OLEH :
TAHUN 2022
PENERAPAN TERAPI MUSIK KLASIK PADA
PASIEN DENGAN MASALAH GANGGUAN
SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PERUMNAS LAHAT T A H U N 2 0 2 2
OLEH :
TAHUN 2022
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
10 januari 2022
Pembuat Pernyataan
Mengetahui :
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah dengan judul Penerapan Terapi Musik Klasik Pada Pasien
Gangguan Sensori Halusinasi Pendengaran Diwilayah Kerja Puskesmas Perumnas
Lahat Tahun 2022
Oleh : Indah Nurul Latif
NIM : PO.71.20.5.19.014 “ Telah diperiksa dan disetujui serta layak untuk
dipertahankan di hadapan Tim Penguji Sidang Ujian Laporan Tugas Akhir Studi
Kasus pada Program Studi D3 Keperawatan Lahat Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palembang. “
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah dengan judul Penerapan Terapi Musik Klasik Pada Pasien
Gangguan Sensori Halusinasi Pendengaran Diwikayah Kerja Puskesmas
Perumnas Lahat 2022 Oleh : Indah Nurul Latif NIM : PO.71.20.5.19.014 telah
dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal ….
Dewan Penguji
Mengetahui
A.Gani,S.P.d.SKM.K.Kep.M.Kes
NIP. 196609041989031003
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas
Berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Palembang.Saya sangat menyadari tanpa bantuan dari
pembimbing,teman teman sedepartemen dan teman teman seperjuangan saya
kesulitan untuk menyelesaikan laporan ini karena dari itu saya ucapkan terima
kasih banyak kepada :
7. Teman sekaligus Sahabat saya angkatan 2019 yang telah membantu dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
iv
DAFTAR ISI
v
2.2 Asuhan keperawatan ...................................................................................................... 15
2.2.1 Pengkajian ............................................................................................................ 15
2.2.2 Diagnosis .............................................................................................................. 25
2.2.3 Intervensi .............................................................................................................. 25
2.2.4 Implementasi ........................................................................................................ 27
2.2.5 Evaluasi ................................................................................................................ 28
2.3 penerapan terapi music klasik dengan masalah halusinasi pendengaran .................... 29
2.3.1 Penerapan terapi music klasik .............................................................................. 29
2.3.2 Metode.................................................................................................................. 29
BAB III METODE STUDI KASUS .................................................................................. 31
3.1 Rancangan studi kasus.................................................................................................. 31
3.2 Kerangka studi kasus .................................................................................................... 31
3.3 Definisi istilah .............................................................................................................. 32
3.4 Subyek studi kasus ....................................................................................................... 32
3.5 Fokus studi kasus.......................................................................................................... 32
3.6 Tempat dan waktu studi kasus...................................................................................... 32
3.7 Instrumen dan metode pengumulan data ...................................................................... 32
3.8 Analisis dan pengolaan data ......................................................................................... 33
3.9 Etika studi kasus .......................................................................................................... 34
Daftar Pustaka
Lampiran
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
upaya prevenif dan promotif serta deteksi dini gangguan jiwa dan
melakukan upaya rehabilitasi (Miftachul, 2017).
Upaya pemerintah yang sudah dilakukan dalam penanganan orang
gangguan jiwa belum mengalami keberhasilan yang maksimal. Upaya
tersebut adalah melakukan pendekatan manajemen pelayanan kesehatan
jiwa berbasis komunitas melalui pemberdayaan masyarakat (Miftachul,
2017). Selanjutnya, upaya lain yang ingin saya terapkan agar berkurangnya
masalah gangguan jiwa dengan halusinasi menggunakan metode terapi
musik. Terapi musik merupakan salah satu bentuk dari teknik relaksasi yang
bertujuan untuk memberikan rasa tenang, mengendalikan emosi dan
menyembuhkan gangguan psikologi (Purnama, 2016).
Metode ini sudah dibuktikan dapat menurunkan tingkat halusinasi.
Salah satu hasil penelitian (Damayanti, 2014) didapatkan jumlah responden
dengan tingkat halusinasi sedang sebelum diberikan terapi musik adalah 11
orang (73,3%), setelah diberikan terapi musik klasik tingkat halusinasi
sedang menjadi 3 orang (20%) dengan total responden 15 orang. Hal ini
menunjukkan hasil bahwa terapi musik sangat efektif bagi penderita
skizofrenia untuk mengatasi tangka halusinasi.
(Aldam & Wardani, 2019) Terapi musik merupakan salah satu
intervensi nonfarmakologis yang memiliki kekuatan untuk meningkatkan,
memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, sosial dan
spiritual. (Apriliani et al., 2021) terapi musik merupakan salah satu bentuk
dari teknik relaksasi yang tujuannya untuk memberikan rasa tenang,
membantu mengendalikan emosi, serta menyembuhkan gangguan psikologi.
Terapi musik juga digunakan oleh psikolog dan psikiater dalam mengatasi
berbagai macam gangguan jiwa dan juga gangguan psikologis. Tujuan terapi
musik adalah memberikan relaksasi pada tubuh dan pikiran penderita,
sehingga berpengaruh terhadap pengembangan diri, dan menyembuhkan
gangguan psikososialnya.
(Aldam & Wardani, 2019) Menurut penelitian dari (Try Wijayanto &
Agustina, 2017) pasien yang sudah diberikan terapi musik klasik tampak
fokus saat di ajak berbicara, menjawab pertanyaan dengan benar, jarang
4
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
d. Tahap halusinasi
Tabel 2.2
Tahapan Halusinasi
e. Psikopatologi
Psikopatologi dari halusinasi yang belum di ketahui. Banyak teori
yang di ajukan yang menekankan pentingnya faktor-faktor
psikologik, fisiologik dan lain-lain. Beberapa orang mengatakan
bahwa situasi keamanan di otak normal di bombardier oleh aliran
stimulus yang bersal dari tubuh, jika masuk an akan terganggu
atau tidak ada sama sekali saat bertemu dalam keadaan normal
atau patologis, materi berada dalam prasadar dapat unconsicious
atau di lepaskan dalam bentuk halusinasi, pendapat lain
mengatakan bahwa halusinasi dimulai dengan keinginan yang di
represike unconsicious dan kemudian karena kepribadian rusak
dan kerusakan pada realitas tingkat kekuatan keinginan
sebelumnya di proyeksikan keluar dalam bentuk stimulus
eksternal.(Mulia & Damayanti, 2021)
10
g. Pohon Masalah
Bagan 2.1.
Pohon Masalah
( causa )
Isolasi sosial
i. Rentang Respon
Menurut Halusinasi merupakan gangguan dari persepsi
sensori, sehingga halusinasi merupakan gangguan dari respons
neurobiologi. Oleh karenanya, secara keseluruhan, rentang
respons halusinasi mengikuti kaidah rentang respons
neurobiologi.
Rentang respons neurobiologi yang paling adaptif adalah
adanya pikiran logis, persepsi akurat, emosi yang konsisten
dengan pengalaman, perilaku cocok, dan terciptanya hubungan
sosial yang harmonis. Sementara itu, respons maladaptif meliputi
adanya waham, halusinasi, kesuakaran proses emosi, perilaku
tidak terorganisasi, dan isolasi sosial : menarik diri
Gambar 2.1
Rentang Rentang Respons Neurobiologi Halusinasi
Adaptif Maladaptif
a. Pikiran logis a. Pikiran kadang a. Gangguan proses
b. Persepsi akurat menyimpang pikir:waham
c. Emosi konsisten b. Ilusi b. Halusinasi
dengan c. Emosi tidak stabil c. Ketidakmampuan
pengalaman d. Perilaku aneh untuk mengalami
d. Perilaku sesuai e. Menarik diri emosi
e. Hubungan social d. Ketidakteraturan
isolasi social
( Sumber : Stuart,2013 )
12
j. Mekanisme Koping
Mekanisme koping merupakan perilaku yang mewakili
upaya untuk melindungi diri sendiri, mekanisme koping
halusinasi menurut Yosep (2016), diantaranya:
1. Regresi
Proses untuk menghindari stress, kecemasan dan
menampilkan perilaku kembali pada perilaku perkembangan
anak atau berhubungan dengan masalah proses informasi dan
upaya untuk menanggulangi ansietas.
2. Proyeksi
Keinginan yang tidak dapat di toleransi, mencurahkan emosi
pada orang lain karena kesalahan yang dilakukan diri sendiri
(sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan identitas).
3. Menarik diri
Reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun
psikologis. Reaksi fisik yaitu individu pergi atau lari
menghindar sumber stressor, sedangkan reaksi psikologis
yaitu menunjukkan perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak
berminat, sering disertai rasa takut dan bermusuhan.
k. Penatalaksanaan
Gangguan halusinasi dapat diatasi dengan terapi
farmakologi dan non farmakologi Menurut Keliat,, Wiyono dan
Susanti (2011) terapi farmakologi dan non farmakologi dapat
mengatasi gangguan halusinasi. Terapi farmakologi dengan
menggunakan obat antipsikotik. Terapi non farmakologi
mengginakan proses fisiologi karena lebih aman digunakan
sehingga tidak menimbulkan efek samping seperti obat- obatan.
Salah satu terapi non farmakologis yang efektif adalah
mendengarkan musik.
13
7. Hubungan Sosial
a) Orang yang berarti
Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup pasien
b) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Tanyakan kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat,
keterlibatan atau peran serta dalam kegiatan
20
2.2.2 Diagnosis
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis
mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun
potensial (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, 2017)
Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis tentang
respon aktual atau potensial dari individu, keluarga atau
masyarakat terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan.
Rumusan diagnosis yaitu permasalahan berhubungan dengan
etiologi dan keduanya ada hubungan sebab akibat secara ilmiah
(Carpenito dalam Yusuf, dkk, 2015).
Menurut (Barus & Siregar, 2020) diagnosa keperawatan
klien yang muncul klien dengan gangguan persepsi sensori :
halusinasi adalah sebagai berikut :
a. Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran ( D.0085 )
a.) Definisi
perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun
eksternal yang disertai dnegan respon yang berkurang,
berlebihan atau terdistorsi
b.) Penyebab
1. Gangguaan penglihatan
2. Gangguan pendengaran
3. Gangguan penghiduan
4 gangguan perabaan
5. Hipoksa serebral
6. Penyalahgunaan zat
7. Usia lanjut
8. Pemanjanan toksi lingkungan
c.) Gejala dan tanda Mayor
27
1.) Subjektif
1.Mendengar suara bisikan atau melihat bayangan
2.Merasakan sesuatu melalui indera perabaan,penciuman,
perabaan,atau pengecapan
2.) Objektif
1. Distori sensori
2. Respon tidak sesuai bersikap seolah melihat,
mendengar,mengecap,meraba,atau mencium sesuatu
Edukasi
1. Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi
2. Anjurkan bicara pada orang ynag dipercaya untuk memberi
dukungan dan umpan balik korektif terhadap halusinasi
3. Anjurkan melakukan distraksi ( mis.mendengarkan music,
melakukan aktivitas relaksasi )
4. Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan antiansietas,jika perlu
BAB III
METODE STUDI KASUS
Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi Keperawatan Gangguan Persepsi
Sensori engan Terapi Musik Klasik
34
35
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2581/4/Chapter%202.pdf
https://www.google.com/search?q=Berdasarkan+data+di+Dinas+Kesehatan+(Din
kes)+Kabupaten+Lahat%
http://eprints.undip.ac.id/43252/2/14._BAB_II.pdf
LAMPIRAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini ,dengan ini mengajukan Judul Karya Tulis
Ilmiah (KTI)
Nama : Indah Nurul Latif
NIM : PO.7120519014
Tingkat : III.A
Pembimbing I : A.Gani,S.P.d.SKM.K.Kep.M.Kes
Pembimbing II : Sri Martini, S.Pd.S.Kp,.M.Kes
JUDUL Keterangan
Penerapan terapi musik klasik pada pasien dengan masalah gangguan ACC
sensori halusinasi pendengaran di wilayah kerja puskesmas perumnas
lahat tahun 2022
Mengetahui
A.Gani,S.P.d.SKM.K.Kep.M.Kes
NIP :196609041989031003
LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan
dilakukan oleh dengan judul “Peneraoan Terapi Musik Klaisk Pada Pasien Gangguan
Ssensori Halusinasi Pendingaran di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas lahat
Tanhun 2022”.
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan
diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu – waktu tanpa sanksi apapun.
Hari/Tanggal : ( Responden I )
Jumlah 100
Keterangan :
Hari/Tanggal :
( Responden II )
1. Hubungan Saling 10
Percaya
Dapat Mengucapkan
5. Penyebab 10
Halusinasi
Mampu Menyebutkan
6. Keuntungan 10
Mendengarkan
Terapi Musik
Klasik
Mampu Menyebutkan
Kerugian yang
7. ditimbulkan dari 10
Halusinasi
Pendengarannya
Mampu Melakukan
8. Penerapan Terapi 10
Musik KLasik Dengan
Benar
Mampu Menyebutkan
Perasaan Ketika
9. 10
Sudah melakukan
Penerapan Terapi
Musik KLasik
Mampu Menerima
Penerapan Terapi
Jumlah 100
Keterangan :