CITRA NOVTRIANA
DHEA IFANKA
DITTA FARDILLA
VERANI SANDRA K
2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang
pengembangan peran serta masyarakat dalam pelayanan kebidanan komunitas meskipun
banyak kekurangan didalamnya. kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai peran serta masyarakat
dalam pelayanan kebidanan komunitas. kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................iii
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Tujuan Materi :
Meningkatkan pengetahuan tentang Posyandu.
1. Tujuan Posyandu
Tujuan penyelenggaraan posyandu adalah untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan bayi, balita, ibu dan pasangan usia subur. Posyandu direncanakan dan
dikembangkan oleh kader bersama Kepala Desa dan Lembaga Ketahanan Masyarakat
Desa (LKMD) serta penyelenggaraannya dilakukan oleh kader yang terlatih dibidang
KB-Kes, berasal dari PKK, tokoh masyarakat, pemuda dengan bimbingan tim pembina
LKMD tingkat kecamatan. Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh
masyarakat setempat yang disetujui oleh LKMD dengan syarat; mau dan mampu bekerja
secara sukarela, dapat membaca dan menulis huruf latin dan mempunyai cukup waktu
untuk bekerja bagi masyarakat.
Posyandu dapat melayani semua anggota masyarakat, terutama ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta Pasangan Usia Subur (PUS). Biasanya
dilaksanakan satu kali sebulan ditempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan
ditentukan masyarakat sendiri.
2. Kedudukan Posyandu
Menurut lokasinya Posyandu dapat berlokasi di setiap desa atau kelurahan atau
nagari. Bila diperlukan dan memiliki kemampuan, dapat berlokasi di tiap RW, dusun,
atau sebutan lain yang sesuai. Kedudukan Posyandu adalah :
a. Terhadap pemerintah desa atau kelurahan, adalah sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan yang secara kelembagaan dibina oleh pemerintah
desa atau kelurahan.
b. Terhadap Pokja Posyandu, sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan aspek
administrasi, keuangan dan program Pokja.
c. Terhadap berbagai UKBM, adalah sebagai mitra.
d. Terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan, adalah sebagai satuan organisasi yang
mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari Konsil Kesehatan Kecamatan.
e. Terhadap Puskesmas, adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.
Beberapa pihak yang terkait dengan kegiatan Posyandu memiliki tugas dan
tangung jawab sebagai berikut :
a. Kader Kesehatan
5. Kegiatan Posyandu
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau
pilihan, yaitu :
a. Kegiatan Utama
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a) Ibu hamil
Pelayanan meliputi :
i. Penimbangan
ii. Penentuan status gizi
iii. Penyuluhan tentang kesehatan bayi dan balita
iv. Jika ada petugas kesehatan dapat ditambahkan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Bila ditemukan adanya
kelainanakan dirujuk ke Puskesmas.
2) Keluarga Berencana
Pelayanan KB di Posyandu yang diselenggarakan oleh kader adalah pemberian
pil dan kondom. Bila ada petugas keehatan maka dapat dilayani KB suntik dan
konseling KB.
3) Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan bila ada petugas
kesehatan Puskesmas. Jenis pelayanan imunisasi yang diberikan yang sesuai
program, baik untuk bayi, balita maupun untuk ibu hamil, yaitu :
BCG, DPT, hepatitis B, campak, polio, dan tetanus toxoid.
4) Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Bentuk pelayanannya
meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan,
penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup
besi (Fe). Untuk ibu hamil dan ibu nifas diberikan tablet besi dan yodium untuk
daerah endemis gondok.
d. Cakupan Imunisasi
Cakupan imunisasi dihitung secara kumulatif selama 1 (satu) tahun. Cakupan
kumulatif dianggap baik bila mencapai 50 % keatas.
e. Cakupan ibu hamil
Cakupan pemeriksaan ibu hamil dihitung secara kumulatif selama 1 (satu) tahun.
Batas mapan tidaknya posyandu digunakan angka 50 %.
f. Cakupan KB
Cakupan peserta KB juga dihitung secara kumulatif selama 1 (satu) tahun.
Pencapaian 50 % keatas.
g. Program Tambahan
Posyandu pada mulanya melaksanakan 5 program yaitu : KIA, KB, Perbaikan
Gizi, Imunisasi dan Penaggulangan Diare. Bila telah mantap, maka programnya
dapat ditambahan. Program tambahan disini adalah bentuk upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat seperti : Bina Keluarga Balita, Pos Obat Desa, Pondok
Bersalin Desa, dan sebagainya.
h. Dana Sehat
Dana sehat merupakan wahana untuk memandirikan posyandu. Diharapkan bila
dana sehat telah mampu membiayai posyandu, maka tingkat kemandirian
masyarakat sudah baik.
Keluarga Sehat – Untuk membentuk keluarga sehat tak lepas dari peranan seorang
ibu sebagai wanita yang mengandung dan melahirkan buah hati. Oleh karena itu, setiap
wanita harus memikirkan kesehatannya apakah dia merencanakan kehamilan. Salah
satu alasannya adalah bahwa sekitar setengah dari seluruh kehamilan yang tidak
direncanakan. Kehamilan yang tidak direncanakan beresiko lebih besar dari kelahiran
prematur dan berat lahir rendah bayi. Alasan lain adalah bahwa, meskipun kemajuan
penting dalam perawatan kedokteran dan kehamilan, sekitar 1 dari 8 bayi lahir terlalu
dini. Para peneliti sedang mencoba untuk mencari tahu mengapa dan bagaimana
mencegah kelahiran prematur. Tetapi para ahli setuju bahwa wanita perlu lebih sehat
sebelum hamil. Dengan mengambil tindakan terhadap masalah kesehatan dan resiko
sebelum kehamilan, anda dapat mencegah masalah yang mungkin mempengaruhi anda
atau bayi anda nanti.
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi
kebidanan, keluarga berencana, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak sekolah.
Keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan
ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi
tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dalam
mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap
kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran
seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya
dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua
terutama ibunya.
Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu
sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga
dewasa, bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah
dengan orang lain seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya.
B. Kegiatan Dalam Program Kesehatan Ibu dan Anak
Ada beberapa kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak, diantaranya :
1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita, dan anak
prasekolah.
2. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.
3. Pemantauan tumbuh kembang balita.
4. Imunisasi Tetanus Toxoid dua kali pada ibu hamil serta BCG, DPT tiga kali, Polio
tiga kali, dan campak satu kali pada bayi
5. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA
6. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak prasekolah untuk macam-macam
penyakit ringan
7. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta
bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari)
8. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi serta
kader-kader kesehatan.
1.Sistem pencatatan-pemantauan
2.Sistem transportasi-komunikasi
3.Sistem pendanaan
4.Sistem pendonor darah
5. Sistem Informasi KB.
1. Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care (K1) sebesar 100%.
2. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%.
3. Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%.
4. Pelayanan kesehatan bayi sehingga kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar 90%
dan KN Lengkap (KN1, KN2, dan KN3) sebesar 88%.
5. Pelayanan kesehatan anak Balita sebesar 85%.
6. Balita ditimbang berat badannya (jumlah balita ditimbang/balita seluruhnya (D/S)
sebesar 85%).
7. ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 80%.
8. Rumah Tangga yang mengonsumsi Garam Beryodium sebesar 90%.
9. Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah Darah sebesar 85% dan Balita usia 6-59 bulan
mendapatkan Kapsul Vitamin A sebanyak 85%.
10. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap kepada bayi 0-11 bulan sebesar 90 %.
11. Penguatan Imunisasi Rutin melalui Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional (GAIN)
UCI, sehingga desa dan kelurahan dapat mencapai Universal Child Immunization
(UCI) sebanyak 100%
12. Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mendukung
terwujudnya Desa dan Kelurahan Siaga aktif sebesar 80%
Strategi Promosi Peningkatan KIA serta percepatan penurunan AKI dan AKB adalah
melalui Advokasi, Bina Suasana dan Pemberdayaan Masyarakat yang didukung oleh
Kemitraan.
a) Advokasi
Advokasi merupakan upaya strategis dan terencana untuk mendapatkankomitmen dan
dukungan dari para pengambil keputusan dan pihak terkait (stakeholders) dalam
pelayanan KIA.
b) Bina Suasana
Bina Suasana merupakan upaya menciptakan opini publik atau lingkungan sosial, baik
fisik maupun non fisik, yang mendorong individu, keluarga dan kelompok untuk mau
melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait dengan upaya peningkatan
KIA serta mempercepat penurunan AKI dan AKB. Bina suasana salah satunya dapat
dilakukan melalui sosialisasi kepada kelompok-kelompok potensial, seperti organisasi
kemasyarakatan, kelompok opini dan media massa. Bina suasana perlu dilakukan
untuk mendukung pencapaian target program KIA.
c) Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya menumbuhkan kesadaran, kemauan,
kemampuan masyarakat dalam mencegah dan mengatasi masalah KIA. Melalui
kegiatan ini, masyarakat diharapkan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) dan berperan serta dalam pemberdayaan masyarakat di bidang KIA.
d) Kemitraan
Kemitraan dalam penanganan masalah KIA adalah kerjasama formal antara individu-
individu, kelompok-kelompok peduli KIA atau organisasi-organisasi kemasyarakatan,
media massa dan swasta/dunia usaha untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan
KIA di masyarakat.
Gerakan Sayang Ibu adalah Suatu Gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat,
bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui
berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya penurunan angka kematian
ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta penurunan angka kematian bayi. Tim
Pembina GSI (Gerakan Sayang Ibu) Puskesmas melaksanakan pembinaan GSI tahap
kedua. Dalam kesempatan ini ketua tim menyampaikan pentingnya Gerakan Sayang
Ibu dilakukan karena SDM yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan suatu
pembangunan.
Oleh sebab itu program Gerakan Sayang Ibu, diharapkan menjadi momentum untuk
memperhatikan dan memprioritaskan peningkatan gizi pada ibu hamil. Harapannya Ibu
Sehat, Anak Sehat, Bangsa Kuat dapat terwujud.
Desa yang dimaksud di sini adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas – batas wilayah, yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan yang diakui dan dihormati dalam Pemerintah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan umum desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli, dan
tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.
1. Minimal Memiliki pos kesehatan desa yang berfungsi memberi pelayanan dasar
( dengan sumberdaya minimal 1 tenaga kesehatan dan sarana fisik bangunan,
perlengkapan & peralatan alat komunikasi ke masyarakat & ke puskesmas )
2. Memiliki sistem gawat darurat berbasis masyarakat
3. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri
4. Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
Sasaran Pengembangan
Sasaran pengembangan desa siaga adalah mempermudah strategi intervensi, sasaran ini
dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
1. Semua individu dan keluarga di desa yang diharapkan mampu melaksanakan hidup
sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya
2. Pihak- pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan
keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku
tersebut, seperti tokoh masyarakat termasuk tokoh agama, tokoh perempuan dan
pemuda, kader serta petugas kesehatan
3. Pihak-pihak yang diharapkan memberi dukungan memberi dukungan kebijakan,
peraturan perundang –undangan, dana, tenaga, sasaran, dll, seperti kepala desa, camat,
pejabat terkait, LSM, swasta, donatur, dan pemilik kepentingan lainnya.
Kriteria Pengembangan
Dalam pengembangan desa siaga akan meningkat dengan membagi menjadi empat
kriteria.
1. Tahap bina. Tahap ini forum masyarakat desa mungkin belum aktif, tetapi telah ada
forum atau lembaga masyaratak desa yang telah berfungsi dalam bentuk apa saja
misalnya kelompok rembuk desa, kelompok pengajian, atau kelompok persekutuan
do’a.
2. Tahap tambah. Pada tahap ini, forum masyarakat desa talah aktif dan anggota forum
mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan masyarakat , selain posyandu. Demikian
juga dengan polindes dan posyandu sedikitnya sudah oada tahap madya.
3. Tahap kembang. Pada tahap ini, forum kesehatan masyarakat telah berperan secara
aktif,dan mampu mengembangkan UKBMsesuai kebutuhan dengan biaya berbasis
masyarakat.Jika selama ini pembiyaan kesehatan oleh masyarakat sempat terhenti
karena kurangnya pemahaman terhadap sistem jaminan,masyarakat didorong lagi
untuk mengembangkan sistem serupa dimulai dari sistem yang sederhana dan di
butuhkan oleh masyarakat misalnya tabulin.
4. Tahap Paripurna,tahap ini,semua indikator dalam kriteria dengan siaga sudah
terpenuhi. Masyarakat sudah hidup dalam lingkungan seha tserta berperilaku hidup
bersih dan sehat.
Keberhasilan Program
Pelayanan pokesdes meliputi upaya promotif, preventif dan kuratif yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela.
Tujuan poskesdes
1. Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan kesehatan di
wilayah desanya
2. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan
3. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap resiko dan bahaya yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa atau KLB serta factor- factor resikonya
4. Tersedianya upaya pemerdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di bidang kesehatan
5. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh masyarakat dan
tenaga professional kesehatan
6. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada di desa
Ruang lingkup polindes
Ruang lingkup poskesdes meliputi: upaya kesehatan yang menyeluruh mencakup upaya
promotif, preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan
dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela.
Fungsi poskesdes
Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko dan masalah kesehatan
Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan kepada
masyarakat serta meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan
Sebagai wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada di desa
Manfaat poskesdes Bagi masyarakat
Memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang dekat. Permasalahan di desa dapat
terdeteksi dini, sehingga bisa ditangani cepat dan diselesaikan, sesuai kondisi potensi
dan kemampuan yang ada.
2.6 KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
1. Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care (K1) sebesar 100%.
2. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%.
3. Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%.
4. Pelayanan kesehatan bayi sehingga kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar 90%
dan KN Lengkap (KN1, KN2, dan KN3) sebesar 88%.
5. Pelayanan kesehatan anak Balita sebesar 85%.
6. Balita ditimbang berat badannya (jumlah balita ditimbang/balita seluruhnya (D/S)
sebesar 85%).
7. ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 80%.
8. Rumah Tangga yang mengonsumsi Garam Beryodium sebesar 90%.
9. Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah Darah sebesar 85% dan Balita usia 6-59 bulan
mendapatkan Kapsul Vitamin A sebanyak 85%.
10. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap kepada bayi 0-11 bulan sebesar 90 %.
11. Penguatan Imunisasi Rutin melalui Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional (GAIN)
UCI, sehingga desa dan kelurahan dapat mencapai Universal
ChildImmunization (UCI) sebanyak 100%.
12. Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mendukung
terwujudnya Desa dan Kelurahan Siaga aktif sebesar 80%
Strategi Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Strategi Promosi Peningkatan KIA serta percepatan penurunan AKI dan AKB adalah
melalui Advokasi, Bina Suasana dan Pemberdayaan Masyarakat yang didukung oleh
Kemitraan.
a. Advokasi
b. Bina Suasana
Bina Suasana merupakan upaya menciptakan opini publik atau lingkungan sosial,
baik fisik maupun non fisik, yang mendorong individu, keluarga dan kelompok untuk
mau melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait dengan upaya
peningkatan KIA serta mempercepat penurunan AKI dan AKB. Bina suasana salah
satunya dapat dilakukan melalui sosialisasi kepada kelompok-kelompok potensial,
seperti organisasi kemasyarakatan, kelompok opini dan media massa. Bina suasana
perlu dilakukan untuk mendukung pencapaian target program KIA.
c. Pemberdayaan Masyarakat
d. Kemitraan
Dasa wisma adalah kelompok ibu berasal dari 10 KK (kepala keluarga) rumah yang
bertetangga untuk mempermudah jalannya suatu program. Pengumpulan dana,
kuesioner, tertib administrasi, adalah beberapa contoh tanggungjawab ketua dawis,
untuk kemudian hasilnya diteruskan ke ketua PKK. Kegiatannya diarahkan pada
peningkatan kesehatan keluarga. Bentuk kegiatannya seperti arisan (PKK), pembuatan
jamban, sumur, kembangkan dana sehat (PMT, pengobatan ringan, membangun sarana
sampah dan kotoran). Kelompok Dasa Wisma adalah kelompok yang terdiri dari 10 –
20 kepala keluarga (KK) dalam satu RT. Setelah terbentuk kelompok, maka
diangkatlah satu orang yang memiliki tanggung jawab sebagai ketua.
Tujuan kelompok Dasa Wisma ini adalah membantu kelancaran tugas-tugas pokok dan
program PKK kelurahan. Kegiatannya diarahkan pada peningkatan kesehatan keluarga.
Bentuk kegiatannya seperti arisan, pembuatan jamban, sumur, kembangkan dana sehat
(PMT, pengobatan ringan, membangun sarana sampah dan kotoran)
Secara umum tujuan dari kegiatan tersebut yang berbasis masyarakat adalah terciptanya
sistem kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini di masyarakat terhadap kemungkinan
terjadinya penyakit dan masalah-masalah kesehatan yang akan mengancam dan
merugikan masyarakat yang bersangkutan.
Dasa Wisma sebagai salah satu wadah kegiatan masyarakat memiliki peran yang sangat
penting dalam pelaksanaan program-program kegiatan gerakan PKK di tingkat
desa,yang nantinya akan berpengaruh pula pada kegiatan gerakan PKK di tingkat
Kecamatan dan Kabupaten.
Beberapa masalah kesehatan yang menjadi jangkauan kerja dari anggota dasawisma
sebagai berikut :
Dasa wisma sebagai kelompok terkecil dari kelompok-kelompok PKK memiliki peran
strategis mewujudkan keluarga sejahtera. Untuk itu, di harapkan agar Dasawisma
menjadi ujung tombak pelaksanaan 10 program pokok PKK dan program pemerintah
karena sebagai mitra.
Banyak hal yang dapat dilakukan melalui dasawisma seperti melaksanakan kegiatan
kerjabakti, mengadakan lomba mengambil jentiknya sehingga dapat mengantisipasi
munculnya penyakit demam berdarah. Selainitu, terutama dalam hal administrasi,
dengan mengupdate data di setiap kepala keluarga, usaha perbaikan gizi keluarga dan
keluarga berencana (KB). Dengan begitu Keberadaan dasawisma akan mempermudah
koordinasi dan jaringan, sehingga program-program PKK maupun yang melibatkan
PKK dapat berjalan tepat sasaran.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Secara kualitatif faktor yang mendorong partisipasi para ibu balita untuk memanfaatkan
pelayanan Posyandu:
A. Adanya dukungan keluarga dalam bentuk mengingatkan para ibu bayi balitauntuk
datang ke Posyandu.
B. Dukungan tokoh masyarakat tidak terlihat. Dukunganpihak kelurahan hanya
memberikan himbauan kepada kader untuk melaksanakan Posyandu. Tidak adanya
keterlibatan tokoh masyarakat untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu.
C. Sarana dan prasarana di PosyanduKenanga 8 masih terbatas. Hal tersebut ditandai
dengan tidak adanya meja dan kursi untukpelaksanaan Posyandu, pelaksanaan
masih dilakukan diteras rumah warga. Keterbatasan untuk pelayanan ibu hamil
juga ditandai dengan tidak adanya tensi meterdan pita LILA.
D. Lokasi Posyandumudah diakses dan tidak membutuhkan biaya transportasi
3.1 SARAN
Kader Posyandu
1.Diharapkan kepada kader Posyandu dalam pelaksanaan Posyandu menerapkan
pelayanan, gencar dalam melakukan sosialisasi tentang Posyandu terkait manfaat,
tujuan, dan tumbuh kembang anak agar semua masyarakat dapat memanfaatkan
program Posyandu dengan maksimal.
2.Diharapkan kepada kader Posyandu lebih memanfaatkan dana operasional
Posyandu secara efektif dan efisien agar pemberian PMT dapat dilakukan rutin
setiap bulanya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dinkes Propinsi Jawa Timur. Buku Pegangan Kader Posyandu. Subdin PSD,
Surabaya, 2005.
2. Dinkes Propinsi Jawa Timur. Panduan Pelatihan Kader Posyandu. DIPA Program
Perbaikan Gizi Masyarakat, 2006.
3. Depkes RI. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta, 2006.
4. Depkes RI. Modul Surveilans KIA : Peningkatan Kapasitas Agen Perubahan dan
Pelaksanaan Program Kesehatan Ibu dan Anak. Dirjen Bina Kesehatan
Masyarakat, Jakarta, 2007.
5. Hhtp://bandungsari-brebes.sideka.id/2018/10/16/program-kesehatan-ibu-dan-
anak/
6. https://penguyangan.denpasarkota.go.id/berita/read/5009
7. http://puskesmojegedang1.karanganyarkab.go.id/?p=331