Oleh :
EKA YULIANA
NIM : P00220220008
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh tim penguji
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu Jurusan Keperawatan Program
Studi D-III Keperawatan Poso.
Nama : Eka yuliana
Nim : PO0220220008
Pembimbing II
Agusrianto, S.Kep.Ns.MM
NIP. 197307271997031002
Menyetujui,
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim penguji Poltekkes
Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Prodi DIII Keperawatan Poso.
Nama : Eka yuliana
NIM : PO0220220008
Nirva Rantesigi.S.Kep.Ns.MM
NIP. 198511102010122003
Penguji II
Penguji III
Mengetahui, Menyetujui,
Direktur Poltekkes Kemenkes Palu Ketua Jurusan Keperawatan
iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN POSO
ABSTRAK
Latar belakang Pada lanjut usia (lansia), tubuh mengalami perubahan secara
alami, seperti menurunnya kemampuan fisik dan kognitif, penurunan sistem
kekebalan tubuh, dan peningkatan risiko terjadinya penyakit kronis. Asma
merupakan penyakit pada saluran pernapasan yang bersifat kronis. Kondisi ini
disebabkan oleh peradangan saluran pernapasan yang menyebabkan
hipersensitivitas bronkus terhadap rangsang dan obstruksi pada jalan napas,
dengan keluhan sesak napas, dada seperti tertekan, batuk, dan mengi. masalah
sesak napas sering muncul pada pasien dengan asma bronchial untuk itu di
perlukan intervensi terapi buyteko. Tujuan: Untuk menerapkan asuhan
keperawatan gerontik dengan kasus Asma bronchial di Panti Sosial Tresna
Werdha Madago Tentena. Metode Penelitian: Yaitu menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Hasil Penelitian: didapatkan bahwa
Teknik Buteyko dapat mengatasi sesak napas. Kesimpulan: Teknik buteyko
dapat mengatasi sesak napas. Saran: Diharapkan bagi pasien dan perawat
dapat melatih pasien dengan mengajarkan teknik buteyko pada pasien asma
bronchial pada pagi hari selama 5-6 menit dalam mengatasi pola napas tidak
efetif.
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Yang telah
memberikan Kekuatan dan Kemampuan penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan judul, “Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Kasus Asma
bronchial di Panti Sosial Tresna Werdha Madago Tentena”
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh ujian akhir
pendidikan program studi Diploma III Keperawatan, di Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Palu Jurusan Keperawatan Program Studi Keperawatan
Poso. Selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak kesulitan dan masalah
yang penulis hadapi, tetapi berkat adanya bantuan dan dukungan dari mama dan
papa tercinta yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan semangat
kepada penulis baik secara moril maupun materil sehingga penulis bisa
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan
terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. T.Iskandar Faisal,S.kp.,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan palu.
2. Dr. Andi Fatmawati,S.Kep.Ns.,M,Kep.,Sp,Kep,Anak selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palu.
3. Dafrosia Darmi Manggasa.S.Kep.Ns.,M.Biomed selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Poso yang sudah memberikan masukan dan saran dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Rosamey Elleke langitas S.Kep.M, Kep selaku pembimbing utama yang tidak
pernah bosan memberikan dukungan dan motivasi, serta telah banyak
meluangkan waktunya dalam membimbing sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat terselesaikan.
5. Agusrianto S.Kep.Ns.MM selaku pembimbing pendamping yang penuh
kesabaran membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini hingga selesai.
v
6. Seluruh dosen dan tenaga kependidikan Program Studi Keperawatan Poso,
yang telah banyak mengajarkan dan membantu dalam pembelajaran dan
perkuliahan.
7. Kedua orang tua, terima kasih telah memberikan doa dan mengusahakan yang
terbaik sehingga menyelesaikan proposal ini.
8. Bestie-bestieku tersayang (narwa dan ining) yang selalu menjadi suport
system penulis dalam kondisi apapun sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Kepada seluruh teman seperjuangan Keperawatan Angkatan 2020 terima
kasih atas kerjasama dan kebersamaanya selama ini, semoga kita semua
sukses.
Penulis menyadari dengan segala keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki penulis maka Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kata kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat diharapkan penulis untuk perbaikan penyusunan dimasa akan datang.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……...……………………………………….……………...…..
….i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI...........................................................................iii
ABSTRAK..........................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.........................................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...............................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................x
I. Latar belakang.......................................................................................................1
II. Rumusan masalah..................................................................................................2
III. Tujuan studi kasus.................................................................................................3
IV. Manfaat penelitian.................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................5
I. Konsep Dasar Lansia.............................................................................................5
A. Pengertian................................................................................................................5
B. Batasan Lansia........................................................................................................5
C. Masalah yang sering dihadapi oleh lansia...............................................................5
D. Klasifikasi Lansia....................................................................................................6
E. Perubahan Lansia....................................................................................................6
F. Kebutuhan Dasar Lansia.........................................................................................8
II. Konsep Dasar Penyakit Asma.................................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................................29
I. Desain penelitian.................................................................................................29
III. Subyek penelitian................................................................................................29
IV. Lokasi dan waktu penelitian................................................................................29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................................33
I. Gambaran Umum Lokasi Penelitian....................................................................33
vii
II. Hasil Penelitian...................................................................................................33
III. Pembahasan.........................................................................................................45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................53
A. Kesimpulan.........................................................................................................53
B. Saran...................................................................................................................53
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Lanjut usia (lansia) adalah orang yang telah mencapai usia 60 tahun
keata (Murdanita 2018) Pada usia ini, tubuh mengalami perubahan secara
alami, seperti menurunnya kemampuan fisik dan kognitif, penurunan sistem
kekebalan tubuh, dan peningkatan risiko terjadinya penyakit kronis (Akbar
2021). Asma merupakan penyakit pada saluran pernapasan yang bersifat
kronis. Kondisi ini disebabkan oleh peradangan saluran pernapasan yang
menyebabkan hipersensitivitas bronkus terhadap rangsang dan obstruksi pada
jalan napas (Global Initiative for Asthma, 2020). Gejala klinis dari penyakit
asma yang biasanya muncul berupa mengih (wheezing), sesak napas, sesak
dada dan batuk yang bervariasi dari waktu ke waktu dengan keterbatasan aliran
udara ekspirasi. Penyakit Asma hingga kini masih menjadi permasalahan
kesehatan yang menjadi ancaman serius bagi masyarakat di seluruh dunia.
Penderita asma memiliki angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Kejadian
asma mengalami peningkatan pada usia lansia Menurut National library of
mediciane 2019 menunjukkan bahwa 6,5–17% lansia menderita asma didunia.
Sesak napas pada penderita asma terjadi karena obstruksi saluran
pernapasan yang disebabkan oleh menebalnya dinding saluran napas yang
ditimbulkan oleh peradangan dan edema yang dipicu oleh pengeluaran zat
histamine, tersumbatnya saluran napas oleh sekresi berlebihan mukus kental,
hiperresponsitivitas saluran napas yang ditandai oleh konstriksi hebat saluran
napas kecil akibat spasme otot polos di dinding saluran napas (Nawangwulan
2021)
Asma pada lansia dapat memberikan dampak yang lebih berat,
yaitu sulit bernafas, dada terasa berat sehingga nafas menjadi terengah-engah,
batuk disertai dahak, mudah lelah saat melakukan aktivitas serta
mengakibatkan penurunan kualitas hidup, produktivitas yang menurun,
1
peningkatan biaya kesehatan, risiko perawatan di rumah sakit,bahkan kematian
dan berbagai kompl-
2
2
5
6
3. Perubahan Psikososial
Nilai seseorang sering diukur melalui produktivitasnya dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan. Bila mengalami pensiun, seseorang akan
mengalami kehilangan, yaitu kehilangan finansial, kehilangan status,
kehilangan teman dan kehilangan pekerjaan (Nugroho, 2008).
D. Patofisiologi
Asma adalah obstruksi jalan nafas difus reversibel. Obstruksi
disebabkan oleh satu atau lebih dari konstraksi otot-otot yang mengelilingi
bronkhi, yang menyempitkan jalan nafas, atau pembengkakan membran
yang melapisi bronkhi, atau penghisap bronkhi dengan mukus yang kental.
Selain itu, otot-otot bronkhial dan kelenjar mukosa membesar, sputum yang
kental, banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara
terperangkap di dalam jaringan paru. Mekanisme yang pasti dari perubahan
ini belum diketahui, tetapi ada yang paling diketahui adalah keterlibatan
sistem imunologis dan sisitem otonom.
Beberapa individu dengan asma mengalami respon imun yang
buruk terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE)
kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan ulang terhadap
antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi, menyebabkan
pelepasan produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti histamin,
bradikinin, dan prostaglandin serta anafilaksis dari substansi yang bereaksi
lambat (SRS-A). Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru
11
A. pathway Asma
12
Ansietas
Gangguan
pertukaran gas
Bersihan jalan
napas tidak
efektif
c. Pemeriksaan sputum
d. Pemeriksaan cosinofit total
e. Pemeriksaan tes kulit Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan
berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada
asma.
f. Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
g. Foto thorak untuk mengetahui adanya pembengkakan, adanya
penyempitan bronkus dan adanya sumbatan
h. Analisa gas darah Untuk mengetahui status kardiopulmoner yang
berhubungan dengan oksigenasi (Padila, 2015)
G. Komplikasi
Komplikasi menurut Wijaya & Putri (2014) yaitu :
a. Pneumothorak
b. Pneumomediastium dan emfisema sub kutis
c. Atelektasis
d. Aspirasi
e. Kegagalan jantung/ gangguan irama jantung
f. Sumbatan saluran nafas yang meluas / gagal nafas Asidosis
( Wijaya & Putri, 2014)
H. Penatalaksanaan
Tujuan utama dari penatalaksanaan asma adalah dapat mengontrol
manifestasi klinis dari penyakit untuk waktu yang lama, meningkatkan
dan mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup
normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk
mencapai dan mempertahankan keadaan asma yang terkontrol (Putri
2016 dalam Nur Casanah , 2019).
Penanganan asma :
15
pengkajian. Pada pasien asma keluhan utama yang dirasakan adalah sesak
nafas (Manurung,2016).
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat penyakit sekarang, kita perlu mengkaji bagaimana kondisi
klien dan apa yang dirasakan . pada pasien asma, klien mengeluhkan
nafasnya berbunyi, sesak nafas dan batuk yang timbul secara tiba-tiba dan
dapat hilang secara spontan atau pengobatan.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Pada riwayat penyakit dahulu, kita perlu mengkaji apakah ada penyakit
yang pernah di derita oleh klien, pada pasien asma ada yang menderita
asma sejak kecil dan ada juga yang menderita asma dalam beberapa waktu
terdekat.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Kita harus mengkaji apakah ada penyakit yang menular dari keluarga
klien. Pada pasien asma riwayat penyakit keluarganya juga tidak sama
antara satu orang dengan orang lain. Ada anggota keluarga yanng
mengalami asma dan juga ada keluarga yang tidak mengalami asma.
Sehingga pada pasien tersebut, asmanya disebabkan oleh alergi ataupun
yang lainnya.
5) Riwayat kesehatan lingkungan
Pengkajian ini merupakan bentuk pengkajian yang bertujuan untuk
mengidentifikasi pengaruh lingkungan terhadap kesehatan pasien, faktor
lingkungan yang ada keterkaitannya dengan sakit yang dialami pasien saat
ini dan kemungkinan masalah yang dapat terjadi akibat pengaruh
lingkungan. Data pengkajian dapat meliputi kebersihan dan kerapian
ruangan, penerangan, sirkulasi udara, keadaan kamar mandi dan WC,
pembuangan air kotor, sumber air minum, pembuangan sampah, sumber
pencemaran, penataan halaman, privasi, resiko injuri.
2. Data dasar klien dan pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan Fisik
18
Dikaji adanya nyeri leher, kaku pada pergerakaan, pembesaran tiroid serta
penggunaan otot-otot pernafasan.
i. Thorax.
a. Inspeksi
Dinding torak tampak mengembang, diafragma terdorong ke bawah
disebabkan oleh udara dalam paru-paru susah untuk dikeluarkan karena
penyempitan jalan nafas. Frekuensi pernafasan meningkat dan tampak
penggunaan otot-otot tambahan.
b. Palpasi.
Pada palpasi dikaji tentang kesimetrisan, ekspansi dan taktil fremitus.
Pada asma, paru-paru penderita normal karena yang menjadi masalah
adalah jalan nafasnya yang menyempit.
c. Perkusi.
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan
diafragma menjadi datar dan rendah disebabkan karena kontraksi otot
polos yang mengakibatkan
penyempitan jalan nafas sehingga udara susah dikeluarkan dari paru-
paru.
d. Auskultasi.
Terdapat suara vesikuler yang meningkat disertai dengan expirasi lebih
dari 4 detik atau lebih dari 3x inspirasi, dengan bunyi pernafasan
wheezing karena sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus
dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan
saluran napas menjadi sangat meningkat.
b) Kardiovaskuler.
Jantung dikaji adanya pembesaran jantung atau tidak, bising nafas dan
hyperinflasi suara jantung melemah. Tekanan darah dan nadi yang
meningkat serta adanya pulsus paradoksus.
c) Abdomen.
20
d) Ekstrimitas.
Dikaji adanya edema extremitas, tremor dan tanda-tanda infeksi pada
extremitas karena dapat merangsang serangan asma.
j. Aktivitas Sehari-hari (ADL)
a. Nutrisi
Untuk klien dengan asma bronkial sering mengalami mual dan muntah, nafsu
makan buruk/anoreksia.
b. Pola Istirahat
Pola istirahat tidak teratur karena klien mengalami sesak nafas.
c. Personal hygine
Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan
melakukan aktivitas sehari-hari.
d. Aktivitas
Aktivitas terbatas karena terjadi kelemahan otot.
k. Data Psikologi
Dengan keadaan klien seperti ini dapat terjadi depresi, ansientas, dan dapat
terjadi kemarahan akibat berpikir bahwa penyakitnya tak kunjung sembuh.
l. Data Spiritual
Bagaimana keyakinan klien akan kesehatannya, bagaimana persepsi klien
terhadap penyakitnya dihubungkan dengan kepercayaan yang dianut klien, dan
kaji kepercayaan klien terhadap Tuhan Yang Maha Esa
m. Pengkajian khusus
1. Fungsi kognitif
3. APGAR keluarga
APGAR keluarga merupakan alat Skrining singkat yang dapat digunakan
untuk mengkaji Fungsi Sosial pada lansia. Menggambarkan dan mengetahui
hubungan dan peran lansia terhadap anggota keluarga dan masyarakat
tempat tinggal, pekerjaan, tidak punya rumah, dan masalah keuangan.
4. Skala depresi/inventaris depresi beck
Alat pengukur status yang efektif digunakan untuk membedakan jenis
depresi yang mempengaruhi suasana hati pada lansia.
5. Screening Fall Skala Ontario
B. Diangnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu,
dan masyarakat tentang masalah kesehatan, sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai kewenangan
perawat. Sesuai dengan Diagnosa keperawatan pada lansia dengan asma
bronchial.
1) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas.
2) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan napas
3) Deficit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
5) Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian
6) Gannguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan
(mis, kelembapan lingkungan, suhu lingkungan,pencahayaan, kebisingan tid
ak sedap, jadwal pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
C. Intervensi keperawatan
22
No
Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan
1. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. manejemen jalan napas
(D.0005) keperawatan diharapkan 2. pemantauan respirasi
masalah pola napas tidak 3. terapi relaksasi otot
Definisi : efektif dapat teratasi dengan progresif
Ispirasi dan/atau ekspirasi yang kriteria hasil : 4. manejemen energi
tidak memberikan ventilasi adekuat (L.01004)
1. dispnea menurun
Penyebab : 2. penggunaan otot bantu
Hambatan upaya napas napas menurun
3. pemanjangan
Batasan karakteristik : ekspirasi menurun
Data mayor 4. ortopnea menurun
Data yang dapat menunjang 5. pernapasan cuping
munculnya diagnosa pola napas hidung menurun
tidk efektif:
Subjektif :
1. Dispnea
2. ortopnea
Objeltif :
1. penggunaan otot bantu
pernapasan
2. fase ekspirasi memanjang
3. pola napas abnormal
(misalnya takipnea,bradypn
ea,hiperventilasi,kussmaul,
cheyene-strokes
4. pernapasan pursed-lip
5. pernapasan cuping hidung
6. diameter toraks anterior-
posterior meningkat
7. ventilasi semenit menurun
8. kapasitas vital menurun
9. tekanan ekspirasi menurun
23
Data minor
Data minor yang dapat menunjang
munculnya diagnosa bersihan jalan
napas tidak efektif antara lain :
Subjektif :
1. dispnea
2. sulit bicara
3. ortopnea
objektif
1. gelisah
2. sianosis
3. bunyi napas menurun
4. frekuensi napas berubah
5. pola napas berubah
-
Objektif :
1. Berat badan menurun
minimal 10% dibawah
rentang ideal
Data minor
Data minor yang dapat menunjang
munculnya diagnosa deficit nutrisi
antara lain :
Subjektif :
1. Cepat kenyang setelah
makan
2. Keram/nyeri abdomen
3. Napsu makan menurun
Objektif :
1. Bising usus hiperaktif
2. Otot pengunyah lemah
3. Otot menelan lemah
4. Membrane mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok
berlebihan
8. diare
Data minor
Data minor yang dapat menunjang
munculnya diagnosa intoleransi
aktivitas antara lain :
Subjektif :
1. Dyspnea saat/setelah aktivitas
2. Merasa tidak nyaman setelah
beraktivitas
3. Merasa lelah
25
Objektif :
1. Tekanan darah berubah >20%
dari kondisi istirahat
2. Gambaran EKG menunjukan
aritmia saat/setelah aktivitas
3. Gambaran EKG menunjukan
iskemia
4. Sianosis
6. Ansietas (D.0080) Setelah dilakukan tindakan 1. Terapi Relaksasi
keperawatan diharapkan 2. Reduksi ansietas
Definisi : masalah ansietas dapat teratasi 3. Bantuan kontrol marah
Kondisi emosi dan pengalaman dengan kriteria hasil : 4. Dukungan emosi
subyektif individu terhadap objek (L.09093) 5. Dukungan hipnosis diri
yang tidak jelas dan spesifik akibat 1. Perilaku gelisah menurun 6. Persiapan pembedahan
antisipasi bahaya yang 2. Frekuensi nadi menurun
memungkinkan individu 3. Tekanan darah menurun
melakukan tidakan untuk 4. Tremor menurun
menghadapi ancaman. 5. Konsentrasi membaik
6. Pola tidur membaik
Penyebab : 7. Pola berkemih membaik
Ancaman terhadap kematian.
Batasan karakteristik :
Data mayor
Data mayor yang dapat
menunjang munculnya diagnosa
ansietas antara lain :
Subjektif :
1. Merasa bingung
2. Merasa khawatir dengan akibat
dari kondisi yang dihadapi
3. Sulit berkosentrasi
Objektif :
1. Tampak gelisah
2. Tampak tegang
3. Sulit tidur
Data minor
Data minor yang dapat menunjang
munculnya diagnosa ansietas antara
lain :
Subjektif :
1. Mengeluh pusing
2. Anoreksia
3. Palpitasi
4. Merasa tidak berdaya
Objektif :
1. Frekuensi napas meningkat
2. Frekuensi nadi meningkat
3. Tekanan darah meningkat
4. Diaphoresis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
26
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada masa lalu
7. Gangguan pola tidur (D.0056) Setelah dilakukan tindakan 1. Dukungan tidur
keperawatan diharapkan 2. Edukasi aktivitas/istirahat
Definisi : masalah gangguan pola tidur 3. Pengaturan posisi
Gangguan kualitas dan kuantitas dapat teratasi dengan kriteria 4. Terapi music
waktu tidur akibat faktor eksternal. hasil : 5. Terapi relaksasi
(L.14138)
Penyebab : 1. Keluhan sulit tidur menurun
Hambatan lingkungan (mis, 2. Keluhan tidak puas tidur
kelembapan lingkungan sekitar, menurun
suhu lingkungan, pencahayaan, 3. Keluhan pola tidur berubah
kebisingan, bau tidak sedap, jadwal menurun
pemantauan/pemeriksaan/tindakan) 4. Keluhan istirahat tidak
. cukup menurun
Batasan karakteristik :
Data mayor
Data mayor yang dapat menunjang
munculnya diagnosa gangguan
pola tidur antara lain :
Subjektif :
1. Mengeluh sulit tidur
2. Mengeluh sering terjaga
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah
5. Mengeluh istrahat tidak cukup
Objektif :-
Data minor
Data minor yang dapat menunjang
munculnya diagnosa gangguan
pola tidur antara lain :
Subjektif :
1. Mengeluh kemampuan
beraktivitas menurun
Objektif :-
pada penderita asma yang telah menjalani lamanya penyakit akan lebih
paham mengenai cara mengontrol asmanya dan lebih tenang sehingga
penderita dengan kecemasan jarang terjadi (Gisella TT, 2016).intervensi
untuk mengtasi bersihan jalan napas pada pasien asma adalah dengan
relaksasi otot progresif (Syahfitri et al. 2019) dapat mempengaruhi
hipotalamus yang menurunkan kerja sistem saraf simpatis melalui
peningkatan kerja saraf parasimpatis, sehingga dapat menurunkan tingkat
kecemasan pada pasien asma (Ambarwati, et al, 2020).
I. Desain penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah kualitatif
dengan pendekatan studi kasus (case study). Penelitian studi kasus ini adalah
untuk mengekplorasi Asuhan Keperawatan Gerontik dengan kasus Asma
bronchial dipanti Sosial Tresna Werdha Tentena.
II. Focus study
Studi kasus dalam penelitian ini berfokus pada Asuhan Keperawatan
Gerontik dengan kasus Asma bronchial dipanti Sosial Tresna Werdha Tentena.
III. Subyek penelitian
Dalam penelitian ini yang akan menjadi subyek study kasus adalah 1
orang lansia dengan penyakit Asma bronchial di Panti Sosial Tresna Werdha
Madago Tentena.
IV. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dipanti Sosial Tresna Werda Madago
Tentena pada bulan april tahun 2023.
V. Definisi operasional
Lansia adalah seseorang yang sudah tua dan berumur 60 tahun keatas.
Asuhan Keperawatan Gerontik adalah asuhan yang diberikan pada pasien lansia
secara komprehensif. Penelitian ini akan dilaksanakan di panti tresna werdha
madago tentena penelitian ini akan dilaksanakan sampai pasien sampai pasien bisa
memahami cara mengontrol, dan cara Melakukan intervensi setiap pasien
mengalami kekambuhan penyakit asma. Asuhan keperawatan ini terdiri dari
pengkajian, Analisa data, diagnosa, intervensi keperawatan,implementasi, dan
evaluasi keperawatan
VI. Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakannya itu dengan 3 cara:
A. Metode wawancara
Data yang didapatkan dalam metode wawancara yaitu dengan hasil anamnesis
tentang identitas pasien, keluhan utama, riwayat keluhan utama,
29
30
Identitas klien menggunakan inisial, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan
identitas klien.
4) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Dengan
penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
Bentuk penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan, teks naratif.
Identitas klien menggunakan inisial, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan
identitas klien. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan hasil-
hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan. Penarikan
kesimpulan dilakukan dengan metode induksi yaitu penarikan kesimpulan
berdasarkan pengamatan dan fakta-fakta yang diuji kebenarannya. Data yang
dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan, dan
evaluasi.
VIII. Etik penelitian
A. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan. Sebelum
memberikan lembar persetujuan peneliti akan menjelaskan maksud dan tujuan
peneliti yang akan dilakukan.
B. Anomity (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dan penggunaan subjek peneliti dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, dan hanya
mencantumkan inisial huruf pertama pada nama klien.
C. Prinsip autonomy
Prinsip autonomy di dasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berfikir logis dan mampu keputusan sendiri. Dalam melakukan tindakan
perawatan harus jujur dan mengungkapkan sesuai dengan kenyataan yang ada.
D. Confidientially (kerahasiaan)
Semua yang telah dikumpulkan di jamin kerahasiaannya oleh peneliti, baik
informasi maupun masalah-masalah lainnya. Informasi yang telah di kumpulkan
dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.
32
E. Prinsip justices
Prinsip ini menekan pada aspek keadilan, dimana dalam melakukan
penelitian perawat tidak memandang dari segi ras, suku, agama, ekonomi, dan
lainnya
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33
34
3. Riwayat Kesehatan
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 26 juni 2023 pasien
mengeluh sesak napas dan dadanya terasa berat seperti tertimpa beban
berat klien mengeluh lemah, dan mengatakan ketika setelah melakukan
aktifitas sesak terasa memberat dan merasa tidak nyaman setelah
melakukan aktifitas, sesak napas terjadi ketika terkena debu, buluh hewan
dan dingin. klien mengatakan ibunya mengalami penyakit serupa. Keluhan
utama dalam 1 tahun terakhir : Sesak napas, mengalami penyakit mag.
Gejala yang dirasakan klien mengatakan sesak, keringat dingin, dada
terasa berat, sesak dirsakan memberat saat tidur terlentang dan setelah
melakukan aktifitas, Timbulnya secara mendadak. Upaya mengatasi klien
mengatakan untuk mengatasi penyakit asma dan mag pergi ke dokter
praktik, Klien Mengkonsumsi obat obatan dari dokter yaitu, Ventolin
inhaler, ipratropium,lansoprazole.
4. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan mengalami penyakit yang serupa dan di rawat
di RSUD Poso, klien mengatakan tidak memiliki alergi obat-obatan. Klien
mengatakan pernah mengalami kecelakaan dikarenakan jatuh dari pohon
kelapa dan di rawat di RSUD Poso.
5. Lingkungan tempat tinggal
Tertata rapih, terdapat selokan di depan wisma, terdapat tangga, lantai
kamar mandi licin.
6. Pola fungsional
a. Persepsi kesehatan
Klien mengatakah sebelum sakit klien merokok dan minum-minuman
keras, Saat sakit klien sudah berentih merokok dan minim-minuman
keras
b. Nutrisi
35
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum lemah, tingkat kesadaran penuh .
b. Tanda-tanda vital, tekanan darah klien 120/80, nadi 79x/menit,
pernafasan klien 23x/ menit, suhu tubuh 36,5 oC
36
c. Berat badan klien 56 kg dan tinggi 150 cm dengan indeks masa tubuh
24,9 (Berat badan ideal)
d. Kepala, Mata, telinga , hidung, mulut, gigi, dan bibir.
Bentuk kepala simetris, tidak ada kelainan, kulit kepala bersih, tidak
ada ketombe, rambut sudah beruban. klien mengatakan mengalami
perubahan pada penglihatan yaitu rabun jauh dan klien tidak
menggunakan kacamata, tidak ada nyeri pada mata, mata tidak berair,
Klien mngatakan mengalami masalah pendengaran. Dan hidung klien
bentuk posisi anatomis, tidak terdapat lesi, dapt mencium wangi-
wangian dan dapat membedakannya. Tidak masalah pada rongga
mulut, gigi klien ada Sebagian, mukosa bibir kering, tidak didapati
pendarahan atau peradangan.
e. Dada
Bentuk dada Tn.T simetris, terdapat pengggunaan otot bantu
pernapasan terdengar bunyi napas tambahan Mengi, irama pernapasan
cepat
f. Abdomen
Bentuk perut Tn,P simetris, tidak ada pembesaran hepar atau lien,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada kelainan pada abdomen dan bising
usus 18 x/menit.
g. Kulit
Kulit klien terlihat kering, elastis, dan warna kulit putih.
h. Ekstremitas atas dan bawah
sulit melakukan aktivitas dan harus menggunakan alat bantu berjalan
seperti tongkat.
7. Pengkajian khusus
a. Fungsi kognitif MMSE
Dari 11 pertanyaan yang diberikan pada Tn.T mampu menjawab
semua pertanyaan dengan benar, dengan scor didapatkan 28 yaitu tidak
ada gangguan kognitif.
37
Do :
- Terdapat penggunaan otot
bantu pernapasan,
- keadaan umum lemah
- pola napas cepat(takipnea)
- Terdapat bunyi suara napas
tambahan (mengi)
- keadaan umum lemah
- TTV
TD: 120/80
RR : 23x/menit
N : 90X/Menit
S. 36,5 oC
Do :
- Keadaan umum lemah
- Rr : 23x/menit
3. Faktor risiko : Faktor risiko Resiko jatuh
- Pada pengkajian skala resiko Lingkungan tidak
jatuh pasien mendapatkan aman (mis, lantai
skor 11 dengan resiko sedang licin)
- Klien mengatakan
penglihatannya kabur dan
tidak menggunakan
kacamata,
- Klien mengatakan sesak
napas, dan menggunakan
penggunaan tongkat
- Klien mengatakan
mengalami gangguan
pendengaran.
- Terdapat selokan di depan
wisma,
- Terdapat tangga
- Lantai kamar mandi terlihat
licin
39
informasi.
Terapeutik
1. Jelaskan frekuensi,
durasi, dan intensitas
program latihan yang
diinginkan.
Ajarkan menghindari cedera
saat berolahraga.
Edukasi
1. Anjurkan menghilangkan
bahaya lingkungan.
41
2. Anjurkan menyediakan
alat bantu (mis, keset
anti slip).
terapy ( buka
jendela
kamar,menyusun
bantal di blakang
klien)
9. Mengatur posisi
bersandar di
bantal agar
pasien lebih
nyaman.
10. Menganjurjan
pasien untuk
memakai
pakayang yang
nyaman.
11. Menganjurkan
asupan cairan
2000/mil
kesehatan.
5. Menjadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan.
(jam 13.00)
6. Memberikan
kesempatan klien
untuk bertanya
7. Menjadwakan
aktivitas seperti
berpindah
tempat, berjalan
dengan jarak
pendek dalam
rutinitas sehari-
hari.
(berjalah ke
teras)
teratasi
P:
Intervensi dihentikan
6. Jumat 27 Resiko jatuh 1. Menganjurkan S:
Juni 2023 menggunakan - Klien
jam 09 : 30 alas kaki yang mengatakn
WITA tidak licin tidak jatuh
(klien O:
menggunakan - Klien
alas kaki menggunakan
sendal sualop) tongkat saat
2. Menganjurkan berjalan,
berkosentrasi menggunakan
untuk menjaga pengalas kaki
keseimbangan
tubuh. A:
3. Menganjurkan Masalah teratasi
menghilangkan
bahaya P:
lingkungan. Intervensi di hentikan
III. Pembahasan
Asuhan keperawatan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan
dasar manusia melalui tahapan pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi keperawtan, implemntasi dan evaluasi. Pada bab ini penulis
akan membahas tentang tindakan keperawatan “ Asuhan keperawatan
gerontik dengan kasus asma bronchial di panti sosial tresna werdha
madago tentena’
46
A. Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang didapatkan pada Tn.P, pasien
mengeluh sesak napas dan dadanya terasa berat seperti tertimpa beban
berat,klien mengeluh lemah, Hal ini sejalan pada penilitian yang di
dapatkan klien mengeluh sesak napas, mengi dan badan terasa lemas
(Sulistiani and Aguscik 2021). klien juga mengatakan sesak terjadi
ketika terkena bulu hewan, debu dan dingin. Berdasarkan teori asma
merupakan penyakit yang heterogen, biasanya ditandai dengan
penyakit kronis atau peradangan jalan napas. Dengan gejala
pernapasan seperti sesak napas, mengi, sesak dada, dada terasa berat
dan batuk yang bervariasi dari waktu ke waktu dan juga dengan
keterbatasan aliran udara ekspirasi bervariasi (Sutrisna and
Rahmadani 2022) dan kejadia asma dapat terjadi dikarenakan dua faktor
yaitu genetic dan faktor lingkungan seperti cuaca dingin sekstrim,polusi
debuh asap rokok dan lain (Rahmah and Pratiwi 2020)
B. Diagnosa
Secara teoritis diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada seseorang
yang mengalami asma alalah seperti pola nafas tidak efektif, bersihan
jalan nafas tidak efektif, gangguan pertukaran gas, deficit nutrisi,
ansietas dan intoleransi aktifitas (Waladani 2022). Berdasarkan hasil
pengkajian terhadap Tn.P didapatkan 3 diaknosa sesuai dengan
permasalahan yang di temukan yaitu:
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan Upaya
napas. Dengan tanda dan gejala di temukan klien mengeluh sesak
napas dan dadanya terasa berat seperti tertimpa beban berat klien
juga mengatakan sesak terjadi ketika terkena bulu hewan, debuh dan
dingin Pada data pemeriksaan fisik didapatkan penggunaan otot
bantu pernapasan, bunyi napas mengi, pola napas takipnea dan Rr:
23x/menit. Asma merupakan gangguan inflamasi kronis di jalan
47
C. Intervensi
Berdasarkan diagnosa keperawatan diatas maka peneliti dapat
merumuskan rencana keperawatan sesuai dengan masalah yang muncul
pada Tn. P.
D. Implementasi
Dalam melakukan asuhan keperawatan gerontik, tindakan
keperawatan yang dilakukan oleh penulis dalam mengatasi masalah
diagnosa keperawatan pada Tn.P adalah :
1. Pola napas tidak efektif berhubungan ddengan hambatan Upaya
napas yaitu melatih teknik buteyko. Pemberian diberikan 2 kali
sehari yakni pada pagi hari dan sore hari. selama 2 hari dengan
50
5. Evaluasi
51
A. Kesimpulan
Setelah penulis menerapkan pemberian terapi terapi buteyko
terhadap sesak napas pada Asuhan Keperawatan Gerontik dengan kasus
Asma bronchial di Panti Sosial Tresna Werdha Madago Tentena. Maka
penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang didapatkan pada klien bernama Tn.P berusia 69
tahun, dengan Aasma bronchial serta keluhan utama Sesak napas.
2. Diagnosa keperawatan yang mucul pada Tn.P berdasarkan analisa data
yang terkumpul adalah pola napas tidak efektif b/d hambatan Upaya
napas. Intoleransi aktifitas b/d, intoleransi aktifitas b/d ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, dan resiko jatuh
3. Rencana keperawatan yang dilakukan pada Tn.P untuk diagnosa pola
napas tidak efektif yaitu melatih teknik terapi buyteko. Masalah
intoleransi aktifitas yaitu manejemen energi. Masalah resiko jatuh
yaitu pencegahan jatuh.
4. Pemberian implementasi keperawatan pada Tn.P dimulai dari hari
jumat 26 juni 2023 sampai hari kamis 30 minggu 2023.
5. Evaluasi didapatkan setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn.P
dan didapatkan hasil bahwa terdapat perubahan sebelum dan setelah
dilakukan asuhan keperawatan.
6. Teknik buyteko dilakukan 2 kali sehari yaitu di pagi hari dan sore hari
dilakukan selama ±20 menit. Dan terbukti mengatasi sesak napas pada
klien.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas, maka penulis
ingin memberikan saran beserta harapan yaitu sebagai berikut
53
1. Tempat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman dan
dapat mengimplementasikan teknik buyteko terhadap lansia yang
mengalamisesak napas pada lansia yang mengalami asma bronchial di
Panti Sosial Tresna Werdha Madago Tentena.
2. Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
terkait dengan intervensi keperawatan mandiri berdasarkan evidence
based terkini dan dapat diaplikasikan dalam rangka memberikan
informasi kepada mahasiswa yang akan turun praktik serta dapat
menjadi tambahan bacaan diperpustakaan Prodi Keperawatan Poso
3. Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengalaman
dan pengetahuan penulis tentang klien asma bronchial dan bagaimana
cara menerapkan intervensi keperawatan mandiri.
4. Klien
Klien di harapkan dapat melakukan intervensi senam kaki
secara mandiri sesuai dengan apa yang diajarkan oleh peneliti.
53
DAFTAR PUSTAKA
53
Putra, Wahyudi Nyono. 2022. “Pengaruh Teknik Pernapasan Buteyko Pada Pada
Pasien Asma Bronchial.” UMS Online Journals.
Rahmah, Anisa Zulfiya, and Jihan Nur Pratiwi. 2020. “Potensi Tanaman Cermai
Dalam Mengatasi Asma.” Jurnal Penelitian Perawat Profesional 2(2):147–
54. doi: 10.37287/jppp.v2i2.83.
Sabatini, Stefani Natalia, Lily Tambunan, and Hanson E. Kusuma. 2015. “Faktor
External Resiko Jatuh Lansia.” Temu Ilmiah IPLBI (October).
Sudiartawan, Wayan, Ni Luh Putu, Eva Yanti, Ngurah, and Taruma Wijaya. 2017.
“Analisis Faktor Risiko Penyebab Jatuh Pada Lanjut Usia.” Jurnal Ners
Widya Husada 4(3):95–102.
Sulistiani, Rumentalia, and Aguscik. 2021. “Pemenuhan Bersihan Nafas Dengan
Batuk Efektif Pada Asuhan Keperawatan Asma Bronkial.” JKM : Jurnal
Keperawatan Merdeka 1(2):246–52. doi: 10.36086/jkm.v1i2.1008.
Sutrisna, Marlin, and Elsi Rahmadani. 2022. “Hubungan Jenis Terapi Dan Kontrol
Asma Terhadap Kualitas Hidup Pasien Asma Bronkial.” Jurnal Ners
6(2):70–76.
Syahfitri, Ria Dila, Melda Febyana, Dindi Paizer, and Setia Budi. 2019.
“Penerapan Teknik Relaksasi Otot Progresif Untuk Menurunkan Kecemasan
Pada Pasien Asma.” 5:3–6.
Waladani, Barkah. 2022. “Analisis Asuhan Keperawatan Pada Pasien Asma
Dengan Masalah Keperawatan Pola Napas Tidak Efektif Dengan Pemberian
Intervensi Keperawatan Diagfragma Breathing Exercise.” Uurecol Seri Kipa
Dan Kesehatan 1543–50.
Wijaya, I. Made Kusuma. 2017. “Aktivitas Fisik (Olahraga) Pada Penderita
Asma.” Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA 5(1):336–41.
Wilda.L.O, Hutama.F.H, Fatimah. A. .. 2021. “Buteyko Breathing Exercise Pada
Asma Control Lansia.” Journals of Ners Community 12(November):205–13.
54
Lampiran 1 : Penjelasan Sebelum Penelitian
1. Saya adalah Eka yuliana, mahasiswa dari Politeknik Kesehatan Palu Jurusan
Keperawatan Program Studi DIII Keperawatan Poso dengan ini meminta
kepada Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian yang
berjudul ” Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Kasus Asma Bronkial Di
Panti Sosial Tresna Werdha Madago Tentena ”.
2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ”Asuhan Keperawatan
Gerontik Dengan kasus Asma Bronkial dipanti sosial tresna werdha madago
tentena ”Penelitian ini akan berlangsung selama 1 minggu.
3. Prosedur penelitian ini akan dilakukan Asuhan Keperawatan Pada lansia
dengan kasus Asma Bronkial di Panti Sosial Tresna Werdha Madago Tentena.
4. Keuntungan yang Bapak/Ibu peroleh dalam keikutsertaan pada penelitian ini
adalah Bapak/Ibu turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan
yang diberikan.
5. Nama dan jati diri Bapak/Ibu beserta seluruh informasi yang Bapak/Ibu
sampaikan akan tetap dirahasiakan.
6. Jika Bapak/Ibu membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,
silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp: 082195819341.
Peneliti
(Eka yuliana)
Lampiran 2 : Informed Consent
INFORMED CONSENT
(Persetujuan menjadi Partisipan)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian
yang akan dilakukan oleh Eka Yuliana dengan judul ”Asuhan Keperawatan
Gerontik dengan Kasus Asma Bronchial di Panti Sosial Tresna Werdha
Madago Tentena ”
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini
secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu
tanpa sanksi apapun.
Poso, ………………….2023
............................................ .............................................
Peneliti
(Eka yuliana)
Lampiran 3 : Pengkajian
A. PENGKAJIAN
Hari/ Tgl : Jam : Nama Mhs :
1. Identitas
Nama :
Tempat /tgl lahir :
Jenis Kelamin :
Status Perkawinan :
Agama :
Suku :
2. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi
a. Pekerjaan saat ini :
b. Pekerjaan sebelumnya :
c. Sumber pendapatan :
d. Kecukupan pendapatan :
b. Penerangan……
c. Sirkulasi udara…….,
h. Sumber pencemaran………
i. Privasi………..
j. Risiko injuri…………..
4. Riwayat kesehatan
a. Status Kesehatan saat ini
d. Faktor pencetus :
e. Timbulnya keluhan : () Mendadak () Bertahap
f. Upaya mengatasi :
Pergi ke RS/Klinik pengobatan/dokter praktek/bidan/perawat ?
h. Lain-lain…..
5. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah diderita :
b. Riwayat alergi ( obat, makanan, binatang, debu dll ) : \
c. Riwayat kecelakaan :
d. Riwayat pernah dirawat di RS :
e. Riwayat pemakaian obat :
6. Pola Fungsional
a. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan Kebiasaan yang
mempengaruhi
kesehatan misal merokok, minuman keras, ketergantungan terhadap
obat ( jenis/frekuensi/jumlah/ lama pakai )
b. TTV :
c. BB/TB
d. Kepala Rambut :
e. Mata :
f. Telinga :
h. Dada :
i. Abdomen :
j. Kulit :
k. Ekstremitas Atas :
l. Ekstremitas bawah :
8. Pengkajian khusus
a. Fungsi kognitif SPMSQ :
c. APGAR keluarga :
d. Skala Depresi :
e. Screening Fall :
Lampiran 4 : pengkajian aspek
kognitif
Keterangan :
Keterangan:
0-20 : ketergantungan penh
21-61 : sangat tergantung
62-90 : ketergantungan berat
91-99 : ketergantungan ringan
100 : mandiri
Lampiran 6 : Skala resiko jatuh
Keterangan Skor
0 - 5 : resiko rendah
6 – 16 : resiko sedang
17 – 30 : resiko tinggi
Lampiran 7 : skala depresi
lansia
NO Pertanyaan YA TIDAK
1 Apakah anda puas dengan kehidupan anda?
2 Apakah anda mengurangi beberapa kegiatan atau hobi anda?
3 Apakah anda merasa bahwa hidup anda tidak berguna?
4 Apakah anda merasa bosan?
5 Apakah anda hampir selalu bersemangat?
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk terjadi kepada anda?
7 Apakah anda merasa bahagia hampir sepanjang waktu?
8 Apakah anda sering merasa bahwa tidak ada yang membantu anda?
9 Apakah anda lebih memilih untuk diam dirumah daripada keluar untuk
mencoba hal yang baru?
10 Apakah anda merasa memiliki lebih banyak masalah dengan ingatan
anda dibanding biasanya?
11 Apakah anda merasa bahwa hidup anda saat menyenangkan?
12 Apakah anda merasa tidak berharga dengan keadaan anda saat ini?
13 Apakah anda merasa bertenaga?
14 Apakah anda merasa bahwa situasi anda tanpa harapan?
15 Apakah anda bahwa kebanyak orang lebih baik daripada anda?
Total nilai
(Hasilida 2021)
A. IDENTITAS
Nama : Eka Yuliana
NIM : PO022022008
Tempat Tanggal Lahir : Poso, 09 juli 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. P Buton (Lorja)
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tamat SDN 27 Poso
2. Tamat SMP Negeri 2 POSO
3. Tamat SMA Negeri 3 Poso
4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan
Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan Poso angkatan tahun
2020 sampai sekarang.
DOKUMENTASI PENELITIAN