Oleh:
MUHAMAD AENUL YAQIN
NIM: G3A019033
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) dapat menyebabkan hi- perglikemia pada pasien
DM. Kondisi hiper- glikemia pada DM yang tidak dikontrol dapat
menyebabkan gangguan serius pada sistem tubuh, terutama saraf dan
pembuluh darah (World Health Organization, 2018).
Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes Melllitus
sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita
Diabetes. Kadar LDL yang tinggi memainkan peranan penting
untukterjadinya Ulkus Uiabetik untuk terjadinya Ulkus Diabetik melalui
pembentukan plak atherosklerosis pada dinding pembuluh darah, (zaidah
2005).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan pengelolaan kasus dan aplikasi evidence based practice
nursing Ulkus Diabetes Mellitus pada TN. S di Ruang Ayub 2 RS.
Roemani Muhammadiyah Semarang.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan adalah diharapkan penulis mampu :
a. Mendeskripsikan konsep Ulkus Dm.
b. Mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Ulkus
Dm.
c. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Ulkus
Diabetes Mellitus.
d. Mahasiswa mampu menerapkan evidence based practice
nursing msik klasik dan back massage.
e. Melakukan evaluasi hasil aplikasi evidence based practice
nursing.
f.
C. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari enam bab yang disusun dengan sistematika penulisan
sebagai berikut :
BAB I: Pendahuluan, terdiri dari : latar belakang, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II: Membahas konsep dasar dan asuhan keperawatan pada pasien
dengan Ulkus Diabetes Mellitus
BAB III: Hasil pengelolaan kasus asuhan keperawatan pada TN. S dengan
Ulkus Diabetes Mellitus
BAB IV: aplikasi jurnal evidence based practice nursing pada pasien.
BAB II
KONSEP DASAR
ULKUS DM
1. TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau
mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis
atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan
volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah
penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau
penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).
B. KLASIFIKASI
Dokumen konsesus tahun 1997 oleh American Diabetes Association’s
Expert Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus,
menjabarkan 4 kategori utama diabetes, yaitu: (Corwin, 2009)
b. Faktor imunologi :
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai
contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin
tertentu dapat memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan
destuksi sel β pancreas.
1. Faktor endogen
a. Genetik, metabolik.
b. Angiopati diabetik.
c. Neuropati diabetik.
2. Faktor ekstrogen
a. Trauma.
b. Infeksi.
c. Obat.
D. PATOFISIOLOGI
Menurut Smeltzer dan Bare (2001: 1223), patofisiologi dari
diabetes mellitus adalah :
1. Diabetes tipe I
2. Diabetes tipe II
E. MANIFESTASI KLINIS
Ulkus Diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas
walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh
peradangan dan biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal . Proses
mikroangipati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara
akut emboli memberikan gejala klinis 5 P yaitu :
1. Pain (nyeri).
2. Paleness (kepucatan)
3. Paresthesia (kesemutan).
5. Paralysis (lumpuh).
F. DATA PENUNJANG
Menurut Arora (2007: 15), pemeriksaan yang dapat dilakukan
meliputi 4 hal yaitu:
1. Postprandial :
2. Hemoglobin glikosilat:
Hb1C adalah sebuah pengukuran untuk menilai kadar gula darah selama
140 hari terakhir. Angka Hb1C yang melebihi 6,1%
menunjukkan diabetes.
dengan finger stick, yaitu jari ditusuk dengan sebuah jarum, sample darah
diletakkan pada sebuah strip yang dimasukkan kedalam celah pada mesin
glukometer, pemeriksaan ini digunakan hanya untuk memantau kadar
glukosa yang dapat dilakukan dirumah.
5. Urine
6. Kultur pus.
1. Hipoglikemia
2. Hiperglikemia
H. PENATALAKSANAAN
1. Medis
3) Penghambat glukoneogenesis.
4) Penghambat glukosidase alfa.
b. Insulin
3) Ketoasidosis diabetik.
c. Terapi Kombinasi
2. Keperawatanan
b. Latihan
c. Pemantauan
e. Pendidikan
g. Stres Mekanik
h. Tindakan Bedah
1. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Riwayat Kesehatan
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya
yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
4. Riwayat psikososial
3. Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren,
kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
4. Sistem pernafasan
5. Sistem kardiovaskuler
6. Sistem gastrointestinal
7. Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
8. Sistem muskuloskeletal
9. Sistem neurologis
Diagnosa Keperawatan
Definisi
Batasan karakteristik
a) Perubahan sirkulasi
b) Iritan kimia
e) Deficit pengetahuan
f) Factor mekanis
h) Radiasi
i) Faktor suhu
Definisi
Batasan karakteristik
Objektif:
Perencanaan
Diagnosa 1 :
NOC:
1) gangguan eksterm
2) berat
3) sedang
4) ringan
Indikator 1 2 3 4 5
Keutuhan kulit
Tekstur dan
ketebalan
jaringan
Perfusi jaringan
Pasien akan:
Intervensi NIC
Diagnosa 2 :
NOC:
Tujuan/criteria hasil
- Memperlihatkan pengendaian nyeri, yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut:
a) tidak pernah
b) jarang
c) kadang-kadang
d) sering
e) selalu
Indikator 1 2 3 4 5
Mengenali awitan nyeri
Menggunakan tindakan
pencegahan
Melaporkan nyeri dapat
dikendaikan
Menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai
berikut:
1. sangat berat
2. berat
3. sedang
4. ringan
5. tidak ada
Indicator 1 2 3 4 5
Ekspresi nyeri pada wajah
Gelisah atau ketegangan
otot
Durasi episode nyeri
Merintih dan menangis
Gelisah
Intervensi NIC
- Pengkajian
f) Manajemen nyeri:
g) lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi
lokasi, karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau keparahan nyeri dan factor presipitasinya
e) Manajemen nyeri:
Aktivitas kolaboratif
Perawatan dirumah
Untuk lansia
B. Status Kesehatan
1. Keluhan utama (Saat dikaji)
Nyeri Post Amputasi
2. Riwayat kesehatan
Klien datang ke Rs Roemani semarang dengan keluhan nyeri dikaki,
bagian jempol kanan menghitam pada tanggal 29 agustus klien mengeluh
nyeri, P: nyeri saat kaki digerakan, Q: nyeri seperti ditekan R: Nyeri pada
bagian luka ulkus S:skala nyeri 4 T: nyeri hilang timbul
3. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan sudah menderita diabetes Mellitus sudah lama. pasien
tidak rutin memeriksakan penyakitnya ke faskes terdekat atau ke rumah
sakit.
C. Pengkajian Pola Fungsi dan Pemeriksaan Fisik
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a. Persepsi Tentang Kesehatan Diri
Klien mengatakan masalah kesehatan yang dialaminya sekarang
membuatnya tdak bisa melakukan aktivitas.
b. Pengetahuan
Klien mengatakan sudah mengetahui penyakitnya tetapi tidak tahu
bagaimna cara perawatannya.
c. Upaya Mempertahankan Kesehatan
Kebiasaan diit, klien engatakan sering makan malam dan yang manis
manis, serta kemampuan untuk mengontrol kesehatanya apabla sakit
klien meminum obat tradisional dan ketika berobat ke puskesmas dan
rumah sakit.
2. Neurosensori dan kognitif
Adanya nyeri pada klien
P : Nyeri saat kaki digerakan
Q : Nyeri seperti ditekan
R : Nyeri pada bagian kaki luka ulkus Dm pedis dextra dengan adanya
necrosis phalang distal hallux
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri hilang timbul
3. Pola Nutrisi Cairan dan Metabolik
a. Subyektif
Klien diit tipe nasi 3X sehari, makan klien tidak menurun serta untuk
asupan makanan dibantu keluarga, klien mengatakan tidak ada masalah
untuk mengunyah atau menelan, tidak ada keluhan demam, klien
mengatakan minum the dan air putih.
b. Obyektif
Suhu tubuh klien 36,5, berat badan 65 kg, tnggi badan 160 cm, tidak
adanya edema, integritas kulit perut baik, dan tidak ada hernia/masa
serta tidak bau mulut.
4. Sirkulasi
a. Sebelum dirawat
Pasien memiliki riwayat Diabetes mellitus sudah lama, pasien tidak
rutin control
b. Selama dirawat
Saat dilakukan pengkajian, tekanan darah pasien 151/88 mmHg, nadi
98x / menit,Suhu 36,5 , GDS : 179
5. Pola nilai kepercayaan
a. Subyektif
Klien mengatakan sumber kekuaatan adalah allah dan keluarga tidak
ada rasa menyalahkan tuhan, masalah berkaitan dengan aktivitas hanya
keterbatasan dalam berktivitas
b. Obyektif
Klien tidak menarik diri, tidak udah marah, tidak mudah tersinggung
menolak pengobatan
6. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital (TTV)
1) Tekanan Darah : 151/88
2) Nadi : 98x/ Menit
3) Suhu : 36,5 C
4) RR : 22x/menit
5) BB : 65 Kg
6) TB : 160 Cm
b. Keadaan umum
Kesadaran : Composmetis (Kesadaran penuh)
c. mata
1) Bentuk bola mata : Simetris kiri dan kanan
2) Kelopak : Tidak ada edema dan memar
3) Konjungtiva : tidak anemis
4) Sklera : Tidak ikterik
d. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
peningkatan JVP
e. Dada
a) Paru
Inspeksi : tidak ada kelainan, dada simetris
Palpasi : vocal fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : vesikuler pada seluruh lapang paru
b) Jantung
Inspeksi : tidak ada jejas atau bekas luka, tidak tampak ictus
cordis
Palpasi : tidak tampak ictus cordis
Perkusi : redup
Auskultasi : tidak ada suara jantung tambahan
f. Abdomen
Inspeksi : tidak ada asites
Auskultasi : peristaltik usus 15 x/ menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada seluruh kuadran
Perkusi : bunyi timpani
D. Data Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium tanggal 28 Agustus 2019
Nama Test Hasil Unit Nilai Rujukan
Darah Rutin
Hemoglobin 10.3 g/dl 13-17
Hematokrit 48 % 40-54
Kimia klinik
2) 29 Agustus 2019
Hemoglobin 10.2
Terapi Dosis
Infus Nacl 1/ 8 jam
Ceftriaxon 1/24 jam
Amplodipine 1/ 24 jam
Anemolat 1/ 24 jam
Lefofloxacin 500/ 24 jam
Metronidazole 500/ 24 jam
Ibuprofen 400/24 jam
Tramadol 100/24 jam
E. Analisa Data
tanggal 29 Agustus 2019
Data Masalah Etiologi
Pre Nyeri
Data Subjektif : Neuropati peubahan pada
Pasien mengatakan nyeri. kulit dan otot
P : nyeri saat kaki digerakan
Q : nyeri seperti ditekan
R : nyeri pada bagian kaki Ulkus Dm
Luka ulkus Dm pedis
dekstra dengan adanya
necrosis phalang distal Keruakan integritas kulit
hallux
S : nyeri skala 4
T : hilang timbul Nyeri pada Luka
Data Obektif :
- Pasien tampak menahan
nyeri
- TD : 151/ 98 mmHg,
- HR : 88 x/menit,
- RR : 22 x/menit.
- GDS 179
- Pasien hanya tiduran
F. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen injuri fisik
2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi
DIABETES MELLITUS
RESIKO INFEKSI
H. Intervensi keperawatan
Tgl/ No Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
jam Dx
29- 08- 1 Tujuan : setelah dilakukan tindakan 1) Lakukan pengkajian nyeri
2019 keperawatan selama 3 x 24 jam, secara komprehensif
diharapkan nyeri pasien berkurang termasuk lokasi,
dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,
1) Mampu mengontrol nyeri (tahu frekuensi, kualitas dan
penyebab nyeri, mampu faktor presipitasi
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk 2) Lakukan pengkajian tanda
mengurangi nyeri, mencari tanda vital
bantuan)
2) Melaporkan bahwa nyeri 3) Sedakan lingkungan
berkurang dengan nyaman
menggunakan manajemen nyeri 4) Ajarkan tentang teknik non
3) Mampu mengenali nyeri (skala, farmakologi : music klasik
intensitas, frekuensi dan tanda dan back massage
nyeri)
4) Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
5) Tanda vital dalam rentang
normal
30-08- 2 Tujuan : setelah dilakukan tindakan 1) Monitor tanda dan gejala
2019 keperawatan selama 3x24 jam 2) Menggunakan sarung
diharapkan tidak mengalami infeksi tangan steril setiap
kriteria hasil : melakukan tindakan
1) Klien bebas dari infeksi 3) Pertahankan teknik aseptik
2) Menunjukan kemampuaan 4) Ajarkan klien dan keluarga
untuk mencegah tanda dan gejala infeksi
5) Kolaborasi untuk
pemberian obat antibiotik
6) Libatkan keluarga
I. Implementasi keperawatan
Waktu No. Tindakan keperawatan Respon Pasien TTD
DX
Pre 1 Mengukur tanda vital dan S : pasien mengeluh nyeri
29-08-2019 mengkaji keluhan pasien P : nyeri saat kaki digerakan
Q : nyeri seperti ditekan.
R : nyeri pada bagian kaki
S : nyeri skala 4
T : hilang timbul
O: Pasien tampak menahan nyeri
TD : 151/88 mmHg,
HR : 98 x/menit,
RR : 22 x/menit
GDS 179
Post
30-8-2019
1 Mengukur tanda vital dan S : pasien mengeluh nyeri
mengkaji keluhan pasien P : nyeri saat kaki digerakan
Q : nyeri seperti ditekan.
R : nyeri pada bagian kaki
S : nyeri skala 3
T : hilang timbul
O: Pasien tampak menahan nyeri
TD : 159/97 mmHg,
HR : 84 x/menit,
RR : 22 x/menit
GDS 176
3 Mempertahankan teknik
aseptic
J. Evaluasi
Tanggal/jam No. Evaluasi Ttd
Dx
29-08-2019 1. S : Klien mengatakan nyeri
P : nyeri saat kaki digerakan
Q : nyeri seperti ditekan
R : nyeri pada bagian ulkus dm pedis dekstra dengan post
amputasi phalang distal hallux
S : nyeri skala 4
T : nyeri hilang timbul
O : pasien tampak menahan nyeri, klien tidak menggerakan
kaki
TD : 151/88 mmHg,
HR : 98 x/menit,
RR : 22 x/menit.
Libatkan keluarga
BAB IV
APLIKASI JURNAL EVIDENCE BASED NURSING RISET
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 03-12-1963
Diagnosa Medis : Ulkus Diabetes Mellitus
DIABETES MELLITUS
NYERI
RESIKO INFEKSI
NON FARMAKOLOGI : MUSIK
KLASIK DAN BACK MASSAGE
2. Landasan Teori Terkait Penerapan Evidence Based Nursing Practice
Pembedahan dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi seseorang
karena tindakan pembedahan dapat menyebabkan trauma pada jaringan yang
dapat menimbulkan nyeri. Nyer bersifat subyektif tidak ada dua individu yang
mengalami nyeri sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama
menghasilkan respon atau perasaan identik pada individu baik pasien maupun
tenaga kesehatan (Potter & Perry, 2010).
Nyeri dapat diatasi dengan intervensi manajemen nyeri terutama
pada nyeri post operasi yaitu dengan pemberian terapi farmakologi dan
terapi non farmakologi. Terapi farmakologi terkadang dapat menimbulkan
efek samping yang juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien.
Banyak pilihan terapi non farmakologi yang merupakan tindakan mandiri
perawat dengan berbagai keuntungan diantaranya tidak menimbulkan efek
samping, simple dan tidak berbiaya mahal.
Selain itu terapi musik juga merupakan salah satu tindakan mandiri
perawat dalam manajemen nyeri, berbagai penelitian menunjukkan bahwa
jenis musik yang efektif dalam manajemen nyeri adalah musik klasik. Hal ini
dikarenkan musik klasik memiliki tempo yang berkisar antara 60-80 beats per
menit selaras dengan detak jantung manusia (Suherman, 2010).
Back massage bisa sebagai alternatif untuk pengelolaan nyeri pada
pasien post operasi . Back massage merupakan salah satu intervensi mandiri
dalam keperawatan yang dapat diterapkan untuk mengurangi rasa nyeri.
Massage/pijatan, efektif dalam memberikan relaksasi fisik dan mental,
mengurangi nyeri dan meningkatkan keefektifan pengobatan nyeri. Masase
pada punggung, bahu, lengan dan kaki selama 3 sampai 5 menit dapat
merelaksasikan otot dan memberikan istirahat yang tenang dan kenyamanan
(Potter & Perry, 2009).
BAB V
PEMBAHASAN
H- 1 H-2
29-8-2019 30-8-1029
Pre terapi Nyeri 4 3
Post terapi Nyeri 3 3
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengkajian pada Tn. S, diagnosa utama keperawatan
yang muncul Nyeri dan resiko infeksi
2. Sebelum dan sesudah dilakukan tindakan nonfamakologi music klasik
dan back massage
hari pertama : Pre 4
Post 3
Tidak ada penurunan kadar gula darah sewaktu
Hari kedua : Pre 3
Post 3
Adanya penurunan rasa nyeri pada klien
3. Evaluasi hasil aplikasi evidence based practice nursing adalah terjadi
penurunan nyeri pada Tn. I setelah dilakukan music klasik dan back
massage, dengan kriteria hasil dengan penurunan nyeri. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa tindakan music klasik dan back massage, memiliki
pengaruh yang signifikan untuk menurunkan nyeri.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, penulis memberikan saran bahwa diharapkan
pembaca dapat mengaplikasikan evidence based practice nursing tindakan
music klasik dan back massage. Sebagai salah satu tindakan keperawatan
mandiri dalam proses asuhan keperawatan pada praktik keperawatan klinik
dengan menjadikan laporan ini sebagai salah satu acuan sehingga pelayanan
keperawatan dapat lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009. Petunjuk praktis terapi insulin Pada Pasien Diabetes Mellitus
Arora, M,. Koley.,S., Gupta, S., et. al, 2007. A Study On Lipid Profile And
Body Fat In Patients With Diabetes Mellitus. Anthropologi, 9 (4): 295-8
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol
3. Jakarta: EGC
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC