Disusun Oleh :
PAISAL
PO.71.20.3.18.114.RPL
Disusun Oleh :
PAISAL
PO.71.20.3.18.114.RPL
NIM : PO.71.20.3.18.114.RPL
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan : Lubuklinggau
Pada Tanggal : Juni 2019
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Palembang, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari
KTI yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar
manapun. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan KTI ini merupakan hasil
plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia
Palembang.
Yang Menyatakan
PAISAL
PO.71.20.3.18.114.RPL
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN UJIAN
KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
.NNNNN
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang
iv
PANITIA SIDANG KARYA TULIS ILMIAH
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
Tim Penguji
Ketua
Anggota :
Penguji I
Zuraidah, SKM.MKM
NIP. 19661217 198911 2 001
Penguji II
v
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG
PRODI STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
PAISAL
Tuberkulosis Paru adalah suatu infeksi kronik jaringan paru, yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosae. Epidemiologi TB di Indonesia selama 30 tahun
meningkat. Identifikasi kasus efektif dan kecenderungan penurunan angka
kejadian TB memberi kesan bahwa pemberantasan penyakit di daerah tropis
frekuensi tuberkulosis paru ini masih sangat tinggi (Corwin, 2009). Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui tingkat kecemasan klien setelah dilakukan
manajemen Koping di Wilayah kerja Puskesmas Muara Kelingi pada bualan Juli
Tahun 2019. Jenis Penelitian ini deskriptif dengan menggunakan metode
pendekatan studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang pasien
dengan diagnosa medis tuberculosis Paru yang sedang menjalani program
pengobatan dan dilakukan manajemen Koping di wilayah kerja Puskesmas Muara
Kelingi. Analisis kecemasan dikategorikan menjadi kecemasan ringan, sedang, dan
berat. Hasil penelitian tentang penerapan manajemen koping yaitu adanya penurunan
tingkat kecemasan yang signifikan. Pada subjek I dan subjek II sebelum dilakukan
tindakan mengalami kecemasan berat, setelah dilakukan tindakan kecemasan turun
menjadi kecemasan ringan. Untuk perawat di wilayah kerja Puskesmas Muara Kelingi
dapat melakukan intervensi keperawatan dengan Manajemen koping karena terbukti
dapat menurunkan kecemasan pada pasien Tb Paru.
vi
INDONESIAN MINISTRY OF HEALTH
POLYTECHNIC HEALTH MINISTRY OF PALEMBANG
LUBUKLINGGAU NURSING STUDY PROGRAM
PAISAL
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Ta’ala, yang mana atas perkenan dan ridhonya, sehingga Penulis dapat
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, masih
banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu Penulis mengharapkan saran dan
bantuan, bimbingan dan saran baik tertulis maupun lisan. Untuk itu, Bersama ini
Keperawatan Palembang.
viii
7. Bapak dr. Erwan Susanto selaku Ka UPT Puskesmas Muara Kelingi
Akhir kata Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
Penulis
Paisal
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ ii
LEMBAR KEASLIAN PENULISAN...................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN KTI ............................................................ iv
LEMBAR PANITIA SIDANG KTI.......................................................... v
ABSTRAK................................................................................................... vi
ABSTRACT................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR.............................................................................. viii
DAFTAR ISI.............................................................................................. x
DAFTAR TABEL....................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... Xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep TB Paru .......................................................... 9
2.1.1.Pengertian TB Paru ........................................... 9
2.1.2.Fatofisiologi ........................................... 9
2.2 WOC (Web of Causes) ........................................... 12
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga......................... 13
2.3.1.Pengertian Asuhan Keperawatan Keluarga .... 13
2.3.2.Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga .... 13
x
2.3.3.Langkah-langkah dalam Asuhan Keperawatan
Keluarga......................................................................... 14
2.3.4.Peran Perawat dalam Perawatan Keluarga .......... 15
2.3.5.Konsep masalah keperawatan dengan TB Paru..... 16
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga......................... 19
2.4.1.Pengkajian.............................................................. 19
2.4.2.Diagnosa Keperawatan ......................................... 27
2.4.3.Intervensi............................................................... 35
2.4.4.Implementasi ..................................................... 37
2.4.5.Evaluasi ................................................... 37
2.5 Konsep Kecemasan ..................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ........................................................ 54
3.2 Subjek Penelitian ........................................................ 54
3.3 Fokus Studi ........................................................ 55
3.4 Definisi Operasional....................................................... 55
3.5 Lokasi Dan Waktu ..................................................... 56
3.6 Metode Dan Instrumen Pengumpulan Data.................... 56
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data.............................................. 56
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data......................................... 56
3.7 Prosedur Penelitian ..................................................... 57
3.8 Keabsahan Data ..................................................... 57
3.9 Etika Penelitian ..................................................... 58
3.10 Analisa Data Dan Penyajian Data................................... 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ........................................................................ 62
4.1.1 Gambaran UPT. Puskesmas Muara Kelingi................... 62
4.1.2 Karateristik Subjek Penelitian........................................ 64
4.1.3 Pengkajian Data Asuhan Keperawatan........................... 65
4.1.4 Diagnosa Keperawatan sesuai Prioritas.......................... 80
4.2 Pembahasan .............................................................. 94
xi
4.2.1 Pengkajian .............................................................. 94
4.2.2 Diagnosis ............................................................. 95
4.2.3 Perencanaan ............................................................. 96
4.2.4 Pelaksanaan ............................................................. 97
4.2.5 Hasil Evaluasi................................................................. 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................. 99
5.2 Saran .............................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
DAFTAR BAGAN
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Muara kelingi
xv
BAB I
PENDAHULUAN
oleh masyarakat, penemuan kasus /diagnosis yang tidak standar, obat tidak
1
pelaporan yang standar, dan sebagainya).
2
TABEL 1.1
o
JUMLAH KASUS TUBERKULOSIS SEMUA TIPE
MENURUT JENIS KELAMIN DAN PROVINSI TAHUN 2018
3
o Dampak pandemi HIV.
dan banyak yang tidak berhasil disembuhkan, terutama pada negara yang
signifikan. Pada saat yang sama, kekebalan ganda kuman TB terhadap obat
4
Tabel 1.2
JUMLAH PASIEN TB PARU BERDASARKAN
GOLONGAN UMUR DI PUSKESMAS MUARA KELINGI TAHUN 2018
Dari data tabel 1.2 diatas dapat dilihat banyaknya jumlah pasien dengan
penyakit Tb Paru menurut golongan umur yaitu tertinggi pada Penderita usia
umur 6 -12 tahun berjumlah 5 orang (29,4%), dan pada golongan umur 1-5
orang, data ini mengalami peningkatan angka kejadian Penyakit Tb Paru dari
orang lain.
5
Berdasar uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
2019 ?
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
6
d. Diketahui implementasi asuhan keperawatan keluarga dengan
lebih lanjut.
3) Bagi Masyarakat
Paru.
7
Hasil penelitian nanti dapat memberikan acuan dan kerangka
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep TB
di daerah tropis frekuensi tuberkulosis paru ini masih sangat tinggi (Corwin,
2009).
2.1.2 Patofisiologi
tuberkel yang terhirup dan bersarang di alveoli. Sering kali organisme ini
bisa segera hancur, tanpa gejala sisa kekebalan dan patologis lebih lanjut.
Jika organisme ini tidak hancur, mereka akan melukai dan menghancurkan
respon imunitas seluler yang adekuat yang terjadi dalam 2-6 minggu.
9
Sel dan bakteri membentuk sebuah nodul, sebuah granuloma yang
mengandung basil TB. Pada titik ini, tergantung pada faktor pejamu dan
virulensi dari strain. Beberapa hasil akhir yang berbeda dapat dicapai.
tempat penyakit, dan organisme bertahan pada stadium laten. Kedua, jika
Gabungan tuberkel perifer dan kelenjar limfe hilus yang membesar dan
imunologi infeksi dengan tes Mantoux positif. Tes ini terdiri dari suntikan
indurasi dari tempat suntikan 48-72 jam setelah suntikan. Infeksi laten tidak
selalu tetap laten. sekitar 10% pasien akan mengaktifkan kembali infeksi
10
infeksi nekrotik destruktif dengan gejala konstitusi yang menonjol.
Pada tahun 2009, terdapat sekitar 9,4 juta insiden kasus TB secara global.
Prevalensi di dunia mencapai 14 juta kasus atau sama dengan 200 kasus per
11
2.2. Pathways / WOC ( Web Of Cautions )
Menempel di Paru
Alveoli
Hipertermi Merangsang
termoregulator
Proses inflamasi
Tuberkel
Meluas Produksi sekret berlebih
Mengalami perkejuan
Bakterimia
Pola Nafas tidak efektif
Kelemahan otot-otot
Stres psikologis
Intoleransi Aktivitas
Ansietas
Bagan.2.1
WOC.TB Paru
12
2.3 Konsep Masalah Keperawatan
a. Tujuan Umum
kesehatan keluarganya.
b. Tujuan Khusus
para anggotanya.
13
dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota
keluarganya.
mutu hidupnya
(Suprajitno, 2004) :
kesehatan keluarga.
bidang kesehatan.
keperawatan keluarga.
urutan prioritas.
14
h. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai
dilakukan.
2004) :
a. Pendidik
c. Advokat keluarga
d. Penemu kasus
e. Peneliti
15
Mengidentifikasi masalah praktis dan mencari
kolaborasi.
g. Fasilitator
h. Konselor
i. Modifikasi lingkungan.
asuhan mandiri.
2015)
16
Definisi :
Batasan karateristik :
a. Lingkungan
17
dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi
a. Pemindahan (displacement)
b. Proyeksi
Pengalihan buah fikiran atau implus pada diri sendiri kepada orang
dapat ditoleransi.
c. Supresi
18
kadang dapat mengarah pada represi yang berikutnya ( Effendy,
2008).
2.4.1 .Pengkajian
Pada tahap pengkajian, data yang perlu diperoleh oleh perawat, yaitu
2) Tipe Keluarga
3) Suku Bangsa
dengan kesehatan.
19
4) Agama
6) Aktifitas Rekreasi
20
Data ini menjelaskan mengenai penyakit keturunan,
dan istri.
c. Data Lingkungan
limbah.
3) Mobilitas Keluarga
tempat tinggal.
21
Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk
d. Struktur Keluarga
yang disampaikan.
22
Menjelaskan nilai norma yang dianut keluarga dengan
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
menghargai.
2) Fungsi sosial
masyarakat.
Paru.
23
Sejauh mana keluarga mengenal fakta-fakta dari
mengatasi masalah.
sakit
sakit.
24
d) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin
kesehatan keluarga.
4) Fungsi reproduksi
5) Fungsi ekonomi
keluarga.
bulan.
kecemasanor
25
Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi
menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
h. Harapan Keluarga
2. Analisa Data
masalah kesehatan yang ada pada keluarga sesuai dengan data yang
26
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
(Gusti, 2013).
keperawatan meliputi :
anggota keluarga.
yaitu :
27
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang
sakit.
dimasyarakat.
adanya :
kesalahan persepsi).
keperawatan meliputi :
a) Diagnosa aktual
28
dengan cepat.
c) Diagnosa potensial
29
TABEL 2.1 SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1. Sifat Masalah
a. Tidak / kurang sehat 3 1
b. Ancaman kesehatan 2
c. Keadaan sejahter 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
a. Mudah
b. Sebagian 2 2
c. Tidak dapat 1
0
3. Potensial masalah untuk dicegah
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
a. Masalah berat harus segera ditangani 2 1
b. Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani 1
c. Masalah tidak dirasakan 0
keperawatan :
30
d. Diagnosis Keperawatan dengan TB Paru
penyakitnya.
Tindakan
Observasi :
Terapeutik :
makan.
nafsu makan.
31
- Berikan bantuan saat makan/minum sesuai dengan
tersedia.
Edukasi :
Kolaborasi :
Definisi :
Tindakan :
Observasi ;
32
- Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas.
karakteristik).
Terapeutik ;
Edukasi ;
selama 8 detik.
kali.
Kolaborasi ;
Jika perlu.
Batasan Karateristik :
33
Memfasilitasi peningkatan nilai-nilai , minat dan tujuan
dalam keluarga.
Observasi ;
saat ini.
Terapeutik ;
keluarga.
menghakimi.
34
- Fasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar keluarga (
yang digunakan.
Kolaborasi :
2.4.3 Intervensi
35
akan dilakukan, dimana penyebab (ethiologi) digunakan untuk
merumuskan tujuan.
dilakukan.
memecahkan masalah.
tercapai.
1) Pengetahuan (kognitif)
2) Sikap (afektif)
36
3) Tindakan (psikomotor)
yang menguntungkan
2.4.5 Evaluasi
37
ungkapan perasaan dan keluhan yang yang dirasakan secara subjektif
38
4
TABEL 2.2
39
fasilitas 2. Keluarga yang ada sesuai 4. Ajarkan keluarga tentang
kesehatan yang mampu kemampuannya. managemen koping.
ada. menentukan
fasilitas 5. Kolaborasi ke Puskesmas
kesehatan untuk mendapatkan
untuk bantuan.
mengatasi
masalah yang
ada
40
3. Mencari
bantuan ke Ahli 4. Kolaborasi ke ahli gizi di
gizi di sarana 4. Keluarga Puskesmas untuk
fasilitas mampu mendapatkan informasi
kesehatan yang mencari dan cara pengaturan pola
ada. bantuan ke diit pada penderita
ahli gizi. gangguan nutrisi.
3. Bersihan jalan Setelah Pasien mampu :
nafas tidak dilakukan 1. Melakukan 1. Keluarga 1. Keluarga 1. Kaji pengetahuan
efektif latihan batuk batuk efektif dapat memahami proses keluarga Tentang
dibuktikan efektif masalah 2. Mengantisipasi mengetahui penularan penyakit TB Paru
dengan bersihan jalan sekret yang tanda dan penyakit TB Paru
hypersekresi nafas tidak berlebihan. gejala TB Paru
jalan nafas. efektif teratasi. 3. Mencari 2. Keluarga dapat 2. Diskusikan dengan
Pengobatan 2. Keluarga mengantisipasi keluarga tentang penyakit
dengan mampu resiko penularan TB Paru
menggunakan memutuskan penyakit TB Paru
fasilitas tindakan bila
kesehatan yang terjangkit
ada. penyakit TB
Paru
41
42
4
5
2.5 Konsep Kecemasan
emosional internal yang meresap dari seseorang, dan bukan afek, yaitu
2.5.2 Etiologi
yaitu:
a. Genetik
ketergantungan alkohol.
b. Psikososial
2) Pengangguran
42
4) Kurangnya hubungan yang dilandasi kepercayaan
5) Sosio-ekonomi
c. Neurokimia
1) Hipotesis monoamin
2) Kecemasans kronis
neuron.
kontrasepsi oral.
2.5.3 Epidemiologi
43
mempunyai onset antara 20 dan 50 tahun. Beberapa data epidemiologi
a. Gejala utama :
1) Afek Kecemasan,
lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saat kerja) dan
menurunnya aktivitas.
b. Gejala lainnya
6) Tidur terganggu.
2.5.5 Klasifikasi
44
1) Mild depression / minor depression atau Kecemasan ringan dan
Mood yang rendah berlangsung terus dan juga mengalami gejala fisik
45
dalam kriteria diagnosis Depressive Major dan berlangsung selama 2
minggu berturut-turut.
1) Kecemasan psikogenik
46
gagap, sering mimpi buruk, eneuresis, banyak berkeringat, gemetar,
2) Kecemasan endogenik
masalah psikologis atau fisik tertentu tapi bisa juga dicetuskan oleh
3) Kecemasan somatogenik
a) Kecemasan organik
b) Kecemasan simtomatik
47
antihipertensi, pada fase penghentian kecanduan narkotika, alkohol,
2.5.6 Diagnosis
dengan (7).
2 minggu.
biasa dilakukannya.
lainnya.
48
c. Episode Kecemasan berat tanpa gejala psikotik
yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu
dapat dibenarkan.
kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset
sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang
sangat terbatas.
yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu.
49
menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk.
11-16 Gangguan
mood
ringan
21-30 Kecemasa
n sedang
50
2.5.8 Hubungan Tuberkulosis Paru dan Kecemasan
ketakutan. Betapa tidak, pasien harus diinjeksi setiap hari selama 6 bulan,
setiap hari selama hampir 2 tahun, tepatnya 18 bulan setelah konversi dahak.
tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Pada fase ini, seseorang mulai
serotonin dalam otak inilah yang dapat membuat pasien tuberkulosis paru
Hal ini juga dipaparkan oleh Rachmawati dan Turniani (2009) bahwa
teratur selama 6-8 bulan. Karena pengobatan memerlukan waktu yang lama
51
yang cukup berat sehingga selain diperlukan pengobatan secara medis juga
selama 6-8 bulan. Karena pengobatan memerlukan waktu yang lama maka
52
54
2.5.9 Kerangka Konsep
Masalah Medis
TB Paru.
Identitas data Pemeriksaan Fisik,
demografi, Mental, emosional
lingkungan, dan spiritual
struktur dan
fungsi
Keluarga
Masalah Keperawatan
Tingkat Stres
Penelitian
Studi Kasus Keperawatan
Intervensi Penerapan
Manajemen Koping
Implementasi
Manajemen Koping
EVALUASI Subjek II
Subjek I
Efektifitas
Managemen Koping
BAGAN 2.2
KERANGKA KONSEP
53
54
BAB III
METODE PENELITIAN
peneliti atau subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian
(Arikunto, 2006).
Subjek penelitian pada studi kasus ini adalah 2 orang pasien yang
1. Kriteria Inklusi
54
c. Pasien yang mengalami TB Paru diwilayah kerja Puskesmas
Muara Kelingi.
2. Kriteria Eklusi
lainnya .
2013).
55
3.5 Lokasi Dan Waktu
2019.
kecemasan.
56
3.7 Prosedur Penelitian
pengumpulan data :
57
dengan validitas tinggi. Disamping integritas peneliti, uji keabsahan data
dilakukan dengan :
sumber data utama yaitu pasien, perawat dan keluarga klien yang
bertentangan dengan etik. Tujuan penelitian harus etis dalam arti hak
58
dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek
setiap tindakan.
determination)
subjek.
c. Informed consent
59
hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden.
treatment).
menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara,
perkembangan pasien.
60
Rencana analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah
menggunakan konsep dan teori (pada penderita TB Paru). Data yang telah
didapat dari hasil dari hasil melakukan asuhan keperawatan mulai dari
61
BAB IV
4.1 Hasil
a. Geografis
Megang Sakti
62
Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Cecar dan Air
Beliti
105 orang
b. Demografi
Hindu.
63
Pekerjaan Mayoritas Penduduk adalah bertani,
diperkebunan,Buruh di PT.
4 Juni 2019
Subjek II :
64
4.1.3 Pengkajian Data asuhan Keperawatan
Tabel 4.1
Pengkajian data asuhan Keperawatan
a. Identitas Umum
Subjek I Subjek II
keluarga
Penelitian I
Keluarga
65
b. Komposisi Keluarga
keluarga dalam n
keluarg
c. Genogram
Subjek I :
Keterangan :
66
= Laki-laki
= Perempuan
= Penderita
Subjek II :
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Penderita
67
d. Tipe Keluarga
68
An. A 17 46 Baik - - -
1) Karateristik Rumah
K.T
K.T K.T
Dapur Dapur
69
2) Karateristik Tetangga dan Komunitas RW
Karateristik Subjek
Tetangga dan Tetangga Subjek I Tetangga Subjek II
komunitas
Kebiasaan Kehidupan dalam Kehidupan
masyarakat dan tetangga masyarakat dan
dilingkungan TN.S dan tetangga dilingkungan
Ny.F sebagai Petani. dan Tn.R dan Ny. C
sebagian buruh tani sebagai Petani. dan
sebagian buruh tani
Aturan Masyarakat dan tetangga Masyarakat dan
selalu bermusyawarah tetangga selalu
dalam menyelesaikan bermusyawarah dalam
segala permasalahan menyelesaikan segala
dilingkungan permasalahan
dilingkungan
Kebersihan Masyarakat dan tetangga Masyarakat dan
peduli terhadap tetangga peduli
kebersihan lingkungan terhadap kebersihan
,melakukan gotong lingkungan melkukan
royong gotong royong
70
k. Struktur Keluarga
Struktur Subjek
Keluarga Subjek I Subjek II
Pola / cara menerapkan komunikasi menerapkan komunikasi
komunikasi secara terbuka.Bahasa yang secara terbuka.Bahasa
keluarga digunakan dirumah adalah yang digunakan dirumah
Bahasa Daerah Musi adalah Bahasa Daerah
Musi
71
l. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
72
2) Fungsi Perawatan Keluarga
3) Fungsi Reproduksi
73
4) Fungsi Ekonomi
Subjek
Subjek I Subjek II
Upaya pemenuhan Keluarga ini dalam Keluarga ini dalam
sandang pangan memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan
sandang dan pangan dari sandang dan pangan
hasil berkebun dari hasil berkebun
dan kerja buruh
Pemanfaatan sumber yang Keluarga Tn.S Keluarga Ny.C
ada di masyarakat mempunyai warung dan mempunyai kebun
kebun karet Karet
Subjek
Subjek I Subjek II
Kecemasan jangka pendek Kondisi penyakit yang Kondisi penyakit
dideritanya yang dideritanya
74
n.Harapan Keluarga
Subjek
Keluarga Subjek I Keluarga Subjek II
Terhadap masalah Keluarga Tn. S selalu Keluarga Tn. A
kesehatan berharap dijauhkan dari selalu berharap
sakit dijauhkan dari sakit
dan subjek II adalah keluhan Sesak, batuk berdahak, mukus kental dan
Temp : 37 o c.
75
TABEL 4.2
Analisa Data
Subjek I
Data objektif :
Terlihat Batuk
Bunyi napas
Ronchi
TD = 130 / 70
mmHg
RR = 29 x /
meniti = HR = 92
x / menit
Temp = 37 oc
Sputum kental
Data objektif :
K u : lemah
TD = 130 / 70
mmHg
RR = 29 x /
meniti = HR = 92
x / menit
Temp = 37 oc
76
Subjek II
Data Objektif :
Bunyi napas
wheezing
Sputum kental
TD : 110 / 70
mmHg,
RR : 28 x / menit,
Nadi : 92 x /
menit
Temp : 37 o c
Data Objektif :
K/u : sedang
TD : 110 / 70
mmHg
RR : 28 x / menit,
Nadi : 92 x /
menit
Temp : 37 o c
77
Skala Prioritas Masalah
4. Menonjolnya Masalah :
Masalah dirasakan 2/2x1 1 menyadari terhadap
dan harus segera masalah yang ada
ditangani namun dianggap
ada masalah tetapi lumrah.
tidak perlu ditangani
Masalah tidak
dirasakan
JUMLAH 5
78
Masalah : (Subjek I dan Subjek II)
4. Menonjolnya Masalah :
Masalah dirasakan 2/2x1 1 menyadari terhadap
dan harus segera masalah yang ada
ditangani namun dianggap lumrah.
ada masalah tetapi
tidak perlu ditangani
Masalah tidak
dirasakan
JUMLAH 5
79
4.1.4 Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas
a. Ansietas
80
81
TABEL 4.3
INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Subjek I
82
83
84
Subjek II
Kriteria Standar
Ansietas berhubungan setelah dilakukan setelah melakukan Keluarga dapat Keluarga dapat 1. Kaji pengetahuan
dengan kurang terpapar manajemen koping kunjungan 3 x 30 menyebutkan (Verbal) : menyebutkan keluarga dan Diskusikan
informasi dibuktikan keluarga menit Pengertian Ansietas dan Pengertian : dengan keluarga:
dengan merasa khawatir mampu memberi keluarga dapat penyebabnya. ketidak efektifan Pengertian Ansietas
dengan kondisi yang dukungan mencapai: koping yaitu adalah Penyebab dan tanda
dihadapi. anggota keluarga Tuk 1 : ketidakmampuan terjadinya Ansietas.
yang mengalami keluarga mampu melakukan koping 2. Kaji tindakan keluarga
ketidakpercayaan diri mengenal masalah efektif. terhadap penanganan
Ansietas. Penyebab : Ansietas.
Ansietas karena 3. Lakukan Manajemen
Kurangnya Koping.
dukungan keluarga 4. Kolaborasi ke
Puskesmas untuk
mendapatkan bantuan
pengobatan atau
perawatan.
Resiko depisit nutrisi setelah dilakukan setelah melakukan Keluarga dapat Keluarga dapat 5. Kaji pengetahuan
dibuktikan dengan tindakan keluarga kunjungan 3 x 30 menyebutkan (Verbal) : menyebutkan keluarga tentang
keengganan pasien mampu merawat menit Pengertian Gangguan Pengertian : gangguan nutrisi kurang
makan karena anggota keluarga keluarga dapat nutrisi kurang dari Gangguan nutrisi dari kebutuhan tubuh.
kecemasan terhadap yang mengalami mencapai: kebutuhan tubuh dan kurang dari 6. Diskusikan dengan
penyakitnya gangguan nutrisi Tuk 1 : penyebabnya. kebutuhan tubuh keluarga tentang tanda
kurang dari kebutuhan keluarga mampu yaitu asupan nutrisi gangguan nutrisi.
tubuh. mengenal masalah tidak cukup untuk 7. Ajarkan keluarga tentang
83
gangguan nutrisi memenuhi pengaturan pola diit
kurang dari kebutuhan pemenuhan kebutuhan
kebutuhan tubuh. metabolisme. nutrisi.
Penyebab :
Gangguan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
yaitu 8. Kolaborasi ke ahli gizi di
ketidakmampuan Puskesmas untuk
menelan makanan, mendapatkan informasi
ketidakmampuan dan cara pengaturan pola
mencerna makanan, diit pada penderita
ketidakmampuan gangguan nutrisi kurang
mengarbsorbsi dari kebutuhan tubuh.
nutrien.
84
TABEL 4.4
Subjek I
1. Ansietas dibuktikan dengan merasa Hari ke 1, 1. Mengkaji pengetahuan Jam 10.30 Wib :
khawatir dengan kondisi yang 19 Juni 2019 keluarga dan Diskusikan Subjektif :
dihadapi. Jam 10.00 wib dengan keluarga: Subjek I mengatakan ada
Pengertian Ansietas semangat mengenai kesembuhan
Penyebab dan tanda penyakitnya.
terjadinya Ansietas
2. Mengkaji tindakan keluarga Objectif :
terhadap penanganan Ansietas Pasien tampak ceria
keluarga
3. Melakukan Eduaksi. Analisa (Assesment) :
4. Kolaborasi ke Puskesmas Ansietas belum teratasi penuh.
untuk mendapatkan bantuan
pengobatan atau perawatan. Plan (Planning) :
Rifampicin Intervensi dilanjutkan
Ethambutol,
Pirazinamid
Becom C 1 x 1 tablet.
2. Resiko depisit nutrisi dibuktikan Hari ke 2, 1. Mengkaji pengetahuan Jam 10.30 wib :
dengan keengganan pasien makan 20 Juni 2019 keluarga dan Diskusikan Subjketif :
85
karena kecemasan terhadap Jam 10.00 wib dengan keluarga: Subjek I mengatakan pasien
penyakitnya Pengertian depisit nutrisi mulai ada keinginan untuk
Penyebab dan tanda makan.
terjadinya depisit nutrisi
2. Mengkaji tindakan keluarga Objektif :
terhadap penanganan depisit Sputum terlihatt cair dan
nutrisi. tertampung dalam tempat dahak ±
3. Melakukan edukasi gizi. 5 cc setiap batuk.
4. Kolaborasi ke Puskesmas Obat teratur di konsumsi.
untuk mendapatkan bantuan
pengobatan atau perawatan. Analisa (Assesment) :
Becom C 1 x 1 tablet. Ketidakefektifan bersihan jalan
napas teratasi sebagian
Plan (Planning) :
Intervensi dilanjutkan
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif Hari ke 3, 1. Mengkaji pengetahuan Jam 10.30 wib :
dibuktikan dengan hypersekresi jalan 21 Juni 2019 keluarga dan Diskusikan Subjectif :
nafas. Jam 10.00 wib dengan keluarga: Subjek I mengatakan dahak tidak
Pengertian ketidakefektifan lagi menyumbat saluran napas
bersihan jalan napas pada dan bisa dikeluarkan dengan
penyakit TB Paru batuk.
Penyebab dan tanda
terjadinya ketidakefektifan Objectif :
bersihan jalan napas. Sputum terlihatt cair dan
2. Mengkaji tindakan keluarga tertampung dalam tempat dahak ±
terhadap penanganan 7 cc setiap batuk.
ketidakefektifan jalan napas. Obat tertur dikonsumsi.
3. Melakukan Inhalasi Uap.
4. Kolaborasi ke Puskesmas Assesment :
untuk mendapatkan bantuan Ketidakefektifan bersihan jalan
pengobatan atau perawatan. napas teratasi
OAT ( Obat Anti T
uberculosis ) Planning :
86
Ventolin inhaler bila Intervensi dipertahankan hingga
sesak hebat, sputum berkurang.
Dekstrometorfan syrup 3
x 1 sendok obat.
Becom C 1 x 1 tablet.
87
TABEL 4.5
Subjek II
1. Ansietas dibuktikan dengan merasa Hari ke 1, 1. Mengkaji pengetahuan Jam 10.30 Wib :
khawatir dengan kondisi yang 19 Juni 2019 keluarga dan Diskusikan Subjektif :
dihadapi. Jam 10.00 wib dengan keluarga: Subjek I mengatakan ada
Pengertian Ansietas semangat mengenai kesembuhan
Penyebab dan tanda penyakitnya.
terjadinya Ansietas
Objectif :
2. Mengkaji tindakan keluarga Pasien tampak ceria
terhadap penanganan Ansietas
keluarga Analisa (Assesment) :
3. Melakukan Eduaksi. Ansietas belum teratasi penuh.
4. Kolaborasi ke Puskesmas untuk
mendapatkan bantuan Plan (Planning) :
pengobatan atau perawatan. Intervensi dilanjutkan
Rifampicin
Ethambutol,
Pirazinamid
Becom C 1 x 1 tablet.
2. Resiko depisit nutrisi dibuktikan Hari ke 2, 1. Mengkaji pengetahuan Jam 10.30 wib :
dengan keengganan pasien makan 20 Juni 2019 keluarga dan Diskusikan Subjketif :
karena kecemasan terhadap Jam 10.00 wib dengan keluarga: Subjek I mengatakan pasien
penyakitnya Pengertian depisit nutrisi mulai ada keinginan untuk
Penyebab dan tanda makan.
88
terjadinya depisit nutrisi
2. Mengkaji tindakan keluarga Objektif :
terhadap penanganan depisit Sputum terlihatt cair dan
nutrisi. tertampung dalam tempat dahak ±
3. Melakukan edukasi gizi. 5 cc setiap batuk.
4. Kolaborasi ke Puskesmas Obat teratur di konsumsi.
untuk mendapatkan bantuan
pengobatan atau perawatan. Analisa (Assesment) :
Ketidakefektifan bersihan jalan
Becom C 1 x 1 tablet. napas teratasi sebagian
Plan (Planning) :
Intervensi dilanjutkan
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif Hari ke 3, 1. Mengkaji pengetahuan Jam 10.30 wib :
dibuktikan dengan hypersekresi jalan 21 Juni 2019 keluarga dan Diskusikan Subjectif :
nafas. Jam 10.00 wib dengan keluarga: Subjek I mengatakan dahak tidak
Pengertian ketidakefektifan lagi menyumbat saluran napas
bersihan jalan napas pada dan bisa dikeluarkan dengan
penyakit TB Paru batuk.
Penyebab dan tanda
terjadinya ketidakefektifan Objectif :
bersihan jalan napas. Sputum terlihatt cair dan
2. Mengkaji tindakan keluarga tertampung dalam tempat dahak ±
terhadap penanganan 7 cc setiap batuk.
ketidakefektifan jalan napas. Obat tertur dikonsumsi.
3. Melakukan Inhalasi Uap.
4. Kolaborasi ke Puskesmas Assesment :
untuk mendapatkan bantuan Ketidakefektifan bersihan jalan
pengobatan atau perawatan. napas teratasi
Salbutamol syrup 3 x 1
sendok obat, Planning :
Ventolin inhaler bila Intervensi dipertahankan hingga
sesak hebat, sputum berkurang.
Dekstrometorfan syrup 3
89
x 1 sendok obat.
Becom C 1 x 1 tablet.
90
82
TABEL 4.6
EVALUASI MANAJEMEN KOPING DALAM MENGATASI
TINGKAT KECEMASAN
(hari ke 1)
91
TABEL 4.7
92
TABEL 4.8
(hari ke 3)
93
4.2 Pembahasan
diwilayah kerja UPT puskesmas Muara kelingi yang dilakukan pada tanggal
kecemasan.
4.2.1 Pengkajian
kurang dari kebutuhan tubuh, namun fokus penelitian ini di tujukan pada
masalah Ansietas.
94
4.2.2 Diagnosis
adalah :
a. Ansietas keluarga
konsep SDKI (2015), dan terdapat keselarasan antara teori yang ada
dengan yang ditemukan pada subjek I dan subjek II, karena secara
95
4.2.3 Perencanaan (intervensi)
penyakitnya.
konsep teori yang ada, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
96
4.2.4 Pelaksanaan (implementasi)
97
4.2.5 Hasil Evaluasi
dihentikan (Gusti,2013).
berikut :
98
BAB V
5.1 Kesimpulan
kerja UPT. puskesmas Muara kelingi kabupaten Musi Rawas, yang mana
fokus dari penelitian ini adalah terkait penerapan Manajemen Koping untuk
sebagai berikut :
99
4. Evaluasi penerapan Manajemen Koping yang dilakukan pada dua
5.2 Saran
2. Untuk Mahasiswa
100
diharapkan puskesmas dapat memfasilitasi penelitian bagi tenaga
dideritanya.
101
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI,
Rineka Cipta, Jakarta
Doenges, E.M., dan Moorhouse, M.F., dan Geissler, C.A., 2000, Rencana Asuhan
Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta
Setiadi, 2013, Konsep dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan , Edisi 2 , Graha
Ilmu, Yogyakarta
Sudoyo. W.A, Setiyobadi. B, Alwi. I, dan Setiati, S, 2007, Buku ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Jilid 1I Edisi 4, Pusat Penerbit Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Puskesmas Muara Kelingi, 2019. Data Medikal Record Puskesmas Muara Kelingi
Kabupaten Musi Rawas. 2019
102
103
Lampiran 3. Form Inform Consent
Kepada Yth
Di desa .....................................
Wilayah Kerja Puskesmas Muara kelingi.
Dengan hormat,
Kecamatan Muara Kelingi Kabupaten Musi Rawas tahun 2019 “. Adapun tujuan
Koping.
jujur dan apa adanya. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan akan kami jamin
kerahasiaannya.
104
Lubuklinggau, Juni 2019
Peneliti
Paisal
105
Lampiran 4. Format Asuhan Keperawatan Keluarga
Observer
/ Tahun
A. PENGKAJIAAN
Umur : Tahun
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Penghasilan :
Suku Bangsa :
Alamat :
106
1.2. Komposisi Keluarga
a keluarga
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.3. Genogram
107
1.4. Tipe Keluarga
108
2.2 Tahap Keluarga yang belum terpenuhi dan Kendalanya :
109
b. Riwayat Penyakit Keturunan :
) n n dilakuk
c. R
an
i
1. -
w
a
2.
y
a
3.
t
4.
110
III. Pengkajian Lingkungan Keluarga
a. Luas Rumah :
b. Tipe Rumah :
c. Kepemilikan :
d. Jumlah Kamar :
e. Ventilasi :
f. Pemanfaatan ruang :
meter
Lain-lain :
.......................................
Berlumut
Duduk Sungai
Dibuang disungai
111
l. Kebersihan Lingkungan :
m. Denah Rumah :
112
3.2 Karateristik Tetangga dan Komunitas RW
a. Kebiasaan :
b. Aturan :
c. Kebersihan :
d. Budaya :
113
IV. Struktur Keluarga
a. ......................................
Peran Formal :
114
Peran Informal :
b. .......................................
Peran Formal :
Peran Informal :
c. ...........................
Peran Formal :
Peran Informal :
d. ..............................
Peran Formal :
Peran Informal :
115
4.4 Nilai dan Norma Keluarga :
V. Fungsi Keluarga
keputusan
116
e. Pastisipasi dalam kegiatan Sosial
tepat
117
e. Menggunakan Pelayanan kesehatan dimasyarakat
118
6.2 Kecemasanor Jangka Panjang
119
VII. Harapan Keluarga
B. ANALISA DATA
MASALAH PENYEBAB
1. Data Subjektif :
120
Data objektif :
2. Data Subjektif :
Data Objektif :
121
C. SKALA PRIORITAS MASALAH
MASALAH :
1. Sifat Masalah :
Aktual
Resiko
Sejahtera / Sehat
2. Kemungkinan
122
masalah dapat di
rubah :
Mudah
Sebagian
Tidak Dapat
3. Potensial untuk
dicegah :
Tinggi
Cukup
Rendah
4. Menonjolnya
Masalah :
Masalah
dirasakan dan
harus segera
ditangani
ada masalah
tetapi tidak
perlu ditangani
Masalah tidak
dirasakan
123
JUMLAH
MASALAH ;
1. Sifat Masalah :
Aktual
Resiko
Sejahtera / Sehat
2. Kemungkinan
masalah dapat di
rubah :
124
Mudah
Sebagian
Tidak Dapat
3. Potensial untuk
dicegah :
Tinggi
Cukup
Rendah
4. Menonjolnya
Masalah :
Masalah
dirasakan dan
harus segera
ditangani
ada masalah
tetapi tidak
perlu ditangani
Masalah tidak
dirasakan
JUMLAH
125
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS
126
Lampiran 5. Format Observasi Ketidakefektifan Jalan Napas
Tahun : Kunjungan Ke :
No Indikator Ketidak Efektifan Bersihan Jalan Subjek I : .................. Subjek II : ................. Keterangan
127
3. Adanya Sekresi yang tertahan (seperti
/ Ronchi / Stidor)
Catatan :
1. Beri tanda centang (√) pada kolom lajur Ya / Tidak pada Subjek 1 dan Subjek 2.
2. Bila Jawaban Cenderung pada Jawaban Ya, berarti terdapat masalah Bersihan Jalan Napas, Sebaliknya Bila jawaban
cenderung tidak berarti tidak ada masalah yang berhubungan dengan Bersihan Jalan napas.
128
127
Lampiran 5. Format Penilaian Masalah Tingkat Kecemasan
Nama Observer :
Lokasi Penelitian :
127
Catatan : Diisi dengan Keterangan Hasil Observasi (Efektif = Bila tidak ditemui masalah dan Tidak Efektif = Bila terdapat masalah)
Petugas / : :
Observer
128
Tahun : Kunjungan Ke :
Tidak)
Catatan :
129
1. Diisi oleh Observer secara Objektif sebelum dan sesudah intervensi.
2. Efektifitas intervensi tergambar dengan adanya peningkatan kearah perbaikan pada kolom setelah intervensi.
130
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
Jl. Stadion Bumi Silampari kelurahan Air Kuti Kec Lubuklinggau Timur Telp / Fax .0733 451036
kode Pos 31626