OLEH
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Jurusan Keperawatan
Indriono Hadi,S.Kep,Ns,M.Kes
NIP. 197003301995031001
i
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetujui :
Mengetahui :
Ketua Jurusan Keperawatan
Indriono Hadi,S.Kep,Ns,M.Kes
NIP. 197003301995031001
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P00320015081
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
iii
MOTTO
ALMAMATERKU
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
5. Agama : Islam
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
vii
7. Kepala ruangan Laika Waraka Bedah beserta Staf yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Kepada kedua orang tuaku tercinta yang selalu menjadi sumber inspirasi
dan memberikan dukungan semangat dan selalu mendoakan penulis dan
saudara serta keluarga tersayang yang selalu memberi dukungan semangat
dalam setiap proses yang dilalui penulis.
9. Sahabat-sahabatku Novriadi S. Ramba, Masni Astuti, Rismayanti dan
seluruh rekan-rekan mahasiswa jurusan keperawatan poltekkes kemenkes
kendari angkatan 2015 yang telah banyak membantu serta semua pihak
yang tidak bias penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Terima Kasih.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ix
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus ...................................................................................50
B. Pembahasan ...........................................................................................75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ......................................................................................85
B. SARAN....................................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Prov. Sultra
Lampiran 9 Surat Keterangan Izin Penelitian Dari Rsu Bahteramas Prov. Sultra
Prov. Sultra
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan
jaringan disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu
lengkap atau tadak lengkap. (Prince & Wilson, 2006 dalam Helmi, 2012).
terdapat 5,6 juta orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur
akibat kecelakaan lalu lintas. Fraktur merupakan suatu kondisi dimana terjadi
kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya. Tetapi fraktur juga
bisa terjadi akibat faktor lain seperti proses degenerative dan patologi
diantara fraktur lainnya yaitu sekitar 46,2%. Dari 45.987 orang dengan
fraktur pada tulang femur, 14.027 orang mengalami fraktur cruris, 3.775
tulang kecil di kaki dan 336 orang mengalami fraktur fibula (Depkes RI
2011)
tulang pangkal paha yang disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot,
1
fraktur ini terjadi pada pria muda yang mengalami kecelakaan bermotor atau
Pada saat terjadi fraktur atau patah tulang, jaringan sekitarnya juga
otot dan sendi, dislokasi sendi, rupture tendon, kerusakan saraf dan kerusakan
Relaksasi Nafas Dalam Dan Distraksi Baca Menurunkan Nyeri Pasca Operasi
0,05.
relaksasi nafas dalam dengan nilai p= 0,005 dan distraksi membaca nilai p=
0,025. Hal ini menunjukkan relaksasi nafas dalam lebih efektif daripada
distraksi membaca.
2
Teknik relaksasi nafas dalam lebih efektif dibanding distraksi
membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan saja atau sewaktu-
waktu dan dapat digunakan dalam jangka waktu relatif lebih lama.
2010).
setiap tahunnya, dimana data yang di dapatkan pada tahun 2015 terdapat 46
kasus, pada tahun 2016 terdapat 50 kasus, sedangkan pada tahun 2017 terjadi
peningkatan yang cukup tinggi dimana pasien dengan kasus fraktur femur
mencapai 88 orang/tahun.
kebutuhan rasa nyaman yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
3
Peran lain seorang perawat yaitu perawat juga membantu seseorang
yang dalam keadaan fraktur itu tetap termotivasi dan tetap berupaya dalam
pemulihan kembali bagian yang fraktur, selain itu perawat juga diharapkan
bisa mengurangi kecemasan jika pasien akan dilakukan tindakan tertentu dan
oleh karena itu perawatan yang baik dapat mencegah terjadinya komplikasi
(Bebas Nyeri) di Ruang Laika Waraka Badah Rumah Sakit Umum Bahtermas
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Sulawesi Tenggara
4
2. Tujuan Khusus
fraktur femur.
femur.
femur
5
3. Penulis :
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tenaga fisik. Kekuatan dan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang
itu sendiri dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah
fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi
apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak
2012)
atau osteoporosis. Fraktur tulang femur dapat terjadi mulai dari proximal
diperlukan gaya yang besar. Secara klinis, fraktur femur terdiri atas pada
tulang paha terbuka dan pada tulang paha tertutup (Mutaqqin, 2008).
dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak dapat
7
2. Klasifikasi
b. Fraktur Ekstrakapsuler.
(1). Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang
(2). Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2
3. Etiologi
itu sendiri rapuh/ ada “underlying disesase” dan hal ini disebut dengan
fraktur patologis.
8
4. Patofisologi dan Penyimpangan KDM pada Fraktur Femur.
dilapisi kulit lebih tebal sehingga tulang ini tidak mudah patah dan karena
trauma dari luar sehingga dapat terjadi fraktur pada tulang femur.
karena kontraksi otot yang melekat di atas dan di bawah lokasi fraktur.
9
6. Pemeriksaan Penunjang
atau menurun (pendarahan sel darah putih adalah respon stress normal
setelah trauma).
ginjal.
a. Reduksi
10
b. Imobilisasi
perubahan local pada warna kulit akibat trauma dan perdarahan pada
fraktur. Tanda-tanda tersebut baru terjadi beberapa jam atau beberapa hari
a. Anamnesis
golongan darah, nomor register, tanggal dan jam masuk rumah sakit
PQRST.
11
Provoking Incident : hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah
istrahat.
menyambung.
12
masyarakat, serta respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-
seperti :
b. Pemeriksaan fisik
bentuk.
13
Pada palpasi thoraks, didapatkan taktik fremitus seimbang kanan
ada murmur.
4) B3 (Brain).
anemis.
14
(5) Telinga : tes bisik atau weber dalam keadaan
(7) Mulut dan Faring: tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak
pucat.
(1) Saraf I. Pada klien fraktur femur, fungsi saraf 1 tidak ada
kelainan.
wajah simetris.
(6) Saraf VIII. Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli
persepsi.
15
(7) Saraf IX dan X. kemampuan menelan baik.
trapezius.
(9) Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi
patologis.
hernia. Palpasi: turgor baik, tidak ada defans maskular dan hepar
16
Perhatikan adanya pembengkakan yang tidak biasa (abnormal)
dan deformitas.
daerah paha.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik, spasme otot, gerakan
17
3. Rencana Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik, spasme otot, gerakan
atau mengurangi nyeri. Klien tidak gelisah. Skala nyeri 0-1 atau
teratasi.
3) Intervensi :
Mandiri
(d) Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan pereda nyeri
nonfarmakologi
18
Rasional : Pendekatan dengan menggunakan teknik relaksasi
berkurang
meningkatkan kenyamanan
19
KOLABORASI
akan berkurang.
2) Kriteria hasil: klien dapat ikut serta dalam program latihan, tidak
3) Intervensi
Mandiri
melakukan aktivitas.
20
(b) Atur posisi imobilisasi pada paha.
pernapasan.
(d) Bantu klien melakukan latihan ROM dan perawatan diri sesuai
toleransi.
kemampuan.
KOLABORASI
21
3) Intervensi
Mandiri
KOLABORASI
22
3) Intervensi
Mandiri
(a) Kaji tanda verbal dan nonverbab ansietas, damping klien, dan
penyembuhan.
mengurangi ansietas.
23
(f) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
ansietasnya.
4. Implementasi Keperawatan
keperawatan dimana pada tahap ini tindakan yang telah direncarakan oleh
5. Evaluasi
a. Pengertian Kenyamanan.
24
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan
sosial.
lainnya.
nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo /
nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada
pasien.
b. Pengertian Nyeri
25
didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman,baik ringan maupun berat
perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa
menimbulkan ketegangan.
rangsangan nyeri.
serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik,
c. Fisiologi Nyeri
seperti adanya asam lambung yang meningkat pada gastritis atau stimulasi
26
yang dilepaskan apabila terdapat kerusakan pada jaringan. (Hidayat,
oleh dua jenis serabut, yaitu serabut A (delta) yang bermielin rapat dan
C. (Hidayat, 2012).
a. Jenis Nyeri
c) nyeri alih, yakni nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang
fisiologis
27
b. Bentuk nyeri
Secara umum, bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis.
1) Nyeri akut. Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam
persepsi nyeri.
2) Nyeri kronis. Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber
nyeri bias diketahui atau tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan
lokasi.
5. Teori Nyeri
28
lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya dan berakhir di
Teori ini menyatakan bahwa elemen utama pada nyeri adalah pola
informasi sensoris. Pola aksi potensial yang timbul oleh adanya suatu
Pola aksi potensial untuk nyeri berbeda dengan pola untuk rasa sentuhan.
Pada teori ini bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh
mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat yang
29
melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila masukan yang
Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek yang
30
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri.
a. Arti nyeri, arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan
nociceptor.
dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat
31
nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan social, kesehatan
32
pelan dan berirama, memijat secara perlahan, menyanyi berirama,
seperti :
a) Menonton televise
c) Mendengarkan musik.
3) Stimulasi kulit
b) Menggosok punggung.
nyeri.
33
d. Pemberian stimulator listrik, yaitu dengan memblok atau mengubah
vertebrae.
34
sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada
2013 ) .
35
c. Patofisiologi Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap nyeri
Letakkan kaki terpisah satu sama lain dengan jari-jari kaki agak
36
kepala sejajar dengan tulang belakang dan gunakan bantal yang tipis
dan dibawah perut sebaiknya diberi bantal juga, agar perut tidak
menggantung.
datar pada lantai, letakkan kaki terpisah satu sama lain, gantungkan
lengan pada sisi atau letakkan pada lengan kursi dan pertahankan
37
2) Usahakan tetap rileks dan tenang (Dengan memodifikasi tindakan
Mulut.
berkurang.
enkefalin.
38
3) Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat Relaksasi melibatkan
g. Efek Relaksasi
Teknik relaksasi yang baik dan benar akan memberi efek yang
2013).
sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda.
39
pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran
40
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
dengan baik.
baik.
makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan klien. Dari waktu ke
Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima
41
kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang
garis. Pendeskripsi ini diranking dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri
dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini
digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien
subdivisi. VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri
yang terus menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala
sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari
pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (Potter, 2005).
deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala deskritif bermanfaat bukan saja
42
dalam upaya mengkaji tingkat keparahan nyeri, tapi juga, mengevaluasi
saat gejala menjadi lebih memburuk atau menilai apakah nyeri mengalami
43
BAB III
Pada studi kasus ini penulis menggunakan studi kasus deskriptif dengan
Subjek studi kasus ini adalah klien dengan fraktur femur yang dirawat di
C. Fokus Studi
presipitasi nyeri adalah trauma pada bagian paha. Quality of pain : klien
tulang. Nyeri dapat redah dengan imobilisasi atau istrahat. Severity (scale)
44
of pain : secara subjektif, nyeri yang dirasakan klien antara 4-7 pada
kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.
sebagai dasar dalam memilih intervensi yang akan dilakukan. Dalam studi
nafas dalam.
45
16) Ulangi sampai 10 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
6. Evaluasi Keperawatan. Dalam studi kasus ini akan melakukan evaluasi
perubahan atau tidak. Salah satu data yang di dapat seperti ekspresi wajah
pasien skala dari nyeri yang dirasakan dari dengan angkah rujuakan 0- 10
7. Klien dengan fraktur femur adalah seorang individu atau pasien yang
mengalami patah tulang pada daerah paha dengan masalah nyeri akut
8. Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang sangat subjekif yang hanya
perasaan tersebut.
darah.
46
E. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah :
1. Wawancara
2. Pemeriksaan Fisik
femur
3. Observasi Partisipatif
keperawatan.
47
4. Studi Dokumentasi
Pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam studi kasus ini
48
H. Etika Studi Kasus
3. Confidentiality (kerahasiaan)
dijaga oleh peneliti. Data hanya disajikan atau dilaporkan dalam bentuk
4. Beneficience
ketidaknyamanan fisik.
5. Full disclosure
49
BAB IV
a. Letak Geografis
Provinsi Sulawesi Tenggara berdiri diatas tanah seluas 69.000 m2. Luas
seluruh bangunan adalah 22.577,38 m2. Halaman parker seluas ± 1,500 m2.
terdiri dari bangunan fisik seluas 98.000 m2. Sebagai sarana fisik termasuk
50
kesehatan terdiri dari pelayanan rawat jalan, rawat inap, instalasi, dan
kesehatan anak, bedah, THT, mata, kulit dan kelamin, gigi dan mulut,
instalasi terdiri dari instalasi gawat darurat dan instalasi rekam medik.
51
pelayanan rujukan, menyelenggarakan pelayanan pendidikan dan
Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 65 Tahun 2008 dan Pola Kelola RSU
(tiga) bagian yakni Bagian Umum, Bagian Sumber Daya Manusia dan
dan Rekam Medis, Bidang Diklat dan Litbang. Kepala Bidang dan Kepala
Bagian menduduki jabatan struktural eselon IIIb. Kepala Seksi dan Kepala
52
Wakil Direktur Pelayanan Medis membawahi :
Asuhan Keperawatan
dan Medis.
Laporan;
3. Kepala Bidang Diklat dan Litbang, yang membawahi Seksi Diklat dan
53
3. Bagian Keuangan, yang membawahi Sub Bagian Perbendaharaan, Sub
Pasien, Komite Etik dan Hukum, Staf Medis Fungsional (SMF), instansi
Jenazah.
Tenggara “
54
2. Misi RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Untuk mewujudkan visi diatas, maka misi yang diemban oleh RSU
profesi.
tenaga kesehatan.
55
2. ASUHAN KEPERAWATAN
fraktur femur 1/3 proksimal dekstra yang telah dilaksanakan pada tanggal 09
a. Pengkajian
1) Biodata Klien
Nama : Tn. D
Usia : 36 tahun
Agama : islam
Pekerjaan : petani
56
2) Penanggung Jawab
Nama : Ny. B
Usia : 54 Tahun
Pekerjaan : petani
Klien masuk rumah sakit pada tanggal 03 Juli 2018 Jam 13.10
Wita. Pengkajian dilakukan pada tanggal 09 Juli 2018 jam 08.30 Wita
menyeluh nyeri pada kaki bagian paha sebelah kanan setelah operasi, nyeri
sepeda motor. Kemudian klien masuk melalui IGD RSU Bahteramas, saat
di IGD klien mengeluh nyeri pada ekstermitas bagian paha kaki kanan.
femur 1/3 proksimal dekstra. Setelah itu klien dibawah ke ruang laika
waraka bedah pada jam 16.30 Wita untuk dilakukan perawatan dan
57
Sebelumnya klien pernah mengalami sakit demam. Riwayat
3 bersaudara.
Genogram :
? ? ? ? ? 54
36 30 26
Keterangan :
= Laki - Laki
= Perempuan
= Perempuan meninggal
= Garis Perkawian
= Garis Keturunan
= Tinggal Serumah
= Klien
58
Hasil pemeriksaan keadaan umum klien lemah. Tingkat kesadaran
klien sadar penuh (compos mentis) dengan nilai Glasglow Coma Scale
vital adalah sebagai berikut, tekanan darah 110/70 mmhg, nadi 68 kali per
menit dengan irama teratur dan kuat, frekuensi pernafasan 20 kali per
tindakan operasi, daerah yang nyeri yaitu pada daerah bekas operasi pada
paha kaki kanan 1/3 proksimal dekstra, dengan intensitas nyeri 4 (nyeri
sebelumnya.
mengatakan tidur kurang lebih 7-8 jam sehari, dari jam 21.00-05.00 Wita
lebih 2 jam sehari. Selama sakit klien mengatakan belum bias tidur
59
orang, situasi dengan kesadaran penuh, serta tidak ada gejala lain yang
menyertai nyeri
juli 2018, yaitu infus RL 20 tpm (tetes per menit), ketorolax 1 amp/ 12 jam
b. Analisa data
Umur : 36 Thn
No RM : 53-29-95
Tabel 4.1
Analisa Data
No. Symtom Etiologi Problem
60
bagian paha sebelah kanan Fraktur
Do :
- Kesadaran composmentis
- TTV :
N : 68 x/menit P : 20x/menit
c. Diagnosa keperawatan
Umur : 36 Thn
No RM : 53-29-95
61
Tabel 4.2
Diagnosa Keperawatan
Ds:
sebelah kanan
- Skala nyeri 4
Do :
- Kesadaran composmentis
proksimal dekstra.
- TTV :
N : 68 x/menit P : 20x/menit
62
d. Intervensi keperawatan
Umur : 36 Thn
No RM : 53-29-95
Tabel 4.3
Intervensi Keperawatan
Tujuan dan
Diagnosa
No. Kriteria hasil Intervensi (NIC) Rasional
keperawatan
(NOC)
63
(teknik nafas dengan tim pasien
TD : 110/70- (ketorolax 1
Nadi : 60-100
x/menit
Pernapasan : 16-
20 x/menit
Suhu : 36-37oC.
e. Implementasi keperawatan
Umur : 36 Thn
No RM : 53-29-95
Tabel 4.4
Implementasi Keperawatan
No. Diagnosa Hari/tanggal Implementasi Paraf
keperawatan Jam
64
sebelah kanan
operasi
tertusuk-tusuk
- Skala nyeri 4
Respon objektif:
terpasang penampung
dekstra.
vital
dilakukan pemeriksaan
tekanan darah
Respon objektif :
65
N : 68x/ menit
P : 20 x/ menit
S : 36,5oC
diberikan
Respon objektif
yang diajarkan.
Respon objektif :
mandiri
66
analgetik (ketorolax 1 amp/
12 jam)
di suntik
Respon objektif
sebelah kanan
operasi
tertusuk-tusuk
- Skala nyeri 3
Respon objektif:
67
- Klien Nampak gelisah
terpasang penampung
dekstra.
vital
dilakukan pemeriksaan
tekanan darah
Respon objektif :
N : 72x/ menit
P : 20 x/ menit
S : 36,5oC
68
diberikan
Respon objektif
yang diajarkan.
Respon objektif :
mandiri
12 jam)
di suntik
Respon objektif
69
6. Nyeri akut Rabu 1. mengkaji nyeri klien
- Skala nyeri 2
Respon objektif:
terpasang penampung
dekstra.
vital
dilakukan pemeriksaan
tekanan darah
Respon objektif :
N : 72x/ menit
70
P : 20 x/ menit
S : 36,5oC
diberikan
Respon objektif
yang diajarkan.
Respon objektif :
mandiri
71
f. Evaluasi
Umur : 36 Thn
No RM : 53-29-95
Tabel 4.5
Evaluasi Keperawatan
No. Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi Keperawatan Paraf
tertusuk-tusuk
- Skala nyeri 4
O:
dan verban
TTV :
72
TD: 110/70 mmHg
N : 68x/ menit
P : 20 x/ menit
S : 36,5oC
P : Intervensi 1,2,3,4,5 di
lanjutkan.
tertusuk-tusuk
- Skala nyeri 3
O:
dan verban
73
- TTV :
N : 72x/ menit
P : 20 x/ menit
S : 36,5oC
P : intervensi 1,2,3,4 di
lanjutkan.
O:
dan verban
- TTV :
N : 72x/ menit
74
P : 20 x/ menit
S : 36,5oC
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi di hentikan.
B. PEMBAHASAN
provinsi Sulawesi tenggara yang dilakukan pada tanggal 09-11 Juli 2018.
manusia.
1. Pengkajian
klien saat ini dan waktu sebelumnya (Potter dan Perry 2009). Menurut
75
Fraktur merupakan hilangnya kontuinitas tulang rawan, baik
bersifat total maupun sebagian yang disebebkan oleh trauma atau tenaga
fisik. Kekuatan dan sudut tenaga fisik, keadaan tulang itu sendiri, serta
meliputi reduksi terbuka dan fiksasi interna (open redaction and internal
dkk,2011).
Kemudian klien masuk melalui IGD RSU Bahteramas, saat di IGD klien
mengeluh nyeri pada ekstremitas bawah bagian paha kaki kanan. Klien
femur 1/3 proksimal dekstra. Nyeri ialah suatu sensori subjektif dan
76
paripurna struktur yang sedang diperiksa. Sinar X paripurna menujukan
nyeri sedang = 4-6, nyeri berat = 7-9, nyeri tak tertahankan = 10.
tingkat skala nyeri yang dirasakan pasien (Judha, Sudarti, dan Fauziah,
2012).
110/70 mmHg, nadi: 68 kali per menit irama teratur dan kuat, pernafasan:
20 kali per menit irama teratur, suhu: 36,5oC. peningkatan tekanan darah
dan nadi dapat terjadi sebagai respon terhadap nyeri yang dirasakan akibat
77
karena setiap orang memiliki respon yang berbeda terhadap nyeri sebab
nyeri merupakan suatu hal yang bersifat subjektif (Potter & Perry, 2005).
sangat ditentukan oleh bahan pemeriksaan, persiapan klien, dan alat yang
2. Diagnosa keperawatan
dan objektif yang telah diperoleh dari tahap pengkajian untuk menegakan
akut berhubungan dengan agen cedera fisik: post Op ORIF. Nyeri akut
adalah nyeri yang kurang dari 6 bulan yang ditandai dengan adanya
tusuk jarum pada ekstermitas bawah kaki paha bagian kanan dengan skala
78
digerakan. Hasil rontgen pada ekstremitas bawah sebelah kanan terdapat
fraktur femur 1/3 proksimal dekstra. Tekanan darah: 110/70 mmHg, nadi:
68 kali per menit irama teratur dan kuat, pernafasan: 20 kali per menit
irama teratur, suhu: 36,5oC. hal ini harus ditangani segera untuk memenuhi
manusia.
Nyeri yang dialami oleh Tn. D merupakan nyeri akut yang sedang
karena skala nyeri yang dirasakan adalah berada pada skala 4. Hal ini
sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa nyeri akut timbul dengan
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat,
diagnosa prioritas dan aktual, hal ini didasarkan pada teori hirarki maslow.
penuhi dari pada kebutuhan dasar yang lain (Hidayat, 2012). Nyeri
79
3. Intervensi keperawatan
2011).
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri akut dapat teratasi dengan
mmHg, nadi: 60-100 kali per menit, pernafasan: 16-24 kali per menit,
suhu: 36-37oC), nyeri berkurang, skala nyeri 0-2, ekspresi wajah rileks dan
80
Berdasarkan diagnosa yang telah dirumuskan maka penulis
Classification):
a. kaji nyeri
4. Implementasi keperawatan
dilakukan pada tanggal 09-11 Juli 2018 yaitu kaji nyeri untuk
81
Time). Provocate yaitu apakah ada peristiwa yang menjadi faktor
yaitu seperti apa nyeri yang dirasakan atau digambarkan pasien, misalnya:
dan nyeri seperti digencet. Region yaitu lokasi nyeri yang dirasakan.
Severity yaitu tingkat keperahan nyeri yang dirasakan. Time yaitu awitan
Posisi semi fowler yaitu kepala dan tubuh ditinggikan 45-60o . posisi ini
82
yang konstan dapat dipertahankan dalam menghitung dalam hati dan
5. Evaluasi Keperawatan
keperawatan. Pada evaluasi, penulis sudah sesuai teori yang ada yaitu
83
Tabel 4.6
Manajemen Kebutuhan Rasa Nyaman
Manajemen Kebutuhan Rasa Nyaman
No. Hari terapi
Skala Nyeri Kriteria Kriteria rasa nyaman
1. Hari pertama 4 NS TN
2. Hari kedua 3 NR TN
3. Hari ketiga 2 NR N
yaitu nyeri akut dan evaluasi dilakukan pada hari rabu, 11 Juli 2018.
nyeri pada kaki bagian paha sebelah kanan berkurang, , skala nyeri 2, dan
nyeri timbul saat digerakan. Data objektif ekspresi wajah rileks, klien
84
BAB V
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
pada bagian ekstremitas kaki kanan. Nyeri timbul setiap saat dan saat
2. Diagnosa keperawatan
Post Op ORIF
3. Intervensi keperawatan
nyeri yaitu: kaji nyeri, monitor tanda-tanda vital, berikan posisi yang
nyaman (posisi semi fowler), ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, berikan
85
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
subjektif: klien mengatakan nyeri pada kaki bagian paha sebelah kanan
berkurang, skala nyeri 2, dan nyeri timbul saat digerakan. Hasil evaluasi
86
B. Saran
87
DAFTAR PUSTAKA
Handayani Dan Haribowo. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Gangguan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika
Mubarak,W.I., & Chayatin, N.2007. Konsep Dasar Manusia Teori & Aplikasi
Dalam Praktik. Jakarta: EGC
Muttaqin,Arif.2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta: EGC
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika
Potter, Patricia A., & Perry, Anne Griffin.,(Ed. 4.) 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, & Praktik (Vol. 2). Jakarta: EGC.
Rekam Medik BLUD RSU Bahteramas. 2018. Profil BLUD RSU Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara. Kendari.
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Jakarta: EGC.
Smeltzer & Bare. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
PROSEDUR KEGIATAN
Alat penelitian yang digunakan yaitu alat tulis, alat perekam, dan
wawancara.
B. Cara Kerja
1. Tahap persiapan
2. Tahap penelitian
akan diteliti
A. PENGKAJIAN
I. DATA DEMOGRAFI
3) BIODATA
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. Suku/Bangsa :
6. Status Perkawinan:
7. Agama :
8. Pekerjaan :
9. Diagnosa Medik :
10. No. Rekam Medik :
11. Tanggal Masuk :
12. Tanggal Pengkajian :
4) PENANGGUNG JAWAB
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Pekerjaan :
5. Hubungan Dengan Klien :
II. KELUHAN UTAMA
Keluhan Klien Sehingga Dia Membutuhkan Pertolongan Medik
III. RIWAYAT KESEHATAN
A. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
1. Waktu Timbulnya Penyakit Kapan?
2. Bagaimana Awal Munculnya?
3. Keadaan Penyakit Apakah Sudah Membaik, Parah Atau Tetap
Sama?
4. Usaha Yang Dilakukan Untuk Mengurangi Keluhan?
5. Kondisi Saat Dikaji (PQRST)?
B. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
1. Identifikasi Berbagai Penyakit Keturunan Yang Umumnya
Menyerang?
2. Buat Bagan Genogram
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
2. Tingkat Kesadaran
3. Tanda-tanda Vital
D. PENGKAJIAN KEBUTUHAN KENYAMANAN
1. Penyebab Nyeri
a. Benda Tajam :
b. Trauma :
c. Benda Tumpul :
d. Dan Lain-Lain :
2. Regional (Daerah)
a. Bagian Dalam :
b. Seluruh Badan :
c. Bagian Permukaan :
d. Apakah Menjalar Kebagian Lain :
3. Intensitas Nyeri
a. Ringan
b. Sedang
c. Parah
d. Sangat Parah
4. Kualitas Nyeri
a. Sakit
b. Terbakar
c. Tertusuk
5. Waktu
a. Apakah Pernah Menderita Penyakit/Trauma Yang
Menyebabkan Rasa Nyeri?
b. Jika Ya, Kapan Terjadi ?
c. Lamanya Berlangsung
d. Interval Nyeri
6. Faktor Yang Meringankan
a. Apakah Pernah Membeli Obat Untuk Menghilangkan Rasa
Nyeri
b. Kalau Pernah, Obat Apa Yang Digunakan
c. Dosis Obat Yang Digunakan
d. Efek Obat Yang Digunakan
e. Selain Obat, Tindakan Apa Yang Dilakukan :
1) Nonton
2) Nyanyi
3) Cerita
4) Dll;
7. Pengaruh Nyeri Terhadap Aktivitas
a. Tidur :
b. Makan :
c. Bekerja :
d. Interaksi Sosial :
8. Gejala Klinik Lain Yang Menyertai Nyeri
a. Mual :
b. Muntah :
c. Pusing :
d. Konstipasi :
e. Suhu Tubuh :
f. Menggil :
g. Dll; :
9. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium :
b. Foto Rontgen :
c. Ekg :
d. Pemeriksaan Lain :
B. ANALISA DATA
TABEL
TABEL
TABEL
FORMAT RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan dan
No Diagnosa Intervensi Rasional
kriteria hasil
E. PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
TABEL
Hari / Tanggal
No Diagnosa Implementasi Paraf
Jam
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien :
TABEL
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
dengan baik.
baik.
berkomunikasi, memukul.
Lampiran 4
A. Tahap Prainteraksi
2. Mencuci tangan
B. Tahap Orientasi
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarga,
C. Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada yang kurang
jelas.
3. Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi
udara.
2 menit)
secara perlahan
7. Minta asien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara
yang mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan kaki
kembali lagi
secara mandiri.
D. Tahap Terminasi
4. Cuci tangan
E. Dokumentasi