PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam dewasa terakhir ini angka kematian ibu dan bayi di desa semakin meningkat.
Meningkatnya angka kematian ibu dan bayi didesa disebabkan karena kurangnya
pengetahun masyarakat desa tentang pentingnya menjaga kesehatan. Upayah yang
dilakukan untuk mengurangi peningkatan kematian ibu dan bayi adalah dengan
menempatkan bidan disetiap desa.
Penempatan bidan disetiap desa diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu
dan bayi pada saat proses persalinan, memberikan wawasan kepada masyarakat tentang
pentingnya menjaga kesehatan dan melakukan penelitian terapan dalam bidang
kesehatan sesuai dengan peran dan fungsi bidan.
1. RUMUSAN MASALAH
2. Apa peran dan fungsi bidan sebagai pelaksana?
3. Apa peran dan fungsi bidan sebagai pengelola?
4. Apa peran dan fungsi bidan sebagai pendidik?
5. Apa peran dan fungsi bidan sebagai peneliti?
6. TUJUAN
7. Untuk mengetahui tentang peran dan fungsi bidan sebagai pelaksana.
8. Untuk mengetahui tentang peran dan fungsi bidan sebagai pengelola.
9. Untuk mengetahui tentang peran dan fungsi bidan sebagai pendidik.
10. Untuk mengetahui tenteang peran dan fungsi bidan sebagai peneliti.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN BIDAN
Bidan adalah seorang perempuan yang telah lulus pendidikan kebidan yang diakui oleh
pemerintah. Seorang bidan dalam menjalankan prakteknya mempunyai peran dan
fungsi yaitu sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dak peneliti.
* Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain
di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi dan kader kesehatan
* Melihat dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan keperawatan serta
membina dukun diwilayah atau tempat kerjanya.
Peran dan fungsi bidan sebagai pendidik yaitu seorang bidan dalam menjalankan
tugasnya dapat memberikan penyuluhan kesehatan didaerah bidan itu bekerja yang
melibatkan individu, keluarga, masyarakat desa tentang penanggulangan masalah
kesehatan ibu dan anak serta penyuluhan KB. Disamping itu peranan bidan sebagai
pendidik dapat dilakukan dengan melatih kader PKK termasuk melatih para mahasiswa
bidan serta membimbing dukun bayi.
Peran dan fungsi bidan sebagai peneliti yaitu seorang bidan dalam menjalankan
tugasnya tidak hanya membantu proses persalinan tetapi seorang bidan diharapkan
bisa meneliti tentng kelinan-kelainan yang timbul pada kehamilan atau pada proses
persalinan, setelah diteliti kelainan-kelainan yang timbul pada klien hendaknya seorang
bidan melakukan pencatatan dan pelaporan serta melakukan tindakan evaluasi
selanjutnya atau segera merujuknya kedokter.
Fungsi dan peran bidan hendaknya selalu diterapkan oleh seorang bidan yang
professional agar terciptanya pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, dapat
menanggulangi terjadinya kematian ibu dan anak pada proses persalinan serta bisa
memberikan pengetaahuan kepada masyarakat agar masyarakat bisa menerapkan pola
hidup sehat.
Masyarakat yang tidak mengetahui pentingnya peranan bidan sering kali menyepelekan
dan tidak menjalankan apa yang diberitahukan kepada mereka. Agar seorang bidan
dapat diterima oleh masyarakt, seorang bidan harus bisa melakukan pendekatan
terhadap tokoh-tokoh masyarakat, memahami adat istiadat dan budaya masyarakat
setempat serta bersikap ramah terhadap semua orang.
Seorang bidan yang sudah diterima dalam lingkungan masyarakat hendaknya tetap
dapat memberikan pelayanan yang baik agar masyarakat merasa nyaman dan selalu
mau menjaga kesehatan diri untuk menciptakan masyarakat yang sehat.
Seorang bidan mempunyai peran dan fungsi sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan
peneliti. Sebagai pelaksana seorang bidan mempunyai tugas memberikan pelayanan
kepada anak, remaja, dan wanita pra nikah. Sebagai pengelola seorang bidan
memberikan pelayanan kepada masyarakat serta meningkatkan kemampuan dukun
bayi. Sebagai pendidik seorang bidan dapat memberikan pendidikan dan penyuluhan
kesehatan kepada masyarakat serta membimbing kader dan siswa bidan diwilayah
kerjanya. Sebagai peneliti seorang bidan dapat melakukan penelitian dalam bidang
kesehatan.
Dan agar promosi kesehatan berjalan secara efektif dan efesien maka pesan harus
sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan / masalah sasaran. Sasaran utama promosi
kesehatan adalah masyarakat khususnya perilaku masyarakat. Karena terbatasnya
sumber daya, akan tidak efektif apabila upaya atau kegiatan promosi kesehatan
langsung dialamatkan kepada masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan pentahapan
sasaran promosi kesehatan.
1. PERAN BIDAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
2. Peran Sebagai Advokator
Advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang/ badan organisasi yang di duga
mempunyai pengaruh terhadap keerhasilan suatu program atau kelancaran suatu
kegiatan.
Seminar
Bidan menyampaikan masalah kesehatan menggunakan media dalam bentuk lisan,
artikel, berita, diskusi, penyampaian pendapat untuk membentuk opini public.
Melaksanakan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan
kebidanan.
Membina kader dan kelompok masyarakat
Mentorship dan preseptorsip bagi calon tenaga kesehatan dan bidan baru.
Menentukan diagnosis.
1. b) Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan melibatkan
mereka sebagai klien, mencakup:
Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita dalam masa
pranikah.
upaya upaya advokasi dapa difokuskan untuk membuat perubahan di tingkat lokal,
daerah, atau nasional dengan menargetkan penerimaan informasi dan pelayanan
kesehatan reproduksi bagi para remaja .
Memberikan informasi mengenai HIV & PMS di kalangan remaja, kehamilan dini ,
pendidikan seks bebasis sekolah dan memberikan pelayanan klinik bagi remaja.
o memberikan pandangan akibat yang akan di timbulkan atas keputusan yang ia ambil
Membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah diberikan bersama klien.
1. d) Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinar dengan
melibatkan klien/keluarga, mencakup:
Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa persalinan.
Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengar prioritas masalah.
Membuat rencana tindakan pada ibu selama masa persalinan sesuai dengan prioriras.
Membuat asuhan kebidanan.
Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
1. f) Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan
klien/keluarga, mencakup:
Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas.
Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak
untuk meningkatkan serta mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat.
Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian bersama masyarakat.
Mengoordinir, mengawasi, dan membimbing kader, dukun, atau petugas kesehatan
lain dalam melaksanakan program/kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak-serta
KB.
Bekerja sama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dalam memberi
asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan dan tindak lanjut.
Membina hubungan baik dengan dukun bayi dan kader kesehatan atau petugas
lapangan keluarga berencaca (PLKB) dan masyarakat.
Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang telah
dikaji, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang bersama klien.
Menyiapkan alat serta materi pendidikan dan penyuluhan sesuai dengan rencana
yang telah disusun.
Mengkaji kebutuhan pelatihan dan bimbingan bagi kader, dukun bayi, serta peserta
didik
Menyiapkan alat bantu mengajar (audio visual aids, AVA) dan bahan untuk
keperluan pelatihan dan bimbingan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Melaksanakan pelatihan untuk dukun bayi dan kader sesuai dengan rencana yang
telah disusun dengan melibatkan unsur-unsur terkait.
1. Fungsi Pelaksana
Fungsi bidan sebagai pelaksana mencakup:
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk
mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan
sebagainya).
– Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran dan fungsi sebagai :
o Pelaksana
o Pengelola
o Pendidik
o Peneliti
1. SARAN
Dari penjelasan beberapa poin di atas dapat kita lihat bahwa peran dan fungsi seorang
bidan dalam promosi kesehatan sangat penting untuk melaksanakan program
kesehatan baik pada masa remaja, pra nikah, PUS, masa kehamilan, proses persalinan,
masa nifas, dan usia lanjut.
Semoga beberapa penjelasan diatas dapat menginspirasi kita semua utamanya kita para
mahasiswa kebidanan generasi penerus. Insya Allah Aamiin….
Peran Bidan
Bidan sebagai pelaksana
Sebagai pelaksana bidan memiliki 3 kategori tugas yaitu tugas mandiri, tugas
kolaborasi, dan tugas ketergantungan. Bidan mempunyai tugas mandiri sebagai
pelaksana untuk memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa persalinan
dengan melibatkan klien/ keluarga dan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir. (Heni, P.W., Asmar Y.Z., 2005). Dalam ruang lingkup yang lebih luas dalam hal
ini bidan menolong persalinan, mendukung ibu untuk menyusui termasuk membantu
terlaksananya Inisiasi Menyusu Dini yang benar. ( Utami, R, 2008)
– Klinik laktasi
Bidan dapat bertemu langsung dengan pasangan ibu dan bayi, memeriksa bayi secara
menyeluruh, memeriksa buah dada ibu, dan melakukan pengamatan dengan seksama
cara menyusui bayinya. Dengan demikian dapat diketahui segala masalah pasangan ibu
dan bayinya sehingga dapat diberikan penanggulangan yang sesuai termasuk
perbaikan gizi ibu guna keberhasilan laktasi. Kalau perlu dilakukan kunjungan rumah
oleh bidan. (Soetjiningsih, 2000)
Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan
klien / keluarga.
Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga bercncana.
Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi dan
wanita dalam masa klimakterium dan menopause.
Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga.
2. Tugas kolaborasi kerjasama.
Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan resiko tinggi dan
dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi dengan klien dan keluarga.
Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan
mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan keluarga.
Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi yang mengalami
komplikasi atau kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi yang
melibatkan keluarga.
3. Tugas ketergantungan / merujuk.
Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan
fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil
dengan resiko tinggi dan kegawatdaruratan.
Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam
masa nifas dengan penyulit tertentu dengan keadaan kegawatdaruratan dengan
melibatkan klien dan keluarga.
Memberikan asuhan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatan
yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga.
Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan
kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien /
keluarga.
1. Peran sebagai pengelola
Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk
individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan
melibatkan masyarakat / klien.
Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di
wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan
tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan wilayah kerjanya.
1. Peran sebagai pendidik.
Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga dan
masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang
berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.
Memberikan layanan konsultasi.
Walaupun sudah dipersiapkan dengan baik serta ditambah pelayanan pascanatal yang
sesuai, masih sering timbul masalah menyusui yang perlu ditanggulangi agar laktasi
dapat dipertahankan. Anggota Tim Manajemen Laktasi (TML) akan menjawab serta
memecahkan masalah mengenai pemberian ASI Eksklusif melalui konsultasi yang bila
perlu akan dilanjutkan kunjungan rumah. (Soetjiningsih, 2000)
DAFTAR PUSTAKA
Sofyan, Mustika, Dkk. 2006. 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia. –Cetakan ke VII-
Jakarta : PP IBI.
Estiwidani, Dwana. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.
SoepardanSuryani. 2008. Konsep Kebidanan. Bandung : Penerbit Buku Kedokteran
www.scholar.google.com . Profesionalisme. 2010
http://ayyuchan.blogspot.com/2011/01/makalah-konsep-kebidanan_28.html.jam