaku Penguji II Laporan Tugas Akhir ini
8. Kedua orang tuaku yang telah banyak membantu baik berupa doa, material
ini.
penulisan ini oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diperlukan untuk
Wassalamu’alaikum, Wr, Wb
(Penulis)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 3
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................. 3
1.3.1. Tujuan Umum ........................................................................ 3
1.3.2. Tujuan Khusus ....................................................................... 3
1.4. Manfaat Penulisan ........................................................................... 4
PENDAHULUAN
diperkirakan lebih dari 1,4 juta pasien dengan insiden sebesar 8% dan terus
meningkat sebesar 50% dari tahun sebelumnya dan di Amerika pada tahun 2014
terjadi peningkatan sebesar 50% serta setiap tahun ada 200.000 orang Amerika
kematian
Data yang ada dari Program Indonesian Renal Registry (IRR) pada tahun
yang aktif menjalani hemodialisa sebanyak 11.689 orang dan pasien baru yang
menjalani hemodialisa sebanyak 17.193 dari data yang ada didapatkan bahwa
struktur ginjal secara progresif dan akhirnya akan terjadi penumpukan sisa
Intervensi medis yang akan dilakukan pada penderita gagal ginjal kronis
bentuk terapi pengganti ginjal (Renal Replacement Therapy) yang perlu dilakukan
dialisis sebanyak 2-3 kali dalam seminggu akan menimbulkan masalah pada aspek
merasa khawatir terhadap efek samping setelah proses hemodialisa misalnya mual
dan kepala terasa pusing. Dari masalah yang ada maka perlunya dilakukan
menjalani terapi hemodialisa agar pasien tidak mengalami masalah akibat efek
memberikan efek pada sistem saraf pusat dan akan merangsang sistem saraf
pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa, maka diharapkan
mengurangi tingkat ansietas pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis ?
mengurangi tingkat ansietas pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis
a. Bagi Rumah Sakit, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar
tingkat ansietas pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis
lavender untuk mengurangi tingkat ansietas pada pasien gagal ginjal kronik
TINJAUAN PUSTAKA
.1.1 Definisi
progresif yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan
1033 ]
.1.2 Etiologi
gagal ginjal kronis. Akan tetapi, apa pun sebabnya respon yang terjadi
2. Dyslipidemia
3. SLE
5. Preeklampsi
6. Obat-obatan
.1.3 Manifestasi Klinis
a. Gastrointestinal
b. Kardiovaskuler
1. Hipertensi
3. Perikarditis
4. Efusi pericardium
5. Tamponade pericardium
c. Respirasi
1. Edema paru
2. Efusi pleura
3. Pleuritis
d. Neuromuskular
1. Lemah
3. Sakit kepala
4. Letargi
5. Gangguan muscular
6. Neuropati perifer
e. Metabolik / endokrin
1. Inti glukosa
2. Hiperlipidemia
3. Gangguan hormone seks menyebabkan penurunan libido
4. Impoten
5. Ammenorhoe
f. Cairan-elektrolit
terjadi dehidrasi
2. Asidosis hiperkalemia
3. Hipermagnesemia
4. Hipokalsemia
g. Dermatologi
1. Pucat
2. Hiperpigmentasi
3. Pluritis
4. Eksimosis
5. Uremia frost
h. Abnormal skeletal
i. Hematologi
1. Anemia
3. Perdarahan meningkat
j. Fungsi psikososial
a. Penurunan cadangan ginjal yang terjadi apabila GFR turun 50% dari
normal
b. Insufisensi ginjal yang terjadi apabila GFR turun menjadi 20-35% dari
c. Gagal ginjal yang terjadi apabila GFR kurang dari 20% normal.
d. Gagal ginjal terminal yang terjadi apabila GFR menjadi kurang dari
.1.5 Patofisiologi
zat-zat sisa masih bervariasi dan bergantung pada bagian ginjal yang sakit.
Sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25% normal, manifestasi klinis
gagal ginjal kronik mungkin minimal karena nefron-nefron sisa yang sehat
mengambil alih fungsi nefron yang rusak. Nefron yang tersisa
mengalami hipertrofi.
tersebut ikut rusak dan akhirnya mati. Sebagian dari siklus kematian ini
nefron, terjadi pembentukan jaringan parut dan aliran darah ginjal akan
Mut11 \l 1033 ]
.1.6 Pathway Gagal Ginjal Kronik
Penyakit dari ginjal seperti glomerulonefritis, Penyakit diluar ginjal seperti penyakit
pyelonefritis, ureteritis, obstruksi saluran kemih vaskuler, penyakit metabolik
GFR menurun menyebabkan kegagalan mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit
Nyeri otot
Mual, muntah,
anoreksia
MK : Nausea
MK : Nyeri MK : Intoleransi
Akut Aktifitas
BAGAN 2.1
a. Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal (adanya
asam urat
c. USG untuk melihat besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal,
f. Urine
1. Volume : biasanya kurang dari 400 ml/24 jam atau tak ada (anuria)
g. Darah
tahap akhir
gr/dl
4. Kalsium : menurun
.1.8 Penatalaksanaan
a. Dialisis
b. Obat-obatan : anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat,
.1.9 Komplikasi
a. Hiperkalemia
c. Hipertensi
d. Anemia
Aromaterapi Lavender
.2.1 Definisi
untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika
buatan). Hemodialisis dapat dilakukan pada saat toksin atau zat racun
mempengaruhi jumlah zat dan air yang bepindah. Pada saat dialysis
.2.4 Indikasi
terdapat indikasi :
2. Asidosis
4. Kadar ureum / kreatinin tinggi dalam darah (ureum > 200 mg%,
5. Kelebihan cairan
d. Demam tinggi
.2.6 Peralatan
a. Dialyzer
keluar.
2. Karakteristik dialyzer
a) Biokompatibiliti
b) Luas permukaan
e) Koefisien ultrafiltrasi
f) Cleareance
1. Tujuan dialisat
sodium dan kalium dari dalam darah pasien. Dialisat juga dapat
2. Komposisi dialisat
bikarbonat
Panjang
protein dan kalori dapat ditingkatkan pada pasien yang mengalami mal
nutrisi
jantung kongestif serta edema paru. Jika pembatasan protein dan cairan
b. Pertimbangan medikasi
dengan cermat. Terapi hipertensi jika diminum pada hari yang sama
.2.8 Komplikasi
a. Hipotensi
b. Emboli udara
c. Nyeri dada
Nyeri dada selam dialysis dapat disebabkan oleh efek vasodilator
d. Pruritus
yang berat
Kram otot dan nyeri terjadi ketika cairan dan elektrolit dengan cepat
g. Hipoksemia
h. Hipokalemia
a. Penyakit kardiovaskuler
dan lamanya ereksi. Hal ini disebabkan karena toksin uremia dan
factor psikologis
toksin uremia. Tanda kelainan tulang antara lain sakit pada tulang dan
fraktur patologis
d. Kelainan neurologis
e. Anemia
f. Kelainan gastrointestinal
Banyak kelainan gastrointestinal ditemukan pada penderita gagal
.3.1 Definisi
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
tersinggung
a. Teori psikoanatik
ego bahwa suatu dorongan yang tidak dapat diterima menekan untuk
menjadi tidak percaya dengan wanita. Seorang anak dapat meniru sifat
c. Teori eksistensi
ansietas yang bersifat kronis. Inti dari teori eksistensi yaitu seseorang
otonom adalah :
3. Gastrointestinal (diare)
4. Respirasi (takipnea)
2. Kewaspadaan meningkat
tangan
b. Ansietas sedang
letih
c. Ansietas berat
terperinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain.
sebagai berikut :
tampak tegang
menyempit
menjadi terganggu
d. Panik
Gejala klinis gangguan panik ini yaitu kecemasan yang datangnya
1. Sesak nafas
2. Jantung berdebar-debar
7. Kesemutan
9. Berkeringat banyak
12. Merasa takut mati, takut menjadi gila atau khawatir akan
a. Keadaan fisik
Penyakit adalah salah satu faktor yang menyebabkan ansietas.
sakit.
b. Sosial budaya
c. Tingkat pendidikan
terhadap sesuatu yang dating baik dari dalam maupun luar. Orang yang
d. Tingkat pengetahuan
ringan, sedang, berat atau berat sekali orang menggunakan alat ukur
Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang
Adapun hal-hal yang dinilai dalam alat ukur HRS-A ini adalah sebagai
berikut :
- Cemas
- Firasat buruk
- Mudah tersinggung
02. Ketegangam 0 1 2 3 4
- Merasa tegang
- Lesu
- Mudah terkejut
- Mudah menangis
- Gemetar
- Gelisah
03. Ketakutan 0 1 2 3 4
- Pada gelap
- Ditinggal sendiri
- Pada binatang besar
- Banyak mimpi-mimpi
- Mimpi buruk
- Mimpi menakutkan
05. Gangguan Kecerdasan 0 1 2 3 4
- Sukar konsentrasi
- Hilangnya minat
hobi
- Sedih
hari
07. Gejala Somatic / Fisik (Otot) 0 1 2 3 4
- Kedutan otot
- Gigi gemerutuk
- Penglihatan kabur
- Merasa lemas
- Perasaan ditusuk-tusuk
09. Gejala Kardiovaskuler (Jantung dan 0 1 2 3 4
Pembuluh Darah)
- Berdebar-debar
- Nyeri di dada
pingsan
(berhenti sekejap)
10. Gejala Respiratori (Pernafasan) 0 1 2 3 4
- Rasa tercekik
- Perut melilit
- Gangguan pencernaan
- Mual
- Muntah
Kelamin)
haid)
- Ejakulasi dini
- Ereksi melemah
- Ereksi hilang
- Impoten
13. Gejala Autonom 0 1 2 3 4
- Mulut kering
- Muka merah
- Mudah berkeringat
- Kepala pusing
- Bulu-bulu berdiri
14. Tingkah Laku (Sikap) Pada 0 1 2 3 4
Wawancara
- Gelisah
- Tidak tenang
- Jari gemetar
- Kerut kening
- Muka tegang
- Muka merah
Perlu diketahui bahwa alat ukur HRS-A ini bukan dimaksudkan untuk
.4.1 Definisi
b. Lilin aromaterapi
c. Lilin aromaterapi
Bentuk ini memiliki wangi yang sama dengan bentuk aromaterapi lain,
dipijat
a. Inhalasi
penggunanya.
b. Pijat
Pijat merupakan teknik yang paling umum, melalui pemijatan zat yang
c. Berendam
kreativitas dan perasaan segar dan sehat. Kondisi gelombang alpha ideal
1033 ]
kerja saraf dan otot-otot yang tegang dengan cara menurunkan kerja dari
molekul serta partikel yang ada Lavender akan masuk melalui saluran
METODE PENELITIAN
.1 Rancangan Penelitian
sumber literatur yang berbentuk jurnal dan artikel ilmiah khususnya yang
.2 Variabel Penelitian
inhalasi lavender dan varibel tingkat ansietas pada pasien gagal ginjal kronik serta
Kriteria artikel atau hasil penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari 5 hasil penelitian yang dipublikasikan secara online antara tahun 2015-
2019. Artikel atau hasil penelitian tersebut telah tersedia secara full teks untuk
digunakan peneliti sebagai acuan untuk dianalisis (artikel atau hasil penelitian
.4 Sumber Artikel
Artikel atau hasil penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
Penentuan lima artikel yang digunakan peneliti dalam studi literature ini
5 artikel prioritas yang memiliki relevansi yang baik dengan topik atau
Pasuana, S.Kep, M.M2, Ns. I Made Surata Witarsa, S.Kep 3 (2015), Warjiman1,
No Sumber Peneliti dan Judul Tujuan Design Sampling Hasil penelitian Simpulan dan
. Artikel Penelitian Penelitian Saran
1. Researchge Tahan Adrianus Mengidentifikasi Pra 13 responden Hasil analisa p = Aromaterapi
t Manalu dengan pengaruh Eksperimen pada pasien 0,001 p < a = inhalasi lavender
judul “Pengaruh aromaterapi gagal ginjal 0,05 dapat menurunkan
aromaterapi inhalasi lavender kronik yang nilai kecemasan
inhalasi lavender terhadap menjalani Ditemukan ada
terhadap penurunan nilai hemodialisa pengaruh
penurunan nilai kecemasan aromaterapi
kecemasan pasien pasien gagal inhalasi terhadap
gagal ginjal ginjal kronik penurunan nilai
kronik yang yang menjalani kecemasan pada
menjalani hemodialisa pasien gagal
hemodialisa” ginjal kronik
yang menjalani
hemodialisa”[ CIT
ATION Tah19 \l
1033 ]
2. Google Sarah Anastasia1, Mengidentifikasi Quasi 30 responden Hasil analisa p Ditemukan bahwa
Scholar Bayhakki2, Fathra adanya pengaruh Eksperimen dengan value<a (0,005) aromaterapi
Annis Nauli3 aromaterapi hemodialisis inhalasi lavender
dengan judul inhalasi lavender Ditemukan efektif untuk
“Pengaruh terhadap bahwa pemberian menurunkan
aromaterapi penurunan aromaterapi tingkat kecemasan
inhalasi lavender tingkat inhalasi lavender pada pasien gagal
terhadap kecemasan efektif untuk ginjal kronik yang
kecemasan pasien pasien gagal menurunkan menjalani
gagal ginjal ginjal kronik kecemasan hemodialisis
kronik yang yang menjalani pasien gagal
menjalani hemodialisis ginjal kronik
hemodialisis” dengan
hemodialisis
[ CITATION
Sar15 \l 1033 ]
3. Google Wildan Alfarisi1, Mengidentifikasi Quasi 34 responden “Tidak terdapat Tidak ada
Scholar Mugi Hartoyo2, perbedaan Eksperimen pasien yang baru perbedaan perbedaan yang
Wulandari3 efektifitas menjalani bermakna antara bermakna antara
dengan judul aromaterapi hemodialisa sesudah penerapan
“Efektifitas lavender dan diberikan aromaterapi
Pemberian musik aromaterapi inhalasi lavender
Aromaterapi instrumental lavender dan dan music
Lavender Dan musik instrumental
Music instrumental dalam
Instrumental pada pasien menurunkan
Relaksasi gagal ginjal tingkat kecemasan
Terhadap kronik yang
Kecemasan menjalani
Pasien hemodialisa”[ CIT
Hemodialisa Di ATION Wil17 \l
Rumah Sakit 1033 ]
Umum Daerah
Tugurejo
Semarang”
4. Perpusnas Dewi NKAS1, Ns. Mengidentifikasi Pra 30 responden “Diperoleh nilai Terdapat
I Putu Pasuana, adanya pengaruh Eksperimen pada pasien asymp sig (2- pengaruh
2
S.Kep, M.M , Ns. aromaterapi gagal ginjal tailed) 0,000 pemberian
I Made Surata inhalasi terhadap kronik yang (asymp sig (2- aromaterapi
Witarsa, S.Kep3 penurunan menjalani tailed) < α) inhalasi terhadap
dengan judul tingkat hemodialisa penurunan tingkat
“Pengaruh kecemasan rutin Terdapat kecemasan pasien
Aromaterapi pasien gagal pengaruh dalam gagal ginjal
Inhalasi Terhadap ginjal kronik penurunan kronik yang
Penurunan yang menjalani tingkat menjalani
Tingkat hemodialisis kecemasan hemodialisis
Kecemasan dengan
Pasien Gagal menggunakan
Ginjal Kronik aromaterapi
Yang Menjalani lavender
Hemodialisis Di pada pasien
RSUD Wangaya gagal ginjal
Denpasar” kronik yang
menjalani
hemodialisis”[ CI
TATION Dew12 \l
1033 ]
5. Google Warjiman1, Ivana. Mengidentifikasi Pre 10 responden “Tingkat Aromaterapi
Scholar T2, Triantoni, Y3 efektifitas Eksperimental yang sedang kecemasan pre inhalasi lavender
dengan judul aromaterapi menjalani pasien yang efektif dalam
“Efektifitas inhalasi lavender hemodialisa sedang menjalani menurunkan
Aromaterapi terhadap tingkat hemodialisa tingkat kecemasan
Inhalasi Lavender kecemasan secara umum dan hasil
Dalam pasien didapatkan 5 penelitian ini
Mengurangi hemodialisa responden dapat menjadi
Tingkat mengalami informasi
Kecemasan kecemasan tambahan yang
Pasien ringan, 3 bermanfaat untuk
Hemodialisa Di responden mengembangkan
BLUD RSUD Dr. mengalami terapi CAM
Doris Sylvanus kecemasan (Complementary
Palangka Raya” sedang dan 2 Alternative
responden Medicine) untuk
mengalami pasien dengan
kecemasan hemodialisa
secara umum,
sedangkan saat
post pasien yang
sedang
mengalami
hemodialisa
secara umum
didapatkan 8
responden
mengalami
kecemasan
ringan dan 2
responden
mengalami
kecemasan
sedang
Dari sebelum dan
sesudah
penerapan
ditemukan ada
pengaruh yang
signifikan
dengan nilai Z
sebesar 2,236b
dan signifikasi
025”[ CITATION
War17 \l 1033 ]
.7 Etika Penelitian
penghargaan atas karya orang lain, atas hal ini peneliti melakukan pencantuman
sumber atas setiap kuitipan baik langsung maupun tidak langsung yang dilakukan
setelah laporan penelitian dibuat dan sebelum kegiatan ujian akhir penelitian
menyampaikan hasil studi dari sejumlah artikel secara objektif, jujur dan tanpa
kebohongan serta peneliti akan melampirkan artikel yang digunakan sebagai data
.1 Hasil Penelitian
menggambarkan hasil penelitian dari 5 artikel atau hasil penelitian yang relevan
mengurangi tingkat ansietas pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa” yang dilaksanakan pada
hingga 25 April 2015 di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo.
Artikel 4 penelitian Dewi NKAS1, Ns. I Putu Pasuana, S.Kep, M.M 2, Ns. I
pada awal bulan Februari tahun 2012 di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Umum
Raya” yang dilaksanakan pada tanggal 18-20 Januari 2017 di Ruang Hemodialisa
BLUD Rumah Sakit Umum Daerah dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Tabel 4.1
Review Literatur Implementasi Aromaterapi Inhalasi Lavender Untuk Mengurangi Tingkat Ansietas Pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik Yang Menjalani Hemodialisis
No Sumber Peneliti dan Judul Tujuan Design Sampling Hasil penelitian Simpulan dan
. Artikel Penelitian Penelitian Saran
1. Researchge Tahan Adrianus Mengidentifikas Pra 13 responden Hasil analisa p = Aromaterapi
t Manalu dengan i pengaruh Eksperimen pada pasien 0,001 p < a = inhalasi lavender
judul “Pengaruh aromaterapi gagal ginjal 0,05 dapat menurunkan
aromaterapi inhalasi lavender kronik yang nilai kecemasan
inhalasi lavender terhadap menjalani Ditemukan ada
terhadap penurunan nilai hemodialisa pengaruh
penurunan nilai kecemasan aromaterapi
kecemasan pasien pasien gagal inhalasi terhadap
gagal ginjal ginjal kronik penurunan nilai
kronik yang yang menjalani kecemasan pada
menjalani hemodialisa pasien gagal
hemodialisa” ginjal kronik
yang menjalani
hemodialisa”[ CIT
ATION Tah19 \l
1033 ]
2. Google Sarah Anastasia1, Mengidentifikas Quasi 30 responden Hasil analisa p Ditemukan bahwa
Scholar Bayhakki2, Fathra i adanya Eksperimen dengan value<a (0,005 aromaterapi
Annis Nauli3 pengaruh hemodialisis inhalasi lavender
dengan judul aromaterapi Ditemukan efektif untuk
“Pengaruh inhalasi lavender bahwa pemberian menurunkan
aromaterapi terhadap aromaterapi tingkat kecemasan
inhalasi lavender penurunan inhalasi lavender pada pasien gagal
terhadap tingkat efektif untuk ginjal kronik yang
kecemasan pasien kecemasan menurunkan menjalani
gagal ginjal pasien gagal kecemasan hemodialisis
kronik yang ginjal kronik pasien gagal
menjalani yang menjalani ginjal kronik
hemodialisis” hemodialisis dengan
hemodialisis
[ CITATION
Sar15 \l 1033 ]
3. Google Wildan Alfarisi1, Mengidentifikas Quasi 34 responden “Tidak terdapat Tidak ada
Scholar Mugi Hartoyo2, i perbedaan Eksperimen pasien yang baru perbedaan perbedaan yang
Wulandari3 efektifitas menjalani bermakna antara bermakna antara
dengan judul aromaterapi hemodialisa sesudah penerapan
“Efektifitas lavender dan diberikan aromaterapi
Pemberian musik aromaterapi inhalasi lavender
Aromaterapi instrumental lavender dan dan music
Lavender Dan musik instrumental
Music instrumental dalam
Instrumental pada pasien menurunkan
Relaksasi gagal ginjal tingkat kecemasan
Terhadap kronik yang
Kecemasan menjalani
Pasien hemodialisa”[ CIT
Hemodialisa Di ATION Wil17 \l
Rumah Sakit 1033 ]
Umum Daerah
Tugurejo
Semarang”
4. Perpusnas Dewi NKAS1, Ns. Mengidentifikas Pra 30 responden “Diperoleh nilai Terdapat
I Putu Pasuana, i adanya Eksperimen pada pasien asymp sig (2- pengaruh
S.Kep, M.M2, Ns. pengaruh gagal ginjal tailed) 0,000 pemberian
I Made Surata aromaterapi kronik yang (asymp sig (2- aromaterapi
Witarsa, S.Kep3 inhalasi terhadap menjalani tailed) < α) inhalasi terhadap
dengan judul penurunan hemodialisa penurunan tingkat
“Pengaruh tingkat rutin Terdapat kecemasan pasien
Aromaterapi kecemasan pengaruh dalam gagal ginjal
Inhalasi Terhadap pasien gagal penurunan kronik yang
Penurunan ginjal kronik tingkat menjalani
Tingkat yang menjalani kecemasan hemodialisis
Kecemasan hemodialisis dengan
Pasien Gagal menggunakan
Ginjal Kronik aromaterapi
Yang Menjalani lavender
Hemodialisis Di pada pasien
RSUD Wangaya gagal ginjal
Denpasar” kronik yang
menjalani
hemodialisis”[ CI
TATION Dew12 \l
1033 ]
5. Google Warjiman1, Ivana. Mengidentifikas Pre 10 responden “Tingkat Aromaterapi
Scholar T2, Triantoni, Y3 i efektifitas Eksperimental yang sedang kecemasan pre inhalasi lavender
dengan judul aromaterapi menjalani pasien yang efektif dalam
“Efektifitas inhalasi lavender hemodialisa sedang menjalani menurunkan
Aromaterapi terhadap tingkat hemodialisa tingkat kecemasan
Inhalasi Lavender kecemasan secara umum dan hasil
Dalam pasien didapatkan 5 penelitian ini
Mengurangi hemodialisa responden dapat menjadi
Tingkat mengalami informasi
Kecemasan kecemasan tambahan yang
Pasien ringan, 3 bermanfaat untuk
Hemodialisa Di responden mengembangkan
BLUD RSUD Dr. mengalami terapi CAM
Doris Sylvanus kecemasan (Complementary
Palangka Raya” sedang dan 2 Alternative
responden Medicine) untuk
mengalami pasien dengan
kecemasan hemodialisa
secara umum,
sedangkan saat
post pasien yang
sedang
mengalami
hemodialisa
secara umum
didapatkan 8
responden
mengalami
kecemasan
ringan dan 2
responden
mengalami
kecemasan
sedang
Artikel 1 penelitian Tahan Adrianus Manalu (2019) “menemukan bahwa aromaterapi inhalasi lavender dapat menurunkan nilai
kecemasan pada pasien yang menjalani hemodialisis. Ditemukan pada hasil survey pendahuluan dari 24 pasien yang menjalani
hemodialisis terdapat 18 pasien yang mengalami kecemasan diantaranya 12 pasien yang baru menjalani hemodialisa dan 6 pasien yang
Artikel 2 penelitian Sarah Anastasia1, Bayhakki2, Fathra Annis Nauli3 (2015) “menemukan bahwa aromaterapi inhalasi lavender
dapat menurunkan nilai kecemasan pada pasien yang menjalani hemodialisis. Ditemukan pada hasli studi pendahuluan yang telah
dilakukan didapatkan dari 5 pasien yang diwawancarai terdapat 4 pasien yang mengalami kecemasan yang ditandai dengan detak jantung
berdetak cepat, nafas pendek, berkeringat dan tidak dapat fokus”[ CITATION Sar15 \l 1033 ]
Artikel 3 penelitian Wildan Alfarisi1, Mugi Hartoyo2, Wulandari3 (2017) “menemukan bahwa aromaterapi inhalasi lavender dan
musik instrumental relaksasi berpengaruh dalam menurunkan tingkat kecemasan, penerapan aromaterapi inhalasi lavender dan musik
instrumental sama-sama efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan. Berdasarkan hasil peneltian ditemukan bahwa antara penerapan
musik instrumental dan aromaterapi inhalasi lavender tidak ada perbedaan yang bermakna untuk mengurangi tingkat ansietas” [ CITATION
Wil17 \l 1033 ]
Artikel 4 penelitian Dewi NKAS1, Ns. I Putu Pasuana, S.Kep, M.M2, Ns. I Made Surata Witarsa, S.Kep3 (2015) “menemukan
bahwa adanya pengaruh aromaterapi inhalasi lavender dalam menurunkan tingkat kecemasan. Ditemukan pada hasil studi pendahuluan dari
8 pasien yang menjalani hemodialisis didapatkan sebanyak 5 orang yang mengatakan mengalami kecemasan saat menjalani hemodialisis
dimana pasien mengalami jantung berdebar-debar dan khawatir terhadap efek samping setelah hemodialisa”[ CITATION Dew12 \l 1033 ]
Artikel 5 penelitan Warjiman1, Ivana. T2, Triantoni, Y3 (2017) “menemukan bahwa aromaterapi inhalasi lavender efektif dalam
mengurangi tingkat kecemasan. Ditemukan pada hasil studi pendahuluan dari 10 orang pasien yang menjalani hemodialisa didapatkan 7
orang mengatakan mengalami kecemasan saat menjalani hemodialisis dan 3 orang mengatakan tidak terlalu cemas Karen sudah terbiasa
Pada artikel 1 penelitian oleh Tahan Adrianus Manalu (2019) responden yang ada dalam penelitian ini sebanyak 13 responden yang
telah ditentukan sesuai kriteria inklusi penelitian dan sebelum dilakukan penerapan aromaterapi inhalasi lavender responden akan
dilakukan pre tes berupa pengumpulan data secara observasi dan wawancara, setelah selesai dilakukan pre test responden akan diberikan
penerapan aromaterapi inhalasi lavender selama 30 menit. Setelah pemberian aromaterapi inhalasi lavender selesai responden kembali
diobservasi dan wawancara untuk menilai kecemasan dengan menggunakan kuesioner Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A) dengan
score (0-56). Data hasil observasi dan wawancara kemudian akan ditabulasi dengan program komputerisasi.
Salah satu essensial oil yang mempunyai efek menenangkan yaitu aromaterapi lavender dimana aromaterapi ini dapat memberikan
manfaaat seperti menurunkan kecemasan, perbaikan mood dan untuk relaksasi [ CITATION Arg131 \l 1033 ]
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh [ CITATION Tah19 \l 1033 ] didapatkan nilai p = 0,001 dimana nilai p lebih kecil dari nilai
a = 0,05 maka dismpulkan bahwa hipotesis pada penelitian ini diterima yaitu ada pengaruh aromaterapi inhalasi terhadap penurunan nilai
kecemasan, hal ini karena saat menghirup aromaterapi bau essensial ini akan mempengarhi pusat emosi pada sistem limbik dan akan
membuat perasaan lebih tenang dan rileks yang kemudian dapat mengatasi stressor sehingga kecemasan akan berkurang [ CITATION Tah19 \l
1033 ]
Pada artikel 2 penelitian oleh Sarah Anastasia1, Bayhakki2, Fathra Annis Nauli3 (2015) responden yang ada dalam penelitian ini
sebanyak 30 responden yang terbagi kedalam 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen yang menjalani hemodialisis pada hari senin dan
kelompok kontrol yang menjalani hemodialisis pada hari selasa. Responden akan mengisi kuesioner untuk menilai kecemasan
menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Scale selanjutnya responden kelompok eksperimen akan diberikan aromaterapi inhalasi lavender
selama 5 menit sebanyak satu kali dan kelompok kontrol tidak diberikan aromaterapi inhalasi lavender. Setelah 5 menit pemberian
aromaterapi inhalasi lavender kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan diukur kembali kecemasannya.
Gambaran responden pada penelitian ini didapatkan sebagian besar adalah rentang usia 41-60 tahun sebanyak 16 orang karena
menurut [ CITATION Zum14 \l 1033 ] kesibukan dapat membuat individu dengan rentang usia 41-60 tahun (dewasa menegah) lebih rentan
mengalami stress hal ini akan berkaitan dengan terjadinya penyakit yang kompleks seperti ginjal, jantung dan autoimun, pada karakteristik
jenis kelamin sebagian besar perempuan sebanyak 17 orang karena menurut konsep teori [ CITATION Lev07 \l 1033 ] menyatakan bahwa laki-
laki lebih sering mengalami penyakit sistemik yang diturunkan secara herediter dan pada penelitian ini didapatkan bahwa perempuan lebih
banyak yang menderita gagal ginjal kronik dibandingkan laki-laki, pada karakteristik pendidikan terakhir sebagian besar berpendidikan
SMP sebanyak 8 orang hal ini dikarenakan tingkat kemampuan pengetahuan seseorang akan mempengaruhi seseorang itu dalam menerima
informasi dan kemudian mengolahnya sebelum menjadi perilaku yang baik maupun buruk sehingga akan berdampak pada status
kesehatannya[ CITATION Not10 \l 1033 ] dan karakteristik dari lamanya menjalani hemodialisa yaitu 5-8 bulan sebanyak 13 orang
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh[ CITATION Rom12 \l 1033 ] mengatakan bahwa pasien yang terdiagnosa gagal ginjal kronik
kurang dari waktu 6 bulan maka akan cenderung mengalami kecemasan sedang dan berat.
Sebelum dilakukan intervensi penerapan aromaterapi inhalasi lavender beberapa responden mengeluhkan jantung berdetak cepat,
berkeringat, nafas pendek dan tidak dapat untuk fokus tetapi setelah diberikan aromaterapi inhalasi lavender selama selama 5 menit
beberapa responden mengatakan merasa nyaman dan rileks. Menurut [ CITATION Jae09 \l 1033 ] senyawa essensial oil yanng terkandung
dalam lavender akan merespon dan merangsang aktifitas neurotransmitter dimana ini berkaitan dengan psikologis sesorang yaitu keinginan,
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh [ CITATION Sar15 \l 1033 ] pada kelompok eksperimen terjadi penurunan kecemasan
setelah diberikan aromaterapi inhalasi lavender dan pada kelompok kontrol tidak terjadi penurunan kecemasan dari hasil yang ada peneliti
kemudian melakukan pembandingan antara kedua kelompok tersebut dan didapatkan hasil p value = 0,000 (p<a = 0,05). Hasil ini
membuktikan bahwa pemberian aromaterapi inhalasi lavender efektif untuk menurunkan kecemasan pasien gagal ginjal kronik dengan
Pada artikel 3 penelitian oleh Wildan Alfarisi1, Mugi Hartoyo2, Wulandari3 (2017) responden yang ada dalam penelitian ini
sebanyak 34 responden didapatkan gambaran responden yaitu karakteristik usia yang paling banyak dalam rentang usia 20-40 tahun
berjumlah 14 orang, karakteristik jenis kelamin yang paling banyak laki-laki berjumlah 20 orang, karakteristik perkerjaan dimana
responden yang berkerja berjumlah 29 orang dan karakteristik pendidikan didapatkan pendidikan terakhir SD berjumlah 15 orang.
Untuk membandingkan efektifitas antara aromaterapi inhalasi lavender dan musik instrumental untuk menurunkan nilai kecemasan
maka responden terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok dengan penerapan aromaterapi inhalasi lavender berjumlah 17 responden dan
kelompok dengan penerapan musik instrumental berjumlah 17 responden. Penelitian ini menerapkan pre tes dan post tes jadi sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi aromaterapi inhalasi lavender dan musik instrumental responden akan diukur nilai kecemasannya
Cara kerja musik klasik yaitu harmonisasi yang indah akan masuk telinga dalam bentuk suara yang menggetarkan gendang telinga
dan sel-sel rambut yang terdapat di koklea dan kemudian menuju otak yang meciptakan imajinasi yang indah di otak yang kemudian
Hasil penelitian dari intervensi aromaterapi inhalasi lavender didapatkan bahwa sebelum dilakukan intervensi aromaterapi inhalasi
lavender sebanyak 8 responden mengalami kecemasan sedang, 6 responden mengalami kecemasan berat dan 3 responden mengalami
kecemasan ringan. Sesudah dilakukan intervensi aromaterapi inhalasi lavender sebanyak 9 responden mengalami kecemasan ringan, 5
Hasil penelitian dari intervensi musik instrumental didapatkan bahwa sebelum dilakukan intervensi musik instrumental sebanyak 11
responden mengalami kecemasan sedang, 5 responden mengalami kecemasan berat dan 1 responden mengalami kecemasan ringan.
Sesudah dilakukan intervensi musik instrumental sebanyak 15 responden mengalami kecemasan ringan, 1 responden mengalami
0,978) maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna antara sesudah diberikan aromaterapi inhalasi
Pada artikel 4 penelitian oleh Dewi NKAS1, Ns. I Putu Pasuana, S.Kep, M.M2, Ns. I Made Surata Witarsa, S.Kep3 responden yang
ada dalam penelitian ini berjumlah 30 responden. Sebelum dilakukan intervensi keperawatan responden akan mengikuti pre tes untuk
mengukur tingkat kecemasan dengan menggunkan kuesioner Beck Anxiety Inventory (BAI) tepat 10 menit sebelum dilakukannya
hemodialisis untuk mengukur tingkat kecemasan setelah menjalani pre tes responden akan memberikan aromaterapi inhalasi lavender
kepada responden selama 30 menit dan dilakukan sebanyak 4 kali perlakuan. Setelah responden diberikan aromaterapi inhalasi lavender
sebanyak 4 kali perlakuan kemudian responden dilakukan post tes dengan cara diwawancarai menggunakan kuesioner Beck Anxiety
Inventory (BAI).
Gambaran responden setelah mengikuti pre tes didapatkan 22 responden mengalami kecemasan ringan dan 8 responden mengalami
kecemasan sedang. Sedangkan setelah responden sudah diberikan aromaterapi inhalasi lavender sebanyak 4 kali perlakuan didapatkan
hasil post tes yaitu sebanyak 16 responden tidak mengalami kecemasan, 10 responden mengalami kecemasan ringann dan 4 responden
mengalami kecemasan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan tingkat kecemasan yang signifikan, kemudian dari data
yang didapat saat wawancara akan ditabulasi dalam bentuk matriks pengumpulan data dan akan dianalisa menggunakan program
komputerisasi.
Dari 30 responden didapatakan data bahwa gejala kecemasan yang dialami responden bervariasi mulai dari sulit atau sesak nafas,
jantung berdebar, berkeringat dingin, ketakutan terhadap kematian, kepala pusing, khawatir dengan situasi yang dialami. Adapun masalah
psikologis yang terjadi pada responden yaitu karena pasien harus menjalani hemodialisa dalam waktu yang lama [ CITATION Ita02 \l 1033 ].
Ketergantungan pada mesin dialisis dan terapi pengobatan yang tidak diinginkan oleh penderita juga dapat memicu terjadinya kecemasan
Untuk mengatasi masalah psikologis yang berdampak pada pasien yaitu menurut [ CITATION But08 \l 1033 ] menyebutkan bahwa
inhalasi terhadap minyak essensial dapat meningkatkan kesadaran dan menurunkan kecemasan. Minyak essensial mengandung molekul-
molekul bau yang terkandung sehingga akan menghambat pengeluaran dari Adreno Corticotrophic Hormone (ACTH) hormon yang dapat
menyebabkan terjadinya kecemasan dengan memberikan efek positif pada system saraf
Komposisi utama lavender yaitu linalool asetat yang berkerja dengan menurunkan kerja saraf simpatis kemudian saraf simpatis
akan melemaskan sistem saraf dan otot-otot yang tegang saat orang mengalami kecemasan (Rahayu dkk, 2007)
Hasil penelitian yang ada pada artikel ini yaitu asymp sig (2-tailed) 0,000 (asymp sig (2-tailed) < a) hal ini artinya ada pengaruh
pemberian aromaterapi inhalasi terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.
Pada artikel 5 penelitian oleh Warjiman1, Ivana. T2, Triantoni, Y3 responden yang ada dalam penelitian ini berjumlah 10 resonden
dengan data responden yang dikaji mencakup jenis kelamin dan umur. Berdasarkan karakteristik jenis kelamin menunjukkan bahwa
sebagian besar responden yaitu laki-laki berjumlah 6 orang, karakteristik usia menunjukkan sebagian besar responden berusia < 50 tahun
berjumlah 8 orang
Metode yang digunakan penelitian ini yaitu pre tes dan post tes dimana responden akan diwawancarai menggunakan kuesioner
Anxiety Analog Scale (AAS). Sebelum dilakukan penerapan aromaterapi inhalasi lavender didapatkan data yaitu 5 responden mengalami
kecemasan ringan, 3 responden mengalami kecemasan sedang dan 2 responden mengalami kecemasan berat. selanjutnya responden akan
diberikan penerapan aromaterapi inhalasi lavender kemudian responden akan diwawancarai kembali dan data yang didapat yaitu 8
responden mengalami kecemasan ringan dan 2 responden mengalami kecemasan sedang. Berdasarkan data yang telah ada disini dapat
dibuktikan bahwa setelah diberikan aromaterapi inhalasi lavender pasien mengalami penurunan tingkat kecemasan yang signifikan, sebab
aromaterapi inhalasi lavender efektif sebagai sedatif yang fungsinya menenangkan system saraf pusat dan membantu mengatasi kecemasan.
Masalah yang ada pada pasien dengan hemodialisa yaitu masalah psikologis dimana pasien akan mengalami kecemasan ketika baru
memluai hemodialisa maupun beberapa bulan setelah menjalaninya. Hal ini disebabkan karena ketidaknyamanan yang berhubungan
dengan prosedur invasif seperti penusukan jarum hemodialisa, ketidakpastian tentang berapa lama dialisis yang diperlukan sepanjang
hidupnya dan adanya kesadaran dari penderita bahwa penyakitnya tidak dapat disembuhkan
Secara teoritis aromaterapi inhalasi lavender berkerja dengan mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi juga tingkat emosi dan
Hasil penelitian pada artikel ini didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan
Berdasarkan pembahasan pada 5 artikel penelitian tersebut didapatkan semua artikel menerapkan metode penelitian pre test dan
Artikel 1 penelitian Tahan Adrianus Manalu (2019) hasil analisa yang penulis dapatkan bahwa penelitian yang telah dilakukan oleh
Tahan Adrianus Manalu yaitu tidak ada gambaran responden yang menjalani hemodialisa, tidak ada data responden yang mengalami
kecemasan saat pre-post test, artikel penelitian ini menjelaskan secara mendetail bagaimana cara kerja peneliti dalam melakukan penelitian,
peneliti juga menjelaskan kandungan aromaterapi lavender secara lebih rinci, isi dari artikel ini lebih mudah untuk dipahami, artikel
penelitian sudah teregistrasi oleh DOI dan artikel penelitan ini juga diterbitkan pada tahun 2019 jadi untuk isi dan materinya sudah
Artikel 2 penelitian Sarah Anastasia1, Bayhakki2, Fathra Annis Nauli3 (2015) hasil analisa yang penulis dapatkan bahwa penelitian
yang telah dilakukan oleh Sarah Anastasia1, Bayhakki2, Fathra Annis Nauli3 yaitu gambaran responden dijelaskan secara mendetail disertai
dengan penjelasan tentang gambaran responden yang paling banyak mengalami gagal ginjal kronik dengan berdasar teori yang ada,
menjelaskan secara lebih jelas mengapa kecemasan dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman pada penderita dengan hemodialisa,
peneliti membagi menjadi 2 kelompok dari kedua kelompok tersebut ada kelompok yang dilakukan implementasi aromaterapi inhalasi
lavender dan ada kelompok yang tidak dilakukan implementasi aromaterapi inhalasi lavender hal ini dapat memperkuat bukti bahwa ada
atau tidaknya pengaruh dari aromaterapi inhalasi lavender[ CITATION Sar15 \l 1033 ]
Artikel 3 penelitian Wildan Alfarisi1, Mugi Hartoyo2, Wulandari3 (2017) hasil analisa yang penulis dapatkan bahwa penelitian yang
telah dilakukan oleh Wildan Alfarisi1, Mugi Hartoyo2, Wulandari3 yaitu adanya gambaran responden tetapi tidak ada gambaran dari
lamanya responden menjalani hemodialisa, aromaterapi inhalasi lavender dan musik instrumental sama-sama efektif dalam menurunkan
kecemasan, dengan adanya metode penelitian pre-post test peneliti menggambarkan jumlah responden yang mengalami kecemasan baik
saat pre test maupun post tes hal ini akan mempermudah pembaca dalam menganalisis keefektifitasan antara aromaterapi inhalasi lavender
Artikel 4 penelitian Dewi NKAS1, Ns. I Putu Pasuana, S.Kep, M.M2, Ns. I Made Surata Witarsa, S.Kep3 (2015) hasil analisa yang
penulis dapatkan bahwa penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi NKAS 1, Ns. I Putu Pasuana, S.Kep, M.M 2, Ns. I Made Surata Witarsa,
S.Kep3 yaitu tidak ada gambaran responden, cara kerja penelitian dijelaskan secara mendetail, ada gambaran data responden yang
mengalami kecemasan pada saat pre test dan post test[ CITATION Dew12 \l 1033 ]
Artikel 5 penelitan Warjiman1, Ivana. T2, Triantoni, Y3 (2017) hasil analisa yang penulis dapatkan bahwa penelitian yang telah
dilakukan oleh Warjiman1, Ivana. T2, Triantoni, Y3 yaitu adanya gambaran responden dan ada data responden yang mengalami kecemasan
pada saat pre test dan post tes[ CITATION War17 \l 1033 ]
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan oleh penulis maka semua artikel penelitian mempunyai pengaruh dalam mengurangi
tingkat ansietas, tetapi penulis lebih merekomendasikan untuk memilih artikel penelitian 1 oleh Tahan Adrianus Manalu (2019) karena
isinya lebih mudah untuk dimengerti, artikel penelitian ini juga menjelaskan secara mendetail bagaimana cara kerja peneliti dalam
melakukan penelitian, peneliti juga menjelaskan kandungan aromaterapi lavender secara lebih rinci, artikel penelitian ini sudah teregistrasi
oleh DOI dan artikel penelitan ini juga diterbitkan pada tahun 2019 jadi untuk isi dan materinya sudah mengikuti perkembangan ilmu
No Persamaan Artikel
1 2 3 4 5
1. Metode Penelitian
2. Rancangan metode
penelitian dengan
Pre Test – Post Test
3. Jumlah Responden
4. Teknik Pemilihan
Sampel
5. Alat Ukur Kecemasan - - - - -
6. Lama Pemberian
Aromaterapi Inhalasi
Lavender
7. Hasil Penelitian
BAB V
.1 Kesimpulan
.1.1 Terdapat 5 artikel penelitian yang memiliki relevansi dengan implementasi aromaterapi inhalasi lavender untuk mengurangi tingkat
ansietas
.1.2 Dari 5 artikel penelitian dengan dilakukannya penerapan aromaterapi inhalasi lavender mampu untuk mengurangi tingkat ansietas
.1.3 Dari 5 artikel penelitian yang telah diimplementasikan metode yang digunakan dalam penelitian menerapkan pre tes dan post tes
.1.4 Dari 5 artikel penelitian memiliki variasi dalam menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat kecemasannya
.1.4 Dari 5 artikel penelitian didapatkan bahwa artikel yang paling banyak menurunkan kecemasan pada artikel 4 dengan data responden
saat pre tes ditemukan bahwa 22 responden mengalami kecemasan ringan, 8 responden mengalami kecemasan sedang setelah post
tes ditemukan bahwa 16 responden tidak mengalami kecemasan, 10 responden mengalami kecemasan ringan dan 4 responden
.1.5 Dari 5 artikel yang ada terdapat 1 artikel yang membandingkan efektifitas antara penerapan aromaterapi inhalasi lavender dan musik
instrumental untuk mengurangi tingkat kecemasan dan didapatkan hasil penelitian yaitu tidak ada perbandingan yang bermakna
antara musik instrumental dan aromaterapi inhalasi lavender keduanya sama-sama efektif untuk mengurangi tingkat ansietas
.1.6 Dari 5 artikel penelitian yang ada masing-masing memiliki data yang bervariasi mengenai hal yang menimbulkan perasaan cemas
.1.7 Dari 5 artikel penelitian yang ada terdapat 3 artikel penelitian yang membahas gambaran responden. Dimana responden dengan
rentang usia 41-60 tahun (dewasa tengah) paling dominan menderita gagal ginjal kronik dengan hemodialisis, berdasarkan
karakteristik jenis kelamin didapatkan bahwa laki-laki dominan menderita gagal ginjal kronik dengan hemodialisis dan berdasarkan
karakteristik pendidikan dimana pendidikan terakhir SD paling dominan menderita gagal ginjal kronik dengan hemodialisis.
.2 Saran
Rumah sakit dapat mempertimbangkan untuk memberikan intervensi keperawatan berupa terapi non farmakologis untuk
menurunkan kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis agar profesi keperawatan bisa lebih maju dengan
CAM (Complementary Alternative Medicine) untuk pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisa
Sebagai referensi kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan terapi komplementer yang kaitannya untuk mengurangi stress
Institusi pendidikan dapat mempertimbangkan untuk menggunakan hasil penelitian ini sebagai informasi yang melengkapi informasi
pengetahuan tentang intervensi untuk mengurangi tingkat ansietas pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisa.
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, A. (2000). Aromaterapi Cara Sehat Dengan Wewangian Alami. Jakarta: Penebar Swadaya.
Alifiannur, F. (2015, October). Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani Hemodialisa. JOM .
Arif, Muttaqin & Kumala, Sari. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Astuti, A. (2017). Effect Of Progressive Muscular Relaxation On Anxiety Levels In Patients With Chronic Kidney Disease Undergoing
Hemodialysis In The General Hospital Of Tugurejo Semarang. Indonesia Belitung Nursing Journal , 3 (4).
Butje, A.B & Shattell, M. (2008). Healing Scents : An Overview of Clinical Aromatherapy for Emotional Distress. Journal of
Psyychosocial Nursing and Mental Health Service , 46-52.
Dewi, NKAS, I Putu Pasuana Putra, I Made Surata Witarsa. (2015). Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Wangaya Denpasar. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar . https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/download/6124/4615/&ved=2ahUKEwjAzNfPt4Dp
AhWIfH0KHfFVCPgQFjABegQIARAB&usg=AOvVaw1pNd6cDhJmc_Q7QnHJLDH3. Diakses tanggal 7 April 2020 Jam 14.53
WIB
Dr. Nursallam, M.Nurs & Fransisca B. Baticca, S.Pd, S.Kep, Ns. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Perkemihan . Jakarta: Salemba Medika.
Indiriawati, S. W., Maslihah, S. & Wulandari, A. (2015). Studi Tentang Religiusitas Derajat Stres dan Strategi Penanggulangan Stres
(coping stres) Pada Pasangan Hidup Pasien Gagal Ginjal Yang Menjalani Terapi Hemodialisa.
Itai, et.al. (2002). Psychological Effects of Aromatherapy on Chronic Hemodialysis Pateients. Psychiatry and Clinical Neurosciences
Journal , 393-397.
Keliat, Wijoyono & Susanti. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa . Jakarta: EGC.
Lestari, A. (2017). Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronis Dengan Tindakan Hemodialisa Berdasarkan Kuesioner Zung
Anxiety Self Assesment Scale For Anxiety di RSUD Wates.
Lestari, T. (2015). Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan . Yogyakarta : Nuha Medika.
Levey, d. (2007). Gagal Ginjal Kronik Diagnosis dan Terapi Kedokteran Penyakit Dalam Buku I. Jakarta: Salemba Medika.
Muchtaridi, D. (2015). Aspek Kimia Aroma Terapi Tinjauan Aspek Kimia Medisinal. Bandung: Pustaka Hidayah.
Muttaqin, A & Sari, K. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2010). Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat . Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis. Jakarta: Salemba Medika.
Price, A.S & Wilson, M.L. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta : EGC.
Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, P. (2001). Manajemen Stres dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Purwanto, B. (2013). Herbal dan Keperawatan Komplementer (teori,praktik,hukum dalam asuhan keperawatan). Yogyakarta: Nuha
Medika.
Purwanto, B. (2013). Herbal dan Keperawatan Komplementer (teori,praktik,hukum dalam asuhan keperawatan). Yogyakarta: Nuha
Medika.
Rahardjo, Pudji, Suhardjono, Susalit & Endang. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Romani, N.K, Hendarsih, S & Asmarani, F.L. (2012). Hubungan Mekanisme Koping Individu Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien
Gagal Ginjal Kronis Di Unit Hemodialisa RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Sarah. A, Bayhakki, Fathra. A.N. (2015). Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Lavender Terhadap Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani Hemodialisis. Jurnal Online Mahasiswa , 2, 1510-1519.
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/8333.Diakses tanggal 7 April 2020 Jam 12.30 WIB
Syukrini, R. D. (2016). Pengaruh Aromaterapi Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala I Di Kamar Bersalin. Jurnal Tahunan
UIN Syarif Hidayatullah , 14, 120-128.
Tahan, A. (2019). Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Terhadap Penurunan Nilai Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisa. Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF) , 1 (2), 13-18.
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF/article/view/149.Diakses tanggal 6 April 2020, Jam 10.23 WIB
Tokala, e. a. (2015). Hubungan Antara Lamanya Menjalani Hemodialisis Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Dengan Penyakit Ginjal
Kronik. Journal e-clinic , 3.
Warjiman, Ivana. T, Triantoni. Y. (2017). Efektifitas Aromaterapi Inhalasi Lavender Dalam Mengurangi Tingkat Kecemasan Pasien
Hemodialisa Di BLUD RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
http://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/jksi/article/view/7.Diakses tanggal 7 April 2020, Jam 11.00 WIB
Wibowo, Y. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis Untuk Hasil Yang Diharapkan . Salemba Medika.
Widyastuti, R. (2014). Korelasi Lama Menjalani Hemodialisis Dengan Indeks Massa Tubuh Pasien Gagal Ginjal Kronik di RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau. Jurnal Gizi .
Widyono. (2015). Aromaterapi Inhalasi Sebagai Evidence Based Nursing Pada Pasien GGK Yang Menjalani Hemodialisa Untuk
Mengurangi Kecemasan. Indonesian Resource Journal .
Wildan. A, Mugi. H, Wulandari. (2017). Efektifitas Pemberian Aromaterapi Lavender Dan Musik Instrumental Relaksasi Terhadap
Kecemasan Pasien Hemodialisa Di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
(JIKK) , 1-9. http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/view/463. Diakses tanggal 6 April 2020, Jam
09.11 WIB.
Zumeli. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisis
di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.Skripsi Tidak Dipublikasikan.
LAMPIRAN
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
JADWAL KEGIATAN
LEMBAR KONSULTASI
STUDI LITERATUR
LEMBAR KONSULTASI
STUDI LITERATUR