Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN AKHIR

MAHASISWA KKN REGULER UNSULBAR

GELOMBANG XIII TAHUN 2019

NAMA : NURMALA
NIM : A01 16 509
PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS
DESA : TOPORE
KECAMATAN : PAPALANG
KABUPATEN : MAMUJU

PUSAT PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN


KULIAH KERJA NYATA (P2KKN)
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
DAN
PENJAMINAN MUTU (LPPM DAN PM)
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN 2019
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

taufik, dan Hidayah-nya kepada kita semua, sehingga program Kuliah Kerja

Nyata tahun 2019 di Desa Topore ini dapat terlaksana dan terselesaikan dengan

baik.Laporan KKN ini disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban tertulis saya

selama pelaksanaan KKN di Desa Topore pada khususnya dan Kecamatan

Papalang pada umumnya, dari tanggal 16 Juli – 23 Agustus 2019.

Saya menyadari bahwa keberhasilan dan terlaksananya program – program

yang telah saya laksanakan bukanlah keberhasilan individu maupun kelompok.

Untuk itu, saya ucapkan terimah kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat Karunia-Nya dan kesehatan

sehingga saya dapat menjalankan program kerja dengan baik.

2. Orangtua saya yang telah memberikan dukungan moral dan material.

3. Bapak Dr.Ir.H.Akhsan Djalaluddin,M.Si selaku Rektor Universitas

sulawesi barat.

4. Dr.Ir.Abdul Kadir Paloloang.MP selaku ketua LPPM & PM

UNSULBAR

5. Muhammad Arafat Abdullah, S.Si., M.Si.selaku Ketua P2KKN

UNSULBAR.

6. Widyanti Utami, S.Hut, M.Hutselaku Supervisor.

7. Bapak Yahyuddin Tigh. S.Pd sebagai Camat Tapalang dan para staf

Kecamatan Papalang.

ii
8. Abd. Azis Selaku kepala Desa Topore Beserta Aparat Desa Lainnya.

9. Ibu Sumiati Selaku Orang Tua saya selama berada di Posko

10. Seluruh Kepala Dusun Yang Ada Di Desa Topore

11. Tokoh-Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Agama, dan Warga

masyarakat Desa Topore yang bersedia menerima dan menbantu kami

dalam melaksanakan Program Kerja Kami.

12. Rekan – Rekan KKN di Desa Topore yang telah bersedia memberikan

bantuan dan sarannya kepada saya sehingga program yang saya

rencanakan berjalan dengan baik.

Semoga itikad dan amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan dari

ALLAH STW.Tak lupa saya hanturkan maaf kepada semua pihak atas segala

kesalahan dan kekurangan dalam pelaksanaan program – program saya selama

saya melaksanakan KKN di Desa Lombong Timur Selama 1 Bulan lebih.Pada

akhirnya, saya berharap kegiatan KKN ini dapat berguna bagi masyarakat Desa

Topore.

Topore, Agustus 2019

Penulis,

NURMALA

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB 1...........................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG...................................................................................1
1.2. FALSAFAH KULIAH KERJA NYATA (KKN)..........................................3
1.3. PENGERTIAN KKN.....................................................................................6
1.4. TUJUAN DAN SASARAN KKN.................................................................7
1.5. LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN KKN.......................................7
BAB II..........................................................................................................................8
GAMBARAN UMUM LOKASI DESA......................................................................8
2.1. SEJARAH DESA...........................................................................................8
2.2. KONDISI GEOGRAFIS..............................................................................11
2.3. KONDISI SOSIAL......................................................................................13
2.4. KONDISI PEREKONOMIAN....................................................................16
2.5. KONDISI PEMERINTAH DESA..............................................................19
BAB III.......................................................................................................................25
IDENTIFIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH..................................................25
3.1. IDENTIFIKASI MASALAH.......................................................................25
3.2. KENDALA YANG DI HADAPI................................................................25
3.3. PEMECAHAN MASALAH........................................................................26
BAB IV.......................................................................................................................27
PROGRAM KERJA INDIVIDU................................................................................27
4.1. PENANAMAN JAGUNG DAN CABAI....................................................28
BAB V........................................................................................................................29
PENUTUP..................................................................................................................29
5.1. KESIMPULAN............................................................................................29

iv
5.2. SARAN........................................................................................................30
LAMPIRAN-LAPORAN...........................................................................................34
LAMPIRAN 1.........................................................................................................34
LAMPIRAN 2.........................................................................................................35
LAMPIRAN 3.........................................................................................................36
LAMPIRAN 4.........................................................................................................37

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu kegiatan dalam

pendidikan tinggi yang diselenggarakan berdasarkan UUD 1945 dan Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional juncto

Undang-Undang No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Pendidikan pada

dasarnya merupakan proses pendewasan dan pemandirian manusia secara

sistematis, agar siap menjalani kehiduppan secara bertanggung jawab. Menjalani

kehidupan secara bertanggung jawab berarti berani mengambil keputusan yang

bijaksana sekaligus berani menanggung konsekuensi yang ditimbulkannya.

Demi cita-cita yang mulia itu, pendidikan di PerguruanTinggi

dilaksanakan dengan cara membekali dan mengembangankan religiusitas,

kecakapan, keterampilan, kepekaan, dan kecintaan mahasiswa terhadap pemuliaan

kehidupan umat manusia pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada

khususnya. Pembekalan dan pengembangan hal-hal tersebut terangkum dalam Tri

Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 20 ayat 2

dinyatakan: “Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan,

penelitian, dan pengabdian masyarakat”. Pada pasal 24 ayat 2 disebutkan:

“Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai

1
pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian

masyarakat”. Demekian pula pada Permenristekdikti No 44 tahun 2015 tentang

Standar Nasional Pendidikan Tinggipada pasal 17 ayat (4) 1(satu) SKS pada

proses pembelajaran berupa praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik

lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan/proses pembelajaranlain

yang sejenis 170 (seratus tujuh puluh) per menit per minggu per semester.

Ketiga aspek dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut dilaksanakan

dengan proporsi yang seimbang, harmonis dan terpadudengan harapan agar kelak

para lulusan perguruan tinggi dapat menjadi manusia yang berilmu pengetahuan,

memadai dalam bidang masing-masing, mampu melakukan penelitian, dan

bersedia mengabdikan diri demi kemaslahatan umat manusia pada umumnya dan

masyarakat Indonesia pada khususnya. Untuk mempraktekan ilmu dan dan

menerapkan hasil penelitian yang dilakukan oleh civitas akademika, maka perlu

satu media yang mendukung.

Kuliah Kerja Nyata adalah suatu kegiatan intrakurikuler wajib yang

memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan metode

pemberianpenglaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa, dalam kegiatan

pemberdayaan masyarakat KKN juga merupakan wahana penerapan serta

pengembangan ilmu dan teknologi, dilaksanakan di luar kampus dalam waktu,

mekanisme kerja, dan persyaratan tertentu. Oleh karena itu, KKN diarahkan untuk

menjamin keterkaitan antara dunia akademik-teoritik dan duni empiric-

praktis .dengan demekian akan terjadi interaksi sinergis, saling menerima dan

memberi, saling asah, asih, dan asuh antara mahasiswa dan masyarakat.

2
1.2. FALSAFAH KKN

KKN dalam penyelenggaraan-nya memerlukan landasan idel yang

menggambarkan dan memberikan pengertian yang utuh tentang apa, bagaiman,

serta untuk apa KKN diselenggarakan. Karenanya KKN adalah bagian integral

dari proses belajar yang mempunyai ciri – ciri khusus.

Sekurang – kurang-nya KKN harus mengandung tujuan aspek yang

bernilai Fundamental dan berwawasan filosofis yang tidak dapat dipisahkan antara

satu dengan yang lain-nya :

1. Keterbatasan

KKN merupakan suatu bentuk kegiatan yang memadukan darma

pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat

sekaligus dalam satu kegiatan.

Pendidikan dan pengajaran KKN merupakan bagian integral dari

kurikulum pendidikan tinggi setara satu ( S1 ), tidak berdiri dan sendiri dan tidak

di pisahkan dari tujuan dan isi pendidikan tinggi, pangkat dan merangkum semua

isi kurikulum bahkan sebagai penambahan atapun pelengkap isi dengan realita

kehidupan masyarakat, pengetahuan teori dapat di percaya dengan pengalaman

dilapangan dan mematangkan kepribadian mahasiswa dan menumbuhkan rasa

percaya diri dalam kehidupan sosial masyarakat.

Penelitian dalam BerKKN mahasiswa mengamati, menelaah/menganalisis,

menarik kesimpulan, merumuskan permasalahan yang dihadapi, lalu mengambil

3
keputusan untuk pemecahan masalah dari berbagai alternatif yang ada dari data

kondisi dan situasi wilayah kerja dan kemampuannya.

2. Pendekatan interdisipliner dan komperensif

KKN merupakan pengalaman ilmu menuntun mahasiswa kepada pola

pikir interdisipliner dan komperensif.Pola pikir yang dikembangkan melalui KKN

dilandasi oleh kenyataan, bahwa hampir setiap masalah kehidupan masyarakat

selalu mempunyai kaitan satu dengan yang lain, sehingga menjadi rumit.Dengan

demikian pendekatan monodisiplin menjadi kurang efektif, sehingga usaha

pemecahan masalah nyata yang timbul dalam pembangunan masyarakat dengan

pendekatan interdisipliner merupakan pengalaman belajar baru. Hal ini

menunjukan bahwa KKN bertolak dari permasalahan nyata dari masyarakat, yang

didekati dengan menggunakan segala ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang

susah, sedang, atau akan dipelajari.

Karenanya KKN mempunyai falsafah dan tujuan berbeda dengan PKL,

KKM, KKL, PBL, ataupun praktek umum mahasiswa lainnya, yang selalu

bertolak dari dan bergerak sebatas bidang ilmu yang sedang dipelajarinya,

meskipun bersifat ilmiah tetapi cenderung bersifat sempit.

3. Lintas Sektoral

Melalui KKN pola pikir sektoral ditinggalkan oleh mahasiswa.Hal ini

dilandasi oleh kenyataan bahwa hampir setiap masalah didalam kehidupan

masyarakat selalu mempunyai kaitan antara yang satu dengan yang lain-nya.

Karena setiap lokasi atau wilayah KKN mempunyai penanggung jawab

pembangunan secara formal, yang biasanya bersifat sektoral, walaupun KKN

4
meninggalkan pola berfikir sektoral, namun kerjasama dengan pejabat – pejabat

serta keseimbangan dilokasi atau wilayah KKN harus tetap trjalin dengan baik,

bahkan mutlak diperlukan

4. Dimensi yang luas dan pragmatis

Modal ber-KKN bukan hanya ilmu yang telah dipelajari secara formal

diperguruan tinggi, tetapi juga, segala pengetahuan, dan intelegensi yang dimiliki

masing – masing mahasiswa, dengan kata lain semua yang dikerjakan mahasiswa

KKN harus berdimensi luas, namun relevan dengan upaya memajukan

masyarakat dan secara nyata berguna bagi masyarakat.

5. Ketertiban masyarakat secara aktif (Partisipasi)

Aspek ketertiban masyarakat pada umumnya dan kelompok masyarakat

lainnya secara aktif sangat diperlukan karena kegiatan KKN pada hakekatnya

adalah membantu dan memecahkan masalah – masalah tersebut secara mandiri.

Untuk itu, harus selalu terjalin kerjasama yang baik serta keterlibatan yang aktif

diantara mahasiswa dan masyarakat dari sejak pengumpulan data dan

informasi,serta pelaksanaan dan evaluasi hasilnya.

6. Berkelanjutan dan Pengembangan

Semua kegiatan / program kerja yang dilaksanakan merupakan program

yang berkeseimbangan oleh siapa saja yang berkaitan dengan pelaksanaan

kegiatan / program yang dilakukan oleh mahasiswa KKN.

7. Berumbu pada sumber daya lokasi

Untuk lebih mengena sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, maka maka

pemamfaatan sumberdaya local yang dimiliki sangat menunjukan setiap kegiatan

5
dan pelaksanaan program KKN. Disamping itu dengan bertumpu pada sumber

daya local, maka kegiatan KKN tidak menjadi beban bagi masyarakat dan dapat

lebih memudahkan pelaksanaan setiap kegiatan KKN.

1.3. PENGERTIAN KKN

KKN adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan

pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah masyarakat

diluar kampus, dan secara langsung mengindentifikasi serta menangani masalah-

masalah pembangunan yang dihadapi. KKN dilaksanakan oleh perguruan tinggi

dalam upayanya menigkatkan isi dan bobot pendidikan bagi mahasiswa, dan

untuk mendapat nilai tambah yang lebih besar pada pendidikan tinggi.

KKN dilaksanakan dalam masyarakat di luar kampus dengan maksud

meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan dan kebutuhan

masyarakat akan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni untuk melaksanakan

kegiatan yang semakin meningkat serta meningkatkan persepsi mahasiswa tentang

relevansi antara materi kurikulum di kampus dengan realita pembangunan dalam

masyarakat.

KKN haruslah dirasakan sebagai pengalaman belajar baru, yang tidak akan

pernah diperoleh di dalam kampus. Dengan selesainya ber-KKN, mahasiswa

harus merasakan memiliki pengetahuan baru, kemampuan baru, dan kesadaran

baru yaitu tentang masyarakat, bangsa, dan tanah airnya, serta tentang dirinya

sendiri, yang akan sangat berguna sebagai bekal sebelum menjadi sarjana.

6
1.4. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dari Kuliah Kerja Nyata yaitu mahasiswa dapat

mengiplementasikan pengetahuan dalam masyarakat berdasarkan disiplin ilmu

serta dapat menambah wawasan mahasiswa dalam memotivasi masyarakat dalam

membangun desa, ada disiplin ilmu dalam masyarakat. Adapun tujuan lain yaitu

memberi pengalaman kepada mahasiswa tentang cara berinteraksi dalam

lingkungan masyarakat.

AdanyaKuliah Kerja Nyata mempunyai sasaran agar mahasiswa dapat

menjadi generasi yang siap pakai sekaligus calon penerus pembangunan utamanya

di daerah pedesaan baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

1.5. LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN KKN

KKN Reguler Gelombang XIII Universitas Sulawesi Barat Tahun 2019

Bertempat Di Desa Topore, Kecamatan Papalang, Kabupaten Mamuju, Provinsi

Sulawesi Barat.Waktu pelaksanaan KKN Reguler Gelombang XIII Unsulbar

Tahun 2019 yaitu pada tanggal 16 Juli – 24 Agustus 2019.

7
BAB II

GAMBARAN UMUM POTENSI DESA

2.1. SEJARAH DESA TOPORE

Menurut cerita turun temurun Desa Topore pada jaman dahulu adalah

hutan belantara yang sama sekali tidak adaPenduduk. Diperkirakan pada Tahun

1942 datang Satu keluargadari Talondo yang bernama .................. atau lebih di

kenal dengan sebutan TOREPPO, dan bermukim di puncak gunung Toreppo,

Adapun Gelar Toreppo diberikan mengingat pada masa hidupnya beliau sempat

didatangi dari kelompok orang yang tidak dikenal dan terjadi selisih paham

sehingga menimbulkan perkelahian hebat.kala itu Toreppo hanya berdua dengan

anak gadisnya sipanjang rambut,karena jumlah tidak imbang Toreppo setelah

membunuh beberapa lawannya iapun dapat ditangkap.Toreppo yang tidak dapat

dilukai dengan senjata tajam akhirnya tangan dan kakinya dipatahkan (inilah yang

menjadi Gelarnya TO=Orang REPPO = yang dipatahkan) walaupun tampa

luka,karena masih kelihatan kuat akhirnya ia dimasukkan ketungku pembuatan

gula merah/aren miliknya yang kala itu masih menyala akhirnya Toreppopun

terbakar dan menghembuskan nafas terakhirnya.Toreppo terkubur di bukit tempat

pembuatan gula arennya dan bukit tersebut diabadikan menjadi Bukit

Toreppo.Menurut sebagian masyarakat mereka pernah melihat penampakan

Toreppo dan anak gadisnya,Wallhahu a”lam bissawab.Kisah ini berdasarkan

cerita turun temurun.

8
Terbentuknya Desa Topore,Setelah beberapa tahun peristiwa tersebut

berlalu datanglah kelompok orang mandar dari Balanipa atau Tinambung yang

disebut kelompok mandar Pitu (Tujuh Orang Mandar) yang di pimpin oleh Bapak

ABD Rasyid Hasan.Kemudian Kelompok Orang SegeriKelompok orang

Soppeng, Kelompok Orang Sengkang, orang Bone dan Kelompok Orang Pinrang.

Mengingat sejarah maka kawasan ini sepakat diberi nama Kampung

Toreppo.Waktu itu Toreppo masuk wilayah Desa Pangale Kecamatan Kalukku

Kab Mamuju.Topore awalnya masih satu dusun dengan Dusun Toansang.Seiring

perkembangan jaman maka pada Tahun 1991 para kelompok pendatang tersebut

diatas sepakat merubah nama Toreppo menjadi Topore yang artinya Toreppo =

To=Orang Reppo=Patah berubah menjadi Topore= To=Orang Pore= Kuat jadi

TOPORE artinya Orang yang Kuat (SUPERMAN),kuatdalam bekerja,

silaturrahimnya, Gotong royongnya (mannorang). Kala itu Topore sudah menjadi

Dusun Topore. yang kemudian di jadikan Desa Persiapan yang dinahkodai Oleh

seorang pemimpin yang Arif dan Bijaksana beliau adalah Bapak SUPARYOTO.

dibawah kepemimpinan Beliau Topore pun menjadi Desa Depinitif

pada Tahun 1997 dengan 3 Dusun yaitu Dusun Boda - Boda,Dusun Topore dan

dusun Pure.Kemudian Dusun Topore dimekarkan menjadi Dusun Topore Selatan,

Topore Utara , Pamalaliang , Sakio, Pure.

Kemudin pada Tahun 2006 Desa Topore dibawah kepemimpinan

Bapak ABD Azis Dusun Pure di mekarkan menjadi 3 Dusun yaitu Dusun

Pure,Dusun Tadissa dan Dusun Karondang.Dan pada Tahun 2007 Desa Topore

dimekarkan menjadi Desa Topore dan Desa Boda-Boda. Desa Boda-Boda

9
Meliputi Dusun Boda-Boda,Dusun Rantekamase,Soreang,dan Dusun

Salulemo.Desa Topore meliputi Dusun Topore Selatan,Topore

Utara,Pamalaliang,Sakio,Pure,Tadissa dan Dusun Karondang.

Tabel 1 Silsilah Kepemimpinan Desa Topore


NO NAMA PEJABAT MASA JABATAN/TAHUN PENJABAT

1. Bapak Suparyoto 1990 s/d 2003 Perwakilan-Depinitif

2. Bapak Husaini 2003 s/d 2004 Penjabat

3. Bapak Abdul Azis 2004 s/d 2008 Penjabat

4. Bapak ZainalAbidin 2008 s/d 2010 Penjabat

5. Bapak Husaini 2010 s/d 2016 Penjabat

6. Bapak Zainal Abidin 2016 s/d 2018 Penjabat

7. Bapak Abdul Azis 2018 s/d 2023 Penjabat

Sumber : Data Pemerintah Desa Topore 2019

Tabel 1 Silsilah Kepemimpinan Desa Topore


NO NAMA DUSUN NAMA KEPALA DUSUN

1 Dusun Topore Selatan ABD LATIF

2 Dusun Topore Utara ABD RAUF

3 Dusun Pamalaliang ZAINUDDIN

4 Dusun Sakio MUH AIDIL

5 Dusun Pure HASBI

6 Dusun Tadissa RUSTAM

7 Dusun Karondang HASANUDDIN

10
2.2. KONDISI GEOGRAFIS

Pembagian wilayah Desa Topore yang luas wilayahnya 13,54 Km terbagi atas

tujuh Dusun diantaranya sebagai berikut :

Tabel 2. Data penduduk desa topore


BANYAKNYA

No. DUSUN JENIS KELAMIN


PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 Topore Selatan 979 501 478

2 Topore Utara 614 299 315

3 Pamalaliang 700 354 346

4 Sakio 405 222 183

5 Pure 128 68 60

6 Karondang 173 84 89

7 Tadissa 95 53 42

Jumlah 3.094 1581 1513

Kondisi Geografis Desa Topore kami gambarkan sesuai Tabel berikut ini :

Tabel 3. Kondisi geografis desa Topore


N URAIAN KET.

1 Luas Wilayah : 13,54 Km

2 Jumlah Dusun : 7

1) Dusun Topore Selatan

2) Dusun Topore Utara

3) Dusun Pamalaliang

11
4) Dusun Sakio

5) Dusun Pure

6) Dusun Tadissa

7) Dusun Karondang

3 Batas Wilayah :

Sebelah Utara : Desa Boda-Boda dan

Desa Sisango (Kec.Papalang)

Sebelah Selatan : Sungai Papalang (Kec.Papalang)

Sebelah Barat : Desa Toabo dan Desa Bonda (Kec.Papalang)

Sebelah Timur : Desa Hinua (Kec.Bonehau)

4 Beberapa pemukiman penduduk berada di perbukitan /pegunungan seperti

Sakio,Karondang, Tadissa,dan Pure .

Untuk Topore Selatan,Topore Utara,dan Pamaliang (Dataran)

Ketinggian di atas permukaan laut (rata-rata) 0,900 m

5 Hidrologi :

Irigasi berpengairan Tekhnis (dengan memnggunakan Pompanisasi) dan Non

tekhnis (Curah Hujan)

6 Klimatologi :

a. Suhu 27-30ºC

b. Curah Hujan tertinggi pada bulan Agustus yaitu 493,5 mm3

12
c. Kelembaban Udara

d. Kecepatan Angin

7 Luas Lahan Pertanian

Sawah teririgasi : 10 Ha

Sawah Tadah Hujan : 84 Ha

Kawasan rawan banjir : 30 Ha

Tegalan 50 Ha

Tambak : 8 Ha

Kebun kakao : 775 Ha

Sawah : 94 Ha

Lahan kering : 3,554 Ha

Perkebunan lainnya : 12,071 Ha

Lahan Kosong : 5,988 Ha

Luas pemukiman : 9000 Ha

Luas wilayah : 31,540 Ha

SumbeR : Data Desa Topore 2019

2.3. KONDISI SOSIAL

1.1. Sumber Daya Alam

Luas Wilayah Desa Topore 13,54 KmPotensi sumber daya alam di Desa

Topore meliputi sumber daya alam non hayati yaitu air, lahan, dan udara,

13
sedangkan sumberdaya alam hayati yaitu perkebunan flora dan fauna . Sumber

daya air di Desa Topore terdiri dari air tanah termasuk mata air dan air

permukaan.

1.2. Sumber Daya Manusia

Sebagaimana telah disampaikan di atas, bahwa Desa Topore terdiri dari 7

dusun yaitu :

1. Dusun Topore Selatan dengan Jumlah KK 225 KK tebagi dalam 501

orang penduduk laki-laki dan 478 orang perempuan ;

2. Dusun Topore Utara dengan jumlah KK 156 KK, terbagi dalam 229

Laki-laki dan 315 orang Perempuan ;

3. Dusun Pamalaliang dengan Jumlah KK 153 KK, terbagi dalam 354

orang laki-laki, dan 346 orang Perempuan ;

4. Dusun Sakio dengan Jumlah KK 91 terbagi dalam 222 orang jumlah

laki-laki dan 183 orang perempuan jumlah penduduk Perempuan.

5. Dusun Pure dengan jumlah KK 20 terbagi dalam 68 orang jumlah laki-

laki dan 60 orang perempuan jumlah penduduk Perempuan.

6. Dusun Karondang dengan jumlah KK 24 terbagi dalam 84 orang

jumlah laki-laki dan 89 orang perempuan jumlah penduduk

Perempuan.

7. Dusun Tadissa dengan jumlah KK 27 terbagi dalam 53 orang jumlah

laki-laki dan 42 orang perempuan jumlah penduduk Perempuan.

14
Adapun kondisi sumber daya manusia secara umum menurut latar

belakang pendidikan yang menurut kami sudah sedikit memadai meskipun belum

merata ke semua dusun, sesuai dengan pendataan tahun 2018 yang lalu bahwa

angka buta aksara dari usia sekolah sampai usia 50 tahun keatas tercatat sebanyak

15 jiwa yang tidak mampu membaca dan menulis (buta aksara) dan kondisi

tersebut rata-rata di semua dusun yang ada. Untuk lebih akuratnya kondisi

Potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh desa Desa Topore sbb :

1. Jumlah Penduduk : 3.094 .Jiwa

2. Laki-laki : 1.581 Jiwa

3. perempuan : 1.513 Jiwa

4. Jumlah KK : 696 KK

Penduduk menurut strata pendidikan :

a. Sarjana (S1,S2,S3) : 23 Orang

b. Diploma (D1,D2,D3) : 4 Orang

c. SLTA / Sederajat : 123 Orang

d. SMP / Sederajat : 140 Orang

e. SD / Sederajat : 235 Orang

f. Buta aksara : 15 orang

- Usia 3 - 5 Tahun : 59 Orang

- Usia 06 – 12 tahun : 162 Orang

- Usia > 12 – 16tahun : 158 Orang

- Usia > 18 – 45tahun : 444 Orang

15
- Usia > 45 tahun : 186 Orang

1.3. Sarana dan Prasarana

a. Prasarana pendidikan

 Gedung TK : 1 Unit

 Gedung SD / MI : 2 Unit

 Gedung SMP / MTs : 1 Unit

 Gedung SMA / MA : -

b. Prasarana trasportasi

 Jalan Kabupaten : 63 Km

 Jalan Desa : 3 Km

 Jalan Dusun : 4 Km

 Jalan Usaha Tani : 8 Km

c. Prasarana Ibadah

 Masjid : 5 Unit

 Musholla : -

2.4. KONDISI PEREKONOMIAN

Secara umum kondisi perekonomian Desa Topore ditopang oleh beberapa

mata pencaharian warga masyarakat dan dapat teridentifikasi kedalam beberapa

bidang mata pencaharian, seperti:buruh, petani Sawah,PNS/Polri, karyawan

swasta, pedagang, wirausaha, pensiunan, buruh bangunan/tukang, petemak.

jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut :

16
No PEKERJAAN JUMLAH JIWA

Petani 916
1

2 Buruh tani 20

3 Peternakan 20

4 Pedagang 9

5 Wirausaha 110

6 Karyawan Swasta 40

7 PNS/POLRI dan TNI 28

8 Pensiunan 2

9 Tukang Bangunan 100

10 Tukang kayu 92

11 Nelayan 6

12 Angkutan/ojek 5

13 Truk 10

Tabel 3 Jumlah Penduduk Desa ToporeMenurut Mata Pencaharian utama


Sumber : Data Pemerintah Desa Topore 2019

Tabel 4 Gambaran Perekonomian Desa Topore

Hasil atau Jumlah


Uraian
Perkiraan

1 Angkutan Pedesaan -

2 Truk 14

3 Kendaraan Roda 4 30

17
4 Kedaraan Roda 2 376

5 KUD/Koperasi 3

6 Produksi Padi 500 ton

7 Produksi Jagung 562 ton

8 Produksi Kacang 1 Ton

9 Produksi Ketela 1 ton

10 Produksi Pertanian Lainnya 500 ton-

11 Produksi Perikanan darat/Laut -

12 Ternak Besar/kerbau/sapi 50 ekor

13 Ternak kambing 30 ekor

14 Ternak Ayam Potong 60,000 ekor

15 Luas Pertambangan -

16 keluarga yang teraliri listrik 510 KK

17 Keluarga yang belum punya Listrik 190 KK

18 Lampu jalan 7(Jln Poros Prov.) Rusak

19 Jumlah Industri Penggilingan padi 4

20 Yang belum Punya Jamban 200 KK

21 Ternak ayam Kampung 600 KK

Sumber : Data Pemerintah Desa Topore 2019

18
Tabel 5 Pola Tata Guna Lahan Desa Topore

Lahan Luas (ha)

1. Bangunan / Pekarangan 16,652 Ha

2. Tegalan 50 Ha

3. Sawah 94 Ha

4. Tambak air tawar 12 Ha

5. Hutan 14,402 Ha

6. Perkebunan campuan 12.071 Ha

7. Perkebunan Kakao 775 Ha

Sumber : Data Pemerintah Desa Topore 2019

Luas Wilayah Desa Topore 13,54 Km

Sumber : Hasil Pendataan

2.5. STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH

DESA

Dengan terbitnya Permendagri Nomor 84 Tahun 2015 Tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa. Maka Susunan Organisasi Tata Kerja

Pemerintah Desa terdiri dari :

1. Kepala Desa

2. Sekretaris Desa

3. Pelaksana Kewilayahan

4. Pelaksana Teknis

19
Dengan tugas pokok dan fungsi pekerjaan sesuai dengan jabatannya masing-

masing, yaitu sebagai berikut :

 Tupoksi Kepala Desa

1) Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah Desa yang

memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

2) Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa,

melaksanakan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan

pemberdayaan masyarakat.

3) menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti tata praja

Pemerintahan, penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah

pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban, melakukan upaya

perlindungan masyarakat, administrasi kependudukan, dan penataan

dan pengelolaan wilayah.

4) melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana prasarana

perdesaan, dan pembangunan bidang pendidikan, kesehatan.

5) pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan kewajiban

masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya masyarakat,

keagamaan, dan ketenagakerjaan.

6) pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi

masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup,

pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna.

7) Menjagahubungankemitraandenganlembagamasyarakatdanlembagalai

nnya

20
 Tupoksi Sekretaris Desa

(1) Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan Sekretariat Desa.

(2) Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang

administrasi pemerintahan.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2),

Sekretaris Desa mempunyai fungsi:

a) Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah,

administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi.

b) Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi

perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan

kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi,

perjalanan dinas, dan pelayanan umum.

c) Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan

administrasi keuangan, administrasi sumber-sumber

pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan,

dan admnistrasi penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa,

BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.

d) Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana

anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-

data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan

evaluasi program, serta penyusunan laporan.

21
 Tupoksi Kepala Urusan

(1) Kepala urusan berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat.

(2) Kepala urusan bertugas membantu Sekretaris Desa dalam urusan

pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas

pemerintahan.

(3) Untuk melaksanakan tugas kepala urusan mempunyai fungsi:

a) Kepala urusan tata usaha dan umum memiliki fungsi seperti

melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah,

administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi, dan penataan

administrasi perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa

dan kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian aset,

inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum

b) Kepala urusan keuangan memiliki fungsi seperti melaksanakan

urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan,

administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran,

verifikasi administrasi keuangan, dan admnistrasi penghasilan

Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan

desa lainnya.

c) Kepala urusan perencanaan memiliki fungsi mengoordinasikan

urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran

pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam

22
rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi

program, serta penyusunan laporan.

 Tuposi Kepala Seksi

(1) Kepala seksi berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis.

(2) Kepala seksi bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas

operasional.

(3) Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi mempunyai fungsi:

a) Kepala seksi pemerintahan mempunyai fungsi melaksanakan

manajemen tata praja Pemerintahan, menyusun rancangan

regulasi desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan

ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan

masyarakat, kependudukan, penataan dan pengelolaan wilayah,

serta pendataan dan pengelolaan Profil Desa.

b) Kepala seksi kesejahteraan mempunyai fungsi melaksanakan

pembangunan sarana prasarana perdesaan, pembangunan bidang

pendidikan, kesehatan, dan tugas sosialisasi serta motivasi

masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan

hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang

taruna.

c) Kepala seksi pelayanan memiliki fungsi melaksanakan

penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan

23
kewajiban masyarakat, meningkatkan upaya partisipasi

masyarakat, pelestarian nilai sosial budaya masyarakat,

keagamaan, dan ketenagakerjaan.

 Tupoksi Pelaksana Kewilayahan

(1) Kepala Kewilayahan atau sebutan lainnya berkedudukan sebagai

unsur satuan tugas kewilayahan yang bertugas membantu Kepala Desa

dalam pelaksanaan tugasnya di wilayahnya.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

Kepala Kewilayahan/Kepala Dusun memiliki fungsi:

a) Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya

perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan, dan

penataan dan pengelolaan wilayah.

b) Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.

c) Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan

kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga

lingkungannya.

d) Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam

menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan.

24
BAB III

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1. IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi masalah merupakan suatu tahap awal dalam hal memecahkan

suatu perencanaan kegiatan. Masalah-masalah yang di temukan pada masyarakat

setempat , sangat perlu untuk di identifikasi secara jelas dan terfokus pada wilayah

kerja , di mana sumber daya atau potensi daerah setempat di jadikan sebagai alat

bantu untuk memecahkan dan mengatasi masalah yang ada pada daerah tersebut.

Adanya identifikasi masalah yang di hadapi masyarakat , khususnya yang

terjadi di Desa Topore, kecamatan Papalang, Kabupaten Mamuju, memberikan

deskripsi atau gambaran yang jelas mengenai factor factor yang mempengaruhi

masalah-masalah tersebut. Oleh karena itu sebelum merencanakan program kerja,

di tempuh beberapa langkah-langkah berupa observasi lapangan , bersosialisasi

dengan masyarakat yang meliputi tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pemerintah

setempat, pemuka agama serta melakukan interview dengan masyarakat .

kemudian menetapkan prioritas masalah dan di masukkan ke dalam rencana kerja

yang di susun berdasarkan disiplin ilmu dan keahlian serta berdasarkan pertemuan

/seminar dengan msyarakat setempat.

3.2. KENDALA YANG DI HADAPI

25
Berdasarkan hasil tinjauan kami pada potensi sumber daya manusia, serta

sarana dan prasarana pada desa Topore maka terdapat beberapamasalah yang

kami identifikasi sebagai masalah yang perlu di selesaikan oleh masyarakat,

pemerintah setempat, dan semua pihak yang terkait.

Adapun masalah yang di temukan pada masyarakat Desa Topore sebagai berikut :

1. Penanaman jagung dan cabai

3.3. PEMECAHAN MASALAH

Pemecahan masalah adalah suatu proses terencana yang perlu

dilaksanakan agar memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang

mungkin tidak didapat dengan segera (Saad & Ghani, 2008:120). Untuk

pemecahan masalah dari identifikasi masalah yang dihadapi adalah sebagai

berikut :

Setelah melakukan observasi di Desa Topore, maka kami melakukan

pemahaman tentang :

A. Penanaman jagung dan cabai

26
BAB IV

KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

4.1. Kegiatan individu : Penanaman Jagung dan Cabai


Kegiatan Individu.

Lahan yang semakin menyempit dan biaya produksi yang semakin

meningkat memaksa kita untuk berinovasi agar penghasilan dalam bercocok

tanam mampu memenuhi kebutuhan hidup yang semakin hari terus bertambah.

Banyak cara yang dilakukan oleh teman-teman petani untuk meningkatkan

pendapatan dari bercocok tanam. Ide dalam pengembangan sistem pertanian bisa

datang darimana saja, bisa dari pengalaman pribadi atau pengembangan ide dari

teman-teman petani lainnya. Upaya untuk meningkatkan penghasilan dari

bercocok tanam bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan menanam

jenis tanaman budidaya yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Atau dengan

menggunakan benih unggul yang berkualitas, perbaikan teknik dan sistem

bercocok tanam serta pemanfaatan bahan-bahan organik untuk penghematan biaya

produksi. Intinya, untuk meningkatkan hasil produksi pertanian dari lahan yang

tetap (tidak bertambah) dibutuhkan inovasi yang tepat. Untuk memaksimalkan

penggunaan lahan dan meningkatkan pendapatan beberapa teman menerapkan

budidaya dengan teknik campuran atau tumpang sari. Teknik menanam dengan

pola tumpang sari sebenarnya bukan hal baru dalam dunia pertanian di Indonesia,

sejak jaman dahulu kakek-nenek kita sudah menerapkan pola ini.

27
A. Cara Budidaya Tumpang sari Jagung dan Cabai Rawit

Sebenarnya sistem bercocok tanam campuran jagung dan cabai rawit ini

lebih cocok disebut sebagai tumpang sela sebab penanamannya dilakukan dengan

rentang waktu tertentu dan tidak secara bersamaan. Akan tetapi pola tanam

tumpang sela sendiri lebih dikenal sebagai pola tanam campuran antara tanaman

perkebunan (tahunan) dengan tanaman palawija (semusim). Yah,, tidaklah perlu

mempermasalahkan tentang istilah sebab tujuannya tetap sama yaitu untuk

meningkatkan hasil dan pendapatan. Berikut ini langkah-langkah dan cara

budidaya tumpangsari jagung dan cabai rawit ;

1. Persiapan Lahan Budidaya Tumpang sari Jagung dan Cabai

Mempersiapkan lahan untuk budidaya tumpang sari jagung dan cabai

rawit tidak berbeda dengan persiapan lahan budidaya tanaman tunggal. Yaitu

diawali dengan pengolahan lahan, prosesnya adalah pembersihan lahan,

penggemburan / pembajakan, serta pembuatan bedengan. Langkah awalnya

adalah pembersihan lahan dari gulma atau sisa-sisa tanaman sebelumnya.

Kemudian lahan dibajak/dicangkul supaya gembur. Selanjutnya adalah pembuatan

bedengan, bedengan dibuat dengan lebar 80m – 90 cm, tinggi bedengan kira-kira

saja asalkan tidak tergenang air, panjang bedengan disesuaikan dengan lahan.

Bedengan sebaiknya dibuat tidak terlalu tinggi agar mudah melakukan

pendangiran. Kemudian cek pH tanah, jika pH kurang dari atau dibawah 5,5

taburkan kapur pertanian (dolomit) sesuai kebutuan. Biarkan selama beberapa hari

agar tersiram air hujan.

28
2. Cara Penanaman Jagung

Jagung ditanam dengan jarak antar tanaman 30 cm dan jarak antar baris

dalam bedengan 50 cm. Tanam satu benih jagung dalam satu lubang tanam.

Sebelum ditanam benih jagung bisa juga dicampur dengan fungisida dan

insektisida, tujuannya untuk mencegah penyakit jamur dan gangguan hama.

Jagung manis bisa dipanen pada usia 60 – 65 hari setelah tanam tergantung

varietas dan lokasi penanaman. Didataran rendah jagung manis lebih cepat panen

daripada didataran tinggi. Sedangkan jagung kering bisa dipanen ketika berusia 85

– 95 hari setelah tanam.

3. Penanaman Bibit Cabai Rawit

Bibit cabai bisa dipindah tanam kelahan ketika tanaman jagung sudah

berumur 20 – 30 hari setelah tanam. Pada saat itu bibit cabai rawit sudah berusia 1

bulan. Bibit cabai rawit ditanam diantara tanaman jagung dengan mengikuti barisan

tanaman jagung diatas bedengan. Bibit cabai ditanam dengan jarak 60 x 60 cm atau

70 x 60 cm. Ketika jagung manis sudah siap dipanen tanaman cabai sudah berumur

35 – 40 hari setelah tanam. Pada saat itu tanaman cabai rawit sudah mulai berbuah

dan jagung sudah siap dipanen sehingga kedua tanaman tidak saling mengganggu.

Jika jagung dipanen kering usia panen lebih lama, tetapi tanaman cabai tidak akan

terganggu sebab daun-daun jagung sudah mulai mengering dan dipangkas untuk

mempercepat pengeringan tongkol.

4. Penanaman Bibit Cabai Rawit

29
Bibit cabai bisa dipindah tanam kelahan ketika tanaman jagung sudah

berumur 20 – 30 hari setelah tanam. Pada saat itu bibit cabai rawit sudah berusia 1

bulan. Bibit cabai rawit ditanam diantara tanaman jagung dengan mengikuti barisan

tanaman jagung diatas bedengan. Bibit cabai ditanam dengan jarak 60 x 60 cm atau

70 x 60 cm. Ketika jagung manis sudah siap dipanen tanaman cabai sudah berumur

35 – 40 hari setelah tanam. Pada saat itu tanaman cabai rawit sudah mulai berbuah

dan jagung sudah siap dipanen sehingga kedua tanaman tidak saling mengganggu.

Jika jagung dipanen kering usia panen lebih lama, tetapi tanaman cabai tidak akan

terganggu sebab daun-daun jagung sudah mulai mengering dan dipangkas untuk

mempercepat pengeringan tongkol.

30
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Selama hampir satu bulan ber-KKN, ada masa dimana nilai dari suatu

kebersamaan menjadi satu kekuatan atau potensi untuk mewujudkan atau

merealisasikan setiap program kerja yang telah dilaksanakan di Desa Topore

Kcamatan Papalang Kabupaten Mamuju.Dari pembahasan disetiap BAB

sebelumnya terkadang kita harus merenung sejenak dan bersyukur atas Rahmat,

KaruniaNya dan kesehatan yang telah diberikan oleh Allah SWT.Kesimpulan

yang dapat kami tarik adalah :

a. sejak kehadiran pertama kami mendapat sambutan hangat dari aparat

Kecamatan beserta para perangkat Desa yang ada di Kecamatan Papalang.

b. setiap program kerja yang kami jalankan mendapat sambutan dari masyarakat

untuk mensukseskan kegiatan tersebut adalah semata-mata karena kerja sama

pemerintah setempat, masyarakat, dan instansi terkait.

d. Program kerja tidak dapat berjalan dengan baik jika tidak ada dukungan atau

bantuan dana dari pihak-pihak terkait.

e. Hal terpenting dalam pelaksanaan kerja KKN adalah tergantung dari

bagaimana sikap dan cara peserta KKN itu sendiri dalam melaksanakannya

untuk mendapat sambutan dan dukungan dari masyarakat setempat.

31
5.2 Saran

Dengan selesainya seluruh kegiatan program kerja desa KKN reguler

Gelombang XIIITahun 2019 Universitas Sulawesi Barat yang berlangsung selama

satu bulan lebih, maka ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dari

semua pihak antara lain:

a. kepada daerah setempat khususnya Desa Topore dapat menindak lanjuti

program kerja kami sehingga program kerja tersebut dapat berkesinambungan.

b. Diharapkan para tokoh masyarakat terutama para pemuda Desa Topore agar

lebih berperan aktif menggerakkan masyarakat dalam setiap pembangunan

desa demi kemajuan dan perkembangan Desa Topore.

c. Dalam rangka percepatan pembangunan desa, masyarakat perlu dibekali

dengan pengetahuan berupa sosialisasi yang bersifat mendidik dan memberi

motivasi.

d. Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat agar pelayanan yang menyangkut

kesejahteraan perlu di fungsikan serta dilaksanakan sesuai dengan tuntutan

kebutuhan.

e. perlu adanya keterpaduan antara pemerintah dan masyarakat, agar penempatan

mahasiswa KKN sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat di desa.

32
33
34
35
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal KKN Universitas Sulawesi Barat Tahun 2019

Panduan KKN Universitas Sulawesi Barat Tahun 2019

Profil Desa Topore Kecamatan Papalang Sulawesi Barat 2019

36
Lampiran 1 : Daftar Mahasiswa KKN Posko Desa Topore

TEMPAT
NAMA DAN
NO FAKULTAS JURUSAN JABATAN
(NIM) TANGGAL
LAHIR
1 Muhammad Anwar Pambusuang/ Pertanian Agribisnis kordes
( A0116541 ) 18-03-1998
2 Anugrah Perdana Karanamu/ 18- Ekonomi Manajemen Sekkordes
( C0116321 ) 07-1998
3 Tenri Bulan Wahid Balombong/23- Ekonomi Manajemen Bendahara
( C0116508 ) 09-1997
4 Anita Alimuddin Pangimbalan/ Ekonomi Manajemen Anggota
( C0116523 ) 12-03-1996
5 Eri Irianto pokko/10-06- Ekonomi Manajemen Anggota
( C0116304 ) 1997
6 Nurmala somba/03-12- Pertanian Agribisnis Anggota
( A0116509 ) 1998
7 Muh.Dedi N Kanp.baru/19- Ekonomi Akuntansi Anggota
( C0216340 ) 02-1998
8 Elsa somba/23-06- Teknik Teknik sipil Anggota
( D01 16 341 ) 1997

37
Lampiran 2. Daftar Nama Kepala Dusun Desa Topore

NO NAMA KETERANGAN

1 Abd. Latif Kepala Dusun Topore Selatan

2 Abd. Rauf Kepala Dusun Topore Utara

3 Naharuddin Kepala Dusun Pamalaliang

4 Kamaluddin, S.Pd Kepala Dusun Sakio

6 Hasbi Kepala Dusun Pure

7 Rustam JM. Kepala Dusun Tadissa

8 Hasanuddin Kepala Dusun Karondang

38
Lampiran 3. Struktur Pemerintahan Desa Topore Kecamatan Papalang

Kepala Desa BPD

ABD AZIS AMIRUDDIN S.Pd

Sekretaris
ZAINAL ABIDIN

Kaur Pemerintah Kaur Pembangunan Kaur Kesra Kaur Umum


ABD, SYUKUR NUSRI M. HARMULIADI ZULKARNAIN

Kadus Topore Selatan Kadus Topore Utara Kadus Pamalaliang Kadus Sakio
ABD.LATIF ABD.RAUF NAHARUDDIN KAMALUDDIN,S.Pd
d

Kadus Pure Kadus Tadissa Kadus Karondang


HASBI RUSTAM JM. HASANUDDIN

39
Lampiran 5. Foto Kegiatan KKN Individu

FOTO-FOTO KEGIATAN

Gambar 1: foto bersama bapak kepala desa beserta ibu desa setelah
selesainya seminar desa.

Gambar 2: Proses penanaman cabai

40
Gambar 3: Proses penyiraman jagung

41
42
43

Anda mungkin juga menyukai