Anda di halaman 1dari 54

RINGKASAN HASIL KKN/PKK

Kuliah Kerja Nyata/Praktek Kerja Komunitas (KKN/PKK) merupakan salah

satu pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Mahasiswa dituntut berperan aktif

dalam mengimplementasikan ilmunya dalam memulihkan, membangun dan

memajukan potensi daerah yang ada, serta senantiasa berusaha belajar dari pengalaman

dalam menghadapi permasalahan dan memperoleh pemecahannya, khususnya di dalam

KKN/PKK.

Dengan diadakannya KKN/PKK diharapkan mahasiswa semakin matang dengan

disiplin ilmunya, sehingga dapat menjembatani masyarakat dalam proses penerapan

dan pembangunan IPTEK guna menuju kehidupan yang lebih baik. Dalam upaya

menjawab tuntutan masyarakat dan pemerintah untuk memberdayakan masyarakat

serta memberikan pendidikan yang lebih spesifik, maka Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat (LPM) melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui Kuliah

Kerja Nyata (KKN).

Beberapa metode yang bisa diterapkan dalam kegiatan KKN/PKK ini antara lain

melalui: kegiatan observasi, wawancara, dokumentasi, penyuluhan, pelatihan dan

praktik. Agar dalam pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan lancer, mahasiswa

peserta KKN/PKK terlebih dahulu diberi pembekalan tentang program yang akan

dilaksanakan di Desa Tondowatu Kecamatan Morosi ini antara lain : Sosialisasi

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya Cara Mencuci Tangan yang Baik

dan Benar, penyuluhan mengenai Bahaya Penyakit Hipertensi, penyuluhan mengenai

Posko XIV Desa Tondowatu i


Penggunaan Obat Antibiotik yang Benar, Regabilitasi Perpipaan, Pemeriksaan

Kesehatan: Pengukuran Tekanan Darah, Pembuatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

percontohan, Pembuatan Serbuk Herbal Instan dari Tanaman Rimpang, serta kegiatan

tambahan seperti Vaksinasi COVID-19, Poosyandu dan Pengecetan Batas-Batas

Dusun. Program-program tersebut dapat terlaksana dengan baik dan diterima oleh

masyarakat.

Posko XIV Desa Tondowatu ii


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang dicurahkan kepada kita

sekaligus, sehingga kita dapat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata/Praktek Kerja

Komunitas (KKN/PKK) ini yang dilaksanakan di Desa Tondowatu Kecamatan Morosi

Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara selama kurang lebih 1 bulan yang

tepatnya pada tanggal 1 Maret – 29 Maret 2022 yang dapat kami laksanakan dengan

baik dan akhirnya kegiatan dan laporan KKN/PKK dapat diselesaikan tepat pada

waktunya.

Shalawat dan taslim kami kirimkan kepada junjungan Baginda Rasulullah Nabi

Besar Muhammad SAW sebagai suri teladan bagi sekalian umat manusia dalam segala

bentuk aspek kehidupan.

Upaya maksimal dalam menulis tentu banyak menguras tenaga pikiran dan waktu

serta segenap potensi telah diupayakan dengan harapan kesempurnaan dari penulis ini.

Namun dengan demikian kami masih punya keterbatasan-keterbatasan, untuk itu dalam

penyajian masih dibutuhkan sumbangsih pikiran berupa saran dan kritik yang sifatnya

konstruktif.

Secara khusus laporan KKN/PKK ini didedikasikan sebagai wujud terima kasih

yang tak terhingga kepada Ayahanda dan Ibunda kami semua yang dengan tulus

Posko XIV Desa Tondowatu iii


memberikan kasih saying, pengorbanan, doa, nasehat, serta dorongan kepada kami

dalam menempuh pendidikan hingga saat ini.

Dengan terselesainya penulisan laporan ini tidak lepas dari banyaknya bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala hormat kami ingin

mengucapkan terima kasih banyak yang tak terhingga kepada Bapak dan Ibu Dosen

Pembimbing Lapangan kami yang senantiasa meluangkan waktu dan pikiran disela-

sela kesibukannya untuk membimbng dan mengarahkan kami sehingga Kegiatan dan

Laporan KKN/PKK ini dapat terselesaikan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus juga kami sampaikan kepada:

1. Ibu camat Kec. Morosi beserta jajarannya yang telah mengizinkan kami melakukan

Kuliah Kerja Nyata/Praktek Kerja Komunitas (KKN/PKK) di Kec. Morosi

2. Kepala Puskesmas Morosi dan seluruh staf yang telah mengizinkan kami melakukan

pendataan disekitar wilayah Puskesmas Morosi

3. Bapak Kepala desa Tondowatu yang telah memberi izin selama kami melakukan

KKN/PKK di Desa Tondowatu.

4. Bapak Ketua Yayasan Universitas Mandala Waluya sebagai penyelenggara

pendidikan Universitas Mandala Waluya.

5. Ibu Rektor Universitas Mandala Waluya.

6. Bapak Wakil Ketua I, Wakil Ketua II, dan Wakil Ketua III Universitas Mandala

Waluya.

7. Ketua panitia Kuliah Kerja Nyata/Praktek Kerja Komunitas (KKN/PKK)

Posko XIV Desa Tondowatu iv


8. Kepala-kepala Dusun dan segenap masyarakat Desa Tondowatu yang telah bersedia

menerima kami dengan baik, dan atas perkenaan dan bantuaanya selama kami

bertempat tinggal di kediaman kepala desa.

9. Seluruh rekan-rekan Kuliah Kerja Nyata/Praktek Kerja Komunitas (KKN/PKK)

khususnya Kelompok 16 yang telah banyak membantu sehingga laporan ini dapat

terselesaikan.

Tak lupa kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak bila

selama kegiatan KKN/PKK dari awal hingga akhir terdapat kesalahan-kesalahan yang

tidak berkenan dihati baik yang disengaja maupun yang tidak kami sengaja.

Akhir kata, semoga bantuan yang diberikan mendapat balasan dari Allah SWT

dan semoga Laporan KKN/PKK ini dapat menjadi bacaan yang memberikan manfaat

dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi kita semua, Aamiin.

Wabillahi Taufiq Wal Hidayah Wassalaamu Alaikum Wr. Wb.

Posko XIV Desa Tondowatu v


DAFTAR ISI

RINGKASAN HASIL KKN/PKK .............................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................ 8
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI................................................................. 10
2.1 Keadaan Geografis .......................................................................................... 10
2.2`Keadaan Demografis....................................................................................... 10
2.3 Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi........................................................... 14
2.4 Status Kesehatan ............................................................................................. 18
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN................................................................. 19
3.1 Persiapan Observasi ........................................................................................ 19
3.2 Observasi Lapangan........................................................................................ 20
3.3 Permasalahan Kesehatan Yang Ditemukan ................................................. 22
3.4 Program Kerja dan Target Kerja .................................................................. 24
3.5 Pelaksanaan Program Kerja .......................................................................... 27
3.5.1 Pendataan dan Pemetaan ......................................................................... 28
3.5.2 Intervensi Non Fisik.................................................................................. 32
3.5.3 Intervensi Fisik .......................................................................................... 35
3.6 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat ............................................... 40
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 42
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 42
4.2 Saran ................................................................................................................. 43

Posko XIV Desa Tondowatu vi


DAFTAR TABEL

Table 1 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa

Tondowatu Kec. Morosi ........................................................................................... 11

Table 2 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga di

Desa Tondowatu Kec. Morosi .................................................................................. 12

Table 3 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Suku di Desa Tondowatu Kec.

Morosi Kab. Konawe 2022 ....................................................................................... 13

Table 4 Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Agama di Desa

Tondowatu Kec. Morosi ........................................................................................... 14

Table 5 Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Desa Tondowatu Kec. Morosi Kab. Konawe 2022 ................................................. 15

Table 6 Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Pekerjaan di Desa

Tondowatu Kec. Morosi Kab. Konawe 2022 ......................................................... 16

Table 7 Distribusi Data 10 Penyakit Terbesar Di Wilayah Kerja Puskesmas

Morosi Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe Tahun 2022 ............................. 18

Table 8 Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dengan Metode CARL di Desa

Tondowatu Kec. Morosi Kab. Konawe 2022 .......................................................... 24

Table 9 Matriks Program Kerja Kelompok KKN/PKK Posko XVI Desa

Tondowatu Tahun 2022 ............................................................................................ 25

Table 10 Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan TPST yang Digunakan di

Desa Tondowatu Kec. Morosi Kab. Konawe Tahun 2022 ................................... 28

Posko XIV Desa Tondowatu vii


Table 11 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Penyakit di Desa Tondowatu

Kec. Morosi Kab. Konawe Tahun 2022 .................................................................. 28

Table 12 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Perilaku Merokok di

Tondowatu Kec. Morosi Kab. Konawe Tahun 2022 .............................................. 29

Table 13 Distribusi Responden Berdasarkan Status Bayi yang Imunisasi di Desa

Tondowatu Kec. Morosi Kab. Konawe Tahun 2022 .............................................. 30

Table 14 Distribusi Respoden Berdasarkan Program KB di Desa Tondowatu

Kec. Morosi Kab. Konawe Tahun 2022 .................................................................. 30

Table 15 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Kepemilikan TOGA di Desa

Tondowatu Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe Tahun 2022 ....................... 31

Table 16 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Tempat Berobat di Desa

Tondowatu Kec. Morosi Kab. Konawe Tahun 2022 .............................................. 31

Table 17 Kategori Tekanan Darah........................................................................... 40

Posko XIV Desa Tondowatu viii


DAFTAR LAMPIRAN

1. Struktur Organisasi Posko

2. Pemetaan Masalah Kesehatan

3. Daftar hadir kelompok

4. Surat-Surat

5. Master Tabel hasil pendataan

6. Tabel Program Kerja

7. Tabel hasil Program Kerja

Dokumentasi Kegiatan

8. Buku Tamu/Pengunjung selama di lokasi KKN

Posko XIV Desa Tondowatu ix


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan intrakulikuler yang

memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan metode pemberian

pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa dalam kegiatan pemberdayaan

masyarakat. Salah satu kegiatan yang menambah daya kritis dan pengalaman bagi

mahasiswa dalam bentuk nyata yaitu melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata.

Program Kuliah Kerja Nyata merupakan mata kuliah intrakulikuler yang wajib

ditempuh oleh mahasiswa pada tiap-tiap program studi jenjang S-1.

Kegiatan. KKN ini didasari pada Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 20 Ayat 2

dinyatakan bahwa: “Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan

pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat”. Begitu pula pada Pasal 24

Ayat 2 disebutkan: “Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri

lembaga sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah dan

pengabdian kepada masyarakat”.

KKN/PKK dilaksanakan dalam masyarakat di luar kampus dengan maksud

meringankan relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan dan kebutuhan

masyarakat akan ilmu pengetahuan, teknologi serta seni untuk melaksanakan

pembangunan yang semakin meningkat serta meningkatkan persepsi mahasiswa

Posko XIV Desa Tondowatu 1


tentang relevansi antara materi kurikulum kampus dengan realita dalam

pembangunan masyarakat.

Dalam pembukaan UUD 1945, tercantum tujuan nasional Bangsa

Indonesia yakni melindungi seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi

dan keadilan social. Sebagai warga Negara, mempunyai hak dan kewajiban yang

sama untuk berusaha berpartisipasi dalam pembangunan guna terwujudnya

kehidupan yang makmur dan sejahtera.

Sehat adalah karunia Allah yang Maha Kuasa yang perlu disyukuri, sebab

sehat merupakan hak asasi manusia yang perlu dihargai, dijaga, dipelihara, dan

ditingkatkan oleh setiap warga Negara. Kondisi sehat dapat dicapai bila mengubah

perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku yang sehat dan menciptakan

lingkungan yang sehat disekitar kita.

Keadaan masyarakat Indonesia di masa depan atau visi yang ingin dicapai

melalui pembangunan kesehatan yang dirumuskan sebagai: “Indonesia Sehat

2025”. Dalam Indonesia Sehat 2025, lingkungan strategis pembangunan kesehatan

yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat

jasmani, rohani maupun sosial, yaitu lingkungan yang bebas dari kerawanan sosial

budaya dan polusi, tersedianya air minum dan sarana sanitasi lingkungan yang

memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang

Posko XIV Desa Tondowatu 2


berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang memiliki

solidaritas sosial dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

Perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia Sehat 2025 adalah

perilaku yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;

mencegah risiko terjadinya penyakit; melindungi diri dari ancaman penyakit dan

masalah kesehatan lainnya; sadar hukum; serta berpartisipasi aktif dalam gerakan

kesehatan masyarakat, termasuk menyelenggarakan masyarakat sehat dan aman

(safe community).

Dalam Indonesia Sehat 2025 diharapkan masyarakat memiliki kemampuan

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga memperoleh jaminan

kesehatan, yaitu masyarakat mendapatkan perlindungan dalam memenuhi

kebutuhan dasar kesehatannya. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksud

adalah pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan dalam keadaan darurat

dan bencana, pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat serta

diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika profesi.

Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup sehat,

serta meningkatnya kemampuan masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kesehatan yang bermutu, maka akan dapat dicapai derajat kesehatan individu,

keluarga dan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pada era globalisasi,

peningkatan kesehatan masyarakat merupakan tuntutan pembangunan yang tidak

dielakkan lagi. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu indikator

kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, seluruh bangsa Indonesia

Posko XIV Desa Tondowatu 3


bertanggungjawab terhadap peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

Indonesia sebagai modal dasar Pembangunan Nasional.

Dalam mewujudkan Indonesia sehat 2025, Departemen Kesehatan

menetapkan empat misi pembangunan kesehatan, yaitu : menggerakkan

pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian

masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan

kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau serta meningkatkan dan

mendayagunakan sumber daya kesehatan. Diharapkan misi tersebut dapat

dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka pembangunan kesehatan

menggunakan strategi: desentralisasi, paradigma sehat, profesionalisme dan

menjamin pemeliharaan kesehatan.

Upaya-upaya tersebut diharapkan lebih meningkatkan kesehatan bangsa

yang bersifat proaktif dalam jangka panjang maupun mendorong masyarakat untuk

bersifat mandiri dalam menjaga kesehatan sendiri melalui kesadaran yang lebih

tinggi akan pentingnya yang bersifat promotif dan preventif. Oleh karena itu,

perencanaan pembangunan kesehatan perlu adanya informasi mengenai masalah

kesehatan utama yang ada di masyarakat. Untuk itu, perlu diketahui bagaimana

pemahaman mereka terhadap masalah-masalah yang ada agar tujuan yang hendak

dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

Upaya yang dilakukan untuk merealisasikan hal ini ditempuh melalui

pembinaan profesional dalam bidang promotif dan preventif yang mengarah pada

pemahaman permasalahan-permasalahan kesehatan masyarakat, untuk selanjutnya

Posko XIV Desa Tondowatu 4


dapat dilakukan pengembangan program/intervensi menuju perubahan pola pikir

dan perilaku masyarakat yang diinginkan.

Untuk terwujudnya paradigma sehat sebagai paradigma pembangunan

kesehatan yang baru, perkembangannya juga diperlukan tenaga kesehatan yang

profesional yang dapat menghadapi berbagai tantangan globalisasi dan tuntutan

masyarakat. Salah satu upaya untuk mecapai hal tersebut adalah dengan

diadakannya kegiatan Kuliah Kerja Nyata/Praktek Kerja Komunitas (KKN/PKK)

angkatan II Universitas Mandala Waluya.

KKN/PKK Universitas Mandala Waluya merupakan suatu proses belajar

dalam bentuk kegiatan profesional terhadap program pembangunan yang

berwawasan kesehatan sesuai dengan paradigma sehat di puskesmas dengan cara

berpartisipasi dalam menggerakkan seluruh komponen secara proporsional dalam

suatu kerja nyata dalam masyarakat dari mahasiswa. Selain itu dengan kegiatan

KKN/PKK, maka mahasiswa diajarkan untuk dapat bersosialisasi dengan

masyarakat dan bersinggungan langsung dengan masyarakat.

KKN/PKK dapat melahirkan mahasiswa-mahasiswa yang berkompetensi,

yang dapat diandalkan dalam berbagai masalah-masalah, khususnya masalah

kesehatan. Kuliah Kerja Nyata/Praktek Kerja Komunitas (KKN/PKK) adalah

suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada

mahasiswa untuk hidup di tengah masyarakat di luar kampus dan secara langsung

mengidentifikasi serta menangani masalah-masalah pembangunan yang dihadapi.

Posko XIV Desa Tondowatu 5


KKN/PKK dilaksanakan dalam masyarakat di luar kampus dengan maksud

meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan dan kebutuhan

masyarakat akan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni untuk melaksanakan

pembangunan yang semakin meningkat serta meningkatkan persepsi mahasiswa

tentang relevansi anatara materi kurikulum kampus dengan realita pembangunan

dalam melaksanakan program pembangunan berwawasan kesehatan yang sesuai

dengan paradaigma sehat di puskesmas atau institusi kesehatan lainnya dengan

cara partisipasi aktif dalam menggerakan seluruh komponen partnership secara

proporsional, dalam suatu tindakan nyata sebagai bentuk pengabdian mahasiswa

kepada masyarakat.

Bidang garapan dalam Kuliah Kerja Nyata-Praktek Kerja Komunitas

(KKN/PKK) mencakup semua aspek yang terkait dengan profesi kesehatan yaitu

1. Aspek keterampilan teknis, misalnya monitoring dan evaluasi program yang

atau sedang berjalan dan analisa data..

2. Aspek penelitian dan pengembangan sesuai dengan kebutuhan instansi lokasi

Kuliah Kerja Nyata/Praktek Kerja Komunitas (KKN/PKK).

3. Aspek perencanaan, manajemen dan organisasi masalah kesehatan di lokasi

Kuliah Kerja Nyata/Praktek Kerja Komunitas (KKN/PKK)

Dengan demikian, maka inti dari pelaksanaan KKN/PKK ini adalah

pemberdayaan masyarakat guna menggugah partisipasi serta kemandirian

masyarakat dengan mempertimbangkan segala keterbatasan sumber daya berupa

Posko XIV Desa Tondowatu 6


waktu, tenaga dan pikiran yang dimiliki. Mahasiswa berperan sebagai motivator

serta penggerak masyarakat guna menuju perubahan ke arah yang lebih baik,

dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

Dinamika pembangunan kesehatan membutuhkan dukungan dan tekad

yang sungguh-sungguh dari segenap komponen bangsa untuk bersama-sama

menyatukan visi dan langkah dalam mencapainya, termasuk lembaga-lembaga

pendidikan. Universitas Mandala Waluya sebagai bagian dari institusi pendidikan

melalui empat profesi kesehatan yaitu Prodi S1 Keperawatan, Prodi S1 Kesehatan

Masyarakat, Prodi S1 Farmasi dan D3 Sanitasi melakukan kegiatan KKN/PKK

sebagai partisipasi kongkrit dalam pembangunan kesehatan.

Secara garis besar kegiatan KKN/PKK Kelompok 16 Desa Tondowatu

Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe di mulai dengan penerimaan di kecamatan

setelah itu menuju ke rumah posko yang telah di tentukan oleh tim survey

KKN/PKK dengan kegiatan pertama yaitu melakukan MMD I dalam hal ini

musyawarah masyarakat kelurahan dalam rangka perkenalan mahasiswa-

mahasiswi kelompok 10 KKN/PKK kepada masyarakat Desa Tondowatu,

kemudian melakukan pendataan/survey kesehatan. Data hasil survey di tabulasi

dan di sampaikan kepada masyarakat dalam MMD II dalam bentuk program kerja

(intervensi fisik dan non fisik). Setelah itu akan dilanjutkan dengan evaluasi

intervensi fisik dan non fisik yang telah diimplementasikan yang nantinya hasil

dari evaluasi tersebut akan disampaikan pada MMD III juga seminar kecamatan.

Posko XIV Desa Tondowatu 7


1.2 Tujuan

Beberapa tujuan dari diadakannya kegiatan KKN/PKK dapat dikemukakan

sebagai berikut :

a. Tujuan Umum

Kuliah Kerja Nyata/Praktek Kerja Komunitas (KKN/PKK) ini bertujuan

untuk memberikan pengalaman belajar tentang pembangunan masyarakat dan

pengalaman kerja profesi pembangunan. Serta melatih kemandirian mahasiswa

dan menambah wawasan mahasiswa. Selain itu KKN/P bertujuan untuk

memacu pembangunan masyarakat dengan menumbuhkan motivasi kekuatan

sendiri dan mendekatkan perguruan tinggi kepada masyarakat.

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang akan dicapai mahasiswa dalam KKN/PKK

ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data kesehatan dan aspek yang

berkaitan melalui survey dan pengukuran.

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah kesehatan berdasarkan hasil

survey.

3. Mahasiswa mampu mengembangkan jejaring kerjasama dalam upaya

pemecahan masalah untuk memenuhi kebutuhan dalam dinamika kehidupan

aktual di masyarakat.

4. Mahasiswa mampu menyusun rencana kerja bersama masyarakat dengan

mengoptimalkan sumber daya alam lokal yang tersedia.

Posko XIV Desa Tondowatu 8


5. Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan perbaikan dan pembangunan

sarana kesehatan bersama masyarakat.

Posko XIV Desa Tondowatu 9


BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI

2.1 Keadaan Geografis

Desa Tondowatu merupakan salah satu desa di wilayah kecamatan Morosi

Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara yang mempunyai luas wilayah

kurang lebih sekitar 4.250 Km2 dengan batas-batas wilayah :

– Batas sebelah utara berbatsan dengan Kabupaten Konawe Utara

– Batas sebelah selatan berbatasan dengan desa Paku Jaya

– Batas sebelah timur berbatasan dengan Desa Porara

– Batas sebelah barat berbatasan dengan Amonggedo

Desa Tondowatu terbagi menjadi 3 Dusun, yaitu Dusun I 45 KK, Dusun II 28 KK,

dan Dusun III 43 KK.

2.2`Keadaan Demografis

2.2.1 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di Desa Tondowatu Kecamatan Morosi Kabupaten

Konawe berdasarkan data sekunder yang diperoleh sebanyak 116 KK.

Sedangkan berdasarkan data primer hasil survey yang sudah dilakukan

Kelompok XVI KKN/PKK Universitas Mandala Waluya diperoleh

sebanyak 55 KK dengan jumlah penduduk 115 jiwa dengan rincian sebagai

berikut :

Posko XIV Desa Tondowatu 10


Table 1 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di
Desa Tondowatu Kec. Morosi
Kab. Konawe 2022

No Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)


1 Laki-laki 111 52 %
2 Perempuan 104 48 %
Jumlah 115 100 %
Sumber : Data Primer 2022

Grafik 1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
di Desa Tondowatu Kec. Morosi
Kab. Konawe 2022

Perempuan
48% Laki-Laki
52%

Berdasarkan tabel dan grafik 1 diatas, diketahui bahwa jumlah jenis kelamin

di Desa Tondowatu untuk laki-laki yaitu berjumlah 111 jiwa (52%) dan

perempuan berjumlah 104 jiwa (48 %).

Posko XIV Desa Tondowatu 11


Table 2 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala
Keluarga di Desa Tondowatu Kec. Morosi
Kab. Konawe 2022

NO Dusun Jumlah KK Presentase


1. Dusun I 17 30,9 %
2. Dusun II 14 25,5 %
3. Dusun III 24 43,6 %
Jumlah 55 100 %
Sumber : Data Primer 2022

Grafik 2
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga di
Desa Tondowatu Kec. Morosi
Kab. Konawe 2022

30

25

20

15
24
10
17
14
5

0
DUSUN I DUSUN II DUSUN III

Sumber : Data Primer 2022

Posko XIV Desa Tondowatu 12


Berdasarkan tabel 2 dan grafik 2.2 diatas, diketahui Dusun yang

memiliki jumlah kepala keluarga Dusun I yaitu berjumlah 17 KK (30,9 %),

Dusun II 14 KK (25,5 %), dan Dusun III 24 (43,6 %)

Table 3 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Suku di Desa


Tondowatu Kec. Morosi Kab. Konawe 2022

Total
NO Suku
N %
1 Tolaki 19 34,5 %
2 Bugis 30 54,5 %
3 Makasaar 5 9,1 %
4 Mandar 1 1,8 %
Jumlah 55 100
Sumber : Data Primer 2022

Grafik 3
Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Suku di Desa Tondowatu
Kec. Morosi Kab. Konawe 2022

35

30

25

20

15

10

0
Tolaki Bugis Makasaar Mandar

Sumber : Data Primer 2022

Posko XIV Desa Tondowatu 13


Berdasarkan tabel 3 dan grafik 2.3 di atas digambarkann bahwa Suku

Tolaki sebanyak (34,5%), Suku Bugis sebanyak (54,5%), Suku Makassar

Sebanyak (9,1%), dan Suku Mandar (1,8%).

2.3 Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi

2.3.1 Agama

Table 4 Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Agama di


Desa Tondowatu Kec. Morosi
Kab. Konawe 2022

No Agama Jumlah Persentase (%)


1 Islam 55 100 %
Jumlah 55 100%
Sumber : Data Primer 2022

Grafik 4
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Agama
di Desa Tondowatu Kec. Morosi
Kab. Konawe 2022

100%

Sumber : Data Primer 2022

Posko XIV Desa Tondowatu 14


Berdasarkan tabel dan grafik 4 diatas, diperoleh informasi bahwa

mayoritas masyarakat Desa Tondowatu menganut agama islam sebanyak 55

Kepala Keluarga (100 %).

2.3.2 Tingkat Pendidikan

Table 5 Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Tingkat


Pendidikan di Desa Tondowatu Kec. Morosi Kab. Konawe 2022

Tingkat Pendidikan Total


No
N %
1 SD 12 21,8 %
2 SMP 13 23,6 %
3 SMA 19 34,5 %
4 D3 / S1 4 7,3 %
6 Tidak Sekolah 7 12,7 %
Jumlah 55 100
Sumber : Data Primer 2022

Grafik 5
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Desa Tondowatu Kec. Morosi
Kab. Konawe 2022

Posko XIV Desa Tondowatu 15


20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
SD SMP SMA D3 / S1 Tidak Sekolah

Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel dan grafik 5 diatas, diketahui tingkat pendidikan

terakhir masyarakat Desa Tondowatu yang tertinggi yaitu SMA sebanyak 19

(34,5%) Kepala Keluarga, tamat SD sebanyak 12 (21,8 %) Kepala Keluarga,

tamat SMP sebanyak 13 (23,6%) Kepala Keluarga, Diploma dan Sarjana

sebanyak 4 (7,3%) Kepala Keluarga, dan yang tidak sekolah sebanyak 7

(12,7%) Kepala Keluarga.

2.3.3 Pekerjaan

Table 6 Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Pekerjaan di


Desa Tondowatu Kec. Morosi Kab. Konawe 2022

Total
No Jenis Pekerjaan
N %
1 IRT 4 7,3 %
2 Mantan TKW 1 1,8 %
3 Pegawai Tambang 19 34,5 %
4 Pensiunan 1 1,8 %
5 Petani 26 47,3 %

Posko XIV Desa Tondowatu 16


6 Supir 1 1,8 %
7 Tidak Bekerja 3 5,5 %
Total 55 100
Sumber : Data Primer 2022

Grafik 6
Distribusi Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Pekerjaan
di Desa Tondowatu Kec. Morosi
Kab. Konawe 2022

30

25

20

15

10

0
IRT Mantan Pegawai Pensiunan Petani Supir Tidak
TKW Tambang Bekerja

Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel dan grafik 6 diatas, sebagian besar kepala

keluarga di Desa Tondowatu bekerja sebagai petani dengan jumlah 23

Kepala Keluarga (47,3 %), pegawai tambang 19 Kepala Keluarga (34,5 %),

IRT sebanyak 4 Kepala Keluarga (7,1%), Tidak Bekerja sebanyak 3 Kepala

Keluarga (5,5 %), dan Mantan TKW dan Supir masing-masing sebanyak 1

Kepala Keluarga (1,8 %).

Posko XIV Desa Tondowatu 17


2.4 Status Kesehatan

Untuk memperoleh gambaran tentang derajat kesehatan masyarakat di

Wilayah kerja Puskesmas Morosi, dapat dilihat melalui data derajat kesehatan

masyarakat dibawah ini :

2.4.1 Data Kejadian Penyakit

Data kejadian penyakit diperoleh dari data yang berasal dari

masyarakat (community Base data) melalui pengamatan (surveilans) dan

data yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasilitas Base data)

melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil.

Table 7 Distribusi Data 10 Penyakit Terbesar Di Wilayah Kerja


Puskesmas Morosi Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe Tahun
2022

Posko XIV Desa Tondowatu 18


Sumber : Data Sekunder 2020

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Persiapan Observasi

Observasi (pengamatan) adalah pengamatan yang di lakukan langsung di

lokasi yang telah ditentukan dengan mengacu kepada tingkat atau derajat

kesehatan masyarakat di Desa Tondowatu. Adapun persiapan yang dilakukan

sebelum observasi yaitu :

Posko XIV Desa Tondowatu 19


a. Melakukan pertemuan (MMD ), MMD I di lakukan pada tanggal 4 Maret 2022

pukul 13.08 yang bertempat di Masjid Tondowatu, kegiatan ini dirangkaikan

dengan Isra Miraj. MMD I ini bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa

KKN/PKK kepada masyarakat seperti jumlah mahasiswa kelompok

KKN/PKK, waktu pelaksanaan KKN/PKK serta rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan selama KKN/PKK sekaligus meminta izin untuk melakukan

observasi atau survey data dasar kesehatan.

b. Menyiapkan alat observasi, obsevasi di lakukan dengan menggunakan teknik

wawancara dan pengamatan langsung kondisi kesehatan masyarakat

menggunakan kuisioner. Adapun kuisioner yang di siapkan telah memuat

empat bidang keilmuan yang terhimpun dalam satu kelompok KKN/PKKyaitu

diantaranya Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Keperawatan dan Sanitasi yang

memuat di antaranya, Kondisi sanitasi rumah, dan Aktivitas Perorangan,

Kesakitan dan Kematian, Tempat Pengobatan, Imunisasi Gizi Bayi, Keluarga

Berencana, serta Tanaman Obat.

3.2 Observasi Lapangan

Setelah tahap persiapan telah di rampungkan maka tahap selanjutnya yakni

pelaksanaan observasi yang dimana observasi ini dilakukan dengan metode

wawancara dan observasi langsung kondisi sanitasi rumah, kondisi dan aktivitas

perorangan, data kesakitan dan kematian, , tempat pengobatan, imunisasi dan gizi

Posko XIV Desa Tondowatu 20


bayi, keluarga berencana serta observasi tanaman obat keluarga. Pelaksanaan

observasi ini diperlukan untuk melihat permasalahan kesehatan yang terjadi di

Desa Tondowatu yang nantinya akan dijadikan dasar acuan program kerja yang

berwujud intervensi fisik dan non fisik. Adapun yang menjadi bahan pertimbangan

dalam penyusunan program ini antara lain :

1. Kebutuhan dan manfaat bagi masyarakat.

2. Berdasarkan kemampuan mahasiswa

3. Dukungan dan swadaya masyarakat

4. Waktu yang tersedia

5. Sarana dan prasarana yang tersedia

Adapun langkah-langkah penyusunan program intervensi fisik dan non fisik

adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data atau observasi lokasi sasaran

2. Penentuan prioritas masalah

3. Menyusun materi kegiatan

4. Menentukan sifat dan jenis kegiatan

5. Menetapkan alokasi waktu

Dari hasil pengolahan data kemudian dituangkan dalam bentuk program

kerja/matriks. Pemilihan program kerja didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai

berikut: dapat dilaksakan, dapat diterima, berkelanjutan, dan partisipatif. Setelah

keempat kriteria tersebut terpenuhi maka rancangan program kemudian

dikonsultasikan dan dipadukan dengan masyarakat.

Posko XIV Desa Tondowatu 21


a. Melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber yaitu :

1. Pengumpulan Data Primer

Melakukan pendataan di setiap rumah yang berada di wilayah Desa

Tondowatu, oleh mahasiswa peserta KKN/PKK Universitas Mandala

Waluya tahun 2022.

2. Pengumpulan Data Sekunder

a) Data yang di peroleh dari kediaman Sekertaris Desa seperti : Data

geografis, demografis serta keadaan sosial, budaya dan ekonomi.

b) Data dari Puskesmas Morosi yakni yakni angka kematian dan angka

kesakitan, data 10 besar penyakit dan data jumlah tenaga kesehatan

Puskesmas Morosi.

3.3 Permasalahan Kesehatan Yang Ditemukan

Setelah mengidentifikasi dan merumuskan masalah kesehatan yang

terdapat di Desa Tondowatu Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe, selanjutnya

dilakukan pembahasan bersama dangan pemerintah Desa dan tokoh masyarakat

yang dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2022. Berdasarkan beberapa

pertimbangan antara lain ketersediaan sumber daya dalam hal ini : biaya dan

materi, tenaga dan kemampuan, serta keterbatasan waktu dalam pelaksanaan

KKN/PKK, maka perlu menetapkan masalah-masalah yang menjadi prioritas.

Posko XIV Desa Tondowatu 22


Untuk menentukan prioritas masalah di gunakan metode CARL. Penentuan

prioritas masalah merupakan proses yang dilakukan oleh sekelompok orang

dengan menggunakana metode tertentu untuk menentukan urutan masalah dari

yang paling penting sampai yang kurang penting. Penentuan prioritas ini adalah

langkah yang sangat penting dalam menentukan proses perencanaan kegiatan

karena keterbatasannya sumber daya, misalnya biaya, waktu dan tenaga.

Kegiatan ini umumnya dilakukan berdasarkan pada pemikiran yang

rasional dan perhitungan kuantitatif tetapi juga merupakan bagian yang paling

intuitif dalam proses perencanaan dimana sangat dibutuhkan kebijaksanaan

(wisdom) dan pemilihan yang tepat (judgment) terhadap situasi yang dihadapi.

Untuk memudahkan penentuan proritas masalah di Desa Tondowatu

dilakukan dengan tekhnik metode CARL, dimana dilakukan bersama dengan

pemerintah setempat serta aparatnya. Metode CARL dilakukan dengan

menetapkan skor atau kriteria tertentu yang meliputi Capability (kemampuan),

Accesbility (kemudahan), Readines (kesiapan), dan Laverge (daya ungkit).

Berdasarkan masalah yang di temukan maka di tentukan skor atau kriteria sebagai

berikut :

Nilai 1 : Tidak menjadi masalah

Nilai 2 : Cukup menjadi masalah

Nilai 3 : Sangat menjadi masalah

Nilai 4 : Mutlak menjadi masalah

Posko XIV Desa Tondowatu 23


Metode ini melihat bagaimana kemampuan (capability) masyarakat untuk

melakukan suatu kegiatan, apakah kegiatan tersebut dirasakan mudah untuk

dilakukan oleh masyarakat atau tidak (accesability), apakah masyarakat siap untuk

melakukan kegitan tersebut (readines), serta bagaimana daya ungkit dari kegiatan

tersebut (laverage).

Setelah nilai skor di tentukan maka di lakukan pemberian scoring pada

masing-masing masalah yang ada. Adapun hasil pemberian scoring tersebut dapat

di lihat dalam tabel berikut:

Table 8 Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dengan Metode


CARL di Desa Tondowatu Kec. Morosi Kab. Konawe 2022

Skor Hasil Rankin


No Masalah
C A R L C×A×R×L g
Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk
1 memeriksakan tekanan 2 2 2 2 16 VI
darah
Kurangnya tanaman
2
obat keluarga 3 4 4 4 192 II
Kurangnya kepemilikan
3 TPST 4 4 4 4 256 I
Kurangnya kegiatan
4 penyuluhan kepada
3 3 4 3 108 III
masyarakat
Sumber : Data Primer 2022

3.4 Program Kerja dan Target Kerja

Posko XIV Desa Tondowatu 24


Table 9 Matriks Program Kerja Kelompok KKN/PKK Posko XVI Desa
Tondowatu Tahun 2022

Jenis Penanggung Sumber


No Tempat Pelaksana Sasaran
Kegiatan jawab Dana
Kegiatan Intervensi Non Fisik
Agria
Desiana
Balai Universitas
Penyuluhan Daru, Asri
1 Kelurahan Mahasiswa Masyarakat Mandala
Hipertensi Nedila, Herti
Tondowatu Waluya
Hilda Ruth
Sanabuky
Nur Iim
Penyuluhan Harfiah Universitas
2 Penggunaan Mudmainnah, Dusun I Mahasiswa Masyarakat Mandala
Antibiotik Ristanti Putri Waluya
Indrayani
Yulnaningsi
Maria Anak Universitas
Penyuluhan SDN
3 Rahayu, Mahasiswa sekolah Mandala
PHBS Tondowatu
Amelia Putri Tingkat SD Waluya
Nurhaliba
Kegiatan Intervensi Fisik
Uung
Umertum
Tekaka,
*Pembuatan Halim,
Saluran Mustika,
Mahasiswa Universitas
Pembuangan Dian
1 Dusun III & Masyarakat Mandala
Air Khutbah
Warga Waluya
Limbah Adidaya
Percontohan Salman, Al
Fadil
Herdiansyah
Putra
Pembuatan
Seluruh Kediaman
Kebun Mahasiswa Universitas
Mahasiswa Warga
2 Tanaman & Masyarakat Mandala
KKN Posko Dusun I,
Obat Warga Waluya
16 II, dan III
Keluarga

Posko XIV Desa Tondowatu 25


(TOGA)
Percontohan

Nur Atica
Muin, Sirma,
Asnur
Pembuatan Universitas
Alimasi,
3 Sebuk Instan Dusun I Mahasiswa Masyarakat Mandala
Dian
Herbal Waluya
Khutbah
Adidaya
Salman
Agria
Desiana
Daru, Asri
Pemeriksaan Nedila, Herti Universitas
4 Tekanan Hilda Ruth Dusun I Mahasiswa Masyarakat Mandala
Darah Sanabuky, Waluya
Nur Iim
Harfiah
Mudmainnah
Asri Nedila,
Pembagian Universitas
Herti Hilda
5 Leafleat Balai Desa Mahasiswa Masyarakat Mandala
Ruth
Hipertensi Waluya
Sanabuky
Uung
Pembagian
Umertum Balai Universitas
Leaflet
6 Tekaka, Kelurahan Mahasiswa Masyarakat Mandala
Penggunaan
Sirma, Asnur Lalowaru Waluya
Antibiotik
Alimasi
Halim, Dian
Khutbah
Pembuatan
Adidaya Batas Universitas
Papan
7 Salman, Al Dusun II Mahasiswa Masyarakat Mandala
Petunjuk
Fadil dan IV Waluya
Rumah
Herdiasyah
Putra
Herti Hilda
Mahasiswa
Ruth
Vaksinasi SDN & Puskesmas
8 Sanabuky, Masyarakat
Covid-19 Tondowatu Puskesmas Morosi
Agria
Morosi
Desiana Daru

Posko XIV Desa Tondowatu 26


Yulnaningsi
Universitas
Penempelan Maria Fasilitas
9 Mahasiswa Masyarakat Mandala
Stiker 5M Rahayu, Desa
Waluya
Mustika
Herti Hilda
Ruth
Sanabuky,
Amelia Putri
Nurhaliba,
Agria
Mahasiswa
Desiana
& Petugas Puskesmas
10 Posyandu Daru, Nur Balai Desa Masyarakat
Puskesmas Morosi
Iim Harfiah
Morosi
Mudmainnah,
Al Fadil
Herdiansyah
Putra,
Ristanti Putri
Indrayani

*Program Kerja ”Pembuatan TPST Percontohan” diganti menjadi “Rehbilitasi

Perpipaan dan Perbaikan Air Bersih”. Hasil tabulasi data menunjukkan bahwa

TPST menjadi prioritas utama untuk Kondisi Sanitasi Rumah, Namun setelah

melakukan MMD II dan atas Kesepakatan Bersama Antara Mahasiswa KKN

Universitas Mandala Waluya Posko 16 dan Masyarakat Desa Tondowatu

Program Kerja Pembuatan TPST Percontohan diganti Menjadi Rehabilitasi

Perpipaan dan Perbaikan Sarana Air Bersih. Program Kerja ini juga merupakan

program kerja desa Tondowatu.

3.5 Pelaksanaan Program Kerja

Posko XIV Desa Tondowatu 27


3.5.1 Pendataan dan Pemetaan

a. Sanitasi Kesehatan Lingkungan

1) Sarana Pembuangan Sampah (TPST)

Table 10 Distribusi KK Berdasarkan Kepemilikan TPST yang


Digunakan di Desa Tondowatu Kec. Morosi Kab. Konawe Tahun
2022

Total
No. Sarana Air Bersih
N %
1 Ada 7 12,7 %
2 Tidak ada 48 87,3 %
Jumlah 55 100%
Sumber : Data Primer, 2022

Tabel 10 diatas menunjukkan bahwa dari 208 KK

kepemilikan TPST yang telah di observasi, diketahui bahwa TPST

yang dimiliki masyarakat Desa Tondowatu, yaitu sebesar 7 KK

(12,7%). Sedangkan yang tidak memiliki TPST sebesar 48 KK

(87,3%).

b. Jenis Penyakit

Table 11 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Penyakit di Desa


Tondowatu Kec. Morosi Kab. Konawe Tahun 2022

No Jenis Penyakit Jumlah Persentase (%)


1 Hipertensi 2 40 %
2 Diabetes 1 20 %
3 Komplikasi 2 40 %
Total 5 100

Posko XIV Desa Tondowatu 28


Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 11 di atas dapat di lihat bahwa jumlah

penyakit yang di derita masyarakat Desa Tondowatu yaitu penyakit

Hipertensi sebanyak 2 jiwa dengan persentase sebesar 40 %, penyakit

Komplikasi 2 jiwa (40 %), dan Diabetes 1 jiwa (20 %).

c. Aktifitas Perorangan

1) Perilaku Merokok

Table 12 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Perilaku


Merokok di Tondowatu Kec. Morosi Kab. Konawe Tahun 2022

No Perilaku Merokok Jumlah Persentase(%)


1 Ya 22 40 %
2 Tidak 33 60 %
Total 55 100
Sumber : Data Primer, 2022
Dari tabel 12 diatas menunjukkan bahwa jumlah kepala

keluarga di Desa Tondowatu yang terdapat anggota keluarga yang

merokok sebanyak 22 KK (40 %). Sedangkan jumlah kepala keluarga

yang tidak terdapat anggota keluarga yang merokok sebanyak 33 KK

(60 %).

Posko XIV Desa Tondowatu 29


d. Imunisasi

Table 13 Distribusi Responden Berdasarkan Status Bayi yang


Imunisasi di Desa Tondowatu Kec. Morosi Kab. Konawe Tahun
2022

No Status Imunisasi Jumlah Persentase(%)


1 Lengkap 25 83,3 %
2 Belum Lengkap 5 16,7 %
Total 30 100
Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 13 diatas dapat di lihat bahwa dari 30 bayi

yang terdapat di Desa Tondowatu, di peroleh informasi jumlah bayi

yang diimunisasi lengkap sebanyak 25 bayi (83,3%). Sedangkan bayi

yang tidak diimunisasi lengkap sebanyak 5 bayi (16,7%).

e. Keluarga Berencana

Table 14 Distribusi Respoden Berdasarkan Program KB di Desa


Tondowatu Kec. Morosi Kab. Konawe Tahun 2022

No Keluarga Berencana Jumlah Persentase(%)

1 Program KB 23 41,8 %
2 Tidak Program KB 32 58,2 %
Total 55 100
Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 14 diatas dapat di lihat bahwa dari 55 wanita

di Desa Tondowatu, diperoleh informasi bahwa 23 wanita (41,8 %)

melakukan program KB dan yang tidak melakukan program KB

sebanyak 32 wanita dengan persentase (58,2 %).

Posko XIV Desa Tondowatu 30


f. Kepemilikan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Table 15 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Kepemilikan


TOGA di Desa Tondowatu Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe
Tahun 2022

Kepemilikan
No Jumlah Persentase(%)
TOGA
1 Ada 18 32,7 %
2 Tidak Ada 37 67,3 %
Total 55 100
Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 15 diatas, menunjukkan bahwa sebagian besar

masyarakat di Desa Tondowatu tidak memiliki Tanaman Obat Keluarga

(TOGA), yakni sebanyak 37 KK (67,3 %). Sedangkan kepala keluarga

yang memiliki TOGA sebanyak 18 KK (32,7 %).

g. Tempat Berobat

Table 16 Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Tempat


Berobat di Desa Tondowatu Kec. Morosi Kab. Konawe Tahun
2022

No Tempat Berobat Jumlah Persentase(%)


1 Puskesmas 48 87,3 %
2 Rumah Sakit 2 3,6 %
3 Posyandu 1 1,8 %
4 Klinik 2 3,6 %
5 Dukun 2 3,6 %
Total 208 100
Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 16 diatas, menunjukkan bahwa sebagian

besar masyarakat di Desa Tondowatu ketika sakit lebih memilih untuk

Posko XIV Desa Tondowatu 31


berobat di Puskesmas Morosi sebanyak 48 KK (87,3%). Beberapa

alasan mengapa masyarakat lebih memilih berobat di Puskesmas

Morosi adalah karena akses yang mudah dan jarak yang memadai..

Sedangkan jumlah kepala keluarga yang berobat di Klinik sebanyak 2

KK (3,6 %), Posyandu 1 KK (1,8%), dan Rumah Sakit 2 KK (3,6%)

Serta masih ada juga masyarakat yang berobat di Dukun, yakni

sebanyak 2 KK (3,6%).

3.5.2 Intervensi Non Fisik

Kegiatan intervensi non fisik masalah kesehatan di Desa Tondowatu

yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN/PKK Universitas Mandala Waluya

merupakan pelaksanaan intervensi yang didasarkan pada masalah-masalah

kesehatan yang menjadi prioritas di Desa Tondowatu dengan mengacu pada

hasil tabulasi data survey kesehatan dasar menggunakan kuesioner.

Intervensi non fisik yang kami lakukan diantaranya sebagai berikut:

1. Penyuluhan Hipertensi

Penyuluhan Hipertensi adalah suatu bentuk penyuluhan yang

diberikan kepada masyarakat di Desa Tondowatu agar masyarakat dapat

mengetahui pengertian dari hipertensi, penyebab hipertensi, tanda dan

gejala dari hipertensi, cara untuk mencegah hipertensi dan makanan apa

saja yang baik untuk kesehatan masyarakat terutama pada lansia yang

menderita penyakit hipertensi.

Posko XIV Desa Tondowatu 32


Dari hasil pendataan yang telah kami lakukan bahwa di Desa

Tondowatu memang penyakit dominan yang diderita oleh masyarakat

setempat adalah Hipertensi. Tujuan dari penyuluhan ini agar dapat

memberi pemahaman bagi masyarakat agar dapat lebih menjaga dan

mengenal secara dini serta mencegah terjadinya hipertensi secara

individu melalui pola hidup sehat sehigga kesehatan masyarakat menjadi

lebih baik utamanya dapat mencegah terjadinya penyakit hipertensi.

Penyuluhan hipertensi ini dilakukan pada tanggal 20 Maret 2022.

2. Penyuluhan Penggunaan Antibiotik

Antibiotik adalah obat untuk mencegah dan mengobati infeksi

yang disebabkan oleh bakteri. Sebagai salah satu jenis obat umum,

antibiotika banyak beredar di masyarakat. Hanya saja, masih ditemukan

perilaku yang salah dalam penggunaan antibiotik yang menjadi risiko

terjadinya resistensi antibiotik, diantaranya: peresepan antibiotik secara

berlebihan oleh tenaga kesehatan; adanya anggapan yang salah di

masyarakat bahwa antibiotik merupakan obat dari segala penyakit; dan

lalai dalam menghabiskan.

Permasalahan penggunaan antibiotik tidak hanya terjadi di

Indonesia tapi juga secara global yang menjadi satu persoalan yang cukup

pelik dan harus segera diatasi bersama-sama. Tingginya penggunaan

antibiotic yang tidak tepat pada masyarakat disebabkan kurangnya

pengetahuan tentang antibiotik yang menyebabkan meningkatnya

Posko XIV Desa Tondowatu 33


masalah resistensi antibiotik. Karena itu sangat diperlukan adanya

penyuluhan penggunaan antibiotik khususnya di wilayah pedesaan.

Penyuluhan penggunaan antibiotik yang dilakukan pada

masyarakat Desa Tondowatu bertujuan untuk memberikan edukasi

kepada masyarakat terkait apa yang dimaksud dengan antibiotik, kapan

waktu yang tepat untuk mengonsumsi antibiotik serta bagaimana

penggunaan antibioti yang tepat. Penyuluhan tersebut dilakukan juga

dilakukan di Dusun I Desa Tondowatu pada tanggal 22 Maret 2022.

3. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah

suatu bentuk penyuluhan yang memberikan pemahaman kepada

masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dengan berperilaku

hidup bersih dan sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan suatu

hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan dilaksanakan agar

terhindar dari penyakit.

Tujuan dari penyuluhan ini adalah untuk memberikan pemahaman

kepada Anak-anak Sekolah SDN Tondiwatu Desa Tondowatu untuk

menjaga kesehatan sejak dini dengan berperilaku hidup bersih dan sehat.

Materi yang diberikan pada penyuluhan ini adalah cara mencuci tangan

dengan baik dan benar

Penyuluhan ini dilaksanakan di SDN Tondowatu tanggal 17 Maret

2022. Adapun sumber dana Penyuluhan PHBS dari dana Kampus.

Posko XIV Desa Tondowatu 34


3.5.3 Intervensi Fisik

Kegiatan intervensi fisik masalah kesehatan di Desa Tondowatu yang

dilakukan oleh Mahasiswa KKN/PKK Universitas Mandala Waluya

merupakan pelaksanaan intervensi yang didasarkan pada masalah-masalah

kesehatan yang menjadi prioritas di Desa Tondowatu dengan mengacu pada

hasil tabulasi data survey kesehatan dasar menggunakan kuesioner.

Intervensi non fisik yang kami lakukan diantaranya sebagai berikut:

1. Rehabilitasi Perpipaan dan Perawatan Air Bersih

Air Bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang

bermutu baik dan bisa dimanfaatkan manusia untuk di konsumsi atau

dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termaksud diantaranya

adalah sanitasi. Air Bersih memiliki ciri-ciri yaitu, tidak memiliki rasa,

tidak memiliki bau, dan tidak keruh atau jernih. Selain itu, air bersih

memiliki pH netral, tidak mengandung zat kimia berlebih, dan tidak

mengandung bakteri.

Salah satu sumber air bersih adalah mata air. Rehabilitasi

Perpipaan dan Perawatan Air Bersih dilakukan pada tanggal 23 Maret

2022. Kegiatan ini dimulain dengan membersihkan bak penampungan Air

Bersih yang terletak di Dusun III desa Tondowatu. Kegiatan ini

didasarkan hasil keputusan Bersama Mahasiswa Mandala Waluya dan

Masyarakat dalam MMD II

2. Pembuatan Kebun TOGA Percontohan

Posko XIV Desa Tondowatu 35


Tanaman obat adalah Jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi

dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan

maupun mencegah berbagai penyakit. Khasiat obat sendiri mempunyai

arti mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit tertentu atau jika

tidak memiliki kandungan zat aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek

resultan / sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek mengobati.

Penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara

diminum, ditempel, dihirup sehingga kegunaannya dapat memenuhi

konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau

rangsangan. Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat, baik yang

sengaja ditanam maupun tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut

digunakan oleh masyarakat untuk diracik dan disajikan sebagai obat guna

penyembuhan penyakit.

Tumbuhan obat merupakan salah satu ramuan paling utama

produk-produk obat herbal. Tanaman obat adalah bahan yang berasal dari

tanaman yang masih sederhana, murni, belum diolah. tumbuhan obat

adalah: Tanaman atau bagian tumbuhan yang digunakan menjadi bahan

obat tradisional atau obat herbal, bagian tanaman yang dipakai untuk

bahan pemula bahan baku obat.

Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak

tumbuhan tersebut dipakai sebagai obat. Tanaman obat adalah obat

tradisional yang terdiri dari tanaman-tanaman yang mempunyai khasiat

Posko XIV Desa Tondowatu 36


untuk obat atau dipercaya mempunyai khasiat sebagai obat. Dimana

khasiatnya diketahui dari hasil penelitian dan pemakaian oleh

masyarakat.

Pembuatan Kebun Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di jadikan

sebagai salah satu program sebab kurangnya minat dan pengetahuan

masyarakat terhadap pemanfaatan tanaman obat sebagai alternatif

penggunaan obat kimia. Pembuatan Kebun Tanaman Obat Keluarga

(TOGA) percontohan dilaksanakan di tiga lahan yang berbeda beda.

Kebun TOGA berada di Dusun I, II dan III dengan 8 jenis tanaman,

diantaranya Serai Merah (Cymbopogon citratus), Jahe Merah (Zingiber

officinale Rosc.), Andong Merah (Cordyline fruticose (Linn)), Miana

(Coleus scutellariodes), Sambiloto (Andrographis paniculate), Kunyit

Hitam (Curcuma caesia), Pinisilin (Jatropha galanga) dan lengkuas

(Alpinia galanga).

3. Pembuatan Serbuk Instan Herbal

Penggunaan obat kimia seringkali membuat banyak orang

khawatir, dikarenakan pemikiran masyarakat yang jika meminum obat

kimia bukannya menyembuhkan penyakit tapi malah membuat kita

semakin sakit. Kewaspadaan masyarakat tersebut semakin tinggi

dikarenakan bila mengkonsumsi obat yang mengandung bahan kimia

maka memberikan pengaruh terhadap tubuh manusia. Faktanya semakin

sering kita memakai obat-obatan mengandung bahan kimia, makin

Posko XIV Desa Tondowatu 37


resisten (menolak dan kebal) pula tubuh dan penyakit melawan

pengobatan yang diberikan.

Jika pengobatan yang mengandung bahan kimia ini diteruskan

akan mengakibatkan kerusakan yang fatal bahkan dapat menyebabkan

kematian. Akan tetapi masih banyak orang yang belum mengetahui hal

tersebut. Contohnya seorang yang sudah terbiasa meminum obat flu

setiap kali terserang influensa, dosis yang diminum lama-kelamaan

semakin meningkat. Ini bukan menandakan virus flunya yang makin

kebal, tapi suatu petunjuk bahwa tubuhnya makin resisten.

Kehidupan yang semakin maju menyebabkan pola berpikir

masyarakat sangat singkat. Mereka tidak memikirkan dampak negatif

apabila obat yang mengandung bahan kimia digunakan secara terus

menerus. Ditambah lagi dengan proses pembuatan obat yang

memerlukan waktu sekitar 25 tahun untuk menjadi sebuah obat yang

diakui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Lamanya waktu pengakuan

tersebut tak lain untuk melakukan beberapa kali uji klinis sampai obat

tersebut mencapai khasiat yang optimal dan memiliki efek samping yang

kecil. Apakah kita mampu menunggu selama 25 tahun untuk

mendapatkan obat yang diperlukan, sedangkan kita memerlukannya

disaat kita sakit. Belum lagi proses tersebut memerlukan biaya yang

sangat mahal ditambah dengan biaya produksi, biaya promosi, dan biaya

pemasaran. Maka harga satu jenis obat pun pasti sangat mahal jika dilihat

Posko XIV Desa Tondowatu 38


dari cara pembuatanya yang sangat sulit sehingga tidak semua orang

mendapatkan obat tersebut karena kondisi ekonomi yang rendah

ditambah kebutuhan hidup yang semakin tinggi membuat orang berfikir

2 kali lipat untuk membelinya.

Dengan demikian masyarakat mulai mencari alternatif lain seperti

menggunakan obat-obatan dari alam karena sangat alami dan tidak ada

efek samping yang sangat besar. Obatnya pun sangat mudah didapat dan

tidak perlu mengeluarkan uang untuk mendapatkan obat-obatan

tradisional.

Kebutuhan hidup masyarakat di abad yang serba instan, menuntut

kebutuhan yang serba instan, praktis, ekonomis, mudah dan bermanfaat.

Mengingat hal tersebut kami melakukan demonstrasi pembuatan serbuk

instan herbal dari bahan alami yaitu kunyit yang kami olah sehingga

menjadi serbuk instan. Demonstrasi yang kami lakukan dipraktikkan

langsung di depan masyarakat, agar masyarakat mudah memahami cara

pembuatan serbuk instan herbal. Sekaligus melakukan penyuluhan terkait

penggunaan obat herbal yang tepat dan cara untuk mengonsumsinya agar

dapat bekerja dengan optimal pada tubuh manusia. Serbuk yang kami

buat juga dibagikan kepada masyarakat yang hadir pada saat kami

mendemonstrasikan pembuatan serbuk instan herbal.

4. Pemeriksaan Kesehatan

a) Tekanan Darah

Posko XIV Desa Tondowatu 39


Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding

arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut

tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang

terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah yang biasanya

digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik,

dengan nilai dewasa normalnya.

Table 17 Kategori Tekanan Darah

Kategori Sistolik Diastolik


Normal < 130 < 85
Normal tinggi 130 - 139 85 – 89
HT. Ringan 140 - 159 90 – 99
HT. Sedang 160 - 179 100 – 109
HT. Berat 180 - 209 110 – 119
Sangat Berat > 210 > 120

Tujuan dari kegiatan pemeriksaan tekanan darah ini adalah

agar masyarakat mampu melakukan upaya-upaya pencegahan

terhadap penyakit Hipertensi.

Intervensi fisik keperawatan pemeriksaan tekanan darah ini

kami lakukan di desa Tondowatu pada tanggal 22 Maret 2022

3.6 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

1) Faktor penghambat

Posko XIV Desa Tondowatu 40


Dalam pelaksanaan program KKN/PKK, tidak terlepas dari faktor

penghambat, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Faktor cuaca yang sering hujan sehingga membuat proses kegiatan menjadi

terhambat

2. Kesibukan masyarakat dalam mencari nafkah seharian seringkali

menimbulkan rasa lelah sehingga cenderung memilih beristirahat dan tidak

mengikuti kegiatan mahasiswa KKN/PKK.

2) Faktor pendukung

Selain faktor penghambat ada juga faktor pendukung kegiatan sehingga

kegiatan berjalan dengan lancer, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Adanya dukungan dari perangkat kelurahan dan warga masyarakat terhadap

program yang di tawarkan.

2. Adanya dukungan dari instansi kesehatan khususnya Puskesmas Lalowaru

dalam memperoleh data-data yang berhubungan dengan masalah kesehatan

yang ada di Kelurahan Lalowaru.

3. Partisipasi aktif dan sikap terbuka dari tokoh masyarakat, tokoh agama,

kader posyandu serta dukungan dari seluruh masyarakat dalam mendukung

pelaksanaan program KKN/PKK ini.

4. Jalinan komunikasi dan silaturahmi yang baik sehingga memudahkan untuk

melaksanakan program.

5. Sikap kegotongroyongan dan kekeluargaan masyarakat kelurahan yang

tinggi.

Posko XIV Desa Tondowatu 41


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Program intervensi masalah kesehatan yang telah dilakukan selama

pelaksanaan KKN/PKK pada tanggal 1 Maret hingga 29 Maret 2022 di Desa

Tondowatu Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe adalah sebagai berikut:

1. Rehabilitasi Perpipaan dan dan Perawatan Air Bersih, kegiatan ini dilakukan

sebagai hasil kesepakatan antara Mahasiswa KKN Universitas Mandala

Waluya dan Masyarakat Desa Tondowatu

2. Pembuatan 3 unit TOGA percontohan, pembuatan Kebun Tanaman Obat

Keluarga (TOGA) di jadikan sebagai salah satu program sebab kurangnya

minat dan pengetahuan masyarakat terhadap pemanfaatan tanaman obat sebagai

alternatif penggunaan obat kimia.

3. Pembuatan serbuk instan herbal dari temulawak untuk mengedukasi

masyarakat dalam memanfaatkan tanaman obat keluarga dengan instan.

Pembuatan serbuk herbal didemonstrasikan langsung pada masyarakat agar

masyarakat dapat dengan mudah mengetahui cara pembuatan serbuk instan

herbal.

4. Penyuluhan Hipertensi, dan Penggunaan Antibiotik, penyuluhan ini didasarkan

pada hasil survey kesehatan yang menunjukkan tingginya penyakit hipertensi.

Serta kurangnya pengetahuan masyarakat terkait penggunaan antibiotik yang

tepat.

Posko XIV Desa Tondowatu 42


5. Penyuluhan tentang PHBS khususnya cara mencuci tangan yang baik dan benar

di SDN Tondowatu

6. Pembagian leaflet hipertensi saat pandemi untuk menambah wawasan

masyarakat melalui media promosi cetak.

7. Pemeriksaan kesehatan dan konsultasi kesehatan gratis terkait hipertensi,

program ini juga mengacu terhadap hasil survey kesehatan yang menunjukan

tingginya angka penyakit hipertensi di Desa Tondowatu.

8. Penempelan Stiker mengenai 5M bertujuan agar Manyarakat tetap Mematuhi

Protokol Kesehatan di tengah pandemik COVID-19 terutama saat sedang di

tempat yang menggunakan fasilitas umum seperti Masjid, Balai dan Sekolah

4.2 Saran

Berdasarkan masalah-masalah kesehatan yang kami dapatkan selama

KKN/PKK ini, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Agar sebaiknya semua masyarakat lebih memperhatikan kualitas Air Bersih

Desa Tondowatu dapat terjaga sepenuhnya.

2. Diharapkan agar masyarakat dapat mengaplikasikan pengetahuan terhadap

pencegahan penyakit hipertensi, pencegahan penyakit covid-19, penggunaan

antibiotik yang tepat dan menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).

3. Diharapkan agar masyarakat Desa Tondowatu dapat memanfaatkan tanaman

obat yang telah di buatkan dalam upaya pengobatan menggunakan tanaman

herbal.

4. Diharapkan agar masyarakat dapat membuat serbuk instan herbal sendiri.

Posko XIV Desa Tondowatu 43


DAFTAR PUSTAKA

BP-KKN. 2016. Petunjuk Teknik dan Petunjuk Pelaksanaan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) Tematik Universitas Lampung Periode Januari Tahun 2016.

Lampung: Universitas Lampung

BPS. 2013. Sumber Penyediaan Air Bersih Tahun 2013.

Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata/Profesi Angkatan Ke-2 Tahun 2022

Permenkes RI. 2014. Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan Tahun 2014.

Profil Puskesmas Morosi

Profil Desa Tondowatu

Yuwono, SR. 2008. Penggunaan Interpersonal Skills dalam Problem

Solving Cycles. Surabaya: Universitas Airlangg

Posko XIV Desa Tondowatu 44


Posko XIV Desa Tondowatu 50

Anda mungkin juga menyukai