KTI
NIM. P1337420214038
2017
i
LAPORAN KASUS
KTI
NIM. P1337420214038
2017
ii
iii
iv
v
PRAKATA
direncanakan.Hasil laporan kasus ini merupakan salah satu tugas akhir dalam
adanya dukungan, bimbingan, motivasi serta do’a dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan
terimakasih kepada:
Kemenkes Semarang.
Purwokerto.
vi
5. Ulfah Agus S., Skep., MH selakuDosenPenguji 1
dari Allah SWT. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dalam pembuatan
laporan kasus ini. Besar harapan penulis semoga laporan laporan kasus ini dapat
Penulis
vii
DAFTAR ISI
PRAKATA ...................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang.................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................. 3
C. Manfaat ............................................................................................ 3
viii
D. Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas Kesiapan Meningkatkan
Pengetahuan
1. Pengkajian............................................................................... . 9
2. DiagnosaKeperawatan .............................................................. 9
3. Intervensi................................................................................... 10
4. Implementasi............................................................................. 11
5. Evaluasi................................................................................ .... 11
B. Sampel ............................................................................................ 12
C. Lokasi .............................................................................................. 13
E. Analisis ............................................................................................ 13
A. Hasil ................................................................................................. 14
B. Pembahasan .................................................................................... 20
BAB VSIMPULAN
A. Simpulan ......................................................................................... 24
B. Saran ............................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1Kriteriahasildan skala dari perencanaan ............................. 10
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Asuhan Keperawatan
3. Leaflet
4. Lembar Bimbingan
5. Lembar Surat
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan kemampuan penulis berfikir kritis dalam Asukan
Keperawatan Komunitas Remaja Putri dengan Kesiapan Meningkatkan
Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan karakteristik remaja dalam Asuhan Keperawatan
pada Kelompok Remaja Putri dengan Kesiapan Meningkatkan
Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi
b. Menggambarkan pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan dan
tindakan yang dilakukan dalam Asuhan Keperawatan pada Kelompok
Remaja Putri dengan Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan tentang
Kesehatan Reproduksi
c. Menganalisis/membahas hasil pengkajian, masalah keperawatan,
perencanaan, tindakan yang ditekankan pada prosedur-prosedur
keperawatan - SOP, dan evaluasi dari tindakan yang dilakukan untuk
diagnosa kesiapan meningkatkan pengetahuan pada kelompok remaja
putri tentang kesehatan reproduksi.
C. Manfaat Penulisan
a. Bagi Profesi Keperawatan
Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi profesi keperawatan dalam Asuhan Keperawatan Komunitas Remaja
Putri dengan Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kesehatan
Reproduksi
b. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Sebagai referensi bagi institusi pendidikan keperawatan tentang
Asuhan Keperawatan Komunitas Remaja Putri dengan Kesiapan
Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Perencanaan/ intervensi
Menurut Wilkinson dan Ahern (2012), hasil NOC dari diagnosa
keperawatan kesiapan meningkatatkan pengetahuan yaitu : 1)
mengidentifikasi kebutuhan terhadap informasi tambahan mengenai
perilaku promosi kesehatan, 2) mengevaluasi dan mengubah rencana
sesuai dengan kebutuhan, 3) mengimplementasikan rencana yang sudah di
ajakan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan
kelompok meningkat.
NOC : pengetahuan promosi kesehatan
Tabel 2.1
Kriteria hasil dari diagnosa kesiapan meningkatkan pengetahuan pada
kelompok remaja putri tentang kesehatan reproduksi.
No. Kriteria Hasil Skala
Awal Tujuan
1. Pengetahuan mengenai 1 5
kesehatan reproduksi
meningkat
2. Minat untuk belajar 1 5
3. Kesiapan untuk belajar 1 5
Keterangan skala:
1. Tidak ada
2. Terbatas
3. Cukup
4. Banyak
5. Luas
11
BAB III
METODA
A. Metoda Penulisan
Metoda penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode
deskriptif. Menurut Setyosari (2010) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
suatu keadaan, peristiwa, objek baik orang, atau segala sesuatu yang terkait
dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan dengan maupun kata. Hal ini
juga dikemukakan oleh Arwani, Wagiyo, Supriyanto, Shobirun (2015) metode
deskriptif yaitu menggambarkan hasil dari asuhan keperawatan dengan
memfokuskan pada salah satu masalah penting di dalam sebuah kasus.
Karya Tulis Ilmiah ini menyajikan tentang asuhan keperawatan
kesiapan meningkatkn pengetahuan pada kelompok remaja putri tentang
kesehatan reproduksi di RW 5 Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto
Timur Kabupaten Banyumas.
B. Sampel
Sampel adalah bagian dari suatu populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Sample yang diambil
adalah sekelompok remaja putri yang berumur 15-18 tahun dan bertempat tinggal
di RW 5 Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur. Teknik pengambilan
sempel pada laporan kasus kesiapan meningkatkan pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi yaitu dengan cara convenience sampling method (non-
probability sampling technique) dimana mengambilan sampel dengan cara
mencari subjek atas dasar hal-hal yang menyenangkan untuk di lakukan
penelitian (Arwani, dkk., 2015).
13
C. Lokasi
Karya Tulis Ilmiah ini mengambil lokasi pengambilan data di RW 5
Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas.
E. Analisis
Analisa data yang digunakan dalam karya tulis ilmiah yaitu menggunakan
Domain Analysis.. Menurut Sugiyono (2009) yaitu untuk memperoleh gambaran
secara umum dan menyeluruh dari suatu obyek/penelitian atau situasi sosial yang
di teliti.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Laporan kasus ini berisi rangkaian asuhan keperawatan pada kelompok
remaja putri dengan kesiapan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi di RW 5 Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten
Banyumas. Penulis menggunakan metode pendekatan proses keperawatan yang
meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
1. Pengakajian
Pengkajian dilakukan tanggal 29 April 2017 pada pukul 10.00 WIB di
RW 5 Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas.
Metode pengkajian oleh penulis adalah wawancara, observasi, dan winshield
survey. Narasumber pengkajian yaitu kader RW 5, dan remaja putri.
Komponen pengkajian mengacu pada teori community as a partner (Anderson
& Mc Farlane, 2000 dalam mubarak dkk, 2006) yang meliputi data inti/core
dan 8 subsistem yaitu lingkungan fisik, pendidikan, ekonomi, transportasi &
keamanan, politik & kebijakan, pelayanan kesehatan & pelayanan pelayanan
sosial, komunikasi,dan rekreasi. Gambaran kasus secara jelas dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Data inti/core
Klien adalah kelompok remaja putri yang berusia 15-18 tahun di
RW 5 Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur, jumlah kelompok
sebanyak 10 orang . Klien secara keseluruhan beragama Islam dan klien
memiliki adat yang relatif sama karena kelompok inti ini merupakan
remaja yang tinggal di kelurahan mersi dengan suku jawa. Pada saat
15
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian yang telah
dilakukan maka penulis melakukan analisis data yaitu : Data subjektif dari 10
remaja di RW 5 Kelurahan Mersi setuju untuk diadakan kegiatan penyuluhan,
serta siap untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
Data objektif yang diperoleh yaitu pada saat dilakukan pengkajian 10 remaja
belum pernah mendapatkan informasi tentang peningkatan pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi. Dari 10 remaja yang dikaji berminat untuk
dilakukan penyuluhan.
Berdasarkan data tersebut penulis menemukan masalah dengan
kesiapan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Selain itu
juga di temukan data yaitu : Data Subjektif 10 remaja mengatakan belum
mengetahui tentang bagaimana menjaga kesehatan reproduksi dengan baik
dan benar. Data objektif yang diperoleh pada saat pengkajian didapatkan 3
remaja yang mengalami keputihan. Berdasarkan data tersebut penulis
menemukan masalah Resiko Gangguan Perilaku Sehat berhubungan dengan
kurang pengalaman tentang kesehatan reproduksi pada remaja di Rw 5
Kelurahan Mersi.
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan masalah keperawatan defisiensi pengetahuan menurut
Wilkinson & Ahern (2012) adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan
komunitas selama 3 kali kunjungan. Pada diagnosa Kesiapan Meningkatkan
Pengetahuan pada Kelompok Remaja Putri tentang Kesehatan Reproduksi
dengan tujuan umum setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali
kunjungan mampu minat remaja untuk belajar tentang kesehatan reproduksi
meningkat.
NOC : Pengetahuan Promosi Kesehatan (29 April 2017, 30 April
2017). Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan minat untuk
belajar remaja meningkat dengan kriteria hasil remaja mengungkapkan
18
5. Evaluasi
Evaluasi sematif dilakukan pada tanggal 1 Mei 2017 setelah dilakukan
tidakan keperawatan selama 3 kali pertemuan dengan data subjektif yang
diperoleh 10 remaja mengatakan antusias dengan diadakannya kegiatan
penyuluhan serta telah memahami dan mengerti materi penyuluhan yang
sudah diberikan untuk menambah pengetahuannya seputar kesehatan
reproduksi. Dan data objektif yang didapatkan 10 remaja dapat mengulang
materi penyuluhan yang telah diberikan, dan dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan mengenai kesehatan reproduksi, dari 10 remaja yang diundang selalu
datang untuk mengikuti kegiatan penyuluhan.
Rencana tindak lanjut : motivasi kelompok untuk terus meningkatkan
minatnya untuk belajar serta anjurkan kelompok untuk terus menjaga
kesehatan reproduksinya dan mencari sumber-sumber informasi tentang
kesehatan reproduksi.
20
B. Pembahasan
Dalam sub bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara
teori dengan praktek selama melakukan asuhan keperawatan yang dilakukan pada
kelompok remaja putri yang telah penulis laaksanakan selama 3 kali kunjungan
dari tanggal 29 April 2017 sampi dengan tanggal 1 Mei 2017 di RW 5 Kelurahan
Mersi Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas.
Tujuan pembahasan adalah untuk menjawab tujuan penulisan atau
bagaimana tujuan penulisan tersebut tercapai, termasuk kesenjangan-kesenjangan
yang ditemukan selama melakukan asuhan keperawatan pada kelompok remaja
putri dengan diagnosa kesiapan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi di RW 5 Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten
Banyumas. Pembahasan difokuskan pada aspek riwayat keperawatan, masalah
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data dari kesiapan
meningkatkan pengetahuan mendapatkan data subyektif adalah 10 remaja
mengungkapkan kesiapannya untuk meningkatkan pengetahuan serta
menyutujui diadakannya kegiatan penyuluhan. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat dari Wilkinson & Ahern (2012) yang mengatakan bahwa batasan
karakteristik subjektif dari kesiapan meningkatkan pengetahuan yaitu
mengungkapkan masalah secara verbal yaitu mengungkapkan ketertarikan
untuk belajar.
Kesiapan meningatkan pengetahuan remaja di RW 5 dapat ditegakan
jika ditemukan satu dari batasan karakteristik sesuai dengan pendapat dari
Wilkinson & Ahern (2002). Dari teori tersebut membuktikan bahwa
kelompok remaja memenuhi batasan karakteristik dari kesiapan meningkatkan
pengetahuan salah satunya remaja mengungkapkan kesiapannya untuk belajar.
21
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Herdman & Kamutsuru (2015), diagnosa keperawatan
kesiapan meningkatkan pengetahuan digunakan jika ditemukan satu diantara
batasan karakteristik seperti : kelompok mengungkapkan minat untuk
meningkatkan pengetahuan.
Berdasarkan hasil pengkajian pada kelompok remaja putri data yang
ditemukan sesuai dengan batasan karakteristik yang disebutkan seperti remaja
mengatakan setuju dengan diadakannya kegiatan penyuluhan serta beberapa
remaja yang bertanya seputar kesehatan reproduksi.
3. Perencanaan
Pada perencanaan sesuai dengan masalah keperawatan penulis
menyusun intervensi dengan tujuan umum dan tujuan khusus. Menurut
Wilkinson & Ahern (2012) diharapkan mampu mengungkapkan minat untuk
meningkatkan pembelajaran. Sehingga dalam melakukan tindakan untuk
mengatasi Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan
Reproduksi di RW 5 Kelurahan Mersi untuk merencanakan waktu
melaksanakan perencanaan tindakan selama 3 kali kunjungan.
Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
kali kunjungan mampu meningkatkan minat remaja untuk belajar tentang
kesehatan reproduksi di RW 5 Kelurahan Mersi.
NIC: Pengetahuan Promosi Kesehatan, pengetahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi meningkat, remaja mampu meningkatkan minat untuk
belajar, serta remaja mampu mengungkapkan kesiapannya untuk belajar.
Rencana intervensi: Melakukan pengkajian mengenai minat remaja untuk
belajar tentang kesehatan reproduksi, melakukan pengkajian tentang kesiapan
remaja untuk meningkatkan minat belajarnya, memotivasi remaja agar
meningkatkan kesiapan untuk belajar.
22
4. Pelaksanaan
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang direncanakan
dan dilakukan sebanyak 3 kali kunjungan mulai dari tanggal 29 April 2017
sampai dengan 1 Mei 2017. Tujuan umum dari perencanaan keperawatan pada
kelompok remaja adalah setelah dilakukan 3 kali kunjungan kesiapan
meningkatkan pengetahuan teratasi.
Selama proses pelaksanaan tindakan tidak ada hambatan yang di alami
penulis, faktor yang mendukung keberhasilan semua tindakan tersebut adalah
kelompok remaja putri dan kader RW 5 Kelurahan Mersi yang kooperatif
dalam mengikuti dan melaksanakan setiap proses pengelolaan kesiapan
meningkatkan pengetahuan remaja, remaja mampu melaksanakan asuhan
secara mandiri sebagai tindak lanjut setelah melakukannya dengan penulis.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan untuk masalah kesiapan meningkatkan
pengetahuan didapatkan peningkatan yang cukup baik pada kelompok
dikarenakan adanya peningkatan minat remaja untuk mengikuti kegiatan
penyuluhan, dibuktikan dengan remaja yang mengatakan sudah mulai mencari
informasi melalui internet atau buku tentang kesehatan serta bertanya kepada
petugas kesehatan.
Rencana tindak lanjut dari diagnosa kesiapan meningkatkan
pengetahuan pada kelompok remaja putri tentang kesehatan reproduksi yaitu:
Memotivasi kepada remaja untuk terus meningkatkan minat untuk belajar
tentang kesehatan reproduksi, anjurkan kader untuk mengadakan kegiatan
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi kepada remaja, hal ini bertujuan
23
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
Anderson, E.T. & McFarlane, J.(2006).Buku Ajar Keperawatan Komunita: Teori dan
EGC
Arwani, dkk. (2015). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Semarang. Poltekkes
Kemenkes Semarang
Universitas Hasanuddin
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Wilkinson, J.M., & Ahern N.R.,(2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Diagnosa
NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC Edisi kesembilan. Jakarta: EGC.
Lampiran 1
DI SUSUN OLEH :
AYU INDAH LESTARI
P1337420214038
A. Pengkajian
1. Data Inti/core
1) Lingkungan Fisik
2) Pendidikan
3) Ekonomi
6) Pelayanan kesehatan
7) Komunikasi
8) Rekreasi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
NO DATA MASALAH
1. DS : remaja mengatakan belum pernah Kesiapan meningkatkan
mendapatkan informasi tentang pengetahuan tentang
peningkatan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
kesehatan reproduksi, 3 remaja remaja.
mengatakan mengalami keputihan dan
belum mengerti tentang bagaimana cara
penanganan tentang keputihan.
DO : Dari 10 remaja yang dikaji
berminat untuk dilakukan penyuluhan
tentang kesehatan reproduksi.
D. Intervensi Keperawatan
Kriteria Hasil :
1. Pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi meningkat
2. Meningkatkan minat remaja untuk belajar
3. Meningkatkan kesiapan remaja untuk belajar
E. Implementasi Keperawatan
F. Evaluasi Sumatif
No. Hari, tanggal Dx Evaluasi Paraf
1. Senin, 1 Mei I S : remaja mengatakan sudah mulai mau
2017 mencari informasi seputar kesehatan
reproduksi dengan cara membaca buku
tentang kesehatan, mencari informasi
melalui internet dan bertanya kepada
petugas kesehatan
O : beberapa remaja tampak bertanya
seputar kesehatan reproduksi
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Motivasi remaja untuk terus
meningkatkan minat untuk belajar
2. Senin, 1 Mei II S : remaja mengatakan sudah mulai
2017 menjaga kesehatan reproduksinya sesuai
dengan apa yang sudah di berikan pada
saat penyuluhan
O : remaja tampak sudah memahami dam
mulai menjaga kesehatan reproduksinya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi.
Motivasi kelompok untuk terus menjaga
kesehatan reproduksi.
Lampiran 2
Disusun Oleh :
P1337420214038
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah keputihan adalah masalah yang sejak lama menjadi persoalan
bagi kaum wanita. Tidak banyak wanita yang tahu apa itu keputihan dan
terkadang menganggap enteng persoalan keputihan ini. Padahal keputihan tidak
bisa dianggap enteng, karena akibat dari keputihan ini bisa sangat fatal bila
lambat ditangani. Tidak hanya bisa mengakibatkan kemandulan dan hamil diluar
kandungan, keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim,
yang bisa berujung pada kematian.
B. PENGANTAR
Bidang studi : Kesehatan Reproduksi
Topik : Keputihan (flour albus)
Subtopik : Keputihan Fisiologis dan Patologis
Sasaran : Remaja RW 5 Kelurahan Mersi
Hari / Tanggal : 30 April 2017
Jam : 19.00 WIB.
Waktu : 35 menit.
Tempat : rumah sdr S
C. MATERI
Terlampir.
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
3. Leptop
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 1 menit Pembukaan: Menjawab salam
1. Memberi Salam Mendengarkan dan
2. Menyebutkan Materi atau pokok memperhatikan
pembahasan yang akan disampaikan
2. 25 menit Pelaksanaan: Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur
3 6 menit Evaluasi: Menjawab
1. Meminta remaja menjelaskan kembali Pertanyaan
mengenai pengertian keputihan, jenis-
jenis keputihan dan cirinya, penyebab
terjadinya keputihan patologis, dan
upaya pencegahan keputihan yang
bersifat patologis
2. Memberikan pujian atas keberhasilan
dalam menjelaskan pertanyaan dan
memperbaiki kesalahan, serta
menyimpulkan.
Mengetahui
Disusun Oleh :
P1337420214038
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENDIDIKAN SEKS DINI
A. IDENTITAS
Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi Remaja
Sub pokok bahasan : Pendidikan Seks Dini (Sex Education)
Waktu : 30 Menit
Tempat : Kelurahan Mersi
Sasaran : Remaja Putri
Penyuluh : Ayu Indah Lestari
Hari dan tanggal : Sabtu, 29 April 2017
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang remaja dan pendidikan seks pra
nikah pada remaja selama 30 menit, diharapkan remaja di SMP dapat
mengetahui dan memahami tentang bahaya seks pra nikah.
2. Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hubungan seks dini di harapkan
audiens dapat memahami :
a. Peserta dapat menjelaskan pengertian remaja dan hubungan seksual dini
b. Peserta dapat menjelaskan ciri-ciri remaja
c. Peserta dapat menjelaskan faktor-faktor yang mendorong hubungan
seksual dini
d. Peserta dapat menjelaskan cara mengendalikan dorongan hubungan
seksual dini
e. Peserta dapat menjelaskan akibat hubungan seksual dini
f. Peserta dapat menjelaskan macam-macam penyalahgunaan seks
C. METODE DAN MEDIA
1. Metode
Ceramah, tanya jawab dan diskusi
2. Media
Laptop, Leaflet
D. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap/
Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta
Waktu
Pendahuluan 1. Memberi salam pembuka dan Menjawab salam &
(5 menit) memperkenalkan diri memperhatikan
2. Menginformasikan materi yang Memperhatikan & menjawab
akan disampaikan pertanyaan
3. Menjelaskan tujuan yang
hendak di capai pada akhir
penyuluhan
4. Apersepsi dengan cara
menggali pengetahuan yang
dimiliki peserta
Penyajian 1. Menjelaskan pengertian remaja Mendengarkan dan
Materi dan hubungnan seksual dini memperhatikan
(15 menit) 2. Menjelaskan ciri-ciri remaja
3. Menjelaskan faktor-faktor yang
mendorong hubungan seksual
dini
4. Menjelaskan cara
mengendalikan dorongan
hubungan seksual dini
5. Menjelaskan akibat hubungan
seksual dini
6. Menjelaskan macam
penyalahgunaan seks
7. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
seputar materi yang
disampaikan
8. Memberi kesempatan kepada
peserta lain untuk menjawab
pertanyaan
9. Menjelaskan dan menjawab
pertanyaan
Evaluasi 1. Memberikan pertanyaan kepada Menjawab pertanyaan
(5 menit) peserta seputar materi yang
telah diberikan
Penutup 1. Menyimpulkan Materi Mendengarkan dan menjawab
(5 menit) 2. Menutup pertemuan & salam
mengucapkan salam penutup
E. URAIAN MATERI
1. Pengertian Remaja dan Hubungan Seksual Dini
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya
setempat. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia
remaja adalah 12-24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi
remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang
berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut BKKBN
(Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja
adalah usia 10-21 tahun.
Remaja, yang bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa
latin adolescere, yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan. Bangsa primitif dan orang-orang purbakala memandang masa
puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang
kehidupan, anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan
reproduksi (Ali dan Asrori, 2009).
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan
fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yakni antara usia 10-19 tahun yang
merupakan suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia dan
sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah masa periode peralihan
dari masa anak ke masa dewasa. (Widyastuti dkk,2009)
Hubungan seksual dini adalah hubungan seksual yang di lakukan di usia
dini untuk menyalurkan dorongan seksual. Oleh karena itu, remaja perlu
mendapatkan pendidikan seks. Pendidikan seks berusaha menempatkan seks
pada perspektif yang tepat dan mengubah anggapan negatif tentang seks.
Dengan pendidikan seks kita dapat memberitahu remaja bahwa seks
adalah sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi pada semua orang, selain itu
remaja juga dapat diberitahu mengenai berbagai perilaku seksual berisiko
sehingga mereka dapat menghindarinya.
2. Ciri-ciri remaja
Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk
mengenal perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri
perkembangan nya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap (Widyastuti
dkk, 2009), antara lain :
a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan
tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak).
b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)
1) Tampak dan ingin mencari identitas diri.
2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam.
c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.(Widyastuti dkk,
2009).
3. Perubahan Fisik Pada Masa Remaja
a. Tanda-Tanda Seks Primer
Yang dimaksud dengan tanda-tanda seks primer adalah organ
seks pada laki-laki gonad atau testis. Organ tersebut terletak didalam
skrotum. Pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang.
Setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat selama satu atau dua
tahun, kemudian pertumbuhan menurun. Testis berkembang penuh pada
usia 20 atau 21 tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ
reproduksi pria matang lazimnya terjadi mimpi basah, artinya ia
bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual, sehingga
mengeluarkan sperma.
Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber.
Namun tingkat ketepatan antara organ satu dengan lainnya berbeda.
Berat uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada
usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan
organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid. Ini adalah
permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir dan jaringan sel
yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap
28 hari. (Widyastuti dkk, 2009).
b. Tanda-Tanda Seks Sekunder
1) Pada Laki-Laki
Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut
kemaluan, terjadi sekitar satu tahun setelah testis dan penis mulai
membesar. Ketika rambut kemaluan hampir selesai tumbuh, maka
menyusul rambut ketiak dan rambut di wajah, seperti halnya kumis
dan cambang. Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori
membesar. Kelenjar lemak dibawah kulit menjadi lebih aktif.
Seringkali menyebabkan jerawat karena produksi minyak yang
meningkat. Aktivitas kelenjar keringat juga bertambah, terutama
bagian ketiak. Otot-otot pada tubuh remaja makin bertambah besar
dan kuat. Lebih-lebih bila dilakukan latihan otot, maka akan tampak
memberi bentuk pada lengan, bahu dan tungkai kaki. Seirama dengan
tumbuhnya rambut pada kemaluan, maka terjadi perubahan suara.
Mula-mula agak serak, kemudian volumenya juga meningkat. Pada
usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil di sekitar
kelenjar susu. Setelah beberapa minggu besar dan jumlahnya
menurun.
2) Pada Wanita
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya
remaja laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah
pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada
kulit wajah mulai tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut
wajah, mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi
lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting. Pinggul pun
menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal ini sebagai
akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak
dibawah kulit. Seiring pinggul membesar, maka payudara juga
membesar dan puting susu menonjol. Hal ini terjadi karena harmonis
sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu
sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.
Seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih besar, lebih tebal,
pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki, kulit pada
wanita tetap lebih lembut. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan
jerawat. Kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama
masa haid. Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan
semakin kuat. Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai
kaki. Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada
wanita. (Widyastuti dkk, 2009).
4. Faktor-faktor yang mendorong hubungan seksual dini
Kolodny, Master dan Johnson (1979) menyatakan bahwa keinginan
seksual beragam diantaranya individu, sebagian orang menginginkan dan
menikmati seks setiap hari. Sementara yang lainnya menginginkan seks
hanya sekali satu bulan dan yang lainnya lagi tidak memiliki keinginan seks
sama sekali dan cukup merasa nyaman dengan fakta tersebut.
Keinginan seksual menjadi masalah jika klien semata-mata
menginginkan untuk melakukannya pada beberapa norma kultur atau jika
perbedaan dalam keinginan seksual dari pasangan menyebabkan konflik.
a. Faktor Fisik
Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan
fisik. Aktivitas seksual dapat menyebabkan nyeri dan
ketidaknyamanan. Bahkan hanya membayangkan bahwa seks dapat
menyakitkan sudah menurunkan keinginan seks. Penyakit minor dan
keletihan adalah alasan seseorang untuk tidak merasakan seksual.
Citra tubuh yang buruk, terutama jika diperburuk oleh perasaan
penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh, dapat
menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual.
b. Faktor Hubungan
Masalah dalam berhubungan dengan mengalihkan perhatian
seseorang dari keinginan seks. Setelah kemesraan hubungan telah
mundur, pasangan mungkin mendapati bahwa mereka dihadapkan
pada perbedaan yang sangat besar dalam nilai atau gaya hidup
mereka. Keterampilan seperti ini memainkan peran yang sangat
penting ketika menghadapi keinginan seksual dalam berhubungan.
Penurunan minat dalam aktifitas seksual dapat mengakibatkan
ansietas hanya karena harus mengatakan kepada pasangan perilaku
seksual apa-apa yang diterima atau menyenangkan.
c. Faktor Gaya Hidup
Faktor gaya hidup, seperti penggunaan atau penyalahgunaan alcohol
dapat mempengaruhi keinginan seksual. Namun demikian, banyak
bukti sekarang ini menunjukkan bahwa efek negatif alkohol terhadap
seksual jauh melebihi euphoria (perasaan yang berlebihan) yang
mungkin dihasilnya. Pada awalanya menemukan waktu yang tepat
untuk aktivitas seksual adalah faktor gaya hidup. Klien seperti ini
sering mengungkapkan bahwa mereka perlu waktu untuk
menyendiri, berfikir dan istirahat sebagai hal yang lebih penting dari
seks.
d. Faktor Harga Diri
Tingkat harga diri juga dapat menyebabkan konflik yang melibatkan
seksualitas. Jika harga diri seksual tidak pernah diperlihatkan dengan
mengembangkan perasaan yang kuat tentang seksual diri dan dengan
mempelajari keterampilan seksual, seksual mungkin menyebabkan
perasaan negatif atau menyebabkan tekanan perasaan seksual. Harga
diri seksual dapat menurun didalam banyak cara, yaitu perkosaan,
inses dan penganiayaan fisik atau emosi meninggalkan luka yang
dalam (Herdiana, 2007).
5. Cara mengendalikan dorongan hubungan seksual dini
a. Taat beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Remaja memahami tugasnya, misalnya belajar/ bekerja
c. Mengisi waktu dengan bakat, minat, dan kemampuan misalnya:
olahraga, kesenian, dan berorganisasi.
d. Pengawasan dari orang tua
Terdapat perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya
meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai
kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa.
7. Penyalahgunaan Seks
Selain terdapat kegunaan seks dapat pula kita temukan penyalahgunaan
seks yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. Seks sebagai alat pencari kepuasan
Sebagian besar orang mengalami gabungan antara kegembiraan,
kesukaan dan ketakutan dalam pengalaman seksual awalnya yang
menimbulkan rasa kewaspadaan. Mereka lapar akan pengalaman
seksual dan menggunakan seks sebagai cara untuk mencapai tujuan
melalui hubungan seks di luar perkawinan, seks terlarang seperti
pedhofilia, atau antar anggota keluarga yang merusak kepercayaan
serta nilai-nilai moral dalam keluarga. Bila seks terlepas dari kontrol
sosial konvensional, seks menjadi pemuas, yang bagi beberapa orang
menimbulkan kesenangan sedang bagi orang lain menimbulkan
ketakutan.
b. Seks digunakan sebagai ekspresi kemarahan
Sering kita dengar tindak pemerkosaan yang merupakan tindak
kekerasan dan mencerminkan tindak kemarahan terhadap wanita.
Wanita juga dapat mengekspresikan kemarahannya dalam tingkah
laku seksual dengan menggunakan teknik yang lebih tersamar.
Mereka dapat menolak pasangannya dengan cara yang lebih
tersamar, tidak memberiakn respon, ataupun mencela gaya hubungan
seksual yang dilakukan.
c. Seks sebagai kekuatan
Seks dapat dilakukan salah satu bentuk kekuatan dalam hubungan
yang tidak sehat. Beberapa orang dapat mengeksploitasi pasangannya
dalam cara yang manipulatif seperti pada wanita yang cacat, wanita
lemah bahkan seks dapat dipakai hadiah untuk tingkah laku pasangan
ynag menyenangkan.
d. Eksploitasi komersial
Masyarakat masih terus dibanjiri dengan iklan-iklan untuk mengubah
pemahaman biologi tentang seks dan daya tarik seksual dalam
berbagai media massa.
DAFTAR PUSTAKA
A. BIODATA
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan SD di SDN 1 Karang Tengah Baturraden, lulus tahun 2008
2. Pendidikan SMP di SMP Muhammadiyah 1 purwokerto, lulus tahun 2011
3. Pendidikan SMA di SMAN 1 Baturraden, lulus tahun 2014
4. Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto angkatan 2014.
C. RIWAYAT ORGANISASI
1. Anggota HW di SMP Muhammadiyah 1 Purokerto tahun 2011
2. Dewan Ambalan di SMAN 1 Baturraden tahun 2013
NIM. P1337420214038