Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KELUARGA BINAAN

PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS

RW 12 KELURAHAN LEMBAH SARI

KECAMATAN RUMBAI TIMUR KOTA PEKANBARU

‘’ASUHAN PADA BALITA NY.R DENGAN PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN USIA 15 BULAN’’

Dosen Pembimbing : Risa Pitriani, SST, M.Kes

Disusun Oleh :

Indah Novia Astika

19101034

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN


PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI FAKULTAS
KESEHATAN UNIVERSITAS HANGTUAH PEKANBARU

TAHUN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah Yang Tuhan Maha
Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Kebidanan Komunitas di wilayah RT 03 RW 12 Kelurahan Lembah Sari
Kecamatan Rumbai Timur Pekanbaru.

Dalam penulisan laporan ini, penulis mendapat dukungan dan arahan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya
kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Syafrani, M. Si selaku rektor Universitas Hang Tuah


Pekanbaru

2. Ibu Ns. Lita, M. Kep selaku wakil Rektor Universitas Hang Tuah Pekanbaru

3. Ibu dr. Aldiga Riernarti Abidin, M, KM, selaku wakil Rektor II Universitas
Hang Tuah Pekanbaru

4. Ibu Yesica Devis, S. I.Kom selaku wakil rektor III, Universitas Hang Tuah
Pekanbaru

5. Bapak Ns. Abdurrahman Hamid, M.Kep, Sp. Kep. KOM, Selaku Dekan
Fakultas Kesehatan Universitas Hang Tuah Pekanbaru

6. Ibu Juli Selvi Yanti, SST, M. Kes selaku Ketua Prodi S1 Kebidanan dan Profesi
Universitas Hang Tuah Pekanbaru

7. Seluruh dosen pembimbing Praktik Kebidanan Komunitas yang telah banyak


membantu terlaksananya pembuatan Survery Kesehatan Praktik Kebidanan
Komunitas

8. Kepala Puskesmas Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru beserta staff dan jajaran

iii
9. Lurah Lembah Sari, RW 12, RT 01,RT 02, RT 03, RT 04, beserta staff dan
jajaran

10. Ketua RW 12 dan Ketua RT 01,RT 02,RT 03, RT 04 beserta tokoh


masyarakat dan kader

Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu
dan memberikan bimbingan selama pelaksanaan Praktik Kebidanan Komunitas
serta dalam penyusunan laporan ini. Kami menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan, karenanya kami mengaharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun unuk perbaikan dalam pelaksanaan tugas yang akan datang.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini sedikitnya dapat memberikan hal
yang bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya untuk para pembaca
dan penulis memohon maaf apabila ada kekeliruan dalam pembuatan laporan ini.

Pekanbaru, 28 Juni 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Tujuan .......................................................................................................... 3

1. Tujuan Umum ........................................................................................... 3

2. Tujuan Khusus ......................................................................................... 3

C. Manfaat ........................................................................................................ 4

1. Bagi Mahasiswa ....................................................................................... 4

2. Bagi Masyarakat ...................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................... 5

A. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.......................................... 5

B. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ............................................ 6

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dannPerkembangan ....... 6

D. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ...................................................... 8

E. Deteksi dini Pertumbuhan dan Perkembangan ............................................ 8

F. Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ...................................... 11

v
BAB III HASIL PELAKSANAAN .................................................................... 14

A. Pengumpulan Data Subjektif ........................................................................ 14

B. Data Objektif ................................................................................................ 17

C. Planning ........................................................................................................ 17

D. Lembar Implementasi ................................................................................... 18

E.Evaluasi ......................................................................................................... 19

BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 23

BAB V PENUTUPAN ......................................................................................... 24

A. Kesimpulan ................................................................................................... 24

B. Saran ............................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25

LAMPIRAN ......................................................................................................... 26

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Identitas Keluarga ............................................................................ 15

Tabel 2.2 Data Ibu Beteki ................................................................................ 15

Tabel 2.3 Data Imunisasi Lanjutan................................................................... 16

Tabel 2.4 Data gizi Balita ................................................................................. 16

Tabel 2.5 Lembar Implementasi....................................................................... 18

Tabel 2.6 Kusioner Praskrining ........................................................................ 20

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Menurut (World Health Organization) WHO masalah tumbuh
kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui atau dipahami
sejak konsepsi hingga dewasa (Hidayat, 2009). Pembinaan tumbuh
kembang anak secara komprehensif dan berkualitas diselenggarakan
melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini pemyimpangan
tumbuh kembang balita dilakukan mulai “masa kritis”. Stimulasi deteksi
bisa melalui Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), adalah
kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-54 bulan agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal. Kurangnya stimulasi dapat
menyebabkan pemyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan
yang menetap (Depkes, 2012)
Pertumbuhan ialah dimana bertambahnya ukuran fisik pada anak,
baik tinggi badan maupun berat badan yang kaitannya dengan status gizi.
Pertembahan lingkar kepala juga harus diperhatikan dan dipantau secara
berkala karnahal ini berkaitan dengan pertembuhan anak. Perkembangan
adalah bertambahnya sebuah kemampuan dari fungsi-fungsi organ tubuh,
dari kemampuan gerak kasar, halus, pendengaran, cara komunikasi,
penglihatan, sentuhan, emosi-sosial, dan lain-lain. Simulasi adalah
merupakan sebuah perangsangan atau latihan – latihan terdapat
kepandaian anak yang biasanya datang dari lingkungan luar anak, dan
setiapanak perlu mendapatkan stimulasi secara rutin sedini mungkin dan
dilakukan secara terus menerus bahkan menetap, dalam hal ini
pengetahuan ibu juga mempengaruhi bagaimana cara ibu untuk
menstimulus anaknya. (Anonim, 2013)
Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit-
penyakit potensial dapat mengakibatkan gangguan perkembangan anak
karena deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna agar
diagnosa maupun pemulihannnya dapat dilakukan lebih awal sehingga

1
tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin. Penting
untuk dipahami bahwa dengan skrining dan mengetahui adanya masalah
pada perkembangan anak, tidak berarti bahwa diagnosa pasti dari kelalaian
tersebut telah ditetapkan. Skrining hanyalah prosedur rutin dalam
pemeriksaan tumbuh kembang anak sehari-hari, yang dapat memberikan
petunjuk jika ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian. Sehingga masih
diperlukan anamnese yang baik, pemeriksaan fisik yang teliti dan
pemeriksaan penunjang lainnya agar diagnosa dapat dibuat, supaya
intervensi dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya. Deteksi dini
pada tumbuh kembang balita ini dapat dilakukan anamnesa dengan
pemeriksaan fisik secara rutin, melakukan screening perkembangan dan
pemeriksaan secara berkala dan berkelanjutan.
Tumbuh dapat juga diartikan sebagai bertambahnya ukuran dan
jumlah sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur,
seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. Kembang adalah
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui
belajar, terdiri dari kemampuan gerak kasar dan halus, pendengaran,
penglihatan, komunikasi, bicara, emosi-sosial,kemandirian, intelegensia,
dan perkembangan moral (Muslihatun, 2011). Dengan demikian tumbuh
kembang adalah proses yang berkesinambungan dan sulit untuk
dipisahkan antara perubahan fisik seperti bertambahnya ukuran berat
badan, panjang badan dan perubahan kemampuan bayi seperti kemampuan
gerak kasar, halus, bicara, dan emosi sosial (Soetjiningsih, 2014).
Tumbuh kembang anak sangat erat kaitannya dengan status gizi
pada anak.Di Indonesia angka kekurangan gizi mengalami peningkatan
dari tahun 2010 ke tahun 2013. Pada tahun 2013 terdapat 19,6 persen
balita kekurangan gizi yang terdiri dari 13,9 persen gizi kurang dan 5,7
persen gizi buruk, sedangkan tahun 2010 terdapat 17,9 persen balita
kekurangan gizi terdiri dari 13,0 persen gizi kurang, 4,9 persen gizi buruk
(Riskesdas, 2013). Balita dengan status gizi kurang di Riau tahun 2013
meningkat dibandingkan tahun 2012 yaitu dari 9,4 persen menjadi 10,57
persen. Prevalensi gizi buruk juga mengalami peningkatan, yaitu 0,74

2
persen pada tahun 2012 dan meningkat menjadi 1,57 persen pada tahun
2013 (Dinkes Riau, 2013)
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada
1000 hari pertama kehidupan adalah terganggunya perkembangan otak,
kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme
dalam tubuh. Menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar,
menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi
untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan
pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua. Kesemuanya
itu akan menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia,
produktifitas, dan daya saing bangsa (Achadi, 2014).
Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh pemberian
ASI eksklusif pada umur 0–6 bulan pertama kelahiran karena ASI
merupakan zat gizi yang paling sempurna untuk bayi karena mengandung
antibodi sehingga anak jarang sakit sehingga tidak mengalami penurunan
berat badan dan dengan menyusui terjadinya ikatan kasih sayang antara
ibu dan bayi sehingga mempengaruhi perkembangan janin (Yuniarti,
2015).

2. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Memberikan asuhan pada balita dengan pertumbuhan dan
perkembangan usia 15 bulan.
b. Menambah wawasan untuk mahasiswa mengenai pertumbuhan dan
perkembangan balita usia 15 bulan.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya pengkajian KPSP dan KMS pada balita mengenai
tumbuh dan kembang anak balita Ny.R di RT 03 RW 12 Kelurahan
Lembah Sari Kecamatan Rumbai Timur Kota Pekanbaru
b. Dilakukannya pemberian informasi kesehatan kepada Ny.R tentang
tumbuh dan kembang balita

3
c. Diketahuinya evaluasi dari pemberian informasi tumbuh dan
kembang kepada bayi Ny.R

3. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu dan teori yang diperoleh
selama perkuliahan dan menambah pengetahuan serta wawasan
tentang pentingnya pertumbuhan dan perkembangan pada balita.
2. Bagi Masyarakat
a. Menambah informasi mengenai tumbuh kembang dan motivasi
orang tua untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan
balitanya.
b. Dapat memberikan solusi dan pemecahan masalah untuk keluarga
tersebut.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Teori
1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya
berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan
dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada
tingkat sel, organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif
sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan
panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi
kalsium dan nitrogen dalam tubuh). Perkembangan (development)
adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi sel-
sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian
rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
(Tanuwijaya, 2003).
Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran,
perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri
baru. Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda di setiap kelompok umur dan masing- masing organ juga
mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda. Terdapat 3 periode
pertumbuhan cepat, yaitu masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa
pubertas.
Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan,
sehingga setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf
pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Perkembangan fase awal
meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif,
motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini
akan menentukan perkembangan fase selanjutnya. Kekurangan pada
salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya.

5
B. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling
berkaitan, dan berkesinambungan dimulai sejak pembuahan sampai
dewasa. Walaupun terdapat variasi, namun setiap anak akan melewati
suatu pola tertentu. Tanuwijaya (2003) memaparkan tentang tahapan
tumbuh kembang anak yang terbagi menjadi dua, yaitu masa pranatal
dan masa postnatal. Setiap masa tersebut memiliki ciri khas dan
perbedaan dalam anatomi, fisiologi, biokimia, dan karakternya.
Masa pranatal adalah masa kehidupan janin di dalam kandungan.
Masa ini dibagi menjadi dua periode, yaitu masa embrio dan masa
fetus. Masa embrio adalah masa sejak konsepsi sampai umur
kehamilan 8 minggu, sedangkan masa fetus adalah sejak umur 9
minggu sampai kelahiran.
Masa postnatal atau masa setelah lahir terdiri dari lima periode.
Periode pertama adalah masa neonatal dimana bayi berusia 0 - 28 hari
dilanjutkan masa bayi yaitu sampai usia 2 tahun. Masa prasekolah
adalah masa anak berusia 2 – 6 tahun. Sampai dengan masa ini, anak
laki-laki dan perempuan belum terdapat perbedaan, namun ketika
masuk dalam masa selanjutnya yaitu masa sekolah atau masa pubertas,
perempuan berusia 6 – 10 tahun, sedangkan laki-laki berusia 8 - 12
tahun. Anak perempuan memasuki masa adolensensi atau masa remaja
lebih awal dibanding anak laki-laki, yaitu pada usia 10 tahun dan
berakhir lebih cepat pada usia 18 tahun. Anak laki-laki memulai masa
pubertasa pada usia 12 tahun dan berakhir pada usia 20 tahun
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat
dibagi menjadi 2 golongan, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor
luar (eksternal/lingkungan). Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan hasil interaksi dua faktor tersebut.
Faktor internal terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga,
umur, jenis kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom. Anak

6
yang terlahir dari suatu ras tertentu, misalnya ras Eropa mempunyai
ukuran tungkai yang lebih panjang dari pada ras Mongol. Wanita lebih
cepat dewasa dibanding laki-laki. Pada masa pubertas wanita
umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki, kemudian setelah
melewati masa pubertas sebalinya laki-laki akan tumbuh lebih cepat.
Adanya suatu kelainan genetik dan kromosom dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang terlihat pada anak
yang menderita Sindroma Down.
Selain faktor internal, faktor eksternal/lingkungan juga
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Contoh faktor
lingkungan yang banyak mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah gizi, stimulasi, psikologis, dan sosial
ekonomi.
Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
proses tumbuh kembang anak. Sebelum lahir, anak tergantung pada zat
gizi yang terdapat dalam darah ibu. Setelah lahir, anak tergantung pada
tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna. Hasil
penelitian tentang pertumbuhan anak Indonesia (Sunawang, 2002)
menunjukkan bahwa kegagalan pertumbuhan paling gawat terjadi pada
usia 6-18 bulan. Penyebab gagal tumbuh tersebut adalah keadaan gizi
ibu selama hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi.
Perkembangan anak juga dipengaruhi oleh stimulasi dan
psikologis. Rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya
dengan penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan
anggota keluarga lain akan mempengaruhi anak dlam mencapai
perkembangan yang optimal. Seorang anak yang keberadaannya tidak
dikehendaki oleh orang tua atau yang selalu merasa tertekan akan
mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangan.
Faktor lain yang tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah faktor sosial ekonomi. Kemiskinan selalu
berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang
jelek, serta kurangnya pengetahuan. (Tanuwijaya, 2003).

7
D. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti 4 pola, yaitu pola
umum, neural, limfoid, serta reproduksi. Organ-organ yang mengikuti
pola umum adalah tulang panjang, otot skelet, sistem pencernaan,
pernafasan, peredaran darah, volume darah. Perkembangan otak
bersama tulang-tulang yang melindunginya, mata, dan telinga
berlangsung lebih dini. Otak bayi yang baru dilahirkan telah
mempunyai berat 25% berat otak dewasa, 75% berat otak dewasa pada
umur 2 tahun, dan pada umur 10 tahun telah mencapai 95% berat otak
dewasa. Pertumbuhan jaringan limfoid agak berbeda dengan dari
bagian tubuh lainnya, pertumbuhan mencapai maksimum sebelum
remaja kemudian menurun hingga mencapai ukuran dewasa.
Sedangkan organ-organ reproduksi tumbuh mengikuti pola tersendiri,
yaitu pertumbuhan lambat pada usia pra remaja, kemudian disusul
pacu tumbuh pesat pada usia remaja. (Tanuwijaya, 2003; Meadow &
Newell, 2002; Cameron, 2002 ).
Usia dini merupakan fase awal perkembangan anak yang akan
menentukan perkembangan pada fase selanjutnya. Perkembangan anak
pada fase awal terbagi menjadi 4 aspek kemampuan fungsional, yaitu
motorik kasar, motorik halus dan penglihatan, berbicara dan bahasa,
serta sosial emosi dan perilaku. Jika terjadi kekurangan pada salah satu
aspek kemampuan tersebut dapat mempengaruhi perkembangan aspek
yang lain.
Kemajuan perkembangan anak mengikuti suatu pola yang teratur
dan mempunyai variasi pola batas pencapaian dan kecepatan. Batasan
usia menunjukkan bahwa suatu patokan kemampuan harus dicapai
pada usia tertentu. Batas ini menjadi penting dalam penilaian
perkembangan, apabila anak gagal mencapai dapat memberikan
petunjuk untuk segera melakukan penilaian yang lebih terperinci dan
intervensi yang tepat.

8
E. Deteksi dini Pertumbuhan dan Perkembangan
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini
mungkin sejak anak dilahirkan. Deteksi dini merupakan upaya
penjaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan
penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal
faktor resiko pada balita, yang disebut juga anak usia dini. Melalui
deteksi dini dapat diketahui penyimpangan tumbuh kembang anak
secara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta
pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa-masa
kritis proses tumbuh kembang. Upaya-upaya tersebut diberikan sesuai
dengan umur perkembangan anak, dengan demikian dapat tercapai
kondisi tumbuh kembang yang optimal . Penilaian pertumbuhan dan
perkembangan meliputi dua hal pokok, yaitu penilaian pertumbuhan
fisik dan penilaian perkembangan. Masing-masing penilaian tersebut
mempunyai parameter dan alat ukur tersendiri.
Dasar utama dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah
penilaian menggunakan alat baku (standar). Untuk menjamin ketepatan
dan keakuratan penilaian harus dilakukan dengan teliti dan rinci.
Pengukuran perlu dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk menilai
kecepatan pertumbuhan.
Parameter ukuran antropometrik yang dipakai dalam penilaian
pertumbuhan fisik adalah tinggi badan, berat badan, lingkar kepala,
lipatan kulit, lingkar lengan atas, panjang lengan, proporsi tubuh, dan
panjang tungkai. Macam- macam penilaian pertumbuhan fisik yang
dapat digunakan adalah:
1) Pengukuran Berat Badan (BB)
Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan
dan keadaan gizi balita. Balita ditimbang setiap bulan dan dicatat
dalam Kartu Menuju Sehat Balita (KMS Balita) sehingga dapat dilihat
grafik pertumbuhannya dan dilakukan interfensi jika terjadi
penyimpangan.

9
2) Pengukuran Tinggi Badan (TB)
Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun dilakukan
dengan berbaring., sedangkan di atas umur 2 tahun dilakukan dengan
berdiri. Hasil pengukuran setiap bulan dapat dicatat pada dalam KMS
yang mempunyai grafik pertumbuhan tinggi badan.
3) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA)
PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan
dan perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan
tengkorak mengikuti perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan
pada pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak anak juga
terhambat. Pengukuran dilakukan pada diameter occipitofrontal
dengan mengambil rerata 3 kali pengukuran sebagai standar.
Untuk menilai perkembangan anak banyak instrumen yang dapat
digunakan. Salah satu instrumen skrining yang dipakai secara
internasional untuk menilai perkembangan anak adalah DDST II
(Denver Development Screening Test). DDST II merupakan alat untuk
menemukan secara dini masalah penyimpangan perkembangan anak
umur 0 s/d < 6 tahun. Instrumen ini merupakan revisi dari DDST yang
pertama kali dipublikasikan tahun 1967 untuk tujuan yang sama.
Pemeriksaan yang dihasilkan DDST II bukan merupakan pengganti
evaluasi diagnostik, namun lebih ke arah membandingkan kemampuan
perkembangan seorang anak dengan anak lain yang seumur. DDST II
digunakan untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai umurnya
pada anak yang mempunyai tanda-tanda keterlambatan perkembangan
maupun anak sehat. DDST II bukan merupakan tes IQ dan bukan
merupakan peramal kemampuan intelektual anak di masa mendatang.
Tes ini tidak dibuat untuk menghasilkan diagnosis, namun lebih ke
arah untuk membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak
dengan kemampuan anak lain yang seumur.
Menurut Pedoman Pemantauan Perkembangan Denver II
(Subbagian Tumbuh Kembang Ilmu Kesehatan Anak RS Sardjito,
2004), formulir tes DDST II berisi 125 item yg terdiri dari 4 sektor,

10
yaitu: personal sosial, motorik halus-adaptif, bahasa, serta motorik
kasar. Sektor personal sosial meliputi komponen penilaian yang
berkaitan dengan kemampuan penyesuaian diri anak di masyarakat dan
kemampuan memenuhi kebutuhan pribadi anak. Sektor motorik halus-
adaptif berisi kemampuan anak dalam hal koordinasi mata-tangan,
memainkan dan menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan
masalah. Sektor bahasa meliputi kemampuan mendengar, mengerti,
dan menggunakan bahasa. Sektor motorik kasar terdiri dari penilaian
kemampuan duduk, jalan, dan gerakan-gerakan umum otot besar.
Selain keempat sektor tersebut, itu perilaku anak juga dinilai secara
umum untuk memperoleh taksiran kasar bagaimana seorang anak
menggunakan kemampuannya.
F. Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak meliputi gangguan pertumbuhan fisik,
perkembangan motorik, bahasa, emosi, dan perilaku.
1. Gangguan Pertumbuhan Fisik
Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan di
atas normal dan gangguan pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan
berat badan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) dapat dilakukan
secara mudah untuk mengetahui pola pertumbuhan anak. Menurut
Soetjiningsih (2003) bila grafik berat badan anak lebih dari 120%
kemungkinan anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal.
Sedangkan, apabila grafik berat badan di bawah normal kemungkinan
anak mengalami kurang gizi, menderita penyakit kronis, atau kelainan
hormonal. Lingkar kepala juga menjadi salah satu parameter yang
penting dalam mendeteksi gangguan pertumbuhan dan perkembangan
anak. Ukuran lingkar kepala menggambarkan isi kepala termasuk otak
dan cairan serebrospinal. Lingkar kepala yang lebih dari normal dapat
dijumpai pada anak yang menderita hidrosefalus, megaensefali, tumor
otak ataupun hanya merupakan variasi normal. Sedangkan apabila
lingkar kepala kurang dari normal dapat diduga anak menderita

11
retardasi mental, malnutrisi kronis ataupun hanya merupakan variasi
normal. Deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran
juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan yang
lebih berat. Jenis gangguan penglihatan yang dapat diderita oleh anak
antara lain adalah maturitas visual yang terlambat, gangguan refraksi,
juling, nistagmus, ambliopia, buta warna, dan kebutaan akibat katarak,
neuritis optik, glaukoma, dan lain sebagainya. (Soetjiningsih, 2003).
Sedangkan ketulian pada anak dapat dibedakan menjadi tuli konduksi
dan tuli sensorineural. Menurut Hendarmin (2000), tuli pada anak
dapat disebabkan karena faktor prenatal dan postnatal. Faktor prenatal
antara lain adalah genetik dan infeksi TORCH yang terjadi selama
kehamilan. Sedangkan faktor postnatal yang sering mengakibatkan
ketulian adalah infeksi bakteri atau virus yang terkait dengan otitis
media.
2. Gangguan perkembangan motorik
Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh
beberapa hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik
adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. Anak dengan
serebral palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik
sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia. Kelainan
sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan
keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit neuromuscular sepeti
muscular distrofi memperlihatkan keterlambatan dalam kemampuan
berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan motorik
selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta
kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam
perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan
untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker
dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik.
3. Gangguan perkembangan bahasa
Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh system
perkembangan anak. Kemampuan berbahasa melibatkan kemapuan

12
motorik, psikologis, emosional, dan perilaku (Widyastuti, 2008).
Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai
faktor, yaitu adanya faktor genetik, gangguan pendengaran,intelegensia
rendah, kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang
terlambat, dan faktor keluarga. Selain itu, gangguan bicara juga dapat
disebabkan karena adanya kelainan fisik seperti bibir sumbing dan
serebral palsi. Gagap juga termasuk salah satu gangguan
perkembangan bahasa yang dapat disebabkan karena adanya tekanan
dari orang tua agar anak bicara jelas (Soetjingsih, 2003).
4. Gangguan Emosi dan Perilaku
Selama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami berbagai
gangguan yang terkait dengan psikiatri. Kecemasan adalah salah satu
gangguan yang muncul pada anak dan memerlukan suatu intervensi
khusus apabila mempengaruh interaksi sosial dan perkembangan anak.
Contoh kecemasan yang dapat dialami anak adalah fobia sekolah,
kecemasan berpisah, fobia sosial, dan kecemasan setelah mengalami
trauma. Gangguan perkembangan pervasif pada anak meliputi autisme
serta gangguan perilaku dan interaksi sosial. Menurut Widyastuti
(2008) autism adalah kelainan neurobiologis yang menunjukkan
gangguan komunikasi, interaksi, dan perilaku. Autisme ditandai
dengan terhambatnya perkembangan bahasa, munculnya gerakan-
gerakan aneh seperti berputar-putar, melompat-lompat, atau
mengamuk tanpa sebab.

13
BAB III
HASIL PELAKSANAAN

I. Pengumpulan Data

1. Biodata Ibu

Nama : Ny. Ria Azalia


Umur : 32 tahun
Kebangsaan/suku : Indonesia/Minang
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir: S1
Status : Istri
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Pramuka
Status Vaksin : Vaksin 1

2. Biodata Balita

Nama : Kiana Inara H


Umur : 1,3 tahun
Kebangsaan/suku : Indonesia/Minang
Agama : Islam
Status : Anak
Anak ke- : Ketiga

14
IDENTITAS KELUARGA

Nama KK : Bishamdas Kelamin Alamat : Jl. *Riwayat Ket


Umur : 33 tahun Lk √ Pramuka Vaksinasi
Agama : Islam Pr COVID
19
Keluarga
Pendidikan : SLTA Pekerjaan : Karyawan Swasta
No Nama anggota Umur L/ Hb. Agama Pendidikan
Kelg
Keluarga P
1. Bishamdas L Suami Islam SLTA Vaksin 1
33 tahun

2. Ria Azalia 32tahun P Istri Islam S1 Vaksin 1


3. Azka Kawla R 7 tahun L Anak Islam SD -
4. Ibrahim 3 tahun L Anak Islam Belum Sekolah -
Dirgham
5. Kiana Inara H 1,3 P Anak Islam Belum Sekolah -
tahun
6. Kayla Inara H 1,3 P Anak Islam Belum Sekolah -
tahun

DATA IBU BUTEKI

BUTEKI

ASI MPASI
(Berapa
(umur
Lama)
mulai
Nama diberikan)

Ria Azalia 5 Bulan 7 Bulan

15
DATA IMUNISASI LANJUTAN

NO NAMA UMUR L/P BADUTA(Bawah Dua Tahun) 1SD 2 &5 SD ALASAN

DPT HB HIB Campak/M Td


R

Y T Y T Y T Y T L TL

1. Kiana 1,3 P √ √ √
Inara H tahun

2. Kayla 1,3 P √ √ √
Inara H tahun

DATA GIZI BALITA

N Nama L/P Umur TB BB *Status gizi *Buku KIA Vit A

o
Norm Kur Kurus Ge Ada Tida
al Us sekali muk k
(gizi (gizi (gizi (gizi
baik) kuran buruk) lebi
g) h)
1 Ibrahim L 82 √ - √
3 tahun 19
Dirgham
cm Kg

2. Kiana Inara H P 74 √ - √
1,3 10
cm
Tahun Kg

16
3. Kayla Inara H P 74 √ - √
1,3 9,5
cm
Tahun Kg

2.Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Composmentis

b. Tanda-tanda vital

1) Suhu : 36.7 0C

2) Nadi : 120x/i

3) Pernapasan : 30x/i

c.Antropometri

1) Lingkar Kepala : 46 cm

2) Berat Badan : 10 kg

3) Lingkar Dada : 53 cm

4) LILA : 15cm

5) Lingkar Perut : 48 cm

6) Panjang Badan : 74 cm

3. Assesment

Balita usia 15 bulan dengan kondisi tumbuh kembang lambat.

17
4. Plan

1. Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu

2. Informasikan tentang pertumbuhan dan perkembangan si


anak

3. Berikan KIE tentang tumbuh kembang anak balita usia 15


bulan

4. Anjurkan ibu untuk melatih atau menstimulasi anak

5. Anjurkan ibu untuk ke posyandu

5. Lembar Implementasi

Tanggal Implementasi
Pemeriksaan

1 juli 2022 1. memberitahu hasil


pemeriksaan kepada
ibu bahwa keadaan
balita baik dan TTV
dalam batas normal
yakni S : 36,70C, P :
30x/I, N : 120x/i

2. menginformasikan
kepada ibu tentang
tumbuh kembang
anak itu sangat
penting.

3. Memberikan KIE
kepada ibu tentang
pengertian tumbuh

18
kembang,

4. Menganjurkan ibu
untuk melatih dan
menstimulasi anaknya
yang berusia 15 bulan
agar bisa untuk lancar
berdiri.

5. Menganjurkan ibu
untuk membawa
anaknya ke posyandu
atau fasilitas
kesehatan untuk
tumbuh kembang
balita yaitu
penimbangan berat
badan dan tinggi
badan.

6. Evaluasi
Berdasarkan hasil penyuluhan yang dilakukan pada Jumat tanggal 01 Juli
2022, didapatkan ibu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan
mengenai pentingnya tumbuh kembang anak.

19
KUESIONER PRASKRINING UNTUK BAYI 15 BULAN

NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat 
mempertemukan dua kubus kecil yang ia
pegang? Kerincingan bertangkai dan tutup, panci
tidak ikut dinilai
2. Apakah anak dapat jalan sendiri atau jalan 
dengan berpegangan?
3 Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk 
tangan atau melambai-lambai? Jawab TIDAK
bila ia membutuh kemandirian kaq bantuan.
4 Apakah anak dapat mengatakan “papa” ketika ia 
memanggil/melihat ayahnya, atau mengatakan
“mama” jika memanggil/melihat ibunya? Jawab
YA bila anak mengatakan salah satu diantaranya.
5 Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan 
selama kira-kira 5 detik?
6 Dapatkan anak berdiri sendiri tanpa berpegangan 
selama 30 detik atau lebih?
7 Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, 
apakah anak dapat membungkuk untuk
memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri
kembali?
8 Apakah anak dapat menunjukkan apa yang 
diinginkannya tanpa menangis atau merengek?
Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau

20
mengeluarkan suara yang menyenangkan
9 Apakah anak dapat berjalan di sepanjang 
ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?
10 Apakah anak dapat mengambil benda kecil 
seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit
dengan menggunakan ibu seperti pada gambar
ini

JUMLAH
TULIS NOMER JAWABAN TIDAK : 7&9
Konseling pada Ibu : Memberitahu
ibu agar
melatih anak-
anaknya
setiap hari
untuk lebih
lancar berdiri.

21
22
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pengumpulan data subjektif ditemukan pertumbuhan dan


perkembangan balita Ny.R pada usia 15 bulan terlihat lambat.
Pertumbuhan ialah dimana bertambahnya ukuran fisik pada anak, baik
tinggi badan maupun berat badan yang kaitannya dengan status gizi. Pertembahan
lingkar kepala juga harus diperhatikan dan dipantau secara berkala karnahal ini
berkaitan dengan pertembuhan anak. Perkembangan adalah bertambahnya sebuah
kemampuan dari fungsi-fungsi organ tubuh, dari kemampuan gerak kasar, halus,
pendengaran, cara komunikasi, penglihatan, sentuhan, emosi-sosial, dan lain-lain.
Simulasi adalah merupakan sebuah perangsangan atau latihan – latihan terdapat
kepandaian anak yang biasanya datang dari lingkungan luar anak, dan setiapanak
perlu mendapatkan stimulasi secara rutin sedini mungkin dan dilakukan secara
terus menerus bahkan menetap, dalam hal ini pengetahuan ibu juga
mempengaruhi bagaimana cara ibu untuk menstimulus anaknya. (Anonim, 2013).
Pada balita Ny.R di umur 15 bulan ia belum lancar untuk berjalan ataupun
berdiri sambil mengambil barang-barang yang ada saat membungkuk.
Pada pengumpulan data objektif didapatkan berat badan balita 10kg,
panjang badan 74cm , lingkar kepala 46cm, LILA 15cm, lingkar dada 53cm.
Menurut teori (Evita Aurilia et al., 2021) balita dengan umur 14 bulan seharusnya
memiliki kisaran berat badan normal adalah 9.0 – 10.7, kisaran panjang badan
laki-laki normal adalah 75,6 – 79 cm , LILA normal adalah > 13,5 cm, lingkar
kepala pada anak akan meningkat rata-rata 11 cm/1 bulan selama tahun pertama,
di dapatkan bawah tidak ada kesenjangan antara status gizi balita Ny.R dengan
teori tersebut.
Setelah melakukan pengkajian data subjektif dan objektif penulis
melakukan pemberian informasi tentang stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan menggunakan media leaflet agar ibu bisa memahami pentingnya
tumbuh dan kembang anaknya.

23
Penulis menjelaskan dan ibu mengerti, memahami apa yang telah
dijelaskan .

24
BAB V
PENUTUP
Setelah penulis melakukan pembinaan keluarga di wilayah RT 03 RW 12
Kelurahan Lembah Sari pada tanggal 01 Juli 2022, maka penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Didapatkan balita 15 bulan dengan tumbuh kembang lambat.
2. Diberikan informasi kesehatan tentang stimulasi tumbuh kembang kepada
Ny.R yang memiliki balita.
3. Dilakukan evaluasi terhadap KIE yang diberikan, dimana ibu mengerti dan
memahami informasi yang telah dijelaskan tersebut.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
a) Dapat menerapkan ilmu yang diberikan dikehidupan sehari-hari.
b) Dapat dijadikan referensi untuk pembuatan laporan keluarga
binaan selanjutnya.
2. Bagi Pendidikan
a) Dapat dibaca oleh mahasiswa/mahasiswi di perpustakaan kampus
Universitas Hang Tuah Pekanbaru.

25
DAFTAR PUSTAKA

Muslihatun, Nur, Wafi. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya

Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. EGC.

Dinas Kesehatan Riau. 2013. Profil Kesehatan Provinsi Riau.(di akses tanggal 09
Januari 2016).

Achadi. Endang L. 2014. PeriodeKritis 1000 Hari Pertama Kehidupan dan


Dampak Jangka Panjang Terhadap Kesehatan dan Fungsinya. Yogyakarta:
Departemen Gizi Kesmas FKM UI. (di akses tanggal 09 Januari 2016).

Yuniarti, Sri. 2015. Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Bandung: Rafika Aditama.

Cameron, N. 2002. Human Growth and Development. California: Academic


Press.

Tanuwijaya, S. 2003. Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Jakarta: EGC

Widyastuti, D, dan Widyani, R. 2001. Panduan Perkembangan Anak 0 Sampai


1Tahun.

26
LAMPIRAN
Lampiran 1 Leaflet

27
Lampiran 5 Dokumentasi Foto

28
29

Anda mungkin juga menyukai