Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga kami dapat

menyelesaikan Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL II) di wilayah kerja

RT 05 dan 06 Kelurahan SAKO, Kecamatan SAKO, serta penyusunan dan

penulisan laporan hasil PBL II ini dengan baik.

Adapun laporan ini disusun dan dibuat sebagai bentuk pertanggung

jawaban dalam pelaksanaan PBL II yang telah dilaksanakan sejak tanggal

20 Desember 2021 sampai 7 Januari 2022. Laporan ini dibuat sebagai suatu

syarat akademik yang harus dipenuhi pada pelaksanaan PBL II.

Pada kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan laporan

hasil PBL II, yaitu :

1. Bapak Noer Muhammad, S.Pd., M.Kes Selaku Ketua STIKESMAS

Abdi Nusa Palembang.

2. Ibu Rima Septiani, SKM., M.Kes., HIMu Selaku Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan kesempatan kepada kami

untuk melaksankan PBL II.

3. Bapak/Ibu drg.Desty Hernita selaku Kepala Puskesmas Sako yang telah

yang telah menerima dan membantu kami dalam mengenal wilayah

kerja kami untuk pengambilan data.

4. Bapak/Ibu Tri Oktaviana S.Kep., M.Kes selaku Dosen Pembimbing

Lapangan yang telah memberikan bimbingan dan ararahan kepada kami

i
selama pelaksanaan PBL II.

5. Bapak Lurah Kelurahan Sako yang telah menerima dan membantu kami

dalam mengenal wilayah kerja kami untuk pengambilan data.

6. Bapak Ketua RT 05 dan 06 yang telah menerima dan membantu kami

dalam mengenal wilayah kerja kami untuk pengambilan data.

7. Seluruh masyarakat RT 05 dan 06 Kelurahan Sako, Kecamatan Sako,

yang telah bersedia membantu dan menerima penyusun selama kegiatan

PBL II berlangsung.

8. Rekan-rekan kelompok Puskesmas Sako dalam PBL II yang selama ini

telah berjuang bersama- sama dan teman-teman seangkatan yang telah

membantu kelancaran pelaaksaan PBL II.

9. Keluarga yang telah memberi dukungan baik secara materil maupun

non-materil untuk mendukung kelancaran terlaksananya kegiatan PBL

II.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik maupun saran yang

membangun akan kami terima dengan senang hati demi penyempurnaan

laporan PBL II ini. Akhirnya, semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk

kita semua.

Palembang, Desember 2021

Tim Penyus

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang………..…………..…………………………………………… 1
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………. 6
1.Tujuan Umun……………..…………………………………………….
2.Tujuan Khusus………………………………………………………….
3.Manfaat…………………………………………………………………

BAB II URAIAN KEGIATAN...............................................................................7


2.1 Prioritas dan Indikator Masalah………………………………………………...7
2.2 Plan of Actiron………………………………………………………………… 8

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................12


3.1 Data Kesehatan Awal yang Berkaitan Langsung Dengan Intervensi…………12
3.2 Data 10 Penyakit Terbesar di Wilayah Puskesmas Sako Tahun 2021………..12
3.3 Data Distribusi Penduduk Berdasarkan Penyakit ISPA………………………13
3.4 Pelaksanaan Intervensi………………………………………………………..13
3.5 Pembahasan Intervensi………………………………………………………..19

BAB IV PENUTUP................................................................................................24
4.1 Simpulan………………………………………………………………………………24
4.2 Saran…………………………………………………………………………………..24

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penyusunan Rencana Operasional Melakaukan Penyusunan ISPA.......10


Tabel 2. 2 Jadwal Waktu Pelaksanaan....................................................................11
YTabel 3. 1 Distribusi 10 Penyakit Terbesar di Wilayah Kerja Puskesmas Sako
Tahun 2020………………………………………………………………………..12
Tabel 3. 2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Penyakit ISPA di Puskesmas Sako
Kelurahan Sako, Kecamatan Sako Tahun 2020......................................................13
Tabel 3. 3 Hasil Pre-test dan Pro-test Penyuluhan ISPA di Puskesmas Sako.........15
Tabel 3. 4 Hasil Analisis Evaluasi Penyuluhan Penyakit ISPA..............................21

iv
DAFTAR GAMBAR

YGambar 3. 1 Cara Mengunakan Masker...............................................................17


Gambar 3. 2 Leafleat Penyakit ISPA lembar.1.......................................................18
Gambar 3. 3 Leafleat Penyakit ISPA lembar.2.......................................................18
Gambar 3. 4 Pemberian Masker dan cara penggunaan masker yang baik dan benar
.................................................................................................................................23

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai


melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara
yang penduduknya hidup dalam lingkungan sehat dengan perilaku yang
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata serta memilliki derajat kesehatan yang
setinggi- tingginya.
Keadaan masyarakat di masa depan atau visi pembangunan kesehatan
ini dirumuskan sebagai visi Indonesia Sehat 2015. Untuk dapat mewujudkan
visi tersebut, ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan yaitu:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan,
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat,
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau,
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
Sampai saat ini, bangsa Indonesia masih tetap berjuang memerangi
berbagai macam penyakit infeksi dan kurang gizi yang saling berinteraksi
satu sama lain, yang menjadikan tingkat kesehatan masyarakat Indonesia
tidak kunjung meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, semua pihak
baik pemerintah, swasta, lembaga pendidikan maupun masyarakat harus
bekerja cerdik dan memperkuat networking untuk menuntaskan masalah
kesehatan diatas, agar supaya visi indonesia Sehat 2015 dapat terwujud.
STIKESMAS Abdi Nusa Palembang yang merupakan sebuah institusi
pendidikan kesehatan mempunyai komitmen moral untuk mendukung
pencapaian Indonesia Sehat 2015 melalui proses pembelajaran di
masyarakat dengan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang

1
2

akan dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat dengan cara pembelajaran


yang terorganisasi dengan baik melalui proses fasilitasi dan pendampingan
kepada masyarakat dalam rangka mengantar masyarakat untuk mampu
mandiri dan kemudian dilepas untuk mandiri, meskipun dari jauh tetap
dipantau agar tidak jatuh lagi, yang dilakukan melalui pemeliharaan
semangat kondisi dan kemampuan secara terus menerus supaya tidak
mengalami kemunduran.
Pendampingan merupakan kegiatan untuk membantu individu maupun
kelompok yang berangkat dari kebutuhan dan kemampuan kelompok yang
didampingi dengan mengembangkan proses interaksi dan komunikasi dari,
oleh dan untuk anggota kelompok serta mengembangkan kesetiakawanan
dan solidaritas kelompok dalam rangka tumbuhnya kesadaran sebagai
manusia yang utuh, sehingga dapat berperan dalam kehidupan masyarakat
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Kegiatan pendampingan dan fasilitasi sebagai upaya pemberdayaan
masyarakat diarahkan kepada : a) pengidentifikasian masalah dan sumber
daya; b) diagnosis dan perumusan pemecahan masalah; c) penetapan dan
pelaksanaan pemecahan; d) pemantauan dan evaluasi program.
Mahasiswa STIKESMAS Abdi Nusa Palembang hadir di masyarakat
sebagai change agent di masyarakat yang akan melakukan pendampingan
dengan memberikan alternatif, saran dan bantuan konsultatif (peran
konsultatif dan partisipatif) terhadap masalah kesehatan yang dialami oleh
masyarakat dengan melakukan kemitraan dengan instansi setempat untuk
mendukung proses pelaksanaan pembelajaran di masyarakat.
Untuk pertama kalinya STIKESMAS Abdi Nusa Palembang
melaksanakan PBL dengan melakukan pendampingan masyarakat yang
berbasis wilayah pedesaan, dengan memilih suatu wilayah sebagai lab Site
dari semua kegiatan STIKESMAS Abdi Nusa Palembang berbasis

masyarakat, yang menekankan kepada aspek kemandirian masyarakat.


Sehingga diharapkan dukungan semua pihak (pemerintah dan masyarakat)
untuk mewujudkan program pembelajaran STIKESMAS Abdi Nusa
3

Palembang di masyarakat dalam rangka membangun kesehatan masyarakat


yang syarat sebagai suatu investasi yang sangat berharga untuk masa depan
bangsa.
Mata kuliah pengalaman belajar lapangan (PBL) bertujuan untuk
menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan dan berdasarkan dasar ilmu dan
keterampilan kesehatan masyarakat yang dimiliki. Mata kuliah ini
memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keahlian
dalam berkarya di masyarakat sesuai dengan keunggulan kompetitif serta
komparatif penyelenggaraan program studi kesehatan masyarakat.
Pengalaman Belajar Lapangan yang biasa disingkat PBL merupakan
proses belajar untuk mendapatkan kemampuan profesional kesehatan
masyarakat, yaitu menerapkan diagnosa komunitas yang intinya mengenali,
mengembangkan program penanganan masalah kesehatan masyarakat yang
bersifat promotif dan preventif, bertindak sebagai manajer madya yang
dapat berfungsi sebagai pelaksana, pengelola, pendidikan dan peneliti,
melakukan pendekatan pada masyarakat dan bekerja dalam tim
multidisipliner.
Kegiatan PBL dilakukan dengan melibatkan institusi yang berorientasi
langsung pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat seperti dinas
kesehatan kabupaten/kota maupun institusi yang dapat memberi kontribusi
dalam bidang kesehatan, misalnya Puskesmas dan posyandu. PBL ini terdiri
dari 3 tahapan mengikuti siklus perencanaan dan evaluasi yaitu PBL I, dan
kegiatan PBL II. Kegiatan PBL I berisi kegiatan berupa pengumpulan data
di setiap rumah untuk memperoleh informasi mengenai masalah-masalah
kesehatan ataupun masalah lain yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat di lingkungan tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan analisis
masalah dimasyarakat (community diagnosis). Selanjutnya, PBL I
menitikberatkan pada penentuan prioritas masalah serta pelaksanaan
program intervensi terhadap masalah-masalah kesehatan yang menjadi
prioritas masalah di lingkungan tersebut sedangkan PBL II berisi
kegiatan evaluasi terhadap hasil kegiatan yang telah dilakukan pada saat
4

PBL I dan melakukan perbaikan-perbaikan jika dianggap perlu.


5

Dalam kegiatan PBL I sebelumnya, kami selaku mahasiswa Jurusan


Kesehatan Masyarakat STIKESMAS Abdi Nusa Palembang telah
mengidentifikasi permasalahan kesehatan Masyarakat RT 05 dan 06
Kelurahan Sako, Kecamatan Sako. Beberapa permasalahan kesehatan
tersebut yakni, mengenai kepemilikan jamban, pembuangan limbah,
penggunaan garam beryodium, pembuangan sampah, pemanfaatan
pekarangan, pengetahuan tentang colustrum, pemberian makanan tambahan
pada bayi dan balita, kebiasaan merokok, kotoran hewan yang berserakan,
dan cara penggunaan pestisida serta perilaku hidup bersih dan sehat.
Berdasarkan data yang didapatkan pada PBL I, maka pada PBL II ini kami
diharapkan mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan intervensi
kesehatan masyarakat untuk menyelesaikan masalah-masalah kesehatan
serta meningkatkan kesehatan Masyarakat RT 05 dan 06 Kelurahan Sako,
Kecamatan Sako. Setelah melakukan pengumpulan data pada saat PBL I,
kami melakukan analisis pada data tersebut untuk kemudian kami
pergunakan dalam penentuan prioritas masalah yang akan kami berikan
intervensi pada PBL II. Dari beberapa masalah yang kami dapatakan
dilapangan, adapun masalah yang menjadi prioritas yang kami anggap perlu
mendapat perhatian dan perlu dilakukannya intervensi terhadap masalah
tersebut yakni ISPA. Itulah masalah yang kami jadikan prioritas di
Masyarakat RT 05 dan 06 Kelurahan Sako, Kecamatan Sako. Dengan itu,
kami kemudian melakukan beberapa program intervensi yang dapat
membantu penyelesaian masalah-masalah tersebut. Program intervensi yang
kami lakukan terdiri atas dua jenis, yakni intervensi fisik dan non fisik, yang
lebih jelasnya ada pada laporan ini. Seperti yang telah dibahas sebelumnya,
kegiatan PBL II merupakan kelanjutan dari PBL I yang telah kami adakan,
di tahap ini mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan
kemampuannya dalam bersosialisasi dengan masyarakat dan kemampuan
untuk dapat memberikan pemecahan terhadap prioritas masalah yang telah
ditentukan pada PBL I, sehingga masyarakat dapat mengetahui masalah-
masalah yang ada di lokasi PBL serta mampu menyelesaikan masalah yang
6

mereka hadapi.
Setelah enam bulan, kami akan kembali melakukan PBL II di tempat
yang sama dengan tujuan untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan intervensi
yang kami lakukan, apakah berhasil atau tidak, semua disesuaikan dengan
indikator keberhasilan yang telah kami tetapkan pada Plan of Action.
Demikianlah beberapa gambaran umum dari laporan kami, untuk lebih
jelasnya kita dapat memperhatikan uraian hasil kegiatan PBL II kami pada
laporan ini.
7

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dilakukannya PBL II ini adalah untuk

memperoleh hasil evaluasi kegiatan intervensi yang dilakukan pada PBL I

sebagai ukuran keberhasilan program yang berkaitan dengan penyuluhan

Pemberian makanan tambahan pada bayi dan balita.

2. Tujuan Khusus

1. Mengevaluasi kegiatan penyuluhan mengenai ISPA berdasarkan


indikator yang telah ditetapkan oleh kelompok pada PBL I.
2. Mengevaluasi kegiatan penyuluhan mengenai ISPA berdasarkan
indikator yang telah ditetapkan oleh kelompok pada PBL I.

3. Manfaat

1. Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit ISPA


2. Untuk meningkatkan peran aktif untuk pencegahan pada masyarakat
3. Untuk mendorong perubahan perilaku hidup sehat pada masyarakat
agar lebih peduli terhadap bahayanya penyakit ISPA
4. Masyarakat dapat bergerak secara mandiri dalam pencegahan penyakit
ISPA.
BAB II
URAIAN KEGIATAN

2.1 Prioritas dan Indikator Masalah

Kondisi masyarakat yang beraneka ragam dan perilaku yang berbeda


menyebabkan makin kompleksnya masalah kesehatan yang muncul dalam
satu kelompok masyarakat, sehingga upaya untuk menanggulangi hal
tersebut haruslah secara bertahap berdasarkan prioritas masalah yang ada
dan telah ditentukan berdasarkan base line data pada PBL I. Selain itu,
dalam menentukan prioritas masalah dan intervensi di wilayah kerja
Puskesmas Sako ditunjang juga oleh hasil musyawarah yang dilakukan
bersama dengan tokoh-tokoh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sako,
RT 05 dan 06 Kelurahan SAKO, Kecamatan SAKO.
Adapun rumusan indikator masalah di wilayah kerja Puskesmas Sako
yang kami ajukan yaitu Pengetahuan warga mengenai ISPA juga terbilang
minim, misalnya dari segi usaha Pencegahan ISPA dan baha ISPA.
Karenanya, hal ini tentunya harus ditindak lanjuti, mengingat bahwa ISPA
sebenarnya mudah ditangani oleh warga dan dapat merekalakukan
pencegahan dengan menggunakan masker.

Berdasarkan indikator masalah di atas akan diberikan tindak lanjut


atau intervensi. Prioritas masalah tersebut adalah Penyuluhan mengenai
penyekait ISPA dan pembagian Masker,Vitamin,dll. Hal ini terbukti dari
kondisi sejumlah warga yang tidak peduli terhadap kesehatan lingkungan
mereka, dimana dari base line kami saat PBL I, ternyata terdapat sejumlah
warga yang tidak menggetahiu bahaya ISPA. Untuk itu, kami mengankat hal
ini sebagai prioritas masalah. Untuk ISPA, intervensi yang kami lakukan
adalah intervensi fisik yaitu penyuluhan mengenai bahaya ISPA.
9

2.2 Plan of Action


Plan Of Action (POA) adalah rumusan rencana kegiatan yang akan
diadakan terkait prioritas masalah yang telah disepakati bersama pemerintah
desa setempat. Demikian halnya dengan POA yang kami buat, yaitu
mencakup semua rencana kegiatan, dalam hal ini adalah rencana kegiatan
intervensi yang kami laksanakan di PBL II. Intervensi yang kami lakukan
terdiri dari dua bentuk, yaitu intervensi fisik dan intervensi non fisik.
Intervensi fisik dilakukan dengan memberikan contoh fisik secara langsung
kepada masyarakat seperti menggunakan masker dan mengongsumsi
Vitamin Tambahan (ISPA).
Sedangkan intervensi non fisik berupa sosialisasi kepada warga
setempat mengenai beberapa hal yang menjadi prioritas masalah yang kami
angkat seperti sosialisasi pentingnya menggunakan masker dengan
memaparkan apa manfaat, dampak defisiensi. Penyuluhan dilakukan juga
dengan memperlihatkan beberapa alat peraga seperti poster-poster yang
memuat pesan kesehatan.
Adapun POA yang kami buat adalah mencakup jenis kegiatan, tujuan,
sasaran, biaya/sumber, waktu, tempat, penanggung jawab, dan indikator
keberhasilan dari tiap rencana kegiatan intervensi yang akan kami lakukan
(point-point dari POA kelompok kami, secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran laporan ini).

Setiap intervensi yang kami lakukan memiliki tujuan yang bervariasi


tergantung pada masing-masing pokok masalah intervensi yang kami
berikan. Demikian pula pada sasaran kegiatan yang meliputi tokoh
masyarakat, tokoh agama, Ibu-ibu Tim Penggerak PKK, Bidan Desa,
kader posyandu, pelajar, dan Bapak-bapak, Ibu-ibu warga di wilayah kerja
Puskesmas Sako RT 05 dan 06 Kelurahan SAKO, Kecamatan SAKO secara
umum.
Biaya/sumber dana atau bahan intervensi yang kami gunakan adalah
bersumber dari dana yang diberikan STIKESMAS Abdi Nusa Palembang
dan kerjasama dengan Mahasiswa, adapula bahan intervensi yang diambil
10

dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki warga.


Waktu dan tempat pelaksanaan intervensi ditentukan dengan
kesepakatan kami bersama beberapa pihak seperti Kepala Puskesmas Sako
dan Pembimbing lapangan serta Pembina pemegang Progran ISPA, dan
Kelompok Puskesmas Sako. Adapun indikator keberhasilan telah kami
tetapkan berdasarkan tujuan intervensi dari prioritas masalah. Untuk
kelancaran kegiatan, kami menetapkan satu atau lebih penanggung jawab
pada masing-masing kegiatan intervensi, dimana penanggung jawab
berperan mengontrol dan meng-handle kegiatan yang diamanahkan.

Tabel 2.1 Penyusunan Rencana


Operasional Melakukan penyuluhan ISPA
Perenc
Tempat Pen.J anaan
NO Kegiatan Tujuan Sasaran Biaya
& waktu awab penilai
an
1 Persiapaan Daftar
Hadir
Rp.100.000 Puskesmas Pimpin
- Rapat - Pembagian -Pimpinan 1-12-2021 an
pembentu kan tugas Puskesmas Puskes
panitia
penyuluhan
-Petugas
Puskesmas

Petugas
- Mendapatka n -Camat Rp.100.000 Puskesmas Puskes
- Menentuk lokasi yang 1-12-2021
an lokasi startegis
-Lurah

-Bidan
- Materi mudah Petugas
- Menyiapkan dimengerti dan Rp.200.000 Puskesmas
materi -Toga & 2-12-2021 Puskes
mudah dipahami Sampai
Toma 3-12-2021
11

-Petugas
- Menyiapkan kesehatan
surat perintah - Perintah dapat
jalan dilaksanakan -Petugas
kesehatan Puskesmas Petugas
Rp.150.000
3-12-2021 Puskes

2 Pelaksanaan
Catatan
- Penyuluhua - Melakukan - Masarakat Rp.300.000 Lokasi Petugas
Kuesione
n penyuluhan 13- 12- Puskes
r
lebih intensif 2021
- Pembagian pada
Masker masyarakat Absensi
mengenai peserta
- Pembagian ISPA. penyuluh
Vitamin an
- Pembagian
Leafleat

3 Evaluasi

- Mengetahui Puskesmas - Absen


- Pembatan - Hasil Rp.200.000
keberhasilan 20-12- si
Laporan kegiatan Petugas
penyuluhan 2021
penyuluha Puskes
mas - Hasil
yang telah Sampai
n 23-12-
dilakukan Penyul
2021 uhan

Tabel 2. Penyusunan Rencana Operasional Melakaukan Penyusunan ISPA


12

Tabel 2. 2 Jadwal Waktu pelaksanaan


Desember
No Kegiatan Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3

1 Persiapan

-Rapat
pembentukan
panitia
penyuluhan

-Menentukan
lokasi

-Menyiapkan
materi

-Menyiapkan
surat perintah
jalan

2 Pelaksanaan
- Penyuluhan
- Pembagian
Masker
-Pembagian
Vitamin
- Pembagian
Leafleat
3 Evaluasi
-Pembuatan
laporan
Tabel 2. Jadwal Waktu Pelaksanaan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Kesehatan Awal yang Berkaitan Langsung dengan


Intervensi
Berdasarkan analisis situasi kesehatan masyarakat yang dilakukan
pada PBL 1 di wilayah kerja Puskesmas Sako, Kelurahan Sako, Kecamatan
Sako, didapatkan data-data yang berkaitan dengan prioritas masalah yang
ditentukan bersama masyarakat dan langsung diintervensi pada PBL I,
kemudian dievaluasi pada PBL II. Adapun data-data tersebut adalah sebagai
berikut.

3.2 Data 10 Penyakit Terbesar di Wilayah Puskesmas Sako


Tahun 2021
Data 10 penyakit terbesar yang diderita oleh masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Sako pada tahun 2020 adalah sebagai berikut.

Tabel 3. 1 Distribusi 10 Penyakit Terbesar di Wilayah Kerja Puskesmas


Sako Tahun 2020
N
PENYAKIT Laki-Laki Perempuan JUMLAH
O
1. ISPA Non Pneumonia 3162 4265 7427
2. Hipertensi 779 1415 2194
3. Gastritis 481 1075 1556
4. Penyakit Kulit Infeksi 425 930 1355
5. Penyakit Kulit Alergi 615 640 1255
6. Artritis589 589 665 1254
7. Diare Non Spesifik 375 674 1049
Gangguan GIGI &
8. 358 329 687
Jaringan Mulut
9. Gangguan Psikotik 274 170 444
10. Penyakit Lainnya 801 1649 2450
Tabel 3. Distribusi 10 Penyakit Terbesar di Wilayah Kerja Puskesmas Sako Tahun 2020

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui penyakit yang paling


banyak diderita oleh masyarakat wilayah kerja Puskesmas Sako pada Tahun
2020 adalah penyakit ISPA dengan jumlah penderita sebanyak 7.427 orang.
14

Sedangkan penyakit yang paling sedikit diderita oleh masyarakat wilayah


kerja Puskesmas Sako 2021 adalah penyakit Gangguan GIGI & Jaringan
Mulut dengan jumlah penderita sebanyak 687 orang.

3.3 Data Distribusi Penduduk Berdasarkan Peyakit ISPA

Berikut ini adalah data jumlah Distri busi penduduk berdasarkan penyakit
ISPA di Puskesmas Sako Kelurahan Sako, Kecamatan Sako.

Tabel 3. 3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Penyakit ISPA di


Puskesmas Sako Kelurahan Sako. Kecamatan Sako Tahun 2020.

Distribusi Penduduk Berdasarkan


penyakit ISPA di PKM sako
n %
Keluran Sako, Kecamatan Sako
Tahun 2020
Ya 25 62.5

Tidak 15 37.5
Total 40 100.0
Tabel 3. 1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Penyakit ISPA di Puskesmas
Sako Kelurahan Sako, Kecamatan Sako Tahun 2020.

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui Distribusi Penduduk


Berdasarkan penyakit ISPA di Puskesmas Sako, Kelurahan Sako,
Kecamatan Sako Tahun 2020 sebanyak 25 orang atau 62,5%. Sedangkan
jumlah masyarakat yang tidak melakukan pencegahan ISPA dan yang
terkena penyakit ISPA sebanyak 25 orang atau 62.5% dan jumlah
masyarakat yang tidak terkena ISPA sebanyak 15 orang atau 37.5%.

3.4 Pelaksanaan Invervensi


Berdasarkan data-data yang diperoleh saat pengumpulan data serta
hasil minilokakarya PBL II, maka masalah yang di prioritaskan untuk di
intervensi di wilayah kerja RT 05 dan 06 Kelurahan Sako, Kecamatan Sako
adalah masalah Penyakit ISPA pada Masyarakat wilayah kerja RT 05 dan 06
Kelurahan Sako, Kecamatan Sako.
15

Adapun kegiatan intervensi yang telah dilaksanakan pada PBL II di


wilayah kerja Puskesmas Sako, Kelurahan Sako, Kecamatan Sako.

1. Intervensi Penyuluhan Mengenai penyakit ISPA pada Masyarkat dan


Pemberian Masker pada Masyarakat.

Intervensi yang dilakukan mengenai Penyuluhan mengenai Penyakit


ISPA dan Pembagian Masker pada Masyarakat. Penyuluhan tentang
Penyuluhan tentang penyakit ISPA pada Warga Masyarakat di wilayah kerja
Kerja Puskesmas Sako, Kelurahan Sako, Kecamatan Sako.

Dengan tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat Penyakit


ISPA.dan Peyuluhan tentang pengertian Penyakit ISPA dan Cara
pencegahan Penyakit ISPA pada Masyarakat.
Kegiatan intervensi ISPA di Lingkungan posyandu Masyarakat untuk
melakukan penyuluhan untuk mengetahui pre-test dan mengetahui tingkat
pengetahuan masyarakat di kelurahan Sako, Kecamatan Sako tentang ISPA
di lingkungan Posyandu Masyarakat, dan setelah dilakukannya penyuluhan
dilakukan post-test untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
pengetahuan dari penyuluhan yang sudah dilakukan. Adapun hasil pre test
dan post test dari kegiatan penyuluhan yang sudah dilaukan terhadap
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sako, Kelurahan Sako, Kecamatan
Sako adalah :
16

Tabel 3. 4 Hasil Pre Test dan Post Test Penyuluhan ISPA di wilayah kerja
Puskesmas Sako
Nama Nilai
No. Selisih
Responden Pre – Test Post - Test
1. Silvi 80 100 20
2. Andini 80 100 20
3. Nazwa 80 100 20
4. Nayla 70 90 20
5. Fitriani 100 100 0
6. Siska 90 100 10
7. Nur Siti 80 100 20
8. Fatimah 70 80 10
9. Amel 70 70 0
10. Kurni Ati 100 100 0
11. Tika 90 90 0
12. Sarina 60 90 30
13. Dwi 70 100 30
14. Yani 60 80 20
15. Diah 90 100 10
16. Wati 40 50 10
17. Lili 60 70 10
18. Nurul 60 100 40
19 Putri 30 50 20
20. Nia 70 90 20
21. Ambar 100 100 0
22. Yati 70 100 30
23. Wagia 60 90 30
24. Sertika 80 100 20
25. Sariem 70 90 20
26. Mia 100 100 0
27. Riska 70 90 20
28. Desi 100 100 0
29. Sari 70 80 10
30. Mariana 90 90 0
31. Indah 40 80 40
32. Ayu 50 50 0
33. Ulan 60 70 10
34. Tasya 50 90 40
35. Yanti 70 80 10
36. Eka 60 90 30
37. Anggun 100 100 0
38. Ika 90 90 0
39. Fitrah 100 100 0
40. Nissa 50 100 50
Tabel 3. 4 Hasil Pre-test dan Pro-test Penyuluhan ISPA di Puskesmas Sako

Berdasarkan hasil pre-test dan post-test diatas dapat disimpulkan


17

bahwa pengetahuan sebagian masyarakat di lingkungan Kerja Puskesmas


Sako Kelurahan Sako, Kecamatan Sako memiliki pengetahuan yang baik
tentang ISPA, dibuktikan hasil-pre dan post-tes nya memiliki nilai 100
sebanyak 50%. yang mengalami peningkatan pengetahuan masyarakat
tentang ISPA dilihat dari selisih antara pre-test dan post-test.

2. Intervensi Penyuluhan mengenai ISPA dan Pembagian Masker.


Intervensi ini dilakukan dengan memberikan demonstrasi kepada
masyarakat cara Penggunaan Masker pada Masyarakat. Demonstrasi
dilakukan setelah dilakukannya penyuluhan tentang bahaya Penyakit ISPA
pada Masyarakat di lingkungan kerja Puskesmas Sako, Pentingnya pemberi
tahuan cara menggunakan masker pada Masyarakat dan pembagian
Vitamin di lingkungan kerja Puskesmas Sako dengan tujuan agar
Masyarakat mampu untuk melakukan pencegahan penyakit ISPA dengan
menggunakan sarana Masker, yang menunjang untuk melalukan
penyuluhan Intervensi Fisik dengan Masyarakat.
Pembagian Masker dan Vitamin ini dilakukan untuk pencegahan ISPA
di lingkungan kerja Puskesmas Sako. yakni Bapak Daud Rohi. Semua
sumber daya yang digunakan baik tenaga maupun biaya dalam kegiatan ini
berasal dari Mahasiswa. Selain itu diharapkan agar masyarakat yang
mengikuti kegiatan tersebut dapat membagikan informasi yang telah
diperoleh kepada anggota masyarakat lainnya.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penyuluhan ISPA untuk
dijadikan contoh demontrasi adalah :
1.Masker
2.Poster / Leafleat
Cara penggunaan Masker :
 Tutup mulut, hidung dan dagu anda. Pastikan bagian masker
yang berwarana berada disebelah depan

 Tekan bagian atas masker supaya mengikuti bentuk hidung


18

anda,dan tarik kebelakang di bagian bawah dagu


 Lepas masker yang telah digunakan dengan hanya memegang
tali, dan langsung buang ke tempat sampah
 Cuci tangan pakai sabun setelah membuang masker yang telah
digunakan ke dalam tempat sampah
 Biar bersih ganti masker Anda secara rutin apabila kotor atau
bersih.

Poster Cara Memakai Masker yang Benar

Gambar 3. Cara Mengunakan Masker

Leafleat Penyakit ISPA


19

Gambar 3. Leafleat Penyakit ISPA lembar.1

Gambar 3. Leafleat Penyakit ISPA lembar.2

3.5 Pembahasan Intervensi


20

Analisis Hasil Intervensi


Hasil intervensi diketahui dengan melakukan evaluasi terhadap
kegiatan intervensi yang dilakukan.

1. Kegiatan Penyuluhan bahaya penyakit ISPA


Pre test dan Post test dilakukan pada peserta penyuluhan yakni
masyarakat Kelurahan Sako, Kecamatan Sako yang mengikuti kegiatan
penyuluhan pada hari Senin, 27 Desember 2021 untuk mengukur tingkat
pengetahuan masyarakat mengenai bahaya penyakit ISPA.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara bersama masyarakat
yang ada di wilayah Kelurahan Sako,Kecamatan Sako didapati bahwa
intervensi yang dilakukan pada kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan
(PBL) II kurang sesuai dengan harapan kelompok kami. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya partisipasi atau kehadiran masyarakat pada saat
kelompok melakukan program intervensi.
Hasil pre-test dan post-test yang dilakukan pada 40 orang masyarakat
yang mengikuti penyuluhan tentang ISPA. Pemberian penyuluhan dimulai
dengan mengukur pengetahuan anggota kader mengenai bahaya penyakit
ISPA dengan pre-test dilanjutkan dengan pemberian penyuluhan. Selama
pemberian penyuluhan peserta nampak antusias dengan beberapa kali
bertanya kepada narasumber berkaitan dengan materi yang disampaikan.
Pada akhir pemberian materi dilakukan post-test dan diperoleh hasil terdapat
peningkatan pengetahuan tentang bahaya penyakit ISPA.

2. Demonstrasi Cara Penggunaan Masker


Setelah dilakukan pemberian materi kegiatan dilanjutkan dengan
demonstrasi cara menggunakan masker yang benar untuk menambah
pengetahuan masyarakat. Materi yang diberikan pada sesi demonstrasi
adalah Cara menggunakan Masker yang benar.Pada sesi ini, Masing-masing
peserta diajarkan dengan demonstrasi mengenai Langkah-langkah cara
penggunaan masker yang benar dan pembagian Masker kepada masyarakat.
21

Evaluasi Program Intervensi


Evaluasi dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner,
observasi dan dokumentasi sesuai dengan intervensi yang telah dilakukan
pada PBL II yaitu Penyuluhan ISPA serta demonstrasi cara penggunaan
masker yang baik dan benar untuk menambah wawasan masyarkat.

1. Penyuluhan ISPA pada Masyarakat.


Setelah melakukan intervensi dengan Kuesinoner,wawancara dan
observasi, maka berikut adalah hasil dari evaluasi yang dilakukan
mengenai pengetahuan masyarakat tentang ISPA pada masyarakat.
22

3.4 Hasil Analisis Evaluasi Penyuluhan Penyakit ISPA


Nama Nilai
No.
Responden Pre - Test Post - Test
1. Silvi 80 100
2. Andini 80 100
3. Nazwa 80 100
4. Nayla 70 90
5. Fitriani 100 100
6. Siska 90 100
7. Nur Siti 80 100
8. Fatimah 70 80
9. Amel 70 70
10. Kurni Ati 100 100
11. Tika 90 90
12. Sarina 60 90
13. Dwi 70 100
14. Yani 60 80
15. Diah 90 100
16. Wati 40 50
17. Lili 60 70
18. Nurul 60 100
19 Putri 30 50
20. Nia 70 90
21. Ambar 100 100
22. Yati 70 100
23. Wagia 60 90
24. Sertika 80 100
25. Sariem 70 90
26. Mia 100 100
27. Riska 70 90
28. Desi 100 100
29. Sari 70 80
30. Mariana 90 90
31. Indah 40 80
32. Ayu 50 50
33. Ulan 60 70
34. Tasya 50 90
35. Yanti 70 80
36. Eka 60 90
37. Anggun 100 100
38. Ika 90 90
39. Fetrah 100 100
40. Nissa 50 100
Total 2.925 3.550
Rata - Rata 7.3 89
Tabel 3. Hasil Analisis Evaluasi Penyuluhan Penyakit ISPA
23

Berdasarkan Tabel 3.4 rata-rata nilai pre-test masyarakat kelurahan


Sako,Kecamatan Sako adalah 73, rata- rata nilai post test adalah 89. Nilai
evaluasi post-test ini kami dapatkan dengan memberikan ulang lembar
questioner yang pernah dilakukan pada saat sebelum penyuluhan untuk
mengetahui sejauh mana masyarakat memahami dan mengingat informasi
yang sudah disampaikan. Berdasarkan nilai rata-rata pre-test, dan post-test
maka dapat dilihat adanya peningkatan pengetahuan dari peserta penyuluhan
tentang ISPA, dimana terdapat 18 orang masyarakat yang memiliki nilai
100. Dapat disimpulkan bahwa intervensi yang kami lakukan mencapai
target yang telah ditetapkan pada saat PBL I.

3. Demonstrasi cara penggunaan Masker yang baik


Intervensi mengenai cara penggunaan Masker dilakukan dengan
menggunakan input data yang diperoleh pada PBL I yakni data 10
penyakit terbanyak di Puskesmas Sako dan diambil perioritas Penyakit ISPA
di Puskemas Sako, Pemberian M as ker pada masyarkat bertujuan
untuk member pengetahuan kepada masyarat untuk melakukan
P encegahan penyakit ISPA dan s ekaligus menegah Penyebaran
P enyakit Covid-19 yang menjadi penyakit pandemic s ekarang
ini, sehingga kelompok melakukan intervensi cara penggunaan masker
agar masyarakat pahan cara penggunaan masker yang efekti/baik .
Evaluasi terhadap intervensi penecegahan penyakit ISPA dengan
memberikan engdukasi cara pencegahan penyakit ISPA dan membagikan Masker
serta mengedukasi cara penggunaan masker pada masyarakat didasari pada
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan kelompok yaitu terjadi perubahan
pada masyarakat dalam menangani debu agar tidak terpapar penyakit ISPA.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh kelompok,
terdapat penambahan pengetahuan masyarakat dalam pencegahan penyakit
ISPA dengan menggunakan masker yang baik dan benar.
24

Gambar 3. Pemberian Masker dan cara penggunaan masker yang baik dan benar

Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa intervensi cara


penggunaan masker dan pembagian masker mencapai indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan yakni adanya peningkatan pengetahuan masyarakat
dalam penggunaan masker yang baik dan benar.
Masker yang kami bagikan pada saat demonstrasi yaitu masker
berjenis masker medis. Setelah kami melakukan wawancara dan observasi
untuk melihat perkembangan masyarakat.
Pada saat pelaksanaan intervensi, kelompok mengalami hambatan,
yakni tidak semua masyarakat ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan
Penyuluhan ISPA pada masyarakat karena pada saat itu dalam kondisi
pancemic Covid-19 Selain itu, kendala lain yang dialami oleh kelompok
adalah waktu pelaksanaan intervensi yang dilakukan pada siang hari,
dimana banyak masyarakat sedang bekerja dan butuh istirahat.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan oleh kelompok terhadap
data kesehatan dan program intervensi, hasil evaluasi yang didapat
sebagai berikut.
1. Terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat dan ketrampilan kader
Posyandu Sako tentang penyakit ISPA dan uttuk melakikan
pencegahan penyakit ISPA pada masyarakat.
2. Kader mampu memberikan penyuluhan kepada masayarakat
mengenai bahaya penyakit ISPA dan cara
pencegahannya.
3. Kontribusi kader dan masyarakat dalam pelaksanaan penyuluhan
mengenai ISPA dan cara penggunaan masker sebagai gambaran untuk
pencegahan penyakit ISPA dan keberhasilan msayarakt dalam upaya
mengatasi penyakit ISPA pada masyarakat diwilayah kerja Puskesmas
Sako kecamatan Sako, Kelurahan Sako.

4.2 Saran

1.Bagi masyarakat di Lingkungan Kerja Puskesmas Sako Kelurahan Sako

Di harapkan bagi masyarakat agar selalu menerapkan PHBS dalam


rumah dan selalu menggunakan masker ketika berada diluar rumah
terutama ketika banyak debu yang dapat menyebabkan ISPA.

2. Bagi Pemerintah di Ligngkugan Kerja Puskesmas Sako Kelurahan


Sako

Diharapkan Pemerintah di lingkungan Kerja Puskesmas Sako


Kelurahan Sako,Kecamatan Sako agar dapat menjadi penggerak bagi
26

masyarakat sehingga masyarakat sadar, mau menggunakan Masker


dan mampu untuk merubah perilaku mereka kearah peningkatan status
kesehatan yang lebih baik.

3. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa agar melakukan monitoring dan evaluasi secara


berkala sehingga program intervensi yang telah dilakukan dapat terus
berkelanjutan dan membawa dampak bagi peningkatan status
kesehatan masyarakat di lingkungan kerja Puskesmas Sako Kelurahan
Sako, Kecamatan Sako.
27

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI.Petunjuk teknis cara penggunan Masker.- Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI, 2017.

Depkes RI. Infodatin. Jakarta:Depkes RI, 2012. Kemenkes RI.

Infodatin. Jakarta: Kemenkes RI, 2016.

Lestari, MU. Gustina L. Dian P. 2014. Penggunaan Masker Untuk Pencegahahn


Penyakit ISPA di Kota Padang Tahun 2012 . Jurnal Kesehatan Andalas. 3(2),
2014.

Profil Puskesmas Sako Palembang.

Sulistyaningsih R. Evaluasi Program Penyuluhan Penyakit ISPA pada


Masyarakat Lokal Terhadap Pencegahan ISPA pada Masyarakat di Kelurahan
Saigon Dan Parit Mayor Kecamatan Pontianak Timur Tahun
2012 .Jurnal.Untan.ac.id/index.php/ jmkeperawatanFK/article/view/3048. 2012.

UNICEF. Cara menggunakan Masker. 2018. [Online]. 24 Oktober 2018.


www.who.inf

Anda mungkin juga menyukai