Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA EDUKASI

MENGENAL PENYAKIT HEPATITIS

OLEH

TIM ADMISSION

RSU GANESHA

2021
SATUAN ACARA EDUKASI
MENGENAL PENYAKIT HEPATITIS

Masalah : Tingginya kasus penyakit Hepatitis

Pokok Masalah : Kurangnya informasi akan penyakit Hepatitis

Sub Pokok Masalah : Kurangnya informasi terkait apa itu penyakit Hepatitis

Sasaran : Seluruh lapisan masyarakat yang mempunyai media sosial

Pasien dan penunggu pasien di RSU Ganesha

Hari/Tanggal : Kamis, 15 Juli 2021

Pukul : 09.00 WITA - selesai

Nara sumber : Ni Kadek Suci Anggreni Purniasih, A.Md. Kep

Tempat : Lobi Lantai I Poliklinik RSU Ganesha

A. Latar Belakang
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit
yang dapat ditularkan melalui media tertentu. Penyakit menular sering juga disebut penyakit
infeksi karena penyakit ini diderita melalui infeksi virus, bakteri, atau parasit yang ditularkan
melalui berbagai macam media seperti udara, jarum suntik, transfusi darah, tempat makan
atau minum, dan lain sebagainya (Vatimatunnimah, 2013).
Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling
mempengaruhi. Menurut (Vatimatunnimah, 2013) penyakit tidak menular adalah penyakit
yang tidak disebabkan oleh kuman melainkan dikarenakan adanya masalah fisiologis atau
metabolisme pada jaringan tubuh manusia.
Hepatitis didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
peradangan pada hati. Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya inflamasi atau nekrosis
pada jaringan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin, gangguan
metabolik, maupun kelainan sistem antibodi. Infeksi yang disebabkan virus merupakan
penyebab paling banyak dari Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi
akut, yaitu virus Hepatitis A, B, C, D, dan E. Penyakit Hepatitis yang disebabkan oleh virus,
Hepatitis B menduduki tempat pertama dalam hal jumlah dan penyebarannya yang di
akibatkan oleh virus (Arief, 2012).
World Health Organization (WHO) memperkirakan penduduk dunia terinfeksi virus
Hepatitis A, B, C, D dan E. Hasil data untuk Hepatitis A secara global didapatkan sekitar 1,4
juta kasus pertahun. Hepatitis B berjumlah lebih dari 2 miliar penduduk dunia terinfeksi virus
Hepatitis B dan 400 juta orang diantaranya menjadi pengidap kronik pada tahun 2000 (IDAI,
2012). Hepatitis C berjumlah sekitar 3% atau 170 juta orang (Depkes RI, 2006). Hepatitis E
dengan jumlah kasus 146 orang (Kemenkes RI, 2014).
Prevalensi infeksi Hepatitis di Asia Pasifik cukup tinggi yaitu melebihi 8% dan
penularannya pada umumnya terjadi secara vertikal (pada periode perinatal) dan horizontal
(pada masa anak-anak). Diperkirakan lebih dari 350 juta diantaranya menjadi kronik dan
sekitar 75% karier Hepatitis berada di Asia Pasifik. Pada daerah tertentu seperti Amerika
bagian utara, Eropa bagian utara dan barat, Amerika Selatan, Australia dan Selandia Baru,
memiliki prevalensi HBsAg yang relatif rendah (< 2%). Indonesia adalah salah satu negara
dengan tingkat endemisitas tinggi (WHO, 2014). Jumlah kasus hepatitis di Bali sebanyak
20.560 dan khususnya di kota Gianyar terdapat 2.432 kasus (Riskesdas, 2018). Maka dari itu
pentingnya peran perawat melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit hepatitis melalui
edukasi kesehatan. Tujuan dari pemberian edukasi tentang penyakit hepatitis yaitu di
harapkan masyarakat mampu memahami tentang penyakit hepatitis sehinga dapat mencegah
resiko penularan dan mengurangi angka kejadian hepatitis.

B. TUJUAN
1. Tujuan intruksional umum
Setelah dilakukan edukasi, diharapkan peserta mampu memahami tentang penyakit
Hepatitis.
2. Tujuan intruksional khusus
Setelah mengikuti edukasi selama 45 menit di harapkan:
a. Menjelaskan pengertian penyakit Hepatitis
b. Menjelaskan jenis penyakit Hepatitis
c. Menyebutkan tanda dan gejala Hepatitis
d. Menyebutkan cara pencegahan penyakit Hepatitis

C. Materi Edukasi
1. Pengertian penyakit Hepatitis
2. Jenis-jenis penyakit Hepatitis
3. Tanda dan gejala penyakit Hepatitis
4. Cara pencegahan penyakit Hepatitis

D. Mertode Edukasi
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Dokumentasi

E. Alat Edukasi
1. Leaflet
2. Lembar Balik
3. Materi di media social

F. Sasaran Penyuluha
1. Seluruh lapisan masyarakat yang mempunyai media sosial
2. Pasien dan penunggu pasien di RSU Ganesha

G. Waktu
1. Hari dan tanggal : Kamis, 15 Juli 2021
2. Waktu : 09.00 WITA – selesai
3. Tempat : Lobi Lantai 1 Poliklinik RSU Ganesha
H. Pengaturan Tempat

Moderator Penyaji Materi Notulen

Perawat Peserta Perawat

Observer Peserta Fasilitator

I. Langkah-langkah Kegiatan Edukasi

KEGIATAN
Penyuluh Pengunjung/Peserta
NO WAKTU
1 Pembukaan 5 menit
a. Salam pembuka a. Melakukan salam
b. Perkenalan b. Memperhatikan
c. Menyampaikan tujuan c. Memperhatikan
d. Kontrak waktu d. Memperhatikan

2 Kegiatan edukasi Menyimak dan memperhatikan 30 menit


Menyampaikan materi edukasi
a. Pengertian penyakit
Hepatitis
b. Jenis-jenis penyakit
Hepatitis
c. Tanda dan gejala penyakit
Hepatitis
d. Cara pencegahan penyakit
Hepatitis
Memberikan kesempatan Menanyakan hal-hal yang belum
audience untuk bertanya jelas

3 Penutup 10 menit
a. Menyimpulkan materi a. Bersama penyuluh
yang telah di berikan menyimpulkan materi
b. Melakukan evaluasi b. Audience kooperatif
edukasi dalam menjawab
c. Mengakhiri kontrak pertanyaan penyuluh
d. Mengakhiri kegiatan c. Audience kooperatif
edukasi dengan salam d. Menjawab salam

J. Pengorganisasian
1. Penyaji : Ni Kd Suci Anggreni Purniasih, A.Md. Kep
2. Moderator : Ns. Ni Luh Made Ayu Sintia Dewi, S.Kep
3. Notulen : Kadek Windu Intan Murdaningrat, A.Md. Kep
4. Observer : Ns, A A Istri Laksmi Mahadewi Purnama., S,Kep
5. Fasilitator : Ns Sang Ayu Ketut Sri Suprapti, S.Kep

K. Hasil kegiatan
Setelah melakukan proses edukasi 45 menit di harapkan audience mampu:
1. Menyebutkan pengertian penyakit Hepatitis
2. Menyebutkan jenis-jenis penyakit Hepatitis
3. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Hepatitis
4. Menjelaskan cara pencegahan penyakit Hepatitis

L. Rencana Evaluasi
1. Struktur
a. Diharapkan alat penunjang saat dilakukan edukasi tersedia dan sesuai dengan materi
yang disajikan.
b. Diharapkan materi edukasi ringan dan mudah dimengerti oleh sasaran edukasi.
c. Materi sudah siap dan dipelajari 4 hari sebelum memberikan edukasi kesehatan.
d. Media sudah siap 5 hari sebelum memberikan edukasi kesehatan.
e. Tempat sudah siap 2 jam sebelum memberikan edukasi kesehatan.
f. SAP sudah siap 5 hari sebelum memberikan edukasi kesehatan.

2. Proses
a. Diharapkan edukasi berjalan dengan lancar
b. Audience memperhatikan penjelasan perawat
c. Media dapat digunakan secara efektif
d. Diharapkan peserta edukasi tidak meninggalkan tempat pada saat edukasi
berlangsung.

3. Hasil
a. Setelah mengikuti proses edukasi selama 45 menit diharapkan audience mampu
memahami tentang penyakit Hepatitis
b. Setelah mengikuti proses edukasi selama 45 menit diharapkan audience mampu:
1) Menyebutkan pengertian penyakit Hepatitis
2) Menyebutkan jenis-jenis penyakit Hepatitis
3) Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Hepatitis
4) Menjelaskan cara pencegahan penyakit Hepatitis

M. Kriteria Evaluasi
Prosedur : Post Test
Jenis Tes : Pertanyaan secara lisan
Pertanyaan :
1. Sebutkan pengertian penyakit Hepatitis
2. Sebutkan jenis-jenis penyakit Hepatitis
3. Sebutkan tanda dan gejala penyakit Hepatitis
4. Jelaskan cara pencegahan penyakit Hepatitis

N. Lampiran
1. Materi
2. Leaflet
3. Lembar balik

LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang disebabkan oleh virus. ini
mengakibatkan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati
yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas. Sampai
saat ini sudah teridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang pasti yaitu: hepatitis A, B, C, D
dan E (Arief, 2012).

B. Klasifikasi / Jenis-jenis Hepatitis


Klasifikasi hepatitis berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut (Soerjono. 2011) :
1. Hepatitis A
Hepatitis A adalah jenis hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A
(HAV). Penyakit ini termasuk infeksi hati menular dan termasuk endemik di negara
berkembang. Pasalnya, hepatitis A berkaitan dengan kebersihan lingkungan serta
perilaku bersih dan sehat.
Selain itu, sistem sanitasi di negara berkembang juga menjadi faktor penyebab
meluasnya penyebaran Virus Hepatitis A. Ada pun beberapa kondisi yang menjadi cara
penularan hepatitis A, seperti: konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi
virus, penggunaan air yang tercemar oleh feses/tinja penderita hepatitis A, kontak
langsung dengan penderita, seperti berhubungan seks dengan penderita hepatitis.
2. Hepatitis B
Hepatitis B adalah infeksi hati serius yang disebabkan oleh virus hepatitis B
(HBV). Virus ini dapat ditularkan lewat kontak dengan darah, air mani,cairan vagina
dan cairan tubuh lainnya yang terkontaminasi virus.
Penularan jenis hepatitis virus ini juga bisa terjadi melalui beberapa hal, yaitu:
transfusi darah yang terkontaminasi Virus Hepatitis B, penggunaan jarum suntik yang
terpapar Virus Hepatitis B, berbagi narkoba suntik, melalui darah, ditularkan dari ibu
yang terinfeksi kepada bayinya saat melahirkan.
Hepatitis ini dapat berlangsung selama 6 bulan atau hepatitis akut. Bila lebih dari
6 bulan, artinya Anda mengalami gejala hepatitis B yang kronis. Penyakit hepatitis yang
satu ini lebih sering terjadi pada bayi yang ditularkan saat proses persalinan.
3. Hepatitis C
Hepatitis C merupakan peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus
hepatitis C (HCV). Bila dibiarkan, infeksi ini dapat merusak organ hati dan
menimbulkan komplikasi serius.
Cara penularan hepatitis C pun tidak jauh berbeda dengan jenis hepatitis lainnya,
yaitu melalui kontak dengan darah yang terkontaminasi. Pada kebanyakan kasus
hepatitis C, darah virus hepatitis C menempel pada jarum suntik yang dipakai bersama-
sama untuk obat atau pembuatan tato. Penularan lewat hubungan seksual mungkin dapat
terjadi, tetapi cukup jarang ditemukan. Dibandingkan penyakit hepatitis lainnya,
hepatitis C termasuk penyakit yang cukup berbahaya. Pasalnya, belum ada vaksin yang
dapat mencegah virus hepatitis C . Oleh sebab itu, dengan menghindari faktor risiko
sangat dianjurkan untuk bebas dari serangan infeksi virus ini.
4. Hepatitis D
Hepatitis D (HDV) atau juga bisa disebut sebagai virus delta adalah jenis hepatitis
yang paling jarang ditemukan. Walaupun demikian, hepatitis D juga termasuk hepatitis
yang cukup berbahaya. Penyebaran hepatitis D bias melalui urin, kehamilan (dari ibu ke
janin), cairan tubuh atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, melalui
persalinan (dari ibu ke bayi), cairan sperma, cairan vagina, dan darah. Hal ini
dikarenakan hepatitis D memerlukan Virus Hepatitis B untuk berkembang biak. Oleh
karena itu, penyakit hepatitis D hanya bisa ditemukan pada penderita hepatitis B. Dengan
adanya virus hepatitis D dan B di dalam tubuh, kedua virus tersebut dapat menyebabkan
gangguan kesehatan yang lebih buruk. Kabar baiknya, hepatitis D dapat dicegah dengan
mendapatkan vaksin hepatitis B. Akan tetapi, upaya pencegahan ini hanya berhasil pada
orang yang belum pernah menderita hepatitis B.
5. Hepatitis E
Hepatitis E adalah jenis hepatitis yang cara penularannya hampir mirip dengan
HAV, yaitu melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi virus hepatitis E
(HEV). Selain itu, konsumsi daging setengah matah atau mentah, dan transfusi darah
yang terinfeksi juga bisa menjadi faktor risiko. Hepatitis E mudah menular pada
lingkungan yang memiliki sanitasi yang buruk seperti ada kontaminasi pada sumber air,
penularan melalui feses, dapat menular dari hewan seperti babi dan tikus yang terpapar
virus hepatitis E, tranfusi darah, penularan dari ibu hamil ke bayinya. Wabah penyakit ini
biasa terjadi di sejumlah negara berkembang, seperti beberapa daerah di Asia, termasuk
di Indonesia. Sejauh ini belum ada vaksin untuk mencegah hepatitis E, sehingga Anda
perlu menjalani gaya hidup yang bersih dan sehat untuk menghindari penyakit ini.

C. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala yang muncul pada orang dengan hepatitis sebagai berikut
(Vatimatunnimah, 2013):
1. Mual
2. Muntah
3. Demam
4. Kelelahan
5. Feses berwarna pucat
6. Urine berwarna gelap
7. Nyeri perut
8. Nyeri sendi
9. Kehilangan nafsu makan
10. Penurunan berat badan
11. Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan atau penyakit kuning

D. Cara pencegahan penyakit Hepatitits


Penderita hepatitis sering tidak menyadari terjangkit penyakit ini. Namun pencegahan
hepatitis bisa dilakukan dengan mudah (Kemenkes RI, 2019).
1. Rajin mencuci tangan
Mencegah penyakit hepatitis bisa dilakukan dengan rajin mencuci tangan. Mencuci
tangan mampu membunuh virus penyakit, termasuk hepatitis. Bisa menggunakan air
mengalir dengan sabun. Selain itu, gunakan hand sanitizer dengan kandungan alkohol
agar virus mati.
2. Bersihkan bahan makanan secara menyeluruh
Selalu cuci seluruh bahan makanan hingga bersih agar tidak terserang hepatitis.
Biasanya hepatitis A yang sering menyerang karena makanan yang terkontaminasi.
Selain itu, hindari juga mengonsumsi makanan mentah, terlebih jika tidak yakin
sumbernya.
3. Jaga kebersihan
Selalu  jaga kebersihan lingkungan sekitar. Karena tempat tinggal memang menjadi
resiko akan penyakit hepatitis, terlebih hepatitis A dan E. Dengan selalu menjaga
kebersihan lingkungan akan mampu menghindarkan virus hepatitis.
4. Jangan sentuh toilet
Perlu diingat bahwa hepatitis bisa menular dari feses atau oral. Oleh karena itu, bagi
ingin menggunakan toilet umum pastikan selalu membersihkan dudukan toilet tersebut.
Namun, bagi yang memiliki luka di bokong lebih baik hindari kontak dengan toilet
tersebut, karena sangat beresiko terinfeksi hepatitis. Selain itu, jangan lupa
untuk mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet umum.
5. Hindari penggunaan barang bersamaan
Virus hepatitis bisa menular karena penggunaan barang pribadi secara bersamaan. Ada
beberapa barang pribadi yang tidak boleh digunakan secara bersamaan, seperti sikat gigi,
lipstik, alat pencukur, pemotong kuku dan masih banyak lagi. Penggunaan barang
tersebut kadang terjadi luka minor.
Sehingga akan ada darah pada alat tersebut dan terkadang tidak terlihat. Darah
tersebutlah yang membuat virus hepatitis menular.
6. Vaksinasi atau imunisasi Hepatitis
Vaksin Hepatitis B (hepB) harus segera diberikan setelah lahir, mengingat
vaksinasi hepB merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan
rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu kepada bayinya (Proverawati, 2010).
Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah
suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian. Jumlah Pemberian
sebanyak 3 kali, dengan interval 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, kemudian
5bulan antara suntikan kedua dan ketiga. Usia pemberian sekurang-kurangnya 12 jam
setelah lahir. Dengan syarat, kondisi bayi stabil, tidak ada gangguan pada paru-paru dan
jantung. Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia 3-6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari
ibu pengidap VHB, selain imunisasi tersebut dilakukan tambahan dengan imunoglobulin
antihepatitis B dalam waktu sebelum usia 24 jam. Lokasi penyuntikan pada anak di
lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewatan terolateral
(antero= otot-otot bagian depan, lateral= otot bagian luar). Penyuntikan dibokong tidak
dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin. Efek samping umumnya tidak
terjadi. Jika ada (jarang) berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan, yang disusul demam
ringan dan pembengkakan. Namun rekasi ini akan menghilang dalam waktu dua hari.
Tanda keberhasilan yaitu tidak ada tanda klinis yang dapat dijadikan patokan. Namun
dapat dilakukan pengukuran keberhasilan melalui pemeriksaan darah dengan mengecek
kadar hepatitis B-nya setelah anak berusia setahun. Bila kadarnya di atas 1000, berarti
daya tahanya 8 tahun; diatas 500,tahan 5 tahun; diatas 200 tahan 3 tahun. Tetapi kalau
angkanya cuma 100, maka dalam setahun akan hilang. Sementara bila angkanya 0 berarti
si bayi harus disuntik ulang 3 kali lagi. Tingkat kekebalan cukup tinggi, antara 94-96%.
Umumnya setelah 3 kali suntikan, lebih dari 95% bayi mengalami respon imun yang
cukup. Indikator kontra tidak dapat diberikan pada anak yang sakit berat.
a. Fungsi imunisasi Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B ditujukan untuk memberi tubuh kekebalan terhadap penyakit
Hepatitis B.
b. Kandungan vaksin Hepatitis B
Kandungan vaksin ini adalah HBsAg dalam bentuk cair.
c. Cara pemberian imunisasi Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis ini diberikan melalui injeksi intramuskular dalam. Dosis pertama
(HB-0) diberikan segera setelah bayi lahir atau kurang dari 7 hari setelah kelahiran.
Vaksin ini menggunakan PID ( Prefilled Injection Device ), merupakan jenis alat
suntik yang hanya bisa digunakan sekali pakai dan telah berisi vaksin dosis tunggal
dari pabrik. Vaksin ini diberikan dengan dosis 0,5 ml. Vaksin tidak hanya diberikan
pada bayi. Vaksin juga diberikan pada anak usia 12 tahun yang di masa kecilnya
belum diberi vaksin Hepatitis B. Selain itu orang-orang yang berada dalam rentan
risiko Hepatitis B sebaiknya juga diberi vaksin ini.

Vaksin Hepatitis A (HepA) Imunisasi menyebabkan terbentuknya serum


neutralizing antibodies. Imunisasi hepatitis A dapat diberikan mulai usia anak ≥ 2 tahun.
Diberikan dua dosis vaksin dalam rentang waktu 6 bulan.Lama proteksi antibodi HVA
diperkirakan menetap selama ≥ 20 tahun. Proteksi jangka panjangterjadi akibat antibody
protektif yang menetap atau akibat anamnestic boosting infeksi alamiah (Proverawati,
2010).

Penanganan Penyakit Hepatitis di Masa Pandemi


Pada tahun 2015, WHO telah memperkirakan terdapat 257 juta orang hidup dengan
infeksi virus hepatitis B kronis (HBV) di seluruh dunia, dan 900.000 diantaranya meninggal
karena infeksi HBV, sebagian besar melalui perkembangan infeksi sirosis dan karsinoma
hepatoseluler. Di seluruh dunia, mayoritas orang dengan infeksi hepatitis B kronis dan kematian
di masa dewasa terkait dengan telah memperoleh infeksi saat lahir melalui penularan perinatal
dari ibu ke anak atau pada anak usia dini. Pencegahan penularan HBV perinatal dan anak usia
dini adalah kunci untuk mengurangi infeksi kronis yang menghasilkan beban morbiditas dan
mortalitas terbesar. Hal ini Ini bisa dicapai melalui imunisasi universal bayi terhadap hepatitis B,
imunisasi dosis bayi baru lahir, dan intervensi lain untuk mencegah penularan HBV dari ibu-ke-
bayi.

Mencegah Penularan hepatitis B dari ibu ke anak adalah strategi paling penting untuk
mengendalikan penyakit dan menyelamatkan nyawa. Bahkan di tengah pandemi COVID-19,
harus dapat memastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir memiliki akses ke layanan kesehatan
termasuk vaksinasi hepatitis B melalui pengujian wanita hamil dan pemberian profilaksis
antivirus kepada mereka yang membutuhkan dan mempertahankannya serta memperluas akses
ke imunisasi hepatitis B dan vaksin dosis kelahiran. Memperluas akses ke dosis vaksin hepatitis
B untuk bayi baru lahir yang tepat waktu sebagai upaya mencegah penularan HBV dari ibu ke
anak.

Cara tambahan untuk melindungi anak-anak adalah memberikan ibu hamil perawatan
antivirus untuk mengurangi penularan HBV dari ibu-ke-bayi. WHO sudah merekomendasikan
pengujian rutin semua wanita hamil untuk HBV sedini mungkin dalam kehamilan mereka.
Mengingat bukti baru tentang keamanan dan kemanjuran profilaksis antivirus pada wanita hamil
dan anak-anak, maka WHO mengeluarkan 2 rekomendasi baru, diantaranya:

1. Wanita hamil yang dites positif terinfeksi hepatitis B dan memiliki tingkat HBV yang tinggi
dalam darah (viral load HBV) harus menerima terapi antivirus dari minggu ke-28 kehamilan
sampai kelahiran.
2. Di rangkaian di mana tes virus hepatitis B (HBV) tidak tersedia, WHO merekomendasikan
penggunaan tes biaya rendah alternatif (HBeAg) untuk menentukan apakah seorang wanita
memenuhi syarat untuk terapi antivirus preventif.
Eliminasi Penularan Hepatitis B bersama-sama atau yang sering disebut “triple eliminasi”
ini dilakukan untuk memastikan bahwa sekalipun ibu terinfeksi HIV, Sifilis, dan/atau
Hepatitis B sedapat mungkin tidak menular ke anaknya. Oleh karena itu, di Indonesia sendiri
sudah ada pedoman khusus yang membahas upaya mencapai Eliminasi Penularan HIV,
Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke anak sebagai acuan bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, tenaga kesehatan sesuai kompetensi dan kewenangannya, masyarakat, dan
pemangku kepentingan terkait yang tertuang dalam Permenkes Nomor 52 Tahun 2017
tentang eliminasi penularan hepatitis b dari ibu ke anak.

DAFTAR PUSTAKA
Arief, S., 2012. Hepatitis Virus. In: Juffrie, M., et al., ed. Buku Ajar Gastroenterologi-
Hepatologi. 3rd ed. Jakarta: IDAI, 285-305.

Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kowalak. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC

Proverawati A, Citra Andhini. 2010. Buku Imunisasi dan Vaksinasi. Edisi 2. Jakarta. Nuha
Medika 2010: 25-28.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian RI tahun 2018..

Vatimatunnimah, V.N., 2013.Epidemiologi penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular,


Rineka Cipta: Jakarta.

WHO. 2014. World Health Statistics: World Health Organization; 2014

EVALUASI EDUKASI
1. Kriteria Sruktur:
a. Alat yang digunakan dalam edukasi semuanya lengkap dan siap digunakan
b. Leaflet jelas dan mudah dimengerti
c. Kontrak waktu/jadwal edukasi dengan pihak poliklinik sudah dilakukan

2. Kriteria Proses:
a. Selama kegiatan edukasi berlangsung, peserta mendengarkan penjelasan penyaji
dengan penuh perhatian
b. Peserta tampak aktif saat dilakukan tanya jawab dan ketika dilakukan evaluasi
beberapa peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
c. Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
d. Kehadiran peserta 100%
e. Waktu efektif sesuai dengan rencana

3. Kriteria Hasil:
a. Peserta edukasi mampu menyebutkan pengertian penyakit hepatitis
b. Peserta edukasi mampu menyebutkan menyebutkan jenis-jenis penyakit Hepatitis
c. Peserta edukasi mampu menyebutkan tanda dan gejala penyakit Hepatitis
d. Peserta edukasi mampu menjelaskan cara pencegahan penyakit Hepatitis

Anda mungkin juga menyukai