Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

JEJARING KERJA DI KOMUNITAS

Disusun Oleh Kelompok II:

Nurfalak

Zulkaidah Putri

Ratih R.

YAYASAN PENDIDIKAN GRAHA HUSADA LESTARI

AKBID GRAHA ANANDA T.A 2020/2021

Kata Pengantar

6
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran pelayanan
kesehatan.Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Palu, 16 Agustus 2021

Penulis

7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... 2

DAFTAR ISI ……………………………………………………………...3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………9

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………….. 9

1.3 Tujuan ………………………………………………………………… 9

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Bekerja di Komunitas …………………………………………………10

2.2 Jejaring Kerja Bidan ………………………………………………… 13

2.3 Jejaring Kerja di komunitas ………………………………………….. 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………… 22

3.2 Saran …………………………………………………………………. .22

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 23

BAB I
PENDAHULUAN

8
1.1 Latar Belakang

Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga


dan masyarakat di wilayah tertentu. Kebidanan komunitas
adalah bagian dari kebidanan yangberupa serangkaian ilmu dan
keterampilan untuk memberikan pelayanan kebidanan pada ibu
dan anak yang berada dalam masyarakat di wilayah tertentu.
Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang
berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang
pasiennya sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu
dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, sosial, budaya dan
lingkungan sekitarnya.
Setiap petugas kesehatan yang bekerja dimasyarakat perlu
memahami masyarakat yang di layaninya,baik keadaan budaya
maupun tradisi setempat sangat menentukan pendekatan yang di
tempuh. Pendekatan yang akan digunakan oleh bidan
harusmemperhatikan strategi pelayanan kebidanan dan tugas dan
tanggung jawab bidan agar masyarakat mau membuka hatinya
untuk bekerja sama dengan bidan sehingga tercipta pelayanan
kesehatan yang bermutu di masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat dalam makalah ini yaitu Bagaimanakah Jaringan
Kerja Kebidanan di Komunitas?
1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang jaringan
kerja kebidanan komunitas.

BAB II
PEMBAHASAN

9
2.1 Bekerja di Komunitas

Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan


merupakan bagian atau kelanjutan dari pelayanan kebidanan yang di
berikan rumah sakit. Misalnya: ibu yang melahirkan dirumah sakit
dan setelah 3hari kembali kerumah. Pelayanan dirumah oleh bidan
merupakan kegiatan kebidanan komunitas. Pelayanan kesehatan ibu
dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan melayani kesehatan
ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan
komunitas.Sebagai bidan yang bekerja dikomunitas maka bidan harus
memahami perannya di komunitas, yaitu:

1. Sebagai Pendidik

Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik


dimasyarakat. Sebagai pendidik, bidan berupaya merubah
perilaku komunitas diwilayah kerjanya sesuai dengan
kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh
bidan di komunitas dalam berperan sebagai pendidik
masyarakat antara lain dengan memberikan penyuluhan di
bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu, anak dan
keluarga. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti ceramah, bimbingan, diskusi,
demonstrasi dan sebagainya yang mana cara tersebut
merupakan penyuluhan secara langsung. Sedangkan
penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan poster,
leaf let, spanduk dan sebagainya.

2. Sebagai Pelaksana (Provider)


Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan
pelayanan kebidanan kepada komunitas. Disini bidan

10
bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan.
Sebagaipelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan
teknologi kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai
berikut:
a. Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra
perkawinan.
b. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas,
menyusui dan masa interval dalam keluarga.
c. Pertolongan persalinan dirumah.
d. Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan
dengan resiko tinggi dikeluarga.
e. Pengobatan keluarga sesuaikewenangan.
f. Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan
gangguanreproduksi.
g. Pemeliharaan kesehatan anakbalita.

3. Sebagai Pengelola
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan
kegiatan praktek mandiri. Bidan dapat mengelola sendiri
pelayanan yang dilakukannya. Peran bidan di sini adalah
sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas,
polindes, posyandu danpraktekbidan. Sebagai pengelola
bidan memimpin dan mendayagunakan bidan lain atau
tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah. Contoh:
praktek mandiri/ BPS.

4. Sebagai Penelitian

Bidan perlu mengkaji perkembangankesehatan


pasien yang dilayaninya,perkembangan keluarga dan
11
masyarakat. Secara sederhana bidan dapat memberikan
kesimpulanatauhipotersisdanhasilanalisanya.Sehinggabilap
eraninidilakukanolehbidan, maka ia dapat mengetahui
secara cepat tentang permasalahan komuniti yang
dilayaninya dan dapat pula dengan segera melaksanakan
tindakan.

5. Sebagai Pemberdaya

Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat


dalam memecahkanpermasalahan yang terjadi. Bidan perlu
menggerakkan individu, keluarga dan masyarakat untuk ikut
berperan serta dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri
sendiri, keluarga maupun masyarakat.

6. Sebagai Pembela Klien ( Advocat)

Peran bidan sebagai penasehat didefinisikan sebagai


kegiatan memberi informasi dan sokongan kepada
seseorang sehingga mampu membuat keputusan yang
terbaik danmemungkinkan bagi dirinya.

7. Sebagai Kolaborator

Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program


maupun sektoral.

8. Sebagai Perencana

Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan


individu dan keluarga serta berpartisipasi dalam perencanaan
program di masyarakat luas untuk suatu kebutuhan tertentu
yang ada kaitannya dengan kesehatan. (Syafrudin dan
Hamidah, 2009: 8). Dalam memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat bidan sewaktu-waktu bekerja dalam tim,
12
misalnya kegiatan Puskesmas Keliling, dimana salah satu
anggotanya adalah bidan.

2.2 JaringanKerja Bidan

Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu Puskesmas/


Puskesmas Pembantu, Polindes, Posyandu, BPS, Rumah pasien,
Dasa Wisma, PKK. Di puskesmas bidan sebagai anggota tim
bidan diharapkan dapat mengenali kegiatan yang akan dilakukan,
mengenali dan menguasai fungsi dan tugas masing-masing,selalu
berkomunikasi dengan pimpinan dan anggota lainnya, memberi
dan menerima saran serta turut bertanggung jawab
ataskeseluruhan kegiatan tim dan hasilnya. Di Polindes, Posyandu,
BPS dan rumah pasien, bidan merupakan pimpinan tim/ leader di
mana bidan diharapkan mampu berperan sebagaipengelola
sekaligus pelaksana kegiatan kebidanan di komunitas. (Meilani,
dkk, 2009: 11)

Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan


kerjasama lintas program dan lintassektor. Kerjasama lintas
program merupakan bentuk kerjasama yang dilaksanakan di
dalam satu instansi terkait, misalnya: imunisasi, pemberian tablet
FE, Vitamin A, PMT dansebagainya. Sedangkan kerjasama lintas
sektor merupakan kerjasama yang melibatkan institusi/
departemen lain, misalnya: Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan sebagainya.
2.3 Jejaring Kerja di Komunitas
1) TOMA ( Tokoh Masyarakat)
a) Pengertian
Tokoh masyarakat adalah seseorang yang karena

13
kedudukan sosialnya menerima kehormatan dari
masyarakat atau peerintah.
Tokoh masyarakat juga dapat diartikan sebagai semua
orang yang memiliki pengaruh dimasyarakat setempat
baik yang bersifat formal (ketua RT, RW, Kades dll)
maupun tokoh non formal (tokoh agama, tokoh adat,
tokoh pemuda, kepala suku).
b) Peran Tokoh Masyarakat
 Melaksanakan penggalangan, pemimpin dan
organisasi di masyarakat melalui dialoguntuk
mendapatkandukungan.
 Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengenal dan memecahkan masalah kesehatan
keluarga dengan menggali dan menggerakkan
sumber daya yang dimilikinya.
 Memotivasi atau mendorong masyarakat dalam
hal peningkatan partisipasi masyarakat yang
belum efektif.
c) Kemitraan atau jaringan kerja antara bidan dan tokoh
masyarakat
Jaringan sosial yang berbentuk antara provider/bidan
dengan toma dapat berupa menggerakkan masyarakat
dalam bentuk pengorganisasian masyarakat karena tokoh
masyarakat merupakan merupakan kekuatan yang sangat
besar mampu menggerakkan masyarakat di dalam setiap
uapaya pembangunan.

2) TOGA (Tokoh Agama)

a) Pengertian Tokoh Agama

Tokoh agama ialah sosok yang dihormati karena


14
takaran taqwa dan wawasan agamanya sangat luas
dan mendalam. Orang-orang seperti ini bukan sebagai
pemimpin formal yang dilantik dan ada masa
jabatannya. Melainkan pemimpin sebagai penjaga
sekaligus pemelilhara iman para jamaahnya.

Tokoh agama sebenarnya bukan kehendak dari


orang tersebut,penokohan itu adalah sebuah predikat
atau gelar dari masyarakat sekitarnya yang didasari
dedikasi yang luar biasa menyumbangkan pikiran
danpengabdian untuk urusan dakwah agama tanpa ada
imbalan dan pamrih apapun.

b) Peran tokohagama

Adapun peran tokoh agama antara lain:

 Meliputi pemeliharaan kedamaian,rukun dalam


masyarakat,taat hukum dan perundang
undangan , serta pelayanan dalammasyarakat.

 Menyebarluaskan berbagai kebajikan, ilmu


yang berguna dan ajaranyang berlaku
dimasyarakat tentang kesehatan melalui sisi
agama.

 Pembina umat manusia memegang peranan


yang sangat penting dalam kehidupan
bermasyarakat

c) Jaringan kerja provider dengan Tokoh Agama

Hubungan tokoh agama dengan bidan dapat berupa:

 Tokoh agama membantu bidan untuk lebih

15
mengenal kepercayaan yang
diyakinimasyarakat

 Tokoh agama mengajak bidan untuk ikut


terjun atauberkolaborasi dalam upacara
keagamaan yang ada di masyarakat sehingga
bidan menjadi lebih dekat dan
mengenalkepercayaandimasyarakat

 Tokohagamadanbidanmembuatprogramdankeg
iatandalampelayanan kebidanan yang ada
kaitannya dengan keagamaan. Contohnya:
kegiatan penyuluhan mengenai
hokumberhubungan seksual di usia muda

 Tokoh agama membantu meyakinkan


masyarakat mengenai hal-hal yang masih
dianggapbertentangan dengan agama
oleh masyarakat sehinggamempermudah
tingkat keberhasilan program contohnya
pemasangan KB

3) Pemerintah

a. Pengertian

Pemerintah adalah semua yang mencakup aparatur


negara yang meliputi semua organ-organ, badan atau
lembaga, alat kelengkapan yang menjalankan
aktivitas untuk mencapai suatu tujuan.

b. Jejaring kerja Pemerintah dan Bidan

Beberapa contoh jejaring kerja yang dapat dijalin


antara pemerintah dan bidan seperti:
16
 Pemerintah berperan sebagai penentu
kebijakan dibidang hukum mengenai
wewenang kebidanan dan hak bidan dalam
melakukan program-programtertentu.

 Bidan dan pemerintah menciptakan jaringan


kerja dibidang peningkatan kesehatan
masyarakat melalui program-program
kesehatan contohnya imunisasi

 Pemerintah berperan sebagai penyedia sarana


dan prasarana yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat seperti
puskesmas

 Bidan dan pemerintah menciptakan jejaring


kerja yang dapat digunakan sebagai wadah
advokasi bidan terhadap pemerintah sepertiIBI

 Pemerintah turut berperan dalam mendukung


kemajuan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dengan menyediakan BPJS dan
kartu kesehatan lainnya.

4) KADER

a. Pengertian

Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau


wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk
menanggani masalah-masalahkesehatanperseorangan

17
maupun masyarakat setra untuk bekerja dalam
hubungan yang amat dekat dengan tempat- tempat
pemberian pelayanan kesehatan (who, 1995).
Atau kader dapat diartikan sebagai tenaga sukarela
dalam bidang kesehatan yang langsung dipilih oleh
dan dari masyarakat yang tugasnya membantu dalam
pengembangan kesehatanmasyarakat
b. Peran Kader
Peran Kader memang sangat penting dalam
menjembatani masyarakat khususnya kelompok sasaran
posyandu. Berbagai informasi dari pemerintah lebih mudah
disampaikan kepada masyarakat melalui kader. Karena kader
lebih tanggap dan memiliki pengetahuan kesehatan diatas
rata-rata dari kelompok sasaran posyandu(umar naim, 2008).
Peran kader secara umum adalah melaksanakan kegiatan
pelayanan dan mensukseskan bersama masyarakat serta
merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat desa.
Peran dan fungsi kader tidak lain sebagai pelaku
penggerakan masyarakat.
Menurut Rosenthal peran kader adalah menciptakan
kondisi agar masyarakat dapat meningkatkan kesehatan bagi
masyarakat itu sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar,
sebagai anggota masyarakat yang dipercaya dan
memahami kesehatan. sementara menurut widagdo &
husodo, 2009 peran kader antara lain menjembatani
petugas/ahli kesehatan dengan masyarakat serta
membantu masyarakat mengidentifikasi dan
menghadapi/menjawab kebutuhan kesehatan mereka
sendiri. kader juga diharapkan dapat menyediakan
informasi bagi pejabat kesehatan yang berwenang
mungkin tidak dapat mencapai masyarakat langsung,
18
serta mampu mendorong para pejabat kesehatan di
sistem kesehatan agar mengerti dan merespon
kebutuhan masyarakat. kader dapat membantu
mobilisasi sumber daya masyarakat, mengadvokasi
masyarakat, serta membangun kebutuhan lokal.
c. Jaringan Kerja antara Kader dan Bidan
Bidan dan Kader dapat menjalin atau menciptakan jaringan
kerja seperti di posyandu, polindes, BKB, Pembinaan KPKIA,
Pelaksanaan Kelas Ibu dan Pelaksanaan Kelas Gizi dimana
kader bertanggung jawab dan berperan aktif dalam setiap
kegiatan. Dengan adanyajaringan kerja diantara kader
dan provider tentu kelancaran program lebih terjamin.
adapun tugas kader diposyandu antara lain:

 Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan


posyandu.

 Menyebarluaskan informasi tentang hari buka posyandu


melalui pertemuan warga setempat atau surat edaran.

 Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi


pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan,
pemberian makanan tambahan, serta pelayanan yang
dapat dilakukan oleh kader.

 Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan


petugas lainnya terkait dengan jenis layanan yang akan
diselenggarakan

 Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan


tambahan serta menyiapkan buku-buku catatan kegiatan
posyandu.

5) Dukun Beranak
Selain beberapa kelompok sosial yang telah di bahas sebelumnya
19
provider/bidan juga sangat perlu menciptakan jejaring
kerjadengan dukun beranak/paraji karena untuk mengatasi
angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi tidak cukup
hanya dengan menambahkan tenaga-tenaga terdidik seperti
bidan, dan fasilitas-fasilitas ruangan persalinan, karena
pemecahannya masih akan terasa sulit dan memakan waktu
cukup lama, selain itu juga membutuhkan pembiayaan
cukup besar. Dalam mengatasi hal tersebut akan lebih
praktis jika waktu yang ada digunakan untuk mendidik dan
memanfaatkan tenaga dukun bayi yang telah ada karena
tidak dapat difungkiri bahwa dukun beranak lebih baik
pendekatannya terhadap masyarakat sehingga minat dan
kepercayaan masyarakat lebih banyak mengarah kepada
dukun bayi. Terlebih lagi masih banyaknya masyarakat
yangmasihbegitu percaya dengan mitos dan adat istiadat
setempat. Sehingga dengan melakukan kerjasama
dengan dukun bayidiharapkanprogram yang dijalankan
bidan akan jauh lebih baik kedepannya.
Beberapa contoh kerjasama antara bidan dan dukun
beranak yaitu:
 Melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap paraji
mengenai penambahan wawasan dalam bidang
kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan keluarga
berencana, terutama tentang tanda bahaya pada
kehamilan, persalinan dan nifas
 Menempatkan dan mengalih fungsikan paraji
daripenolong persalinan menjadi mitra dalam
merawat ibudanbayi pada masa nifas
 Mengarahkan dukun saat mendampingipersalinan
 Mengajak paraji bekerja sama dalam menjaring ibu

20
hamil diposyandu.
 Memberikan reward terhadap paraji guna
menjagajaringan kerja yang sudah terbentuk  
 Hadir secara bersama-sama dalam
membantumelakukanpersalinan bagi ibu-ibu yang
melahirkan dimana dukunberperan sebagai
pendamping ibu guna mendukung psikologis ibu.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pelayanan ke bidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan


merupakan bagian atau kelanjutan dari pelayanan k bidanan yang di
berikan rumah sakit. Misalnya: Ibu yang melahirkan di rumah sakit

21
dan setelah 3 hari kembali ke rumah. Pelayanan di rumah oleh bidan
merupakan kegiatan ke bidanan komunitas. Pelayanan kesehatan ibu
dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan melayani kesehatan ibu
dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan
ke bidanan komunitas. 

Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu


puskesmas/puskesamas pembantu, polindes, posyandu, BPS, Rumah
Pasien, Dasa Wisma, PKK, beberapa strategi yang dapat dilakukan
oleh bidan dalam pelayanan kebidanan di komunitas adalah
pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat, pelayanan
berorientasi pada keburuhan masyarakat dan pengunaan atau
pemanfaatan fasilitas dan potensi yang ada di masyarakat.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para
pembaca dapat memahami. Saran dari penyusun agar para pembaca dapat
menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Bapelkes Salaman. 2004. Materi Kesehatan Komunitas. Magelang: Bapelkes

Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC

Syahlan, J.H, 1996. Kebidanan Komunitas. Jakarta: yayasan Bina Sumber Daya
Kesehatan
22
23

Anda mungkin juga menyukai