Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ihsan Fadhil H

Nim : 19.01.010
Mk : Budaya Anti Korupsi
Semester : IV ( Empat )

Resume Fredrich Yunani & Rudi Rubiandini

1. Fredrich Yunadi (lahir dengan nama Fredy Junadi)


  Adalah seorang pengacara Indonesia yang dikenal sebagai pengacara Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat Indonesia, Setya Novanto, saat Setya Novanto dijerat kasus korupsi E-KTP. Ia mendirikan
kantor hukum "Yunadi & Associates" pada tahun 1994 bersama dengan 12 rekannya. Beberapa
kiprahnya adalah menangani kasus direksi Bank EXIM pada tahun 1998, PT. Inter World Steel Mills
Indonesia pada tahun 2000, dan pembebasan tersangka korupsi Wakil Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Sidoarjo pada tahun 2004. Selain itu, ia pernah menjadi kuasa hukum Susno
Duadji dan Budi Gunawan.
Saat menangani kasus Setya Novanto, ia menjadi sumber informasi segala hal yang terkait
dengan kliennya, Setya Novanto. Setelah Setya Novanto berhasil memenangkan praperadilan dan
kemudian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menetapkan Setya Novanto sebagai
tersangka korupsi, ia melaporkan para penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi ke polisi karena
tindakan tersebut dianggap telah melanggar hukum. Ia juga mengambil tindakan hukum terhadap
akun-akun yang telah menyebarkan meme Setya Novanto dan ia bahkan melaporkan mantan
Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, karena mengatakan Setya Novanto pura-pura sakit Saat
menangani kasus Setya Novanto, ia juga sempat menarik perhatian warganet karena mengatakan
bahwa Setya Novanto "benjol besar segede bakpao" setelah peristiwa kecelakaan yang dilaporkan
telah menimpanya. Selain itu, pada saat diwawancara oleh Najwa Shihab, Fredrich Yunadi secara
terang-terangan mengaku "suka kemewahan" dan dapat menghabiskan uang "Rp3 miliar, Rp 5 miliar"
setiap kali pergi ke luar negeri; pernyataan ini tidak hanya mengundang tanggapan dari warganet,
tetapi juga dari Direktorat Jenderal Pajak.
Pada tanggal 8 Desember 2017, Fredrich Yunadi dan Otto Hasibuan mengumumkan bahwa
mereka telah mengundurkan diri sebagai pengacara Setia Novanto. Menurut Yunadi, alasannya adalah
perselisihan pendapat dengan pengacara Setia Novanto yang lain, Maqdir Ismail. Walaupun sudah
mundur dari kasus e-KTP, ia mengaku masih tetap menangani kasus meme Setia Novanto.
2. Prof. Dr.-Ing. Ir. Rudi Rubiandini R.S., M.Eng. 
( lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 9 Februari 1962; umur 59 tahun)

Adalah akademisi dan pengamat perminyakan Indonesia. Ia mendapatkan gelar S1 Teknik


Perminyakan di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1985 dan lulus tingkat doktoral dengan gelar Dr.-
Ing. dari Technische Universität Clausthal, Jerman, 1991. Dia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral pada Kabinet Indonesia Bersatu II.

PENDIDIKAN
 Sarjana Teknik Perminyakan, ITB, 1985 (Ir.)
 Diplome-Ingenieur, TU Clausthal, 1988 Templat:Fast track to Doctor Ingenieur
 Dr.-Ing., TU Clausthal, 1991

KARIER

 Sekretaris Jurusan Teknik Perminyakan ITB (1995–1998)


 General Manager Sasana Olahraga Ganesha ITB (2001–2005)
 Direktur Penerbit ITB (2005–2006)
 Direktur Utama PT LAPI-ITB (2006–2007)
 Direktur Operasi & Keuangan PT LAPI ITB (2007–2010)
 Penasihat Ahli Kepala BPMIGAS (2009–2010)
 Wakil Ketua TP3M, Kementrian ESDM (2010)
 Corporate Secretary BPMIGAS (2010–2011)
 Deputi Pengendalian Operasi BPMIGAS (2011–2012)
 Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (2012–2013)
 Kepala SKK Migas (2013)

Anda mungkin juga menyukai