Disusun Oleh:
Sumastia Trimuliani
(G3A019025)
A. Latar Belakang
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim.
Kanker serviks menunjukkan adanya sel- sel abnormal yang terbentuk oleh sel-
sel jaringan yang tumbuh terus- menerus dan tidak terbatas pada bagian leher
rahim (Ariani, 2015 ). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah
berumur, tetapi bukti statistik menunjukkan bahwa kanker serviks dapat juga
menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun (Prawirohardjo,
2014).
Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang
mengakibatkan kematian terbanyak terutama di negara berkembang. Insiden
kanker serviks diperkirakan telah terjadi pada 500.000 wanita di seluruh dunia
dan sebagian besar terjadi di negara berkembang. Telah terbukti sebanyak 70%
penyebab dari kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV)
yang merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks. Meskipun infeksi
Human Papilloma Virus HPV penyebab lebih tinggi, namun faktor resiko lain
untuk timbulnya kanker ini seperti melakukan hubungan seksual diusia muda,
melakukan hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan, dan perempuan
perokok (Prawirohardjo, 2014).
Pengobatan penyakit kanker serviks telah dikembangkan beberapa
macam yaitu melalui tindakan pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.
Pengobatan yang paling banyak digunakan adalah kemoterapi, karena
kemoterapi bisa digunakan untuk stadium lanjut. Kemoterapi adalah pengobatan
yang menggunakan zat kimia untuk merusak atau membunuh sel-sel yang
tumbuh dengan cepat. Tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah sel-sel kanker
atau mengurangi ukuran tumor. Kemoterapi memiliki dampak dalam berbagai
bidang kehidupan antara lain dampak terhadap fisik dan psikologis (Ariani,
2015). Dampak kemoterapi secara fisik yaitu mual dan muntah, diare, konstipasi,
neuropati perifer, toksisitas kulit, alopecia (kerontokan rambut), penurunan berat
badan, anemia, penurunan nafsu makan, perubahan rasa, nyeri (Ariani, 2015).
B. Tujuan
Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
dengan Penyakit
Kanker Serviks di Ruang Rajawali 4B RSUP Dr. Kariadi Semarang
C. Ruang lingkup
Asuhan keperawatan ini di laksanakan selama 3 hari yaitu pada tanggal
13 Agustus 2019 sampai 15 Agustus 2019, pada klien Ny. W dengan diagnosa
medis Kanker Serviks di ruang Rajawali 4B RSUP Dr. Kariadi Semarang
D. Sistematika penulisan
Sistematika Penulisan terdiri dari 5 BAB, setiap BAB mempunyai pokok
bahasan masing-masing yang saling berkaitan dengan susunan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan : Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan,
ruang lingkup dan sistematika penulisan, BAB II Konsep teori terdiri dari konsep
dasar kanker serviks dan konsep dasar asuhan keperawatan. BAB III resume kasus
kelolaan. BAB IV Pembahasan : Pembahasan yang berisi kesenjangan hasil kajian
asuhan keperawatan dengan konsep teori. BAB V Penutup : Berisi tentang
kesimpulan dan saran
BAB II
KONSEP TEORI
a. Anamnesis
1) Data dasar
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara
anamnesa, pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang
(hasil laboratorium).
2) Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat/tanggal lahir, umur, jenis kelamin, ,
agama, alamat, pendidikan, pekerjaan, asal suku bangsa, tanggal
masuk rumah sakit, no medical record (MR), nama orang tua, dan
pekerjaan orang tua.
3) Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pekerjaan dan hubungan dengan pasien.
4) Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Biasaya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan seperti
pendarahan intra servikal dan disertai keputihan yang
menyerupai air dan berbau (Padila, 2015). Pada pasien kanker
serviks post kemoterapi biasanya datang dengan keluhan mual
muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan, anemia.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Menurut Diananda (2008) biasanya pasien pada stadium awal
tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium
akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti keputihan
yang berbau busuk, perdarahan setelah melakukan hubungan
seksual, rasa nyeri disekitar vagina, nyeri pada panggul. Pada
pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami
keluhan mual muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan, dan
anemia.
c) Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pada pasien kanker serviks memiliki riwayat
kesehatan dahulu seperti riwayat penyakit keputihan, riwayat
penyakit HIV/AIDS (Ariani, 2015). Pada pasien kanker serviks
post kemoterapi biasanya ada riwayat penyakit keputihan dan
riwayat penyakit HIV/AIDS.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya riwayat keluarga adalah salah satu faktor yang paling
mempengaruhi karena kanker bisa dipengaruhi oleh kelainan
genetika. Keluraga yang memiliki riwayat kanker didalam
keluarganya lebih berisiko tinggi terkena kanker dari pada
keluraga yang tidak ada riwayat didalam keluarganya
(Diananda, 2008).
5) Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien dengan kanker
serviks yang perlu diketahui adalah:
a) Keluhan haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab kanker
serviks tidak pernah ditemukan sebelumnya menarche dan
mengalami atropi pada masa menopose.
Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi pendarahan
diantara siklus haid adalah salah tanda gejala kanker serviks.
b) Riwayat kehamilan dan persalinan
Jumlah kehamilan dan anak yang hidup karna kanker serviks
terbanyak pada wanita yang sering partus, semakin sering partus
semakin besar kemungkinan resiko mendapatkan karsinoma
serviks (Aspiani, 2017).
6) Riwayat psikososial
Biasanya tentang penerimaan pasien terhadap penyakitnya serta
harapan terhadap pengobatan yang akan dijalani, hubungan dengan
suami/keluarga terhadap pasien dari sumber keuangan. Konsep diri
pasien meliputi gambaran diri peran dan identitas. Kaji juga
ekspresi wajah pasien yang murung atau sedih serta keluhan pasien
yang merasa tidak berguna atau menyusahkan orang lain (Reeder,
dkk, 2013). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya
mengalami keluhan cemas dan ketakutan.
7) Riwayat kebiasaan sehari-hari
Biasanya meliputi pemenuhan kebutuhan nutrisi, elimenasi,
aktivitas pasien sehari-hari, pemenuhan kebutuhan istirahat dan
tidur (Padila, 2015). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi
biasanya mengalami keluhan tidak nafsu makan, kelehan, gangguan
pola tidur.
8) Pemeriksaan fisik, meliputi :
a) Keadaan umum: biasanya pasien kanker serviks post kemoterapi
sadar,lemah dan tanda-tanda vital normal (120/80 mmHg).
b) Kepala : Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi
mengalami rambut rontok, mudah tercabut.
c) Mata : Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi
mengalami konjungtiva anemis dan skelera ikterik.
d) Leher : Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi
tidak ada kelainan
e) Thoraks:
Dada : biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi
tidak ada kelainan. Jantung : biasanya pada pasien kanker
serviks post kemoterapi tidak ada kelainan
f) Abdomen : biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi
tidak ada kelainan
g) Genetalia : Biasanya pada pasien kanker serviks mengalami
sekret berlebihan, keputihan, peradangan, pendarahan dan lesi
(Brunner & suddarth, 2015). Pada pasien kanker serviks post
kemoterapi biasanya mengalami perdarahan pervaginam.
h) Ekstermitas : Biasanya pada pasien kanker serviks yang stadium
lanjut mengalami udema dan nyeri (Brunner & suddarth, 2015).
3. Rencana Keperawatan
1) Diagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
(penekanan sel syaraf)
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ....x.. jam
diharapkan nyeri berkurang atau terkontrol.
Kriteria evaluasi :
a) Pasien melaporkan nyeri berkurang.
b) Pasien tampak rileks.
c) Tanda vital normal.
Intervensi :
a) Kaji tingkat nyeri pasien.
b) Observasi tanda vital.
c) Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya.
d) Ajarkan metode distraksi.
e) Kolaborasi dalam pemberian analgetik.
Rasional :
a) Tingkat nyeri pasien dapat dikaji menggunakan skala nyeri ataupun
deskripsi.
b) tekanan darah terutama akan meningkat bila pasien merasa nyeri.
c) Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi
nyeri.
d) Menggalihkan perhatian pasien terhadap nyeri.
e) Analgetik mengurangi nyeri dan membantu pasien merasa rileks.
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan
Kriteria hasil: menunjukkan masukan nutrisi dengan nilai gizi yang
mencukupi serat, protein, vitamin dan mineral.
Rencana intervensi:
a) Jelaskan pentingnya masukan nutrisi harian yang optimal.
Rasional : Dengan dukungan kebutuhan nutrisi yang adekuat
membantu proses penyembuhan luka.
b) Pantau status hipermetabolisme. Rasional : Adanya riwayat
penyakit diabetes akan menjadi penyulit untuk proses
penyembuhan luka.
c) Evaluasi kemungkinan penyebab mual. Rasional : Adanya mual
akan menghambat masukan nutrisi yang adekuat.
d) Pertahankan kebersihan gigi dan mulut, berikan perawatan mulut
yang mendukung. Rasional : Kebersihan gigi dan mulut
membantu memelihara dan dapat meningkatkan nafsu makan
yang baik.
e) Berikan alternatif makanan sesuai kondisi pasien. Rasional :
Variasi jenis makanan dan sajian menghindari kejenuhan yang
mengakibatkan ketidakcukupan masukan peroral.
f) Anjurkan untuk menghindari berbaring datar selama sedikitnya 1
– 2 jam setelah makan. Rasional : Gravitasi membantu penurunan
isi usus sehingga menghindarkan perasaan penuh dan mual.
a) Suhu 37-38 C
b) Tidak tampak tanda-tanda infeksi
Intervensi :
a) Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau.
b) Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa
perdarahan.
c) Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart.
d) Lakukan perawatan vulva.
e) Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi.
f) Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama
sesama masa perdarahan.
Rasional :
a) Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart
keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak
mungkin merupakan tanda infeksi;
b) Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang lebih
luar.
c) Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart.
d) Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat
menyebabkan infeksi.
e) Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik
infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan
gejala infeksi.
f) Pengertian pada keluarga sangat penting artinya untuk kebaikan ibu;
senggama dalam kondisi perdarahan dapat memperburuk kondisi
system reproduksi ibu dan sekaligus meningkatkan resiko infeksi
pada pasangan.
5) Diagnosa : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens
farmaseutikal
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x.... jam kllien
dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi.
Intervensi :
4. Implementasi Keperawatan
Implementesi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan disesuaikan.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pelaksanaan adalah sebagai
berikut :
a. Mengkaji ulang pasien
Fase pengkajian ulang terhadap komponen implementesi
memberikan mekanisme bagi perawat untuk menentukan apakah
tindakan keperawataan yang diusulkan masih sesuai.
b. Menelah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada
sebelum memulai perawatan.
Perawat menelah rencana asuhan dan membandingkannya
dengan data pengkajian untuk memvalidasi diagnosa keperawatan
yang dinyatakan dan menentukan apakah intervensi keperawatan
yang paling sesuai untuk situasi klinis saat itu. Jika status pasien
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yaitu membandingkan data subjek dan objek yang
dikumpulkan dari pasien, perawat lain, dan keluarga untuk menentukan tingkat
keberhasilan dalam memenuhi hasil yang diharapkan yang ditetapkan selama
perencanaan.
Langkah-langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respon
pasien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan pasien kearah tujuan.
Tujuan asuhan keperawatan untuk membantu pasien menyelesaikan masalah
kesehatan aktual, mencegah kekambuhan dari masalah potensial dan
mempertahankan status sehat. Evaluasi terhadap asuhan menetukan apakah
tujuan ini telah terlaksana. Aspek lain dari evaluasi mencakup pengukuran
kualitas asuhan keperawatan yang diberikan dalam lingkungan perawatan
kesehatan.
BAB III
RESUME KASUS KELOLAAN
A. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada daerah perut
E. Riwayati Menstruasi
a. Umur Menarche : 13 tahun
b. Siklus Haid : 28 hari
c. Lama Haid : 6 hari
d. Jumlah darah Haid : 60 – 80 ml
e. HPHT : menopause sejak 6 tahun lalu
f. HPL
g. Disminorhea :-
h. Spotting :-
i. Menorrhagia : ya, klien mengatakan setiap haid darahnya
banyak sampai 3 pembalut sehari
j. Metrorhagia :-
F. Riwayat Perkawinan
a. Lama menikah : 42 tahun
b. Pernikahan ke :1
c. Usia pertama menikah :14 tahun
G. Riwayat Obstetri
Jenis
Jenis
Tahun Partus/ Tempat Umur Jenis Persalinan Keadaan
No Penyulit Kelamin
Abortus Partus Hamil Persalinan Penolong Anak
/BBL
Persalinan
1 1978 bidan 41 Spontan bidan - P sehat
2 1985 Bidan 34 Spontan bidan - L Sehat
3 1997 bidan 22 Spontan bidan - P Sehat
H. Keluarga Berencana
a. Metode KB terakhir yang digunakan :KB suntik
b. Lama penggunaan : 12 tahun
c. Keluhan/komplikasi : tidak ada
d. Rencana metode KB yang diinginkan :tidak ada
I. Riwayat Ginekologi
a. Infertilitas :-
b. Kasus perkosaan :-
c. Kanker kandungan :-
d. Polip serviks :-
e. PMS :-
f. Mioma uteri :-
g. Servisitis kronis :-
h. Infeksi virus :-
i. Endometritis :-
J. Pemeriksaan fisik
1. Antropometri :
a. TB : 156
b. BB saat ini : 55
c. Lingkar lengan : 24
2. Tanda Vital : TD. : 110/70 mmhg N : 84 x/menit R : 20x/menit S : 36,3
3. Keadaan Umum : Baik, composmentis
4. Kulit, kuku : Kulit pucat, CRT < 2 detik
5. Kepala : Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan,
6. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjaran tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening
7. Thorak : Pergerakan dada simetris,
8. Jantung : irama jantung reguler, HR : 84x/menit
9. Paru : tidak ada suara napas tambahan RR : 20 x/menit
10. Mammae : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
11. Abdomen : terdapat nyeri tekan dan teraba keras pada perut bagian bawah.
12. Perianal : tidak ada hemoroid
13. Ekstremitas : Terpasang infus pada tangan kiri
L. Analisa Data
Inisial klien : Ny. T No. CM : C643775
Usia : 56 tahun Ruang : Rajawali 4B, RSDK
Dx medis : Ca. Cerviks Tanggal : 14 Agustus 2019
No. Data Masalah Keperawatan
1. DS : klien mengatakan Perfusi perifer tidak efektif
- lemas dan pusing
- BAB darah ±4 kali dalam sehari
DO :
- Klien tampak lemah
- Klien tampak pucat
- Konjungtiva anemis
- Terpasang infus Nacl 0,9% 20 tpm hari ke-
2 pada tangan kirinya
- Hb : 5,6 gr/dl
- TD : 110/70 mmHg HR : 84 x/menit
RR : 20 x/menit S : 36,6 0C
DS : klien mengatakan : Nyeri kronis
- Nyeri pada perut bagian bawah seperti
ditekan-tekan, skala nyeri 3, nyeri
bertambah ketika ingin BAB dan
berkurang ketika istirahat
- Saat ingin BAB nyeri yang dirasakan
seperti ingin melahirkan bayi
DO :
- Skala nyeri 3, VAS : 2
- Teraba keras pada perut bagian bawah
- TD : 140/70 mmHg HR : 84 x/menit
RR : 20 x/menit S : 36,6 0C
M. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin
2. Nyeri kronis b.d invasi atau infiltrasi tumor pada serviks
N. Perencanaan keperawatan
Inisial klien : Ny. T No. CM : C643775
Usia : 56 tahun Ruang : Rajawali 4B, RSDK
Dx medis : Ca. Cerviks Tanggal : 14 Agustus 2019
No Diagnosa Tujuan & Kriteria
Intervensi Rasional
. Keperawatan Hasil
1. Perfusi Setelah dilakukan 1. Kaji secara 1. sirkulasi perifer
perifer tidak tindakan komprehensif dapat menunjukan
efektif b.d keperawatan sirkulasi perifer keparahan
penurunan selama 3 x 24 jam 2. Monitor penyakit
konsentrasi diharapkan perfusi laboratorium 2. nilai laboratorium
hemoglobin perifer klien efektif 3. Kolaborasi dapat menunjukan
dengan kriteria pemberian anti komposisi darah
hasil : pletelet atau anti 3. meminimalkan
- TTV normal perdarahan adanya bekuan
- Nilai 4. Kaji tanda-tanda dalam darah
laboratorium vital 4. mengetahui status
normal kardiorespirasi
klien
O. Catatan keperawatan
Inisial klien : Ny. T No. CM : C643775
Usia : 56 tahun Ruang : Rajawali 4B, RSDK
Dx medis : Ca. Cerviks Tanggal : 14 Agustus 2019
Hari/ No. Dx. Tindakan
Respon klien Paraf
tanggal Kep keperawatan
Rabu 1 Mengkaji sirkulasi DS : klien mengatakan badannya
14-8-19 perifer lemas dan pusing
21.30 DO : Sumasti
- Klien tampak lemah a
- Klien tampak pucat
- Konjungtiva anemis
- Hb : 5,6
Sumasti
06.35 1 DS : klien mengatakan badan a
Mengkaji sirkulasi lemas dan semalam BAB darah
perifer sampai 4 kali
DO :
- Klien tampak lemah
- Klien tampak pucat
- Konjungtiva anemis
Sumasti
Jumat 1 DS : klien mengatakan badannya a
16-8-19 lemas dan pusing
08.30 Mengkaji sirkulasi DO :
perifer - Klien tampak lemah
- Klien tampak pucat
- Hb : 5,6
P. Catatan perkembangan
Hari/ No. Dx.
Evaluasi Paraf
tanggal Kep
Kamis 1 S:
15-8-19 - klien mengatakan merasa lemas dan pusing
Sumasti
O: a
- klien tampak lemah
- klien tampak pucat
- konjungtiva anemis
- Hb : 5,6
P : lanjutkan intervensi
- Kolaborasi pemberian anti perdarahan
- Monitor hasil lab
- Kolaborasi pemberian transfusi darah
2 S:
- klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah,
nyeri seperti ditekan, skala nyeri 2, nyeri bertambah
seperti akan melahirkan saat mau BAB dan
berkurang saat istirahat Sumasti
O: a
- klien tampak lemah
- skala nyeri 2, VAS 1
- TD : 110/70 mmHg
- HR : 80 x/menit
- RR : 20 x/menit
- S : 36,6 0C
P : pertahankan intervensi
- Kaji nyeri
- Ajurkan teknik napas dalam
Jumat 1 S:
16-8-19 - klien mengatakan merasa pusing dan lemas
Sumasti
O: a
- klien tampak lemah
- klien tampak pucat
- konjungtiva anemis
- Hb : 5,6 gr/dl
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Kolaborasi pemberian anti perdarahan
- Monitor hasil lab
2 S:
- klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah,
nyeri seperti ditekan, skala nyeri 2, nyeri bertambah
seperti akan melahirkan saat mau BAB dan Sumasti
berkurang saat istirahat a
O:
- klien tampak lemah
- skala nyeri 2, VAS 1
- TD : 110/80 mmHg
- HR : 84 x/menit
- RR : 20 x/menit
- S : 36,6 0C
P : pertahankan intervensi
- Kaji nyeri
- Ajurkan teknik napas dalam jika nyeri
BAB III
PEMBAHASAN
2. Nyeri Kronis
a. Pengertian nyeri Kronis
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan yang berlangsung lebih dari 3
bulan
b. Karakteristik mayor dan minor pasien nyeri
Mayor : Mengeluh nyeri , Merasa depresi (tertekan), Tampak meringis,
Gelisah, Tidak mampu menuntaskan aktivitas
Minor : Bersikap protektif (mis. Posisi menghindari nyeri), Waspada, Pola
tidur menyemit, Anoreksia, Focus menyempit, Befokus pada diri sendiri
c. Karakteristik mayor dan minor nyeri kronis pada Ny. T
Klien mengeluh nyeri pada daerah perut seperti di tekan-tekan, skala nyeri
3, VAS 2 klien tampak lemah
d. Tujuan asuhan keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
nyeri klien berkurang
e. Rumuskan Intervensi beserta rasionalnya
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
R : pengkajian secara komprehensif dapat mengidentifikasi secara mendetail
dan utuh mengenai keluhan pasien
Ajarkan tehnik relaksasi nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
R : relaksasi dapat mengurangi nyeri
Kolaborasi pemberian analgetik
R : analgetik dapat mengrurangi nyeri
Monitor tanda-tanda vital
R : untuk mengetahui tanda-tanda vital klien
f. Implementasi yang telah dilakukan
Implementasi yang telah dilakukan pada tanggal 14-8-19 yaitu mengkaji
nyeri, mengajarkan tenknik relaksasi napas dalam. Pada tanggal 15-8-19 yaitu
mengkaji nyeri, mengkaji tanda-tanda vital, menganjurkan teknik relaksasi
napas dalam saat nyeri. Pada tanggal 16-8-19 mengkaji nyeri, mengkaji tanda-
tanda vital, menganjurkan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri. Faktor
pendukungnya adalah klien kooperatif dan alat-alat yang dibutuhkan tersedia.
g. Evaluasi
Data subyektif yang didapatkan yaitu klien mengatakan nyeri pada perut
bagian bawah, nyeri seperti ditekan, skala nyeri 2, nyeri dirasakan bertambah
seperti melahirkan saat ingin BAB dan berkurang saat istirahat. Data obyektif
yang didapatkan yaitu klien tampak lemah, skala nyeri 2, VAS 1, TD : 110/70
mmHg, HR : 80 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36,6 0C. Analisis masalah yaitu
masalah teratasi sebagian. Planning selanjutnya mempertahankan intervensi
yaitu mengkaji nyeri, menganjurkan relaksasi napas dalam saat nyeri, dan
mengkaji tanda-tanda vital.
DAFTAR PUSTAKA