Anda di halaman 1dari 110

PENERAPAN TINDAKAN TEORY GATE CONTROL DENGAN

TEHNIK MASASE PADA NY. H, DENGAN ASUHAN


KEPERAWATAN PADA KASUS POST OPERASI
SECTIO CAESAREA DI RUANGAN KASUARI
BAWAH RUMAH SAKIT RSU
ANUTAPURA PALU

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program


Pendidikan Diploma D III Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan
Prodi DIII Keperwatan palu

OLEH :
Moh Nizar
NIM: PO7120115032

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


PALU PRODI DIII KEPERAWATAN PALU
2018

i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Karya Tulis Ilmia ini diperiksadan disetujui untuk diuji oleh Tim Penguji
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D III
Keperawatan Palu.
Nama : Moh Nizar
NIM : PO7120115032

Palu,………………..2018
Pembimbing Utama,

Zainul, SKM, M.Kes


NIP. 196305101983031005

Palu,………………..2018
Pembimbing Pendamping,

Fitria Masulili, M.Kep, Ns, Sp. An


NIP.197812032000122003

Mengetahui,
Ketua Prodi D III Keperawatan Palu

I Wayan Supetran, S.Kep.,Ns.,M.Kes


Nip. 196906051990021002

ii
LEMBARAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan di depan Tim penguji Politeknik
Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Prodi DIII Keperawatan pada
tanggal 29 Agustus 2018.

Nama : Moh Nizar


Nim : PO7120115032

Palu, 2018.
Tim Penguji,

Penguji 1
Amyadin, SKM, S.Kep, M.Si
Nip. 196710021987031002

Penguji 2
I Wayan Supetran, S.Kep.,Ns M.Kes
Nip. 196906051990021002

Penguji 3
Firdaus Hi, Yahya Kunoli, SKM, M.Kes
Nip. 197209201992031001

Mengetahui, Meneyetujui,
Direktur Poltekkes Kemenkes palu Ketua Jurusan Keperawatan

Nasrul, SKM.,M.Kes Selvi Alfrida Mangundap, S.Kp, M.Si


Nip. 196804051988021001 Nip. 196604241989032002

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Moh Nizar

NIM : PO7120115032

Jurusan/Prodi : DIII Keperawatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini benar-benar karya

saya sendiri bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain

yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan KTI ini hasil jiplakan,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Palu, ........................ 2018

Yang membuat pernyataan

Moh. Nizar

iv
RIWAT HIDUP

A. Identisa

1. Nama : Moh. Nizar

2. Nim : P07120115032

3. Tempat & Tanggal Lahir : Bungingkela, 29 Maret 1997

4. Agama : Islam

5. Suku : Bajo

6. Alamat : Ds. Kaleroang

B. Riwayat Pendidikan

1. TK kaleroang

2. SDN Kaleroang

3. SMP Negeri 1 Bungku Selatan

4. SMAN 1 Bungku Selatan

5. Program Studi DIII Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan

Tahun 2015-2018

v
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN PALU

Moh. Nizar, 2018. Penerapan Tindakan Gate Teori Control Dengan Tehnik
Masase Pada NY. H, Dengan Asuhan Keperawatan pada Kasus Post
Operasi Sectio Caesarea Di Ruangan Kasuari Bawah Rumah Sakit
RSU Anutapura Palu. Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan
Palu Jurusan Keperawatan Palu Poltekes Kemenkes Palu.
Pembimbing: (1) Zainul Pembimbing: (2) Fitria Masulili.

ABSTRAK

(xii + 60 halaman + 5 tabel + 10 lampiran )

Masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya


otot, tendon, atau ligamentum, tanpa menyebapkan gerakan atau perubahan posisi
sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau memperbaiki
sirkulasi, secara fisik tindakan Sectio Caesarea (SC) menimbulkan nyeri pada
abdomen. Nyeri yang berasal dari luka operasi. Sectio Caesarea (SC) memiliki
nyeri lebih tinggi sekitar 27,3% dibandingkan dengan persalinan normal yang
hanya sekitar 9%. Tujuan peneliti ini yaitu dilakukanya penerapan tindakan gate
teory control dengan tehnik masase pada asuhan keperawatan pada pasien post
operasi sectio caesaraea.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Jumlah
responden dalam penelitian ini adalah 1 orang klien post operasi sectio caesarea
penelitian ini dilaksanakan selama 3 hari hari, dengan menetapkan asuhan
keperawatan di pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi
dan khususnya tindakan gate teory control tehnik masase dan evaluasi.
Hasil penelitian nyeri yang dirasakan klien berkurang dengan skala nyeri
3.
Kesimpulan bahwa hal ini dapat membuktikan penatalaksaan non
farmakologi tindakan tehnik masase dapat membantu klien meminimalis nyeri.
Saran pada perawat di rumah sakit untuk menerapkan tindakan tehnik masase
pada pasien yang merasakan nyeri.

Kata kunci : Tehnik Masase, Post Operasi Sectio Caesarae, Asuhan


Keperawatan
Daftar Rujukan : 4 Buku (2004-2017)

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Subahanahu Wata´ala, Karena

atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini dengan judul “Penerapan Tindakan Gate Teory Control Dengan Tehnik

Masase Pada Asuhan Keperawatn Post Operasi Sectio Caesarea di Ruangan

Kasuari Bawah RSU Anutapura Palu”.

Terima kasih juga kepada orang tua tercinta Joyo Dian dan Jumiati Abas

yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang serta selalu memberikan

dukungan dalam setiap do’anya. Serta keluarga besar lainnya yang selalu

memberikan semangat dan mendoakan baik dukungan moral maupun materi

kepada penulis selama mengikuti pendidikan.

Karya tulis ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Politeknik Kesehatan

Kemenkes Palu. Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak pada penyusunan karya tulis ilmiah ini, diucapkan terima kasih

kepada:

1. Nasrul, SKM, M.Kes, Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu

2. Selvi Alfrida M, S.Kp. M.Si, Ketua Jurusan Keperawatan

3. Roy Tangkela’bi, SKM, Koordinator Diklat Rumah Sakit Umum Anutapura

Palu yang telah mengizinkan peneliti mengambil data awal dan melakukan

penelitian.

vii
4. I Wayan Supetran, S.Kep.,Ns,M.Kes, Ketua Program Studi D-III

Keparawatan Politeknik Kesehatan KemenkesPalu.

5. Zainul, SKM, M.Kes pembimbing utama dan Fitria Masulili, M.Kep, Ns, An

pembimbing pendamping yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan

pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan KaryaTulis Ilmiah ini.

6. Amyadin, SKM, M.Si penguji utama, I Wayan Supetran, S.Kep.,Ns,M.Kes

penguji kedua, Firdaus H Jahja Kunoli, SKM. M.Kes, penguji ketiga yang

telah memberikan banyak masukkan untuk kesempurnaan KaryaTulis

Ilmiah ini.

7. Dosen dan Staf Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan

Prodi Keperawatan Palu yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan,

bimbingan serta dorongan moral kepada peneliti selama penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

8. Kepada kakak sahabat sepermaia nan yang telah memberikan semangat,

masukan, dorongan dan saran dalam membantu menyelesaikan penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Kepada teman-temanku yang senasib dan seperjuangan mahasiswa

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Program Studi D-III Keperawtan Palu

pada tahun 2015 yang telah memberikan warna warni dalam pertemanan

selama tiga tahun ini, terima kasih atas dukungan yang telah diberikan

kepada peneliti.

viii
Semoga bantuan serta budi baik yang telah diberikan kepada peneliti,

mendapat balasan dari Allah Subahanahu Wata´ala. Besarharapan penulis

agar karya tulis ilmiah akhir ini dapat bermanfaat.

Palu, Agustus 2018.

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN...........................................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................v
ABSTRAK...........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.........................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan StudiKasus..................................................................................4
D. Manfaat StudiKasus..................................................................................5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Sectio Caesarea..............................................................7
1. Pengertian Sectio caesarea..................................................................7
2. Jenis-jenis Sectio caesarea...................................................................7
3. Penyebap Sectio caesarea....................................................................8
4. Manifestasi Klinis Sectio caesarea......................................................8
5. Pemeriksaan Penunjang Sectio caesarea.............................................9
6. Persiapan Umum Sectio caesarea......................................................10
7. Desinfeksi lapangan Operasi..............................................................12
8. Perawatan setelah Sectio caesarea....................................................13
9. Prognosis Sectio caesarea.................................................................15
B. Tinjauan Teori Nyeri...............................................................................16
1. Penegrtian Nyeri..................................................................................16

x
2. Fisiologi Nyeri.....................................................................................17
3. Klasifikasi Nyeri.................................................................................17
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nyeri........................................18
C. Konsp Dasar Asuhan Keperawatan Sectio Caesarea..............................21
1. Pengkajian.........................................................................................21
2. Diagnosa Keperawatan......................................................................23
3. Perencanaan.....................................................................................23
4. Evaluasi............................................................................................26
D. Teori Gate Teory Control.....................................................................26
1. Pengertian Gate Control Theori.......................................................26
2. Tujuan Gate Control Theori.............................................................27
3. Manfaat Gate Control Theori.............................................................27
4. Prosedur Gate Control Theori...........................................................29
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian........................................................................................33
B. Lokasi Dan WaktuPenelitian..............................................................33
C. Subyek Penelitian...................................................................................33
D. Fokus Studi..........................................................................................33
E. Definisi Operasional...............................................................................33
F. Pengumpulan Data................................................................................35
G. Analisis Data..........................................................................................36
H. Etika Penelitian.......................................................................................37
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
penelitian..............................................................................................39
B. Pembahasan.............................................................................................52
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................59
B. Saran.....................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Obserfasi Tindakan Gate Teory Control....................................32


2. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium...............................................43

3. Tabel 4.2 Analisa Data...............................................................................45

4. Tabel 4.3 Rencana Keperawatan Pada Ny, H. Dengan Kasus Post Op


Sectio Caesarea.........................................................................47

5. Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan Pada Ny, H. Dengan Kasus


Post Op Sectio Caesarea...........................................................49

6. Tabel 4.5 Evaluasi Keperawatan Pada Ny, H. Dengan Kasus


Post Op Sectio Caesarea...........................................................50

7. Tabel 4.6 Catatan Perkembangan Hari Pertama Pada Ny, H. Dengan Kasus
Post Op Sectio Caesarea...........................................................52

8. Tabel 4.7 Catan Perkembangan Hari Kedua Pada Ny, H. Dengan Kasus
Post Op Sectio Caesarea...........................................................53

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat izin pengambilan data awal


Lampiran 2 : Surat balasan pengambilan data awal
Lampiran 3 : Penjelasan sebelum pelitian
Lampiran 4 : Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran 5 : Format asuhan keperawatan
Lampiran 6 : SOP tehnik masase
Lampiran 7 : Lembar observasi
Lampiran 8 : Surat izin penelitian
Lampiran 9 : Surat balasan penelitian
Lampiran10: Jadwal penelitian

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap wanita menginginkan persalinanya berjalan dengan lancar dan

dapat melahirkan bayi dengan sempurna. Ada dua jenis persalinan yaitu

persalinan lewat vagina yang lebih dikenal dengan persalinan alami dan

persalinan caesar atau sectio caesarea yaitu tindakan operasi untuk

mengeluarkan bayi dengan melalui insisi pada dinding rahim dengan syarat

rahim dalam keadaan utuh dan berat janin diatas 500 gram (Wiknjosastro,

2007; dalam Andriyani, 2015).

Data World Healt Organitation (WHO, 2015) selama hampir 30 tahun

tingkat persalinan dengan sectio caesarea (SC) menjadi 10% sampai 15%

dari semua proses persalinan di negara-negara berkembang. World Healt

Organitation (WHO) memperkirakan bahwa angka persalinan sectio

caesarea sekitar 10% sampai 15% dari semua proses persalinan di negara-

negara berkembang (WHO, 2015).

Data Riskesdas tahun 2013 yaitu, angka ibu melahirkan dengan sectio

caesarea (SC) di Indonesia 9,8% dengan provinsi tertinggi di DKI Jakarta

19,9% dan terendah di Sulawesi Tenggara 3,3%. Di Jawa Tengah persalinan

dengan sectio caesarea (SC) pada tahun 2011 sebesar 32,2%.

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Palu

diketahui bahwa pada tahun 2016 ibu yang mengalami post operasi sectio

1
2

caesarea berjumlah 60 jiwa. Tahun 2017 ibu yang mengalami operasi post

operasi sectio caesarea berjumlah 62 jiwa (Dinkes Kota Palu, 2016). Survei

ini menunjukan jumlah ibu yang mengalami post operasi sectio caesarea

mengalami peningkatan.

Data yang diperoleh dari rekam medik Rumah Sakit Umum

Anutapura Palu tahun 2016 pada pengambilan data awal jumlah pasien

operasi sectio caesaria, pada tahun 2016 Triwulan I, pasien operasi sectio

caesaria, sebanyak 268 jiwa, pada tahun 2017 pasien operasi sectio caesaria

260 jiwa. Survei ini menunjukkan jumlah pasien operasi sectio caesaria dari

tahun 2016 sampai dengan 2017 penurunan (RSU Anutapura Palu, 2016).

Persalinan Sectio Caesarea (SC) memberikan dampak positif dan juga

negatif pada ibu. Dampak positif tindakan Sectio Caesarea (SC) dapat

membantu persalinan ibu, apa bila ibu tidak bisa melahirkan secara

pervagina. Tindakan operasi SC mempunyai efek negatif pada ibu baik secara

fisik maupun psikologis (Arwani dkk, 2012; dalam Utami, 2016).

Secara fisik tindakan Sectio Caesarea (SC) menimbulkan nyeri pada

abdomen. Nyeri yang berasal dari luka operasi. Persalinan Sectio Caesarea

(SC) memiliki nyeri lebih tinggi sekitar 27,3% dibandingkan dengan

persalinan normal yang hanya sekitar 9%. Nyeri umumnya dirasakan selama

beberapa hari. Rasa nyeri post op sectio caesarea meningkat pada hari

pertama (Arwani dkk, 2012; dalam Utami, 2016).

Secara pskilogis tindakan sectio caesarea (SC) berdampak pada rasa

takut dan cemas terhadap nyeri yang dirasakan setelah analgetik hilang.
3

Selain memberi dampak negatif terhadap konsep diri ibu, karena ibu

kehilangan pengalaman melahirkan secara normal serta kehilangan harga diri

yang terkait dengan perubahan citra tubuh akibat tindakan operasi (Akbar

dkk, 2014; dalam Utami, 2016).

Respon nyeri yang dirasakan oleh pasien merupakan efek samping

yang timbul setelah menjalani operasi. Nyeri merupakan sensasi yang sangat

tidak menyenangkan dan bervariasi pada tiap individu (Patasik, 2013).

Penanganan nyeri dengan melakukan tehnik rileksasi merupakan

tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri. Seperti teori

pengontrol nyeri (Theory Gate Control) (Sehono, 2012; dalam Patasik, 2013).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tina Shinta Palurian pada tahun

2015 menunjukan bahwa tehnik masase dapat digunakan sebagai terapi non

farmakologi untuk mengurangi nyerikontraksi uterus yang dirasakan oleh ibu

post paertum ddi Ruangan Besalin/VK Rumah Sakit Sariningsih Bandung

sehingga nyeri yang dirasakan ibu post partum dapat berkurang dan ibu

mandapatkan kenyamanan kembali (Tina, 2015).

Rileksasi adalah sebuah keadaan dimana seseorang terbebas dari

tekanan dan kecemasan atau kembalinya keseimbangan (equilibrium) setelah

terjadinya gangguan. Tujuan dari teknik rileksasi adalah untuk mencapai

keadaan rileksasi menyeluruh, mencakup keadaan fisiologis, kognitif, dan

secara behavioral (Sehono, 2010; dalam Patasik, 2013).

Hasil studi pendahuluan dan pengambilan data di RSU Anutapura

Palu dan hasil pengamatan pada waktu melaksanakan praktik klinik


4

Keperawatan Maternitas yaitu manajemen nyeri pada pasien post operasi

sectio caesarea dilakukan dengan tindakan farmakologi untuk mengatasi

nyeri yang dilakukan oleh perawat berupa pemberian analgesik hasil

kolaborasi dengan dokter dan jarang dilakukan tindakan tehnik imajinasi

terpimpin, dalam upaya penurunan nyeri.

Adanya data latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “penerapan tindakan imajinasi terpimpin pada

asuhan keperawatan post operasi sectio caesarea Di RSU Anutapura Palu”.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam peneliti yaitu “bagaimanakah penerapan

tindakan Teory Gate Control dalam mengurangi nyeri pada asuhan

keperawatan pasien post operasi sectio caesarea Di RSU Anutapura Palu?”

C. Tujuan peneliti

1. Tujuan umum

Tujuan penelitian ini yaitu dilakukanya penerapan tindakan gate teory

control pada asuhan keperawatan pada pasien post operasi sectio caesarea

melalui pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dalam peneliti yaitu :

a. Dilakukannya pengkajian keperawatan pada pasien post operasi sectio

caesaria di RSU Anutapura Palu.

b. Ditentukannya diagnosis keperawatan pada pasien post operasi sectio

caesaria di RSU Anuutapura Palu.


5

c. Ditentukannya perencanaan keperawatan dalam khususnya gate control

theory untuk mengurangi nyeri pada asuhan keperawatan post operasi

sectio caesaria di RSU Anutapura Palu.

d. Diimplementasikannya tindakan keperawatan khususny tindakan gate

control theory pada pasien dengan asuhan keperawatan post operasi

sectio caesaria di RSU Anutapura Palu.

e. Di lakukannya evaluasi keperawatan pada pasien dengan asuhan

keperawatan post operasi sectio caesaria di RSU Anutapura Palu.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi masyarakat yaitu meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam

meningkat dalam meningkatkan kualitas hidup bagi pasien post operasi

sectio caesaria dalam upaya pengurangan nyeri.

2. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan yaitu menambah

keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam

meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien post operasi sectio

caesaria melaluai tindakan imajinasi terpimpin.

3. Bagi peneliti yaitu pengalaman dalam mengimplementasikan prosedur

tindakan imajinasi terpimpin untuk mengurangi nyeri pada pasien dengan

asuhan keperawatan post operasi sectio caesaria.


BAB II

TINJAUAN PUATAKA

A. Tinjauan TentangSectio Caesarea (SC)

1. PengertianSectio Caesarea

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin

dengan membuka dinding perut dan uterus atau vagina suatu histerotomi

untuk melahirkan janin dari rahim.Sectio caesarea adalah suatu tindakan

pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan

dinding uterus (Padila, 2015).

Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan

membuat sayatan pada dinding uterus dan melalui dinding depan perut,

sectio caesarea juga dapat didefinisikan sebagai suatu histerotomia untuk

melahirkan janin dari dalam rahim.Sectio caesarea adalah suatu cara

melahirkan jani dengan membuat sayatan pada dinding uterus atau dinding

depan perut (Sofian, 2012).

2. Jenis-jenis Operasi Sectio Caesarea

Jenis-jenis operasi sectio saesarea menurut Nurarif dan Kusuma

(2015) yaitu :

a. Sectio caesarea abdomen yaitu, seksio secara transperitonelis

b. Seksio secara vaginalis yaitu, arah sayatan pada rahim, sectio caesarea

dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Sayatan memanjang (Longitudinal) menurut Kronig

2) Sayatan melintang (Transversal) menurut Kerr

6
7

3) Sayatan huruf T (T-incision)

c. Sectio secara klasik (corporal) yaitu,dilakukan dengan membuat

sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm tetapi

saat ini, teknik ini jarang digunakan karena memiliki banyak

kekurangan namun pada kasus seperti operasi berulang yang memiliki

banyak perlengketan organ cara ini dapat dipertimbangkan.

d. Sectio caesarea ismika (profundal) yaitu, dilakukan dengan membuat

sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim (low cervical

transversal) kira-kira sepanjang 10 cm.

3. Etiologi Dilakukan Sectio Caesarea

Penyebap dilakukan Sectio Caesareamenurut Nurarif dan

Kusuma(2015) yaitu, berasal dari ibu misal pada primigravida dengan

kelainan letak ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin atau

panggul), ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat

kesempitan panggul, plasenta previa terutama pada primigravida, solutsio

plasenta tingkat I-II, komplikasi kehamilan yaitu preklampsia-eklamsia,

atas permintaan, kehamilan yang disertai penyakit jantung dan diabetes

melitus (DM), gangguan perjalanan persalinan seperti kista ovarium dan

mioma uteri.

4. Manifestasi Klinis Dilakukan Sectio Caesarea

Manifestasi klinis dilakukanya Sectio Caesareamenurut Nurarif

dan Kusuma (2015) yaitu:

a. Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior)


8

b. Panggul sempit

c. Disporsi sefalo pelvik yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala

dan ukuran panggul

d. Rupture uteri mengancam

e. Partus lama (prolonged lapor)

f. Partus tak maju (obstructed labor)

g. Distoria serviks

h. Pre-eklampsia dan hipertensi

i. Malpresentasi janin meliputi :

1) Letak lintang

2) Letak bokong

3) Presentasi dahi dan muka (letak defleksi)

4) Presentasi rangkap jika reposisi tidak berhasil

5) Gemeli

5. Pemeriksaan Penunjang pada Sectio Caesarea

Pemeriksaan penunjang setelah dilakukan sectio caesareamenurut

Tucker dan Martin (1998) yaitu:

a. Pemantauan janin terhadap kesehatan janin

b. Pemantauan EKG

c. JDL dengan deferensial

d. Elektrolit

e. Hemoglobin / hematokrik

f. Golongan darah
9

g. Urinalis

h. Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi

i. Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi

j. Ultrasound sesuai pesanan

6. Persiapan Umum Sectio Caesarea

Keputusan untuk melakukan persalinan sectio caesareadiharapkan

dapat menjamin turunya tingkat morbiditas dan mortalitas sehingga

sumber daya manusia dapat ditingkatkan.Persiapan umum meliputi:

peningkatan keadaan umumum sehingga mampu menerima resiko operasi,

perawatan setelah operasi dan kembalinya kesehatan secara optimal

menurut Manuaba(2015) yaitu:

a. Pemasangan infus untuk

1) Rehidrasi dengan cairan pengganti, sekitar 2 liter

a) Dextrose 5-10%

b) Chloret

c) Ringer laktat atau ringer dextrose

2) Memudahka pemberian transfusi darah

3) Memudahkan pemberian premedikasi narkose

4) Memudahkan pemberian antibiotika

b. Pemasangan kateter

1) Untuk mengukur keseimbanga cairan

2) Menghindari trauma

3) Meningkatkan kemampuan untuk sembuh


10

c. Posisi dan evaluasi penderita

1) Tidur terlentang dengan posisi kepala sedikit direndahkan

2) Tanda-tanda vital diukur

a) Tekanan darah

b) Nadi

c) Temperature

d) Pernapasan

e) Keadaan ekstremitas

3) Tanda vital kehamilan

a) Terdapat hiks dan tindakan mengejan

b) Lingkaran bandle

c) Detak jantung janin

d) Perdarahan

d. Narkose penderita sectio caesarea

1) Kombinasi

a) Halotene

b) Nitrout oxide (N2O)

c) Oksigen (O2)

2) Anastesi lumbal

3) Anastesi lokal

Pertimbangan teknik narkose diserahkan pada ahli narkose,

sehingga keamanan ketenangan jalanya operasi dapat terjamin.


11

7. Perawatan Setelah Sectio Caesarea

Sectio caesareaadalah pertolongan persalinan yang konservatif

sehingga diharapkan ibu dan bayinya selamat dengan jaminan kualitas

sumber daya manusia yang optimal, tindakansectio caesarea

menghadapkan ibu pada trias komplikasi sehingga memerlukan observassi

dengan tujuan agar dapat mendetksi kejadiannya lebih dini Manuaba

(2015).Observasi trias komplikasi menurut Manuaba, (2015) meliputi :

a. Kesadaran penderita

1) Pada anastesi lumbal yaitu kesadaran penderita baik, oleh

karenanya ibu dapat mengetahui hampir semua proses perrsalinan.

2) Pada anastesi umum yaitu pulihnya kesdaran oleh ahli telah diatur,

dengan memberikan oksigen(O2) menjelang akhir operasi.

b. Mengukur dan memeriksa tanda-tanda vital

1) Pengukuran, meliputi :

a) Tensi, nadi, temperatur, dan pernapasan

b) Keseimbangan cairan melalui reproduksi urin

c) Pemberian cairan pengganti sekitar 2.000-2.500cc dengan

perrhitungan 20 tetes/menit

d) Infus setelah operasi operasi 2 x 24 jam

c. Pemeriksaan, meliputi :

1) Paru

a) Kebersihan jalan nafas

b) Ronki basal, untuk mengetahuinya adanya edema paru


12

2) Bising usus, menandakan berfungsinya usus (dengan adanya flatus)

3) Perdarahan lokal pada luka operasi

4) Kontraksi rahim, untuk menutup pembulu darah pervagina:

5) Evaluasi pengeluaran lochia

b. Atonia uteri meningkatkan perdarahan

c. Perdarahan berkepanjangan

d. Profilaksi antibiotika

Infeksi selalu diperhitungkan dari adanya alat yang kurang steril,

infeksi asendens karena manipulasi vagina, sehingga pemberian

antibiotik sangat penting untuk menghindari terjadinya sepsis sampai

kematian.Pertimbangan pemberian antibiotik:

1) Bersifat profilaksis

2) Bersifat terapi karena sudah terjadi infeksi

3) Berpedoman pada hasil sensitifitas

4) Kualitas antibiotik yang akan diberikan

5) Cara pemberian antibiotika yang paling tepat adalah berdasarkan

hasil tes sensitifitas, terapi memmerlukan waktu sekitar 5-7 hari,

sehingga sebagian besar pemberian antibiotika dilakukan dasar ad

juvantibus, kini perkembangan antibiotika sangat pesat, sehingga

diperlukan kemampuan untuk memilihnya.

e. Mobilisasi penderita

Konsep mobilisasi dini tetap menjadi konsep dasar, sehingga pulihnya

fungsi alat vital dapat segera tercapai.


13

1) Mobilitas fisik

a) Setelah sadar pasien boleh miring

b) Berikutnya duduk, bahkan jalan dengan infus

c) Infus dan kateter dibuka pada hari kedua atau ketiga

2) Mobilisasi usus

a) Setelah hari pertama dan keadaan baik, penderita boleh minum

b) Hari kedua atau hari ketiga pasien boleh pulang

8. PrognosisSectio Caesarea

Angka morbiditas dan mortalitas sebelumnya untuk ibu dan janin

tinggi. Masa sekarang, karena kemajuan yang pesat dalam teknik operasi

anastesi, penyediaan cairan dan darah, indikasi dan antibiotik, angka ini

sangat menurun. Angka kematian ibu pada rumah sakit yang memiliki

fasilitas yang baik dan tenaga-tenaga yang cetakan adalah kurang dari 2

per 1000 (Mochtar, 2011).

Nasib janin yang ditolong secara sectio caesareasangat bergantung

pada keadaan janin sebelum dilakukan operasi. Menurut data dari negara-

negara dengan oengawasan antenatal yang baik dan fasilitas neonatal yang

baik, angka kematian perinatal sekitar 4-7% (Mochtar, 2011).

9.Perencanaan Pulang (Discarge Planning)

Perencanaan pulang(discarge planning) untuk pasien sectio

caesareamenurut Nurarif dan Kusuma (2015) yaitu:

a. Dianjurkan jangan hamil selama kurang lebih satu tahun


14

b. Kehamilan selanjutnya hendaknya diawasi dengan pemeriksaan

antenatal yang baik

c. Dianjurkan bersalin dirumah sakit yang besar

d. Lakukan perawatan post op sesuai arahan tenaga medis selama

dirumah

e. Konsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup

B. Tinjauan Tentang Nyeri

1. Pengertian Nyeri

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan

bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang,

dalam hal skala atau tingkatnya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat

menjelasskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat &

Uliyah, 2014).Nyeri adalah suatu sensasi tunggal yang disebapkan oleh

stimulus spesifik bersifat subyektif dan berbeda antara masing-

masingindividu karena dipengaruhi oleh faktor psikososial dan kultur dan

endoprin seseorang, sehingga orang tersebut lebih merasakan nyeri (Potter

& Perry, 2005).

2. Fisiologi Nyeri

Nyeri muncul berkaitan erat dengan reseptor dan adanya

ransangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan

ujung-ujung saraf yang sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan

tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya

pada visera, persendian, dinding arteri, hati dan kandung empedu reseptor
15

nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau ransangan.

Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimia seperti histamin, bradikinin,

prostaglandin, dan macam-macam asam yang dilepasapabila terdapat

kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi, stimulasi yang lain

dapat berupa termal, listrik, atau mekanis (Poterr & Perry, 2005).

Stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut selnjutnya

ditransmisikan berupa implus-implus nyeri ke sumsum tulang belakang

oleh dua jenis serabut yang bermielin rapat atau serabut A (delta) dan

serabut lamban (serabut C).

3. Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri menurutPotter dan Perry(2005), yaitu:

a. Nyeri akut

Nyeri akut berlangsung tiba-tiba dan umumnya berhubungan

dengan adnya suatu trauma atau cedera spesifik. Nyeri akut

mengindikasikan adanya suatu kerusakan atau cedera yang baru saja

terjadi.

Sensasi dari suatu nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan

adanya proses penyembuhan. Nyeri akut memiliki tujuan untuk

memperingatkan adanya suatu cedera atau masalah. Nyeri akut

umumnya berlansung kurang dari enam bulan.

b. Nyeri kronis

Nyeri kronis merupakan suatu keadaan yang berlangsung secara

konstan atau intermitan dan menetap seoanjang periode waktu. Nyeri


16

ini brlangsung diluar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering

tidak dapat dikaitkan dengan penyebap atau cedera fisik.

Nyeri kronis adalah suatu keadaan ketidaknyamanan yang

dialami individu yang berlansung enam bulan atau lebih. Suatu periode

nyeri yang dapat mempunyai karakteristik nyeri kronis sebelum enam

bulan telah berlalu, atau beberapa jenis nyeri dapat tetap bersifat akaut

secara primer selama lebih dari enam bulan.

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri menurut Potter dan

Perry (2005), antara lain :

a. Usia

Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya

pada anak dan lansia. Perbedaan perkembangan yang ditemukan

diantara kelompok usia ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan

lansia bereaksi terhadap nyeri.

b. Jenis kelamin

Pria dan wanita secara umum tidak berbeda secara makna dalam respon

terhadap nyeri. Diragukan apakah hanya jenis kelamin saja yang

merupakan suatu faktor dalam mengekspresikan nyeri. Toleransi nyeri

sejak lama telah menjadi subjek penelitian yang melibatkan pria dan

wanita, akan tetapi toleransi pada nyeri dipengaruhi oleh faktor-faktor

biokimia dan merupakan hal yang unik pada setiap individu tanpa

memperhatikan jenis kelamin.


17

c. Kebudayaan

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu

mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa

yang diterima oleh kebudayaan mereka.

d. Makna nyeri

Pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal

ini juga dikaitakn secara dekat dengan latar belakang budaya individu

tersebut. Individu akan mempersiapkan nyeri dengan cara berbeda-beda

apabila nyeri tersebut memberi kesan ancaman, suatu kehilangan,

hukuman dan tantangan. Misalnya seorang wanita yang melahirkan

akan mempersiapkan nyeri, akibat cedera karena pukulan pasanganya.

Derajat dan kualitas nyeri yang dipersiapkan nyeri klien berhubungan

dengan makna nyeri.

e. Perhatian

Perhatian yang meningkatkan dihubungkan dengan nyeri yang

meinigkat sendangkan upaya pengalihan dihubungkan dengan respon

nyeri yang menurun. Dengan memfokuskan perhatia dan konsentrasi

klien pada stimulus yang lain, maka perawat menempatkan nyeri pada

kesadaran yang perifer. Biasanya hal ini menyebabkan toleransi nyeri

individu menigkat, khususnya terhadap nyeri yang berlangsung selama

waktu pengalihan.
18

f. Ansietas (kecemasn)

Hubunga antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas

seringkali meningkat presepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat

menimbulkan suatu perasaan ansietas.

g. Keletihan

Keletihan meningkatkan persepsi nyeri, rasa kelelahan menyebabkan

sensasi sensori nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan

koping. Hal ini dapat menjadi masalah umum setiap individu yang

menderita penyakit dalam jangka lama. Apabila keletihan disertai

kesulitan tidur, maka persepsi nyeri terasa lebih berat dan jika

menhalami suatu proses periode tidur yang baik maka nyeri berkurang.

h. Pengalaman sebelumnya

Pengalam nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu akan

menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang.

Apabila individu sejak lama mengalami serangkaian episode nyeri

tanpa pernah sembuh maka rasa takut akan muncul, dan juga

sebaliknya. Akibatnya klien lebih siap melakukan tindaka-tindakan

yang diperlukan untuk menghilangkan nyeri.

i. Gaya koping

Pengalam nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat

kesepian, gaya koping mempengaruhi mengatasi nyeri.


19

j. Dukungan keluarga dan sosial

Faktor lain yang mempengaruhi nyeri respon nyeri adalah kehadiran

orang-orang terdekat klien dan bagaiman sikap mereka terhadap klien.

Walaupun nyeri dirasakan, kehadiran orang bermakna bagi pasien akan

meminimalkan kesepian dan ketakutan. Apabila tidak ada keluarga atau

teman, seringkali pengalman nyeri membuat klien tertekan, sebaliknya

tersedianya seseorang yang memberi dukungan sangatlah berguna

karena akan membuat seseorang merasa nyaman.

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Sectio Caesarea

Pelaksanaan asuhan keperawatan masa nifas post operasi sectio

caesariamelalui pendekatan proses keperawatan menurut Jitowiyono dan

Kristiyanasari,(2012).

1. Pengkajian

a. Identitas pasien, meliputi :

Nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agam, alamt, status

perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang

mengirim, cara masuk, keadaan umum tanda-tanda vital.

b. Data riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang, meliputi keluhan atau yang

berhubungan dengan gangguan atau penyakit yang dirasakan saat

ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi.


20

2) Riwayat keseharan dahulu,meliputi penyakit yang lain yang dapat

mempengaruhi penyakit sekarang, maksudnya apakah pasien

pernah mengalami penyakit yang sama (Plasenta previa).

3) Riwayat kesehatan keluarga,meliputi penyakit yang diderita pasien

dan apakah keluarga pasien ada juga yang mempunyai riwat

persalinan plasenta previa.

c. Data sosial ekonomi

Penyakit ini dapat terjadi pada setiap saja, akan tetapi kemungkinana

dapat lebih sering terjadi pada penderita malnutrisi dengan sosial

ekonomi rendah.

d. Data psikologis

1) Pasien biasanya dalam keadaan labil

2) Pasien biasanya cemas akan keadaan seksualitasnya

3) Harga diri pasien terganggu

e. Pemeriksaan penunjang

1) USG, untuk mentukan impiantasi plasenta

2) Pemeriksaan hemglobin

3) Pemeriksaan Hema tokrik

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada klien dengan

operasi sectio caesariaada 6 (Jitowijoyono& Kristiyanasari, 2012) yaitu:

a. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi

tentang prosedur dan perawatan sebelum melahirkan sesar.


21

b. Nyeri yang berhubungan dengan kondisi pasca operasi.

c. Kerusakan perfusi jaringan kardiopulmoner dan perifer yang

berhubungan dengan interupsi aliran sekunder terhadap imobilitas pasca

operasi.

d. Risiko terhadap perubahan pola eliminasi perkemihan dan/atau

kostipasi yang berhubungan dengan manipulasi dan/atau trauma

sekunder terhadap sectio caesaria.

e. Risiko terhadap infeksi atau cedera yang berhubungan dengan prosedur

pembedahan.

f. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi

tentang perawatan melahirkan sesar.

3. Perencanaan keperawatan

Perencanaan keperawatan pada pasien sectio caesareaberdasarkan

diagnosa keperawatan menurut Jitowijoyono dan Kristiyanasari(2012)

yaitu:

a. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi

tentang prosedur perawatan sebelum melahirkan caesar.

Tujuan yang akan dicapai yaitu pasien akan mengungkapkan rasional

untuk melahirkan sesar dan bekerjasama dalam persiapan pembedahan.

Intervensi yang dapat diberikan yaitu:

a) Diskusikan dengan ibu dan orang terdekat alasan untuk sectio

caesaria.
22

b) Jelaskan prosedur praoperasi “normal” dan resiko variasi untuk

situasi saat ini.

c) Saksi penandatangan persetujuan tindakan dan dapatkan tanda vital

dasar.

d) Ambil darah, elektrolit, dan golongan darah.

e) Dapatkan urine untuk urinalisis.

b. Nyeri yang berhubungan dengan kondisi pasca operasi

Tujuan yang akan dicapai yaitu:nyeri diminimalkan atau dikontrol dan

pasien mengungkapkan dia nyaman.

Intervensi yang dapat diberikan yaitu:

a) Antisipasi kebutuhan terhadap obat nyeri dan atau metode

tambahan penghilang nyeri.

b) Perhatikan dokumentasikan, dan identifikasi keluhan nyeri pada

sisi insisi, abdomen, wajah meringis terhadap nyeri, penurunan

mobilitas, perilaku distraksi atau penghilang nyeri.

c) Berikan obat nyeri sesuai pesanan dan evaluasi efektifitasnya.

d) Berikan tindakan kenyamanan lain yang dapat membantu, seperti

perubahan posisi atau menyokong dengan bantal.

c. Kerusakan perfusi jaringan kardiopulmoner dan perifer yang

berhubungan dengan interupsi aliran sekunder terhadap imobilitas pasca

operasi.

Tujuan yang akan dicapai yaitu:

a) Pasien tidak mengalami kongesti pernafasan


23

b) Menunjukkan tidak ada tanda atau gejala emboli pulmonal atau

trombosis vena dalam selama perawatan dirumah sakit.

Intervensi yang dapat diberikan yaitu:

a) Kaji status pernafasan dengan tanda vital.

b) Dokumentasi dan laporkan peningkatan frekuensi pernafasan,

batuk non produktif, ronki terdengar, rales atau kongesti jalan

napas atas.

c) Anjurkan pasien untuk batuk, membalik, dan napas dalam setiap 2

jam selama hari pasca operasi pertama.

d) Demostrasikan pembebatan untuk menyokong insisi.

e) Anjurkan penggunaan spirometer insentif.

d. Risiko terhadap perubahan pola eliminasi perkemihan atau konstipasi

yang berhubungan dengan manipulasi atau trauma sekunder terhadap

sectio sesaria.

Tujuan yang akan dicapai yaitu:

a) Berkemih secara spontan tanpa ketidaknyamanan.

b) Mengalami defekasi dalam 3 sampai 4 hari setelah pembedahan.

Intervensi yang dapat diberikan yaitu:

a) Anjurkan berkemihan setiap 4 jam sampai 6 jam bila mungkin.

b) Berikan tehnik untuk mendorong berkemih sesuai kebutuhan.

c) Jelaskan perawatan perineal per kebijakan rumah sakit.

d) Palpasi abdomen bahwa bila pasien melaporkan distensi kandung

kemih dan ketidakmampuan untuk berkemih.


24

e) Anjurkan ibu untuk ambulasi sesuai toleransi.

e. Risiko terhadap infeksi atau cedera yang berhubungan dengan

prosedur pembedahan.

Tujuan yang akan dicapai yaitu:

a) Inisisi bedah dan kering, tanpa tanda atau gejala infeksi

b) Involusi uterus berlanjut secara normal.

Intervensi yang dapat diberikan yaitu:

a) Pantau terhadap peningkatan atau taki kardia sebagai tanda infeksi.

b) Observasi insisi terhadap infeksi

c) Penggantian pembalut atau sesuai pesanan kaji fundus, lochia, dan

kandung kemih dengan tanda vital sesuai pesanan.

d) Masagge fundus uteri bila menggembung dan tidak tetap keras.

4. Implementasi keperawatan

Komponen tahap implementasi menurt Jitowiyono dan

Kristiyanasari, (2012) yaitu:

a. Tindakan keperawatan mandiri

b. Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesanan dokter

c. Tindakan keperawatan kolaboratif

d. Tindakan keperawatan kolaboratif diimplementasikan bila perawat

perawat bekerja dengan anggota tim perawatan kesehatan yang lain

dalam membuat keputusan bersama yang bertujuan mengatasi masalah-

masalah klien
25

e. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan

keperawatan

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan

kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Klien keluar dari siklus

proses keperawatan apabila kriteria hasil telah dicapai. Klien akan masuk

kembali ke dalam siklus apabila kriteria hasil belum tercapai. Komponen

tahap evaluasi terdiri dari pencapaian kriteria hasil, keefektifan tahap-

tahap proses keperawatan dan revisi atau terminasi asuhan keperawatan

(Jitowiyono& Kristiyanasari, 2012).

Evaluasi klien dengan post operasi sectio caesarea, kriteria hasil

menurut Jitowiyono dan Kristiyanasari, (2012) adalah sebagai berikut:

a. Pasien akan mengungkapkan rasional untuk melahirkan sesar dan

bekerjasama dalam persiapan prabedah

b. Nyeri diminimalkan atau dikontrol dan pasien mengungkapkan bahwa

ia nyaman

c. Pasien tidak mengalami kongesti pernafasan dan menunjukkan tak ada

tanda atau gejala emboli pulmonal atau trombosis vena dalam selama

perawatan di rumh sakit

d. Berkemih secara spontan tanpa ketidaknyamanan dan mengalami

defeksi dalam 3 sampai 4 hari setelah pembedahan insisi bedah dan

kering, tanpa tanda atau gejala infeksi, involusi uterus berlanjut secara

normal
26

e. Klien mengungkapkan pemahaman tentang perawatan sesar.

D. Konsep Teori Pengontrol Nyeri (Theory Gate Control)

1. Pengertian Teori Pengontrol Nyeri

Teori gate control theory dari Melzac dan Wall (1965) mengusulkan

bahwa implus nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme

pertahanan disepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa

implus nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan implus

dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan

tersebut dasar teori menghilangkan nyeri (Andarmoyo, 2016).

Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut

kontrol desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta-A

dan C melepaskan substansi P untuk mentrasmisi melalui mekanisme

pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih

tebal, yang lebih cepat melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila

masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A, akan menutup

mekanisme pertahanan. Mekanisme penutupan ini diyakini dapat terlihat

saat seorang perawat mengosokan punggung klien dengan lembut. Pesan

yang dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang

dominan berasal dari serabut delta-A dan serabut C maka akan membuka

pertahanan tersebut dan klien mempresepsikan nyeri. Bahkan, jika implus

nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek yang lebih tinggi diotak

yang memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen,

seperti, endorphinedan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal


27

dari dalam tubuh. Neuromedulator ini menutup mekanisme pertahanan

dengan penghambatan pelepasan substansi P. ( Potter & Peryy, 2006).

1. Tujuan Pengontrol Nyeri

Tujuan pengontrolan nyeri menurut Andarmoyo (2016), sebagai berikut:

a. Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

b. Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala

nyeri kronis yang persisten

c. Mengurangi penderitaan dan/atau ketidak mampuan/ ketidak

berdayaan akibat nyeri

d. Meminimalkan reaksi tak diingankan atau intoleransi terhadap terapi

nyeri

e. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan

pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari

2. Manfaat pengontrol nyeri

Manajemen nyeri nonfarmakologis merupakan tindakan menurunkan

respon nyeri tanpa menggunakan agen farmakologi. Dalam melakukan

intervensi keperawatan, manajemen nyeri nonfarmakologi merupakan

tindakan independen dari seorang perawat dalam mengatasi respon nyeri

klien Andarmoyo (2016).

Manajemen nonfarmakologi sangat beragam. Banyak literatur yang

membicarakan mengenai teknik-teknik peredaan nyeri tersebut. Berikut ini

akan dibahas beberapa mengenai tindakan-tindakan tersebut salahsatunya

tindakan tehnik masase:


28

a) Pengertian Masase

Masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak,

biasanya otot, tendon, atau ligamentum, tanpa menyebapkan gerakan

atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan

relaksasi, dan/atau memperbaiki sirkulasi.

Sebagaimana dikutip dalam (Mander,2004), merinci enam

gerakan dasar yang dilakukan dalam masase. Gerakan tersebut adalah

effleurage(gerakan tangan mengurut), petrissage(gerakan tangan

mencubit), tapotement(gerakan tangan melakukan perkusi), hacking

(gerakan tangan mencincang), kneading (gerakan tangan meremas),

dan cupping (tangan membentuk seperti mangkuk). Setiap gerakan

ditandai dengan perbedaan tekanan, arah, kecepatan, posisi tangan dan

gerakan untuk mencapai pengaruh yang berbeda pada jaringan yang

dibawahnya.

Tindakan utama masase dianggap “menutup gerbang” untuk

menghambat perjalanan rangsangan nyeri pada pusat yang lebih tinggi

pada sistem saraf pusat. Selanjutnya, ransangan dan perasaan positif,

yang berkembang ketika dilakukan bentuk sentuhan yang penuh

perhatian dan empatik, bertindak memperkuat efek masase untuk

mengendalikan nyeri. (Mander, 2004).


29

b) Jenis-jenis Masase

Jenis-jenis masase menurut Widiyanti, (2017) sebagai berikut :

1) Sport masage (masase kebugaran)

Yaitu masase yang digunakan dalam olahraga saja, bertujuan

untuk menjaga kebugaran dan melemaskan atau merileksasi otot

setelah berolahraga.

2) Remedial masage (masase penyembuhan)

Yaitu masase yang bertujuan untuk menyembuhkan suatu

penyakit tanpa memasukan obat-obatan kedalam tubuh.

3)Cosmetic masage

Yaitu pijat yang dipakai dalam bidang pemeliharaankecantikan

dan bertujuan membersihkan dan menghaluskan kulit dan

menjaga tidak cepat mengkerut.

3. Standar Operasional Prosedur Masase

Standar operasional prosedur tehnik masase menurut Widiyanti (2017)

sebagai berikut :

a. Pengertian Masase

Masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak,

biasanya otot, tendon, atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan

atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan

relaksasi, dan memperbaiki sirkulasi. (Mander, 2004).

b. Tujuan masase

1) Melancarkan sirkulasi darah


30

2) Menurunkan respon nyeri punggung

3) Menurunkan ketegangan otot

c. Ibu nifas

d. Kontra indikasi

1) Nyeri pada daerah yang akan dimasase

2) Luka pada daerah yang akan dimasase

3) Gangguan atau penyakit kulit

4) Jangan melakukan pemijatan langsung pada daerah tumor

5) Jangan melakukan masase pada daerah mengalami ekimosis atau

jebam

6) Hindari melakukan masase pada daerah yang mengalami

inflamasi

7) Hindari melakukan masase pada daeraah yang mengalami

tromboplebitis

8) Hati-hati saat melakukan masase pada daerah yang mengalami

sensai seperti penurunan sensai atau hipersensai

e. Persiapan klien

1) Berikan salam, perkenalkan diri dan identifikasi klien dengan

memeriksa identitas klien.

2) Jelsakan prosedur tindakan yang akan dilakukan.

3) Siapkan peralatan yang diperlukan.

4) Atur ventilasi dan sirkulasi udara yang baik.

5) Ataur posisi klien senyaman mungkin.


31

f. Persiapan alat

1) Minyak zaitun

2) Tisu

3) Handuk mandi yang besar

4) Handuk kecil

5) Bantal dan guling keci serta selimut

g. Cara kerja

1) Beri tahu klien bahwa tindaka akan segera dimulai

2) Periksa tanda-tandal vital klien sebelum memulai

3) Posisikan klien

4) Intruksikan kilen untuk menarik nafas dalam melalui hidung dan

mengeluarkan melali mulut secara perlahan sampai klien rileks

5) Cuci tangan

6) Tuangkan minyak pada telapak tangan kemudian gosokkan kedua

tangan hingga hangat

7) Letakkan kedua tangan pada punggung klien, mulai dengan

gerakan mengusap dan bergerak dari bagian bahu menuju sacrum

8) Buat gerakan melingkar kecil dengan menggunakn ibu jari

menuruni area tulang belakang

9) Usap bagian punggung dari arah kepala ke tu;ang ekor, untuk

mencegah terjadinya lodorsis lumbal

10) Bersihka sisa minyak pada punggung klien dengan handuk

11) Rapikan klien keposisi semula


32

12) Beritahu bahwa tindakan telah selesai

13) Bereskan alat-alat yang telah digunakan

14) Cuci tangan

h. Evaluasi

1) Evaluasi hasil yang dicapai

2) Beri reinforcementpoisitif pada klien

3) Kontrak pertemuan selanjutnya

4) Mengakhiri pertemuan dengan baik

i. Dokumentasi

1) Catat waktu pelaksanaan tindakan

2) Catat respon pasien

4. Tabel Observasi Tindakan Teory Gate Control

A. Identitas Responden
No. RM :
Jenis kelamin :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :

B. Penerapan Tindakan Imajinasi Terpimpin Untuk Pengurangan Nyeri


1. Hari Ke-I
Tanggal :
a. Wawancara :
Data Subjektif (DS):
b. Observasi
Data Objektif (DO):
1) Tanda-tanda Vital
TD :
33

S :
N :
RR :
2) Skala Nyeri
a) Sebelum dilakukan tindakan

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala Nyeri klien : skala nyeri 5
Keterangan :
0 = tidak ada nyeri
1-2 = nyeri ringan
3-4 = nyeri sedang
5-6 = nyeri berat
7-8 = nyeri sangat berat
9-10 = nyeri buruk sampai tidak tertahankan
b) Sesudah dilakukan tindakan

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala nyeri klien : skala nyeri 5
Keterangan :
0 = tidak ada nyeri
1-2 = nyeri ringan
3-4 = nyeri sedang
5-6 = nyeri berat
7-8 = nyeri sangat berat
9-10 = nyeri buruk sampai tidak tertahankan
3) Table Observasi
No. Keterangan Ada Tidak
1. Pucat
2. Banyak keringat
3. Dilatasi pupil
34

4. Kulit lembab
5. Gelisah
6. Menangis/meritih
7. Raut wajah meringis
8. Mengelus-elus bagian tubuh yang
mengalami rasa nyeri

2. Hari Ke-II
Tanggal :
a. Wawancara :
Data Subjektif (DS):
b. Observasi
Data Objektif (DO):
1) Tanda-tanda Vital :
TD :
S :
N :
RR :
2) Skala Nyeri
a) Sebelum dilakukan tindakan

1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala Nyeri klien : skala nyeri 5
Keterangan :
0 = tidak ada nyeri
1-2 = nyeri ringan
3-4 = nyeri sedang
5-6 = nyeri berat
7-8 = nyeri sangat berat
9-10 = nyeri buruk sampai tidak tertahankan
35

c) Sesudah dilakukan tindakan

1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala nyeri klien : nyeri skala 5
Keterangan :
0 = tidak ada nyeri
1-2 = nyeri ringan
3-4 = nyeri sedang
5-6 = nyeri berat
7-8 = nyeri sangat berat
9-10=nyeri buruk sampai tidak tertahankan
3) Table Observasi
No. Keterangan Ada Tidak
1. Pucat
2. Banyak keringat
3. Dilatasi pupil
4. Kulit lembab
5. Gelisah
6. Menangis/meritih
7. Raut wajah meringis
8. Mengelus-elus bagian tubuh yang
mengalami rasa nyeri

3. Hari Ke-III
Tanggal :
a. Wawancara :
Data Subjektif (DS):
b. Observasi
Data Objektif (DO):
1) Tanda-tanda Vital :
TD :
S :
36

N :
RR :
2) Skala Nyeri
a) Sebelum dilakukan tindakan

2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala Nyeri klien : skala nyeri 5
Keterangan :
0 = tidak ada nyeri
1-2 = nyeri ringan
3-4 = nyeri sedang
5-6 = nyeri berat
7-8 = nyeri sangat berat
9-10 = nyeri buruk sampai tidak tertahankan
d) Sesudah dilakukan tindakan

2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala nyeri klien : skala nyeri 3
Keterangan :
0 = tidak ada nyeri
1-2 = nyeri ringan
3-4 = nyeri sedang
5-6 = nyeri berat
7-8 = nyeri sangat berat
9-10 = nyeri buruk sampai tidak tertahankan
3) Tabel Observasi
No. Keterangan Ada Tidak
1. Pucat
2. Banyak keringat
3. Dilatasi pupil
37

4. Kulit lembab
5. Gelisah
6. Menangis/meritih
7. Raut wajah meringis
8. Mengelus-elus bagian tubuh yang
mengalami rasa nyeri
Sumber: Potter & Perry (2006)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Studi yang mengeksplorasi suatu masalah keperawatan dengan

masalah terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan

menyertakan berbagai sumber informasi (Sudibyo & Rustika, 2013).

Penelitian studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang

dipelajari berupa peristiwa jenis penelitian ini adalah studi untuk

mengeksplorasikan masalah asuhan keperawatan pada pasien sectio

caesarea dengan tindakan imajinasi terpimpin untuk mengurangi nyeri.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Studi kasus ini dilakukan di rumah sakit RSU Anutapura Palu di

Ruangan Kasuari Bawah pada Tanggal 03 Agustus 2018 sampai dengan

tanggal 05 Agustus 2018.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan satu orang pasien yang telah post op

sectio caesraia, dan dirawat minimal 3 hari sebelum pasien pulang.

D. Fokus Studi

Fokus studi yang digunakan adalah tindakan keperawatan gate

control theory.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pembuatan variabel atas dasar apa yang

akan dikerjakan dilapanga. Tiap penelitian mempunyai definisi

38
39

operasional variabel yang berbeda-beda, meskipun variabelnya sama.

Definisi operasional merupakan suatu informasi ilmiah yang akan

membantu penelitian lain yang menggunakan variabel yang sama. Definisi

operasional adalah batasan dan cara pengukuran variabel yang akan

diteliti. Definisi operasional dibuat untuk memudahkan dan menjaga

konsistensi pengumpulan data, menghindarkan perbedaan interpretasi serta

membatasi ruang lingkup variabel (Sudibyo & Rustika 2013).

1. Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan yang dimaksud dan dipahami dalam penelitian ini

adalah proses keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian,

diagnosa keperawatan, perancanaan keperawatan, serta dilakukanya

evaluasi keperawatan.

2. Pengertian Teori Pengontrolan Nyeri (gate control theory)

Teori gate control mengusukan bahwa implus nyeri dapat diatur atau

dihambat oleh mekanisme pertahanan disepanjang sistem saraf pusat.

Teori ini mengatakan bahwa implus nyeri dihantarkan saat sebuah

pertahanan dibuka dan implus dihambat saat sebuah pertahanan

tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori

menghilangkan nyeri.

3. Pengertian Sectio Caesarea

Seksio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan

melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat
40

rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram

(Jitowijoyono & kristiyanasari, 2015).

F. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan menurut Rustika dan

Supardi, (2013) yaitu :

1. Wawancara : hasil anamnesis tentang identitas pasien, keluhan utama,

riwayat penyakit sekarang-dahulu-keluarga. Wawancara bisa dengan

pasien, keluarga, perawat.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)

pada sistem tubuh yang terganggu.

3. Studi dokumentasi dan angket yaitu dengan hasil pemeriksaan

diagnostik.

Data dikumpulkan dengan menggunakan format asuhan

keperawatan maternitas (Poltekkes Kemenkes Palu, 2017) data

tersebut berdasarkan Standar Operasional dan lembar observasi yang

dibuat oleh peneliti. Cara pengumpulan data yang dilakukan selama 3

hari, hari pertama yaitu peneliti akan menentukan responden melalui

pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan, menentukan

perencanaan keperawatan, melakukan tindakan keperawatan berfokus

pada penerapan tindakan gate control theory untuk pengurangan nyeri


41

G. Analisa Data

Analisa dilakukan dengan cara menggunakan fakta dan

membandingkan dengan teori. Teknik yang digunakan adalah dengan

menarasikan jawaban-jawaban dari hasil pengumpulan data (Wawancara

dan observasi) yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan

tujuan penelitian (Rustika & Supardi, 2013) urutan dalam analisis adalah

sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, studi

dokumendituliskan dalam bentuk catatan lapangan selanjutnya disalin

dalam bentuk transkrip.

2. Mereduksi data dengan membuat koding dan kategori:

Data yang sudah dibuat bentuk transkripsi sesuai dengan topik

penelitian. Data obyektif dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan

diagnostik dan dibandingkan dengan nilai normal.

3. Penyajian data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk narasi.

4. Kesimpulan

Data yang disajikan dibahas dan dibandingkan dengan hasil penelitian

sebelumnya dan teori-teori yang mendukung. Penarikan kesimpulan

dilakukan dengan metode induktif. Pembahasan dilakukan sesuai

dengan asuhan keperawatan pengkajian, diagnosa, perencanaan,

tindakan dan evaluasi.


42

H. Etika penelitian

Etika penelitian menurut Kartika, (2017) yaitu :

1. Prinsip manfaat (beneficience)

Prinsip ini berarti bahwa responden bebas dari penderitaan,

eksploitasi, mmemperhatikan risiko yang akan terjadi, dan keuntungan

yang akan didapatkan klien. Partisipasi responden dalam mengikuti

penelitian serta informasi yang telah diberikan, tidak dipergunakan

untuk hal-hal yang tidak menguntungkan responden dalam bentuk

apapun. Responden mendapatkan manfaat dari perlakuan yang

diberikan, yaitu untuk mengurangi rasa nyeri post operasi sectio

caesarea. Tindakan yang diberikan merupakan tindakan keperawatan

alternatif yang tidak memiliki risiko cidera yang merugikan.

2. Prinsip menghargai hak asai manusia (respect human dignity)

Hak untuk menjadi responden berarti hak untuk mendapatkan

jaminan dari perlakuan yang diberikan dan pemberian informed

consent. Sebelum penelitian, responden mendapatkan penjelasaan

secara lengkap melalui informed consentyang diberikan. Penjelasan

yang diberikan berupa tujuan peneliti, prosedur, dan keuntungan yang

didapat. Pada saat dilaksanakanya penelitian, responden berhak

menanyakan hal-hal yang kurang jelas mengenai penelitian dan

mendapatkan informasi ulang dari peneliti. Responden juga berhak

untuk menentukan keikutsertaanya dalampenelitian, menghentikan


43

proses intervensi, dan memutuskan berhenti menjadi responden. Tidak

ada unsur paksaan bagi responden yang menolak untuk menjadi

responden penelitian, karena penelitian ini bersifat sukarela.

3. Prinsip keadilan (right for justice)

Responden berhak bahwa semua data yang telah diberikan

selam penelitian disimpan dan dijaga kerahasiaanya. Peneliti telah

merahasiakan data klien dengan cara memeberikan nomor sebagai

pengganti nama klien yang berarti bahewa identitas responden klien

hanya diketahui peneliti.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Pengkajian

a. Identitas Klien

Klien bernama Ny, H. Berusia 38 tahun, jenis kelamin perempuan

beragama Islam. Alamat Loli Kabupaten Donggala, klien tidak bekerja

dan pendidikan terakhir klien SMP. Klien sudah dirawat selama lima hari

di Ruangan Kasuari Bawah RSU Anutapura Palu, Tanggal masuk Rumah

Sakit 31 Juli 2018 dengan diagnosa letak sungsang. Selama dirawat di

rumah sakit suami klien yang bernama Tn, J.berusia 38 Tahun,

beragama Islam, alamat Loli Kabupaten Donggal, pekerjaan sebagai

wiraswasta dan pendidikan terakhir SMP. Tanggal pengkajian 03

Agustus 2018.

b. Riwayat Kesehatan

Data hasil pengkajian yang telah dilakukan didapatkan data riwayat

klien, Ny, H. mengatakan keluhan masuk rumah sakit yaitu keram

dibagian anggota gerak, nyeri ulu hati, nyeri perut dan mual muntah.

Riwayata keluhan yang menyertai saat dikaji klien mengatakan nyeri

dibagian abdomen bekas luka post operasi sectio caesarea dengan skala

nyeri 5 dari rentang 1-10.

Keluhan saat pengkajian didapatkan nyeri luka bekas operasi sectio

caesarea, keluhan nyeri yang dirasakan pada saat duduk dan nyeri seperti

44
45

ditusuk-tusuk, nyeri yang dirasakan pada daerah abdomen dan tembus

belakang, skala nyeri 5 dari rentang 1-10 nyeri dirasakan hilang timbul.

Riwayat kesehatan dahulu klien mengatakan ini adalah kehamilan

yang ke empat, persalinan persalinan pertama pada tanggal 11 Januari

2006, persalinan kedua pada tanggal 29 Maret 2009 dan persalina ke tiga

pada tanggal 15 Juli 2013, dengan kelahiran spontan dan tidak ada

masalah selama kehamilan dan persalinan. Klien juga mengatakan

didalam anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular

dan klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan dan obat-

obatan.

c. Riwayat Persalinan Kehamilan

Klien mengatakan ini kehamilan yang ke 4 (G:4) persalinan ke 4

(P:4) dan tidak pernah melakukan abortus (A:0) usia kehamilan (masa

getasi) 39-40 minggu.

d. Pengkajian Pola Fungsi

1) Pola Nutrisi dan Metabolik

Klien mengatakan sebelum dirawat di rumah sakit nafsu makan

klien baik, porsi makan klien selalu dihabiskan, menu makanan klien

yang dikonsumsi seperti sayuran, ikan, tahu dan tempe, tidak ada

makanan dan minuman tambahan yang dikonsumsi klien, dan klien

tidak memiliki pantangan makanan. Klien juga mengatakan pada saat

dirawat di rumah sakit nafsu makna klien kurang baik, ½ porsi

makanan tidak dihabiskan.


46

2) Pola Eliminasi

Klien mengatakan sebelum dirawat di rumah sakit frekuensi

buang air besar (BAB) 1-2 kali sehari, konsistensi padat, warna

kuning. Saat sakit, selama lima hari klien belum pernah BAB.

Kien mengatakan sebelum dirawat di rumah sakit frekuensi buang

air kecil (BAK) 3-4 kali sehari, warna kuning, jumlah urin 800-1000

cc, bau urin khas. Saat dirawat frekuensi BAK klien 2-3 kali sehari

jumlah urin 500-1000 cc. Bau urin khas.

3) Pola Istirahat dan Tidur

Klien mengatakan sebelum dirawat pola istrahat dan tidur klien

baik, pada siang hari lama tidur klien 1-2 jam sehari, malam 7-8 jam,

dan tidak ada gangguan pola istrahat tidur. Pada saat dirawat pola

istrahat dan tidur klien terganggu waktu tidur klien tidak cukup lama

tidur klien kurang lebih 4 jam, pada siang hari klien susah tidur

sendangkan pada malam hari klien sering terbangun karena luka bekas

post op sectio caesarae.

4) Pola Aktifitas

Klien mengatakan selama dirawat aktifitas klien hanya terbaring

ditempat tidur.

e. Pemeriksaan Fisik

Hasil pengkajian didapatkan status kesadaran klien composmentis,

tekanan darah klien 110/70 mmHg, ferkuensi nadi 82 kali/menti, ferkunsi

pernafasan 20 kali/menit, dan suhu tubuh klien 36,2° celcius.


47

Keadaan payudara yaitu puting susu menonjol dan pengeluaran air

susu ibu (ASI) lancar dan pengeluaran ASI setelah operasi dan tidak ada

pembengkakan pada daerah payudar, keadaan abdomen ivolusi uteri

normal tidak ada masalah, tinggi fundus uteri (TFU) setinggi pusat,

kontraksi uterus keras dan bising usus yaitu tympani, terdapat luaka

jahitan pada daerah abdomen bekas luka operasi sectio caesarea,

keadaan luka kering bersih serta keluhan klien yaitu nyeri.

Keadaan vulva/prenium/rectum yaitu didapatkan lochea jenis

rubra jumlah 500 ml bau khas, vulva bersih, tidak ada varices, keadaan

tungkai bawa tidak ada tromboplebitis dan tidak ada odema.

f. Pemeriksaaan Penunjang

Hasil pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan pada tanggal 31

Juni 2018 didapatkan hasil laboratorium pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
No. Pemeriksaan darah Hasil Nilai normal

1. DIABETES

1. Glukosa sewaktu 65 80-199 mg/dl

2. Glukosa sewaktu 80-125 mg/dl

3. Glukosa 2 jam pp 80-199 mg/dl

4. TTGO 140-199 mg/dl

5. HbAIC <6%

6. ALBUMIN 3,5-5,2 mg/dl

Sumber : RSU Anutapura Palu, 2018


48

g. Terapi yang diterima

Terapi yang diterima antara lain injeksi Ceftriaxone 1gr/12jam/iv,

injeksi Ketorolac 1 amp/8jam/iv, injeksi ranitidin 1 amp/8jam/iv, injeksi

Ondensantron/amp/8 jam/iv, Metronidazol 500mg/8 jam/iv.

h. Klasifikasi data

1) Data subjektif

a) Klien mengatakan masih merasakan nyeri pada daerah luka bekas

operasi

b) Klien mengatakan nyeri terasa ketika duduk

c) Klien mengatkan nyerri dalam skala 5 dari rentang 1-10

d) Kliien mengatkan susah tidur

e) Klien mengatkan gelisah saat tidur

2) Data objektif

a) Terdapat luka post op SC diabdomen

b) Klien operasi SC pada tanggal 01 Agustus 2018

c) Kliien terlihat meringis menahan nyeri ketika duduk

d) Skala nyeri 5

e) Frekuensi nyeri ketika duduk

f) Klien terlihat lemas

g) Klien terlihat mengantuk

h) Kesadran composmentis

i) Tanda-tanda vital klien TD: 110/70 mmHg, frekuensi nadi: 82 x/m,

frekuensi pernafasan: 20x/m, dan suhu: 36,2°celcius.


49

i. Analisa Data

Analisa data dari data hasil pengkajian dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.2
Analisa Data
No. Data Peneyebap Masalah
1. DS: Kondisi pasca Nyeri
a. Klien menngatakan masih operasi
masih merasa nyeri bekas
luka operasi
b. Klien mengatakan nyeri
terasa ketika duduk
c. Klien mengatakan nyeri
dalam skala 5 dari rentang
1-10.
DO:
a. Terdapat luka post op sc
diabdomen
b. Klien operasi sc pada
tanggal 01 Agustus 2018
c. Klien terlihat meringis
menahan nyeri ketika
duduk
d. Skala nyeri 5
e. Frekuensi nyeri ketika
duduk
f. Kesadaran composmentis
g. TTV
TD :110/70 mmHg
Nadi :82x/m
Pernafasan:20x/m
Suhu :36,2°celcius
2. DS: Agen injuri Gangguan pola
a. Klien mengatakan susah fisik (luka insisi tidur
tidur operasi)
b. Klien mengatakan gelisah
saat tidur
DO:
a. Klien terlihat lemas
b. Klienterlihat mengantuk
c. TTV:
TD : 110/70 mmHg
50

Nadi : 28x/m
Pernafasan: 20x/m
Suhu : 36,2°celcius

B. Diagnosa Keperawatan

Hail pengkajian dan observasi peneliti merumuskan dua diagnosa

keperawatan yang diperioritaskan atau yang merupakan sebagian keluhan

utama yang paling dirasakan oleh klien. Dan masalah tersebut harus segera

ditangani. Masalah utama pada kasus Ny. H, adalah Nyeri berhubungan

dengan kondisi pasca operasi dan Gangguan pola tidur berhubungan

dengan agen injuri fisik (luka insisi operasi).

Diagnosa keperawatan Ny, H. Berdasarkan data hasil pengkajian

yang didapatkan yaitu:

1. Nyeri berhubungan dengan kondisi pasca operasi

Data Subejektif:

a. Klien mengatakan masih merasa nyeri bekas operasi


b. Klien mengatakan nyeri terasa ketika duduk
c. Klien mengatakan nyeri dalam skala 5 dari rentang 1-10

Data Subjektif:

a. Terdapat luka post op SC diabdomen


b. Klien operasi Sc pada tanggal 01 Agustus 2018
c. Klien terihat meringis menahan nyeri ketika duduk
d. Skla nyeri 5
e. Ferkuensi nyeri ketika duduk
f. Kesdaran composmentis
g. TTV :
TD :110/70 mmHg
51

Nadi :82 x/m


Pernafasan:20x/m
Suhu : 36,2° celcius
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan agen injuri fisik (luka insisi
operasi)
Data Subjektif:
a. Klien mengatakan susah tidur
b. Klien mengatakan gelisah saat tidur
Data Objektif:
a. Klien terlihat lemas
b. Klien terlihat mengantuk
c. TTV
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/m
Pernafasan: 20x/m
Suhu : 36,2° celcius
C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaa keperawatan pada Ny, H. Dengan kasus post operasi
sectio caesarea di Ruangan Kasuari Bawah RSU Anutapura Palu pada
tanggal 03 Agustus 2018 sampai dengan 05 Agustus 2018, dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
52

Tabel 4.3
Perencana Keperawata pada Ny, H. Dengan Kasus Post Op Sectio
Caesarea
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Dx Keperawatan
Ke
p
1. Nyeri Setelah 1. Mengkaji 1.untuk
berhubungan dilakukan tingkat nyeri mengetahui
dengan kondisi tindakan klien tingkat nyeri
pasca operasi klien
keperawatan 2. Memberikan
DS: 2.untuk
a. Klien selama 3x24 posisi yang menurunkan
mengatakan jam, diharpkan nyaman ketegangan
masih merasa nyeri klien kepada klien otot
nyeri bekas dapat 3. Melakukan 3.untuk
operasi berkurang tehnik mengontrol
b. Klien dengan KH: masase nyeri
mengatakan 4. untuk
- Nyeri klien 4. Mengajarkan
nyeri terasa meminimali
ketika duduk berkurang klien tehnik sir nyeri
c. Klien - Skala nyeri 3 masase klien
mengatakan - Klien 5. Menganjurka 5.untuk
nyeri dalam mengungkapk n klien mengurangi
skala 5 dari an bahwa melakukan rasa nyeri
rentang 1-10 tehnik 6.untuk
nyeri
DO: penangan
berkurang masase saat
a. Terdapat luka yang lebih
post op SC nyeri timbul efektif.
diabdomen 6. Kolaborasi
b.Klien operasi Sc dengan tim
pada tanggal 01 medis dalam
Agustus 2018 pemberian
c.Klien terihat
obat
meringis
menahan nyeri
ketika duduk
d.Skala nyeri 5
e.Ferkuensi nyeri
ketika duduk
f.Kesdaran
composmentis
g.TTV :
Td:110/70
mmHg
Nadi:82 x/m
53

Pernafasan:20x/
m
Suhu:36,2°
celcius

2. Gangguan ploa Setelah 1.merencanakan 1.tindakan ini


tidur berhubungan dilakukan asuhan memungkin
dengan agen injuri tindakan keperawatan kan asuhan
fisik (luka insisi keperawatan yang keperawatan
operasi) selama 3x24 memungkinka yang
DS: jam, n klien tidur konsisten
a.Klien diharapkan pola tanpa dan
mengatakan tidur klien tergangggu memberikan
susah tidur dapat teratasi 2.ciptakan waktu tidur
b.Klien dengan KH: lingkungan tanpa
mengatakan 1. Jumlah jam yang nyaman terganggu
gelisah saat tidur tidur dalam bagi klien 2.tindakan ini
DO: batas normal 3.meminta klien dapat
a.Klien terlihat 2. Pola tidur, menjelaskan mendorong
lemas kualiatas kualitas tidur istirahat dan
b.Klien terlihat dalam batas malam tidur
mengantuk normal sebelumnya 3.untuk
d.TTV 3. Klien 4.berikan membantu
TD:110/70mmH mamapu pendidikan mendeteksi
g mengidentifi kesehatan adanya
Nadi: 82 x/m kasi faktor- tehnik gejala
Pernafasan:20x/ faktor yang rileksasi perilaku
m mempengaru yang
Suhu:36,2° hi kualitas berhubunga
celcius tidur n dengan
tidur
4.untuk
meningkatka
n kualitas
tidur klien.

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan pada Ny, H. Pada tanggal 03 Agustus
2018 sampai dengan 05 Agustus 2018, dapat dilahat pada tabel di bawah
ini.
54

Tabel 4.4
Implementasi keperawatan pada Ny, H. Tanggal 03 Agustus 2018 dengan
kasus post op sectio caesarea
No Diagnosa Implementasi Keperawatan
Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan Tanggal 03 Agustus 2018
kondisi pasca operasi Jam 08.30
1. Mengobservasi skala nyeri klien hasil:
- Nyeri klien berada pada skala nyeri 5
dari rentang 1-10.
2. Memberikan posisi nyaman kepeada
klien hasil:
- Klien meras nyaman dengan
posisinya.
3. Melakukan tehnik masase hasil:
- Klien merasa nyaman
09.00
1. Mengajarkan klien tehnik masase
hasil:
- Klien mengerti dengan tehnik masase
yang diajarakan.
2. Menganjurkan klien melakukan tehnik
masase saat nyeri timbul hasil:
- Klien dapat melakukan tehnik masase
secara mandiri
2. Gangguan pola tidur Jam 08.00
berhubungan dengan agen 1.Merencanakan asuhan keperawatan
injuri fisik (luka insisi operasi) yang memungkinkan klien tidur tanpa
terganggu hasil:
- Klien merasa nyaman
2. Menciptakan lingkungan yang nyaman
hasil:
- Klien merasa nyaman dengan
lingkunganya
3.Memberikan pendidikan kesehatan
tehnik rileksasi:
- Klien mengerti dengan pendidikan
yang diberikan

E. Evaluasi Keperawatan
Evalusi keperawatan pada Ny, H. Hari pertama tanggal 03 Agustus
sampai dengan 05 Agustus 2018 dengan kasus post op sectio caesarea
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
55

Tabel 4.5
Evaluasi keperawatan pada Ny,H. Tanggal 03 Agustus 2018 dengan Kasus
Post Op Sectio Caesarea
No Diagnosa Evaluasi
Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan Tanggal 03-08-2018
kondisi pasca operasi S:
- Klien mengatakan masih merasakan
nyeri dalam skala 5 dari rentang 1-10.
- Klien mengerti dengan tehnik yang
diajarkan
O:
- Klien nampak meringis
- Klien nampak nyaman
A:
- Tujuan belum tercapai
P:
- Lanjutkan intervensi

2. Gangguan pola tidur Tanggal 03-08-2018


berhubungan dengan agen S:
injuri fisik (luka insisi operasi) - Klien merasa nyaman dan tidak
terganggu.
O:
- Klien tampak nyaman
A:
- Tujuan tercapai
P:
- Intervensi dilanjutkan

F. Catatan Perkembangan
Catatan perkembangan hari pertama tanggal 04 Agustus 2018 pada

Ny, H. Dengan Kasus Post Op Sectio Caesarea dapat dilihat di bawah ini.
56

Tabel 4.6
Catatan perkembanga tanggal 04 Agustus 2018 pada Ny, H. Dengan kasus
Post Op Sectio Caesarea.
No Waktu Implementasi Evaluasi
Dx
1. 08.30 1. Mengobservasi skala nyeri S:
klien hasil: - Klien mengatakan
- Nyeri klien berada pada skala masih merasakan nyeri
nyeri 5 dari rentang 1-10. dalam skala 5 dari
2. Memberikan posisi nyaman rentang 1-10.
kepeada klien hasil: - Klien mengerti dengan
- Klien meras nyaman dengan tehnik yang diajarkan
posisinya. O:
3. Melakukan tehnik masase - Klien nampak meringis
hasil: - Klien nampak nyaman
- Klien merasa nyaman A:
09.00 1. Mengajarkan klien tehnik - Tujuan belum tercapai
masase hasil: P:
- Klien mengerti dengan tehnik - Lanjutkan intervensi
masase yang diajarakan.
2. Menganjurkan klien
melakukan tehnik masase
saat nyeri timbul hasil:
- Klien dapat melakukan
tehnik masase secara mandiri
2. 10.00 1. Merencanakan asuhan S:
keperawatan yang - Klien merasa nyaman
memungkinkan klien tidur dan tidak terganggu.
tanpa terganggu hasil: O:
- Klien merasa nyaman - Klien tampak nyaman
2. Menciptakan lingkungan A:
yang nyaman hasil: - Tujuan tercapai
- Klien merasa nyaman dengan P:
lingkunganya - Intervensi dilanjutkan
3. Memberikan pendidikan
kesehatan tehnik rileksasi:
- Klien mengerti dengan
pendidikan yang diberikan

Catatan perkembangan hari ke dua tanggal 05 Agustus 2018pada Ny,

H. Dengan Kasus Post Op Sectio Caesarea dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.
57

Tabel 4.7
Catatan Perkembangan hari ke dua tanggal 05 Agustus 2018 pada
Ny, H. Dengan Kasus Post Op Sectio Caesarea
No Waktu Implementasi Evaluasi
Dx
1. 08.30 1. Mengobservasi skala nyeri S:
kriteria hasil : - Klien mengatakan nyeri
- Nyeri klien berada pada yang dirasakan berkurang
skala 3 dari rentang 1-10 dengan skala nyeri 3 dari
2.Memberikan posisi nyaman rentang 1-10.
kepada klien hasil: - Klien mengerti dengan
- Klien merasa nyaman tehnik masase yang
dengan posisinya diajarkan
3.Melakukan tehnik masase O:
hasil: - Klien nampak rileks
- Klien merasa nyaman A:
09.00 1.Mengajarkan klien tehnik - Tujuan tercapai
masase hasil: P:
- Klien mengerti dengan - Intervensi dihentikan
tehnik masase yang
diajarkan.
2.Menganjurkan klien tehnik
masase saat nyeri timbul
hasil:
- Klien dapat melakukan
tehnik masase secara
mandiri
2. 10.00 1.Merencanakan asuhan S:
keperawatan yang - Klien merasa nyaman dan
memungkinkan klien tidur tidak terganggu
tanpa terganggu hasil: O:
- Klien merasa nyaman - Klien tampak nyaman
2.Menciptakan lingkungan A:
yang nyaman hasil: - Tujuan tercapai
- Klien merasa nyaman P:
dengan posisi - Intervensi dihentikan
3.Memberikan pendidikan
kesehatan tehnik rileksasi
hasil:
- Klien mengerti dengan
pendidikan yang diberikan
58

B. PEMBAHASAN

1. Pengkajian
Data hasil pengkajian keperawatan yang dilakukan pada tanggal 03

Agustus 2018 data yang didapatkan pada Ny, H. Dengan kasus sectio

caesarea adalah klien mengatakan masih mersakan nyeri pada daerah luka

bekas operasi, klien mengatakan nyeri terasa ketika duduk, klien

mengatakan nyeri dalam skala 5 dari rentang 1-10, klien mengatakan susah

tidur, klien mengatakan gelisah saat tidur, terdapat luka post SC diabdomen,

klien operasi SC pada tanggal 01 Agustus 2018, klien terlihat meringis

menahan nyeri ketika duduk, skala nyeri 5, frekuensi nyeri ketika duduk,

klien terlihat lemas, klien terlihat mengantuk, kesadaran composmentis, dan

tanda-tanda vital klien tekanan darah: 110/70 mmHg, Frekuensi nadi: 82

x/m, rekuensi pernafasan: 20 x/m dan suhu: 36,2° celcius.

Data post operasi sectio caesarea secara teori menurut Nurarif dan

Kusuma (2015) yaitu plasenta previa dan lateralis (posterior), panggul

sempit, disporsi sefalo pelvik yaitu ketidak seimbangan antara ukuran

kepala dan ukuran panggul, rupture uteri mengancam, partus lama, partus

tak maju, distoria serviks, pre-eklampsia, hipertensi dan malpresentasi janin.

Asumsi peneliti bahwa antara teori konsep keperawatan dan hasil studi

kasus terjadi kesenjangan dimana hasil pengkajian keperawatan tidak sesuai

dengan teori yang ada yaitu berasal dari ibu misal pada primigravida

dengan kelainan letak janin disproposisi sefalo pelfik (disporsisi janin atau

panggul), ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat


59

kesempitan panggul, plasenta previa terutama pada primigravida, solutsio

plasenta tingkat I-II, komplikasi kehamilan yaitu preklampsia-eklampsia,

atas permintaan, kehamilan yang disertai penyakit jantung dan diabetes

melitus (DM) gangguan perjalanan persalinan seperti kista ovarium dan

mioma uteri pada studi kasus didapatkan data pengkajian yaitu klien

mengatakan masih mersakan nyeri pada daerah luka bekas operasi, klien

mengatakan nyeri terasa ketika duduk, klien mengatakan nyeri dalam skala

5 dari rentang 1-10, klien mengatakan susah tidur, klien mengatakan gelisah

saat tidur, terdapat luka post SC diabdomen, klien operasi SC pada tanggal

01 Agustus 2018, klien terlihat meringis menahan nyeri ketika duduk, skala

nyeri 5, frekuensi nyeri ketika duduk, klien terlihat lemas, klien terlihat

mengantuk, kesadaran composmentis, dan tanda-tanda vital klien tekanan

darah: 110/70 mmHg, Frekuensi nadi: 82 x/m, rekuensi pernafasan: 20 x/m

dan suhu: 36,2° celcius. Adanya kesenjangan ini karena tidak adanya data

yang sesuai dengan teori pada saat melakukan pengkajian keperawatan,

karena hasil pengkajian keperawatan yang didapatkan disesuaikan dengan

kondisi klien pada saat pengkajian.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang ditemukan berdasarkan data hasil

pengkajian yaitu nyeri berhubungan dengan kondisi pasca operasi dan

gangguan pola tidur berhubungan dengan agen injuri fisik (luka insisi

operasi). Peneliti mengangkat diagnosa nyeri sebagai diagnosa utama karena

data yang ditemukan lebih dominan, yaitu klien mengatakan nyeri bekas
60

luka operasi dengan skala nyeri 5 dari rentang 1-10, skala nyeri 5 termasuk

dalam skla nyeri kategori berat dan membuat klien merasa tidak nyaman.

Diagnosa ini sesuai dengan teori menurut Jitowijoyono dan Kristiyana

sari (2012). Bahwa masalah keperawatan yang sering mencul pada kasus

sectio caesarea adalah nyeri. Diagnosa lain yang ditemukan pada studi

kasus sebagai hasil analisa data keperawatan adalah gangguan pola tidur

berhubungan dengan agen injuri fisik (luka insisi operasi).

Asumsi peneliti bahwa antara teori konsep keperawatan dan studi kasus

terjadi kesenjangan dimana diagnosa keperawatan yang ada pada teori yaitu

kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang

prosedur dan perawatan sebelum melahirkan sesar, nyeri berhubungan

dengan kondisi pasca operasi, kerusakan perfusi jaringan kardiopulmoner

dan perifer yang berhubungan dengan interupsi aliran sekunder terhadap

imobilisasi pasca operasi, risiko perubahan pola eliminasi perkemihan

dan/atau konstipasi yang berhubungan dengan manipulasi dan/atau trauma

sekunder terhadap sectio caesarea, risiko terhadap infeksi atau cidera yang

berhubungan dengan prosedur pembedahan, dan kurang pengetahuan yang

berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan melahirkan sesar,

pada studi kasus di dapatkan diagnosa yaitu nyeri berrhubungan dengan

kondisis pasca operasi dan gangguan pola tidur berhubungan dengan agen

injuri fisik (luka insisi operasi). Adanya kesenjangan ini karena tidak adanya

tanda dan gejala yang menunjang pada studi kasus untuk mengangkat
61

masalah tersebut, karena masalah diangkat disesuaikan dengan kondisi klien

pada saat pengkajian.

3. Perencanaan

Tujuan perencanaan yang diharapkan pada Ny,H. berdasarkan waktu

atau diagnosa keperawatan utamanya yaitu nyeri berhubungan dengan

kondisi pasca operasi dengan batasan waktu dan asuhan keperawatan yang

ditentukan yaitu 3x24 jam. Alasan peneliti mengatur waktu tersebut yaitu

disesuaikan dengan kondisi klien yaitu klien masih merasakan nyeri bekas

luka operasi dengan skala nyeri 5 dari rentang 1-10, klien sedang dalam

masa pengobatan dengan harapan nyeri yang dirasakan klien berkurang atau

diminimalisirkan secara perlahan selama beberapa hari (3x24 jam) dan hasil

yang ingin dicapai yaitu nyeri dapat berkurang.

Batasan karakteristik atau kriteri hasil yang akan dicapai pada tujuan

asuhan keperawatan pada Ny, H. yaitu nyeri klien berkurang dan klien

mengungkapkan bahwa nyerinya berkurang. Kriteria hasil yang ditetapkan

pada Ny, H. Sesuai dengan batasan karakteristik pada waktu pelaksanaan

keperawatan nyeri menurut Jitowijoyono dan Kristianasari (2012). Hal ini

mengatakan bahwa target dan kriteria hasil yang peneliti rencanakan pada

Ny, H. Sesuai dengan batasan karakteristik secara teori.

4. Implementasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan (Implementasi) pada Ny,H. Sesuai

dengan apa yang peneliti rencanakan pada tindakan keperawatn yaitu

mengobservasi skala nyeri klien dan mengajarkan klien beserta anggota


62

keluarga klien cara tehnik masase, peneliti lakukan 1 kali dalam sehari pada

pukul 08.00. peneliti merencanakan waktu dan peneliti melekukan tehnik

masase sesusi teori menurut (Mander, 2004).

Bahwa tehnik masase bertujuan untuk menghambat perjalanan

rangsangan nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada sistem saraf pusat.

Selanjutnya ransangan dan perasaan positif yang berkembang ketika

dilakukan bentuk sentuhan yang penuh perhatian dan empatik, bertindak

memperkuat efek masase untuk mengendalikan nyeri (Mander, 2004).

Tehnik masase yang dilakukan pada Ny, H. Peneliti lakukan dengan

tekanan hal ini sesuai teori Mander, (2004) bahwa dilakukan bentuk

sentuhan yang penuh perhatian dan empatik, bertindak memperkuat efek

masase untuk mengendalikan nyeri.

5. Evaluasi

Data hasil evaluasi yang dilakukan pada Ny, H. Selama 3 hari dilihat

dari data subjektif klien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang dan

data objektif klien nampak rileks. Asumsi peneliti bahwa data yang

ditentukan sesuai dengan kriteriahasil pada tujuan keperawatan pendapat ini

didukung oleh teori Jitowijoyono dan Kristyanasari (2012). Hal ini

mengatakan bahwa peneliti telah melakukan klarifikasi data dan

membandingkan data hasil evaluasi dan data yang dicapai pada tujuan

keperawatan.

Hal ini mendukung peneliti dari data subjektif dan objektif yang

ditentukan selama 3 hari yaitu klien mengatakan nyeri yang dirasakan klien
63

berkurang dan klien nampak rileks maka dari data yang didapatkan selama 3

hari tujuan keperawatan yang dilakukan telah tercapai karena nyeri klien

berkurang serta klien nampak rileks.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tina Shinta Palurian pada tahun

2015 menunjukan bahwa tehnik masase dapat digunakan sebagai terapi non

farmakologi untuk mengurangi nyeri kontraksi uterus yang dirasakan oleh

ibu post paertum ddi Ruangan Besalin/VK Rumah Sakit Sariningsih

Bandung sehingga nyeri yang dirasakan ibu post partum dapat berkurang

dan ibu mandapatkan kenyamanan kembali.


BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah peneliti mempelajari dan melaksanakan studi melalui pendekatan

proses keperawatan pada Ny, H. Yang penulis laksanakan di Ruangan

Kasuari Bawah RSU Anutapura Plau mulai dari tanggal 03 Agustus 2018

sampai dengan 05 Agustus 2018 dengan mengacu pada tujuan yang ingin

dicapai, maka peneliti mengambil kesimpulan :

1. Data pengkajian yang meliputi penyebap masalah nyeri post operasi sectio

caesarea dan masalah keperawatan pada Ny, H. setelah diberikan asuhan

keperawatan Ny, H. didapatkan kesimpulan bahwa klien telah mamapu

memahami penyebap nyeri sectio caesarea.

2. Masalah keperawatan pada Ny, H. maka dapat ditegakkan dua diagnosa

keperawatan yaitu nyeri berhubungan dengan kondisi pasca operasi dan

gangguan pola tidur berhubungan dengan agaen injuri fisik (luka insisi

operasi).

3. Intervensi yang dapat dilakukan dengan memberikan tehnik masase dan

mengajarkan klien dan anggota keluarga tehnik masase.

4. Hasil proses keperawatan yang dilakukan adalah melakukan tehnik masase

dan mengajarkan klien serta anggota keluarga tehnik masase dan

melaksanakan asuhan keperawaatan post operasi sectio caesarea.

64
65

5. Evaluasi hasil yang telah berhasil dilakukan adalah. Dari implementasi

yang telah didapatkan dari hasil evaluasi pada Ny, H. telah memahami

tindakan tehnik masase dan dapat melakukan secara mandiri.

B. SARAN

1. Bagi institusi, agar dapat menyediakan lebih banyak buku-buku terbitan

terbaru tentang gate teory control.

2. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat dijadikan salah satu referensi untuk

kasus penelitian.

3. Bagi RSU Anutapura Palu, agar dapat menyediakan standar operasional

prosedur (SOP) mengenai tindakan tehnik masase, dan dapat

menerapkanya dalam pemberian asuhan keperawatan khususnya pada

klien yang mengalami nyeri.


DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo S, 2016. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri/Sulistyo
Andarmoyo-jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Andriyani. 2015. Relaksasi Autogenik Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada
ibu Post Opersasi Sectio Caesarea. Di akses dari;
https://media.neliti.com>130503-ID-none. pada tanggal 12 Maret
2018.
Dinas Kesehatan Kota Palu 2016. Data Angka Kelahiran Bayi Dengan Sectio
Caesarea di Provinsi Sulawesi Tengah, Palu.
Dwiyanti A, E, S, 2017. Penerapan Tindakan Terapi Dengan Tehnik efleurage
Sebagai Pencegahan Depresi Post Partum Pada Ibu Nifas. Di akses
dari: http://abstrak.ta.uns.ac.id./wisuda/upload/RIII5003_bab2.
Hidayat, A, A & Uliyah, M. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2-
Buku 1. Jakarta Selatan .Penerbit Salemba Medika.
Jitowiyono, S, & Kristiyanasar W, 2012. Asuhan Keperawatan post
operasi.Yogyakarta .Penerbit nuha medika.
Kartika, L, I, 2017. Buku Ajar Dasar-Dasar Riset Keperawatan dan Pengolahan
Data Statistik / Lin Ira Kartika, MKM; Jakarta.
Mander R, 2004. Nyeri Persalinan. (Terj) Bertha Sugiarto. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Manuaba, I, B, G, 2012.Buku Ajar Pengantar Kuliah Teknik Operasi Obstetri
Dan Keluarga Berencana.Jakarta: CV.TransInfo Media
Mochtar, R, 2011. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif Obstetri Sosial Jilid
2.Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Nurrarif H. A & Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis NANDA, NIC, NOC. Edisi revisi Jilid 3. Yogyakarta:
Medication Publishing.
Padila, 2015, Aasuhan Keperawatan Maternitas II. Yogyakarta
Poltekes Kemenkes Palu 2018. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Poltekes
Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan, palu.
Potter & Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan (Konsep, Proses,
dan Praktik). Jakarta: EGC
Riskesdas, 2013. Data Angka Ibu Melahirkan Dengan Sectio Caesarea di
Indonesia.
Riyadi, S & Harmoko, 2012. Standard Operating Proceure Dalam Praktik Klinik
Keperawatan Dasar. Yogyakarta. Penerbit pustaka pelajar.
Sofian, 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri : Obstetri Operatif Obstetri
Social edisi 3 jilid 1&2. EGC Jakarta.
Sudibyo, S & Rustika .2013. Buku Ajar Metodologi Keperawatan.
Jakarta.Penerbit CV. Trans Info
Tucker & Martin, 1998. Alikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis NANDA, NIC, NOC. Edisi Revisi Jild 3. Yogyakarta:
Medication Publishing.
Utami, S, 2016. Efektifitas Aroma Terapi Bitter Orange Terhadap Nyeri Post
Partum Sectio Caesarea. Di akses dari; http://journal
unnes.ac.id/sju/index.php/ujph. Pada tanggal 12 maret 2018.
WHO, 2015. Data Angka Tingkat Persalinan Dengan Sectioo Caesarea di
Negara Berkembang.
Lampiran 3

PENJELASAN SEBELUM PENELITIAN

Kepada Yth :
Calon Responden
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa jurusan D-III Keperawatan
Politeknik kesehatan kemenkes palu :
Nama : MOH. NIZAR
NIM : PO7120115 032
Akan mengadakan penelitian dengan judul : “Penerapan Tindakan Gate
Teory Control dengan tehnik Masase Pada Asuhan Keperawatan Pasien Post
Operasi Sectio Caesarea Di RSU Anutapura Palu”.
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi Bapak/Ibu
sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang Bapak/Ibu berikan
merupakan tanggung jawab kami untuk menjaganya. Jika Bapak/Ibu bersedia
ataupun menolak untuk menjadi responden, maka tidak ada ancaman bagi
Bapak/Ibu atau pun keluarga.
Jika Bapak/Ibu telah menjadi responden dan terjadi hal-hal yang
merugikan, maka Bapak/Ibu diperbolehkan untuk mengundurkan diri dan tidak
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Apabila Bapak/Ibu menyetujui, maka mohon kesediaan Bapak/Ibu Untuk
menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden. Atas perhatian dan
kesediaan Bapak/Ibu sebagai responden, saya ucapkan terimakasih.

Palu,............2018
Peneliti

(MOH. NIZAR)
Lampiran 5

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tgl masuk : 31 Juni 2018

Tgl pengkajian : 03 Juni 2018

No. Register : 518736

Diagnosa Medis : Letak sungsang

Ruangan : Kasuari

A. Biodata/Identitas
1. Klien
Nama : Hajriani
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Suku : Kaili
Pekerjaan : Ibu rumuah tangga
Pendidikan : SMP
Alamat : Loli Kab. Donggala
2. Penanggung Jawab
Nama : Jefri
Umur : 34 Tahun
Agama : Islam
Suku : Kaili
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMP
Alamat : Loli Kab. Donggala
Hubungan : Suami klien
B. Pengkajian
1. Status Perkawinan

Umur menikah pertama :

Klien mengatakan umur menikah pertama setelah lulus SMP.

Lamah menikah:

Klien mengatakan lama pernikahan sudah berlangsung selama 19 tahun.

Dengan suami sekarang :

Klien masih bersam dengan suami sekarang.

2. Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama :

Nyeri bekas luka operasi sectio caesarea.

Keluhan Lain :

Klien mengatakan nyeri dibagian abdomen bekas luka post operasi sectio

caesarea.

Penyakit yang diderita:

Klien mengatakan tidak ada penyakit yang dialaminya saat ini.

Penyakit yang pernah diderita:

Klien mengatakan penyakit yang pernah diderita klien yaitu asma.

Penyakit keturunan:

Klien mengatakan didalam anggota keluarga klien tidak ada yang

menderita penyakit menular.

3. Riwayat Persalinan dan Kehamilan

G:4 P:4 A:0

Masa Getasi : 39-40 Minggu


Kelainan selama hamil :

Klien mengatakan tidak ada kelainan selama hamil

Tanggal persalinan terakhir :

Klien mengatakan tanggal persalinan terakhir yaitu 31 Juni 2018.

Jenis persalinan :

Sectio caesarea (SC).

Lama persalinan :

Lama persalinan 45 menit.

Penyulit dalam persalinan :

Tidak ada penyulit dalam persalinan

Pendarahan :

Tidak ada pendarahan yang terjadi.

Keadaan anak :

Keadaan umum anak baik.

Apgar score : 7/8

Kelainan bawaan :

klien mengatakan tidak ada kelainan bawaan selama hamil.

Rawat gabung :

Klien dirawat gabung dengan alasan klien mengalami post op sectio

caesarea.

4. Data Nutrisi

Makan dalam sehari :

Klien mengatan makan dalam sehari yaitu 1-2 kali sehari.


Jenis makan :

Sayuran, ikan, tahu dan tempe.

Makanan dan minuman tambahan :

Klien mengatakan tidak ada makanan dan minuman tambahan yang

dikonsumsi klien.

Nafsu makan :

Sebelum dirawat nafsu makan klien baik, porsi makan selalu dihabiskan,

pada saat dirawat dirumah sakit nafsu makan klien kurang baik, ½ porsi

makanan tidak dihabiskan.

Makanan pantangan :

Klien mengatakan tidak ada makanan pantangan bagi klien.

Maslah nutrisi : tidak ada masalah nutrisi.

5. Data eliminasi

a. BAK

Frekuensi : 2-3 kali sehari

Warna : warna kuning

Bau : bau urin khas

Keluhan : tidak ada keluhan

b. BAB

Frekuensi : 1-2 kali sehari

Warna : kuning

Konsistensi : padat

Keluhan : belum pernah BAB selama dirawat


6. Data istirahat tidur

Tidur dalam sehari : 9-10 jam/hari

Malam hari : 7-8 jam

Keluhan : klien mengatakan pada saat dirawat pola istrahat tidur klien

terganggu.

7. Data aktifitas

Kemampuan ambulasi

Waktu

Keluhan

C. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum

Tampak sakit : Sedang/meringis

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital

a. TD : 110/70 mmHg

b. Nadi : 82 x/m

c. Pernafasan : 20x/m

d. Suhu : 36,2 derajat celcius

Konjungtiva : Kidak anemis

Sklera : Tidak ikhterik

2. Keadaan payudar

Puting : Puting susu menonjol

Pengeluaran : pengeluaran ASI baik


Pembengkakan : tidak ada pembengkakan

3. Abdomen

Ivolusi uteri : Normal

Tinggi fundus uteri : Setingi pusat

Kontraksi uterus : Keras

Peritaltik usus : Normal

4. Vulva/Perineum/Rectum

Lokhea

a. Warna :

b. Jenis : Rubra

c. Banyaknya: 500 ml

Kebersihan

Oedema : Tidak ada

Varices : Tidak ada

Hemoroid : Tidak ada

Luka jahitan : Ada

Keadaan luka: Kering

Keluhan : masih merasakan nyeri bekas luka operasi

5. Tungkai bawah

Tromboplebitis: tidak ada

Tanda hormon : tidak ada

Oedema : tidak ada


D. Data penunjang

1. Hails laboratorium

Jenis pemeriksaan : Darah

Tanggal pemeriksaan : 31 Juni 2018

No. Pemeriksaan darah Hasil Nilai normal

1. DIABETES

1. Glukosa sewaktu 65 80-199 mg/dl

2. Glukosa puasa 80-125 mg/dl

3. Glukosa 2 jam pp 80-199 mg/dl

4. TTGO 140-199 mg/dl

5. HbA1C < 6%

6. ALBUMIN 3,5-5,2 mg/dl

E. Penatalaksanaan Medis

a. Ceftriaxone 1gr/12 jam

b. Ketorolac 1 amp/8 jam/iv

c. Ondensantron /amp/8 jam/iv

d. Metronidazole 500mg/8 jam/iv


F. Pengumpulan data

- Klien mengatakan masih mersakan nyeri pada daerah luka bekas operasi

- Klien mengatakan nyeri terasa ketika duduk

- Klien mengatakan nyeri dalam skala 5 dari rentang 1-10

- Klien mengatakan susah tidur

- Klien mengatakan gelisah saat tidur

- Terdapat luka post SC diabdomen

- Klien operasi SC pada tanggal 01 Agustus 2018

- Klien terlihat meringis menahan nyeri ketika duduk

- Skala nyeri 5

- Frekuensi nyeri ketika duduk

- Klien terlihat lemas

- Klien terlihat mengantuk

- Kesadaran composmentis

- Tanda-tanda vital

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 82 x/m

Pernafasan : 20 x/m

Suhu : 36,2 derajat celcius


G. Klasifikasi data

Data subjektif

f) Klien mengatakan masih merasakan nyeri pada daerah luka bekas operasi

g) Klien mengatakan nyeri terasa ketika duduk

h) Klien mengatkan nyerri dalam skala 5 dari rentang 1-10

i) Kliien mengatkan susah tidur

j) Klien mengatkan gelisah saat tidur

Data objektif

j) Terdapat luka post op SC diabdomen

k) Klien operasi SC pada tanggal 01 Agustus 2018

l) Kliien terlihat meringis menahan nyeri ketika duduk

m)Skala nyeri 5

n) Frekuensi nyeri ketika duduk

o) Klien terlihat lemas

p) Klien terlihat mengantuk

q) Kesadran composmentis

r) Tanda-tanda vital

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 82 x/m

Pernafasan : 20x/m

Suhu : 36,2 derjat celcius


H. Analisa data

No. Data Penyebap Maslah

1. DS: Kondisi pasca Nyeri


d. Klien
operasi
mengatakan masih merasa
nyeri bekas operasi
e. Klien
mengatakan nyeri terasa
ketika duduk
f.Klien mengatakan nyeri
dalam skala 5 dari rentang 1-
10
DO:
h. Terdapat luka
post op SC diabdomen
i.Klien operasi Sc pada tanggal
01 Agustus 2018
j.Klien terihat meringis
menahan nyeri ketika duduk
k. Skla nyeri 5
l.Ferkuensi nyeri ketika duduk
m. Kesdaran
composmentis
n. TTV :
TD :110/70 mmHg
Nadi :82 x/m
Pernafasan:20x/m
Suhu : 36,2 celcius
2. DS: Agen injuri fisik Ganggguan pola
c. Klien (luka insisi
tidur
mengatakan susah tidur operasi)
d. Klien
mengatakan gelisah saat tidur
DO
d. Klien terlihat
lemas
e. Klien terlihat
mengantuk
f.TTV
TD : 110/70 mmHg
Nadi: 82 x/m
Pernafasan: 20x/m
Suhu: 36,2 ccelcius

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan kondisi pasca operasi

2. Gangguan pola tidur berhubungan agen injuri fisik (luka insisi operasi)

I. Intervensi/Perencanaan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Dx Keperawatan
Kep
1. Nyeri Setelah 7. Mengkaji 1.untuk
berhubungan dilakukan tingkat nyeri mengetahui
dengan kondisi tindakan klien tingkat nyeri
klien
pasca operasi keperawatan 8. Memberikan
2.untuk
DS: selama 3x24 posisi yang menurunkan
g. jam, diharpkan nyaman ketegangan
Klien nyeri klien kepada klien otot
mengatakan dapat 9. Melakukan 3.untuk
masih berkurang tehnik mengontrol
merasa nyeri dengan KH: masase nyeri
bekas operasi - Nyeri klien 10. M untuk
4.
h. K berkurang engajarkan meminimali
sir nyeri
lien - Skala nyeri 3 klien tehnik
klien
mengatakan - Klien masase 5.untuk
nyeri terasa mengungkapk 11. M mengurangi
ketika duduk an bahwa enganjurkan nyeri
i.Klien nyeri klien 6.untuk
mengatakan berkurang melakukan penanganan
nyeri dalam tehnik yang lebih
efekti
skala 5 dari masase saat
rentang 1-10 nyeri timbul
DO: 12. K
o. T olaborasi
erdapat luka dengan tim
post op SC medis dalam
diabdomen pemberian
p. K obat
lien operasi Sc
pada tanggal
01 Agustus
2018
q. K
lien terihat
meringis
menahan nyeri
ketika duduk
r.Skla nyeri 5
s. F
erkuensi nyeri
ketika duduk
t.Kesdaran
composmentis
u. T
TV :
Td:110/70
mmHg
Nadi:82 x/m
Pernafasan:20
x/m
Suhu:36,2
celcius

2. Gangguan ploa Setelah 1.merencanakan 1.tindakan ini


tidur dilakukan asuhan memungkink
berhubungan tindakan keperawatan an asuhan
dengan agen keperawatan yang keperawatan
injuri fisik (luka selama 3x24 memungkinka yang
insisi operasi) jam, n klien tidur konsisten
DS: diharapkan pola tanpa dan
e. Ktidur klien tergangggu memberikan
lien dapat teratasi 2.ciptakan waktu tidur
mengatakan dengan KH: lingkungan tanpa
susah tidur 4. Jumlah jam yang nyaman terganggu
f.Klien tidur dalam bagi klien 2.tindakan ini
mengatakan batas normal 3.meminta klien dapat
gelisah saat 5. Pola tidur, menjelaskan mendorong
tidur kualiatas kualitas tidur istirahat dan
DO dalam batas malam tidur
g. K normal sebelumnya 3.untuk
lien terlihat 6. Klien 4.berikan membantu
lemas mamapu pendidikan mendeteksi
h. K mengidentifi kesehatan adanya
lien terlihat kasi faktor- tehnik rileksasi gejala
mengantuk faktor yang perilaku
i.TTV mempengaru yang
TD:110/70mm hi kualitas berhubungan
Hg tidur dengan tidur
Nadi: 82 x/m 4.untuk
Pernafasan:20 meningkatka
x/m n kualitas
Suhu:36,2 tidur klien.
celcius

J. Implementasi

No Diagnosa Implementasi Keperawatan


Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan Tanggal 03 Agustus 2018
kondisi pasca operasi Jam 08.30
4. Mengobservasi skala nyeri klien hasil:
- Nyeri klien berada pada skala nyeri 5
dari rentang 1-10.
5. Memberikan posisi nyaman kepeada
klien hasil:
- Klien meras nyaman dengan
posisinya.
6. Melakukan tehnik masase hasil:
- Klien merasa nyaman
09.00
1. Mengajarkan klien tehnik masase
hasil:
- Klien mengerti dengan tehnik masase
yang diajarakan.
2. Menganjurkan klien melakukan tehnik
masase saat nyeri timbul hasil:
- Klien dapat melakukan tehnik masase
secara mandiri
2. Gangguan pola tidur Jam 08.00
berhubungan dengan agen 1.Merencanakan asuhan keperawatan
injuri fisik (luka insisi operasi) yang memungkinkan klien tidur tanpa
terganggu hasil:
- Klien merasa nyaman
2. Menciptakan lingkungan yang nyaman
hasil:
- Klien merasa nyaman dengan
lingkunganya
3.Memberikan pendidikan kesehatan
tehnik rileksasi:
- Klien mengerti dengan pendidikan
yang diberikan

K. Evaluasi

No Diagnosa Evaluasi
Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan Tanggal 03-08-2018
kondisi pasca operasi S:
- Klien mengatakan masih merasakan
nyeri dalam skala 5 dari rentang 1-10.
- Klien mengerti dengan tehnik yang
diajarkan
O:
- Klien nampak meringis
- Klien nampak nyaman
A:
- Tujuan belum tercapai
P:
- Lanjutkan intervensi

2. Gangguan pola tidur Tanggal 03-08-2018


berhubungan dengan agen S:
injuri fisik (luka insisi operasi) - Klien merasa nyaman dan tidak
terganggu.
O:
- Klien tampak nyaman
A:
- Tujuan tercapai
P:
- Intervensi dilanjutkan

H. CATATAN PERKEMBANGAN

Catatan perkembangan tanggal 04 Agustus 2018 pada Ny, H. Dengan

Kasus Post Operasi Sectio Caesarea

No Waktu Implementasi Evaluasi


Dx
1. 08.30 7. Mengobservasi skala nyeri S:
klien hasil: - Klien mengatakan
- Nyeri klien berada pada skala masih merasakan nyeri
nyeri 5 dari rentang 1-10. dalam skala 5 dari
8. Memberikan posisi nyaman rentang 1-10.
kepeada klien hasil: - Klien mengerti dengan
- Klien meras nyaman dengan tehnik yang diajarkan
posisinya. O:
9. Melakukan tehnik masase - Klien nampak meringis
hasil: - Klien nampak nyaman
- Klien merasa nyaman A:
09.00 1. Mengajarkan klien tehnik - Tujuan belum tercapai
masase hasil: P:
- Klien mengerti dengan tehnik - Lanjutkan intervensi
masase yang diajarakan.
10. Menganjurka
n klien melakukan tehnik
masase saat nyeri timbul
hasil:
- Klien dapat melakukan
tehnik masase secara mandiri
2. 10.00 1. Merencanakan asuhan S:
keperawatan yang - Klien merasa nyaman
memungkinkan klien tidur dan tidak terganggu.
tanpa terganggu hasil: O:
- Klien merasa nyaman - Klien tampak nyaman
2. Menciptakan lingkungan A:
yang nyaman hasil: - Tujuan tercapai
- Klien merasa nyaman dengan P:
lingkunganya - Intervensi dilanjutkan
11. Memberikan
pendidikan kesehatan tehnik
rileksasi:
- Klien mengerti dengan
pendidikan yang diberikan
Catatan perkembangan tanggal 05 Agustus 2018 pada Ny, H. Dengan

Kasus Post Operasi Sectio Caesarea

No Waktu Implementasi Evaluasi


Dx
1. 08.30 1. Mengobservasi skala nyeri S:
kriteria hasil : - Klien mengatakan nyeri
- Nyeri klien berada pada yang dirasakan berkurang
skala 3 dari rentang 1-10 dengan skala nyeri 3 dari
2.Memberikan posisi nyaman rentang 1-10.
kepada klien hasil: - Klien mengerti dengan
- Klien merasa nyaman tehnik masase yang
dengan posisinya diajarkan
3.Melakukan tehnik masase O:
hasil: - Klien nampak rileks
- Klien merasa nyaman A:
09.00 1.Mengajarkan klien tehnik - Tujuan tercapai
masase hasil: P:
- Klien mengerti dengan - Intervensi dihentikan
tehnik masase yang
diajarkan.
2.Menganjurkan klien tehnik
masase saat nyeri timbul
hasil:
- Klien dapat melakukan
tehnik masase secara
mandiri
2. 10.00 1.Merencanakan asuhan S:
keperawatan yang - Klien merasa nyaman dan
memungkinkan klien tidur tidak terganggu
tanpa terganggu hasil: O:
- Klien merasa nyaman - Klien tampak nyaman
2.Menciptakan lingkungan A:
yang nyaman hasil: - Tujuan tercapai
- Klien merasa nyaman P:
dengan posisi - Intervensi dihentikan
3.Memberikan pendidikan
kesehatan tehnik rileksasi
hasil:
- Klien mengerti dengan
pendidikan yang diberikan
Lampiran 6
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
MASASE
Tahap Prainteraksi 1. Membaca status pasien
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap Orientasi 1. Memberikan salam teraupetik
2. Binahubungan saling percaya
dengan klien
3. Jelaskan tujuan prosedur yang
akan dilakukan
4. Menjaga privasi pasien
Tahap Kerja 1. Beri tahu klien bahwa tindakan
akan dimulai
2. Periksa tanda-tanda vital klien
sebelum memulai
3. Posisikan klien
4. Instruksikan klien untuk menarik
nafas dalam melalui hidung dan
mengeluarkan lewat mulut
5. Cuci tangan
6. Tuangkan minyak pada telapak
tangan gosokan kedua tangan
hingga hangat
7. Letakkan kedua tangan pada
punggung klien, mulai dengan
gerakan mengusap dan bergerak
dari bagian bahu menuju sacrum
8. Buat gerakan melingkar kecil
dengan menggunakan ibu jari
menuruni area tulang belakang,
gerakan secar berlahan berikan
penekanan arahkan kebawah
sehingga tidak mendorong klien
kedepan
9. Usap bagian punggung dari arah
kepal ketulang ekor, untuk
mencegah terjadinya lordosis
lumbal
10. Bersihkan sisa minyak pada
punggung klien dengan handuk
11. Rapikan posisi klien dengan
semula
12. Beritahu bahwa tindakan telah
selesai
13. Bereskan alat-alat yangtelah
digunakan
14. Cuci tangan

Tahap Terminasi 1. Evaluasi hasil yang dicapai


2. Beri reinforcement positif pada ibu
nifas
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Cuci tanggan
Dokumentasi 1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respon pasien
Sumber : Ade Eka Sri Widiyanti, 2017
LEMBARAN OBSERVASI TINDAKAN GATE TEORY CONTROL

C. Identitas Responden
No. RM : 518736
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 34 Tahun
Alamat : Loli Kab. Donggala
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga (IRT)

D. Penerapan Tindakan Imajinasi Terpimpin Untuk Pengurangan Nyeri


4. Hari Ke-I
Tanggal : 03 Agustus 2018
c. Wawancara :
Data Subjektif (DS):
Klien mengatakan masih merasakan nyeri dalam skala 5 dari rentang
1-10.
d. Observasi
Data Objektif (DO):
4) Tanda-tanda Vital
TD :110/80mmHg
S :36,20C
N :82x/menit
RR :20x/menit

5) Skala Nyeri
e) Sebelum dilakukan tindakan

3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala Nyeri klien : skala nyeri 5
Keterangan :
0 = tidak ada nyeri
1-2 = nyeri ringan
3-4 = nyeri sedang
5-6 = nyeri berat
7-8 = nyeri sangat berat
9-10 = nyeri buruk sampai tidak tertahankan
f) Sesudah dilakukan tindakan

3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala nyeri klien : skala nyeri 5
Keterangan :
0 = tidak ada nyeri
1-2 = nyeri ringan
3-4 = nyeri sedang
5-6 = nyeri berat
7-8 = nyeri sangat berat
9-10 = nyeri buruk sampai tidak tertahankan
6) Table Observasi
No. Keterangan Ada Tidak
9. Pucat
10. Banyak keringat
11. Dilatasi pupil
12. Kulit lembab
13. Gelisah
14. Menangis/meritih √
15. Raut wajah meringis √
16. Mengelus-elus bagian tubuh yang √
mengalami rasa nyeri

5. Hari Ke-II
Tanggal :04 Agustus 2018
c. Wawancara :
Data Subjektif (DS):
Klien masih merasakan nyeri dalam skala 5 dari rentang 1-10.
d. Observasi
Data Objektif (DO):
4) Tanda-tanda Vital :
TD :110/70mmHg
S :36,20C
N :80x/menit
RR :20x/menit
5) Skala Nyeri
b) Sebelum dilakukan tindakan

4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala Nyeri klien : skala nyeri 5
Keterangan :
0 = tidak ada nyeri
1-2 = nyeri ringan
3-4 = nyeri sedang
5-6 = nyeri berat
7-8 = nyeri sangat berat
9-10 = nyeri buruk sampai tidak tertahankan
g) Sesudah dilakukan tindakan

4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala nyeri klien : nyeri skala 5
Keterangan :
0 = tidak ada nyeri
1-2 = nyeri ringan
3-4 = nyeri sedang
5-6 = nyeri berat
7-8 = nyeri sangat berat
9-10=nyeri buruk sampai tidak tertahankan
6) Table Observasi
No. Keterangan Ada Tidak
9. Pucat
10. Banyak keringat
11. Dilatasi pupil
12. Kulit lembab
13. Gelisah
14. Menangis/meritih √
15. Raut wajah meringis √
16. Mengelus-elus bagian tubuh yang √
mengalami rasa nyeri

6. Hari Ke-III
Tanggal : 05 Agustus 2018
c. Wawancara :
Data Subjektif (DS):
Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang dengan skala nyeri
3
d. Observasi
Data Objektif (DO):
4) Tanda-tanda Vital :
TD :160/80mmHg
S :360C
N :80x/menit
RR 20x/meni
5) Skala Nyeri
b) Sebelum dilakukan tindakan

5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala Nyeri klien : skala nyeri 5
Keterangan :
0 = tidak ada nyeri
1-2 = nyeri ringan
3-4 = nyeri sedang
5-6 = nyeri berat
7-8 = nyeri sangat berat
9-10 = nyeri buruk sampai tidak tertahankan
h) Sesudah dilakukan tindakan

5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala nyeri klien : skala nyeri 3
Keterangan :
0 = tidak ada nyeri
1-2 = nyeri ringan
3-4 = nyeri sedang
5-6 = nyeri berat
7-8 = nyeri sangat berat
9-10 = nyeri buruk sampai tidak tertahankan
6) Tabel Observasi
No. Keterangan Ada Tidak
9. Pucat
10. Banyak keringat
11. Dilatasi pupil
12. Kulit lembab
13. Gelisah
14. Menangis/meritih
15. Raut wajah meringis
16. Mengelus-elus bagian tubuh yang √
mengalami rasa nyeri

Anda mungkin juga menyukai