Anda di halaman 1dari 43

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn.W DENGAN


DIAGNOSA MENINGITIS DD MENINGOENCEPHALITIS DI
RUANG MELATI KAMAR 413B RSU GANESHA TANGGAL
01 NOVEMBER–04 NOVEMBER 2021

A. Pengkajian
1. Data Umum
a. IdentitasKlien
Nama : Tn. W
Umur : 56 th
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku : Bali
Alamat : Br. Mukti Tempekan Seraya Singapadu, Gianyar
Tanggal MRS : 1 November 2021 (pkl. 10.00 WITA)
Tanggal Pengkajian : 1 November 2021 (pkl 12.00 WITA)
No. Reg : 11 .95.31
Diagnosa Medis : Meningitis dd Meningoencephalitis

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. A
Umur : 30
Hubungan dengan Pasien : Keponakan
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Br. Mukti Tempekan Seraya Singapadu, Gianyar

45
1. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Saat ini

1) Keluhan Utama

a) Keluhan saat MRS: Pasien lemas.

b) Keluhan saat pengkajian: Keluarga pasien mengatakan pasien lemas dan


gelisah sejak pukul 02.00 wita, dan demam demam hilang timbul sejak 4
hari yang lalu.
2) Alasan Masuk Rumah Sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Keluarga mengatakan pasien demam hilang timbul sejak 4 hari yang lalu dan
sudah sempat di ajak ke IGD RS Premagana 2 kali dan diperbolehkan pulang
dan disarankan observasi dirumah selama 3 hari. Pada tanggal 1 November
2021 pukul 08.00 wita pasien diajak ke IGD RSU Ganesha dengan keluhan
lemas, dan mengeluh nyeri di seluruh tubuh, pasien tampak meringis dan tidak
ada keluhan demam lagi. Pasien diterima oleh dokter jaga IGD(dr. Adiprana)
kemudian dilakukan pemeriksaan vital sign dengan hasil TD 130/60mmHg,
Nadi 90x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36,7oC, SPO2 99%, BB 60kg, TB
165cm. Oleh dokter jaga (dr.Adiprana) pasien dikonsulkan ke dr. Oka
Suliani,M.Biomed, Sp.S dan disarankan rawat inap dengan diagnosa
Meningitis dd Meningoencephalitis. Terapi yang diperoleh di IGD antara lain:
Dexametasone 20mg(IV) ,Pantoprazole 40mg(IV) ,IVFD RL 20tpm,
Ceftriaxone 2gr (IV), Diazepam 10mg (IV) Ketorolac 30mg (IV). Pasien
pindah dari IGD ke kamar perawatan 413 B pukul 12.00 WITA dan oleh
perawat ruang melati diukur vital sign dengan hasil Tensi 120/70 mmhg,
Nadi 94x/menit, suhu 36.5oC, RR 20x/menit, SPO2 97%.

3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan

Pada saat pasien lemas, pasien langsung di ajak ke IGD RSU Ganesha untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu

1) Penyakit yang pernah dialami

Keluarga mengatakan klien pernah mengalami lipoma dan tidak mengalami


penyakit yang lain seperti hipertensi dan asma.
46
2) Pernah dirawat

Keluarga mengatakan pernah dirawat karena penyakit lipoma. Klien


mengatakan pernah operasi yaitu operasi lipoma.

3) Riwayat alergi makanan/obat-obatan

Keluarga dan klien mengatakan klien alergi terhadap obat penicillin

4) Kebiasaan (merokok / kopi / alkohol, dll)

Klien mengatakan tidak memiliki kebiasaan merokok, dan minum- minuman


yang beralkohol, hanya minum kopi pada pagi hari.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang menderita meningitis.
Klien merupakan anak ke 4 dari 4 bersaudara.

Keterangan Gambar:

: laki-laki
: perempuan
....... : tinggal serumah
: pasien
: meninggal

Keterangan : Keluarga Klien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang menderita


penyakit yang sama seperti pasien klien tinggal bersama orang tua,
istri, anak, dan kakaknya.

47
d. Riwayat sosio kultural

1) Interaksi dengan keluarga dan masyarakat

Keluarga klien mengatakan kondisi kehidupan keluarganya dalam kondisi


baik-baik saja. Tidak ada kebiasaan dalam keluarga yang dapat menurunkan
derajat kesehatan. Interaksi dengan tetangga dan masyarakat berjalan seperti
biasanya.
2) Dampak penyakit klien terhadap keluarga
Klien mengatakan selama dirawat tidak bisa bekerja seperti sebelumnya.

3) Persepsi pasien/keluarga terhadap penyakitnya

a) Hal yang dipikirkan saat ini

Keluarga Klien mengatakan khawatir dengan keadaan klien saat ini yaitu
lemah dan gelisah sehingga membatasi aktivitas pasien dan gerakannya.
b) Harapan setelah menjalani perawatan

Keluarga Klien berharap cepat sembuh dari sakitnya dan dapat


beraktivitas seperti biasanya.
c) Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit

Keluarga Klien mengatakan selama klien sakit terjadi perubahan yaitu


klien mengatakan nyeri pada seluruh tubuh.
P: Nyeri dirasakan semakin berat saat pasien banyak bergerak.
Q: Nyeri dirasakan seperti di remas,
R: Nyeri diraskan di seluruh tubuh dari bahu sampai kaki.
S: Skala nyeri 5 (dari 0-10)
T: Nyeri dirasakan hilang timbul dan dirasakan 1-2 menit.
4) Sistem nilai kepercayaan

a) Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan: keluarga klien


mengatakan tidak ada nilai-nilai dalam keluarga yang bertentangan
dengan upaya pemeliharaan kesehatan dan kalau ada keluarga yang sakit
biasanya berobat ke petugas kesehatan.
b) Aktivitas agama/kepercayaan yang dilakukan: keluarga klien mengatakan

48
aktivitas agama yang dilakukan selama klien dirawat yaitu selalu
dilakukan dikamar dengan berdoa dan keluarganya sembahyang di
padmasana RS untuk memohon kesembuhan klien.

2. Pola Fungsi kesehatan (11 Pola Fungsi Kesehatan Gordon)

a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan

Keluarga klien mengatakan kalau sakit berobat ke pelayanan kesehatan.

b. Pola nutrisi / metabolik

1) Sebelum sakit

Keluarga Klien mengatakan sebelum sakit biasa makan 3 kali sehari dengan
menu lauk, daging, sayuran, kacang-kacangan dan lain-lain. Klien juga
mengatakan biasa minum 5-7gelas sehari (1000cc-1400cc).
2) Saat sakit

Keluarga Klien mengatakan selama dirawat, klien mendapatkan diet


bertahap dari dr. Oka Suliani,M.Biomed, Sp.S mulai dari puasa, diet susu
6x50cc, bubur saring 3x1/2porsi dan diet bubur biasa 3 kali sehari. Pasien
mengatakan susu dan bubur saring bisa dihabiskan, tapi untuk bubur biasa
habis hanya 2-4 sendok pasien mengatakan merasa cepat kenyang dan
nafsu makan menurun. Klien mengatakan selama sakit hanya bisa minum 5-
6 gelas sehari (1000cc–1200cc).
3) Pengkajian nutrisi
a) Antropometri: BB awal 60kg ,BB akhir 60 kg, TB 165cm, IMT 22.03 kg/m2.
b) Biokimia: Hb 14,5 g/dl (1/11/2021)
c) Clinical: membran mukosa kering, mukosa kulit pucat.
d) Diet: bubur biasa 3x1 porsi (habis 2-4sendok)

c. Pola eliminasi

1) BAB

a) Sebelum sakit

Keluarga Klien mengatakan sebelum sakit tidak ada masalah dengan


buang air besar, dirumah klien biasa BAB 1x/hari dengan konsistensi
lembek dan tidak ada keluhan saat BAB.
49
b) Saat sakit

Keluarga Klien mengatakan saat sakit BAB 1x/hari, BAB dengan


konsistensi lembek dan bau khas feses.

2) BAK

a) Sebelum sakit

Keluarga Klien mengatakan sebelum sakit BAK kurang lebih 5-6 kali
perhari dengan warna urine kuning jernih, bau khas urine. Jumlah urine ±
1400cc/24jam.
b) Saat sakit

Keluarga Klien mengatakan tidak ada masalah saat BAK, warna urine
kuning jernih dan bau khas urine. Jumlah urine ±1200cc/24jam.
d. Pola aktifitas dan latihan

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilisasi di tempat tidur √
Berpindah √

Keterangan:
0: Mandiri
1: Dibantu sebagian
2: Dibantu orang lain
3: Dibantu orang lain dan alat
4: Tergantung total

Kesimpulan:
Keluarga mengatakan pasien lemas spO2 menurun 97%, kekuatan otot
menurun sehingga untuk melakukan aktivitas kebutuhan ADL pasien dibantu
oleh keluarganya.
50
e. Pola kognitif dan persepsi

a) Sebelum sakit

pasien tidak mengalami gangguan pendengaran, penglihatan dan


lain lain dan tidak mengalami gangguan proses pikir.

b) Setelah sakit

pasien tidak mengalami gangguan pendengaran, penglihatan dan


lain lain dan tidak mengalami gangguan proses pikir.
f. Pola persepsi - konsep diri

1) Citra tubuh

Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang paling disukai dan bagian
tubuh yang tidak disukai pasien mengatakan biasa-biasa saja.
2) Identitas diri

Keluarga Klien mengatakan saat pasien dirawat di rumah sakit, klien tidak
dapat bekerja. Untuk masalah kebutuhan klien sehari-harinya didapatkan dari
hasil nafkah pasien sebagai karyawan swasta.
3) Peran diri

Peran klien dalam keluarga adalah sebagai seorang kepala keluarga.


4) Ideal diri

Keluarga Klien berharap supaya bisa cepat sembuh dan ingin cepat pulang.
5) Harga diri

Keluarga Klien mengatakan tidak ada perasaan negative tentang dirinya dan
keluarga klien selalu mendukung klien.

g. Pola tidur dan istrahat

1) Sebelum sakit

Sebelum sakit keluarga klien mengatakan tidak memiliki masalah dengan


tidurnya, klien biasanya mulai tidur malam pukul 22.00 wita dan bangun
pukul 06.00wita.
2) Saat sakit

51
Saat sakit keluarga mengatakan tidurnya terganggu oleh karena pasien
terkadang gelisah lagi. Namun pada saat pasien sudah diberi obat pasien
bisa tidur dengan tenang, 4-5 jam.

52
h. Pola peran -hubungan

Sebelum maupun saat sakit hubungan klien dengan keluarganya berjalan seperti
biasanya. Keluarga sering menjenguk ke rumah sakit, selama di RS didampingi
oleh anak dan keponakan serta peran hubungan tidak ada masalah. Dalam
penyelesaian konflik keluarga klien selalu membicarakannya terlebih dahulu.
i. Pola seksual dan reproduksi

Pasien sudah menikah, jenis kelamin laki-laki, sudah punya keturunan


Sebelum maupun saat sakit klien tidak ada gangguan pada system reproduksi/
seksualitas.
j. Pola toleransi stress -koping

Keluarga Klien mengatakan bila ada masalah selalu menceritakan dengan istri
maupun keluarganya.
k. Pola nilai kepercayaan

Klien menganut agama Hindu, klien mempercayai bahwa penyakit yang


dideritanya oleh karena ada masalah medis, dan bukan oleh kecapatan atau
salah pati (nonmedis) yang biasa diyakini oleh sebagian penganut agama
Hindu.

3. Pemeriksaan Fisik

Pengkajian dilakukan tanggal 01 November 2021 pukul 12.00 wita


a. Keadaan umum
1. Kesan Umum : Baik
2. Kesadaran : Delirium (E4V5M2)
3. Bentuk Tubuh : Tegak
4. Warna Kulit : Sawo matang
5. Turgor Kulit : Elastis
6. Kebersihan Diri: Baik
7. Berat Badan : 60 kg
8. Tinggi Badan : 165 cm
9. Indeks masa tubuh : 22.03 kg/m2

53
b. Vital Sign
TD : 120/70 mmHg
Suhu : 36.5oC
Nadi : 100 x/menit
RR : 20 x/menit
SpO2 : 97%

c. Keadaan fisik Head ToToe

1) Kepala

Inspeksi : bentuk kepala nomocepali, kulit kepala tampak bersih, tidak ada lesi
warna rambut hitam
Palpasi: tidak ada nyeri tekan atau massa pada daerah kepala

2) Mata

Inspeksi : kelopak mata simetris, tidak ada peradangan konjungtiva anemis


sclera non iketrik kornea kehitaman, kedua pupil isokor, bola mata
dapat mengikuti kedelapan gerakan arah jari pemeriksa, tidak buta
warna serta tidak ada ganguan pengelihatan.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada tekanan pada kedua bola mata.

3) Hidung

Inspeksi : lubang hidung simetris, tidak ada sumbatan, perdarahan, secretr atau
cairan inflamasi, nyeri, lesi atau massa
Palpasi: tidak ada nyeri tekan dan massa pada daerah hidung

4) Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada serumen, tidak menggunakan alat bantu
dengar,
Palpasi : Tidak adanya benjolan dan tidak ada nyeri tekan
5) Mulut
Inspeksi : bibir terlihat kering, tidak ada lesi, tidak ada bibir sumbing, gusi
tidak ada peradangan, lidah tampak bersih dan berwarna merah
pucat, mukosa mult pucat, tonsil tidak ada pembesaran, tidak ada

54
stomatitis.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada daerah mulut.

6) Leher

Inspeksi : bentuk simetri kanan dan kiri, tidak tampak hiperpigmentasi, tidak
ada lesi, serta pergerakan bebas ke semua arah.

Palpasi : tiiidak ada pemebesaran tiroid, tidak ada pelebaran vena jungularis
serta tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
7) Dada

a) Paru

Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak menggunakan otot bantu pernafasan.


Palpasi: taktil fremitus kanan sama dengan kiri, Tidak adanya nyeri tekan
intercosta, integritas kulit elastis, tidak ada benjolan ataupun
pembengkakan,
Perkusi: Terdengar suara sonor pada dada kanan dan dulnes pada dada kiri
Auskultasi: terdengar suara vesikuler

b) Jantung

Inspeksi: tidak tampak ictus cordis pada costa V

Perkusi: terdengar suara dullnes


Auskultasi:terdengar bunyi S1 dan S2 tunggal regular dan tidak terdengar
murmur
8) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada acites dan bentuk simetris, tidak ada tonjolan, tidak ada
pelebaran vena, tidak ada kelainan umbilicus
Auskultasi: bising usus 20x/mnt
Palpasi: tidak ada nyeri tekan di empat kuadran, tidak ada pembengkakan.
Perkusi: terdengar suara timpani
9) Genetalia
Keluarga Klien mengatakan tidak memiliki masalah dalam genetalia.

10) Anus

Tidak ada gatal-gatal di area anus, tidak ada benjolan atau perdarahan.

55
11) Ekstremitas

Atas
Inspeksi: bentuk simetris pada tangan kanan dan kiri, tidak ada lesi dan
pasien terpasang infus pada vena brachialis pada tanggal
1November 2021 dengan cairan infuse IVFDRL (2) 20tpm.
Palpasi : Akral teraba hangat, tidak ada nyeri tekan, terjadi
kelemahan otot, CRT< 3 detik.
Bawah

Inspeksi: bentuk simetris pada kaki kanan dan kiri, tidak ada lesi.
444 444

444 444
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan pada kedua kakinya.
Kekuatan otot

56
a. Pemeriksaan Penunjang

i. Data laboratorium

Pemeriksaan Darah Lengkap (Tanggal01//11/2021)

No. Parameter Nilai Satuan Norma


l
1 WBC 21.2 109 /I 4.8 - 10.8
2 LYM% 4.7 % 20.0 - 40.0
3 MID % 2.7 % 3.0 - 9.0
4 GRA % 92.6 % 50.0 - 70.0
5 LYM 1.0 109 /I 0.8 - 4.8
6 MID 0.6 109 /I 0.1 - 7.0
7 GRAN 19.6 109 /I 2.0 - 7.0
8 RBC 5.01 1012 /I 4.2 –5.4
9 HGB 14.5 g/dL 12.0 - 16.0
10 HCT 41.8 % 37.0 - 47.0
11 MCV 83.4 fL 77.0 - 99.0
12 MCH 29.1 Pg 27.0 - 31.0
13 MCHC 34.8 g/dL 33.0 - 37.0
14 RDW% 11.0 % 11.5 - 14.5
15 RDWa 101.0 fL 30.0 - 47.0
16 PLT 169 109 /I 150.0 - 450.0
17 MPV 7.7 fL 7.2 - 11.1
18 PDW 12.9 fL 10.0 - 17.0
19 PCT 0.13 % 0.2 - 0.4
20 LPCR 14.2 % 0.1 - 99.9

57
Pemeriksaan Laboratorium biolis 24 premium
(Tanggal 01/11/2021 pkl 08.43 wita)
No Parameter Hasil Rujukan Satuan Speciemen Keteranga
1 SGOT 67 < 40 U/L H
2 SGPT 110 < 40 U/L H
3 BUN 12.9 < 20 mg/dL
4 Creatinin 0.9 0.8 – 1.3 mg/dL
5 Gula Darah 148 < 140 mg/dL H
Sewaktu
6 Natrium 139 136 – 146 mmol/L
7 Kalium 3.9 3.5 – 5 mmol/L
8 Cholrida 100 98 – 106 mmol/L
9 Calcium 8.0 8.6 – 10.2 mmol/L L
Pemeriksaan Rapid Antigen (Tanggal1/11/2021)

Nilai
No Parameter Hasil Metod
Rujukan e
Rapid Antigen
1 SARS-CoV-2 Negatif Negatif Imunokromatografi

58
10. AnalisaData

NO DATA ETIOLOGI DIAGNOSA KEPERAWATAN


1 DS: Metabolisme bakteri Risiko Perfusi serebral tidak efektif
- Keluarga
mengatakan klien Peningkatan komponen darah disvaskular
serebral
lemas dan gelisah
DO : Peningkatan vaskolitis darah
- Klien tampak lemas
- Klien tampak gelisah Peningkatan permeabilitas kapiler

- GCS :
11(E:4,M:2,V:5) Peningkatan volume cairan interstitial

- TD :120/70 mmhg
- RR: 20 x/menit Edema serebral

- N : 100x/menit
Peningkatan TIK
- S: 36,5 c
- Spo2 : 97%
Penurunan perfusi jaringan
serebral

Perubahan tingkat kesadaran

Risiko Perfusi Serebral


Tidak Efektif

59
2 DS: - Vasodilatasi pembuluh darah
Resiko infeksi
DO :
- WBC 21.2 109/l Peningkatan aliran darah

- HGB 14.5 %
Bakteri masuk ke meningen
- HCT 41.8 %
- TD :120/70 mmhg
Metabolisme bakteri
- RR: 20 x/menit
- N : 100x/menit Akumulasi sekret
- S: 36,5 c
- Spo2 : 97% Penumpukan komponen
darah di serebral

Bakteri masuk ke aliran balik


vena ke jantung

Darah diedarkan ke seluruh tubuh

Resiko Infeksi

60
3 DS: Nyeri akut
Metabolisme bakteri
Keluarga Klien mengatakan selama klien
sakit terjadi perubahan yaitu klien Peningkatan komponen darah disvaskular
serebral
mengatakan nyeri pada seluruh tubuh.

P: Nyeri dirasakan semakin berat saat


Peningkatan vaskolitis darah
pasien banyak bergerak.

Q: Nyeri dirasakan seperti di remas,


Peningkatan permeabilitas kapiler
R: Nyeri diraskan di seluruh tubuh dari
bahu sampai kaki.

S: Skala nyeri 5 (dari 0-10) Peningkatan volume cairan interstitial

T: Nyeri dirasakan hilang timbul dan


dirasakan 1-2 menit Edema serebral

DO :
- Klien tampak meringis Peningkatan TIK
- Klien tampak gelisah
- TD :120/70 mmhg Menekan saraf diservikal
- RR: 20 x/menit
- N : 100x/menit
Rangsangan otot disekitar servikal
- S: 36,5 c

61
- Spo2 : 97%
Otot berkontraksi

Sakit kepala

Nyeri Akut

4 DS: Metabolisme bakteri Intoleransi aktivitas


- Keluarga
mengatakan pasien
Peningkatan komponen darah disvaskular
tidak mampu dalam serebral
memenuhi
kebutuhan ADL
Peningkatan vaskolitis darah
(Mandi, Minum,
Toileting,
mobilisasi) secara
Peningkatan permeabilitas kapiler
mandiri dan
mengeluh lemas
DO: Peningkatan volume cairan interstitial
- Pasien dibantu
dalam pemenuhan
kebutuhan ADL Ketidakseimbangan asam basa

(minum ,mandi,
62
toileting, mobilisasi)
oleh perawat dan
keluarga
- Kekuatan otot Gangguan hemostatis neuron

menurun
- Pasien tampak lemas
Hiperaktivitas neuron

Peningkatan kebutuhan energi

Kelemahan fisik

Tirah baring

Keterbatasan gerak

Intoleransi aktivitas

63
11. DIAGNOSA KEPERAWATANPRIORITAS

No Tanggal Diagnosa Prioritas Keperawatan Paraf dan


Nama
Masalah
ditemukan
1 1 November Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
2021 fisiologis dibuktikan dengan klien mengatakan
nyeri di seluruh tubuh, nyeri dirasakan seperti
Devi
diremas, skala nyeri 5 dari 0-10 skala nyeri yang
diberikan, nyeri dirasakan terus menerus dan nyeri
dirasakan memberat ketika beraktivitas, klien
tampak meringis, klien tampak gelisah,
TD :120/70 mmhg, RR: 20 x/menit, N :
100x/menit, S: 36,5 c, Spo2 : 97%

2 1 November Intoleransi aktivitas berhubungan dengan


2021 kelemahan dibuktikan dengan keluarga
mengatakan pasien tidak mampu dalam memenuhi
kebutuhan ADL (Mandi, Minum, Toileting,
mobilisasi) secara mandiri dan mengeluh lemas, Devi
Pasien dibantu dalam pemenuhan kebutuhan ADL
(minum ,mandi, toileting, mobilisasi) oleh perawat
dan keluarga, Kekuatan otot menurun, pasien
tampak lemas

3 1 November Risiko Perfusi serebral tidak efektif dibuktikan


2021 dengan infeksi otak Devi

4 1 November Resiko infeksi dibuktikan dengan penyakit kronis


2021 (meningitis) Devi

64
12. Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA
NO TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
KEPERAWATAN INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Nyeri 1. Untuk mengetahui tingkat
dengan agen pencedera selama 3 x 24 jam maka tingkat nyeri nyeri pasien
fisiologis dibuktikan menurun, dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
dengan klien mengatakan - Keluhan nyeri menurun durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri di seluruh tubuh, - Meringis menurun nyeri, dan skala nyeri 2. Untuk mengalihkan perhatian
nyeri dirasakan seperti - Gelisah menurun pasien dari rasa nyeri dan
diremas, skala nyeri 5 dari 2. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi tingkat
0-10 skala nyeri yang untuk mengurangi rasa nyeri (mis. nyeri yang dirasakan pasien.
diberikan, nyeri dirasakan TENS, hypnosis, akupresur, terapi
terus menerus dan nyeri music, biofeedback, terapi pijat,
dirasakan memberat aromaterapi, teknik imajinasi
ketika beraktivitas, klien terbimbing, kompres hangat/dingin) 3. Agar pasien bias melakukan
tampak meringis, klien teknik pencegahan nyeri
tampak gelisah, 3. Jelaskan strategi meredakan nyeri secara mandiri jika sewaktu-
TD :120/70 mmhg, RR: waktu nyeri timbul
20 x/menit, N :

64
100x/menit, S: 36,5 c, 4. Pemberian analgetik yg tepat
Spo2 : 97% dapat mengurangi nyeri
4. Kolaborasi pemberian analgetik, dengan cepat
jika perlu

2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Energi 1. Mengetahui tingkat
berhubungan dengan selama 3 x 24 jam maka toleransi aktivitas ketidaknyamanan saat
kelemahan dibuktikan meningkat, dengan kriteria hasil : 1. Monitor lokasi dan beraktivitas
dengan keluarga - Kemudahan dalam melakukan aktivitas ketidaknyamanan selama melakukan
mengatakan pasien tidak sehari-hari meningkat aktivitas 2. Latihan gerak pasif atau aktif
mampu dalam memenuhi - Keluhan lelah menurun yang teratur dapat
kebutuhan ADL (Mandi, 2. Lakukan latihan rentang gerak pasif memperlancarkan
Minum, Toileting, dan atau aktif metabolisme dan mencegah
mobilisasi) secara mandiri kekakuan sendi
dan mengeluh lemas,
Pasien dibantu dalam
pemenuhan kebutuhan 3. Sediakan lingkungan nyaman dan 3. Lingkungan yang nyaman
ADL (minum ,mandi, rendah stimulus (mis. cahaya, suara, dapat mengoptimalkan
toileting, mobilisasi) oleh kunjungan) istirahat
perawat dan keluarga,
Kekuatan otot menurun,
pasien tampak lemas 4. Anjurkan melakukan aktivitas secara 4. Aktivitas secara bertahap
bertahap untuk meringankan kerja

65
jantung

5. Ajarkan strategi koping untuk 5. Mekanisme koping yang baik


mengurangi kelelahan membantu untuk mengurangi
kelelahan

6. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang 6. Asupan gizi yang baik untuk
cara meningkatkan asupan makanan angka kebutuhan energi setiap
hari
3 Risiko Perfusi serebral Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajeman peningkatan intrakranial
tidak efektif dibuktikan selama 3x 24 jam, maka perfusi serebral
dengan infeksi otak meningkat dengan kriteriahasil: 1.Monitor tingkattekanandarah 1. Tekanan darah dalam batas
- Tingkat kesadaran meningkat normal
- Gelisah menurun
- Kecemasan menurun 2.Monitor tingkat kesadaran klien 2. Tidak efektifnya perfusi
- Tekanan intrakranial membaik serebral menyebabkan
penurunan kesadaran

3.Minimalkan stimulus dengan 3. Lingkungan yang tenang


menyediakan lingkungan yang membuat klien merasa nyaman
tenang.

4.Beri posisi semifowler 4. Menurunkan tekanan ke

66
bagian atas tubuh dan
menciptakan rasa nyaman

5.Kolaborasi dalam pemberian diuretik 5. Pemberian diuretik osmosis


osmosis jika diperlukan
4 Resiko infeksi dibuktikan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Pencegahan Infeksi
dengan penyakit kronis selama 3x 24 jam, maka tingkat infeksi
(meningitis) menurun dengan criteria hasil: 1. Monitor tanda dan gejala infeksi 1. Mengetahui penyebab infeksi
- Tingkat kesadaran meningkat local dan sistematik
- Gelisah menurun
- Kadar seldarahputihmembaik 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah 2. Menjaga kebersihan dan
kontak dengan pasien dan mengurangi terjadinya infeksi
lingkungan pasien

3. Pertahankan teknik aseptic pada 3. Mencegah terjadinya infeksi


pasien beresiko tinggi

4. Kolaborasi pemberian terapi 4. Meningkatkan daya tahan


antibiotic tubuh

67
13. Implementasi Keperawatan

N Paraf
Tanggal / No.
o Implementasi Evaluasi /
Waktu Dx
Nama
1 Senin, 01 1 - Memonitor TTV Ds : Keluarga pasien mengatakan pasien masih
November gelisah
- Memonitor tingkat kesadaran pasien
2021
Do :GCS (E:4, M:2, V:5) tingkat kesadaran Delirium,
Pk. 13.00
TD : 120/70 MmHg, N: 94 x/menit, RR:
wita
22x/menit, S:36,50C, SPO2: 97%

Pk. 14.00 1,2, - Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan Ds : -
wita pasien dan lingkungan pasien Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.
- Memberikan terapi obat Diazepam 10mg (IV)

- Memberikan analgetik paracetamol flash 1 gram


melalui intravena
Pk 15.30 1 - Memberikan posisi semi fowler Ds : -
wita
Do : Gelisah pasien tampak berkurang, pasien tampak
nyaman.
Pk.17.30 3,4 - Menganjurkan makan posisi duduk Ds : pasien mengatakan bersedia makan posisi duduk
wita
68
- Membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan Do : klien tampak kooperatif, klien mampu duduk
Pk.17.40 3 - Mengidentifikasi karakteristik, durasi, frekuensi, Ds: Klien mengatakan nyeri di seluruh tubuh, nyeri
wita kualitas, intensitas nyeri, dan skala nyeri dirasakan seperti diremas, skala nyeri 5 dari 0-
- 10 skala nyeri yang diberikan, nyeri dirasakan
terus menerus dan nyeri dirasakan memberat
ketika beraktivitas

Do : klien tampak meringis, TD : 120/70 MmHg, N:


94 x/menit
Pk. 18.00 1 - Meminimalkan stimulus dengan menyediakan Ds : Keluarga pasien mengatakan gelisah pasien
wita lingkungan yang tenang sedikit berkurang

Do : Pasien tampak nyaman dengan lingkungan.


Pk. 18.30 4 - Membantu ADL pasien (memandikan) Ds : klien mengatakan masih lemas
wita
Do : Pasien tampak nyaman dengan posisi yang
diberikan.
Pk. 20.00 3 - Memberikan analgetik paracetamol flash 1 gram Ds : -
wita melalui intravena Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.

Pk. 21.45 2 - Memberikan terapi antibiotic ceftriaxone 2x2gr Ds : -


wita
Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.
Selasa, 02 3 - Memberikan analgetik paracetamol flash 1 gram Ds : -
November
69
2021 melalui intravena Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.
Pk. 02.00
wita

Pk. 03.00 1,2 - Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan Ds : -
wita pasien dan lingkungan pasien Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.
- Memberikan terapi obat Diazepam 10mg (IV)
Pk. 06.00 1 - Memonitor TTV Ds : Keluarga pasien mengatakan pasien masih
wita gelisah
- Memonitor tingkat kesadaran pasien
Do :GCS (E:4, M:2, V:5) tingkat kesadaran Delirium,
TD : 120/70 MmHg, N: 94 x/menit, RR:
22x/menit, S:36,50C, SPO2: 97%
Pk. 06.30 4 - Membantu ADL pasien (memandikan) Ds : klien mengatakan masih lemas
wita
Do : Pasien tampak nyaman dengan posisi yang
diberikan.
Pk.07.30 3,4 - Menganjurkan makan posisi duduk Ds : pasien mengatakan bersedia makan posisi duduk
wita
- Membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan Do : klien tampak kooperatif, klien mampu duduk
Pk.07.40 3 - Mengajarkan strategi meredakan nyeri seperti teknik Ds: pasien mengatakan nyeri masih dirasakan.
wita relakasasi nafas dalam Do : klien tampak meringis

70
Pk. 08.00 2 - Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik Ds : -
wita
Do : Ku stabil, tanda-tanda infeksi tidak ada,
S:36,50C, WBC 21.2 109/l, HGB 14.5 %, HCT
41.8 %
Pk. 09.45 2 - Memberikan terapi antibiotic ceftriaxone 2x2gr Ds : -
wita
Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.

Pk. 10.00 3 - Memberikan analgetik paracetamol flash 1 gram Ds : -


wita melalui intravena Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.

Pk 1 - Memberikan posisi semi fowler Ds : -


11.00wita
Do : Gelisah pasien tampak berkurang, pasien tampak
nyaman.
Selasa, 02 1,2, Evaluasi Formatif Dx : 1
November 3
S : Klien mengatakan nyeri di seluruh tubuh, nyeri
2021
dirasakan seperti diremas, skala nyeri 5 dari 0-
Pk. 13.00
10 skala nyeri yang diberikan, nyeri dirasakan
wita
terus menerus dan nyeri dirasakan memberat
ketika beraktivitas

O : klien tampak meringis, TD : 120/70 MmHg, N: 94

71
x/menit

A : Masalah belumTeratasi

P : Lanjutkan Renpra 1-5

Dx : 2

S : keluarga pasien mengatakan pasien masih lemas

O : klien tampak masih lemas, pergerakan pasien


masih lemah. Kekuatan otot 444 444

A : masalah belum teratasi


444 444
P : Lanjutkan intervensi 1-6

Dx : 3

S : Keluarga pasien mengatakan pasien masih gelisah

O : Klien tampak gelisah, TD : 120/70 MmHg, N: 94


x/menit, RR: 22x/menit, S:36,50C, SPO2: 97%

A : Masalah belum Teratasi

P : Lanjutkan Renpra 1-5

72
Dx: 4

S:-

O : Ku stabil, tanda-tanda infeksi tidak ada GCS (E:4,


M:2, V:5) tingkat kesadaran Delirium,WBC
21.2 109/l, HGB 14.5 %, HCT 41.8 %, TD :
120/70 MmHg, N: 94 x/menit, RR: 22x/menit,
S:36,50C, SPO2: 97%

A : Masalah Teratasi Sebagian

P : Lanjutkan Renpra 1-4


2 Selasa, 02 1 - Memonitor TTV Ds : Keluarga pasien mengatakan pasien masih
November gelisah
- Memonitor tingkat kesadaran pasien
2021
Do :GCS (E:4, M:2, V:5) tingkat kesadaran Delirium,
Pk. 13.30
TD : 110/70 MmHg, N: 103 x/menit, RR:
wita
20x/menit, S:36,70C, SPO2: 98%

Pk. 14.00 3 - Memberikan analgetik paracetamol flash 1 gram Ds : -


wita melalui intravena Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.

Pk 15.30 1 - Memberikan posisi semi fowler Ds : -


wita
Do : Gelisah pasien tampak berkurang, pasien tampak

73
nyaman.
Pk.17.30 3,4 - Menganjurkan makan posisi duduk Ds : pasien mengatakan bersedia makan posisi duduk
wita
- Membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan Do : klien tampak kooperatif, klien mampu duduk
Pk.17.40 3 - Mengidentifikasi karakteristik, durasi, frekuensi, Ds: Klien mengatakan nyeri di seluruh tubuh, nyeri
wita kualitas, intensitas nyeri, dan skala nyeri dirasakan seperti diremas, skala nyeri 4 dari 0-
10 skala nyeri yang diberikan, nyeri dirasakan
terus menerus dan nyeri dirasakan memberat
ketika beraktivitas

Do : klien tampak meringis, TD : 110/70 MmHg, N:


103 x/menit
Pk. 18.00 1 - Meminimalkan stimulus dengan menyediakan Ds : Keluarga pasien mengatakan gelisah pasien
wita lingkungan yang tenang sedikit berkurang

Do : Pasien tampak nyaman dengan lingkungan.


Pk. 18.30 4 - Membantu ADL pasien (memandikan) Ds : klien mengatakan masih lemas
wita
Do : Pasien tampak nyaman dengan posisi yang
diberikan.
Pk. 20.00 3 - Memberikan analgetik paracetamol flash 1 gram Ds : -
wita melalui intravena Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.

Pk. 21.45 2 - Memberikanterapi antibiotic ceftriaxone 2x2gr Ds : -


wita
74
Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.
Rabu, 03 3 - Memberikan analgetik paracetamol flash 1 gram Ds : -
November melalui intravena Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.
2021
Pk. 02.00
wita

Pk. 06.00 1 - Memonitor TTV Ds : Keluarga pasien mengatakan gelisah pasien


wita sedikit berkurang
- Memonitor tingkat kesadaran pasien
Do :GCS (E:4, M:4, V:5) tingkat kesadaran Apatis,
TD : 110/70 MmHg, N: 62 x/menit, RR:
20x/menit, S:36,20C, SPO2: 97%
Pk. 06.30 4 - Membantu ADL pasien (memandikan) Ds : klien mengatakan masih lemas
wita
Do : Pasien tampak nyaman dengan posisi yang
diberikan.
Pk.07.30 3,4 - Menganjurkan makan posisi duduk Ds : pasien mengatakan bersedia makan posisi duduk
wita
- Membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan Do : klien tampak kooperatif, klien mampu duduk
Pk.07.40 3 - Mengidentifikasi karakteristik, durasi, frekuensi, Ds: Klien mengatakan nyeri di seluruh tubuh, nyeri
wita kualitas, intensitas nyeri, dan skala nyeri dirasakan seperti diremas, skala nyeri 4 dari 0-
- 10 skala nyeri yang diberikan, nyeri dirasakan
terus menerus dan nyeri dirasakan memberat
75
ketika beraktivitas

Do : klien tampak meringis, TD : 110/70 MmHg, N:


62 x/menit

Pk. 08.00 2 - Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik Ds : -
wita
Do : Ku stabil, tanda-tanda infeksi tidak ada,
S:36,50C, WBC 21.2 109/l, HGB 14.5 %, HCT
41.8 %
Pk. 09.45 2 - Memberikan terapi antibiotic ceftriaxone 2x2gr Ds : -
wita
Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.
Pk. 10.00 3 - Memberikan analgetik paracetamol flash 1 gram Ds : -
wita melalui intravena Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.

Pk 11.00 1 - Memberikan posisi semi fowler Ds : -


wita
Do : Gelisah pasien tampak berkurang, pasien tampak
nyaman.
Rabu, 03 1,2, - Evaluasi Formatif Dx : 1
November 3
S : Klien mengatakan nyeri di seluruh tubuh, nyeri
2021
dirasakan seperti diremas, skala nyeri 4 dari 0-10
Pk. 13.00
skala nyeri yang diberikan, nyeri dirasakan terus
wita
76
menerus dan nyeri dirasakan memberat ketika
beraktivitas

O : klien tampak meringis, TD : 110/70 MmHg, N: 62


x/menit

A : Masalah belum Teratasi

P : Lanjutkan Renpra 1-5

Dx : 2

S : keluarga pasien mengatakan pasien masih lemas

O : klien tampak masih lemas, pergerakan pasien


masih lemah. Kekuatan otot 444 444

A : masalah belum teratasi


444 444
P : Lanjutkan intervensi 1-6

Dx : 3

S : Keluarga pasien mengatakan pasien masih gelisah

O : Klien tampak gelisah, TD : 110/70 MmHg, N: 62


x/menit, RR: 20x/menit, S:36,20C, SPO2: 97%

A : Masalah belum Teratasi

77
P : Lanjutkan Renpra 1-5

Dx: 4

S:-

O : Ku stabil, tanda-tanda infeksi tidak ada GCS (E:4,


M:4, V:5) tingkat kesadaran Apatis, WBC 21.2
109/l, HGB 14.5 %, HCT 41.8 %, TD : 110/70
MmHg, N: 62 x/menit, RR: 20x/menit,
S:36,20C, SPO2: 97%

A : Masalah Teratasi Sebagian

P : Lanjutkan Renpra 1-4

3 Rabu, 03 1 - Memonitor TTV Ds : Pasien mengatakan sudah tidak gelisah lagi


November
- Memonitor tingkat kesadaran pasien Do :GCS (E:4, M:4, V:5) tingkat kesadaran Apatis,
2021
TD : 110/70 MmHg, N: 62 x/menit, RR:
Pk. 13.30
20x/menit, S:36,20C, SPO2: 97%
wita

Pk. 14.00 3 - Memberikan analgetik paracetamol flash 1 gram Ds : -


wita melalui intravena Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.

78
Pk 15.30 1 - Memberikan posisi semi fowler Ds : -
wita
Do : Gelisah pasien tampak berkurang, pasien tampak
nyaman.
Pk.17.30 3,4 - Menganjurkan makan posisi duduk Ds : pasien mengatakan bersedia makan posisi duduk
wita
- Membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan Do : klien tampak kooperatif, klien mampu duduk
Pk.17.40 3 - Mengidentifikasi karakteristik, durasi, frekuensi, Ds: Klien mengatakan nyeri di seluruh tubuh, nyeri
wita kualitas, intensitas nyeri, dan skala nyeri dirasakan seperti diremas, skala nyeri 3 dari 0-
10 skala nyeri yang diberikan, nyeri dirasakan
terus menerus dan nyeri dirasakan memberat
ketika beraktivitas

Do : klien tampak meringis, TD : 110/70 MmHg, N:


62 x/menit
Pk. 18.00 1 - Meminimalkan stimulus dengan menyediakan Ds : Pasien mengatakan sudah tidak gelisah lagi
wita lingkungan yang tenang Do : Pasien tampak nyaman dengan lingkungan.
Pk. 18.30 4 - Membantu ADL pasien (memandikan) Ds : klien mengatakan masih lemas
wita
Do : Pasien tampak nyaman dengan posisi yang
diberikan.

Pk. 20.00 3 - Memberikan analgetik paracetamol flash 1 gram Ds : -


wita melalui intravena

79
Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.
Pk. 21.45 2 - Memberikan terapi antibiotic ceftriaxone 2x2gr Ds : -
wita
Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.
Kamis, 04 3 - Memberikan analgetik paracetamol flash 1 gram Ds : -
November melalui intravena Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.
2021
Pk. 02.00
wita

Pk. 06.00 1 - Memonitor TTV Ds : pasien mengatakan sudah tidak gelisah lagi
wita
- Memonitor tingkat kesadaran pasien Do :GCS (E:4, M:5, V:6) tingkat kesadaran compos
mentis, TD : 120/70 MmHg, N: 94 x/menit,
RR: 22x/menit, S:36,50C, SPO2: 97%
Pk. 06.30 4 - Membantu ADL pasien (memandikan) Ds : keluarga pasien mengatakan pasien sudah bisa
wita melakukan aktivas ADL walaupun masih
dibantu

Do : klien tampak sudah mulai bisa menggerakakan


angota gerak yg lemah.
Pk.07.30 3,4 - Menganjurkan makan posisi duduk Ds : pasien mengatakan bersedia makan posisi duduk
wita
- Membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan Do : klien tampak kooperatif, klien mampu duduk

80
Pk.07.40 3 - Mengidentifikasi karakteristik, durasi, frekuensi, Ds: Klien mengatakan nyeri di seluruh tubuh, nyeri
wita kualitas, intensitas nyeri, dan skala nyeri dirasakan seperti diremas, skala nyeri 2 dari 0-
- 10 skala nyeri yang diberikan, nyeri dirasakan
hilang timbul dan nyeri dirasakan memberat
ketika beraktivitas

Do : klien tampak tenang, TD : 120/70 MmHg, N: 94


x/menit
Pk. 08.00 2 - Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik Ds : -
wita
Do : Ku stabil, tanda-tanda infeksi tidak ada,
S:36,50C, WBC 21.2 109/l, HGB 14.5 %, HCT
41.8 %
Pk. 09.45 2 - Memberikan terapi antibiotic ceftriaxone 2x2gr Ds : -
wita
Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.
Pk. 10.00 3 - Memberikan analgetik paracetamol flash 1 gram Ds : -
wita melalui intravena Do: Obat sudah masuk, alergi tidak ada.

Pk 11.00 1 - Memberikan posisi semi fowler Ds : -


wita
Do : Gelisah pasien tampak berkurang, pasien tampak
nyaman.

81
Kamis, 04 1,2, - Evaluasi Formatif Dx : 1
November 3
S : Klien mengatakan nyeri di seluruh tubuh, nyeri
2021
dirasakan seperti diremas, skala nyeri 2 dari 0-10
Pk. 13.00
skala nyeri yang diberikan, nyeri dirasakan hilang
wita
timbul dan nyeri dirasakan memberat ketika
beraktivitas

O: klien tampak tenang, TD : 120/70 MmHg, N: 94


x/menit

A : Masalah belumTeratasi

P : Lanjutkan Renpra 1-5

Dx : 2

S : keluarga pasien mengatakan pasien sudah bisa


melakukan aktivas ADL walaupun masih
dibantu

O : Klien tampak sudah mulai bisa menggerakakan


angota gerak yg lemah. Kekuatan otot

A : masalah belum teratasi 555 555

P : Lanjutkan intervensi 1-6 555 555

82
Dx : 3

S : Pasien mengatakan sudah tidak gelisah lagi

O : Klien tampak kooperatif, TD : 120/70 MmHg, N:


94 x/menit, RR: 22x/menit, S:36,50C, SPO2:
97%

A : Masalah Teratasi

P : Pertahankan posisi pasien

Dx: 4

S:-

O : Ku stabil, tanda-tanda infeksi tidak ada GCS (E:4,


M:5, V:6) tingkat kesadaran Compos Mentis,
WBC 21.2 109/l, HGB 14.5 %, HCT 41.8 %,
TD : 120/70 MmHg, N: 94 x/menit, RR:
22x/menit, S:36,50C, SPO2: 97%
A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan Renpra 1-4

83
14. Evaluasi Keperawatan

No Hari/
No DX Evaluasi Sumatif Paraf
Tanggal
1 Kamis, 4 1 S : Klien mengatakan nyeri di seluruh tubuh, Devi
Novembe nyeri dirasakan seperti diremas, skala nyeri
r 2021 2 dari 0-10 skala nyeri yang diberikan, nyeri
dirasakan kadang timbul saat aktivitas

O : klien tampak tenang, TD : 120/70 MmHg, N:


94 x/menit

A : Masalah belum Teratasi

P : Lanjutkan Renpra 1-5

2 Kamis, 4 2 S : keluarga pasien mengatakan pasien sudah Devi


Novembe bisa melakukan aktivas ADL walaupun
r 2021 masih dibantu

O : klien tampak sudah mulai bisa


menggerakakan angota gerak yg lemah.
555 555
Kekuatan otot

A : masalah teratasi 555 555

P : Lanjutkan intervensi 1-6

3 Kamis, 4 3 S: pasien mengatakan sudah tidak gelisah dan Devi


Novembe merasa lebih sehat
r 2021 O: klien tampak kooperatif, TD : 120/70 mmHg,
N: 94x/menit, RR: 20x/meit, S: 36.5oC, SPO2:
97%
A: masalah teratasi

P: pertahankan kondisi

84
4 Kamis, 4 4 S: - Devi
Novembe O: klien tampak kooperatif, TD : 120/70 mmHg,
r 2021 N: 94x/menit, RR: 22x/meit, S: 36.5oC, SPO2:
97% , WBC : 21,2 109/L, HGB :14.5%, HCT:
41.8%,
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan renpra 1-4

85
86

Anda mungkin juga menyukai