STUNTING
OLEH
SARTIKA NDEKI
PO7120422010
0 0
A. KONSEP STUNTING
1. Pengertian
ditunjukkan dengan nilai z-score panjang badan menurut umur (PB/U) kurang dari -2
disebabkan adanya malnutrisi asupan zat gizi kronis dan atau penyakit
(Hairunisa, 2016).
0 0
1. Faktor penyebab langsung.
a. Asupan Gizi.
setiap penambahan satu persen tingkat kecukupan energi balita, akan menambah
dan minuman tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan. ASI
mengalami stunting.
c. Faktor ekonomi.
0
dan biaya pengobatan yang mahal 0 2010). Dengan
(Ma’rifat,
perilaku masyarakat yang demikian akan menyebabkan tidak
6. Pertumbuhan melambat.
3. Patofisiologi Stunting.
(Maryunani, 2016).
lemak yang ada, selain itu imunitas dan produksi albumin juga
(Maryunani, 2016).
0 0
4. PATHWAY
(Maryunani, 2016)
0 0
5. Dampak Stunting.
Menurut Kementrian desa, 2017 dampak buruk yang ditimbulkan akibat stunting
antara lain:
4. Saat tua berisiko terkena penyakit yang berhubungan dengan pola makan.
(BB/U), tinggi badan berdasar umur (TB/U) dan berat badan berdasar tinggi
badan (BB/TB) yang dinyatakan dengan standar deviasi (SD). Keadaan stunting
standar. Secara fisik balita stunting akan tampak lebih pendek dari balita
seusianya. Klasifikasi status gizi stunting berdasarkan indikator tinggi badan per
0 0
8
7. Pemeriksaan Penunjang.
elektrolit serum.
2. Penatalaksanaan Stunting.
Menurut Khoeroh dan Indriyanti, 2017 beberapa cara yang dapat dilakukan
1. Penilaian status gizi yang dapat dilakukan melalui kegiatan posyandu setiap
bulan.
3. Pemberian vitamin A.
5. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun
0 0 0 0
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.
pengkajian pada umumnya, namun ada beberapa hal yang perlu dicatat pada
medik tentang kesehatan anak, masalah yang dialami anak, intervensi dan
implementasai yang pernah diberikan dan respon anak terhadap tindakan keperawatan
1. Pengkajian
KeperawatanTahap pengkajian ini merupakan proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan keluarga (Lyer et al.dalam Setiadi, (2008)).
Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan, ukuran atau
penilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggunakan norma, nilai, prinsip,
aturan, harapan, teori dan konsep yang berkaitan dengan permasalahan.
Cara pengumpulan pengkajian data tentang keluarga yang dapat dilakukan
antara lain dengan:
1. Wawancara
Wawancara yaitu menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan
dengan masalah yang dihadapi keluarga dan merupakan suatu komunikasi
yang direncanakan.
Tujuan wawancara adalah: Mendapatkan informasi yang diperlukan,
Meningkatkan hubungan perawat-keluarga dalam komunikasi Membantu
keluarga untuk memperoleh informasi
0 0
yang dibutuhkan. Wawancara dengan keluarga dikaitkan dalam hubungan
dengan kejadiankejadian pada waktu lalu dan sekarang.
2. Pengamatan
Pengamatan dilakukan yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak perlu
ditanyakan (ventilasi, penerangan, kebersihan).
3. Studi Dokumentasi
Yang biasa dijadikan acuan antara lain adalah KMS, kartu keluarga dan
catatan kesehatan lainnya misalnya informasi- informasi tertulis maupun
lisan dari tujukan dari berbagai lembaga yang menangani keluarga dan dari
anggota tim lainnya.
4. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik hanya dilakukan pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan. Pada awal pengkajian perawat harus membina hubungan
yang baik dengan keluarga dengan cara:
Diawali perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan
ramah
Menjelaskan tujuan kunjungan
Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk
membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang
ada dikeluarga
Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat
dilakukan Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan
lain yang menjadi jaringan perawat
Dalam pengkajian keluarga terdapat tahap tahap pengkajian, yakni:
1. Penjajakan 1 Data Umum
Identitas kepala keluarga : Nama kepala keluarga (KK) : Umur (KK) :
Pekerjaan kepala keluarga (KK) : Pendidikan kepala keluarga (KK) :
0 0
Alamat dan nomor telpon :
Komposisi anggota keluarga:
Genogram Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus tertera
nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan gambar. Terdapat keterangan
gambar dengan symbol berbeda seperti :
0 0
Tipe keluarga
Tahap perkembangan keluarga Status social ekonomi keluarga Riwayat dan
tahap perkembangan Riwayat keluarga inti
Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri) Karasteristik Rumah
Karasteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal Struktur keluarga Pola
komunikasi keluarga
Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah
Struktur peran (formal dan informal)
Peran seluruh anggota keluarga Nilai dan norma keluarga Fungsi keluarga
Fungsi afektif Fungsi sosialisasi
Fungsi perawatan kesehatan Fungsi pemeliharaan kesehatan
Strategi adaptasi yang disfungsional Harapan keluarga
2. Penjajakan 2
Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya pengumpulan
data-data yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi
masalah kesehatan sehingga dapat ditegakkan diagnosa keperawatan keluarga.
Pengkajian tahap II pada Keluarga Tn. AA adalah mengeksplorasi bagaimana
persepsi dan tanggapan keluarga terhadap masalah An. Y dengan stunting antara lain:
Mengidentifikasi kemampuan keluarga untuk mengenal masalah
stunting
0 0
2. Perumusan diagnosis keperawatan menurut Ester, dkk (2012)
Komponen rumus diagnose keperawatan meliputi:
a. Masalah atau problem
b. Penyebab atau etiologi adalah kumpulan data subyektif dan
obyektif
Dalam penyusunan masalah kesehatan perawatan keluarga menurut Ester, dkk
(2012) mengacu pada tipologi diagnose keperawatan keluarga, yaitu:
a. Potensial atau wellness
b. Risiko (ancaman)
c. Aktual (nyata)
3. Perencanaan
Perencanaan adalah sekelompok tindakan yang ditentukan untuk dilaporakan dalam
memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yan gtelah diidentifikasi (Effendy,
2007)
Perencanaan terdiri dari:
c. Prioritas masalah
Dengan memperhatikan beberapa kriteria, yaitu:
1. Sifat masalah (aktual, risiko, potensial)
2. Kemungkinan masalah dapat diubah (mudah, sebagian, sulit)
3. Potensi dapat dicegah (tinggi, cukup, rendah)
4. Menonjolnya masalah Adapun cara menghitung skoring prioritas
masalah tersebut adalah sebagai berikut:
0 0
d. Tujuan
Permenkes RI, Nomor 29 Tahun 2019 Tentang Penanggulangan Masalah Gizi Bagi Anak Akibat
Penyakit
Rini Archda Saputri.2019, Jeki Tumangger, Jpi : Journal Of Political Issues Volume 1, Hulu Hilir
Penanggulangan Stunting Di Indonesia)
dr KiranaPritasar.2018, MQIH ; Kebijakan Kesehatan Masyarakat Dalamupaya Penurunan Stunting
DirektoratJenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI)
PPNI, 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia PPNI, 2017. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia PPNI, 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
M Mitra, 2015. Permasalahan anak pendek [Stunting] dan intervensi untuk mencegah terjadinya
stunting [Suatu kajian kepustakaan]
Rr Dewi Ngaisyah, 2015. Hubungan social ekonomi dengan kejadian stunting pada balita di Desa
Kanigoro, saptosari, gunung kidul.
Wanda Lestaru, dkk, 2014. Faktor risiko stunting pada anak umur 6 – 24 bulan di kecamatan
Penanggalan kota SubulussalamProvinsi Aceh.
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0