S DENGAN GANGGUAN
PRESEPSI SENSOR HALUSINASI PENDEGARAN DENGAN
PENDEKATAN TEORI HILDEGARD PEPLAU’S
DI RUANGAN SALAK
( Studi Kasus)
Disusn Oleh:
ASRIANI
NIM :PO7120421004
i
2021-2021
Karya Tulis Imiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk di uji oleh tim Penguji
Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi Ners Keperawatan Palu.
Nama : Asriani
NIM : PO7120421004
Supirno,S.Kep,Ns,M.Kep Pembimbing II
NIP. 197409141997031002
Mengetahui
Ketua Prodi Ners Keperawatan Palu
ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Karya Tulis Imiah ini telah diperbaiki oleh peneliti yang telah diperiksa kembali
oleh tim penguji Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program studi Ners
Keperawatan Palu dan disetujui.
Nama : Asriani
NIM : PO7120421004
…….
NIP : ….. Penguji 2
…….
NIP : ……. Penguji 3
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Keperawatan Direktur Poltekkes Kemenkes Palu
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir ini dengan baik. Ucapan terima
kasih yang tak terhingga saya sampaikan kepada kedua orang tua saya, ayahanda Molleng
dan ibunda Sanaria tercinta yang tidak pantang menyerah dalam memberikan doa, bantuan
dukungan material, kasih sayang, pengorbanan, dan semangat disetiap langkah perjalanan
saya dalam menuntut ilmu. Penulisan Karya Ilmiah Akhir ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Profesi Ners Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Palu. Karya Ilmiah Akhir ini terwujud atas bimbingan, pengarahan,
dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada
Kesehatan Palu.
Kesehatan Palu
bimbingan dan arahan serta motivasi kepada penulis selama penyusunan Karya Ilmiah
iv
5. Supirno,S.Kep,Ns.M,Kepselaku pembimbing II yang memberikan bimbingan dan
6. selaku penguji I yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan
7. selaku penguji II yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan
8. Bapak dan ibu pengelola Prodi Profesi Ners Politeknik Kementrian Kesehatan Palu
yang banyak membantu dari awal perkuliahan hingga penyelesaian karya ilmiah akhir
ini.
9. Seluruh pihak yang ikut membantu, baik secara langsung maupun tidak langusng.
mereka. Aamiin.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan semua
pihak
yang telah membantu. Semoga tugas akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan
ilmu.
Asriani
v
DAFTAR ISI
SAMPUL………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….iv
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….vi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………vii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………viii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................3
C. Tujuan Penulis.........................................................................................3
1. Tujuan Umum……………………………………………………….3
2. Tujuan Khusus………………………………………………………3
vi
C. Faktor predisposisi.................................................................................8
D. Faktor presipitasi....................................................................................9
F. Terapi psikofarmakologi......................................................................15
G. Penatalaksanaan...................................................................................17
H. Konsep Keperawatan...........................................................................18
A. Pengkajian............................................................................................29
B. Diagnosa Keperawatan........................................................................37
C. Rencana Keperawatan..........................................................................40
D. Implementasi Keperawatan.................................................................43
BAB IV ANALISA..........................................................................................60
BAB V KESIMPULAN………………………………………………………64
A. Kesimpulan…………………………………………………………...64
B. Saran...........................................................................……………….64
DAFTAR PUSTAKA......................................................……………………65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
viii
DAFTAR TABEL
1
DAFTAR GAMBAR
2
DAFTAR LAMPIRAN
3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
1. Nama : Asriani
2. Nim : PO7120421004
5. Agama : Islam
8. No. Hp : 085243202096
9. Gol. Darah :B
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
5. Program Studi Profesi Ners Keperawatan Politeknik Kesehatan Palu mulai tahun 2021
sampai 2022.
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan.
Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi
merupakan suatu hal yang di butuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa
adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup,
dapat menerima orang lain sebagai mana adanya. Serta mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Kemenkes, 2013).
Menurut Sekretaris Jendral Dapertemen Kesehatan (Sekjen Depkes),
H. Syafii Ahmad, kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan
global bagi setiap negara termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan
pesatnya kemajuan teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-
nilai sosial dan budaya pada masyarakat. Di sisi lain, tidak semua orang
mempunyai kemampuan yang sama untuk menyusuaikan dengan berbagai
perubahan, serta mengelola konflik dan stres tersebut (Diktorat Bina
Pelayanan Keperawatan dan Pelayanan Medik Dapertemen Kesehatan,
2017).
Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara
klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan
menimbulkan gangguan pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia
5
(Keliat, 2014). Upaya Kesehatan Jiwa adalah setiap kegiatan untuk
mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu,
keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif
berkesinambungan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau masyarakat
(UU Kesehatan Jiwa, 2014).
Setiap saat dapat terjadi 450 juta orang diseluruh dunia terkena
dampak permasalahan jiwa, syaraf maupun perilaku dan jumlahnya terus
meningkat. Pada study terbaru WHO di 14 negara menunjukkan bahwa pada
negara- negara berkembang, sekitar 76-85% kasus gangguan jiwa parah
tidak dapat pengobatan apapun pada tahun utama (Hardian, 2018).
Dengan salah satu teori model keperarawatan yang sesuai dengan kondisi
klien halunasi pendegaran yaitu terori keperawatan Hildegrad Peplau’s
teori model ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri
sendiri dan orang lain dengan menggunakan dasar hubungan antara
manusia untuk mencapai tujuan Bersama ( Peplau 1952 dalam Leddy &
Pepper ,1993) Tujuan dari pemilihan teori ini adalah untuk meningkatakan
hubungan antara pasien dan perawat yang bekerjasama sebagai sebuah tim
untuk meningkatkan kesadaran diri, tingkat kematangan dan pengatahuan
selama proses perawatan, dasar teori hubungan interpersonal adalah
hubungan antara perawat dengan klien untuk dapat menjalani hubungan
antara orang lain luar dari perawat , hal ini adalah mendasari penulis dalam
mengabunggkan antara tindakan keperawatan dengan teori keperawatan
7
Dengan salah satu teori model keperarawatan yang sesuai dengan kondisi
klien halunasi pendegaran yaitu terori keperawatan Hildegrad Peplau’s teori
model ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri
dan orang lain dengan menggunakan dasar hubungan antara manusia untuk
mencapai tujuan Bersama ( Peplau 1952 dalam Leddy & Pepper ,1993)
Teori Peplau sangat tepat diaplikasikan pada klien yang mengalami
halusinasi karena menjelaskan proses hubungan antara perawat dan klien
dimulai dari tahap orientasi dimana perawata merupakan orang asing yang
baru dikenal oleh klien, selanjutnya masuk dalam tahap identifikasi dan
eksploitsi dimana terjadi proses hubungan terapeutik untuk membantu
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh klien dan diakhiri dengan
tahap resolusi dimana klien diupayakan untuk tidak tergantung kepada
perawat karena telah dilakukan latihan mengatasi masalah oleh perawat
8
.Hal ini memberikan kesempatan bagi perawatuntuk mengajari pasien
bagaimana cara mengungkapkan persaan serta bagaiman menunjukkan
persaan sehingga pada praktek keperawatan sehari- harinyaketika perawat
dan pasien mengidentifikasi satu maslah pertma kalinya, mereka mulai
menyusun tindakan yang tept untuk menyelesaikan maslah.Tujuan dari
pemilihan teori ini adalah untuk meningkatakan hubungan antara pasien
dan perawat yang bekerjasama sebagai sebuah tim untuk meningkatkan
kesadaran diri, tingkat kematangan dan pengatahuan selama proses
perawatan, dasar teori hubungan interpersonal adalah hubungan antara
perawat dengan klien untuk dapat menjalani hubungan antara orang lain
luar dari perawat , hal ini adalah mendasari penulis dalam mengabunggkan
antara tindakan keperawatan dengan teori keperawatan
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis
merumuskan bagaimana penatalaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.
S dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran dengan
pendekatan teori Hildegard Peplau’s di ruangan salak RSUD madani
sulawesi tengah.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan laporan kasus ini adalah sebagai berikut:
a. Tujuan umum:
Mendapatkan pengalaman dalam Asuhan Keperawatan pada klien
dengan halusinasi pendengaran di RSUD madani sulawesi tengah,
yang meliputi pengkajian, penegakkan diagnosa, merencanakan dan
melaksanakan tindakan keperawatan, dan mengevalu
b. Tujuan Khusus:
1. Melaksanakan pengkajian data pada klien dengan masala
Utama gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
2. Menganalisa data pada klien dengan gangguan persepsi
sensori:halusinasi pendengaran.
3. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran
4. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran.
5. Mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan pada klien
dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran.
6. Mengevaluasi tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran
10
D. Manfaat Penulisan
Laporan KIA-N ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Penulis dapat memperdalam pengetahuan tentang asuhan
keperawatan yang telah dilakukannya.
2. Penderita adalah dapat memaksimalkan kemampuannya untuk
dapat mengendalikan jiwanya sehingga dapat sembuh dari
gangguan jiwanya.
3. Pembaca hasil asuhan keperawatan ini semoga dapat menambah
pengetahuan dan masukan dalam mengembangkan ilmu
keperawatan di masa yang akan datang.
11
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
12
kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang muncul
dari semua hal atau kejadian yang telah dialami.”
19
Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan
jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi
stress. Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya. Faktor predisposisi
dimethytranferase (DMP)
4) Faktor psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran
ganda bertentangan yang sering diterima oleh seseorang akan
mengakibatkan stress dan kecemasan yang tinggi dan berakhir pada
gangguan orientasi realitas.
5 Faktor genetik
Gen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui, tetapi hasil
studi menunjukan bahwa faktor keluara menunjukan hubungan yang
sangat berpengaruh pada penyakit ini. (Linka, 2015)
6.Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yaitu stimulus yang di persepsikan oleh individu
sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energy
ekstra untuk mengahadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan
seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama diajak
20
komunikasi, objek yang ada di lingkungan, dan juga suasana sepi atau
terisolasi sering menjadi pencetus terjadinya halusinasi. Hal tersebut
dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang merangsang tubuh
mengeluarkan zat halusinogenik. (Kusumawati dan Hartono, 2015)
21
a.Pohon masalah
22
menyuruh
melkukan
sesuatu
yang
berbahaya
sinasi pengelihatan; a. Menunjuk- Meilhat bayangan,sinar,
(klien melihat nunjuk kearah bentuk geometris,
gambaran yang tertentu kartun,melihat
jelas/samar terhadap b. Ketakutan pada hantu, atau monster
adanya stimulus yang sesuatu yang tidak
nyata dari lingkungan jelas
dan orang lain tidak c. Melirikkan mata ke
melihatnya). kiri dan ke kanan
seperti mencari
siapa atau apa saja
yang
sedang dibicarakan.
d. Mendengarkan
23
dengan
penuh perhatian
pada orang lain
yang sedang tidak
berbicara atau pada
bendaseperti
mebel.
e. Terlihat
percakapan dengan
benda mati atau
dengan seseorang
yang tidak tampak.
f. Menggerakan-
Gerakan mulut
sepertisedang
berbicara atau
sedang
menjawab
suara.
Halusinasi penciuman; a. Mengendus-endus Membaui bau
(klien mencium suatu seperti bauan s eperti darah,
bau yang muncul dari sedang mencium urin,feses, dan
sumber tertentu tanpa bau-bauan tertentu terkadang bau-bau
stimulus yang nyata) b. Menutup hidung tersebut menyenangkan
bagiklien
Halusinasi pengecapan; a. Sering meludah Merasakan rasa seperti
(klien merasakan b. Muntah darah, urin, atau feses
sesuatu yang tidak
nyata, biasanya
merasakan makanan
yang tidak
enak)
24
Halusinasi perabaan; Menggaruk-garuk a. Mengatakan ada
(klien merasakan permukaan serangga
sesuatu pada kulitnya kulit di permukaan kulit
tanpa ada stimulus yang b. Merasa seperti
nyata) tersengat listrik
Halusinasi kinestetik; Memegang kakinya Mengatakan
(klien merasa yang dianggapnya badannya melayang di
Badannya bergerak bergerak sendiri udara
dalam suatu ruangan
atau anggota badannya
bergerak)
Halusinasi viseral; Memegang badannya Mengatakan
(perasaan tertentu yang dianggapnya perutnya
timbul dalam tubuhnya) berubah bentuk dan menjadi mengecil
tidak normal seperti setelah minum soft
biasanya drink
6. Rentang Respon.
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa rasa curiga, takut, tidak
aman, gelisah, dan bingung, berperilaku yang merusak diri, kurang
perhatian, tidak mampu mengambil keputusan, serta tidak dapat
membedakan keadaan nyata dan tidak nyata. Rawlins dan Heacock (1993)
dalam Firdaus (2016) mencoba memecahkan masalah halusinasi
berlandaskan atas hakikat keberadaan seorang individu sebagai makhluk
yang dibangun atas dasar unsur –unsur bio-psiko-sosio-spiritual sehingga
halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi sebagai berikut :
a..Dimensi fisik.
Manusia dibangun oleh sistem indra untuk menanggapi rangsangan
eksternal yang diberikan oleh lingkungannya. Halusinasi dapat
ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan yang luar biasa,
penggunaan obat-obatan, deman hingga delirium, intoksikasi alkohol, dan
kesulitan untuk tidur dalam waktu yang lama
25
b.Dimensi emosional.
Perasaan cemas yang berlebihan karena problem atau masalah yang
tidak dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari
halusinasi dapat berupa perintah memaksa dan menakutkan. Klien tidak
sanggup lagi menentang perintah tersebut hingga berbuat sesuatu
terhadap ketakutannya
c.Dimensi intelektual.
Dimensi intelektual menerangakan bahwa individu yang mengalami
halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego. Pada
awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri melawan impuls
saraf yang menekan, tetapi pada saat tertentu menimbulkan
kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tidak
jarang akan mengontrol semua perilaku klien.
d.Dimensi social
Dimensi sosial pada individu yang mengalami halusinasi menunjukan
kecenderungan untuk menyendiri. Individu asik dengan halusinasinya,
seolah – olah ia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan
interaksi sosial, kontrol diri, dan harga diri yang tidak didapatkan dalam
dunia nyata. Isi halusinasi dijadian system kontrol oleh individu
tersebut, sehingga jika perintah halusinasi berupa ancaman, maka hal
tersebut dapat mengancam dirinya atau orang lain. Oleh karena itu,
aspek penting dalam melaksanakan intervensi dalam keperawatan pada
klien yang mengalami halusinasi adalah dengan mengupayakan suatu
proses interaksi yang menimbulkan pengalaman interpersonal yang
memuaskan, serta mengusahakan agar klien tidak menyendiri. Jika
klien selalu berinteraksi dengan lingkungannya diharapkan
halusinasinya tidak terjadi
26
e.Dimensi spiritual.
Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial, sehingga interaksi
dengan manusia lainnya merupakan kebutuhan yang mendasar. Klien yang
mengalami halusinasi cenderung menyendiri sehingga proses diatas tidak
terjadi. Individu tidak sadar dengan keberadaanya dan halusinasi menjadi
sistem kontrol dalam individu tersebut. Saat halusinasi menguasai dirinya,
individu kehilangan kontrol terhadap kehidupanya
a.Rentang respon
Adaptif Maladaptif
27
7. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari
pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respons neurobiologis
maladaptive meliputi :
30
2. Masalah yang Mungkin Muncul.
a. Risiko tinggi perilaku kekerasan.
c. Isolasi social.
31
32
3. INTERVENSI
34
aktivitas yang
teratur untuk
mengatasi
halusinasi
2. Diskusikan
aktuvitas yang
biasa dilakukan
oleh pasien
3. Latih pasien
melakukan
aktivitas
4. Susun jadwal
aktivitas sehari-
hari sesuai
aktivitas yang
telah dilatih (
dari bangun pagi
sampai tidur
malam )
SP 4
1. Evaluasi kegiatan
yang lau ( SP
1,2,dan 3 )
2. Tanyakan
program obat
3. Jelaskan
pentingnya
penggunaan obat
4. Jelaskan akibat
bila tidak
digunakan sesuai
35
program
5. Jelaskan akibat
bila putus obat
6. Jelaskan cara
mendapatkan
obat/berobat
7. Jelaskan obat ( 5
benar )
8. Latih pasien
minum obat
9. Masukkan dalam
jadwal harian
pasien .
36
4. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan keperawatan oleh klien. Hal
yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah
tindakan keperawatan yang akan dilakukan implementasi pada klien
dengan halusinasi dilakukan secara interaksi dalam melaksanakan
tindakan keperawatan, perawat harus lebih dulu melakukan
(Afnuhazi, 2015):
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan sesuai dengan
tindakan keperawatan
38
BAB III
LAPORAN KASUS
A.Proses Keperawatan
1. Kondisi pasien
DS : - Klien mengatakan dia mendegar bisikan yang tidak jelas
DO : - Klien koopreatif Ketika diajak bicara
-Klien Nampak berbicara sendiri
“Baiklah saya kira cukup hari ini untuk berbincang – bincang ya pak “
Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap Tindakan keperawatan
a. Evaluasi pasien ( subjektif )
“ Bagaimana persaan bapak setelah berbincang-bincang tadi mengenai
prsaan, hobi, cita-cita atau masalah bapak miliki ?”
b. Evalusi perawat ( Objektif )
2. Rencana Tindakan lanjut
Tindakan lanjut pasien
“ Bapak nanti bisa menceritakan maslah bapak yang miliki tidak hanya
kepda saya tetapi, sama teman40bapak disini atau petugas yang ada
disini ya”
Tindakan lanjutan perawat
a. Mengevaluasi persaan pasien terkait masalah yang dihadapi
b. Memberi pasien terhadap kemampuan pasien yang sudah
mengungkapkan maslah
3. Kontarak yang akan datang ( topik,waktu ,tempat )
Topok :
“ Nah nanti saya akan datang kemabli Kembali, kita mengobrol Kembali
ya pak…,kita akan membuat jadwal kegiatan yang bisa bapak lakukan
disini yak pak ..”
Waktu :
“ Baiklah besok saya akan datang pada jam 11: 15 Wita”
Tempat :
“ Bapak kita ngobrolnya dimana ?” bagaimana kalua ditempat duduk
diluar kamar? “ Nah sekarang bapak boleh beristrahat dikantor ya
pak,selamat pagi pak.
41
Evaluasi Keperawatan
P: Perawat :
- Evaluasi bina hubungan salingbpercaya
- Lanjutkan SP 1 Halusiansi
Pasien
- Anjurkan klien untuk mengingat pertemuan 1
- Anjurkan klien untuk mengungkapakan persaan dan keluhannya
42
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PADA PASIEN TN.S DENGAN KASUS HALUSINASI
44
VI. Psikososial
1. Genogram
keterangan
:
: Laki-laki : Meninggal
2. Konsep diri
b. Identitas diri
c. Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri
Pasien menyadari dia tidak daapat menjadi suami yang bertanggung jawab
dan menjadi ayah untuk anak-anaknya.
3. Hubungan social
a. Orang yang berarti: pasien menagatakan jika oranh sangat berarti dalam
hidupnya adalah keluarga
c. Hambatan dalam hubungan dngan orang lain : mudah emosi jika berbaur
dengab orag lain
4. Spiritual
46
a. Nilai dan keyakinan : pasien beragama islam dan menyakini adanaya tuhan
1. Penampilan
Pasien menggunakan dan celana pendek yang bersih dan rapi pasien mandi
2x/sehari dan mengosok gigi1x/sehari
2. Pembicraan
3. Aktivitas motoric
Pasien mampu melakukan aktivitas fisik dengan aktif tanpa hambatan atau
gangguan
4. Alam persaan
Pasien merasa khawatir jiki dirinya akan menyakiti orang lain dan kemabali
nengamuk jika keluar dari RS
5. Afek
47
Persaan dan emosi yang terutama pada klien datar,tidak ada ekspresi wajah yang
ditunjikkan dan cenderung mengikuti semua perintah yang diberikan
6. Intoleransi selama wawancara pasien kooperatif ketiaka diajak bicara tidak ada
curiga yang dimunculka klien pada saat wawancara dan ada kontak mata
7. Prespsi
8. Arus piker
Pasien memiliki arus pikir dengan pembicaraan yang berbelit tapi sampai pada
tujuan pertanyaan dan pembicaraan
9. Isi pikir
Pasien memiliki tingkat kesadaran yang normal kooperatif ketiaka diajak bicara dan
tidak memiliki masalah dalam mengorientasiakan waktu,tempat dan orang
48
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
11. Memori
Pasien mampu berkonsentrasi dengan baik dan mampu berhitung dangan baik
Pasien mampu minum obat seacara teratur pasien juga mampu membuat
keputusan sendiri jika ada hal yamg diinginkan
Masalah keperawatan : tidak ada masalaha keperawatan
4. Klien memiliki sistem pendukung
Maladaftif YA TIDAK
Minum alkohol
Relaksasi lambat/
berlebihan
Bekerja berlebihan
Mengidar
Mencederai diri
Analisa Data
Data Masalah
DS: Gangguan presepsi sensori: Halusianasi
52
1. Pasien mengatakan mendegar suara- pendegaran
suara bisikan yang tidak jelas
DO:
1. Pasien Nampak berbicara sendiri
2. Pasien sering gelisah merasa
ketakutan
3. Pasien tidak bisa mengontrol emosi
ketika bisikan itu datang
4. Cara bicara pasien lambat dan
berbelit namun tepat sasaran
5. Pasien kesulitan berbaur dengan
teman- temannya
INTERVENSI KEPERAWATAN
55
SP 4
1. Evaluasi kegiatan
yang lau ( SP
1,2,dan 3 )
2. Tanyakan program
obat
3. Jelaskan
pentingnya
penggunaan obat
Jelaskan akibat
bila tidak
digunakan sesuai
program
4. Melatih pasien
minum obat ( 5
benar )
5. Masukkan dalam
jadwal
56
SP 1 Halusinasi
Nama : Tn.s
Ruangan : salak
Pertemuan : 1
Wakatu : 10: 30 WITA
58
Evaluasi keperwatan Sp 1
Tanggal : Jum’at 4 maret 2022
Jam : 13.30 WITA
O:- Plien menceritakan dengan cara lambat dan berblit namun tepat pada sasaran
-Pasien mampu melakukan Latihan menghardik
-Pasien antusias untuk latiahan mengontrol halusinasi
59
SP2 Halusinasi
Nama : Tn.S
Ruangan : Salak
Pertemuan :2
Waktu : 13.00 WITA
61
SP3 Halusinasi
Nama : TN.S
Rangan : Salak
Pertemuan : 3
Wkatu : 11.00 WITA
Tanggal : Sabtu 05 Maret 2022
SP3 Pasien ( Melakukan aktivitas terjadwal)
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien,melatih pasien mengemdalikan
halusinasi dengan melakukan kegiatan ( kegiatan yang bisa dilakukan pasien ).
Menganjurkan pasien untuk memasukkan dalam kegiatan sehari-hari
Fase Orientasi
“ Asslamualikum , Bagaimana persaan bapak hari ini ?”
“ Apakah suara-suara masih muncul? Apakah sudah dipakai du acara yang
tyelah kita latih ? Baaimana hasilny ? Bagus ! sesuai janji kita ini hari kita akan
belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan
terjadwal. Kemarin kita ada janji akan berlatih selama 15 m3nit ditempat
ini.Bagaimana bapak ? Bisa? “
“ Baiklah kita mulai ya pak.”
Fase Kerja
“ Apa saja yang bisa dilakukan ? Pagi -pagi apa ada kegiatanya , terus jam berpa
berikutnya ( terus diajak bicara sampai kegiatanya sampai maalam ), wah!
Banyak sekali kegiatanya . Mari kita latih dua kegiatan hari ini “( Latihan
kegaiatan olahraga dan menulis )
“ kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul.
Kegiatan yang lain akan kita latih agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.”
Fase Terminasi
“ Bagaimana persaan bapak sejak kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suara – suara ? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita
latih untuk mencegah suara-sura .Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam
Jadwak kegiatan harian . Coba lakukan sesaui jadwal ya! Bagaimana kalua
menjelang makan siang nanti kita membahas cara minum obat yang baik sertaan
gunaan obat. Mau jam berpa? Bagaimana jam 12.30 siang ? Ditempat ini ya !
sampai jumpa lagi ya pak ! Assalamualikum.
62
Evaluasi Keperawatan SP3
Tanggl : sabtu 05 maret 2022
Jam : 13.15 WITA
63
SP4 Halusinasi
Nama : Tn. S
Ruangan : Salak
Pertemuan :4
Jam : 12. 30 WITA
Tanggal : Sabtu 05 Maret 2022
65
BAB IV
ANALISA
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan kepada Tn. S Dengan halusinasi
pendegaran maka penulis membahas kesenjagan antara teoritis dengan tinjaun
kasus pembahasan dimulai dari Analisa masalah keperawatan, Analisa intervensi
dengan konsep penelitian dan alternatif pemecahan yang tepat
66
Berdasarkan data yang didapatkan saat pengkajian, yaitu data
subjektif :Pasien mengatakan sulit tidur , mendgar suara bisikan yang tidak jelas
pasien : 80 x/m, S : 36,5◦c, P : 20 x/m., TB : 170 cm, BB : 55 kg, klien tidak
mampu menatap lawan bicara dengan durasi lama, klien terkadang terlihat
murung , klien tampak mengantuk, klien tampak gelisah .
menurut Sutejo (2013) tanda dan gejala klien halusinasi pada data subjektif
terdapat 7 gejala yaitu: mendengar suara – suara atau kegaduhan, mendengar suara
yang mengajak bercakap cakap, mendengar suara - suara menyuruh melakukan
sesuatu yang berbahaya, melihat bayangan. inar, bentuk geometris, bentuk kartun,
melihat hantu, atau monster, mencium bau - bau an seperti bau darah, urine,
feses, kadang - kadang bau itu menyenangkan, merasakan rasa seperti darah,
urine atau feses, merasakan takut atau senang dengan halusinasinya. Data
objektif menurut Sutejo (2013) ada 11 yaitu: bicara atau tertawa sendiri, marah -
marah tanpa sebab, menutup telinga, menunjuk – nunjuk kearah tertentu, ketakutan
pada sesuatu yang tidak jelas, mencium sesuatu seperti sedang membau baui
tertentu, menutup hidung, sering meludah, muntah, menggaruk- garuk permukaan
kulit. Halusinasi juga diartikan sebagai kejadian melihat, mendegar,
menyentuh,mencium atau merasakan sesuatu tanpa adanya rangsangan eksternal
terhadaporgan sensori( Fontaine 2009) klien yang umumnya mengalami halusinasi
dapat diamati dari gejala yang ditunjukkan,
B.Analisa Intervensi Dengan Konsep Penelitian
69
BAB V
PENUTUP
A. .kesimpua
n
Berdasarkan hasil laporan seminar kasus yang di angkat pada Tn.R di
ruangan salak RSUD Madani sulawesi tengah dan telah di lakukan intervensi
untuk sp 1 yaitu membantu pasien mengenal halusinasi, latih mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik. Sp 2 latih berbicara/bercakap dengan orang
lain saat halusinasi muncul Sp 3 melaksanakan aktivitas terjadwal dan sp 4 latih
pasien menggunakan obat secara teratur.
B. Saran
70
DAFTAR PUSTAKA
Afnuhazi, Ridhyalla. 2015. Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Afnuhazi, Ridhyalla. 2015. Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Andri, J. (2019). IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DENGAN
PENGENDALIAN DIRI KLIEN HALUSINASI PADA PASIEN
SKIZOFRENIA. 1, 146-155.
Dalami E, dkk. 2014. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa.
Jakarta: CV. Trans Info Media.
Dermawan, Deden dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa: Konsep dan
Kerangka Kerja asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Erviana, I., & Hargiana, G. (2018). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Generalis Dan Psikoreligius Pada Klien Gangguan Persepsi :
Halusinasi Penglhatan dan Pendengaran. Jurnal Riset Kesehatan
Nasional, 2(2), 114.
Nurlaili, Nurdin, A. E., & Putri, D. E., (2019) pengaruh Tehnik Distraksi
Menghardik Denga Spiritual Terhadap Halusinasi Paien. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 11(3, 177-190.
Pusdiklatnakes. 2012. Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat.
Jakarta: Badan PPSDM Kesehatan.
Putri, V. S. (2017). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
Halusinasi terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien
skizofrenia Di ruanga inap arjuna rumah sakit jiwa daerah provinsi
jambil. Riset informasi kesehatan, 6(2), 174.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
71
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_
2018/H
asi%20Riskesdas%202018.pdf Diakses Juni 2021.
72
Lampiran 1
Nama : Asriani
NIM : P07120421004
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KIA-Ners yang saya tulis ini benar-benar
karya saya sendiri bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.Apabila dikemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan KIA-Ners ini hasil jiplakan maka saya
Asriani
73
Lampiran 2
NIM : P07120421004
1.
74
LEMBAR KONSULTASI KARYA ILMIAH AKHIR NERS
NIM : P07120421004
Pembimbing : Supirno,S.Kep,Ns,M.Kep
1.
75
Lampiran 3
A.Proses Keperawatan
4. Kondisi pasien
DS : - Klien mengatakan dia mendegar bisikan yang tidak jelas
DO : - Klien koopreatif Ketika diajak bicara
-Klien Nampak berbicara sendiri
76
kalua kita bercakap- cakap diluar pak ?” tujuan kita
bercakap-cakap adalah agar dapat mengungkapkan maslah
yang sedang bnapak haadapi ya “
Kerja ( Langkah – lngkah Tindakan keperawatan
“ Sebelumnya saya ingin menanyakan mengenai bapak ,
bapak suka dipanggil dengam nama panggilan siapa ?”
“ Jadi bapak suka dipanggil dengan nama panggilan Tn.S yak
pak ?”
“Bagaimana hubungan bapak dengan keluarga dirumah ?
bapak bersaudara berapa ./ dan bapak anak keberpa ?
“Bapak.. Hobi baoak apa ?”
“Nah lalu apa sebenarnya harapan atau cita-cita bapak ?”
“Bapak sebelmnya bekerja dimana ? sebagai apa ?”
“Bapak masih ingat knpa bapak bisa dibawa kesni , dan
bapak masih ingat siapa yang mangatr bapak kesini?”
“Kalau dirumah anggota keluarga yang paling bapak anggap
penting siapa ?”
“Bagaimana sekarang setelah bapak disini?”
“bapak punya teman yang biasa diajak ngobrol disini ?”
“Kalau punya coba sebutkan siapa saja temannya disini ?”
“Wah banyak ya bapak , disini sudah mempunyai teman
yang diajak ngobrol ?”
“Baiklah saya kira cukup hari ini untuk berbincang – bincang ya pak “
Terminasi
4. Evaluasi respon pasien terhadap Tindakan keperawatan
c. Evaluasi pasien ( subjektif )
“ Bagaimana persaan bapak setelah berbincang-bincang tadi
mengenai prsaan, hobi, cita-cita atau masalah bapak miliki ?”
d. Evalusi perawat ( Objektif )
5. Rencana Tindakan lanjut
Tindakan lanjut pasien
“ Bapak nanti bisa menceritakan maslah bapak yang miliki tidak
hanya kepda saya tetapi, sama teman bapak disini atau
petugas yang ada disini ya”
Tindakan lanjutan perawat
77
c. Mengevaluasi persaan pasien terkait masalah yang dihadapi
d. Memberi pasien terhadap kemampuan pasien yang sudah
mengungkapkan maslah
6. Kontarak yang akan datang ( topik,waktu ,tempat )
Topok :
“ Nah nanti saya akan datang kemabli Kembali, kita mengobrol
Kembali ya pak…,kita akan membuat jadwal kegiatan yang
bisa bapak lakukan disini yak pak ..”
Waktu :
“ Baiklah besok saya akan datang pada jam 11: 15 Wita”
Tempat :
“ Bapak kita ngobrolnya dimana ?” bagaimana kalua ditempat
duduk diluar kamar? “ Nah sekarang bapak boleh beristrahat
dikantor ya pak,selamat pagi pak.
78
Evaluasi Keperawatan
P: Perawat :
- Evaluasi bina hubungan salingbpercaya
- Lanjutkan SP 1 Halusiansi
Pasien
- Anjurkan klien untuk mengingat pertemuan 1
- Anjurkan klien untuk mengungkapakan persaan dan keluhannya
79
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PADA PASIEN TN.S DENGAN KASUS HALUSINASI
80
halusinasi ( bisikan )yang kemudian pasien melempar kayu depan rumah da
mudah emosi , pasien juga tidak mengalami penganiayaan fisik
seksual,penolakan kekerasan dalam keluarga
Masalah keperawatan : pasien pernah dirawat di RSUD Madani dengan
masalah halusinasi
9. Pasien Tidak memilikianggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Masalah keperawatan : tidak ada maslah keperawtan
10. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan klien tidak memiliki
pengalaman masa lalu yag tidak menyenangkan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawtan
V. Fisik
1. Tanda- tanda vital: TD: 120/70 mmhg R : 20x/m
N: 80x/m S: 36,5℃
2. Ukur TB: 170 Cm BB: 55kg
3. Keluhan fisik : Pasien tidak memiliki keluhan fisik
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
81
VI. Psikososial
5. Genogram
keterangan
:
: Laki-laki : Meninggal
6. Konsep
82
tidak memiliki cacat fisik, tidak mengalami perubahan ukuran
fisik,klien tidak ada keluhan sakit pada bagian anggota
tubuhnya pasien menyukai sel;uruh anggota tubuhnya
b.Identitas diri
d. Peran
e. Ideal diri
f. Harga diri
7. Hubungan social
83
8. Spiritual
1. Penampilan
Pasien menggunakan dan celana pendek yang bersih dan rapi pasien
mandi 2x/sehari dan mengosok gigi1x/sehari
2. Pembicraan
3. Aktivitas motoric
4. Alam persaan
Pasien merasa khawatir jiki dirinya akan menyakiti orang lain dan
kemabali nengamuk jika keluar dari RS
5. Afek
Persaan dan emosi yang terutama pada klien datar,tidak ada ekspresi
wajah yang ditunjikkan dan cenderung mengikuti semua perintah yang
84
diberikan
7. Prespsi
8. Arus piker
Pasien memiliki arus pikir dengan pembicaraan yang berbelit tapi sampai
pada tujuan pertanyaan dan pembicaraan
9. Isi pikir
10Tingkat kesadaran
11. Memori
85
Pasien mampu meningkatkan kejadian masa lampau dan saat ini
86
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
c. Tidur
Pasien tidak memiliki Masalah gangguan pola tidur pada siang
haripasien tidur jam 13.00-15.00 WITA. Dan pada malam hari
Masalah keperawatan : tidak ada maslah keperawatan
3. Kemammpuan pasien dalam
Pasien mampu minum obat seacara teratur pasien juga mampu membuat
keputusan sendiri jika ada hal yamg diinginkan
Masalah keperawatan : tidak ada masalaha keperawatan
4. Klien memiliki sistem pendukung
87
Bicara dengan orang
lain
Mampu menyelesaikan
maslah
Teknik reklsasi
Aktivitas konstruktif
olaharaga
Maladaftif YA TIDAK
Minum alkohol
Relaksasi lambat/
berlebihan
Bekerja berlebihan
Mengidar
Mencederai diri
88
5. Pasien biacara dengan lamabat
6. Pasien mengkhwatirkan kondisinya dan khawtir menyakiti orang lain dan
Kembali megamuk
Analisa Data
Data Masalah
DS: Gangguan presepsi sensori:
2. Pasien mengatakan mendegar Halusianasi pendegaran
suara-suara bisikan yang tidak
jelas
DO:
89
1. Pasien Nampak berbicara
sendiri
2. Pasien sering gelisah merasa
ketakutan
3. Pasien tidak bisa mengontrol
emosi ketika bisikan itu datang
4. Cara bicara pasien lambat dan
berbelit namun tepat sasaran
5. Pasien kesulitan berbaur
dengan teman- temannya
INTERVENSI KEPERAWATAN
90
halusinasi 9. Bantu penerapan cara
ini,beri penguatan
perilaku pasien.
10. Masukkan dalam
jadwal kegiataan
pasien
SP 2
1. Evaluasi kegiatan
yang lalu ( SP 1 )
2. Latih
berbicara/bercakap
dengan orang lain
saat halusinasi
muncul
3. Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien
SP 3
8. Evaluasi kegiatan
lalu ( SP 2 )
9. Latih
berbicara/bercakap
dengan orang lain
saat halusinasi
muncul
10. Tahapannya
11. Jelaskan pentingnya
aktivitas yang
teratur untuk
mengatasi halusinasi
12. Diskusikan aktuvitas
yang biasa
dilakukan oleh
pasien
13. Latih pasien
91
melakukan aktivitas
14. Susun jadwal
aktivitas sehari-hari
sesuai aktivitas yang
telah dilatih ( dari
bangun pagi sampai
tidur malam )
92
SP 4
6. Evaluasi kegiatan
yang lau ( SP
1,2,dan 3 )
7. Tanyakan program
obat
8. Jelaskan
pentingnya
penggunaan obat
Jelaskan akibat
bila tidak
digunakan sesuai
program
9. Melatih pasien
minum obat ( 5
benar )
10. Masukkan dalam
jadwal
93
SP 1 Halusinasi
Nama : Tn.s
Ruangan : salak
Pertemuan : 1
Wakatu : 10: 30 WITA
94
bercakap-cakap , ketigamelakukan kegiatan yang yang sudah terjadwal
dan yang keempat minum obat dengan benar dan teratur “
“ Bagaimana kalua kita belajar 1 cara dulu , yaitu dengan cara menghardik
“
“ cara seperti ini pak ,saat suara-suara itu muncul langsung bilang pergio
saya tidak mau dengar .., sayaa tidak mau dengar kamu suara
palsu,beghitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdegar lagi,coba
bapak peragakan”.”nah begitu.. bagus pak
“Coba sekali lagi ya pak “,ya bagus ya pak sudah bisa “
Fase terminasi
“ Bagaimana persaan bapak setelah peragakan latoihan tadi?” kalua suara
-suara itu muncul lagi,coba lakukan cara tersebut
“ Bagaiaman buat jadwal latihannya ( memasukkan jadwal kegiatan
latiahn menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan haraaian
pasien ).Bagaiamana kalua kita bertmu lagi untuk beljar dan Latihan
mencegah suara-suara dengan caara tang ke 2 ?jam berpa maunya ? “
bagaiaman kalua 2 jam lagi? Kita akan berlatih selam 15 menit ya ?
tempatnya disini saja ya pak ?
“Baiklah karena sekarang sudaah jam 11.00 WITA nanti kita akan
Latihan lagi ya pak jam 13.00 WITA sampai jampa lagi ya bapak
Assalamualaikum
95
Evaluasi keperwatan Sp 1
Tanggal : Jum’at 4 maret 2022
Jam : 13.30 WITA
O:- Plien menceritakan dengan cara lambat dan berblit namun tepat pada sasaran
-Pasien mampu melakukan Latihan menghardik
-Pasien antusias untuk latiahan mengontrol halusinasi
96
SP2 Halusinasi
Nama : Tn.S
Ruangan : Salak
Pertemuan :2
Waktu : 13.00 WITA
97
saja?” Baiklah kalua begitu sampai besok ya pak . Assalamualikum
98
SP3 Halusinasi
Nama : TN.S
Rangan : Salak
Pertemuan : 3
Wkatu : 11.00 WITA
Tanggal : Sabtu 05 Maret 2022
SP3 Pasien ( Melakukan aktivitas terjadwal)
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien,melatih pasien mengemdalikan
halusinasi dengan melakukan kegiatan ( kegiatan yang bisa dilakukan pasien ).
Menganjurkan pasien untuk memasukkan dalam kegiatan sehari-hari
Fase Orientasi
“ Asslamualikum , Bagaimana persaan bapak hari ini ?”
“ Apakah suara-suara masih muncul? Apakah sudah dipakai du acara yang
tyelah kita latih ? Baaimana hasilny ? Bagus ! sesuai janji kita ini hari kita akan
belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan
terjadwal. Kemarin kita ada janji akan berlatih selama 15 m3nit ditempat
ini.Bagaimana bapak ? Bisa? “
“ Baiklah kita mulai ya pak.”
Fase Kerja
“ Apa saja yang bisa dilakukan ? Pagi -pagi apa ada kegiatanya , terus jam berpa
berikutnya ( terus diajak bicara sampai kegiatanya sampai maalam ), wah!
Banyak sekali kegiatanya . Mari kita latih dua kegiatan hari ini “( Latihan
kegaiatan olahraga dan menulis )
“ kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul.
Kegiatan yang lain akan kita latih agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.”
Fase Terminasi
“ Bagaimana persaan bapak sejak kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suara – suara ? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita
latih untuk mencegah suara-sura .Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam
Jadwak kegiatan harian . Coba lakukan sesaui jadwal ya! Bagaimana kalua
menjelang makan siang nanti kita membahas cara minum obat yang baik sertaan
gunaan obat. Mau jam berpa? Bagaimana jam 12.30 siang ? Ditempat ini ya !
sampai jumpa lagi ya pak ! Assalamualikum.
99
Evaluasi Keperawatan SP3
Tanggl : sabtu 05 maret 2022
Jam : 13.15 WITA
10
0
SP4 Halusinasi
Nama : Tn. S
Ruangan : Salak
Pertemuan :4
Jam : 12. 30 WITA
Tanggal : Sabtu 05 Maret 2022
10
1
“Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalua
dirumah.Nah makan sudah datang ! obat jagan lupa diminum nanti ya pak . saya
permisi dulu “
Assalamualikum
10
2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
C. IDENTITAS
1. Nama : Asriani
2. Nim : PO7120421004
8. No. Hp : 085243202096
9. Gol. Darah :B
D. RIWAYAT PENDIDIKAN
5. Program Studi Profesi Ners Keperawatan Politeknik Kesehatan Palu mulai tahun 2021
sampai 2022.
10
3
10
4