Anda di halaman 1dari 139

13

LAPORAN TUGAS AKHIR


METODE STUDI LITERATUR

PENERAPAN TEKNIK BEKAM UNTUK MENURUNKAN


TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI

YUNIRWAN
PO.71.20.3.17.078

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LUBUK LINGGAU
TAHUN 2020
LAPORAN TUGAS AKHIR
METODE STUDI LITERATUR

PENERAPAN TEKNIK BEKAM UNTUK MENURUNKAN


TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI

Disusun untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)


Pada Program Studi D – 3 Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang

YUNIRWAN
PO.71.20.3.17.078

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LUBUKLINGGAU
TAHUN 2020

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN UJIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR(LTA)

Judul LTA : Penerapan Teknik Bekam Untuk Menurunkan


TekananDarah Pada Pasien Hipertensi
Nama Mahasiswa : Yunirwan
NIM : PO. 71.20.3.17.078
Pembimbing : 1. Nadi Aprilyadi, S.sos, M.Kes
2. Ns. Indah Dewi Ridawati,M.Kep

Laporan Tugas Akhir ini telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan
diseminarkan dalam seminar penelitian LTA Program Studi D-3 Keperawatan
Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang Tahun Akademik 2019/2020.

Lubuklinggau, Mei 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Nadi Aprilyadi, S.sos, M.Kes Ns. Indah Dewi Ridawati,M.Kep


NIP. 197704221996031001 NIP. 19880127201812001

Mengetahui,
Ketua Prodi Studi D III Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang

H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.kes


NIP. 19760509199502001

iii
PANITIA SEMINAR LAPORAN TUGAS AKHIR

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Lubuklinggau, Mei 2020

Tim Penguji
Ketua

Nadi Aprilyadi, S.Sos, M.kes


NIP.197704221995031001

Penguji I

Bambang Soewito, SKM. M.Kes


NIP.197408311994031001

Penguji II

Zuraidah, SKM.MKM.
NIP.196612171989112001

iv
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama Mahasiswa : Yunirwan

NIM : PO.71.20.3.17.078

Jurusan : Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : Penerapan Teknik Bekam Untuk Menurunkan


Tekananh Darah Pada Pasien Hipertensi

Telah berhasil dipertahankan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian


persyaratan yang diperlukan untuk melakukan penelitian pada Program Studi
Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang. Pada Tanggal
februari 2020, dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Nadi Aprilyadi, S.Sos. M.Kes (........................)

Pembimbing II : Ns. Indah Dewi Ridawati. M.kep (.........................)

Penguji I : Bambang Soewito, SKM. M.Kes (.........................)


Penguji II :Zuraidah, SKM.MKM. (.........................)

Ditetapkan : Lubuklinggau

Pada tanggal : 20 Mei 2020

v
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa LTA dengan judul :

PENERAPAN TEKNIK BEKAM UNTUK MENURUNKAN


TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI

Yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Ahli Madya

Keperawatan pada Program Studi D-3 Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes

Kemenkes Palembang, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau

duplikasi dari LTA yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk

mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan di lingkungan prodi D-3

Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang maupun diperguruan

tinggi atau instansi manapun. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan LTA

ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di prodi D-3 Keperawatan

Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang.

Lubuklinggau, Mei 2020


Yang menyatakan

Yunirwan
NIM : PO.71.20.3.17.078

vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
LAPORAN TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Poltekkes Kemenkes Palembang, saya yang bertanda


tangan dibawah ini :

Nama : Yunirwan
NIM : PO.71.20.3.17.078
Program Studi : Keperawatan Lubuklinggau
Jurusan : D3 Keperawatan Lubuklinggau

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Poltekkes Kemenkes Palembang Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-
exclusive Royalti Free- Right) atas Laporan Tugas Akhir saya yang berjudul :

PENERAPAN TEKNIK BEKAM UNTUK MENURUNKAN


TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusifini Poltekkes Kemenkes Palembang berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Lubuklinggau
Pada tanggal : 2020
Yang menyatakan

(Yunirwan)
NIM.PO.71.20.3.17.078

vii
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
LAPORAN TUGAS AKHIR,MEI 2020

Yunirwan
Penerapan Teknik Bekam Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Tahun 2020.

ABSTRAK

Latar Belakang Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah


dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan
mempompa keseluhan jaringan dan organ-organ tubuh secara terus-menerusn
lebih dari suatu periode. Terapi bekam merupakan suatu metode pembersihan
darah dan angina, dengan mengeluarkan sisa toksid dalam tubuh melalui
permukaan kulit dengan cara menyedot. Jenis penelitian ini adalah menggunakan
Studi Literature. Tujuan Penelitian ini Memperoleh gambaran impelementasi
perawatan Terapi Bekam dalam menurunkan tekanan darah pada pasien
Hipertensi. Hasil penelitian yang diperoleh dari 5 jurnal tersebut bahwa terapi
bekam efektif dalam menurunkan tekanan darah dan mengurangi nyeri kepala
pada psien Hipertensi, Karena selain efektif untuk menurunkan tekanan darah dan
berbagai keluhan lain terapi bekam adalah salah satu pengobatan yang disunahkan
oleh Nabi Muhammad SAW.Kesimpulan bahwa Penerapan terapi bekam dapat
digunakan sebagai penatalaksanaan perawatan Komplementeruntuk menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi. Saran Peneliti berharap bahwa tenaga
mendisdapat menerapkan perawatan terapi komplementer bekam sebagai
intervensi dalam keperawatan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi.

Kata Kunci : Terapi Bekam, Hipertensi

viii
MINISTRY OF HEALTH, REPUBLIC OF INDONESIA
POLYTECHNIC OF HEALTH MINISTRY OF HEALTH, PALEMBANG
LUBUKLINGGAU NURSING STUDY PROGRAM
FINAL PROJECT REPORT, MAY 2020

Yunirwan

Application of Cupping Technique to Reduce Blood Pressure in


Hypertension Patients in 2020.

ABSTRACT

Background Hypertension is an abnormal increase in blood pressure in the


arteries that transports blood from the heart and pumps the entire body's tissues
and organs continuously over a period of time. Cupping therapy is a method of
cleansing blood and angina, by removing residual toxins in the body through the
surface of the skin by suctioning. This type of research is to use Literature Study.
The purpose of this study is to obtain an overview of the implementation of
Cupping Therapy treatment in reducing blood pressure in hypertensive patients.
The results obtained from the 5 journals that cupping therapy is effective in
reducing blood pressure and reducing headaches in patients with hypertension,
because in addition to being effective for lowering blood pressure and various
other complaints cupping therapy is one of the treatments offered by the Prophet
Muhammad. The conclusion that the application of cupping therapy can be used
as management of complementary treatments to reduce blood pressure in
hypertensive patients. Suggestions Researchers hope that the medical staff can
apply complementary cupping therapy treatments as an intervention in nursing to
reduce blood pressure in hypertension.

Keywords: Cupping Therapy, Hypertension

ix
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas

berkat dan rahmat nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini

dengan tepat waktu. Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dilakukan dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan Pada

Jurusan Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang. Karya Tulis

Ilmiah ini terwujud atas bimbingan dan pengarahan dari Bapak Nadi Aprilyadi,

S.sos, M.Kes selaku pembimbing utama dan Ibu Ns. Indah Dewi Ridawati,

M.Kep selaku pembimbing pendamping serta bantuan dari berbagai pihak yang

tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

Pada kesempatan ini saya menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Muhammad Taswin,S.Si Apt,MM,M.Kes selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Palembang.

2. Ibu Devi Mediarti,S.Pd,S.Kep,M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.

3. Bapak H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Ketua Program Studi

Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.

4. Bapak Nadi Aprilyadi,S.Sos,M.Kes selaku Proposal Pembimbing I Laporan

Tugas Akhir yang selalu memberikan arahannya sehingga saya dapat

menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.

5. Ns. Indah ridawati m.kep Pembimbing II Laporan Tugas Akhir yang penuh

dengan kesabaran membimbing penulisan dalam menyelesaikan Laporan

Tugas Akhir

x
6. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Prodi Keperawatan Lubuklinggau yang telah

memberikan bimbingan, serta pengarahan dengan penuh perhatian dan

kesabaran berhubungan dengan proses perkuliahan.

7. Kedua Orang Tua Saya yang tiada hentinya selalu mendoakan saya dan

memberi semangat sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir

8. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan masukan dan dukungan

sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Akhir kata, mudah-mudahan Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan

manfaat bagi kita semua Amin.

Lubuklinggau, Mei 2020

Penulis

xi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO : “ sesuatu akan selalu mustahil sampai kamu selesai melakukannya”-Nelson
Mandela
PERSEMBAHAN :
Alhamdulillah berkat rahmat tuhan yang maha kuasa dan dengan perjuangan
yang panjang serta melalui banyak rintangan dan tantangan. Akhirnya sebuah Laporan
Tugas Akhir studi literatur ini dapat terselesaikan dengan baik ditengah Pademi Covid-
19 yang memberikan kesan dan keunikan yang berbeda dalam proses menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini dan semua hasil perjuangan ini akan ku persembahkan kepada :

 Allah SWT yang luar biasa perannya dalam kehidupanku. Berkat rahmat, rezeki, dan
pertolongannya saya bisa menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik.
 Terimakasih kepada kedua orang tuaku yang begitu luar biasa jasanya dalam
hidupku yaitu Ibu (Salima) yang selalu sabar, ikhlas dalam merawat, memberi
semangat, mendoakan dan menemani setiap langkah perjuanganku untuk
mewujudkan cita-citaku. Ayah (Yaman) yang tidak pernah kenal lelah dalam
membiayai pendidikanku,mendoakan, menasihati, mengajarkan untuk menjadi
manusia yang kuat, berakhlak, dan selalu memberi memotivasi untuk tidak pernah
merasa puas dalam hal belajar dan mencari ilmu.
 Untuk saudara kandung ku (Ari zain) yang selalu ikhlas dalam mebantu kesulitanku,
mendoakanku, menjadi pasien dalam setiap percobaan.
 Untuk adikku (april) yang selalu ikhlas untuk direpotkan dan selalu membantu
dalam setiap tugas vidioku.
 Untuk teman kamarku “ELANG” yang selama ini memberikan banyak kebahagiaan,
pelajaran, dan selalu ikhlas merawatku saat sakit di asrama (Faris), (Agung p),
(makiudin), (Ronaldo).
 Untuk Kakak pembimbingku (kak Faldi,Amd.Kep, terimakasih sudah Ikhlas
membantuku dalam 3 Tahun kuliah ini dan sabar dalam mengajariku.
 Untuk adek-adek ku (Kabul Budiman), (Iswan), terimakasih untuk semangat dan
dukungannya selama proses menyelesaikan tugas dan LTA ini.
 Untuk teman-temanseperjuanganku Angkatan 16 terimakasih untuk saling
menguatkan, memberi semangat dan selamat atas perjuangan kita yang tidak akan
menjadi sia-sia. Semoga kita semua sukses dalam berkarir, melanjutkan pendidikan
dan sukses menjadi manusia yang hebat dan berguna bagi agama bangsa dan
negara. “ sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat untuk orang lain”.

xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI
NAMA LENGKAP : YUNIRWAN
TEMPAT/TANGGAL LAHIR : KARANG JAYA, 04 JULI 1998
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
AGAMA : ISLAM
ALAMAT : KEC.KARANG JAYA KABUPATEN
MUARA TARA

KELUARGA :
AYAH : YAMAN
IBU : SALIMA
SAUDARA : 1. ZAKARIA
2. ARI ZAIN

RIWAYAT PENDIDIKAN
TAHUN 2005-2011 : SD NEGERI 2 KARANG JAYA
TAHUN 2011-2014 : SMP NEGERI KARANG JAYA
TAHUN 2014-2017 : SMA NEGERI 2 LUBUKLINGGAU
TAHUN 2017-2020 : POLTEKKES KEMENKES
PALEMBANG PRODI KEPERAWATAN
LUBUKLINGGAU

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i


HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR ................................................ iii
HALAMAN PANITIA SIDANG LITERATUR REVIEW ...................... iv
HALAMAN PENGESAHAN SEMINAR LITERATUR REVIEW ......... v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI .............................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ................................................................................ x
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... xi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... xii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
DAFTAR SKEMA ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 4
1.3.2 Tujuan khusus ....................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ................................................................................. 6
2.2 Etiologi ................................................................................. 7
2.3 Manifestasi Klinis ................................................................. 7
2.4 Patofisiologi .......................................................................... 8
2.5 Web Of Cautation................................................................ 10
2.6 Komplikasi .......................................................................... 11
2.7 Pemeriksaan Penunjang....................................................... 12
2.8 Penatalaksanaan .................................................................. 12
2.2 Konsep Tekanan Darah ............................................................ 16
2.2.1 Definisi ............................................................................ 16
2.2.2 Regulasi Tekanan Darah .................................................. 16
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah ...... 18
2.2.5 Pengukuran Tekanan Darah Non Invasif ......................... 19
2.4 Konsep Bekam .......................................................................... 19
2.4.1 Definisi ............................................................................. 19
2.4.2 Jenis Bekam...................................................................... 21
2.4.3 Manfaat Bekam .............................................................. 22
2.4.4 Alat-Alat Untuk Bekam ................................................... 23
2.4.5 Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Bekam ........... 24

xiv
2.4.6 Titik-titik Bekam .............................................................. 25
2.4.7 Hubungan Terapi Bekam Dengan Penyakit Hipertensi ... 27
2.7 Kerangka Konsep ....................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 30
3.2 Variabel Penelitian ..................................................................... 30
3.3 Kriteria Literature yang digunakan .......................................... 30
3.4 Sumber artikel ............................................................................ 31
3.5 Langkah studi literature .............................................................. 31
3.6 Analisa data dan penyajian hasil penelitian ............................... 32
3.7 Etika penelitian ........................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 33
4.2 Pembahasan ............................................................................... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 50
5.2 Saran ............................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Review Literatur ……………………………32
Tabel 4.1 Review Literatur ........................................... 40

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.2 Variabel Penelitian ........................................... 30

xvii
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Web Of Causation (WOC) Hipertensi ..................................... 10


Skema 2.2 Variabel Penelitian ......................... .................. 29

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi Pembimbing Proposal Lapoan Tugas Akhir

Lampiran 2 Lembar Konsultasi Pembimbing Laporan Tugas Akhir

Lampiran 3 Lembar Konsultasi Penguji Proposal Lapoan Tugas Akhir

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Penguji Laporan Tugas Akhir

Lampiran 5 5 Buah Artikel Utama Studi Literatur

Lampiran 6 Jadwal Kegiatan LTA Daring

Lampiran 7 Dokumentasi Kegiatan Konsul Daring

Lampiran 8 Dokumentasi Kegiatan Ujian LTA Daring

xix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar

1,13 miliar orang didunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di

dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat

setiap tahunya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang

terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunya 10,44 juta orang

meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya (P2PTM kemenkes RI).

Rikesda 2018 menyatakan prevalensi hpertensi berdasarkan hasil

pengukuran pada penduduk usia >18 tahun sebesar 34,1 %. Estimasi jumlah

kasus hipertensi di indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka

kematian indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian (P2PTM

kemenkes RI).

American scoiety of hypertension (ASH) menyatakan bahwa hipertensi

adalah suatu sindrom kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari

kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan. Hipertensi merupakan

penyakit multifaktorial akibat interaksi dari faktor genetik dan faktor

lingkungan (Nuraini B, 2015).

Prevalensi hipertensi di sumatera selatan penderita hipertensi pada tahun

sebanyak 35.820 orang, dengan prevalensi sebesar 54,3% sedangkan pada

tahun 2018 sebanyak 35.716 orang dengan prevalensi sebesar 53,3%

(Dinkes provinsi sumsel, 2018).

11
2

Dari yang didapat di dinas kesehatan kota lubuk linggau Pada tahun 2017

jumlah penderita hipertensi adalah 3,945 orang,

Hasil riskesdas (2018) melaporkan bahwa, jumlah penderita hipertensi

berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk usia≥18 tahun penderita

indonesia yaitu sebesar 8,36% sedangkan prevalensi hipertensi di DKI jakarta

sebesar 10,17% (kementrian kesehatan RI, 2018) hasil dari pengukuran

tekanan darah yang dilakukan pada penduduk usia≥18 tahun penderita

hipertensi di jakarta utara sebesar 18.38% (profil sudinkes provinsi DKI

jakarta, 2016). Dan hipertensi banyak di derita oleh permpuan (10,95)

dibandikan laki-laki (5,74) (Kementrian kesehatan RI, 2018).

Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam

pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan mempompa

keseluhan jaringan dan organ-organ tubuh secara terus-menerusn lebih dari

suatu periode (Irianto, 2014). Hipertensi menambah beban kerja jantung dan

arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan

pembuluh darah (ujianti, 2010).

Manipulasi tertentu dari jaringan lunak badan kita. Manipulasi-manipulasi

itu dilaksankan dengan tangan secara sistematis dan bertujuan memberikan

pengaruh pada sistem otot, susunan syarat sirkulasi umum setempat pada

darah dan lymphe, oleh sebab itu penderita hipertensi disarankan untuk

melakukan terapi massage, (Bambang,Slamet dan Nurudin, 2010).


3

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan

angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Tekanan darah

140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu

fase sistolik 140 menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung

dan fase diastolik 90 menunjukan fase darah yang kembali ke jantung

(Triyanto,2014).

Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama

(persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung

(penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak

dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Penyakit

hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Hipertensi mencetuskan

timbulnya plak aterosklerotik di arteri serabral dan arteriol, yang dapat

menyebakan oklusi, cedera iskemik dan stroke sebagai komplikasi jangkan

panjang (Yonata,2016).

Hipertensi yang tidak terkontrol akan menimbulkan beberapa komplikasi.

Komplikasi yang sering terjadi akibat hipertensi adalah keruskan pembuluh

darah otak, stroke, gagal ginjal, gagal jantung, sindrom metabolik dan bahkan

kematian (yusri, 2011). Dampak dari hipertensi apabila tidak dikontrol

dengan baik, dapat menimbulkan keruskan organ tubuh, baik secara langsung

maupun tidak lansung, kerusakan organ-organ terget yang umum ditemui

pada pasien hipertensi adalah jantung, yang terdiri dari, hipertensi ventrikel

kiri, angina atau infark otak yang bisa mengakibtkan stroke atau transisten
4

ischemic attack, penyakit ginjal kronis, penyakit arteri perifer, retinopati,

miokardium gagal jantung (setyaningrum, perman & Yuniarti, 2018).

Teknik bekam ini dianjurkan dilakukan selama 4 menit pasda setiap titik

dan di ulang sebanyak 3 kali. Alasanya adalah setiap menit jumlah denyut

jantung berkisar antara 50-170, jika diambil rata-rata 100 kali, waktu

pengekopan 4 menit telah memadai untuk mengeluarkan darah kotor yang

lewat area pengekopanaan yaitu sebanyak 400 kali lewatan darah, dan jika

tindakan ini di ulang sebanyak 3 kali maka jumlah pengeluaran darah kotor

yang lewat area pengekopanan yaitu sebanyak 1200 lewatan darah (majid,

2013) dan teknik bekam ini akan menunjukan hasil jika dilakukan selama 3

kali berturut-turut dalam waktu 2 minggu atau sekitar 5 hari sekali (Saifudin

Hakim,2013).

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

studi literature tentang masalah terkait untuk menurunkan tekanan darah

dengan memberikan ”penerapan teknik bekam untuk menurunkan tekanan

darah pada hipertensi “

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan .

Bagaimana gambaran hasil implementasi Pengaruh teknik bekam dalam

menurunkan tekanan darah pada pasien Hipertensi?


5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Memperoleh gambaran impelementasi perawatan Terapi Bekam dalam

menurunkan tekanan darahpada pasien Hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. mengidentifikasi penelitian/artikel implementasi perawatan Terapi

bekam untuk menurunkan tekanan darahpada pasien hipertensi.

b. Menganalisis hasil penelitian perawatan Terapi bekam

c. Dirumuskannya rekomendasi hasil penelitian tentang implementasi

perawatan Terapi bekam untuk menurunkan tekanan darah pada

pasien hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini sebagai Dasar Pengembangan Standar/Pedoman

Pengembangan Kemampuan dalam menangani pasien hipertensi.

2. Pedoman Kerja bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

komplementer Terapi bekam untuk pasien hipertensi.

Secara keilmuan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Evidance Base Nursing Practice implementasi penerapan Terapi bekam

untuk menurunkan tekanan darahkepala pada pasien hipertensi.

2. Data dasar bagi pengembangan studi atau penelitian yang mengembangkan

metode komplementer bekam dalam mengatasi hipertensi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Definisi

Hipertensi atau tekanan darah adalah suatu peningkatan abnormal

tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari

suatu periode. Hal ini terjadi bila arteriole-arteriole konstriksi. Konstriksi

arteriole membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan

dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang

bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah

(Wajan, 2010).

Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140

mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi pada

seseorang klien pada tiga kejadian terpisah. Menurut WHO batasan tekanan

darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan

tekanan darah ≥160/95mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan

diantara normotensi dan hipertensi disebut borderline hypertension (Garis

Batas Hipertensi). Batasan WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis

kelamin (Wajan, 2010).

Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari

120 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering

menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat

mengakibatkansemakintingginyatekanandarah.Pengobatanawalpada

hipertensi sangatlah penting karena dapat mencegah timbulnya komplikasi

pada beberapa organ tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak. Penyelidikan

epidemiologis membuktikan bahwa tingginya tekanan darah berhubungan

6
7

erat dengan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular. (Muttaqin,

2014).

2.1.2 Etiologi

Penyebab hipertensi tidak di ketahuai secara pasti. Akan tetapi

hipertensi ini disebabkan oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti

kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stress akut, kerusakan vaskuler.

Adapun penyebab paling umum pada penderita hipertensi

maligma adalah hipertensi yang tidak terobatin. Resiko relatif

hipertensi tergantungan pada jumlah dan keparahan dari faktor resiko

yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-

faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur,

jenis kelamin,dan etnis. Sedakan faktor yang dapat dimodifikasi

meliputi stress, obesitas dan nutrisi menurut (Anggraini, 2017).

2.1.3 Manifestasi Klinis

Pada pemeriskaan fisik, tidak di jumpai kelinan apapun selain

tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula di temukan pada retina,

seperti pendarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh

draha, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).

Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala

sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menu jukan adanya kerusakan

vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai organ yang divaskularisasi

oleh pembulu darah, bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat

bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan


8

azetoma nitrogen urea darah BUN dan keratini). Keterlibatan pembuluh

darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang

bermanifestasi sebagai paralysis sementara pada satu sisi atau gangguan

tajam penglihatan (Brunner & suddarth 2015).

Crowin (2017) menyebutkan bahwa sebagai besar gejala Klinis timbul

sebagai berikut :

1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang di sertai mual dan muntah,

akibat peningkatan darah intracranial.

2. Penglihan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi

3. Ayunan langkah yang tidak menetap karena kerusakan susunan saraf

pusat.

4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan fitrasi glomerolus

5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan

kapiler.

2.1.4 patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak di pusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini

bermula jaras saraf simpatis,yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan

keluar dari koluma medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan

abdomen. Pada saat bersama dimana sistem saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Korteks 16

adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat


9

respons vasokonstriktor pembuluh darah.vasokonstriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran darah ke gingal, menyebabkan pelepasan

renin. Rennin merangsang pembentukan angiotensi yang kemudian di

ubah menjadi angiotensin II, vasokonstriktor kuat, yang ada giliranya

merangsang 16 sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini

menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

peningktan volume intra vaskuler. Semua faktor in cenderung

mencetuskan keadaan hipertensi. Sebagai pertimbangan gerontologist

dimana terjadi pada usia lanjut.

Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilanganya elastistas

jaringan ikat dan penurunan relaksasi otot polos pembuluh darah, yang

pada giliranya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang

pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang

kemampuanya dalam mengakomodasi volume darah yang di pompa oleh

jantung (volume sekuncup) mengkibatkan penurunan curah jantung dan

peningkatan tahanan perifer (Smeltzer&Bare,2016).


10

2.1.5 Web Of Coutation

Faktor predisposisi : jenis kelamin, usia,


merokok, stres, kurang olahraga, genetik, Perubahan situasi Informasi yang minim
alkohol, kopi, tembakau, obat-obatan. Hipertensi

Kerusakan vaskuler MK : Defisit


Sistemik Pembuluh darah
pembuluh darah pengetahuan

Iskemik miokard
Vasokontriksi Perubahan struktur Vasokontraksi pembuluh
Gnjal darah ginjal

Nyeri dada
Penyumbatan pembuluh
Afterlood
darah
meningkat Blood flowmenurun
fatigue

Vasokontraksi MK: Kelebihan volume


cairan
MK : Resiko Respon RAA
penurunan curah MK :
jantung Intoleransi Gangguan sirkulasi
Aktivitas
Edema Rangsangan
aldostetron
Sumber: Smeltzer&Bare Suplai O2 ke otak Otak
Resistensi pembuluh
2016. darrah otak meningkat
Retina
MK : Nyeri
MK : Resiko perfusi
Spasme anterior MK: Gangguan pola
perifer tidak efektif
tidur

10
MK : Resiko perfusi
perifer tidak efektif
11

2.1.6 komplikasi

Menurut palmer & Williams (2016) komplikasi akibat hipertensi antara lain:

a. Gagal jantung

Gagal jantung adalah istilah untuk suatu keadaan dimana

Secara progresif jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh

secara efisien.

b. Angina

Angina adalah rasa tidak nyaman atau nyeri di dada.

c. Serangan jantung

Serangan jantung atau disebut infark miokard karena terjadi saat sebagian

otot jantung mengalami infark atau mati.

d. Stroke

Tekanan darah tinggi akan menyebabkan dua jenis stroke, yaitu stroke

iskemik dan stroke hemoragik.

e. Gagal ginjal

Gagal ginjal kronik biasanya berakhir pada gagal ginjal terminal.

Keadaan ini bersifat fatal kecuali jika penderitanya menjalani dialysis

atau transplatasi ginjal

f. Gangguan sirkulasi

Gangguan sirkulasi akan merusak atau menyerang bagian tungkai dan

mata. Pada tungkai akan menyebabkan nyeri tungkai dan kaki sehing ga

akan menjadikan sulit untuk jalan. Sedangkan pada mata dapat

menyebabkan kebutaan atau retinopati. Akibat yang di timbulkan dari

penyakit hipertensi antara lain penyempitan arteri yang membawa darah


12

dan oksingen ke otak, hal ini disebabkan karenan jaringan otak

kekurangan oksingen ke otak, hal ini disebabkan karena jaringan otak

kekurangan oksingen akibat penyumbatan atau pecahan pembuluh darah

otak dan akan mengkibatkan kematian pada bagian otak yang kemudian

dapat menimbulkan stroke. Komplikasi lain yaitu rasa sakit ketika

berjalan, kerusakan pada ginjal dan kerusakan pada organ mata yang

dapat mengakibabtkan kebutaan (Beevers,2014).

2.1.7Pemeriksaan penunjang

Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh Pemeriksaan retina

Pemeriksaan laboratorium untukmengatahui kerusakan organ seperti ginjal

dan jantung EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikrl kiri Urinalisa untuk

mengetahui protein dalam urin, darah, dan glukosa Pemeriksaan :

renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi

ginjal terpisah dan penetuan kadar urinPemeriksaan radiologi : foto dada

dan CT scan (Fadila,2013).

2.1.8 Penatalaksanaan medis

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbilitas dan Mortalitas

akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan

pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

1. Terapi tanpa obat

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan

dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi

tanpa meliputi :
13

a. Diet

Diet yang dianjurkan untuk menderita hipertensi adalah :

1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr

2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh.

3) Penurunan berat badan

4) Penurunan asupan etanol

5) Menghentikan merokok

6) Diet tinggi kalium

b. Latihan fisik

Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah yang dianjurkan

untuk penderita hipertensi adalah olahraga yang mempunyai empat

prinsip yaitu :

1) Macam olahraga yaitu isotonic dan dinamis seperti lari, jogging,

bersepeda, berenang dan lain-lain.

2) Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas

aerobic atau 72-87% dari denyut nadi maksimal dapat di

tentukan dengan umur rumus 200- umur.

3) Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada pada zona

latihan.

4) Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x

perminggu.
14

c. Edukasi psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:

1) Teknik biofeedback

Biofeedback adalah suatu teknik yang pakai untuk menunjukan

pada subjek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara

sadar subjek dianggap tidak normal.

Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi

gangguan somatic seperti nyeri kepala dan migraine, juga untuk

gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

2) Teknik relaksasi

Relaksasi adalah suatu respon prosedur atau teknik yang

bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan,

dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat

otot-otot dalam tubuh menjadi reileks.

d. Pendidikan kesehatan (penyuluhuan)

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatan pengetauan

pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaanya sehingga

pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi

lebih lanjut.

1. Terapi dengan obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan

darah saja terapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi

akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.

Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup


15

penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh komite dokter

ahli hipertensin menyimpulkan bahwa obat diuretik, penyekat

beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan

sebagai obat tungal pertama dengan memperhatikan keadaan

penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita

a. Step 1 : obat pilihan pertama : diuretika, beta bloker, Ca

antagonis, ACE inhibitor

b. Step 2 : Alternatif yang bias di berikan

1) Dosis obat pertama dinaikan

2) Digantih jenis lain dari obat pilihan pertama

3) Ditambah obat ke 2 jenis lain : Alpa blocker, reserphin,

Vasodilator

c. Step 3 : Alternatif yang bias ditempuh

1) Obat ke 2 diganti

2) Ditambah obat ke 3 jenis lain

d. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya

1) Ditambah obat ke 3 dan ke 4

2) Re-evaluasi dan konsultasi

2. Follow Up mempertahankan terapi

Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan

interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan

dengan cara pemberian pendidikan kesehatan. (padila.2013).


16

2.2 Konsep Tekanan Darah

2.2.1 Definisi

Tekanan darah merupakan salah satu para meterhemodinamik yang

sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah

menggambarkan situasi hemodinamik seseorang saat itu.

Hemodinamik adalah suatu keadaan dimana tekanan dan aliran darah

dapat mempertahankan perfusi atau pertukaran zat dijaringan

(Muttaqin,2012).Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter mercury

(mmHg) dan direkam dalam dua angka, yaitu tekanan sistolik (ketika

jantung berdetak) terhadap tekanan diastolik (ketika jantung

relaksasi).Tekanan darah sistolik merupakan jumlah tekanan terhadap

dinding arteri setiap waktu jantung berkontraksi atau menekan darah

keluar dari jantung. Tekanan diastolik merupakan jumlah tekanan dalam

arteri sewaktu jantung beristirahat. Jumlah tekanan dalam system

penting untuk mempertahankan pembuluh darah tetap terbuka (Le

Mone dan Burke, 2013).

2.2.2 Regulasi Tekanan Darah

Muttaqin (2012) mengatakan faktor utamayang mempengaruhi

tekanan darah adalah curah jantung, tekanan pembuluh darah perifer

dan volume atau aliran darah. Faktor-faktor yang meregulasi

(mengatur) tekanan darah bekerja untuk periode jangka pendek dan

jangka panjang. Regulasi tekanan darah dibagi menjadi:


17

1) Regulasi Jangka Pendek terhadap Tekanan Darah

Regulasi jangka pendek ini diatur oleh:

a. Sistem Persarafan

Sistem persarafan mengontrol tekanan darah dengan

mempengaruhi tahanan pembuluh perifer

b. Peranan Pusat Vasomotor

Pusat vasomotor yang mempengaruhi diameter pembuluh darah

adalah pusat vasomotor yang merupakan kumpulan serabut saraf

simpatis. Peningkatan aktivitas simpatis menyebabkan

vasokontriksi menyeluruh dan meningkatkan tekanan darah.

c. Refleks Baroreseptor

Refleks baroresptor merupakan reflek paling utama dalam

menentukan kontrol regulasi dan denyut jantung dan tekanan

darah

d. Refleks Kemoreseptor

Apabila kandungan oksigen ataupHdarah turun atau kadar

karbondioksida dalam darah meningkat, maka kemoreseptor

yang akan diarkus aorta dan pembuluh- pembuluh besar dileher

mengirim impulske pusat vasomotor dan terjadilah vasokontriksi

yang membantu mempercepat darah kembali ke jantung dan

keparu (Muttaqin,2012).
18

e. Pengaruh Pusat Otak Tertinggi

Reflekyang meregulasi tekanan darah diintegrasikan pada batang

otak (medula)dengan memodifikasi tekanan darah arteri

melaluipenyaluran kepusat medularis (Heather,et, al, 2013).

f. Kontrol Kimia

Kadar oksigen dan karbondioksida membantu meregulasi

tekanan darah melalui refleks kemoreseptor, sejumlah kimia

darah juga mempengaruhi tekanan darah dengan bekerja

langsung pada otot polos atau pusat vasomotor (Muttaqin, 2012).

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah

diantaranya:

1) Usia

2) Ras

3) Jenis Kelamin

4) Stress

5) Medikasi

6) Kemoreseptor

7) Olah raga

8) Zat vasoaktif

9) Natriureticfactors atau Atrial Natriuretic Paptide


19

2.2.5 Pengukuran Tekanan Darah NonInvasif

Tekanan darah arteri dapat diukur baik secara langsung maupun

tidak langsung. Metode langsung menggunakan insersi kateterarteri

dan metode tidak langsung paling umum menggunakan sphigmano

meter dan stetoskop (Potter&Perry,2008). Manset yang dapat

dikembangkan dipasang melingkar pada lengan bagian atas (lebarnya

minimal 40% dari lingkar lengan) dibawah kontrol manometer,

dipompa kira-kira 30 mmHg diatas nilai saat pulsasi radialis yang

teraba menghilang. Stetoskop diletakkan diatas arteri brakialis pada

lipat siku, dibawah sisi manset, dan tekan manset kemudian diturunkan

perlahan-lahan (2-4 mmHg/detik). Terjadinya bunyi pertama yang

sinkron dengan nadi bunyi ketukan yang jelas, (fase 1) korotkof

adalah tekanan darah sistolik. Normalnya bunyi ini awalnya lemah

(fase2) sebelum menjadi keras (fase3) kemudian menjadi redup pada

(fase4), dan seluruhnya menghilang pada (fase5). Fase 5 ini digunakan

sebagai tekanan darah diastolik (Potter&Perry, 2013).

2.4 Konsep Bekam

2.4.1 Definisi

Bekam adalah sebuah pengobatan yang disyariatkan Allah SWT

melalui Rasulullah SAW. Sebagai umatnya maka wajib mempelajari,

mengamalkan dan mendakwahkan metode pengobatan bekam. Bekam

(Al-Hijamah) merupakan metode pengobatan dengan cara

mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh melalui permukaan kulit.

Hijamah adalah pengobatan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun


20

sebelum masehi. Nama lainnya adalah bekam, canduk, canthuk, kop,

mambakan, di Eropa dikenal dengan istilah Cuping Theraupeutic

Method (Kasmui, 2010).

Terapi bekam merupakan suatu metode pembersihan darah dan

angina, dengan mengeluarkan sisa toksid dalam tubuh melalui

permukaan kulit dengan cara menyedot (Santoso, 2012). Beberapa

hadits mengemukakan tentang keutamaan dan manfaat berbekam: “Jika

dalam sebagian obat kalian terdapat kebaikan maka itu terdapat dalam

sayatan alat bekam, minum madu, atau sundutan besi panas yang

sesuai dengan penyakit. Tetapi aku tidak suka berobat dengan sundutan

besi panas.”(H.R. Bukhari, Muslimdan Ahmad)

“Beliau berbekam ketika sedang ihram di kepalanya

karenamigraine.”(H.R. Bukhari) “Jika pada sesuatu yang kalian

pergunakan untuk berobat itu terdapat kebaikan, maka hal itu adalah

bekam.” (H.R. Shahih).

Hadits diatas telah menunjukan bahwa pengobatan terapi bekam

yang telah nyata dan dicontohkan serta diperintahkan oleh Rasulullah

SAW. Bekam sebagai sebuah tindakan bedah minor dan mengeluarkan

darah, tentunya harus dilandasi dengan diagnosa yang tepat dalam

tindakan bekam dan alangkah baiknya dilakukan oleh seorang yang

mengerti ilmu pengobatan.

Bekamsebagaisebuah tindakan bedah minor dan mengeluarkan

darah, tentunya harus dilandasi dengan diagnosa yang tepatdalam


21

tindakan bekam dan alangkah baiknya dilakukan oleh seorang yang

mengerti ilmu pengobatan. Bekam dengan mengkop bagian tubuh

tertentu dan meluncurkan kearah bagian tubuh yang lain. Teknik bekam

ini biasanya untuk pemanasan pasien, fungsinya melancarkan peredaran

darah, pelemasan otot dan menyehatkan kulit.

2.4.2 Jenis Bekam

Pengobatan alternatif terapi bekam memiliki beberapa jenis cara

melakukan tindakan bekamnya. Menurut Kasmui (2010), ada beberapa

jenis bekam:

1) Bekam kering atau bekam angin (Hijamah Jaaffah)

Yaitu menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya

tanpa mengeluarkan darah kotor.

2) Bekam luncur

Bekam dengan mengkop bagian tubuh tertentu dan meluncurkan

kearah bagian tubuh yang lain. Teknik bekam ini biasanya untuk

pemanasan pasien, fungsinya melancarkan peredaran darah,

pelemasan ototdan menyehatkan kulit.

3) Bekam Tarik

Melakukan bekam ini dengan cara ditarik-tarik. Dibekam hanya

beberapa detik kemudian ditarik dan ditempelkan lagi hingga kulit

yang dibekam menjadi merah.


22

4) Bekam Basah (Hijamah Rothbah)

Yaitu pertama kita melakukan bekam kering, kemudian kita

melukai permukaan kulit dengan jarum tajam (lancet), lalu

disekitarnya dihisap dengan alat cupping set dan hand pump untuk

mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh. Lamanya melakukan

hisapan maksimal 9 menit. Jarak waktu pengulangan bekam ini 4

minggu. Bekam basah berkhasiat untuk berbagai penyakit,

terutama penyakit- penyakit yang lebih berat, seperti darah tinggi,

asam urat, kolesterol.

2.4.3 Manfaat Bekam

Pengobatan dengan cara bekam memberi banyak manfaat kebaikan

kepada manusia yang melakukannya di antaranya adalah menjaga

kesehatan tubuh, menghilankan letih, lesu, lelah, meningkatkan daya

tahan tubuh, sakit bahu, alergi, perut kembung, mati rasa, asam urat dan

kolesterol, jantung, migren, hipertensi, strok, dan 72 macam penyakit

(Salamah, 2009). Ada juga beberapa manfaat yang diperoleh menurut

Fatahillah (2006), diantaranya:

1) Membersihkan darah dari racun-racun sisa makanan dan dapat

meningkatkan aktifitas saraf tulang belakang.

2) Mengatasi gangguan tekanan darah yang tidak normal dan

pengapuran pada pembuluh darah.

3) Menghilangkan rasa pusing, kejang-kejang dan keram yang terjadi

pada otot.
23

4) Sangat bermanfaat bagi penderita asma, pneumonia dan angina

pectoris.

5) Menghilangkan sakit bahu, dada dan punggung.

6) Dapat menyembuhkan penyakit encok dan reumatik.

7) Dapat mengatasi gangguan kulit, radang selaput jantung dan radang

ginjal.

8) Mengatasi keracunan dan luka bernanah serta bisul.

9) Meringankan rasa sakit dan masalah masuk angin.

2.4.4 Alat-Alat untuk Bekam

Berbagai macam alat-alat yang diperlukan untuk melakukan

pengobatan terapi bekam. Menurut Ridho (2012), alat-alat yang

digunakan yaitu:

1) Cupping set

2) Lancing device (untuk memasang jarum)

3) Lancet / jarum steril steril

4) Sarung tangan dan masker

5) Tensi meter dan stetoskop

6) Kassasteril dankapas

7) Baskom

8) Alkohol

9) Bak sampah medis

Cara sterilisasi alat-alat bekam, yaitu:


24

1. Kop yang habis dipakai dan terkena darah, bersihkan dengan

menyemprotkan alcohol 70% ke dalam gelas kop dengan alat

semprot.

2. Setelah bersih rendamlah pada baskom yang sudah berisi air yang

dicampuri dengan cairan clorin. Perbandingan air dan clorin adalah

9:1.

3. Rendam selama 10 menit.

4. Angkat dan bersihkan dengan sabun atau pembersih yang lain.

5. Cuci di bawah air mengalir.

6. Keringkan dalam rak yang telah disediakan.

7. Masukkan dalam sterilisator ozon.

8. Bisa juga menggunakan desinfektan tingkat tinggi

2.4.5 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Bekam

Menurut Ridho (2012) banyak hal-hal yang harus diperhatikan ketika

ingin dilakukan pengobatan bekam. Berikut ini adalah hal-hal yang

dilarang:

1. Daerah anggota tubuh yang dilarang untuk dibekam:

a. Lubang alamiah (mata, telinga, hidung, mulut, putting susu, alat

kelamin, dubur)

b. Area tubuh yang banyak simpul limpa (kelenjar limfe).

c. Area tubuh yang dekat pembuluh besar.

d. Bagian tubuh yang ada varises,tumor,retak tulang,jaringan luka.


25

2. Kondisi pasien yang tidak boleh dibekam:

a) Terkena infeksi terbuka dan cacar air.

b) Penderita diabetes mellitus.

c) Penderita kelainan darah (hemophilia).

d) Penderita penyakit anememia dan penderita hipotensi

e) Penderita kanker darah.

f) Anak-anak penderita dehidrasi.

g) Pada wanita hamil dan wanita sering keguguran.

3. Waktu yang dianjurkan untuk bekam:

Ibnu Sina didalam kitabnya“Al-Qanun fii Thibb” membahas

mengenai waktu yang paling baik untuk bekam yaitu pada waktu

tengah hari (jam2-3sore) karena pada saatitusaluran darahsedang

mengembang dandarah-darahyang mengandung toxin sangat

sesuai untuk dikeluarkan (Salamah, 2009).

2.4.6 Titik-titik Bekam

Menurut Santoso (2012) dibawah ini adalah gambar antitik-titik

bekam berdasarkan jenis penyakitnya:

1) Ummu Mughits(puncakkepala)

Titik tersebut berada diubun-ubun dan bermanfaat untuk mengatasi

penyakit vertigo, migrain, sakit kepala menahun. DariIbnu Umar,

bercerita bahwa: “Nabi Muhammad SAW pernah berbekam

dikepalanya dan menyebutnya dengan Ummu Mughits”.


26

2) Al-Akhda‟ain (duaurat leher)

Titik ini adalah duaurat disamping kiri dan kananl eher.Posisinya:

Dibawah garis batas rambut kepala belakang,sejajar tulang cervical

3-7. Manfaatnya untuk mengatasi hipertensi, stroke, sakit bagian

kepala danwajah.

3) Al-Kaahil(punduk)

Titik ini berada diujung atas tulang belakang, bermanfaa tuntuk

masalah penyakit sekitar kepala dan saraf serta 72 penyakit.

4) Al-Katifain (bahu kiri dan kanan)

Titik ini beradapun dakatau bahu kiri dan kanan,bermanfaat untuk

penyakit hipertensi, nyeribahu, stroke, sakit leher.

5) Duajari dibawah punduk

Bermanfaat untuk penyakit bronkhitis, batuk, sesak napas, asi

kurang, asma, stroke.

6) Belikat kiri dan kanan

Bermanfaat untuk gangguan paru-paru,gangguan jantung,saluran

pernapasan, stroke, masuk angin.

7) Ala-Warik (pinggang)

Posisinya: pertemuan otot gluteus maximus dengan gluteus medius

bawah, kiri dan kanan. Titik ini bermanfaat untuk masalah

gangguan ginjal, sakit pingggang, haid tidak lancar, susah buang air

kecil.
27

8) Ala Dzohril Qadami (betis)

Titik ini berada dibetis kiri dan kanan. Mengatasi gangguan asam

urat, kesemutan, pegal-pegal, stroke.

2.4.7 Hubungan Terapi Bekam dengan Penyakit Hipertensi

Suatu penelitian membuktikan bahwa apabila dilakukan

pembekaman pada satu poin maka kulit (kutis), jaringan bawah kulit

(sub kutis), fasia dan otot akan terjadi kerusakan dari mast cell atau

lain-lain. Akibat kerusakan ini akan dilepaskan beberapa zat seperti

serotonin, histamine, bradikinin, slowreaching substance (SRS) serta

zat lain yang belumdiketahui.Zat-zatini menyebabkan terjadinya

pelebaran kapiler dan arteriol serta flare reaction pada daerah yang

dibekam. Dilatasi kapiler juga dapat terjadi ditempat yang jauh dari t

empat pembekaman ini menyebab kanter jadinya perbaikan

mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatny atimbulefek relaksasi

(pelemasan) otot-ototyang kakuserta akibat vasodilatasi umumakan

menurunkan tekanan darah secara stabil (Kusyati,2012).

Mekanisme penyembuhan bekampada hipertensi didasar kanatas

teoriaktivasi organ,dimana bekama kan mengaktivasi organ yang

mengatur aliran darah seperti hati,ginjal dan jantung agar organ-organ

ini tetapaktif dalam mengatur peredaran darah sehingga tekanan darah

tetap terjaga. Selain itu bekam juga berusaha menyeimbangkan secara

alamiahbilaadatekanandarah yang meningkat. Dengan memilih titik

yang tepat, maka bekam bias membantu penanganan hipertensi

(Umar, 2008).
28

Secara khusus, pembekaman pada titik yang tepat dapat

menurunkan tekanan darah dengan segera (Umar, 2008). Efek terapi

bekam terhadap hipertensi diantaranya: bekam berperan menenangkan

sistem saraf simpatik (simpatic nervous system). Pergolakan pada

system saraf simpatik ini menstimulas sekresi enzim yang berperan

sebagai sistem angiotensin rennin. Setelah sistemini tenang dan

aktivitasnya berkurang tekana darahakanturun.

Bekam berperan menurunkan volume darah yang mengalir

dipembuluh darah sehingg amengurangi tekanan darah(Sharaf, 2012).

Bekam mengendalikan tekanan hormone aldosterone sehingga

mengendalikan tekanan darah. Bekam berperan menstimulasi

reseptor- reseptor khusus yang terkait dengan penciutan dan

peregangan pembuluh darah (baroreseptor) sehingga pembuluh darah

bisa merespon berbagai stimulus dan meningkatkan kepekaannya

terhadap faktor-faktor penyebab hipertensi (Sharaf, 2012).


BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitianangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian naratif studi literatur yang

menggambarkan implementasi Perawatanterapi Bekam untuk menurunkan

tekanan darahpada pasien Hipertensi.

3.2 Variabel penelitian

Penelitian ini akan mengeksplorasi variabel implementasi TerapiBekam, dan

variabel Menurunkan Tekanan DarahPada Pasien Hipertensi, serta hubungan

atau pengaruh kedua variabel melalui eksplorasi penetian/ artikel penelitian

sebelumnya.

Jika digambarkan dalam skema variabel tersebut seperti berikut :

Terapi Bekam Menurunkan Tekanan


DarahPada Pasien Hipertensi

Gambar 3.1 : Variabel Penelitian

3.3 Kriteria literatur yang digunakan

Kriteria artikel/hasil penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari 5 artikel /hasil penelitian yang dipublikasikan secara online antara tahun

2015-2019. Artikel atau hasil penelitian tersebut tersedia secara Full Teks

untuk digunakan peneliti sebagai data untuk dianalisis (sebagimana terlampir

pada penelitian ini).

29
30

3.4 Sumber Artikel

Artikel / hasil penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh

peneliti melalui eksplorasi pada sumber Google Scholar 5 artikel.

3.5 Langkah Studi Literatur

Penentuan lima (5) artikel yang digunakan peneliti dalam studi literatur ini

dilakukan peneliti melalui langkah sebagai berikut :

1. Peneliti menetapkan topik/masalah penelitian yaitu implementasi

Terapi Bekam untuk mengurangi nyeri kepala pada pasien Hipertensi.

2. Menetapkan kata kunci yaitu Terapi Bekam , Hipertensi.

3. Dengan kata kunci tersebut peneliti melakukan pencarian artikel

menggunakan data base dari Google scholar dan diperoleh 8 artikel.

4. Selanjutnya dari 8 artikel penelitian tersebut melakukan penelaahan

dan terpilih 5 artikel perioritas yang memiliki relevansi yang baik

dengan topik/masalah riset penelitian.

5. Dari 5 artikel tersebut digunakan sebagai artikel yang dianalisis untuk

menjawab tujuan penelitian yang dikembangkan peneliti. 5 artikel

tersebut meliputi publikasi dari Fatonah, et al (2015), Amaliyah, et al

(2018), Sormin Tumiur (2018),Susanah, et al (2017) dan penelitian

Safrianda, et al(2015)
31

3.6 Analisa data dan penyajian hasil penelitian

Analisa data penelitian ini dilakukan peneliti dengan menyajikan 5 artikel

penelitian yang memiliki relevasi dengan topik atau masalah penelitian,

selanjutnya peneliti menuangkan rangkuman hasil penelitian 5 artikel dalam

table review seperti berikut:

Tabel 3.2

Sumber Peneliti Tujuan Design Sampling Hasil Simpulan


Artikel dan Penelitian Penelitian dan
Judul Saran
Penelitian

Langkah selanjutnya peneliti melakukan analisis atas artikel dengan

mengintegritasikan hasil-hasil penelitian, menghubungkan topik-topik yang

berhubungan, mengidentifikasi sentral issue/hasil penelitian yang relevan dengan

kajian penelitian.

3.7 Etika Penelitian

Penelitian studi literatur ini mengimplementasi aspek etik berupa

penghargaan atas karya orang lain, atas hal ini peneliti melakukan

pencantuman sumber atas setiap kutipan baik langsung maupun tidak

langsung yang dilakukan peneliti. Penghindaran atas plagiarism peneliti akan

melakukan uji pelagiarism setelah laporan peneliti dibuat dan sebelum

kegiatan ujian akhir penelitian dilaksanakan. Implementasi aspek kejujuran

dilakukan dengan menyampaikan hasil studi dari sejumlah artikel secara

objektif, jujur dan tanpa kebohongan serta peneliti akan melampirkan artikel

yang digunakan sebagai data hasil studi kasus.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian studi literatur ini disajikan secara naratif untuk

menggambarkan hasil penelitian dari 5 artikel/hasil penelitian yang relevan dengan

topik/masalah implementasi Perawatan teknik bekam untuk mengurangi nyeri

kepala pada pasien Hipertensi.

Artikel 1 Penelitian Fatonah, et al (2015), yang berjudul “Pengaruh

Terapi Bekam Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi” yang

dilaksanakan pada September 2014. Pada artikel 1 hasil penelitian yang

didapat maka terapi bekam berpengaruh terhadap tekanan darah sistole

dengan nilai p=0.00 dan tekanan rata-rata arteri (MAP) pada penderita

hipertensi dengan nilai p=0,007.

Sedangkan pada tekanan diastolik sebelum dan sesudah bekam tidak

ada perbedaan antara tekanan darah diastolik pada penderita hipertensi,

dengan nilai p=0.31.Dengan berbekam terjadi perangsangan pada regulator

kardiovaskuler terutama pada tahanan peripheral (peripheral resistance ).

Melalui efek-efek yang terjadi akibat bekam.

Menurut Sharaf (2012) Efek bekam terhadap hipertensi adalah berperan

menenangkan sistem saraf simpatik (simpatic nerveous system).

Pergeolakan pada sistem angiotensin renin. Setelah sistem ini tenang dan

aktivitasnya berkurang tekanan darah akan turun.

32
33

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Terapi bekam terhadap penderita

hipertensi dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan rata-rata tekanan darah

arteri dibuktikan dengan uji statistik yang didapatkan perbedaan rata-rata

tekanadarah sistolik sebelum dan sesudah terapi bekam , dnegan nilai p value

sebesar 0.000 dan terdapat perbedaan rata-rata tekanan darah arti (MAP) sebelum

dan sesudah terapi bekam dengan p value sebesar 0.007.Terapi bekam terhadap

penderita hipertensi tidak terdapat penurunan tekanan darah diastolik dibuktikan

dengan uji statistik yang didapatkan tidak ada perbedaan tekanan darah diastolik

sebelum dan sesudah terapi bekam dengan p value sebesar 0.199.

Artikel 2 Penelitian Amaliyah, et al (2018), yang berjudul “Terapi

Bekam Terhadap Penurunan Tekanan Darah” yang dilaksanakan pada

Oktober-Desember 2016. Pada artikel 2 hasil penelitian yang didapat

bahwa ada hubungan antara terapi bekam dengan penurunan tekanan darah

pada penderita Hipertensi.

Berdasarkan tabel yang menggunakan uji wilcoxonmenunjukkan bahwa

terdapat perbedaan tekanan darah (sistolik dan diastolik) sebelum dan

sesudah di berikan intervensi terapi bekam . Rata-rata tekanan darah sistol

setelah dilakukannya terapi bekam memiliki nilai rata-rata 153,16 dengan

standar deviasi 20,454. Sedangkan rata-rata tekanan darah sistol sebelum

dilakukan terapi bekam menunjukkan nilai rata-rata sebesar 160,53, dengan

standar deviasi 20,475. Dari perbandingan nilai rata-rata tekanan darah

sistol sebelum dan sesudah berarti telah terjadi penurunan tekanan darah

sistol pada pasien hipertensi dengan melakukan terapi bekam.


34

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa terapi bekam yang

diberikan kepada pasien hipertensi memiliki pengaruh yang bermakna pada

tekanan darah sistolik dan diastolik pasien hipertensi sebelum dan sesudah

terapi bekam. Bekam juga dapat dijadikan pengobatan alternatif bagi

masyarakat yang memiliki penyakit hipertensi untuk menggunakan

pengobatan terapi bekam dengan rutin dan menjaga pola makan serta

menghindari stres sebagai upaya penurunan tekanan darah.

Kesimpulan dari hasil penelitian didapatkan bahwa telah terjadi

perubahan sistolik dan diastolik pada nilai mean yang berarti terjadi

penurunan tekanan darah setelah di terapi bekam. Dan ada pula pengaruh

terapi bekam terhadap tekanan darah setelah dilakukan bekam dengan

menggunakan uji wilcoxonpada sistol dan diastol menunjukkan terjadi

pengaruh terhadap tekanan darah setelah diberikan intervensi terapi bekam.

Artikel 3 Penelitian Safrianda, et al (2015), yang berjudul “efektivitas

terapi bekam basah terhadap perubahan tekanan darah pada penderita

hipertensi di rumah terapi thibun nabawy pontianak”y. Pada artikel 3Hasil

uji statistik dengan menggunakan uji t berpasangan didapatkan bahwa nilai

p tekanan darah sistolik sebelum dan setelah dilakukan terapi bekam basah

adalah 0.000 dan hasil uji Wilcoxon didapatkan bahwa nilai p tekanan darah

diastolik sebelum dan setelah dilakukan terapi bekam basah 0.001.

Menujukkan bahwa nilai p tekanan darah sistolik dan tekanan darah

diastolik lebih kecil 0.05 .


35

Responden penelitian ini terdiri dari berbagai macam karakteristik dari

jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan maupun riwayat bekam basah.

Setiap karakteristik tersebut akan dibahas sesuai dengan data demografi

penelitian yang sebelumnya telah dilakukan. Responden dalam penelitian ini

didominasi oleh responden laki-laki. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Akbar (2013) tentang pengaruh bekam basah terhadap kolestrol

dan tekanan darah pada pasien hipertensi di Semarang yang menghasilkan

bahwa jenis kelamin laki-laki lebih banyak menderita hpertensi sebanyak 31

orang (77,5%) sedangkan jenis kelamin perempuan 9 orang (22,5%).

Responden yang mengalami hipertensi berdasarkan pekerjaan yang

paling banyak adalah responden dengan pekerjaan PNS sebanyak 48.3%.

penelitian ini dejalan dengan penelitian yang dilakukan Irwan (2007) yang

mengatakan bahwa pekerjaan PNS jugs rentan menderita hipertensi, salah

satu faktornya yaitu umur diatas 45 tahun dan obesitas.

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan tekanan darah

sebelum dilakukan terapi bekam, responden lebih banyak mengalami

hipertensi tahap II sebanyak 68.75%. dan responden yang mengalami

hipertensi tahap I 31.25%. Tekanan darah setelah dilakukan terapi bekam,

responden yang mengalami hipertensi tahap II sebanyak 43.75%, hipertesi

tahap I sebanyak 31.25% dan tahap pre hipertensi sebanyak 25% .

perubahan tekanan darah sistolik rata-rat setelah dilakukan terapi bekam

mengalami penurunan 10 mmHg sedangkan pada tekanan darah diastolik

setelah dilakukan terapi bekam basah rat-rat mengalami perubahan sebesar

6.81 mmHg. Terdapat perbedaan yang signifikan pada tekanan darah


36

sebelum dan setelah dilakukan terapi bekam pada penderita hipertensi di

Rumah Terapi Thibbun Nabawy Pontianak.Berdasarkan hasil dari penelitian

ini bahwa terapi bekam basah efektif dalam mempengaruhi penurunan

takanan darah pada penderita hipertensi di Rumah Terapi Thibbun Nabawy

Pontianak.

Artikel4 Penelitian Susanah, et al (2017), yang berjudul “Pengaruh

Terapi Bekam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Di Poliklinik Trio Husada Malang” yang dilaksanakan pada

2016. Pada artikel 4 hasil penelitian yang didapat bahwa responden ysng

menderita tekanan darah tahap 2 jipertensi adalah rentan usia yang

dikategorikan Dapertemen Kesehatan RI (2009) , usia dewasa akhir 36-45

tahun sebanyak 0 (0%), usia lansia awal 46-55 tahun sebanyak 10 (43.0%)

dan lansia akhir 56-65 tahun sebanyak 13 (57.0%). Hal ini sesuai dengan

Erdere (2012), yang menyatakan hipertensi banyak diderita oleh orangtua

dimana penelitian menunjukkan bahwa orang berusia 55 tahun dengan

tekanan darah sebelumnya normal.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nugroho (2014),

dengan hasil penelitian yang menggambarkan dari 38 penderita hampir

sebagian besar umur> 56 tahun sebanyak 17 orang (44.7%) yang menderita

hipertensi, sedangkan sebagian kecil berumur 35-45 tahun sebanyak 9 orang

(23.7%) yang menderita hipertensi. Bertambahnya usia ,menjadi salah satu

penyebab terjadinya penyakit hipertensi dengan pembuktian mendapatkan

hasil responden terbanyak pada lansia akhir, karena perubahan alami yang
37

terjadi pada tubuh manusia yaitu perubahan struktural dan fungsional pada

sistem pembuluh darah manusia.

Tindakan menurunkan tekanan darah yang bisa diterapkan responden

yang mengalami tahap 2 hipertensi yaitu melakukan terapi bekam. Menurut

Kasmui (2010), terapi bekam yang bisa dilakukan untuk menurunkan

tekanan darah yaitu terapi bekam basah (hijamah rothbah) merupakan

penghisapan permukaan kulit oleh angin yang terperangkap dialat cupping

set dan hand pumpuntuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh

dilakukan maksimal 5 menit dengan jarak waktu penggunaan bekam

kembali setelah 4 minggu.Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

tekanan darah sebelum dilakukan terapi bekam seluruh (100.0%) responden

mengalami tekanan darah tahap 2 hipertensi pada penderita hipertensi di

Poliklinik Trio Husada Malang. Tekanan darahs esudah dilakukan terapi

bekam (60.9%) responden mengalami tekanan darah tahap I hipertensi pada

penderita hipertensi di Poliklinik Trio Husada Malang. Terdapat pengaruh

terapi bekam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di

Polikklinik Trio Husada Malang dengn p value=(0,000)<(0,050) .

Artikel 5 Penelitian Sormin Tumiur (2018), yang berjudul

“Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi”.

Pada artikel 5berdasarkan hasil penelitian hasil rata-rata berupa tekanan

darah sistolik sebelum dan sesudah terapi bekam adalah sebesar 18,25

dengan standar deviasi 5,94. Sedangkan hasil rata-rata tekanan darah

diastolik sebelum dan sesudah terapi bekam sebesar 6,50 dengan standar

deviasi 5,79. Selanjutnya diperoleh nilai p value sebelum dan sesudah terapi
38

bekam, pada tekanan darah sistolik, maupun tekanan darah diastolik, yaitu

sebesar 0,000 yang berarti terdapat perbedaan bermakna rata-rata tekanan

darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah terapi bekam. Mean,

maksimal dan minimal tekanna darah sistolik sebelu, dilakukan terapi

bekam adalah mean 152,50 masuk dalam kategori hipertensi sedang.

Keismpulan pada penelitian ini bahwa sebelum dilakukan terapi

bekam, rat-rata tekanan darah sistolik adalah 152,50, kategori hipertensi

sedang. Nilai maksimal adalah 180 kategori hipertensi berat dan minimal

adalah 140 kategori hipertensi ringan.seesudah terapi bekam. Rat-rata

tekanan darah sistolik adalah 134,25 kategori tinggi normal, nilai maksimal

adalah 160 kategori hipertensi sedang dan minimal adalah 120 kategori

normal.
39

Tabel 4.1

Review Literatur Implementasi Perawatan Teknik Bekam untuk


Mengurangi Nyeri Kepala Pada Paisen Hipertensi

Sumber Peneliti dan Judul Tujuan Penelitian Design Sampling Hasil Penelitian Simpulan dan
Artikel Penelitian Saran
Google Siti Fatonah,et al Untuk mengetahui Quasi 30 responden Berdasarkan hasil Kesimpulan terapi
Scholar (2015). pengaruh experimental one penelitian tersebut bekam hipertensi
Terapi bekam terhadap group pre-post didapatkan hasil tidak terdapat
Pengaruh Terapi penderita hipertensi test. pada 30 pengukuran tekanan penurunan tekanan
Bekam Terhadap dapat menurunkan responden darah sistole sebelum darah diastolik
Tekanan Darah tekanan darah sistolik hipertensi yang dilakukan terapi dibuktikan dengan
Penderita dan rata-rata tekanan memenuhi bekam didapatkan uji statistik yang
Hipertensi darah arteri dibuktikan kriteria. hasil 165,57 mmHg didapatkan tidak
dengan uji statistik yang dan setelah dilakukan ada perbedaan
didapatkan perbedaan bekam diperoleh hasil tekanan darah
rata-rata tekanan darah 149 mmHg, diastolik sebelum
sistolik sebelum dan sedangkan hasil dan sesudah terapi
sesudah terapi bekam. pengukuran tekanan bekam dengan
darah diastolik pvalue sebesar
sebelum dilakukan 0,199.
bekam 95 mmHg dan Saran
setelah dilakukan Pada praktisi
bekam didapati hasil bekam untuk lebih
92,67 mmHg giat dalam
makadari hasil mempromosikan
pengukuran di atas bekam sebagai

39
40

terdapat pengaruh pengobatan


terapi bekampada alternatif pada
tekanah darah. pasien-pasien yang
mengalami
gangguan perfusi
sistemik utamanya
pada pasien yang
dirawat diruangan
ICU, untuk
mengkombinasikan
terapi bekam.

Google Amaliyah et.al Untuk mengetahui Pre 64 responden Hasilanalisis Kesimpulan bahwa
Scholar 2018) tentang pengaruh terapi eksperimental mengenai perubahan didapatkan bahwa
bekam terhadap Denganone tekanan darah sistol ada perubahan
Terapi Bekam penurunan tekanan darah group-presest dan diastol sebelum pengaruh tekanan
Terhadap pada pasien hipertensi. posttest diberikannya terapi darah setelah
Penurunan bekam yaitu 160,53 diberikan
Tekanan Darah dengan standar intervensi terapi
deviasi 20,475 dan bekam.
setelah diberikan
intervensi terapi

40
41

bekam menjadi Saran :


153,16 dengan Diharapkan bagi
standar deviasi masyarakat dan
20,454. Terjadi dunia medis dapat
penurunan sistol dari menggunakan
160,53 menjadi terapi bekam
153,16 terjadi selisih sebagai salah satu
7,37. terapi
komplementer
dalam mengatasi
hipertensi.

Google Susi Susanah, et al Terdapat pengaruh terapi Pre Jumlah sampel Berdasarkan hasil Kesimpulan ;
Scholar (2017) bekam terhadap eksperimental sebanyak 23 Tekanan darah penelitian maka
penurunan tekanan darah Denganone responden. sebelum dilakukan cara menurunkan
Pengaruh Terapi pada penderita hipertensi group-presest terapi bekam seluruh tekanan darah pada
Bekam Terhadap di Poliklinik Trio posttest (100,0%) responden penderita hipertensi
Penurunan Husada Malang dengan mengalami tekanan secera alamiah
Tekanan Darah p=value=(0,000)<(0,050) darah tahap 2 salah satunya yaitu
Pada Penderita hipertensi pada dengan melakukan
Hipertensi Di penderita hipertensi di terapi bekam.
Poliklinik Trio Poliklinik Trio
Husada Malang. Husada Malang. Saran:
Tekanan darah Bagi penelitian
sesudah dilakukan selanjutnya
terapi bekam (60,9%) diharapkan dapat

41
42

responden mengalami meneliti faktor lain


tekanan darah tahap 1 seperti pola makan
hipertensi pada yang dapat
penderita hipertensi di mempengaruhi
Poliklinik Trio tekanan darah.
Husada Malang.
Google Edwin safrianda,et Untuk mengetahui Pre Penelitian ini Hasil penelitian Berdasarkan hasil
Scholar al (2015) efektifitas terapi bekam eksperimental menggunakan sebelum dilakukan penelitian ini
basah terhadap Denganone 16 responden terapi bekam basah bahwa terapi
Efektifitas terapi perubahan tekanan darah group-presest didapati rata-rata bekam basah
bekam basah pada penderita hipertensi posttest. tekanan darah sistolik efektif dalam
terhadap perubahan 151.1 mmHg dan mempengaruhi
tekanan darah pada tekanan darah penurunan tekanan
penderita diastolik 93.2 mmHg. darah pada
hipertensi di rumah Setelah dilakukan penderita
terapi thibun intervensi terapi hipertensi.
nabawy pontianak. bekam basah didapat
bahwa sebanyak
18/75% mengalami
prehipertensi, 37.55%
mengalami hipertensi
derajat I dan
responden dengan
hipertensi derajat II
sebanyak 43.75%.
responden yang
mengalami perubahan
tekanan darah sistolik

42
43

maupun diastolik
sebanyak 87.5 %
mengalami penurunan
tekanan darah,
sedangkan 12.5%
tidak mengalami
perubahan tekanan
darah.

Google Sormin tumirun Untuk mengetahui Pre Penelitian ini Univariat : Kesimpulan
Scholar (2018) Pengaruh terapi bekam eksperimental menggunakan Sebelum terapi bekam Ada perbedaan
terhadap tekanan darah Denganone 40 responden rata-rata tekanan yang signifikan
Pengaruh terapi penderita hipertensi. group-presest darah sistolik 152 antara tekanan
bekam terhadap mmHg, median 150 darah sistole dan
tekanan darah mmHg, terendah 140 diastole
penderita mmHg dan tertinggi pengukuran
hipertensi. 180 mmHg. Setelah pertama (sebelum
terapi bekam rata-rata terapi bekam) dan
134,25 mmHg, pengukuran kedua
median 130 mmHg, (setelah terapi
terendah 120 mmHg bekam)
dan tertinggi 160
mmHg.

43
44

Sedangkan tekanan Saran :


darah diastolik Diharapkan supaya
sebelum terapi institusi pendidikan
menunjukkan nilai keperawatan
mean adalah 89,25 menjadi terapi
mmHg, median 90 bekam sebagai
mmHg, terendah 90 salah satu
mmHg dan tertinggi intervensi
110 mmHg. keperawatan
Setelah terapi sebagai terapi
menunjukkan nilai modalitas untuk
mean adalah 82,75 mengatasi tekanan
mmHg, median 80 darah tinggi.
mmHg, terendah 70
mmHg dan tertinggi
70 mmHg.
Bivariat :
Hasil rata-rata
tekanan darah
diastolik pada
pengukuran pertama
adalah 89,25 dengan
standar deviasi 8,28.
Pada pengukuran
kedua didapat rata-
rata tekanandarah
diastolik 82,75

44
45

dengan rata-rata
deviasi 6,40. Terlihat
nilai mean berbeda
dengan pengukuran
pertama dan kedua
adalah 6,50 dengan
standar deviasi 5,79.
Hasil uji statistik
didapatkan p value
0,000, maka dapat
disimpulkan ada
perbedaan yang
signifikan antara
tekanan darah diastol
sebelum dan sesudah
terapi bekam.

Dari penelitian/artikel diatas menemukan bahwa terapi bekam efektif dalam menurunkan tekanan darah dan nyeri kepala pada

pasien Hipertensi.

45
46

4.2 Pembahasan

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah

kesehatan baik di negara maju maupun negara berekembang (Rikesdaa,

2013).

Hipertensi juga merupakan keadaan dimana tekanan darah yang dihasilkan

oleh kekuatan jantung ketika memompa darah. Standar hipertensi adalah

sistolik 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg (Gunawan,2005).

Penyakit tekanan darah tinggi adalah salah satu faktir resiko utama dari

perkembangan penyakit jantung dan stroke (Labarthe, 2012).

Intervensi yang bisa dilakukan untuk mengatasi tekanan darah tinggi atau

hipertensi adalah dengan mengkonsumsi obat anti hipertensi rutin,

mengurangi konsumsi garam dan stres dan dapat dilakukan dengan terapi

koplementer bekam.

Terapi bekam (Al-Hijamah) dikenal sebagai terapi kesehatan dalam islam.

Al-hijamah berasal dari kata Al-Hai yangs ecara literatur berarti menghisap,

bekam memiliki kedudukan yangs spesial dalam budaya islam karena bekam

menjadi salah satu pengobatan yang dianjurkanoleh Nabi Muhammad SAW.

Terapi bekam telah ada pada zaman Nabi Muhammad SAW dengan bukti

banyaknya hadist yang menganjurkan untuk melakukan pengobatan dengan

bekam.

Banyak penelitian yang telah membuktikan keefektivitas terapi bekam

dalam menurunkan tekanan darah menurunkan tekanan darah pada pasien

Hipertensi. Yaitu penelitian Siti Fatonah,et al (2015) yang mengatakan bahwa


47

terapi bekam terhadap penderita hipertensi dapat menurunkan tekanan darah

sistolik dan rata-rata tekanan darah arteri.

Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan sistolik lebih

penting dalam memperediksi komplikasi kardiovaskuler. Oleh karena itu

adanya penurunan sistolik akan disertai dengan penrunan resiko penyakit

kardiovaskuler.

Dalam artikel penelitian Hanina Maliyah, et al (2018) mengatakan jika

terapi bekam dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada

paien hipertensi. Apabila dilakukan pembekaman pada satu point maka kulit

(kutis), jaringan bawah kulit (subkutis), fasia, dan otot akan terjadi kerusakan

dari mast cell atau lain-lain.

Akibat kerusakan ini akan dilepaskan bebrapa zat seperti serotonin,

histamine, bradikinin, slowreacting substance (SRS) serta zat lain yang belum

diketahui. Zat-zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol

serta flare reaction pada daerha yang debekam. Dilatasi kapiler juga dapat

terjadi di tempat yang jauh dari tempat pembekaman ini menyebabkan

terjadinya perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya timbul efek

relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat vasodilatasi umum

akan menurunkan tekanan darah secara stabil.

Dalam penelitian Edwin Safrianda,et al (2015) dari hasil uji statistik

dengan menggunakan uji t berpasangan didapatkan bahwa nilai p tekanan

Wilcoxcon didapatkan bahwa nilai p tekanan darah diastolik sebelum dan

setelah dilakukan terapi bekam basah 0.01. menunjukan bahwa nilai p


48

tekanan sistolik dan tekanan diastolik lebih kecil 0.05, yang berarti terdapat

penurunan tekanan darah setlah dilakukan terapi bekam basah.

Dalam penelitian Sormin tumirun (2018) pada penelitian ini menjelaskan

bahwa terapi bekam efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita

hipertensi.

Menurut penelitian Susi Susanah,et al (2017) yang mengatakan terapi

bekam bisa dilakukan untuk menurunkan tekanan darah yaitu terapi bekam

basah (hijamah rothbah) merupakan penghisapan permukaan kuliat oleh

angin yang terperangkap dialat cupping set dan hand pumpuntuk

mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh dilakukan maksimal 5 menit

dengan jarak waktu penggunaan bekam kembali adalah 4 minggu.

Penderita hipertensi yang melakukan terapi bekam selain bermanfaat

menurunkan tekanan darah juga bermanfaat untuk membersihkan darah dari

racun-racun dan sisa makanan dan dapat meningkatkan aktifitas saraf tulang

belakang, mengatasi gangguan tekanan darah yang tidak normal dan

pegapuran padaa pembuluh darah, menghilangka rasa pusing, kejang-kejang

dan keran yang terjadi pada otot, menghilangkan rasa skit bahu, dada dan

punggung karena aliran darah setelah di bekam menjadi lancar (Fatahillah,

2006).

Berdasarkan hasil penelitian maka cara menurunkan tekanan darah pada

penderita hipertensi secara alamiah salah satunya yaitu dengan melakukan

terapi bekam.

Dari hasil penelitian artikel diatas peneliti merekomendasikan untuk

menggunakan terapi bekam sebagai salah satu pengobatan komplementer atau


49

pengobatan alamiah untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi nyeri

kepala pada pasien hipertensi. Karena selain efektif untuk menurunkan

tekanan darah dan berbagai keluhan lain terapi bekam adalah salah satu

pengobatan yang disunahkan oleh Nabi Muhammad SAW.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Terdapat 5 (lima) artikel yang memiliki relevansi dengan implementasi


penerapan Terapi bekam untuk menurunkan tekanan darahpada pasien
hipertensi.
5.1.2 Penerapan terapi bekam dapat digunakan sebagai penatalaksanaan
perawatan Komplementeruntuk menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi, migrain, dan penyakit rheummatoid arthri.
5.1.3 Implementasi penerapan terapi bekam yang diimplementasikan dalam
artikel memiliki variasi dalam pelaksanaan dan penggunaan tipe bekam,
sehingga dibutuhkan kajian tentang jenis bekam yang akan digunakan
agar dapat disesuaikan dengan keluhan yang dialami pasien.
5.2 Saran

Hasil penelitian menyarankan


5.2.1 Bagi fasilitas kesehatan
Peneliti berharap bahwa tenaga mendisdapat menerapkan perawatan
terapi komplementer bekam sebagai intervensi dalam keperawatan
untuk menurunkan tekanan darahpada hipertensi.
5.2.2 Bagi pengembangan keilmuan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi terapi komplementer
bagi mahasiswa dan dapat dikembangkan agar mahasiwa dapat
mengusai perawatan tentang terapi komplementer yang salah satunya
adalah terapi bekam yang dapat digunakan dan efektif dalam
menurunkan tekanan darah dan nyeri kepala pada pasien hipertensi.
5.2.3 Bagi penelitian lanjutan
Penelitian ini dapat dijadikan Sebagai pandangan dan data dasar untuk
peneliti selanjutnya dan dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai
keefektifan dari terapi bekam. Dengan mengubah kerakteristik dalam
menurunkan tekanan darah dan mengatasi nyeri kepala, dan dapat
mengontrol faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil.

50
DAFTAR PUSTAKA

Beevers. 2014. Bimbingan dokter pada: alih bahasa: simbolon.O.H. Jakarta. Dian
Rakyat
Brunner & suddart. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume
2. Jakarta EGC
Dinkes provinsi sumatera selatan. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera
Selatan. Pusat Data Dan Informasi Kesehatan : Palembang
Fatahillah, A. 2006. Keampuhan Bekam: Pencegahan Dan Penyembuhan
Penyakit Ala Rasulullah. Jakarta : Qultum Media
Hawari D, 2006, Manajemen Stress, Cemas, Depresi. Jakarta . FKUI
Juwit R. 2013. Hubungan keluarga dengan depresi pada lansia. STIKES
U’Budiyah Banda Aceh
LeMone, Burke & Bauldoff. 2016. Keperawatan Medikal Bedah, Ahli Bahasa.
Jakarta : EGC
Ridho, achmad. 2012. ahli bekam sinergi rahasia sinergi pengobatan bekam nabi
medis modern, dan tradisional chinese mediceine. Solo : Aqwa Medika
Smeltzer, S.C, Bare, B. G.,2016,”Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Brunner & Suddarth. Vol. 2. E/8”, EGC, Jakarta
Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi
Secara Terpadu. Yogyakarta : Graha Ilmu
Umar, A wadda. 2012. Sembuh dengan satu titik 2: bekam untuk 7 penyakit
kronis. Solo : thibia
Yonata, A, & Pratama, A. P. 2016. Hipertensi sebagai faktor pencetus terjadinya
stroke. Majority,17-21.Diakses dari
http://juke.kedokteran.unila.ac.id//indeks.php/majority/artikel/download/1
0-30/824. di unduh tanggal 1 febuari 2020
Fatonah Siti, et al .2015. Pengaruh terapi bekam terhadap tekanan darah penderita
hipertensi. Diunduh pada 8 Febuari 2020

Amaliyah Hanina & Koto Yeni.2018. Terapi bekam terhadap penurunan tekanan
darah. Diunduh pada 11 April 2020

Larasa TA & Wicaksono Dwi T. 2016. Mekanisme bekam sebagai terapi


alternatif f dalam menurunkan hipertensi. Diunduh pada 12 Mei 2020
Susanah Susi, et al. 2017. Pengaruh terapi bekam terapi bekam terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di poliklinik trio husada
Malang. Diunduh pada 12 Mei 2020

Safrianda Edwin, et al. 2015. Efektivitas terapi bekam basah terhadap perubahan
tekanan darah pada penderita hipertensi di rumah terapi thibbun nabawy
pontianak. Diunduh pada 13 Mei 2020
LAMPIRAN
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TEKNIK TERAPI BEKAM

1. PENGERTIAN Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara


mengeluarkan darah yang terkontaminasi toksin
atau oksidan dari dalam tubuh melalui permukaan
kulit ari.

2. TUJUAN Untuk mengeluarkan oksidan dari dalam tubuh


sehingga penyumbatan aliran darah ke organ-organ
tertentu dalam tubuh dapat diatasi, sehingga fungsi-
fungsi fisiologis tubuh kembali normal.

3. INDIKASI Untuk melancarkan peredaran darah.

4. KONTRAINDIKASI Orang yang dalam kondisi lemah.

5. PERSIAPAN PASIEN 1. Pasien dijelaskan tentang bekam, efek yang


terjadi, proses kesembuhan dll
2. Pasien disiapkan mentalnya agar tidak gelisah
dan takut, bimbinglah berdoa dan berwudlu
3. Bagi pasien yang belum pernah dibekam cukup
dibekam 1 - 2 gelas
4. Pasien dipersiapkan makanan, minuman,
kebersihan tubuh dan kebersihan tempat yang
akan dibekam

6. PERSIAPAN ALAT 1. Alat yang dipersiapkan: set kop/tabung


penghisap, skapel, jarum, lancet pen, pisau
bedah, duk kain, sarung tangan, masker,
mangkok/cawan, tempat sampah, meja dan kursi
2. Bahan yang disiapkan: kassa, kapas/tissue,
betadin, detol, sabun, zalf, alkohol, spiritus,
minyak zaitun, minyak habbatussauda, al qusthul
hindi, minyak urut hangat (misalnya: gandapura),
minuman hangat, baik kalau disediakan madu
dan susu.
3. Mensterilkan alat agar bebas kuman dan tidak
menyebarkan penyakit, dengan cara: merebus
tabung kop paling sedikit selama 30 menit
setelah air mendidih terus menerus (karet dilepas
dulu). Sarung tangan, karet dan duk kain
disterilkan dengan tablet formalin.
4. Jarum, pinset, pisau, silet, hanya boleh sekali
pakai saja. Selesai satu pasien, langsung buang
5. Ruangan harus bersih, terang dan cukup aliran
udara dan tidak pengap
7. CARA BEKERJA :

1. Siapkan gelas ukuran sedang yang telah dipasang alat pemantiknya, dalam
keadaan steril yang sebelumnya dapat direndam dalam alkohol kemudian
dikeringkan dan dibersihkan dengan tissue/kapas.
2. Bersihkan daerah akhda' dengan kapas/kain kassa yang telah diberi betadine.
Juru bekam dan pasien dalam keadaan suci dari hadas dengan wudlu. Juru
bekam dapat membaca/berdoa (sir atau jahr) dengan bacaan ruqyah untuk
orang sakit yang dicontohkan Nabi SAW. dan ingatkan pasien untuk selalu
berdzikir dengan membaca minimal: "Allahu huwa asysyifa" atau "Allahu
Huwasysyafi'" (Allah Yang Maha Menyembuhkan), selama proses
pembekaman supaya yaqin bahwa hanya Allah SWT. yang dapat
menyembuhkan penyakit. Juru bekam juga harus selalu membaca dzikir ini.
3. Letakkan alat bekam di daerah akhda' dan ucapkan Basmalah (dengan sir atau
jahr)
4. Kokang secukupnya 2-3 kali, tidak terlalu kuat atau lemah, kemudian
geserkan gelas bekam ke seluruh tubuh bagian punggung, tanpa melepas
penyedotnya. Jika terlalu lemah sedotannya maka gelas bekam akan lepas,
sedot lagi secukupnya. Cara ini disebut "Bekam Luncur", untuk mendapatkan
kelenturan kulit dan daging sebelum bekam kering, serta memberikan efek
nyaman pada pasien.
5. Setelah bekam luncur selesai, pijat-pijatlah daerah yang akan dibekam, seperti
halnya pijat refleksi. Pijat ini akan memberikan kelenturan kulit dan daging
juga dan memberikan rasa nyaman.
6. Letakkan lagi alat bekam di daerah akhda' dan ucapkan Basmalah (dengan sir
atau jahr)
7. Kokang atau sedot secukupnya 8-10 kali sehingga gelas menempel kokoh
berada di daerah akhda', kemudian tunggu 5-7 menit.
8. Bukalah penutup gelas bagian atas agar udara dapat masuk, sehingga gelas
bekam mudah diambil.
9. Ambil silet/pisau/jarum/lancet pen lalu sayatkan/tusukkan ke daerah akhda'
secukupnya (jangan terlalu dalam dan banyak sayatan) dan arah sayatan harus
searah dematom kulit (jangan berlawanan karena bisa terputus syaraf dan
pembuluh darahnya)
10. Ambil gelas dan pemantiknya, arahkan ke tempat semula, lalu kita kokang
secukupnya sambil mengucapkan Basmalah. Kemudian tunggu sampai darah
kotor (rusak) keluar 5-7 menit. Gelas mulai kelihatan terisi darah kotor akibat
adanya tekanan udara dalam gelas tersebut. Perhatikan betul bagi penderita
diabetes agar waktu bekam tidak terlalu lama untuk menghindari
terkelupasnya kulit yang dapat menimbulkan luka.
11. Ambil tissue dan letakkan di bawah gelas dengan tangan kiri, lalu perlahan
buka penutup udara bagian atas gelas dan segera buka, ditekan lalu arahkan
agar darah masuk semua ke dalam gelas bekam dengan tangan kanan. Tahan
tissue dengan tangan kiri sampai sisa darah habis dan bersihkan ke seluruh
daerah akhda' dengan tissue tersebut sampai bersih.
12. Bersihkan gelas bekam yang berisi darah kotor dengan tissue. Semakin parah
penyakit seseorang, maka semakin merah kehitaman darah yang ada di gelas.
Bersihkan gelas sampai jernih kembali.
13. Lakukan lagi proses penyedotan sekurang-kurangnya 2 kali maksimal 5 kali.
Setelah selesai, gelas bekam ditaruh di cawan untuk dibersihkan.
14. Tutup luka sayatan/tusukan dengan membersihkan sisa darah dengan betadine,
lalu oleskan minyak habbatussauda/ zaitun/ al-qisthul hindi, lalu tutup dengan
kapas/tissue agar minyak tidak mengenai pakaian dan dagu.
15. Dengan pemakain minyak di atas, Insya Allah luka sayatan akan tertutup
kembali/normal seperti semula.
8. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :

1. Bekam tidak dianjurkan terhadap:


a. Penderita diabetes (kencing manis) atau pendarahan, kecuali juru bekam
yang benar-benar ahli.
b. Pasien yang fisiknya sangat lemah
c. Penderita infeksi kulit yang merata
d. Orang tua, jika mereka tidak sangat membutuhkannya, karena lemahnya
fisik mereka
e. Penderita penyakit kanker darah
f. Penderita penyakit gila dan ketidakstabilan emosi
g. Penderita Hepatitis A dan B apabila sedang dalam kondisi parah. Adapun
bila kondisi sudah tidak parah atau penyakit tersebut merupakan penyakit
menahun, maka tidak mengapa untuk diobati dengan bekam
h. Pengidap penyakit kuning karena hepatitis
i. Pasien yang melakukan cuci darah
j. Pasien yang mengalami kelainan klep jantng, kecuali di bawah
pengawasan dokter dan orang yang benar-benar ahli bekam
k. Penderita kedinginan, sementara suhu badannya sangat tinggi atau
penderta flu dan semisalnya, kecuali setelah ia tidak lagi merasa
kedinginan
l. Pada orang yang baru pertama kali melakukannya, kecuali setelah
dilakukan persiapan mental baginya. Yang paling baik adalah hendaknya
ia melihat orang lain yang berbekam di hadapannya. Selain itu, ia perlu
mendengar tentang keutamaan-keutamaan dan manfaat bekam
m. Pasien yang masih mengkonsumsi obat pelancar darah, kecuali dengan
sangat hati-hati. Demikian pula terhadap orang yang kelelahan, sehingga ia
beristirahat
n. Pasien penyakit jantung, tidak boleh dilakukan terhadap pasien yang
menggunakan peralatan bantu untuk mengatur detak jantung.
o. Terhadap orang yang baru memberikan donor darah kecuali setelah berlalu
beberapa hari, tergantung kondisi kesehatannya. Demikian pula terhadap
penderita vertigo, sampai keadaan dirinya rileks.
p. Pengguna obat-obat perangsang tidak dianjurkan untuk dibekam, kecuali
setelah meninggalkannya. Penderita ketakutan juga sebaiknya menunggu
sampai kondisi kejiwaannya tenang.
2. Seyogyanya dihindari pembekaman setelah pasien mengalami muntah
3. Dianjurkan tidak langsung makan sesudah berbekam, tetapi boleh minum
madu atau minuman yang memulihkan kebugaran
4. Pada penderita dengan kelainan cairan lutut, dalam pembekaman jangan
sampai gelas bekam dipasang pada daerah yang sakit, melainkan di sekitarnya.
5. Varises yang terjadi di betis, maka pembekaman dilakukan di kanan kiri
varises secara hati-hati
6. Pembekaman terhadap pasien yang mengidap penyakit liver (hati) harus
dilakukan secara sangat hati-hati
7. Penyakit perdarahan atau diabetes (kencing manis) jika dilakukan
pembekaman, maka tidak dengan sayatan, melainkan dengan tusukan ringan
dengan jarum akupuntur
8. Untuk penderita tekanan darah rendah hendaklah daerah punggung bagian
bawah tidak dibekam. Pembekaman hendaknya juga dilakukan satu demi satu,
jangan dilakukan pembekaman sekaligus di dua tempat atau lebih secara
bersamaan
9. Untuk penderita anemia, pembekaman dilakukan satu demi satu, sesuai
dengan kesiapan kondisi tubuhnya. Jika pasien mengalami pingsan, maka
gelas bekam harus segera dicabut dan pasien diberi minuman yang
mengandung gula (air manis).
10. Jangan melakukan bekam kecuali setelah bertanya kepada pasien, apakah
aliran darahnya deras, apakah ia mengidap diabetes, penyakit-penyakit hati
(hepatitis), kanker, urat yang robek, dan ada cairan di lututnya.
11. Bekam terhadap wanita harus dilakukan oleh sesama wanita atau laki-laki
yang menjadi mahramnya
12. Tidak boleh dilakukan bekam di atas simpul otot, tapi bisa dilakukan
penyedotan dengan gelas, tanpa penyayatan (bekam kering)
13. Bagi orang tua dan anak-anak, hanya dilakukan penyedotan ringan
14. Tidak dianjurkan melakukan bekam dalam keadaan sangat kenyang atau
sangat lapar
15. Dianjurkan mandi air hangat dan melakukan pemijatan setelah berbekam
16. Ditegaskan pada pasien agar sehari sebelum dan sesudah bekam tidak
berhubungan badan (bersetubuh) dengan istrinya untuk menghindari lemah
badan.
17. Jika pasien pingsan lantaran bekam, hendaknya dibaringkan dan diolesi
minyak jinten hitam (habbatussauda) pada bagian tengkuknya dan dipijati
perlahan hingga sadar. Juru bekam tidak perlu kuatir, sebab hal itu sudah biasa
terjadikarena kondisi fisik pasien yang kurang fit. Juru bekam hendaknya
menenangkan pasien ketika telah sadar dan bekam bisa dilanjutkan lain ketika
keadaan pasien sudah normal.
18. Dapat juga untuk pasien yang pingsan hendaknya dibaringkan di atas lantai
yang tidak dingin dengan posisi terlentang, kemudian angkat kaki setinggi
mungkin atau telungkup dan angkat kaki dan tekuk berulang kali.
9 TAHAP TERMINASI

1. Mengevaluasi hasil teknik relaksasi nafas dalam


2. Menganjurkan pasien mengulangi teknik relaksasi nafas dalam bila pasien
mengalami tekanan darah tinggi
3. Berpamitan dengan klien
4. Mendokumentasikan tindakan dan respon pasien dalam catatan keperawatan
Gambar bekam

Gambar 2.2 Alat Bekam


ARTIKELPENELITIAN

Terapi Bekam Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Hanina Amaliyah1, Yeni Koto2


1,2
Program Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Keseahatan IndonesiaMaju
Jln. Harapan Nomor 50, Lenteng Agung- Jakarta Selatan 12610
Telp: (021) 78894045, Email: 1amaliyahnina@gmail.com, 2kyoto.yeni@gmail.com

Abstrak
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat
secara kronis. Salah satu terapi komplementer yang dilakukan dalam penanganan
hipertensi yaitu terapi bekam. Bekam (Al- Hijamah) merupakan metode pengobatan
dengan cara mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh melalui permukaan kulit.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang pengaruh terapi bekam terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Desain penelitian menggunakan
pre eksperimental dengan model one group pretest-posttest. Populasi penelitian ini
adalah pasien hipertensi yang berbekam di Bekam Ruqyah Center Pasar Minggu
sebanyak 64 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
dengan sampel 38 responden. Hasil dari uji Wilcoxon didapatkan nilai p value 0,000
. Hal ini menunjukkan bahwa terapi bekam dapat menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi. Diharapkan bagi masyarakat dan dunia medis dapat
menggunakan terapi bekam sebagai salah satu terapi komplementer dalam
mengatasihipertensi.
Katakunci : Hipertensi, terapibekam
Abstract
Hypertension is a condition when blood pressure in blood vessels increases
chronically. One of the complementary therapies performed in the treatment of
hypertension is cupping therapy. Cupping (Al- Hijamah) is a method of treatment by
removing dirty blood from the body through the skin surface. The purpose of this
research to determine about the effect of cupping therapy on the decrease in blood
pressure in hypertensive patients. Design using pre-experimental research design
model with one group pretest- posttest. The study population was patients with
hypertension who used cupping in Bekam Ruqyah Center Pasar Mingggu as many
as 64 people. The sampling technique used purposive sampling with a sample of 38
respondents. Results of the Wilcoxon test p value 0,000. This suggests that cupping
therapy can lower blood pressure in hypertensive patients. Expected for the public
and the medical world can use cupping therapy as a complementary therapy to
treathypertension.
Keywords : Hypertension, cuppingtherapy
Vol. 8 No. 1Maret 2018 Jurnal Ilmiah Ilmu KeperawatanIndonesia

Pendahuluan jantung dan ginjal.2 Hipertensi dapat


Penyakit tidak menular merupakan menyebabkan komplikasi yang
penyakit kronis yang tidak ditularkan berbahaya jika tidak ditangani dengan
dari orang ke orang. Data penyakit baik. Komplikasi hipertensi diantaranya
tidak menular meliputi: (1) asma; (2) berupa gangguan pada otak, sistem
penyakit paru obstruksi kronis; (3) kardiovaskuler, ginjal dan mata.
kanker; (4) diabetes melitus; (5) Hipertensi yang terjadi dalam jangka
hipertiroid; (6) hipertensi; (7) waktu lama dapat menyebabkan stroke,
jantungkoroner; serangan jantung, gagal jantung dan
(8) gagal jantung; (9) stroke; (10) merupakan penyebab utama gagal ginjal
gagal ginjal kronis; (11) batu ginjal; kronik.3 Dalam penelitian yang
(12) penyakit sendi atau rematik. dilakukan oleh purnama (2017)
Penyakit tidak menular, terutama menyatakan bahwa stress memiliki
hipertensi terjadi penurunan dari 31,7 pengaruh yang signifikan terhadap
persen tahun 2007 menjadi 25,8 terjadinya peningkatan tekanan darah
persen tahun 2013.1 Asumsi terjadi tinggi.12
penurunan bisa bermacam- macam Akhir-akhir ini banyak orang menyukai
mulai dari alat pengukur tensi yang pengobatan komplementer, beberapa
berbeda sampai pada kemungkinan alasan diantaranya: biaya terjangkau,
masyarakat sudah mulai datang tidak menggunakan bahan-bahan kimia
berobat ke fasilitas kesehatan. dan efek penyembuhan cukup signifikan
Penyakit tekanan darah tinggi dan salah satu pengobatan
merupakan faktor resiko utama dari komplementer yang dapat menangani
perkembangan penyakit jantung dan hipertensi yaitu terapi bekam.4 Bekam
stroke. Penyakit hipertensi juga adalah sebuah metode penanganan
disebut sebagai “the silent diseases” penyakit yang melibatkan energi dan
karena tidak terdapat tanda- tanda atau darah ke
gejala yang dapat dilihat dari luar.
Penyakit hipertensi berkembang
secara perlahan, tetapi secara potensial
sangat berbahaya.2
Hipertensi adalah suatu keadaan
ketika tekanan darah di pembuluh
darah meningkat secara kronis. Hal
tersebut dapat terjadi karena jantung
bekerja lebih keras memompa darah
untuk memenuhi kebuthan oksigen
dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan,
penyakit ini dapat mengganggu fungsi
organ-organ lain, terutama organ lain,
terutama organ-organ vital seperti
permukaan kulit menggunakan ruang zat pemicu peradangan juga ikut
hampa udara (vakum) yang tercipta di dikeluarkan, misalnya zat histamine,
dalam mangkuk seperti gelas atau bekam juga berperan meningkatkan
bambu. Ustadz Suhardi menjelaskan jumlah sel darah merah, meningkatkan
bekam merupakan metode pengobatan jumlah sel darah putih, mengubah darah
dengan penyedotan kulit di bagian- yang terlalu asam menjadi proporsional,
bagian tertentu untuk mengeluarkan membersihkan darah
racun dan oksidan dalam tubuh sebagaimana dikatakan oleh Dr. Katashi,
melalui torehan tipis yang mengenai dosen di UniversitasOsaka.5
pembuluh darah kapiler pada Berdasarkan studi pendahuluan yang
epidermis. Dokter Umar dalam dilakukan oleh peneliti pada 8 Agustus
bukunya “Sembuh dengan Satu Titik” 2016 di Bekam Ruqyah Center, dengan
mengatakan, bekam adalah metode mewawancarai
pengobatan dengan metode tabung 4 petugas bekam dengan 1 orang kepala
atau gelas yang ditelungkupkan pada cabang BRC didapatkan hasil bahwa
permukaan kulit agar menimbulkan keluhan terbanyak yang datang ke BRC
bendungan lokal. Terjadinya pasar minggu adalah pasien dengan
bendungan lokal disebabkan tekanan keluhan pusing, memiliki riwayat
negatif dalam tabung yang hipertensi dan bahkan disertai dengan
sebelumnya benda-benda dibakar dan stroke. Setelah dilakukannya pengobatan
dimasukan kedalam tabung agar terapi bekam, keesokan harinya pasien
terjadi pengumpulan darah lokal. di tensi kembali oleh petugas dan hasil
Kemudian darah yang telah tekanan darah yang didapat pasien
berkumpul dikeluarkan dari kulit hipertensi adalah awal sebelum di
dengan dihisap.4 Efek bekam terhadap bekam TD mencapai 200/90 mmHg,
darah diantaranya: Bekam kemudian setelah di bekam turun
menstimulasi darah ditubuh secara menjadi 130/80 mmHg. Dan testimoni
umum melalui zat nitrit oksida (NO) yang dikatakan pasien kepada petugas
yang berperan meluaskan pembuluh BRC mengatakan bahwa mereka merasa
darah, bekam berperan mengurangi lebih enakan setelah di bekam. Dari
darah dan cairan yang menyertai wawancara peneliti dengan kepala
proses peradangan dengan cara cabang BRC pasar minggu mengatakan
mengeluarkan cairan-cairan ini dari bahwa alasan terbanyak pasien
celah-celah antarsel. Begitu pula zat- hipertensi memilih terapi bekamini
395
HaninaAmaliyah Jurnal Ilmiah Ilmu KeperawatanIndonesia

karena biaya obat hipertensi yang Populasi merupakan keseluruhan dari


mahal, pasien yang malas untuk objek penelitian atau objek yang akan di
minum obat dokter serta atas saran teliti.7 Pada penelitian ini sebanyak 64
dari keluarga pasien untuk melakukan responden, dan berdasarkan hasil
terapi bekam. Pada tanggal 10 penghitungan sampel di dapatkan
Agustus 2016 peneliti melakukan sampel sebanyak 38 responden yang
wawancara kepada 3 pasien bekam di merupakan pasien hipertensi yang
klinik bekam ruqyah center wilayah berbekam di Klinik BRC pasar minggu.
pasar minggu Jakarta selatan dari 3 Teknik pengambilan sampel pada
pasien bekam mengatakan bahwa penelitian ini menggunakan purposive
mereka memilih bekam karena mereka sampling yaitu yang didasarkan pada
di rekomendasikan oleh teman kantor suatu pertimbangan tertentu yang dibuat
mereka, dari keluarganya yang sudah oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri
merasakan di bekam dan mereka atau sifat-sifat populasi yang sudah
mengatakan saat setelah di lakukan diketahuisebelumnya.7
bekam mereka merasa badannya Analisa data diartikan sebagai upaya
enakan dan lebih enteng, pusing- data
pusing nya berkurang bahkan hilang
setelah di lakukan bekam. Tujuan
pada penelitian ini adalah untuk
mencari ada atau tidaknya pengaruh
terapi bekam terhadap penurunan
tekanan darah pada pasienhipertensi.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif, menggunakan pre
experimental design dengan one group
pretest-posttest design. Penelitian ini
dilakukan dengan cara memberikan
pretest (pengamatan awal) terlebih
dahulu sebelum diberikan intervensi,
setelah itu diberikan intervensi,
kemudian dilakukan kembali posttest
(pengamatan akhir).6 desain ini
digunakan untuk mengetahui
pengaruh terapi bekam terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi di klinik BRC pasar
minggu. Waktu penelitian dimulai dari
Oktober – Desember2016.
variabel yang diteliti secara terpisah Tabel 1. Distribusi karakeristik usia
dengan cara membuat tabel frekuensi responden di Klinik BRC Pasar Minggu
dari masing- masing variabel. Jakarta tahun 2016.
Analisis bivariate dilakukan terhadap
dua variabel yang diduga berhubungan Usia Frekuensi Persen (%)
atau berkorelasi. Dalam penelitian ini 30 –39 12 31,5
menggunakan uji Wilcoxon. Uji 40 –49 14 36,8
tersebut digunakan untuk mengetahui 50 –59 8 21
pengaruh sebelum dan sesudah 60 –69 4 10,5
diberikan terapi bekam terhadap Total 38 100
penurunan tekanan darah pada pasien Berdasarkan tabel diatas dapat kita
hipertensi. Interpretasi dari uji simpulan bahwa usia responden di
Wilcoxon yaitu dengan menggunakan Klinik BRC Pasar Minggu didapatkan
taraf signifikan (α = 0,05). Kaidah bahwa rentang usia 30-39 tahun
keputusan analisa datanya yaitu sebanyak 12 orang (31.5%), usia
apabila p value > 0,05 maka Ho 40-49 tahun sebanyak 14 orang (36.8%),
diterima artinya tidak ada pengaruh usia dengan rentang 50-59 tahun
terapi bekam terhadap penurunan sebanyak 8 orang (21%), usia dengan
tekanan darah pada pasien hipertensi rentang usia 60-69 tahun sebanyak 4
dan sebaliknya bil p value < 0,05 orang (10.5%) dari 38 responden.
maka Ho ditolak artinya ada pegaruh Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
terapi bekam terhadap penurunan Dilakukan Terapi Bekam
tekanan darah pada pasien hipertensi.
Hasil Tabel 2. Distribusi responden nilai rata-
Analisis Univariat rata tekanan darah sistol dan diastole
sebelum terapi bekam pada pasien
hipertensi di Klinik BRC pasar minggu
Jakarta2016.
yang sudah tersedia kemudian diolahdengan
statistic dan dapat digunakan untuk menjawabTekanan
rumusan masalah dalam penelitian.7
darah
sistol & diastol N Mean SD
analisis data yang digunakan pada penelitian ini antara
sebelum lain analisis univariat dan
di terapi
bivariate. Analisis univariat digunakan untukbekam
dua tujuan, yaitu pertama analisis
deskriptif variabel penelitian, dilakukan untukTekanan darah sistol
menggambarkan 38 160,53
setiap 20,475
Tekanan darah 38 101,32 11,058
396 diastol
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan Analisis Bivariat
rata-rata tekanan darah sistol sebelum
dilakukan terapi bekam menunjukkan Tabel 4. Pengaruh terapi bekam
nilai rata-rata sebesar 160,53 dengan terhadap penurunan tekanan darah pada
standar deviasi 20,475. Sedangkan, pasien hipertensi di Klinik BRC pasar
rata-rata tekanan darah diastol minggu Jakarta 2016.
sebelum dilakukan terapi bekam
menunjukkan nilai rata-rata sebesar No N Mean SD P
101,32 dengan standar deviasi 11,058.
Hasil di atas selanjutnya dibandingkan Value
dengan tabel setelah dilakukan terapi 1. Sistol 38 160,53 20,475
bekam dengan cara dibandingkan, s
apakah terjadi perubahan nilai mean. ebelum

Tabel 3. Distribusi responden nilai 2. Sistol 38 153,16 20,454 0.000


rata-rata tekanan darah sistol dan s
diastole sesudah terapi bekam pada esudah
pasien hipertensi di Klinik BRC pasar
minggu Jakarta 2016. 3. Diastol 38 101,32 11,058
s 0,000
Tekanan darah ebelum
sistol & diastol N Mean SD
sesudah di Diastol
terapi 4. s 38 96,89 11,986
bekam esudah
Tekanan darah 38 153,16 20,454
sistol
Tekanan darah 38 96,89 11,986
diastol
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
rata-rata tekanan darah sistol sesudah
dilakukan terapi bekam menunjukkan
nilai rata-rata sebesar 153,16 dengan
standar deviasi 20,454. Sedangkan,
rata-rata tekanan darah diastol sesudah
dilakukan terapi bekam menunjukkan
nilai rata-rata sebesar 96,89 dengan
standar deviasi 11,986. Dari hasiltabel
5.2 dan tabel 5.3 didapatkan hasil
bahwasanya terjadi perubahan
terhadap tekanan darah ketika
diberikan intervensi terapi bekam
dengan melihat nilaimean.
Berdasarkan tabel diatas bekam. Dari hasil analisa bivariat
menggunakan uji wilcoxon menggunakan uji wilcoxon didapatkan
menunjukkan bahwa terdapat nilai p value tekanan darah sistol dan
perbedaan tekanan darah (sistol dan diastol sebesar 0,000 sehingga dapat
diastol) sebelum dan sesudah di dinyatakan bahwa ada pengaruh terapi
berikan intervensi terapi bekam. Rata- bekam terhadap penurunan tekanan
rata tekanan darah sistol setelah darah pada pasien hipertensi karena nilai
dilakukannya terapi bekam memiliki p value < 0,05.
nilai rata-rata 153,16, dengan standar Pembahasan Karakteristik Responden
deviasi 20,454. Sedangkan rata-rata Usia
tekanan darah sistol sebelum Responden pada penelitian ini adalah
dilakukan terapi bekam menunjukkan perempuan yang memiliki penyakit
nilai rata-rata sebesar 160,53, dengan hipertensi. Usia responden di Klinik
standar deviasi 20,475. Dari BRC Pasar Minggu didapatkan data
perbandingan nilai rata-rata tekanan bahwa rentang usia 30-39 tahun
darah sistol sebelum dan sesudah sebanyak 12 orang (31.5%), usia 40-49
berarti telah terjadi penurunan tekanan tahun sebanyak 14 orang (36,8%), usia
darah sistol pada pasien hipertensi 50-59
yang melakukan terapibekam. tahun sebanyak 8 orang (21%), usia
Selanjutnya rata-rata pengaruh terapi 60-69
bekam terhadap penurunan tekanan tahun sebanyak 4 orang (10,5%) dari 38
darah diastol setelah dilakukannya orang responden. Hal ini sejalan dengan
terapi bekam memiliki nilai rata-rata penelitian Yulis yang mengatakan
101,32, dengan standar deviasi bahwa tekanan darah akan semakin
11,058. Sedangkan rata-rata tekanan meningkat dengan bertambahnya usia,
darah diastol sebelum dilakukan terapi mencapai puncaknya pada pubertas
bekam menunjukkan nilai rata-rata kemudian cenderung menurun. Pada
sebesar 96,89, dengan stadar deviasi lanjut usia elastisitas arteri menurun dan
75. Dari perbandingan nilai rata-rata arteri menjadi kaku. Hal ini
tekanan darah diastol sebelum dan meningkatkan tekanan sistolik karena
sesudah berarti telah terjadi penurunan dinding pembuluh darah secara fleksibel
tekanan darah diastol pada pasien tidak mampu retraksi maka tekanan
hipertensi yang melakukan terapi diastolik menjadi lebihtinggi.
HaninaAmaliyah Jurnal Ilmiah Ilmu KeperawatanIndonesia

Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Mustika (2012) dengan hasil rata-rata
Dilakukan Terapi Bekam penurunan tekanan darah diastolik
Hasil analisa univariat mengenai sebelum terapi bekam 94,50 dengan
perubahan tekanan darah sistol dan standar deviasi 10,817.11
diastol sebelum diberikannya terapi Tekanan darah diastol sesudah diberikan
bekam yaitu sistol 160,53 dengan intervensi bekam menjadi 96,89 dengan
standar deviasi 20,475. Hasil ini standar deviasi 11,986. Terjadi
hampir sejalan dengan penelitian yang penurunan dari nilai mean 101,32
dilaksanakan Kusyati (2014) yang menjadi 96,89 dengan selisih 4,43. Hal
berjudul pengaruh arah putaran jarum ini serupa dengan penelitian yang
bekam basah terhadap tekanan darah dilakukan Mustika (2012) dengan hasil
penderita hipertensi yaitu 165 dengan rata-rata penurunan tekanan darah
standar deviasi 13,542 pada arah diastol sebelum dan sesudah terapi
putaran jarum kanan dengan 10 bekam 94,50 menjadi 89,60 dengan
responden.8 Penelitian serupa juga standar deviasi10,923.11
diteliti oleh Noor Akbar (2013) Mekanisme penyembuhan bekam pada
dengan 40 responden dengan memiliki hipertensi didasarkan atas teori aktivasi
mean157,38.9 organ, dimana bekam akan mengaktivasi
Tekanan darah sistol sesudah organ yang mengatur aliran darah
diberikan intervensi bekam menjadi seperti hati, ginjal dan jantung agar
153,16 dengan standar deviasi 20,454. organ-organ ini tetap aktif dalam
Terjadi penurunan sistol dari 160,53 mengatur peredaran darah sehingga
menjadi 153,16 terjadi selisih 7,37. tekanan darah tetap terjaga. Selain
Penelitian ini hampir serupa dengan itu bekam juga
penelitian yang dilakukan Azhari
(2015) yang berjudul pengaruh terapi
pijat refleksi kaki terhadap tekanan
darah pada penderita hipertensi terjadi
penurunan mean tekanan darah sistol
sebesar 6,29 mmHg dengan standar
deviasi 5,07.10Penelitian serupa juga
diteliti oleh Akbar (2014) di Semarang
dengan hasil rata-rata angka sistolik
tekanan darah pada pasien hipertensi
sebelum dan sesudah di lakukan terapi
bekam adanya penurunan dari 157,38
menjadi148,25.9
Tekanan darah diastol sebelum
dilakukannya intervensi bekam yaitu
101,32 dengan standar deviasi 11,058.
Hasil penelitian sejalan dengan
berusaha menyeimbangkan secara serupa juga didapatkan pada penelitian
alamiah bila ada tekanan darah yang oleh Mustika (2012) yaitu Pengaruh
meningkat. Dengan memilih titik yang terapi bekam terhadap tekanan darah
tepat, maka bekam bisa membantu pada pasien hipertensi di klinik de besh
penanganan hipertensi. Efek terapi centre arrahman dan rumah sehat
bekam terhadap hipertensi sabbihisma kota padang pada tekanan
diantaranya: bekam berperan darah sistol dengan nilai p value adalah
menenangkan sistem saraf simpatik 0,000 untuk sistolik dan 0,003 untuk
(simpatic nervous system). Pergolakan diastolik (p value < 0,05), maka terdapat
pada sistem saraf simpatik ini pengaruh yang signifikan terhadap
menstimulasi sekresi enzim yang tekanan darah sistolik dan diastolik pada
berperan sebagai sistem angiotensin pasien hipertensi.11 Penelitian lainnya
rennin. Setelah sistem ini tenang dan oleh Kusyai (2014) tentang pengaruh
aktivitasnya berkurang tekanan darah arah putaran jarum bekam basah
akan turun. Bekam berperan terhadap tekanan darah penderita
menurunkan volume darah yang hipertensi di Kedung Mundu Semarang
mengalir di pembuluh darah sehingga mendapatkan nilai p value arah jarum
mengurangi tekanan darah.5 kiri sistol dan diastol = 0,000 dan 0,000,
Pengaruh Terapi Bekam Terhadap sedangkan nilai p value arah putaran
Penurunan Tekanan Darah Pada jarum kanan sistol dan diastol = 0,009
Pasien Hipertensi di Klinik BRC Pasar dan 0,000.8 Dapat disimpulkan ada
Minggu. pengaruh arah putaran jarum bekam
Hasil analisa bivariat dengan terhadap tekanan darah pada
menggunakan uji normalitas pasienhipertensi.
menggunakan uji Shapiro-wilk
mendapatkan nilai signifikan Shapiro-
wilk variabel sistol sebelum (0,000), 398
diastol sebelum (0,025), sistol sesudah
(0,003), diastol sesudah (0,288).
Berdasarkan keterangan di atas maka
dapat disimpulkan data sebelum dan
sesudah diberikan intervensi terapi
bekam merupakan distribusi data tidak
normal yaitu nilai p value < 0,05
sedangkan data normal memiliki nilai
p value > 0,05. Lalu dilanjutkan
dengan menggunakan uji wilcoxon
pada sistol dan diastol, nilai p value
menunjukkan < 0,000 yang berarti
nilai p value < 0,05, maka hipotesa
nol ditolak yaitu ada pengaruh terapi
bekam terhadap penurunan tekanan
darah setelah dilakukan bekam. Hal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sehingga menyebabkan turunnya
ada pengaruh terapi bekam terhadap tekanan darah. Bekam mengendalikan
tekanan darah yaitu terjadinya tekanan hormone aldosterone sehingga
penurunan tekanan darah sistol dan mengendalikan tekanan darah. Bekam
diastol. Apabila dilakukan berperan menstimulasi reseptorreseptor
pembekaman pada satu poin maka khusus yang terkait dengan penciutan
kulit (kutis), jaringan bawah kulit dan peregangan pembuluh darah
(subkutis), fasia, dan otot akan terjadi (baroreseptor) sehingga pembuluh darah
kerusakan dari mast cell atau lain-lain. bisa merespon berbagai stimulus dan
Akibat kerusakan ini akan dilepaskan meningkatkan kepekaannya terhadap
beberapa zat seperti serotonin, faktor-faktor penyebab hipertensi.5
histamine, bradikinin, slowreacting Peneliti berasumsi bahwasanya terapi
substance (SRS) serta zat lain yang bekam yang diberikan kepada pasien
belum diketahui. Zat-zat ini hipertensi memiliki pengaruh yang
menyebabkan terjadinya dilatasi bermakna pada tekanan darah darah
kapiler dan arteriol serta flare reaction sistolik dan diastolik pasien hipertensi
pada daerah yang dibekam. Dilatasi sebelum dan sesudah terapi bekam.
kapiler juga dapat terjadi di tempat Bekam juga dapat dijadikan pengobatan
yang jauh dari tempat pembekaman alternatif bagi masyarakat yang
ini menyebabkan terjadinya memiliki penyakit hipertensi untuk
perbaikan mikrosirkulasi menggunakan pengobatan terapi bekam
pembuluh darah. Akibatnya timbul dengan rutin dan menjaga pola makan
efek relaksasi (pelemasan) otot-otot serta menghindari stres sebagai upaya
yang kaku serta akibat vasodilatasi penurunan tekanandarah.
umum akan menurunkan tekanan 399
darah secarastabil.8
Efek bekam terhadap hipertensi
diantaranya, bekam berperan
menenangkan sistem saraf simpatik
(simpatic nerveous system).
Pergolakan pada sistem saraf simpatik
ini menstimulasi sekresi enzim yang
berperan sebagai sistem angiotensin
rennin. Setelah sistem ini tenang dan
aktivitasnya berkurang tekanan darah
akan turun. Bekam berperan
menurunkan volume darah yang
mengalirkan darah di pembuluh darah
sehingga mengurangi tekanan darah.5
Bekam mengendalikan kadar hormon
aldosteron sehingga mengendalikan
tekanan darah pula. Zat nitrat oksida
(NO) berperan dalam vasodilatasi
Kesimpulan melakukan penelitan tentang pengobatan
Kesimpulan dari hasil penelitian alternatif lain bagi penderita hipertensi.
didapatkan bahwa telah terjadi
perubahan sistolik dan diastolik pada
nilai mean yang berarti terjadi Daftar Pustaka
penurunan tekanan darah setelah di Dalimartha. Care your self hipertensi.
terapi bekam. Dan ada pula pengaruh Depok: Penerbit penebar plus;2008.
terapi bekam terhadap tekanan darah Kemenkes RI. Riset kesehatan dasar.
setelah dilakukan bekam dengan Kementrian Kesehatan Republik
menggunakan uji wilcoxon pada sistol Indonesia, Jakarta;2013.
dan diastol menunjukkan terjadi Hikayati. Penatalaksanaan non
pengaruh terhadap tekanan darah farmakologis terapi komplementer
setelah diberikan intervensi sebagai upaya untuk mengatasi dan
terapibekam. mencegah komplikasi pada penderita
Saran hipertensi primer di kelurahan indralaya
Peneliti menyarankan kepada mulya kabupaten ogan ilir. Jurnal
pelayanan kesehatan agar selalu Pengabdian Sriwijaya, Indonesia;2013.
menjaga kesterilan terhadap Ridho, Achmad Ali. Bekam sinergi:
pelaksanaan pengobatan bekam serta rahasia sinergi pengobatan nabi, medis
memberikan penyuluhan kepada modern, dan tradisional chinese
penderita hipertensi tentang mafaat medicine. Solo: Aqwamedika ;2012.
terapi bekam sebagai pengobatan
alternatif untuk pasien hipertensi..
Peneliti menyarankan kepada seluruh
tenaga pendidik khususnya dosen
keperawatan STIKIM untuk dapat
menjadikan terapi bekam sebagai
bahan perkuliahan bahwasanya masih
banyak lagi manfaat yang bisa
didapatkan pada terapi bekam
sehingga mahasiswa bisa mempelajari
cara melakukan pengobatan terapi
bekam.
Harapan untuk peneliti selanjutnya
agar dapat dijadikan sebagai tambahan
informasi untuk mengembangkan
penelitian lebih lanjut dengan jumlah
responden yang lebih banyak dan
dalam pemeriksaan post test dilakukan
saat pasien datang bekam berikutnya,
juga diharapkan hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai sumber
rujukan oleh peneliti berikutnya dalam
HaninaAmaliyah Jurnal Ilmiah Ilmu KeperawatanIndonesia
Sharaf, Ahmad Razak. Penyakit dan terapi bekamnya. Surakarta: Thibbia,
Surakarta; 2012.
Prof. Dr. Sugiyono. Statistika untuk Rindang Azhari Rezky, dkk. Pengaruh
penelitian. Bandung: Alfabeta, terapi pijat refleksi kaki terhadap darah
Bandung;2007. pada penderita hipertensi primer. Jurnal
Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. Universitas Riau, Riau;2015.
Metodologi penelitian kesehatan. Fera Mustika. Pengaruh terapi bekam
Jakarta: Rineka Cipta; 2012. terhadap tekanan darah pada pasien
Kusyati. Pengaruh arah putaran jarum hipertensi di klinik de besh centre
bekam basah terhadap tekanan darah arrahman dan rumah sehat sabbihisma
penderita hipertensi di kedung mundu kota padang tahun 2012. Artikel Ilmiah,
semarang. Jurnal STIKES Karya Padang;2012.
Husada, Semarang;2014. PURNAMA, Agus; SALEH, Rachmad.
Noor Akbar. Pengaruh bekam basah Perbedaaan Pola Diet dan Stres terhadap
terhadap kolesterol dan tekanan darah Hipertensi Di Rumah Sakit PMI Bogor
pada pasien hipertensi di semarang. Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Ilmu
Jurnal Media Medika Muda, Keperawatan Indonesia, 2017, 7.04:313-
Semarang;2013. 321
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP TEKANAN DARAH
PENDERITAHIPERTENSI

Siti Fatonah*, Tori Rihiantoro*, TitiAstuti*


*Dosen Jurusan Keperawatan PoltekkesTanjungkarang

Hipertensi merupakan penyebab berbagai penyakit berat dan komplikasi. Penatalaksanaan


hipertensi dilakukan secara farmakologis dan non farmakologi sebagai terapi komplementer,
diantaranya terapi bekam. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi bekam terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi. Desain penelitian quasi experimental one group pre-
post test pada 30 responden hipertensi yang memenuhi kriteria. Tehnik sampling Consecitive
sampling. Pengumpulan data dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan setelah dibekam
satu kali, kemudian dicatat pada lembar observasi. Waktu penelitian September tahun 2014 di
Klinik Pengobatan Geratis Hilal Ahmar Bandar Lampung. Hasil pengukuran TD.sistole sebelum
dilakukan bekam di dapatkan hasil mean 156,57 mmHg, standar deviasi 15,83 mmHg, sesudah
terapi bekam diperoleh mean 149 mmHg, standar deviasi 18,49 mmHg. TD. diastolik sebelum
bekam mean 95 mmHg, standar deviasi 7,31 mmHg, sesudah terapi bekam nilai mean 92,67
mmHg, standar deviasi 9,80 mmHg. Sedangkan mean MAP sebelum terapi bekam sebesar
115,56 mmHg, standar deviasi 8,90 mmHg, sesudah terapi bekam sebesar 111,44 mmHg,
standar deviasi 11,83 mmHg. Hasil uji statistik, terdapat pengaruh yang bermakna pada tekanan
darah sistolik dan MAP pada pasien hipertensi sebelum dan setelah terapi bekam dengan nilai
p=0,000 (sistole) dan p=0,007 (MAP) dimana p<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terapi bekam
berpengaruh terhadap menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Sedangkan tidak
terdapat pengaruh yang bermakna pada tekanan darah diastolik pada pasien hipertensi sebelum
dan setelah terapi bekam dengan nilai p=0,199. Saran kepada praktisi bekam untuk lebih giat
dalam mempromosikan bekam sebagai pengobatan alternatif. Pada pasien-pasien yang
mengalami gangguan perfusi sistemik utamanya pasien yang di rawat di runga ICU, untuk
mengkombinasikan terapibekam.

Kata Kunci: Bekam, Tekanan Darah, Hipertensi merupakan satu-satunya faktor


Hipertensi yang paling penting dalam penyakit jantung
koroner maupun serebrovaskuler (stroke) dan
LATAR BELAKANG menjadi penyebab langsung gagal jantung
kongestif (Robbins &Cotran, 2006).
Tekanan darah merupakan tekanan yang Berdasarkanpenyebabnya
dialami darah pada pembuluh arteri darah
ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh
anggota tubuh (wikipedia, 2013). Tekanan
darah biasanya digambarkan sebagai rasio
tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik,
dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari
100/60 - 140/90. Rata-rata tekanan darah
normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare,
2001). Hipertensi adalah keadaan menetap
tekanan sistolik melebihi dari 140 mmHg atau
tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg.
Diagnostik ini dapat dipastikan dengan
mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu
yang terpisah (FKUI,2001).

[56]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357

hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu


hipertensi esensial atau hipertensi Primer Kira-
kira 90-95% kasus dan belum diketahui
penyebab nya. Kebanyakan pasien hipertensi
memiliki berat badan yang berlebih, dan
penelitian menunjukkan bahwa kenaikan berat
badan yang berlebih dan obesitas memberikan
resiko 65-70% untuk terkena hipertensi primer;
hipertensi Sekunder, terdapat sekitar 5 % kasus.
Penyebab spesifik diketahui, seperti
penggunaan estrogen, penyakit ginjal,
hipertensi vaskular renal,
hiperaldosteronisme primer, dan sindrom
cushing, feokromositoma, koarktasio aorta,
hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan, dan lain – lain (Kapita Selekta Jilid
I,2000).
Hipertensi sering disebut sebagai silent killer
(pembunuh siluman), karena seringkali
penderita hipertensi bertahun- tahun tanpa
merasakan sesuatu gangguan atau gejala
(Triyanto, 2014). Prevalensi hipertensi pada
penduduk umur 18 tahun

[57]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357
keatas di Indonesia cukup tinggi mencapai tabung, atau bambu) pada titik bekam,
31,7% dengan penduduk yang mengetahui sehingga menimbulkan bendungan lokal di
dirinya menderita hipertensi hanya 7,2% dan permukaan kulit. Pada teknik bekam
yang minum obat antihipertensi hanya 0,4% basah, setelah terjadi bendungan lokal,
(Riskesdas, 2007). Berdasarkan data di prosesnya dilanjutkan dengan penyayatan
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2011. permukaan kulit memakai pisau bedah atau
bahwa penyakit hipertensi 10 tahun terakhir penusukan jarum bekam agar darah kotor bisa
masuk ke dalam 10 (sepuluh) besar penyakit dikeluarkan (Bekam Herbal Padang dalam
yang diderita masyarakat, terakhir tahun http://rumahbekampadangg.blogspot.com
2011 mengalami peningkatan yang sepesifik diakses tanggal 2 mei2014).
yaitu 77.521 menjadi peringkat ke4 Dewasa ini pengobatan bekam semakin di
Terapi hipertensi dapat dikelompokkan kenal luas oleh masyarakat Indonesia. Pada
dalam terapi nonfarmakologi dan ilmu kedokteran modern, bekam sudah
farmakologis. Terapi farmakologis menggunakan alat-alat yang sudah modern
menggunakan obat atau senyawa yang dalam seperti cupping set dan hand pump,
kerjanya mempengaruhi tekanan darah. penggunaan prinsip sterilisasi, dan penegakan
Pengobatan farmakologis yang digunakan diagnosa (Syaikhu dalam Destur, 2011).
untuk mengontrol hipertensi adalah ACE Mekanisme kerja Bekam dalam
inhibitor, Beta-bloker, Calcium Chanel meningkatkan kesehatan, khususnya dalam
Bloker, Direct renin inhibitor, Dieuretik, menurunkan tekanan darah Akibat kerusakan
Vasodilator (Simadibrata dalam Triyanto, Mast Cell ini akan dilepaskan beberapa zat
2014). Terapi nonfarmakologis merupakan seperti Serotoni, Histamin, Bradikinin, Slow
terapi tanpa menggunakan agen obat dalam Reacting Substance (SRS), serta zat-zat lain
proses terapinya. Salah satu tindakan non yang belum diketahui. Zat-zat ini
farmakologis dalam menurunkan tekanan menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan
darah tinggi adalah bekam. arteriol, serta flare reaction pada daerah yang
Dalam kitab suci Al-Qur’an, Allah dibekam. Dilatasi kapiler juga dapat terjadi
Subhanahu wata‟ala berfirman "Dan Kami ditempat yang jauh dari tempat pembekaman,
turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi ini menyebabkan terjadi perbaikan
penawar (obat) dan rahmat bagi orang- mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya
orang yang beriman dan Al Quran itu timbul efek relaksasi (Pelemasan) otot–otot
tidaklah menambah kepada orang-orang yang kaku serta akibat vasodilatasi umum
yang zalim selain kerugian (QS. Al-Israa: akan menurunkan tekanan darah secara stabil.
82). Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi Selain itu Yang terpenting adalah
wasallam bersabda, “ Kesembuhan itu dilepaskannya Kortikotropin Releasing
terdapat pada tiga hal yakni minum madu, Factor (CRF) serta releasing faktor lainnya
sayatan alat bekam dan kay dengan api. oleh adeno hipofise. CRF selanjutnya akan
Seungguhnya aku melarang umatku dari menyebabkan terbentuknya ACTH,
kay. (Shahih Bukhari, Ath-Thibb,juz I, hal. kortikotropin, dankortikosteroid.
5680). Di zaman Nabi Muhammad Kortikosteroid ini mempunyai efek
Shallallahu „alaihi wasallam, para sahabat menyembuhkan peradangan serta
bila mengeluhkan suatu penyakit seperti menstabilkan permeabilitas sel. Sedangkan
sakit kepala atau sakit pada kaki, maka Nabi golongan histamin yang ditimbulkannya
Muhammad memerintahkan untuk berbekam memberi manfaat dalam proses reparasi
(Yasin, 2005). (perbaikan) sel dan jaringan yang rusak,serta
Bekam adalah satu teknik pengobatan memacu pembentukan Reticulo Endothelial
menggunakan sarana gelas, tabung, atau Cell, yang akan meninggikan daya resistensi
bambu yang prosesnya diawali dengan (daya tahan) dan imunitas (kekebalan) tubuh.
melakukan pengekopan (membuat tekanan
negatif dalamgelas,

[58]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa dibersihkan dengan kasa steril, kemudian
pembekaman dikulit akanmenstimulasi kuat diberikan betadine dan diikuti dengan
syaraf permukaan kulit yang akan pengolesan minyak but-but. Setelah selesai
dilanjutkan pada cornu posterior medulla pembekaman responden diberikan minum air
spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta putih untuk memulihkan energi setelah
traktus spino thalamicus kearah thalamus berbekam,. Selanjutnya dilakukan
yang akan menghasilkan endorphin. pengukuran tekanan darah 5 menit setelah
Sedangkan sebagian rangsangan lainnya pembekaman berakhir dan mencatat hasilnya
akan diteruskan melalui serabut aferen pada lembar observasi.
simpatik menuju ke motor neuron dan
menimbulkan reflek intubasi nyeri. Efek HASIL
lainnya adalah dilatasi pembuluh darah kulit,
dan peningkatan kerja jantung (Umar,2008). Tabel 1: Distribusi Karakteristik Reponden
Berdasarkan Usia

METODE Mean Min


Std.Dev. n
Median
Max
Desain penelitian ini adalah Pre 49
18
11,665 30
experimental, dengan jumlah responden 52 67
30, dengan kriteria responden sebagai
berikut menderita hipertensi tingkat I dan II, Berdasarkan tabel 1, rata-rata usia responden
Tidak sedang mengkonsumsi obat adalah 49 tahun dengan standar deviasi
antihipertensi baik herbal maupun kimia 11,665 tahun, dengan usia termuda reponden
minimal 12 jam sebelum dan selama 18 tahun dan usia tertua responden 67 tahun.
penelitian, Tidak memiliki gangguan
pembekuan darah, tidak memiliki riwayat Tabel 2: Distribusi Karakteristik Reponden
penyakit jantung dan stroke, tidak memiliki Berdasarkan Jenis Kelamin
riwayat penyakit kejang. Tehnik sampling
pada penelitian ini adalah Consecitive JenisKelamin f % Laki-
Sampling, yakni cara pengambilan sampel laki 11 36,7
yang dilakukan berdasarkan waktu dan
kriteriatertentu. Perempuan 19 63,3
Penelitian dilakukan pada bulan September
tahun 2014 di Klinik Pengobatan Geratis Jumlah 30 100
Hilal Ahmar Bandar Lampung.
Tehnik Pengumpulan Data Pasien yang
terpilih sesuai kriteria dilakukan Berdasarkan tabel 2, jumlah responden
pembekaman sebanyak 1 kali bekamuntuk dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 11
1 responden selama penelitian. Dengan orang (36,7%) lebih sedikit dibandingkan
langkah sebagai berikut: pengukuran perempuan sebanyak 19 orang (63,3%).
tekanan darah awal 5 menit sebelum
dilakukan pembekaman yang kemudian Analisis Univariat
dicatat hasilnya pada lembar observasi.
Kemudian responden dilakukan Tabel3:Distribusi TD Sebelum
pembekaman dititik sunnah yaitu tengkuk dan Sesudah TerapiBekam
(kahil) dengan lama setiap hisapan selama
5 menit, kemudian lakukan penusukan Std.
TekananDarah Mean Std.Dev
sebanyak sepuluh kali dengan lancing steril
Error
dan kemudian dilakukan penghisapan
Sistolik
selama 5 menit yang kedua kalinya dan - Sebelum 156,57 15,83 2,89
setelah selesai daerah pembekaman - -Sesudah
Sesudah 92,67
149,00 9,80
18,45 1,79
3,37
Diastolik
- Sebelum 95,00 7,31 [59]
1,34
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357
sebesar 4,111 mmHg dengan standar deviasi
MAP 7,715 mmHg dan berdasarkan analisis
- Sebelum 115,56 8,90 1,63 bivariat diperoleh p value sebesar 0,007 yang
- Sesudah 111,44 11,83 2,16 berarti terdapat perbedaan rata- rata tekanan
darah arteri (MAP) sebelum dan sesudah
Berdasarkan tabel 3, diperoleh data rata-rata terapi bekam.
tekanan darah sitolik sebelum terapi bekam
sebesar 156,57 mmHg dengan standar PEMBAHASAN
deviasi 15,83 mmHg, sedangkan sesudah
terapi bekam sebesar 149 mmHg dengan Berdasarkan hasilpenelitiantersebutmaka
standar deviasi 18,49 mmHg. Selanjutnya terapi bekamberpengaruhterhadap
untuk rata-rata tekanan diastolik sebelum tekanandarahsistoledengannilaip=0.00 dan
terapi bekam sebesar 95 mmHg dengan tekanan rata-rata arteri(MAP)pada penderita
standar deviasi 7,31 mmHg, sedangkan hipertensi dengannilaip=0,007. Sedangkan
sesudah terapi bekam sebesar 92,67 mmHg pada tekanandiastoliksebelum dan sesudah
dengan standar deviasi 9,80 mmHg. bekam tidakadaperbedaan antara tekanan
Sedangkan untuk rata-rata tekanan darah darah diastolik pada
arteri (MAP) sebelum terapi bekam sebesar penderita hipertensi, dengan nilai p=0.031.
115,56 mmHg dengan standar deviasi 8,90 Beberapa variabel yang
mmHg, sedangkan sesudah terapi bekam mempengaruhipengaturan/regulasi
sebesar 111,44 mmHg dengan standar kardiovaskuler yaitu curah jantung (cardiac
deviasi 11,83mmHg output), tahanan peripheral (peripheral
resistance), dan tekanan darah (blood
Analisis Bivariat pressure) adalah me ka ni sm e autoregulasi
lokal, saraf, dan hormonal (Martini, 2001).
Tabel 4: Distribusi Perbedaan TD Sebelum Banyaknya jalur neuronal yang saling
dan Sesudah Terapi Bekam berinteraksi untuk mengatur aliran impuls
saraf otonom memberi banyak peluang
Tekanan Mean St.Dev CI 95% untuk integrasi berbagai
p value
Darah
Sistolik 7,66 7,27 5,94-10,38 stimulus yang mempengaruhitekanan
0,00
pre-post darah. Terdapat beberapa teori
yang
Diastolik 2,33 9,71 -1,29-5,96 menjelaskan pengendalian lokal pembuluh
0,19
pre-post darah, yaitu terdapat beberapa mediator
MAP 4,11 7,71 1,23-6,99 kimiawi yang dikeluarkan oleh sel-sel
0,00
pre-post dan pada analisis bivariat diperoleh pvalue
sebesar 0,199 yang berarti tidak ada
Berdasarkan tabel 4, maka diperoleh hasil perbedaan tekanan darah diastolik sebelum
rata-rata perubahan tekanan darah sistolik dan sesudah terapi bekam. Sedangkan pada
akibat terapi bekam sebesar 7,667 mmHg rata-rata tekanan darah arteri (MAP)
dengan standar deviasi 7,279 mmHg, terjadiperubahan
selanjutnya berdasarkan analisis bivariat
diperoleh nilai p value sebesar 0,000 yang
berarti terdapat perbedaan rata- rata tekanan
darah sistolik sebelum dan sesudah terapi
bekam. Selanjutnya untuk tekanan darah
diastolik terjadi perubahan sebesar 2,333
mmHg dengan standar deviasi 9,714 mmHg
[60]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357
yang dapat berikatan dengan meta-arteriol
atau sfingter prakapiler, menyebabkan
menutup atau membuka aliran darah. Bahan
kimia yang dilepaskan oleh pembuluh darah
atau oleh mediator peradangan atau
penyembuhan yang mempegaruhi aliran
darah ke suatu daerah, seperti: Histamin
dikeluarkan di setiap jaringan tubuh jika
jaringan tersebut mengalami kerusakan atau
peradangan dan berperan pada reaksi alergi.
Zat ini memiliki efek vasodilator kuat
terhadap arteriol dan memiliki kemampuan
untuk meningkatkan permeabilitas kapiler
dengan hebat sehingga timbul kebocoran
cairan dan protein plasma ke dalam jaringan.

[61]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357
Mediator lain adalah Serotonin, merupakan dan ototnya akan terjadi kerusakan dari Mast
neurotransmiter monoamino yang Cell, yang akibatnya melepaskan beberapa
disintesiskan pada neuron-neuron mediator kimia sehingga terjadi dilatasi
serotonergis dalam sistem saraf pusat dan kapiler dan arteriol. Dilatasi kapiler dan
sel-sel enterokromafin dalam saluran arteriol ini menyebabkan terjadinya perbaikan
pencernaan. Serotonin dikeluarkan oleh mikrosirkulasi pembuluh darah dan timbul
trombosit yang tertarik ke daerah inflamasi. efek relaksasi otot-otot yang kaku, serta
Efek serotonin dapat sebagai vasodilator dan akibat vasodilatasi umum akan menurunkan
vasokontraktor, tergantung dari tempat tekanan darah secara stabil. Yang terpenting
pelepasan. Fungsi serotonin diantaranya adalah dilepaskannya Kortikotropin Releasing
mengatur mood, nafsu makan, tidur, dan Factor (CRF) serta releasing faktor lainnya
kontraksi otot. Begitu juga Bradikinin, oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan
merupakan suatu polipeptida kecil yang menyebabkan terbentuknya ACTH,
berfungsi sebagai vasodilator kuat bagi kortikotropin, dan kortikosteroid.
arteriol dan meningkatkan permeabilitas Kortikosteroid ini mempunyai efek
kapiler. Bradikinin di hasilkan di dalam menyembuhkan peradangan serta
plasma atau cairan interstisial dari menstabilkan permeabilitassel.
penguraian enzimatik suatu globulin serum Penelitian lainnya menunjukkan bahwa
sebagai respon terhadap inflamasi atau cidera pembekaman dikulit akan menstimulasi kuat
jaringan atau vaskuler. syaraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan
Dengan berbekem terjadi pada cornu posterior medulla spinalis melalui
perangsangan pada regulator syaraf A-delta dan C, serta traktus spino
kardiovaskuler terutama pada tahanan thalamicus kearah thalamus yang akan
peripheral (peripheral resistance). Melalui menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian
efek-efek yang terjadi akibatbekam. rangsangan lainnya akan diteruskan melalui
Menurut Sharaf (2012) Efek bekam terhadap serabut aferen simpatik menuju ke motor
hipertensi adalah berperan menenangkan neuron dan menimbulkan reflek intubasi
sistem saraf simpatik (simpatic nerveous nyeri. Efek lainnya adalah dilatasi pembuluh
system). Pergolakan pada sistem saraf darah kulit, dan peningkatan kerja jantung
simpatik ini menstimulasi sekresi enzim (Umar,2008).
yang berperan sebagai sistem angiotensin Syaikhu (2001), meneliti tentang kandungan
renin. Setelah sistem ini tenang dan darah bekam didapat bahwa darah bekam
aktivitasnya berkurang tekanan darah akan mengandung sepersepuluh kadar sel darah
turun; Bekam juga mengendalikan kadar putih (leukosit) yang ada di dalam darah
hormon aldosteron; Zat nitrat oksida (NO) biasa, semua sel darah merah memiliki bentuk
yang berperan dalam vasodilatasi, melalui yang aneh, artinya sel-sel tersebut tidak
zat nitrat oksida ini juga berperan mampu melakukan aktivitas dan menghambat
meningkatkan suplai nitrisi dan darah yang sel-sel lain yang masih muda dan aktif. Ini
dibutuhkan oleh sel–sel dan lapisan– lapisan menunjukkan bahwa proses bekam
pembuluh darah arteri maupun vena, membuang sel-sel darah merah yang rusak
sehingga pembuluh darah menjadi lebih kuat dan darah yang tidak dibutuhkan lagi, seraya
dan elastis. Serta bekam berperan tetap mempertahankan sel-sel darah putih di
menstimulasi reseptor–reseptor dalam tubuh. Kapasitas ikatan zat besi dalam
(baroreseptor) sehingga pembuluh darah darah bekam tinggi sekali yang menunjukkan
bisa merespon stimulus dan meningkatkan bahwa bekam mempertahankan zat
kepekaannya terhadap faktor–faktor besi yang ada di dalam tubuh tidak ikut keluar
penyebab hipertensi (Sharaf 2012). bersama darah yang dikeluarkan dengan
Selain itu, efek pembekaman pada satu titik, bekam sebagai awal penggunaan zat
maka di jaringan kulit (kutis), jaringan besitersebut
bawah kulit (Sub kutis), fascia

[62]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357
dalam pembentukan sel-sel muda yang baru. cenderung meningkat. Berdasarkan data usia
( http://terapi-bekam.blogspot.com di akses pasien hipertensi yang menjadi responden
28 maret 2013). lebih banyak dibawah 50 tahun yaitu
Adapun adanya kenaikan tekanan darah pada sebanyak 30 orang (67%). Hal ini juga
beberapa sampel, peneliti berpendapat berpengaruh terhadap perubahan tekanan
bahwa telah terjadi penurunan serotonin darah akibat efek terapi. Dimana tekanan
pada otak. Penurunan inimengakibatkan darah yang cenderung naik masih berespon
adanya ketidaknyamanan perasaan atau terhadap terapi dibandingkan tekanan darah
stress. Stress pada sampel terjadi karena yang cenderung turun.
sebagian sampel baru pertama kali Secara fisiologis tekanan diastolik merupakan
berbekam. Menurut beberapa penelitian pada tekanan darah yang terjadi pada saat jantung
keadaan stres didapatkan peningkatan kadar tidak sedang berkontraksi (relaksasi)/ istirahat
katekolamine, kortisol, vasopresin, atau pada saat jantung sedang melakukan
endorphin, aldosteron serta berkurangnya pengisian sehingga tekanan ini cenderung
ekskresi natrium ginjal, dimana hal diatas lebih menetap sehingga diperlukan kekuatan
berkontribusi dalam peningkatan tekanan ekstra untuk dapat mempengaruhi tekanan
darah (Martini, 2001). Banyaknya jalur diastolik. Dibandingkan dengan tekanan
neuronal yang saling berinteraksi untuk sistolik yang terjadi pada saat jantung
mengatur aliran impuls saraf otonom berkontraksi lebih banyak faktor yang dapat
memberi banyak peluang untuk integrasi mempengaruhi perubahan tekanan darah
berbagai stimulus yang mempengaruhi dibandingkan pada saat jantung berrelaksasi.
tekanan darah, seperti faktor emosi (takut, Pada hasil penelitian ini juga menunjukkan
marah, cemas), stres fisik (nyeri, kerja fisik, perubahan tekanan rata-rata arteri (MAP)
perubahan suhu), kadar O2 dalam darah, dan sebelum dan sesudah bekam dengan p=0,007.
glukosa, juga level tekanan darah yang di MAP merupakan tekanan darah rata-rata
kontrol oleh baroreseptor (Purba, A. Dalam arteri yang perhitungannya memperhitungkan
Destur, 2011). tekanan darah sistolik dan diastolik atau
Pada tekanan darah diastolik tidak terjadi tekanan arteri rata –rata di sepanjang siklus
perubahan yang signifikan sebelum dan jantung. MAP menggambarkan perfusi rata-
sesudah terapi bekam walaupun dari hasil rata dari peredaran darah sistemik. Sehingga
penelitian terjadi penurunan sebesar 2,333 MAP perlu untuk selalu dimonitor pada
mmhg. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan kasus- kasus yang mengalami kecenderungan
diastolik tidak mudah terpengaruh oleh gangguan perfusi atau suplay darah. Sehingga
faktor eksternal dari pada tekanan sistolik. hasil penelitian ini penting untuk
Namun demikian peneliti melihat penurunan direkomendasikan pada pasien-pasien yang
yang terjadi menunjukkan kecenderungan mengalami gangguan perfusi sistemik
untuk terjadi perubahan bila dilakukan terapi utamanya pasien yang di rawat di ruang ICU.
bekam pada jumlah sampel yang
lebihbanyak. KESIMPULAN
Dari beberapa hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa tekanan sistolik lebih Terapi bekam terhadap penderita hipertensi
penting dalam memprediksi komplikasi dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan
kardiovaskuler. oleh karena itu adanya rata-rata tekanan darah arteri dibuktikan
Penurunan tekanan sistolik akan disertai dengan uji statistik yang didapatkan
dengan penurunan resiko penyakit perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik
kardiovaskuler. sebelum dan sesudah terapi bekam, dengan
Peningkatan tekanan darah diastolik nilai p value sebesar 0,000 dan terdapat
cenderung terjadi pada usia dibawah 50 perbedaan rata-ratatekanan
tahun sedangkan pada usia dibawah 50 tahun
mempunyai kecenderungan untuk menurun.
Sedangkan pada tekanan sistolik

[63]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357
darah arteri (MAP) sebelum dan sesudah dijadikan mata kuliah muatan lokal, yang
terapi bekam dengan p value sebesar 0,007. berhubungan dengan pengobatan
Terapi bekam terhadap penderita hipertensi komplementer. Selanjutnya untuk praktisi
tidak terdapat penurunan tekanan darah bekam diharapkan untuk lebih giat dalam
diastolik dibuktikan dengan uji statistik yang mempromosikan bekam sebagai pengobatan
didapatkan Tidak ada perbedaan tekanan alternatif karena selain teruji secara ilmiah,
darah diastolik sebelum dan sesudah terapi bekam juga lebih ekonomis, praktis, dan
bekam dengan pvalue sebesar 0,199. mudah di pelajari serta tidak menimbulkan
Berdasarkan kesimpulan di atas, mak komplikasi pada organ tubuh lainnya.
disarankan kepada institusi pendidikan Selanjutnya kepada klinik Hilal Ahmar,
keperawatan diharapkan terapi bekam disarankan untuk membuka terapi bekam
sebagai terapi komplementer.

[64]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357
DAFTAR PUSTAKA

Bekam Herbal Padang dalam http://rumahbekampadangg.blogspot.comdiakses tanggal


2 mei 2014.
Depkes RI. 2007. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007.Jakarta:DepkesRI.

Dinkes Provinsi Lampung. Profil Kesehatan Provinsi Lampung. Lampung:Dinkes.

Hilal Ahmar. 2014. ProfilKesehatanHilalAhmar Lampung Januari–Februari2014.


BandarLampung:HilalAhmarRobbins & Cotran. 2008. Bukusakudasarpatologis penyakit Ed. 7.
alihbahasa,Andry Hartono. Jakarta:EGC.

Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu.
Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Umar, A. Wadda. 2012. Sembuh dengan Satu Titik 2: Bekam Untuk 7 Penyakit Kronis.
Solo:Thibbia
Yasin, Syihab Al-Badri. 2005. Bekam: Sunnah Nabi dan Mukjizat Medis. Solo: Al-Qowam.

[65]
Nursing News Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Volume 2, Nomor 3, 2017 Poliklinik Trio Husada Malang

PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA


PENDERITA HIPERTENSI
DI POLIKLINIK TRIO HUSADA MALANG

Susi Susanah1), Ani Sutriningsih2),Warsono3)


1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana
TunggadewiMalang
2),3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang
E-mail : jurnalpsik.unitri@gmail.com

ABSTRAK

Hipertensi adalah salah satu penyakit yang banyak dijumpai di Indonesia danmerupakan
penyebab kematian ketiga untuk semua umur (7,4%). Hipertensi didefinisikan sebagai
tekanandarah yang melebihi dari 140/90 mmHg. Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan
dengan pendekatansecara farmakologi, non farmakologi, tersier dan komplementer. Salah satu
terapi komplementer yang digunakan yaitu bekam. Bekam merupakan metode pembersihan
dengan mengeluarkan darah dan angin dari dalam tubuh melalui permukaan kulit dengan cara
menyedot. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi bekam terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi. Desain penelitian ini adalah quasi experimental dengan
one group pretest-posttest design. Jumlah sampel sebanyak 23 responden sesuai kriteria inklusi
yaitu tahap 2 hipertensi dengan melakukan 1 kali intervensi sebelum dan sesudah terapi bekam.
Hasil uji statistik ditemukan adanya perubahan pada tekanan darah yaitu terjadi penurunan
dengan selisih nilai mean pada sistole (11,74) dan diastole (7,39). Uji statistik yang digunakan
yaitu uji wilcoxon pada sistole dan diastole menunjukan nilai (p = 0,000) yang berarti nilai p <
0,50 sehingga H1 diterima yang artinya terdapat pengaruh terapi bekam terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi di Poliklinik Trio Husada Malang. Saran peneliti untuk
peneliti selanjutnya adalah meneliti faktor pola makan yang dapat mempengaruhi tekanan darah,
menggunakan true experiment dan efek terapi bekam jangka panjang.

Kata Kunci : Terapi bekam, hipertensi.

281
Nursing News Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Volume 2, Nomor 3, 2017 Poliklinik Trio Husada Malang

INFLUENCE OF CUPPING THERAPY AGAINST BLOOD PRESSURE DROP ON


HYPERTENSION PATIENTS
AT POLYCLINIC TRIO HUSADA MALANG

ABSTRACT

Hypertension is one of the most common diseases in Indonesia that causes the third major
mortality for all ages (7.4%). Hypertension is defined as a pressure higher than 140/90 mmHg.
Management of hypertension can be done with pharmacological, non- pharmacological, tertiary
and complementary approaches. One of the complementary therapies is cupping. Cupping is a
method of blood and wind of the body through the skin surface in a way to suck. This study aims
to determine the effect of cupping therapy on the decrease in blood pressure in patients with
hypertension. The design of this study was quasi experimental with one group pretest-posttest
design. The number of samples used as many as 23 respondents according to the inclusion
criteria the stage 2 hypertension by doing a one intervention therapy cupping. The result of
statistical test found that there is a change in blood pressure that is decreasing with difference of
mean value on systole (11.74) and diastol (7.39). The statistic test used is wilcoxone on sistole
and diastol shows value (p = 0,000) which means p-value < 0.50 so that H1 is accepted which
means there is influence of cupping therapy to decrease of blood pressure in hypertension
patient in Poliklinik Trio Husada Malang. Suggestion of researchers to further researchers
studied dietary factors that may affect blood pressure, using true experiments and the effects of
long-term bruisingtherapy.

Keywords : Cupping therapy, hypertension.

PENDAHULUAN darah yang dihasilkan oleh kekuatan jantung


ketika memompa darah. Standar hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah sistolik 140mmHg dan diastolik
merupakan salah satu masalah kesehatan 90mmHg (Gunawan, 2005).
baik di negara maju maupun negara Penyakit tekanan darah tinggi adalah salah
berkembang (Riskesdas, 2013). Hipertensi satu faktor resiko utama dari perkembangan
juga merupakan keadaan dimana tekanan penyakit jantung dan stroke

282
Nursing News Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Volume 2, Nomor 3, 2017 Poliklinik Trio Husada Malang

(Labarthe, 2012). Kategori hipertensi 9.95% dari 211.629 total kasus. Menurut data
berdasarkan etiologinya dibagi menjadi dua Rekam Medis di Poliklinik Trio Husada
yaitu hipertensi primer atau esensial dan Malang pada bulan Januari- November 2016
hipertensi sekunder (Stephen & Maxine, terdapat 336 penderita hipertensi yang
2010). Faktor-faktor resiko hipertensi ada melakukan pengobatan dengan menggunakan
dua yaitu faktor resiko yang tidak dapat terapi bekam.
terkontrol dan yang terkontrol. Faktor yang Peran perawat dalam terapi bekam sebagai
tidak dapat dikontrol adalah umur, jenis caregiver, advocat, educator, researcher
kelamin dan riwayat keluarga, sedangkan (Hadikusumo, 2006). Penanganan hipertensi
faktor yang dapat dikontrol adalah dapat dilakukan secara farmakologi, non
kegemukan (obesitas), asupan natrium, farmakologi, maupun pengobatan alternatif.
konsumsi alkohol, kurang olah raga, stres, Akhir-akhir ini banyak orang menyukai terapi
dan kebiasaan merokok (Junaidi, alternatif, beberapa alasan diantaranya:
2010).Kasus hipertensi sering dijumpai biayanya terjangkau, tidak menggunakan
diberbagai belahan dunia. Data WHO bulan bahan- bahan kimia dan efek penyembuhan
September 2012, disebutkan bahwa cukup signifikan dan salah satu pengobatan
hipertensi merupakan penyebab kematian alternatif yang dapat menangani hipertensi
utama ketiga di Indonesia untuk semua umur yaitu terapi bekam (Umar, 2008).
(7,4%), setelah stroke (15,6%) dan Umar (2008), dalam bukunya “Sembuh
tuberculosis (8,5%), (Depkes, 2012). Dengan Satu Titik” mengatakan, bekam
Menurut WHO pada tahun 2013 prevalensi adalah metode pengobatan dengan metode
hipertensi dunia mencapai 29,2% pada laki- tabung atau gelas yang ditelungkupkan pada
laki dan 24,8% pada perempuan. Di permukaan kulit agar menimbulkan
Indonesia prevalensi hipertensi pada tahun bendungan lokal. Terjadinya bendungan lokal
2013, Menurut Kementrian Kesehatan disebabkan tekanan negatif dalam tabung
Republik Indonesia sebesar 26,5%. yang sebelumnya benda-benda dibakar dan
Prevalensi hipertensi di propinsi Jawa Timur dimasukan ke dalam tabung agar terjadi
sebesar 20.1% dan prevalensi di kota Malang pengumpulan darah lokal. Kemudian darah
mencapai 33,5% (Depkes RI, 2008). Dalam yang telah berkumpul dikeluarkan dari kulit
penelitian Lukitasari, (2011) di Poli Jantung dan dihisap (Ridho,2012).
RSSA Malang kasus hipertensi pada tahun Pada saat ini di negera-negera Barat (Eropa
2010 mencapai 327.373 total kasus. Kejadian dan Amerika) melalui penelitian
tersebut meningkat di tahun 2011mencapai

283
Nursing News Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Volume 2, Nomor 3, 2017 Poliklinik Trio Husada Malang

ilmiah, serius dan terus menerus melakukan terapi bekam. Dari hasil
menyimpulkan fakta-fakta ilmiah bagaimana wawancara 3 responden yang tidak
keajaiban bekam sehingga mampu melakukan terapi bekam karena memilih
menyembuhkan berbagai penyakit secara menggunakan terapi herbal. Tujuan penelitian
lebih aman dan efektif dibandingkan metode ini mengetahui pengaruh terapi bekam
kedokteran modern. Sehingga terhadap penurunan tekanan darah pada
bekamditerapkan dalam kehidupan sehari- penderita hipertensi di Poliklinik Trio Husada
hari dan bermunculan ahli bekam serta klinik Malang.
bekam di kota-kota besar di Amerika dan
Eropa. Bahkan pada tahun-tahun terakhir ini
pengobatan dengan bekam telah dipelajari METODE PENELITIAN
dalam kurikulum Fakultas Kedokteran di
Amerika, walaupun tidak pernah mau Penelitian ini merupakan penelitian
mengikuti bahwa bekam adalah warisan kuantitatif, menggunakan quasi
Rasullah SAW, Dokter terbaik sepanjang experimental design dengan one group
zaman (Kasmui,2010). design. Populasi dalam penelitian ini
Penelitian Krousel-Wood et al(2010), faktor sebanyak 23 responden dengan penentuan
yang berhubungan dengan penggunaan terapi sampel penelitian menggunakan total
alternatif (bekam) pada pasien hipertensi sampling yang berarti seluruh populasi
yaitu sosiodemografi, tingkat pendidikan, dijadikan sampel penelitian. Dengan kriteria
kebudayaan, kepercayaan dan ekonomi. inklusi yaitu penderita dengan tahap 2
Alasan beralihnya pasien dari pengobatan hipertensi. Teknik pengambilan sampel yang
konvensional ke terapi alternatif dikarenakan digunakan dalam penelitian ini adalah
pengobatan medis semakin mahal, adanya proporsive sampling. Uji statistik yang
efek samping dari pemakaian obat kimia digunakan yaitu uji wilcoxon dengan tingkat
dalam jangka waktu panjang, serta kepercayaan yang diambil sebesar 0,05.
kesembuhan melalui cara medis yang tidak
100% khususnya untuk penyakit kronis
(Haryana,2006). HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di
Poliklinik Trio Husada Malang terdapat 9 Berdasarkan hasil penelitian, distribusi
penderita hipertensi 6 orang melakukan frekuensi responden berdasarkan jenis
terapi bekam dan 3 responden yangtidak kelamin penderita hipertensi di

284
Nursing News Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Volume 2, Nomor 3, 2017 Poliklinik Trio Husada Malang

Poliklinik Trio Husada Malang didapatkan 60,9% responden mengalami tekanan darah
56,5% responden berjenis kelamin tahap 1 hipertensi sesudah dilakukan terapi
perempuan dan 43,5% responden berjenis bekam.
kelamin laki-laki. Distribusi frekuensi
responden berdasarkan penggunaan terapi Tabel 2. Distribusi frekuensi tekanan darah
bekam penderita hipertensi di Poliklinik Trio sebelum dan sesudah dilakukan terapi bekam
Husada Malang didapatkan seluruh pada penderita hipertensi di Poliklinik Trio
responden (100%) sebelumnya sudah pernah Husada Malang
menggunakan terapi bekam. Kriteria f (%)
Tekanan darahSebelum
Tabel 1. Distribusi data umum di poliklinik Normal 0 0
Trio Husada Malang Prehipertensi 0 0
Umur f (%) Tahap 1 hipertensi 0 0
36-45 tahun (dewasa akhir) 0 0,0 Tahap 2 hipertensi 23 100
46-55 tahun (lansia awal) 10 43,0 Tekanan darah Sesudah
56-65 tahun (lansia akhir) 13 57,0 Normal 0 0
Riwayat genetik Prehipertensi 0 0
Ada 6 26,0 Tahap 1 hipertensi 14 60,9
Tidak ada 17 74,0 Tahap 2 hipertensi 9 39,1

Berdasarkan Tabel 1 didapatkan (57%) Berdasarkan Tabel 3


responden berusia antara 56-65 tahun (lansia membuktikan bahwa rata-rata tekanan darah
akhir), sebanyak 26,0% memiliki riwayat pada penderita hipertensi di Poliklinik Trio
genetik dan 74,0% responden tidak memiliki Husada Malang sebelum dilakukan terapi
riwayat genetik tekanan darahtinggi. bekam mengalami tahap 2 hipertensi dengan
Berdasarkan Tabel 2 didapatkan seluruh sistol 164,78 mmHg dan diastole 101,52
responden (100%) mengalami tekanan darah mmHg, sedangkan tekanan darah sesudah
tahap 2 hipertensi sebelum dilakukan terapi dilakukan terapi bekam mengalami tahap 1
bekam dan didapatkan hipertensi dengan sistol 153,04 mmHg dan
diastole 94,13mmHg.

285
Nursing News Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Volume 2, Nomor 3, 2017 Poliklinik Trio Husada Malang

Tabel 3. Deskripsi perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan terapi bekam pada
penderita hipertensi di Poliklinik Trio HusadaMalang
Keterangan Sampel Min Max Mean
Sistol sebelum 23 160,00 170,00 164,78
Sistol sesudah 23 140,00 170,00 153,04
Diastol sebelum 23 100,00 105,00 101,52
Diastol sesudah 23 90,00 100,00 94,13

Tabel 4. Uji normalitas data tekanan darah


Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Sistol sebelum .347 23 .000 .639 23 .000
Diastol sebelum .430 23 .000 .642 23 .000
Sistol sesudah .234 23 .002 .784 23 .000
Diastol sesudah .365 23 .000 .656 23 .000

Berdasarkan Tabel 4 didapatkan nilai Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan hasil


signifikan Shapiro-Wilk variabel sistol pengujian statistik yang dilakukan
sebelum (0.000), diastol sebelum (0.000), menggunakan bantuan program SPSS 16.0
sistol sesudah (0.000), diastol sesudah dengan metode uji Wilcoxon didapatkan nilai
(0.000). Berdasarkan data di atas dapat Sig2 tailed sistol sebelum,diastole
disimpulkan data sebelum dan sesudah sebelum,sistole sesudah dan diastole sesudah
diberikan intervensi terapi bekam sebesar 0,000.
berdistribusi tidak normal.

Tabel 5. Hasil distribusi perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah terapi bekam di
Poliklinik Trio Husada Malang

Keterangan Sig 2 tailed signifikansi Hasil


Sistol sebelum 0,000 <0,05 Ada perbedaan
Diastol sebelum 0,000 <0,05 Ada perbedaan
Sistol sesudah 0,000 <0,05 Ada perbedaan
Diastol sesudah 0,000 <0,05 Ada perbedaan

286
Nursing News Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Volume 2, Nomor 3, 2017 Poliklinik Trio Husada Malang

Tekanan Darah Sebelum Dilakukan Terapi tersebut berubah kuantitasnya yang umumnya
Bekam Pada Penderita Hipertensi mulai terjadi pada usia 45-55 tahun.
Responden pada penelitian ini adalah laki- Berdasarkan hasil penelitian responden yang
laki dan perempuan yang mengalami tekanan menderita tekanan darah tahap 2 hipertensi
darah tahap 2 hipertensi. Berdasarkan data adalah rentan usia yang dikategorikan
(Tabel 1) didapatkan bahwa sebelum Departemen Kesehatan RI (2009), usia
dilakukan terapi bekam seluruh (100,0%) dewasa akhir 36-45tahun
responden mengalami tekanan darah tahap 2 sebanyak 0 (0%), usia lansia awal 46-55
hipertensi dengan jenis kelamin responden tahun sebanyak 10 (43,0%) dan lansia akhir
didapatkan (43.5%) laki-laki dan (56.5%) 56-65 tahun sebanyak 13 ( 57,0 %). Hal ini
perempuan, dengan hasil tersebut bahwa sesuai dengan Erdere (2012), yang
jenis kelamin perempuan mempunyai banyak menyatakan hiperetensi banyak diderita oleh
faktor resiko terjadinya hipertensi seperti orangtua dimana penelitian menunjukan
ketidakseimbangan hormonal sehingga bahwa orang berusia 55 tahun dengan tekanan
wanita lebih cenderung memiliki tekanan darah sebelumnya normal 90%-nya
darah tinggi. Hal ini juga dijelaskan dalam mengalami kenaikan tekanan darah yang
Journal of Clinical Of Hipertension, menurut sebelumnya normal. Hasil penelitian ini
Miller (2010), menyatakan bahwa perubahan sejalan dengan penelitian Nugroho (2014),
hormonal yang sering terjadi pada wanita dengan hasil penelitian yang menggambarkan
menyebabkan wanita lebih cenderung dari 38 penderita hampir sebagian besar umur
memiliki tekanan darah tinggi.. Penelitian ini > 56 tahun sebanyak 17 orang (44,7%) yang
sejalan dengan penelitian Nugroho (2014), menderita hipertensi, sedangkan sebagian
pada penelitiannya juga didapatkan 38 kecil berumur 35-45 tahun sebanyak 9 orang
penderita yang mengalami hipertensi (23,7%) yang menderita hipertensi.
berdasarkan jenis kelamin sebagian besar Bertambahnya usia menjadi salah satu
berjenis kelamin perempuan yaitu (60,5%), penyebab terjadinya penyakit hipertensi
laki-laki sebanyak (39,5%). Pada dengan pembuktian mendapatkan hasil
premenopause perempuan mulai kehilangan responden terbnyak pada lansia akhir, karena
sedikit demi sedikit hormon estrogen yang perubahan alami yang terjadi pada tubuh
selama ini melindungi pembuluh darah dari manusia yaitu perubahan struktural dan
kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana fungsional pada sistem pembuluh darah
hormon estrogen manusia.

287
Nursing News Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Volume 2, Nomor 3, 2017 Poliklinik Trio Husada Malang

Berdasarkan riwayat keluarga pada penelitian peningkatan tekanan sistolik, tekanan


ini menunjukan 26,0% responden yang diastolik juga meningkat karena dinding
mempunyai riwayat keluarga menderita pembuluh darah tidak lagi retraksi secara
hipertensi dan 74,0% responden yang tidak fleksibel pada penurunan tekanan darah
mempunyai riwayat hipertensi. Faktor (Kozier et al, 2009).
genetik merupakan faktor bawaan yang Berdasarkan hasil penelitian diketehui seluruh
menjadi pemicu timbulnya hipertensi. Jika responden (100%) sudah pernah melakukan
anak yang salah satu orangtuanya mengidap terapi bekam sebelumnya, berdasarkan
hipertensi memiliki resiko 25% menderita pengukuran tekanan darah sesudah dilakukan
hipertensi juga. Jika kedua orangtuanya bekam didapatkan (60,9%) responden
mengidap hipertensi 60% keturunannya mengalami penurunan tekanan darah dan
mendapatkan hipertensi, Kozier et al (2009). (39,1%) responden tidak mengalami
Hal ini tidak sama dengan hasil penelitian penurunan tekanan darah. Salah satu faktor
Kalangi et al(2015), di SMPN 8 Malalayang manfaat dan keberhasilan dari pada terapi
Manado, subjek penelitian berjumlah 80 bekam. Menurut Varghese (2004),
siswa yang menunjukkan bahwa berdasarkan menyatakan keefektifan dari pengobatan
uji fisher΄s exact tidak terdapat hubungan alternatif menjadi alasan yang sangat
yang signifikan antara faktor genetik dalam berpengaruh terhadap pemilihan pengobatan
keluarga dengan tekanan darah pada remaja alternatif. Satu hal dikatakan berhasil jika
dengan nilai p-value = 0,154 > 0.05. hal ini mendatangkan hasil atau perubahan kearah
dapat disebabkan karena populasi dan sampel yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan
yang kurang mencukupi dimana peneliti penelitian Yasin (2005), yang menyatakan
hanya dilakukan pada satu sekolah. Menurut bahwa sebagian orang langsung merasa
hukum Mendel jika hanya salah satu sembuh dan segar sejak pertama kali
orangtua menderita hipertensi maka melakukan terapi bekam basah, namun
kemungkinan anaknya untuk tidak menderita sebagian yang lain membutuhkan terapi
hipertensi yaitu 50%. Ini dimungkinkan bekam basah lebih dalam sekali dalam
karena usia subjek masih remaja, tekanan periode tertentu.
sistolik dan diastolik meningkat secara Tindakan menurunkan tekanan darah yang
bertahap sesuai usia hingga dewasa. Pada bisa diterapkan responden yang mengalami
orang lanjut usia arterinya lebih keras dan tahap 2 hipertensi yaitu melakukan terapi
kurang fleksibel terhadap darah, hal bekam. Menurut Kasmui (2010), terapi
inimengakibatkan bekam yang bisa dilakukan

288
Nursing News Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Volume 2, Nomor 3, 2017 Poliklinik Trio Husada Malang

untuk menurunkan tekanan darahyaitu terapi menghilangkan sakit bahu, dada dan
bekam basah (hijamah rothbah) merupakan punggung karena aliran darah setelah di
penghisapan permukaan kulit oleh angin bekam menjadi lancar (Fatahillah, 2006).
yang terperangkap dialat cupping set dan Berdasarkan hasil penelitian maka cara untuk
hand pump untuk mengeluarkan darah kotor menurunkan tekanan darah pada penderita
dari dalam tubuh dilakukan maksimal 5 hipertensi secara alamiah salah satunya yaitu
menitdengan jarak waktu penggunaan bekam dengan melakukan terapi bekam. Langkah
kembali setelah 4minggu. melakukan terapi bekam terlebih dahulu
mencuci tangan, menggunakan sarung tangan,
Tekanan Darah Setelah Dilakukan Terapi meminta penderita hipertensi membuka
Bekam Pada Penderita Hipertensi pakaian pada daerah yang akan dilakukan
Berdasarkan Tabel 2 didapatkan bahwa bekam, menentukan daerah yang akan
sesudah dilakukan terapi bekam lebih dari dibekam pada bagian pundak dan pinggang,
seluruh (60,9%) responden mengalami membersihkan daerah yang akan di lakukan
tekanan darah tahap 1 hipertensi pada bekam dengan kapas alkohol, diolesi minyak
penderita hipertensidi Poliklinik Trio Husada herbal (zaitun) pada area yang akan dilakukan
Malang. Dengan diberikannnya intervensi bekam dan menempelkan kop kering pada
terapi bekam satu kali menimbulkan adanya bagian yang ditentukan sambil memompa
perubahan yaitu dari tekanan darah tahap 2 dengan kekuatan sedang (2-3 kali pompa)
hipertensi (39,1%) menjadi tekanan darah biarkan selama 5 menit lalu di buka kemudian
tahap 1 hipertensi (60,9%). Penderita dilakukanperlukaan dengan menggunakan
hipertensi yang melakukan terapi bekam lancing device sesuai dengan garis tubuh
selain bermanfaat untuk menurunkan tekanan selanjutnya lakukan penghisapan kembali
darah juga bermanfaat untuk membersihkan selam 5 menit (Ridho, 2012).
darah dari racun-racun dan sisa makanan dan
dapat meningkatkan aktifitas saraf tulang
belakang, mengatasi gangguan tekanan darah KESIMPULAN
yang tidak normal dan pengapuran pada
pembuluh darah, menghilangkan rasa pusing, Tekanan darah sebelum dilakukan terapi
kejang-kejang dan keram yang terjadi bekam seluruh (100,0%)
padaotot, respondenmengalami tekanan darah tahap 2
hipertensi padapenderita

289
Nursing News Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Volume 2, Nomor 3, 2017 Poliklinik Trio Husada Malang

hipertensi di Poliklinik Trio Husada Malang. Depkes, RI. 2012. Riset Kesehatan Dasar
Tekanan darah sesudah dilakukan terapi (RISKESDAS) 2013. Jakarta: Badan
bekam (60,9%) respondenmengalami Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan
tekanan darah tahap 1 hipertensi pada Departemen Kesehatan, RI.
penderita hipertensi di Poliklinik Trio
Husada Malang. Fatahillah, Ahmad. 2006.Keampuhan Bekam,
Terdapat pengaruh terapi bekam terhadap Pencegahan Dan Penyembuhan
penurunan tekanan darah pada penderita Penyakit Warisan Rasullah. Jakarta:
hipertensi di Poliklinik Trio Husada Malang QultumMedia.
dengan p value = (0,000) < (0,050).
Haryana, A. 2006. 812 Resep Untuk
Mengobati 236 Penyakit. Jakarta: Penebar
SARAN Swadaya.

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat Junaidi, I. 2010. Hipertensi. Jakarta: PT


meneliti faktor lain seperti pola makan yang Bhuana Ilmu Populer.
dapat mempengaruhi tekanan darah,
menggunakan metode true experiment, dan Kasmui. 2010. Bekam Pengobatan Menurut
perlu adanya penelitian lebih lanjut apakah Sunah Nabi. ISYFI : Semarang.
bekam memiliki efek yang merugikan jika
dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Kozier, Barbara, Erb, Glenora, Berman,
Audrey, Synder, Shirlee, J. 2009. Buku ajar
fundamental keperawatan: konsep, proses
DAFTAR PUSTAKA dan praktek. Edisi 7. Jakarta:EGC.

Depkes, RI. 2008 Riset Kesehatan Dasar Krousel-wood,M. A., Muntner,P., Joyce, C.
(RISKESDAS). Jakarta: Badan Penelitian J., islam,T., stanley, E., holt, E., W.,
Dan Pengembangan Kesehatan Departemen MORISKY, D. E., He, J., &webber,
Kesehatan, RI. L. S. 2010. Adverse effects of complementary
and alternative medicine use on
antihypertensive

290
medication adherence: findings from CoSMO. J Am Geriart Soc. January; 58 (1): 54-61.
Doi:101111/j.1532-
5415.2009.02639.x.

Labarthe, DR.2012. From Cardiovascular Disease to Cardiovascular Health: a Quiet


Revolution? Circ Cardiovasc Qual Outcome 5: e86-92.

Lukitasari., M., Rohman, S., & Hendrawan,


D. 2011. Achievement of blood Pressure Target with Angiotensin Blockade Based Therapy in out
Patient Clinic.

Miller, C. 2010. Factors Affecting Blood Pressure and Heart Rate. Available from
http://www.livestrong.com/arcitle/196479-factors-afecting-blood-presurre-heart-rate/. Diakses
pada tanggal 9 Januari 2017.

Nugroho, S. H. P 2014. Pengaruh Jus Pepaya Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Primer Di Desa Sukoanyar Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan
Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan (Skripsi).
Ridho, Ahmad Ali. 2012. Bekam Sinergi : Rahasia Sinergi Pengobatan Nabi, Medis, Modern
dan Traditional Chinese Medicine. Aqwamedika: Solo.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan,RI.

RSSA. 2010&2011. Profil Rumah Sakit Saiful Anwar:Prevalensi Penyakit Hipertensi di Rumah
Sakit Saiful Anwar Malang.

Stephen, J., &Maxine, A. 2010. Medical Diagnosis And Treatment. Amerika Serikat: The
McGraw-Hill Companies.

Umar, Wadda. A. Sembuh Dengan Satu Titik. Al-Qowam Publishing : Solo. 2008.

Varghese,C. T. 2004. Is Patient's Preference For Medical Care Changing? MJAFI, vol, 61,
No.2.

Yasin, S. A. 2005. Bekam. Sunnah Nabi & Mukjizat Medis. Solo:Al-Qowam.

291
TeguhDwi Wicaksono dan TA Larasati | Mekanisme Bekam sebagai Terapi Alternatif dalam Menurunkan Hipertensi

Mekanisme Bekam sebagai Terapi Alternatif dalam Menurunkan Hipertensi

T A Larasati1, Teguh Dwi Wicaksono2


1
Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Mahasiswa,Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Bekam atau Al-Hijamah dikenal sebagai terapi kesehatan dalam islam.Bekam berkembang dengan
cepat di dunia terutama di negara-negara muslim, salah satunya Indonesia.Bekam merupakan sebuah
prosedur ekskresi bedah minor, dimana tekanan negatifditerapkan di permukaan kulit menggunakan
cup yang membuat kulit terhisap kedalamnya.Prinsip terapi bekam adalah dengan memindahkan
plasma darah dan cairan tubuh yang tercampur dengan zat-zat berbahaya ke luar tubuh.Banyak
penelitian yang mengatakan bahwa terapi bekam banyak memberikan manfaat terhadap penyakit,
diantaranya rheumatoid arthritis, migrain, fibromialgia, selulitis, sindroma carpal turner, dan
hipertensi.Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmHg.Hipertensi diklasifikasikan menjadi hipertensi primer dan
hipertensi sekunder.Penyebab dari hipertensi primer masih belum diketahui.Beberapa teori
mengungkapkan bahwa tingginya asupan garam, radikal bebas, dan tingginya peroksida lemak dalam
plasma darah memiliki peranan penting dalam patogenesis terjadinya hipertensi.Terapi bekam dapat
mendrainase cairan interstisial, menyaring plasma darah yang tinggi akan zat-zat berbahaya
(peroksida lemak dan radikal bebas), dan meningkatkan produksi nitrat oksida. Penurunan cairan, zat-
zat berbahaya dalam plasma, dan meningkatnya nitrat oksida merupakan cara kerja bekam dalam
menurunkan tekanandarah.

Kata kunci:bekam, hipertensi, mekanisme bekan, nitrat oksida

Mechanism of Wet Cuppingas Alternative Therapy in Lowering Hypertension

Abstract
Wet cupping or Al-Hijamah is known as a medicine therapy in islam. Wet cupping is expanding
rapidly in the world especially in muslim country. Wet cupping is a minor surgical excretory
procedure, where negative pressure applied to skin surface using cups creates skin upliftings inside.
The wet cupping’s principle is by excreting the blood plasma and body fluids mixed with noxious
substances out of body.A lot of research says that wet cupping therapy provides many benefits against
diseases, includingrheumatoid arthritis, migraine, fibromyalgia, selulitis, carpal turner syndrome, and
hypertension.Hypertension is a systolic blood pressure increase more than 140 mmHg and a diastolic
blood pressure more than 90 mmHg. Hypertension is classified into primary hypertension and
secondary hypertension. The etiology of primary hypertension is unknown. Some theories reveals that
a high intake of salt, free radicals, and peroxides high fat in blood plasma has an important role in the
pathogenesis of hypertension. Wet cuppingtherapy can drain interstitial fluid, filter the blood plasma
high harmful substances (fat peroxide and free radicals), and increase the production of nitric oxide.
Decrease in liquid, harmful substances in plasma, and increased nitric oxide is how the wet
cuppingmechanism in lowering blood pressure.

Keywords: hypertension, mechanism of wet cupping, nitric oxide, wet cupping

Korespondensi : Teguh Dwi Wicaksono, alamat Perumahan Kampus Resident Hijau Blok D8, HP
08127292048, e-mail teguhwicaksono118@gmail.com

Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |112


TeguhDwi Wicaksono dan TA Larasati | Mekanisme Bekam sebagai Terapi Alternatif dalam Menurunkan Hipertensi

Pendahuluan cara, yaitu; berbekam, minum madu, dan dengan


Bekam atau Al-Hijamah dikenal sebagai menempelkan besi panas, sedang aku
terapi kesehatan dalam islam. Al- melarangumatkuberobatdenganbesipanas“. Dalam
Hijamahberasal dari kata Al-Haj yang secara budaya islam, bekam merupakan terapi terbaik
literatur berarti menghisap. Bekam memiliki bersama kayu gaharu dalam mengobati penyakit,
kedudukan yang spesial dalam budaya islam hal ini sesuai dengan hadist otentik Bukhori no.
karena bekam menjadi salah satu pengobatan 5263 dan Muslim no.2952.1
yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Bekam berkembang dengan cepat di dunia terutama
SAW.Terapi bekam telah ada pada zaman di negara-negara muslim, salah satunya Indonesia.
Nabi Muhammad SAW dengan bukti Di Indonesia perkembangan bekam di mulai dari
banyaknya hadist yang menganjurkan untuk bekam tradisional dimana alat-alat yang digunakan
melakukan pengobatan dengan bekam. Salah masih sederhana seperti tanduk kerbau dan pisau
satunya adalah hadist otentik riwayat Bukhori silet biasa untuk menyayat kulit. Memasuki tahun
nomor 5294 yaitu “Terapi pengobatan itu ada
tiga

Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |113


TeguhDwi Wicaksono dan TA Larasati | Mekanisme Bekam sebagai Terapi Alternatif dalam Menurunkan Hipertensi

2000,peralatan modern bekam mulai populer di primer masih belum diketahui penyebabnya.
Indonesia, dimana alat-alat bekam berupa Beberapa teori mengungkapkan bahwa tingginya
penghisap, kop, dan jarum yang ada dalam satu asupan garam, radikal bebas, dan tingginya
set peralatan bekam. Bekam itu sendiriadalah peroksida lemak dalam darah memiliki peranan
metode pengobatan alternatif menggunakan penting dalam patogenesis terjadinya hipertensi.6,7
vacuum cups. Titik bekam berada di permukaan Peroksida lemak dalam darah yang tinggi akan
kulit, bisa merupakan titik akupungtur, akupresur, juga meningkatkan resiko terjadinya hipertensi.
refleksi, titik tung, tho‟, dan sebagainya. Namun Peroksida lemak dapat menimbulkan disfungsi
yang sedang berkembang di Indonesia adalah endotel yang akan mempengaruhi sintesis nitrat
membekam dititik meredian akupungtur dan titik oksida (NO)dan prostasiklin yang merupakan
bekam Nabi (Prophet potentpoint).1,2 vasodilatator alami dalam tubuh. Disfungsi
Menurut El Sayed et al(2013), dengan endotel juga akan meningkatkan produksi
membersihkan darah dan celah interstisial dari tromboxan A2 dan endotelin meningkat yang
subtansi berbahaya dan beracun bekam basah (wet merupakan vasokonstriktor kuat.8,9
cupping) terbukti secara medis memiliki nilai yang Ketidakseimbangan antara vasodilatator dan
menguntungkan dalam terapi berbagai penyakit vasokonstriktor membuat resistensi pembuluh
yang memiliki etiologi dan patogenesis yang darah meningkat sehingga
berbeda-beda, diantaranya rheumatoid arthritis, menyebabkan hipertensi.6,7
migrain, fibromialgia, selulitis, sindroma carpal Tingginya asupan garam juga mempengaruhi
turner , dan hipertensi.3 peningkatan dari tekanan darah. Tingginya
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan konsentrasi garam dalam plasma akan
tantangan besar di meningkatkan viskositas atau kekentalan dari
Indonesia.Betapatidak, hipertensi merupakan plasma, hal ini akan meningkatkan resistensi dari
kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan pembuluh darah, sehingga tekanan dalam arteri
kesehatanprimer kesehatan.Sesuaidata akan meningkat, untuk mengkompensasi
Riskesdas (2013), hal itu merupakan masalah peningkatan tekanan intra arteri ini maka jantung
kesehatan dengan prevalensi yangtinggi, yaitu akan memompakan darah lebih kuat sehingga
sebesar 25,8%.Hipertensi atau tekanan darah tinggi tekanan yang dihasilkan dari pompaan tersebut
itu sendiri adalah peningkatan tekanan darah akan lebih tinggi dari tekanan dalam arteri. Jika
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah terjadi bertahun-tahun maka set point di
diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali baroreseptor perifer akan berubah menjadi lebih
pengukuran dengan selang waktu lima menit tinggi, ini sebabnya mengapa asupan tinggi garam
dalam keadaan cukup istirahat atau tenang.4 dapat menyebabkan hipertensi.6
Hipertensi sering disebut sebagai silent killer Penatalaksanaan hipertensi dimulai dari
dimana gejala dapat bervariasi pada masing- memodifikasi gaya hidup dan berolahraga.
masing individu dan hampir sama dengangejala Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan
penyakit lainnya. Gejala- gejalanya itu adalah sakit membatasi asupan garam tidak lebih dari 6 gram
kepala/rasa berat di tengkuk,vertigo, jantung per hari, menurunkan berat badan, menghindari
berdebar-debar, mudah Ieiah, penglihatan kabur, minuman berkafein, rokok, dan minuman
telingaberdenging (tinnitus), dan mimisan.4,5 beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi
Hipertensi diklasifiasikan menjadi hipertensi penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari,
primer dan hipertensi sekunder.Hipertensi jogging, dan bersepeda selama 20-25 menit
sekunder adalah peningkatan tekanan darah yang dengan frekuensi 3-5x per minggu.Penting juga
diakibatkan karena penyakit lain. Penyebab untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan
hipertensi sekunder yaitu hipertensi ginjal, mengendalikan stress. Obat-obatan yang
feokromositoma(suatu tumor di medula adrenal digunakan dalam menangani hipertensi terdiri dari
yang mengeluarkan epinefrin dan norepinefrin golongandiuretik, angoitensin- converting enzyme
secara berlebihan), dan hipertensi neurogenik, inhibitor, angiotensin reseptor blocker, calcium
sedangkan penyebabhipertensi canal blocker, dan beta blocker.4,10

Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |114


TeguhDwi Wicaksono dan TA Larasati | Mekanisme Bekam sebagai Terapi Alternatif dalam Menurunkan Hipertensi

Isi material yang hidrofilik maupun


Banyak teori yang yang hidrofobik seperti low
3,11
menjelaskan densitylipoprotein.
mekanisme kerja terapi bekam, diantaranya Bekam merupakan sebuah prosedur ekskresi bedah
Chinese theory, teori menurut Hong et al, dan minor dimana tekanan negatif (kekuatan hisap)
teori menurut Gao et al, namun teori-teori diterapkan di permukaan kulit menggunakan cup
tersebut menurut El Sayed (2013) masih yang membuat kulit terhisap kedalamnya.Karena
banyak kekurangan dalam menjelaskan tekanan negatif ini membuat laju filtrasi kapiler
bagaimana mekanisme terapi bekam. Taibah menuju daerah cupping menjadi cepat dan
theory merupakan teori tebaru yang dapat menurunkan absorbsi di kapiler vena yang
menjelaskan mekanisme bekam dan juga meninggalkan daerah cupping. Proses ini
melengkapi kekurangan-kekurangan teori- diilustrasikan pada gambar 1a.3
teori sebelumnya.3 Peningkatan filtrasi kapiler-kapiler kulit ini akan
Menurut teori Taibah, keindahan terapi mengakibatkan banyaknya cairan dan zat-zat
bekam datang dari fakta bahwa terapi bekam berbahaya yang terfiltrasi menumpuk di daerah
merupakan terapi pengeluaran yang cupping. Selain itu, tekanan negatif ini juga akan
memindahkan plasma darah dan cairan tubuh mengumpulkan cairan limfe dan interstisial di
yang tercampur dengan zat-zat berbahaya ke daerah cupping. Subtansi kimia, mediator inflamasi,
luar tubuh.Prinsip dari terapi bekam mirip dan mediator nyeriyang mencair iniakan
seperti fungsi ekskresi dari ginjal, yang dapat menggenangi ujung-ujung saraf sensoris di daerah
melakukan filtrasi di kapiler-kapiler kulit. cupping dan memutus adhesi jaringan yang akan
Akan tetapi, partikel yang terekskresi melalui menurunkan rasa nyeri.3
ginjal terbatas pada partikel yang hidrofilik,
terapi bekam dapat mengekskresikan
material-

Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |115


TeguhDwi Wicaksono dan TA Larasati | Mekanisme Bekam sebagai Terapi Alternatif dalam Menurunkan Hipertensi

Gambar 1a.Langkah Pertama dari Bekam :Tekanan negatif membuat peningkatan filtrasi pada
ujung kapiler arteriol dan menurunkan absorbsi di kapiler vena setelah area cupping. Cairan
dan zat-zat berbahaya mulai menumpuk di daerah cupping

Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |116


TeguhDwi Wicaksono dan TA Larasati | Mekanisme Bekam sebagai Terapi Alternatif dalam Menurunkan Hipertensi

Penusukan pada daerah cuppingakan membuka tekanan yang sangat besar pada penambahan
barrier kulit untuk mengeluarkan cairan bersama cupping kedua ini pada ujung kapiler arteriol dan
zat-zat berbahaya dan mencegah absorbsinya di venula akan menyebabkan filtrasi pada kedua
ujung kapiler vena. Penusukan ini pada akhirnya ujung kapiler tersebut. Proses ini diilustrasikan
akan menghasilkan peningkatkan pembersihan pada gambar 1d. Hal ini menyebabkan
plasma darah dari material-material penyebab peningkatan pembersihan plasma
penyakit, seperti radikal bebas, kolesterol, dan zat- darah.Pembersihan zat-zat berbahaya ini akan
zat berbahaya lainnya.3,12 menimbulkan luka pada jaringan tersebut. Dengan
Setelah penusukan tekanan negatif menggunakan adanya hemostasis dari tubuh maka luka tersebut
cupping kembali dilakukan pada daerah akan terselesaikan secara fisiologis. Cairan
tersebut.Tekanan negatif yang kedua kalinya ini interstisial yang baru akan datang melalui filtrasi
menyebabkan seluruh cairan yang terkumpul pada arteriol kapiler kulit setelah pembersihan
(bersama zat-zat berbahaya) keluar hingga seluruh cairan yang berisi zat-zat berbahaya sebelumnya.
cairan yang terkumpul pada area cupping habis. Hemostasis fisiologi ini merupakan perbaikan
Karena ada gradien baru setelah terapi bekambasah.3

Gambar 1b.Akhir Langkah Pertama dari Bekam : Semakin banyak cairan dan zat-zat
berbahaya yang
terkumpulolehkarenapeningkatanfiltrasidanpenurunanabsorbsiyangmenghasilkanpeningkatan
pembersihan plasma darah dan cairaninterstisial

Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |117


TeguhDwi Wicaksono dan TA Larasati | Mekanisme Bekam sebagai Terapi Alternatif dalam Menurunkan Hipertensi

Gambar 1c.Langkah Kedua Bekam :Penusukan pada area cupping membuat cairan yang
terkumpul mulai keluar bersama plasma darah, cidera penusukan pada kapiler menyebabkan
peningkatan pembersihan zat- zat penyebab penyakit dari plasma darah

Gambar 1d. Langkah Ketiga Bekam (Cupping Kedua) :Pada cupping kedua, tekanan negatif
akan mengakibatkan cairan(bersama zat-zat berbahaya) keluar seluruhnya. Perbedaan gradien
tekanan karena tekanan negatif yang kedua ini mengakibatkan peningkatan filtrasi di kedua
ujung kapiler (arteriol dan venula)

Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |118


TeguhDwi Wicaksono dan TA Larasati | Mekanisme Bekam sebagai Terapi Alternatif dalam Menurunkan Hipertensi

Gambar 1e.Pemulihan Jaringan Secara Fisiologis :Setelah zat-zat berbahaya dikeluarkan


bersamaan dengan cairan yang terkumpul, pemulihan jaringan akan terjadi secara fisiologis.
Cairan interstisial yang baru akan terbentuk dari filtrasi di ujung kapiler arteriol. Cairan
interstisial yang sebelumnya banyak mengandung zat- zat berbahaya, kini lebih bersih setelah
terjadi ekskresi zat-zat tersebut melalui terapi bekam

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa terapi bekam dapat mengekskresikan
penyebab dari hipertensi primer masih belum bahan-bahan hidrofilik yang ginjal tidak dapat
diketahui. Banyak teori yang sedang diteliti oleh melakukannya.2,3
para ilmuwan pada saat ini, diantaranya tingginya Menurut El Sayed et al(2013), penusukan saat
asupan garam dan disfungsi endotel yang terapi bekam akan meningkatkan pelepasan nitrat
diakibatkan oleh oksidan maupun oksida. Aliran darah ke daerah subkutan tempat
peroksidalemak.6,7 dimana penusukan dilakukan meningkat, hal ini
Tingginya asupan garam menyebabkan retensi air sejalan dengan produksi nitrat oksida yang akan
di plasma darah yang akan meningkatkan beban meningkat pada daerah yang tinggi sirkulasinya.
dari jantung untuk memompa lebih keras agar Peningkatan produksi nitrat oksida juga
perfusi ke jaringan berjalan dengan normal. dilaporkan meningkat saat kulitterluka.3
Peningkatan pompaan jantung tersebut Oleh karena terapi bekam dapat mendrainase
mengidikasikan bahwa tekanan di dalam intra cairan interstisial, menyaring plasma darah yang
arteri lebih besar dari pada di dalam ventrikel tinggi akan zat-zat berbahaya (peroksida lemak
jantung.6 dan radikal bebas) dan meningkatkan produksi
Pada teori hipertensi yang diakibatkan oleh radikal nitrat oksida maka terapi bekam akan bermanfaat
bebas maupun peroksida lemak, sel endotel pada dalam penanganan hipertensi.3
pembuluh darah akan mengalami disfungsi jika
terpapar oleh zat-zat berbahaya tersebut. Disfungsi Ringkasan
endotel akan mengakibatkan produksi dari bahan Berdasarkan pembahasan di atas, mekanisme kerja
vasodilatator (prostasiklin dan nitrat oksida) terapi bekam dalam menurunkan tekanan darah
menurun dan produksi bahan-bahan tinggi adalah melalui pengeluaran cairan bersama
vasokonstriktor (tromboksan dan endotelin) zat-zat berbahaya seperti radikal bebas dan
meningkat.8,9 Ketidakseimbangan tersebut peroksida lemak serta meningkatkan produksi dari
menjadikan resistensi pembuluh darah meningkat nitrat oksida yang dapat dilihat pada gambar 2.
yang pada akhirnya akan mengakibatkan tekanan Pengeluaran cairan yang berlebih akan
darahmeningkat.6,7 menurunkan aliran darah balik ke jantung
Pada penelitian yang dilakukan olehFarahmand sehingga akan menurunkan resistensi perifer yang
SKet al(2012), terapi bekam basah terbukti dapat akan bermanfaat dalam menurunkan tekanan
menurunkan kadar kolesterol plasma.Penelitian darah. Pengeluran radikal bebas maupun peroksida
Niasari Met al(2007), menjelaskan bahwa terapi lemak akan menurunkan
bekam efektif menurunkan kadar LDL plasma.
Pada pembahasan sebelumnya juga telah
dijelaskan
Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |119
TeguhDwi Wicaksono dan TA Larasati | Mekanisme Bekam sebagai Terapi Alternatif dalam Menurunkan Hipertensi

Terapi Bekam

Penusukan Ekskresiperoksida Filtrasi kapiler kulit


Disfungsi
lemak dan radikal
endotel
bebas

Produksi NO

Ekskresi cairan
viskositas

Resistensi +Vasodilatasi

Menurunkan tekanan darah

Gambar 2. Skema mekanisme terapi bekam dalam menurunkan tekanan darah

terjadinya disfungsi endotel, sehingga therapy (al-hijamah): in light of modern


produksi nitrat oksida tidak akan terganggu. medicine and
Hal ini juga akan menurunkan resistensi
perifer sehingga akan menurunkan tekanan
darah.Produksi nitrat oksida akan meningkat
saat penusukan pada tahap kedua terapi
bekam. Peningkatan nitrat oksida akan
membuat pembuluh darah vasodilatasi
sehingga menurunkan resistensi perifer yang
juga akan menurunkan tekanan darah.

Simpulan
Mekanisme terapi bekam dalam menurunkan
tekanan darah adalah dengan peningkatan
ekskresi cairan tubuh (bersama dengan zat-
zat berbahaya) yang terfiltrasi dan
peningkatan produksi nitrat oksida.

Daftar Pustaka
Haryono O. Hijamah (bekam) menurut hadist
Nabi SAW. [skripsi]. Semarang: IAIN
Walisongo;2008.
Samiasih A. Peluang bekam basah mencegah
penyakit jantung koroner akseptor KB
DMPA (indikator lipid dan respon imun).
Prosiding Konferensi Nasional PPNI; 2013;
Jawa Tengah;2013.
El Sayed SM, Mahmoud HS, Nabo MM.
Medical and scientific bases of wet cupping

Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |120


TeguhDwi Wicaksono dan TA Larasati | Mekanisme Bekam sebagai Terapi Alternatif dalam Menurunkan Hipertensi

propheticmedicine. Alternative and


Integrative Medicine. 2013; 5(2): 1-16.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Infodatin:
Hipertensi[internet]. Kemenkes RI; 2014
[Diakses tanggal 13 Oktober 2015]. Tersedia
dari: http:/depkes.go.id.
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Riset
Kesehatan Dasar. Jakarta:
Badan Penelitian
dan PengembanganKesehatan; 2013
[Diakses tanggal 13 Oktober 2015]. Tersedia
dari: http://www.depkes.go.id/resources/do
wnload/general/Hasil%20Riskesdas%202
013.pdf
Sherwood L. Fisiologi manusia dari system
ke sel. Jakarta: EGC;2013. halaman327-416.
Prawirohardjo S.Ilmu kebidanan. Jakarta:
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
2013.halaman533-6.
Jerca L, Jecra O, Mancas G et al. Mechanism
of action and biochemical effects of nitric
oxide (NO). The journal of preventive
medicine. 2002; 10(2): 35- 45.
Aziza L, Sja’bani M, Haryana SM.
Hubungan endotelin-1 dengan hipertensi
pada penduduk mlati, sleman, yogyakarta,
indonesia. J Indon Med Assoc. 2011;
61(6):1-6.

Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |121


TeguhDwi Wicaksono dan TA Larasati | Mekanisme Bekam sebagai Terapi Alternatif dalam Menurunkan Hipertensi

James PA, Oparil S, Carter BL, Cushman WC, Dennison-Himmelfarb C, Handler J, et al. 2014
evidence-based guideline for the management of high blood pressure in adults:report from the
panel members appointed to the eighth joint national committee (JNC 8). JAMA [internet]. 2013
[diakses tanggal 13 Oktober 2015]. Tersedia dari:
http://doi10.1001/jama.2013.284427.
Rukzan LM, Al-Sabaawy DO. Effect of wet cupping on serum lipids profile levels of
hyperlipidemic patientsand
correlation with some metal ions. Raf J Sci. 2012; 23(1): 128-36.
Mahdavi MR.V, Ghazanfari T, Aghajani M, Danyali F dan Nasevi M. Evaluation of effects of
traditional cupping on the biochemical, haematological, and immunological factor of
human venous blood [internet].Iran: A Copendium of Essays on Alternative Therapy; 2009
[Diakses tanggal 13 Oktober 2015]. Tersedia dari: http://cdn.intechweb.org/pdfs/26488.pd f

Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |122


EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM BASAH TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN
DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI RUMAH TERAPI THIBBUN NABAWY PONTIANAK
Edwin Safrianda*, Parjo**, M. Ali Maulana** Program Studi Keperawatan
Universitas Tanjungpura Pontianak

Abstrak

Latar belakang: Hipertensi menjadi silent killer karena sebagian besar kasus tidak
menunjukan gejala apapun yang dapat mengakibatkan stroke dan serangan jantung.
Penatalaksanaan hipertensi dapat berupa terapi nonfarmakologi. Salah satu terapi
nonfarmakologis yang dapat digunakan adalah terapi bekam basah.
Objektif: Untuk mengetahui efektifitas terapi bekam basah terhadap perubahan tekanan
darah pada penderitahipertensi.
Metode: Desain penelitian kuantitatif dengan metode pre-eksperimental model one group
pretest posttest design tanpa adanya kelompok kontrol. Jumlah sampel 16 responden yang
dengan teknik Non Probability Sampling dan metode accidental sampling. Analisa
menggunakan uji t berpasangan pada tekanan darah sistolik dan uji Wilcoxon pada tekanan
darah diastolik.
Hasil: Hasil uji statstik dengan menggunakan uji t berpasangan didapatkan bahwa nilai p
tekanan darah sistolik sebelum dan setelah dilakukan terapi bekam basah adalah 0.000 dan
hasil uji Wilcoxcon didapatkan bahwa nilai p tekanan darah diastolik sebelum dan setelah
dilakukan terapi bekam basah 0.001. Menunjukan bahwa nilai p tekanan darah sistolik dan
tekanan diastolik lebih kecil dari 0.05.
Kesimpulan: Terdapat perubahan yang signifikan pada tekanan darah sebelum dan setelah
dilakukan terapi bekam basah di Rumah Terapi Thibbun Nabawy Pontianak.

KataKunci : Terapi Bekam Basah,Hipertensi

Abstract

Background: Hypertension is a silent killer because most of the cases do not show any
symptoms that can lead to strokes and heart attacks. It might be accomplished by doing a
non- pharmacological therapy. One of the non-pharmacological therapy that can be used is
wet cupping therapy.
Objective: To know the effectiveness of wet cupping therapy toward the blood pressure in
patients with hypertension.
Methods: A pre-experimental method of quantitative research design with one group pretest
posttest design model without a control group. Total sample is 16 respondents with Non-
Probability Sampling technique that chosen by accidental sampling method. Analysis used
paired t test on systolic blood pressure and the Wilcoxon test in diastolic blood pressure.
Results: The results of the statistical test using paired t test showed that systolic blood
pressure p value before and after the wet cupping therapy is 0.000 and the test results
showed that Wilcoxcon p value diastolic blood pressure before and after the wet cupping
therapy is 0001. It showed that the p-value of systolic blood pressure and diastolic pressure
less than 0.05.
Conclusion: There are significant changes in blood pressure before and after the wet
cupping therapy at Home Therapy Thibbun Nabawy Pontianak.

Keywords : Wet Cupping Therapy,Hypertension

*Nursing Student TanjungpuraUniversity


**Nursing Lecture TanjunguraUniversity
PENDAHULUAN dari substansi yang menyebabkan penyakit
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan seperti serum trigliserida, kolesterol total,
darah tinggi merupakan salah satu masalah LDL-cholesterol, ferritin, asam urat,
kesehatan masyarakat baik di negara maju autoantibodi, reseptor sitokin, dan lain-lain,
maupun negara berkembang (Rikesdas, 2013). dari manfaat tersebut dapat menyembuhkan
Hipertensi menjadi silent killer karena beberapa penyakit seperti, hiperlipidemia,
sebagian besar kasus tidak menunjukan gejala hipertensi, ateroskerosis, penyakit jantung
apapun hingga pada suatu hari hipertensi koroner, asam urat, nyeri otot, hepatitis, dan
menjadi stroke dan serangan jantung yang kondisi kelebihan zat besi dalam darah
menyebabkan penderitanya meninggal. Hasil seperti talasemia. Hal ini membuktikan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balai bekam sebagai pengobatan yang di anjurkan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan oleh Nabi Muhammad Sallallahualihi
(Balitbangkes) Depkes RI tahun 2013 Wasalam mempunyai manfaat yang
diketahui bahwa prevalensi hipertensi di dibuktikan secara ilmiah dapat mengobati
Indonesia yang didapat melalui pengukuran penyakit dengan membersihkan darah dan
pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8 persen, cairan interstisial dari substansi penyebab
tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), penyakit (El Sayed, Mahmoud, & Nabo,
sedangkan prevalensi hipertensi untuk 2013; Hasan, Ahmad, & Ahmad,2014).
Kalimantan Barat menempati peringkat ke-7 Penelitian yang dilakukan Mustika (2012)
terbesar di Indonesia sebesar 28,3%. menunjukkan bahwa terapi bekam dapat
Berdasarkan Hasil Surveilans Terpadu menurunkan tekanan darah pada pasien
Berbasis Penyakit (2013) propinsi Kalimantan hipertensi. Penelitian serupa yang dilakukan
Barat, jumlah kasus hipertensi mencapai Setio (2011) menunjukkan ada pengaruh
23836 kasus baru. terapi bekam basah terhadap penurunan
Tren pengobatan komplementer untuk tekanan darah pada pasien dengan hipertensi
mengobati hipertensi saat ini yaitu dengan di Klinik Griya Sehat Madina Pekalongan.
mengunakan terapi bekam. Terapi bekam
merupakan salah satu cara penyembuhan yang METODE
dianggap masyarakat Indonesia dapat Jenis penelitian ini merupakan penelitian
membantu dalam menurunkan tekanan darah kuantitatif, dengan desain penelitian pre-
pada penderita hipertensi (Kamaluddin, 2010). eksperimental dengan model one group
Terapi bekam atau hijamah yang dianjurkan pretest posttest design tanpa adanya
oleh Rasulullah Sallallahualaihi Wasalam, kelompok kontrol.
yang kemudian dianjurkan oleh dokter-dokter Sampel pada penelitian iniberjumlah
Islam Terapi bekam dalam penelitian oleh 16 orang. Teknik sampling dalam penelitian
Refaat, El-Shemi, Ebid, Ashsi, &BaSalamah ini menggunakan teknik Non Probability
(2014), menggambarkan bahwa terapi bekam Sampling dengan metode accidental
dapat bermanfaat dalam mencegah penyakit sampling dengan Kriteria sampel pasien yang
kardiovaskuler dengan menurunkan tekanan berumur 20-65 tahun, bersedia menjadi
darah, menurunkan tingkat LDL (Low density responden, memiliki tekanan darah tinggi
lipoprotein) dan meningkatkan HDL (High- dan dapat berkomunikasi dengan baik,
density lipoprotein). Penelitian yang dilakukan sedangkan pasien yang menderita infeksi
El Sayed, et al., (2014) tentang terapi bekam kulit yang merata, pasien menggunakan obat
juga telah membuktikan bahwa terapi bekam antihipertensi 12 jam sebelum dilakukan
dapat membersihkan darah secarasiginifikan bekam, pasien yang menderita hipertensi
dan diabetes melitus tidak menjadi sampel tekanan darah dapat dilihat pada tabel
dalam penelitianini. berikut ini.
Pada penelitian ini alat-alat yang digunakan Tabel 2. Tingkat Tekanan Darah Sebelum
selama Sphygmomanometer, stetoskop, alat-alat dan Setelah dilakukan Terapi Bekam basah
bekam, dan lembar observasi.
Pada peneltian ini, tekanan darah sistolik diuji Tekana Ketegori n %
dengan t berpasangan sedangkan tekanan darah n
diastolik diuji dengan uji Wilcoxon. Darah
Pretest Normal - -
HASIL PENELITIAN Pre Hipertensi - -
Responden dalam penelitian ini berjumlah 16 Hipertensi 4 25%
responden, seluruh responden dimasukan Derajat I
kedalam kelompok eksperimen, setiap Hipertensi 12 75%
responden mendapat terapi bekam basah selama Derajat II
30 menit Posttest Normal 0 -
Tabel 1. Karakteristik Responden Pre Hipertensi 3 18.75%
Karakteristik Kategori n % Hipertensi 6 37.5%
Jenis Kelamin Laki-laki 11 68.75% Derajat I
Perempuan 5 31.25% Hiperten 7 43.75%
Usia 20-25 1 6.35% si DerajatII
26-35 3 18.85% Total 16 100%
36-45 6 37.55%
46-55 6 37.55%
56-65 1 6.35%
Pendidikan Tidak - -
Sekolah
SD/Sederaj- -
at
SMP/Seder - -
ajat
SMA/Sederajat 11 68.75%
Perguruan 5 31.25%
Tin
ggi
Pekerjaan Tidak 3 18.75%
Bekerja
PNS 7 43.75%
Swasta 4 25.0%
Lainlain 2 12.5%
Riwayat Pernah 10 62.5%
Bekam
Belum 6 37.5%
Pernah
Total 16 100%

Pada responden yang diteliti telah dilakukan


pengukuran tekanan darah sebelum dan setelah
pemberian terapi bekam basah, karakteristik
Efektivitas terapi bekam basah terhadap oleh responden dengan jenis kelamin laki-
perubahan tekanan darah pada penderita laki. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
hipertensi ini dapat diketahui uji t berpasangan dilakukan Akbar (2013) tentang pengaruh
pada tekanan darah sitolik dan uji Wilcoxon bekam basahbasah
pada tekanan darah diastolik. Hasil uji t
berpasangan dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel 3. Pengaruh Bekam Basah terhadap
Tekanan Darah Sistolik Sebelum dan Sesudah

n Rerata ± s.d p
Sistolik 16
- Pretest 153.13 ± 0.000
9.46
- Postest 143.13 ±
13.0

Hasil uji Wilcoxon untuk tekanan darah


diastolik dapat diihat pada tebel dibawah ini.

Tabel 4. Pengaruh Bekam Basah terhadap


Tekanan
Darah Diastolik Sebelum danSesudah

Median
n (minimum- p
maksim
um)
Diastolik 16
- Pretest 100 (90-110) 0.001
- Postest 92.5 (80-105)

Hasil uji statstik dengan uji t berpasangan


didapatkan bahwa nilai p sistolik adalah 0.000
(<0.05) dan hasil uji Wilcoxon pada tekanan
darah diastolik didapatkan bahwa nilai p
diastolik yaitu
(<0.05), sehingga dapat disimpulkan terdapat
perbedaan yang signifikan antara tekanan darah
sebelum dan setelah dilakukan terapi
bekambasah.

PEMBAHASAN
Responden penelitian di Rumah Terapi Thibbun
Nabawy Pontianak ini terdiri dari berbagai
macam karakteristik dari jenis kelamin, usia,
pendidikan, pekerjaan maupun riwayat bekam
basah. Setiap karakteristik tersebut akan dibahas
sesuai dengan data demografi penelitian yang
sebelumnya telah dilakukan. Responden pada
penelitian ini seperti pada tabel 1 didominasi
terhadap kolesterol dan tekanan darah pada memiliki pendidikan SMA/sederajat
pasien hipertensi di Semarang yang sebanyak 68.75% dan responden yang
menghasilkan bahwa jenis kelamin laki- laki memiliki pendidikan Perguruan Tinggi
lebih banyak menderita hipertensi sebanyak 31 sebanyak 31.25%. Hasil peneltian ini sejalan
orang (77.5%) sedangkan jenis kelamin dengan penelitian yang dilakukan Kartikasari
perempuan 9 orang (22.5%). Menurut (2012) tentang karakteristik penderita
Angraini (2009) prevalensi terjadinya hipertensi lebih dominan pada pendidikan
hipertensi pada pria sama dengan wanita, SMA dengan 16 orang atau dengan
namun wanita terlindung dari penyakit presentase (15.1%). Penelitian lain yang
kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita mendukung dilakukan oleh Anggara dan
yang belum mengalami menopause dilindungi Prayitno (2012) yang mejelaskan bahwa
oleh hormon estrogen yang berperan dalam salah satu faktor yang berhubungan dengan
meningkatkan kadar high density lipoprotein tekanan darah adalah pendidikan dengan
(HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi dengan p=
merupakan faktor pelindung dalam mencegah 0.042. Tingginya risiko terkena hipertensi
terjadinya proses aterosklerosis. Efek pada pendidikan yang rendah, kemungkinan
perlindungan estrogen dianggap sebagai disebabkan karena kurangnya pengetahuan
penjelasan adanya imunitas wanita pada usia pada pasien yang berpendidikan rendah
premenopause. Pada premenopause wanita terhadap kesehatan dan sulit atau lambat
mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon menerima informasi (penyuluhan) yang
estrogen yang selama ini melindungi diberikan oleh petugas sehingga berdampak
pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini pada prilaku/pola hidup sehat.
terus berlanjut dimana hormon estrogen Responden yang mengalami hipertensi
tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan berdasarkan pekerjaan yang paling banyak
umur wanita secara alami, yang umumnya adalah responden dengan pekerjaan PNS
mulai terjadi pada wanita umur 45-55tahun. dsebanyak 48.3%. penelitian ini sejalan
Berdasarkan hasil penelitian ini responden dengan penelitian yang dilakukan Irwin
yang paling banyak menderita hipertensi (2007) yang mengatakan bahwa pekerjaan
adalah rentang usia 36-45 dan 46-55. Hasil PNS juga rentan menderita hipertensi, salah
penelitian ini sejalan dengan penelitian Raihan satu faktornya yaitu umur diatas 45 tahun
(2014) dengan hasil penelitian yang dan obesitas. Hasil ini tidak sejalan dengan
menggambarkan usia responden yang penelitiian yang dilakukan Nugroho (2013)
terbanyak adalah usia diatas 45 tahun yang mendapatkan hasil bahwa pekerjaan
sebanyak 67 responden dari total 78 responden petani memiliki jumlah lebih banyak yang
yang diteliti atau dengan presentasi 85.9%. menderita hipertensi dibanding pekerjaan
Hal ini sesuai dengan Anggraini (2009) yang lainnya, hal ini disebabkan oleh orang
menyatakan bahwa setelah umur 45 tahun, dengan pekerjaan yang berat, sering lembur,
dinding arteri mengalami penebalan karena dan kurang istirahat misalnya sangat beresiko
adanya penumpukan zat-zat kolagen pada terkena hipertensi, faktor lain yang diduga
lapisan otot pembuluh darah sehingga berkaitan dengan masalah psikologis yang
pembuluh darah akan berangsur-angsur berkaitan dengan lingkungan pekerjaan
menyempit dan menjadikaku. (Rahajeng & Tuminah,2009).
Responden yang datang untuk melakukan Sebanyak 62.5% responden menyatakan
terapi bekam basah di Rumah Terapi Thibbun pernah melakukan bekam basah dan
Nabawy paling banyak sebanyak 35.5% menyatakan belum pernah
melakukan bekam. Berdasarkan hasil
pengukurantekanan
darah didapatkan bahwa responden yang dilakukan terapi bekam basah adalah 93.2
memiliki riwayat bekam sebelumnya rata- rata mmHg. Setelah dilakukan terapi bekam
mnengalami penurunan tekanan darah basah, responden pada penelitian ini kembali
sedangkan responden yang tidak memiliki dilakukan observasi dengan pengkuran
riwayat bekam basah sebelumnya didapatkan tekanan darah setelah 15 menit dilakukan
2 responden tidak mengalami perubahan terapi bekam basah dalam keadaan istirahat
tekanan darah. Hal ini sejalan dengan Yasin didapatkan bahwa sebanyak 18.75%
(2005) yang menyatakan bahwa sebagian mengalami
orang langsung merasa sembuh dan segar sejak prehipertensi, 37.5% mengalami hipertensi
pertama kali melakukan terapi bekam basah, derajat I, sedangkan responden dengan
namun sebagian yang lain membutuhkan hipertensi derajat II dengan jumlah terbanyak
terapi bekam basah lebih dari sekali dalam dengan43.75%.
periodetertentu. Responden yang mengalami perubahan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan tekanan darah baik tekanan darah sistolik
peneliti dengan melakukan pengukuran maupun diastolik sebanyak 87.5%
tekanan darah sebelum diberikan terapi bekam mengalami penurunan tekanan darah
basah didapatkan data bahwa sebanyak 4 sedangkan 12.5% tidak mengalami
responden mengalami hipertensi derajat I dan perubahan tekanan darah. Responden yang
12 responden mengalami hipertensi derajat II tidak mengalami perubahan tekanan darah
atau dengan presentase 75% dari jumlah merupakan responden yang belum pernah
responden dalam penelitian ini, sedangkan melakukan terapi bekam basah sebelumnya,
rata-rata tekanan darah sistolik sebelum hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa
dilakukan terapi bekam basah yaitu 153.13 faktor seperti kecemasan yang dialami
mmHg dan tekanan darah diastolik sebelum responden yang belum pernah mendapatkan
dilakukan terapi bekam basah 99mmHg. terapi bekam basah sebelumnya sehingga
Menurut Sudoyo (2009), seseorang dikatakan tekanan darah responden tersebut tidak
hipertensi tahap II apabila hasil pengukuran mengalami perubahan. Rata-rata penurunan
tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan tekanan darah sistolik setelah dilakukan
160 mmHg atau tekanan darah diastolik terapi bekam basah adalah 10 mmHg dan
berada pada lebih dari sama dengan 100 rata- rata penurunan tekanan darah diastolik
mmHg. Hipertensi derajat II merupakan setelah dilakukan terapi bekam basah adalah
derajat tertinggi menurut klasifikasi hipertensi 6.81 mmHg. Hal ini menunjukan penurunan
menurut JNC7. tekanan darah pada penderita hipertensi
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian setelah dilakukan satu kali terapi
yang dilakukan Mustika (2012) tentang bekambasah.
pengaruh terapi bekam basah terhadap Apabila dilakukan pembekaman pada titik
penurunan tekanan darah yang mendapatkan bekam, maka terjadi kerusakan cell mast
hasil rata-rata tekanan darah sistolik sebelum pada kulit, jaringan bawah kulit (subkutis),
dilakukan terapi bekam basah 153.10 mmHg fascia, dan otot. Akibat adanya kerusakan ini,
dan rata-rata tekanan darah diastolik 94.5%. akan dilepaskan beberapa mediator sepeti
peneltian serupa juga dilakukan oleh Zarei serotonin, histamine, bradikinin, slow
(2012) yang mendapatkan bahwa rata-rata reacting substance (SRS), serta zat-zat yang
tekanan darah sistolik sebelum dilakukan belum diketahui (Sanusi, 2012). Pada sistem
terapi bekam basah 151.1 mmHg dan rata-rata baroreseptor arteri, mediator-mediator
tekanan darah diastoliksebelum inflamasi yang keluar pada saat dilakukan
bekam basah menstimulus vasokontriksi dan
vasodilatasi pembuluh darah sehingga
pembuluh darah dapat merespondan
meningkatkan kepekaan terhadap faktor- Berdasarkan hasil dari penelitian ini bahwa
faktor hipertensi (Sharaf, 2012). terapi bekam basah efektif dalam
Bekam basah berpengaruh dalam mempengaruhi penurunan tekanan darah
menstabilkan saraf simpatik sehingga sekresi pada penderita hipertensi di Rumah Terapi
renin dapat dikontrol (Ganong, 2008). Thibbun Nabawy Pontianak, Hal ini dapat
Kestabilan sekresi renin ini kemudian menjadi sumber referensi bagi bidang
menstabilkan pengeluaran hormon keperawatan, khususnya di bidang
aldosterone, hal ini menyebabkan ekresi keperawatan komplementer dan menjadi
natrium didalam tubuh dapat dikontrol keterampilan yang dapat menjadi peluang
akibatnya pengeluaran garam dan air dapat bagi praktik mandiri keperawatan.
disesuaikan dengan kondis tubuh seseorang
dan volume cairan dalam tubuh dapat DAFTAR PUSTAKA
dikendalikan, yang kemudian berpengaruh Akbar, N. (2013). Pengaruh Bekam Basah
terhadap perubahan tekanan darah menjadi Terhadap Kolesterol dan Tekanan Darah
normal kembali. Pada proses autoregulasi pada pasien Hipertensi di Semarang. Jurnal
vaskular, kadar natrium dalam darah yang Media Medika Muda,1-14.
normal menyebabkan tekanan vaskular Anggara, F. H., & Prayitno, N. (2013).
terutama pada tekanan arteri sistemik Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
pembuluh darah menjadi normal (Udjianti, Tekanan Dadrah di Puskesmas Telaga Murni,
2011). Cikarang Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah
Kesehatan,20-25.
KESIMPULAN Anggraini, A. D., Waren, A., Situmorang, E.,
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Asputra, H., & Siahaan, S. S. (2009). Faktor-
efektivitas terapi bekam terhadap perubahan Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
tekanan darah pada penderita hipertensi di Hipertensi pada Pasien yang Berobat di
Rumah Terapi Thibbun Nabawy Pontianak, Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang.
maka dapat disimpulkan bahwa tekanan darah Pekanbaru: Faculty of Medicine, University
sebelum dilakukan terapi bekam, responden ofRiau.
lebih banyak mengalami hipertensi tahap II El Sayed, S. M., Al-quliti, A. S., Mahmoud,
sebanyak 68.75% dan responden yang H. S., Baghdadi, H., Maria, R. A., Nabo, M.
mengalami hipertensi tahap I sebanyak M., et al. (2014). Therapeutic Benefits of Al-
31.25%. Tekanan darah setelah dilakukan hijamah: in Light of Modern Medicine and
terapi bekam, responden yang mengalami Prophetic Medicine. American Journal of
hipertensi tahap II sebanyak 43.75%, hipertensi Medical and Biological Research, 2(2), 46 -
tahap I sebanyak 31.25% dan tahap 71.
prehipertensi sebanyak 25%.Perubahan El Sayed, S., Mahmoud, H., &Nabo,
tekanan darah sistolik rata-rata setelah M. (2013). Medical and Scientific Bases of
dilakukan terapi bekam mengalami penurunan Wet Cupping Therapy (Al- hijamah): in
sebesar 10 mmHg sedangkan pada tekanan Light of Modern. Alternative and Integrative
darah diastolik setelah dilakukan terapi bekam Medicine, 2(5), 1 - 12.
basah rata-rata mengalami perubahan sebesar
6.81 mmHg. Terdapat perbedaan yang
signifikan pada tekanan darah sebelum dan
setelah dilakukan terapi bekam pada penderita
hipertensi di Rumah Terapi Thibbun
NabawyPontianak.
Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.22. Jakarta: EGC.
Hasan, I., Ahmad, T., & Ahmad, S. (2014). Managemen of Hypertension by Wet Cupping Therapy
(Al- Hijamah) :A Case Study. International Journal of Pharmacology & Toxicology, 4(1), 24 -27.
Irwin. (2007). Faktor-Faktor Risiko yang Berperan Terhadap Hipertensi Derajat 2 pada PNS
Administrasi di Universitas Hasanuddin. Jakarta: FKUI(Tesis).
Kartikasari, A. N. (2012). Faktok Risiko Pada Masyarakat di Desa Kabongan Kidul, Kabupaten
Rembang. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (KTI).
Mustika, F. (2012). Pengaruh Terapi Bekam Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di
Klinik Bekam Debesh Center Ar Rahman dan Rumah Sehat Sabbihisma Kota Padang Tahun
2012. Fakultas Keperawatan Universitas Andalas (Skripsi).
Nugroho, B. (2013). Karakteristik Penderita Hipertensi di RSU Wisma Rini Periode Januari -
Maret 2013. Lampung: RSU Wisma Rini Pringsewu.
Rahajeng, E., & Tuminah, S. (2009). Prevalesi Hipertensi dan Determinannya di
Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia, 59(12), 580- 586.
Refaat, B., El-Shemi, A. G., Ebid, A. A., Ashsi, A., & BaSalamah, M. (2014). Islamic Wet
Cupping and Risk Factor of Cardiovascular Disease : Effects on Blood Pressure, Metabolic Profile
and Serum Electrolytes in Healthy Young Adult Men. Alternative & Integrative Medicine, 3(1), 1
-7.

Anda mungkin juga menyukai