Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENGEMBANGAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM


PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

CITRA NOVTRIANA

DHEA IFANKA

DITTA FARDILLA

VERANI SANDRA K

Yayasan pendidikan graha husada lestari

Akademi Kebidanan Graha Ananda PALU

2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang
pengembangan peran serta masyarakat dalam pelayanan kebidanan komunitas meskipun
banyak kekurangan didalamnya. kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai peran serta masyarakat
dalam pelayanan kebidanan komunitas. kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................iii

1.1. latar belakang .............................................................................4


1.2. tujuan .........................................................................................4
1.3. rumusan masalah........................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 pengertian posyandu.....................................................................5


2.2 program peminat kesehatan ibu dan anak...................................11
2.3 gerakan sayang ibu.....................................................................15
2.4 desa siaga....................................................................................16
2.5 pos kesehatan desa (poskesdes polindes)...................................18
2.6 kesehatan ibu dan anak (KIA)....................................................20
2.7 desa wisma........................................................................................21

BAB 3 PENUTUP

3.1 kesimpulan .................................................................................23


3.2 saran ...........................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat sekaligus


memperoleh pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan antara lain : gizi,
imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan penanggulangan diare. Definisi lain
Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi.

1.2 TUJUAN
Tujuan Materi :
Meningkatkan pengetahuan tentang Posyandu.

1. mengetahui pengertian, tujuan, dan kedudukan Posyandu.


2. mengetahui pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan Posyandu.
3. mengetahui kegiatan yang diselenggarakan Posyandu.
4. mengetahui stratifikasi Posyandu.

1.3 RUMUSAN MASALAH


Makalah ini membahas tentang pengertian,tujuan,dan kedudukan posyandu. Selain
kegiatan posyandu, makalah ini juga berisi tentang program peminat kesehatan, gerakan
sayang ibu (KIA), desa siaga,pos kesehatan desa (poskesdes polindes), kesehatan ibu dan
anak dan juga membahas desa wisma.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 POS LAYANAN TERPADU


Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat sekaligus
memperoleh pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan antara lain : gizi,
imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan penanggulangan diare. Definisi lain
Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi.

1. Tujuan Posyandu
Tujuan penyelenggaraan posyandu adalah untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan bayi, balita, ibu dan pasangan usia subur. Posyandu direncanakan dan
dikembangkan oleh kader bersama Kepala Desa dan Lembaga Ketahanan Masyarakat
Desa (LKMD) serta penyelenggaraannya dilakukan oleh kader yang terlatih dibidang
KB-Kes, berasal dari PKK, tokoh masyarakat, pemuda dengan bimbingan tim pembina
LKMD tingkat kecamatan. Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh
masyarakat setempat yang disetujui oleh LKMD dengan syarat; mau dan mampu bekerja
secara sukarela, dapat membaca dan menulis huruf latin dan mempunyai cukup waktu
untuk bekerja bagi masyarakat.

Posyandu dapat melayani semua anggota masyarakat, terutama ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta Pasangan Usia Subur (PUS). Biasanya
dilaksanakan satu kali sebulan ditempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan
ditentukan masyarakat sendiri.

2. Kedudukan Posyandu
Menurut lokasinya Posyandu dapat berlokasi di setiap desa atau kelurahan atau
nagari. Bila diperlukan dan memiliki kemampuan, dapat berlokasi di tiap RW, dusun,
atau sebutan lain yang sesuai. Kedudukan Posyandu adalah :
a. Terhadap pemerintah desa atau kelurahan, adalah sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan yang secara kelembagaan dibina oleh pemerintah
desa atau kelurahan.
b. Terhadap Pokja Posyandu, sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan aspek
administrasi, keuangan dan program Pokja.
c. Terhadap berbagai UKBM, adalah sebagai mitra.
d. Terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan, adalah sebagai satuan organisasi yang
mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari Konsil Kesehatan Kecamatan.
e. Terhadap Puskesmas, adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.

4. Tugas dan Tangung Jawab Pihak-Pihak yang Terkait

Beberapa pihak yang terkait dengan kegiatan Posyandu memiliki tugas dan
tangung jawab sebagai berikut :
a. Kader Kesehatan

1) Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan prasarana Posyandu.


2) Melaksanakan pendaftaran.
3) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke
Posyandu.
4) Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisi buku register
Posyandu.

5) Melaksanakan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan


serta memberikan PMT.
6) Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai dengan kewenangannya,
misalnya memberikan vitamin A, tablet besi, oralit, pil KB, kondom. Bila ada
petugas kesehatan maka kegiatan kesehatan dilakukan bersama dengan petugas
kesehatan.
7) Setelah selesai penimbangan bersama petugas kesehatan melengkapi pencatatan
dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.
b. Petugas Kesehatan
1) Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana di meja 5
(lima).
3) Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, gizi dan KB kepada pengunjung
Posyandu dan masyarakat luas.
4) Menganalisa hasil kegiatan Posyandu dan melaporkannya kepada Kepala
Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan
sesuai kebutuhan.
c. Camat
1) Mengkordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu.
2) Memberi dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu.
3) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara
teratur.
d. Lurah atau Kepala Desa
1) Memberkan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan
Posyandu.
2) Mengkordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka
Posyandu.
3) Mengkordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh
masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu.
4) Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama LKMD atau LPM atau LKD
atau sebutan lainnya.

5) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara


teratur.
e. Pokja Posyandu
1) Mengkordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu.
2) Melakukan bimbingan dan pembinaan kepada Posyandu.
3) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu.
4) Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam kegiatan
Posyandu.
f. Tim Penggerak PKK (TP PKK)
1) Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu.
2) Penggerakan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu.
3) Penyuluhan baik di Posyandu atau di luar Posyandu

5. Kegiatan Posyandu

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau
pilihan, yaitu :
a. Kegiatan Utama
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

a) Ibu hamil

Pelayanan meliputi :

i. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet tambah darah


ii. pengukuran tekanan darah, pemeriksaan hamil bila ada tempat atau ruang
periksa dan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid.
iii. Bila dimungkinkan diselenggarakan kelompok ibu hamil pada hari buka
Posyandu yang kegiatannya antara lain : penyuluhan tentang tanda bahaya
kehamilan, persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi ibu hamil,
perawatan payudara dan pemberian ASI, peragaan perawatan bayi baru lahir
dan senam ibu hamil.

b. Ibu nifas dan menyusui Pelayanannya meliputi :


i. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI, dan gizi, perawatan jalan lahir.
ii. Pemberian vitamin A dan tablet besi
iii. Perawatan payudara
iv. Senam ibu nifas
v. pemeriksaan payudara, tinggi fundus uteri, dan pmeriksaan lochea.

c. Bayi dan anak balita


Jenis pelayanan untuk bayi dan balita mencakup :

i. Penimbangan
ii. Penentuan status gizi
iii. Penyuluhan tentang kesehatan bayi dan balita
iv. Jika ada petugas kesehatan dapat ditambahkan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Bila ditemukan adanya
kelainanakan dirujuk ke Puskesmas.
2) Keluarga Berencana
Pelayanan KB di Posyandu yang diselenggarakan oleh kader adalah pemberian
pil dan kondom. Bila ada petugas keehatan maka dapat dilayani KB suntik dan
konseling KB.
3) Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan bila ada petugas
kesehatan Puskesmas. Jenis pelayanan imunisasi yang diberikan yang sesuai
program, baik untuk bayi, balita maupun untuk ibu hamil, yaitu :
BCG, DPT, hepatitis B, campak, polio, dan tetanus toxoid.

4) Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Bentuk pelayanannya
meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan,
penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup
besi (Fe). Untuk ibu hamil dan ibu nifas diberikan tablet besi dan yodium untuk
daerah endemis gondok.

5) Pencegahan dan Penanggulangan Diare


Pelayanan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare antara lain dengan cara
penyuluhan tentang diare dan pemberian oralit atau larutan gula garam.
b. Kegiatan Pengembangan

Dalam keadaan tertentu Posyandu dapat menambah kegiatan baru, misalnya:


perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular dan berbagai
program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu demikian disebut
dengan Posyandu Plus. Penambahan kegiatan baru tersebut dapat dilakukan bila
cakupan kegiatan utamanya di atas 50%, serta tersedianya sumberdaya yang
mendukung.
Kegiatan bulanan di Posyandu mengikuti pola keterpaduan KB-Kesehatan dengan
KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan lain sesuai dengan
kebutuhan.
6. Stratifikasi Posyandu
Semua Posyandu didata tingkat pencapaiannya, baik dari segi pengorganisasian
maupun pencapaian programnya. Tujuannya adalah melakukan kategorisasi atau
stratifikasi posyandu, yang bisa dikelompokkan menjadi 4 tingkat, yaitu berturut-turut
dari terendah sampai tertinggi sebagai berikut :
a. Posyandu Pratama, dengan warna merah
b. Posyandu Madya, dengan warna kuning
c. Posyandu Purnama, dengan warna hijau
d. Posyandu Mandiri, dengan warna biru
Penggolongan diatas dilakukan atas dasar pengorganisasian dan tingkat
pencapaian programnya, dalam hal ini digunakan 8 indikator yaitu :
a. Frekuensi penimbangan pertahun
Seharusnya posyandu menyelenggarakan kegiatan setiap bulan, jadi bila teratur akan
ada 12 kali penimbangan setiap tahun. Dalam kenyataannya tidak semua posyandu
dapat berfungsi setiap bulan. Untuk itu diambil batasannya 8 kali. Posyandu yang
mapan bila kegiatannya > 8 kali.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yonferizal (2007), yang menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan keaktifan kader dengan intensitas pelayanan posyandu.29
b. Rata-rata jumlah kader pada hari H posyandu
Jumlah kader yang bertugas pada hari H dapat dijadikan indikasi lancar tidaknya
posyandu. Bila jumlah kader 5 orang atau lebih tanda kegiatannya tertangani
dengan baik.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian M. Munir Salham, dkk. (2006) yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara motiasi kader
dan pengguna pada hari buka Posyandu dengan revitalisasi Posyandu, karena
semakin tinggi tingkat motivasi kader dan pengguna semakin tercapai pula upaya
revitalisasi atau sebaliknya.
c. Cakupan D/S
Cakupan D/S dapat dijadikan tolak ukur peran serta masyarakat dan aktivitas
kader atau tokoh masyarakat dalam menggerakkan masyarakat setempat untuk
memanfaatkan posyandu. Peran serta masyarakat dianggap baik bila D/S dapat
mencapai 50 %.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2008), disebutkan bahwa
pengetahuan, sikap, pekerjaan, penghasilan, ketersediaan PMT, kebutuhan,
ketrampilan kader, dan keterjangkauan Posyandu mempunyai hubungan bemakna
terhadap pemanfaatan Posyandu balita di Kota semarang.

d. Cakupan Imunisasi
Cakupan imunisasi dihitung secara kumulatif selama 1 (satu) tahun. Cakupan
kumulatif dianggap baik bila mencapai 50 % keatas.
e. Cakupan ibu hamil
Cakupan pemeriksaan ibu hamil dihitung secara kumulatif selama 1 (satu) tahun.
Batas mapan tidaknya posyandu digunakan angka 50 %.
f. Cakupan KB
Cakupan peserta KB juga dihitung secara kumulatif selama 1 (satu) tahun.
Pencapaian 50 % keatas.

g. Program Tambahan
Posyandu pada mulanya melaksanakan 5 program yaitu : KIA, KB, Perbaikan
Gizi, Imunisasi dan Penaggulangan Diare. Bila telah mantap, maka programnya
dapat ditambahan. Program tambahan disini adalah bentuk upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat seperti : Bina Keluarga Balita, Pos Obat Desa, Pondok
Bersalin Desa, dan sebagainya.
h. Dana Sehat
Dana sehat merupakan wahana untuk memandirikan posyandu. Diharapkan bila
dana sehat telah mampu membiayai posyandu, maka tingkat kemandirian
masyarakat sudah baik.

2.2 PROGRAM PEMINAT KESEHATAN IBU DAN ANAK

Keluarga Sehat – Untuk membentuk keluarga sehat tak lepas dari peranan seorang
ibu sebagai wanita yang mengandung dan melahirkan buah hati. Oleh karena itu, setiap
wanita harus memikirkan kesehatannya apakah dia merencanakan kehamilan. Salah
satu alasannya adalah bahwa sekitar setengah dari seluruh kehamilan yang tidak
direncanakan. Kehamilan yang tidak direncanakan beresiko lebih besar dari kelahiran
prematur dan berat lahir rendah bayi. Alasan lain adalah bahwa, meskipun kemajuan
penting dalam perawatan kedokteran dan kehamilan, sekitar 1 dari 8 bayi lahir terlalu
dini. Para peneliti sedang mencoba untuk mencari tahu mengapa dan bagaimana
mencegah kelahiran prematur. Tetapi para ahli setuju bahwa wanita perlu lebih sehat
sebelum hamil. Dengan mengambil tindakan terhadap masalah kesehatan dan resiko
sebelum kehamilan, anda dapat mencegah masalah yang mungkin mempengaruhi anda
atau bayi anda nanti.

A. Definisi Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )

Upaya Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi
kebidanan, keluarga berencana, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak sekolah.

Pemberdayaan masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat


untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat
darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan
merupakan sistem tolong-menolong yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat,
dalam hal ini penggunaan alat transportasi/komunikasi, pendanaan, pendonor darah,
pencatatan-pemantauan dan informasi KB.

Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat,


pemuka masyarakat, serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan
kesehatan akan dilakukan di taman kanak-kanak.

Keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan
ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi
tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dalam
mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap
kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran
seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya
dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua
terutama ibunya.

Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu
sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga
dewasa, bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah
dengan orang lain seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya.
B. Kegiatan Dalam Program Kesehatan Ibu dan Anak

Ada beberapa kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak, diantaranya :

1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita, dan anak
prasekolah.
2. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.
3. Pemantauan tumbuh kembang balita.
4. Imunisasi Tetanus Toxoid dua kali pada ibu hamil serta BCG, DPT tiga kali, Polio
tiga kali, dan campak satu kali pada bayi
5. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA
6. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak prasekolah untuk macam-macam
penyakit ringan
7. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta
bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari)
8. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi serta
kader-kader kesehatan.

C. Sistem kesiagaan di bidang KIA di tingkat masyarakat terdiri atas :

1.Sistem pencatatan-pemantauan
2.Sistem transportasi-komunikasi
3.Sistem pendanaan
4.Sistem pendonor darah
5. Sistem Informasi KB.

D. Target Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA

Target program adalah meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan


kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat pada tahun 2014 dalam program gizi
serta kesehatan ibu dan anak yaitu :

1. Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care (K1) sebesar 100%.
2. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%.
3. Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%.
4. Pelayanan kesehatan bayi sehingga kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar 90%
dan KN Lengkap (KN1, KN2, dan KN3) sebesar 88%.
5. Pelayanan kesehatan anak Balita sebesar 85%.
6. Balita ditimbang berat badannya (jumlah balita ditimbang/balita seluruhnya (D/S)
sebesar 85%).
7. ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 80%.
8. Rumah Tangga yang mengonsumsi Garam Beryodium sebesar 90%.
9. Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah Darah sebesar 85% dan Balita usia 6-59 bulan
mendapatkan Kapsul Vitamin A sebanyak 85%.
10. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap kepada bayi 0-11 bulan sebesar 90 %.
11. Penguatan Imunisasi Rutin melalui Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional (GAIN)
UCI, sehingga desa dan kelurahan dapat mencapai Universal Child Immunization
(UCI) sebanyak 100%
12. Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mendukung
terwujudnya Desa dan Kelurahan Siaga aktif sebesar 80%

E. Strategi Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Strategi Promosi Peningkatan KIA serta percepatan penurunan AKI dan AKB adalah
melalui Advokasi, Bina Suasana dan Pemberdayaan Masyarakat yang didukung oleh
Kemitraan.

a) Advokasi
Advokasi merupakan upaya strategis dan terencana untuk mendapatkankomitmen dan
dukungan dari para pengambil keputusan dan pihak terkait (stakeholders) dalam
pelayanan KIA.
b) Bina Suasana
Bina Suasana merupakan upaya menciptakan opini publik atau lingkungan sosial, baik
fisik maupun non fisik, yang mendorong individu, keluarga dan kelompok untuk mau
melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait dengan upaya peningkatan
KIA serta mempercepat penurunan AKI dan AKB. Bina suasana salah satunya dapat
dilakukan melalui sosialisasi kepada kelompok-kelompok potensial, seperti organisasi
kemasyarakatan, kelompok opini dan media massa. Bina suasana perlu dilakukan
untuk mendukung pencapaian target program KIA.
c) Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya menumbuhkan kesadaran, kemauan,
kemampuan masyarakat dalam mencegah dan mengatasi masalah KIA. Melalui
kegiatan ini, masyarakat diharapkan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) dan berperan serta dalam pemberdayaan masyarakat di bidang KIA.
d) Kemitraan
Kemitraan dalam penanganan masalah KIA adalah kerjasama formal antara individu-
individu, kelompok-kelompok peduli KIA atau organisasi-organisasi kemasyarakatan,
media massa dan swasta/dunia usaha untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan
KIA di masyarakat.

2.3 GERAKAN SAYANG IBU (GSI)

Gerakan Sayang Ibu adalah Suatu Gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat,
bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui
berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya penurunan angka kematian
ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta penurunan angka kematian bayi. Tim
Pembina GSI (Gerakan Sayang Ibu) Puskesmas melaksanakan pembinaan GSI tahap
kedua. Dalam kesempatan ini ketua tim menyampaikan pentingnya Gerakan Sayang
Ibu dilakukan karena SDM yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan suatu
pembangunan.

Pembentukan kualitas SDM yang berkualitas ditentukan dari janin dalam


kandungan, karena perkembangan otak terjadi selama hamil sampai dengan 5 tahun.
Kesehatan Ibu dan Anak factor paling strategis untuk meningkatkan mutu SDM.

Oleh sebab itu program Gerakan Sayang Ibu, diharapkan menjadi momentum untuk
memperhatikan dan memprioritaskan peningkatan gizi pada ibu hamil. Harapannya Ibu
Sehat, Anak Sehat, Bangsa Kuat dapat terwujud.

2.4 DESA SIAGA


Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi
masalah kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri.

Desa yang dimaksud di sini adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas – batas wilayah, yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan yang diakui dan dihormati dalam Pemerintah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tujuan Desa Siaga

Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

Tujuan umum desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli, dan
tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.

Tujuan khususnya adalah sebagai berikut :

 Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya


kesehatan.
 Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap risiko dan
bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah,
kegawadaruratan dan sebagainya)
 Peningkatan kesehatan lingkungan di desa. Meningkatnya kemampuan dan kemauan
masyarakat desa untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan. 

Ciri-Ciri Desa Siaga

1. Minimal Memiliki pos kesehatan desa yang berfungsi memberi pelayanan dasar
( dengan sumberdaya minimal 1 tenaga kesehatan dan sarana fisik bangunan,
perlengkapan & peralatan alat komunikasi ke masyarakat & ke puskesmas )
2. Memiliki sistem gawat darurat berbasis masyarakat
3. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri
4. Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat 

Sasaran Pengembangan

Sasaran pengembangan desa siaga adalah mempermudah strategi intervensi, sasaran ini
dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut :

1. Semua individu dan keluarga di desa yang diharapkan mampu melaksanakan hidup
sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya
2. Pihak- pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan
keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku
tersebut, seperti tokoh masyarakat termasuk tokoh agama, tokoh perempuan dan
pemuda, kader serta petugas kesehatan
3. Pihak-pihak yang diharapkan memberi dukungan memberi dukungan kebijakan,
peraturan perundang –undangan, dana, tenaga, sasaran, dll, seperti kepala desa, camat,
pejabat terkait, LSM, swasta, donatur, dan pemilik kepentingan lainnya.
Kriteria Pengembangan

Dalam pengembangan desa siaga akan meningkat dengan membagi menjadi empat
kriteria.

1. Tahap bina. Tahap ini forum masyarakat desa mungkin belum aktif, tetapi telah ada
forum atau lembaga masyaratak desa yang telah berfungsi dalam bentuk apa saja
misalnya kelompok rembuk desa, kelompok pengajian, atau kelompok persekutuan
do’a.
2. Tahap tambah. Pada tahap ini, forum masyarakat desa talah aktif dan anggota forum
mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan masyarakat , selain posyandu. Demikian
juga dengan polindes dan posyandu sedikitnya sudah oada tahap madya.
3. Tahap kembang. Pada tahap ini, forum kesehatan masyarakat telah berperan secara
aktif,dan mampu mengembangkan UKBMsesuai kebutuhan dengan biaya berbasis
masyarakat.Jika selama ini pembiyaan kesehatan oleh masyarakat sempat terhenti
karena kurangnya pemahaman terhadap sistem jaminan,masyarakat didorong lagi
untuk mengembangkan sistem serupa dimulai dari sistem yang sederhana dan di
butuhkan oleh masyarakat misalnya tabulin.
4. Tahap Paripurna,tahap ini,semua indikator dalam kriteria dengan siaga sudah
terpenuhi. Masyarakat sudah hidup dalam lingkungan seha tserta berperilaku hidup
bersih dan sehat. 

Keberhasilan Program

Indikator keberhasilan pengembangan desa siaga dapat diukur dari 4 kelompok


indikator, yaitu : indikator input, proses, output dan outcome (Depkes, 2009).

1.    Indikator Input

 Jumlah kader desa siaga.


 Jumlah tenaga kesehatan di poskesdes.
 Tersedianya sarana (obat dan alat) sederhana.
 Tersedianya tempat pelayanan seperti posyandu.
 Tersedianya dana operasional desa siaga.
 Tersedianya data/catatan jumlah KK dan keluarganya.
 Tersedianya pemetaan keluarga lengkap dengan masalah kesehatan yang dijumpai
dalam warna yang sesuai.
 Tersedianya data/catatan (jumlah bayi diimunisasi, jumlah penderita gizi kurang,
jumlah penderita TB, malaria dan lain-lain).

2.    Indikator proses

 Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa (bulanan, 2 bulanan dan sebagainya).


 Berfungsi/tidaknya kader desa siaga.
 Berfungsi/tidaknya poskesdes.
 Berfungsi/tidaknya UKBM/posyandu yang ada.
 Berfungsi/tidaknya sistem penanggulangan penyakit/masalah kesehatan berbasis
masyarakat.
 Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.
 Ada/tidaknya kegiatan rujukan penderita ke poskesdes dari masyarakat.

3.    Indikator Output

 Jumlah persalinan dalam keluarga yang dilayani.


 Jumlah kunjungan neonates (KN2).
 Jumlah BBLR yang dirujuk.
 Jumlah bayi dan anak balita BB tidak naik ditangani.
 Jumlah balita gakin umur 6-24 bulan yang mendapat M P-AS I.
 Jumlah balita yang mendapat imunisasi.
 Jumlah pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo 24 jam.
 Jumlah keluarga yang punya jamban.
 Jumlah keluarga yang dibina sadar gizi.
 Jumlah keluarga menggunakan garam beryodium.
 Adanya data kesehatan lingkungan.
 Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit menular tertentu yang menjadi
masalah setempat.
 Adanya peningkatan kualitas UKBM yang dibina.

4.    Indikator outcome

 Meningkatnya jumlah penduduk yang sembuh/membaik dari sakitnya.


 Bertambahnya jumlah penduduk yang melaksanakan PHBS.
 Berkurangnya jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia.
 Berkurangnya jumlah balita dengan gizi buruk.

2.5 POS KESEHATAN DESA (poskesdes polindes)

Poskesdes adalah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang


dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau menyediakan pelayanan kesehatan
dasar masyarakat desa Poskesdes dibentuk dalam rangka mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat serta sebagai sarana kesehatan yang merupakan
pertemuan antara upaya masyarakat dan dukungan pemerintah.

Pelayanan pokesdes meliputi upaya promotif, preventif dan kuratif yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela.

 Tujuan poskesdes
1. Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan kesehatan di
wilayah desanya
2. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan
3. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap resiko dan bahaya yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa atau KLB serta factor- factor resikonya
4. Tersedianya upaya pemerdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di bidang kesehatan
5. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh masyarakat dan
tenaga professional kesehatan
6. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada di desa
 Ruang lingkup polindes

Ruang lingkup poskesdes meliputi: upaya kesehatan yang menyeluruh mencakup upaya
promotif, preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan
dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela.

 Kegiatan utama poskesdes

Pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans penyakit, surveilans gizi, surveilans


perilaku beresiko dan surveilans lingkungan dan masalah kesehatan lainnya),
penanganan kegawatdaruratan kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap bencana serta
pelayanan kesehatan dasar

Promosi kesehatan, penyehatan lingkungan dll. Kegiatan dilakukan berdasar


pendekatan edukatif atau pemasyarakatan yang dilakukan melalui musyawarah mufakat
yang disesuaikan kondisi dan potensi masyarakat setempat

 Fungsi poskesdes
 Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
 Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko dan masalah kesehatan
 Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan kepada
masyarakat serta meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan
 Sebagai wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada di desa
 Manfaat poskesdes Bagi masyarakat
Memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang dekat. Permasalahan di desa dapat
terdeteksi dini, sehingga bisa ditangani cepat dan diselesaikan, sesuai kondisi potensi
dan kemampuan yang ada.
2.6 KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)

Target Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Target program adalah meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan


kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat dalam program gizi serta kesehatan
ibu dan anak yaitu :

1. Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care (K1) sebesar 100%.
2. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%.
3. Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%.
4. Pelayanan kesehatan bayi sehingga kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar 90%
dan KN Lengkap (KN1, KN2, dan KN3) sebesar 88%.
5. Pelayanan kesehatan anak Balita sebesar 85%.
6. Balita ditimbang berat badannya (jumlah balita ditimbang/balita seluruhnya (D/S)
sebesar 85%).
7. ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 80%.
8. Rumah Tangga yang mengonsumsi Garam Beryodium sebesar 90%.
9. Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah Darah sebesar 85% dan Balita usia 6-59 bulan
mendapatkan Kapsul Vitamin A sebanyak 85%.
10. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap kepada bayi 0-11 bulan sebesar 90 %.
11. Penguatan Imunisasi Rutin melalui Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional (GAIN)
UCI, sehingga desa dan kelurahan dapat mencapai Universal
ChildImmunization  (UCI) sebanyak 100%.
12. Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mendukung
terwujudnya Desa dan Kelurahan Siaga aktif sebesar 80%
 Strategi Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Strategi Promosi Peningkatan KIA serta percepatan penurunan AKI dan AKB adalah
melalui Advokasi, Bina Suasana dan Pemberdayaan Masyarakat yang didukung oleh
Kemitraan.

a.    Advokasi

Advokasi merupakan upaya strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen


dan dukungan dari para pengambil keputusan dan pihak terkait (stakeholders) dalam
pelayanan KIA.

b.   Bina Suasana

Bina Suasana merupakan upaya menciptakan opini publik atau lingkungan sosial,
baik fisik maupun non fisik, yang mendorong individu, keluarga dan kelompok untuk
mau melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait dengan upaya
peningkatan KIA serta mempercepat penurunan AKI dan AKB. Bina suasana salah
satunya dapat dilakukan melalui sosialisasi kepada kelompok-kelompok potensial,
seperti organisasi kemasyarakatan, kelompok opini dan media massa. Bina suasana
perlu dilakukan untuk mendukung pencapaian target program KIA.
c.    Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya menumbuhkan kesadaran, kemauan,


kemampuan masyarakat dalam mencegah dan mengatasi masalah KIA. Melalui
kegiatan ini, masyarakat diharapkan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
dan berperan serta dalam pemberdayaan masyarakat di bidang KIA.

d.   Kemitraan

Kemitraan dalam penanganan masalah KIA adalah kerjasama formal antara


individu-individu, kelompok-kelompok peduli KIA atau organisasi-organisasi
kemasyarakatan, media massa dan swasta/dunia usaha untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan KIA di masyarakat.

2.7 DESA WISMA

Pengertian Dasa Wisma

  Dasa wisma adalah kelompok ibu berasal dari 10 KK (kepala keluarga) rumah yang
bertetangga untuk mempermudah jalannya suatu program. Pengumpulan dana,
kuesioner, tertib administrasi, adalah beberapa contoh tanggungjawab ketua dawis,
untuk kemudian hasilnya diteruskan ke ketua PKK. Kegiatannya diarahkan pada
peningkatan kesehatan keluarga. Bentuk kegiatannya seperti arisan (PKK), pembuatan
jamban, sumur, kembangkan dana sehat (PMT, pengobatan ringan, membangun sarana
sampah dan kotoran). Kelompok Dasa Wisma adalah kelompok yang terdiri dari 10 –
20 kepala keluarga (KK) dalam satu RT. Setelah terbentuk kelompok, maka
diangkatlah satu orang yang memiliki tanggung jawab sebagai ketua.

1. Tujuan Dasa Wisma

Tujuan kelompok Dasa Wisma ini adalah membantu kelancaran tugas-tugas pokok dan
program PKK kelurahan. Kegiatannya diarahkan pada peningkatan kesehatan keluarga.
Bentuk kegiatannya seperti arisan, pembuatan jamban, sumur, kembangkan dana sehat
(PMT, pengobatan ringan, membangun sarana sampah dan kotoran)

Secara umum tujuan dari kegiatan tersebut yang berbasis masyarakat adalah terciptanya
sistem kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini di masyarakat terhadap kemungkinan
terjadinya penyakit dan masalah-masalah kesehatan yang akan mengancam dan
merugikan masyarakat yang bersangkutan.

Dasa Wisma sebagai salah satu wadah kegiatan masyarakat memiliki peran yang sangat
penting dalam pelaksanaan program-program kegiatan gerakan PKK di tingkat
desa,yang nantinya akan berpengaruh pula pada kegiatan gerakan PKK di tingkat
Kecamatan dan Kabupaten.

2. Masalah kesehatan dari Anggota Dasa wisma

Beberapa masalah kesehatan yang menjadi jangkauan kerja dari anggota dasawisma
sebagai berikut :

1. Usaha perbaikan gizi keluarga.


2.  Masalah pertumbuhan anak.
3.  Makanan sehat bagi keluarga.
4. Masalah kebersihan lingkungan.
5. Masalah bencana dan kegawatdaruratan kesehatan termasuk resikon.
6. Masalah kesehatan ibu, bayi dan balita.
7. Masalah penyakit

3. Peran Dasa Wisma

Dasa wisma sebagai kelompok terkecil dari kelompok-kelompok PKK memiliki peran
strategis mewujudkan keluarga sejahtera. Untuk itu, di harapkan agar Dasawisma
menjadi ujung tombak pelaksanaan 10 program pokok PKK dan program pemerintah
karena sebagai mitra.

Banyak hal yang dapat dilakukan melalui dasawisma seperti melaksanakan kegiatan
kerjabakti,  mengadakan lomba mengambil jentiknya sehingga dapat mengantisipasi
munculnya penyakit demam berdarah. Selainitu, terutama dalam hal administrasi,
dengan mengupdate data di setiap kepala keluarga, usaha perbaikan gizi keluarga dan
keluarga berencana (KB). Dengan begitu Keberadaan dasawisma akan mempermudah
koordinasi dan jaringan, sehingga program-program PKK maupun yang melibatkan
PKK dapat berjalan tepat sasaran.

BAB 3

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan


Posyandu dapat disimpulkan sebagai berikut:

Secara kualitatif faktor yang mendorong partisipasi para ibu balita untuk memanfaatkan
pelayanan Posyandu:

A. Adanya dukungan keluarga dalam bentuk mengingatkan para ibu bayi balitauntuk
datang ke Posyandu.
B. Dukungan tokoh masyarakat tidak terlihat. Dukunganpihak kelurahan hanya
memberikan himbauan kepada kader untuk melaksanakan Posyandu. Tidak adanya
keterlibatan tokoh masyarakat untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu.
C. Sarana dan prasarana di PosyanduKenanga 8 masih terbatas. Hal tersebut ditandai
dengan tidak adanya meja dan kursi untukpelaksanaan Posyandu, pelaksanaan
masih dilakukan diteras rumah warga. Keterbatasan untuk pelayanan ibu hamil
juga ditandai dengan tidak adanya tensi meterdan pita LILA.
D. Lokasi Posyandumudah diakses dan tidak membutuhkan biaya transportasi

3.1 SARAN

Kader Posyandu
1.Diharapkan kepada kader Posyandu dalam pelaksanaan Posyandu menerapkan
pelayanan, gencar dalam melakukan sosialisasi tentang Posyandu terkait manfaat,
tujuan, dan tumbuh kembang anak agar semua masyarakat dapat memanfaatkan
program Posyandu dengan maksimal.
2.Diharapkan kepada kader Posyandu lebih memanfaatkan dana operasional
Posyandu secara efektif dan efisien agar pemberian PMT dapat dilakukan rutin
setiap bulanya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Dinkes Propinsi Jawa Timur. Buku Pegangan Kader Posyandu. Subdin PSD,
Surabaya, 2005.
2. Dinkes Propinsi Jawa Timur. Panduan Pelatihan Kader Posyandu. DIPA Program
Perbaikan Gizi Masyarakat, 2006.
3. Depkes RI. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta, 2006.
4. Depkes RI. Modul Surveilans KIA : Peningkatan Kapasitas Agen Perubahan dan
Pelaksanaan Program Kesehatan Ibu dan Anak. Dirjen Bina Kesehatan
Masyarakat, Jakarta, 2007.
5. Hhtp://bandungsari-brebes.sideka.id/2018/10/16/program-kesehatan-ibu-dan-
anak/
6. https://penguyangan.denpasarkota.go.id/berita/read/5009
7. http://puskesmojegedang1.karanganyarkab.go.id/?p=331

Anda mungkin juga menyukai