SKRIPSI
Oleh:
AZIZCO VELANI
NPM.152426003 SP
SKRIPSI
Oleh:
AZIZCO VELANI
NPM.152426003 SP
i
3
4
5
6
RIWAYAT HIDUP
1996. Anak ke- 2 dari 2 (dua) bersaudara dari seorang Ayah yang
Bangku pendidikan yang telah penulis tempah sampai saat ini adalah
Menengah Umum (SMU) Palawa Kota Bengkulu yang diselesaikan pada tahun
2015.
Fakultas Ilmu Kesehatan dan Alhamdulillah dapat saya selesaikan pada tahun.
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
materi maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. agr. Ir. Johan Setianto selaku Rektor Universitas Dehasen
Bengkulu.
2. Ibu Dr. Ida Samidah, SKp, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
3. Ibu Ns. Berlian Kando Sianipar, S.Kep, M.Kes, selaku Wakil Dekan I Fakultas
4. Ibu Dra. Hj. Ice Rakizah Syafrie, M.Kes, selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
5. Ibu Ns. Murwati, S. Kep, M. Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu
dan selaku Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan bimbingan dan
7. Seluruh staf dosen pengajar yang telah banyak memberikan ilmu kesehatan
8. Kedua orang tuaku serta saudaraku yang tercinta senantiasa memberikan doa
manfaat dan mendapatkan masukan dan kritikan yang membangun. Terima kasih.
(Penulis)
9
ABSTRAK
OLEH:
Azizco Velani1
Murwati2
Danur Azissah2
DAFTAR ISI
DAFTAR
DAFTAR
GAMBAR............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah................................................................................. 6
B. Konsep Rheumatoid.............................................................................. 12
1. Definisi ......................................................................................... 12
2. Etiologi ......................................................................................... 13
3. Jenis
Rheumatoid .................................................................................... 1
4. Patofisiologi ................................................................................... 15
7. Penatalaksanaan ............................................................................. 18
1. Pengertian ..................................................................................... 25
HIPOTESIS PENELITIAN
B. Hipotesis ............................................................................................... 30
C. Definisi Operasional.............................................................................. 31
1. Populasi ............................................................................................ 33
2. Sampel .............................................................................................. 33
B. Pembahasan .......................................................................................... 43
A. Kesimpulan ........................................................................................... 48
B. Saran ..................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
DAFTAR BAGAN
`
15
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 SOP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
keadaan sehat jasmani, rohani maupun sosial, yaitu lingkungan yang bebas dari
kerawanan sosial budaya dan polusi, tersedianya air minum dan sarana sanitasi
seringkali juga melibatkan organ tubuh lainya yang disertai nyeri dan kaku pada
sering terkena adalah sendi tangan, pergelangan tangan, sendi lutut, sendi siku,
pergelangan kaki, sendi bahu serta sendi panggul dan biasanya bersifat
tubuh berfungsi tidak normal mulai dari benjol-benjol, sendi kaku, sulit
1
19
oleh inflamasi dan infeksi virus, bakteri dan jamur (Nainggolan, 2011:588).
efek menghilangkan rasa sakit. Kompres serei hangat yang dapat dijadikan
salah satu strategi untuk menurunkan nyeri yang efektif yang memberikan rasa
dibandingkan dengan teknik non farmakologi lain karena hanya kompres serei
dapat mengurangi peradangan pada penderita rheumatoid, selain itu juga serei
memiliki efek farmokologis yaitu rasa pedas yang bersifat hangat (Smeltzer,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif untuk
mempengaruhi sekitar 1,3 juta orang di Amerika Serikat, menurut data sensus
saat ini. Penyakit ini tiga kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan
pada pria. Dapat menimpa siapapun juga. Penyakit ini dapat dimulai pada usia
berapa pun, tetapi paling sering dimulai setelah usia 40 dan sebelum 60. Dalam
adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20% mereka yang berusia 55 tahun
(Wiyono, 2010). Lebih dari 355 juta orang di dunia ternyata menderita penyakit
rheumatoid. Itu berarti, setiap enam orang di dunia ini satu di antaranya adalah
sebanyak kurang lebih 7 miliar jiwa. Diperkirakan angka ini terus meningkat
hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan mengalami
21
lazim terjadi pada lansia yaitu sekitar 49 % (WHO, 2017 dalam Refika 2017).
2018 prevalensi penyakit sendi adalah 7,39% atau 713.783 orang diperkirakan
Berdasarkan data dari Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Kota Bengkulu
Inkontinesia Urine sebanyak 5 orang dan Ambeien sebanyak 4 orang. Hal ini
sebelum diberikan kompres serei hangat yaitu 85% responden mengalami nyeri
sedang dan setelah diberika kompres serei hangat mengalami penurunan nyeri
yaitu nyeri ringan 65% responden. Penelitian dari The Science and Technology
membantu menghilangkan rasa sakit atau nyeri seperti nyeri otot dan nyeri
sendi akibat rheumatoid atau anti rheumatoid (Hyiulita, 2016). Menurut buku
Herbal Indonesia bahwa khasiat tanaman serei mengandung minyak atsiri yang
22
memiliki sifat kimiawi dan efek farmakologi yaitu rasa pedas dan bersifat
hangat sebagai anti radang (anti inflamasi) dan menghilangkan rasa sakit atau
2009).
penyakit terbanyak di PSTW yaitu rematik sebanyak 41 orang (13 orang nyeri
ringan, 26 orang nyeri sedang dan 2 orang nyeri berat), Katarak sebanyak 36
dibandingkan pada pria. Penyakit ini dapat dimulai pada usia berapa pun, tetapi
Kesmas, 2014:12).
23
mengambil studi kasus dengan judul “Pengaruh Terapi Kompres Serei Hangat
2019”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2019.
24
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
serei.
b. Akademik
hangat.
c. Peneliti lain
serei.
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
kehidupan manusia, sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.
seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2012:31).
menggolongkan usia lanjut menjadi tiga yaitu young old (65-74 tahun),
middle old (75-84 tahun), dan old-old (lebih dari 85 tahun) (Tamher &
Noorkashiani, 2011:5).
antara 60-65 tahun. Di Indonesia batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun
masa tua yang ditandai dengan kemunduran dengan usia 60 tahun keatas.
8
26
batasan umur yang mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut:
b. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu :
pertama (fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-
age): > 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri
dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75-
3. Karakteristik Lansia
sebagai berikut:
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No.13
tentang kesehatan)
b. Kebutuan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,
diantaranya lansia mudah jatuh, mudah lelah, kekacuan mental akut, nyeri
punggung, nyeri sendi pinggul, sulit tidur, sering pusing berat badan
menahan kencing.
dan situasi lingkungan. Dari segi mental dan emosional sering muncul
penyakit atau takut ditelantarkan karena tidak berguna lagi. Hal ini bisa
c. Perubahan psikososial
yang bersangkuatan.
d. Perubahan kognitif
e. Perubahan spiritual
f. Tipe Lansia
(Maryam, 2012:33 ) :
memenuhi undangan.
29
B. Konsep Rheumatoid
1. Definisi
sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat
padahal jika tidak segera ditangani rheumatoid bisa membuat anggota tubuh
berfungsi tidak normal mulai dari benjol-benjol, sendi kaku, sulit berjalan,
tahun, lebih sering pada wanita daripada pria dengan perbandingan 3:1
2009: 234).
30
2. Etiologi
Pada saat ini, rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan
infeksi. Autoimun ini bereaksi pada kolagen tipe II, faktor infeksi mungkin
disebabkan oleh virus dan organisme mikroplasma atau group difteroid yang
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang
2015:100), yaitu :
b. Endokrin
c. Automium
d. Metabolic
3. Jenis Rheumatoid
a. Osteoartritis.
31
pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.
b. Artritis Rematoid.
organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah
lelah.
c. Olimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar
50 tahun ke atas.
gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat
pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan,
4. Patofisiologi
Rawan sendi dibentuk oleh sel tulang rawan sendi (kondrosit) dan
matriks tulang rawan sehingga fungsi bantalan rawan sendi tetap terjaga
dengan baik. Matriks rawan sendi terutama terdiri dari air, proteoglikan
a. Fase 1
kartilago.
b. Fase 2
Pada fase ini terjadi fibrilasi dan erosi dari permukaan kartilago, disertai
sinovia.
c. Fase 3
5. Manifestasi Klinis
Gelaja awal terjadi pada beberapa sendi sehingga disebut poli atritis
pergelangan tangan, sendi lutut, sendi siku, pergelangan kaki, sendi bahu serta
hanya terjadi pada satu sendi disebut rheumatoid mono-artikular (Amin &
Hardi, 2016:101).
1. Stadium awal
Nyeri terasa setelah lama duduk dan istirahat, nyeri juga biasa timbul
malam hari, pembengkakan, kekakuan pada pagi hari (biasanya lebih dari
2. Stadium lanjut
jari, deviasi radial/volar pergelangan tangan serta valgus lutut dan kaki.
Kaku sendi saat bangun tidur dipagi hari yang hilang dengan sendirinya
34
persendian pada 3 sendi atau lebih. Gangguan sendi sementara. Tes faktor
risiko rheumatoid.
6. Pemeriksaan penunjang
sebagai penyebab AR
bersamaan
perkembangan panas.
35
7. Penatalaksanaan
a. Managemen Farmakologi
dan menhisap asap dari zat alami, seperti bunga opium. Dinitrogen
preparat emas dan preparat hiroksi clorame dan morfin juga salah satu
jenis obat ini yang digunakan untuk mengobati nyeri berat. Berbeda
analgetiknya di sentral.
b. Managemen Non-Farmakologi
sedikit mengurangi rasa nyeri saat persalinan tiba. Beberapa hal yang
serei mengandung minyak atsiri yang memiliki sifat kimiawi dan efek
farmakologi yaitu rasa pedas dan bersifat hangat sebagai anti radang
2007).
membantu menghilangkan rasa sakit atau nyeri seperti nyeri otot dan
2016).
2) Distraksi
selain nyeri. Ada empat tipe distraksi, yaitu distraksi visual, misalnya
37
3) Hypno-birthing
4) Stimulas Kutaneus
5) Massase
6) Relaksasi pernapasan
rebusan serei. Kompres serei hangat yang dapat dijadikan salah satu
hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang
2014:45).
serangkaian respon dalam otot dan sendi yang cedera. Pada kasus nyeri
4. Kandungan Serei
rheumatoid, selain itu juga serei memiliki efek farmokologis yaitu rasa
pedas yang bersifat hangat. Dimana efek panas ini dapat meredakan rasa
nyeri, kaku dan spasme otot, karena terjadi vasodilatasi pembuluh darah
reseptor suhu biasanya dapat cepat beradaptasi dengan suhu lokal antara
rebusan serei. Kompres serei hangat yang dapat dijadikan salah satu
hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang
2014: 47).
1. Alat
1) Baskom kecil
2) Handuk kecil
3) Pisau
41
4) Panci
2. Bahan
a. Informed consent
c. Cuci serei dengan air sampai bersih dan potong serai dengan
panjang 4 cm
d. Siapkan wadah dan isi dengan air hangat suhu 45-50,5 oC sebanyak
1.500 ml
nyeri klien.
Sebaik kompres hangat serei dilakukan dua kali dalam sehari pagi
1. Pengertian
utama yang harus ada untuk disebut sebagai nyeri adalah rasa tidak
Keluhan sensori yang dinyatakan sebagai pegal, linu, ngilu, keju, kemeng,
2009:234).
2. Klasifikasi nyeri
a. Nyeri akut
taruma dan penyakit akut. Ciri khas nyeri diakibatkan kerusakan jaringan
43
yang nyata dan akan hilang seirama dengan proses penyembuhan, terjadi
dalam waktu singkat dari 1 detik sampai kurang dari 6 bulan (Zakiyah,
2014:48).
b. Nyeri kronis
3. Intensitas Nyeri
oleh individu dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan
0 : Tidak nyeri
dengan baik.
tubuh berfungsi tidak normal mulai dari benjol-benjol, sendi kaku, sulit
oleh inflamasi dan infeksi virus, bakteri dan jamur (Nainggolan, 2011:588).
45
mengandung minyak atsiri yang memiliki sifat kimiawi dan efek farmakologi
yaitu rasa pedas dan bersifat hangat sebagai anti radang (anti inflamasi) dan
menghilangkan rasa sakit atau nyeri yang bersifat analgetik serta melancarkan
kompres serei hangat yaitu 85% responden mengalami nyeri sedang dan
setelah diberika kompres serei hangat mengalami penurunan nyeri yaitu nyeri
membantu menghilangkan rasa sakit atau nyeri seperti nyeri otot dan nyeri
dimana nyeri yang dirasakan sebelum dan setelah dilakukan kompres serei
F. Kerangka Teori
G.
Penyebab: Dampak
Rheumatoid
a. Infeksi streptokokus hemotilikus dan a. Nyeri
Rheumatoid
streptokokus non- hemolitikus b. Kekakuan
b. Endokrin c. Merah
c. Automium d. Pembengkakan
d. Metabolic
e. Faktor genetik serta faktor pemicu
lingkungan
Farmakologi Penatalaksanaan
a. Analgetik inhalasi
b. Analgesia opioid
Non Farmakologi
1) Kompres Serei hangat
2) Distraksi
3) Hypno-birthing
4) Stimulas Kutaneus
5) Massase
6) Relaksasi pernapasan
Tidak Diteliti
BAB III
HIPOTESIS PENELITIAN
G. Kerangka Konsep
konsep-konsep yang akan diukur atau diamati melalui penelitian yang akan
berikut :
H. Hipotesis
Ho1 : Tidak ada pengaruh terapi kompres serei hangat terhadap penurunan
Ha1 : Ada pengaruh terapi kompres serei hangat terhadap penurunan nyeri
30
48
I. Definisi Operasional
BAB IV
METODE PENELITIAN
D. Desain Penelitian
rancangan one group pre-test dan post-test yaitu penelitian yang tidak
O1 X O2
Bagan 4.1
Kerangka Penelitian
Keterangan
O1=Observasi pertama (sebelum kompres serei hangat)
X = Perlakuan (kompres serei hangat/intervensi)
O2 = Observasi kedua (sesudah dilakukan kompres serei hangat)
32
50
1. Populasi
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
1. Kriteria Inksklusi
2. Kriteria Eksklusi
J. Instrumen Data
skala nyeri bourbanis rentang 0-10 dengan diketahui jika 0 (Tidak nyeri), 1-3
(Nyeri ringan), 4-6 (Nyeri sedang) dan 7-10 (Nyeri berat), intervensi dilakukan
selama 3 hari berturut turut dengan pengukuran nyeri Pre pada hari pertama (1)
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pasien yang
b. Data Sekunder
2. Pengolahan Data
Sulistyaningsih (2011:121):
52
dianalisis.
a. Analisis Univariat
Keterangan :
P = persentase yang dicari
n = jumlah
46 % - 55 % : Sebagian responden
b. Uji Normalitas
Untuk mengetahui suatu data berdistribusi normal, ada tiga cara untuk
mengetahuinya yaitu:
dibagi standar erornya menghasilkan angka lebih dari atau sama dengan
3) Uji Shapiro wilk digunakan jika sampel ≤50 dan uji Kolmogrov
Smirnov digunakan jika sampel >50, bila hasil signifikan (p value >
54
0,05) maka distribusi normal. Uji shapiro wilk adalah metode uji
kecil.
c. Analisis Bivariat
tailed)”. Dengan nilai p ini kita dapat menggunakan untuk keputusan uji
L. Etika Penelitian
tertentu pada lembar pengumpulan data yang akan diisi oleh responden
3. Confidential (kerahasiaan)
BAB V
A. Hasli Penelitian
Sosial Provinsi Bengkulu, yang dalam fungsinya mengatasi salah satu dari
kepada para lanjut usia yang usianya 60 tahun yang mengalami ketelantaran
2. Jalannya Penelitian
dimulai pada bulan 18 Mei sampai dengan 28 Mei tahun 2019. Penelitian ini
penurunan nyeri rheumatoid di Panti Sosial Tresna Werdha Tahun 2019. Desain
yang digunakan quasi eksperimen dengan rancangan one group pre-test dan post-
39
57
test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita rheumatoid di Panti
Sosial Tresna Werdha yang berjumlah 41 orang, sampel diambil sebanyak 15 orang
pengantar dari kampus ke PSTW (Panti Sosial Tresna Werdha) Provinsi Bengkulu,
intervensi yaitu kompres serei hangat selama 3 hari dan mengukur post pada hari
ketiga, waktu pengompresan dilakukan pada pukul 07.30 WIB pagi hari dan 16.00
kedalam computer menggunakan SPSS. Data yang diperoleh, diolah dan dianalisis
sebelum dan setelah dan analisis bivariat menggunakan Uji Wilcoxon untuk
3. Analisa Univariat
gambarkan dalam bentuk tabel dengan tujuan pengaruh terapi kompres serei
Tahun 2019.
Tabel 5.1
Karakteristik Responden
Perempuan 11 73,3
Total 15 100,0
Pendidikan SD 15 100,0
SMP 0 0,0
Total 15 100,0
Tabel 5.1
Nyeri Rheumatoid Sebelum Terapi Kompres Serei Hangat
Di Panti Sosial Tresna Werdha Tahun 2019
Total 15 100,0
Tabel 5.2
Nyeri Rheumatoid Setelah Terapi Kompres Serei Hangat
Di Panti Sosial Tresna Werdha Tahun 2019
Nyeri Rheumatoid Setelah (Post) Mean Median
Variabel Frekuensi Persentase
(%)
Ringan 13 86,7
2.3333 2.0000
Sedang 2 13,3
Total 15 100,0
Dari Tabel 5.2 di atas dapat diketahui bahwa nyeri rheumatoid setelah
diberikan terapi kompres serei hangat di Panti Sosial Tresna Werdha tahun
2019 yaitu 13 orang (86,7%) nyeri ringan dan 2 orang (13,3%) nyeri
60
sedang dengan mean 2,3333 dan median 2,0000 artinya mengalami nyeri
ringan.
4. Analisa Bivariat
Hangat
Tabel 5.3
Nyeri Rheumatoid Sebelum dan Setelah Terapi Kompres Serei
Hangat Di Panti Sosial Tresna Werdha Tahun 2019
Nyeri Rheumatoid Sebelum (Pre) Nyeri Rheumatoid
Setelah (Post)
Variabel Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(%) (%)
Ringan 0 0 13 86,7
hangat yaitu 13 orang (86,7%) nyeri ringan dan 2 orang (13,3%) nyeri
Variabel P value
nyeri sebelum nilai P value ≤0,05 yang artinya data tidak berdistribusi
Uji Wilccoxon.
c. Analisis Bivariat
Tabel 5.5
Perbedaan Penurunan Nyeri Rheumatoid Sebelum Dan Setelah
Dilakukan Terapi Kompres Serei Hangat Di Panti Sosial
Tresna Werdha Tahun 2019
Berdasarkan tabel 5.5 di atas diketahui hasil dari perhitungan uji wilcoxon
dimana hasil dari batas kritis penelitian 0,05 sehingga diputuskan hipotesis
adalah terdapat perbedaan bermakna antara kelompok pre test dan post test
dilakukan terapi kompres serei hangat di Panti Sosial Tresna Werdha Tahun
2019.
B. Pembahasan
1. Karakteritik responden
Kesmas (2014) Penyakit ini tiga kali lebih sering terjadi pada wanita
menjadi sama antara kedua jenis kelamin setelah usia 60 tahun. Selanjtutnya
umur lansia yang beresiko terkena rheumatoid artritis yaitu : 5% pada usia
kurang dari 40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun dan 65% pada usia diatas
61 tahun.
63
rheumatoid.
diberikan terapi kompres serei hangat di Panti Sosial Tresna Werdha tahun
2019 seluruh responden 15 orang (100%) dengan mean 5,1333 dan median
5,0000 artinya mengalami nyeri sedang. Nyeri sedang yang dialami pasien
utama yang harus ada untuk disebut sebagai nyeri adalah rasa tidak
Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2013, yang didapat
64
rata-rata tingkat nyeri sebelum dilakukan kompres serei hangat sebesar 4,79
dengan nilai intensitas nyeri maksimal 6 dan nilai intensitas nyeri minimal 3,
dengan nilai rata- rata intensitas nyeri yang dialami keseluruhan responden
4,90 (nyeri sedang)dengan nilai standar deviasi 1,071. Dari nilai rata-
rata tersebut dapat kita ketahui tingkat intensitas nyeri yang paling banyak
dialami lanjut usia dengan kriteria nyeri interval 4-6 atau yang disebut juga
diberikan terapi kompres serei hangat di Panti Sosial Tresna Werdha tahun
2019 yaitu yaitu 13 orang (86,7%) nyeri ringan dan 2 orang (13,3%) nyeri
sedang dengan mean 2,3333 dan median 2,0000 artinya mengalami nyeri
ringan. Hal ini diketahui bahwa adanya perubahan nyeri setelah diberikan
kompres serei hangat, akan tetapi masih terdapat responden yang tidak
tubuh berfungsi tidak normal mulai dari benjol-benjol, sendi kaku, sulit
merah disebabkan oleh inflamasi dan infeksi virus, bakteri dan jamur
(Nainggolan, 2011:588).
dilakukan kompres serei hangat dari 100% responden yang mengalami nyeri
sedang diantaranya 65% responden dengan intensitas nyeri ringan (1-3) dan
terapi kompres serei hangat di Panti Sosial Tresna Werdha Tahun 2019
Dari hasil penelitian diketahui bahwa hasil dari perhitungan uji wilcoxon
(SD=1,04654) dengan nilai p value (Asymp Sig 2 Tailed) sebesar 0,001≤0,05, dimana
hasil dari batas kritis penelitian 0,05 sehingga diputuskan hipotesis adalah terdapat
perbedaan bermakna antara kelompok pre test dan post test dilakukan terapi
kompres serei hangat di Panti Sosial Tresna Werdha Tahun 2019. Hasil ini
66
menunjukkan bahwa setelah dilakukan kompres serei hangat selama 3 hari nyeri
Menurut Hembing (2007) dari buku Herbal Indonesia bahwa khasiat tanaman
serei mengandung minyak atsiri yang memiliki sifat kimiawi dan efek farmakologi
yaitu rasa pedas dan bersifat hangat sebagai anti radang (anti inflamasi) dan
menghilangkan rasa sakit atau nyeri yang bersifat analgetik serta melancarkan
sirkulasi darah.
secara mandiri untuk mengurangi rasa nyeri, karena serei mengandung senyawa
aktif yang dapat menurunkan nyeri dan tanaman serei juga memiliki kandungan
rheumatoid, selain itu juga serei memiliki efek farmokologis yaitu rasa pedas yang
bersifat hangat. Dimana efek panas ini dapat meredakan rasa nyeri, kaku dan
spasme otot, karena terjadi vasodilatasi pembuluh darah (Smeltzer, 2011 dalam
Andriani 2014:43)
diberikan kompres serei hangat yaitu 85% responden mengalami nyeri sedang dan
setelah diberika kompres serei hangat mengalami penurunan nyeri yaitu nyeri
ringan 65% responden. Penelitian dari The Science and Technology menyebutkan
menghilangkan rasa sakit atau nyeri seperti nyeri otot dan nyeri sendi akibat
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Refika (2017)
penurunan nyeri Rheumatoid, dimana nyeri yang dirasakan sebelum dan setelah
BAB VI
A. Kesimpulan
1. Sebelum diberikan terapi kompres serei hangat nyeri mean 5,1333 yaitu
2. Setelah diberikan terapi kompres serei hangat nyeri mean 2,3333 yaitu nyeri
kompres serei hangat di Panti Sosial Tresna Werdha tahun 2019 dengan nilai
p=0,001≤0,05
B. Saran
1. Saran Teoritis
51
2. Saran Praktik
DAFTAR PUSTAKA
Hembing. (2007). Atasi Asam Usat dan Rematik Alan Hembing. Jakarta: Puspa
Swara.
Kushariyadi. 2011. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Selemba
Medika
Manajemen Modern & Kesmas. Libas. (2014). Rematik dan Nyeri Otot dari Hidup
Anda. Cetakan 1. Brilliant Books: Yogyakarta.
Maryam,. dkk. 2012. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakarta: Selemba
Medika.
70
Tamher & Noorkasiani. 2011. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Selemba Medika.
WHO. (2017). Angka Kejadian Rheumatoid. (diakses 10 Januari 2019), diunduh
dari http://unicef indonesia..
Wiyono. (2010). Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC. 7
71
Yuni Kusmiati. (2009). Rematik dan Asam Urat. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Zakiyah. (2014). Nyeri Konsep dan Penatalaksanaan dalam Praktik Keperawatan
Berbasis Bukti. Jakarta: Selemba Medika.
LEMBAR OBSERVASI
1 Ny.S 72 SD 4 2
2 Ny.R 80 SD 6 3
3 Ny.R 85 SD 5 2
4 Ny.S 80 SD 6 4
5 Ny.A 76 SD 6 2
6 Ny.N 70 SD 5 1
7 Tn.R 74 SD 5 1
8 Tn.M 72 SD 5 3
9 Tn.M 82 SD 4 1
10 Ny.R 74 SD 6 4
11 Ny.M 85 SD 4 1
12 Ny 67 SD 5 3
13 Ny.I 75 SD 6 3
72
14 Ny.J 65 SD 4 2
15 Tn.N 70 SD 6 3
LEMBAR OBSERVASI
(skala (skala
nyeri) nyeri)
1 Ny.S 4 2
4 3 3 3 2 2
2 Ny.R 6 3
6 4 4 4 3 3
3 Ny.R 5 2
5 4 3 3 2 2
4 Ny.S 6 4
6 6 5 4 4 4
5 Ny.A 6 2
6 5 5 5 4 2
6 Ny.N 5 1
5 4 2 3 2 1
7 Tn.R 5 1
5 5 3 3 3 1
8 Tn.M 5 3
5 4 4 3 3 3
9 Tn.M 4 1
4 3 4 2 2 1
10 Ny.R 6 4
6 3 4 5 2 4
11 Ny.M 4 1
5 5 3 3 3 1
12 Ny 5 3
5 4 4 3 3 3
13 Ny.I 6 3
6 4 4 4 4 3
14 Ny.J 4 2
4 3 3 3 2 2
15 Tn.N 6 3
6 6 5 3 4 3
73
GRAFIK
25
20
Skala 6
15 Skala 5
Skala 4
10 Skala 3
Skala 2
Skala 1
5
0
Pre 1 Post1 Pre 2 Post 2 Pre 3 Post 3
TABEL
N % N % N % N % N % N %
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 26.7
6 6 40.0 0 0 2 13.3 0 0 0 0 0 0
DOKUMENTASI
B. INTERVENSI
75
76
77
78
LANGKAH KERJA
1. Alat
1) Baskom kecil
2) Handuk kecil
4) Pisau
2. Bahan
i. Informed consent
k. Cuci serei dengan air sampai bersih dan potong serai dengan
panjang 4 cm
l. Siapkan wadah dan isi dengan air hangat suhu 45-50,5 oC sebanyak
nyeri klien.
Sebaik kompres hangat serei dilakukan dua kali dalam sehari pagi
Npm : 152426003 SP
Dengan Hormat,
Bengkulu, 2019
Hormat Saya,
AZIZCO VELANI
81
(Infomed Consent)
Inisial :
Umur :
Saya telah mendapatkan penjelasan dari peneliti, oleh karena itu saya
bersedia menjadi responden dalam Judul Pengaruh Terapi Kompres Serei Hangat
terhadap Penurunan Nyeri Rheumatoid di Panti Sosial Tresna Werdha Tahun 2019
yang akan dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negative bagi
saya. Saya mengerti bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar
Demikian hal ini saya lakukan, dengan ini saya menyatakan kesedian secara
sukarela dan bersedia menjadi responen dalam penelitian ini tanpa ada unsur
Bengkulu, 2019
Responden
( )
82
ANALSIS DATA
Descriptives
Median 5.0000
Variance .695
Minimum 4.00
Maximum 6.00
Range 2.00
Median 2.0000
Variance 1.095
84
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
[DataSet0]
Ranks
Ties 0c
Total 15
c. post = Pre
Test Statisticsb
post - Pre
Z -3.460a
\
88
89