OLEH:
WINGKI PATRIANSYAH
NIM: PO.71.20.5.19.071
OLEH:
WINGKI PATRIANSYAH
NIM: PO.71.20.5.19.071
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : PO.71.20.5.19.071
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini adalah benar benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya sebagai hasil tulisan
atau pikiran saya sendiri. Apabila di kemudiam hari terbukti atau dapat dibuktikan
Karya Tulis Ilmiah ini Hasil Jiplakan, Maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
WINGKI PATRIANSYAH
NIM : PO.71.20.5.19.071
Mengetahui :
Pembimbing Utama PembimbingPendamping
KAMESYWORO,SST,MM SYOKUMAWENA,S.Kep,M.Kes.
NIP : 197304261997031006 NIP : 197507141999032004
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Lahat, 2022
KAMESYWORO,SST,MM SYOKUMAWENA,S.Kep,M.Kes.
NIP : 197304261997031006 NIP : 197507141999032004
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Dewan Penguji
KAMESYWORO,SST,MM Dr.FAIZA YUNIARTI, S,Pd MKM H. A.Gani, S.Pd, SKM, S.Kep, M.Kes
NIP : 197304261997031006 NIP : 1976062619990320004 NIP : 196609041989031003
Mengetahui
Ketua Program Studi Diploma III Keperawatan Lahat
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas
Berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah.
Penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Prodi
Keperawatan Lahat Poltekkes Kemenkes Palembang. Saya menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak pada penyusunan proposal
Karya Tulis Ilmiah ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan ini.
Oleh karena itu, Saya mengucapkan terimakasih kepada :
vi
Semoga bantuann serta budi baik yang telah diberikan kepeda penulis
mendapat balasan dari Allah SWT. Besar harapan penulis agar proposal Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat.
Lahat, Januari 2022
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
2.1.7 Komplikasi........................................................................................17
2.1.8 Klasifikasi..........................................................................................18
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang.....................................................................21
2.1.10 Penatalaksanaan...................................................................................25
2.2 Konsep Asuhan Keperaawatan Asma.......................................................27
2.2.1 Pengkajian.........................................................................................27
2.2.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................30
2.2.3 Intervensi...........................................................................................31
2.2.4Implementasi......................................................................................35
2.2.5 Evaluasi.............................................................................................35
2.3 Implementasi Keperawatan Pola Napas Tidak Efektif ............................36
2.3.1 Manajemen Pola Napas Tidak Efektif ..............................................36
2.3.2 Metoda ..............................................................................................36
2.3.3 SOP ( Standar Operasional Prosedur )Asma Bronchia.....................37
BAB III METODE STUDI KASUS .....................................................................38
3.1 Rencana Studi Kasus ................................................................................38
3.2 Kerangka Konsep .....................................................................................38
3.3 Definisi Istilah ..........................................................................................39
3.4 Subyek Studi Kasus .................................................................................39
3.5 Fokus Studi Kasus ....................................................................................39
3.6 Tempat Dan Waktu ..................................................................................40
3.7 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data ..............................................40
3.8 Analisa Dan Penyajian Data .....................................................................41
3.9 Etika Studi Kasus .....................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................36
LAMPIRAN...............................................................................................................
ix
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Di rumah sakit umum daerah lahat jumlah penderitan asma bronkial pada
tahun 2018-2020 kejadian asma meningkat pada tahun 2018 dan menurun pada
tahun 2020, tahun 2018 orang yang menderita asma bejumlah 81 orang, pada
tahun 2019 naik jadi 128 orang dan pada tahun 2020 turun menjadi 61 orang.
( Data Rumah Sakit Umum Daerah Lahat Tahun 2018-2020)
Pola nafas tidak efektif adalah suatu keadaan dimana inspirasi atau
ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016). Pengertian lain juga menyebutkan secara umum pola nafas tidak efektif
dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana ventilasi atau pertukaran udara
inspirasi atau ekspirasi tidak adekuat. (NANDA, 2016).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Etiologi
Menurut (Wijaya & Putri, 2013) dalam bukunya dijelaskan
klasifikasi asma berdasarkan etiologi adalah sebagai berikut :
1. Asma ekstrinsik/ Alergi
Asma yang disebabkan oleh alergen yang diketahui sudah terdapat
semenjak anak-anak seperti alergi terhadap protein, serbuk sari bulu
halus, binatang, dan debu.
2. Asma instrinsik/ Idopatik
Asma yang tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas, tetapi adanya
faktor-faktor non spesifik seperti : flu, latihan fisik atau emosi sering
memicu serangan asma. Asma ini sering muncul/ timbul sesudah usia
40 tahun setelah menderita infeksi sinus/ cabang trancheobronkial.
3. Asma campuran
Asma yang terjadi? Timbul karena adanya komponen ekstrinsik dan
instrinsik
Menurut (soemantri, 2009, edisi 2) sampai saat ini etiologi asma
belum diketahui dengan pasti, suatu hal yang menonjol pada semua
penderita asma adalah fenomena hiperaktivitas bronkus. Bronkus penderita
asma sangat peka terhadap rangsangan imunologi ataupun non-imunologi.
Oleh karena sifat inilah, maka serangan asma mudah terjadi ketika
rangsangan baik fisik, metabolik, kimia alergen, infeksi, dan sebagainya.
Penderita asma perlu mengetahui dan sedapat mungkin menghindari
rangsangan atau pencetus yang dapata menimbulkan asma. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Alergen utama, seperti dabu rumah, spora jamur, dan tepung sari
rerumputan.
2. Iritan seperti asap, bau-bauan, dan polutan.
3. Infeksi saluran nafas terutama yang disebabkan oleh virus.
4. Perubahan cuaca yang ekstrem.
5. Kegiatan jasmani yang berlebihan.
6. Lingkungan kerja.
6
7. Obat-obatan.
8. Emosi.
9. Lain-lain, seperti refluks gastrosofagus
2.1.3 patofisiologi
Patofisiologi asma merupakan penyakit inflamasi saluran nafas,
ditandai dengan bronkokonstriksi, inflamasi dan respon yang berlebihan
pada rangsangan (hyperresponssiveness). Selain itu terjadi penurunan
kecepatan aliran udara akibat dari penyempitan bronkus. Akibatnya
penderita menjadi kesulitan untuk bernafas. Selain itu, terjadi peningkatan
mucus secara berlebihan. Asma yang disebabkan menghirup alergen,
biasanya terjadi pada anak-anak yang memiliki keluarga dengan riwayat
penyakit alergi (baik eksim, ultikaria, atau hay fever). Asma juga dapat
terjadi akibat udara dingin, obat-obatan, stress dan olahraga yang yang
terlslu berat. Meskipun ada beberapa cara untuk menimbulkan proses
inflamasi, karakteristik asama pada umumnya sama yaitu terjadi ilfiltrasi
eosinofil dan limfosit serta terjadi pengelupasan mukosa. Kejadian ini
bahkan dijumpai pada penderita asma ringan. Pada pasien meningal dunia
karena serangan asma, secara histogis terlihat ada sumbatan (flug) yang
terdiri dari mukus glikopprotein dan eksudatprotein plasma yang
memperangkat debris yang berisi sel-sel epitelial yang berkelupas dan sel
inflamasi. Selain itu, terlihat adanya penebalan lapisan subepitelial saluran
nafas. Respon inflamasi ini terjadi di sepanjang jalan nafas, dari trakea
sampai ujung bronkiolus. Hal ini juga menyebabkan terjadi hyperplasia
dari kelenjar sel goblet yang menyebabkan hipersekresi mukus secara
berlebihan yang kemudian turun sehingga menyumbat saluran nafas. Sel
utama yang terus berkontribusi pada rangkaian ini diantaranya sel mast,
limfosit dan eosinofil. Pada kasus asma alergi, bronkopasme terjadi akibat
meningkatnya responsivitas dan bronkus akibat adanya rangsangan dari
luar disebut alergen. Rangsangan ini kemudian memicu pelepasan
berbagai senyawa endogen dan sel mast yang merupak mediator inflamasi,
7
2.1.4 Pathway
Suplai O2
kejaringan
Perfusi Penurunan
jaringan cardiac output
parifer
Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
Penyempitan
jalan Penurunan Tekanan
pernafasan curah darah
jantung menurun
1. Pengertian pernafasan
Pernafasan atau respirasi adalah kegiatan pertukaran udara
(karbondioksida dan oksigen) dari dalam tubuh ke luar tubuh/paru-paru.
Oksigen yang berada diluar tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ-organ
pernafasan. Pada keadaan tertentu, bila tubuh kelebihan karbondioksida,
maka tubuh berusaha untuk mengeluarkan karbondioksida yang ada
didalam tubuh tersebut dengan jalan menghembuskan nafas (ekspirasi)
sehingga terjadi suatu keseimbangan antara oksigen dan karbondioksida
didalam tubuh (syaifuddin,2016).
2. Anatomi sistem pernafasan
a. Hidung
Hidung merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat
pernafasan dan indra penciuman. Bentuk dan stuktur hidung
menyerupai piramida atau kerucut dengan alasnya pada prosesus
palatinus osis maksilaris dan pars horizontal osis palatum. Dalam
keadaan normal, udara masuk dalam sistem pernafasan melalui
rongga hidung. Vestibulum rongga hidung berisi serabut-serabut
halus. Epitel vetibulum berisi rambut-rambut halus yang
11
Hidung juga naso atau nasal. Terdiri dari dua kavum nasi yang
dipisahkan oleh septum nasi (sekat rongga hidung). Didalam
hidung terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi untuk menyaring
udara, debu-debu dan kotoran-kotoran yang masuk kedalam
hidung. (Manurung,2016)
b. Faring
Faring adalah suatu saluran otot selaput kedudukannya tegak lurus
antara basis kranii dan vetebrae servikalis VI. Diantara basis kranii
dan esofagus berisi jaringan ikat digunakan untuk tempat lewat
alat-alat di daerah faring (Syafudin,2016)
d. Trakea
Trakea (batang tenggorokan) adalah tabung berbentuk pipa seperti
bentu C yang dibentuk oleh tulang-tulang rawan yang
disempurnakan oleh selaput, terletak diantara vertebraeservikal VI
sampai tepi bawah kartilango krikoid vertebrata torakalis V.
Panjangan sekitar 14 cm dan diameter 2,5 cm, dilapisi oleh otot
polos, mempunyai dinding fibroelastisyang tertanam dalam balok-
balok hialin yang mempertahankan trakea tetap terbuka.
(Syafuddin,2016)
e. Bronkus
Bronkus (cabang tenggorokan) merupakan lanjutan dari trakea,
terdapat pada ketinggian vertebrae torakalis IV dan V. Bronkus
mempunyai struktur sama dengan takea dilapisi oleh sejenis sel
sama dengan trakea dan berjalan kebawah kearah tampuk paaru-
paru. Bronkus mengadakan pendekatan pada lobus pernafasan,
struktur dalam bronkus berbeda dengan diluaar bronkus.
Seluruh gabungan otot menekan bagian yang melalui cabang-
cabang tulang rawan yang makin sempit dan semakin kecil yang
disebut bronkiolus. Dari tiap-taip bronkiolus masuk ke lobus dan
bercabang lebih banyak dengan diameter 0,5 mm, bronkus yang
terakhir membangkitan pernafasan bronkiolus membuka dengan
cara melepaskan udara ke permukaan pernafasan paru-paru.
Pernafasan bronkiolus membuka dengan cara memperluas ruangan
pembuluh alveoli dima terjadi pertukaran udara (oksigen dan
karbondioksida). (Syaifuddin,2016).
seperti jika ada benda asing yang terinhalasi, maka benda asing itu
lebih memungkinkan berada di bronkus kanan dibandingkan
bronkus kiri karena arah dan lebarnya. (Mutaqqin,2013).
f. Pulmo
Paru-paru merupakan organ utama sistem pernafasan yang berada
didalam rongga dada, terdiri atas paru kanan dan paru kiri,. Paru-
paaru dibungkus kantung yang dibentuk oleh pleura paritalis dan
pleura viselaris. Diantara paru kanan dan paru kiri terdapat
mediasternum yang berisi jantung, aorta, dan arteri besar,
pembuluh darah vena besar, trakea.
Kelenjar timus, saraf, jaringan ikat, kelenjar getah bening dan
salurannya. Kedua paru sangat lunak dan elastis, mampu
mengembang dan mengempis secara bergantian. Sifat elastis paru
disebabkan oleh adanya serat-serat jarimgam ikat elastis dan
tegangan permukaan alveolus. Paru-paru berwarna biru keabu-
abuan dan berbintik-bintik akibat dari partikel-partikel debu yang
masuk dimakan fagosit, banyak ditemukan pada pekerja tambang.
Masing-masing paru mempunyai apeks yang tumpul menjorok
keatas, masuk keleher kira-kira 2,5 cm diatas klavikuka. Fasies
kostalis yang koveks berhubungan dengan dinding dada dan fasies
mediastinalis yang konkaf membentuk perikardium. Sekitar
pertengahan kri terdapat hilus pulmonalis suatu lekukan dimana
bronkus, pembuluh darah, dan saraf masuk paru-paru membentuk
radiks pulmonalis. (Syaifuddin, 2016).
15
2.1.7 Komplikasi
1. Pnemunia
Adalah peradangan pada jaringan yang ada pada salah satu atau
kedua paru-paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi
2. Atelektasis
Adalah pengerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat
penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus)
3. Gagal nafas
Terjadi bila pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam
paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan terjadi
pembentukan karbondioksida dal sel-sel tubuh
4. Bronkhitis
Adalah kondisi dimana lapisan bagian dalam dari saluran
pernafasan di paru-paru yang kecil (bronkiolus) mengalami
bengkak. Selain bengkak juga terjadi peningkatan lendir (dahak).
Akibatnya penderita merasa perlu batuk berulang-ulang dalam
upaya mengeluarkan lendir yang berlebihan
5. Fraktur iga
Adalah patah tulang yang terjadi akibat penderita terlalu sering
bernafas secara berlebihan pada obstruksi jalan nafas maupun
gangguan ventilasi oksigen
2.1.8 Klasifikasi
Menurut GINA (global initiative for atsmha), tahun 2017 klasifikasi
asma berdasarkan tingkat keparahannya menjadi empat yaitu :
17
a. Step 1 (intermitten)
Gejala perhari ≤ 2X dalam seminggu. Nilai PEF normal dalam
kondisin serangan asma. Exacerbasi: bisa berjalan ketika bernafas,
bisa mengucapkan kalimat penuh. Respiratory rate (RR) meningkat.
Biasanya tidak ada gejala retraksi dinding dada ketika bernafas.
Gejala umum ≤2X dalam sebulan. Funsi paru PEF atau PEV 1
Variabel PEF ≥80% atau ≤20%
b. Step 2 (Mild Intermitten)
Gejala perhari ≥2X dalam seminggu, tapi tidak 1X sehari. Serangan
asma diakibatkan oleh aktivitas. Exaserbasi: membaik ketika duduk,
bisa mengucapkan kalimat frase, RR meningkat, kadang-kadang
menggunakan retraksi dinding dada ketika bernafas, gejala umum
≥2X dalam sebulan. Fungsi paru PEF atau PEV1 variabel PEF ≥80%
atau 20%-30%
c. Step 3 (Moderate Persistent)
Gejala perhari bisa setiap hari, serangan asma diakibatkan oleh
aktivitas, exaserbasi: duduk tegak ketika bernafas, hanya dapat
mengucapkan kata per kata, RR 30x/menit, biasanya menggunkan
retraksi dinding dada ketika bernafas. Gejala malam ≥1X dalam
seminggu. Fungsi paru PEF atau PEV1 variabel PEF 60%-80% atau
≥30%
d. Step 4 (Severe Persistent)
Gejala perhari, sering dan aktivitas fisik terbatas. Exaserbasi:
abnormal pergerakan thoracoabdominal. Gejala malam sering
muncul. Funsi paru PEF atau PEV 1 variabel PEF ≤60% atau ≥30%
Menurut Zulies Ikawati, 2016 ada beberapa cara untuk
mengklasifikasikan asma. GINA (Globak Anitiative For Atsmha)
menggolongkan asma berdasarkan kondisi terkontrol atau tidaknya,
sehingga diperoleh tiga klasifikasi yaitu : terkontrol, terkontrol
sebagian, dan tidak terkontrol. Keparahan ini nanti akan berimplikasi
terhadap tatalaksana terapinya.
18
a. Pemeriksaan spyrometri
Merupakan merode penunjang dignosis asma yang sederhana,
selain tes spirometri biasa untuk asma bisa dilakukanspirometri
setelah dilakukan pemberian bronkodilator
b. X-Ray thorak
Dilakukan guna menyingkirkan dignosis lain yang meneyebabkan
gejala obstruksi
b. Pemeriksaan darah
1) Analisa gasa darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula
terjadi hipoksia, hiperkapnia, atau asidosis
2) Kadang pada darah terdapat peningkatan SGOT dan LDH
3) Hiponatremia dan kadar leukosit kdanag-kadang diatas 15.00/mm₃
diamana menandakan terdapat suatu infeksi
4) Pada pemeriksaan fakator-faktor alergi terjadi peningkatan dari IGE
pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas serangan
c. Pemeriksaan radiologi
1) Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu
serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni
radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta
diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi,
makan kelainan yang didapat adalah sebagai berikut
2) Bila disertai dengan bronchitis, maka bercak-bercak di hilus akan
bertambah
3) Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gamabaran infiltrate pada
paru
4) Dapat pula menimbulkan gambaran etelektasis local
5) Bila terjadi pneumonia mediasternum, pneumothorak,
pneumoperikardium, maka dapat dilihat gambaran radiolusen pada
paru-paru
d. Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk pencari faktor alergi dengan berbagai allergen yang
dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma. Pemeriksaan
menggunakan tes reample
e. Elektrokardiografi
21
i. Pencegahan
1) Menjauhi allergen, bila perlu desensitiasi
2) Menghindari kelelahan
3) Menghindari stress
4) Mencegah/ mengobati ispa sedini mungkin
5) Olahraga renang, senam asma
2.1.10 Penatalaksaan
Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah dapat mengontrol
manifestasi klinis dari penyakit untuk waktu yang lama, meningkatkan dan
mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup normal
tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk mencapai dan
mempertahankan keadaan asma yang terkontrol.
Terdapat dua faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu :
a. Medikasi
b. Pengobatan berdasarkan derajat
Penangannan asma :
a. Beta agonist (beta adregenik agent)
b. Methyxanlines (enphy bronkodilator)
c. Anti kolenergik ( bronkodilator)
d. Kortekosteroid
e. Mat cell inhibitor ( inhalasi)
f. Oksigen
g. Fisioterapi dada
1) Jangan panik, tenangkan diri anda dan penderita asma tersebut sampai
benar-benar rileks
2) Bawa penderita ketempat yang nayaman dengan udara yang bersih
3) Atur posisi duduk yang nyaman bagi pasien
4) Bantulah penderita menghirup inhiler
5) Sarankan penderita untuk ambil nafas secara perlahan
6) Jika serangan asma berhenti 5-10 menit, sarankan agar penderita untuk
menghirup kembali 1 dosis inhaler
7) Hubungi dokter jika serangan asma tersebut adalah serangan pertama kali
yang dialami
8) Jika inhaler tidak berfungsi dan serangan asma tidak berhenti dalam 5-10
menit, segera baeah ke rumah sakit terdekat secepatnya
9) Jika pasien berhenti bernafas atau kehilangan kesadaran, periksa
pernafsan serta peredaran darahnya lalu lakukan resustasi jantung pada
penderita
Penatalaksanaan medis
1) Oksigen 4-6 liter
2) Pemenuhan hidrasi via infus
3) Bronkodilator
12) Seksualitas
a) Gejala :
Penurunan libido
13) Intervensi sosial
26
a) Gejala :
Ketergantungan, gagal dukungan dari perorangan terdekat
penyakit
b) Tanda :
Ketidakmampuan membuat suara atau mempertahankan
suara karena disstres pernafasan, keterbatasan mobilitas
fisik, kelainan hubungan dengan anggota keluarga yang lain
2.2.3 Intervensi
Intervensi keperawatan yang muncul pada pasien asma
bronchial diantaranya (Amin Huda Nuratif & Hardhi
Kusuma,2015)
1) Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan
gangguan suplai oksigen (bronkopasme), penumpukan sekret,
sekret kental
Tujuan :
Suara nafas vesikuler, bunyi nafas bersih, tidak ada suara
tambahan
Intervensi :
27
Rasional :
Mempercepat penyembuhan
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengar sesak dan batuk
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien merasa
nyaman dengan tidurnya, kebutuhan tidur dapat terpenuhi
Intervensi :
a) Kaji masalah gangguan tidur, karakteristik dan penyebab
gangguan tidur
Rasional :
Untuk memberikan informasi dasar dalam menentukan
rencana perawatan
b) Pastikan tempat tidur klien nyaman dan bersih
Rasional :
Mengurangi gangguan tidur
c) Beri klien posisi yang nyaman
Rasional :
Agar periode tidur tidak terganggu dan rileks
d) Ajarkan klien untuk relaksasi seperti nafas dalam,
progresif, aroma terapi.
Rasional :
Memelihara pertukaran gas, meningkatkan efisiensi
batuk, mengurangi stress baik fisik maupun emosional,
meningkatkan pola tidur
e) Beri oksigen sesuai kebutuhan
Rasional :
Memaksimalkan persediaan oksigen untuk pertukaran
gas
2.2.4 Implementasi
30
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan.
Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah
dicapai setelah inplementasi keperawatan dengan tujuan yang
diharapkan dalam perencanaan (Bararah & Jauhar, 2016 dalam
Maurung, 2018)
Tiga alternative dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai :
a. Berhasil : perilaku pasien sesuai pernyataan tujuan dalam
waktu atau tanggal yang ditetapkan ditujuan.
b.Tercapai sebagian : pasien menunjukan perilaku tetapi tidak
sebaik yang ditentukan dalam pernyataan
c. Belum tercapai : pasien tidak mampu sama sekali
menunjukan perilaku yang diharapkan
sesuai dengan pernyataan tujuan
(Bararah & Jauhar, 2016 dalam
Maurung, 2018).
2.3.2 Metode
Observasi :
34
3.3 Definisi Istilah
a. Asma adalah gangguan pada saluran bronkial dengan ciri bronkopasme periodic (kontraksi spasme
pada spasme saluran pernafasan). Bronkus mengalami inflamasi atau peradangan hipperesponsif
sehingga saluran nafas menyempit dan menimbulkan kesulitan bernafas. Asma adalah penyakit
obstruksi saluran pernafasan yang reversible dan berbeda dari obstruksi saluran pernafasan lain seperti
pada penyakit bronchitis yang bersifat reversible dan berkelanjutan.
b. Pola nafas tidak efektif adalah inspirasi dan/ atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang adekuat
3.4 Subyek Studi Kasus
Subyek dalam penelitian ini adalah dua orang dengan asma di Rumah Sakit Umum Daerah Lahat
dengan kriteria sebagai berikut :
Kriteria inklusi :
a. Pasien bersedia untuk dijadikan sampel penelitian
b. Pasien dengan jenis kelamin laki-laki
c. Pasien menderita asma
Kriteria ekslusi :
a. Pasien tidak bersedia dijadikan sampel penelitian
b. Pasien jenis kelamin perempuan
35
3.8Analisis dan Penyajian Data
Analisis dilakukan untuk mendeskripsikan, menghubungkan, dan menginterprestasikam suatu
data penelitian (Notoatmodjo, 2018). Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu
pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul. Urutan dalam analisis data adalah :
1.Pengolahan Data
Setelah data dianggap sempurna, peneliti melakukan pengolahan data, yakni melakukan
pengecekan kebenaran data, Menyusun data, melaksanakan penyandingan (coding), mengklasifikasi
data, mengoreksi jawaban wawancara yang kurang jelas.
2.Penyajian Data
Teknik penyajian data merupakan cara bagaimana untuk menyajikan data sebaik-
baiknya agar mudah dipahami oleh pembaca. Untuk studi kasus ini data disajikan secara narasi yang
disertai dengan ungkapan verbal dari pasien sebagai data pendukungnya. Kerahasiaan dari responden
di jamin dengan jalan mengaburkan identitas dari responden.
Hasil dari penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel, bagan, dan teks naratif.
3.9Etika Studi Kasus
Menurut Notoatmodjo (2018), penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan etika penelitian.
Prinsip etik diterapkan dalam kegiatan penelitian dimulai dari penyusunan proposal hingga penelitian ini
di publikasikan.
36
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Prinsip ini dilakukan dengan tidak mengemukakan identitas dan seluruh data atau
informasi yang diberkaitan dengan responden kepada siapapun. Peneliti menyimpan data di
tempat yang aman dan tidak terbaca oleh orang lain. Setalah penelitian selesai dilakukan
maka peneliti akan memusnahkan seluruh informasi.
37
Arifuddin, A. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ASMA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SINGGANI KOTA PALU. 5(1), 1–9.
HARDINA, S., . S., & WULANDARI, D. (2019). Pengaruh Konsumsi Air Hangat Terhadap Frekuensi Nafas
Pada Pasien Asma Di Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu Tahun 2019. Journal of Nursing and Public
Health, 7(2), 77–86. https://doi.org/10.37676/jnph.v7i2.901
Pokja, Tim, SDKI, DPP, PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Defenisi dan Indikator
Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Nurarif,Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2016. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Dagnosa Medis dan
Nanda Noc-Noc. Yogjakarta : Mediaction
38
L
A
M
P
I
R
A
N
39
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN LAHAT
Jl. Srikaton No. 81 Lk. III Pagar Agung Lahat Provinsi Sumatra
Selatan. Telepon.(0731) 324257 Faximile 321654
Saya yang bertanda tangan dibawah ini ,dengan ini mengajukan Judul Karya Tulis Ilmiah
(KTI):
JUDUL Keterangan
Implementasi Keperawatan Pemantauan Respirasi Dengan Masalah ACC
Pola Nafas Tidak Efektif Pada Pasien Asma
Mengetahui
40
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN LAHAT
Jl. Srikaton No. 81 Lk. III Pagar Agung Lahat Provinsi Sumatra
Selatan. Telepon.(0731) 324257 Faximile 321654
Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Keparawatan
42
Jl. Srikaton No. 81 Lk. III Pagar Agung Lahat Provinsi Sumatra
Selatan. Telepon.(0731) 324257 Faximile 321654
INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapatkan penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh dengan judul “Implementasi Keperawatan Dukungan Mobilisasi
Pada Pasien Fraktur Dengan Gangguan Mobilitas Fisik Di RSUD Lahat Tahun
2022”.
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan
diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanski apapun.
43
Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
FORMAT PENGKAJIAN
I. Identitas klien
Nama (inisial) : ………………......
Tgl MRS : ……………...
TTL : …………………..
Sumber : ……………...
(kab/kota, umur) /….......tahun Informasi
Jenis kelamin : Perempuan/Laki-laki
Alamat : ………………………………………………………
……………………………………………………….
Status perkawinan : Kawin Janda Duda Belum kawin
Agama : …………………...
Suku : …………………...
Pendidikan : SD SMP SMA PT
Pekerjaan : PNS ABRI / POLRI Pensiunan Wiraswasta Tani
Buruh
44
Alamat : ……………………………………………………..
……………………………………………………..
Keluhan utama
..............................................................................
..............................................................................
Sendiri : ..............................................................................
Orang lain : ..............................................................................
a. Kanak-kanak : ..............................................................................
b. Kecelakaan
c. Pernah dirawat : Penyakit : ...... Waktu/lama: ........... /.......
45
d. Operasi : ..............................................................................
2. Alergi : ..............................................................................
..............................................................................
3. Imunisasi : ................................... ...........................................
..............................................................................
..............................................................................
4.Kebiasaan : Merokok Kopi Alkohol
Lain-lain, sebutkan .......................................
5. Obat-obatan
Sendiri : Jenis :.............. , lamanya: ..........
Orang lain (resep) : Jenis :.............. , lamanya: ..........
6. Pola nutrisi
a. Frekuensi makan...................................x / hari
b. Berat Badan (BB)...................................kg
c. Tinggi Badan (TB)..................................cm
d. Jenis makanan : ..............................................................................
..............................................................................
e. Nafsu makan : Baik
Sedang, alasan; mual/muntah/sariawan
Kurang, alasan; mual/muntah/sariawan
f. Perubahan BB : Tetap
3 bulan terakhir Bertambah..........kg
Berkurang...........kg
7. Pola Eliminasi
a. Buang Air Besar
Frekuensi : ......... x/hari Pengg. pencahar: Ya Tidak
Waktu : Pagi Sore Malam
46
Warna : Kuning/jernih Coklat Coklat tua
Bersolek
Berhajat
47
IV. Riwayat Keluarga
Genogram
V. Riwayat Lingkungan
1. Kebersihan : ..............................................................................
2. Bahaya :.............................................................................
3. Polusi : ……………………………………………………….
2. Persepsi diri
a. Hal yang sangat dipikirkan saat ini: .........................................................................
b. Harapan setelah menjalani perawatan: ...................................................................
c. Perubahan yang dirasa setelah sakit: ………………………………………………
3. Suasana hati : ..............................................................................
Rentang perhatian………………………………………………………..
48
4. Hubungan / Bahasa utama : ................................................
komunikasi Bahasa daerah : ................................................
a. Bicara : JelasRelevan
Mampu mengekspresikan
Mampu mengerti orang lain
b. Tempat tinggal : Sendiri
Bersama orang lain, yaitu .................................
c. Kehidupan keluarga : Adat istiadat yang dianut: ....................................
Pembuatan keputusan dalam keluarga:................
Pola komunkasi : .................................................
Keuangan : Memadai Kurang
e. Kesulitan dalam : Hubungan orang tua
keluarga Hubungan sanak saudara
Hubungan perkawinan
5. Kebiasaan Seksual
a. Gangguan hubungan seksual disebabkan kondisi
: Fertilitas Libido Ereksi
49
Makan obat
Cari pertolongan
Lain-lain (misal. marah, diam, dll),
sebutkan .........................................................
e. Yang dilakukan perawat agar anda nyaman dan aman :……………………..
7. Sistem Nilai – Kepercayaan
a. Siapa atau apa sumber kekuatan : ………………………………………..
b. Apakakah Tuhan, Agama, Ya
Kepercayaan Tidak
c. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan
d.
frekuensi), sebutkan ....................................................................................
.............. .................................................
.............. .................................................
.............. .................................................
Konjungtiva : .......................................................
50
Fungsi penglihatan : Baik Kabur
Perdarahan : .........................................................
51
Kemampuan melakukan aktivitas : ..................
Batuk darah : Ya Tidak
Sianosis : .........................
Rontgen Foto terakhir ..... Hasil ............
............................................................................
52
6. Kardiovaskuler dan : Nadi perifer : ......................... ……………………..
Sirkulasi Capillary Refill (CR) : ......... ……………………….
Distensi vena jugularis : ………………………..
Suara jantung : ………………………………….
Suara jantung tambahan : ....................................
Irama jantung (monitor) : ....................................
Nyeri : ............................. Edema : ....................
Palpitasi : ......................... Baal : .........................
Perubahan warna (kulit, kuku, bibir, dll) : ..........
Clubbing : ...................................................
Keadaan ekstrimitas :..........................................
Synkop : ..............................................................
8. Eliminasi
Ileostomy : .........................................................
Konstipasi : ........................................................
Diare : ..................................................................
Tidak
53
Urin – Output.........................................cc
9. Reproduksi : Kehamilan : .........................................................
Buah dada : ..........................................................
Perdarahan : .........................................................
Pemeriksaan pap smear terakhir.......... ................
Hasil ..............................................................
Keputihan ............................................................
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari)
...............................
Prostat : ................................................................
Penggunaan kateter : ...........................................
10. Persafaran : Tingkat kesadaran : ......................... GCS : .......
Orientasi : ............................................................
Riwayat epilepsi / kejang / parkinson :
Ya Tidak
Reflek : ................................................................
Kekuatan menggenggam : ..................................
Pergerakan ekstrimitas : ......................................
11. Muskuloskletal : Nyeri : ..................................................................
Kekakuan : ...........................................................
Pola latihan gerak : ..............................................
12. Kulit : Warna : ................................................................
Integritas : ............................................................
Turgor : ................................................................
VIII. Data Laboratorium
54
.................................. .............................................. .........................
.................................. .............................................. .........................
IX. Pengobatan
Obat Dosis Tanggal
.................................. .............................................. .........................
.................................. .............................................. .........................
.................................. .............................................. .........................
.................................. .............................................. .........................
X. Hasil Pemeriksaan Penunjang lainnya
Jenis Hasil Tanggal
.................................. .............................................. .........................
.................................. .............................................. .........................
.................................. .............................................. .........................
.................................. .............................................. .....................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
.............................................................................................................................
XIII. Kesimpulan
..............................................................................................................................
55
SOP (Standar Operasional Prosedur)
57
58
59
35