SKRIPSI
OLEH :
RISKI CAHYANTI
NPM.18230068P
SKRIPSI
OLEH :
RISKI CAHYANTI
NPM.18230068P
SKRIPSI
OLEH :
RISKI CAHYANTI
NPM : 18230068P
Disetujui Oleh :
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)
MOTTO
Di dunia penuh persaingan, siapa yang tidak bersiap-siap dia akan kalah.
Kembangkanlah potensimu untuk meraih prestasi.
Mungkin orang dapat lupa akan akan sesuatu, tetapi janganlah lupa akan jasa-jasa
gurumu.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan dengan segala cinta kasih dan sangat istimewa
untuk :
Kepada Allah SWT yang membuat duniaku penuh dengan keajaiban dan tidak
pernah mengecewakanku ketika aku berdo’a padanya sehingga semua bisa
berjalan dengan lancar.
Kedua orang tuaku, Bapak “Iskandar” dan Ibu “Aminah” yang selalu
memberikan doa dan motivasi untukku menyelesaikan skripsi ini.
Kakak-kakakku : Ayuk Liana, Kak Dian, Ayuk Wiwik, dan Kak Asep yang
selalu memberikan support untukku menyelesaikan studi ini.
My Beloved Sepuh Supriadi, yang selalu memberikan support untukku
menyelesaikan studi ini.
Dosen pembimbing Utama Dr. Med Hartian, M.Kes., Part dan Pembimbing
Pendamping Ns. Marlin Sutrisna, S.Kep, M.Kep terima kasih atas segenap waktu,
kesabaran dan ilmunya saat membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Seluruh keluargaku kakak, adek, ponakan yang telah memberi dukungan selama
ini terimakasih yang sebesar-besarnya.
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
Jln. Merapi Raya No. 43 Kebun Tebeng Bengkulu Telp. (0736) 21977, Fax. (0736)
20598
Riski Cahyanti
NPM : 18230068P
Mengetahui,
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,
sampai saat ini adalah : Tingkat Sekolah Dasar (SD) Negeri 04 Selupu Rejang
menamatkannya pada tahun 2018. Dengan keinginan yang keras maka pada tahun
Fakultas Ilmu Kesehatan dan Alhamdulillah dapat saya selesaikan pada tahun
2020.
KATA PENGANTAR
Selanjutnya, tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah banyak membantu sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan
terima kasih khususnya penulis ucapkan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. agr. Ir. Johan Setianto selaku Rektor Universitas Dehasen
Bengkulu
2. Ibu Dr.Ida Samidah, SKp.,M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Dehasen
3. Ibu Ns.Berlian Kando Sianipar, S.Kep.,M.Kes, selaku Wakil Dekan I
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu
4. Ibu Dra. Hj. Ice Rakizah Syafrie, M.Kes, selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu
5. Ibu Ns. Murwati, S.Kep.,M.Kes selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan
(S1) Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah banyak membantu penulis dalam
penyusunan Skripsi
6. Bapak Dr. Med Hartian Pansori, M.Kes., Path selaku Dosen Pembimbing
Utama yang dengan sabar dan keprofesionalnya telah memberikan saran,
bimbingan, membantu, dorongan dan petunjuk yang sangat berharga
dalam penyusunan Skripsi ini
7. Ibu Ns. Marlin Sutrisna, S.Kep.,M.Kep selaku Dosen Pembimbing
Pendamping yang juga dengan sabar dan keprofesionalannya telah
memberikan saran, bimbingan, membantu, dorongan dan petunjuk yang
sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Program Studi Ilmu Keperawatan
(S1) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu yang telah banyak
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung demi kelancaran
dalam menyusun skripsi ini.
9. Bapak dr.Samiri, selaku Direktur RSUD Curup yang memberikan izin
untuk melaksanankan pengambilan kasus skripsi.
10. Rekan-rekan satu angkatan tahun 2019 Program Studi Ilmu Keperawatan
(S1) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu.
11. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat, disebutkan satu persatu, yang telah
membantu penulis selama pengerjaan penelitian ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa
dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan yang disebabkan oleh penulis. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi kesempurnaan skripsi ini sehinga akan lebih bermanfaat.
(Riski Cahyanti)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah …………………….……………………….. 4
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 4
D. Manfaat Penelitian …………………………………………….. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
1. Definisi Diabetes Melitus ……………………………..………. 6
2. Klasifikasi ………………………………………………………. 7
3. Etiologi …………………………………………………………. 8
4. Patofisiologi ……………………………………………………. 11
5. Tanda dan Gejala ……………………………………………… 12
6. Komplikasi …………………………………………………….. 13
7. Pemeriksaan Penunjang ………………………………………. 14
B. Konsep Kualitas Tidur
1. Fisiologi Tidur …………………………………………………. 16
2. Tahapan Tidur ………………………………………………… 16
3. Siklus Tidur ……………………………………………………. 17
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur ………………….. 18
C. Kerangka Teori
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep …………………………………………………. 25
B. Definisi Operasional ……………………………………………… 25
C. Hipotesis Penelitian ………………………………………………. 26
BAB IV METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ……………………………………………………. 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………… 27
C. Populasi dan Sampel …………........................................................ 27
D. Instrumen Penelitian ……………………………………………… 28
E. Teknik Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………. 29
2. Pengolahan Data ……………………………………………….. 29
3. Analisis Data ……………………………………………………. 29
F. Etika Penelitian ……………………………………………………... 30
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian................................................................................... 34
B. Pembahasan ....................................................................................... 37
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan......................................................................................... 42
B. Saran .................................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran
1. Surat izin pra penelitian
2. Lember Observasi
3. Lembar Konsul
4.
Surat Ijin Penelitian dari Universitas Dehasen Bengkulu
5. Surat Ijin Penelitian dari RSUD Curup
6. Master Tabel
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
satu jenis penyakit tidak menular yang selalu mengalami peningkatan dari
diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada tahun 2014,
dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980. Prevalensi diabetes di dunia
(dengan usia yang distandarisasi) telah meningkat hampir dua kali lipat sejak
tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa.
Hal ini mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait seperti kelebihan berat
kematian pada tahun 2012. Gula darah yang lebih tinggi dari batas maksimum
penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh tiga persen (43%) dari 3,7
juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase kematian yang
disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih tinggi di
jumlah Diabetes Melitus pada penduduk dengan usia >15 tahun di Indonesia
tahun 2018 yaitu 10,9% yang didapatkan. Prevalensi DM pada tahun 2018
terbesar berada pada rentang usia 55-64 tahun dan 65-74 tahun. Selain itu,
dari pada laki-laki (1,2%). Kemudian untuk daerah domisili lebih banyak
0,9% (11.243) yang telah terdiagnosis dan 0,1% (1.249) yang belum
sampai tahun 2012. Pasien DM yang dirawat inap dengan DM pada tahun
2010 terdapat 199 kasus, pada tahun 2011 terdapat 231 kasus dan pada tahun
dan sensitivitas insulin, salah satunya adalah tidur (D'Adamo & Caprio, 2011;
Ip & Mokhlesi, 2009). Tidur dan irama sirkadian berperan dalam mengatur
Apabila aktifitas fisik dan durasi tidur seseorang rendah maka resistensi
insulin akan meningkat (Zou dkk, 2012). Pasien diabetes mellitus tipe 2
memiliki lama tidur yang panjang namun tidur lelapnya pendek sehingga
efisiensi tidurnya buruk. Oleh sebab itu, aktivitas saraf simpatik akan
keterkaitan hubungan antara kualitas tidur dan onset kejadian diabetes mellitus
tipe 2 dengan durasi tidur yang pendek (< 6 jam) dan berlebihan (>8 jam)
kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien Diabetes Mellitus Tipe
darah tinggi, dan 11 (84,6%) orang responden kadar glukosa darah rendah.
4 (21,1%) orang responden kadar glukosa darah rendah. Hasil uji statistik
hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien Diabetes
Tahun 2017.
Dalam laporan hasil kegiatan RSUD Curup tahun 2017 terdapat 110 kasus.
Pada tahun 2018 kasus Diabetes Melitus mengalami peningkatan dan masuk
dalam 10 besar penyakit terbanyak di RSUD Curup yaitu sebanyak 128 kasus.
Tahun 2019 kasus Diabetes Melitus sebanyak 107 kasus. Rata-rata penderita
penyakit Diabetes Melitus dialami oleh usia pertengahan yaitu kisaran 45-59
“hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah DM tipe 2 pada Pasien
B. Rumusan Masalah
glukosa darah penderita DM tipe 2 pada pasien di RSUD Curup Tahun 2020 ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
selanjutnya.
2. Bagi Peneliti
Curup
3. Bagi Masyarakat
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Diabetes Melitus
jawaban yang jelas dan singkat tapi secara umum dapat dikatakan sebagai
gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
2. Klasifikasi 6
2009).
3. Etiologi
a. Diabetes tipe I:
1) Faktor genetik
Suddarth, 2016).
2) Faktor-faktor imunologi
Adanya respons autoimun yang merupakan respons
Suddarth, 2016).
3) Faktor lingkungan
2016).
b. Diabetes Tipe II
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
4) Kualitas Tidur
(Spiegel, 2009).
4. Patofisiologi
a. Hipoglikemia
b. Hiperglikemia
insulin, seperti yang dijumpai pada diabtes tipe 2, tipe diabetes akan
kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada diabetes mellitus lensia
kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai sukar sembuh
6. Komplikasi
a. Komplikasi akut
Diabetes Mellitus)
b. Komplikasi kronis
mengakibatkan kebutaan.
2) Makroangiopati
a) Kelainan pada jantung dan pembuluh darah seperti miokard
4. Komplikasi neurofatik.
7. Pemeriksaan Penunjang
meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar
glukosa darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya
kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makanatau minum cairan
yang tidak aktif bergerak. Peningkatan kadar glukosa darah setelah makan
2007).
Tabel kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis
pemeriksaan
(DepkesRI, 1999).
B. Konsep Kualitas Tidur
1. Fisiologi Tidur
(Ambarwati, 2014).
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sisitem pada batang
Region (BSR). RAS dibagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel
memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi
sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dan BSR.
(Ambarwati, 2014)
2. Tahapan Tidur
karena gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih
pendek dari pada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan orang
tahap III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau delta sleep).
(Ambarwati, 2014)
selama 5-30 menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan
sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini. Selama tidur REM, otak
tahap ini individu menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru dapat
3. Siklus Tidur
Selama siklus tidru, individu melalui tidur NREM dan REM, siklus
komplet biasanya berlangsung sekitar 1,5 jam pada orang dewasa. Dalam
siklus tidur pertama, orang yang tidur melalui ketigaa tahap pertama tidur
kembali ke tahap III dan II sekitar 20 menit. Setelah itu, terjadi tahap REM
pertama. Orang tidur biasanya mengalami empat sampai enam siklus tidur
Durasi tahap tidur NREM dan REM bervariasi selama periode tidur.
Seiring dengan berlalunya malam, orang tidur menjadi tidak berlalu lelah
dan meluangkan lebih sedikit waktu di Tahap III dan IV tidur NREM.
orang tidur sangat lelah, siklus REM sering kali terjadi sangat singkat
oleh Tahap I dan II tidur NREM dan tidur REM (Kozier dkk, 2010).
a. Sakit
tidur. Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing
2014)
c. Letih
d. Stress Emosional
a. Insomnia
insomnia :
terjaga.
3) Insomnia terminal. Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali
(Ambarwati, 2014).
b. Parasomnia
c. Hipersomnia
oleh kondisi medis seperti kerusakan sistem saraf, gangguan pada hati
(Ambarwati, 2014).
d. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang
muncul secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga
(Ambarwati, 2014).
Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya nafas
secara periodik pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang
tidak adanya gangguan yang dialami selama periode tidur yang secara
dialami saat siang hari dan (subyective sleepquality) kualitas tidur secara
adalah 0-21. Ada dua interpretasi pada PSQI, jika skore ≤5 disebut dengan
kualitas tidur baik dan jika skore >5 maka disebut dengan kualitas tidur
Kualitas tidur adalah dimana suatu keadaan dimana tidur yang dijalani
Kualitas tidur mencakup aspek kuantitatif seperti durasi tidur, latensi tidur,
serta aspek subjektif seperti tidur dalam dan istirahat. Kualitas tidur seseorang
dibedakan menjadi tanda fisik dan tanda psikologis (Khasanah & Hidayati,
2012).
Perubahan hormonal yang terjadi terkait dengan gangguan tidur dapat
saraf simpatis. Aktivitas HPA dan sistem saraf simpatis dapat merangsang
DM tipe 2 (Taub & Redeker, 2008). Perubahan respon tubuh yang terjadi
sehingga sel tidak dapat menggunakan hormon secara efisien (Smith , 2010).
kadar gula darah yang memerlukan peran serta aktif, kemauan dan
DM Tipe 2
= Diteliti
= Tidak diteliti
BAB III
A. Kerangka Konsep
konsep yang satu terhadap yang lain dari masalah yang diteliti, sedangkan
B. Definisi Operasional
(Notoatmodjo, 2014).
C. Hipotesis Penelitian
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
jika populasi lebih dari 100, maka diambil 10-15% dari populasi
D. Instrument Penelitian
responden.
a. Pengolahan Data
berikut:
kuesioner.
analisis.
b. Analisis Data
1) Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat
Rumus:
f
P= x 100 %
n
Keterangan:
P : Persentase
n : Besar sampel
2) Analisis Bivariat
Bila padat abel 2x2 tidak di jumpai atau tidak ada nilai
continuity correction.
Bila tabel nya lebih dari 2x2 misalnya 2x3, 3x3 dll, maka
(Riyanto, 2009) :
A. Hasil Penelitian
beralamat di Jl. Basuki Rahmat No. 10, Dwi Tunggal, Curup, Kabupaten
Rejang Lebong, Bengkulu. Kode Pos 39119. Rumah sakit ini merupakan
rumah sakit tipe C. Rumah sakit ini memiliki 7 ruangan rawat inap yaitu
penyakit dalam, bedah, anak dan neonates, kebidanan, ICU, Paviliun dan
Raflesia (kelas III). Data SDMK di Rumah Sakit Umum Daerah Curup
adalah dokter umum berjumlah 14, dokter gigi ada 2, dokter spesialis
penyakit dalam ada 1, dokter spesialis obgyn ada 4, dokter spesialis anak
ada 2, dokter spesialis bedah ada 3, dokter spesialis radiologi ada 1, dokter
spesialis anastesi ada 1, dokter spesialis patologi klinik, perawat 147, bidan
2. Jalannya Penelitian
dengan estimasi Tahun 2019 sebanyak 107 pasien dan pengambilan sampel
yang digunakan adalah data primer. Data primer diperoleh dengan cara
coding yaitu memberi kode pada data yang telah dikumpulkan dan diperiksa
proses cleaning yaitu proses pengecekan ulang data untuk melihat ada
3. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat pada penelitian ini untuk melihat distribusi
buruk
Tahun 2020.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan kualitas
B. Pembahasan
1. Gambaran distribusi frekuensi kualitas tidur di RSUD Curup Provinsi
terdapat sebagian besar 67,7% responden mengalami kualitas tidur baik, dan
Kualitas tidur adalah dimana suatu keadaan dimana tidur yang dijalani
Kualitas tidur mencangkup aspek kuantitatif seperti durasi tidur, latensi tidur,
serta aspek subjektif seperti tidur dalam dan istirahat. Kualitas tidur seseorang
dibedakan menjadi tanda fisik dan tanda psikologis (Khasanah & Hidayati,
2012).
saraf simpatis. Aktivitas HPA dan sistem saraf simpatis dapat merangsang
DM tipe 2 (Taub & Redeker, 2008). Perubahan respon tubuh yang terjadi
sehingga sel tidak dapat menggunakan hormon secara efisien (Smith, 2010).
peran serta aktif, kemauan dan kemampuan pasien secara mandiri. Upaya
terdapat lebih dari sebagian 58,1% responden yang memiliki glukosa darah
tidak normal dan hampir sebagian responden yang memiliki glukosa darah
normal.
utama bagi jaringan makhluk hidup dan bahan bakar universal bagi janin,
Kadar glukosa darah (kadar glukosa dalam darah) adalah jumlah atau
tubuh. Kadar glukosa darah juga perlu dijaga agar tidak meningkat terlalu
oleh ginjal, yang dapat mengurangi jumlah cairan tubuh dan elektrolit.
merupakan salah satu mekanisme homeostatis yang diatur paling halus dan
yaitu melalui dua cara, bila glukosa darah terlalu rendah, maka glukosa
akan suplai dari hati dengan jalan memecah glikogen hati, sebaliknya bila
glukosa darah terlalu tinggi maka glukosa tersebut akan dibawa ke hati dan
jam setelah makan) adalah 4,5–5,5 mmol/L (< 140 mg/100mL), setelah
puasa kadar glukosa darah akan turun menjadi 3,3–3,9 mmol/L (70–110
cerna dan tubulus ginjal, glukosa diangkut dari konsentrasi yang lebih
dapat meningkat sekitar sepuluh kali lipat (Guyton & Hall, 2008).
Pada saat glukosa darah tinggi, hepar dengan cepat membuat glukosa
Hall, 2008).
3. Hubungan kualitas tidur dengan glukosa darah penderita diabetes
melitus tipe II di RSUD Curup Provinsi Bengkulu Tahun 2020.
darah tidak normal dan hanya 1 (10%) responden yang mengalami glukosa
darah normal. Dari 21 responden yang memiliki kualitas tidur baik, terdapat 9
Hasil uji statistic chi-square (Fisher’s exact test) didapat nilai ρ value=
0,02< α = 0,05 artinya ada hubungan bermakna antara kualitas tidur dengan
glukosa darah penderita diabetes mellitus tipe II di RSUD Curup Tahun 2020.
Kualitas tidur adalah dimana suatu keadaan dimana tidur yang dijalani
Kualitas tidur mencakup aspek kuantitatif seperti durasi tidur, latensi tidur,
serta aspek subjektif seperti tidur dalam dan istirahat. Kualitas tidur seseorang
dibedakan menjadi tanda fisik dan tanda psikologis (Khasanah & Hidayati,
2012).
saraf simpatis. Aktivitas HPA dan sistem saraf simpatis dapat merangsang
DM tipe 2 (Taub & Redeker, 2008). Perubahan respon tubuh yang terjadi
sehingga sel tidak dapat menggunakan hormon secara efisien (Smith , 2010).
kadar gula darah yang memerlukan peran serta aktif, kemauan dan
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang hubungan kualitas tidur dengan glukosa
1. Sebagian besar 67,7% responden memiliki kualitas tidur baik di RSUD Curup
3. Ada hubungan kualitas tidur dengan glukosa darah penderita diabetes mellitus
tipe II di RSUD Curup Provinsi Bengkulu Tahun 2020 dengan p value 0,02.
B. Saran
kesehatan kepada seluruh pasien diabetes mellitus untuk mengatur pola tidur
mellitus.
3. Bagi Responden
variabel lainnya yang berhubungan dengan kualitas hidup dan glukosa darah
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, ed.12, alih
bahasa, Devi Yulianti, Amelia Kimin. Jakarta : EGC
Buysse, D. J., et al. (1989). The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI): A new
Instrument for Psychiatric Practice and Research, Pittsburgh: Elsevier
Scientific Publishers Ireland Ltd. Diakses tanggal 20 april 2020.
Medical Record RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. 2013. Laporan Tahunan RSUD
Dr. M. Yunus Bengkulu. Bengkulu
Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardi. 2015. Aplikasi NANDA NIC NOC Edisi
Revisi Jilid 1. Yogyakarta :Penerbit Mediaction Publishing
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nusa Medika
Rekam Medis RSUD Curup. 2019. Laporan Tahunan RSUD Curup. Curup
Romadoni Siti dan Carlingga. 2015. Hubungan Kualitas Tidur dengan Glukosa
Darah Pasien DM Tipe 2 di Rumah Sakit X Palembang. Palembang:
STIKES Muhammadiyah Palembang
https://ejournal.stikesmp.ac.id/index.php/maskermedika/article/view/115/99
diakses pada senin 12 Mei 2020