STUDI KASUS
UMI TIARA
PO.71.20.3.18.069
Nim : PO.71.20.3.18.069
2.
Pembimbing I Pembimbing II
Hj.Susmini,SKM,M.Kes BambangSoewito,SKM,M.Kes
NIP. 19720051994032003 NIP.197408311994031002
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang
H.JHON FERI,S.Kep,Ns,M.Kes
NIP.197605 199502 1 001
PANITIA SEMINAR PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR
Tim Penguji
Ketua
Hj.Susmini,SKM,M.Kes
NIP. 19720051994032003
Penguji I
Penguji I
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
Umi Tiara
PO.71.20.3.18.069
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Proposal Laporan Tugas Akhir
ini tepat waktu. Penulisan Proposal Laporan Tugas Akhir ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Kemenkes
ini atas izinkan saya menguncapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada :
4) Bapak H. Jhon Feri S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Ketua Prodi Keperawatan
Lubuklinggau
Laporan Tugas Akhir ini yang telah banyak memberikan masukan dan
semua.Amin
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut WHO Lansia adalah Pria dan wanita yang telah mencapai usia
60 – 74 tahun. Batasan umur lansia terdiri dari ; (1) Usia pertengahan(Middle
age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun, (2)Lanjut usia (elderly), antara
60 sampai 74 tahun, (3) Lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun, (4)
Sangat tua (very old), diatas 90 tahun. Hasil survei badan kesehatan dunia
World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa jumlah lansia adalah
kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Secara global pada
tahun 2015 proporsi dari populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah
13,7% dari total populasi didunia.
( pujastuti et al 2018).
Menurut WHO (2010) terdapat 335 juta jiwa penduduk dunia mengalami
Rheumatoid Athritis. Angka ini diprediksi akan terus meningkat 25% di tahun
2025, prevalensi dunia yang tinggi yaitu terjadi di bagian Eropa dan Asia
Salah satu intervensi yang dapat dilakukan oleh perawat dalam mengatasi
nyeri yang dirasakan oleh pasien adalah dengan memberikan massage.
Massage adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada
punggung dan bahu. Massage tidak secara spesifik menstimulasi reseptor yang
sama seperti reseptor nyeri tetapi dapat mempunyai dampak melalui sistem
kontrol desenden. Massage dapat membuat klien lebih nyaman karena
membuat relaksasi pada otot (Mubarak et al 2015).
TINJAUAN PUSTAKA