MALANG
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapat Gelar Ahli Madya Keperawatan
Oleh:
AOA0170849
2020
i
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Penguji I
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui
NIDN. 070208401
iv
ABSTRAK
Aini,S.Kep,M.Kep.
jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal,
dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah dan makin tinggi
merupakan salah satu cara yang efektif untuk menurunkan tekanan darah
v
mengobservasi jadwal minum obat dan memberikan pendidikan
kesehatan mengenai manfaat obat hipertensi serta akibat jika tidak rutin
mengakibatkan stroke.
vi
ABSTRACT
Hypertension is not only a high risk of suffering from heart disease, but
also suffering from other diseases such as diseases of the nerves, kidneys
and blood vessels and the higher the blood pressure and the higher the
vii
both clients were observing the schedule for taking medication and
that the problem could be resolved. The conclusion from this case study
viii
KATA PENGANTAR
dengan baik. Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat
Kendedes Malang.
Kendedes Malang
Malang\
ix
6. Ns. Siti Kholifah,S.Kep.M.Kep, selaku dosen pembimbing I yang
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
Malang, 24 Agustus
2020
Peneliti
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................iii
ABSTRAK..................................................................................................................iv
ABSTRACT...............................................................................................................v
KATA PENGANTAR...............................................................................................vi
DAFTAR ISI..............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL......................................................................................................ix
DAFTAR BAGAN.....................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang...............................................................................................1
.2 Batasan Masalah............................................................................................3
.3 Rumusan Masalah..........................................................................................3
.4 Tujuan Penulisan............................................................................................3
xi
1.4.2 Tujuan Khusus............................................................................................3
.5 Manfaat Penulisan..........................................................................................3
.1 Konsep Lansia................................................................................................5
2.1.........................................................................................................................6
.2 Konsep Hipertensi..........................................................................................17
.2.1 Definisi.........................................................................................................17
.2.2 Etiologi........................................................................................................18
.2.3 Patofisiologi................................................................................................19
xii
.2.6 Penatalaksanaan..........................................................................................23
.2.7 Komplikasi..................................................................................................25
.2.8 Pathway.......................................................................................................26
.3 Konsep Ketidakpatuhan.................................................................................28
2.3.1 Definisi........................................................................................................28
2.4.1 Pengkajian...................................................................................................29
.1 Rancangan Penelitian.....................................................................................42
.2 Batasan Istilah................................................................................................42
.3 Partisipan........................................................................................................42
.5 Pengumpulan Data.........................................................................................43
xiii
.8 Analisa Data...................................................................................................45
.9 Etika Penelitian..............................................................................................45
.1 Hasil ………………………………………………………………………... 47
.2 Pembahasan………………………………………………………………… 88
.3 Keterbatasan Penelitian…………………………………………………….. 93
.1 Kesimpulan………………………………………………………………… 94
.2 Saran……………………………………………………………………….. 95
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
xv
Tabel 4.17 Analisa data pasien 1........................................................................ 70
xvi
DAFTAR BAGAN
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 13 : Dokumentasi
xviii
xix
BAB 1
PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
untuk Indonesia di tahun 2013 mencapai 8,9% dan prediksi terus mengalami
peningkatan. Peningkatan terjadi dari 69,0 pada tahun 2008 menjadi 70,8 pada
tahun 2015 dan proyeksi tahun 2030-2035 mencapai 72,2 tahun. Berdasarkan
tersebut menunjukkan bahwa harapan hidup yang paling tinggi adalah lansia.
Menurut data WHO, diseluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4%
meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi,
333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang,
1
prevalensi 45,9% pada usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65,74 dan 63,8%
dikenal sebagai penyakit tidak menular, tapi sangat berbahaya jika diabaikan.
Jumlah tersebut terbilang melonjak dibandingkan tahun 2018 lalu yang terdata
pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Hal ini
menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat
2
morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan
mempertahankan
3
tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan diastolic dibawah 90
pengaturan diet yang berupa diet rendah garam, diet tinggi kalium, diet kaya
buah & sayur, dan diet rendah kolesterol. Yang kedua penurunan berat badan.
Yang ketiga olahraga secara teratur dan memperbaiki gaya hidup yang kurang
diminum saat merasa ada keluhan, dan saat keluhan membaik atau obat habis
tidak mau meminumnya lagi. Padahal, obat anti hipertensi harus diminum
fungsi mental. Tekanan darah yang naik turun ini dapat menimbulkan efek
hipertensi timbul lagi, seperti nyeri kepala dan rasa tidak nyaman pada
tengkuk, terkadang disertai mual dan muntah, perasaan berputar seperti ingin
jatuh, berdetak atau detak jantung terasa cepat, dan telinga berdenging. Maka
dari itu pengobatan hipertensi harus dikonsumsi secara rutin. Ketika pasien
2020, ketidakpatuhan adalah perilaku individu dan/ atau pemberi asuhan tidak
4
mengikuti rencana perawatan/pengobatan yang disepakati dengan tenaga
edukasi untuk olahraga yang teratur, dan pemberian obat anti-hipertensi secara
yang baik yang bisa dilakukan oleh perawat adalah dengan memberikan
pasien tidak patuh minum obat. Jika diberi obat oleh pasien obat tersebut
5
6
.2 Batasan Masalah
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada lansia
Malang
.3 Rumusan Masalah
.4 Tujuan Penulisan
1.4.2.2 lakukan analisa data asuhan keperawatan pada pasien lansia hipertensi
1.4.2.3 Mampu menetapkan diagnosa keperawatan yang terjadi pada pasien lansia
Malang.
.5 Manfaat Penulisan
kepada peneliti dan panti, tarkait dengan asuhan keperawatan pada pasien
Ishlah Malang.
8
TINJAUAN PUSTAKA
.1 KONSEP LANSIA
2015).
school, remaja, dewasa, dan lansia. Tahap berbeda ini dimulai baik
lambat, nafsu makan berkurang dan kondisi tubuh yang lain juga
mengalami kemunduran.
9
10
2014).
yang menetap
11
Perubahan-perubahan fisik
kardiovaskuler:
otot jantung
gastrointestinal:
b Artropi dari sel kelenjar, sel parietal dan sel chief akan
berkurang
musculoskeletal
c. Sel otot yang mati digantikan oleh jaringan ikat dan lemak
sistem endokrine yang dialami oleh dewasa lanjut atau lanjut usia
menyebabkan hipotirodism.
jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh dan temperature tubuh
urine.
(panca indera)
objek yang dekat bahkan ada yang menjadi rabun, demikian juga
(Padila, 2013)
a Pensiun
17
c Menjanda/menduda
social
2. ketergantungan:
Fungsi Kognitif
apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat
Pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan
dirinya.
kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb.
seimbang.
pada lansia
kehidupannya
Meskipun tujuan ideal pension agar para lansia dapat menikmati hari
tua atau jaminan hari tua, namun dalam kenyatannya sering diartikan
diri.
ada menerima, ada yang takut kehilangan, ada yang merasa senang
diri, bukan hanya diberi waktu untuk masuk kerja dan tidak dengan
ada alternatif lain yang cukup menjanjikan dalam masa tua, sehingga
anak kecil.
2) Perubahan peran:
secara santai
anggota keluarga pada tingkat unit. Selain itu, perawat juga dapat
untuk perawat.
terdapat lima hal yang perlu dilakukan agar edukasi yang diberikan
terburu-buru.
(ANA, 2010 dalam Touhy & Jett, 2014). Sehingga, manajer perlu
terhadap stafnya.
lain.
Contoh peran ini, seperti praktisi perawat berada pada tim perawatan
1. Kesehatan
kesehatan
2. Sosial
3. Ekonomi
b. Berwiraswasta
c. Mengikuti asuransi
masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan
2015).
Sasaran
1. Sasaran langsung
c. Masyarakat
Pedoman Pelaksanaan
berikut:
b. Kegiatan olahraga
sebagai berikut:
34
e. Perawatan fisioterapi
kesejahteraan lansia
.2 Konsep Hipertensi
.2.1 Definisi
juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh
darah dan makin tinggi tekanan darah dan makin tinggi tekanan darah,
2015).
35
dengan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah sistolik di
a Pria berusia < 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah pada
b Pria berusia > 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya >
145/95 mmHg.
.2.2 Etiologi
ini.
b. Jenis kelamin dan usia: laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita
berkembangnya hipertensi.
2. Hipertensi sekunder
c. Gangguan endokrin
d. Coarctation aorta
konstriksi
f. Kehamilan
g. Luka bakar
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan/ atau tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90
mmHg
perubahan-perubahan pada:
Kusuma, 2015).
39
.2.3 Patofisiologi
jantung) diperoleh dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate
mengapa kontrol ini gagal pada hipertensi belum diketahui. Hal ini
tidak ada.
Bila tubuh mengalami kelebihan garam dan air, tekanan darah meningkat
ambang tekanan pada ginjal dalam mengekskresikan garam dan air akan
dan III mempunyai aksi vasokontriktor yang kuat pada pembuluh darah
tekanan darah.
Hal ini menyebabkan infark miokard, stroke, gagal jantung, dan gagal
ginjal.
pada malam hari) dan azetoma (peningkatan nitrogen urea darah dan
kreatinin).
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada
pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus). Keterlibatan
penglihatan.
sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa gejala. Secara
1. Sakit kepala
5. Telinga berdenging
43
6. Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah, akibat
kapiler
2. Kimia darah
katekolamin.
hipertensi.
3. Elektrolit
4. Urine
5. Radiologi
(Udjianti, 2010)
.2.6 Penatalaksanaan
1. Pengaturan diet
Berbagi studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan/
koroner.
eksaserbasi aritmia.
3. Olahraga
1. Terapi oksigen
2. Pemantauan hemodinamik
3. Pemantauan jantung
4. Obat-obatan:
perifer.
kehamilan.
menurunkan TPR
nitrogliserin, dll.
.2.7 Komplikasi
otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak
aneurisma.
bekuan.
serta kematian.
mungkin memiliki berat lahir kecil akibat perfusi plasenta yang tidak
2015)
51
.2.8 Pathway
Pelepasan renin
Hipertensi
Gangguan sirkulasi
Ketidakpatuhan
Vasokontriksi
Iskemia miokard
Nyeri kepala Gangguan Sinkop
Pola Tidur
Afterload meningkat Nyeri
Ketidakefektifan Perfusi
Jaringan Otak
Penurunan curah jantung
.3 Konsep Ketidakpatuhan
.3.1 Definisi
meningkat
meningkat
motivasi)
yang dilakukan responden masih kurang baik atau kurang patuh. Hal
tahu yang besar dan keinginan untuk sembuh besar, sedangkan pasien
dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan juga dapat menjadi faktor
obat yang rendah sebanyak 38,1%. Hal ini sesuai dengan penelitian
.4.1 Pengkajian
a. Data biografi
jawab.
Nama :
hipertensi.
yang ada.
b. Riwayat kesehatan
1. Kepala:
P: Hipertensi
Q: Terasa berat
60
S: 0-10
2. Mata
Mata berkunang-kunang
Hidung
polip (-/+)
3. Mulut
4. Telinga
5. Leher
6. Dada
7. Paru
dinding dada
Dada
8. Jantung
9. Abdomen
kemih
12. Genetalia dan anus: kebersihan, adanya lesi atau tidak (Andra,
2013)
1. Aktivitas/istirahat
62
takipnea.
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
bicara
4. Eliminasi
5. Makanan/cairan
penggunaan diuretik.
glikosuria
63
6. Neurosensori
tangan.
7. Nyeri/ketidaknyamanan
kepala (Ibrahim,2011)
dialami klien.
O2 ke otak menurun
lama
3. Sedang
a Kekuatan nadi sedang dan terasa
saat di palpasi
b Tekanan darah systole antara 151-
160 mmHg dan tekanan diastole
antara 101-110 mmHg
c CRT 6-8 detik
4. Cukup meningkat / cukup membaik
a Kekuatan nadi cukup kuat dan
terasa saat di palpasi
b Tekanan darah systole antara 141-
150 mmHg dan tekanan darah
diastole 91-100 mmHg
c CRT 3-5 detik
5. Meningkat / membaik
a. Kekuatan nadi kuat dan sangat
terasa saat di palpasi
b. Tekanan darah systole antara 110-
140 mmHg dan tekanan darah
diastole 70-90 mmHg
c. CRT < 2 detik
b. Sakit kepala
c. Gelisah
X: Sebelum Intervensi
√: Sesudah Intervensi
1. Meningkat
a. Tekanan darah systole: >171
mmHg tekanan darah diastole:
>121 mmHg, nadi: >131x/menit,
pernafasan: >36x/menit
b. Pasien dalam 1 minggu setiap hari
mengeluh sakit kepala
c. Pasien dalam 1 minggu setiap hari
gelisah
2. Cukup meningkat
a Tekanan darah systole: 161-170
66
2013).
Implementasi Ketidakpatuhan:
benar dosisnya
benar obatnya
terhadap
74
paripurna.
yang dibuat.
ditetapkan
METODE PENELITIAN
.1 Rancangan Penelitian
Keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak akan lepas dari metode yang
penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus dalam penelitian ini membahas
.2 Batasan Istilah
Batasan dalam studi kasus ini dilakukan pada lansia hipertensi dengan
ketidakpatuhan.
.3 Partisipan
Subyek yang digunakan sebagai partisipan dalam studi kasus ini adalah
seperti :
meningkat
penelitian studi kasus ini dimulai pada 28 juli 2020 sampai 31 Agustus 2020
.5 Pengumpulan Data
1. Wawancara
lain-lain. Sumber data ini diperoleh dari klien, keluarga atau perawat
lainnya
2. Observasi
menggunakan triangulasi dari tiga sumber data utama yaitu klien, perawat, dan
keluarga klien yang berkaitan dengan masalah yang diteliti (Prawoto, 2015).
ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk
dimana data dari wawancara di pagi hari karena data lebih valid dan kredibel.
data yang sama. Pelaksanaannya dapat juga dengan cara cek dan recek.
Informed consent memastikan legalitas persetujuan dengan surat persetujuan bersedia menjadi responden
Analisa data
Pemeriksaan kesimpulan
80
digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang
teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi
tersebut.
1) Pengumpulan data
2) Mereduksi data
Dari hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan dalam bentuk
3) Penyajian data
81
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks
identitas dari pasien serta surat inform consent yang telah disetujui
responden
4) Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan
evaluasi.
.9 Etika Penelitian
nama responden pada lembar pengumpulan data dan hanya memberi huruf
3. Confidentiality (kerahasiaan)
kerahasiaanya oleh peniliti. Hanya data tertentu saja yang disajikan dalam
4. Justice (keadilan)
6. Veracity (kejujuran)
kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat
mengerti.
risiko yang mungkin akan dialami oleh subyek penelitian dan harus
83
.1 Hasil
Pondok lansia merupakan panti jompo muslim yang pertama kali berdiri di
Jawa Timur. Pondok Lansia Al-Ishlah dibangun pada tahun 2008 kemudian
27 lansia.
84
85
3. Struktur Organisasi
Ketua : H. Mahfud
Sekretaris 2 : H. Irfan
Bendahara : Nursiyanto
4. Fasilitas
lemari, kamar mandi, dan kursi roda. Sedangkan dari yayasan sendiri
untuk sarapan, makan siang, dan makan sore. Serta menyediakan perawat
yang suka rela untuk memeriksa kesehatan, seperti tensi darah dan
pemeriksaan lainnya. Menyediakan dokter pribadi bila ada lansia yang dalam
keadaan darurat.
86
.1.2 Pengkajian
1. Identitas
SMU SMU
Tingkat Pendidikan:
(1) Tidak tamat SD
(2) Tamat SD
(3) SMP
(4) SMU
(5) PT
(6) Buta huruf
Panti Panti
Status tempat tinggal :
(1) Rumah pribadi
87
(2) Keluarga
(3) Tuna wisma
(4) Panti
Tidak, pasien tidak ada Tidak, pasien tidak ada
Sumber pendapatan: pendapatan karena pendapatan karena
tinggal di panti tinggal di panti
(1) Ada, jelaskan
(2) Tidak, jelaskan
Keluhan yang dirasakan saat rasa pegal tidak nyaman rasa pegal tidak
ini : pada tengkuk, jantung nyaman pada tengkuk,
(1) Nyeri dada terasa berdetak cepat telinga berdenging
(2) Pusing telinga berdenging seperti ada anginnya
(3) Batuk seperti terasa berat. dan perasaan berputar
(4) Panas seperti ingin jatuh
(5) Sesak apalagi saat habis tidur
(6) Gatal kemudian duduk
(7) Diare
(8) Jantung berdebar
2. Pemeriksaan Fisik
S : 36,9oC 36,7oC
N : 86x/menit 82x/menit
TD : 180/100mmHg 190/90mmHg
RR : 20x/menit 21x/menit
TB: 157 154
BB: 50 60
GCS: 456 456
1. Kepala
Bersih Bersih
Kebersihan : kotor/bersih Tidak Tidak
Kerontokan rambut : ya/tidak Pasien Tidak
Keluhan : ya/tidak mengeluh
Jika ya, jelaskan : kepala gatal
karna ada kutu
dan beruban
Tidak Tidak
Tidak Tidak
Tidak Tidak
6. Leher
Normal chest Normal chest
Pembesaran kelenjar tyroid: ya/tidak
JVD : ya/tidak Tidak Tidak
Kaku kuduk : ya/tidak Tidak Tidak
Tidak Tidak
7. Dada Tidak Tidak
Tidak Tidak
Bentuk dada : normal chest/barrel
chest/pigeon chest/lainnya
Retraksi : ya/tidak
Tidak Tidak
Wheezing : ya/tidak
Tidak Tidak
Ronchi : ya/tidak
Tidak Tidak
Suara jantung tambahan : ya/tidak
Ictus cordis : ya/tidak
Tidak Tidak
8. Abdomen
Nyeri tekan : ya/tidak
Kembung : ya/tidak Baik Baik
Supel : ya/tidak Tidak Tidak
Bising usus : ada/tidak, frekuensi : Tidak Tidak
kali/menit
Massa : ya/tidak, region
Skala 3 Skala 4
9. Genetalia
Kebersihan : baik/tidak
90
Hemoroid : ya/tidak
Hernia : ya/tidak
10. Ekstremitas
Kekuatan otot : (skala 1-5)
Kekuatan otot Tegap (normal) Tegap
1 : lumpuh (normal)
2 :ada kontraksi Maksimal Maksimal
2 :Melawan gravitasi dengan sokongan Tidak Tidak
3 :Melawan gravitasi tapi tidak ada
tahanan Tidak Tidak
4 :Melawan gravitasi dengan tahanan Tidak, tidak Tidak, tidak
sedikit Tidak Tidak
11. Integumen
Kebersihan : baik/tidak
Warna : pucat/tidak
Kelembaban : kering/lembab
Gangguan pada kulit : ya/tidak,
jelaskan :
a. Keseimbangan Berdiri
1 - < 10 10 detik -
detik/tidak
mampu
mampu
1 - < 10 10 detik -
detik/tidak
mampu
4. Pengkajian Psikososial
Stabilitas emosi
(1) Labil Stabil Stabil
(2) Stabil
(3) Iritabel, Jelaskan
(4) Datar
a. Pengkajian Emosional
b. Pengkajian Kecemasan
Ringan Fisiologis
1. TTV Normal √
2. Ketegangan Otot Menurun √
Emosional
3 Nyaman, Rileks √
4. Suara Tenang √
5. Perilaku Biasa √
Kognitif
Subyektif
8. Penuh Perhatian √
Sedang Fisiologis
Emosional
11. Ketakutan √
12. Ketegangan √
Kognitif
Subyektif
15. Waspada √
Fisiologi
Emosional
Subyektif
23. Hyperactive √
Panik Fisiologi
Emosional
27. Menangis √
29. Marah √
95
Kognitif
Subyektif
40. Gelisah √
Jumlah 8 32
Skor akumulasi :
kecemasan ringan.
kecemasan sedang
kecemasan berat
panik.
Ringan Fisiologis
1. TTV Normal √
Emosional
3. Nyaman, Rileks √
4. Suara Tenang √
5. Perilaku Biasa √
Kognitif
Subyektif
8. Penuh Perhatian √
Sedang Fisiologis
Emosional
11. Ketakutan √
12. Ketegangan √
Kognitif
Subyektif
15. Waspada √
Berat Fisiologi
20. Pusing √
Emosional
Subyektif
23. Hyperactive √
Panik Fisiologi
97
Emosional
27. Menangis √
29. Marah √
Kognitif
Subyektif
40. Gelisah √
Jumlah 6 34
Skor akumulasi :
kecemasan ringan.
kecemasan sedang
kecemasan berat
panik.
c. Pengkajian Depresi
Jawaban
Jumlah 4 4
99
Interpretasi :
Quesioner).
√ √ 7 Siapa presiden
Indonesia ?
7 10 3 Jumlah
Interpretasi :
Tahun :
Musim :
Tanggal :
Hari :
Bulan :
Negara
Propinsi
Kabupaten/kota
Panti
Wisma
1. kursi
2. meja
3. kertas
Jawaban :
1. 93
2. 86
3. 79
4. 72
5. 65
1.
Klien menjawab :
5. Lipat dua
6. Taruh dilantai.
8. Perintahkan kepada
klien untuk menulis
kalimat dan
Total nilai 30 11 26
Interpretasi hasil :
Total score 2 2
Interpretations:
0 – 2 : Good
1 Makan/minum 5 10 7-9 7 10
5 Mandi 0 5 1-3 3 5
8 Berpakaian/bersepatu 5 10 7-9 5 10
JUMLAH 74 100
Keterangan :
100 : Mandiri
Terapi farmokologi
Ketidakpatuhan
Terapi farmokologi
Ketidakpatuhan
110
111
112
dijalani
a. Berikan penyuluhan
mengenai obat yang
harus dikonsumsi
.2 Informasikan manfaat yang
akan diperoleh jika teratur
menjalani program
pengobatan
a Berikan penyuluhan
mengenai manfaat yang
akan diperoleh jika patuh
minum obat dalam 5B
1. Ketidakpatuhan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 Observasi 1. Mengetahui kepatuhan dalam
berhubungan minggu diharapkan kepatuhan dapat meningkat, .1 Identifikasi kepatuhan menjalani program
dengan dengan dengan kriteria hasil: menjalani program pengobatan pengobatan
program terapi Tanyakan ke pasien tentang 2. Mengetahui komitmen dalam
kompleks atau Tingkat Kepatuan kepatuhan jadwal minum obat menjalani program
lama a Apakah pasien sudah pengobatan
Indikator 1 2 3 4 5 benar dosis pengobatan? 3. Dokumentasi yang tepat
a. Perilaku X √ b Apakah pasien sudah mempengaruhi hasil akhir
mengikuti benar obatnya? 4. Mengetahui prinsip minum
program c Apakah pasien sudah obat dengan 5B
perawatan / benar dalam waktu 5. Informasi yang diberikan
pengobatan pengobatan? dapat membantu pemahaman
d Apakah pasien sudah obat yang harus dikonsumsi
b. Perilaku X √ benar rute obat? 6. Informasi yang diberikan
menjalanka dapat membantu lebih patuh
Terapeutik
114
.1.5 Implementasi
Tabel Implementasi 4.22 Implementasi Pasien 1
Diagnose Keperawatan: ketidakpatuhan berhubunagn dengan program terapi yang kompleks atau lama
benar obatnya
c Memberitahukan
bahwa pasien harus
minum obat harus
benar waktu minum
obat
d Memberitahukan
bahwa pasien harus
minum obat harus
benar rute obatnya
Edukasi
.1 Menginformasikan
program pengobatan yang
harus dijalani
a. Memberikan
penyuluhan mengenai
obat yang harus
dikonsumsi
.2 Menginformasikan
manfaat yang akan
diperoleh jika teratur
menjalani program
pengobatan
a Memberikan
penyuluhan
mengenai manfaat
yang akan diperoleh
jika patuh minum
obat dalam 5B
Kunjungan 4 Kunjungan 5
119
mengenai obat
.2 Menginformasikan
manfaat yang akan
diperoleh jika teratur
menjalani program
pengobatan
a Mengingatkan
sedikit sedikit
mengenai manfaat
bahwa pasien
harus minum
obat harus benar
rute obatnya
Edukasi
.1 Menginformasikan
program pengobatan
yang harus dijalani
a. Memberikan
penyuluhan
mengenai obat
yang harus
dikonsumsi
.2 Menginformasikan
manfaat yang akan
diperoleh jika teratur
menjalani program
pengobatan
a. Memberikan
penyuluhan
mengenai
manfaat yang
akan diperoleh
jika patuh
minum obat
dalam 5B
124
.1.6 Evaluasi
.1 Tabel 4.22 Evaluasi Pasien 1
Diagnosa Keperawatan: Ketidakpatuhan minum obat berhubungan dengan program terapi yang kompleks atau lama
Kunjungan 1 Kunjungan 2 Kunjungan 3
Jumat, 07 Agustus 2020 Sabtu, 08 Agustus 2020 Minggu 09 Agustus 2020
S: Pasien mengatakan “ saya tidak mau minum S: Pasien mengatakan “ saya tadi pagi sudah S: Pasien mengatakan “ saya tadi sudah minum obat
obat karena obat mengandung bahan kimia, minum obat tapi obatnya saya jadikan 2 bagian pagi tapi ya kayak kemarin obatnya tak bagi jadi 2
keluhanku kok jantungku detaknya cepat terus yang setengah saya minum yang setengahnya yang setengah e tak buang, tengkukku kok masih
tengkukku rasanya berat sama telingaku juga saya buang, terus ditengkuk saya terasa berat berat”
berat rasanya” kok gak hilang-hilang ya? Jantungku kok juga O:
O: berdetak cepet gak hilang-hilang terus Indikator Tingkat Kepatuhan
Indikator Tingkat Kepatuhan punggung saya juga capek terus”. N Indikator awal target akhir
N Indikator awal Target Akhir O: o
o Indikator Tingkat Kepatuhan 1. Perilaku 3 5 3
1. Perilaku 1 5 1 No Indikator awal targe Akhir mengikuti
mengikuti t program
program 1. Perilaku 1 5 3 perawatan /
perawatan / mengikuti pengobatan
pengobatan program 2. Perilaku 3 5 3
125
Kunjungan 4 Kunjungan 5
Senin, 10 Agustus 2020 Kamis, 13 Agustus 2020
S: Pasien mengatakan “ saya tadi sudah minum S: pasien mengatakan “ obatku udah tak
obat, obat e langsung saya minum 1 gak saya minum aku minum obat terus mulai hari senin
bagi 2”. sampai sekarang rutin semenjak minum obat
O: tengkuk saya udah enteng”
Noc Tingkat Kepatuhan O:
N Indikator awal Target Akhir Noc Tingkat Kepatuhan
o N Indikator awal Targe akhir
1. Perilaku 3 5 5 o t
mengikuti 1. Perilaku 3 5 5
program mengikuti
perawatan / program
pengobatan perawatan /
2. Perilaku 3 5 5 pengobatan
menjalankan 2. Perilaku 3 5 5
anjuran menjalankan
126
Diagnosa Keperawatan: Ketidakpatuhan minum obat berhubungan dengan program terapi yang kompleks atau lama
Kunjungan 1 Kunjungan 2 Kunjungan 3
Sabtu, 08 Agustus 2020 Minggu, 09 Agustus 2020 Senin, 10 Augustus 2020
127
S: Pasien mengatakan “ saya mau minum obat S: Pasien mengatakan “ tadi pagi saya sudah S: pasien mengatakan “ tadi pagi saya minum
tetapi kadang minum kadang tidak, tadi pagi aja minum obat obat yang saya minum Cuma 1 yang obat jumlah obat yang saya minum 2, tengkuk
minum Cuma 1 yang satunya saya tidak mau, kemarin saya minum itu tadi pagi gak saya saya sudah mulai ringan tidak seperti kemarin
keluhan saya ditengkuk terasa pegal kemudian minum, keluhan saya masih tetep seperti tetapi masih seperti berputar mau jatuh belum
telinga saya berdenging seperti ada anginnya kemarin” hilang”.
dan juga seperti berputar mau jatuh apalagi O: O:
kalau habis tidur terus duduk”. Indikator Tingkat Kepatuhan Indikator Tingkat Kepatuhan
O: No Indikator Awal target Akhir No Indikator Awal Target Akhir
IndikatorTingkat Kepatuhan 1. Perilaku 2 5 2 1. Perilaku 3 5 3
N Indikator awal Target Akhir mengikuti mengikuti
o program program
1. Perilaku 2 5 2 perawatan / perawatan /
mengikuti pengobatan pengobatan
program 2. Perilaku 2 5 2 2. Perilaku 3 5 3
perawatan / menjalanka menjalankan
pengobatan n anjuran anjuran
2. Perilaku 2 5 2 3. Tanda dan 2 5 2 3. Tanda dan 2 5 3
menjalankan gejala gejala
anjuran A: Masalah belum teratasi
3. Tanda dan 2 5 2 A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi
gejala P: Lanjutkan intervensi Observasi 1.1
Observasi 1.1 Terapeutik 1.2
A: Masalah belum teratasi Terapeutik 1.2 Edukasi 1.1, 1.2
P: Lanjutkan intervensi Edukasi 1.1, 1.2
Observasi 1.1
Terapeutik 1.2
Edukasi 1.1, 1.2
Kunjungan 4
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
.2 Pembahasan
Pada bab ini membahas tentang hasil Asuhan Keperawatan pada Ny.Sm dan
(5) Evaluasi.
.2.1 Pengkajian
keluhan tidak mau minum obat karena obat mengandung banyak bahan
tanda dan gejala telinga berdenging seperti terasa berat, dan detak
keluhan pasien mau minum obat tetapi tidak rutin kadang minum
kadang tidak dan pasien tidak mau minum obat karena bosan setiap
hari minum obat jadi pasien kadang minum kadang tidak. Pasien
mengeluh tanda dan gejala rasa pegal tidak nyaman pada tengkuk,
130
ingin jatuh apalagi saat habis tidur kemudian duduk. Ny.S menderita
penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan
diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg. Orang yang
sakit kepala, rasa pegal dan tidak nyaman ditengkuk, perasaan berputar
seperti serasa ingin jatuh, berdebar atau detak jantung terasa cepat,
wanita karena faktor stress yang dialami oleh wanita membuat wanita
hipertensi hal ini sesuai dengan teori bahwa faktor resiko hipertensi
ini sesuai dengan teori bahwa faktor resiko hipertensi juga dipengaruhi
maupun luar tubuh, salah satu gangguan kesehatan yang paling banyak
132
sehingga pasien merasa rasa pegal pada tengkuk, maka dengan begitu
pasien harus rutin minum obat supaya tekanan darah pasien terkontrol
minum obat karena obat mengandung banyak bahan kimia yang akan
seperti telinga berdenging seperti terasa berat, dan detak jantung terasa
minum obat, pasien tampak marah saat diberi obat dan menolak saat
tetapi tidak rutin kadang minum kadang tidak dan pasien tidak mau
minum obat karena bosan setiap hari minum obat jadi pasien kadang
minum kadang tidak. Pasien mengeluh tanda dan gejala seperti rasa
anginnya dan perasaan berputar seperti ingin jatuh apalagi saat habis
pasien menolak minum obat, pasien tampak kesal saat diberi obat,
berdenging seperti terasa berat, dan detak jantung terasa cepat. Dan
terapi kompleks atau lama dibuktikan dengan rasa pegal tidak nyaman
berputar seperti ingin jatuh apalagi saat habis tidur kemudian duduk.
.2.3 Perencanaan
melalui analisa data pengkajian pada kedua klien Ny.Sm dan Ny.S
sesuai dengan buku SDKI 2017 dan tujuan harus T (time) yaitu
dengan prinsip 5B. dan berikan pendidikan mengenai obat yang harus
dan gejala.
136
.2.4 Implementasi
minum obat dalam 5B dan mengkaji TTV setiap kunjungan dan akan
hari supaya pasien lebih memahami manfaat dan supaya pasien lebih
.2.5 Evaluasi
Agustus 2020 klien mengatakan sudah minum obat secara rutin mulai
hari senin hingga hari kamis pasien meminum obat terus dengan patuh
5B dan pasien tidak mengeluh tanda dan gejala. Hasil TTV ( tekanan
sudah rutin minum obat mulai hari senin hingga hari kamis pasien
sudas rutin minum sesuai jam minum obat dan ketika diberi obat
berputar tetapi sudah ringan. Hasil TTV (tekanan darah 140/90 mmHg,
138
menilai atau menghargai. Evaluasi adalah fase kelima dan fase terakhir
2015).
angka indicator pada hari pertama yaitu angka 1 dan pada pasien 2
.3 Keterbatasan Penelitian
sekedarnya saja
BAB V
.1 Kesimpulan
.1.1 Pengkajian
mengatakan tidak mau minum obat karena obat mengandung banyak bahan
kimia yang akan membuat pasien semakin sakit. Pasien mengeluh tanda
dan gejala seperti rasa pegal tidak nyaman pada tengkuk, telinga
marah saat ditanyai mengenai obat, TD: 180/ 100 mmHg, N: 85x/menit,
data subjektif klien mengatakan pasien mengatakan mau minum obat tetapi
tidak rutin kadang minum kadang tidak dan pasien tidak mau minum obat
karena bosan setiap hari minum obat jadi pasien kadang minum kadang
tidak. Pasien mengeluh tanda dan gejala seperti rasa pegal tidak nyaman
berputar seperti ingin jatuh apalagi saat habis tidur kemudian duduk. Data
objektif didapatkan klien tampak kesal saat diberi obat dan ditanya
141
36,5oC.
berhubungan dengan program terapi yang kompleks atau lama, dan juga
analisa dan pengkajian pada klien Ny.Sm dan Ny.S maka ditentukan
berhubungan dengan program terapi yang kompleks atau lama dan sesuai
2.
.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta Timur: Cv.
Medika
https://www.researchgate.net/publication/245537104_Monitoring_Treatm
Hindle, A., and Coates, A. 2011. Nursing Care Of Older People. New York:
Februari 2020
Pengurus Pusat
Pengurus Pusat
Pusat data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2016. Infodatin Situasi
Semarang.
Tabloski, P.A. 2014. Gerontological Nursing, 3rd Edition. New Jersey: Pearson.
Touhy, T.A & Jett, K.F. 2014. Ebersole and Hess Gerontological Nursing &
Triguna, I.P.B & Sudhana, I.W. (2013). Gambaran Kepatuhan Minum Obat
Udayana.
Medika
Februari 2020
Obat Nama Dosis Rute Pagi Jam Siang Jam Malam Jam
pasien
Obat Nama Dosis Rute Pagi Jam Sian Jam Malam Jam
pasien g
Obat Nama Dosis Rute Pagi Jam Siang Jam Malam Jam
pasien
Obat Nama Dosis Rute Pagi Jam Sian Jam Malam Jam
pasien g
Obat Nama Dosis Rute Pagi Jam Siang Jam Malam Jam
pasien
Obat Nama Dosis Rute Pagi Jam Siang Jam Malam Jam
pasien
Obat Nama Dosis Rute Pagi Jam Siang Jam Malam Jam
pasien
Obat Nama Dosis Rute Pagi Jam Siang Jam Malam Jam
pasien
Obat Nama Dosis Rute Pag Jam Siang Jam Malam Jam
pasie i
n
1. Identitas
Nama:
Alamat:
Jenis Kelamin:
(1) Laki-laki
(2) Perempuan
Umur:
(1) Middle
(2) Elderly
(3) Old
(4) Very Old
Status:
(1) Menikah
(2) Tidak menikah
(3) Janda
(4) Duda
Agama :
(1) Islam
(2) Protestan
(3) Hindu
(4) Katholik
Suku:
(1) Jawa
(2) Madura
(3) Lain-lain,
Tingkat Pendidikan:
(1) Tidak tamat SD
(2) Tamat SD
(3) SMP
(4) SMU
(5) PT
(6) Buta huruf
Status tempat tinggal :
(1) Rumah pribadi
(2) Keluarga
(3) Tuna wisma
(4) Panti
Sumber pendapatan:
(1) Ada, jelaskan
(2) Tidak, jelaskan
Lama tinggal di Panti :
(1) < 1 tahun
(2) 1-3 tahun
(3) > 3 tahun
Keluarga yang dapat
dihubungi:
(1) Ada
(2) Tidak
Riwayat Pekerjaan:
(3) Batuk
(4) Panas
(5) Sesak
(6) Gatal
(7) Diare
(8) Jantung berdebar
Penyakit saat ini :
(1) Sesak nafas/PPOM
(2) Nyeri sendi/rematik
(3) Diare
(4) Penyakit kulit
(5) Jantung
(6) Mata
(7) DM
(8) Hipertensi
STATUS FISIOLOGIS
Bagaimana postur tulang
belakang lansia :
(1) Tegap
(2) Membungkuk
(3) Kifosis
(4) Skoliosis
(5) Lordosis
2. Pemeriksaan Fisik
Observasi Kasus 1 Kasus 2
S :
N :
TD :
160
RR :
TB:
BB:
GCS:
1. Kepala
Kebersihan : kotor/bersih
Kerontokan rambut : ya/tidak
Keluhan : ya/tidak
Jika ya, jelaskan :
2. Mata
Konjungtiva : anemis/tidak
Sclera : ikterik/tidak
Strabismus : ya/tidak
Penglihatan : kabur/tidak
Peradangan : ya/tidak
Riwayat katarak : ya/tidak
Keluhan : ya/tidak
Jika ya, jelaskan :
3. Hidung
Bentuk : simetris/tidak
Peradangan : ya/tidak
Penciuman : terganggu/tidak
Jika ya, jelaskan :
5. Telinga
Kebersihan : bersih/tidak
Peradangan : ya/tidak
Pendengaran : terganggu/tidak
Jika terganggu, jelaskan:
6. Leher
Pembesaran kelenjar tyroid: ya/tidak
JVD : ya/tidak
Kaku kuduk : ya/tidak
7. Dada
Bentuk dada : normal chest/barrel
chest/pigeon chest/lainnya
Retraksi : ya/tidak
Wheezing : ya/tidak
161
Ronchi : ya/tidak
Suara jantung tambahan : ya/tidak
Ictus cordis : ya/tidak
8. Abdomen
Bentuk : distanded/flat/lainnya
Nyeri tekan : ya/tidak
Kembung : ya/tidak
Supel : ya/tidak
Bising usus : ada/tidak, frekuensi :
kali/menit
Massa : ya/tidak, region
9. Genetalia
Kebersihan : baik/tidak
Hemoroid : ya/tidak
Hernia : ya/tidak
10. Ekstremitas
Kekuatan otot : (skala 1-5)
Kekuatan otot
1 : lumpuh
2 :ada kontraksi
2 :Melawan gravitasi dengan sokongan
3 :Melawan gravitasi tapi tidak ada
tahanan
4 :Melawan gravitasi dengan tahanan
sedikit
5 :Melawan gravitasi dengan kekuatan
penuh
Postur tubuh : skoliosis/lordosis/tegap
(normal)
Rentang gerak : maksimal/terbatas
Deformitas : ya/tidak,
Jelaskan :
Tremor : ya/tidak
Edema kaki : ya/tidak, pitting edema/tidak
Penggunaan alat bantu : ya/tidak,
Jenis :
11. Integumen
Kebersihan : baik/tidak
Warna : pucat/tidak
Kelembaban : kering/lembab
Gangguan pada kulit : ya/tidak,
jelaskan :
c. Keseimbangan Berdiri
162
1 - < 10 10 detik -
detik/tidak
mampu
1 - < 10 10 detik -
detik/tidak
mampu
4. Pengkajian Psikososial
Stabilitas emosi
(5) Labil
(6) Stabil
(7) Iritabel, Jelaskan
(8) Datar
a. Pengkajian Emosional
b. Pengkajian Kecemasan
Tingkat Karakteristik Ya Tidak
kecemasa
n
Ringan Fisiologis
1. TTV Normal
3. Pupil Normal
4. Konstriksi
165
Emosional
5. Nyaman, Rileks
6. Suara Tenang
7. Perilaku Biasa
Kognitif
Subyektif
Sedang Fisiologis
12. Diaporesis
Emosional
16. Ketakutan
17. Ketegangan
Kognitif
Subyektif
20. Waspada
Berat Fisiologi
27. Pusing
Emosional
Subyektif
30. Hyperactive
Panik Fisiologi
Emosional
34. Menangis
36. Marah
Kognitif
Subyektif
43. Gelisah
Jumlah
Skor akumulasi :
karakteristik panik.
167
Company).
Ringan Fisiologis
1. TTV Normal
3. Pupil Normal
4. Konstriksi
Emosional
5. Nyaman, Rileks
6. Suara Tenang
7. Perilaku Biasa
Kognitif
Subyektif
Sedang Fisiologis
12. Diaporesis
Emosional
16. Ketakutan
17. Ketegangan
Kognitif
Subyektif
168
20. Waspada
Berat Fisiologi
27. Pusing
Emosional
Subyektif
30. Hyperactive
Panik Fisiologi
Emosional
34. Menangis
36. Marah
Kognitif
Subyektif
43. Gelisah
Jumlah
Skor akumulasi :
169
karakteristik panik.
Company).
c. Pengkajian Depresi
Jawaban
Jumlah
Interpretasi :
Quesioner).
7 Siapa presiden
Indonesia ?
Jumlah
Interpretasi :
Kesimpulan Pasien 1:
Kesimpilan Pasien 2 :
Tahun :
Musim :
Tanggal :
Hari :
172
Bulan :
Negara
Propinsi
Kabupaten/kota
Panti
Wisma
4. kursi
5. meja
6. kertas
Jawaban :
6. 93
7. 86
8. 79
9. 72
10. 65
1.
atau tetapi )
Klien menjawab :
5. Lipat dua
6. Taruh dilantai.
8. Perintahkan kepada
klien untuk menulis
kalimat dan
Total nilai 30
Interpretasi hasil :
Kesimpulan Pasien 1:
Kesimpulan Pasien 2:
174
Kebiasaan merokok
(1) > 3 batang sehari
(2) < 3 batang sehari
(3) Tidak merokok
Frekuensi makan :
(1) 1 kali sehari
(2) 2 kali sehari
(3) 3 kali sehari
(4) Tidak teratur
Jumlah makanan yang
dihabiskan
(1) 1 porsi habis
(2) ½ porsi yang dihabiskan
(3) < ½ porsi yang
dihabiskan
(4) Lain-lain
Makanan tambahan :
(1) Dihabiskan
(2) Tidak dihabiskan
(3) Kadang-kadang
dihabiskan
Frekuensi minum :
(1) < 3 gelas sehari
(2) > 3 gelas sehari
Jika jawaban < 3 gelas sehari,
alasan :
(1) Takut kencing malam
hari
(2) Tidak haus
(3) Persediaan air minum
terbatas
(4) Kebiasaan minum
sedikit
Jenis minuman
(1) Air putih
(2) Teh
(3) Kopi
(4) Susu
(5) Lainnya
Pola kebiasaan tidur
Jumlah waktu tidur
(1) <4jam
(2) 4-6 jam
(3) >6 jam
Gangguan tidur berupa :
(1) Insomnia
(2) Sering terbangun
(3) Sulit mengawali
(4) Tidak ada gangguan
Penggunaan waktu luang
ketika tidak tidur :
175
(1) Santai
(2) Diam saja
(3) Ketrampilan
(4) Kegiatan keagamaan
Frekuensi BAB
(1) 1 kali sehari
(2) 2 kali sehari
(3) Lainnya
Konsistensi
(4) Encer
(5) Keras
(6) Lembek
Gangguan BAB :
(1) Inkontinensia alvi
(2) Konstipasi
(3) Diare
(4) Tidak ada
Frekuensi BAK
(1) 1-3 kali sehari
(2) 4-6 kali sehari
(3) >6 kali sehari
Warna urine
(1) Kuning jernih
(2) Putih jernih
(3) Kuning keruh
Gangguan BAK
(1) Inkontinensia urine
(2) Retensi urine
(3) Lainnya
Kegiatan produktif lansia
yang sering dilakukan
(1) Membantu kegiatan
dapur
(2) Berkebun
(3) Pekerjaan rumah tangga
(4) Ketrampilan tangan
(5) Lainnya
Mandi
(1) 1 kali sehari
(2) 2 kali sehari
(3) 3 kali sehari
(4) <1 kali sehari
Memakai sabun
(1) Ya
(2) Tidak
Sikat gigi
(1) 1 kali sehari
(2) 2 kali sehari
(3) Tidak pernah, alasan
Menggunakan pasta gigi
(1) Ya
(2) Tidak
Kebiasaan berganti pakaian
bersih
(1) 1 kali sehari
(2) > 1 kali sehari
(3) Tidak ganti
176
Total score
Interpretations:
0– 2 : Good
177
1 Makan/minum 5 10 7-9
5 Mandi 0 5 1-3
8 Berpakaian/bersepatu 5 10 7-9
JUMLAH
Keterangan :
100 : Mandiri
179
ANALISA DATA
Intervensi Keperawatan
IMPLEMENTASI
Diagnosa Keperawatan:
EVALUASI
Diagnosa Keperawatan:
Pasien 2
No. Pertanyaan Jawaban
6. Apakah sudah faham pentingnya Iya saya sudah faham bahwa obat
rutin minum obat? untuk mengontrol tekanan darah
saya
7. Apakah sudah mengerti bagaimana Iya sudah mengerti bahwa minum
cara mematuhi minum obat? obat harus rutin
8. Apakah anda sudah rutin minum Iya sudah
obat?
9. Ketika sudah rutin minum obat Tidak
apakah anda masih sering
mengeluh pusing?
10. Lebih nyaman teratur minum obat Lebih nyaman rutin minum obat
ataukah tidak minum obat?
187
Hari, tanggal :
Waktu :
A. Tujuan Penyuluhan
pencegahan hipertensi.
a Pengertian Hipertensi
b Penyebab Hipertensi
d Obat Hipertensi
B. Kegiatan Penyuluhan
1. Metode
a Ceramah
b Tanya Jawab
2. Materi
a Pengertian Hipertensi
b Penyebab Hipertensi
d Obat Hipertensi
3. Media
a Materi SAP
189
b Leaflet
C. Langkah Kegiatan
No Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran Waktu
b. Penyuluh mempersiapkan
media pembelajaran sesuai
dengan tujuan pembelajaran
c. Penyuluh mempersiapkan
dan mengecek lingkungan
yang akan mempengaruhi 5 menit
proses pembelajaran
D. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan media
c. Menyiapkan tempat
2. Evaluasi proses
penyuluhan
191
Lampiran Materi
Hipertensi
A. Definisi
Hipertensi secara umum adalah tekanan darah persisten dimana tekanan darah
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya diatas 90 mmHg.
Seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg
hipertensi apabila tekanan darah pada waktu berbaring atau sama dengan 130/90
mmHg dan pria usia > 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya
diatas 145/95 mmHg, sedangkan pada wanita tekanan darah diatas atau sama
B. Penyebab
a) Umur
hipertensi.
b) Jenis kelamin
c) Riwayat keluarga
jantung meningkat risiko hipertensi 2-5 kali lipat. Dari data statistic
tersebut 60%.
d) Genetik
dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala.
a) Kebiasaan merokok
b) Konsumsi asin/garam
c) Penggunaan jelantah
e) Obesitas
f) Stress
Seringkali hipertensi terjadi tampa gejala, sehingga penderita tidak merasa sakit.
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
4. Sesak nafas
7. Mudah marah
8. Telinga berdengung
9. Sulit tidur
D. Obat-Obatan Antihipertensi
jantung. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk melindungi
sebelum makan.
dapat mengalir lebih mudah. Dosis: 5-40mg oral 1X1 sesudah makan.
3. Amlodipine: obat darah tinggi atau hipertensi. Dosis: 2.5-10 oral 1X1
sesudah makan.
1. Stroke
Stroke dapat terjadi akibat hemoragi akibat tekanan darah tinggi di otak, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan
196
tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang
darah ke area otak yang diperdarahi berkurang. Arteri otak yang mengalami
terbentuknya aneurisma
2. Gagal ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan kematian.
Lampiran 11 : 4. Berkurangnya
Leaflet Hipertensi efektivitas obat
yang 1. Tekanan darah dapat
dikonsumsi terkontrol dengan
Efek jika tidak 5. Tanda dan baik
minum obat !!! gejala sering
2. Supaya tidak terjadi
kambuh
komplikasi
1. Bertambah (mencegah
parahnya timbulnya
penyakit yang
diderita komplikasi)
minuman memompa
beralkohol darah.
5. Obesitas Dosisnya: oral
1x5mg sesudah
makan
Obat-Obatan hipertensi
Amlodipine:
obat darah tinggi
atau hipertensi.
Bekerja dengan
cara melemaskan
dan melebarkan
pembuluh darah
sehingga darah
mengalir lancer
ke jantung, dan
juga bekerja
dengan
meningkatkan
suplai darah ke
jantung Dosis
oral 1x5mg
sesudah makan.
Lisinopril
bekerja dengan
cara
memperlebar
pembuluh
darah, sehingga
darah dapat
mengalir lebih
lancar dan
meringankan
beban kerja
jantung dalam
Lampiran 12 : Lembar Konsul pembimbing I dan II
200
201
Lamp
iran 13 : Dokumentasi
Pasien 1
202
Pasien 2
203