Anda di halaman 1dari 112

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

S DENGAN GANGGUAN
PRESEPSI SENSOR HALUSINASI PENDEGARAN DENGAN
PENDEKATAN TEORI HILDEGARD PEPLAU’S

DI RUANGAN SALAK

RSUD MADANI PALU

( Studi Kasus)

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program


Pendidikan profesi Ners Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan

Disusn Oleh:

ASRIANI
NIM :PO7120421004

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS PALU

i
2021-2021

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Karya Tulis Imiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk di uji oleh tim Penguji
Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi Ners Keperawatan Palu.
Nama : Asriani
NIM : PO7120421004

Palu, Agustus 2022

Helena Pangaribua,S.Kep, Ns,M.Kep Pembimbing I


NIP. 197205201996032002

Supirno,S.Kep,Ns,M.Kep Pembimbing II
NIP. 197409141997031002

Mengetahui
Ketua Prodi Ners Keperawatan Palu

Dr. Jurana, S.Kep.,Ners.,M.Kes


NIP. 19711215 199101 2 001

ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya Tulis Imiah ini telah diperbaiki oleh peneliti yang telah diperiksa kembali
oleh tim penguji Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program studi Ners
Keperawatan Palu dan disetujui.
Nama : Asriani
NIM : PO7120421004

Palu, Agustus 2022

Selvi Alfrida Mangundap, S.Kp.,M.Si Penguji 1


NIP : 196604241989032002

…….
NIP : ….. Penguji 2

…….
NIP : ……. Penguji 3

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Keperawatan Direktur Poltekkes Kemenkes Palu

Selvi Alfrida Mangundap, S.Kp.,M.Si Nasrul, SKM.,M.Kes


NIP. 196604241989032002 NIP. 196804051988021001
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir ini dengan baik. Ucapan terima

kasih yang tak terhingga saya sampaikan kepada kedua orang tua saya, ayahanda Molleng

dan ibunda Sanaria tercinta yang tidak pantang menyerah dalam memberikan doa, bantuan

dukungan material, kasih sayang, pengorbanan, dan semangat disetiap langkah perjalanan

saya dalam menuntut ilmu. Penulisan Karya Ilmiah Akhir ini dilakukan dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Profesi Ners Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Palu. Karya Ilmiah Akhir ini terwujud atas bimbingan, pengarahan,

dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Nasrul,SKM.,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kementrian Kesehatan Palu.

2. Selvi Alfrida Mangundap, S.Kp.,M.Si, selaku Ketua Jurusan Politeknik Kementrian

Kesehatan Palu.

3. Dr.Jurana.,S.Kep,Ns,M.Kes selaku Ketuan Prodi Profesi Ners Politeknik Kementrian

Kesehatan Palu

4. Helena Pangaribuan,S.Kep,Ns,M.Kep selaku pembimbing 1 yang memberikan

bimbingan dan arahan serta motivasi kepada penulis selama penyusunan Karya Ilmiah

Akhir hingga selesai.

iv
5. Supirno,S.Kep,Ns.M,Kepselaku pembimbing II yang memberikan bimbingan dan

arahan selama penyusunan Karya Ilmiah Akhir hingga selesai.

6. selaku penguji I yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan

Karya Ilmiah Akhir hingga selesai.

7. selaku penguji II yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan

Karya Ilmiah Akhir hingga selesai.

8. Bapak dan ibu pengelola Prodi Profesi Ners Politeknik Kementrian Kesehatan Palu

yang banyak membantu dari awal perkuliahan hingga penyelesaian karya ilmiah akhir

ini.

9. Seluruh pihak yang ikut membantu, baik secara langsung maupun tidak langusng.

Peneliti hanya bisa berdoa, semoga Allah karuniakan kebaikan-kebaikan kepada

mereka. Aamiin.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan semua

pihak

yang telah membantu. Semoga tugas akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan

ilmu.

Palu, Agustus 2022

Asriani

v
DAFTAR ISI

SAMPUL………………………………………………………………………..i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………….........ii

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI………………………………………..iii

KATA PENGANTAR………………………………………………………….iv

DAFTAR ISI......................................................................................................v

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….vi

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………vii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………viii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................3

C. Tujuan Penulis.........................................................................................3

1. Tujuan Umum……………………………………………………….3

2. Tujuan Khusus………………………………………………………3

D. Manfaat Penulisan …………………………………………………..…3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................5

A. Konsep Teori keperawatan Hildegard Peplau........................................7

B. Konsep Penyakit Terakait......................................................................8

vi
C. Faktor predisposisi.................................................................................8

D. Faktor presipitasi....................................................................................9

E. Jenis halusinasi dan Manifestasi klinis................................................11

F. Terapi psikofarmakologi......................................................................15

G. Penatalaksanaan...................................................................................17

H. Konsep Keperawatan...........................................................................18

BAB III LAPORAN KASUS .........................................................................23

A. Pengkajian............................................................................................29

B. Diagnosa Keperawatan........................................................................37

C. Rencana Keperawatan..........................................................................40

D. Implementasi Keperawatan.................................................................43

BAB IV ANALISA..........................................................................................60

A. Analisa masalah Keperawatan utama ………………………………..60

B. Analisa intervensi utama dihubungkan dengan konsep teori…………62

C. Alternatif pemecahan yang dapat dilakukan………………………….63

BAB V KESIMPULAN………………………………………………………64

A. Kesimpulan…………………………………………………………...64

B. Saran...........................................................................……………….64

DAFTAR PUSTAKA......................................................……………………65
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis Halusinasi ……………………………………………………….16


Tabel 2.2 Psikofarmakologis……………………………………………………..25
Tabel 2.3 Intervensi keperawatan .........................................................................27
Tabel 2.4 Analisa Data ..........................................................................................46

1
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Pohon Masalah..................................................................................16


Gambar 2.2 Rentang Respon.................................................................................23
Gambar 2.3 Genogram...........................................................................................41

2
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pernyataan Keaslian Tulisan............................................................36


Lampiran 2 Lembar Konsultasi Karya Ilmiah Akhir............................................36
Lampiran 3 Kasus Kelolaan Asuhan Keperawatan..............................................37
Lampiran 4 Curriculumn Vitae...........................................................................106

3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

1. Nama : Asriani

2. Nim : PO7120421004

3. Tempat Tanggal Lahir : Lasusa ,25 November 1999

4. Jenis kelamin : Perempuan

5. Agama : Islam

6. Suku bangsa : Bugis/ Indonesia

7. Alamat : Kota Makassar

8. No. Hp : 085243202096

9. Gol. Darah :B

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SDN1 Watuliwu lulus pada tahun 2011.

2. SMP Negeri 1 lasusua lulus pada tahun 2014.

3. SMK Opu Mapata , lulus pada tahun 2017.

4.Program Studi Diploma IV Keperawatan Politeknik Kesehatan Makassar mulai

tahun 2017 sampai 2021.

5. Program Studi Profesi Ners Keperawatan Politeknik Kesehatan Palu mulai tahun 2021

sampai 2022.

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan.
Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi
merupakan suatu hal yang di butuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa
adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup,
dapat menerima orang lain sebagai mana adanya. Serta mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Kemenkes, 2013).
Menurut Sekretaris Jendral Dapertemen Kesehatan (Sekjen Depkes),
H. Syafii Ahmad, kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan
global bagi setiap negara termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan
pesatnya kemajuan teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-
nilai sosial dan budaya pada masyarakat. Di sisi lain, tidak semua orang
mempunyai kemampuan yang sama untuk menyusuaikan dengan berbagai
perubahan, serta mengelola konflik dan stres tersebut (Diktorat Bina
Pelayanan Keperawatan dan Pelayanan Medik Dapertemen Kesehatan,
2017).
Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara
klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan
menimbulkan gangguan pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia

5
(Keliat, 2014). Upaya Kesehatan Jiwa adalah setiap kegiatan untuk
mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu,
keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif
berkesinambungan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau masyarakat
(UU Kesehatan Jiwa, 2014).
Setiap saat dapat terjadi 450 juta orang diseluruh dunia terkena
dampak permasalahan jiwa, syaraf maupun perilaku dan jumlahnya terus
meningkat. Pada study terbaru WHO di 14 negara menunjukkan bahwa pada
negara- negara berkembang, sekitar 76-85% kasus gangguan jiwa parah
tidak dapat pengobatan apapun pada tahun utama (Hardian, 2018).

Di Rumah Sakit Jiwa di Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang


dialami oleh pasien gangguan jiwa adalah halusinasi pendengaran, 20%
halusinasi penglihatan, dan 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan
dan perabaan. Angka terjadinya halusinasi cukup tinggi. Berdasarkan hasil
pengkajian di Rumah Sakit Jiwa Medan ditemukan 85% pasien dengan
kasus halusinasi. Menurut perawat di Rumah Sakit Grhasia Propinsi
DaeraIstimewa Yogyakarta khususnya di ruang kelas III rata- rata angka
halusinasi mencapai 46,7% setiap bulannya (Mamnu’ah, 2013).
Dampak yang dirasakan oleh keluarga dengan adanya anggota
keluarga mengalami halusinasi adalah tingginya beban ekonomi, beban
emosi keluarga, stress terhadap perilaku pasien yang terganggu, gangguan
dalam melaksanakan kegiatan rumah tangga sehari-hari dan keterbatasan
melakukan aktifitas. Beban sosial ekonomi diantaranya adalah gangguan
dalam hubungan keluarga , keterbatasan melakukan aktifitas sosial,
pekerjaan, dan hobi , kesulitan finansial, dan dampak negatif terhadap
kesehatan fisik keluarga. Beban psikologis menggambarkan reaksi
psikologis seperti perasaan kehilangan, sedih, cemas dan malu terhadap
masyarakat sekitar, stress menghadapi gangguan perilaku dan frustasi akibat
perubahan pola interaksi dalam keluarga (Ngadiran, 2011)

Dampak yang dirasakan keluarga berkepanjangan, maka perlu


adanya pengelolaan yang tepat bagi anggota keluarga yang mengalami
halusinasi, maka peran keluarga sangatlah penting untuk terlibat dalam
mengatasi masalah kesehatan yang terjadi. Perawat sebagai pelaksana
6
asuhan keperawatan keluarga dapat bekerja sama dengan keluarga untuk
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga yang mengalami halusinasi.
Gangguan orientasi realita adalah ketidak mampuan individu untuk
menilai dan berespon pada realita. Klien tidak dapat membedakan
rangsangan internal dan eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan
kenyataan. Klien juga tidak mampu untuk memberikan respon yang akurat,
sehingga tampak perilaku yang sulit dimengerti. Halusinasi adalah
penyerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luaryang
dapat meliputi semua panca indera dan terjadi disaat individu sadar penuh
(Depkes dalam Dermawan dan Rusdi, 2013)

Halusinasi pendengaran adalah klien mendengar suara-suara yang


tidak berhubungan dengan stimulasi nyata yang orang lain tidak
mendengarnya (Dermawan dan Rusdi, 2013). Sedangkan menurut
Kusumawati (2010) halusinasi pendengaran adalah klien mendengar suara-
suara yang jelas maupun tidak jelas, dimana suara tersebut bisa mengajak
klien berbicara atau melakukan sesuatu.

Karya Ilmiah Akhir Ners ini menggabungkan tindakan keperawatan

Dengan salah satu teori model keperarawatan yang sesuai dengan kondisi
klien halunasi pendegaran yaitu terori keperawatan Hildegrad Peplau’s
teori model ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri
sendiri dan orang lain dengan menggunakan dasar hubungan antara
manusia untuk mencapai tujuan Bersama ( Peplau 1952 dalam Leddy &
Pepper ,1993) Tujuan dari pemilihan teori ini adalah untuk meningkatakan
hubungan antara pasien dan perawat yang bekerjasama sebagai sebuah tim
untuk meningkatkan kesadaran diri, tingkat kematangan dan pengatahuan
selama proses perawatan, dasar teori hubungan interpersonal adalah
hubungan antara perawat dengan klien untuk dapat menjalani hubungan
antara orang lain luar dari perawat , hal ini adalah mendasari penulis dalam
mengabunggkan antara tindakan keperawatan dengan teori keperawatan

Karya Ilmiah Akhir Ners ini menggabungkan tindakan keperawatan

7
Dengan salah satu teori model keperarawatan yang sesuai dengan kondisi
klien halunasi pendegaran yaitu terori keperawatan Hildegrad Peplau’s teori
model ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri
dan orang lain dengan menggunakan dasar hubungan antara manusia untuk
mencapai tujuan Bersama ( Peplau 1952 dalam Leddy & Pepper ,1993)
Teori Peplau sangat tepat diaplikasikan pada klien yang mengalami
halusinasi karena menjelaskan proses hubungan antara perawat dan klien
dimulai dari tahap orientasi dimana perawata merupakan orang asing yang
baru dikenal oleh klien, selanjutnya masuk dalam tahap identifikasi dan
eksploitsi dimana terjadi proses hubungan terapeutik untuk membantu
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh klien dan diakhiri dengan
tahap resolusi dimana klien diupayakan untuk tidak tergantung kepada
perawat karena telah dilakukan latihan mengatasi masalah oleh perawat

8
.Hal ini memberikan kesempatan bagi perawatuntuk mengajari pasien
bagaimana cara mengungkapkan persaan serta bagaiman menunjukkan
persaan sehingga pada praktek keperawatan sehari- harinyaketika perawat
dan pasien mengidentifikasi satu maslah pertma kalinya, mereka mulai
menyusun tindakan yang tept untuk menyelesaikan maslah.Tujuan dari
pemilihan teori ini adalah untuk meningkatakan hubungan antara pasien
dan perawat yang bekerjasama sebagai sebuah tim untuk meningkatkan
kesadaran diri, tingkat kematangan dan pengatahuan selama proses
perawatan, dasar teori hubungan interpersonal adalah hubungan antara
perawat dengan klien untuk dapat menjalani hubungan antara orang lain
luar dari perawat , hal ini adalah mendasari penulis dalam mengabunggkan
antara tindakan keperawatan dengan teori keperawatan

9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis
merumuskan bagaimana penatalaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.
S dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran dengan
pendekatan teori Hildegard Peplau’s di ruangan salak RSUD madani
sulawesi tengah.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan laporan kasus ini adalah sebagai berikut:
a. Tujuan umum:
Mendapatkan pengalaman dalam Asuhan Keperawatan pada klien
dengan halusinasi pendengaran di RSUD madani sulawesi tengah,
yang meliputi pengkajian, penegakkan diagnosa, merencanakan dan
melaksanakan tindakan keperawatan, dan mengevalu
b. Tujuan Khusus:
1. Melaksanakan pengkajian data pada klien dengan masala
Utama gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
2. Menganalisa data pada klien dengan gangguan persepsi
sensori:halusinasi pendengaran.
3. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran
4. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran.
5. Mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan pada klien
dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran.
6. Mengevaluasi tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran

10
D. Manfaat Penulisan
Laporan KIA-N ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Penulis dapat memperdalam pengetahuan tentang asuhan
keperawatan yang telah dilakukannya.
2. Penderita adalah dapat memaksimalkan kemampuannya untuk
dapat mengendalikan jiwanya sehingga dapat sembuh dari
gangguan jiwanya.
3. Pembaca hasil asuhan keperawatan ini semoga dapat menambah
pengetahuan dan masukan dalam mengembangkan ilmu
keperawatan di masa yang akan datang.

11
BAB II

TINJAUAN
PUSTAKA

A. Konsep teori keperawatan Hildegard Peplau’s


1. Sumber Teori Hildegard E Peplau
Peplau memasukkan pengetahuan ke dalam kerangka konseptualnya
yang pada akhirnya berkembang menjadi model keperawatan berbasis
teori.Peplau menggunakan pengetahuan yang dikutip dari ilmu perilaku
dan model psikologikal untuk mengembangkan teori hubungan
interpersonal. Kutipan dari model psikologikal menyatakan bahwa “
memungkinkan bagi perawat untuk saatnya berpindah dari orientasi
terhadap penyakit ke salah satu bagian dari psikologi, perasaan, serta
perilaku yang dapat di keluarkan dan dimasukkan ke dalam intervensi
keperawatan. Hal ini memberikan kesempatan kepada perawat untuk
mengajari pasien bagaimana cara mengungkapkan perasaan serta
bagaimana cara menunjukkan perasaan tersebut. Hary Stack Sullivan,
Percival Symonds, Abraham Maslow, Bella Mittleman dan Neal Elgar
Miller adalah merupakan tokoh – tokoh sumber utama Peplau didalam
mengembangkan kerangka konseptualnya. Bahkan beberapa konsep
terapeutik ia dapatkan secara langsung dari tokohnya sendiri yakni Freud
dan Fromm (Tomey & Alligood, 1998).
2.Pengertian Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau
Teori yang dikembangkan Hildegard E Peplau adalah keperawatan
spikodinamik (Psychodynamyc Nursing).Teori ini dipengaruhi oleh
model hubungan interpesonal yang bersifat terapeutik (significant
therapeutic interpersonal process). Hildegard E. Peplau mendefenisikan
teori keperawatan  psikodinamikanya sebagai berikut:
  “Perawatan psikodinamik adalah kemampuan untuk memahami
perilaku seseorang untuk membantu mengidentifikasikan kesulitan-
kesulitan yang dirasakan dan untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip

12
kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang muncul
dari semua hal atau kejadian yang telah dialami.”

Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan


perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik.
Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk
membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian (Chinn
dan Jacobs, 1995).Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan
hubungan antara perawat dan klien, dimana perawat bertugas sebagai
narasumber, konselor, dan wali.
Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan
masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia.Dengan
berkembangnya hubungan antara perawat dan klien, perawat dan klien
bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian
masalahnya.Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan
memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan
perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang
berhubungan dengan masalah kesehatannya.Teori Peplau merupakan teori
yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat-klien membentuk suatu
“kekuatan mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang efektif
dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills,
1990).Ketika kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang baru mungkin
muncul. Hubungan interpersonal perawat-klien digambarkan sebagai fase-
fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini : orientasi, identifikasi,
penjelasan, dan resolusi (Chinn dan Jacobs, 1995).
Peplau menerbitkan Buku Interpersonal Relation in Nursing pada
tahun 1952 Artikel-artikel di majalah-majalah profesional dan topik
konsep-konsep interpersonal sampai pada isu-isu keperawatan yang
terbaru. Dan selanjutnya Peplau mengembangkan teori keperawatan yang
dikenal dengan Psychodynamic Nursing.
  Model  konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang
lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4
komponen sentral :
13
1. Pasien Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik
biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu
berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar
pengalaman.Pasien adalah subjek yang langsung dipengaruhi. .Oleh
adanya proses interpersonal
.
2. Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksinterpersonal
dengan pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien
mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam
hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja,
pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin
dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal.
2. Masalah Kecemasan yang terjadi akibat sakit / Sumber
KesulitanAnsietas berat yang disebabkan oleh kesulitan
mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang
sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain
mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model
peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena
berkaitan langsung dengan kondisi sakit.
3. Proses Interpersonal
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan pasien ini
menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas pasien oleh
perawat yang terdiri dari 4 fase. Peplau mengidentifikasi empat
tahapan hubungan interpersonal yang saling berkaitan yaitu: (1)
orientasi, (2) identifikasi,  (3) eksploitasi, (4) resolusi (pemecahan
masalah). Setiap tahap saling melengkapi dan berhubungan sebagai
satu proses untuk penyelesaian masalah
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini
memiliki empat tahap diantaranya:
a. Tahap orientasi, lebih difokuskan untuk membantu pasien
menyadari
ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan
perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian
askep pada klien. Pada tahap ini perawat dan klien melakukan
14
kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses
pengumpulan data.
b. Fase identifikasi, Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi
perilku
pasien dan memberikan asuhan keperawatan. Respon pasien pada
fase identifikasi dapat berupa :
a. Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
b. Individu mandiri terpisah dari perwat.
c.   Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.
d.   Pada tahap identifikasi ini peran perawat apakah sudah melakukan
atau
bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan
klien serta melaksanakan asuhan keperawatan.
e.   Fase eksplorasi, memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat
merasakan nilai hubungan sesuai pandangan/persepsi terhadap
situasi.
Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal.
Dalam
fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran
kondisi
klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
d   Fase resolusi, dimana perawat berusaha untuk secara perlahan
kepada klien untuk membebaskan diri dari ketergantungan kepada
tenaga kesehatan dan menggunakan kemampuan yang dimilikinya
agar mampu menjalankan secara sendiri. Pada model Peplau ini
dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang diarahkan kepada
hubungan interpersonal atau psikoterapi. Secara bertahap pasien
melepaskan diri dari perawat.Resolusi ini memungkinkan
penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri
dan menyalurkan energi kearah realisasi potensi.
B.Konsep penyakit yang terkait
a.Definisi Halusinasi
Gangguan sensori persepsi adalah salah satu gangguan jiwa dimana
terdapat gangguan pada fungsi sehingga menimbulkan persepsi tanpa
15
adanya stimulasi sensorik dari luar. Halusinasi adalah hilangnya
kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran)
dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau
rangsangan nyata. (Ade Herman, 2011)
Halusinasi adalah salah satu gangguan jiwa dimana pasien
mengalami perubahan persepsi sensori tentang suatu objek, gambaran
dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar
meliputi suara dan semua sistem penginderaan (pendengaran,
penglihatan, penciuman, perabaan, atau pengecapan). (Nita Fitria, 2009
dalam Linka, 2015)
Cook dan Fontaine (1987) dalam Firdaus (2016) perubahan persepsi
sensori: halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien

mengalami perubahan persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu


berupa suara, pengelihatan, pengecapan, perabaan, atau penghidauan.
Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak nyata. Selain itu,
perubahn persepsi sensori: halusinasi juga diartikan sebagai persepsi
sensori tentang objek, gambaran, dan pikiran yang sering terjadi adanya
rangsangan dari luar meliputi semua system penginderaan (
pendengaran, pengelihatan, penciuman, perabaan, atau pengecapan).
Teori Peplau sangat tepat diaplikasikan pada klien yang mengalami
halusinasi karena menjelaskan proses hubungan antara perawat dan
klien dimulai dari tahap orientasi dimana perawata merupakan orang
asing yang baru dikenal oleh klien, selanjutnya masuk dalam tahap
identifikasi dan eksploitsi dimana terjadi proses hubungan terapeutik
untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh
klien dan diakhiri dengan tahap resolusi dimana klien diupayakan
untuk tidak tergantung kepada perawat karena telah dilakukan latihan
mengatasi masalah oleh perawat.Hal ini memberikan kesempatan bagi
perawatuntuk mengajari pasien bagaimana cara mengungkapkan
persaan serta bagaiman menunjukkan persaan sehingga pada praktek
keperawatan sehari- harinyaketika perawat dan pasien mengidentifikasi
satu maslah pertma kalinya, mereka mulai menyusun tindakan yang
tept untuk menyelesaikan maslah.
16
b. Psikodinamika
Terjadinya Halusinasi dimulai dari beberapa fase. Hal ini
dipengaruhi oleh intensitas keparahan dan respon individu dalam
menanggapi adanya rangsangan dari luar. Menurut Stuart (2007) dalam
Linka (2015) tahapan halusinasi ada empat tahap. Semakin berat tahap
yang diderita klien, maka akan semakin berat klien mengalami ansietas.
Berikut ini merupakan tingkat intensitas halusinasi yang dibagi dalam
empat fase.
Fase I.
Comforting : Ansietas tingkat sedang, secara umum halusinasi bersifat
menyenangkan.
1) Karakteristik: Orang yang berhalusinasi mengalami keadaan emosi
seperti ansietas, kesepian, merasa bersalah, dan takut serta mencoba
untuk memusatkan pada penenangan pikiran untuk mengurangi
ansietas pasien mengetahui bahwa pikiran dan sensori yang
dialaminya tersebut dapat dikendalikan jika ansietasnya bisa diatasi
(Nonpsikotik).
2) Perilaku individu.
a) Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.
b) enggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara.
c) Gerakan mata yang cepat.
d) Respons verbal yang lamban.
e) Diam dan dipenuhi sesuatu yang mengasyikkan.
b. Fase II
Complementing : Ansietas tingkat berat, Secara umum halusinasi
bersifat menjijikan.
1) Karakteristik; Pengalaman sensori yang bersifat menjijikan dan menakutkan.
Orang yang berhalusinasi mulai merasa kehilangan kendali dan
mungkin berusaha untuk menjauhkan dirinya dari
sumber yang dipersepsikan, kesehatan fisik keluarga.
Beban psikologis menggambarkan reaksi psikologis seperti
perasaan kehilangan, sedih, cemas dan malu terhadap masyarakat
sekitar, stress menghadapi gangguan perilaku dan frustasi akibat
17
perubahan pola interaksi dalam keluarga (Ngadiran, 2010) luar.
Menurut Stuart (2007) dalam Linka (2015) tahapan halusinasi ada
empat tahap. Semakin berat tahap yang diderita klien, maka akan
semakin berat klien mengalami ansietas. Berikut ini merupakan
tingkat intensitas halusinasi yang dibagi dalam empat fase.
c. Fase I.
Comforting : Ansietas tingkat sedang, secara umum halusinasi
bersifat menyenangkan.
2) Karakteristik: Orang yang berhalusinasi mengalami keadaan emosi
seperti ansietas, kesepian, merasa bersalah, dan takut serta mencoba
untuk memusatkan pada penenangan pikiran untuk mengurangi
ansietas pasien mengetahui bahwa pikiran dan sensori yang
dialaminya tersebut dapat dikendalikan jika ansietasnya bisa diatasi
(Nonpsikotik).
3) Perilaku individu.
a) Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai.
b) enggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara.
c) Gerakan mata yang cepat.
d) Respons verbal yang lamban.
e) Diam dan dipenuhi sesuatu yang mengasyikkan.
c. Fase II
Complementing : Ansietas tingkat berat, Secara umum halusinasi
bersifat menjijikan.
1) Karakteristik; Pengalaman sensori yang bersifat menjijikan dan menakutkan.
Orang yang berhalusinasi mulai merasa kehilangan kendali dan
mungkin berusaha untuk menjauhkan dirinya dari
sumber yang dipersepsikan, kesehatan fisik keluarga.
Beban psikologis menggambarkan reaksi psikologis seperti
perasaan kehilangan, sedih, cemas dan malu terhadap masyarakat
sekitar, stress menghadapi gangguan perilaku dan frustasi akibat
perubahan pola interaksi dalam keluarga (Ngadiran, 2010).individu
mungkin merasa malu karena pengalaman sensorinya dan menarik
diri dari orang lain (Nonpsikotik).
2) Perilaku klien.
18
a) Peningkatan syaraf otonom yang menunjukkan ansietas
misalnya, peningkatan nadi, pernafasan dan tekanan darah.
b) Penyempitan konsentrasi
d. Fase III.
Controling : Ansietas tingkat berat, pengalaman sensori menjadi
penguasa.
1) Karakteristik; Orang yang berhalusinasi menyerah untuk melawan
pengalaman halusinasi dan membiarkan halusinasi menguasai
dirinya. Isi halusinasi dapat berupa permohonan, individu mungkin
mengalami kesepian jika pengalaman sensori tersebut berakhir
(Psikotik).
2) Perilaku klien;
a) Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh
halusinasinya daripada menolaknya.
b) Kesulitan berhubungan dengan orang lain.
c) Rentang perhatian hanya beberapa menit atau detik.
d) Gejala fisik dari ansietas berat, seperti berkeringat, tremor,
ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.
e. Fase IV.
Conquering panic : Ansietas tingkat panic, Secara umum
halusinasi menjadi lebih rumit dan saling terkait dengan delusi.

1) Karakteristik; Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika


individu tidak mengikuti perintah. Halusinasi bisa berlangsung
dalam beberapa jam atau hari apabila tidak ada intervensi terapeutik
(Psikotik).
2Perilaku klien;
a) Perilaku menyerang seperti panik.
b) Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain.
c) Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti amuk, agitasi,
menarik diri, atau katatonik.
d) Tidak mampu berespons terhadap petunjuk yang kompleks.
e) Tidak mampu berespons terhadap lebih dari satu orang
c.Faktor predisposisi

19
Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan
jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi
stress. Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya. Faktor predisposisi

dapat meliputi factor perkembangan, sosiokultural, biokimia, psikologis,


dan genetik.
1) Faktor perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan
interpersonal terganggu, maka individu akan mengalami stress dan
kecemasan.
2) Faktor sosiokultural
Berbagai faktor di masyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa
di singkirkan, sehingga orang tersebut merasa kesepian di lingkungan
yang membesarkannya.
3) Faktor biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Jika
seseorang mengalami stress yang berlebihan, maka di dalam tubuhnya
akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik
neurokimia seperti buffofenon dan

dimethytranferase (DMP)
4) Faktor psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran
ganda bertentangan yang sering diterima oleh seseorang akan
mengakibatkan stress dan kecemasan yang tinggi dan berakhir pada
gangguan orientasi realitas.
5 Faktor genetik
Gen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui, tetapi hasil
studi menunjukan bahwa faktor keluara menunjukan hubungan yang
sangat berpengaruh pada penyakit ini. (Linka, 2015)
6.Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yaitu stimulus yang di persepsikan oleh individu
sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energy
ekstra untuk mengahadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan
seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama diajak
20
komunikasi, objek yang ada di lingkungan, dan juga suasana sepi atau
terisolasi sering menjadi pencetus terjadinya halusinasi. Hal tersebut
dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang merangsang tubuh
mengeluarkan zat halusinogenik. (Kusumawati dan Hartono, 2015)

21
a.Pohon masalah

Resiko perilaku kekerasan


Effect……………

Gangguan presepsi sensori:


halusinasi
Core problem……….

Cause ……….. ISOLASI SOSIAL

Gambar 2.1 Pohon Masalah

b.enis Jenis Halusinasi dan manifestasinya.


Berikut ini akan dijelaskan mengenai ciri- ciri yang objektif dan subjektif
pada klien dengan halusinasi.
Table 2.1 Jenis Halusinasi Serta Ciri Objektif Subjektif Klien Yang Mengalami
Halusinasi.
Jenis halusinasi Data objektif Data subjektif
Halusinasi Dengar; a. Bicara atau a. Mendengar
(klien mendengar tertawa sendiri suara –
suara/bunyi b. Marah marah suara atau kegaduhan
yang Tidak ada tanpa sebab b. Mendengar suara
hubungannya dengan c. Mendekatkan yang
stimulus yang nyata/ telinga kearah
lingkungan) tertentu mengajak
d. Menutup telinga bercakap- cakap
c. Mendengar suara

22
menyuruh
melkukan
sesuatu

yang
berbahaya
sinasi pengelihatan; a. Menunjuk- Meilhat bayangan,sinar,
(klien melihat nunjuk kearah bentuk geometris,
gambaran yang tertentu kartun,melihat
jelas/samar terhadap b. Ketakutan pada hantu, atau monster
adanya stimulus yang sesuatu yang tidak
nyata dari lingkungan jelas
dan orang lain tidak c. Melirikkan mata ke
melihatnya). kiri dan ke kanan
seperti mencari
siapa atau apa saja
yang
sedang dibicarakan.

d. Mendengarkan

23
dengan
penuh perhatian
pada orang lain
yang sedang tidak
berbicara atau pada
bendaseperti
mebel.
e. Terlihat
percakapan dengan
benda mati atau
dengan seseorang
yang tidak tampak.
f. Menggerakan-
Gerakan mulut
sepertisedang
berbicara atau
sedang
menjawab
suara.
Halusinasi penciuman; a. Mengendus-endus Membaui bau
(klien mencium suatu seperti bauan s eperti darah,
bau yang muncul dari sedang mencium urin,feses, dan
sumber tertentu tanpa bau-bauan tertentu terkadang bau-bau
stimulus yang nyata) b. Menutup hidung tersebut menyenangkan
bagiklien
Halusinasi pengecapan; a. Sering meludah Merasakan rasa seperti
(klien merasakan b. Muntah darah, urin, atau feses
sesuatu yang tidak
nyata, biasanya
merasakan makanan
yang tidak
enak)

24
Halusinasi perabaan; Menggaruk-garuk a. Mengatakan ada
(klien merasakan permukaan serangga
sesuatu pada kulitnya kulit di permukaan kulit
tanpa ada stimulus yang b. Merasa seperti
nyata) tersengat listrik
Halusinasi kinestetik; Memegang kakinya Mengatakan
(klien merasa yang dianggapnya badannya melayang di
Badannya bergerak bergerak sendiri udara
dalam suatu ruangan
atau anggota badannya
bergerak)
Halusinasi viseral; Memegang badannya Mengatakan
(perasaan tertentu yang dianggapnya perutnya
timbul dalam tubuhnya) berubah bentuk dan menjadi mengecil
tidak normal seperti setelah minum soft
biasanya drink

Sumber; Keliath (2006) dalam Firdaus (2016).

6. Rentang Respon.
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa rasa curiga, takut, tidak
aman, gelisah, dan bingung, berperilaku yang merusak diri, kurang
perhatian, tidak mampu mengambil keputusan, serta tidak dapat
membedakan keadaan nyata dan tidak nyata. Rawlins dan Heacock (1993)
dalam Firdaus (2016) mencoba memecahkan masalah halusinasi
berlandaskan atas hakikat keberadaan seorang individu sebagai makhluk
yang dibangun atas dasar unsur –unsur bio-psiko-sosio-spiritual sehingga
halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi sebagai berikut :
a..Dimensi fisik.
Manusia dibangun oleh sistem indra untuk menanggapi rangsangan
eksternal yang diberikan oleh lingkungannya. Halusinasi dapat
ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan yang luar biasa,
penggunaan obat-obatan, deman hingga delirium, intoksikasi alkohol, dan
kesulitan untuk tidur dalam waktu yang lama

25
b.Dimensi emosional.
Perasaan cemas yang berlebihan karena problem atau masalah yang
tidak dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari
halusinasi dapat berupa perintah memaksa dan menakutkan. Klien tidak
sanggup lagi menentang perintah tersebut hingga berbuat sesuatu
terhadap ketakutannya
c.Dimensi intelektual.
Dimensi intelektual menerangakan bahwa individu yang mengalami
halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego. Pada
awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri melawan impuls
saraf yang menekan, tetapi pada saat tertentu menimbulkan
kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tidak
jarang akan mengontrol semua perilaku klien.

d.Dimensi social
Dimensi sosial pada individu yang mengalami halusinasi menunjukan
kecenderungan untuk menyendiri. Individu asik dengan halusinasinya,
seolah – olah ia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan
interaksi sosial, kontrol diri, dan harga diri yang tidak didapatkan dalam
dunia nyata. Isi halusinasi dijadian system kontrol oleh individu
tersebut, sehingga jika perintah halusinasi berupa ancaman, maka hal
tersebut dapat mengancam dirinya atau orang lain. Oleh karena itu,
aspek penting dalam melaksanakan intervensi dalam keperawatan pada
klien yang mengalami halusinasi adalah dengan mengupayakan suatu
proses interaksi yang menimbulkan pengalaman interpersonal yang
memuaskan, serta mengusahakan agar klien tidak menyendiri. Jika
klien selalu berinteraksi dengan lingkungannya diharapkan
halusinasinya tidak terjadi

26
e.Dimensi spiritual.
Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial, sehingga interaksi
dengan manusia lainnya merupakan kebutuhan yang mendasar. Klien yang
mengalami halusinasi cenderung menyendiri sehingga proses diatas tidak
terjadi. Individu tidak sadar dengan keberadaanya dan halusinasi menjadi
sistem kontrol dalam individu tersebut. Saat halusinasi menguasai dirinya,
individu kehilangan kontrol terhadap kehidupanya
a.Rentang respon

Adaptif Maladaptif

Distorsi pikiran Ilusi


Pikiran logis pre sepsi akurat Reaksi emosi Gangguang pikir/ delusi
Emosikonsistendengan berlebiihan atau Halusinasi
pengalaman kurang Sulit berespon emosi
ilaku sesuai Perilaku aneh/ Perilaku diorganisasi
tidak biasa. Menarik diri
Menarik diri

Gambar 2.3 Rentang respon

27
7. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari
pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respons neurobiologis
maladaptive meliputi :

a. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk


mengatasi ansietas, yang menyisakan sedikit energi untuk aktivitas hidup
sehari- hari.
b. Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.
c. Menarik diri (Firdaus, 2016)
8. Terapi Psikofarmakologi
Menurut Marasmis (2004) Pengobatan harus secepat mungkin diberikan,
disini peran keluarga sangat penting karena setelah mendapatkan perawatan
di RSJ klien dinyatakan boleh pulang sehingga keluarga mempunyai peranan
yang sangat penting didalam hal merawat klien, menciptakan lingkungan
keluarga yang kondusif dan sebagai pengawas minum obat (Prabowo, 2014).

1) Penatalaksanaan Medis Menurut Struat, Laraia (2005) Penatalaksanaan


klien skizofrenia yang mengalami halusinasi adalah dengan pemberian
obat-obatan dan tindakan lain (Muhith, 2015).

a. Psikofarmakologis, obat yang lazim digunakan pada gejala halusinasi


pendengaran yang merupakan gejala psikosis pada klien skizofrenia
adalah obat anti psikosis. Adapun kelompok yang umum digunakan
adalah :

Tabel 2.2 Psikofarmakologis

Kelas Kimia Nama Generik Dosis


harian
Fenotiazin Tiodazin (Mellaril) 2-40mg

Tioksanten loprotiksen (Tractan) 75-600mg

Tiotiksen (Navan) 8-30mg


Butirofenon Haloperidol (Haldol) 1-100mg

Dibenzodiasepi Klozapin (Clorazil) 300-900mg


28
n
Sumber Struat, Laraia (2005)

b. Terapi kejang listrik


Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang
grandmall secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui
electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, terapi kejang listrik
dapat diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan dengan terapi
neuroleptika oral atau injeksi dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik
9. Dampak yang Ditimbulkan.
a. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
b. Defisit perawatan diri
c. Harga diri rendah
d. Isolasi sosial
e. Gangguan persepsi sensori

10. Penatalaksanaan Keperawatan


a.Penerapan Strategi Pelaksanaan
Menurut Keliat (2007) tindakan keperawatan yang dilakukan :
1.Melatih klien mengontrol halusinasi :
a) Strategi Pelaksanaan 1 : menghardik halusinasi
b) Strategi Pelaksanaan 2 : bercakap-cakap dengan orang lain
c) Strategi Pelaksanaan 3: jadwalkan aktivitas sehari-hari
d) Strategi Pelaksanaan 4 : pentingnya penggunaan obat
Menurut Pusdiklatnakes (2012) tindakan keperawatan tidak hanya
ditujukan untuk klien tetapi juga diberikan kepada keluarga ,
sehingga keluarga mampu mengarahkan klien dalam mengontrol
halusinasi.

a) Strategi Pelaksanaan 1 keluarga : mengenal masalah dalam


merawat klien halusinasi dan melatih mengontrol halusinasi
klien dengan menghardik
b) Strategi Pelaksanaan 2 keluarga : melatih keluarga merawat
klien halusinasi dengan enam benar minum obat
c) Strategi Pelaksanaan 3 keluarga : melatih keluarga merawat
klien halusinasi dengan bercakap-cakap dan melakukan
29
kegiatan
d) Strategi Pelaksanaan 4 keluarga : melatih keluarag
memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk follow up klien
halusinasi
c. Psikoterapi dan rehabilitasi
Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu
karena klien kembali ke masyarakat, selain itu terapi kerja sangat baik
untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain, klien lain, perawat
dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak mengasingkan diri karena
dapat membentu
kebiasaan yang kurang baik, dianjurkan untuk mengadakan
permainan atau latihan bersama, seperti terapi modalitas. yang terdiri
dari :

1. Terapi aktivitas Meliputi : terapi musik, terapi seni, terapi menari,


terapi relaksasi, terapi sosial, terapi kelompok , terapi lingkungan.
C. Konsep Asuhan Keperawatan.
1. Pengkajian.
Subjektif:
a. Klien mengatakan mendengar sesuatu.
b. Klien mengatakan melihat banyagan putih.
c. Klien mengatakan dirinya seperti disengat listrik.
d. Klien mencium bau –bauan yang tidak sedap, seperti feses.
e. Klien mengatakan kepalanya melayang di udara.
f. Klien mengatakan dirinya merasakan ada sesuatau yang berbeda pada dirinya.
Objektif:
g. Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri saat dikaji.
h. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu.
i. Disorientasi.
j. Konsentrasi rendah.
k. Pikiran cepat berubah –ubah.
l. Kekecauan alur pikiran (Linka, 2015)

30
2. Masalah yang Mungkin Muncul.
a. Risiko tinggi perilaku kekerasan.

b. Perubahan persepsi sensori: halusinasi.

c. Isolasi social.

d. Harga diri rendah : Kronis (Linka, 2015).

31
32
3. INTERVENSI

DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


SP 1
Gangguan presepsi Pasien mampu Setelah pertemuan 1. Bantu pasien
sensori : 1. Mengikuti pasien dapat mengenal
Halusinasi halusinasi menyebutkan halusinasi
pendengaran yang 1. Isi (isi,waktu
dialaminya waktu,frekuensi terjadinya,frekuen
2. Mengontrol ,situasi si,situasi
halusinasi pencetus,perasa pencetus,perasaan
3. Mengikuti an . saat terjadi
program 2. Mampu halusinasi )
pengobatan memperagakan 2. Latih mengontrol
cara dalam halusinasi dengan
menontrol cara menghardik
halusinasi 3. Minta pasien
memperagakan
ulang
4. Bantu penerapan
cara ini,beri
penguatan
perilaku pasien.
5. Masukkan dalam
jadwal kegiataan
pasien
SP 2
1. Evaluasi kegiatan
yang lalu ( SP 1 )
2. Latih
berbicara/bercaka
p dengan orang
lain saat
33
halusinasi muncul
3. Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien
SP 3
1. Evaluasi kegiatan
lalu ( SP 2 )
2. Latih
berbicara/
bercakap dengan
orang lain saat
halusinasi muncul
Tahapannya
1. Jelaskan
pentingnya

34
aktivitas yang
teratur untuk
mengatasi
halusinasi
2. Diskusikan
aktuvitas yang
biasa dilakukan
oleh pasien
3. Latih pasien
melakukan
aktivitas
4. Susun jadwal
aktivitas sehari-
hari sesuai
aktivitas yang
telah dilatih (
dari bangun pagi
sampai tidur
malam )
SP 4
1. Evaluasi kegiatan
yang lau ( SP
1,2,dan 3 )
2. Tanyakan
program obat
3. Jelaskan
pentingnya
penggunaan obat
4. Jelaskan akibat
bila tidak
digunakan sesuai
35
program
5. Jelaskan akibat
bila putus obat
6. Jelaskan cara
mendapatkan
obat/berobat
7. Jelaskan obat ( 5
benar )
8. Latih pasien
minum obat
9. Masukkan dalam
jadwal harian
pasien .

36
4. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan keperawatan oleh klien. Hal
yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah
tindakan keperawatan yang akan dilakukan implementasi pada klien
dengan halusinasi dilakukan secara interaksi dalam melaksanakan
tindakan keperawatan, perawat harus lebih dulu melakukan
(Afnuhazi, 2015):

a. Bina hubungan saling percaya


b. Identifikasi waktu, frekuensi, situasi, respon klien terhadap halusinasi
c. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
d. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
e. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
f. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara melaksanakan
kegiatan terjadwal.
Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan. Pada situasi nyata sering pelaksanaan jauh
berbeda dengan rencana. Sebelum melaksanakan tindakan
keperawatan yang sudah direncanakan, perawat perlu
memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih
sesuai dan dibutuhkan klien sesuai dengan kondisinya (here
and now). Perawat juga menilai diri sendiri, apakah
kemampuan interpersonal, intelektual, teknikal sesuai dengan
tindakan yang akan dilaksanakan (Dalami, dkk, 2014)

5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan sesuai dengan
tindakan keperawatan

yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua yaitu evaluasi


proses dan evaluasi formatif, dilakukan setiap selesai melaksanakan
tindakan evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan
membandingkan respon klien pada tujuan yang telah ditentukan
(Afnuhazi, 2015).Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan 37
SOAP sebagai pola pikir, dimana masing-masing huruf tersebut akan
diuraikan sebagai berikut (Dalami, dkk, 2014)

S : respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan

yang telah dilaksanakan


O : respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan
A : analisa ulang terhadap data subjektif
untuk menyimpulkan apakah masalahmasih tetap atau
muncul masalah baru atau ada yang kontradiksi denga
masalah yang ada
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil Analisa
pada respon klien.

38
BAB III
LAPORAN KASUS

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperwatan Jiwa

Nama : Tn.S Tanggal : Jum’at 4 maret 2022


Ruangan : salak jam : 10: 30 WITA

A.Proses Keperawatan

1. Kondisi pasien
DS : - Klien mengatakan dia mendegar bisikan yang tidak jelas
DO : - Klien koopreatif Ketika diajak bicara
-Klien Nampak berbicara sendiri

2. Diagnosa Keperwatan : Halusinasi pendegaran


3. Tujuan Khusus
Stelah 2x15 menit interaksi selama 8 jam pasien menunjukkan
1. Ekspresi wajah bersahabat
2. Menunjukkan rasa senang
3. Ada kontak mata, mau berjabat tangan
4. Mau menyebutkan nama
5. Mau menjawab salam
6. Pasien mau duduk berdampingan dengan perwat
7. Pasien mau mengutamakan masalah yang dihadapi
10. Proses Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
1. Salam Terapeutik
“ selamat pagi pak perkenalkan nama saya perawat Asriani mahasiswa
keperawatan ners yang jaga hari ini ya pak ? “
2. Validasi
“ Bagaimana kabarnya hari ini pak “?
“ Nama bapak siapa ?” “ asalnya darimana pak ?”
3. Kontrak ( topik, waktu , tempat ) 39
Bapak bagaimana kalua sekarang kita mengobrol mengenai hobi
persaan dan masalah yang bapak hadapi,” bagaimana

kalua kita bercakap- cakap diluar pak ?” tujuan kita bercakap-cakap


adalah agar dapat mengungkapkan maslah yang sedang bnapak
haadapi ya “
Kerja ( Langkah – lngkah Tindakan keperawatan
“ Sebelumnya saya ingin menanyakan mengenai bapak , bapak suka
dipanggil dengam nama panggilan siapa ?”
“ Jadi bapak suka dipanggil dengan nama panggilan Tn.S yak pak ?”
“Bagaimana hubungan bapak dengan keluarga dirumah ? bapak
bersaudara berapa ./ dan bapak anak keberpa ?
“Bapak.. Hobi baoak apa ?”
“Nah lalu apa sebenarnya harapan atau cita-cita bapak ?”
“Bapak sebelmnya bekerja dimana ? sebagai apa ?”
“Bapak masih ingat knpa bapak bisa dibawa kesni , dan bapak masih
ingat siapa yang mangatr bapak kesini?”
“Kalau dirumah anggota keluarga yang paling bapak anggap penting
siapa ?”
“Bagaimana sekarang setelah bapak disini?”
“bapak punya teman yang biasa diajak ngobrol disini ?”
“Kalau punya coba sebutkan siapa saja temannya disini ?”
“Wah banyak ya bapak , disini sudah mempunyai teman yang diajak
ngobrol ?”

“Baiklah saya kira cukup hari ini untuk berbincang – bincang ya pak “
Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap Tindakan keperawatan
a. Evaluasi pasien ( subjektif )
“ Bagaimana persaan bapak setelah berbincang-bincang tadi mengenai
prsaan, hobi, cita-cita atau masalah bapak miliki ?”
b. Evalusi perawat ( Objektif )
2. Rencana Tindakan lanjut
Tindakan lanjut pasien
“ Bapak nanti bisa menceritakan maslah bapak yang miliki tidak hanya
kepda saya tetapi, sama teman40bapak disini atau petugas yang ada
disini ya”
Tindakan lanjutan perawat
a. Mengevaluasi persaan pasien terkait masalah yang dihadapi
b. Memberi pasien terhadap kemampuan pasien yang sudah
mengungkapkan maslah
3. Kontarak yang akan datang ( topik,waktu ,tempat )
Topok :
“ Nah nanti saya akan datang kemabli Kembali, kita mengobrol Kembali
ya pak…,kita akan membuat jadwal kegiatan yang bisa bapak lakukan
disini yak pak ..”
Waktu :
“ Baiklah besok saya akan datang pada jam 11: 15 Wita”
Tempat :
“ Bapak kita ngobrolnya dimana ?” bagaimana kalua ditempat duduk
diluar kamar? “ Nah sekarang bapak boleh beristrahat dikantor ya
pak,selamat pagi pak.

41
Evaluasi Keperawatan

Tanggal : Juma’at 4 maret 2022


Jam : 10.20 WITA

S: -“Selamat pagi sus”


-“ baik sus”
- “Nama S”, asal saya dari JL.Lekatu”
-“ Bicara disini aja sus”
-“iya sus”
O: - Pasien menjawab pertyaan meskipun ada beberpa pertanyaan yang
dihindari
- Kontak mata baik ,dan tatapan mata tajamdan sinus
- Pasien kooperatif jika diberi peritah untuk melakukan sesuatu

A:- Bina hubungan saling percya tercapai sesuai dengan keriteria


- Pasien menajaga kontak mata dengan baik namun tetap tajam dan sinus
- Pasien bersedia menyebutkan salam
- Pasien duduk berdampigan dengan perawat
- Pasien mau menceritakan permaslaahan yang dihadapi
- Pasien mau diajak berjabak tagan

P: Perawat :
- Evaluasi bina hubungan salingbpercaya
- Lanjutkan SP 1 Halusiansi

Pasien
- Anjurkan klien untuk mengingat pertemuan 1
- Anjurkan klien untuk mengungkapakan persaan dan keluhannya

42
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PADA PASIEN TN.S DENGAN KASUS HALUSINASI

Ruangan Rawat : Perwatan salak


Tanggal dirawat : 15/02/2022
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.S ( Laki-laki ) Tanggal pengkajian : 4 maret 2022
Umur : 46 Tahun ( 29-061976) NO.RM : 000225
Pendidikan : SD
Inforaman : Pasien
II. Alasan masuk
Pasien masuk diRSUD Madani pada tanggal 15 Februari 2022 pada pukul 08.30 WITA
diantar oleh keluarganya dengan keluhan gelisah, susah toidur, mendegar suara bisikan-
bisikan tidak jelas, melempar kayu depan rumah dan merusak barang-barang keluarga
mengatakan jika klien sering bicara- bicara sendiri
III. Keluahan saat dikaji
Pada saat dialkukan pengkjian pada tanggal 4 maret 2022 pukul 10.00 WITA.pada saat
dilakukan pengkajian klien mengatakan mendegar suara-suara bisikan suara bisikan
tidak jelas dan tampak mengamuk jika bisikan itu datang klien Nampak berbicara
sendiri
IV. Faktor predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimana lalu ?
Klien permah dirawat diRSUD madani dengan keluhan yang sama sejak tahun 2003
2. Pengobatan sebelumnya
Pengoabatan pasien sebelumnya berhasil
3. Pasien tidak mengalami penganiayaan fisik seksual,penolakan ataupun kekersan dalam
keluarga
Penjelasan faktor predisposisi
Pasien pernah dirawat di RSUD Madani sejak tahun 2003 dengan masalah
halusinasi ( bisikan )yang kemudian pasien melempar kayu depan rumah da
43
mudah emosi , pasien juga tidak mengalami penganiayaan fisik seksual,penolakan
kekerasan dalam keluarga
Masalah keperawatan : pasien pernah dirawat di RSUD Madani dengan masalah
halusinasi
4. Pasien Tidak memilikianggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Masalah keperawatan : tidak ada maslah keperawtan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan klien tidak memiliki pengalaman
masa lalu yag tidak menyenangkan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawtan
V. Fisik
1. Tanda- tanda vital: TD: 120/70 mmhg R : 20x/m
N: 80x/m S: 36,5℃
2. Ukur TB: 170 Cm BB: 55kg
3. Keluhan fisik : Pasien tidak memiliki keluhan fisik
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

44
VI. Psikososial
1. Genogram

keterangan
:

: Laki-laki : Meninggal

: Perempuan : Hubungan keluarga

: Pasien : Tinggal satu rumah

Generasi 1: Orang tua dari ayah klien kakek Pasien sudah


meninggal dunia nenek Pasien masih hidup begitupun
orang tua dari ibu klien
Generasi 2: Ayah Pasien 6 bersaudara, ayah klien anak ke-6 dan
semua saudara ayah masih hidup, ibu kelahiran 7
bersaudara ibu kelahiran anak ke 5 dan semuanya
masih hidup.
Generasi 3: Klien anak pertama dari dua bersaudara adik klien
perempuan
Masalah keperawatan: tidak ada

2. Konsep diri

a. Klien tidak memiliki cacat fisik,45tidak mengalami perubahan ukuran


fisik,klien tidak ada keluhan sakit pada bagian anggota tubuhnya pasien
menyukai sel;uruh anggota tubuhnya

b. Identitas diri

Pasien menyadri dirinya seorang laki-laki berusia 46 tahun dengan


gangguan halusinasi pendegaran,awalnya perdebatan antara suku setelah
itu pasien jatuh sakit dan mendagar suara bisikan

c. Peran

Pasien menyadari peraaanya sebagai suami dan dia ingin menafkahhi


keluarganya hanya saja terkendala dengan sakit yang dia derita

d. Ideal diri

Klien menyadari ingin menjadi suami yang bertanggung jawab hanya


terkendala dengan sakitnya

e. Harga diri

Pasien menyadari dia tidak daapat menjadi suami yang bertanggung jawab
dan menjadi ayah untuk anak-anaknya.

Masalah keperawtan : Tidak ada masalah keperawatan

3. Hubungan social

a. Orang yang berarti: pasien menagatakan jika oranh sangat berarti dalam
hidupnya adalah keluarga

b. Peran sertab dalam kegiatan kelompok/masyarakat : pasien tidak


mengetahui perannya dan kesulitan baerbaur dengan masyarakat lain karena
sering emosi

c. Hambatan dalam hubungan dngan orang lain : mudah emosi jika berbaur
dengab orag lain

Masalah keperawatan : kesulitan bersosialisasi karena emosi yang


tidak stabil

4. Spiritual
46
a. Nilai dan keyakinan : pasien beragama islam dan menyakini adanaya tuhan

b. Kegaitan ibadah : pasien tidak melaksanakan sholat 5 waktu karena tidak


mendapatkan bimbingan dari kelurga

Masalah keperawatan : pasien tidak mendapatkan bimbingan spiritual


dari keluarga

VII. Status Mental

1. Penampilan

Pasien menggunakan dan celana pendek yang bersih dan rapi pasien mandi
2x/sehari dan mengosok gigi1x/sehari

2. Pembicraan

Pasien mampu menjawab pertanyaan dengan kooperatif meskipun cara bicranya


lambat.

Masalah keperawatan : pasien bicara dengan lambat

3. Aktivitas motoric

Pasien mampu melakukan aktivitas fisik dengan aktif tanpa hambatan atau
gangguan

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

4. Alam persaan

Pasien merasa khawatir jiki dirinya akan menyakiti orang lain dan kemabali
nengamuk jika keluar dari RS

Masalah keperawatan: pasien merasa khawatir menyakiti orang lain dan


kemabali mengamuk

5. Afek
47
Persaan dan emosi yang terutama pada klien datar,tidak ada ekspresi wajah yang
ditunjikkan dan cenderung mengikuti semua perintah yang diberikan

Masalah keperawatan : emosi klien tampak datar

6. Intoleransi selama wawancara pasien kooperatif ketiaka diajak bicara tidak ada
curiga yang dimunculka klien pada saat wawancara dan ada kontak mata

Maslah keperawtan : tidak ada maslah keperawatan

7. Prespsi

a. Pasien mengatakan jika dia mendegarsuara bisikan yang tidak jelas

b. Pasien memiliki penglihatan yang normal

c. Pasien tidak memiliki masalah pada indra perabaaan

d. Pasien tidak memiliki masalah indara penciuman

Maslah keperawatan : klien mendegar bisikan yang tidak jelas

8. Arus piker

Pasien memiliki arus pikir dengan pembicaraan yang berbelit tapi sampai pada
tujuan pertanyaan dan pembicaraan

Masalah keperawatan : pembicraan berblit namun samvpai pada ttujuan


pembicaraan

9. Isi pikir

Pasien tidak memiliki obsesi terhasap sesuatu,tidak memiliki fobia,pasien tidak


memiliki hipokondria,depresionalisasi dan pikiran magis , pasien tidak memiliki
gangguan kepercayaan

Maslah keperawatan : tidak ada maslah keperawatan

10. Tingkat kesadaran

Pasien memiliki tingkat kesadaran yang normal kooperatif ketiaka diajak bicara dan
tidak memiliki masalah dalam mengorientasiakan waktu,tempat dan orang
48
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

11. Memori

Pasien mampu meningkatkan kejadian masa lampau dan saat ini

Masalah keperawatan: tidaka ada maslah keperawatan

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Pasien mampu berkonsentrasi dengan baik dan mampu berhitung dangan baik

menggunakan jari tangan

masalah keperawatan: tidak ada maslah keperawatan

13. Kemampuan penilaian

Pasien tidak memiliki gangguan penilaian

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

14. Daya tolak diri

Pasien menerima segala gangguan yang diamiliki dan melakukan pengobatan


dengan rutin

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


VIII.Kebutuahan Perancnaan pulang
1. Kemampuan pasien memiliki kebutuhan
Pasien mampu makan secara mandiri dan menghabiskan porsi makanan yang
diberikan pasien mampu melindugi dirinya dari bahaya yang
menghampirinya ,pasien mampu minum obat secara teratur dan menggunakan
pakaian dengan benar ,pasien juga mengatahuijika dian akan diijumpai oleh
keluarga ketiaka pulang dan mengatahui tempat tingglanya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri
Pasien mampu melakukan perawatan secara amandiri
(mandi,kebersihan,makanan,BAK/BAB ganti pakaian )
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
49
b. Nutrisi
Pasien makan sebanyak 2x/sehari memilki nafsu makan yang baik dan makan
Bersama dengan teman yang lain
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
c. Tidur
Pasien tidak memiliki Masalah gangguan pola tidur pada siang haripasien
tidur jam 13.00-15.00 WITA. Dan pada malam hari
Masalah keperawatan : tidak ada maslah keperawatan

3. Kemammpuan pasien dalam

Pasien mampu minum obat seacara teratur pasien juga mampu membuat
keputusan sendiri jika ada hal yamg diinginkan
Masalah keperawatan : tidak ada masalaha keperawatan
4. Klien memiliki sistem pendukung

Pasien memiliki keluarga,teman dan ada juga perawat yang menemanidan


mendukung kesembuhan pasien
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
5. Apakah pasien menikmati pada saat bekerja ,kegiatan produktif atau hobi
Pasien tidak memiliki hobi tertentu ,pasien juga tidak memilki pekerjaan yang
tentu namun pasien merasa tenang Ketika mendegar music dengan volume yang
keras
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
6. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien harus melakukan control rutin dipoli klinik jiwa selama 1 bulan /sekali
7. Kegiatan dalam rumah
Pasien mengaatakan jika dia mampu mempersiapakan makanan diatas meja
menjaga kerapian rumah denagan menyapu dan mengepel , mencuci pakaian
namun , pasien belum mampu mengtrol keuanganya untuk beli rokok
8. Kegaitan diluar rumah
Pasien mengatakan jika ada melaakukan olahraga pada sore haari dengan berlari
50
ataaupun bersepeda
IX. Mekanisme koping
Adaptif YA TIDAK

Bicara dengan orang lain 


Mampu menyelesaikan 
maslah
Teknik reklsasi 
Aktivitas konstruktif 
olaharaga 

Maladaftif YA TIDAK
Minum alkohol 
Relaksasi lambat/ 
berlebihan
Bekerja berlebihan 
Mengidar 
Mencederai diri 

Masalah keperawatan : klien belum mampu melakukan komunikasi baik


dengan orang lain
X. Masalah psikososial dan Lingkungan
Pasien tidak ada masalah psikososial dan lingkingan ,ekonomi, pekrjaan ataupun
pelayanan keseahatan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
XI. Aspek medik
Diagnosa medik : skizofrenia
Terapi medik :
a. Iodomer 5mg 2x1 tab
b. Cepezet 100 mg 0,0 ½ 1x1 tab
c. Arkine 1 mg 2x1 tab

XII. Masalah Keperawatan


1. Halusinasi pendegaran (bisikan yang tidak jelas )
2. Pasien pernah dirawat di RSUD madani dengan masalah halusinasi
51 karena emosi yang tidak stabil
3. Kesulitan bersosialisasi dimasyaraka
4. Pasien tidak mendapatkan bimbingan spiritual dari keluarga
5. Pasien biacara dengan lamabat
6. Pasien mengkhwatirkan kondisinya dan khawtir menyakiti orang lain dan Kembali
megamuk

XIII . Proritas diagnosa Keperawatan


1. Gangg
2. uan presepsi sensori : halusinasi pendegaran

XIV. Pohon Masalah


Resiko perilaku kekerasan
Effect

Gangguan presepsi sensori :


Halusinasi
Core problem

Cause Isolasi sosial

XV. Pengumpulan Data


1. Pasien mengatakan mendegar suara bisikan – bisikan tidak jelas
2. Pasien tidak bisa mentrol emosi dengan baik Ketika bisikan itu datang
3. Cara biacara pasien lamabat dan berbelit namun tepat sasaran
4. Pasien kesulitan berbaur dengan teman- temanya karena emosi yang
tidak stabil

Analisa Data
Data Masalah
DS: Gangguan presepsi sensori: Halusianasi
52
1. Pasien mengatakan mendegar suara- pendegaran
suara bisikan yang tidak jelas
DO:
1. Pasien Nampak berbicara sendiri
2. Pasien sering gelisah merasa
ketakutan
3. Pasien tidak bisa mengontrol emosi
ketika bisikan itu datang
4. Cara bicara pasien lambat dan
berbelit namun tepat sasaran
5. Pasien kesulitan berbaur dengan
teman- temannya

INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSIS TUJUAN KRITERIA INTERVENSI


KEPERAWATAN EVALUASI
SP 1
Gangguan presepsi Pasien mampu Setelah pertemuan 1. Bantu pasien
sensori : Halusinasi 1. Mengikuti pasien dapat mengenal halusinasi
pendengaran halusinasi menyebutkan (isi,waktu
yang 1. Isi terjadinya,frekuensi,sit
dialaminya waktu,frekuensi,sit uasi pencetus,perasaan
2. Mengontrol uasi saat terjadi halusinasi )
halusinasi pencetus,perasaan . 2. Latih mengontrol
3. Mengikuti 2. Mampu halusinasi dengan cara
program memperagakan menghardik
pengobatan cara dalam 3. Minta pasien
menontrol memperagakan ulang
halusinasi 4. Bantu penerapan cara
ini,beri penguatan
perilaku pasien.
5. Masukkan dalam
jadwal kegiataan
pasien
53
SP 2
1. Evaluasi kegiatan
yang lalu ( SP 1 )
2. Latih
berbicara/bercakap
dengan orang lain
saat halusinasi
muncul
3. Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien
SP 3
1. Evaluasi kegiatan
lalu ( SP 2 )
2. Latih
berbicara/bercakap
dengan orang lain
saat halusinasi
muncul
3. Tahapannya
4. Jelaskan pentingnya
aktivitas yang
teratur untuk
mengatasi halusinasi
5. Diskusikan aktuvitas
yang biasa
dilakukan oleh
pasien
6. Latih pasien
melakukan aktivitas
7. Susun jadwal
aktivitas sehari-hari
sesuai aktivitas yang
telah dilatih ( dari
bangun pagi sampai
54
tidur malam )

55
SP 4
1. Evaluasi kegiatan
yang lau ( SP
1,2,dan 3 )
2. Tanyakan program
obat
3. Jelaskan
pentingnya
penggunaan obat
Jelaskan akibat
bila tidak
digunakan sesuai
program
4. Melatih pasien
minum obat ( 5
benar )
5. Masukkan dalam
jadwal

56
SP 1 Halusinasi

Nama : Tn.s
Ruangan : salak
Pertemuan : 1
Wakatu : 10: 30 WITA

SP1. Pasien ( menghardik Halusinasi )


Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien ,mengidentifikasi isi halusinasi
pasien, mengidentifikasi waktu halusinasi pasien, mengidentifikasi
frekuensi halusinasi pasien, mengidentifikasi situasi yang menimbulkan
halusinasi,mengidentifikasi respon pasien terhadap
halusinasi,mengajarkan pasien menghardik halusinasi mengajarkan
pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian
Fase Orientasi

“ Assalamualikum pak , perkenalkan nama saya perawat Ani “


“ Nama bapak siapa ? Bagaimana persaan bapak hari ini ?”
“Baik pak hari ini kita akan berbicara sedikit mengenai keadaan
bapak,selama 15 menit bapak bersedia ?”
“ kita bicara disini sja ya pak , biar aman “
Fase kerja

“ Apakah bapak mendegar suara tanpa wujud?apan yang dikatakan suara


itu ?”
“ Apa terus- menurus terdegar atau sewaktu-waktu ?kapan yang paling
sering bapak dengar suara? Berpa kalai sehari bapak dengar suara itu?
pada kedaan apa suara itu terdegar ! apak diwaktu sendiri ?”
“Apa yang bapak rasakan pada ssat mendegar suara itu ?”
“Apa yang bapak lakukan pada saat mendegar suara itu ? apa dengan car
aitu suara-suara itu hilang ? Bagaimana kalua kita belajar cara -cara
untuk mencegah suara- suara itu muncu?”
“Baik;lah jadi ada empat cara untuk mencegar suara-suara itu muncul
pertma dengan menghardik suara tersebut kedua dengan cara
57
bercakap-cakap , ketigamelakukan kegiatan yang yang sudah terjadwal
dan yang keempat minum obat dengan benar dan teratur “
“ Bagaimana kalua kita belajar 1 cara dulu , yaitu dengan cara menghardik

“ cara seperti ini pak ,saat suara-suara itu muncul langsung bilang pergio
saya tidak mau dengar .., sayaa tidak mau dengar kamu suara
palsu,beghitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdegar lagi,coba
bapak peragakan”.”nah begitu.. bagus pak
“Coba sekali lagi ya pak “,ya bagus ya pak sudah bisa “
Fase terminasi
“ Bagaimana persaan bapak setelah peragakan latoihan tadi?” kalua suara
-suara itu muncul lagi,coba lakukan cara tersebut
“ Bagaiaman buat jadwal latihannya ( memasukkan jadwal kegiatan
latiahn menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan haraaian
pasien ).Bagaiamana kalua kita bertmu lagi untuk beljar dan Latihan
mencegah suara-suara dengan caara tang ke 2 ?jam berpa maunya ? “
bagaiaman kalua 2 jam lagi? Kita akan berlatih selam 15 menit ya ?
tempatnya disini saja ya pak ?
“Baiklah karena sekarang sudaah jam 11.00 WITA nanti kita akan
Latihan lagi ya pak jam 13.00 WITA sampai jampa lagi ya bapak
Assalamualaikum

58
Evaluasi keperwatan Sp 1
Tanggal : Jum’at 4 maret 2022
Jam : 13.30 WITA

S:- Pasien menceritakan permsalahan yang dia hadapi


-Pasien mengatakan mengetahui cara menghardik halusiansi

-Pasien mengatakan mau melakukan latiahan untuk mengontrol halusinasi

O:- Plien menceritakan dengan cara lambat dan berblit namun tepat pada sasaran
-Pasien mampu melakukan Latihan menghardik
-Pasien antusias untuk latiahan mengontrol halusinasi

A:- Halusiansi belum tertasi


-Pasien mampu menghardik halusinasi

P : - Anjurkan untuk mengulangi sp 1 ketiaka ada suara itu muncul


-Lanjutkan SP2

59
SP2 Halusinasi
Nama : Tn.S
Ruangan : Salak
Pertemuan :2
Waktu : 13.00 WITA

SP2 Pasien ( bercakap-cakap dengan orang lain )


Mengevaluasi jadwal kegitan harian pasien ,malatih pasien mengendalikan
halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain, menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal kegiatan sehari- hari
Fase Orientasi
“ Assalamualikum, Bagaimana persaan bapak hari ini? Apakah suara- suara masih
muncul ?”
“ Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Suara berkurang bukan ?”
“ Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengomtrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lainm,” seperti janji sebelumnya kita akan
berlatih selama 15 menit. Ditempat ini ya pak “
Fase Kerja
“ Cara kedua untuk mencegah / mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lai. Jadi kalua bapak mulai mendegar suara-
suara .langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol.Minta teman untuk ngobrol
dengan bapak ayo bicara/ berceritadengan saya”
“ atau kalua ada orang dirumah misalnya kakak, bapak mengatakan kak ayo ajak
saya bercerita. Saya sedang mendegar suara-suara begitu “
“ sekrang coba bapaak lakukan yang seperti yang saya lakukan tadi, ya begitu
bagus ya pak! Nah dilatih terus ya pak “
Fase Terminasi
“ Bagaimana persaan bapak setelah Latihan tadi ? jadi susdah ada berpa cara yang
bapak latih untuk mencegah suara-suara ini ? Bagus cobalah kedua cara ini kalua
bapak mengalami halusinasi lagi.
“ Bagaimana kalua kita memasukkan dalam jadwal kegiatan haarian bapak mau
jam berpa bapak mau Latihan bercakap-cakap ? Nah nanti lakukan secara teratur
serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan Kembali lagi.
Bagaimana kalua kita Latihan cara yang ketiga yaitu, melakukan aktivitas
60
terjadwal !mau jam berapa? Bagaimana kerja jam 11 11.00? mau dimana ? disni
saja?” Baiklah kalua begitu sampai besok ya pak . Assalamualikum

Evaluasi keperawatan SP2


Tanggal : Jum’at o4 Maret 2022
Jam : 13.30 WITA

S : - Pasien mampu melakukan Latihan yang mengontrol halusinasi


menghardik dan berbincang-bincang ,jika mendegar bisikann
O :- Pasien bercerita dengan cara lambat namun berbelit namun tepat pada
sasaran
-Pasien mampu melakukan Latihan berbincang-bincang dengan orang
lain
-Pasien antusias untuk melakukan Latihan mengontrol Halusinasi
A : - Halusinasi belum tercapai
-Klien mampu berbincang-bincang dengan teman
P :- Anjurkan klien untuk mengulangi Latihan yang diberikaan dan
mempersiapakan atau memikirkan aktivitas yang disukai klien untuk
dilakukan
-Lanjutkan SP

61
SP3 Halusinasi
Nama : TN.S
Rangan : Salak
Pertemuan : 3
Wkatu : 11.00 WITA
Tanggal : Sabtu 05 Maret 2022
SP3 Pasien ( Melakukan aktivitas terjadwal)
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien,melatih pasien mengemdalikan
halusinasi dengan melakukan kegiatan ( kegiatan yang bisa dilakukan pasien ).
Menganjurkan pasien untuk memasukkan dalam kegiatan sehari-hari
Fase Orientasi
“ Asslamualikum , Bagaimana persaan bapak hari ini ?”
“ Apakah suara-suara masih muncul? Apakah sudah dipakai du acara yang
tyelah kita latih ? Baaimana hasilny ? Bagus ! sesuai janji kita ini hari kita akan
belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan
terjadwal. Kemarin kita ada janji akan berlatih selama 15 m3nit ditempat
ini.Bagaimana bapak ? Bisa? “
“ Baiklah kita mulai ya pak.”
Fase Kerja
“ Apa saja yang bisa dilakukan ? Pagi -pagi apa ada kegiatanya , terus jam berpa
berikutnya ( terus diajak bicara sampai kegiatanya sampai maalam ), wah!
Banyak sekali kegiatanya . Mari kita latih dua kegiatan hari ini “( Latihan
kegaiatan olahraga dan menulis )
“ kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul.
Kegiatan yang lain akan kita latih agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.”
Fase Terminasi
“ Bagaimana persaan bapak sejak kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suara – suara ? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita
latih untuk mencegah suara-sura .Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam
Jadwak kegiatan harian . Coba lakukan sesaui jadwal ya! Bagaimana kalua
menjelang makan siang nanti kita membahas cara minum obat yang baik sertaan
gunaan obat. Mau jam berpa? Bagaimana jam 12.30 siang ? Ditempat ini ya !
sampai jumpa lagi ya pak ! Assalamualikum.
62
Evaluasi Keperawatan SP3
Tanggl : sabtu 05 maret 2022
Jam : 13.15 WITA

S: - Pasien mengatakan mau melakukan Latihan terjadwal untuk


mengontrol halusinasi
-Pasien mengatakan bisa mengtrol halusinasi dengan 3 cara yaitu
menghardik halusinasi, berbincamg-bincang dan melakukan aktivitas
terjadwal
O :- Pasien mengatakan aktivitas yang disukai ( olahraga dan menulis )
-Pasien mampu mentrol halusinasi denagan 3 cara yaitu menghardik
halusinasi ,berbincang- bincang dan melakukan aktivitas terjadwal
-Pasien tampak Kooperatif
A :- Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan 3 cara
P : - SP3 Selesai
-Lanjutkan sp4

63
SP4 Halusinasi
Nama : Tn. S
Ruangan : Salak
Pertemuan :4
Jam : 12. 30 WITA
Tanggal : Sabtu 05 Maret 2022

SP4 Pasien ( MInum obat secara teratur )


Evaluasi jadwal yang lalu ( sp1,sp2 dan sp3) menaanyakan pengobatan
sebelumnya menjelaskan tentang pengobatan,melatih pasien minum obat ( 5 benar
) masukkan jadwal
Fase Orientasi
“ Assalamualikum Bagaimana persaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul ?”
Apakah sudah dipaki dengan cara yang telah kita pakai “
“ Apakah jadwal kegiatan sudah dilaksanakan? Apakah pagio ini sudah minum
obat? Baik hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak
minum,kita akan diskusikan selama 15 menit sambal menggu makan siang?”
Fase Kerja
“ Adakah bedanya setelah minum obat secara teratur apakah suara-suara
berkurang/hilang?” minum obat sangat penting supaya suara-sauara yang bapak
dengar dan menganggu selama ini tidak muncul lagi?”
“ Kalau suara- suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan,nanti
dikonsultasikan oleh dokter, sebab kalua putus obat bapak bisa kembuh dan sulit
untuk mengemablikan keadaan semua.pastiakn obatnya benar artinya bapak harus
saat menggunakan obat-obatanini,jagan keliri dengan obat orang lain.”
“ Pastikan minum obat pada waktunya dengan cara yang benar yaitu diminum
sesudah makan dan tepat jamnya “
“ Bapak juga harus memperhatiakan berpa jumlah obat sekali minum dan harus
cukup 10 gelas /hari”
Fase Terminasi
“ Bagaiaman persaan bapak setalah kita bercakap-cakap tentang obat?”
“ sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suar-suara? Coa sebutkan !
64
bagus !.Mari kita memasukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bpak “
“Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalua
dirumah.Nah makan sudah datang ! obat jagan lupa diminum nanti ya pak . saya
permisi dulu “
Assalamualikum

Evaluasi keperawatan SP4

Tanggal : sabtu 05 maret 2022


Jam : 12.50 WITA
S :- Pasien mengatakan mau minum obat secara teratur
-Pasien menyebutkan 4 cara mengontrol halusinas
O:- Pasien minum obat secara teratur
-Pasien Nampak melakukan 4 untuk mengrol halusinasi
-Pasien tampak kooperatif
A:- Pasien minum obat secara teratur
-Pasien mampu melakukan cara mengontrol halusinasi
P:- SP1,2,3,dan 4 selsai
-Anjurkan pasien untuk melakukan cara mengontrol suar-sura bisikan 4 cara yang
Dipelajari

65
BAB IV

ANALISA
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan kepada Tn. S Dengan halusinasi
pendegaran maka penulis membahas kesenjagan antara teoritis dengan tinjaun
kasus pembahasan dimulai dari Analisa masalah keperawatan, Analisa intervensi
dengan konsep penelitian dan alternatif pemecahan yang tepat

A.Analisa Masalah Keperawatan

Berdasarkan data yang didapatkan saat pengkajian pada klien dengan


gangguan persepi sensori halusinasi pendengaran ditemukan, alasan masuk yaitu
klien masuk RSD Madani pada tanggal 15 Februari 2022 jam O8.30 WITA
diantar oleh keluarganya dengan keluhan gelisah,sulit tidur mendegar suar-suara
bisikan tdak jelas ,melempar kayu depan rumah dan merusak barang-barang
keluarga mengatakan jika pasien sering bicara- bicara sendiri ,pada saat
pengkajian didapatkan data pasien mengatakan mendagar suara – suara bisikan
tidak jelas dan tampak mengamuk jika bisikan itu datang klien Nampak berbicara
sendiri
Faktor predisposisi yang di dapatkan dari hasil wawancara yaitu klien
sudah pernah masuk rumah sakit sebelumnya. Klien tidak pernah mengalami
aniaya fisik dan aniaya seksual. Klien juga tidak pernah melakukan penganiayaan
fisik dan penganiayaan seksual kepada siapapun.awal terjadi pasien bisa sampai
bisa berhalusinasi terjadi perdebatan antara suku sehinnga pasien jatuh sakit
mengakibatkan sampai mendagar suara- suara bisikan yang tidak jelas . Selain
dilakukan wawancara, klien juga dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan
didapatkan hasil TD : 120/80 mmHg, N : 80 x/m, S : 36,5◦c, P : 20x/m., TB :
170 cm, BB : 55 kg
Pengakajian pada genogram yaitu klien merupakan anak pertama dari dua
bersaudara Dalam keluarga, tidak ada anggota keluarga yang pernah menderita
gangguan jiwaPada konsep diri ditemukan bahwa tidak ada masalah keperawa
pada konsep diri yang meliputi gambaran diri, peran diri, identitas diri, ideal diri,
serta harga diri.

66
Berdasarkan data yang didapatkan saat pengkajian, yaitu data
subjektif :Pasien mengatakan sulit tidur , mendgar suara bisikan yang tidak jelas
pasien : 80 x/m, S : 36,5◦c, P : 20 x/m., TB : 170 cm, BB : 55 kg, klien tidak
mampu menatap lawan bicara dengan durasi lama, klien terkadang terlihat
murung , klien tampak mengantuk, klien tampak gelisah .

menurut Sutejo (2013) tanda dan gejala klien halusinasi pada data subjektif
terdapat 7 gejala yaitu: mendengar suara – suara atau kegaduhan, mendengar suara
yang mengajak bercakap cakap, mendengar suara - suara menyuruh melakukan
sesuatu yang berbahaya, melihat bayangan. inar, bentuk geometris, bentuk kartun,
melihat hantu, atau monster, mencium bau - bau an seperti bau darah, urine,
feses, kadang - kadang bau itu menyenangkan, merasakan rasa seperti darah,
urine atau feses, merasakan takut atau senang dengan halusinasinya. Data
objektif menurut Sutejo (2013) ada 11 yaitu: bicara atau tertawa sendiri, marah -
marah tanpa sebab, menutup telinga, menunjuk – nunjuk kearah tertentu, ketakutan
pada sesuatu yang tidak jelas, mencium sesuatu seperti sedang membau baui
tertentu, menutup hidung, sering meludah, muntah, menggaruk- garuk permukaan
kulit. Halusinasi juga diartikan sebagai kejadian melihat, mendegar,
menyentuh,mencium atau merasakan sesuatu tanpa adanya rangsangan eksternal
terhadaporgan sensori( Fontaine 2009) klien yang umumnya mengalami halusinasi
dapat diamati dari gejala yang ditunjukkan,
B.Analisa Intervensi Dengan Konsep Penelitian

Terdapat 4 intervensi Strategi Pelaksanaan Tindakan keperawatan (SPTK)


pada Tn. S mengalami maslah gangguan presepsi sensori : halusinasi pendegaran
yaitu yang pertama Pasien dapat mengenal halusinasi. Intervensi yang direncanakan
yaitu tanyakan apabila pasien mengalami sesuatu, klasifikasi tentang adanya
halusinasi pada pasien dengan menanyakan tentang isi, waktu, dan frekuensi
terjadinya halusinasi dan situasi kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan
halusinasi. Selain membantu mengenal halusinasinya, selanjutnya yaitu melatih
pasien mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik halusinasi tersebut.
Adapun tahapan tindakannya yaitu : jelaskan cara menghardik halusinasi,
peragakan cara menghardik halusinasi, minta pasien untuk memperagakan ulang
cara menghardik halusinasi, pantau penetapan cara ini, berikan penguatan perilaku
pasien, dan masukkan ke dalam jadwal kegiatan pasien. Strategi Pelaksanaan
Tindakan keperawatan (SPTK) yang kedua yaitu evaluasi kegiatan yang lalu ( SP1
Halusinasi), latih mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
67
lain saat halusinasi muncul, dan masukkan dalam jadwal kegiatan harian klien.
Strategi Pelaksanaan Tindakan keperawatan (SPTK) yang ketiga yaitu evaluasi
kegiatan yang lalu (SP 1 dan SP 2), latih mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan yang terjadwal atau kegiatan yang sering dilakkan secara rutin. Adapun
tahapan tindakannya yaitu meliputi : jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur
untuk mengatasi halusinasi, diskusikan aktuvitas yang biasa dilakukan oleh pasien,
latih pasien melakukan aktivitas, susun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai aktivitas
yang telah dilatih (dari bangun pagi sampai tidur malam). Dan Strategi Pelaksanaan
Tindakan keperawatan (SPTK) yang keempat yaitu : evaluasi kegiatan yang lau (SP
1,2,dan 3), tanyakan program obat, jelaskan pentingnya penggunaan obat, jelaskan
akibat bila tidak digunakan sesuai program, jelaskan akibat bila putus obat , jelaskan
cara mendapatkan obat/berobat, jelaskan obat (5 benar), Latih pasien minum obat,
masukkan dalam jadwal harian pasien .

Berdasarkan data pengkajian yang didapatkan, penulis merumuskan


diagnosa keperawatan kepada klien yaitu gangguan persepsi sensori: Halusinasi
Pendengaran. Ketepatan dalam menegakan diagiagnosis sangat menentukan dalam
ketepatan dalam memberikan Tindakan keperawatan Menurut teori peplau’s kita
bisa melakukan hubugan interpersonal yang dimaksud antar perawat dan pasien bisa
dialakukan komunikasi terapeutik yang diman terdapat orientasi ,lebih difokuskan
untuk membantu pasien menyedari ketersediaan bantuan dan rasa percya terhadap
kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam memberikan askep
dalam pasien ,pada tahap ini perwat dan pasien melakukan kontrak awal untuk
membangun kepercyaan.

Strategi pelaksanaan Tindakan keperawatan merupakan alat yang dijadikan


sebagai panduan oleh seorang perawat jiwa Ketika berinteraksi oleh pasien dengan
gangguan halusinasi .strategi pelaksaan adalah penerapan standar asuhan
keperawatan yang diterpakan pada pasien yang bertujuan mengurangi masalah
keperawatan jiwa yang ditangani. Strategi pelaksanaan kepada pasien
mencamgkup kegiatan mengenali halusinasi ,mengajarkan pasien bercakap-cakap
dengan orag lain saat halusinasi muncul ,serta melakukan aktifitas terjawal untuk
mecegah halusinasi ( Sarafino,2014).

Tindakan keperawatan pasien dengan halusinasi adalah membantu pasien


mengenal halusinasi melatih menghardik halusinasi,bercakap- cakap dengan orang
lain melatih melakukan aktivitas yang terjadwal serta minum obat secara teratur
( Keliat dkk,2010)
68
C. Alternatif Pemecahan Yang apat dilakukan

Rencana pemecahan yang dapat dilakukan pada pasien dengan gangguan


persepsi sensori: halusinasi pendengaran yaitu agar pasien dapat mengontro
halusinasi. Tetapi sebelum melakukan tindakan keperawatan, perawat dan pasien
membina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik terlebih
dahulu. Rasional dari tindakan dilakukan hubungan saling percaya
merupakan langkah awal menentukan keberhasilan rencana selanjutnya. Dalam
menentukan berhasil tidaknya tindakan keperawatan, tentu memiliki tolak ukur.
Adapun kriteria hasil yag telah ditentukan yaitu klien dapat membina hubungan
saling percaya, klien dapat mengenal halusinasi yang meliputi jenis, isi, frekuensi,
situasi pencetus, perasaan atau respon ketika halusinasi muncul. Selain tu, klien
mampu mengontrol halusinasi (dengan cara menghardik, bercakap-cakap dengan
orang lain, melakukan kegiatan terjadwal, dan teratur minum obat

.Pemberian implementasi keperawatan untuk membantu pasien mengatasi


halusinasinya dimulai dengan memnbina hubungan saling percya dengan
pasien,saling percya sangat penting diajalani sebelum mengintervensi pasien
lebih lanjut pertama -tama pasien harus difasilitasi 8untuk memperoleh rasa
aman dan nyaman untuk menceritakan pengalaman halusinasinya sehingga
informasi yang berkaitan tentang halusinasinya dapat komprehensif ( untuk itu
perawat harus memulai memperkenalkan diri menjelaskan tujuan
interaksi ,membuat kontrak asuhan keperawatan ,memperlihatkan sikap
sabar,penerimaan yang tulus dan aktif mendegar. Hindari menyelahkan atau
respon tertawa saat pasien menceritakan pengalaman aneh yang menggelikan
( Kusumawati & Hartono,2012)

69
BAB V

PENUTUP

A. .kesimpua
n
Berdasarkan hasil laporan seminar kasus yang di angkat pada Tn.R di
ruangan salak RSUD Madani sulawesi tengah dan telah di lakukan intervensi
untuk sp 1 yaitu membantu pasien mengenal halusinasi, latih mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik. Sp 2 latih berbicara/bercakap dengan orang
lain saat halusinasi muncul Sp 3 melaksanakan aktivitas terjadwal dan sp 4 latih
pasien menggunakan obat secara teratur.
B. Saran

1. Bagi bidang ilmiah disarankan untuk meningkatkan sumber informasi dan


referensi bagi tenaga kesehatan bidang keperawatan mengenai cara mengontrol
halusinasi pada pasien jiwa.
2. Bagi Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian yang
sama tetapi menggunakan metode yang berbeda.
3. Peneliti menyarankan untuk memberikan pengarahan cara mengontol halusinasi
pada pasien jiwa

70
DAFTAR PUSTAKA
Afnuhazi, Ridhyalla. 2015. Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Afnuhazi, Ridhyalla. 2015. Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Andri, J. (2019). IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DENGAN
PENGENDALIAN DIRI KLIEN HALUSINASI PADA PASIEN
SKIZOFRENIA. 1, 146-155.
Dalami E, dkk. 2014. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa.
Jakarta: CV. Trans Info Media.
Dermawan, Deden dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa: Konsep dan
Kerangka Kerja asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Erviana, I., & Hargiana, G. (2018). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Generalis Dan Psikoreligius Pada Klien Gangguan Persepsi :
Halusinasi Penglhatan dan Pendengaran. Jurnal Riset Kesehatan
Nasional, 2(2), 114.
Nurlaili, Nurdin, A. E., & Putri, D. E., (2019) pengaruh Tehnik Distraksi
Menghardik Denga Spiritual Terhadap Halusinasi Paien. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 11(3, 177-190.
Pusdiklatnakes. 2012. Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat.
Jakarta: Badan PPSDM Kesehatan.
Putri, V. S. (2017). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
Halusinasi terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien
skizofrenia Di ruanga inap arjuna rumah sakit jiwa daerah provinsi
jambil. Riset informasi kesehatan, 6(2), 174.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan

71
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_
2018/H
asi%20Riskesdas%202018.pdf Diakses Juni 2021.

RSD Madani Propinsi Sulawesi Tengah. 2015. Laporan Jumlah


Pasien Skizofrenia 2012- 2015.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Jiwa.
Available from : http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsi p/ln/2014/uu18-
2014bt.pdf. [Diakses : 25 Februari 2018].
World Health Organization (WHO). (2016). Diakses tanggal 11 Juni 2021
http://www.who.int/mental_health/en/
Yusuf, AH, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Zahnia S, Sumekar DW. Kajian Epidemiologis Skizofrenia. Majority.
2016;5(4):160–6.

72
Lampiran 1

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Asriani

NIM : P07120421004

Jurusan/Prodi : Pendidikan Profesi Ners

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KIA-Ners yang saya tulis ini benar-benar

karya saya sendiri bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain

yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.Apabila dikemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan KIA-Ners ini hasil jiplakan maka saya

bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Palu, Agustus 2022

Yang membuat pernyataan

Asriani

73
Lampiran 2

LEMBAR KONSULTASI KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Nama Mahasiswa : Asriani

NIM : P07120421004

Pembimbing : Helena Pangaribuan, S.Kep,Ns,M.Kep

Judul KIA-N : Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Dengan Gangguan


Prespsi Sensori: Halusinasi Pendegaran Dengan
Pendekatan Teori Hildegard Peplau’s Diruagan Salak
RSUD Madani Palu

No Tanggal Materi Masukan Metode Paraf


Konsultasi Pembimbing Konsultasi

1.

74
LEMBAR KONSULTASI KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Nama Mahasiswa : Asriani

NIM : P07120421004

Pembimbing : Supirno,S.Kep,Ns,M.Kep

Judul KIA-N : Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Dengan Gangguan


Prespsi Sensori: Halusinasi Pendegaran Dengan
Pendekatan Teori Hildegard Peplau’s Diruagan
Salak RSUD Madani Palu

No Tanggal Materi Konsultasi Masukan Metode


Pembimbing Konsultasi

1.

75
Lampiran 3

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperwatan Jiwa

Nama : Tn.S Tanggal : Jum’at 4 maret 2022


Ruangan : salak jam : 10: 30 WITA

A.Proses Keperawatan

4. Kondisi pasien
DS : - Klien mengatakan dia mendegar bisikan yang tidak jelas
DO : - Klien koopreatif Ketika diajak bicara
-Klien Nampak berbicara sendiri

5. Diagnosa Keperwatan : Halusinasi pendegaran


6. Tujuan Khusus
Stelah 2x15 menit interaksi selama 8 jam pasien menunjukkan
8. Ekspresi wajah bersahabat
9. Menunjukkan rasa senang
10. Ada kontak mata, mau berjabat tangan
11. Mau menyebutkan nama
12. Mau menjawab salam
13. Pasien mau duduk berdampingan dengan perwat
14. Pasien mau mengutamakan masalah yang dihadapi
11. Proses Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
4. Salam Terapeutik
“ selamat pagi pak perkenalkan nama saya perawat Asriani
mahasiswa keperawatan ners yang jaga hari ini ya pak ? “
5. Validasi
“ Bagaimana kabarnya hari ini pak “?
“ Nama bapak siapa ?” “ asalnya darimana pak ?”
6. Kontrak ( topik, waktu , tempat )
Bapak bagaimana kalua sekarang kita mengobrol mengenai
hobi persaan dan masalah yang bapak hadapi,” bagaimana

76
kalua kita bercakap- cakap diluar pak ?” tujuan kita
bercakap-cakap adalah agar dapat mengungkapkan maslah
yang sedang bnapak haadapi ya “
Kerja ( Langkah – lngkah Tindakan keperawatan
“ Sebelumnya saya ingin menanyakan mengenai bapak ,
bapak suka dipanggil dengam nama panggilan siapa ?”
“ Jadi bapak suka dipanggil dengan nama panggilan Tn.S yak
pak ?”
“Bagaimana hubungan bapak dengan keluarga dirumah ?
bapak bersaudara berapa ./ dan bapak anak keberpa ?
“Bapak.. Hobi baoak apa ?”
“Nah lalu apa sebenarnya harapan atau cita-cita bapak ?”
“Bapak sebelmnya bekerja dimana ? sebagai apa ?”
“Bapak masih ingat knpa bapak bisa dibawa kesni , dan
bapak masih ingat siapa yang mangatr bapak kesini?”
“Kalau dirumah anggota keluarga yang paling bapak anggap
penting siapa ?”
“Bagaimana sekarang setelah bapak disini?”
“bapak punya teman yang biasa diajak ngobrol disini ?”
“Kalau punya coba sebutkan siapa saja temannya disini ?”
“Wah banyak ya bapak , disini sudah mempunyai teman
yang diajak ngobrol ?”

“Baiklah saya kira cukup hari ini untuk berbincang – bincang ya pak “
Terminasi
4. Evaluasi respon pasien terhadap Tindakan keperawatan
c. Evaluasi pasien ( subjektif )
“ Bagaimana persaan bapak setelah berbincang-bincang tadi
mengenai prsaan, hobi, cita-cita atau masalah bapak miliki ?”
d. Evalusi perawat ( Objektif )
5. Rencana Tindakan lanjut
Tindakan lanjut pasien
“ Bapak nanti bisa menceritakan maslah bapak yang miliki tidak
hanya kepda saya tetapi, sama teman bapak disini atau
petugas yang ada disini ya”
Tindakan lanjutan perawat

77
c. Mengevaluasi persaan pasien terkait masalah yang dihadapi
d. Memberi pasien terhadap kemampuan pasien yang sudah
mengungkapkan maslah
6. Kontarak yang akan datang ( topik,waktu ,tempat )
Topok :
“ Nah nanti saya akan datang kemabli Kembali, kita mengobrol
Kembali ya pak…,kita akan membuat jadwal kegiatan yang
bisa bapak lakukan disini yak pak ..”
Waktu :
“ Baiklah besok saya akan datang pada jam 11: 15 Wita”
Tempat :
“ Bapak kita ngobrolnya dimana ?” bagaimana kalua ditempat
duduk diluar kamar? “ Nah sekarang bapak boleh beristrahat
dikantor ya pak,selamat pagi pak.

78
Evaluasi Keperawatan

Tanggal : Juma’at 4 maret 2022


Jam : 10.20 WITA

S: -“Selamat pagi sus”


-“ baik sus”
- “Nama S”, asal saya dari JL.Lekatu”
-“ Bicara disini aja sus”
-“iya sus”
O: - Pasien menjawab pertyaan meskipun ada beberpa pertanyaan yang
dihindari
- Kontak mata baik ,dan tatapan mata tajamdan sinus
- Pasien kooperatif jika diberi peritah untuk melakukan sesuatu

A:- Bina hubungan saling percya tercapai sesuai dengan keriteria


- Pasien menajaga kontak mata dengan baik namun tetap tajam
dan sinus
- Pasien bersedia menyebutkan salam
- Pasien duduk berdampigan dengan perawat
- Pasien mau menceritakan permaslaahan yang dihadapi
- Pasien mau diajak berjabak tagan

P: Perawat :
- Evaluasi bina hubungan salingbpercaya
- Lanjutkan SP 1 Halusiansi

Pasien
- Anjurkan klien untuk mengingat pertemuan 1
- Anjurkan klien untuk mengungkapakan persaan dan keluhannya

79
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PADA PASIEN TN.S DENGAN KASUS HALUSINASI

Ruangan Rawat : Perwatan salak


Tanggal dirawat : 15/02/2022
2. Identitas Pasien
Nama : Tn.S ( Laki-laki ) Tanggal pengkajian : 4 maret
2022
Umur : 46 Tahun ( 29-061976) NO.RM : 000225
Pendidikan : SD
Inforaman : Pasien
II. Alasan masuk
Pasien masuk diRSUD Madani pada tanggal 15 Februari 2022 pada pukul
08.30 WITA diantar oleh keluarganya dengan keluhan gelisah, susah toidur,
mendegar suara bisikan- bisikan tidak jelas, melempar kayu depan rumah dan
merusak barang-barang keluarga mengatakan jika klien sering bicara- bicara
sendiri
III. Keluahan saat dikaji
Pada saat dialkukan pengkjian pada tanggal 4 maret 2022 pukul 10.00
WITA.pada saat dilakukan pengkajian klien mengatakan mendegar suara-
suara bisikan suara bisikan tidak jelas dan tampak mengamuk jika bisikan itu
datang klien Nampak berbicara sendiri
IV. Faktor predisposisi
6. Pernah mengalami gangguan jiwa dimana lalu ?
Klien permah dirawat diRSUD madani dengan keluhan yang sama sejak tahun
2003
7. Pengobatan sebelumnya
Pengoabatan pasien sebelumnya berhasil
8. Pasien tidak mengalami penganiayaan fisik seksual,penolakan ataupun
kekersan dalam keluarga
Penjelasan faktor predisposisi
Pasien pernah dirawat di RSUD Madani sejak tahun 2003 dengan masalah

80
halusinasi ( bisikan )yang kemudian pasien melempar kayu depan rumah da
mudah emosi , pasien juga tidak mengalami penganiayaan fisik
seksual,penolakan kekerasan dalam keluarga
Masalah keperawatan : pasien pernah dirawat di RSUD Madani dengan
masalah halusinasi
9. Pasien Tidak memilikianggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Masalah keperawatan : tidak ada maslah keperawtan
10. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan klien tidak memiliki
pengalaman masa lalu yag tidak menyenangkan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawtan
V. Fisik
1. Tanda- tanda vital: TD: 120/70 mmhg R : 20x/m
N: 80x/m S: 36,5℃
2. Ukur TB: 170 Cm BB: 55kg
3. Keluhan fisik : Pasien tidak memiliki keluhan fisik
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

81
VI. Psikososial
5. Genogram

keterangan
:

: Laki-laki : Meninggal

: Perempuan : Hubungan keluarga

: Pasien : Tinggal satu rumah

Generasi 1: Orang tua dari ayah klien kakek Pasien sudah


meninggal dunia nenek Pasien masih hidup
begitupun orang tua dari ibu klien
Generasi 2: Ayah Pasien 6 bersaudara, ayah klien anak ke-
6 dan semua saudara ayah masih hidup, ibu
kelahiran 7 bersaudara ibu kelahiran anak ke
5 dan semuanya masih hidup.
Generasi 3: Klien anak pertama dari dua bersaudara adik
klien perempuan
Masalah keperawatan: tidak ada

6. Konsep

82
tidak memiliki cacat fisik, tidak mengalami perubahan ukuran
fisik,klien tidak ada keluhan sakit pada bagian anggota
tubuhnya pasien menyukai sel;uruh anggota tubuhnya

b.Identitas diri

Pasien menyadri dirinya seorang laki-laki berusia 46 tahun


dengan gangguan halusinasi pendegaran,awalnya perdebatan
antara suku setelah itu pasien jatuh sakit dan mendagar suara
bisikan

d. Peran

Pasien menyadari peraaanya sebagai suami dan dia ingin


menafkahhi keluarganya hanya saja terkendala dengan sakit yang
dia derita

e. Ideal diri

Klien menyadari ingin menjadi suami yang bertanggung jawab


hanya terkendala dengan sakitnya

f. Harga diri

Pasien menyadari dia tidak daapat menjadi suami yang


bertanggung jawab dan menjadi ayah untuk anak-anaknya.

Masalah keperawtan : Tidak ada masalah keperawatan

7. Hubungan social

a. Orang yang berarti: pasien menagatakan jika oranh sangat berarti

dalam hidupnya adalah keluarga

b.Peran sertab dalam kegiatan kelompok/masyarakat : pasien tidak


mengetahui perannya dan kesulitan baerbaur dengan masyarakat lain
karena sering emosi

c. Hambatan dalam hubungan dngan orang lain : mudah emosi jika


berbaur dengab orag lain

Masalah keperawatan : kesulitan bersosialisasi karena emosi


yang tidak stabil

83
8. Spiritual

d. Nilai dan keyakinan : pasien beragama islam dan menyakini adanaya


tuhan

e. Kegaitan ibadah : pasien tidak melaksanakan sholat 5 waktu


karena tidak mendapatkan bimbingan dari kelurga

Masalah keperawatan : pasien tidak mendapatkan bimbingan


spiritual dari keluarga

VII. Status Mental

1. Penampilan

Pasien menggunakan dan celana pendek yang bersih dan rapi pasien
mandi 2x/sehari dan mengosok gigi1x/sehari

2. Pembicraan

Pasien mampu menjawab pertanyaan dengan kooperatif meskipun cara


bicranya lambat.

Masalah keperawatan : pasien bicara dengan lambat

3. Aktivitas motoric

Pasien mampu melakukan aktivitas fisik dengan aktif tanpa hambatan


atau gangguan

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

4. Alam persaan

Pasien merasa khawatir jiki dirinya akan menyakiti orang lain dan
kemabali nengamuk jika keluar dari RS

Masalah keperawatan: pasien merasa khawatir menyakiti orang lain dan


kemabali mengamuk

5. Afek

Persaan dan emosi yang terutama pada klien datar,tidak ada ekspresi
wajah yang ditunjikkan dan cenderung mengikuti semua perintah yang

84
diberikan

Masalah keperawatan : emosi klien tampak datar

6. Intoleransi selama wawancara pasien kooperatif ketiaka diajak bicara


tidak ada curiga yang dimunculka klien pada saat wawancara dan ada
kontak mata

Maslah keperawtan : tidak ada maslah keperawatan

7. Prespsi

e. Pasien mengatakan jika dia mendegarsuara bisikan yang tidak jelas

f. Pasien memiliki penglihatan yang normal

g. Pasien tidak memiliki masalah pada indra perabaaan

h. Pasien tidak memiliki masalah indara penciuman

Maslah keperawatan : klien mendegar bisikan yang tidak jelas

8. Arus piker

Pasien memiliki arus pikir dengan pembicaraan yang berbelit tapi sampai
pada tujuan pertanyaan dan pembicaraan

Masalah keperawatan : pembicraan berblit namun samvpai pada


ttujuan pembicaraan

9. Isi pikir

Pasien tidak memiliki obsesi terhasap sesuatu,tidak memiliki fobia,pasien


tidak memiliki hipokondria,depresionalisasi dan pikiran magis , pasien
tidak memiliki gangguan kepercayaan

Maslah keperawatan : tidak ada maslah keperawatan

10Tingkat kesadaran

Pasien memiliki tingkat kesadaran yang normal kooperatif ketiaka diajak


bicara dan tidak memiliki masalah dalam mengorientasiakan waktu,tempat
dan orang

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

11. Memori

85
Pasien mampu meningkatkan kejadian masa lampau dan saat ini

Masalah keperawatan: tidaka ada maslah keperawatan

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Pasien mampu berkonsentrasi dengan baik dan mampu berhitung dangan


baik

menggunakan jari tangan

masalah keperawatan: tidak ada maslah keperawatan

13. Kemampuan penilaian

Pasien tidak memiliki gangguan penilaian

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

14. Daya tolak diri

Pasien menerima segala gangguan yang diamiliki dan melakukan


pengobatan dengan rutin

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan


VIII.Kebutuahan Perancnaan pulang
1. Kemampuan pasien memiliki kebutuhan
Pasien mampu makan secara mandiri dan menghabiskan porsi makanan
yang diberikan pasien mampu melindugi dirinya dari bahaya yang
menghampirinya ,pasien mampu minum obat secara teratur dan
menggunakan pakaian dengan benar ,pasien juga mengatahuijika dian
akan diijumpai oleh keluarga ketiaka pulang dan mengatahui tempat
tingglanya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri
Pasien mampu melakukan perawatan secara amandiri
(mandi,kebersihan,makanan,BAK/BAB ganti pakaian )
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
b. Nutrisi
Pasien makan sebanyak 2x/sehari memilki nafsu makan yang baik
dan makan Bersama dengan teman yang lain

86
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
c. Tidur
Pasien tidak memiliki Masalah gangguan pola tidur pada siang
haripasien tidur jam 13.00-15.00 WITA. Dan pada malam hari
Masalah keperawatan : tidak ada maslah keperawatan
3. Kemammpuan pasien dalam

Pasien mampu minum obat seacara teratur pasien juga mampu membuat
keputusan sendiri jika ada hal yamg diinginkan
Masalah keperawatan : tidak ada masalaha keperawatan
4. Klien memiliki sistem pendukung

Pasien memiliki keluarga,teman dan ada juga perawat yang


menemanidan mendukung kesembuhan pasien
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
5. Apakah pasien menikmati pada saat bekerja ,kegiatan produktif atau
hobi
Pasien tidak memiliki hobi tertentu ,pasien juga tidak memilki
pekerjaan yang tentu namun pasien merasa tenang Ketika mendegar
music dengan volume yang keras
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
6. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien harus melakukan control rutin dipoli klinik jiwa selama 1 bulan
/sekali
7. Kegiatan dalam rumah
Pasien mengaatakan jika dia mampu mempersiapakan makanan diatas
meja menjaga kerapian rumah denagan menyapu dan mengepel ,
mencuci pakaian namun , pasien belum mampu mengtrol keuanganya
untuk beli rokok
8. Kegaitan diluar rumah
Pasien mengatakan jika ada melaakukan olahraga pada sore haari
dengan
berlari ataaupun bersepeda
IX. Mekanisme koping
Adaptif YA TIDAK

87
Bicara dengan orang 
lain
Mampu menyelesaikan 
maslah
Teknik reklsasi 
Aktivitas konstruktif 
olaharaga 

Maladaftif YA TIDAK
Minum alkohol 
Relaksasi lambat/ 
berlebihan
Bekerja berlebihan 
Mengidar 
Mencederai diri 

Masalah keperawatan : klien belum mampu melakukan komunikasi baik


dengan orang lain
X. Masalah psikososial dan Lingkungan
Pasien tidak ada masalah psikososial dan lingkingan ,ekonomi, pekrjaan
ataupun
pelayanan keseahatan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
XI. Aspek medik
Diagnosa medik : skizofrenia
Terapi medik :
a.Iodomer 5mg 2x1 tab
b.Cepezet 100 mg 0,0 ½ 1x1 tab

c. Arkine 1 mg 2x1 tab

XII. Masalah Keperawatan


1. Halusinasi pendegaran (bisikan yang tidak jelas )
2. Pasien pernah dirawat di RSUD madani dengan masalah halusinasi
3. Kesulitan bersosialisasi dimasyaraka karena emosi yang tidak stabil
4. Pasien tidak mendapatkan bimbingan spiritual dari keluarga

88
5. Pasien biacara dengan lamabat
6. Pasien mengkhwatirkan kondisinya dan khawtir menyakiti orang lain dan
Kembali megamuk

XIII . Proritas diagnosa Keperawatan


3. Gangguan presepsi sensori : halusinasi pendegaran

XIV. Pohon Masalah


Resiko perilaku kekerasan
Effect

Gangguan presepsi sensori :


Halusinasi
Core problem

Cause Isolasi sosial

XV. Pengumpulan Data


5. Pasien mengatakan mendegar suara bisikan – bisikan tidak
jelas
6. Pasien tidak bisa mentrol emosi dengan baik Ketika bisikan
itu datang
7. Cara biacara pasien lamabat dan berbelit namun tepat sasaran
8. Pasien kesulitan berbaur dengan teman- temanya karena
emosi yang tidak stabil

Analisa Data
Data Masalah
DS: Gangguan presepsi sensori:
2. Pasien mengatakan mendegar Halusianasi pendegaran
suara-suara bisikan yang tidak
jelas
DO:

89
1. Pasien Nampak berbicara
sendiri
2. Pasien sering gelisah merasa
ketakutan
3. Pasien tidak bisa mengontrol
emosi ketika bisikan itu datang
4. Cara bicara pasien lambat dan
berbelit namun tepat sasaran
5. Pasien kesulitan berbaur
dengan teman- temannya

INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSIS TUJUAN KRITERIA INTERVENSI


KEPERAWATAN EVALUASI
SP 1
Gangguan presepsi Pasien mampu Setelah pertemuan 6. Bantu pasien
sensori : Halusinasi 4. Mengikuti pasien dapat mengenal halusinasi
pendengaran halusinasi menyebutkan (isi,waktu
yang 3. Isi terjadinya,frekuensi,sit
dialaminya waktu,frekuensi,sit uasi pencetus,perasaan
5. Mengontrol uasi saat terjadi halusinasi )
halusinasi pencetus,perasaan . 7. Latih mengontrol
6. Mengikuti 4. Mampu halusinasi dengan cara
program memperagakan menghardik
pengobatan cara dalam 8. Minta pasien
menontrol memperagakan ulang

90
halusinasi 9. Bantu penerapan cara
ini,beri penguatan
perilaku pasien.
10. Masukkan dalam
jadwal kegiataan
pasien
SP 2
1. Evaluasi kegiatan
yang lalu ( SP 1 )
2. Latih
berbicara/bercakap
dengan orang lain
saat halusinasi
muncul
3. Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien
SP 3
8. Evaluasi kegiatan
lalu ( SP 2 )
9. Latih
berbicara/bercakap
dengan orang lain
saat halusinasi
muncul
10. Tahapannya
11. Jelaskan pentingnya
aktivitas yang
teratur untuk
mengatasi halusinasi
12. Diskusikan aktuvitas
yang biasa
dilakukan oleh
pasien
13. Latih pasien

91
melakukan aktivitas
14. Susun jadwal
aktivitas sehari-hari
sesuai aktivitas yang
telah dilatih ( dari
bangun pagi sampai
tidur malam )

92
SP 4
6. Evaluasi kegiatan
yang lau ( SP
1,2,dan 3 )
7. Tanyakan program
obat
8. Jelaskan
pentingnya
penggunaan obat
Jelaskan akibat
bila tidak
digunakan sesuai
program
9. Melatih pasien
minum obat ( 5
benar )
10. Masukkan dalam
jadwal

93
SP 1 Halusinasi

Nama : Tn.s
Ruangan : salak
Pertemuan : 1
Wakatu : 10: 30 WITA

SP1. Pasien ( menghardik Halusinasi )


Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien ,mengidentifikasi isi halusinasi
pasien, mengidentifikasi waktu halusinasi pasien, mengidentifikasi
frekuensi halusinasi pasien, mengidentifikasi situasi yang menimbulkan
halusinasi,mengidentifikasi respon pasien terhadap
halusinasi,mengajarkan pasien menghardik halusinasi mengajarkan
pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian
Fase Orientasi

“ Assalamualikum pak , perkenalkan nama saya perawat Ani “


“ Nama bapak siapa ? Bagaimana persaan bapak hari ini ?”
“Baik pak hari ini kita akan berbicara sedikit mengenai keadaan
bapak,selama 15 menit bapak bersedia ?”
“ kita bicara disini sja ya pak , biar aman “
Fase kerja

“ Apakah bapak mendegar suara tanpa wujud?apan yang dikatakan suara


itu ?”
“ Apa terus- menurus terdegar atau sewaktu-waktu ?kapan yang paling
sering bapak dengar suara? Berpa kalai sehari bapak dengar suara itu?
pada kedaan apa suara itu terdegar ! apak diwaktu sendiri ?”
“Apa yang bapak rasakan pada ssat mendegar suara itu ?”
“Apa yang bapak lakukan pada saat mendegar suara itu ? apa dengan car
aitu suara-suara itu hilang ? Bagaimana kalua kita belajar cara -cara
untuk mencegah suara- suara itu muncu?”
“Baik;lah jadi ada empat cara untuk mencegar suara-suara itu muncul
pertma dengan menghardik suara tersebut kedua dengan cara

94
bercakap-cakap , ketigamelakukan kegiatan yang yang sudah terjadwal
dan yang keempat minum obat dengan benar dan teratur “
“ Bagaimana kalua kita belajar 1 cara dulu , yaitu dengan cara menghardik

“ cara seperti ini pak ,saat suara-suara itu muncul langsung bilang pergio
saya tidak mau dengar .., sayaa tidak mau dengar kamu suara
palsu,beghitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdegar lagi,coba
bapak peragakan”.”nah begitu.. bagus pak
“Coba sekali lagi ya pak “,ya bagus ya pak sudah bisa “
Fase terminasi
“ Bagaimana persaan bapak setelah peragakan latoihan tadi?” kalua suara
-suara itu muncul lagi,coba lakukan cara tersebut
“ Bagaiaman buat jadwal latihannya ( memasukkan jadwal kegiatan
latiahn menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan haraaian
pasien ).Bagaiamana kalua kita bertmu lagi untuk beljar dan Latihan
mencegah suara-suara dengan caara tang ke 2 ?jam berpa maunya ? “
bagaiaman kalua 2 jam lagi? Kita akan berlatih selam 15 menit ya ?
tempatnya disini saja ya pak ?
“Baiklah karena sekarang sudaah jam 11.00 WITA nanti kita akan
Latihan lagi ya pak jam 13.00 WITA sampai jampa lagi ya bapak
Assalamualaikum

95
Evaluasi keperwatan Sp 1
Tanggal : Jum’at 4 maret 2022
Jam : 13.30 WITA

S:- Pasien menceritakan permsalahan yang dia hadapi


-Pasien mengatakan mengetahui cara menghardik halusiansi

-Pasien mengatakan mau melakukan latiahan untuk mengontrol halusinasi

O:- Plien menceritakan dengan cara lambat dan berblit namun tepat pada sasaran
-Pasien mampu melakukan Latihan menghardik
-Pasien antusias untuk latiahan mengontrol halusinasi

A:- Halusiansi belum tertasi


-Pasien mampu menghardik halusinasi

P : - Anjurkan untuk mengulangi sp 1 ketiaka ada suara itu muncul


-Lanjutkan SP2

96
SP2 Halusinasi
Nama : Tn.S
Ruangan : Salak
Pertemuan :2
Waktu : 13.00 WITA

SP2 Pasien ( bercakap-cakap dengan orang lain )


Mengevaluasi jadwal kegitan harian pasien ,malatih pasien mengendalikan
halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain, menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal kegiatan sehari- hari
Fase Orientasi
“ Assalamualikum, Bagaimana persaan bapak hari ini? Apakah suara- suara masih
muncul ?”
“ Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Suara berkurang bukan ?”
“ Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengomtrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lainm,” seperti janji sebelumnya kita akan
berlatih selama 15 menit. Ditempat ini ya pak “
Fase Kerja
“ Cara kedua untuk mencegah / mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lai. Jadi kalua bapak mulai mendegar suara-
suara .langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol.Minta teman untuk ngobrol
dengan bapak ayo bicara/ berceritadengan saya”
“ atau kalua ada orang dirumah misalnya kakak, bapak mengatakan kak ayo ajak
saya bercerita. Saya sedang mendegar suara-suara begitu “
“ sekrang coba bapaak lakukan yang seperti yang saya lakukan tadi, ya begitu
bagus ya pak! Nah dilatih terus ya pak “
Fase Terminasi
“ Bagaimana persaan bapak setelah Latihan tadi ? jadi susdah ada berpa cara yang
bapak latih untuk mencegah suara-suara ini ? Bagus cobalah kedua cara ini kalua
bapak mengalami halusinasi lagi.
“ Bagaimana kalua kita memasukkan dalam jadwal kegiatan haarian bapak mau
jam berpa bapak mau Latihan bercakap-cakap ? Nah nanti lakukan secara teratur
serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan Kembali lagi.
Bagaimana kalua kita Latihan cara yang ketiga yaitu, melakukan aktivitas
terjadwal !mau jam berapa? Bagaimana kerja jam 11 11.00? mau dimana ? disni

97
saja?” Baiklah kalua begitu sampai besok ya pak . Assalamualikum

Evaluasi keperawatan SP2


Tanggal : Jum’at o4 Maret 2022
Jam : 13.30 WITA

S : - Pasien mampu melakukan Latihan yang mengontrol halusinasi


menghardik dan berbincang-bincang ,jika mendegar bisikann
O :- Pasien bercerita dengan cara lambat namun berbelit namun tepat pada
sasaran
-Pasien mampu melakukan Latihan berbincang-bincang dengan orang
lain
-Pasien antusias untuk melakukan Latihan mengontrol Halusinasi
A : - Halusinasi belum tercapai
-Klien mampu berbincang-bincang dengan teman
P :- Anjurkan klien untuk mengulangi Latihan yang diberikaan dan
mempersiapakan atau memikirkan aktivitas yang disukai klien untuk
dilakukan
-Lanjutkan SP

98
SP3 Halusinasi
Nama : TN.S
Rangan : Salak
Pertemuan : 3
Wkatu : 11.00 WITA
Tanggal : Sabtu 05 Maret 2022
SP3 Pasien ( Melakukan aktivitas terjadwal)
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien,melatih pasien mengemdalikan
halusinasi dengan melakukan kegiatan ( kegiatan yang bisa dilakukan pasien ).
Menganjurkan pasien untuk memasukkan dalam kegiatan sehari-hari
Fase Orientasi
“ Asslamualikum , Bagaimana persaan bapak hari ini ?”
“ Apakah suara-suara masih muncul? Apakah sudah dipakai du acara yang
tyelah kita latih ? Baaimana hasilny ? Bagus ! sesuai janji kita ini hari kita akan
belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan
terjadwal. Kemarin kita ada janji akan berlatih selama 15 m3nit ditempat
ini.Bagaimana bapak ? Bisa? “
“ Baiklah kita mulai ya pak.”
Fase Kerja
“ Apa saja yang bisa dilakukan ? Pagi -pagi apa ada kegiatanya , terus jam berpa
berikutnya ( terus diajak bicara sampai kegiatanya sampai maalam ), wah!
Banyak sekali kegiatanya . Mari kita latih dua kegiatan hari ini “( Latihan
kegaiatan olahraga dan menulis )
“ kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul.
Kegiatan yang lain akan kita latih agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.”
Fase Terminasi
“ Bagaimana persaan bapak sejak kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suara – suara ? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita
latih untuk mencegah suara-sura .Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam
Jadwak kegiatan harian . Coba lakukan sesaui jadwal ya! Bagaimana kalua
menjelang makan siang nanti kita membahas cara minum obat yang baik sertaan
gunaan obat. Mau jam berpa? Bagaimana jam 12.30 siang ? Ditempat ini ya !
sampai jumpa lagi ya pak ! Assalamualikum.

99
Evaluasi Keperawatan SP3
Tanggl : sabtu 05 maret 2022
Jam : 13.15 WITA

S: - Pasien mengatakan mau melakukan Latihan terjadwal untuk


mengontrol halusinasi
-Pasien mengatakan bisa mengtrol halusinasi dengan 3 cara yaitu
menghardik halusinasi, berbincamg-bincang dan melakukan aktivitas
terjadwal
O :- Pasien mengatakan aktivitas yang disukai ( olahraga dan menulis )
-Pasien mampu mentrol halusinasi denagan 3 cara yaitu menghardik
halusinasi ,berbincang- bincang dan melakukan aktivitas terjadwal
-Pasien tampak Kooperatif
A :- Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan 3 cara
P : - SP3 Selesai
-Lanjutkan sp4

10
0
SP4 Halusinasi
Nama : Tn. S
Ruangan : Salak
Pertemuan :4
Jam : 12. 30 WITA
Tanggal : Sabtu 05 Maret 2022

SP4 Pasien ( MInum obat secara teratur )


Evaluasi jadwal yang lalu ( sp1,sp2 dan sp3) menaanyakan pengobatan
sebelumnya menjelaskan tentang pengobatan,melatih pasien minum obat ( 5 benar
) masukkan jadwal
Fase Orientasi
“ Assalamualikum Bagaimana persaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul ?”
Apakah sudah dipaki dengan cara yang telah kita pakai “
“ Apakah jadwal kegiatan sudah dilaksanakan? Apakah pagio ini sudah minum
obat? Baik hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak
minum,kita akan diskusikan selama 15 menit sambal menggu makan siang?”
Fase Kerja
“ Adakah bedanya setelah minum obat secara teratur apakah suara-suara
berkurang/hilang?” minum obat sangat penting supaya suara-sauara yang bapak
dengar dan menganggu selama ini tidak muncul lagi?”
“ Kalau suara- suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan,nanti
dikonsultasikan oleh dokter, sebab kalua putus obat bapak bisa kembuh dan sulit
untuk mengemablikan keadaan semua.pastiakn obatnya benar artinya bapak harus
saat menggunakan obat-obatanini,jagan keliri dengan obat orang lain.”
“ Pastikan minum obat pada waktunya dengan cara yang benar yaitu diminum
sesudah makan dan tepat jamnya “
“ Bapak juga harus memperhatiakan berpa jumlah obat sekali minum dan harus
cukup 10 gelas /hari”
Fase Terminasi
“ Bagaiaman persaan bapak setalah kita bercakap-cakap tentang obat?”
“ sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suar-suara? Coa sebutkan !
bagus !.Mari kita memasukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bpak “

10
1
“Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalua
dirumah.Nah makan sudah datang ! obat jagan lupa diminum nanti ya pak . saya
permisi dulu “
Assalamualikum

Evaluasi keperawatan SP4

Tanggal : sabtu 05 maret 2022


Jam : 12.50 WITA
S :- Pasien mengatakan mau minum obat secara teratur
-Pasien menyebutkan 4 cara mengontrol halusinas
O:- Pasien minum obat secara teratur
-Pasien Nampak melakukan 4 untuk mengrol halusinasi
-Pasien tampak kooperatif
A:- Pasien minum obat secara teratur
-Pasien mampu melakukan cara mengontrol halusinasi
P:- SP1,2,3,dan 4 selsai
-Anjurkan pasien untuk melakukan cara mengontrol suar-sura bisikan 4 cara yang
dipelajari

10
2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

C. IDENTITAS

1. Nama : Asriani

2. Nim : PO7120421004

8. Tempat Tanggal Lahir : Lasusa ,25 November 1999

9. Jenis kelamin : Perempuan

10. Agama : Islam

11. Suku bangsa : Bugis/ Indonesia

12. Alamat : Kota Makassar

8. No. Hp : 085243202096

9. Gol. Darah :B

D. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SDN1 Watuliwu lulus pada tahun 2011.

2. SMP Negeri 1 lasusua lulus pada tahun 2014.

3. SMK Opu Mapata , lulus pada tahun 2017.

4.Program Studi Diploma IV Keperawatan Politeknik Kesehatan Makassar mulai

tahun 2017 sampai 2021.

5. Program Studi Profesi Ners Keperawatan Politeknik Kesehatan Palu mulai tahun 2021

sampai 2022.

10
3
10
4

Anda mungkin juga menyukai