Anda di halaman 1dari 146

i

KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN SLOW STROKE BACK MASSAGE UNTUK


MENURUNKAN NYERI KEPALA PADA PASIEN STROKE
DI RSUD SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN 2019

OLEH :

NOPRAN ILHAMSYAH
NIM :PO.71.20.3.16.036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUK LINGGAU
TAHUN 2019

i
ii

PENEREPAN SLOW STROKE BACK MASSAGE UNTUK


MENURUKAN NYERI KEPALA PADA PASIEN STROKE
DI RSUD SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN 2019

Di susun untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)


Pada Program Studi D-3 Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang

OLEH :

NOPRAN ILHAMSYAH
PO.71.20.3.16.036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUK LINGGAU
TAHUN 2019

ii
iii

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ( KTI ) ini diajukan oleh:

Nama Mahasiswa : Nopran ilhamsyah

NIM : PO.71.20.3.16.036

Jurusan : D III Keperawatan Prodi Kota Lubuklinggau

Judul : Penerapan slow stroke back massage Untuk menurunkan

Nyeri kepala Pada pasien stroke Di Rsud Siti Aisyah Kota

Lubuklinggau Tahun 2019.

Telah berhasil dipertahanan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk melakukan penelitian pada Prodi

Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes ( )

Pembimbing II : Nadi aprilyadi, S.Sos, M.Kes ( )

Penguji I : Hj. Susmini, SKM, M.Kes ( )

Penguji II : Ns.Indah Dewi Ridawati, M.Kep ( )

Ditetapkan : Lubuklinggau

Pada tanggal : Juni 2019

iii
iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ( KTI ) ini diajukan oleh:

Nama Mahasiswa : Nopran ilhamsyah

NIM : PO.71.20.3.16.036

Jurusan : D III Keperawatan Prodi Kota Lubuklinggau

Judul : Penerapan slow stroke back massage Untuk menurunkan

Nyeri kepala Pada pasien stroke Di Rsud Siti Aisyah Kota

Lubuklinggau Tahun 2019.

Telah berhasil dipertahanan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk melakukan penelitian pada Prodi

Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes ( )

Pembimbing II : Nadi aprilyadi, S.Sos, M.Kes ( )

Penguji I : Hj. Susmini, SKM, M.Kes ( )

Penguji II : Rumentalia, S.Kep,NS.M.Kep ( )

Diteta pkan : Lubuklinggau

Pada tanggal : Juni 2019

iv
v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nopran ilhamsyah

NIM : PO.71.20.3.16.036

Program studi : DIII Keperawatan LubukLinggau

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tulisan dalam Karya Tulis Ilmiah ini
merupakan hasil Karya saya sendiri. Dan semua sumber baik dikutip aupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar, bukan tulisan dari hasil karya orang
lain yang saya akui sebagai tulisan atau hasil pemikiran saya sendiri.

Apabila kemudian hari terbukti bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil kutipan
pemikiran orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas tindakan tersebut.

LubukLinggau, Juni 2019


Pembuat Keputusan

NOPRAN ILHAMSYAH
PO.71.20.3.16.036

v
vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik politeknik kesehatan palembang program studi


keperawatan lubuklinggau, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Nopran ilhamsyah
NIM : PO.71.20.03.16.036
Program studi : DIII Keperawatan Lubuklinggau

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepeda


Politeknik Kesehatan Palembang Program Studi Keperawatan Lubuklinggau, Hak
Bebas Royaliti non Ekslusif (Non-exclusive royality-fre right) atas karya ilmiah
saya yang berjudul :

PENERAPAN SLOW STROKE BACK MASSAGE UNTUK MENURUNKAN


NYERI KEPALA PADA PASIEN STROKE DI RSUD SITI AISYAH TAHUN
2019.
Berserta perangkat saya yang ada ( jika diperlukan ), dengan Hak Bebas Royaliti
Noneklusif ini politeknik kesehatan palembang program studi keperawatan
lubuklinggau berhak menyimpan, mengalmedia/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (data base), merawat dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Lubuklinggau
Pada : Juli 2019
Yang menyatakan

Nopran ilhamsyah

vi
vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN SEMINAR


KARYA TULIS ILMIAH ( KTI )

Judul Proposal KTI :Penerapanslow stroke back massage untuk


menurunkan nyeri pada pasien stroke di RSUD Siti
Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun 2019
Nama Mahasiswa : Nopran ilhamsyah
NIM : PO.71.20.3.16.036
Pembimbing : 1. H. Jhon Feri, S.Kep,Ns,M.Kes
2. NadiAprilyadi, S,Sos., M.Kes
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima dan disetujui untuk diujikan dalamujianakhir
program Karya Tulis Ilmiah Program Studi D-3 Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang Tahun Akademik 2018/2019.

Lubuklinggau, Juni2019

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. H. JhonFeri, S.Kep.,M.Kes NadiAprilyadi, S.Sos,M.Kes


NIP. 197605091995021001 NIP.19770422 1996031001

Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Keme nkes Palembang

H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes


NIP. 197605091995021001

vii
viii

PANITIA SIDANG KARYA TULIS ILMIAH ( KTI )


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

Lubuklinggau, Juni 2019

Tim Penguji
Ketua

Ns. H. Jhon Feri, S.kep, M.Kes


NIP. 197605091995021001

Penguji I

Hj. SUSMINI, SKM, M.Kes


NIP. 197210051994032003

Penguji II

Ns.Indah Dewi Ridawati, M.Kep


NIP. 19880127201812000

viii
ix

PANITIA SIDANG KARYA TULIS ILMIAH ( KTI )


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

Lubuklinggau, juni 2019

Tim Penguji
Ketua

Ns. H. Jhon Feri, S.kep, M.Kes


NIP. 197605091995021001

Penguji I

Hj. SUSMINI, SKM, M.Kes


NIP. 197210051994032003

Penguji II

Rumentalia, S.Kep,Ns.M.Kep
NIP. 19770714200122004

ix
x

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

KARYA TULIS ILMIAH, JUNI 2019

NOPRAN ILHAMSYAH

PENERAPAN SLOW STROKE BACK MASSAGE UNTUK


MENURUNKAN NYERI KEPALA PADA PASIEN STROKE
DI RSUD SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU

Xii+86 Halaman, 11 Tabel, 2 Gambar, 2 Bagan, 13 Lampiran

ABSTRAK

Stroke adalah gangguan peredaran darah pada daerah otak tertentu sehingga
menimbulkan gangguan fungsi saraf seperti kelumpuhan wajah atau anggota
badan, bicara tidak jelas (pelo) perubahan kesadaran, ganguan penglihatan, dan
lain-lain yang muncul beberapa detik setiap hari. Selama menjalani proses
perawatan dan pengobatan,penyakit yang serius seperti stroke dapat menimbulkan
berbagai reaksi psikologis seperti marah, tekanan darah tinggi sehinga terjadi nya
nyeri dibagian kepala ansietas atau berduka. Tujuan penelitian ini untuk
memperoleh gambaran asuhan keperawatan dalam penerapan slow stoke back
massage untuk menurunkan nyeri pada pasien stroke. Metode penelitian ini
menggunakan desain Dekriptif dan studi kasus dengan menggunakan pendekatan
asuhan keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi. Penatalaksanaan penerapan teknik slow stoke back
massage untuk menurunkan nyeri pada pasien stroke di RSUD Siti Aisyah Kota
Lubuklinggau. Intervensi pendukung yang dilakukan adalah melihat keadaan
umum pasien. Hasil penelitian menunjukan bahwah pemberian terapi slow stoke
back massage bisa menurunkan nyeri pada pasien stroke di RSUD Siti Aisyah
Kota Lubuklinggau.

Kata kunci : Stroke, Nyeri akut, Terapi slow stoke back massage.
Daftar pustaka : 25 ( 2012-2018 )

x
xi

MINISTRY OF HEALTH OF THE REPUBLIC OF INDONESIA


PALEMBANG KEMENKES HEALTH POLITEKNIK
LUBUKLINGGAU NURSING STUDY PROGRAM

SCIENTIFIC WRITING, JUNE 2019

NOPRAN ILHAMSYAH

APPLICATION OF SLOW BACK MASSAGE STROKE FOR


REDUCE HEAD PAIN IN STROKE PATIENTS
IN SITI AISYAH RSUD KOTA LUBUKLINGGAU

Xii + 86 Pages, 11 Tables, 2 Pictures, 2 Charts, 13 Appendices

ABSTRACT

Stroke is a circulatory disorder in certain brain regions that causes nerve function
disorders such as facial paralysis or limbs, pelo speech, changes in consciousness,
visual disturbances, and others that appear a few seconds every day. During the
process of treatment and treatment, serious diseases such as strokes can cause
various psychological reactions such as anger, high blood pressure so that pain
occurs in the head of anxiety or grieving. The purpose of this study was to obtain
an overview of nursing care in the application of slow stoke back massage to
reduce pain in stroke patients. This research method uses a descriptive design and
case study using a nursing care approach, namely assessment, nursing diagnosis,
intervention, implementation and evaluation. Management of the application of
slow stoke back massage techniques to reduce pain in stroke patients in Siti
Aisyah Hospital Lubuklinggau. Supporting interventions carried out are looking at
the general condition of the patient. The results showed that the provision of slow
stoke back massage therapy to reduce pain in stroke patients at Siti Aisyah
Hospital Lubuklinggau City.

Keywords: stroke, acute pain, slow stoke back massage therapy.


Bibliography: 25 (2012-2018)

xi
xii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“A dream doesn’t become reality through magic, it takes sweat,


determination, and hard work.”

“ Man jadda wajadda”

PERSEMBAHAN :

Karya tulis ini kupersembahkan kepada :

1. Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga

karya tulis ini dapat diselesaikan dengan baik.

Semoga Allah selalu melimpahkan berkat dan

rahmat-Nya. Amin

2. Kedua orang tua- Ku tercinta ayahku abdul gani

dan ibuku paina,yang senantiasa selalu

mendoakan dan mendukung dengan penuh

pengorbanan, perjuangan serta ketabahan untuk

kebahagiaan dan keberhasilanku.

3. Untuk kakak perempuan ku alfin anggraini dan

adik laki-laki ku jefri apriansyah Terima kasih

mendoakan dan mendukungku selama kuliah.

4. Pembimbing Akademikku Bapak Nadi Aprilyadi,

S.Sos, M.Kes Terima kasih untuk saran, Nasehat dan

Bimbingannya selama ini.

5. Terkhusus untuk Pembimbingku Bapak H. Jhon feri,

S.Kep., M.Kes dan Bapak Nadi Aprilyadi, S.Sos, M.Kes

Terima Kasih banyak telah sabar membimbingku

xii
xiii

dan mengajariku sehingga dapat menyelesaikan

KTI ini.

6. Pengujiku Ibu Hj.Susmini, SKM, M.Kes. dan Ibu Ns.

indah Dewi Ridawati, M.Kep Terima Kasih atas

kritik dan sarannya, serta nasehat dan

bimbingannya yang sangat membangun dalam

penyelesaian KTI ini.

7. Bapak/Ibu Staf Dosen Poltekkes Kemenkes

Palembang Prodi Keperawatan Lubuklinggau yang

telah memberikan bimbingan selama mengikuti

pendidikan di Prodi Keperawatan Lubuklinggau.

8. Untuk pasukan berani mati (bujang ngelong) ( leo

no mersil, Rahmad aprilio, M.angga shalihin,

M.Reki gustiawan, Armansyah, Rian masta D, yogi

saputra, endri evan, Galuh Juniansyah , Rifaldi

elvian , Riski kurnia Sandi ) terima kasih sudah

menemaniku selama 3 tahun ini dan semoga tidak

hanya 3 tahun tapi selamanya tetap lah menjadi

sahabat yang selalu tanggu.

9. Sahabat PPG Muara beliti ( Bagus Bejan, Zam-

_Zami, Laksono adi, dan segap anggota besar ppg

lainya ) semoga selalu diberikan kebahagiaan

dalam setiap langkah kalian dalam mencari jati

diri.

10. kakak bimbinganku ( Githa thalia op Dan Dewi

Lestari ) semangat kerjanya .

xiii
xiv

11. danUntuk Teman-Teman Se-Almamater( Angkatan

XV) terima kasih sudah menemanin selama 3 tahun

ini selamat berjuang kembali karena ini adalah

awal dari segalanya, perjalanan kita masih

panjang bro and sis.

12. Kampus Putih dan Almamater tercintaku Poltekkes

Kemenkes Palembang Prodi Keperawatan

Lubuklinggau yang selalu kubanggakan.

13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu

persatu.

xiv
xv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Nopran ilhamsyah

Tempat/Tanggal Lahir : Muara Beliti, 23 November 1998

Jenis Kelamin : Laki -Laki

Agama : Islam

Alamat : Kelurahan Ps. Muara Beliti

Orang Tua 1. Ayah : Abdul Gani

2. Ibu : Paina

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 2004-2010 : SD Negeri 1 Muara Beliti

Tahun 2010-2013 : SMP Negeri 1 Muara Beliti

Tahun 2013-2016 : SMA Negeri 1 Muara Beliti

Tahun 2016-2019 : Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi

Keperawatan Lubuklinggau.

xv
xvi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “Penerapan Slow Stroke Back Massage untuk Menurunkan Nyeri Kepala

Pada Pasien Stroke di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau Tahun 2019.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu

syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Poltekkes Kemenkes

Palembang Program Studi Keperawatan Lubuklinggau. Saya menyadari bahwa

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini atas bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini izinkan saya mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Kedua orang tuaku, dan saudara-saudaraku yang telah banyak memberikan

semangat dan dorongan baik materil maupun spritual.

2. Bapak Muhamad Taswin, S.Si.,Apt.,MM.,M.Kes, selaku Direktur Poltekkes

Kemenkes Palembang.

3. Ibu Devi Merdarti, S.Pd., S.Kep.,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.

4. Bapak H. Jhon Feri, S.Kep., Ns.,M.Kes, selaku Ketua Prodi Keperawatan

Lubuklinggau. Dan selaku pemimbing I Dalam Karya Tulis Ilmiah ini yang

telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan arahan kepada penulis

sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

xvi
xvii

5. BapakNadi Aprilyadi, S.Sos., M.kes, selaku pembimbing II dalam Karya

Tulis Ilmiah ini yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan

arahan kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

6. Bapak Nadi Aprilyadi, S.Sos., M.kes, selaku penguji I dalam Karya Tulis

Ilmiah ini yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis

7. Ibu HJ. Susmini ,SKM,M.Kes, selaku penguji II dalam Karya Tulis Ilmiah

ini yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis

8. Seluruh Staf Dosen Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi Keperawatan

Lubuklinggau yang telah memberikan bimbingan, selama penulis mengikuti

pendidikan di Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi Keperawatan

Lubuklinggau.

9. Teman-teman sealmamater yang tercinta yang telah banyak membantu saya

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Saya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kesempurnaan maka

kiranya mohon saran dan masukan demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah saya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi diri saya sendiri dan pengembangan

ilmu keperawatan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Lubuklinggau, 2019

Penulis

xvii
xviii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................ ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN............... ........................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAAN ................ ........................... iv

HALAMAN PUBLIKASI ............... ............................................................. v

PERSETUJUAN SEMINAR ............... ........................................................ vi

PANITIA SIDANG ............... ....................................................................... vii

ABSTRAK .............................. ...................................................................... viii

ABSTRACK .................................................................................................. ix

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... x

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... xiii

KATA PENGANTAR .................................................................................. xiv

DAFTAR ISI ............... ............................................................................. xvi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xx

DAFTAR SEKEMA ............... ...................................................................... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ............... ................................................................. xxii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

xviii
xix

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 6


1.3 Tujuan Studi Kasus ............................................................................... 6
1.3.1 Tujuan umum ......................................................................... 6
1.3.2 Tujuan khusus ....................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
1.4.1 Bagi Penulis ............................................................................ 7
1.4.2 Bagi Profesi ............................................................................. 7
1.4.3 Bagi Institusi .......................................................................... 8
1.4.4 Bagi Masyarakat ..................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 9

2.1 KonsepMedis .......................................................................................... 9


2.1.1 Pengertian Stroke …………… ............................................... 9
2.1.2 Etiologi………… .................................................................... 10
2.1.3 MenifestasiKlinis .................................................................... 11
2.1.4 Patofisiologi ........................................................................... 12
2.1.5 Web Of Cautation.................................................................... 14
2.1.6 InterpertasiHasilTes ................................................................ 15
2.1.7 Penatalaksanaan ...................................................................... ` 15
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Stroke ..................................................... 17

2.2.1 Pengkajian ... ........................................................................... 17

2.2.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................... 20

2.2.3 Rencana Asuhan Keperawatan ............................................. 20

2.2.4 Implementasi Keperawatan .. ................................................. 26

2.2.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................ 26

2.3 Konsep Maslah Keperawatan .................................................................. 27

2.3.1 Definisi Nyeri ......................................................................... 27

2.3.2 Fisiologi Nyeri ...................................................................... 27

xix
xx

2.3.3 Klasifikasi Nyeri .................................................................... 29

2.3.4 StimulusNyeri ........................................................................ 32

2.3.5 Faktror yang memepengaruhi Nyeri ..................................... 32

2.3.6 Skala Nyeri ............................................................................. 33

2.4 Konsep Slow Stroke Back Massage ...................................................... 37

2.4.1 Definisi SSBM ....................................................................... 37

2.4.2 Klasifikasi Slow Stroke Back Massage .................................. 39

2.4.3 Manfaat Slow Stroke Back Massage ..................................... 40

2.4.4 ProsedurSlow Stroke Back Massage ...................................... 40

2.5 Kerangka Konsep ................................................................................... 42

BAB III METODE STUDI KASUS ........................................................... 43

3.1 RencanaStudiKasus ... ...................................................................... 43


3.2 Subyek Studi Kasus ......................................................................... 43
3.3 Fokus Studi ...................................................................................... 44
3.4 DefinisiOprasional... ........................................................................ 44
3.5 Tempat Dan WaktuPenelitian ... ...................................................... 45
3.6 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ... .................................. 45
3.7 Analisa Data... .................................................................................. 45
3.8 Penyajian Data ... ............................................................................ 46
3.9 Etika Penelitian ... ............................................................................ 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………... 48

4.1 Tinjauan Kasus ................................................................................ 48

4.2 Pembahasan ..................................................................................... 73

4.3 Keterbatasan studi kasus .................................................................. 82

xx
xxi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………... 83

5.1 Kesimpulan ……………………………………………………….. 83

5.2 Saran ……………………………………………………………… 84

Daftar pustaka

Lampiran

xxi
xxii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Nyeri Akut dan Kronis .................................... 30

Tabel 2.2 Perbedaan Nyeri Somatis dan Viseral............................... 31

Tabel 2.3 Skala Nyeri Perilaku FLACC ........................................... 36

Tabel 4.1 Pengkajian ........................................................................ 51

Tabel 4.2 Analisa Data ..................................................................... 59

Tabel 4.3 Diagnosa ........................................................................... 63

Tabel 4.4 Perencanaan ...................................................................... 64

Tabel 4.5 Pelaksanaan ...................................................................... 68

Tabel 4.6 Evaluasi ............................................................................ 68

Tabel 4.7 Evaluasi Penurunan Skala Nyeri Pada Tn. S..................... 71

Tabel 4.8 Evaluasi Penurunan Skala Nyeri Pada Tn.M .................... 72

xxii
xxiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skala Nyeri Angka ......................................................... 34

Gambar 2.2 Skala Nyeri FACES ......................................................... 35

xxiii
xxiv

DAFTAR SEKEMA

Halaman

Gambar 2.1 Web Of Cautation ............................................................ 14

Gambar 2.2 Skala Nyeri Angka ........................................................... 34

xxiv
xxv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat izin penelitian KTI

Lampiran 2 Surat izin pengambilan data Proposal

Lampiran 3 Surat balasan Penelitian dari Rsud Siti Aisyah

Lampiran 4 SOP Slow Stroke Back Massage

Lampiran 5 Lembar Ceklist

Lampiran 6 Responden

Lampiran 7 Format Pengkajian

Lampiran 8 Keterangan UKM

Lampiran 9 Usulan seminar KTI

Lampiran 10 Lembar konsultasi pembimbing Proposal

Lampiran 11 Lembar konsultasi Proposal dengan penguji

Lampiran 12 Lembar konsultasi pembimbing KTI

Lampiran 13 Lembar konsultasi KTI dengan penguji

xxv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Stroke merupakan salah satu masalahkesehatan yang cukup serius karena

angka kematian dan kesakitannya yang tinggi serta dampak yang dapat

menimbulkan kecatatan yang berlangsung kronis dan bukan hanya terjadi

pada orang lanjut usia, melainkan juga pada usia muda. Menurut Kemenkes

RI (2013)Stroke merupakan gangguan peredaran darah pada daerah otak

tertentu sehingga menimbulkan gangguan fungsi saraf seperti kelumpuhan

wajah atau anggota badan, bicara tidak jelas (pelo) perubahan kesadaran,

ganguan penglihatan, dan lain-lain yang muncul beberapa detik setiap

hari.Stroke menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab kematian

(mortalitas) setelah penyakit jantung dan kanker.Stroke merupakan penyebab

utama kecacatan seperti kelemahan pada satu sisi tubuh menyebabkan

ketidakmampuan pasien dalam memenuhi aktivitas sehari-hari.Dan kondisi ini

dapat menimbulkan dampak psikologis pada pasien termasuk ansietas.

Stroke merupakan masalah kesehatan global dan penyebab utama

kecacatan.Stroke juga merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian di

seluruh dunia. Laporan world health organizations (WHO) tahun 2008

menyatakan bahwa 7,3 juta jiwa meninggal akibat ischemic heart disease dan

6,2 juta jiwa diantaranya adalah disebabkan oleh stroke dan penyakit

kardiovaskuler lainnya.Stroke merupakan penyebab kematian keenam pada

1
2

negara berpendapatan rendah dan merupakan penyebab kematian kedua pada

negara berpendapatan menengah dan tinggi (WHO, 2008).

Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab kematian

nomor tiga di dunia setelah penyakit jantung dan kanker, baik di negara maju

maupun berkembang. Beban akibat stroke terutama disebabkan kecacatan (

Public health problem ) yang juga menimbulkan beban biaya yang tinggi, baik

oleh penderita, keluarga, masyarakat dan negara. Penelitian di Amerika serikat

selama tahun 2008, biaya perawatan dan biaya kompensasi penurunan

produktivitas yang berhubungan dengan angka kejadian stroke dan kecacatan

dan mengakibatkan telah mengahabiskan dana 65,5 miliar dolar dalam waktu

1 tahun saja ( Health economic problem ). Data penelitian di Amerika tahun

2011 menemukan angka insidensi 795.000, prevalensi 2.980.000 dan

mortalitas 150.000 per tahun (Kemenkes RI,2013).

Stroke merupakan penyakit tidak menular penyebab kematian menduduki

peringkat atas di wilayah perkotaan. Sebanyak 28,5% penderita stroke

meninggal dunia. Selebihnya lumpuh sebagian atau lumpuh total dan sisanya

15% dapat sembuh total (Depkes RI,2010).

Di Indonesia berdasarkan hasil Riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2007)

stroke merupakan penyebab kematian pada semua kelompok umur tertinggi

dengan proposi 15,4% sedangkan pada klompok umur 55-64 tahun mencapai

26,8% , baik di perkotaan maupun di perdesaan dan kasus stroke termudah di

temukan pada klompok umur 18-24 tahun. Prevelansi stroke di Indonesia


3

sebesar 830 per 100.000 penduduk dan yang telah didiagnosis oleh tenaga

kesehatan adalah 600 per 100.000 penduduk. Berdasarkan hasil Riskedas

tahun 2013 menunjukan adanya peningkatan prevalensi stroke per 100.000 di

indeonesia, yaitu 830 pada tahun 2007 meningkat menjadi 1.210 pada tahun

2013.

Jumlah penderita penyakit stroke di Indonesia tahun 2013 berdasarkan

diagnosis tenaga kesehatan (Nakes),diperkirakan sebanyak 1.236.825 orang

(7,0%), sedangkan berdasarkan diagnosis Nakes/ejala di perkirakan sebanyak

2.137.941 orang (12,1%). Berdasarkan diagnosis Nakes maupun diagnosis

nakes/gejalah, Provinsi Sumatera Selatan memiliki estiminasi jumlah

penderita terbanyak yaitu 87,676 (9,1 %) orang dan 49,865 (16,0 % ) (

Kemenkes RI dan data penduduk sasaran, 2013 ).

Pasien yang membutuhkan perawatan lama dapat mengalami berbagai

respon psikologis.Pasien stroke dapat memiliki perasan negatif tentang diri

mereka, aktivitas sosial yang mengalami penurunan serta ganguan psikologis

(Eliss dan Hom, 2000).Selama dirawat di rumah sakit, pasien stroke

mengalami stres atau gangguan psikologis dengan berbagai tingkatan. Stress

psikologis merupakan pengalaman yang sangat individual yang berkontribusi

terhadap penyakit (Welch, 2008).

Insiden ganguan psikologis pada pasien stroke belum banyak

dilaporkan.Ansietas dan depresi merupakan ganguan psikologis yang sering

dialami pasien stroke fase akut yang disebabkan oleh ganguan serebral atau
4

merupakan reaksi psikologis.Setelah mendapatkan perawatan selama 3-7 hari,

26.4% dari 164 pasien stroke iskemik mengalami ansietas, 14.0% mengalami

depresi dan 7.9% mengalami ansietas dan depresi. Kondisi kehidupan, skor

MMSE < 26 dan BI < 90 memiliki hubungan signifikan dengan ansietas (Fure

et al, 2006).

Selain itu, hipertensi yang sebagian besar dialami pasien stroke

berhubungan dengan peningkatan ansietas, stres dan depresi.Pasien yang

mengalami stres dan ansietas juga mengalami peningkatan tekanan darah dan

denyut nadi. Kondisi ini membutuhkan terapi psikologis dari tim yang

memberikan perawatan pada pasien stroke. Bukan hanya psikolog yang hanya

memberikan terapi psikologis pada pasien, tetapi seluruh profesi yang terlibat

dalam perawatan pasien stroke.Terapi psikologis dapat berupa edukasi,

informasi, dukungan dan advokasi (Gurr, 2009). Hal ini penting karena pasien

yang tidak mendapatkan perawatan psikologis membutuhkan waktu lebih

lama dalam proses pengobatan.

Selama menjalani proses perawatan dan pengobatan, penyakit yang serius

dapat menimbulkan berbagai reaksi psikologis seperti marah , ansietas atau

berduka. Jika reaksi ini berkepanjangan akan mengahambat proses rehabilitasi

(Gurr, 2009).Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengurangi

gejala yang dialami termasuk ansietas adalah terapi masase (Reif et al, 2000).

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 40 lansia, melaporkan bahwa ada

perbedaan rata-rata skor ansietas (STAI) antara kelompok yang dilakukan


5

back massage selama 5 menit dibandingkan kelompok kontrol (Fraser dan

kerr, 1993). Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan terhadap 30

hospice, melapokan bahwa setelah dilakukan SSMB 3 menit selama 2 hari,

terdapat penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pasien (Meek, 1993).

Penurunan tekanan darah mengindikasikan pasien dalam keadaan relaks.

Penelitian yang dilakukan oleh Mok dan Wo (2004), terhadap 102 pasien

stroke, melaporkan bahwa setelah dilakukan SSBM selama 10 menit, terjadi

penurunan nyeri dan ansietas pada pasien. Respon fisiologis berupa tekanan

darah sistolik, tekanan darah diastolik dan denyut nadi juga terjadi perubahan

positif yang mengindikasikan relaksasi.Berdasarkan hal tersebut penelitian

ingin mengtahui penerapan SSBM dalam meningkatkan relaksasi pada pasien

stroke.

Pravalensi penderita penyakit yang di dapatkan di RSUD Siti Aisyah Kota

Lubuklinggau terutama di Ruangan ICU pada tahun 2018 laki-laki sebanyak

28 orang terdiri dari stroke hemorogik berjumlah 16 orang dan stroke non

hemorogik berjumlah 12 orang, sedangkan perempuan sebanyak 31 orang

terdiri dari stroke hemorogik 20 orang dan stroke non hemorogik 11 orang.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakui penulis di RSUD Siti Aisyah

Kota Lubuklinggau bulan januari dan februari 2019, sebanyak 6 orang terdiri

dari stroke hemorogik semua.

Berdasarkan studi pendahuluan kepada 2 pasien dan 2 perawat

penanganan nyeri pada pasien Stroke di RSUD Siti Aisyah Kota


6

Lubuklinggau.Secara Farmakologi adalah obat ibuprofen dan aspirin sesuai

orderan dokter.Secara non Farmakologi adalah terapi relaksasi nafas

dalam.Penggunaan slow stroke back masgge belum pernah dilakukan di

RSUD Siti Aisyah Kota LubukLinggau.

Dari latar belakang di atas mengingat masih tingginya pasien gangguan

sistem persarafan dengan stroke penulis tertarik untuk mengambil judul

penelitian dengan “ Penerapan slow stoke back massage untuk menurunkan

nyeri pada pasien stroke di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun

2019.’’

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas masalah yang timbul adalah “Bagaimana

penerapan SSMB untuk menurunkan nyeripada pasien stroke selama

perawatan di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2019’’.

1.3 TUJUAN STUDI KASUS

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahui asuhan keperawatan gangguan sistem persarafan dengan

penerapan slow stroke back massage untuk menurunkan nyeri pada

pasien stroke Di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Dapat melakukan pengkajian gangguan sistem persarafan dengan pasien

(stroke) di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2019.


7

2) Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien penderita gangguan

sistem persarafan (stroke) di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau

tahun 2019.

3) Diketahui rumusan diagnosis keperawatan gangguan sistem persarafan

pada pasien (stroke) di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun

2019.

4) Diketahui perencanan pada pasien penderita gangguan sistem persarafan

(stroke) di Rsud siti aisyah kota lubuk linggau tahun 2019.

5) Diketahui implementasi keperawatan pada pasien gangguan sistem

persarafan (stroke) di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2019.

6) Diketahui evaluasi pada pasien gangguan sistempersarafan (Stroke)

setelah dilakukan SSBM di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun

2019.

1.4 MANFAAT STUDI KASUS

1.4.1 Bagi Penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman

secara langsung dalam menghadapi kasus gangguan sistem persarafan

dengan pasien stroke.dan salah satu untuk memenuhi persyaratan

lulus di prodi keperawatan Lubuklinggau.

1.4.2 Bagi Profesi

Sebagai salah satu masukan bagi tenaga kesehatan sebagai upaya

meningkatkan kualitas pelayanan yang optimal berupa pemantauan

pemberian informasi serta pelayanan yang tepat, akurat dan maksimal


8

dalam memberikan intervensi keperawatan pada pasien gangguan

sistem persarafan (stroke).

1.4.3 Bagi Institusi

1. RSUD Siti Aisyah Kota Lubuklinggau

Diharapkan agar rumah sakit dapat lebih meningkatkan mutu

pelayanan dalam memberikan intervensi keperawatan khususnya

pada kasus gangguan sistem persarafan (stroke).

2. Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi Keperawatan Lubuklinggau.

Dapat digunakan sebagai bahan referensi atau sumber bacaan

untuk meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan khususnya

pada kasus gangguan sistem persarafan (stroke).

1.4.4 Bagi Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang slow stroke back

massage untuk menurunkan nyeri pada pasien stroke.


9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP MEDIS

2.1.1 Pengertian Stroke

Stroke adalah suatu penyakit gangguan fungsi anatomi otak yang

terjadi secara tiba-tiba dan cepat, disebabkan karena gangguan pendarahan

otak.stroke atau cerebro vascular accident (CVA) adalah kehilangan fungsi

otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Bruner

dan Suddarth, 2002).Stroke adalah cidera otak yang berkaitan dengan

obstruksi aliran darah otak (Elizabeth j.corwin, 2002).

Stroke merupakan penyakit yang serius karena memiliki angka

kematian cukup tinggi yaitu lebih dari 200.000 jiwa/tahun diseluruh dunia

dan insiden stroke diperkirakan lebih dan 750.000 pertahunnya dengan

200.000 jiwa/tahun serangan berulang, sebagian atau lebih pasien stroke akan

mengalami ketergantungan secara fisik bahkan kematian (Price dan Wilson,

2006).

Stroke adalah suatu sindrom klinis yang berkembang cepat akibat

ganguan fungsi otak secara fokal atau global dengan gejala yang berlangsung

selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya

penyebab lain yang jelas selain gangguan vaskuler (WHO 1986;PERDOSSI,

1999 dalam Hakim, et al,2004).

9
10

2.1.2 Etiologi

a. Stroke Iskemik

Stroke iskemik yang dikenal dengan stroke oklusif dapat terjadi

karena adanya sumbatan atau pembekuan pada satu atau lebih ateri besar

pada pembuluh darah di otak sumbatan tersebut bisa terjadi karena

pembekuan (thrombus) yang terbentuk pada pembuluh darah di otak atau

pada pembuluh organ distal, pembekuan dapat terlepas kemudian terbawa

melalui pembuluh darah ateri sampai ke otak sebagai embolus (Price &

Wilson, 2006).

b. Faktor yang Menyebabkan Stroke.

1) Faktor yang Tidak Dapat Di ubah (non revesible)

a) Jenis kelamin.

b) Usia.

2) Faktor yang Dapat Di ubah (revensible)

a) Hipertensi.

b) Penyakit jantung.

c) Kolestrol tinggi.

d) Obesitas.

e) Diabetes Militus.

f) Polisitemia.

g) Stres emosional.
11

3) Kebiasan Hidup

a) Merokok.

b) Peminum alkohol.

c) Obat-obatan terlarang .

d) Aktifitas yang tidak sehat, kurang olaraga.

2.1.3 Manifestasi Klinis Stroke

a. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan.

b. Tiba-tiba hilang rasa peka.

c. Bicara cadel atau pelo.

d. Gangguan bicara dan bahasa.

e. Gangguan penglihatan.

f. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai.

g. Gangguan daya ingat.

h. Nyeri kepala hebat.

i. Vertigo.

j. Kesadaran umum menurun.

k. Proses kencing terganggu.

l. Gangguan fungsi otak.


12

2.1.4 Patofisiologi

Terjadinya stroke iskemik akibat adanya thrombus dan embolus,

dapat menyebabkan pembuluh darah di otak menjadi tersumbat, akibatnya

aliran darah ke otak akan berkurang hingga terjadi hipoksemia pada otak

bila central blood flow hanya 20% dan normal ( ambang perfusi sekitar 50

ml/100 gram jaringan otak/menit). Hipoksemia akan menimbulkan

kematian sel-sel otak dan unsur pendukungnya. Sesuai dengan teori zium

dan choi ( dalam harsono, 1999) dijelaskan bahwa daerah otak yang

mengalami kematian atau infark akan melepaskan glutamat dan radikal

bebas dalam jumlah yang cukup besar glutamat akan merusak membrane

sel otak, sebagai komposisi ion kalsium masuk ke dalam sel, masuknya

ion kalsium justru akan merangsang pengeluaran glutamate. Sementara

radikal bebas yang terlepas akan membanjiri, memebran neuro sekitar

daerah intrak sampai terjadi juga perpindahan kalsium ke dalam sel.

Daerah otak yang mengalami iskemik dapat dibedakan atas bagian

inti (Core) yaitu daerah yang terjadinya iskemik terberat dan berlokasi di

sentral, daerah initi ini dalam waktu singkat tidak lansung dapat reperfusi

dapat mengalami nekrotik.Bagian luar daerah inti iskemik disebut dengan

penumbra iskemik. Artinya sel-sel pendukung sekitar core belum

mengalami nekrotik walaupun tingkat iskemik semakin ke perifer akan

semakin ringan, tapi fungsinya berkurang sehingga terjadinya defisit

neurologi maksimal 24 jam pertama. Di luar daerah penumbran iskemik,


13

dikelilingi suatu daerah hipermikakibat adanya aliran darah kolateral

(luxury perfusion area) (Rasyid et al¸2007).

Menurut Price & Wilson (2006) dijelaskan bahwa setelah terjadi

iskemik, maka faktor mekanis dan kimiawi akan terjadinya kerusakan

sekunder. Faktor yang banyak menyebabkan cidera adalah:

a) Rusaknya sawar darah otak dan sawar darah cairan serebro spinal

akibat zat zat toksit.

b) Endema intestisum otaak akibat meningkatnya permebilitas vakuler di

ateri yang terkena.

c) Zona hiperperfusi sekitar jaringan iskemik yang dapat mengalirkan

darah dan mempercepat infark neuron yang mengalami iskemik.

d) Hilangnya autoregulasi otak sehingga central blood flow tindak

responsive terhadap tekanan dan kebutuhan metabolik.


14

2.1.5 Web Of Cautation

Peningkatan Ruptur Pendarahan


tekanan sistemik pembuluh subaraknoid/ventri
(Siastole/Diastole) darah serebral kel otak

STROKE

Hematome Vol.darah di Vol.darah ke MK: Resiko


serebral pembuluh darah↓ jantung↓ curah jantung

Herniasi Aliran darah ke MK: Ketidakefektifan


otak/PTIK otak terhambat perfusi jaringan otak

Kesadaran Bedrest
menurun total

Suplai o2 ke ↓
Vasospasme
MK: Gangguan Pasien
ateri serebral
mobilitas fisik resiko jatuh
saraf sentral
dari bed
Iskemia
MK: Resiko
Iskemik /infak
jatuh
jaringan otak,
tidak bisa Mk Nyeri akut
aktivitas
MK: Defisit
perawatan diri
Defisit
neurologis
reversible/irev
ersible Gambar. 1.1 Web of Coutation
15

2.1.6 Interpretasi Hasil Tes

a) CT Scan mengidentifikasi area pendarahan biasanya untuk pendarahan

darurat.

b) MRI ( Magnetic resonance imaging ) mengidentifikasi lokasi

ischemic.

c) MRA ( Magnetic resonance angiography ) mengidentifikasi

vasculature abnormal vasospasm.

d) Difusi/perfusi MRI atau MRA akan menunjukan area yang tidak dapat

menunjukan suplai darah dalam jumlah cukup, namun belum

mengalami infraktus.

e) SPECT ( single photon emission computed tomography ) akan

menunjukan area yang tidak mendapatkan perfusi secara tepat.

( Digiulio, 2014 ).

2.1.7 Penatalaksanaan

a. Pendarahan Interaserebral.

1. Seperti Stroke iskemik, ABC adalah prioritas pertama.

2. Parameter manajemen pengukuran darah.

3. Terapi Antipilepsi diindikasikan untuk pengobatan kejang pada pasien

dengan pendarahan intraserebral : tidak direkomedasikan obat

antikonvulsan frofilkasi.

4. Antipiretik harus diberikan untuk mempertahankan suhu tubuh normal.

5. Atasi peningkatan TIK dengan menaikan bagian kepal ke tempat tidur


30º dan pemberian analgesia dan sedasi.
16

6. Pengobatan TIK yang lebih agresif mungkin termasuk pemberian

diueretikosmotic dan larutan hipertonik, drainase cairan serebrospinal

melalui sistem drainase vertikel dan blockade neuromukuler. Hindari

hiperventilasi kecuali pada kasus- kasus ketika berniasi tidak terelakan.

7. Jaga kadar glukosa agar selalu dibawah 140 mmhg, namun hindari

hipoglikemia.

8. Profilaksis tromboli vena haris dimulai secara intermiten dengan alat

kompresi pneumatik dan selang elastis.

9. Saat ini sebanyak 14% dari pasien ICH diberikan anikoagulan oral.

10. Pemantauan Di ICU diindikasikan untuk pasien ini karena ada

kemungkinan pemburukan kondisi dan pemantauan ketat akan

diperlukan.

b. Pendarahan Subaraknoid.

1. Airway dan oksigenisasi merupakan prioritas tertinggi karena pasien

mengalami penurunan tingkat kesadaran dan resiko aspirasi.

2. Menjaga tekana darah sistolik 90 sampai 140 mmhg.

3. Berikan analgesik sesuai kebutuhan yang diperlukan untuk mengatasi

nyeri.

4. Obat penenang jenis short-actingmugkin diperlukan pasien gelisah.

5. Sering melakukan pemeriksaan neurologis lenkap untuk mendeteksi

kerusakan.

6. Pertahankan suhu tubuh kurang dari 37ºC


17

7. Jaga kondisi pasien nothingperoral (NPO) sampai pasien telah

melewati beside swallow test atau tes menelan.

8. Mulai lakukan veous trhombolin (VTE) profilikasi dengan stoking

elastic jangan berikan antioagulan.

9. Masukan pasien kerungan perawatan insentif. ( Mintmire& Biby,

2013).

2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN STROKE.

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang

bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien agar

dapat mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah, kebutuhan

kesehatan, dan keperawatan pasien baik mental, sosial, dan lingkungan.

Isi kapan pengkajian dilakukan, jam berapa, siapa yang melakukan data

diperoleh dari pasien, keluarga, catatan medik, perawat, dokter, atau tim

kesehatan lain.

a. Identitas Diri Pasien

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama

Keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian, seperti

kaku otot.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang

Kehilangan komunikasi, gangguan prsepsi, kehilangan motorik,

merasa kesulitan untuk melakukan aktifitas karena kelemahan,


18

kehilangan sensasi atau paralisis ( hemiplegia ), merasa mudah

lelah, susah beristirahat ( nyeri, kejang otot ).

3) Riwayat Kesehatan yang Lalu

Riwayat hipertensi, riwayat penyakit kardiovaskuler misalnya

embolisme serebral, riwayat tinggi kolestrol, obesitas, riwayat DM,

riwayat arterosklerosis, merokok, riwayat pemakaian kontrasepsi

yang disertai hipertensi dan meningkatnya kadar estrogen, riwayat

konsumsi alkohol.

4) Riwayat Kesehatan Keluarga

Apakah ada riwayat penyakit degenerative dalam keluarga.

c. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum

2) Pemeriksaan Persistem

a) Sistem Presepsi dan Sensori

Pemeriksaan 5 indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

pengecapan, perasa.

b) Sistem Persarafan

Bagaimana tingkat kesadaran, GCS, reflek bicara, pupil, orientasi

waktu dan tempat.

c) Sistem Pernapasan

Nilai frekuensi napas, kualitas, suara, dan jalan napas.

d) Sistem Kardiovaskuler

Nilai TD, nadi dan irama, kualitas dan frekuensi.


19

e) Sistem Gastrointestinal

Nilai kemampuan menelan, nafsu makan/minum, peristaltik,

eliminasi.

f) Sistem Integumen

Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien.

g) Sistem Reproduksi

h) Sistem Perkemihan

Nilai frekuensi BAK, volume BAK.

d. Pola Fungsi Kesehatan

1. Pola presepsi dan pemeliharahan kesehatan: pada pasien hipertensi

terdapat juga kebiasaan untuk merokok, minum alkohol dan

penggunaan obat-obatan.

2. Pola aktifitas dan latihan:pada pasien hipertensi terkadang

mengalami/merasa lemas, pusing, kelelahan, kelemahan otot dan

kesadaran menurun.

3. Pola nutrisi dan metabolisme: pada pasien hipertensi terkadang

mengalami mual dan muntah.

4. Pola eliminasi: pada pasien hipertensi terkadang mengalami oliguri.

5. Pola tidur dan istirahat.

6. Pola kognitif dan perceptual.

7. Persepsi diri/konsep diri.

8. Pola toleransi dan koping stres: pada pasien hipertensi biasanya

mengalami stres psikologi.


20

9. Pola seksual reproduktif.

10. Pola hubungan dan peran.

11. Pola nilai dan keyakinan (Rendy & Margaret, 2012) ( Wijaya&

Putrid,2010 ).

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan stroke

adalah sebagai berikut ( SDKI, 2017 ):

1. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan kerusakan

pada jaringan otak.

2. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan

peningkatan tekanan intrakranial.

3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pecendera fisik (iskemik).

4. Gangguan mobilitas fisikberhubungan dengan gangguan

neurovaskular.

5. Resiko jatuh berhubungan dengan paralisis.

6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan paralisis, hemiperasis,

quadriplegia.

2.2.3 Rencana Asuhan Keperwatan

Diagnosa keperawatan 1 :

Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan kerusakan pada

jaringan otak.
21

Intervensi Keperawatan Utama:

a. Perawatan jantung

Observasi

1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung (meliputi

dispnea, kelelahan, edema, ortopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea,

peningkatan CVP).

2. Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi berat

badan, hepatomegali, distensi vena juguralis, palpitasi, ronki basah,

oliguria, batuk, kulit pucat).

Terapeutik

1. Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau

posisi nyaman.

2. Berikan diet jantung yang sesuai (misalnya batasi asupan kafein, natrium,

kolestrol, dan makanan tinggi lemak).

Edukasi

1. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi.

2. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap.

3. Anjurkan berhenti merokok.

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu.

2. Rujuk ke program rehabilitas jantung.


22

Diagnosa keperawatan 2 :

Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan

tekanan intrakranial.

Intervensi Keperawatan Utama:

a. Monitor neurologi

Observasi

1. Monitor tingkat kesadaran.

2. Monitor suara pernapasan: nilai aterial blood gas( ABG ), tingkat

oksimetri, kedalam, pola, laju/tingkat, dan usaha ( bernapas ).

Terapeutik

1. Evaluasi tekanan ateri pulmonal, tekanan darah sitemik, kardiak output,

dan tekanan pembuluh darah sistemik, seperti yang diindikasikan.

2. Monitor intake dan outputcairan.

Edukasi

1. Periksa tanda dan gejala serangan jantung.

2. Buat atau pertahankan jalan napas terbuka.

3. Periksa tanda-tanda dan gejala pernapasan terancam.

4. Periksa tanda-tanda dan gejala status hemodinamik terancam.

5. Periksa tanda dan gejala status neurologis terancam.


23

Diagnosa keperawatan 3

Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedra fisik ( iskemi ).

Intervensi keperawatan utama:

a. Manajemen nyeri

Observasi

1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas nyeri.

2. Identifikasi skala nyeri.

3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.

4. Monitor efek samping penggunaan analgetik.

Terapeutik

1. Berikan teknik nonfarmakologis ( slow stroke back massage ).

2. Fasilitasi istirahat dan tidur.

Edukasi

1. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup.

2. Anjurkan membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual.

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu.

Diagnosa keperawatan 4

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neurovaskular.

Intervensi keperawatan utama:

a. Dukungan mobilisasi

Observasi

1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainya.


24

2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan.

3. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi.

Terapeutik

1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (misalnya Pagar dan

tempat tidur).

2. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu.

3. Libatkan keluarga dalam membantu pasien dalam meningkatkan

pergerakan.

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi.

2. Anjurkan unutuk mobilisasi dini

3. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (misalnya Duduk

ditempat tidur, duduk disisi tempat tidur, pada dari tempat tidur ke kursi).

Diagnosa keperawatan 5

Resiko jatuh berhubungan dengan paralisis

Intervensi keperawatan utama:

a. Pencegahan jatuh

Observasi

1. Identifikasi faktor resiko jatuh (mis: usia >65 tahun, penurunan kesadaran,

gangguan keseimbangan dan gangguan penglihatan dan lain-lain.

2. Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke kursi roda.

Terapeutik

1. Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga.


25

2. Pasang handrall tempat tidur.

3. Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda dalam keadaan terkunci.

Edukasi

1. Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan bantuan untuk

berpindah.

2. Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga keseimbangan tubuh.

3. Anjurkan cara menggunakan bel pemanggil perawat.

Diagnosa keperawatan 6

Difisit keperawatan diri berhubungan dengan paralisis, hemiperesis, quadriplegia

Intervensi keperawatan utama:

a. Dukungan Perawatan Diri

Observasi

1. Identifikasi kebiasaan aktivitas keperawatan diri sesuai usia.

2. Monitor tingkat kemandirian

3. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian berhias,

makan.

Terapeutik

1. Sediakan lingkungan yang terapeutik (mis. Suasana hangat, rileks,

privasi).

2. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap.

3. Dampingi dalam melakukan peraawatan diri sampai mandiri.

4. Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu melakukan perawatan diri.

5. Jadwalkan rutinitas perawatan diri.


26

Edukasi

6. Anjurkan melakukan keperawatan diri secara konsisten sesuai

kemampuan.

2.2.4 ImplementasiKeperawatan

Implementasi keperawatan merupakan tahap keempat proses

keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan

( Lestari, 2016 ). Pada tahap ini perawat akan mengimplementasikan

intervensi yang telah direncanakan berdasarkan hasil pengkajian dan

penegakan diagnosis keperawatan. Implementasi dari rencana keperawatan

yang dibuat berdasarkan diagnosis yang tepat diharapkan dapat mencapai

tujuan dan hasil sesuai yang diinginkan untuk mendukung dan

meningkatan suatu kesehatan klien. Perawat yang memberikan pelayanan

kesehatan yang memelihara kemampuan fungsional lansia dan mencegah

komplikasi serta meningkatkan ketidakmampuan ( Sunaryo, 2016 ).

2.2.5EvaluasiKeperawatan

Evaluasi merupakan tahap kelima proses kelima proses

keperawatan. Tahap ini sangat penting untuk menentukan perbaikan

kondisi atau kesejaterahan klien ( Lestari, 2016 ). Hal yang perlu diingat

adalah evaluasi merupakan proses kontinu yang terjadi saat perawat

melakukan perawatan.
27

2.3 Konsep Masalah Keperawatan

2.3.1 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan

bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang

dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang

dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya

(Hidayat & Uliyah, 2014).International Society for the study of Pain

mendefinisikan nyeri sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional

yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual

maupun potensial atau digambarkan sebagai kerusakan itu sendiri

(Patricia, 2011). Nyeri juga dapat didefinisikan sebagai peristiwa yang

tidak menyenangkan pada seseorang dan dapat menimbulkan

penderitaan/sakit (Riyadi Sujono, 2013).

2.3.2 Fisiologi Nyeri

Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya

rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor,

merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau

bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa,

khususnya pada visera, persendian,dinding arteri,hati,dan kantung

empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya

stimulasi atau rangsangan.Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi

seperti histamin, bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam


28

yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan

oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal,listrik, atau mekanis.

Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut

ditransmisikan berupa impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua

jenis serabut yang bermielin rapatatau serabut A (delta) dan serabut

lamban (serabut C). Impuls-impuls yang ditransmisikan oleh serabut

delta A mempunyai sifar inhibitor yang ditansmisikan ke serabut C.

Serabut-serabut aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsl root)

serta sinaps pada dorsal horn.Dorsal horn terdiri atas beberapa lapisan

atau lamina yang saling bertautan.Diantara lapisan dua dan tiga

terbentuk substantia gelatinosa yang merupakan saluran utama implus.

Kemudian, implus nyeri menyebrangi sumsum tulang belakang pada

interneuron dan bersambung ke jalur spinal asendes yang paling utama,

yaitu jalur spinothalamictract (STT) atau jalur spinotalamus dan

spinoreticular tract (SRT) yang membawa informasi tentang sifat dan

lokasi nyeri.

Dari proses transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya

nyeri, yaitu jalur opiate dan jalur nonopiate. Jalur opiate ditandai oleh

pertemuan reseptor pada otak yang terdiri atas jalur spinal desendens

dari talamus yang melalui otak tengah dan medula ketanduk dorsal dari

sumsum tulang belakang yang berkonduksi dengan nociceptor impuls

supersif. Serotonin merupakan neurotransmiter dalam impuls supresif.

Sistem supresif lebih mengaktifkan stimulasi nociceptor yang


29

ditransmisikan oleh serabut A jalur non opiate merupakan jalur desenden

yang tidak memberikan respon terhadap naloxone yang kurang banyak

diketahui mekanismenya (Hidayat & uliyah, 2014).

2.3.3 Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut

dan kronis.Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan

cepat menghilang, yang tidak melebihi enam bulan dan ditandai dengan

adanya peningkatan tegangan otot.Nyeri kronis merupakan nyeri yang

timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu cukup

lama, yaitu lebih dari enam bulan.Hal yang termasuk dalam kategori nyeri

kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri

psikosomatis.Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi ke dalam

beberapa kategori, diantaranya nyeri tertusuk dan nyeri terbakar.


30

Tabel 2.1
Perbedaan Nyeri Akut Dan Kronis
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis
Pengalaman Satu kejadian Satu situasi, status eksitensi.

Sumber Sebab eksternal Tidak diketahui atau pengobatan


atau penyakit dari yang terlalu lama
dalam

Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkembang, dan


terselubung
Waktu Sampai enam Lebih dari enam bulan sampai
bulan bertahun-tahun
Pernyataan nyeri Daerah nyeri Daerah nyeri sulit dibedakan
tidak diketahui intensitasnya, sehingga sulit
dengan pasti dievaluasi (perubahan perasaan).

Gejala-gejala klinis Pola respons yang pola respons yang bervariasi dengan
khas dengan sedikit gejala (adaptasi)
gejala yang lebih
jelas

Pola Terbatas Berlangsung terus, dapat berpariasi


Perjalanan Biasanya Penderitaan meningkat setelah
berkurang setelah beberapa saat.
beberapa saat
31

Selain klasifikasi nyeri diatas, terdapat jenis nyeri yang spesifik,


diantaranya nyeri somatis, nyeri viseral, nyeri menjalar (referent pain),
nyeri psikogenik, nyeri fantom dari ekstremitas, nyeri neurologis, dan lain-
lain.
Nyeri somatis dan nyeri viseral ini umumnya bersumber dari kulit dan

jaringan di bawah kulit (superfisial) pada otot da tulang.Perbedaan antara

kedua jenis nyeri ini dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 2.2

Perbedaan Nyeri Somatis Dan Viseral

Karakteristik Nyeri somatic Nyeri somatis


Nyeri Viseral
Superfisial Dalam
Kualitas Tajam, Tajam, Tajam Tumpul, nyeri
menusuk, tumpul, nyeri terus, kejang.
membakar terus
Menjalar Tidak Tidak Ya
Stimulasi Torehan, abrasi Iskemia Distensi iskemia,
terlalu panas Torehan, spasmus, iritasi kimiawi
dan dingin panas
Reaksi otonom Tidak Ya Ya
Refleks Tidak Ya Ya
Kontraksi otot
Sumber : Hidayat & Uliyah, 2014

Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain,

umumnya terjadi akibat kerusakan pada cedera organ viseral. Nyeri

Psikogenetik adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang timbul

akibat psikologis.Nyeri fantom adalah nyeri yang disebabkan karena salah


32

satu ekstremitas diamputasi.Nyeri neurologis adalah bentuk nyeri yang

tajam karena adanya spasme disepanjang atau dibeberapa jalur saraf.

2.3.4 Stimulus Nyeri

Seseorang dapat menoleransi, menahan nyeri (pain tolerance), atau

dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain

threshold). Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri, diantaranya sebagai

berikut:

a. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya

kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor.

b. Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya karena edema akibat

terjadinya penekanan pada reseptor nyeri.

c. Tumor, dapat juga menekan pada reseptor nyeri.

d. Iskemia pada jaringan, misalnya terajdi blokade pada arteri koronaria

yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat.

e. Spasme otot, dapat menstimulasi mekanik.

2.3.5 Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa

hal, diantaranya sebagai berikut:

a. Arti nyeri:

nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagain

arti nyeri yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-


33

lain. keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, jenis

kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan, dan pengalaman.

b. Persepsi Nyeri:

merupakan penilayan yang sangat subjektif tepatnya pada korteks

(pada fungsi evaluatif kognitif). Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor

yang dapat memicu stimulasi nociceptor.

c. Toleransi Nyeri:

Berhubungan erat dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi

kemampuan seseorang menahan nyeri, faktor yang mempengaruhi

peningkatan toleransi nyeri antara lain alkohol, obat-obatan, hipnotis,

gesekan atau gerukan .

d. Reaksi terhadap nyeri:

Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap

nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit

semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor, seperti arti nyeri tingkat persepsi nyeri,

pengalaman masa lalu, budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan

mental, cemas, usia, umur dan lain-lain.

2.3.6 Skala Nyeri

a. Skala Nyeri Angka

Gunakan garis lurus dimana garis awalnya menunjukan “ tidak ada

rasa nyeri” garis tengah yang menunjukan “ nyeri sedang: dan garis

akhir yang memengidentifikasikan nyeri hebat. Jelaskan pada


34

penderita bahwa diujung garis ada angka 0 yang berarti tidak nyeri dan

angka 10 yang menunjukan nyeri hebat.Mintalah kepada penderita

untuk memilih angka yang mewakili rasa nyeri mereka.

Gambar 2.1 Skala Nyeri Angka


( Sumber: Potter dan Perry, 2010 )
Keterangan:

0 : Tidak nyeri.

1-3 : Nyeri ringan.

4-5 : Nyeri sedang.

7-9 : Nyeri berat.

10 : Nyeri hebat tidak terkontrol.

b. Skala Nyeri FACES

Skala nyeri ini terdiri dari enam kartun wajah dimulai dari wajah

tersenyum yang mengidentifikasikan bahwa wajah tersebut tidak

merasakan nyeri sampai dengan wajah menangis yang menunjukan

bahwa wajah tersebut merasakan nyeri hebat.Jelaskan kepada anak

bahwa masing-masing wajah tersebut menggambarkan makna

tersendiri.Skala FACES ini mempunyai tiga skala sehingga yang


35

ekspresi wajah, angka, dan kata-kata penggunaan intruksi singkat

sangatlah dianjurkan.

Gambar 2.2 Skala Nyeri FACES


( Sumber : Potter dan Perry, 2010).

c. Skala Nyeri Perilaku FLACC

Digunakan pada anak usia 4 tahun atau dibawahnya, pada pasien

usia lanjut, gangguan kognitif, pada pasien yang tidak bisa berbicara

dimana tidak bisa menggunakan jenis skala nyeri yang lain. Lakukan

pengkajian pada masing-masing kategori dan jumlahkan skor pada

lima kategori untuk mendapatkan skor keseluruhan


36

Tabel 2.3
Skala Nyeri Perilaku FLACC

No Kategori 0 1 2
1 Wajah Tidak ada Wajah Dahi
ekspresi meringis, dahi berkerut,
khusus atau berkerut memegang
senyuman dagu
2 Kaki aktivitas Posisi normal Gelisah, dan Menendang,
atau santai mudah marah tubuh
berbaring banyak tegang
dengan tenang gerakkan
karena gelisah
3 Menangis Tidak Mengeluh Mennagis,
menangis(saat mengerang menjerit
tidur maupun atau
bangun) ditenangkan
4 Kemampuan Santai Sentuhan Sulit untuk
dihibur mengobrol dihibur atau
dan ditenangkan
mengalihkan
perhatian.
(Sumber:Wati& Dewi, 2013).

2.4 Konsep Slow Stroke Back Massage

2.4.1 Definisi

Massage merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua

dan paling bermanfaat dalam perawatan fisik (badan) masase

mengarahkan penerapan manipulasi (penanganan).Perawatan dari bagian

luar tubuh yang dilakukan dengan perantara tangan atau dengan bantuan
37

alat-alat litrik. Bagian tubuh yang dapat di masase terutama pada bagian

kulit kepala, wajah, leher, bahu, punggung, dada, tangan dan lengan

(Wiyoto, 2012).

Slow stroke back massage (SSBM) adalah stimulus ketaneus yang

dilakukan dengan beberapa pendekatan salah atu metode dilakukan

adalah dengan mengusap kulit klien secara perlahan dan berirama

dengan tangan dengan kecepatan 60 kali usapan per menit dengan waktu

selama 3 menit (Potter & Perry, 2005).

Massagedan sentuhan, merupakan teknik integrasi sensori yang

mempengaruhi aktifitas sistem saraf otonom (Meek, 1993 dalam Potter

& Perry, 2004). Apabila individu mempersepsikan sentuhan sebagai

stimulus untuk relaks, kemudian akan muncul respon relaksasi.

Relaksasi sangat penting dalam membantu klien untuk meningkatkan

kenyamanan dan membebaskan diri dari ketakutan serta stres akibat

penyakit yang dialami dan nyeri yang tak berkesudahan (Potter & Perry,

2004). Salah satu teknik memberikan massage adalah tindakan massage

punggung dengan usapan yang perlahan (Slow-Stroke Back Massage).

Usapan dengan lotion/balsem memberikan sensasi hangat dengan

mengakibatkan dilatasi pada pembuluh darah lokal (Kenworthyet al,

2002).Vasodilatasi pembuluh darah akan meningkatkan peredaran darah

pada area yang diusap sehingga aktivitas sel meningkat dan akan

mengurangi rasa sakit serta menunjang proses penyembuhan luka.

Sensasi hangat juga dapat meningkatkan rasa nyaman (Reeves, 1999).


38

Potter & Perry, (2004) yang mengungkapkan bahwa stimulasi

kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk menghilangkan

nyeri, bekerja dengan cara mendorong pelepasan endorfin,sehingga

memblok transmisi stimulus nyeri. Cara lainnya adalah dengan

mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan

lebih cepat, sehingga menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan

A-delta berdiameter kecil sekaligus menutup gerbang sinap untuk

transmisi impuls nyeri. Degenerasi pada kartilago artikuler dan

hipertrofi tulang atau pertumbuhan tulang berlebih dalam bentuk

taji/tonjolan tulang yang terjadi pada penyakit.

2.4.2 Klasifiksi Slow Stroke Back Massage

Ada lima macan tehnik SSBM secara khusus meliputi :eflaurage,

friction, petrisage, vibration dan tapogate

a. Eflaurage atau gosokan

Eflaurage adalah suatu gerakan dengan mempergunakan seluruh

permukaan telapak tangan melekat pada bagian-bagian tubuh yang di

gosok.Tangan mengosok secara supel menuju ke arah jantung dengan

dorongan dan tekanan.Dengan bentuk telapak tangan dan jari selalu

menyesuaikan dengan bagian tubuh yang digosok.Tetapi boleh juga

menuju ke samping misalnya bagian dada, perut dan sebagainya.

Tehnik eflaurage dilakukan pada permulaan massage dengan dosis 5

kali dan dosis 3 kali baik sebagian maupun utnuk seluruh tubuh.
39

Khasiat dari gerakan ini:

1) Menghilangkan secara mekanisme ses-sel epitel yang mati

(Wiyoto, 2012).

2) Mempercepat pengangkutan zat-zat sampah dan darah yang

mengandung karbondioksida (Wiyoto, 2012).

b. Petrisage atau Pijatan

Yaitu gerakan dengan pijatan menggunakan empat jari yang

merapat berhadapan dengan ibu jari yang selalu lurus dan

supel.Kesalahan pada umumnya ialah tidak lurusnya jari-jari

tersebut.Bagian tubuh yang terletak dalam lekupan telapak tangan

antara jari atau ibu jari. Gerakan pijatan tengan meremas otot yang

sedikit ditarik keatas seolah-olah akan memisahkan otot dan tulang

selaputnya atau dari otot lainya (Wiyoto, 2012).

c. Tapotamen atau Pukulan

Gerakan pukulan dengan satu tangan atau kedua belah tangan

yang di pukul-pukulkan pada obyek pijat secara bergantian. Efek dari

tapotamen ialah: memperlancar peredaran darah vena, merangsang

otot-otot, menimbulkan rasa nyaman dan kehangatan (Wiyoto, 2012).

d. Frictitoin atau Gerusan

Gerakan gerusan kecil yang dilakukan dengan mempergunakan

ujung tiga jari yang merapat, ibu jari, ujung siku, pangkal telapak

tangan dan yang bergerak berputar-putar searah atau berlawanan arah

dengan jarum jam (Wiyoto, 2012).


40

e. Vibration atau gerakan

Gerakan getaran yang dilakukan dengan menggunakan ujung jari

atau seluruh permukaan telapak tangan (Wiyoto, 2012).

2.4.3 Manfaat Slow Stroke Back Massage

Keuntungan stimulasi ketaneus adalah tindakan ini dapat dilakukan di

rumah, sehingga memungkinkan klien untuk melakukan massage ini di

rumah, guna mengontrol gejala nyeri dan penanganannya, tidak

membutuhkan biaya mahal, dapat dipelajari oleh keluarga dan hampir

tidak ada kontra indikasi dalam tehnik slow stroke back massage ini.

Tehnik slow stroke bcak massage ini dapat mengurangi persepsi nyeri dan

mampu mengeurangi ketegangan otot. Sebaliknya ketegangan otot ini

dapat meningkatkan nyeri.Massage punggung denga usapan perlahan (

slow stroke back massage) pada klien yang menderita penyakit terminal,

terbukti menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Saat

menggunakan tehnik slow stroke back massage, perawat dapat

menghilangkan sumber suara berisik di lingkungan, dan membantu klien

untuk mengambil posisi senyaman mungkin, dan menjelaskan tujuan

terapi kepada klien (Potter & Perry, 2005 ).

2.4.4 Prosedur Slow Stroke Back Massage

Sebelum melakukan slow stroke back massage tidak boleh langsung di

gunakan, melainkan harus melihat ada, atau tidaknya kontraindikasi seperti

luka bakar, luka memar, ruam kulit di bawah tulang yang fraktur (Potter &

Perry, 2005).
41

Saat menggunakan tehnik slow stroke back massage, adapun langkah-

langkah slow stroke back massgae menurut Potter & Perry, 2005:

a. Pasien diatur pada posisi yang nyaman seperti posisi duduk,

membungkuk dan mengguanakan bantal, tidur dengan posisi

miring atau prone.

b. Letakkan kedua tangan di atas bahu, tempatkan ibu jari di bawah

dasar tengkorak, buat gerakan sirkuler dibagian leher.

c. Tempatkan satu tangan di dasar tengkorak, tekan lembut ke bawah

pada tulang belakang mencapai pinggang diikuti oleh tangan yang

kedua dan tangan pertama kembali ke dasar tengkorak.

d. Tempatkan tangan di sisi leher di bawah telinga, tekan lembut ke

bawah dan ibu jari melewati bahu.

e. Tempatkan kedua ibu jari di sisi tulang belakang dimulai dari bahu

dan gerakan ibu jari ke bawah sampai pinggang. Ulangi beberapa

kali.

f. Terakhir letakkan telapak tangan disisi leher tekan lembut ke

bawah ke arah bahu kemudian bagian belakang dekat tulang

belakang, lakukan beberapa kali.


42

2.5 Kerangka Konsep.

Gambar.2.1 Kerangka Konsep

PENDERITA
STROKE

TEHNIK SLOW STROKE BACK


MASSAGE

MENURUNKAN NYERI PASIEN


43

BAB III
METODOLOGI STUDI KASUS

3.1 Rencana Studi Kasus

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode

pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan

dengan meneliti suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal dengan pokok

pertanyaan yang berkenaan dengan “how” atau “why”.Unit tunggal dapat

berarti satu orang atau sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah

(Notoatmojo, 2010). Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis

pemberian teknik slow stroke bakc massage untuk meningkatkan relaksasi

pada pasien stroke di Rsud Siti Aisyah kota lubuk linggau tahun 2019.

3.2 Subjek Studi Kasus

Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang pasien dengan diagnosa

medis stroke yang diberikan teknik slow stroke back massage di RSUD

Siti Aisyah Kota Lubuklinggau tahun 2019 dengan kriteria subjek:

Kriteria Inklusi

1) Klien bersedia menjadi responden penelitian.

2) Klien dalam keadaan sadar.

3) Klien penderita stroke dengan masalah nyeri kepala.

4) Klien berjenis kelamin laki-laki.

5) Klien baru pertama kali terserang stroke.

43
44

Kriteria Enklusi
1) Klien stroke yang bedrest total.

2) Klien yang gangguan bicara.

3.3 Fokus Studi

Fokus studi dalam penelitian ini adalah perubahan yang dialami oleh
pasien stroke sesudah intervensi keperawatan dengan pemberian teknik
slow stroke back massage dilakukan.

3.4 Definisi Operasional

1. Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup serius

karna angka kematian dan kesakitannya yang tinggi serta dampak yang

dapat menimbulkan kecatatan yang berlangsung kronis dan bukan

hanya terjadi pada orang lanjut usia, melainkan juga pada usia muda.

Menurut kemenkes RI (2013).

2. Slow stroke back massage (SSBM) adalah stimulus ketaneus yang

dilakukan dengan beberapa pendekatan salah atu metode dilakukan

adalah dengan mengusap kulit klie secara perlahan dan berirama

dengan tangan dengan kecepatan 60 kali usapan per menit dengan

waktu selama 3 menit (Potter & Perry, 2005).

3. Nyeri akut merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan

bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap

orang dalam hal tingkatan dan skalanya, hanya orang tersebut yang

dapat mengevaluasi atau yang dapat menjelaskan nyeri yang

dialaminya nyeri yang diukur menggunakan sekala numerik.


45

3.5 Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di ruangan rawat inap RSUD Siti Aisyah

Kota Lubuklinggau bulan April tahun 2019.

3.6 Pengumpulan Data

1. Metode pengumpulan data pada penelitian ini yang digunakan adalah

dengan observasi langsung terhadap pasien dengan Stroke, sebelum dan

sesudah pemberian tehnik slow stroke back massage.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan penulis pada penelitian ini

adalah berupa lembar ceklist mengguanakan daftar yang memuat

namaresponden dan nyeri yang diamati, yang dirancang oleh penulis

sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

3.7 Analisa Data

Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif

adalah digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan

data yang terkumpul untuk membuat suatu kesimpulan. Analisa data

dengan mengunakan tabel distribusi dari tiap variabel. Teknik analisa data

yang digunakan adalah teknik penghitung (%), dan disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi dengan rumus sebagai berikut:

keterangan:

P : jumlah persentase yang dicari.

F : frekuensi Hasil.

N : jumlah .
46

Setelah diperoleh hasil diasajikan dalam bentuk tabel distribusi ftekuensi.

3.8 Penyajian Data

Setelah dianalisis dan didapatkan hasil penelitian, maka data atau hasil

penelitian akan disajikan dalam bentuk narasi atau tekstular dan tabel.

3.9 Etika Penelitian

Menurut Nursalam (2008), prinsip etika studi kasus menjelaskan bahwa

data dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :

1. Prinsip Manfaat

Penelitian dilaksankan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

subyek, selain itu peneliti berhati-hati dalam mempertimbangkan

resiko dan keuntungan yang akan berakibat kepada subyek pada setiap

tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

Subyek dilakukan secara manusiawi yang mempunyai hak

memutuskan untuk bersedia menjadi subjek atau tidak, tanpa adanya

sanksi apapun atau yang dapat menggangu kesembuhan (right to self

determination).
47

3. Prinsip keadilan (right to justice)

Subyek diperhatikan secara adil, baik sebelum, selama dan sesudah

keikut sertaan dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi. Subyek

juga mempunyai hak agar data yang diberikan harus dirahasiakan,

untuk itu perlu adanya tanpa nama(anonimity) dan rahasia

(confidentiality). Setelah subyek mendapatkan informasi secara

lengkap tentang tujuan penelitian yang dilaksanakan, selanjutnya

peneliti memberikan informed consent bisa kepada pasien langsung,

keluarga pasien atau yang diwakilkan kepada kepala ruangan.


48

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Kasus

4.1.1 Gambaran Lokasi Studi Kasus

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siti Aisyah adalah rumah sakit

milik Pemerintah Kota Lubuklinggau, yang pertama kali didirikan

berdasarkan akte notaris Badiah Azhary.SH No.35 pada tanggal 30

Maret 1990 dalam bentuk Yayasan yang diketua oleh Drs.H.Muhamad

Syueb tamat. Penyelenggaraan Yayasan Rumah Sakit Siti Aisyah

berdasarkan surat izin sementara Kanwil Depkes Propinsi Sumatera

Selatan Nomor. YM.01.02.3.2.8420 tanggal 10 Oktober 1994. Sejalan

dengan maju mundurnya penyelenggaraan Yayasan Rumah Sakit Siti

Aisyah, maka berdasarkan Surat Keputusan Yayasan Rumah Sakit Siti

Aisyah No. 39/YRSSA/SK/XI/2002, terhitung mulai tanggal 1 Agustus

2002 Penyelenggaraan Rumah Sakit dinyatakan ditutup.

Melihat situasi dan kondisi Yayasan Rumah Sakit Siti Aisyah

yang tidak terawat dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka pada

tanggal 11 Maret 2004 Penyelenggaraan Pengelolaan Yayasan Rumah

Sakit Siti Aisyah secara operasional diserahkan kepada Pemerintah Kota

Lubuklinggau, melalui penandatanganan Nota Kesepakatan (MoU) antara

Ketua Yayasan Rumah Sakit Siti Aisyah dengan Pemerintah Kota

Lubuklinggau dan pada tanggal 19 Desember 2006 seluruh asset milik.

Yayasan Rumah Sakit Siti Aisyah diserahkan kepada Pemerintah Kota

48
49

Lubuklinggau. Selanjutnya melalui Peraturan Walikota Lubuklinggau

Nomor : 03 Tahun 2007 Rumah sakit Islam Siti Aisyah Resmi menjadi

milik Kota Lubuklinggau. Sesuai dengan kemajuan dan perkembangan

yang dicapai maka berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor : 332/Menkes/SK/V/2009 tanggal 7 Mei 2009

ditetapkan statusnya menjadi rumah sakit Kelas D. Pengembangan

Rumah Sakit Siti Aisyah terus berlanjut dengan terus meningkatkan

pelayanan, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana pendukung

lainnya dan sesuai dengan perkembangan yang ada maka RSUD Siti

Aisyah mulai beranjak untuk memperoleh izin opeasional tetap untuk

Rumah Sakit Kelas C.

Dan akhirnya pada tahun 2012 Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Lubuklinggau resmi menjadi Rumah Sakit Kelas C berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

HK.03.05/I/907/12 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah

Siti Aisyah Kota Lubuklinggau Propinsi Sumatera Selatan tanggal 7 Juni

2012. Sejalan dengan perkembangannya maka pada tanggal 31 Mei 2010

maka dilantiklah pejabat struktural pada lingkungan RSUD Siti Aisyah

berdasarkan SK Walikota Lubuklinggau Nomor

:821.2/98/KPTS/BKD.III/2010 Tanggal 29 Mei 2010, mengacu pada

Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota

Lubuklinggau (Lembaran Daerah Kota Lubuklinggau Tahun 2008 Nomor


50

13) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota

Lubuklinggau Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan

Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 3 Tahun 2008 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Lubuklinggau

(Lembaran Daerah Kota Lubuklinggau Tahun 2011 Nomor 9). Kemudian

direvisi ulang menjadi Peraturan Walikota Lubuklinggau Nomor 14

Tahun 2013 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit

Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau.

Rumah Sakit Umum Daerah Siti Aisyah Kota Lubuklinggau

berlokasi di Jl. Lapter Silampari Kelurahan Air Kuti Kecamatan

Lubuklinggau Timur I, dengan luas komplek sebesar 19.139,5 m2

4.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian

Dalam studi kasus ini dipilih 2 orang sebagai subyek studi kasus yaitu

subyek I dan subyek II. Kedua subyek sudah sesuai dengan kriteria yang di

tetapkan.

a. Identitas Klien I

Subyek I dengan inisial Tn. S berusia 71 Tahun, beragama islam,

Pekerjaan Buru tani, Alamat Mataram, Musi Rawas. Subjek masuk ke

ruangan Al - Amin pada tanggal 9 mei 2019 jam 09.39 WIB, saat

dilakukan pengkajian didapatkan data klien mengatakan nyeri pada bagian

kepala skala nyeri 5. Keluarga subjek mengatakan bahwa subjek

mempunyai riwayat penyakit hipertensi sebelumnya.


51

b. Identitas Klien II

Subyek II dengan inisial Tn. M berusia 69 Tahun, beragama islam,

Pekerjaan petani, Alamat Gang idaman kel. Eka Marga, Musi Rawas.

Subjek masuk ruangan Al- Amin Pada Tanggal 7 Mei 2018 Pukul 10.40

WIB. Didapatkan data keluhan pasien mengatakan nyeri kepala sejak

kurang lebih ± 5 hari sebelum masuk rumah sakit dengan skala nyeri 5.

Dalam studi kasus ini dipilih 2 orang sebagai subyek studi kasus yaitu

subyek I dan subyek II. Kedua subyek sudah sesuai dengan kriteria yang di

tetapkan.

4.1.3 Pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian studi kasus, di dapatkan bahwa saat

pengkajian awal terhadap subyek dapat dilihat seperti pada tabel 4.1

dibawah ini.

TABEL 4.1
HASIL PENGKAJIAN DUA ORANG SUBJEK

Aspek yang diambil Subjek


I II
1. Identitas Pasien
Inisial Tn. S Tn. M
Umur 71 Tahun 69 Tahun
Agama Islam Islam
Alamat Mataram Jl. Gang idaman
kel.Eka Marga, Musi
Rawas
Pendidikan SD SMP
Pekerjaan Buru tani Tani
Status Pisah( Meninggal ) Menikah
Tanggal MRS 9 Mei 2018 7 Mei 2018
Tanggal pengkajian 11 Mei 2018 11 Mei 2018
Diagnosa medis
Stroke non hemoragik Stroke non hemoragik
52

2 Identitas penanggung jawab


Nama Ny. H Ny. S
Hubungan dengan pasien Istri Istri
Alamat Jl. Gang idaman
Mataram kel.Eka Marga, Musi
Rawas
3 Keluhan utama Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan
pada bagian kepala nyeri pada bagian
kepala
4 Riwayat kesehatan sekarang
a. Provocative
1) Penyebab terjadi nyeri di daerah terjadi nyeri di daerah
pada bagian kepala pada bagian kepala
2) Hal yang memperbaiki Istirahat dan minum
Istirahat dan minum obat
keadaan obat

b. Quantity

1) Bagaimana dirasakan Nyeri pada bagian


Nyeri pada bagian kepala kepala seperti di
seperti di tusuk-tusuk. tusuk-tusuk.

2) Bagaimana dilihat Klien tampak meringis Klien tampak meringis


c. Region
1) Dimana lokasinya Pada bagian kepala Pada bagian kepala

2) Apakah menyebar Tidak Tidak


d. Severity Ya,sangat menggangu Ya,sangat mengganggu
skala : 5 skala : 5

e. Time Tidak tentu Tidak tentu


5 Riwayat kesehatan masa lalu
a. Penyakit yang pernah dialami Ada Tidak ada
b. Pengobatan yg dilakukan Berobat ke puskesmas Tidak ada
c. Pernah dirawat/ dioperasi Pernah di rawat di RS Belum pernah
d. Lamanya dirawat 3 hari Tidak ada
e. Alergi Tidak ada Tidak ada
f. Imunisasi Lengkap Lengkap
6 Riwayat kesehatan Keluarga
a. Orang tua tidak ada keluarga yang tidak ada keluarga yang
memiliki penyakit memiliki penyakit
menurun atau menular. menurun atau menular.

b. Saudara kandung Saudara kandung klien Saudara kandung klien


tidak ada riwayat tidak ada riwayat
penyakit Stroke non penyakit Stroke non
hemorogik hemorogik

c. Penyakit keturunan Ada, hipertensi Ada, hipertensi

d. Anggota keluarga yang Orang tua klien Orang tua klien


meninggal
53

e. Penyebab meninggal Faktor usia Faktor usia


7 Riwayat keadaan psikososial
a. Bahasa yang digunakan Bahasa daerah Bahasa daerah
b. Persepsi pasien tentang Pasien berharap Pasien berharap
penyakit penyakitnya bisa penyakitnya bisa
disembuhkan disembuhkan
c. Konsep diri
1) Body image baik, klien masih berfikir baik, klien masih
positif tentang berfikir positif tentang
penyakitnya penyakitnya
2) Ideal diri baik, klien mampu baik, klien mampu
menempatkan diri menempatkan diri
3) Harga diri Baik, klien masih
Baik, klien masih
merasa dihargai dalam
merasa dihargai dalam
keluarganya
keluarganya
4) Peran diri baik, klien masih sesuai baik, klien masih
dengan perannya sesuai dengan perannya
5) Personal identity baik, klien masih baik, klien masih
mengerti tentang siapa mengerti tentang siapa
dirinya dirinya
d. Keadaan emosi Baik, keadaan emosi Baik, keadaan emosi
klien stabil klien stabil
e. Perhatian terhadap orang lain Baik, mampu Baik, mampu
berinteraksi dengan berinteraksi dengan
orang lain orang lain
f. Hubungan dgn kelurga Baik, keluarga datang Baik, keluarga datang
untuk menjenguk selama untuk menjenguk
sakit selama sakit
g. Hubungan dengan saudara Baik, klien dengan
Baik, klien dengan
saudaranya berhubungan
saudaranya
baik
berhubungan baik
h. Hubungan dgn orang lain Baik, klien dengan orang Baik, klien dengan
lain berhubungan baik orang lain berhubungan
baik
i. Kegemaran Catur -
j. Daya adaptasi Baik, klien dapat Baik, klien dapat
berinteraksi dengan baik berinteraksi dengan
baik
k. Mekanisme pertahanan diri Baik, daya coping Baik, daya coping
positive positive
8 Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum Lemah Lemah

b. Tanda tanda vital


1) Suhu tubuh 36,1° c 36,6°c
2) TD 180/130 mmHg 170/120mmHg
3) TB 155 160
4) Nadi 84x/menit 78x/menit
5) RR 22x/menit 20x/menit
6) BB 47 kg 61 kg
c. Pemeriksaan kepala dan rambut
1) Kepala
54

2) bentuk Simetris kanan dan kiri Simetris kanan dan kiri


3) ubun-ubun Normal Normal
4) kulit kepala Bersih Bersih
d. Rambut
e. Penyebaran Rata Rata
1) Bau Tidak bau Tidak bau
2) warna kulit Sawo matang Sawo matang
f. Wajah
1) warna kulit Sawo matang Sawo matang
2) struktur wajah Simetris kanan dan kiri Simetris kanan dan kiri
g. Mata
1) Kelengkapan Simetris kanan dan Simetris kanan dan kiri
Kiri
2) Palpebra tidak ada edema Tidak ada edema
3) Konjungtiva Normal Normal
4) Pupil Normal Normal
5) Cornea Jernih Jernih
6) Visus Tidak dikaji Tidak dikaji
7) Tekanan bola mata Tidak dikaji Tidak dikaji
h. Hidung
1) Tulang hidung Simetris kanan dan Kiri Simetris kanan dan kiri
2) Lubang hidung Lengkap Lengkap
3) Cuping hidung Bersih Bersih
i. Telinga
1) Bentuk Simetris kanan dan Kiri Simetris kanan dan kiri
2) Ukuran Normal Normal
3) Lubang Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
sumbatan sumbatan
4) Ketajaman pendengaran baik, dapat mendengar Baik, dapat mendengar
suara suara

j. Mulut dan faring Baik tidak ada infeksi Baik tidak ada infeksi
1) Keadaan bibir Kering Kering
2) Keadaan gusi Bersih Bersih
3) Keadaan lidah Bersih Bersih
4) Orofaring baik, tidak ada secret
baik, tidak ada secret
k. Leher
1) Posisi trakea Normal dan Simetris Normal dan simetris
2) Thyroid tidak ada thyroid tidak ada thyroid
3) Suara Lamban Lamban
4) Kelenjar limfe tidak ada tanda-tanda tidak ada tanda-tanda
kelenjar limfe kelenjar limfe

5) Vena jugularis normal, tidak ada


normal, tidak ada tanda-
tanda-tanda
tanda pembengkakan
pembengkakan
6) Denyut nadi karotis denyut Nadi normal denyut Nadi normal
9 a. Pemeriksaan Integumen
1) Kebersihan kulit klien bersih kulit klien bersih
2) Kehangatan Terasa hangat Terasa hangat
3) Warna Pucat Pucat
4) Tugor Elastis Elastis
5) Kelembaban Lembab Lembab
6) Kelainan pada kulit Tidak ada Tidak ada
55

10 b. pemeriksaan payudara
1) Ukuran simetris kanan dan kiri simetris kanan dan kiri

2) Warna Kecoklatan Kecoklatan


3) Kelainan Tidak ada Tidak ada
4) Aksila dan clavikula Simetris kanan dan kiri Simetris kanan dan kiri
c. Pemeriksaan thoraks normal, simetris kanan normal, simetris kanan
dan kiri dan kiri
d. inspeksi thoraks
e. Bentuk thoraks Normal Normal
f. Pernafasan
1) Frekuensi 22x/menit 20x/menit
2) Irama Teratur Teratur
3) Tanda kesulitan Tidak ada Tidak ada
g. pemeriksaan paru

1) Palpasi Normal Normal


2) Perkusi Normal suara ketukan Normal suara ketukan
resonan resonan
3) Auskultasi
a. Suara nafas normal (Vesikuler) normal (Vesikuler)
b. Suara ucapan Tidak serak Tidak serak
c. Suara tambahan Tidak ada Tidak ada
h. pemeriksaan jantung
1) Inspeksi Normal Normal

2) Palpasi teraba denyut nadi pada teraba denyut nadi pada


jantung jantung
3) Perkusi dullnes (redup) dullnes (redup)

4) Auskultasi
a. Bunyi jantung S1-S2 S1-S2
b. Bunyi tambahan tidak ada tidak ada
c. Murmur Tidak ada Tidak ada
d. Frekuensi 80x/menit 80x/menit
11 Pemeriksaan abdomen
a. inspeksi
1) Bentuk abdomen simetris kanan dan kiri simetris kanan dan kiri

2) Benjolan Tidak ada Tidak ada


3) Bayangan pembuluh darah Tidak ada Tidak ada
b. auskultasi
1) Peristaltik usus
2) Suara tambahan Tidak ada Tidak ada
c. Palpasi
1) Tanda nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan
2) Benjolan Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan
3) Tanda ascites Tidak ada tanda ascites Tidak ada tanda ascites

4) Hepar Tidak ada Tidak ada


5) Lien Tidak ada Tidak ada
6) Titik Mc Burney Terdapat nyeri bekas Terdapat nyeri bekas
post operasi post operasi
d. Perkusi
1) Suara abdomen Normal Normal
56

2) Pemeriksaan ascites Tidak ada Tidak ada


12 Pemeriksaan kelainan
a. Genitalia
1) Rambut pubis Ada Ada
2) Lubang uretra Normal Normal
3) Kelainan Tidak ada Tidak ada
b. Anus dan perineum
1) Lubang anus Ada lubang anus Ada lubang anus
2) Kelainan pada anus Tidak ada Tidak ada
3) Perimeum Tidak ada Tidak ada
13 Pemeriksaan musculoskeletal
a. Kesimetrisan otot Simetris Simetris
b. Pemeriksaan edema Tidak ada edema Tidak ada edema
c. Kelainan pada ekstremitas Tidak ada
Tidak ada

14 Pemeriksaan neurologi
a. Tingkat kesadaran G C S : 15 G C S : 15
E4M5V6 E4M5V6
b. Status mental
1) Kondisi emosi Keadaan emosi klien Keadaan emosi klien
terlihat stabil terlihat stabil

2) Orientasi Baik pasien sadar ada di Baik pasien sadar ada


rs di rs
3) Proses berfikir Baik, pasien ingin dapat Baik, pasien ingin
cepat sembuh dapat cepat sembuh

4) Motivasi Baik, pasien ingin dapat Baik, pasien ingin


cepat sembuh dapat cepat sembuh

5) Persepsi Klien menghadapi Klien menghadapi


dengan baik terhadap dengan baik terhadap
penyakitnya penyakitnya
6) Bahasa Bahasa daerah Bahasa daerah
15 Nervus carnialis
a. Nervus olfaktorius Normal, bisa Normal, bisa
membedakan bau membedakan bau
b. Nervus optikus Normal, dapat melihat Normal, dapat melihat
dengan baik dengan baik
c. Nervus okulomotorius Normal, dapat
Normal, dapat
mengunyah dengan
mengunyah dengan baik
baik
d. Nervus trigeminus Normal, dapat
Normal, dapat
mengunyah dengan
mengunyah dengan baik
baik
e. Nervus fasialis Normal, dapat merubah Normal, dapat merubah
ekspresi wajah ekspresi wajah
f. Nervus vestibulocochlearis Normal, dapat
Normal, dapat
mendengar dengan
mendengar dengan baik
baik
g. Nervus glossopharingeus Normal dapat menelan Normal dapat menelan
dengan baik dengan baik
h. Nervus asesorius Normal dapat Normal dapat
mengerakan bahu dan mengerakan bahu dan
57

kepala kepala
i. Nervus hipoglossus Posisi lidah simetris Posisi lidah simetris
16 Fungsi motorik
a. Cara berjalan Pasien berbaring Pasien berbaring
ditempat tidur ditempat tidur

b. Romberg test Normal Normal


c. Tes jari- hidung Normal Normal
d. Pronasi-supinasi Normal Normal
e. Heel shin test Baik Baik
17 Fungsi sensori
a. Identifikasi sentuhan Dapat merasakan Dapat merasakan
sentuhan ringan sentuhan ringan
b. Test tajam Dapat membedakan
Dapat membedakan
benda tajam dan
benda tajam dan tumpul
tumpul
c. Test panas dingin Dapat membedakan Dapat membedakan
panas dan dingin panas dan dingin
d. Test getaran Normal Normal
e. Stereognosis test Normal Normal
f. Graphestesia test Normal Normal
g. Membedakan dua titik Normal dapat Normal dapat
membedakan dua titik membedakan dua titik
h. Tpognosis test Normal Normal
18 Reflek
a. Reflek bisep + +
b. Reflek trisep + +
c. Refleks brachioradialis + +
d. Refleks patella + +
e. Refleks tendon + +
f. Refleks plantar + +
19 pola kebiasaan sehari- hari
a. Pola tidur kebiasaan
1) Waktu tidur tidur malam 7-8 jam Tidur malam 7-9 jam
2) Waktu bangun 05: 00 wib 05:00 wib
3) Masalah tidur Tidak ada Tidak ada
4) Hal-hal yang mempermudah Suasana tenang Susana tenang
tdr
5) Hal-hal yang mempermudah Disaat nyeri datang dan Disaat nyeri datang dan
bangun suasana ribut suasana rebut
20 Pola eliminasi
a. BAB
1) Pola BAB Normal Normal
2) Karakter urine Jernih Jernih
3) Nyeri/ rasa terbakar Tidak Tidak
4) Riwayat penyakit Tidak ada Tidak ada
5) Penggunan diuretika Tidak Tidak
6) Upaya mengatasi masalah Minum air putih 8 gelas/ Minum air putih 8
hari gelas/hari
21 Pola makan
a. Gejala (subyektif)
1) Diit ada (bubur) Jumlah ada (bubur) Jumlah
Makanan perhari: 3 kali Makanan perhari: 3
kali
2) Pola Ada Ada
58

3) Anoreksia Tidak ada Tidak ada


4) Nyeri ulu hati Tidak ada Tidak ada
5) Alergi Tidak ada Tidak ada
6) Berat badan biasa 47 kg 62 kg
22 Tanda (obyektif)
a. Berat badan sekarang 46kg 60kg
b. Bentuk tubuh Kurus Kurus
1) Waktu pemberian makan Pagi, siang, malam Pagi, siang, malam
2) Jumlah dan jenis makanan 3 kali, bubur 3 kali, bubur

3) Waktu pemberian cairan Pagi, siang, malam Pagi, siang, malam


4) Masalah makan dan minum
a. Kesulitan mengunyah Tidak terlihat susah
Tidak terlihat susah
mengunyah
mengunyah
b. Kesulitan menelan Tidak terlihat susah
Tidak terlihat susah
menelan
menelan

5)Upaya mengatasi masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah

23 Kebersihan diri/ personal hygiene


a. Pemeliharaan badan Klien dibersihkan 2
Klien dibersihkan 2 kali
kali sehari oleh
sehari oleh keluarganya
keluarganya
b. Pemeliharaan gigi dan mulut Klien menggosok gigi 1 Klien menggosok gigi
x sehari selama sakit 1 x sehari selama sakit
c. Pemeliharaan kuku Kuku klien bersih Kuku klien bersih
24 Pola kegiatan / aktivitas
25 Terapi Infus RL 20tpm Gtt Infus RL 20tpm Gtt
20x/menit, Infus Nacl 20x/menit, Infus Nacl
100 cc + Herbeser 1 amp 100 cc + Herbeser 1
gtt 8 (mikro), citicolin 2 amp gtt 8 (mikro),
x 250 mg, mecobalamin citicolin 2 x 250 mg,
2x1 amp mecobalamin 2x1 amp
59

TABEL 4.2
ANALISA DATA

Analisis Data Etiologi Masalah


Klien 1
DS : Klien mengatakan nyeri pada bagian Stroke Nyeri akut
kepala
P: hipertensi
Q: seperti ditusuk-tusuk hematome
R: di daerah kepala serebral
S: skala nyeri 5
T: tidak menentu
DO: Klien tampak memukul kepala nya herniasi
Klien tampak meringis otak/PTIK
Klien susah tidur
- k/u lemah
- TTV: TD: 180/130 mmHg aliran darah ke
- T: 36,1°c otak terhambat
- N: 84x/mnt
- R: 22x/mnt

ketidak efektifan
perpusi jaringan
otak

suplai O2
menurun

iskemia

nyeri akut
60

DS: Klien enggan melakukan pergerakan Stroke Gangguan mobilitas


DO: k/u lemah fisik
- TTV: TD: 180/130 mmHg
- T: 36,1°c Herniasis
- N: 84x/mnt otak/ptik
- R: 22x/mnt

Kekuatan otot Kesadaran


menurun
4444 4444

4444 4444 gangguan


mobilitas fisik

DS : klien mengatakan susah untuk Pembuluh darah Resiko Kerusakan


bergerak bebas terasa kesemutan. tersumbat Integritas Kulit.

Kompresi
DO : - K/u klien lemah
jaringan otak
- klien tampak berbaring ditempat Peningkatan
tidur TIK
- kulit tampak kering
Arteria Cerebra
Media

Disfungsi N.XI

Kegagalan
menggerakkan
anggota tubuh

Resiko kerusakan
integritas kulit
61

Klien II
DS : Klien mengatakan nyeri pada bagian Stroke Nyeri akut
kepala
P: hipertensi
Q: seperti ditusuk-tusuk hematome
R: di daerah kepala serebral
S: skala nyeri 5
T: tidak menentu
DO: Klien tampak memukul kepala nya herniasi
Klien tampak meringis otak/PTIK
Klien susah tidur
- k/u lemah
- TTV: TD: 170/120 mmHg aliran darah ke
- T: 36,6°c otak terhambat
- N: 78x/mnt
- R: 20x/mnt

ketidak efektifan
perpusi jaringan
otak

suplai O2
menurun

iskemia

nyeri akut

DS: Klien enggan melakukan pergerakan Stroke Gangguan mobilitas


DO: k/u lemah fisik
- TTV: TD: 170/120 mmHg
- T: 36,6°c Herniasis
- N: 78x/mnt otak/ptik
- R: 20x/mnt

Kesadaran
Kekuatan otot menurun

4444 4444
gangguan
4444 4444 mobilitas fisik
62

Pembuluh darah
DS : klien mengatakan susah untuk tersumbat
bergerak bebas terasa kesemutan. Resiko kerusakan
Kompresi integritas kulit
jaringan otak
DO : - K/u klien lemah
Peningkatan
- klien tampak berbaring ditempat TIK
tidur
- kulit tampak kering Arteria Cerebra
Media

Disfungsi N.XI

Kegagalan
menggerakkan
anggota tubuh

Resiko kerusakan
integritas kulit
63

TABEL 4.3
DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO Klien Diagnosis

1 Klien 1 1. Nyeri akut b.d agen pencederan


fisiologis
2. Ganguan mobilitas fisik kelemahan dan
flaksid/paralisis hipotonik (awal).
3. Resiko integritas kulit b.d penurunan
mobilitas
2 Klien 2 1. Nyeri akut b.d agen pencederan
fisiologis
2. Ganguan mobilitas fisik kelemahan dan
flaksid/paralisis hipotonik (awal).
3. Resiko integritas kulit b.d penurunan
mobilitas
64

TABEL 4.4
PERENCANAAN

Dx Tujuan Intervensi dan Rasional


Subjek 1
Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan SIKI : Manajemen Nyeri
pencedera fisiologis keperawatan 3x24 jam Observasi :
diharapkan nyeri berkurang 1. Identifikasi lokasi,
dengan kriteria hasil: karakteristik, durasi,
SLKI : Tingkat Nyeri frekuensi, kualitas, intensitas
- mengenali kapan nyeri nyeri. R/ membantu dalam
terjadi menentukan management
- menggambarkan faktor nyeri
penyebab 2. Identifikasi skala nyeri. R/
- melaporkan nyeri Guna mengetahui skala nyeri
terkontrol Terapeutik :
3. Berikan tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri (slow stroke
back massage ) R/ teknik
slow back massage untuk
mengurangi nyeri
4. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
( suara bising ) R/
meminimalkan gangguan
dapat mencegah timbulnya
nyeri
5. Fasilitasi istirahat dan tidur
R/ membatasi aktivitas dapat
mengurangi resiko timbulnya
nyeri
Edukasi :
6. Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
7. Ajarkan penggunaan tehnik
non faramkologis ( tehnik
relaksasi nafas dalam )

Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan SIKI : Dukungan Mobilasasi


fisik b.d keterlibatan keperawatan selama 3x24 Observasi
neurovaskuler, jam diharapkan masalah 1. Indentifikasi adanya nyeri atau
kelemahan dan kerusakan mobilitas fisik keluhan fisik lainnya. R/
flaksid/paralisis dapat teratasi : mengindentifikasi adanya nyeri
hipotonik (awal) Kriteria Hasil: 2. Indenftifikasi toleransi fisik
- klien tidak lemah melakukan pergerakan. R/
lagi mengentifikasi intoleransi fisik
- klien bisa untuk melakukan pergerakan,
menggerakan 3. Monitor frekuensi jantung dan
otot/sendi tekanan darah sebelum
memulai mobilisasi. R/ Untuk
mengetahui tekanan darah
pasien
65

4. Monitor kondisi umum selama


melakukan mobilisasi. R/
Memonitor keadaan umum
pasien selama mobilisasi

Terapeutik
5. Fasilitas aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu (mis, pagar
tempat tidur)
6. Fasilitas melakukan pergerakan,
jika perlu
7. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan

Edukasi
8. Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
9. Anjurkan melakukan mobilisasi
dini

kerusakaan integritas Setelah dilakukan asuhan SIKI : Perawatan Integritas Diri


kulit b.d penurunan keperawatan selama 3x24 Observasi :
mobilitas jam di harapkan kerusakaan 1. Indentifikasi penyebab gangguan
integritas kulit klien teratasi integritas kulit (mis, perubahan
dengan: sirkulasi, perubahan status nutrisi,
Kriteria Hasil: penurunan kelembaban, suhu
- suhu kulit normal lingkungan ekstrem, penurunan
- elastis mobilitas). R/ Untuk mengetahui
- integritas kulit ada gangguan integritas kulit
membaik
Terapeutik
2. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
baring. R/ mengetahui agar
tidak terjadi iritasi kulit
3. Lakukan pemijatan pada area
penonjolan tulang, jika perlu.
R/ untuk mengurangi iritasi
pada kulit
Edukasi
4. Anjurkan menggunakan
pelembab (mis, lotion, serum)
5. Anjurkan minum air yang cukup
6. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
7. Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
8. Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
66

Subjek II
Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan SIKI : Manajemen Nyeri
pencedera fisiologis keperawatan 3x24 jam Observasi :
diharapkan nyeri berkurang 1. Identifikasi lokasi,
dengan kriteria hasil: karakteristik, durasi,
SLKI : Tingkat Nyeri frekuensi, kualitas, intensitas
- mengenali kapan nyeri nyeri. R/ membantu dalam
terjadi menentukan management
- menggambarkan faktor nyeri
penyebab 2. Identifikasi skala nyeri. R/
- melaporkan nyeri Guna mengetahui skala nyeri
terkontrol Terapeutik :
3. Berikan tehnik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri (slow stroke
back massage ) R/ teknik
slow back massage untuk
mengurangi nyeri
4. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
( suara bising ) R/
meminimalkan gangguan
dapat mencegah timbulnya
nyeri
5. Fasilitasi istirahat dan tidur
R/ membatasi aktivitas dapat
mengurangi resiko timbulnya
nyeri
Edukasi :
6. Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
7. Ajarkan penggunaan tehnik
non faramkologis ( tehnik
relaksasi nafas dalam )

Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan SIKI : Dukungan Mobilasasi


fisik b.d keterlibatan keperawatan selama 3x24 Observasi
neurovaskuler, jam diharapkan masalah 1. Indentifikasi adanya nyeri
kelemahan dan kerusakan mobilitas fisik atau keluhan fisik lainnya. R/
flaksid/paralisis dapat teratasi : mengindentifikasi adanya
hipotonik (awal) Kriteria Hasil: nyeri
- klien tidak lemah 2. Indenftifikasi toleransi fisik
lagi melakukan pergerakan. R/
- klien bisa mengentifikasi intoleransi
menggerakan fisik untuk melakukan
otot/sendi pergerakan,
3. Monitor frekuensi jantung dan
tekanan darah sebelum
memulai mobilisasi. R/ Untuk
mengetahui tekanan darah
pasien
4. Monitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi. R/
Memonitor keadaan umum
pasien selama mobilisasi
67

Terapeutik
5. Fasilitas aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu (mis, pagar
tempat tidur)
6. Fasilitas melakukan pergerakan,
jika perlu
7. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan

Edukasi
8. Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
9. Anjurkan melakukan mobilisasi
dini

kerusakaan integritas Setelah dilakukan asuhan SIKI : Perawatan Integritas Diri


kulit b.d penurunan keperawatan selama 3x24 Observasi :
mobilitas jam di harapkan kerusakaan 1. Indentifikasi penyebab
integritas kulit klien teratasi gangguan integritas kulit (mis,
dengan: perubahan sirkulasi,
Kriteria Hasil: perubahan status nutrisi,
- suhu kulit normal penurunan kelembaban, suhu
- elastis lingkungan ekstrem,
- integritas kulit penurunan mobilitas). R/
membaik Untuk mengetahui ada
gangguan integritas kulit

Terapeutik
2. Ubah posisi tiap 2 jam jika
tirah baring. R/ mengetahui
agar tidak terjadi iritasi kulit
3. Lakukan pemijatan pada area
penonjolan tulang, jika perlu.
R/ untuk mengurangi iritasi
pada kulit
Edukasi
4. Anjurkan menggunakan
pelembab (mis, lotion, serum)
5. Anjurkan minum air yang
cukup
6. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
7. Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
8. Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupny
68

TABEL 4.5
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Dagnosa Implementasi Evaluasi PARAF
Keperawatan
11 Mei 2019 subjek 1 Pukul 15:00 Pukul 17:00
Nyeri akut b.d agen Melakukan tindakan slow back S:
pencedera fisiologis massage - Klien mengatakan mau
DS : Klien mengatakan Respon : klien mengatakan di beri trapi non
nyeri pada bagian berkurang farmakologis ( slow
kepala Pukul 15:10 stroke back massage )
P: hipertensi Meminimalkan gangguan, dan P: hipertensi
Q: seperti ditusuk-tusuk rangsangan Q: seperti ditusuk-tusuk
R: di daerah kepala Respon : klien mengatakan merasa R: di daerah kepala
S: skala nyeri 5 terganggu jika mendengar suara S: skala nyeri 4
T: tidak menentu bising T: tidak menentu
Pukul 15:30 O:
DO: Membatasi aktivitas - TD: 170/100mmHg
- Klien tampak Respon : tampak keluarga klien - Nadi: 84x/mnt
memukul kepala nya selalu membantu klien dalam - Suhu: 36,1°c
- Klien tampak pemenuhan kebutuhan sehari-hari - RR: 22x/mnt
meringis klien - GCS: 15
- Klien susah tidur - Klien tampak memukul
- k/u lemah kepala
TTV: - k/u lemah
- TD: 170/120 mmHg A : Masalah nyeri sebagaian
- T: 36,6°c berkurang (5-4)
- N: 84x/mnt P : Intervensi dilanjutkan
- R: 20x/mnt 1,2,3,4,5,6

12 Mei 2019 subjek 1 Pukul 10: 00 Pukul 12:00


Nyeri akut b.d agen Melakukan tindakan slow back S:
pencedera fisiologis massage - Klien mengatakan mau
DS : Klien mengatakan Respon : klien mengatakan di beri trapi non
nyeri pada bagian berkurang farmakologis ( slow
kepala Pukul 10:10 stroke back massage )
P: hipertensi Meminimalkan gangguan, dan P: hipertensi
Q: seperti ditusuk-tusuk rangsangan Q: seperti ditusuk-tusuk
R: di daerah kepala Respon : klien mengatakan merasa R: di daerah kepala
S: skala nyeri 4 terganggu jika mendengar suara S: skala nyeri 2
T: tidak menentu bising T: tidak menentu
Pukul 10:30 O:
DO: Membatasi aktivitas - TD: 170/100mmHg
- Klien tampak Respon : tampak keluarga klien - Nadi: 84x/mnt
memukul kepala nya selalu membantu klien dalam - Suhu: 36,1°c
- Klien tampak pemenuhan kebutuhan sehari-hari - RR: 22x/mnt
meringis klien - GCS: 15
- Klien susah tidur - Klien tampak memukul
- k/u lemah kepala
TTV: - k/u lemah
- TD: 170/120 mmHg A : Masalah nyeri sebagaian
- T: 36,6°c berkurang (4-2)
- N: 84x/mnt P : Intervensi dilanjutkan
- R: 20x/mnt 1,2,3,4,5,
69

13 Mei 2019 subjek 1 Pukul 11:00 Pukul 12:00


Nyeri akut b.d agen Melakukan tindakan slow back S:
pencedera fisiologis massage
DS : Klien mengatakan Respon : klien mengatakan - Klien mengatakan mau
nyeri pada bagian berkurang di beri trapi non
kepala Pukul 11:10 farmakologis ( slow
P: hipertensi Meminimalkan gangguan, dan stroke back massage )
Q: seperti ditusuk-tusuk rangsangan P: hipertensi
R: di daerah kepala Respon : klien mengatakan merasa Q: seperti ditusuk-tusuk
S: skala nyeri 2 terganggu jika mendengar suara R: di daerah kepala
T: tidak menentu bising S: skala nyeri 1
Pukul 11:30 T: tidak menentu
DO: Membatasi aktivitas O:
- Klien tampak Respon : tampak keluarga klien - TD: 160/100mmHg
memukul kepala nya selalu membantu klien dalam - Nadi: 84x/mnt
- Klien tampak pemenuhan kebutuhan sehari-hari - Suhu: 36,1°c
meringis klien - RR: 22x/mnt
- Klien susah tidur - GCS: 15
- k/u lemah - Klien tampak memukul
TTV: kepala
- TD: 170/120 mmHg - k/u lemah
- T: 36,6°c A : Masalah nyeri sebagaian
- N: 84x/mnt berkurang (2-1)
- R: 20x/mnt P : Intervensi dihentikan

14 Mei 2019 subjek 2 Pukul 14:00 Pukul 12:00


Nyeri akut b.d agen Melakukan tindakan slow back S:
pencedera fisiologis massage - Klien mengatakan mau
DS : Klien mengatakan Respon : klien mengatakan di beri trapi non
nyeri pada bagian berkurang farmakologis ( slow
kepala Pukul 14:10 stroke back massage )
P: hipertensi Meminimalkan gangguan, dan P: hipertensi
Q: seperti ditusuk-tusuk rangsangan Q: seperti ditusuk-tusuk
R: di daerah kepala Respon : klien mengatakan merasa R: di daerah kepala
S: skala nyeri 5 terganggu jika mendengar suara S: skala nyeri 3
T: tidak menentu bising T: tidak menentu
Pukul 14:30 O:
DO: Membatasi aktivitas - TD: 170/100mmHg
- Klien tampak Respon : tampak keluarga klien - Nadi: 84x/mnt
memukul kepala nya selalu membantu klien dalam - Suhu: 36,1°c
- Klien tampak pemenuhan kebutuhan sehari-hari - RR: 22x/mnt
meringis klien - GCS: 15
- Klien susah tidur - Klien tampak memukul
- k/u lemah kepala
TTV: - k/u lemah
- TD: 170/130 mmHg A : Masalah nyeri sebagaian
- T: 36,6°c berkurang (5-3)
- N: 78x/mnt P : Intervensi dilanjutkan
- R: 20x/mnt 1,2,3,4,5,6

15 Mei 2019 subjek 2 Pukul 09:00 Pukul 12:00


Nyeri akut b.d agen Melakukan tindakan slow back S:
pencedera fisiologis massage - Klien mengatakan mau
DS : Klien mengatakan Respon : klien mengatakan di beri trapi non
nyeri pada bagian berkurang farmakologis ( slow
70

kepala Pukul 09:10 stroke back massage )


P: hipertensi Meminimalkan gangguan, dan P: hipertensi
Q: seperti ditusuk-tusuk rangsangan Q: seperti ditusuk-tusuk
R: di daerah kepala Respon : klien mengatakan merasa R: di daerah kepala
S: skala nyeri 3 terganggu jika mendengar suara S: skala nyeri 2
T: tidak menentu bising T: tidak menentu
Pukul 09:30 O:
DO: Membatasi aktivitas - TD: 170/110mmHg
- Klien tampak Respon : tampak keluarga klien - Nadi: 84x/mnt
memukul kepala nya selalu membantu klien dalam - Suhu: 36,1°c
- Klien tampak pemenuhan kebutuhan sehari-hari - RR: 22x/mnt
meringis klien - GCS: 15
- Klien susah tidur - Klien tampak memukul
- k/u lemah kepala
TTV: - k/u lemah
- TD: 170/130 mmHg A : Masalah nyeri sebagaian
- T: 36,6°c berkurang (3-2)
- N: 78x/mnt P : Intervensi dilanjutkan
- R: 20x/mnt 1,2,3,4,5

16 Mei 2019 subjek 2 Pukul 11:00 Pukul 12:00


Nyeri akut b.d agen Melakukan tindakan slow back S:
pencedera fisiologis massage - Klien mengatakan mau
DS : Klien mengatakan Respon : klien mengatakan di beri trapi non
nyeri pada bagian berkurang farmakologis ( slow
kepala Pukul 11:10 stroke back massage )
P: hipertensi Meminimalkan gangguan, dan P: hipertensi
Q: seperti ditusuk-tusuk rangsangan Q: seperti ditusuk-tusuk
R: di daerah kepala Respon : klien mengatakan merasa R: di daerah kepala
S: skala nyeri 2 terganggu jika mendengar suara S: skala nyeri 1
T: tidak menentu bising T: tidak menentu
Pukul 11:30 O:
DO: Membatasi aktivitas - TD: 170/100mmHg
- Klien tampak Respon : tampak keluarga klien - Nadi: 84x/mnt
memukul kepala nya selalu membantu klien dalam - Suhu: 36,1°c
- Klien tampak pemenuhan kebutuhan sehari-hari - RR: 22x/mnt
meringis klien - GCS: 15
- Klien susah tidur - Klien tampak memukul
- k/u lemah kepala
TTV: - k/u lemah
- TD: 170/130 mmHg A : Masalah nyeri sebagaian
- T: 36,6°c berkurang (2-1)
- N: 78x/mnt P : Intervensi dihentikan
- R: 20x/mnt
71

4.1.4 Hasil evaluasi subyek sesudah dilakukan intervensi keperawatan

dengan trapi slow stroke back massage

Berdasarkan hasil studi kasus, dapat diketahui bahwa sesudah

dilakukan intervensi keperawatan dengan pemberian trapi slow stroke back

massage , maka terjadi penurunan skala nyeri yang dialami oleh kedua

subyek, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut :

Subyek I

TABEL 4.7
EVALUASI PENURUNAN SKALA NYERI PADA Tn.S
SETELAH DILAKUKAN INTERVENSI KEPERAWATAN
DENGAN TERAPI SLOW STROKE BACK MASSAGE
Trapi slow
Hari/ Stroke non Stroke non
No stroke back
Tanggal hemoragik hemoragik
massage Inter pretasi
Skala Skala
Nyeri Nyeri
1 11 Mei 2019 Trapi slow Terjadi
5 stroke back 4 penurunan
massage skala nyeri
2 12 Mei 2019 Trapi slow Terjadi
4 stroke back 2 penurunan
massage skala nyeri
3 13 Mei 2019 Trapi slow Terjadi
2 stroke back 1 penurunan
massage skala nyeri

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa terjadi penurunan skala nyeri

setelah dilakukan intervensi keperawatan dengan terapi slow stroke back

massage selama tiga hari berturut- turut. Pada hari pertama skala nyeri

pada subjek I adalah 5, setelah dilakukan terapi slow stroke back massage

nyeri turun menjadi 4. Pada hari kedua skala nyeri juga kembali turun dari

skala 4 turun menjadi 2. Dan pada hari ketiga setelah dilakukan intervensi
72

keperawatan dengan terapi slow stroke back massage maka skala nyeri

pada subjek kembali turun dari 2 turun menjadi 1.

Subyek II

TABEL 4.8
EVALUASI PENURUNAN SKALA NYERI PADA Tn. A
SETELAH DILAKUKAN INTERVENSI KEPERAWATAN
DENGAN SLOW STROKE BACK MASSAGE
SEBELUM Trapi slow SETELAH
Hari/
No DILAKUKAN stroke back DILAKUKAN
Tanggal TERAPI TERAPI
massage Inter pretasi
Skala
Skala Nyeri
Nyeri
1 23 Mei 2018 Trapi slow Terjadi
5 stroke back 3 penurunan
massage skala nyeri
2 24 Mei 2018 Trapi slow Terjadi
3 stroke back 2 penurunan
massage skala nyeri
3 25 Mei 2018 Trapi slow Terjadi
2 stroke back 1 penurunan
massage skala nyeri

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa terjadi penurunan skala nyeri

setelah dilakukan intervensi keperawatan dengan terapi slow stroke back

massage selama tiga hari berturut-turut. Pada hari pertama skala nyeri

pada subjek II adalah 5, Setelah dilakukan terapi slow stroke back massage

maka skala nyeri turun menjadi 3. Pada hari kedua skala nyeri juga

kembali turun dari3 menjadi 2 setelah dilakukan terapi slow stroke back

massage. Dan pada hari ketiga setelah dilakukan intervensi keperawatan

dengan terapi slow stroke back massage maka skala nyeri pada subjek

kembali turun dari 2 turun menjadi 1 dan subjek sudah bisa duduk dan

berencana ingin pulang.


73

SEBELUM DIBERI TERAPI SESUDAH DIBERI TERAPI

Subjek I Subjek II Subjek I Subjek II

5 5 4 3

4 3 2 2

1 1 1 1

4.2 Pembahasan

Pada pembahasan akan membahas tentang asuhan keperawatan Tn. S

dan Tn. M dengan nyeri kepala pada pasien stroke di RSUD Siti Aisyah

pembahasan pada bab ini terutama membahas adanya kesesuaian maupun

kesenjangan antara teori dengan kasus. Asuhan keperawatan

memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia melalui tahap,

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,implementasi,dan evaluasi.

4.2.1 Pengkajian

Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang

bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional pada saat

ini dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respon klien saat

ini dan waktu sebelumnya (Perry & Potter, 2006). Dari pengkajian subjek

I tanggal 11 mei 2019, dan pada subjek II pada tanggal 15 mei 2018

didapatkan data keluhan utama pada Tn.S dan Tn.M gejala yang

dirasakan adalah nyeri dibagian kepala. Berdasarkan kasus Tn. S dan

Tn.M dengan teori terdapat kesamaan. Nyeri pada Tn.S dan Tn.M

Pengkajian kognitif perseptual, pasien mengatakan nyeri pada bagian

kepala. Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk tusuk, nyeri dibagian


74

perut kepala, skala nyeri 5, dan nyeri dirasakan sewaktu-waktu. Pasien

juga tampak terlihat meringis saat nyeri terasa. Dalam teori untuk

pengkajian nyeri ini menggunakan metode PQRST, meliputi provoking

incident atau faktor penyebab, quality atau kualitas nyeri, region atau

lokasi nyeri, scale atau skala nyeri, time atau waktu (Muttaqin, 2009).

Hasil pengkajian nyeri, penulis sudah melakukan sesuai dengan teori.

Tanda dan gejala nyeri atau perasaan tidak enak dibagian kepala, gejala

ini umumnya berlangsung lebih dari 1 atau 2 jam. Dalam beberapa jam

nyeri bergeser ke bawah bagian tengkuk, kemudian dapat timbul spasme

otot dan nyeri lepas. Pada pengkajian nyeri Provoking: pasien

mengatakan nyeri bertambah ketika malam, Quality: nyeri seperti

ditusuk-tusuk, Region: lokasi nyeri dibagian kepala. Severity: skala nyeri

pada subjek I: 5 dan pada subjek II: 5,Time: Nyeri bisa muncul sewaktu-

waktu, bertambah ketika beraktivitas, dan ketika malam hari.

Berdasarkan data yang didapatkan penulis sesuai dengan teori yang

menyebutkan pengkajian nyeri yang aktual dan tepat dibutuhkan untuk

menetapkan dasar, menegakkan diagnosis keperawatan yang tepat,

menyeleksi terapi keperawatan yang cocok dan mengevaluasi respon

(Potter & Perry, 2006). Pengkajian karakteristik nyeri meliputi PQRST:

Provoking: pasien mengatakan nyeri bertambah ketika malam, Quality:

nyeri seperti ditusuk-tusuk, Region: lokasi nyeri dibagian kepala.

Severity: skala nyeri pada subjek I: 5 dan pada subjek II: 5,Time: Nyeri

bisa muncul sewaktu-waktu, bertambah ketika beraktivitas, dan ketika

malam hari.Batasan karakteristik nyeri subjektif mengungkapkkan secara


75

verbal atau melaporkan dengan isyara, obyektif atau gerakan

menghindari nyeri, posisi menghindari nyeri, perubahan autonomik dari

tonus otot (dapat dalam rentang tidak berenergi sampai kaku). Respon-

respon autonomik (misalnya diaforasis, tekanan darah, pernafasan atau

perubahan nadi), perubahan nafsu makan, perilaku ekspresif (misalnya:

kegelisahan, merintih menangis, kewaspadaan berlebih, peka terhadap

rangsangan, dan menarik nafas panjang), gangguan tidur (mata sayu,

gerakan tidak teratur atau tidak menentu dan menyeringai) (Wilkinison,

2011). Data menurut teori yang ada didalam kasus diatas, dengan adanya

gerakan tubuh yang khas dan ekspresi wajah yang mengidentifikasikan

nyeri meliputi menggertakkan gigi, memegang pada bagian yang terasa

nyeri, postur tubuh membengkok dan ekspresi wajah yang menyeringai

(Perry & Potter, 2006).

Pengukuran intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri

angka dilakukan dengan meminta penderita untuk memilih salah satu

bilangan dari (0-10) yang menurutnya paling menggambarkan

pengalaman nyeri yang ia rasakan. Skala nyeri angka dapat dituliskan

sebagai berikut: 0: tidak nyeri, 1-3: nyeri ringan, 4-6: nyeri sedang,7-9:

sangat nyeri tetapi dapat dikendalikan dengan aktivitas yang biasa

dilakukan, 10: sangat nyeri dan tidak bisa dikendalikan (Saputra, 2013).

Pada proses pemeriksaan fisik secara teori dikatakan bahwa pada

pemeriksaan fungsi motorik dengan pasien stroke non hemorragik di

temukan susah menggerakkan anggota tubuh sebelah kanan. Sedangkan

berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang didapat pada kedua subjek di


76

temukan adanya kelemahan otot sebelah kanan baik kepada subjek I

maupun kepada subjek II.

Pada proses pengkajian pemeriksaan diagnostik penulis juga

mendapat hambatan karena di dalam teori pemeriksaan diagnostik pada

kasus stroke non hemorragik yaitu untuk ke akuratan dalam penegakan

diagnosa penyakit, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan

laboratorium diantaranya pemeriksaan darah lengkap, dan gula darah

sewaktu. Sedangkan data yang penulis dapatkan di catatan medik klien

baik pada subjek I maupun pada subjek II tidak ada hasil pemeriksaan

laboratorium pemeriksaan gula darah sewaktu. Ini menandakan adanya

kesenjangan antara teori dengan kenyataan dilapangan menurut Andessa,

(2010) pemeriksaan penunjang pada stroke non hemorragik sangat

menentukan untuk menegakkan diagnosa medis yang tepat dan akurat.

Dalam proses penatalaksanaan dan terapi penulis mengunakan

terapi slow stroke back massage pada subjek I dan II dan mengikuti order

dokter pada subjek I terapi yang diberikan yaitu IVFD RL gtt xx/m, injeksi

citicolin 2x1 gr, injeksi ranitidin 2x1 amp,injeksi amlodipin 1x5 mg, inj

ceftriaxone 1x1,Paracetamol 500 mg jika pasien panas. Pada subjek II

terapi yang diberikan yaitu IVFD RL gtt xx/m, injeksi ceftriaxone 2x1 gr,

injeksi lapibal 2x1 amp, Paracetamol 500 mg.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Terdapat 6 diagnosa keperawatan pada pasien dengan stroke non

hemoragik menurut SDKI, (2016) adalah sebagai berikut:


77

1. Gangguan mobilitas fisik b.d keterlibatan neurovaskuler,

kelemahan dan flaksid/paralisis hipotonik (awal), kerusakan

konseptual/kognitif

2. Gangguan komunikasi verbal b.d kerusakan sirkulasi serebral,

kerusakan neuromuskular, kehilangan tonus otot/kontrol otot fasia,

kelemahan/kelelahan umum

3. Nyeri akut b.d agen pencederan fisiologis

4. Deficit perawatan diri b.d perubahan biofisik, psikososial,

perseptual kognitif, kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan

dan ketahanan

5. Gangguan harga diri b.d perubahan biofisik, psikososial, perseptual

kognitif

6. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas

fisik.

Pada kenyataan nya pada subjek I dan II hanya didapatkan 3 diagnosa

yaitu:

1. Nyeri akut b.d agen pencederan fisiologis

2. Gangguan mobilitas fisik b.d keterlibatan neurovaskuler,

kelemahan dan flaksid/paralisis hipotonik (awal), kerusakan

konseptual/kognitif

3. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas

fisik.
78

Tidak didapatkan diagnosa Gangguan harga diri b.d perubahan

biofisik, psikososial, perseptual kognitif karena tidak terdapat keluhan

yang mucul. Terdapat kesenjangan antara teori doenges (2000) dengan

yang didapatkan dilapangan pada saat pengkajian. Pada karya tulis ini

fokus diagnosa keperawatannya yaitu nyeri berhubungan dengan agen

pencederan fisik.

4.2.3 Intervensi Keperawatan

Setelah menemukan diagnosa keperawatan, Menurut standar

intervensi keperawatan Indonesia (SIKI, 2018). Salah satu intervensi

utama adalah menejemen nyeri. Dalam intervensi manajemen nyeri

terdapat terapi non farmakologis. Dalam hal ini peneliti menyusun

perencaan terapi non farmakologis berupa terapi slow stroke back

massage. Yang akan diimplementasikan pada kedua subjek adalah

dengaan masalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencederaan

fisiologis. maka selanjutnya adalah menyusun rencana tindakan

keperawatan untuk menanggulangi masalah-masalah keperawatan yang

dihadapi oleh kedua subjek Perencanaan keperawatan disusun

berdasarkan teori yang disesuaikan dengan keadaan atau situasi dan

kondisi pasien, agar rencana tindakan keperawatan yang telah disusun

dapat dilaksanakan dengan baik serta dapat memperoleh hasil maksimal

yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan kriteria hasil yang

ditentukan. Jadi tidak ada kesenjangan antara intervensi teori dengan

intervensi yang diberikan pada kedua subjek baik kepada subjek I

maupun kepada subjek II.


79

Slow stroke back massage (SSBM) adalah stimulus ketaneus yang

dilakukan dengan beberapa pendekatan salah atu metode dilakukan adalah

dengan mengusap kulit klien secara perlahan dan berirama dengan tangan

dengan kecepatan 60 kali usapan per menit dengan waktu selama 3 menit

(Potter & Perry, 2005).

4.2.4 Implementasi

Setelah membahas perencanaan Menurut standar keperawatan

intervensi keperawatan Indonesia (SIKI, 2018). Peneliti tidak

melaksanakan semua rencana keperawatan karena keterbatasan waktu

penelitian hal ini sesuai dengan teori motoadmojo tahun 2012 bahwa

peneliti boleh membatasi waktu penelitian Fase implementasi yang

dilakukan sesuai dengan tindakan sebanyak 70% yang sudah

direncanakan, dilakukan dengan cara yang tepat, aman serta sesuai

dengan kondisi klien.

Pada subjek I proses implementasi yang penulis lakukan dengan

diagnosa nyeri berhubungan dengan agen pencidra fisik. Pelaksanaan

asuhan keperawatan ini dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan situasi

serta menggunakan sarana yang tersedia diruangan, penulis mengikuti

perkembangan pasien dengan melihat dari keadaan umum klien. Semua

intervensi dapat dilakukan peneliti terhadap subjek 1 dan 2 dikarenakan

kerja sma yang baik antar keluarga, peneliti dan perawat ruang untuk

memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan yang optimal dan sesui

prosedur.

Sebelum dan sesudah dilakukan terapi SSBM dilakukan


80

pengukuran tekanan darah dan skala nyeri terlebih dahulu sehinga

diketahui hasil yang didapatkan ( Akbar 2013 ). Dapat disimpulkan bahwa

SSBM dapat menurunkan nyeri kepala pada pasien stroke. Dikarenakan

dapat membantu peregangan dan pelebaran pembuluh darah sehingga

aliran darah menjadi lancar.

4.2.5 Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana

tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan

dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga dan

tenaga kesehatan lainnya (Setiadi, 2012).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ardi,

Dyah Ekohwatiningsi dengan judul efektivitas slow stroke back massage

dalam meningkatkan relaksasi pasien stroke di rumah sakit daerah kota

makassar’ diperoleh hasil bahwa SSBM bisa meningkatkan relaksasi

pasien stroke. SSBM yang dilakukan selama 5 menit/10 menit. Tekanan

darah yang turun akan melebarkan pembuluh darah sehingga aliran

oksigen dan nutrisi tidak terhambat dan pembuluh saraf juga ikut melebar

yang kemudian bisa menurunkan nyeri menurut ( Silvia Andersoen

Prince 2012 ).

Penurunan sekala nyeri pada sebjek 2 lebih banyak dari pada

subjek 1 dikarnakan faktor- faktor yang mempengaruhi sekala nyeri (ardi

dan Diah, 2016 ) yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan, status

pekerjaan,dan status pernikahan. Jika di lihat dari pengobatan yang

diterima oleh kedua subjek sama-sama diberi Herbeser 1 amp gtt 8


81

(mikro), citicolin 2x 500 mg, mecobalamin 2x1 amp. Kedua sebjek

memiliki jenis kelamin yang sama yaitu laki-laki dan meliliki perkerjaan

yang sama yaitu buruh tani. Namun subjek 1 tidak mempunyai pasangan

hidup dan subjek 2 mempunyai pasangan hidup. Status pernikahan inilah

yang menjadi penyebab perbedaan penurunan sekala nyeri, karena subjek

2 mempunyai pasangan hidup yang dimana menjadi tempat untuk

bercerita tentang penyakit dan nyeri yang diderita dan ini berbanding

terbalik terhadap subjek 1.

Setelah melakukan implementasi keperawatan selama tiga hari,

penulis dapat menyatakan bahwa masalah keperawatan dapat teratasi

Evaluasi akhir yang didapat adalah sebagai berikut :

Pada subjek I diketahui bahwa paien mengalami nyeri di bagian

kepala setelah dilakukan intervensi keperawatan dengan terapi slow

stroke back massage tiga hari berturut-turut. Pada hari pertama skor skala

nyeri pada subjek I adalah 5 yaitu berisiko terjadinya nyeri kepala

sedang, setelah dilakukan terapi slow stroke back massage skala turun

menjadi 4. Pada hari kedua setelah dilakukan intervensi keperawatan

dengan terapi slow stroke back massage skala turun menjadi 2. Dan

pada hari ketiga setelah dilakukan intervensi keperawatan dengan setelah

dilakukan terapi slow stroke back massage skala turun menjadi 1.

Pada subjek II diketahui bahwa paien mengalami nyeri di bagian

kepala setelah dilakukan intervensi keperawatan dengan terapi slow stroke

back massage tiga hari berturut-turut. Pada hari pertama skor skala nyeri

pada subjek II adalah 5 yaitu berisiko terjadinya nyeri kepala sedang,


82

setelah dilakukan terapi slow stroke back massage skala turun menjadi 4.

Pada hari kedua setelah dilakukan intervensi keperawatan dengan terapi

slow stroke back massage skala turun menjadi 2. Dan pada hari ketiga

setelah dilakukan intervensi keperawatan dengan setelah dilakukan terapi

slow stroke back massage skala turun menjadi 1.

Hasil penelitian dapat berubah dan dilihat dari jenis klamin, usia,

pekerjaan, stastus pernikahan, dan tingkat pendidikan.( Muhamad Ardi,

Dyah Ekowatiningsi 2014 ).

4.3 Keterbatasan Studi Kasus

Dalam studi kasus ini penulis menemui hambatan sehingga menjadi

keterbatasan dalam penyusunan studi kasus ini. Keterbatasan dalam studi

kasus ini yaitu :

1. Populasi penelitian ini merupakan pasien dirumah sakit di Kota

Lubuklinggau

2. Keterbatasan waktu penulis dalam melakukan pengkajian terhadap

kedua subjek karena penulis melakukan pengkajian pada saat penulis

melakukan praktek dirumah sakit

3. Penelitian ini hanya mengambil sampel sebanyak 2 orang.


83

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Setelah Penulis melakukan studi kasus pada dua orang subjek yaitu

subjek I dan subjek II dengan penerapan terapi slow stroke back massage

untuk menurunkan skala nyeri pada pasien stroke, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan yaitu :

1.1.1 Tahap Pengkajian

Dari hasil pengkajian penulis diketahui kedua subjek I dan subjek II

sama - sama mengalami nyeri di bagian kepala, klien mengatakan belum

bisa melakukan apa-apa karena tubuh terasa lemah dan kepala nyeri, dan

aktivitas klien dibantu keluarga dan perawat.

1.1.2 Tahap Diagnosa Keperawatan

Rumusan diagnosa keperawatan pada kedua subjek adalah sama yaitu

Nyeri akut berhubungan dengan agen pencederan fisik, Gangguan

mobilitas fisik b.d keterlibatan neurovaskuler, kelemahan dan

flaksid/paralisis hipotonik (awal) , kerusakan integritas kulit berhubungan

dengan penurunan mobilitas, resiko infeksi berhubungan dengan efek

prosedur invasif.

83
84

1.1.3 Tahap Perencanaan Keperawatan

Perencanaan yang dibuat penulis untuk menyelesaikan masalah pada

kedua subjek dapat dilaksanakan dengan baik karena sesuai dengan

kebutuhan kedua subjek.

5.1.4 Tahap Implementasi Keperawatan

Dalam melakukan tindakan keperawatan, penulis berusaha

melakukanya sesuai dengan rencana keperawatan baik secara mandiri

maupun kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Dan kedua subjek

mendapatkan implementasi yang sama.

5.1.5 Tahap Evaluasi

Evaluasi keperawatan dilakukan selama 3 hari berturut-turut dengan

hasil, tidak ada kesenjangan antara teori dan pada kasus ke dua subjek, dan

adanya penurunan skala nyeri pada pasien stroke non hemoragik.

5.2 Saran

Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, diharapkan saran ini

bisa diterima dan dipertimbangkan sebaik-baiknya untuk peningkatan kualitas

asuhan keperawatan pada tahap selanjutnya.


85

5.2.1 Bagi Instansi Rsud Siti Aisyah

Diharapkan dapat meningkat kualitas asuhan keperawatan yang

berfokus pada pasien dengan terus mengotimalkan SOP (Standar

Operational Prosedure) dalam setiap melakukan tindakkan keperawatan.

1.2.2 Bagi Institusi Pendidikan.

Diharapkan hasil studi kasus ini bisa untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dan referensi tambahan bagi mahasiswa dalam

melaksanakan praktek tentang pemberian terapi slow stroke back

massage dilaboratorium dengan sesuai SOP (Standart Operational

Prosedure).

1.2.3 Bagi Pengembangan dan Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar

pengembangan model – model intervensi keperawatan lainnya dalam

menangani dan menurunkan skala nyeri pada pasien dengan stroke non

hemoragik.
86

DAFTAR PUSTAKA

Batticaca, F.B. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Persyarafan. Jakarta: Selemba Medika

Depkes RI. 2010. Infodatin-jantung . www.depkes .go.id. diakses tanggal 27


januari 2019

DiGiulio, Mary. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Demystified. Jakarta ; Andi


Elizabeth, j corwin .2002. Auhan Keperawatan pada klien dengan Gangguan
sistem persarafan. Jakrta: selemba medika

Ellis CS, & Hom S, 2000, Change in identity and self-concept; a new theoretical
approach to recovery following stroke, clinical Rehabilitation, Vol. 14, pp.
279-287

Fure B, et al., 2006 Emosional Symptoms in acute ischemic stroke, int J Geriart
psychiatry, Vol. 21, pp. 382-387

Guur B, 2009, Staff per ceptions of psychological care on a stroke rehabilitation


unit, British Journal of Nursing , Vol 18, No 1, pp. 52-56

HIdayat, uliyah. 2014 . Buku Saku Praktikum keperawatan Dasar Manusia.


EGC: Jakarta

Hakim et, aal. 2014. Panduan Praktis pencegahan dan pengobatan Stroke. Pt
bhuana ilmu populers. Jakarta

Kemenkes RI, 2013, Riset kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan penelitian dan
pengembangan kesehatan Kemenkes RI

Lestari. Santi. 2016. Pedoman Diagnosis Keperawatan . Jakarta : Selemba


Medika

Mintmier R.D & Biby L.Sharon . 2013. Keperawatan Gawat Darurat dan
Bencana Shessy. Singapur : ELSEVIER

Mok E, & Wo CP, 2004, The effects of slow- stroke back maasage on anxiety and
soulder pain in elderly stroke patients, complementary Therapies in Nursing &
midwifery, Vol. 10, pp. 209-216

Muhamad Ardi, Dyah Elowatiningsi 2015. Efektivitas Slow Stroke Back Massage
Dalam Menurunkan nyeri Pasien Stroke Di Rumah Sakit umum Daerah Kota
Makasar Jurusan Keperawatan poltekkes Makasar

Prince,S.,& Wilson, L., (2006). Patopisiologis konsep klinis proses- proses


penyakit. Edisi ke 6 Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC
87

Potter & Perry 2010. Buku ajar. Funda mental, konsep, proses,dan perakti vol 2,
edisi 4. Jakarta: EGC

Potter & Perry 2005 . Buku ajar , funda mental, konsep, prose, dan praktik,vol 1,
edisi 4, Jakarta: EGC

RSUD Siti Aisyah.2018. Rekam Medis

Reif MH, et al., 2000, High blood pressure and asociated symptoms were reduced
by massage therapy, Journal of body work and movement therapies, Vol 4, No
1, pp 31-38

Riyadi suryono, 2013. Serangan jantung dan stroke hubunganya dengan lemak
dan kolestrol. Gramedia Pustaka Utama . Jakarta

Rendi M.C & Margaret T.H. 2012. Asuhan Keperawatan Medical Bedah dan
Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.

Sunaryo. 2016. Asuhan keperawatan KMB 1st. Yogyakarta.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Dewan pengurus pusat persatuan perawat
Nasional Indonesia:Jakarta

Wati & dewi, 2013. Panduan Sekala ukur nyeri. Jakarta: EGC

Wijaya, A.S & dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2: Keperwatan
Dewasa 2nd ed. Yogyakarta : Nuha Medika

Wrold Health Organization . 2006. WHO STEP Wise Aproanch to Stroke


Surveillance. Available at http;//www.who.int/. Diakses 27 Januari 2019

Wiyoto, 2012. Buku saku diagnosis keperawatan. Jakarta: EGC


88
89
90
91
92
93
94
95

SOP SLOW STROKE BACK MASSAGE

Massage merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua


dan paling bermanfaat dalam perawatan fisik (badan) massage
mengarahkan penerapan manipulasi (penanganan). Perawatan
dari bagian luar tubuh yang dilakukan dengan perantara tangan
atau dengan bantuan alat-alat litrik. Bagian tubuh yang dapat di
massage terutama pada bagian kulit kepala, wajah, leher, bahu,
Pengertian punggung, dada, tangan dan lengan. Slow stroke back massage
(SSBM) adalah stimulus ketaneus yang dilakukan dengan
beberapa pendekatan salah atu metode dilakukan adalah dengan
mengusap kulit klie secara perlahan dan berirama dengan tangan
dengan kecepatan 60 kali usapan per menit dengan waktu
selama 3 menit.
Untuk memberikan sensasi hangat dengan mengakibatkan
dilatasi pada pembuluh darah lokal. Vasodilatasi pembuluh
Tujuan darah akan meningkatkan peredaran darah pada area yang
diusap sehingga aktivitas sel meningkat dan akan mengurangi
rasa sakit serta menunjang proses penyembuhan luka. Sensasi
hangat juga dapat meningkatkan rasa nyaman.

1.Menurukan itensitas nyeri.


Indikasi 2.Meningkatkan Relaksasi
3.Menurunkan kecemasan.
4.Meningkatkan kualitas tidur.
5.Dapat menurunkan tekanan darah, dan ferkuensi jantung, suhu
tubuh

1.Selimut
Peralatan 2.Minyak urut
3.Handuk kecil

g. Pasien di atur pada posisi yang nyaman seperti posisi duduk,


membungkuk dan mengguanakan bantal, tidur dengan posisi
Prosedur miring atau prone
tindakan
h. Letakkan kedua tangan di atas bahu, tempatkan ibu jari di
96

bawah dasar tengkorak, buat gerakan sirkuler dibagian leher


i. Tempatkan satu tangan di dasr tengkorak, tekan lembut ke
bawah pada tulang belakang mencapai pinggang diikuti oleh
tangan yang kedua dan yangan pertama kembali ke dasar
tengkorak
j. Temptakan tangan di sisi leher di bawah telinga, tekan
lembut ke bawah dan ibu jari melewati bahu
k. Tempatkan kedua ibu jari di sisi tulang belakang di mulai
dari bahu dan gerakan ibu jari ke bawah sampai pinggang.
Ulangi beberapa kali
l. Terakhir letakkan telapak tangan disisi leher tekan lembut ke
bawah ke arah bahu kemudian bagian belakang dekat tulang
belakang, lakukan beberapa kali
97

LEMBAR CEKLIST
PENERAPAN SLOW STROKE BACK MASSAGE
UNTUK MENURUNKAN NYERI KEPALA
PADA PASIEN STROKE DI RSUD SITI AISYAH
KOTA LUBUKLINGGAU

INISIAL PASIEN : Tn. M

RUANGAN : Al -Amin

DIAGNOSA : Stroke Non Hemoragik

HARI/ KONDISI PASIEN


N TANG JAM NYERI JAM NYERI HA
O GAL (WIB) SEBELUM (WIB) SETELAH
DILAKUKA DILAKUKA SIL
N TERAPI N TERAPI
98

LEMBAR CEKLIST
PENERAPAN SLOW STROKE BACK MASSAGE
UNTUK MENURUNKAN NYERI KEPALA
PADA PASIEN STROKE DI RSUD SITI AISYAH
KOTA LUBUKLINGGAU

INISIAL PASIEN : Tn. S

RUANGAN : Al -Amin

DIAGNOSA :Stroke Non Hemoragik

HARI/ KONDISI PASIEN


NO TANG JAM NYERI JAM NYERI HA
GAL (WIB) SEBELUM (WIB) SETELAH
DILAKUKA DILAKUKA SIL
N TERAPI N TERAPI
99
100
101

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGAU

FORMAT PENGKAJIAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

I. BIODATA
a) IDENTITAS PASIEN
Nama : ..................................................................

Jenis kelamin :..................................................................

Umur :..................................................................

Status perkawinan :..................................................................

Agama :..................................................................

Pendidikan :..................................................................

Pekerjaan :..................................................................

Alamat :..................................................................

Tanggal masuk RS :..................................................................

No. Register : ..................................................................

Ruangan / Kamar : ..................................................................

Golongan Darah : ..................................................................

Tanggal Pengkajian :..................................................................

Tanggal Operasi :..................................................................

Diagnosa Medis :..................................................................

b) PENANGGUNG JAWAB
Nama :..................................................................

Hubungan dengan Pasien :..................................................................


102

Pekerjaan :..................................................................

Alamat :..................................................................

II. KELUHAN UTAMA


…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
………………….............

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


a) Provocative/Palliative
1. Apa penyebabnya
…………………………………………………………………………………......................................
.............

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan


………………………………………………………………………………….…………………………………
…………...

b) Quantity/Quality
1. Bagaimana dirasakannya
………………………………………………………………………………………………………………………
……………

2. Bagaimana dilihat
………………………………………………………………………………………………………………………
……………

c) Region
1. Dimana lokasinya
………………………………………………………………………………………………………………………
……………

2. Apakah menyebar
………………………………………………………………………………………………………………………
……………

d) Severity (Mengganggu aktivitas)


……………………………………………………………………………………………………………………………
……………

e) Time (Kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)


……………………………………………………………………………………………………………………………
………………
103

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


a) Penyakit yang pernah dialami
………………………………………………………………………………….…………………………………………
………………

b) Pengobatan/tindakan yang dilakukan


……………………………………………………………………………………………………………………………
………………

c) Pernah dirawat / dioperasi


……………………………………………………………………………………………………………………………
………………

d) Lamanya dirawat
……………………………………………………………………………………………………………………………
………………

e) Alergi
……………………………………………………………………………………………………………………………
………………

f) Imunisasi
……………………………………………………………………………………………………………………………
………………

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


a) Orang tua
………………………………………………………………………………….…………………………………………
...............

b) Saudara Kandung
……………………………………………………………………………………………………………………………
………………

c) Penyakit keturunan yang ada


……………………………………………………………………………………………………………………………
………………

d) Anggota keluarga yang meninggal


……………………………………………………………………………………………………………………………
………………

e) Penyebab meninggal
……………………………………………………………………………………………………………………………
………………
104

f) Genogram

Keterangan

Laki-laki

Perempua
n

Klien

VI. RIWAYAT/KEADAAN PSIKOSOSIAL


a) Bahasa yang digunakan
Meninggal
………………………………………………………………………………….………...................................
...............

b) Persepsi pasien tentang penyakitnya


……………………………………………………………………………………………..................................
Serumah
..............

c) Konsep diri
1.Body Image :
.....................................................................................................
// Cerai
2. Ideal diri :
.....................................................................................................

3. Harga diri :
.....................................................................................................

4. Peran diri :
.....................................................................................................

5. Personal Identity :
.....................................................................................................
105

d) Keadaan Emosi
……………………………………………………………………………………………………………………………
………………

e) Perhatian terhadap orang lain / lawan bicara


……………………………………………………………………………………………………………………………
………………

f) Hubungan dengan keluarga


……………………………………………………………………………………………………………………………
………………

g) Hubungan dengan saudara


……………………………………………………………………………………………………………………………
………………

h) Hubungan dengan orang lain


……………………………………………………………………………………………………………………………
………………

i) Kegemaran
……………………………………………………………………………………………………………………………
………………

j) Daya adaptasi
……………………………………………………………………………………………………………………………
………………

k) Mekanisme pertahanan diri


……………………………………………………………………………………………………………………………
………………

VII. PEMERIKSAAN FISIK


a) Keadaan Umum
……………………………………………………………………………………………

b) Tanda-tanda Vital :
Suhu Tubuh : ……………………. Nadi : …................./ Menit

TD : ......................mmHg RR : …................./
Menit

TB : .......................Cm BB : …….............Kg

c) Pemeriksaan kepala dan leher


1. Kepala dan Rambut
Kepala
106

a. Bentuk : ...............................................
b. Ubun-ubun : ...............................................
c. Kulit kepala : ...............................................
Rambut

a. Penyebaran dan keadaan rambut :


........................................................................
b. Bau :
.....................................................................................................
c. Warna kulit :
.....................................................................................................
Wajah

a. Warna kulit :
.....................................................................................................

b. Struktur wajah :
.....................................................................................................

2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan :
..............................................................................................................

b. Palpebra :
................................................................................................................
c. Konjungtiva dan skelera
................................................................................................................

d. Pupil
...............................................................................................................

e. Cornea dan Iris


..................................................................................................................

f. Visus
...................................................................................................................

g. Tekanan bola mata


...................................................................................................................

3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi
................................................................................................................

b. Lubang hidung
................................................................................................................

c. Cuping hidung
..................................................................................................................
107

4. Telinga
a. Bentuk telinga :
.........................................................................................
b. Ukuran telinga :
.........................................................................................
c. Lubang telinga :
.........................................................................................
d. Ketajaman pendengaran :
.................................................................................................

5. Mulut dan Faring : ....................................................................


a. Keadaan bibir :
.........................................................................................
b. Keadaan gusi dan gigi :
.........................................................................................
c. Keadaan lidah :
.........................................................................................
d. Orofaring :
.........................................................................................

6. Leher
a. Posisi trakea :
.........................................................................................
b. Thyroid :
........................................................................................
c. Suara :
.........................................................................................
d. Kelenjar limfe :
.........................................................................................
e. Vena jugularis :
.........................................................................................
f. Denyut nadi karotis :
.........................................................................................

d) Pemeriksaan Integumen
1. Kebersihan :
..........................................................................................
2. Kehangatan : .........................................................................................
3. Warna : .........................................................................................
4. Turgor :
...........................................................................................
5. Kelembaban :
...........................................................................................
6. Kelainan pada kulit:
...........................................................................................
108

e) Pemeriksaan payu dara dan ketiak


1. Ukuran dan bentuk payudara :
....................................................................................
2. Warna payu dara dan areola :
....................................................................................
3. Kelainan payudara & puting :
.....................................................................................
4. Aksila dan clavikula :
.......................................................................................

f) Pemeriksaan Thoraks / Dada


1. Inspeksi thoraks
a. Bentuk thoraks Normal Pigeon Chest
Burrel Chest Flail Chest

Funnel Chest Kifosis Koliasis

b. Pernafasan
Frekuensi : ……………………………………..

Irama :……………………………………..

c. Tanda kesulitan bernafas :


………………………………………………………………………………………………………………
………………

2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara : …………………………………………………………...
b. Perkusi : …………………………………………………………..
c. Auskultasi
 Suara nafas :
.............................................................................
 Suara ucapan :
.............................................................................
 Suara tambahan :
.............................................................................

3. Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi :
.....................................................................................................
b. Palpasi
 Pulsasi :
.......................................................................................
c. Perkusi :
...................................................................................................
d. Auskultasi
 Bunyi jantung :
.............................................................................
109


Bunyi tambahan :
.............................................................................
 Murmur :
.............................................................................
 Frekuensi :
.............................................................................
g) Pemeriksaan Abdomen
1) Inspeksi
1) Bentuk abdomen :
.............................................................................
2) Benjolan / massa :
.............................................................................
3) Bayangan pembuluh darah :
.............................................................................
2) Auskultasi
1) Peristaltik usus : ...................X / Menit
2) Suara Tambahan :
.............................................................................
3) Palpasi
1) Tanda nyeri tekan :
.............................................................................
2) Benjolan / Massa :
.............................................................................
3) Tanda Ascites :
.............................................................................
4) Hepar :
.............................................................................
5) Lien :
.............................................................................
6) Titik Mc Burney :
.............................................................................
4) Perkusi
1) Suara Abdomen :
.............................................................................
2) Pemeriksaan Ascites :
.............................................................................

h) Pemeriksaan Kelainan dan daerah sekitarnya


1. Genitalia
a) Rambut Pubis :
.............................................................................
b) Lubang Uretra :
.............................................................................
c) Kelainan pada genetalia eksternal dan daerah inguinal
...................................................................................................................

2. Anus dan Perineum


a) Lubang anus :
..........................................................................................
110

b) Kelainan pada anus :


.............................................................................
c) Perineum : .........................................................................................

i) Pemeriksaan Muskuloskeletal / Ekstremitas


1. Kesimetrisan otot :
.............................................................................
2. Pemeriksaan edema :
.............................................................................
3. Kekuatan Otot

4. Kelainan pada ekstrimitas dan kuku


.........................................................................................................................

j) Pemeriksaan Neurologi
1. Tingka Kesadaran
G C S : ......................, E ............. M ........... V ............

2. Meningea Sign
3. Status Mental
a) Kondisi emosi / perasaan
....................................................................................................................

b) Orientasi
....................................................................................................................

c) Proses berpikir ( Ingatan, ateensi, keputusan, perhitungan)


....................................................................................................................

d) Motivasi (Kemauan)
....................................................................................................................

e) Persepsi
....................................................................................................................

f) Bahasa
....................................................................................................................

4. Nervus Cranialis
a. Nervus Olfaktorius / N I
....................................................................................................................

b. Nervus Optikus / N II
....................................................................................................................

c. Nervus Okulomotorius / N III, Troklearis / N IV, Abdusen / N VI


....................................................................................................................
111

d. Nervus Trigeminus / N V
....................................................................................................................

e. Nervus Fasialis / N VII


....................................................................................................................

f. Nervus Vestibulocochlearis / N VIII


....................................................................................................................

g. Nervus Glossopharingeus / N IX, Vagus / N X


....................................................................................................................

h. Nervus Asesorius / N XI
....................................................................................................................

i. Nervus Hipoglossus / N XII


....................................................................................................................

5. Fungsi Motorik
a) Cara berjalan
....................................................................................................................

b) Romberg Test
....................................................................................................................

c) Tes Jari – hidung


....................................................................................................................

d) Pronasi – supinasi test


....................................................................................................................

e) Heel to shin test


....................................................................................................................

6. Fungsi Sensori
a) Identifikasi sentuhan ringan
....................................................................................................................

b) Test tajam – tumpul


....................................................................................................................

c) Test panas dingin


....................................................................................................................

d) Test getaran
....................................................................................................................

e) Stereognosis test
....................................................................................................................

f) Graphestesia test
112

....................................................................................................................

g) Membedakan dua titik


....................................................................................................................

h) Tpognosis test
....................................................................................................................

7. Reflek Kanan Kiri


a) Reflek Bisep :
...................................................................................................................
b) Reflek Trisep :
....................................................................................................................
c) Refleks Brachioradialis :
....................................................................................................................
d) Reflek Patelar :
....................................................................................................................
e) Reflek Tendon Achiles :
....................................................................................................................
f) Reflek Plantar :
....................................................................................................................

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


a) Pola tidur kebiasaa
1. Waktu tidur : .............................................................................
2. Waktu bangun : .............................................................................
3. Masalah tidur : .............................................................................
4. Hal-hal yang mempermudah tidur
...........................................................................................................................

5. Hal-hal yang mempermudah bangun


...........................................................................................................................

b) Pola Eliminasi
1. B A B
a) Pola BAB : ………………… Penggunaan laksatif : Ya / Tidak
b) Karakter Feses : ………………… BAB terakhir :…………………
c) Riwayat perdarahan : ………………… Diare : Ya / Tidak
2. B A K
a) Pola BAK :………………….. Inkontinensia : Ya / Tidak
b) Karakter Urine : …………………. Retensi : Ya / Tidak
c) Nyeri / Rasa Terbakar / kesulitan BAK : Ya / Tidak
d) Riwayat penyakit ginjal / kandung kemih : Ya / Tidak
e) Penggunaan Diuretika : Ya / Tidak
f) Upaya mengatasi masalah
………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
113

c) Pola makan dan minum


1. Gejala (Subyektif)
a) Diit (Type) : ………………… Jumlah Makanan perhari ……………
b) Pola Diit : ………………………………………………………….
c) Anoreksia : Ya / Tidak Mual, Muntah :
………………………
d) Nyeri ulu hati
e) Alergi : …………………………………
f) Berat badan biasa : ……..
2. Tanda ( Obyektif)
Berat Badan sekarang : ……Kg, TB : …........... Cm

Bentuk tubuh : ………………………………..

3. Waktu pemberian makan : ………………………………………………….


4. Jumlah dan jenis makanan : ………………………………………………….
5. Waktu pemberian cairan : ………………………………………………….
6. Masalah makan dan minum
a) Kesulitan mengunya : ………………………………………………………….
b) Kesulitan menelan : ………………………………………………………….
7. Upaya mengatasi masalah :
………………………………………………………………………………………………………………………
……………

d) Kebersihan diri / Personal Hygiene :


1. Pemeliharaan badan : ………………………………………………………
2. Pemeliharaan gigi dan mulut :
....................................................................................
3. Pemeliharaan kuku :
....................................................................................

e) Pola kegiatan / Aktivitas :


.................................................................................................................................
......................................................................................................................….........
....................

IX. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG / DIAGNOSTIK


a) Diagnosa Medis
……………………………………………………………………………………………

b) Pemeriksaan penunjang / diagnostik :


1. Laboratorium :
………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

2. Rontgen
………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
114

3. ECG
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………

4. USG
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………

5. Lain-lain ;
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………

Lubuklinggau, ...........................2018
Praktikan

(.........................................)
115
116
117
118
119
120
121

Anda mungkin juga menyukai