Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN SEMINAR KASUS PRAKTIK KLINIK PROFESI NERS STASE

KEPERAWATAN JIWA PADA TN. M DENGAN DIAGNOSA RISIKO


KETIDAKSIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA
DEWASA DAN DIAGNOSA RISIKO PERILAKU
KEKERASAN DI COMUNITY MENTAL
HEALTH NURSING TINGGEDE PALU
24 Juli s/d 29 Juli 2023

DISUSUN OLEH
KELOMPOK III

SISKHA MAUDY PUTRI 2022032051


SITI HASMAYUNI 2022032053
AYU ASTRIA ZADAR 2022032006
ROSANTI 2022032045
BADRUN KALUPEK 2022032007
JIHAN PAHIRA 2022032018
NIKADEK MAHARANI 2022032024

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA PALU
TA. 2023/2024

i
LEMBAR PENGESAHAN

Di Persiapkan Dan Disetujui Oleh Tim Penyusun Program Studi Ners


Profesi Ners Universitas Widya Nusantara Palu

STASE
KEPERAWATAN JIWA

Mengetahui :

CI Institusi Penanggung Jawab Stase

Ns. Wahyu Sulfian S.Kep., M.Kes Ns. Wahyu Sulfian, S.Kep., M.Kes
NIK. 2013090137 NIK. 2013090137

Kordinator Profesi Ners Ketua Program Studi

Ns. Elin Hidayat, S.Kep., M.Kep Ns. Yulta Kadang, S.Kep., M.Kep
NIK. 20230901156 NIK. 20220901145

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN SEMINAR KASUS PRAKTIK KLINIK PROFESI NERS STASE


KEPERAWATAN JIWA PADA TN. M DENGAN DIAGNOSA RISIKO
KETIDAKSIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN USIA
DEWASA DAN DIAGNOSA RISIKO PERILAKU
KEKERASAN DI COMUNITY MENTAL
HEALTH NURSING TINGGEDE PALU

KEPERAWATAN JIWA

CI Lahan CI Institusi

Lusiana Tangko, S.Kep.,Ns Ns. Wahyu Sulfian S.Kep., M.Kes


NIP. 198603022010012005 NIK. 20130901037

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia Nya sehingga laporan seminar kasus kelompok dapat terselesaikan. Adapun
penyakit yang menjadi seminar kasus kelompok yaitu dengan diagnose keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan.
Dalam menyelesaikan penulisan laporan ini, penulis telah banyak menerima
bimbingan, bantuan, dorongan, arahan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Pihak Universitas Widya Nusantara Palu yang telah memfasilitasi dalam
pelaksanaan praktek lapangan.
2. Pihak RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah yang telah bersedia mengizinkan
penulis untuk dapat melaksanakan praktek lapangan.
3. Pihak kelurahan Tinggede yang memberikan izin penulis untuk melakukan
wawancara di masyarakatnya
4. Bapak Ns. Wahyu Sulfian S.Kep., M.Kes, selaku Clinical Instructor Institusi
Universitas Widya Nusantara Palu.
5. Ibu Ns. Lusiana Tangko, S.Kep, selaku Clinical Instructor Lahan di CMHN.
6. Teman-teman kelompok yang banyak membantu dan memberikan motivasi
terhadap satu sama lain.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan seminar kasus kelompok ini


masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan laporan ini. Semoga laporan seminar ini dapat memberikan
manfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dibidang ilmu keperawatan.

Palu, Juli 2023

Kelompok III

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1. LATAR BELAKANG................................................................. 1
2. TUJUAN PENULISAN .............................................................. 2
3. PROSES PEMBUATAN MAKALAH ....................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................ 4
1. DEFINISI CMHN .......................................................................... 4
2. TUJUAN CMHN ..........................................................................
3. TUGAS DAN FUNGSI PERAWATAN CMHN
4. PROGRAM CMHN ...................................................................... 5
5. PERENCANAAN CMHN............................................................. 10
6. PENGORGANISASIAN CMHN .................................................. 10
7. PENGARAHAN CMHN ............................................................... 12
8. KERJASAMA LINTAS SEKTOR DAN LINTAS PROGRAM .. 13
BAB III GAMBARAN KASUS ...................................................................... 30
1. PENGKAJIAN KLIEN SEHAT MENTAL .................................... 30
2. PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA MASALAH PSIKOSOSIAL 41
3. ANALISA DATA ............................................................................ 42
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN ..................................................... 44
5. IMPLEMENTASI ............................................................................ 45
6. EVALUASI...................................................................................... 46
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 84
1. INFORMASI UMUM ..................................................................... 30
2. KELUHAN UTAMA DAN PENAMPILAN UMUM .................... 41
3. STATUS MENTAL ......................................................................... 42
4. RIWAYAT SOSIAL ........................................................................ 43

v
5. KULTURAL SPIRITUAL............................................................... 43
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN ..................................................... 44
7. INTERVENSI KEPERAWATAN ..................................................
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 87
1. SIMPULAN ..................................................................................... 84
2. SARAN ............................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa merupakan salah satu yang menjadi prioritas dari kesehatan
secara global. Hal ini disebabkan ada sedikitnya 10% dari seluruh populasi dunia
mengalami gangguan jiwa pada satu waktu. Gangguan jiwa juga dikaitkan dengan
32% dari global disease burden karena disabilitas yang disebabkan oleh gangguan
jiwa lebih tinggi dari kondisi lainnya (Leach, et al, 2020). Salah satu masalah
keperawatan yang dapat ditemukan pada gangguan jiwa adalah perilaku kekerasan
atau resiko perilaku kekerasan. Perilaku agresif sering tidak dianggap sebagai
penyakit atau gangguan sehingga keluarga tidak menyadari adanya suatu kebutuhan
untuk perawatan medis. Namun keluarga sering dihadapkan pada pertanyaan
bagaimana menangani perilaku anggota keluarga yang agresif. Pasien yang agresif
dapat melukai diri sendiri atau orang lain. Dalam survei retrospektif enam rumah
sakit jiwa Jerman dilaporkan terdapat 1,7 sampai 5 serangan agresif dari pasien
pertahun. Di satu rumah sakit di negara bagian North RhineWestphalia, 171 dari
2210 pasien yang dirawat dalam periode 1 tahun terlibat dalam serangan agresif, dan
terdapat total 441 episode perilaku agresif (Hirsch, & Steinert, 2019). Agresif adalah
perilaku destruktif yang memberikan beban yang cukup besar pada individu,
keluarga dan masyarakat. Perilaku ini bisa muncul akibat adanya gangguan struktur
dan fungsi otak (Fanning, et al. 2019).
Individu dengan gangguan jiwa lebih beresiko melakukan kekerasan
dibandingkan dengan kelompok lain di masyarakat (Bhavsar, & Bhugra, 2018). Ada
kelompok klien gangguan jiwa yang beresiko melakukan kekerasan atau perilaku
agresif salah satunya adalah klien yang tidak patuh menjalani pengobatan (Araya,
Ebnemelek, & Getachew, 2020). Selain itu Klien dengan riwayat trauma atau brain
injury dapat mengalami gejala kognitif misalnya, defisit perhatian, memori, dan
fungsi eksekutif, gejala perilaku seperti agresi, kontrol impuls yang buruk, iritabilitas
serta dapat terjadi munculnya gangguan psikiatri atau memburuknya gejala psikiatri

1
yang sudah ada (Gómez-de-Regil, Estrella-Castillo, & Vega-Cauich, 2019). Individu
dengan gangguan jiwa mengalami berbagai konsekuensi negatif akibat penyakit yang
dialaminya seperti tidak memiliki pekerjaan dan gangguan kualitas hidup.
Keluargapun sering dihadapkan dengan rendahnya perilaku mencari bantuan ke
pelayanan kesehatan (Oexle, et al. 2017).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan jiwa
keperawatan yang dialami oleh pasien di masyarakat
2. Tujuan khusus
Secara khusus tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk:
a) Memperoleh gambaran Pengkajian yang dilakukan oleh perawat pada
klien yang mengalami masalah kejiwaan risiko perilaku kekerasan
b) Memperoleh gambaran Diagnosa keperawatan yang dirumuskan oleh
perawat pada klien yang mengalami masalah kejiwaan risiko perilaku
kekerasan
c) Memperoleh gambaran Intervensi keperawatan yang direncanakan oleh
perawat pada klien yang mengalami masalah kejiwaan risiko perilaku
kekerasan
d) Memperoleh gambaran Implementasi yang dilakukan oleh perawat pada
klien yang mengalami masalah kejiwaan risiko perilaku kekerasan
e) Memperoleh gambaran Evaluasi keperawatan yang dilakukan oleh
perawat pada klien yang mengalami masalah kejiwaan risiko perilaku
kekerasan

2
C. PROSES PEMBUATAN LAPORAN
Pembagian Kasus Kelolaan CI Lahan

G
a
Melakukan BHSP Pada Klien
m
G
a b
a

m a
Melakukan Pengkajian Pada Klien dengan metode
r wawancara
b
a …
G
r …
a
…Klien
Melakukan SP 1 sampai SP…3 pada
m
… b
G
… N
aa
sr Pasien,
Pengumulan Data Yang Diperoleh Dari
m
Keluarga dan Buku Status .…
N Pasien
b
s …
a
G
. M …
r
a
u…
Penyusunan Laporan Akhir Stase Keperawatan Jiwa
m
M lN…
b
u ys…
a
l ar.
y n…N

a sM
i…
n ,….u

i l
, SN M
y
.sau
S .ln
K
. eyi
K M
pa,
.. pohon e un

m3 p liS
.. pohon y,.
a
m
aK
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi CMHN
Comunity mental health nursing adalah upaya untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan jiwa dengan tujuan pasien yang tidak tertangani di masyarakat akan
mendapatkan pelayanan yang lebih baik.
CMHN merupakan salah satu strategi berupa program peningkatan pengetahuan dan
keterampilan yang diberikan kepada petugas kesehatan melalui pelatihan dalam rangka
upaya membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan jiwa akibat dampak
tsunami, gempa maupun bencana lainnya. Pelatihan yang dilakukan terdiri dari tiga tahapan
yaitu Basic, Intermediate, dan Advance Nursing Training.
CMHN adalah pelayanan keperawatan yang komprehensif, holistik dan paripurna,
berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa, rentang terhadap stres dalam tahap pemulihan
serta pencegahan kekambuhan.

B. Tujuan CMHN

1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa bagi masyarakat. Sehingga
tercapai kesehatan jiwa masyarakat secara optimal.
a) Tujuan Khusus Menjelaskan konsep keperawatan kesehatan jiwa komunitas

b) Menerapkan kumunitas teraupetik dalam memberikan pelayanan/ asuhan


keperawatan jiwa.
c) Menjelaskan peran dan fungsi perawat kesehatajiwa dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
d) Bekerjasama dengan tim kesehatan dalam memberikan
pelayanan keperawatan sesuai dengan peran dan fungsinya.
e) Menerapkan konsep pengorganisasian masyarakat dalam memberikan
pelayanan keperawatan kesehatan jiwa.
f) Memberikan asuhan keperawatan pada anak dan remaja dengan
gangguan jiwa : depresi dan perilaku kekerasan.

4
g) Memberikan asuhan keperwatan pada usia dewasa yang gangguan jiwa
dengan masalah : harga diri rendah, perilaku kekerasan, resiko bunuh diri,
isolasi diri, halusinasi, waham dan dapat perawatan diri
h) Memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan jiwa
depresi dan demensia.
i) Mendokumentasikan asuhan keperawatan jiwa komunitas.

C. Tugas dan Fungsi Perawatan CMHN

Upaya yang digunakan untuk membantu masyarakat menyelesaikan


masalah-masalah kesehatan jiwa. Adapun tugas dan fungsi dari perawat / petugas
CMHN meliputi :
1. Perencanaa pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara
matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.perencanaan dapat juga diartikan
sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus dilakukan.perencanaan
yang matang akan memberi petunjuk dan mempermudah dalam melaksanakan
suatu kegiatan. Tanpa perencanaan kegiatan akan menjadi tidak terarah
sehingga hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diinginkan.
Jenis perencanaan terdiri dari rencana jangka pendek, menengah dan
panjang. Perencanaan jangka panjang disebut juga perencanaan strategis yang
disusun untuk 3 sampai 10 tahun. Perencanaan jangka menengah dibuat dan
berlaku 1 sampai 5 tahun sedangkan perencanaan jangka pendek di buat 1 jam
sampai dengan satu tahun.
Kegiatan perencanaan yang akan digunakan di pelayanan keperawatan
kesehatan jiwa komunitas meliputi perumusan visi, misi filosofi, dan kebijakan.
Untuk jenis perencanaan yang ditetapkan adalah perencanaan jangka pendek
yang meliputi rencana kegiatan tahunan dan bulanan perencanaan kegiatan
yang dilakukan oleh perawat supervisor, perawat CMHN dipuskesmas dan
kader kesehatan jiwa.
Rencana jangka pendek yang ditetapkan pada pelayanan keperawatan kesehatan

5
jiwa komunitas terdiri dari rencana bulanan dan tahunan.
a. Rencana bulanan perawat CMHN
Rencana bulanan adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat
CMHN dan kader dalam 1 bulan. Rencana bulanan perawat meliputi dua
aspek, yaitu :
1) Kegiatan manajerial
Contoh kegiatan : Supervisi kader, rapat/ pertemuan.
2) Kegiatan asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien dan keluarga, yang terdiri dari :
a) Pendidikan kesehatan bagi kelompok masyarakat yang sehat
Kemapuan yang beresiko msalah psikososial dan kemampuan
keluarga pasien gangguan jiwa.
b) Asuhan keperawatan masalah psikososial
c) Asuhan keperawatan resiko masalah psikososial
d) Asuhan keperawatan gangguan jiwa.
e) Kegiatan terapi aktifitas kelompok dan rehabilitas untuk
kelompok pasien yang mengalami gangguan jiwa
b. Rencana tahunan perawat CMHN
Setiap akhir tahun perawat melakukan evaluasi hasil kegiatan
dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tidak lanjut serta
penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan
berikutnya. Rencana kegiatan tahun mencakup :
1) Menyusun laporan tahunan yang berisi tntang kinerja pelayanan
keperawatan kesehatan jiwa komunitas berupa kegiatan yang
dilaksanakan dan hasil evaluasi (wilayah kerja puskesmas dandesa
siaga sehat jiwa ).
2) Penyegaran terkait dengan materi pelayanan keperawatan kesehatan
jiwa komunitas khusus kegiatan yang masih rendah pencapaiannya.
Ini bertujuan untuk memantapkan hal-hal yang masih rendah.
3) Pengembangan SDM (perawat CMHN dan kader kesehatan jiwa )
dalam bentuk rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal dan

6
informal.
2. Pengorganisasian pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai satu
tujuan, penugasan suatau kelompok tenaga keperawatan untuk
pengorganisasian aktivitas yang tepat baik vertikal maupun horizontal, yang
bertanggung jawab. Pengorganisasian kegiatan dan tenaga dalam pelayanan
kesehatan jiwa komunitas menggunakan pendekatan lintas sektoral dan lintas
program.setiap perawat cmhn dipuskesmas bertganggung jawab terhadap dua
desa atau lebih. Tokoh masyarakat di desa berperan sebagai penasihat atau
pelindung kader kesehatan jiwa. Berapa kader kesehatan jiwa bertanggung
jawab terhadap masing-masing dusun yang melakukan kegiatan desa siaga
sehat jiwa. Mekanisme pelaksanaan pengorganisasian desa siaga sehat jiwa
adalah :
a) Wilayah kerja puskesmas dibagi dua untuk 2 orang perawat CMHN misalnya
adalah 20 desa maka masing-masing perawat bertanggung jawab pada 10 desa.
b) Perawat CMHN bersama tokoh masyarakat satu desa untuk dikembangkan
menjadi desa siaga sehat jiwa.
c) Perawat CMHN bersama tokoh masyarakat pada tingkat desa menetapkan calon
kader kesehatan jiwa pada tingkat dusun. Tiap dusun minimaln2 kader kesehatan
jiwa.
Pengelompokkan keluarga pada desa siaga sehat jiwa berdasarkan asuhan
keperawatan yang diberikan yaitu asuhan keperawatan diberikan kepada keluarga
yang sehat, resiko dan gangguan keluarga yang sehat. Dikelompokkan dengan usia
:
a) Keluarga dengan bayi 0 - 18 bulan

b) Keluarga dengan kanak-kanak 18 - 36 bulan

c) Keluarga dengan pra sekolah 3 - 6 tahun

d) Keluarga dengan anak sekolah 6 - 12 tahun

e) Keluarga dengan remaja 12 - 18 tahun.

f) Keluarga dengan dewasa 25 – 65 tahun.

g) Keluarga dengan lansia > 65 tahun

7
3. Pengarahan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas

Pengarahan adalah langkah ketiga dari fungsi manajemen yaitu pelaksanaan


perencanaan kegiatan dalam bentuk tindakan untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pengarahan pekerjaan diuraikan dengan jelaskan
dalam bentuk tugas yang harus dilaksanakan. Untuk memaksimalkan pelaksanaan
pekerjaan diperlukan iklim kerja yang menyenangkan, pengelolaan waktu secara
efisien, keterampilan komunikasi yang baik, pengelolaan konflik, memfasilitasi
kolaborasi, melaksanakan pendelegasian dan supervisi, melakukan negosiasi dan
advokasi lintas program dan sektor.

Kegiatan pengarahan yang akan dilaksanakan pada pelayanan keperawatan


kesehatan jiwa komunitas adalah menciptakan budaya motivasi menerapkan
manejemen waktu, melaksanakan pendelegasian, melaksanakan supervisi dan
komunikasi yang efektif, melakukan manajemen konflik.
a) Manajemen waktu.

b) Pendelegasian

c) Supervisi

d) Manajemen konflik.

D. Program CMHN

Menbentuk Desa Siaga Sehat jiwa, yaitu :

a. Pendidikan kesehatan jiwa untuk masyarakat sehat.

b. Pendidikan kesehatan jiwa unutk resiko masalah psikososial.

c. Resiko jiwa untuk mengalami gangguan jiwa.

d. Terapi aktifitas bagi pasien gangguan jiwa mandiri.

e. Rehabilitasi bagi pasien gangguan jiwa mandiri

f. Askep bagi keluarga pasien gangguan jiwa.

8
E. Perencanaan CMHN

a. Memberikan asuhan keperawatan secara langsung ( Practitioner ) :

Perawat menberikan asuhan keperawatan kepada pasien untuk membantu


pasien mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dan
meningkatkan fungsi kehidupannya.

b. Pendidik ( Educator )
Perawat memberikan pendidikan kesehatan jiwa kepada individu dan keluarga
untuk mengembangkan kemampuan keluarga dalam melakukan 5 tugas
kesehatan keluarga.
c. Koordinator ( Coordinator )

Melakukan koordinasi dalam kegiatan

1) Penemuan kasus

2) Rujukan

F. Pengorganisasian CMHN
a. Pendekatan :

1) Perencanaan sosial (social planning)

Keputusan program pemenuhan dan penyelesaian masalah didasarkan


atas fakta- fakta yang didapatkan di lapangan dan fokusnya pada
penyelesaian tugas. Pendekatan ini diperlukan pada kondisi yang
memerlukan penyelesaian masalah dengan segera. Hal ini telah dilakukan
pada awal terjadi tsunami dan gempa bumi.
2) Aksi sosial (social action)
Program pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah pada satu
area tertentu dilakukan oleh sekelompok ahli dari tempat lain. Hal ini
dilakukan jika pada tempat kejadian belum dapat diidentifikasi sumber daya
yang digunakan. Hal ini juga telah dilakukan dan berlangsung sampai saat
ini.

9
3) Pengembangan masyarakat (Comunity development)
Program pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah ditekankan
pada peran serta masyarakat, pemberdayaan masyarakat atau peningkatan
kemampuan masyarakat dalam menyelesaikan masalah dan saling memberi
bantuan dalam mengidentifikasi masalah atau kebutuhan serta penyelesaian
masalah.
4) Penerapan

a) Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta sumber daya yang ada


dimasyarakat. Cara memeperoleh data dapat dilakukan melalui :
 Informasi dari masyarakat tentang anggota masyarakat yang
mengalamigangguan jiwa
 Informasi dari perawat komunitas

 Menentukan sendiri dengan melakukan pengkajian langsung baik


perorangan,keluarga maupun kelompok
 Melalui pertemuan-pertemuan formal dan informal

b) Mengelompokkan data yang dikumpulkan dengan cara :

 Jika ditemukan anggota masyarakat yang masih sehat maka


diperlukan program pencegahan dan peningkatan kes-wa agar tidak
terjadi masalah psikososial dan gangguan jiwa.
 Jika ditemukan masyarakat yang mengalami masalah psikososial
maka diperlukan program untuk intervensi pemulihan segera
 Jika ditemukan kasus gangguan jiwa maka diperlukan intervensi
pemulihansegera dan rehabilitasi
c) Merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan terhadap kasus.
Perawat kesehatan jiwa komunitas membuat jadual dalam melakukan
tindakan terhadap kasus dengan menggunakan modul asuhan
keperawatan, meliputi :
 Jadwal aktivitas harian sesuai dengan program kerja harian

 Jadwal kunjungan terhadap kasus-kasus yang ditangani sesuai dengan

10
program pemulihan
d) Melakukan evaluasi tindak lanjut

 Mencatat kemajuan perkembangan pasien dan kemampuan keluarga


merawat pasien
 Jika kondisi kasus berkembang kearah yang lebih baik, maka
diteruskan rencana asuhan yang telah ditetapkan sampai pasien
mandiri
 Jika ditemukan tanda dan gejala yang memerlukan pengobatan, maka
perawat kesehatan jiwa komunitas dapat memberikan obat sesuai
dengan standar pendelegasian program pengobatan serta memonitor
pengobatan
 Jika dengan perawatan dan pengobatan pasien tidak mengalami
perubahan (kondisi bertambah berat), maka pasien dirujuk ke
puskesmas
 Jika setelah dirujuk pasien tidak mengalami perubahan, maka
dikonsultasikan dengan tim kesehatan jiwa tingkat kabupaten
 Jika kondisi pasien tetap tidak mengalami perubahan, maka dirujuk ke
rumah sakit umum atau rumah sakit jiwa dengan rekomendasi tim
kesehatan jiwatingkat kabupaten

G. Pengarahan CMHN
Pengarahan adalah langkah ketiga dari fungsi manajemen yaitu pelaksanaan
perencanaan kegiatan dalam bentuk tindakan untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pengarahan pekerjaan diuraikan dengan jelas
dalam bentuk tugas yang harus dilaksanakan. Untuk memaksimalkan pelaksanaan
pekerjaan diperlukan iklim kerja yang menyenangkan, pengelolaan waktu secara
efisien, keterampilan komunikasi yang baik, pengelolaan konflik, memfasilitasi
kolaborasi, melaksanakan pendelegasian dan supervisi, melakukan negosiasi dan
advokasi lintas program dan sektor (Keliat et.al, 2006).
Kegiatan pengarahan yang akan dilaksanakan pada pelayanan keperawatan
kesehatan jiwa komunitas adalah menciptakan budaya motivasi, menerapkan

11
manajemen waktu, melaksanakan pendelegasian, melaksanakan supervisi dan
komunikasi yang efektif, melakukan manajemen konflik.

1. Manajemen Waktu

Manajemen waktu adalah penggunaan secara optimal waktu yang dimiliki. Pada
desa siaga sehat jiwa manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan
rencana kegiatan bulanan untuk perawat CMHN dan kader kesehatan jiwa
masyarakat. Aktivitas manajemen waktu dievaluasi melalui instrumen evaluasi
perencanaan.
2. Pendelegasian
Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Dalam organisasi
pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pendelegasian dilaksanakan melalui proses :
a. Buat rencana tugas yang perlu diselesaikan

b. Identifikasi kemampuan kader kesehatan jiwa yang akan melaksanakan


tugas

c. Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuannya

d. Jika kader kesehatan jiwa tidak mampu melaksanakan tugas karena


menghadapi masalah tertentu maka perawat CMHN harus bias menjadi
contoh peran dan menjadi nara sumber untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi
e. Evaluasi kinerja setelah tugas selesai
3. Supervisi
Supervisi adalah proses memastikan kegiatan yang dilaksanakan sesuai
dengan tujuan organisasi dengan cara melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan tersebut. Kegiatan supervisi dilaksanakan untuk
menjamin kegiatan pelayanan kesehatan jiwa sesuai dengan pedoman yang
telah ditetapkan. Fasilitator nasional, fasilitator provinsi dan dinas kesehatan
melakukan supervise satu kali sebulan terhadap fasilitator lokal, perawat
CMHN dan kader kesehatan jiwa masyarakat, fasilitator lokal dan kepala
puskesmas melakukan supervisi dua kali seminggu terhadap perawat CMHN

12
dan kader kesehatan jiwa. Sedangkan perawat CMHN melakukan supervisi
satu kali seminggu terhadap kader kesehatan jiwa.
Hal yang di supervisi adalah kemampuan fasilitator local, perawat CMHN dan
kader kesehatan jiwa dalam melaksanakan tugasnya terkait aspek manajerial dan
asuhan keperawatan.

4. Manajemen Konflik

Konflik adalah perbedaan pandangan dan ide antara satu orang dengan
orang yang lain. Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang
yang memiliki latar belakang yang berbeda konflik mungkin terjadi. Untuk
mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu dibudayakan manajemen
konflik.

Cara penanganan konflik ada beberapa macam yaitu bersaing,


berkolaborasi, menghindar, mengakomodasi dan berkompromi. Penanganan
konflik yang diterapkan dalam pelayanan keperawatan kesehatan jiwa
komunitas adalah dengan cara kolaborasi. Cara ini adalah salah satu bentuk
kerja sama berbagai pihak yang terlibat konflik dalam menyelesaikan
masalah yang mereka hadapi dengan jalan mencari dan menemukan
persamaan kepentingan dan bukan perbedaan. Untuk itu pembudayaan
kolaborasi antar pihak-pihak terkait menjadi prioritas utama dalam
menyelenggarakan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas

H. Kerjasama Lintas Sector dan Lintas Program


Kerjasama lintas program dan sector pada yankes dasar Pelayanan kesehatan
dasar / Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat
diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat
melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau
oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka
dalam semangat untuk hidup mandiri dan menentukan nasib sendiri.
Konsep pelayanan kesehatan dasar merupakan pelayanan kesehatan essensial
yang dibuat dan bisa terjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di

13
masyarakat. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya dan
merangkum berbagai aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan. PHC merupakan
pola penyajian pelayanan kesehatan dimana konsumen pelayanan kesehatan menjadi
mitra dengan profesi dan ikut seerta mencapai tujuan umum kesehatan yang lebih
baik.
Pengertian Kerja Sama Lintas Program dan Lintas Sektor Kerja sama lintas
program merupakan kerja sama yang dilakukan antara beberapa program dalam
bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kerja sama lintas program
yang diterapkan di puskesmas berarti melibatkan beberapa program terkait yangada
di puskesmas.Tujuan khusus kerja sama lintas program adalah untuk
menggalangkerja sama dalam tim dan selanjutnya menggalang kerja sama lintas
sektora
Kerja sama lintas sektor melibatkan dinas dan orang- orang di luar sektor
kesehatan yang merupakan usaha bersama mempengaruhi faktor yang secara
langsungatau tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Kerja sama tidak hanya
dalam proposal pengesahan, tetapi juga ikkut serta mendefinisikan masalah, prioritas
kebutuhan, pengumpulan, dan interpretasi informasi serta mengevaluasi. Lintas
sektor kesehatanmerupakan hubungan yang dikenali antara bagian atau bagian-
bagian dari sektor yang berbeda, dibentuk utnuk mengambil tindakan pada suatu
masalah agar hasil yang tercapaidengan cara yang lebih efektif, berkelanjutan atau
efisien disbanding sektor kesehatan bertindak sendiri (WHO 1998). Prinsip kerja
sama lintas sector melalui pertalian dengan program di dalam dan di luar sektor
kesehatan untuk mencapai kesadaran yang lebih besar terhadap konsekuensi
kesehatan dari keputusan kebijakan dan praktek organisasisektor-sektor yang
berbeda
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kerjsasama lintas sektor
penganggulangan yang meliputi anggaran, peraturan, komunikasi, komitmen, peran,
dantanggung jawab. Masalah anggaran sering membuat beberapa institusi
membentu kerjasama. Pengendalian melalui manajemen lingkungan memerlukan
kejelasan yang efektif antara sektor klinis, kesehatan lingkungan, perencanaan
pemukiman, institusi akademis,dan masyarakat setempa

14
Komitmen memerlukan pembagian visi dan tujian seta penetapan
kepercayaanyang lebih tinggi dan tanggung jawab timbale balik untuk tujuan
bersama. Peran dantanggung jawab menunjuk masalah siapa yang akan melakukan
keseluruhan kerjasa.Semua kerja sama memerlukan struktur dan proses untuk
memperjelas tanggung jawabdan bagaimana tanggung jawab tersebut dikerjakan.
dan proses untuk memperjelas tanggung jawabdan bagaimana tanggung jawab
tersebut.

15
16
BAB III
TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN KLIEN SEHAT MENTAL


Nama perawat : kelompok III
Tanggal pengkajian : 26 Juli 2023
Tempat pengkajian : Tinggede
Sumber data : Klien

1 IDENTITAS KLIEN
Nama klien lengkap : An. G
Nama panggilan klien : An. G
Umur/TTL : 9 tahun/ Palu 22 April 2014
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Suku bangsa : Kaili
Status marital : Anak
Alamat lengkap :

2 IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama penanggung jawab klien: Ny. Y
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Kaili
Alamat lengkap : Jln Tinggede
Telp yang mudah dihubungi : 082233773667
Hubungan dengan klien : Ibu

3 PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN

17
Usia 6 - 12 tahun Petunjuk teknis pengisian format :
1. Berilah tanda (√) jika klien dan keluarga mampu melakukannya
2. Apabila semua kemampuan tercapai (jawaban “Ya“ mencapai 100%)
Maka dikategorikan “Normal“ namun bila kurang dari 100% maka
dikategorikan “Penyimpangan“
Nama klien : An. G

No. Kemampuan Ya Tidak

Kemampuan Klien
1 Mampu BAK/BAB di toilet dan tidak mengompol √
2 Mempunyai teman tetap untuk bermain √
3 Menyukai dan ikut berperan dalam kegiatan kelompok √

4 Berteman dengan sesama jenis √


5 Berkompetisi dengan teman atau saudara sebaya √
6 Memiliki hubungan yang baik dengan orang tua √
7 Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah √

8 Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga secara



sederhana
9 Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya √
10 Memiliki hobby: naik sepeda, membaca buku, majalah, cerita

anak
11 Tidak ada bekas tanda-tanda luka penganiyayaan fisik dan

seksual
Kemampuan keluarga
1 Memfasilitasi anak mengikuti aktivitas kelompok √

2 Membimbing anak dalam pencapaian tugas perkembangan



sesuai kemampuannya
3 Membimbing anak dalam cara berinteraksi dengan orang lain √
4 Membimbing anak dalam kegiatan rumah: menonton TV,

membaca buku cerita, waktu belajar disiplin

18
5 Melibatkan dan membimbing anak dalam kegiatan keluarga:

berkebun, memasak, membersihkan rumah, rekreasi bersama
6 Keluarga tidak mencubit, memukul atau mencela/memaki

anak bila anak rewel
7 Tidak mempekerjakan anak secara paksa untuk mencari

nafkah keluarga
8 Memberikan pendidikan yang baik √

Diagnosa Keperawatan
Normal: kesiapan peningkatan perkembangan usia sekolah (industri)

19
FORMAT PENGKAJIAN KLIEN SEHAT MENTAL

Nama perawat : Kelompok III


Tanggal pengkajian : 25 Juli 2023
Tempat pengkajian : Tinggede
Sumber data : Klien

1 IDENTITAS KLIEN
Nama klien lengkap : An.M
Nama panggilan klien : An.M
Umur/TTL : 16 tahun/ Palu 16 Maret 2007
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak Sekolah
Pekerjaan :-
Suku bangsa : Kaili
Status marital : Anak
Alamat lengkap : Jln tinggede
2 IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama penanggung jawab klien : Ny. Y
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Kaili
Alamat lengkap : Jln Tinggede
Telp yang mudah dihubungi : 082233773667
Hubungan dengan klien : Ibu

20
3 PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN
Usia 18 – 25 tahun
Petunjuk teknis pengisian format :
1. Berilah tanda (√) jika klien dan keluarga mampu melakukannya
2. Apabila semua kemampuan tercapai (jawaban “Ya“ mencapai 100%) maka
dikategorikan “Normal“ namun bila kurang dari 100% maka dikategorikan
“Penyimpangan“

Nama klien : An. M

No. Kemampuan Ya Tidak

Kemampuan Klien
1 Menilai diri sendiri secara obyektif, kelebihan dan

kekurangan
2 Bergaul dengan teman sejenis dan lawan jenis √
3 Memiliki sahabat untuk teman curhat √

4 Mengikuti kegiatan diluar aktivitas rutin (ekstra sekolah,



olahraga, seni, pramuka, pengajian)
5 Bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan √
6 Memiliki keinginan dan cita-cita masa depan √
7 Mampu menentukan suatu keputusan meski tanpa

persetujuan orang tua
8 Tidak menggunakan narkoba, merokok atau terlibat perkeahian

dalam pergaulan
9 Tidak melakukan tindakan asusila atau seks komersial/ pribadi √
10 Tidak menuntut orang tua secara paksa untuk memenuhi keinginan

remaja yang negatif, misal kendaraan, senajat api
11 Berperilaku santun, menghormati orang tua dan guru, bersikap

baik dengan teman
Kemampuan keluarga
1 Memfasilitasi remaja untuk mengikuti kegiatan yang positif dan

bermanfaat

21
2 Tidak membatasi atau mengekang remaja dalam pencarian

identitas diri dengan alasan yang tidak rasional
3 Menjadi role model dalam cara berinteraksi sosial dengan orang lain √
4 Menciptakan suasana rumah yang nyaman remaja untuk

pengembangan bakat dan kepribadian remaja
5 Membimbing remaja secara bijak bila remaja terlibat narkoba,

merokok dan perkelahian
6 Menjalin hubungan yang harmonis dengan remaja √
7 Menyediakan waktu yang cukup untuk diskusi dengan remaja,

mendengarkan keluhan, harapan dan cita-citanya
8 Tidak menjadikan remaja sebagai orang yang sangat yunior dan

tidak memiliki kemampuan apapun

Diagnosa Keperawatan
Penyimpangan: risiko ketidaksiapan perkembangan pembentukan identitas diri

22
FORMAT PENGKAJIAN KLIEN SEHAT MENTAL

Nama perawat : Kelompok III


Tanggal pengkajian : 25 Juli 2023
Tempat pengkajian : Jln Tinggede
Sumber data : Klien

1 IDENTITAS KLIEN
Nama klien lengkap : Ny. Y
Nama panggilan klien : Ny. Y
Umur/TTL : 46 Tahun/ Palu, 13 Mey 1977
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku bangsa : Kaili
Status marital : Ibu
Alamat lengkap : Jln Tinggede
2 IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama penanggung jawab klien :-
Umur :-
Agama :-
Suku bangsa :-
Alamat lengkap :-
Telp yang mudah dihubungi :-
Hubungan dengan klien :-
3 PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN Usia 25 – 65 tahun
Petunjuk teknis pengisian format :
1 Berilah tanda (√) jika klien dan keluarga mampu melakukannya
2 Apabila semua kemampuan tercapai (jawaban “Ya“ mencapai 100%) maka

23
dikategorikan “Normal“ namun bila kurang dari 100% maka dikategorikan
“Penyimpangan“

Nama klien: Ny.Y


No.
Kemampuan Ya Tidak

Kemampuan Klien
1 Penerimaan perubahan diri dan proses penuaan √
2 Menghargai diri sendiri, menikmati hidup dan mandiri √
3 Memiliki pekerjaan sebagai profesi yang disukainya √
4 Merasa nyaman dan menikmati hasil dari profesi √
Pekerjaannya
5 Menyesuaikan diri dengan perubahan peran dalam √
Kehidupannya
6 Berinteraksi baik dengan pasangan hidup, berbagi aktivitas √
dan tanggung jawab rumah tangga
7 Membimbing, menyiapkan dan membina generasi di bawah √
Usianya
8 Memperhatikan kebutuhan orang lain √
9 Mengembangkan minat dan hobby √
10 Menilai pencapaian tujan hidup √
11 Menyesuaikan diri dengan orang tua dan orang yang sudah √
Lansia
12 Memiliki koping yang konstruktif bila mengalami stress √
Kemampuan keluarga
1 Memfasilitasi perubahan peran dalam keluarga √
2 Membantu individu mencapai tujuan jangka panjang √
3 Menjadi role model dan sebagai teman diskusi bagi individu
4 Mendukung individu dalam pengambilan keputusan bersama √
Keluarga

24
5 Menyadari pentingnya pusat layanan kesehatan sebagai √
tempat rujukan bagi masalah kesehatan yang dialami

Diagnosa Keperawatan :
Normal : Kesiapan Peningkatan Perkembangan Usia Dewasa
Tengah

25
FORMAT PENGKAJIAN KLIEN SEHAT MENTAL

Nama perawat : Kelompok III


Tanggal pengkajian : 25 Juli 2023
Tempat pengkajian : Tinggede
Sumber data : Klien

1 IDENTITAS KLIEN
Nama klien lengkap : Tn. M
Nama panggilan klien : Tn. A
Umur/TTL : 23 tahun/ Palu 03 November 2023
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : tidak sekolah
Pekerjaan :-
Suku bangsa : Kaili
Status marital : Anak
Alamat lengkap : Jln Tinggede
2 IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama penanggung jawab klien : Ny.Y
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Kaili
Alamat lengkap : Jln Tinggede
Telp yang mudah dihubungi : 082233773667
Hubungan dengan klien : Ibu
3 PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN Usia 25 – 65 tahun
Petunjuk teknis pengisian format :
a. Berilah tanda (√) jika klien dan keluarga mampu melakukannya
b. Apabila semua kemampuan tercapai (jawaban “Ya“ mencapai 100%) maka

26
dikategorikan “Normal“ namun bila kurang dari 100% maka dikategorikan
“Penyimpangan“

Nama klien: Tn. M

No. Kemampuan Ya Tidak

Kemampuan Klien
1 Mempunyai konsep diri dan pedoman hidup yang realistis √
2 Mengerti arah dan tujuan hidup yang diinginkan √
3 Merasa mampu untuk mandiri, bertanggung jawab
secara √
ekonomi dan sosial
4 Memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan orang

lain
5 Mempunyai hubungan dekat dengan pacar atau sahabat √
6 Memiliki kehidupan sosial yang berarti √
7 Mempunyai komitmen yang jelas dalam bekerja dan

Berinteraksi
8 Mampu mengendalikan emosi secara konstruktif dan

bertanggung jawab
9 Membentuk keluarga baru √
10 Menyukai dirinya, mampu mengatasi stress dalam

Kehidupannya
11 Tidak menjadi pelaku tindak kriminal atau terlibat

dalam masalah narkoba
Kemampuan keluarga
1 Membantu individu memilih nilai dan pedoman hidup

yang Positif
2 Membimbing individu menentukan pilihan pekerjaan

sesuai bakat dan kemampuan
3 Membimbing individu menentukan pasangan hidup √

27
4 Membimbing individu mengambil keputusan penting

dalam hidup, menikah dan punya anak
5 Membimbing individu untuk mandiri dengan

kehidupannya Sendiri
6 Memfasilitasi individu menentukan tujuan hidup √
7 Segera menghubungi pusat layanan kesehatan bila

menjumpai masalah dengan kesehatannya
8 Membimbing secara bijak bila terlibat tindak kriminal

atau masalah narkoba

Diagnosa Keperawatan: Penyimpangan: risiko ketidaksiapan peningkatan


perkembangan usia dewasa (produktif)

28
PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
MASALAH PSIKOSOSIAL
INFORMASI UMUM
Inisial klien : Tn. M
Usia : 23 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Suku : kaili
Bahasa dominan : Indonesia
Status perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Jln Tinggede
Tanggal masuk :-
Tanggal pengkajian : 25 Juli 2023
Ruang rawat :-
Nomor rekam medik : -
Diagnosa medis :-
Riwayat alergi :-
Diet :-

KELUHAN UTAMA : klien mengatakan emosi mengamuk dirumah dan ingin memukul
saat di ejek di luar rumah

PENAMPILAN UMUM DAN PERILAKU MOTOR


Fisik
Berat badan : 55 kg

Tinggi badan : 160 cm

Tanda-tanda vital : TD : 120/80 MmHg P: 20x/menit Nd: 68x/menit

Riwayat pengobatan fisik :

Hasil pemeriksaan laboratorium/ visum/ dll : -

Masalah Keperawatan :

29
Tingkat Ansietas
Tingkat ansietas (lingkari tingkat ansietas dan chek list perilaku yang
ditampilkan)Ringan ☑ Sedang □ Berat□ Panik□

PERILAKU ☑ PERILAKU ☑

Tenang √ Menarik diri

Ramah √ Bingung √

Pasif Disorientasi

Waspada Ketakutan

Merasa membenarkan lingkungan Hiperventilasi

Kooperatif Halusinasi/ delusi

Gangguan perhatian Depersonalisasi

Gelisah Obsesi

Sulit berkonsentrasi Kompulsi

30
KELUARGA
Genogram

A B

C D

Ket :

: Perempuan A : Orang tua Ibu

: Laki-laki B : Orang tua Ayah

: Garis Hubungan C : Saudara Ibu

: Meninggal D : Saudara Ayah

: Tinggal Serumah E : Saudara Pasien

: Cerai

: Pasien

31
Tipe keluarga
□ nuclear family □ diad family

□ extended family

☑ single parent family

Pengambilan keputusan
☑ kepala keluarga □ istri

□ orang tua

□ bersama-sama

Hubungan klien dengan kepala keluarga


□ kepala keluarga □ istri

□ orang tua ☑ anak

□ lain-lain, sebutkan:
Kebiasaan yang dilakukan bersama keluarga
Jelaskan: tidak ada

Kegiatan yang dilakukan keluarga dalam masyarakat


Jelaskan: tidak ada

Masalah Keperawatan: isolasi sosial

RIWAYAT SOSIAL
Pola sosial
Teman/ orang terdekat: ada (Aldo)

Peran serta dalam kelompok: tidak ada

Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : berbicara kurang jelas

Obat-obatan yang dikonsumsi


Adakah obat herbal/ obat lain yang dikonsumsi diluar resep: tidak ada

Obat-obatan yang dikonsumsi klien saat ini: tidak ada

Apakah klien menggunakan obat-obatan dan alkohol untuk mengatasi masalahnya: tidak
ada

32
Masalah Keperawatan:

STATUS MENTAL DAN EMOSI


Penampilan
1. Cacat fisik

☑ada, jelaskan: berbicara kurang jelas, berjalan menggunakan jari-jari kaki


seperti menjinjit

□ tidak ada, jelaskan


2. kontak mata
□ ada, jelaskan
☑ tidak ada, jelaskan klien sering mengalihkan pandangannya

3. Pakaian

☑ tidak rapi, jelaskan: cara berpakaian kurang rapi, pakaian tampak kotor

□ penggunaan tdk sesuai

4. Perawatan diri

Jelaskan: klien mandi 2 kali sehari mencuci rambut seminggu 3 kali.


Masalah Keperawatan: defisit perawatan diri

Tingkah Laku

Tingkah Laku ☑ Jelaskan

Resah

Agitasi

Letargi

Sikap Kurang kooperatif



Ekspresi wajah Tampak tegang, kadang murung, pandangan sering

dialihkan
Lain-lain

Masalah Keperawatan: Risiko perilaku kekerasan

33
Pola komunikasi
POLA KOMUNIKASI ☑ POLA KOMUNIKASI ☑

Jelas Aphasia

Koheren Perseverasi

Bicara kotor Rumination

Inkoheren Tangensial

Neologisme Banyak bicara/ dominan

Asosiasi longgar Bicara lambat



Flight of ideas Sukar berbicara:

Lainnya:

Masalah Keperawatan: gangguan komunikasi verbal

Mood dan Afek

PERILAKU ☑ JELASKAN

Senang

Sedih

Patah hati

Putus asa

Gembira

Euporia

Curiga

Lesu

Marah/ Bermusuhan

Lain-lain: Ekspresi kadang tegang dan


√ senyum-senyum sendiri mencari
perhatian dengan lawan jenis

34
Masalah Keperawatan : risiko perilaku kekerasan

Proses Pikir

PERILAKU ☑

Jelas

Logis

Mudah diikuti

Relevan

Bingung √
Bloking

Delusi

Arus cepat

Asosiasi lambat

Curiga

Memori jangka pendek Hilang Utuh

Memori jangka panjang Hilang Utuh √

Masalah Keperawatan:

Persepsi
PERILAKU ☑ JELASKAN

Halusinasi

Ilusi

Depersonalisasi

Derealisasi

35
Halusinasi ☑ Jelaskan

Pendengaran

Penglihatan

Perabaan

Pengecapan

Penghidu

Lain-lain:

Masalah Keperawatan:

Kognitif
1. Orientasi realita
Waktu : klien tidak mengetahui waktu sekarang

Tempat : klien mampu mengetahui tempatnnya sekarang berada di Tinggede

Orang : klien mampu mengingat orang yang bersamanya

Situasi :

2. Memori
Gangguan ☑ Jelaskan

gangguan daya ingat jangka Klien mampu mengingat guru nya


panjang √ ditahun 2015

gangguan daya ingat jangka


pendek

gangguan daya ingat saat ini

paramnesia, sebutkan

hipermnesia, sebutkan

amnesia, sebutkan

36
1. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Tingkatan ☑ Jelaskan

mudah beralih Setiap di tanya klien memalingkan



pandangannya
tidak mampu berkonsentrasi

tidak mampu berhitung Klien melompat lompat hitungannya


sederhana √

Masalah Keperawatan:

IDE-IDE BUNUH DIRI


Ide-ide merusak diri sendiri/ orang lain

Ya □ Tidak ☑

Jelaskan:
Masalah Keperawatan: risiko perilaku kekerasan

V. KULTURAL DAN SPIRITUAL


Agama yang dianut
1. Bagaimana kebutuhan klien terhadap spiritual dan pelaksanaannya?
= klien beragama islam, klien rajin mengerjakan solat 5 waktu dengan tepat
2. Apakah klien mengalami gangguan dalam menjalankan kegiatan
spiritualnya setelah mengalami kekerasan atau penganiayaan?
= tidak ada

3. Adakah pengaruh spiritual terhadap koping individu

= tidak ada

Budaya yang diikuti


Apakah ada budaya klien yang mempengaruhi terjadinya masalah
= tidak ada

Tingkat perkembangan saat ini


Masalah Keperawatan:

37
Pohon Masalah

Retradasi Mental

Gangguan Kognitif Faktor Psikologis

Gangguan Pertumuhan Dan Memukul Dan Mengamuk


Berkembang

Risiko Perilaku Kekerasan


Risiko Ketidaksiapan
Peningkatan Perkembangan
Usia Dewasa

38
STANDAR PELAKSANAAN KOMUNIKASI DENGAN KLIEN RISIKO
TIDAKSIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN

USIA DEWASA (PRODUKTIF)

1 Orientasi
a. Salam
“assalamualaikum, perkenalkan kami mahasiswa ners Universitas Widya
Nusantara, siapa nama bapak? Senangnya dipanggil apa? Kami panggil Aldi
ya. Tanggal lahirnya tau?
b. Evaluasi
Apa yang bapak rasa sekarang? Bagaimana hubungan bapak dengan keluarga
bapak? Bagaimana pergaulan bapak dilingkungan tempat tinggal bapak?
c. Validasi
Apa yang bapak lakukan jika di ejek-ejek di lingkungan tempat bapak
tinggal? Apa bapak bisa menahan diri?
d. Kontrak
1) Tindakan dan tujuan
Bagaimana kalau kami berbincang-bincang sekalian memeriksakan
tentang perkembangan sesuai usia bapak?
Tujuannya pak:
a) Mengetahui perkembangan dewasa muda
b) Mempunyai pengetahuan untuk bekerja
c) Memahami pentingnya kelompok sosial
d) Mempunyai pekerjaan
e) Mempunyai hubungan intim dengan lawan jenis
f) Aktif dalam kegiatan masyarakat
g) Mengendalikan emosi
h) Memiliki rasa kepercayaan diri
i) Memiliki jiwa penolong
j) Mencintai keluarga dan pekerjaan
2) Waktu
Waktunya 30 menit, apakah bapak setuju?
3) Tempat
Kita lakukan disini saja ya?
2. Kerja
a. Pengkajian
Apakah bapak mempunyai tujuan untuk hidup? Apa bapak mengerti arah dan
tujuan bapak sekarang? Apakah bapak mampu untuk hidup mandiri,
bertanggung jawab secara ekonomi dan sosial? Apakah bapak memiliki
hubungan yang baik dengan keluarga maupun orang lain? Apa bapak

39
mempunyi teman dekat? Apakah ada komitmen bapak dalam bekerja maupun
berinteraksi? Apakah bapak mampu mengendalikan emosi dan bertanggung
jawab? Apakah bapak ada keinginan untuk membentuk keluarga baru?
Apakah bapak mampu mengatasi stres yang ada dalam kehidupan bapak?
Apakah bapak pernah menjadi pelaku tindak kriminal atau terlibat dalam
masalah narkoba?
b. Diagnosis
Jadi karena bapak tidak mempunyai tujuan untuk hidup, tidak mampu untuk
bertanggung jawab dalam ekonomi dan sosial, bapak tidak mampu
mengendalikan emosi saat marah, bapak tidak bisa mengatasi stres yang ada
didalam kehidupan bapak jadi disini bapak belum siap dalam peningkatan
perkembangan usia dewasa. Apakah bapak mau mendiskusikannya dengan
kami?
c. Tindakan
Baiklah, kami akan berdiskusi tentang perkembangan dewasa muda bapak.
Jadi pak karena dari hasil pengkajian tadi kami mendapatkan adanya
penyimpangan yang ada di usia bapak sekarang. Kita bahas satu-satu ya pak.
Bagaimana cara bapak menetapkan tujuan hidup?bagaimana cara bapak
menetapkan pekerjaan? Bagaimana bapak berinteraksi dengan banyak orang
termasuk lawan jenis bapak? Apakah bapak tahu cara memilih calon
pasangan hidup? Apakah bapak ada berperan dalam kegiatan dimasyarakat?
Bapak dari hasil pengkajian dan pertanyaan kami tadi hasilnya tumbuh
kembang bapak sudah terlalu lambat jadi saran kami bapak mau ya
memeriksakan kesehatan di puskesmas dekat rumah bapak ini saja.
3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi? Apa
bapak dapat memahami?
b. Evaluasi objektif
Apa saja yang dapat bapak tangkap dari diskusi kita tadi? Bisa bapak
sebutkan? Oke baik.
c. Rencana tindak lanjut klien
Selanjutnya mari kita berbincang-bincang lagi berdiskusi lagi boleh? Oke
tetap semangat
d. Rencana tindak lanjut perawat
Baiklah, hari rabu sore kita ketemu lagi dirumah bapak, kami akan
datang untuk berdiskusi lagi.
e. Salam
Assalamualaikum pak.

40
4 Evaluasi
S: klien mengatakan lebih banyak tidak
O: klien tidak dapat menetapkan tujuan hidup
Klien tidak dapat menetapkan pekerjaanya
Klien tidak mempunyai pekerjaan
A: intervensi tidak berhasil sesuai dengan tujuan
P: menganjurkan untuk ke pelayanan kesehatan

41
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
DENGAN KELUARGA

1. Orientasi
a. Salam
Assalamualaikum bu, perkenalkan kami mahasiswa profesi ners universitas
widya nusantara. Siapa nama ibu? Senangnya dipanggil apa? Kami
mahasiswa universitas widya nusantara akan memeriksa kesehatan keluarga
ibu
b. Evaluasi
Bagaimana kesehatan anggota keluarga ibu? Apakah ada yang sakit?
c. Validasi
Apakah sudah dibawah ke puskesmas atau sudah berobat di tempat lain?
Bagaimana hasilnya apakah ada perubahan?
d. Kontrak
1) Tindakan dan tujuan
Kami akan melakukan pemeriksaan kesehatan, supaya dapat mengetahui
kondisi kesehatan keluarga ibu
2) Waktu
Waktu 30 menit, apakah ibu setuju?
3) Tempat
Kita lakukan disini saja ya bu
2. Kerja
a. Pengkajian
1) Identitas keluarga
Saya akan mendata keluarga ibu yang tinggal serumah. Siapa yang
menjadi kepala keluarga? Apa nama lengkapnya? Berapa umurnya? Apa
pendidikannya? Pekerjaannya apa? Bisa sebutkan alamat lengkapnya ibu?
Apakah ibu punya keluhan kesehatan?
Sekarang saya akan mendata anak-anak ibu yang ada didalam kartu
keluarga ibu. Saya akan mencatat nama nama lengkap, umur, pendidikan,
pekerjaan, dan kondisi kesehatan semua anggota keluarga ibu. Jadi anak
ibu yang cowo sering marah-marah emosi dan mengamuk saat menerima
ejekan dari luar sampai berteriak, membanting barang kadang ingin
memukul ibu. Baik kami akan memeriksa anak ibu.
2) Pengkajian klien sehat mental
Lanjutkan dengan data terkait pengkajian sehat mental. Pengkajian sehat
mental ini untuk menilai kesehatan mental keluarga ibu. Ibu akan
menjawab pertanyaan dengan ya atau tidak. Mari kita mulai.
a. Membantu individu memilih nilai dan pedoman hidup yang positif?

42
b. Membimbing individu menentukan pilihan pekerjaan sesuai bakat dan
kemampuan?
c. Membimbing individu menentukan pasangan hidup?
d. Membimbing individu mengambil keputusan penting dalam hidup,
menikah dan punya anak?
e. Membimbing individu untuk mandiri dengan kehidupannya sendiri?
f. Memfasilitasi individu menentukan tujuan hidup?
g. Segera menghubungi pusat layanan kesehatan bila menjumpai masalah
dengan kesehatannya?
h. Membimbing secara bijak bila terlibat tindak kriminal atau masalah
narkoba?
Kesimpulan: berdasarkan jawaban ibu, kesehatan keluarga ibu sudah
bagus,
hanya saja ada yang perlu dilanjutkan pemeriksaan terhadap
kesehatan jiwa.
b. Diagnosis
1) Ibu sendiri tidak ada mengalami gangguan kesehatan ataupun mental
2) Anak ibu yang memiliki risiko ketidaksiapan peningkatan perkembangan
usia dewasa
3) Anggota keluarga yang lain ada satu anak ibu juga mengalami risiko
ketidaksiapan perkembangan pembentukan identitas
c. Tindakan keperawatan
Ibu karna dari hasil pengkajian ada anak ibu yang memiliki risiko
peningkatan perkembangan usia dewasa muda yang sebenarnya anak ibu
sudah bisa memilih pasangan hidupnya, menentukan dan tahu tujuan
hidupnya, bertanggung jawab, mampu mengontrol emosionalnya tetapi anak
ibu belum sama sekali bisah. Jadi ibu disini kami harapkan ibu bisa
membimbing anak ibu, memotivasinya dalam hal seperti mengajarinya tujuan
hidup itu seperti apa, melakukan pekerjaan itu seperti apa, memberikan
pendapat seperti apa dalam memilih pasangan, berperan dalam masyarakat.
Setelah semua dapat tercapai oleh anak ibu secara pelan-pelan, ibu bisa
memberikannya pujian agar anak ibu terus bersemangat untuk untuk
menjalani tujuan hidupnya.
d. Terminasi
Bagaimana perasaannya ibu setelah kita berbincang-bincang? Bisa ibu
sebutkan kembali apa-apa saja yang harus diperhatikan untuk anak ibu? Baik
betul sekali bu. Kalau begitu kami pamit dulu ya bu. Assalamualaikum
e. Evaluasi
S: ibu klien mengatakan dapat memahami apa yang sudah dijelaskan dalam
pertemuan

43
Ibu klien mengatakan akan melakukan cara yang sudah dijelaskan tadi
kepada anaknya
O: ibu klien tampak memahami
Ibu klien dapat menyebutkan kembali apa yang sudah di bincang-
bincangkan
Ibu klien tampak kooperatif
Ibu klien tampak dapat menerima informasi yang sudah diberikan
kepadanya mengenai anaknya
A: intervensi berhasil

P: intervensi dihentikan

44
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
DENGAN KELUARGA

3. Orientasi
b. Salam
Assalamualaikum bu, perkenalkan kami mahasiswa profesi ners universitas
widya nusantara. Siapa nama ibu? Senangnya dipanggil apa? Kami
mahasiswa universitas widya nusantara akan memeriksa kesehatan keluarga
ibu
c. Evaluasi
Bagaimana kesehatan anggota keluarga ibu? Apakah ada yang sakit?
e. Validasi
Apakah sudah dibawah ke puskesmas atau sudah berobat di tempat lain?
Bagaimana hasilnya apakah ada perubahan?
f. Kontrak
2) Tindakan dan tujuan
Kami akan melakukan pemeriksaan kesehatan, supaya dapat mengetahui
kondisi kesehatan keluarga ibu
4) Waktu
Waktu 30 menit, apakah ibu setuju?
5) Tempat
Kita lakukan disini saja ya bu
4. Kerja
b. Pengkajian
2) Identitas keluarga
Saya akan mendata keluarga ibu yang tinggalserumah. Siapa yang
menjadi kepala keluarga? Apa nama lengkapnya? Berapa umurnya? Apa
pendidikannya? Pekerjaannya apa? Bisa sebutkan alamat lengkapnya ibu?
Apakah ibu punya keluhan kesehatan?
Sekarang saya akan mendata anak-anak ibu yang ada didalam kartu
keluarga ibu. Saya akan mencatat nama nama lengkap, umur, pendidikan,
pekerjaan, dan kondisi kesehatan semua anggota keluarga ibu. Jadi anak
ibu yang cowo sering marah-marah emosi dan mengamuk saat menerima
ejekan dari luar sampai berteriak, membanting barang kadang ingin
memukul ibu. Baik kami akan memeriksa anak ibu.
3) Pengkajian klien sehat mental
Lanjutkan dengan data terkait pengkajian sehat mental. Pengkajian sehat
mental ini untuk menilai kesehatan mental keluarga ibu. Ibu akan
menjawab pertanyaan dengan ya atau tidak. Mari kita mulai.

45
i. Membantu individu memilih nilai dan pedoman hidup yang positif?
j. Membimbing individu menentukan pilihan pekerjaan sesuai bakat dan
kemampuan?
k. Membimbing individu menentukan pasangan hidup?
l. Membimbing individu mengambil keputusan penting dalam hidup,
menikah dan punya anak?
m. Membimbing individu untuk mandiri dengan kehidupannya sendiri?
n. Memfasilitasi individu menentukan tujuan hidup?
o. Segera menghubungi pusat layanan kesehatan bila menjumpai masalah
dengan kesehatannya?
p. Membimbing secara bijak bila terlibat tindak kriminal atau masalah
narkoba?
Kesimpulan: berdasarkan jawaban ibu, kesehatan keluarga ibu sudah
bagus,
hanya saja ada yang perlu dilanjutkan pemeriksaan terhadap
kesehatan jiwa.
c. Diagnosis
4) Ibu sendiri tidak ada mengalami gangguan kesehatan ataupun mental
5) Anak ibu sering marah-marah emosi bahkan mengamuk sampai ingin
memukul ibu sendiri
6) Anggota keluarga yang lain tidak ada masalah
d. Tindakan keperawatan
Baiklah karna ibu tidak ada masalah pada kesehatan mental atau pun
kesehatan jiwa, kami langsung saja menjelaskan cara merawat anak ibu, mari
kita menemui anak ibu terlebih dahulu.

46
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
DENGAN KLIEN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

2 Orientasi
f. Salam
“assalamualaikum, perkenalkan kami mahasiswa ners Universitas Widya
Nusantara, siapa nama bapak? Senangnya dipanggil apa? Kami panggil Aldi
ya. Tanggal lahirnya tau?
g. Evaluasi
Apa yang bapak rasa sekarang? Jadi bapak sering emosi marah-marah dan
juga kadang mengamuk ya. Sudah berapa lama?
h. Validasi
Apa yang sudah bapak lakukan untuk mengatasinya? Apakah berhasil?
i. Kontrak
4) Tindakan dan tujuan
Bagaimana kalau saya periksa dulu tentang emosi dan belajar cara
mengendalikannya?
5) Waktu
Waktunya 30 menit, apakah bapak setuju?
6) Tempat
Kita lakukan disini saja ya?
3. Kerja
b. Pengkajian
1) Penyebab
Apa yang menyebabkan bapak marah-marah emosi sampai mengamuk?
Apkah sampai ada rasa ingin memukul?
2) Tanda/gejala
Apakah yang dirasakan saat marah, apakah merasa tegang, tangan
terkepal, mengatupkan rahang dengan kuat? Apakah bicara kasar, suara
tinggi, menjerit atau berteriak? Apakah berjalan mondar mandir dengan
marah dan melempar barang-barang atau memukul orang?
3) Akibat
Apa akibat dengan cara seperti itu? Apakah dengan cara seperti itu marah
dan emosinya bisa hilang?
c. Diagnosis
Bapak sering emosi dengan berteriak, melempar barang sampai ingin
memukul ibu sendiri. Jadi bapak masih sulit mengendalikan marah sehingga

47
bisa terjadi perilaku kekerasa. Apakah bapak ingin belajar
mengendalikannya?
d. Tindakan
Baiklah, saya akan bantu bapak untuk mengatasi marah dan emosi dengan
beberapa cara.
1) Latihan relaksasi napas dalam dan pukul bantal kasur
a) Contohkan: tarik napas panjang secara perlahan dari hidung, tahan
sebentar dan keluarkan secara perlahan dari mulut seperti
menghembuskan kekesalan bapak. Pukul bantal kasur saat emosi dan
marah.
b) Dampingi: nah sekarang ayo kita coba bersama-bersama. Ya, benar
seperti itu.
c) Mandiri: sekarang coba bapak lakukan sendiri. Bagus, sudah benar.
2) Latihan de-enskalasi (curhat)
Klien mempunyai keterbatasan sejak lahir sehingga klien tidak dapat
menulis dan membaca (jari-jari tangan klien kaku)
3) Latihan bicara yang baik
a) Contohkan: bapak bisa belatih cara meminta dengan santu, cara
menolak dengan tepat, dan cara mengatakan rasa tidak senang
b) Dampingi: nah sekarang ayo kita coba bersama-sama. Ya, benar
seperti itu
c) Mandiri: sekarang coba lakukan sendiri. Bagus, sudah benar.
7) Latihan spiritual
Apa saja kegiatan ibadan yang bapak lakukan setiap hari? Apa yang bapak
rasakan setelah melakukan ibadah? Jadi melakukan ibadah dapat
mengurangi rasa marah bapak. Pertahankan terus ibadah nya ya pak.
4. Terminasi
b. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan tadi?
c. Evaluasi objektif
Apa saja latihannya, coba sebutkan. Sudah benar bapak.
d. Rencana tindak lanjut klien
Selanjutnya mari kita buat jadwal latihannya. Latihan relaksasi berapa
kali sehari? Bagaimana dengan latihan bicara yang baik terhadap orang
yang menimbulkan rasa marah dan emosi. Pertahankan terus ibadahnya.
e. Rencana tindak lanjut perawat
Baiklah, hari rabu sore kita ketemu lagi dirumah bapak, kami akan
datang untuk memeriksa lagi kondisi dan cara latihannya.
j. Salam
Assalamualaikum pak.

48
5 Evaluasi
S: klien mengatakan senang setelah berbincang-bincang
Klien mengatakan akan melakukan latihan yang sudah di ajarkan tadi
ketika emosi dan mengamuk
O: klien tampak memahami
Klien tampak mengikuti cara yang di ajarkan tetapi tidak bisa melakukan
tarik napas dalam

A: intervensi berhasil

P: intervensi dihentikan

49
BAB IV
PEMBAHASAN

A. INFORMASI UMUM
Pengkajian dilakukan pada hari selasa, 25 juli 2023 di Tinggede pada Tn.M
usia 23 tahun, jenis kelamin laki-laki belum menikah dengan diagnosa keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan.
B. KELUHAN UTAMA DAN PENAMPILAN UMUM
Klien memiliki berat badan 55 kg dengan tinggi badan 160 cm, ttv klien normal,
klien berperilaku ramah, tenang dan kooperatif. Klien tinggal bersama seorang ibu
yang single parent dan dua orang adik perempuan. Di keluarga Tn.M tidak ada
kebiasaan yang dilakukan bersama-sama dalam keluarga dan tidak ada kegiatan
yang dilakukan di keluarga maupun dimasyarakat.
C. RIWAYAT SOSIAL
Klien mempunyai teman teman dekat yaitu bernama Tn.A. tidak memiliki peran
dalan suatu kelompok. Klien memiliki hambatan dengan orang lain yaitu berbicara
yang kurang jelas. Saat ini klien tidak mengkonsumsi obat-obatan dan tidak
mengkonsumsi alkohol.
D. STATUS MENTAL
Klien mengalami cacat fisik yaitu berbicara yabg tidak jelas dan berjalan
menggunakan jari-jari kakinya seperti menjinjit. Kontak mata yang tidak dapat
dipertahankan karena klien lebih sering mengalihkan pandangannya, klien tampak
rapi menggunakan pakaian yang sesuai dengan keadaannya, klien mandi sehari 2
kali dan mencuci rambut seminggu 3 kali. Sikap klien tampak tegang, klien
berekpsresi datar, murung dan pandangan dialihkan. Klien tampak bingung-
bingung saat dikaji, klien dapat mengingat kejadian yang sudah lama. Pada kognitif
klien tidak dapat mengetahui waktu sekarang, dapat mengetahui tempat ia berada
sekarang dan mengetahui teman yang berada dengannya saat ini. Konsentrasi klien
mudah beralih setiap ditanya klien memalingkan wajahnya dan tidak mampu
berhitung sederhana klien melompat-lompat hitungannya. Pada saat emosi dan

50
marah klien selalu ingin memukul ibunya dengan barang-barang yang ada di dalam
rumahnya.
E. KULTURAL DAN SPIRITUAL
Klien beragama islam, klien selalu mengerjakan sholat 5 waktu. Tidak ada
gangguan dalam menjalankan kegiatan spiritualnya dan tidak adah pengaruh
spiritual terhadap kesehatannya.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Tn.M, penulis mendapatkan
beberapa diagnosa keperawatan yang muncul diantaranya penyimpangan: risiko
ketidaksiapan peningkatan perkembangan usia dewasa(produktif), Gangguan
interaksi sosial, dan Risiko perilaku kekerasan. Prioritas diagnosa keperawatan
yang pertama pada Tn. M yaitu risiko ketidaksiapan peningkatan perkembangan
usia dewasa(produktif) dan risiko perilaku kekerasan. Alasan penulis mengangkat
diagnosa risiko ketidaksiapan peningkatan perkembangan usia dewasa(produktif)
dan risiko perilaku kekerasan karena data yang didapatkan lebih banyak mengarah
ke risiko ketidaksiapan peningkatan perkembangan usia dewasa(produktif) dan
risiko perilaku kekerasan yang dengan dibuktikan saat emosi dan marah klien ingin
memukul ibunya dengan barang-barang yang ada di dalam rumahnya, ekpresi klien
tampak tegang dan datar.
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
1 Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan untuk diagnosa keperawatan risiko
tidaksiapan peningkatan perkembangan usia dewasa
a) Diskusikan tentang perkembangan psikososial yang menyimpang
b) Diskusikan penyimpangan perkembangan dan cara mengatasinya melalui
pelayanan kesehatan
2 Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan untuk diagnosa Risiko Perilaku
Kekerasan pada Tn. M yang dilakukan pada klien:
a) Latihan relaksasi napas dalam, pukul bantal dan kasur
b) Latihan curhat dengan cara menulis
c) Latihan berbicara yang baik
d) Latihan spiritual

51
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengkajian dilakukan pada hari selasa, 25 juli 2023 di Tinggede pada


Tn.M usia 23 tahun, jenis kelamin laki-laki belum menikah dengan diagnosa
keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan. Klien memiliki berat badan 55 kg
dengan tinggi badan 160 cm, ttv klien normal, klien berperilaku ramah, tenang
dan kooperatif. Klien tinggal bersama seorang ibu yang single parent dan dua
orang adik perempuan. Di keluarga Tn.M tidak ada kebiasaan yang dilakukan
bersama-sama dalam keluarga dan tidak ada kegiatan yang dilakukan di keluarga
maupun dimasyarakat. Klien mengalami cacat fisik yaitu berbicara yabg tidak
jelas dan berjalan menggunakan jari-jari kakinya seperti menjinjit. Kontak mata
yang tidak dapat dipertahankan karena klien lebih sering mengalihkan
pandangannya, klien tampak rapi menggunakan pakaian yang sesuai dengan
keadaannya, klien mandi sehari 2 kali dan mencuci rambut seminggu 3 kali.
Sikap klien tampak tegang, klien berekpsresi datar, murung dan pandangan
dialihkan. Klien tampak bingung-bingung saat dikaji, klien dapat mengingat
kejadian yang sudah lama. Pada kognitif klien tidak dapat mengetahui waktu
sekarang, dapat mengetahui tempat ia berada sekarang dan mengetahui teman
yang berada dengannya saat ini. Konsentrasi klien mudah beralih setiap ditanya
klien memalingkan wajahnya dan tidak mampu berhitung sederhana klien
melompat-lompat hitungannya. Pada saat emosi dan marah klien selalu ingin
memukul ibunya dengan barang-barang yang ada di dalam rumahnya.
Alasan penulis mengangkat diagnosa risiko tidaksiapan peningkatan
perkembangan usia dewasa karena dari data yang didapatkan banyak hasil
pengkajian yang menyimpang dan diagnosa risiko perilaku kekerasan karena
data yang didapatkan lebih banyak mengarah ke risiko perilaku kekerasan yang
dengan dibuktikan saat emosi dan marah klien ingin memukul ibunya dengan

52
barang-barang yang ada di dalam rumahnya, ekpresi klien tampak tegang dan
datar.

B. SARAN

a. Bagi Kelompok
Dalam upaya memberikan asuhan keperawatan pada pasien Tn. M,
diharapkan kelompok dapat memahami proses terjadinya Risiko Perilaku
Kekerasan sehingga dapat diberikan intervensi yang tepat.
b. Bagi Keluarga
Bagi pihak keluarga diharapkan dapat lebih memperhatikan keadaan
klien dan mampu memberikan dukungan pada klien agar klien dapat
mempertahankan Kesehatan jiwanya.

53
DAFTAR PUSTAKA

Araya, T., Ebnemelek, E., & Getachew, R. (2020). Prevalence and Associated Factors
of Aggressive Behavior among Patients with Schizophrenia at Ayder
Comprehensive Specialized Hospital, Ethiopia. BioMed research international,
2020, 7571939. https://doi.org/10.1155/2020/7571939

Anonymous. e.d. 2018. Hubungan motivasi internal dan eksternal dengan kinerja
petugas CMHN

Bhavsar, V., & Bhugra, D. (2018). Violence towards people with mental illness:
Assessment, risk factors, and management. Psychiatry and clinical neurosciences,
72(11), 811–820. https://doi.org/10.1111/pcn.12775

Fanning, J. R., Coleman, M., Lee, R., & Coccaro, E. F. (2019). Subtypes of
aggression in intermittent explosive disorder. Journal of psychiatric research, 109,
164–172. https://doi.org/10.1016/j.jpsychires.20 18.10.013

Gómez-de-Regil, L., Estrella-Castillo, D. F., & Vega-Cauich, J. (2019). Psychological


Intervention in Traumatic Brain Injury Patients. Behavioural neurology, 2019,
6937832. https://doi.org/10.1155/2019/6937832

Hirsch, S., & Steinert, T. (2019). The Use of Rapid Tranquilization in Aggressive
Behavior. Deutsches Arzteblatt international, 116(26), 445–452.
https://doi.org/10.3238/arztebl.2019.04 45

Khasanah, Arifah Nur. 2019. Tutor Community Mental Health Nursing (CMHN).
Arifah Territoire. Diakses pada tanggal 24 Juli

Leach, M. J., Jones, M., Bressington, D., Jones, A., Nolan, F., Muyambi, K., Gillam,
M., & Gray, R. (2020). The association between community mental health
nursing and hospital admissions for people with serious mental illness: a
systematic review. Systematic reviews, 9(1), 35. https://doi.org/10.1186/s13643-
020- 01292-y 2022

Oexle, N., Ajdacic-Gross, V., Kilian, R., Müller, M., Rodgers, S., Xu, Z., Rössler, W.,
& Rüsch, N. (2017). Mental illness stigma, secrecy and suicidal ideation.
Epidemiology and psychiatric sciences, 26(1), 53–60.
https://doi.org/10.1017/S20457960150 01018

UI, Fikep dan WHO. 2020. Modul basic course Comunity Mental Health Nursing.
Jakarta : UniversitasIndonesia

54

Anda mungkin juga menyukai