Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN STUNTING


DI PUSKESMAS DINOYO

Oleh :
Vivian Yessica
P17212205057
Kelompok 5

KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2020
KONSEP DASAR STUNTING

A. PENGERTIAN
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan
yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau
tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak
dari WHO (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2018).
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan karena malnutrisi kronis yang
ditunjukkan dengan nilai z-score panjang badan menurut umur (PB/U) kurang dari -2 SD
(Al-Anshori, 2013)

B. KLASIFIKASI DAN PENGUKURAN STUNTING


Penilaian status gizi pada anak biasanya menggunakan pengukuran antropometri,
secara umum pengukuran antopometri berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh.
(SDIDTK, 2016). Keadaan stunting dapat diketahui berdasarkan pengukuran TB/U lalu
dibandingkan dengan standar. Secara fisik balita stunting akan tampak lebih pendek dari
balita seusianya. Klasifikasi status gizi stunting berdasarkan indikator tinggi badan per
umur (TB/U) (SDIDTK, 2016).
Tabel 1 Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks PB/U
Katagori Status Gizi Ambang Batas Z-score
Sangat pendek Z score <-3,0
Pendek Z score ≥-3,0 s/d z score <-2,0
Normal Z acore ≥-2,0
Sumber: Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang anak, 2016

C. ETIOLOGI
Terdapat tiga faktor utama penyebab stunting yaitu sebagai berikut :
1. Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam
makanan yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan air).
2. Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR),
3. Riwayat penyakit.
Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak factor
seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya
asupan gizi pada bayi (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2018). Faktor penyebab
stunting ini dapat disebabkan oleh faktor langsung maupun tidak langsung. Penyebab
langsung dari kejadian stunting adalah asupan gizi dan adanya penyakit infeksi sedangkan
penyebab tidak langsung adalah pemberian ASI dan MP-ASI, kurangnya pengetahuan
orang tua, faktor ekonomi, rendahnya pelayanan kesehatan dan masih banyak faktor
lainnya (Mitra, 2015).

D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Kementrian desa, (2017) balita stunting dapat dikenali dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
1) Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun.
2) Kecepatan tumbuh tinggi badan <4cm/tahun kemungkinan ada kelainan hormonal.
3) Umur tulang (bone age) bisa normal atau terlambat untuk umurnya
4) Tanda pubertas terlambat.
5) Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar.
6) Pertumbuhan gigi terlambat.
7) Usia 8 - 10 tahun anak menjadi lebih pendiam
8) Tidak banyak melakukan eye contact.
9) Pertumbuhan melambat.
10) Wajah tampak lebih muda dari usianya.

E. PATOFISIOLOGI
Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan akibat akumulasi
ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai usia 24 bulan.
Keadaan ini diperparah dengan tidak terimbanginya kejar tumbuh
(catch up growth) yang memadai (Mitra, 2015). Masalah stunting terjadi karena adanya
adaptasi fisiologi pertumbuhan atau non patologis, karena penyebab secara langsung
adalah masalah pada asupan makanan dan tingginya penyakit infeksi kronis terutama ISPA
dan diare, sehingga memberi dampak terhadap proses pertumbuhan balita (Sudiman,
2018).
Pada balita dengan kekurangan gizi akan menyebabkan berkurangnya lapisan
lemak di bawah kulit hal ini terjadi karena kurangnya asupan gizi sehingga tubuh
memanfaatkan cadangan lemak yang ada, selain itu imunitas dan produksi albumin juga
ikut menurun sehingga balita akan mudah terserang infeksi dan mengalami perlambatan
pertumbuhan dan perkembangan. Balita dengan gizi kurang akan mengalami peningkatan
kadar asam basa pada saluran cerna yang akan menimbulkan diare (Maryunani, 2016).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Nurarif dan Kusuma, 2016 mengatakan pemeriksaan penunjang untuk
stunting antara lain:
1) Melakukan pemeriksaan fisik.
2) Melakukan pengukuran antropometri BB, TB/PB, LILA, lingkar kepala.
3) Melakukan penghitungan IMT.
4) Pemeriksaan laboratorium darah: albumin, globulin, protein total, elektrolit
serum.

G. PENATALAKSANAAN
Menurut Khoeroh dan Indriyanti, 2017 beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengatasi stunting yaitu.
1. Penilaian status gizi yang dapat dilakukan melalui kegiatan posyandu setiap bulan.
2. Pemberian makanan tambahan pada balita.
3. Pemberian vitamin A.
4. Memberi konseling oleh tenaga gizi tentang kecukupan gizi balita.
5. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun dengan
ditambah asupan MP-ASI.
6. Pemberian suplemen menggunakan makanan penyediaan makanan dan minuman
menggunakan bahan makanan yang sudah umum dapat meningkatkan asupan energi
dan zat gizi yang besar bagi banyak pasien.
7. Pemberian suplemen menggunakan suplemen gizi khusus peroral siapguna yang
dapat digunakan bersama makanan untuk memenuhi kekurangan gizi.

H. KOMPLIKASI
Menurut Kementrian desa, 2017 dampak buruk yang ditimbulkan akibat stunting
antara lain:
1) Anak akan mudah mengalami sakit.
2) Postur tubuh tidak maksimal saat dewasa.
3) Kemampuan kognitif berkurang.
4) Saat tua berisiko terkena penyakit yang berhubungan dengan pola makan.
5) Fungsi tubuh tidak seimbang.
6) Mengakibatkan kerugian ekonomi.
Menurut WHO dalam Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI (2018) dampak yang
ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka pendek dan jangka panjang.
1) Dampak Jangka Pendek.
a) Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian;
b) Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal
c) Peningkatan biaya kesehatan.
2) Dampak Jangka Panjang.
a) Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan
pada umumnya);
b) Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya;
c) Menurunnya kesehatan reproduksi;
d) Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah; dan
e) Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal

I. PATHWAY
Penyakit Pemberian ASI Social
Factor nutrisi
infeksi dan MP-ASI ekonomi

Intake nutrisi menurun


Kurang pengetahuan
Gizi kurang orang tua

Kegagalan melakukan perbaikan gizi Manajemen


yang terjadi dalam waktu lama Kesehatan Keluarga
Tidak Efektif
Stunting

Intake kurang dari kebutuhan tubuh


Deficit protein dan kalori

Hilangnya lemak Daya tahan tubuh Asam amino dan produksi


dibantalan kulit menurun albumin menurun

Turgor kulit Keadaan umum Gangguan pertumbuhan dan


menurun melemah imun tubuh berkurang

Gangguan Gangguan Tumbuh


Risiko infeksi Kembang
Integritas Risiko
saluran
Kulit/Jaringan Infeksi
pernapasan

Anoreksia Hiperperistaltik usus


Deficit Nutrisi Diare
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1) Riwayat Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan berupa gangguan pertumbuhan (berat badan semakin lama
semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan keluhan lain yang
menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.
2) Riwayat Keperawatan Sekarang
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan
pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang,
imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi
dan lain-lain. Data fokus yang perlu dikaji dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan
kebutuhan nutrisi anak (riwayat kekurangan protein dan kalori dalam waktu relatif
lama).
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan
komunitas, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang
penyakit klien dan lain-lain.
4) Riwayat penyakit alergi
Meliputi pengkajian terkait riwayat alergi yang dimiliki pasien
5) Riwayat imunisasi
Meliputi pengkajian terkait riwayat imunisasi apa saja yang sudah didapatkan, pada
usia berapa saja mendapatkan imunisasi tesebut dan reaksi pasca imunisasi.
6) Riwayat tumbuh kembang
1. Riwayat prenatal : meliputi pengkajian terkait kehamilan anak seperti keluhan
yang dialami saat hamil, riwayat pengobatan, asupan nutrisi saat hamil.
2. Riwayat natal : meliputi pengkajian terkait riwayat kelahiran anak, dan kendala
selama melahirkan.
3. Riwayat post natal : meliputi pengkajian terkait kondisi anak setelah dilahirkan.
4. Pertumbuhan dan perkembangan
7) Pemeriksaan fisik
Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang meliputi:
a. Keadaan Umum Meliputi Status Kesadaran Dan Tanda-Tanda Vital
b. Pemeriksaan Fisik Head To Toe Dimulai Dari
1. Kepala : kesimetrisan, bentuk kepala, persebaran rambut, warna rambut,
2. Mata : kesimetrisan, warna kornea, reaksi pupil, adakah edema atau luka.
3. Telinga : kesimetrisan, bentuk telinga, adakah lesi, luka perdarahan atau
edema
4. Hidung : kesimetrisan, adakah polip, perdarahan, edem
5. Mulut : membran mukosa, keadaan gigi, gusi, caries
6. Leher : kesimetrisan, adakah JVD, defisensi trakea
7. Dada , paru – paru : kesimetrisan, bentuk dada, adakah otot bantu nafas,
adanya suara nafas tambahan
8. Jantung : adakah ictus cordis, suara bunyi jantung dan suara bunyijantung
tambahan
9. Abdomen : bentuk abdomen, adakah massa atau benjolan, nyeri tekan
10. Genetalia : kebersihan, adakah lesi, benjolan atau nyeri tekan
11. Punggung atau tulang belakang : adakah lesi atau kelaina bentuk tulang
belakang, nyeri tekan atau fraktur
12. Ekstermitas : kesimetrisan otot, adakah deformitas, fraktur, luka, edema
13. Neurologi
8) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium; albumin, creatinine dan nitrogen. Elektrolit, Hb, Ht,
transferin

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
2) Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
3) Gangguan Tumbuh Kembang
4) Defisit Nutrisi
5) Risiko Infeksi
6) Diare
C.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil
Manajemen kesehatan Manajemen kesehatan keluarga Dukungan Koping Kelua
keluarga tidak efektif Observasi:
D.0115 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam - Identifikasi respon em
diharapkan manajemen kesehatan keluarga meningkat - Identifikasi beban prog
Pengertian : Kriteria Hasil: - Identifikasi pemahama
Pola penanganan Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat Terapeutik:
maslah kesehatan menurun Meningkat - Dengarkan masalah, p
dalam keluarga tidak 1 Kemampuan menjelaskan maslah kesehatan yang dialami - Terima nilai-nilai kelu
memuaskan untuk 1 2 3 4 5 - Diskusikan rencana m
memulihkan kondisi 2 Aktivitas keluarga mengatasi masalah kesehatan tepat - Fasilitasi memperoleh
kesehatan anggota 1 2 3 4 5 diperlukan untuk mem
keluarga 3 Partisipasi dalam program kesehatan komunitas - Hargai dan dukukng m
1 2 3 4 5 Edukasi
Menurun Cukup Sedang Cukup Menurun - Informasikan kemajua
meningkat menurun - Informasikan fasilitas
Kolaborasi
19 Verbalisasi kesulitan menjalankan perawatan yang
- Rujuk untuk terapi kel
ditetapkan
1 2 3 4 5

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil
Gangguan Integritas Integritas Kulit dan Jaringan Perawatan Integritas Kuli
Kulit/Jaringan Observasi:
D.0129 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam - Identifikasi penyebab ga
diharapkan integritas kulit dan jaringan meningkat Terapeutik:
Pengertian : Kriteria Hasil: - Ubah posisi tiap 2 jam j
Kerusakan kulit Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat - Gunakan produk berbah
(dermis dan/atau Menurun Meningkat
epidermis) atau 1 Elastisitas
jaringan (membran   1 2 3 4 5
mukosa, kornea, 2 Hidrasi
fasia, otot, tendon,   1 2 3 4 5
tulang, kartilago, Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
kapsul sendi Meningkat Menurun
dan/atau ligamen) 3 Kerusakan lapisan kulit
  1 2 3 4 5
4 Perdarahan
  1 2 3 4 5
5 Nyeri
1 2 3 4 5
6 Hematoma
1 2 3 4 5
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil In
Gangguan Status perkembangan Perawatan Perkembangan
Tumbuh Observasi:
Kembang - Identifikasi pencapaian tugas per
D.0106 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 - Identifikasi isyarat perilaku dan
status perkembangan membaik tidak nyaman)
Pengertian : Kriteria Hasil: Terapeutik:
Kondisi individu Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat - Pertahankan sentuhan seminima
mengalami Menurun Meningkat - Berikan sentuhan yang bersifat g
gangguan 1 Keterampilan/perilaku sesuai usia - Meminimalkan nyeri
kemampuan 1 2 3 4 5 - Meminimalkan kebisingan ruang
bertumbuh dan 2 Kemampuan melakukan perawatan diri - Pertahankan lingkungan yang m
berkembang 1 2 3 4 5 - Motivasi anak berinteraksi deng
sesuai dengan 3 Respon sosial - Sediakan aktivitas yang memotiv
kelompok usia - Fasilitasi anak berbagi dan berga
1 2 3 4 5 - Dukung anak mengekspresikan d
balik atas usahanya
- Pertahankan kenyamanan anak
- Fasilitasi anak melatih keteramp
mis.makan, sikat gigi, cuci tanga
- Bernyanyi bersama anak lagu-la
- Bacakan cerita atau dongrng
- Dukung partisipasi anak disekola
Edukasi
- Jelaskan orang tua dan atau p
anak dan perilaku anak
- Anjurkan orang tua menyentuh d
- Anjurkan orang tua berinteraksi
- Ajarkan anak keterampilan berin
- Ajarkan anak teknik asertif
Kolaborasi
- Rujuk untuk konseling, jika perl
Promosi perkembangan anak
Observasi:
- Identifikasi kebutuhan khusus an
Terapeutik:
- Fasilitasi hubungan anak dengan
- Dukung anak berinteraksi denga
- Dukung anak mengekpresikan p
- Dukung anak dalam bermimpi a
- Dukung pastisipasi anak di seko
- Berikan mainan yang sesuai den
- Bernyanyi Bersama anak lagu-la
- Bacakan dongeng/cerita untuk an
- Diskusikan Bersama remaja tuju
- Sediakan kesempatan dan ala
mewarnai
- Sediakan mainan berupa puzzle
Edukasi
- Jelaskan nama-nama benda obje
- Ajarkan pengasuh milestones pe
- Ajarkan sikap kooperatif, bukan
- Ajarkan anak cara meminta bant
- Ajarkan Teknik asertif pada anak
- Demonstrasikan kegiatan ya
pengasuhan
Kolaborasi
- Rujuk untuk konseling, jika perl
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil In
Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
D.0019 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
status nutrisi terpenuhi. - Identifikasi status nutrisi
Pengertian : Kriteria Hasil: - Identifikasi alergi dan intoleransi m
Asupan nutrisi Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat - Identifikasi perlunya penggunaan
tidak cukup Menurun Meningkat - Monitor asupan makanan
untuk 1 Porsi makanan yang dihabiskan - Monitor berat badan
memenuhi   1 2 3 4 5 Terapeutik:
kebutuhan 2 Berat Badan atau IMT - Lakukan oral hygiene sebelum ma
metabolisme.   1 2 3 4 5 - Sajikan makanan secara menarik d
3 Frekuensi makan - Hentikan pemberian makanan m
  1 2 3 4 5 dapat ditoleransi
4 Nafsu makan
  1 2 3 4 5
5 Perasaan cepat kenyang
  1 2 3 4 5
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil
Diare Eliminasi Fekal Manajemen Diare
D.0020 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan eliminasi fekal membaik - Identifikasi penyebab diare
Pengertian : Kriteria Hasil: pastrointestinal, proses infe
Pengeluaran Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat obatan, pemberian boto susu)
feses yang Menurun Meningkat - Identifikasi riwayat pemberia
sering, lunak 1 Control pengeluaran feses - Identifikasi gejala invaginasi
dan tidak   1 2 3 4 5 - Monitor warna, volume, frek
berbentuk 2 Keluhan defekasi lama dan sulit - Monitor tanda dan gejala hyp
  1 2 3 4 5 tekanan darah turun, turgor
3 Mengejan saat defekasi ,elambat, BB menurun)
  1 2 3 4 5 - Monitor iritasi dan ulserasi k
memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik - Monitor jumlah pengeluaran
memburuk membaik
4 Konsistensi feses
  1 2 3 4 5
5 Frekuensi defekasi
  1 2 3 4 5
6 Peristaltic usus
1 2 3 4 5
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil
Risiko Infeksi Tingkat Infeksi Pencegahan infeksi
D.0142 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam glukosa Observasi:
derajat infeksi menurun. - Monitor tanda gejala infeks
Pengertian : Kriteria Hasil: Terapeutik
Berisiko Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun - Batasi jumlah pengunjung
mengalami Meningkat Menurun
peningkatan 1 Demam
terserang   1 2 3 4 5
oganisme 2 Kemerahan
patogenik 1 2 3 4 5
3 Nyeri
1 2 3 4 5
4 Bengkak
1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
5 Kadar sel darah putih
  1 2 3 4 5
DAFTAR RUJUKAN

Suriadi dan Yuliani Rita. (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak (Edisi 1). Jakarta : CV.
Sagung Seto
Kusuma Hardi dan Nurain Huda Amin. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC (Jilid 2). Yogyakarta : Media
Action Publishing
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2018). Bulletin Stunting.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai